karya tulis ilmiah laporan studi kasus asuhan …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 sri rahayu...

117
KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny.R DENGAN POST OPERASI LAPARATOMI ATAS INDIKASI APENDISITIS DIRUANGAN RAWAT INAP BENDAH LANTAI 2 AMBUN SURI RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITINGGI TAHUN 2018 OLEH : SRIRAHAYU OKTAVIANI NIM :1514401030 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 18-Jul-2020

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NyR DENGAN POST OPERASI

LAPARATOMI ATAS INDIKASI APENDISITIS DIRUANGAN

RAWAT INAP BENDAH LANTAI 2 AMBUN SURI

RSUD DrACHMAD MOCHTAR BUKITINGGI

TAHUN 2018

OLEH

SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2018

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NyR DENGAN POST OPERASI

LAPARATOMI ATAS INDIKASI APENDISITIS DIRUANGAN

RAWAT INAP BENDAH LANTAI II AMBUN SURI

RSUD DrACHMAD MOCHTAR BUKITINGGI

TAHUN 2018

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menyelesaikan Pendidikan Program

Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang

OLEH

SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2018

PERINTIS High School of Health Sciences

Diploma of nursing

Script Writing July 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

NURSING CARE IN CLINET NYR WITH POST APENDISITIS IN THE INFANT ROOM

SURGERY FLOOR II RSUD DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V CHAPTER+page 100 + attachment 3

Abstract

Appendixitis is an inflammation caused by infection of the appendix or the worms uk (appendix)

Which because of a blockage of fases stools that over time experience constipation causes

Escherichia coli bacteria have the opportunity to breed in the intestine and become an infection

that berakir on intestinal inflammation in the body of the client who immediately require help or

action Apendiksitis incident at RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi year 2018 from the last 1

year period last 2017 number of cases of Appendicitis The purpose of this report is able to

perform nursing care on appendiksitis The results of case reports found data on NyR ie Clients

said the pain around the abdomen the client said difficult to sleep at night due to pain felt and

difficult for self mobilization the client said only sleep 2-3 hours are often awakened by

abdominal pain clients say anxious with the hospital environment that the weather is hot the

client said scared to move for fear of bloody wound the client said not bathing since 5 days ago

just wiped by the family The results of the study were found to be nursing problems in NyR

namely acute pain associated with physical injury (surgical) postoperative recovery retardation

related mobility barriers sleep disturbance disorders associated with immobilization Based on

the above nursing problem the plan was prepared and carried out the actions of nursing and

evaluation which refers to the objectives and criteria of the results Treatment can be suggested to

the hospital institu- tion to perform client nursing care with appendicitis appropriately and

correctly

Keywords Appendixitis

References (2002-2015)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Program Studi DIII Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah Juli 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NYR DENGAN APENDISITIS DI

RUANGAN RAWAT INAP BEDAH ABUM SURI LANTAI II RSUD

DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V BAB + Halaman 100 +

Abstrak

Apendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (

apendiks ) Yang di karena kan suatu sumbatan fasestinja yang lama kelamaan

mengalami konstipasi menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan

untuk berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada peradangan

usus pada tubuh klien yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan Insiden

apendiksitis di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 dari priode 1 tahun

terakir 2017 jumlah kasus Apendisitis Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu

melakukan asuhan keperawatan pada apendiksitis Hasil laporan kasus ditemukan data

pada NyR yaitu Klien mengatakan nyeri di sekitar abdomenklien mengatakan susah

tidur saat malam hari karena nyeri yang dirasakan dan susah untuk mobilisasi sendiri

klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam sering terbangun karena sakit pada bagian perut

klien mengatakan gelisah dengan lingkungan rumah sakit yang cuacanya panasklien

mengatakan takut untuk bergerak karena takut lukanya berdarahklien mengatakan

belum mandi sejak 5 hari yang lalu hanya dilap oleh keluargaHasil pengkajian tersebut

didapatkan masalah keperawatan pada NyR yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (pembedahan)pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan hambatan

mobilitasgangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasiBerdasarkan masalah

keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan

serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan criteria hasilApendisitis bisa disarankan

kepada instasi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatna klien dengan

apendiksitis secara tepat dan benar

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penyusunan Karya tulis Ilmiah

dapat terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program DIII Keperawatan STIKes

Perintis Padang tahun 2018 dengan Judul ldquoAsuhan Keperawatan pada NyR

Dengan Post Apendisitis Di Ruangan Bedah Lantai II Ambun Suri RSUD

DrAchmad Muctar Bukittinggi Tahun 2018rdquo

Selama penulisan Laporan Studi kasus ini tentunya penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis

demi terselesaikan penulisan Laporan Studi Kasus iniOleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih Kepada

1 Bapak Yendrizal JafriSkpMBiomed selaku ketua STIKes Perintis

Padang

2 Ibu NsEndra AmaliaMKep selaku ketua program Studi DIII Keperawatan

STIKes Perintis Padang

3 NsAldo YulinoMM selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan saran dan petujuk yang sangat bermanfaat sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NyR DENGAN POST OPERASI

LAPARATOMI ATAS INDIKASI APENDISITIS DIRUANGAN

RAWAT INAP BENDAH LANTAI II AMBUN SURI

RSUD DrACHMAD MOCHTAR BUKITINGGI

TAHUN 2018

LAPORAN STUDI KASUS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menyelesaikan Pendidikan Program

Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang

OLEH

SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERINTIS PADANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2018

PERINTIS High School of Health Sciences

Diploma of nursing

Script Writing July 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

NURSING CARE IN CLINET NYR WITH POST APENDISITIS IN THE INFANT ROOM

SURGERY FLOOR II RSUD DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V CHAPTER+page 100 + attachment 3

Abstract

Appendixitis is an inflammation caused by infection of the appendix or the worms uk (appendix)

Which because of a blockage of fases stools that over time experience constipation causes

Escherichia coli bacteria have the opportunity to breed in the intestine and become an infection

that berakir on intestinal inflammation in the body of the client who immediately require help or

action Apendiksitis incident at RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi year 2018 from the last 1

year period last 2017 number of cases of Appendicitis The purpose of this report is able to

perform nursing care on appendiksitis The results of case reports found data on NyR ie Clients

said the pain around the abdomen the client said difficult to sleep at night due to pain felt and

difficult for self mobilization the client said only sleep 2-3 hours are often awakened by

abdominal pain clients say anxious with the hospital environment that the weather is hot the

client said scared to move for fear of bloody wound the client said not bathing since 5 days ago

just wiped by the family The results of the study were found to be nursing problems in NyR

namely acute pain associated with physical injury (surgical) postoperative recovery retardation

related mobility barriers sleep disturbance disorders associated with immobilization Based on

the above nursing problem the plan was prepared and carried out the actions of nursing and

evaluation which refers to the objectives and criteria of the results Treatment can be suggested to

the hospital institu- tion to perform client nursing care with appendicitis appropriately and

correctly

Keywords Appendixitis

References (2002-2015)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Program Studi DIII Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah Juli 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NYR DENGAN APENDISITIS DI

RUANGAN RAWAT INAP BEDAH ABUM SURI LANTAI II RSUD

DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V BAB + Halaman 100 +

Abstrak

Apendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (

apendiks ) Yang di karena kan suatu sumbatan fasestinja yang lama kelamaan

mengalami konstipasi menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan

untuk berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada peradangan

usus pada tubuh klien yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan Insiden

apendiksitis di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 dari priode 1 tahun

terakir 2017 jumlah kasus Apendisitis Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu

melakukan asuhan keperawatan pada apendiksitis Hasil laporan kasus ditemukan data

pada NyR yaitu Klien mengatakan nyeri di sekitar abdomenklien mengatakan susah

tidur saat malam hari karena nyeri yang dirasakan dan susah untuk mobilisasi sendiri

klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam sering terbangun karena sakit pada bagian perut

klien mengatakan gelisah dengan lingkungan rumah sakit yang cuacanya panasklien

mengatakan takut untuk bergerak karena takut lukanya berdarahklien mengatakan

belum mandi sejak 5 hari yang lalu hanya dilap oleh keluargaHasil pengkajian tersebut

didapatkan masalah keperawatan pada NyR yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (pembedahan)pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan hambatan

mobilitasgangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasiBerdasarkan masalah

keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan

serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan criteria hasilApendisitis bisa disarankan

kepada instasi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatna klien dengan

apendiksitis secara tepat dan benar

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penyusunan Karya tulis Ilmiah

dapat terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program DIII Keperawatan STIKes

Perintis Padang tahun 2018 dengan Judul ldquoAsuhan Keperawatan pada NyR

Dengan Post Apendisitis Di Ruangan Bedah Lantai II Ambun Suri RSUD

DrAchmad Muctar Bukittinggi Tahun 2018rdquo

Selama penulisan Laporan Studi kasus ini tentunya penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis

demi terselesaikan penulisan Laporan Studi Kasus iniOleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih Kepada

1 Bapak Yendrizal JafriSkpMBiomed selaku ketua STIKes Perintis

Padang

2 Ibu NsEndra AmaliaMKep selaku ketua program Studi DIII Keperawatan

STIKes Perintis Padang

3 NsAldo YulinoMM selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan saran dan petujuk yang sangat bermanfaat sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

PERINTIS High School of Health Sciences

Diploma of nursing

Script Writing July 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

NURSING CARE IN CLINET NYR WITH POST APENDISITIS IN THE INFANT ROOM

SURGERY FLOOR II RSUD DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V CHAPTER+page 100 + attachment 3

Abstract

Appendixitis is an inflammation caused by infection of the appendix or the worms uk (appendix)

Which because of a blockage of fases stools that over time experience constipation causes

Escherichia coli bacteria have the opportunity to breed in the intestine and become an infection

that berakir on intestinal inflammation in the body of the client who immediately require help or

action Apendiksitis incident at RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi year 2018 from the last 1

year period last 2017 number of cases of Appendicitis The purpose of this report is able to

perform nursing care on appendiksitis The results of case reports found data on NyR ie Clients

said the pain around the abdomen the client said difficult to sleep at night due to pain felt and

difficult for self mobilization the client said only sleep 2-3 hours are often awakened by

abdominal pain clients say anxious with the hospital environment that the weather is hot the

client said scared to move for fear of bloody wound the client said not bathing since 5 days ago

just wiped by the family The results of the study were found to be nursing problems in NyR

namely acute pain associated with physical injury (surgical) postoperative recovery retardation

related mobility barriers sleep disturbance disorders associated with immobilization Based on

the above nursing problem the plan was prepared and carried out the actions of nursing and

evaluation which refers to the objectives and criteria of the results Treatment can be suggested to

the hospital institu- tion to perform client nursing care with appendicitis appropriately and

correctly

Keywords Appendixitis

References (2002-2015)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Program Studi DIII Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah Juli 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NYR DENGAN APENDISITIS DI

RUANGAN RAWAT INAP BEDAH ABUM SURI LANTAI II RSUD

DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V BAB + Halaman 100 +

Abstrak

Apendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (

apendiks ) Yang di karena kan suatu sumbatan fasestinja yang lama kelamaan

mengalami konstipasi menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan

untuk berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada peradangan

usus pada tubuh klien yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan Insiden

apendiksitis di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 dari priode 1 tahun

terakir 2017 jumlah kasus Apendisitis Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu

melakukan asuhan keperawatan pada apendiksitis Hasil laporan kasus ditemukan data

pada NyR yaitu Klien mengatakan nyeri di sekitar abdomenklien mengatakan susah

tidur saat malam hari karena nyeri yang dirasakan dan susah untuk mobilisasi sendiri

klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam sering terbangun karena sakit pada bagian perut

klien mengatakan gelisah dengan lingkungan rumah sakit yang cuacanya panasklien

mengatakan takut untuk bergerak karena takut lukanya berdarahklien mengatakan

belum mandi sejak 5 hari yang lalu hanya dilap oleh keluargaHasil pengkajian tersebut

didapatkan masalah keperawatan pada NyR yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (pembedahan)pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan hambatan

mobilitasgangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasiBerdasarkan masalah

keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan

serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan criteria hasilApendisitis bisa disarankan

kepada instasi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatna klien dengan

apendiksitis secara tepat dan benar

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penyusunan Karya tulis Ilmiah

dapat terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program DIII Keperawatan STIKes

Perintis Padang tahun 2018 dengan Judul ldquoAsuhan Keperawatan pada NyR

Dengan Post Apendisitis Di Ruangan Bedah Lantai II Ambun Suri RSUD

DrAchmad Muctar Bukittinggi Tahun 2018rdquo

Selama penulisan Laporan Studi kasus ini tentunya penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis

demi terselesaikan penulisan Laporan Studi Kasus iniOleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih Kepada

1 Bapak Yendrizal JafriSkpMBiomed selaku ketua STIKes Perintis

Padang

2 Ibu NsEndra AmaliaMKep selaku ketua program Studi DIII Keperawatan

STIKes Perintis Padang

3 NsAldo YulinoMM selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan saran dan petujuk yang sangat bermanfaat sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang

Program Studi DIII Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah Juli 2018

SRIRAHAYU OKTAVIANI

1514401030

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NYR DENGAN APENDISITIS DI

RUANGAN RAWAT INAP BEDAH ABUM SURI LANTAI II RSUD

DRACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI 2018

V BAB + Halaman 100 +

Abstrak

Apendiksitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (

apendiks ) Yang di karena kan suatu sumbatan fasestinja yang lama kelamaan

mengalami konstipasi menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan

untuk berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada peradangan

usus pada tubuh klien yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan Insiden

apendiksitis di RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2018 dari priode 1 tahun

terakir 2017 jumlah kasus Apendisitis Tujuan penulisan laporan ini adalah mampu

melakukan asuhan keperawatan pada apendiksitis Hasil laporan kasus ditemukan data

pada NyR yaitu Klien mengatakan nyeri di sekitar abdomenklien mengatakan susah

tidur saat malam hari karena nyeri yang dirasakan dan susah untuk mobilisasi sendiri

klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam sering terbangun karena sakit pada bagian perut

klien mengatakan gelisah dengan lingkungan rumah sakit yang cuacanya panasklien

mengatakan takut untuk bergerak karena takut lukanya berdarahklien mengatakan

belum mandi sejak 5 hari yang lalu hanya dilap oleh keluargaHasil pengkajian tersebut

didapatkan masalah keperawatan pada NyR yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (pembedahan)pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan hambatan

mobilitasgangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasiBerdasarkan masalah

keperawatan diatas maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan

serta evaluasi yang mengacu pada tujuan dan criteria hasilApendisitis bisa disarankan

kepada instasi rumah sakit untuk melakukan asuhan keperawatna klien dengan

apendiksitis secara tepat dan benar

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penyusunan Karya tulis Ilmiah

dapat terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program DIII Keperawatan STIKes

Perintis Padang tahun 2018 dengan Judul ldquoAsuhan Keperawatan pada NyR

Dengan Post Apendisitis Di Ruangan Bedah Lantai II Ambun Suri RSUD

DrAchmad Muctar Bukittinggi Tahun 2018rdquo

Selama penulisan Laporan Studi kasus ini tentunya penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis

demi terselesaikan penulisan Laporan Studi Kasus iniOleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih Kepada

1 Bapak Yendrizal JafriSkpMBiomed selaku ketua STIKes Perintis

Padang

2 Ibu NsEndra AmaliaMKep selaku ketua program Studi DIII Keperawatan

STIKes Perintis Padang

3 NsAldo YulinoMM selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan saran dan petujuk yang sangat bermanfaat sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nyasehingga penyusunan Karya tulis Ilmiah

dapat terselesaikanKarya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam menyelesaikan tugas akhir Program DIII Keperawatan STIKes

Perintis Padang tahun 2018 dengan Judul ldquoAsuhan Keperawatan pada NyR

Dengan Post Apendisitis Di Ruangan Bedah Lantai II Ambun Suri RSUD

DrAchmad Muctar Bukittinggi Tahun 2018rdquo

Selama penulisan Laporan Studi kasus ini tentunya penulis mendapat banyak

bantuan dari berbagai pihak yang telah mendukung dan membimbing penulis

demi terselesaikan penulisan Laporan Studi Kasus iniOleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih Kepada

1 Bapak Yendrizal JafriSkpMBiomed selaku ketua STIKes Perintis

Padang

2 Ibu NsEndra AmaliaMKep selaku ketua program Studi DIII Keperawatan

STIKes Perintis Padang

3 NsAldo YulinoMM selaku pembimbing akademik yang telah banyak

memberikan saran dan petujuk yang sangat bermanfaat sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

ii

4 Ibu Reni Susanti SkpMKepNsSpKepMB sebagai pembimbing klinik

yang telah banyak memberikan petunjuk arahan yang sangat bermanfaat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus ini

5 Kepada seluruh Staf RSUD DrAchmad Mochtar Bukittinggi yang ikut

membantu dalam mendapatkan data memberikan asuhan keperawatan

kepada klien kelolaan

6 Bapak Ibuk Staf pengajar DIII Keperawatan Stikes Perintis padang yang

telah banyak memberikan ilmu serta yang bermanfaat bagi penulis

7 Teristimewa kepada Ayahanda dan Ibunda serta Kakak AdikDan seluruh

keluarga yang telah memberikan dorongan dan semangat Kepada penulis

baik moril maupun material dorsquoa restu dan kasih saying tulus dalam

menggapai cita-cita

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Studi Kasus Ini masih

sangat sederhana dan jauh dari sempurnaan karena keterbatasan kemampuan

penulisanUntuk itu dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka penulis

mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

pembacaHarapan penulis semonga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat

bagi semua pihakbaik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca di kemudian

hari

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

11 Latar Belakang 1

12 Tujuan Penulis 3

121 Tujuan Umum 3

122 Tujuan Khusus 3

13 Manfaat Penulis 4

131 Rumah Sakit 4

132 Institusi Pendidikan 4

133 Klien dan keluarga 4

134 Penulis 4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis 5

211 Defenisi Appendisitis 5

212 Anatomi Fisiologi 7

213 Klasifikasi 16

214 Etiologi 17

215 Manifestasi klinis 18

216 Patofisiologi disertai Web of caution (WOC ) 20

217 Pemeriksaan penunjang 21

218 Penatalaksaan keperawatan dan medis 22

219 Komplikasi 22

2110 Indikasi dari laparatomi 22

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian 23

222 Diagnosa keperawatan 29

223 Intervensi keperawatan 30

224 Implementasi 37

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

225 Evaluasi 37

BAB III TINJAUAN KASUS

31 Pengkajian 39

32 Diagnosa keperawatan 57

33 Intervensi keperawatan 56

34 Implementasi 61

BAB IV PEMABAHASAN

41 Pengkajian 72

42 Diagnosa keperawatan 73

43 Intervensi keperawatan 75

44 Implementasi 77

45 Evaluasi 79

BAB V PENUTUP

51 Kesimpulan 81

52 Saran 82

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Anatomi usus kecil 11

Gambar 22 Anatomi usus besar 12

Gambar 23 Anatomi apendiks 14

Gambar 24 Woc 20

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

DAFTAR TABEL

Tabel 221 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip26

Tabel 223 Intervensi secara teoritishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 30

Tabel 315 Data biologishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 47

Tabel 3113 Analisa datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 55

Tabel 33 Intervensihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 56

Tabel 34 Implementasi dan Evaluasihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 61

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Pada era Globalisasi saat ini banyak orang yang memiliki pola kebiasaan

makan makanan yang seperti cepat saji rendah serat dan juga makanan

yang pedas ndash pedas Boleh kita lihat kebanyakan atau mayoritas yang

mempunyai kebiasaan pola makan yang tidak sehat itu pada remaja dan

dewasa Sedangkan dari dampak kebiasaan pola makan yang tidak sehat

itu sangat banyak dan bisa menyebabkan orang memiliki penyakit kronik

dan sampai meninggal dunia pada usia masih mudasalah satunya

penyakit yang marak terjadi dikalangan remaja dan dewasa pada saat ini

yaitu apendisitis (Syamsyuhidayat 2005)

Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat

karena usus yang buntu sebenarnya adalah sekum Apendiks diperkirakan

ikut serta dalm system imun sektorik di saluran pencernaan Namun

pengangkatan apendiks tidak menimbulkan efek fungsi system imun yang

jelas (syamsyuhidayat 2005)

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

2

WHO (World Health Organization) menyebutkan insiden apendiksitis di

Asia dan Afrika pada tahun 2015 adalah 48 dan 26 penduduk dari

total populasi Penelitian Asif (2014) di RS Kharian Islamabad di negara

Pakistan pada 220 penderita gejala abdomen akut proporsi apendiksitis

akut memiliki jumlah terbanyak yaitu 214

Dalam periode 2 tahun (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) di

Sumatera Barat khususnya menurut data rekam medis pasien RSUP

DrM Djamil Padang terdapat 199 kasus apendisitisPerjalanan dari mulai

timbulnya gejala menuju perforasi terjadi begitu cepat 20 kasus

perforasi apendiks terjadi 48 jam bahkan dapat 36 jam setelah timbulnya

gejala Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya perforasi sangat cepat

sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serta penanganan yang

tepat dari para dokter

Dalam periode 1 tahun terakir ini (pada bulan januari-november 2017) di

Bukittinggi tepatnya RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggikhususnya

menurut data rekam medis terdapat 156 kasusu apendisitisMayoritas

terkena apendisitis yaitu laki-laki dewasakejadianya begitu cepat dan

perlu diperhatikan lebih dan penanganan yang tepat dari dokter

Sesuai dengan hal diatasappendicitis merupakan masalah yang sangat

serius untuk diatasi maka penulis tertarik mengangkat judul ldquoAsuhan

keperawatan pada pasien gangguan system pencernaan appensitisrdquo

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

3

12 Tujuan

121 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif pada klien

dengan post laparatomi apendiksitis di Ruang Rawat Inap Ambun

Suri Bedah RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018

122 Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan Post

Laparatomi Apendisitis penulis dapat

1 Melakukan pengkajian pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

2 Mampu menegakan diagnose keperawatan pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

3 Mampu menetapkan intervensi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4 Mampu melakukan implenmentasi pada klien dengan

Laparatomi Appendiksitis

5 Mampu melakukan evaluasi pada klien dengan Laparatomi

Appendiksitis

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

4

13 Manfaat Penulis

131 Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi Ruang Rawat Inap Ambun Suri Bedah

RSUDDrAchmad Muchtar Bukittinggi Tahun 2018 untuk

mengetahui cara pemberian asuhan keperawatan pada klien laparatomi

appendiksitis sehingga meningkatkan mutu perawatan Klien rawat

inap

132 Institusi Pendidikan

Sebagai bahan tentang bagaimana menagani ataub melakukan asuhan

keperawatan kasus laparatomi apendiksitis masukan bagi institusi

pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama dalam

bidang asuhan keperawatan

133 Klien dan keluarga

Bagi klien dapat bermanfaat untuk mempercepat pemulihan keadaan

pasca operasi Bagi keluarga dapat menambah pengetahuan tentang

bagaimana menangani penyakit appendisitis

134 Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya

tentang penyakit laparatomi appendisitis

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

21 Konsep Dasar Appendisitis

211 Defenisi Appendisitis

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau

umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu sebenarnya adalah

sekum(caecum) Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut

sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah

komplikasi yang umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Apendisitis merupakan inflamasi akut pada apendisitis verniformis dan

merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat

(BrunnerampSuddarth 2014)

Usus buntu atau apendis merupakan bagian usus yang terletak dalam

pencernaan Untuk fungsinya secara ilmiah belum diketahui secara

pasti namun usus buntu ini terkadang banyak sekali sel-sel yang

berfungsi untuk mempertahankan atau imunitas tubuh Dan bila bagian

usus ini mengalami infeksi akan sangat terasa sakit yang luar biasa

bagi penderitanya (Saydam Gozali 2011)

Apendiks merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjang adalah

10 cm Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi terutama

dibelakang sekum Apendiksitis merupakan penyakit bedah mayor

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

6

yang paling sering terjadi walaupun apendiksitis dapat terjadi setiap

usia (Gruendemann 2006)

Apendiktomi menurut Jitowiyono amp Kristiyanasari (2010) adalah

operasi untuk mengangkat apendiksitis yang dilakukan sesegera

mungkin untuk menurunkan resiko perforasi Jadi appendiktomi adalah

Apendiktomi adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

apendiks harus segera dilakukan tindakan untuk menurunkan risiko

perforasi apendiks peritonitis Sayatan dilakukan pada garis tegak

lurus pada garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior

(SIAS) dengan umbilicus pada batas sepertiga lateral (titik Mc

Burney)

Laparatomi merupakan suatu potongan pada dinding abdomen dan

yang telah didiagnosa oleh dokter dan dinyatakan dalam status atau

catatan medik klien Laparatomi adalah suatu potongan pada dinding

abdomen seperti caesarean section sampai membuka selaput perut

(Jitowiyono 2010)

Bedah laparatomi merupakan tindakan operasi pada daerah abdomen

Laparatomi yaitu insisi pembedahan melalui pinggang (kurang begitu

tepat) tapi lebih umum pembedahan perut (Harjono 1996) Ramali

Ahmad (2000) mengatakan bahwa laparatomi yaitu pembedahan perut

membuka selaput perut dengan operasi Sedangkan menurut Arif

Mansjoer (2000) laparotomi adalah pembedahan yang dilakukan pada

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

7

usus akibat terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus

halus dan usus besar

Jadi dari referensi diatas yang di maksud dengan

apendisitismerupakan suatu peradangan pada bagian usus (Caecum)

yang disebabkan karena ada obstruksi yang mengharuskan

dilakukannya tindakan bedah

212 Anatomi Fisiologi

Beberapa struktur organ pencernaan sebagai berikut menurut

(DrsHSyaifuddin AMK2011)

1 Mulut

Mulut (Oris) merupakan organ yang pertama kali dari saluran

pencernaan yang meluas dari bibir sampai ke istmus fausium yaitu

perbatasan antara mulut dengan faring terdiri dari

a Vestibulum Oris Bagian di antara bibir dari pipi di luar

gusi dan bibir bagian dalamBagian atas bawah

vestibulum dibatasi oleh lipatan membrane mukosa bibir

pipi dan gusi

b Kavitas oris propia Bagian di antara arkus alveolaris

gusi dan gigimemiliki atap yang dibentuk oleh

palantum durum (palatum keras )bagian depan palantum

mole (palantum lunak ) bagian belakang

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

8

2 Gigi

Anatomi gigi

Gigi dan geraham terletak dalam alveolus dentalis dari tulang

maksiladan mandubula Gigi mempunyai satu akar sedangkan

geraham mempunyai 2-3 akarAkar gigi ditutupi oleh semen yang

merupakan bagian tebesar dari gigi yang dilapisi oleh email

Fisiologi gigi

Menguyah makanan pemecahan partikel besar menjadi partikel

kecil yang dapat ditelan tampa menimbulkan tersedakproses ini

merupakan proses mekanik pertama yang dialami makanan pada

waktu lincinkan dan membasahi makanan yang kering dengan

saliva serta mengaduk makanan sampai rata

3 Lidah

Anatomi lidah

lidah terdapat dalam kavum oris merupakan susunan otot serat

lintang kasa dilengkapi dengang mukosa

Fisiologi lidah

Lidah berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut

dengan mengerakan makanan ke segala arah

a Pangkal lidah Terdapat epiglotis yang berfungsi

menutup jalan pernafasab pada waktu menelan supaya

makanan tidak masuk ke jala pernafasan

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

9

b panggal lidah Fungsinya untuk mentukan rasa manis

pahit asam dan asin

c ujung lidah Membatu membolakbalikan makanan

proses berbicara merasakan makan yang dimakan dan

membantu proses menelan

4 Farin

Anatomi faring

Faring terbentang lurus antara basis kranii setinggi vertebrae

servikalis VI kebawah setinggi tulang rawan krikoidea Faring

terbentuk dari jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar)

Fisiologi faring

merupakan orgzn yang menghubungkan rongga mulut

kerongkongan panjangya (kira ndashkira 12 cm)

5 Esofagus

Anatomi esophagus

Esofagus (kerongkongan ) merupakan saluran pencernaan setelah

mulut dan faring Panjangya kira ndashkira 25 cm Posisi vertikel

dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah

rongga dada di belakang trakea

Fisiologi esophagus

Esophagus merupakan struktur organ pencernaan setelah mulut

yang memiliki fungsi

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

10

6 Lambung

Anatomi lambung

Lambung merupakan sebuah kantong muskel yang letaknya antara

esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen dibagian

diagfragma bagian depan pancreas dan limpa Lambung

merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya

gerakan peristaltic terutama di daerah epigaster

Fisiologi lambung

a Fungsi penampungan makanan yang masuk melalui

esophagus menghancurkan makanan dan menghaluskan

makanan dengan gerakan peristaltic lambung dan getah

lambung

b Fungsi bakterisid Oleh asam lambung

c Membantu proses pembentukan eritosit lambung

menghasilkan zat factor intrinsic bersama dengan factor

ekstrinsik dari makana membentuk zat yang disebut

anti ndashanemik yang berguna untuk pertukaran eritrosit

yang disempan dalam hati

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

11

7 Usus Halus

Gambar21UsusHalus(sumber Yenicahyaningrumwordpress)

Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan makanan

yang berpangkal pada pylorus dan berakir pada sekumPanjangnya

kira-kira 6 meter merupakan saluran pencernaan yang paling

panjang dari tempat proses pencernaan dan absorsip pencernaan

bentuk dan susunanya berupaka lipatan melingkarMakanan dalam

intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang

memberikan permukaan yang lebih halus

Fisiologi usus halus

Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat pentig

dari saluran pencernaan karena disini terjadinya proses pencernaan

yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85 dari seluruh

absorpsi fungsi usus halus

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

12

a menyekresikan cairan usus untuk menyempurnakan

pengolahan zat makanan di usus halus

b menerima cairan empedu dan pangreas melalui duktus

kholedukus dan duktus pankreatikus

c mencerna makanan Getah usus dan pangkreas

mengandung enzim pengubah protein menjadi asam

amino karbohidrat menjadi glukosa lemak menjadi

asam lemak gliserol

d Mengabsobsi air garam dan vitamin protein dalam

bentuk asam amino karbohidrat dalam bentuk

monoksida Makanan tersebut dikumpulkan dalam

vena-vena halus lalu dikumpulkan dalam vena besar

bermuara ke dalam vena porta langsung

8 Usus Besar

Gambar 22 Usus Besar (sumber Yenicahyaningrumwordpress)

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

13

Usus besar merupakan saluran pencernaan merupakan usus

berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjang kira-kira

15 -17 meter dan penampangan 5-5 cm Lanjutan usus halus yang

tersusun seperti huruf U terbalik mengililinggi usus halus

terbentang dari valvula ilosekalis sampai ke anus

Fisiologi usus besar

a Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa

massa membentuk massa yang lembek yang disebut

feses

b menyimpan bahan feses

c tempat tinggal bakteri koli

9 Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa latincaecus rdquobutardquo) dalam isitilah

anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus

penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar Organ ini

ditemukan pada mamalia burung dan beberapa jenis reptile

10 Umbai Caciang (Appendiks)

Appendiks adalah organ tambahan pada usus buntu Infeksi pada

organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing

Appendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan

bentuk nanah dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi

rongga abdomen)

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

14

11 Rektum atau anus

Sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakir di

anus Organ ini berfungsi sebagai penyimpanan sementara fases

Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan ditempat yang

lebih tinggi yaitu pada kolon sehingga pada kolon penuh maka dari

itu terjadinya BAB

Anus merupakan lubang diujung saluran pencernaan dimana

bahan limbah keluar dari tubuh Sebagian anus terbentuk dari

permukaan tubuh dan sebagian lainnya dari usus (Syaifudin 2011)

12 Anatomi dan Fisiologi Apendiks

Gambar 23 Apendiks (yayanakhyaWordpresscom)

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung panjangnya kira-

kira 10 cm (4 inci) lebar 03 - 07 cm dan isi 01 cc melekat pada

sekum tepat dibawah katup ileosekal Pada pertemuan ketiga

taenia yaitu taenia anteriormedial dan posterior Secara klinis

apendiks terletak pada daerah McBurney yaitu daerah 13 tengah

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

15

garis yang menghubungkan spina iliaka anterior superior kanan

dengan pusat Lumennya sempit dibagian proksimal dan melebar

dibagian distal Namun demikian pada bayi apendiks berbentuk

kerucut lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya

Persarafan parasimpatis pada apendiks berasal dari cabang nervus

vagus yang mengikuti arteri mesentrika superior dan arteri

apendikularis sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus

torakalis X Oleh karena itu nyeri viseral pada apendisitis

bermula disekitar umbilikus

Fisiologi Apendiks

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari Lendir itu

normalnya dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir

ke sekum Lendir dalam apendiks bersifat basa mengandung

amilase dan musin Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan

oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat

disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA

Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan

terhadap infeksi

Namun demikian pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi

sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali

jika dibandingkan dengan jumlahnya disaluran cerna dan

diseluruh tubuh Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri

secara teratur kedalam sekum Karena pengosongannya tidak

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

16

efektif dan lumennya cenderung kecil maka apendiks cenderung

menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadapinfeksi (

Sjamsuhidayat 2005

213 Klasifikasi

Sedangkan menurut Sjamsuhidayat dan De (2005) apendisitis

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu

1 Apendisitis akut

Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari

oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda

setempat disertai maupun tidak disertai rangsangan peritoneum

lokal Gejala apendisitis akut nyeri samar-samar dan tumpul yang

merupakan nyeri visceral didaerah epigastrium disekitar umbilicus

Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah Umumnya

nafsu makan menurun Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah

ketitik mcBurney Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas

letaknya sehingga merupakan nyeri somatic setempat

2 Apendisitis kronis

Diagnosis apendisitis kronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan

adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu

radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik

Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh

dinding apendiks sumbatan parsial maupun total lumen apendiks

adanya jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan adanya sel

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

17

inflamasi kronik Insiden apendisitis kronik Insiden apendisitis

kronik antara 1-5

214 Etiologi

Penyebab appendicitis adalah adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid submukosa

fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit (Katz 2009

)Apendisitis penyebabnya paling umum adalah inflamasi akut pada

kuadran bawah kanan dari rongga abdomen Kira-kira 7 dari

populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan

dalam hidup mereka pria lebih sering dipengaruhi wanita dan remaja

lebih sering dari pada dewasa Diantara beberapa faktor diatas maka

yang paling sering ditemukan dan kuat dugaannya sebagai penyebab

appendisitis adalah faktor penyumbatan oleh tinjafeces dan

hyperplasia jaringan limfoid

Penyumbatan atau pembesaran inilah yang menjadi media bagi bakteri

untuk berkembang biak Perlu diketahui bahwa dalam tinjafeces

manusia sangat mungkin sekali telah tercemari oleh bakterikuman

Escherichia Coli inilah yang sering kali mengakibatkan infeksi yang

berakibat pada peradangan usus buntu (Anonim2008) Adapun

penyebab lain terhadap apendisitis yaitu

1 Sumbatan lumen

2 Kostipasi (kebiasaan memakan yang rendah serat) tinja yang

keras

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

18

3 Hyperplasia jaringan limfoid

214 Manifestasi Klinis

Manifestasi Klinis menurut Lippicott williams ampwilkins (2011)

Nyeri periumbilikal atau epigastik kolik yang tergeneralisasi maupun

setempat Pada kasus apendisitis dapat diketahui melalui beberapa

tanda nyeri antara lain Rovsingrsquos sign Psoas sign dan Jump sign

a Apendiksitis

1) Nyeri samar-samar

2) Terkadang terasa mual dan muntah

3) Anoreksia

4) Disertai demam dengan suhu 375-385˚C

5) Diare

6) Konstipasi

7) Nilai leukosit meningkat dari rentang normal

b Apendiksitis perforasi

1) Nyeri yang dirasakan di ulu hati kemudian berpindah diperut

kanan bawah lalu nyeri dirasakan diseluruh bagian perut Nyeri

dirasakan terus-menerus dan tidak menjalar nyeri semakin

memberat

2) Mual dan muntah sampai keluar lender

3) Nafsu makan menurun

4) Konstipasi BAB

5) Tidak ada flaktus

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

19

6) Pada auskultasi bising usus normal atau meningkat pada awal

apendisitis dan bising melemah jika sudah terjadi perforasi

7) Demam dengan suhu 375-385˚C

8) Temuan hasil USG Abdomen berupa cairan yang berada

disekitar appendiks menjadi sebuah tanda sonographik

penting

9) Respirasi retraktif

10) Rasa perih yang semakin menjadi

11) Spasma abdominal semakin parah

12) Rasa perih yang berbalik (menunjukan adanya inflamasi

peritoneal)

215 Patofisiologi disertai Web of caution

Appendiks terimflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat

atau tersumbat kemungkinan oleh fekalit (massa dank eras dan fases)

tumor atau benda asing Proses imflamasi meninggkatkan

intraluminal menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat

secara progresif dalam beberapa jamterlokalisasi di kuadrat kanan

bawah dari abdomen Akhirnya appendiks yang terimflamasi menjadi

pus Setelah dilihat penyebab dari appediksitis adalah adanya obstruksi

pada lumen appendikeal oleh apendikolit hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009 )

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

20

Kondisi obtruksi akan meningkat kan tekanan intraluminal dan

peningkatan perkembangan bakteri Hal lain akan terjadi peningkatan

kogesif dan penuruna pada perfusi pada dinding apendiks yang

berkelanjutan pada nekrosis dan imflamasi maka permukaan eksudat

terjadi pada permukaan serosa apendiks (santacroce2009)

Dengan selanjutnya proses obtruksi bakteri akan berproliferasi dan

meningkatkan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrate pada

mukosa dinding apendiks yang disebut dengan apendisitis mukosa

dengan manifestasi ketidak nyamanan abdomen

Sebenarnya tubuh manusia juga melakukan usaha pertahanan untuk

membtasi proses peradangan ini dengan cara menutupi apendiks

dengan omentum dan usus halus sehingga terbentuk massa

periapendikular yang secara salah dikenal dengan istilah infiltrate

apendiks berlanjut kondisi apendiks akan meningkat risiko terjadinya

perforasi dan pembentukan massa periapendikular perforasi dengan

cairan inflamasi dan bakteri masuk ke rongga abdomen lalu

memberikan respon imflamasi berbentuk periotenum atau terjadi pada

peritonitis (Tzanakis 2005)

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

21

216 Pemeriksaan penunjang

1 Laboratorium

Jumlah leukosit diatas 10000 ditemukan pada lebih dari 90 anak

dengan appendicitis akuta Jumlah leukosit pada penderita

appendicitis berkisar antara 12000 - 18000mm3 Peningkatan

persentase jumlah neutrofil (shift to the left) dengan jumlah

normal leukosit menunjang diagnosis klinis appendicitis Jumlah

leukosit yang normal jarang ditemukan pada pasien dengan

appendicitis

2 Pemeriksaan Urinalisis

membantu untuk membedakan appendicitis dengan pyelonephritis

atau batu ginjal Meskipun demikian hematuria ringan dan pyuria

dapat terjadi jika inflamasi appendiks terjadi di dekat ureter

3 Ultrasonografi Abdomen (USG)

Ultrasonografi sering dipakai sebagai salah satu pemeriksaan

untuk menunjang diagnosis pada kebanyakan pasien dengan gejala

appendicitis Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sensitifitas

USG lebih dari 85 dan spesifitasnya lebih dari 90

Gambaran USG yang merupakan kriteria diagnosis appendicitis

acuta adalah appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau

lebih didapatkan suatu appendicolith adanya cairan atau massa

periappendix False positif dapat muncul dikarenakan infeksi

sekunder appendix sebagai hasil dari salphingitis atau

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

22

inflammatory bowel disease False negatif juga dapat muncul

karena letak appendix yang retrocaecal atau rongga usus yang

terisi banyak udara yang menghalangi appendiks

4 CT-Scan

CT scan merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk

mendiagnosis appendicitis akut jika diagnosisnya tidak

jelassensitifitas dan spesifisitasnya kira-kira 95-98 Pasien-

pasien yang obesitas presentasi klinis tidak jelas dan curiga

adanya abscess maka CT-scan dapat digunakan sebagai pilihan

test diagnostik Diagnosis appendicitis dengan CT-scan

ditegakkan jika appendix dilatasi lebih dari 5-7 mm pada

diameternya Dinding pada appendix yang terinfeksi akan

mengeci

217 Penatalaksaan

1 Keperawatan

a Lakukan observasi TTV klien

b Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

c Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan

selama pasien dipuasakan Bila tindakan operas

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

23

22 Konsep Asuhan Keperawatan

221 Pengkajian

1 Indetitas klien

Biasanya indetitas klien terdiri Nama umur jenis kelamin status

agama perkerjaan pendidikan alamat penanggung jawaban juga

terdiri dari namaumur penanggung jawab hubkeluarga dan

perkerjaan

2 Alasan masuk

Biasanya klien waktu mau dirawat kerumah sakit denga keluhan sakit

perut di kuadran kanan bawah biasanya disertai muntah dan BAB

yang sedikit atau tidak sama sekali kadang ndashkadang mengalami diare

dan juga konstipasi

3 Riwayat kehehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya keluhan yang terasa pada klien yaitu pada saat post op

operasi merasakan nyeri pada insisi pembedahan juga bisanya

tersa letih dan tidak bisa beraktivitas atau imobilisasisendiri

b Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya klien memiliki kebiasaan memakan makanan rendah

serat juga bisa memakan yang pedas-pedas

c Riwayat kesehatan keluarga

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

24

Biasanya tidak ada pengaruh ke penyakit keturunan seperti

hipertensi hepatitis DM TBC dan asma

d Pemeriksaan Fisik

Biasanya kesadaran klien normal yaitu composmetis E 4 V5

M6 Tanda-tanda vital klien biasanya tidak normal karena tubuh

klien merasakan nyeri dimulai dari tekanan darah biasanya

tinggi nadi takikardi dan pernafasan biasanya sesak ketika klien

merasakan nyeri

e Kepala

Pada bagian kepala klien bisanya tidak ada masalah kalau

penyakitnya itu apenditis mungkin pada bagian mata ada yang

mendapatkan mata klien seperti mata panda karena klien tidak

bisa tidur menahan sakit

f Leher

Pada bagian leher biasanya juga tidak ada terdapat masalah pada

klien yang menderita apedisitis

g Thorak

Pada bagian paru-paru biasanya klien tidak ada masalah atau

gangguan bunyi normal paru ketika di perkusi bunyinya biasanya

sonor kedua lapang paru dan apabila di auskultrasi bunyinya

vesikuler Pada bagian jantung klien juga tidak ada masalah

bunyi jantung klien regular ketika di auskultrasi Bunyi jantung

klien regular (lup dup) suara jantung ketiga disebabkan osilasi

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

25

darah antara orta dan vestikular Suara jantung terakir (S4)

tubelensi injeksi darah Suara jantung ketiga dan ke empat

disebab kan oleh pengisian vestrikuler setelah fase

isovolumetrik dan kontraksi atrial tidak ada kalau ada suara

tambahan seperti murmur (suara gemuruh berdesir) (Lehrel

1994)

h Abdomen

Pada bagian abdomen biasanya nyeri dibagian region kanan

bawah atau pada titik Mc Bruney Saat di lakukan inspeksi

Biasanya perut tidak ditemui gambaran spesifik Kembung

sering terlihat pada klien dengan komlikasi perforasi Benjolan

perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses

periapedikular

Pada saat di palpasi biasnya abdomen kanan bawah akan

didapatkan peninggkatan respons nyeri Nyeri pada palpasi

terbatas pada region iliaka kanan dapat disertai nyeri lepas

Kontraksi otot menunjukan adanya rangsangan periotenium

parietale Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasaka nyeri

diperut kanan bawah yang disebut tanda rofsing Pada apendisitis

restroksekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk

menemukan adanya rasa nyeri (Sjamsuhidayat 2005)

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

26

2211 Data Biologis

NO AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

Biasanya klien suka makana yang

pedas dan kurang serat

Biasanya porsi makan klien tidak

teratur

Biasanya klien suka makanan pedas

seperti baksomie ayam

Tidak ada pantangan

Biasanya klien sedikit minum air

putih

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diberikan diet

nasi lunak atau bubur

sumsum

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

Biasanya klien diharuskan

banya minum air putih

Tidak ada

Tidak ada

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

27

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN TIDUR

1 Lama tidur

2 Waktu tidur

Biasanya klien tidak pernah Bab

dalam seminggu atau sering diare

Kecoklatan

Khas

Bianya klien mengalamai konstipasi

5-6 xhari

kuning

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

1xhari

Kuning

Khas

biasanya tidak mengalami

konstipasi

4-5 xhari

Bening

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

28

3 Hal yang

mempermudah tidur

4 Kesulitan tidur

PERSONAL HYGINE

1 Mandi

2 Cuci rambut

3 Gosok gigi

4 Potong kuku

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

Tidak ada

2x1minggu

Keadaan tenang

Suara berisiksesak saat tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat belum pernah

potong kuku

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

29

222 Diagnosa Keperawatan Menurut NANDA

Berdasarkan data-data hasil pengkajian diagnose keperawatan yang

biasanya muncul pada klien dengan appendicitis adalah

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (mis Abses

amputasi lukabakar terpotong mengangkat berat trauma

prosedur pembedahan olah raga berlebihah)Domain 12

Kenyamanan Kelas 1 kenyamanan fisik Halaman 469

NANDA

2Pelambatan pemulihan pasca-bedah berhubungan hambatan

mobilitas (199820062013 LOE 21) Domain 11 Keamanan

perlindungan Kelas 2 Cedera fisik Halaman 429

3Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

(19752000) Domain 2 Nutrisi Kelas 1 Makan Halaman 177

4Gangguan pola tidur berhubungan dengan Imobilisasi (1980 1998

2006 LOE 21)Domain 4 Aktivitas Istirahat Kelas 1 Tidur

istirahat Halaman 229

5Risiko Infesksi (1986 2010 2013 LOE 21) Domain 11

Keamanan PerlindunganKelas1InfeksiHalaman405

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

30

223 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens

cidera fisik (mis Abses amputasi

luka bakar terpotong mengangkat

berat trauma prosedur pembedahan

olah raga berlebihah Domain 12

Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri (mata

kurang pencahayaan tanpak

kacau gerakan mata berpencar

atau berada pada satu focus

meringgis)

2 Mengekspresikan perilaku(mis

gelisah merengek menagis

waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

maka diharapkan nyeri

berkurang

Tujuan

Pain Level

Pain control

Comfort level

KH

Mampu mengontrol

nyeri (tahu penyebab

nyeri mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri

mencari bantuan)

Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

dengan menggunakan

manajemen nyeri

Mampu mengenali

nyeri (skala intensitas

frekuensi dan tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi

nonverbal dan

ketidaknyamanan

Gunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman nyeri

pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri

masa lampau

Evaluasi bersama pasien

dan tim kesehatan lain tentang

ketidakefektifan kontrol nyeri

masa Iampau

Bantu pasien dan keluarga

untuk mencari dan

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

31

nyeri)

Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang

menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang

dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan

pencahayan dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi

nyeri

Pilih dan lakukan

penanganan nyeri

(farmakologinonfarmakologi

dan inter personal)

Kaji tipe dan sumber nyeri

untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik

non farmakologi

Berikan anaIgetik untuk

mengurangi nyeri

Evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan

pasien tentang manajemen nyeri

2 Analgesic

Administration

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

32

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum pemberian

obat

Cek instruksi dokter

tentang jenis obat dosis dan

frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik

pilihan rute pemberian dan

dosis optimal

Pilih rute pemberian

secara IV IM untuk pengobatan

nyeri secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

33

analgesik tanda dan gejala

2

Pelambatan pemulihan pasca- bedah

berhubungan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan

perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan

pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali

tingkat energi para

pembedahan yang

ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda vital

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka Drainase

tertutup

3

Ketidak seimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan mencerna

makanan (19752000)

Domain 2 Nutrisi

Kelas 1 Makan

Halaman 177

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selam 3 x 24 jam

Tujuan

Monutrional status

Food and fluid Intake

KH

1 Mampu mengontrol nyeri

pada klien

2 Melaporkan bahwa nyeri

Nutrition Monitoring

BB pasien dalam batas

normal

Monitor adanya penurunan

berat badan

Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa

dilakukan

Monitor interaksi anak atau

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

34

berkurang

3 Mengatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

orangtua selama makan

Monitor lingkungan selama

makan

Jadwalkan pengobatan dan

perubahan pigmentasi

Monitor turgor kulit

Monitor kekeringan rambut

kusam dan mudah patah

Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin

total protein Hb dan kadar

Ht

Monitor pertumbuhan dan

perkembangan

Monitor pucat kemerahan

dan kekeringan jaringan

konjungtiva

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Catat adanya edema

hiperemik hipertonik papila

lidah dan cavitas oral

Catat jika lidah berwarna

magenta scarlet

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

35

4 Gangguan pola tidur berhubungan

denganImobilisasi(198019982006L

OE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas

penyebab

3 Menyatakan tidak mersa

cukup istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam

hari

Pola tidur kualitas

dalam batas normal

Mampu

mengidentifikasi hal-

hal yang meningkan

tidur

1 Manjemen lingkungan

2 pemberian obat

3 Terapi relaksasi

Tarik nafas dalam

4 Memandikan klien

5 memijat klien

6 menajemen nutrisi

7 manajemen nyeri

5

Risiko Infesksi

(198620102013LOE 21)

Domain11 Keamanan

Perlindungan

Kelas 1 Infeksi

Halaman 405

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

Tujuan

Keparahan infeksi

KH

Kontrol Risiko Proses

infeksi

1 Kontrol infeksi

Kontolinfeksi intraoperasi

2 Perlinndungan infeksi

perawatan luka

monitor tanda ndashtanda vital

perawatan luka tidak sembuh

irigasi

manajemen pengobatan

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

36

pemulihan pembedahan

penyembuhan

pemulihan pembedahan

segera setelah operasi

perawatan luka tekan

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

37

224 Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan Tindakan mencakup tindakan mandiri dan

tindakan kolaborasi (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Pada tahap ini perawat menggunakan semua kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post

appendictomy pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya

secara independen Interdependen dan dependen

225 Evaluasi

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana

perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap

asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto amp Wartonah 2011)

Untuk menentukan masalah teratasi teratasi sebagian tidak teratasi

atau muncul masalah baru adalah dengan cara membandingkan

antara SOAP dengan tujuan kriteria hasil yang telah di tetapkan

Format evaluasi mengguanakan

S subjective adalah informasi yang berupa ungkapan yang didapat

dari klien setelah tindakan diperbaiki

O objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan

penilaian pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

dilakukan tindakan

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

38

A analisa adalah membandingkan antara inormasi subjektif dan

objektif dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil

kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah belum teratasi masalah

teratasi sebagian atau muncul masalah baru

P planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa baik itu rencana diteruskan

dimodifikasi dibatalkan ada masalah baru selesai (tujuan tercapai)

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

WOC Apendiksitis

Skema 24 (Sumber Arif Muttaqin Kumala Sari 2011)

Fekalit Benda asing

Tumor apendiks Hiperplansia jaringan

limfoid

Obstruksi pada

lumen apendekeal

oleh apendikolit

Apendiksitis

Peningkatan tekanan intraluminal

dan peningkatan perkembangan

bakteri

Apendisitis

kronis rekuren

Menghambat aliran limfe

Apendiksitis akut

Ulserasi dan infeksi bakteri

pada dinding appendik

Nyeri

Respon sistemik

Respon saraf

terhadap inflamasi Gangguan

gastrointestinal

Asupan nutrisi

tidak adekuat

Mual muntah

kembung

diare anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi

kuarang dari kebutuhan

Respon sistemik

Peningkatan

suhu tubuh

Hipertermi

Keperitonium Trombosis vena intra

luminal

Peritonitis Pembengkakan

dari iskemia Pembedahan

laparatomi

Pasca bedah Resiko infeksi Kerusakan

jaringan

intergumen

Perubahan

pola nutrisi

pasca bedah

Nyeri akut

Distensi abdomen

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

39

BAB III

TINJAUAN KASUS

31 PENGKAJIAN

311 Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Penanggung Jawab

Nama TnA

Pekerjaan Wiraswasta

Umur 41 Tahun

Hub Keluarga Suami

NoMR 499078

Ruangan Rawat Bedah Ambun Suri Lantai 2

Tgl Masuk RS 31 Mai 2018

Tgl Pengkajian 07 Juni 2018

Tgl Operasi 01 Juni 2018

Diagnosa Medis Post Op Laparatomi Apendiksitis

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

40

312 Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul

1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan

bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke

puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa

mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga

mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga

merasakan perutnya padat dan sakit

313 Riwayat Kesehatan

a Riwayat kesehatan sekarang

Saat dilakukan pengkajian pada Tanggal 07 juni 2018 pukul

1200 wib klien mengatakan nyeri pada bagian kanan bawah

perut pasien karena akibat post appendiks klien merasakan

pusing klien juga mengatakan susah bergerak karena insisi

pebedahan Skala nyeri 5 dengan penilaian PQRST yaitu

P (Provokatif ) Klien mengatakan timbul nyeri pada saat

mau bergerak

Q (qualiti ) Klien mengatan nyeri terasa seperti diiris-iris

setiap ingin melakukan aktivitas bergerak

R (radiation ) Klien mengatakan nyeri disekitar area

abdomen

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 53: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

41

S (severity) Klien tanpak meringis skala nyeri 5 nyeri

yang dirasakan klien disertai nadi dan nafas cepat klien

merasa tidak nyaman ketika nyeri datang

T (Time ) Klien mengatakan nyeri terasa hilang timbul

nyeri dirasakan saat mau bergerak

Klien mengatakan sulit untuk tidur karena nyeri yang

dirasakanya sangat mengganggu klien merasakan gelisah

karena cuaca yang panas dan pasien tidak bisa bergerak dengan

bebas klien haya tidur 2-3 jam di malam hari klien merasakan

kuatir dengan kondisinya sekarang ini karena klien

memikirkan anaknya yang tinggal dirumah yang memerlukan

ASI eklusif sehari-hari

b Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan dahulunya pernah mengalami penyakit

magh tetapi hanya berobat di puskesmas saja kebiasaan klien

suka memakan yang pedas ndashpedas sebelumnya pasen tidak

pernah mengalami penyakit yang sama seperti sekarang tetapi

pasien sebulan ini babnya sangat sulit dan sering kesakitan

Klien tidak pernah mengalami operasi pada bagian abdomen

atau bagian tubuh lainya

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 54: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

42

c Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit

yang sama dengan klien tetapi dalam pihak keluarga tepatnya

pada ayah pasien mengalami penyakit asma tetapi keluarga

tidak pernah atau tidak ada mengalami penyakit hipertensi

Diabetes mellittus Hepatitits dan Hipertensi

Genogram

Keterangan

Laki - Laki

Perempuan

Laki ndash Laki meninggal

Perempuan meninggal

pasien

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 55: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

43

314 Pemeriksaan Fisik

Kesadaran Composmetis E 4 V5 M6

Berat badan sehat 54 kg

Berat badan sakit 54 kg

Tinggi Badan 155 cm

Tanda Vital

TD 13090 mmHg

Nadi 120 xmenit

Suhu 367C

Pernafasan 22xmenit

1 Kepala

Rambut

Inspeksi Klien memiliki rambut berminyak

berbentuk agak ikal kusam terlihat agak kotor

terlihat ada ketombe

Palpasi Klien tidak ada teraba benjolan maupun luka

jahitan

Mata

Inspeksi Mata klien tanpak seperti mata panda

terlihat simetris kiri dan kanan

Palpasi Mata klien tidak ada nyeri tekan konjungtiva

anemis sclera ikterik reflek cahaya (++)

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 56: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

44

Telinga

Inspeksi Telinga klien terlihat simetris kiri dan

kanan tidak terlihat luka lecet ada sedikit serumen di

dalam telinga pasien tidak ada terlihat lecet dan

pendarahan

Palpasi Tidak ada nyeri tekan tidak ada terlihat

pembengkakan

Hidung

Inspeksi Hidung klien terlihat bersih tidak ada

pembekakan tidak ada luka lecet terlihat tidak

terpasang NGT

Palpasi Hidung klien tidak ada nyeri tekan

Mulut dan Gigi

Inspeksi Mulut klien terlihat agak kotor ada

terlihat karies tidak ada stomatitis

2 Leher

Inspeksi Simetris kiri dan kanan tidak ada bekas luka

atau jahitan

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada leher pasien tidak

ada teraba kelenjar getah bening dan vena jugularis

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 57: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

45

3 Thorak

Paru-paru

Inspeksi Dada klien terlihat simetris kiri dan

kanan pengerakan dada normal frekuensi nafas 22xi

tidak ada terliahat bekas luka atau lecet

Palpasi Tidak ada pembengkakan pada sekitar dada

pergerakan dada sama ketika klien mengucapkan 7777

getaran dinding dada sama

Perkusi Terdengar bunyi sonor pada kedua lapang

paru

Auskultrasi Bunyi nafas vesikuler normal

whezing(- ) rhonki(-)

Jantung

Inspeksi Ictus kordis tidak terlihat tidak

terdapat sianosis

Palpasi Ictus kordis teraba di ICS 4 linea medio

clavicularis sinistra

Perkusi Terdengar bunyi redup ketika di perkusi

Auskultrasi Bunyi jantung klien regular (I lup II dup)

tidak ada murmur (suara gemuruh berdesir)

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 58: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

46

4 Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark

terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan

terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus

klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen

kanan bawah bekas operasi

5 Punggung

Punggung klien terlihat datar tidak ada bekas luka lecet atau

luka jahittidak ada ciri dekubitus pada klien

6 Ekstremitas

Atas Pada tangan sebelah kiri terlihat terpasang infuse

Bawah Pada kaki tidak ada ngangguan berjalan tidak terlihat

adanya luka lecet atau parises stremart

Kekuatan otot 5555 5555

5555 5555

7 Genetalia

Pada genetalia tidak terpasang kateter dan tidak ada

melakukan pemeriksaan pada area tersebut

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 59: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

47

8 Intergumen

Pada kulit pasien warnanya sawo matang tugor kulit bagus

atau lembabada luka laparatomi sebesar 20 cm

315 Data Biologis

N

O

AKTIVITAS SEHAT SAKIT

1 MAKANAN

Menu

Porsi

Makanan kesukaan

Pantangan

MINUMAN

Jumlah

Minuman kesukaan

Pantangan

ELIMINASI

BAB

Frekuensi

Warna

Bau

Kesulitan

BAK

Frekuensi

Warna

Nasi biasa

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

5-7 gelas hari

Tidak ada

Tidak ada

pantangan

1x dalam 3 hari

Kecoklatan

Khas

Padat

5-6 xhari

Kuning pucat

MS

porsi 3x sehari

Tidak ada

Tidak ada pantangan

1 gelashari

Tidak ada

Tidak ada

1xhari

Kuning

Khas

Lembek

4-5 xhari

Putih bening

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 60: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

48

Bau

Konsistensi

Kesulitan

ISTIRAHAT DAN

TIDUR

Lama tidur

Waktu tidur

Hal yang

mempermudah tidur

Kesulitan tidur

PERSONAL

HYGINE

Mandi

Cuci rambut

Gosok gigi

Potong kuku

Pesing

Cair

Tidak ada

kesulitan

8 jam hari

Pagi dan malam

Keadaan tenang

Suara berisik

2x1hari

2-1xhari

2x sehari

2x1minggu

Pesing

Cair

Tidak ada kesulitan

2-3 jam hari

malam

Keadaan tenang

Suara

berisiksesak saat

tidur

Hanya di lap

1 x selama di rawat

Tidak ada

Selama dirawat

belum pernah

potong kuku

316 Riwayat Alergi

Klien mengatakan ada riwayat alergi debu pada saat dia sudah

melahirkan anak yang paling terakir

317 Data Psikologis

1 Prilaku Verbal

Cara Menjawab Klien tanpak nyambung saat dilakukan

pengkajian

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 61: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

49

Cara Memberikan Informasi Klien memberikan informasi

sangat jelas dan tidak bertele-tele

2 Emosi

Klien sangat bisa dalam mengontrol emosinya klien termasuk

orang yang bisa berfikir dengan rasional

3 Persepsi penyakit

Klien berfikir penyakit yang dideritanya itu suatu pelajaran bagi

klien supaya tidak mau memakan makanan yang pedas ndashpedas

4 Konsep Diri

Klien memiliki konsep diri yang sangat bagus

5 Adaptasi

Klien sangat murah bergaul dengan masyarakat contohnya saja

pada klien yang berada satu ruangan dengan klien

6 Mekanisme pertahanan diri

Klien memiliki pertahan diri kurang bagus Karen dia kurang

mempertahan kan kondisi tubuhnya sendiri agar supaya sehat

318 Data Sosial

1 Pola komunikasi

Klien mengatakan sangat jelas dengan bahasa Indonesia

2 Orang yang dapat membuat nyaman

Klien mengatakan dia sangat nyaman apabila berkumpul keluarga

atau ketika pergi jalan-jan sama keluarga

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 62: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

50

3 Orang yang paling berharga bagi pasien

Klien mengatakan dia sangat mencintai anak dan suaminya

4 Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Klien mengatakan suka bergaul dengan masyarakat klien salah

satu ibuk PKK dan juga rumah klien berada di lingkungan

perumahan

319 Data Spritual

1 Keyakinan

Klien mengatakan dia lebih yakin kepada agama islam yaitu

kepada allah

2 Ketaatan beribadah

Selama dirumah sakit pasien tidak pernah melakukan ibadah

seperti puasa sholat mengaji

3 Keyakinan terhadap penyembuhan

Klien mengatakan sangat yankin bahwa sakitnya itu akan

disembuhkan oleh allah

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 63: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

51

3110 Data penunjang

1 Pemeriksaan darah lengkap

Tanggal pemeriksaan 01-06-2018 (Jumrsquoat)

NO Parameter Hasil Nilai normal

HGB 122 (gdl) Pria(13-16)wanita(12-14)

RBC 438(10ᶺ6ul) Pria(45-55)wanita(40-50)

HTC 368 () Pria(400-480)wanita(370-430)

WBC 2682(10ᶺ3ul) (50-100)

PT 102 Sec (95 -117)

APTT 325 Sec (28-42)

INR 094

HBG 103 (gdl)

RBC 362 (10ᶺ6ul)

HTC 327()

WBC 2280 (10ᶺ3ul)

PLT 631+ (10ᶺ3ul) (150-400)

PCT 057 + ()

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 64: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

52

Kimia Klinik II

Tanggal pemeriksaan 01 ndashJuni -2018

NO Parameter Hasil Hasil Normal

Kalium 301 (35-55) (mᴇql)

Natrium 1314 (135-147) (mᴇql)

Klorida 975 (100-106) (mᴇql)

3111 Data Pengobatan

a Ceftiaxon 2 x 1 hari mg

b Metronidazole 3 x 1 hari mg

c Ranitidin 2 x 1 hari mg

d Keterolak 3 x 30 mg

e Infus RL 500 cc 20 tts

3112 Data Fokus

a Data Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada bagian perut kanan bawah klien

karena insisi pembedahan sudah hari ke enam

2) Klien mengatakan nyeri seperti ditusu-tusuk

3) Klien mengatakan nyeri saat mau bergerak

4) Klien mengatakan tidak nyaman saat nyeri terasa

5) Klien mengatan merasakan pusing saat nyeri terasa

6) Klien mengatakan sulit bergerak karena sakit diarea luka jahitan

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 65: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

53

7) Klien mengatakan gelisah dengan kondisi area pembedahan

8) Klien mengatakan luka berdarah saat mau bergerak

9) Klien mengatakan lingkungan tidak nyaman karena kodisi cuaca

lagi panas

10) Klien mengatakan sudah 7 hari gelisah untuk tidur dari pertama

dirawat sampai sudah operasi

11) Klien mengatakan hanya tidur 2-3 jam pada malam hari

b Data Objektif

1) Klien tanpak meringis kesakitan ketika bergerak

2) Klien tanpak memengang abdomen yang sakit disertai menutup

mata rapat-rapat dan mengigit bibir bawah saat nyeri

3) Klien tanpak nafas cepat

4) Klien tanpak lemas

5) Klien tanpak gelisah karena takut lukanya akan menimbulkan

nyeri

6) Klien tanpak malas untuk mobilisasi

7) Klien tanpak kurang ceria karena kepanasan disebabkan oleh

kondisi cuaca

8) klien tanpak matanya seperti mata panda karena kurang tidur

9) Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 66: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

54

10) Klien tanpak skala nyeri 6

11) TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367 ˚C

12) Klien tanpak lukanya ada bekas berdarah terlihat diperban karena

dipaksa untuk bergerak

13) luka klien laparatomi 20 cm

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 67: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

55

3113 Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1 DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2Klien mengatakan nyeri

seperti ditusu-tusuk

3Klien mengatakan nyeri

saat mau bergerak

4Klien mengatakan tidak

nyaman saat nyeri terasa

5Klien mengatan merasakan

pusing saat nyeri terasa

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak memengang

abdomen yang sakit disertai

Nyeri Akut Agens cedera

fisik

(pembedahan)

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 68: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

56

menutup mata rapat-rapat dan

mengigit bibir bawah saat

nyeri

3Klien tanpak nafas cepat

4Skala nyeri (6)

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

2

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

luka berdarah saat mau

bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

diperbanya

4 klien sudah hari ke 6

setelah operasi

5 Kekuatan otot klien

5 5

5 5

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

Trauma pada

sisi bedah

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 69: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

57

3 DS

1Klienmengatakanlingkun

gan tidak nyaman karena

kodisi cuaca lagi panas

2 Klien mengatakan belum

mandi sejak 5 hari yang

laluhanya dilap oleh

keluarganya

3 Klien mengatakan sudah

7 hari gelisah untuk tidur

dari pertama dirawat sampai

sudah operasi

DO

1 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

disebabkan oleh kondisi

cuaca

2 klien tanpak matanya

seperti mata panda karena

kurang tidur

Gangguan pola

tidur

Halangan

lingkungan

32 Diagnosa Keperawatan

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agens cidera fisik (pembedahan)

2 Pelambatan pemuliah pasca bedah berhubungan dengan trauma pada

sisi bedah

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 70: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

58

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 71: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

56

33 INTERVENSI

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen

cidera fisik (pembedahan)

Domain 12 Kenyamanan

Kelas 1 kenyamanan fisik

Halaman 469 NANDA

Batas Krakteristik

1 Ekspresi wajah nyeri(mata kurang

pencahayaantanpak kacaugerakan

mata berpencar atau berada pada

satu focus meringgis)

2 Mengekspresikan

perilaku(misgelisahmerengekmen

agis waspada)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

Tujuan

Pain Level

Pain Control

Comfrot Level

KH

Mampu mengontrol nyeri

Mampu melaporkan

bahwa nyeri berkurang

Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

Mampu mengenali nyeri

(skala nyeri tanda-tanda

1 Pain Management

Lakukan pengkajian nyeri

secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Observasi reaksi nonverbal

dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi

terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

Kaji kultur yang

mempengaruhi respon nyeri

Ajarkan tentang teknik non

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 72: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

57

nyeri) farmakologi

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan

dokter jika ada keluhan dan

tindakan nyeri tidak berhasil

2 Analgesic Administration

Tentukan lokasi

karakteristik kualitas dan derajat

nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang

jenis obat dosis dan frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesik yang

diperlukan atau kombinasi dari

analgesik ketika pemberian lebih

dari satu

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 73: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

58

Tentukan pilihan analgesik

tergantung tipe dan beratnya

nyeri

Tentukan analgesik pilihan

rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara

IV IM untuk pengobatan nyeri

secara teratur

Monitor vital sign sebelum

dan sesudah pemberian analgesik

pertama kali

Berikan analgesik tepat

waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi efektivitas

analgesik tanda dan gejala

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 74: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

59

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah

berhubungan dengan hambatan mobilitas

(199820062013 LOE 21)

Domain 11 Keamanan perlindungan

Kelas 2 Cedera fisik

Halaman 429

Batasan Karakteristik

1 Hambatan mobilitas

2 ketidaknyamanan

3 Tidak mampu melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x 24 jam

Tujuan

Pemuliahan pembedahan

Penyembuhan

KH

Mencapai kembali tingkat

energi para pembedahan

yang ditandai dengan klien

tanpak mampu

beristirahat

Menujukan pemulihan

insisi pembedahan

1 Perawatan area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Manajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Manajemen nyeri

Bantuan perawatan

diri

Monitor tanda-

tanda vital

Perawatan tirah

baring

Bantuan perawatan

diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 75: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

60

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan

(198019982006LOE 21)

Domain 4 Aktivitas Istirahat

Kelas 1 Tidur istirahat

Halaman 229

Batasan karakteristik

1 Ketidak puasan tidur

2 sering terjaga tanpa jelas penyebab

3 Menyatakan tidak mersa cukup

istirahat

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 24 jam

Tujuan

Anxiety reduction

Comfort level

Rest Extent and patten

Sleep Extentan patten

KH

Jumlah jam tidur dalam

batas normal 6-8 jam hari

Pola tidur kualitas dalam

batas normal

Mampu mengidentifikasi

hal-hal yang meningkan

tidur

Sleep Enhancement

Determinasi efek-efek

medikasi terhadap pola tidur

Jelaskan pentingnya tidur

yang adekuat

Fasilitasiuntuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur (membacaatau

apa kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

Kolaborasi pemberian obat

tidur

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 76: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

61

34 IMPLEMENTASI

NO TGLHARI WAKTU DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 7-Juni -2018

Kamis

1230

Wib

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

2 Analgesic

DS

1 Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut kanan

bawah klien karena insisi

pembedahan sudah hari ke

enam

2 Klien mengatakan sulit

bergerak karena sakit diarea

luka jahitan

3 Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

DO

1 Klien tanpak meringis

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 77: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

62

Administration

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

kesakitan ketika bergerak

2 Klien tanpak lemas

3 Klien tanpak gelisah

karena takut lukanya akan

menimbulkan nyeri

4Skala nyeri (5) area nyeri

di bagian luka laparatomi di

bagian bawah kanan

abdomen

5TTV

TD 13090 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 78: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

63

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah sebagian

teratasi karena

1klien sudah diajarkan

bagaimana cara teknik

nonfarmakologi (teknik

relaksai yaitu dengan tarik

nafas dalam)

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 79: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

64

2klien sudah diberikan

analgesic

PIntervensi dilanjutkan

2 7-Juni -2018

Kamis

1300

WIB

Pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan

area syatan

Control infeksi

Pemberian obat

Perawatan luka(Tuka

verban)

2 Memanajemen nyeri

melakukan teknik

relaksasi

DS

1Klien mengatakan gelisah

dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan luka

berdarah saat mau bergerak

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan ketika bergerak

2Klien tanpak malas untuk

mobilisasi

1 3 Klien tanpak lukanya ada

bekas berdarah terlihat

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 80: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

65

diperbanya

2 Kekuatan otot pasien

5555 5555

5555 5555

3 A Masalah sudah mulai

teratasi

4 1klien sudah mulai

mengerakan tubuhnya

ditempat tidur

5 2klien sudah bisa

melakukan teknik relaksasi

ketika saat mau bergerak

P Intervensi dilanjutkan

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 81: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

66

3 7-Juni -2018

Kamis

1430

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan halangan

lingkungan

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

Ciptakan lingkungan yang

nyaman

DS

1 Klien mengatakan

gelisah dengan kondisi area

pembedahan

2 Klien mengatakan

susah tidur sejak 7 hari

3 Klien mengatakan

lingkungan tidak nyaman

karena kondisi cuaca panas

DO

1 Klien tanpak gelisah

2 Klien tanpak sulit

tidur

3 Klien tanpak kurang

ceria karena kepanasan

A Masalah sebagian tersasi

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 82: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

67

P Intervensi dilanjutkan

1 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

0950

WIB

Nyeri Akut

berhubungan

dengan agen

cidera fisik

(pembedahan)

1 Pain Management

Melakukan pengkajian

nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi

karakteristik durasi

frekuensi kualitas dan faktor

presipitasi

Mengunakan teknik

komunikasi terapeutik untuk

mengetahui pengalaman

nyeri pasien

Mengajarkan tentang

teknik non farmakologi

3 Analgesic

Administration

DS

1Klien mengatakan nyeri

pada bagian perut sebelah

kanan agak sudah mulai

berkurang

2 Klien mengatakan sudah

mencoba berjalan tetapi

masih agak sakit

DO

1Klien tanpak meringis

kesakitan

2 Klien tanpak sudah

mulai berjalan untuk

imobilisasi

3 Skala nyeri sudah

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 83: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

68

Mentukan lokasi

karakteristik kualitas dan

derajat nyeri sebelum

pemberian obat

Mencek instruksi

dokter tentang jenis obat

dosis dan frekuensi

Mecek riwayat alergi

berkurang (3)

4 klien masuk hari ke

7 pasca operasi

5TTV

TD 9060 mmHg

N 120 xi

RR 24 xi

S 367˚C

Terapi yang diberikan oleh

farmasi

Ceftiaxon 2 x 1 hari

mg

Metronidazole 3 x 1

hari mg

Ranitidin 2 x 1 hari

mg

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 84: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

69

Keterolak 3 x 30 mg

Infus RL 500 cc 20

tts

A Masalah sudah teratasi

PIntervensi dihentikan

pasien pulang

2 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Resiko pelambatan

pemulihan pasca

bedah

1 Melakukan Perawatan area

syatan

Control infeksi

Pemberian obat

2 Memanajemen nutrisi

Terapi nutrisi

3 Memanajemen nyeri

Bantuan perawatan diri

Monitor tanda-tanda

vital

1Klien mengatakan

lukanya sudah tidak

berdarah lagi

DO

6 1 klien sudah mulai

berjalan

7 2 luka klien dibersihkan

untuk mau siap pulang

8 3luka klien tanpak sudah

tidak ada berdarah lagi

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 85: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

70

Perawatan tirah baring

Bantuan perawatan diri

Perawatan luka

Drainase tertutup

A Masalah teratasi

P Intervensi intervensi

dihentikan klien pulang

3 8 ndashJuni -2018

Jumrsquoat

1150

WIB

Gangguan pola

tidur berhubungan

dengan imobilisasi

Sleep Enhancement

Mendeterminasi efek-efek

medikasi terhadap pola

tidur

Menjelaskan pentingnya

tidur yang adekuat

Memfasilitasi untuk

mempertahankan aktivitas

sebelum tidur

(membacaatau apa

kebiasaan sebelum tidur)

menciptakan lingkungan

DS

1Klien mengatakan sudah

mulai tidur malam

taditetapi masih terbagun-

bangun

DO

1Mata klien seperti mata

panda

2Klien sudah mulai

tampak bersemangat

A Masalah tersasi

P Intervensi dihentikan

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 86: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

71

yang nyaman

klien pulang

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 87: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

72

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan Asuhan Keperawatan

pada Klien NyR denga Post Apendisitis di Ruangan Rawat Inap Bedah

Lantai II Ambun Suri RSUD DrAchamad Mochtar Bukittinggi Tahun

2018 didapatkan pembahasan sebagai berikut

41 Pengkajian

Berdasarkan Secara teori pada klien NyR ditemukan etiologi dan

tanda genjala yang didapatpenyebab dari apendisitis ini yaitu suatu

sumbatan fasestinja yang lama kelamaan mengalami konstipasi

menyebabkan bakteri Escherichia coli mempunyai kesempatan untuk

berkembang biak dalam usus dan menjadi infeksi yang berakir pada

peradangan usus pada tubuh klienSedangkan pada waktu dikaji

emang sesuai dengan apa yang ada diteoritis dan juga pada tanda

genjala yang didapat di teoritis nyeri pada bagian kuadran kanan

bawah abdomen klien mual muntah konstipasi dan dilihat dari

leukosit klien yang tinggi intinya pada tanda dan genjala yang

terdapat pada teoritis sesuai dengan temuan yang ada pada klien yang

dikelola Pemeriksaan fisik klien tidak ada kesenjanga sama sekali

karena semua klien yang mengalami nyeri sedang salah satu cara

untuk mengenal rentang nyeri klien yaitu

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 88: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

73

Menurut Hayward

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol

dengan aktifitas yang biasa dilakukan

10 Sangat nyeri dan tidak bias dikontrol

Tersebut TTV sangat berpengaruh sekali terhadap tekanan darah

yang tinggi nadi yang cepatnafas yang sesak karena menahan

sakit pada bagian abdomenya dan juga bisa suhu tubuh meningkat

Karena terpengaruh dari nyeri tersebut

42 Diagnosa Keperawata

Pada tinjauan teoritis ditemukan 5 diagnosa keperawatan yang tidak

ada dikasus tapi dia ada di teoritis yaitu

1 Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik

(pembedahan)

2 Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan mobilisasi)

3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

4 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan

5 Resiko infeksi

Diagnosa yang dibuat pada tinjauan kasus ada 3 diagnosa yaitu

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 89: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

74

Diagnosa pertaman Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera

fisik (pembedahan) data yang didapat kan saat pengkajian luka

operasi sudah hari ke 6 luka jahit 20 cm klien tanpak memengang

perutnya lalu meringis gelisah klien tanpak susah untuk bergerak

tanda- tanda vital klien meningkat nadinya 120 xmenit TD

13090 mmHg RR 22xmenit

Diagnosa kedua Pelambatan pemulihan pasca bedah (hambatan

mobilisasi) data yang didapatkan pada saat pengkajian klien

sangat malas untuk mobilisasi luka klien tanpak ada bekas darah

terlihat dari perbanya klien tanpak meringis kesakitan

Diagnosa ketiga Gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan data yang didapat kan pada saat pengkajian

klien mengatakan lingkungan tidak nyaman soalnya klien berada

di ruanga bangsal klien mengatakan sudah 7 hari gelisah tidak

bisa tidur yaitu dari pertama masuk rumah sakit klien tanpak

kurang ceria mata klien tanpak seperti mata panda karena kurang

tidur Diagnosa yang tidak ada di tinjauan kasus ada 2 yaitu

1 Resiko infeksi

2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna

makanan

Kenapa tidak dibuat karena tidak ada data yang mendukung untuk

menengakan diagnosa tersebut penulis hanya membuat sesuai

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 90: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

75

dengan kebutuhan klien dan dari data yang di dapatkan hasil

pengkajian

43 Intervensi (Rencana Asuhan Keperawatan)

Dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan penuli

menggunakan rencana keperawatan berdasarkan standar NIC-NOC-

NANDADalam kasus rencana keperawatan yang muncul

diantaranya adalah

Untuk diagnosa Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan) dilakukan intervensi Pain Mangement dan

Analgesic Administration yang berdasarkan pada tinjauan teoritis ada

11 rencana keperawatan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensikualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 91: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

76

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Sedangkan menurut tinjauan kasus ada 11 rencana keperawatan

yang dilaksanakan yaitu

1 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

3 Bantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti

suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Kurangi factor presipitasi nyeri

6 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

7 Ajarkan tentang teknik non farmakologi Napas dalam

relaksasi distraksi kompres hangatdingin

8 Kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Tingkatkan istirahat

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 92: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

77

10 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic

pertama kali

Dari hasil perbandingan antara rencana tindakan menurut tinjauan

teoritis dengan tinjauan kasus sesuai antara teoritis dengan kasus

apendiksitis

Untuk diagnosa Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas ada 3 rencana asuhan keperawatn yaitu

sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus Untuk diagnose gangguan

pola tidur berhubungan dengan halangan lingkungan ini rencana

asuhan keperawatanya sesuai dengan teoritis dan tinjauan kasus

44 Implementasi

Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun dan sesuai dengan

kondisi NyR Diagnosa keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan

agens cidera fisik dan implementasi yang telah dilakukan yaitu

1 Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi karakteristik durasi frekuensi kualitas dan factor

presipitasi

2 Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 93: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

78

3 Membantu klien dan keluarga klien untuk mencari dan

menemukan dukungan

4 Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan pencahayaan dan kebisingan

5 Mengurangi factor presipitasi nyeri

6 Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

intervensi

7 Mengajarkan tentang teknik relaksasi

Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan

pertahankan bahu tetap rileks dada bagian atas tidak

bergerak dan biarkan rongga perut bergerak naik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan mengucupkan bibir

Lakukan 3-4 kali

Pada tarikn nafas ke 4 keluarkan nafas secara

maksimal

Tarik nafas secara maksimal tahan sampai 3-5 detik

Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut

dengan menguncupkan bibir

Ulangi 5-10 kali lakukan sehari 3-4 kali

8 Melakukan kolaborasi dalam pemberian analgetik

9 Meningkatkan istirahat

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 94: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

79

10 Meberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri

berapa lama nyeri akan berkurang dan antispasi ketidak

nyamanan dari prosedur

11 Memonitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesic pertama kali

Untuk diagnose Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan

dengan hambatan mobilitas implementasi yang dilakukan yaitu

1 Melakukan perawatan area syatan

Terlebih dahulu dikaji apakah ada tanda-tanda infeksi

Setelah itu melakukan penukaran perban setiap hari

Memperhatikan luka jahitanya kebersihanya

2 Manajemen Nyeri dengan menggunakan teknik relaksasi

Untuk diagnosa gangguan pola tidur berhubungan dengan

halangan lingkungan implementasi yang dilakukan yaitu

1 Ciptakan lingkungan yang nyaman

2 Menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat

3 Memfasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum

tidur (membacaatau apa kebiasaan sebelum tidur)

45 Evaluasi

Setelah dilakukan implementasi selama 1x24 jam dari kamis (07

Juni 2018 ) sampai hari sabtu (09 Juni 2018)didapatkan hasil

bahwa NyR Mengalami kemajuan dimana NyR merasakan nyeri

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 95: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

80

sudah berkurang dengan skala nyeri menjadi 3NyR sudah bisa

berjalan dan bisa mandi sendiri

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 96: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

81

BAB V

PENUTUP

51 Kesimpulan

Dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien NyR dengan apendiksitis

dapat disimpulkan bahwa apendisitis merupakan penyakit peradangan pada

usus buntu atau umbai cacing yang mengalami konstipasi fases sehingga

menyebabkan penyumbatan dan memberikan kesempatan kepada bakteri

Escherichia coli berkembang biak sehingga menjadi infeksi akibat dari

infeksi akan menimbulkan nyeri akut pada bagian kanan bawah abdomen

itu merupakan posisi letak umbai cacing tersebutMaka dari itu penulis

melakukan asuhan keperawatan kepada klien NyR yaitu dari hasil

1 Pengkajian yang dilakukan terdapat klien memang mengalami

nyeri akut pada kuadran kanan bawah abdomen klien terdapat juga

klien mengalami konstipasi terhadap fases selama beberapa bulan

sampai klien pada saat itu dibawa ke rumah sakit dengan keluhan

lain seperti muntah dan susah tidur karena nyeri pada abdomen

2 Diagnosa yang ditemukan pada klien diambil dari keluhan klien

dan data yang ada pada klien

Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera fisik (

prosedur pembedahan)

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 97: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

82

Pelambatan pemulihan pasca bedah berhubungan dengan

hambatan mobilitasi

Gangguan pola tidur berhubungan dengan halangan

lingkungan

3 Intervensi yang dilakukan kepada klien berdasarkan pada

prioritas

masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada

teoritis dapat ditegakan pada kasus kelolaan karena rencana

tindakan pada kasus harus disesuaikan dengan kebutuhan klien

atau keluhan klien

4 Implementasi yang dilakukan kepada klien berdasarkan

kebutuhan klien tidak semua tindakan harus di implementasikan

karena itu hanya membuang waktu saja maka dari itu penulis

hanya melakukan implementasi sesuai kebutuhan klien

5 Evaluasi hampir semua mencapai perkembangan meski

pencapaian belum optimal karena intervensi dan implementasi

dihentikan karena klien pulang maka untuk mencapai hasil yang

optimal juga perlu adanya kerjasama antara penulis dengan

klien keluarga dan tim kesehatan lainya

52 Saran

1 Bagi penulis

Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis

dalam memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 98: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

83

dengan post laparatomi atas indikasi apendiksitis dan sebagai salah

satu syarat menyelesaikan pendidikan program studi DIII

keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes ) Perintis

Padang

2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar

mengajar khususnya tentang Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi

Kasus dan memberikan sumbangan pikiran terhadap post

laparatomi atas indikasi apendiksitis yang kiranya dapat berguna

sebagai informasi awal

3 Bagi Institusi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan terutama bagi

perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah

melakukan asuhan keperawatan pada klien post operasi laparatomi

atas indikasi apendiksitis kebijakan dalam rangka upaya

peningkatan mutu pelayanan keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 99: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

DAFTAR PUSTAKA

Akhyar yayan 2008 Apendisitis diakses 19 April 2012 from httpwww

Yayanakhyar Wordpresscom20080929apendisitis

Anonim 2008 Iso farmakoterapi 288-294 PTISFI Penerbitan Jakarta

Arif Muttaqin amp Kumala Sari 2011Gangguan Gastrointestinal(Aplikasi asuhan

keperawatan medical bedah)JakartaSalemba medika

Birnbaum BA Wilson SR 2000 Appendicitis at the millenium Radiology

215337-348

Braunwald E Hauser S1 Jameson Jl 2005 Harrisonrsquos Prinsiple Of Internal

Medicine 16th Ed New York The Mc Graw-Hill Companies

Brunner amp Suddarth 2013 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta EGC

Brunner Suddarth (2014) Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12 Jakarta ECG

Brunner dan Suddarth (Ed8 Vol 12) Alih bahasa oleh Agung

Waluyohellip(dkk) EGC Jakarta

httpyenicahyaningrumwordpresscomipa-viiisistem-pencernaan-pada

manusiasistem-pencernaanorgan-sistem-pencernaanampxid

Jurnal Kesehatan Tadulako Vol 2 No 2 Juli 2016 1-72

MTucker 1998 Standart Perawatan Pasien Proses KeperawatanDiagnosa

dan Evaluasi Edisi 5 Volumr 3JakartaEGC

Nurarif Amin Huda amp Hardhi Kusuma 2015 Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis amp NANDA NIC-NOC Jogja Mediaction

Publishing

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 100: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

RSUP DrM Djamil Padang (1 Januari 2015 sd 31 Desember 2016) kasus

apendisitis data rekam medis

Santacroce R Craig S 2007 Appendicitis Available from

httpwwwemedicinecom [Accessed on May 30th 2010]

Silent W Acute Appendicitis And Peritonitis In Kasper D1 Fauci As Longo

D1

Sjamsuhidajat R dan De Jong W 2005 Buku Ajar Ilmu Bedah Jakarta EGC

Sjamsuhidajat amp de jong 2010 Buku Ajar Ilmu BedahJakarta EGC

Smeltzer Suzanne C dan Bare Brenda G 2002 Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah

Syamsuhidayat R Jong WD 2004 Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi II Jakarta

EGC

Syaifuddin 2011 Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi

2 Jakarta Salemba Medika

T Heather Herdman Shigemi Kamitsuru alih bahasa Budi Anna Keliat 2015

Diagnosa Keperawatan Definisi amp klasifikasi 2015=2017 Jakarta EGC

Tzanakis NE et al 2005 A New Approach to Accurate Diagnosis of Acute

Appendicitis world journal of surgery April 2005 1151-1156

Williams L amp Wilkins 2011 Nursing Memahami Berbagai Macam Penyakit

Alih Bahasa Paramita Jakarta PT Indeks

WHO World Health Statistics 2015 World Health Organization 2015

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 101: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

OLEH SRIRAHAYU OKTAVIANI

NIM 1514401030

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 102: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Appendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus

buntu atau umbai cacing ( apendiks ) Usus buntu

sebenarnya adalah sekum(caecum) Infeksi ini bisa

mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan

tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang

umumnya berbahaya ( Wim de Jong et al 2010)

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 103: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Adanya obstruksi pada lumen

appendikeal oleh apendikolit

hyperplasia folikel limfoid

submukosa fekalit (material garam

kalsium debris fekal ) atau parasit

(Katz 2009)

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 104: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Lakukan observasi TTV klien

Baringkan pasien dalam posisi semi fowler

Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi

gangguan selama pasien dipuasakan Bila tindakan

operas

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 105: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Identitas Klien

Nama NyR

Umur 33 Tahun

Jenis kelamin Perempuan

Status Nikah

Agama Islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga

Pendidikan SMA

Alamat JlPintu Kabun

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 106: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Alasan Masuk

Klien masuk ke IGD pada tanggal 31 Mai 2018 hari Kamis pukul 1530 Wibdengan alasan masuk perut sakit pada bagian kanan bawah sejak 5 hari yang lalu sebelumnya pasien berobat ke puskesmas lalu setelah memakan obat dari puskesmas pasien merasa mual dan muntah Klien mengatakan pusing dan lemaspasien juga mengatakan tidak pernah BAB selama 5 hari setelah itu pasien juga merasakan perutnya padat dan sakit

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi

Page 107: KARYA TULIS ILMIAH LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN …repo.stikesperintis.ac.id/148/1/26 SRI RAHAYU OKTAVIANI.pdf · LAPORAN STUDI KASUS ... said the pain around the abdomen, ... abdominal

Abdomen

Inspeksi Perut terlihat buncit terlihat strechmark terlihat luka jahitan dan panjang luka 20 cm kondisi jahitan terlihat bersih

Auskultrasi Di dengar kan dengan stetoskop bising usus klien 9xi

Perkusi Ada terdengar suara timpani ketika di perkusi

Palpasi Nyeri tekan pada bagian abdomen kanan bawah bekas operasi