8qvxulqwulqvln 3xwul2nwdyldql ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-mk-putri...

19
1 Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Upload: others

Post on 19-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

1

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 2: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

2

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 3: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

3

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 4: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

4

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Puisi Ar Ritsa Karya Al-Khansa

Putri Oktaviani

Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424,

Indonesia

[email protected]

Abstrak

Bangsa Arab adalah bangsa yang sangat besar dan berbudaya. Banyak peninggalan- peninggalan

bersejarah yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati, baik itu bangunan fisik maupun

tulisan-tulisan berseni tinggi. Salah satunya adalah karya sastra Arab yang berasal dari zaman

Jahiliyah yaitu mulai dari satu setengah abad atau dua abad sebelum Islam hingga zaman Modern

yaitu mulai abad 13 H. Pada zaman Jahiliyah, puisi (As-syi‟ir) merupakan karya yang menempati

posisi tertinggi. Salah satu penyair terkenal meski bukan termasuk al mu‟allaqat ketika itu

adalah Al-Khansa yang memiliki banyak karya diantaranya puisi yang bertemakan ar-ritsa

(ratapan). Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

dengan menggunakan metode studi literatur kepustakaan dan analisis struktural terhadap puisi

tersebut. Puisi ar-ritsa karya Al-Khansa adalah bukti bahwa ia merupakan penyair wanita yang

memiliki kelebihan karena keindahan kata-katanya dan mudah dimengerti. Puisi Al-Khansa

merupakan puisi zaman Jahiliyah yang masih terikat aturan pembuatan puisi zaman Jahiliyah

yaitu memiliki wazan atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan keunikan dalam

penempatan awal larik yang beragam, ada yang dimulai dari pinggir kanan, ada yang dimulai

dari tengah.

Kata kunci: Al khansa;Ar ritsa;Ekstrinsik;Instrinsik;Puisi

Abstract

Arab nation is a nation that is very great and cultured. Many historic relics that are still can be

enjoyed, are building physical and high artistic writings. One is the work of Arabic literature

from the Jahiliya era which is from a half a century or two centuries before Islam to the Modern

era starting from the 13th century H. In the Jahiliya era, poetry (As-syi'ir) is a work of the highest

position. One of the famous poet, although not including al mu'allaqat, was Al-Khansa who has

many works of poetry on the theme of which ar Ritsa (lament). This paper is made to explain the

intrinsic and extrinsic elements of poetry ar-ritsa by Al-khansa using structural analysis of the

literature and the poetry. Poetry ar-ritsa by Al-Khansa is proof that she was poetess who had the

advantage of the beauty of her words and simple to understand. Al-Khansa poetry is poetry that

still bound the Jahiliya era rules of poetry-making era Jahiliya that has wazan or bahr (prosody

or rhythm following the old style) and uniqueness in the initial placement of a diverse array,

there are starting from the right edge, there is the beginning of the middle.

Keywords: Al Khansa;Ar Ritsa; Extrinsic; Intrinsic;Poetry

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 5: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

5

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987

1. Konsonan

No Arab Latin

Tidak ا 1

dilambangkan

b ب 2

t ث 3

ṡ د 4

j ج 5

ḥ ح 6

kh ر 7

d د 8

ż ر 9

r س 10

z ص 11

s س 12

sy ش 13

ṣ ص 14

ḍ ض 15

No Arab Latin

ṭ ط 16

ẓ ظ 17

„ ع 18

G غ 19

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 6: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

6

F ف 20

Q ق 21

K ن 22

L ل 23

M و 24

25 N

26 W

27 H

' ء 28

Y ي 29

2. Vokal Pendek

= a خ kataba

= i س م su'ila

yażhabu ز س u = س

3. Vokal Panjang

qāla ل ل ā = ...ا

م ī = اي qīla ل

س لس ū = ا yaqūlu مس

4. Diftong

ai = اي kaifa

ل au = ا ḥaula د

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 7: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

7

Latar belakang

Bangsa Arab adalah bangsa yang sangat besar dan berbudaya. Banyak peninggalan-

peninggalan bersejarah yang sampai sekarang masih dapat kita nikmati, baik itu bangunan

fisik maupun tulisan- tulisan berseni tinggi. Salah satunya adalah karya sastra Arab yang

berasal dari zaman Jahiliyah, yaitu mulai dari satu setengah abad atau dua abad sebelum Islam

hingga zaman Modern yaitu mulai abad ke-13 H. Sastra dalam bahasa disebut juga dengan

nama adab. Adab (sastra) dalam bukunya Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab terbagi

menjadi dua yaitu al-adab alwasfi dan al-adab al-insya‟i. Al-adab al-wasfi adalah karya

sastra deskriptif atau nonimajinatif atau nonfiksi, yang termasuk karya sastra ini yaitu sejarah

sastra (tarikh adab), kritik sastra (naqd al-adab), dan teori sastra (nazariyah al-adab).

Sedangkan karya sastra aladab al-insya‟i adalah karya sastra kreatif atau fiksi, yang termasuk

karya sastra ini yaitu puisi (as-syi‟ir), prosa (nasr) dan drama (al-masrahiyyah).

Pada zaman Jahiliyah, puisi (As-syi‟ir) merupakan karya yang menempati posisi

tertinggi. Menurut Ahmad Asy-Syayib, puisi adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan

atau bahr (mengikuti prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian

akhir baris/satr) serta unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan

dibandingkan prosa.1 Dahulu orang Arab mengatakan انعشب إ انشعش دا

/innasy syi‟ru diiwaanul „arab/

“Sesungguhnya puisi itu merupakan diwan bangsa Arab”. Maksud diwan dalam

ungkapan tersebut adalah “catatan” bahwa puisi mencatat berbagai hal tentang tata krama,

adat istiadat, agama dan peribadatan mereka serta keilmuan mereka sendiri dalam puisi.2 Pada

umumnya puisi Arab pada masa Jahiliyah mendeskripsikan keberadaan kemah, hewan

sebagai kendaraan tunggangan, kehidupan mewah para bangsawan agar dengan begitu para

1 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 10

2 Males Sutiasumarga, Kesusastraan Arab Asal Mula dan Perkembangannya, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2000),

hlm. 5.

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 8: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

8

pujangga mendapatkan imbalan materi dan pujian tertentu, alam sekitar, keberanian seseorang

atau sekelompok kabilah, atau kecantikan seorang wanita pujaan.

Pada zaman Jahiliyah terdapat beberapa tema puisi yang sering digunakan : Al-

Hamasat adalah tema puisi yang mengagung-agungkan kepahlawanan seseorang, Al-Fakhr

yaitu tema puisi yang membangga-banggakan kelebihan yang dimiliki oleh penyair atau

sukunya, Al-Madah yaitu tema puisi yang berisi pujian kepada seseorang, Ar-Ritsa yaitu tema

puisi yang mengungkapkan rasa putus asa, kepedihan seseorang. Al-Hija‟ yaitu tema puisi

yang berisi tentang kebencian, kemarahan atau ketidaksukaan penyair terhadap seseorang atau

suku lain, Al-Wasfu yaitu tema puisi yang mendeskripsikan tentang keadaan alam yang ada di

sekitar penyair, Al- Ghazal yaitu tema puisi yang membicarakan tentang wanita, dan Al-

I‟tidzar yaitu tema puisi yang menyatakan permintaan maaf agar diampuni.3

Bagi bangsa Arab, para penyair memiliki kedudukan yang tinggi, Keputusan yang

dikeluarkan oleh seorang penyair akan selalu dilaksanakan. Bagi mereka seorang penyair

merupakan penyambung lidah yang dapat mengungkapkan kebanggaan dan kemuliaan

mereka. Ibnu Rasyik dalam bukunya yang berjudul „Umdah, mengatakan:

“Biasanya setiap kabilah bangsa Arab yang mendapatkan seorang pemuda yang dapat

merangkum sebuah gubahan puisi, maka anggota kabilah itu berdatangan untuk

memberi ucapan selamat, dan mereka menyediakan berbagai aneka macam makanan.

Sementara kaum wanita pun ikut berdatangan sambil memainkan rebana seperti yang

biasa mereka mainkan dalam sebuah acara perkawinan. Kaum laki-laki, baik yang tua

maupun yang muda, sama-sama bergembira. Karena mereka beranggapan bahwa

penyair adalah seorang pembela kabilah dari serangan dan ejekan penyair dari kabilah

lain, dan penyair itu pasti akan menjaga nama baik kabilahnya sendiri, yang akan

mengabadikan kebanggaan-kebanggaan mereka dan yang akan menyebarluaskan

kebaikan-kebaikan mereka. Kebiasaan tidak memberikan sambutan hangat, kecuali

kepada anak bayi yang baru dilahirkan ibunya, kepada seorang penyair, dan kepada

kuda kesayangan.”

Masyarakat Jahiliyah sering mengadakan festival sastra secara periodik. Ada festival

sastra mingguan, bulanan, dan tahunan. Mereka juga membuat apa yang yang sekarang

disebut dengan pasar seni. Di pasar seni ini para pujangga saling unjuk kemampuan dalam

3 Bahrudin Achmad, Sejarah Kesusasteraan Arab e-Book, (Bekasi: Bahrudin Blog, 2011), hlm. 21

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 9: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

9

bersastra. Di antara pasar seni yang paling bergengsi pada zaman Jahiliyah adalah pasar Dzu

al-Majaz, yang terletak di daerah Yanbu‟, dekat Sagar (kini termasuk wilayah Madinah);

pasar seni Dzu al-Majinnah di sebelah barat Mekkah, dan pasar seni „Ukadz yang terletak di

timur Mekkah, antara Nakhlah dan Tha‟if. Di tiga tempat ini, masyarakat Jahiliah

melangsungkan festival seni selasa selama 20 hari, sejak bulan Dzulqaidah.4

Di pasar „Ukadz para penyair berlomba mendendangkan karya-karya mereka di depan

dewan juri yang terdiri dari sejumlah pujangga yang telah memiliki reputasi. Karya-karya

puisi yang dinyatakan sebagai yang terbaik akan ditulis dengan tinta emas di atas kain yang

mewah, kemudian akan digantungkan di dinding Ka‟bah, yang kemudian dikenal dengan

istilah al-Mu‟allaqat (puisi-puisi yang digantungkan pada dinding Ka‟bah). Sejarah sastra

Arab mencatat sepuluh penyair al-Mu‟allaqat, yaitu Umru al-Qais bin Hujrin bin al-Harits al-

Kindi, Zuhair bin Abi Sulma, an-Nabigah adz-Dzibyani, al-A'sya al-Qaisi, Lubaid bin Rabi'ah

al-Amiri, Amr' bin Kultsum at-Taghlibi, Tharafah bin Abdul Bakri, Antarah bin Syaddad al-

Absi, al-Harits bin Hiliziah al-Bakri, dan Umayyah bin ash-Shalt. Penyair Jahiliah lain yang

sangat terkenal, tetapi tidak termasuk penyair al-Mu‟allaqat, adalah al-Khansa' (w. 664,

penyair wanita dari kabilah Mudhar yang akhirnya memeluk Islam), al-Khutaiyah (w.679,

juga berasal dari kabilah Mudhar dan masuk Islam), Adi bin Rabi'ah (w. 531, dikenal dengan

nama al-Muhalhil), Sabit bin Aus al-Azdi (w.510, dikenal dengan nama asy-syanfari).5

Penjelasan di atas setidaknya memberikan rasa penasaran untuk menggali lebih dalam

akan keindahan puisi di zaman Jahiliyah. Bukan hanya karena keindahan kata-kata yang

tercipta namun lebih ke makna dan kisah yang tersembunyi di dalam puisi tersebut. Oleh

karenanya artikel ini akan membahas unsur instrinsik dan ekstrinsik dari salah satu karya

besar seorang penyair wanita satu-satunya di zaman tersebut yaitu puisi عظت صخش

/‟idzoomatu shakr/ karya penyair Al Khansa yang bertemakan Ar- Ritsa (ratapan).

Tinjauan Teoritis

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Puisi bermakna ragam sastra yang bahasanya

terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan menurut Ahmad

4 Bahrudin Achmad, Sejarah Kesusasteraan Arab e-Book, (Bekasi: Bahrudin Blog, 2011), hlm. 23

5Bahrudin Achmad, Sejarah Kesusasteraan Arab e-Book, (Bekasi: Bahrudin Blog, 2011), hlm. 26

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 10: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

10

Asy-Syayib, puisi adalah ucapan atau tulisan yang memiliki wazan atau bahr (mengikuti

prosodi atau ritme gaya lama) dan qafiyah (rima akhir atau kesesuaian akhir baris/satr) serta

unsur ekspresi rasa dan imajinasi yang harus lebih dominan dibanding prosa.6 Menurut Dr

Maman Lesaman dalam bukunya yang berjudul Kritik Sastra Arab dan Islam yang dimaksud

puisi adalah seni sastra yang menggambarkan kehidupan sebagaimana yang dirasakan oleh

seorang penyair, yang dibangun dengan struktur, perasaaan, dan imajinasi. Dalam puisilah

mereka mencatat kesan- kesan dan ringkasan pengalaman dalam kehidupan, mengungkapkan

perasaan dan masalah- masalah pribadi mereka yang telah lalu.7 Sedangkan tema puisi ar-

Ritsa adalah tema puisi yang mengungkapkan rasa putus asa, kepedihan dan kepedihan

seseorang.8

Metode penelitian

Metode penelitian dalam penulisan makalah ini dilakukan dengan metode studi

literatur/ kepustakaan yang bersifat kualitatif. Metode ini bersifat deskriptif dan induktif yang

lebih menekankan pada analisis puisi dengan menggunakan analisis struktural dan pendekatan

secara objektif. Analisis struktural adalah analisis yang melihat bahwa unsur-unsur struktur

puisi itu saling berhubungan secara erat, dan saling menentukan makna, karena sebuah unsur

tidak akan mempunyai makna apabila ia terlepas dari unsur-unsur lainnya. Struktur dalam

karya sastra merupakan unsur-unsur yang bersistem, adanya hubungan antar unsur yang

timbal balik, saling menentukan, saling berkaitan, dan saling bergantung. Pendekatan secara

objektif adalah pendekatan terhadap suatu karya sastra, dalam hal ini puisi, sebagai struktur

yang mencakup pada dirinya sendiri.9

Pembahasan

Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Puisi Karya Al Khansa

1. Puisi karya Al Khansa عظمة صخر /„izamatu ṣakhar/

6 Sukron Kamil, Teori Kritik Sastra Arab (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 10

7 Dr. Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam (Depok: FIB UI, 2010), hlm. 88

8 Bahrudin Achmad, Sejarah Kesusasteraan Arab e-Book (Bekasi: Bahrudin Blog, 2011), hlm. 21

9 Laily fitriani, Sastra Arab dan Lintas Budaya, (Malang: UIN Malang press, 2008), hlm.

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 11: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

11

Artikel ini akan memfokuskan pembahasan pada puisi karya Al khansa yang

bertemakan Ar Ritsa. Pengertian dari puisi ar-ritsa adalah puisi yang mengungkapkan rasa

putus asa, kesedihan, dan kepedihan seseorang. Penyair mengungkapkan kesedihannya

melalui puisi atau syair yang dibuatnya tersebut. Kesedihan tersebut bisanya terjadi karena

ditinggal oleh kekasihnya, keluarganya, teman-temannya, ataupun orang terdekatnya. Penyair

menggambarkan kesedihan yang mendalam melalui puisi yang diciptakannya. Akan tetapi,

terkadang penyair membuat puisinya yang membuat kita berpikir tentang kehidupan atau

kematian. Adapun puisi Al Khansa yang terkenal adalah puisi yang ia dibuat setelah

meninggalnya Sakhr saudara Al Khansa. Contoh puisi tersebut adalah:

عظت صخش

-ـؤسلـ انخز ش د أيس فأصـبخ لذ بهج بفطش كس

أي فخى صذش نو شت طـعـ خهس, عهى صخش -

-فهى أس يثه سصء ا نج نى أس يثه سصءا لإس

-أشـذ عه صشف انذش أذا أفضم ف انخطب بغش نبس

أ يسخجـش شع لهب ي م جشس , ض ط سق -

فأيسى خه ب ن ي م بؤس, أي, فأ شي -

حز ش حصبش

-ز ش طهع انشس صخشا أر ش نكم غشب شـس

-فهلا ثشة انب دن عهى إخاى نمخهج فس

أنى صذ ف انذ ة

دخى أف سق يشمجـخ شك سيس, فلا انـه لا أسـ ن -

نزاح أس, فمذ دعج و فشاق صخش أب دسـ -

-ف نـف عه نـ أي أصـبخ ف انخشاب ف ــس

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 12: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

12

“ -Setiap malam datang, aku selalu teringat pada Sakhr. Aku habiskan malam itu dengan

begadang sampai datangnya subuh dengan perasaan yang amat pedih dan sedih.

-Hal itu disebabkan oleh kesedihanku pada Sakhr, seorang pemuda yang tidak ada

tandingannya dalam perang, dan pandai membunuh musuh dengan cepat.

-Musibah besar telah menimpaku, musibah yang tak pernah dialami baik oleh manusia lain

maupun jin.

-Dulu, Sakhr kuat, kekuatannya akan bertambah kalau ia terkena musibah, dia adalah orang

yang paling banyak terkena musibah.

-Berapa tamu yang menginap di rumahnya pada satu malam, berapa orang yang minta

perlindungan padanya karena takut.

-Dia menghormati tamu, mengamankan orang yang takut, dan menjamin keselamatan dari

segala yang dilakukannya.

-Aku selalu mengingat Sakhr, aku mengingatnya setiap kali matahari terbit dan terbenam,

antara terbit dan terbenam, aku tak pernah lupa mengingatnya.

-Kalau tidak, aku akan melihat di sekitarku airmata orang-orang yang menangis atas

kematian mereka, karena aku telah membunuh jiwaku.

-Aku tidak akan melupakanmu ya Sakhr, sampai aku mati dan dikubur di pemakamanku.

-Kutinggalkan semua kesenangan dalam kehidupan, karena berpisah denganmu.

-Kesedihan betul-betul telah membunuhku dan ibuku, karena kau telah menjadi mayat

selamanya.10

2. Tema Puisi:

Tema puisi ini adalah ar-ritsaa (ratapan), yang berisi ungkapan si penyair tentang

kebaikan-kebaikan orang yang mati yaitu Sakhr saudaranya, kesedihan, dan keputusasaan Al

Khansa atas kematiannya. Tertulis di bait pertama:

ـؤسلـ انخز ش د أيس فأصـبخ لذ بهج بفطش كس

10 Dr. Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam (Depok: FIB UI, 2010), hlm. 203-204

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 13: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

13

“Setiap malam datang, aku selalu teringat pada Sakhr. Aku habiskan malam itu dengan

begadang sampai datangnya subuh dengan perasaan yang amat pedih dan sedih”

Kata yu‟arriquni, nuksi memiliki arti kesedihan yang mendalam.

Tak hanya perasaan Al Khansa yang digambarkan dalam puisi tersebut namun

kebaikan- kebaikan Sakhr pun ia tulis. Hal ini merupakan salah satu budaya bangsa Arab yang

gemar memuji kebaikan- kebaikan orang dan amat menghargainya. Contoh puisi:

أشـذ عه صشف انذش أذا أفضم ف انخطب بغش نبس

“Dulu, Sakhr kuat, kekuatannya akan bertambah kalau ia terkena musibah, dia adalah orang

yang paling banyak terkena musibah.”

أ يسخجـش شع لهب ي م جشس, ض ط سق

“Berapa tamu yang menginap di rumahnya pada satu malam, berapa orang yang minta

perlindungan padanya karena takut.”

فأيسى خه ب ن ي م بؤس, أي, فأ شي

“Dia menghormati tamu, mengamankan orang yang takut, dan menjamin keselamatan dari

segala yang dilakukannya.”

Di bait- bait terakhir Al Khansa menuangkan perasaan dan kesedihan serta ratapan

yang amat mendalam setelah peninggalan Sakhr. Contoh puisi:

نزاح أس, فمذ دعج و فشاق صخش أب دسـ

“Aku tidak akan melupakanmu ya Sakhr, sampai aku mati dak dikubur di pemakamanku.

Kutinggalkan semua kesenangan dalam kehidupan, karena berpisah denganmu.”

ف نـف عه نـ أي أصـبخ ف انخشاب ف ــس

“Kesedihan betul-betul telah membunuhku dan ibuku, karena kau telah menjadi mayat

selamanya.”

3. Perasaan/ emosi

Emosi adalah adalah perasaan / emosional penulis yang terungkap dalam puisi

tersebut. Dalam puisi ini al-Khansa menampilkan kesedihan atas kematian saudara laki-

lakinya. Ia teringat akan keberaniannya dan kecakapannya dalam berperang, dalam

menghormati tamu, membantu orang-orang yang meminta pertolongan, mengampuni orang

yang suka memperdayainya. Pikiran-pikiran itu dicampur dengan perasaan sedihnya yang

sangat mendalam.

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 14: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

14

4. Diksi/pilihan kata

Puisi ini dianggap sebagai contoh dari puisi al-Khansa yang bertemakan ratapan yang

merupakan campuran dari kehalusan kata-kata, kejujuran ungkapan, keluguan dan jiwa

perempuan dengan gejolak perasaan.

Kata-kata seperti : سصءا ,كس ,ـؤسلـ mempunyai arti kesedihan yang mendalam. Kesedihan ini

kemudian diperkuat dengan kata-kata yang maknanya sama, ketika ia mengatakan :

ف نـف عه نـ أي

“Kesedihan ini betul-betul telah membunuhku dan ibuku”

5. Imajinasi/daya khayal

Al-Khansa tidak banyak menggunakan imaji-imaji, karena ia berpegang pada kejujuran

pengungkapan dan ketajaman perasaan sehingga dengan begitu tujuannya tercapai, yaitu

mempengaruhi jiwa.

6. Bahr

Ilmu yang mempelajari pola-pola bentuk puisi Arab Klasik adalah Ilmu „Aruud. Setiap

bait puisi Arab Klasik terdiri dari 2 Syatr ( bagian) yaitu Syatr 1 dan Syatr 2. Syatr 1 disebut

Ash-Shadr dan Syatr 2 disebut Al-„ajz , dan setiap bait terdiri dari 6 sampai 8 Taf‟iilat.

Taf‟iilat adalah potongan- potongan dalam bait puisi Arab Klasik yang bisa berupa gabungan

antara kata + sebahagian kata atau gabungan sebahagian kata + kata sesuai pola puisi Arab

Klasik.11

Kumpulan dari taf‟iilat dalam puisi Arab Klasik disebut dengan Al-Bahr ( Jamak :

Al-Buhuur). Ada 16 pola bahr dalam puisi Arab Klasik, namun yang terkenal hanya ada 6,

yaitu:12

1. bahr Al-Waafir

2. bahr Al-Kaamil

11 Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam, (Depok:Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, 2010), hlm. 93-94

12 Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam, (Depok:Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, 2010), hlm. 103-119.

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 15: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

15

3. bahr At-Thawiil

4. bahr Al-Basiit

5. bahr Al-Khafiif

6. bahr Al-Mutaaqarib

Berdasarkan penggunaan „ilmu al-„aruud, puisi al-Khansa ini termasuk ke dalam Bahr

Al-Waafir, terdiri dari 6 taf‟iilat, bentuknya lengkap (taam) dan jenis qaafiyatnya Mutawaatir.

Al qaafiyat menurut Al Khalil didefinisikan sebagi “kumpulan dua huruf saakinat (huruf

mati) yang berada di akhir bait, yang di tengahnya terdapat huruf mutaharrikat (huruf hidup),

dan sebelum huruf mati yang pertama terdapat huruf yang hidup. 13

(0/0/) Tanda „/‟ untuk

huruf yang berharakat/hidup (Mutaharrikat) sedangkan tanda „0‟ untuk huruf mati (Saakinat).

Dengan analisis sebagai berikut:

ـؤسلـ انخز ش د أيس

Al-kitaabat al-

„aruudiyat

حزن أيس

شد

ؤسسق

ث

Al-„Isyaraat

(Rumuuz)

0/

0//

0///

0//

0///

0//

Taf‟iilat يف عهخ يف عهخ فعن

فأصـبخ لذ بهج بفطش كس

Al-kitaabat al-

„aruudiyat

به ث كس

بفش

فأص

بخ لذ

Al-„Isyaraat

(Rumuuz)

0/

0//

0///

0//

0///

0//

Taf‟iilat يف عهخ يف عهخ فعن

13 Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam, (Depok:Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, 2010), hlm. 119-120

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 16: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

16

Bentuk pola diatas disebut pola bahr Al waafir.

7. Aspek Retorika/ Balaghoh :

Aspek retorika yang digunakan dalam puisi ini adalah :

أف سق يشمجـخ شك سيس

„Aku berpisah dengan ruh-ku‟, yaitu menjadikan muhjat (ruh) sebagai “teman” yang

meninggalkan sahabatnya, begitu juga kata-kata ,نزاح أس kutinggalkan kenikmatan„ دعج

dan kesenangan hidup‟ yang mempersonifikasikan “kenikmatan dan kesenangan” sebagai dua

orang yang akan bepergian.

-al-Kinaayat dalam sejumlah kata, di antaranya : نو شت „hari yang dibenci‟, yang

digunakan untuk menggantikan kata “perang”, kata-kata شع لهب ي م جشس „getar hatinya

melebihi semua getaran‟ digunakan untuk menggantikan kata-kata “sangat menakutkan”,

kata-kata أف سق يشمجـخ شك سيس „Aku berpisah dengan ruh-ku dan ia masuk dalam

kuburanku‟, untuk menggantikan kata-kata “kematian”.

Al-Kinaayat di sini berfungsi untuk menonjolkan makna yang abstrak dalam gambaran yang

konkrit, untuk menjelaskan pokok pikiran dan menarik perhatian.

-al-muhassinat a-badi‟iyyat yang berjenis tibaaq, seperti dalam kata-kata أيس dan فأصـبخ

„sore dan pagi‟ dan antara ج dan إس „jin dan manusia‟. Penyebutan dua hal yang

berlawanan dalam satu pernyataan berfungsi untuk memperkuat makna.

-Al-Insya‟iyyat, yang berjenis „istifhaam li al-nafi, seperti dalam kata-kata أي فخى صذش

„Pemuda mana yang bisa seperti Sakhr?‟ dan dalam kata jenis „istifhaam li al-ta‟ajub wa al-

tahassur, seperti kata-kata : أصـبخ ف انخشاب„apakah ia akan menjadi tanah?‟.

8. Amanat

Pada umumnya amanat dalam puisi dapat disimpulkan dari tema, dan pilihan kata.

Akan tetapi, pada puisi ini amanat dapat langsung terbaca oleh pembaca karena pilihan kata

yang sederhana. Penyair ingin mengungkapkan rasa sedihnya karena kepergian saudara

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 17: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

17

tercintanya Sakhr. Penyair mengajak pembaca untuk larut dalam gejolak perasaan penyair.

Amanat ini tersampaikan melalui pilihan-pilihan kata berupa kejujuran ungkapan, keluguan

dan jiwa perempuan dengan gejolak perasaan. Bait terakhir pada puisi ini yaitu “kesedihan

betul-betul telah membunuhku dan ibuku, karena kau telah menjadi mayat selamanya” adalah

bait yang paling menunjukkan apa sebenarnya yang dirasakan penyair. Kepedihan yang

mendalam menimpa penyair diakibatkan karena seseorang yang meninggalkannya.

Unsur Ekstrinsik

1. Sebab Pembuatan Puisi dan Hubungan dengan Masyarakat (Asbaabul Wurud )

Al-Khansa‟ terkenal dengan julukan Ibu Para Syuhada. Ia dilahirkan pada zaman

jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab yang mulia, yaitu Bani Mudhar.

Banyak sifat mulia yang terdapat dalam diri al-Khansa‟. Ia adalah seorang yang fasih, mulia,

murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka berterus terang. Selain

keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. Ia terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan

kepada orang-orang yang dikasihinya yang telah tiada mendahuluinya ke alam baka.

Terutama kepada saudara lelakinya, yaitu Sakhr yang telah meninggal dunia. Ia memiliki

sebanyak kurang lebih 96 qashîdah dan 915 bait puisi.

Ketika Shakhr wafat, Al-Khansa sempat menangis begitu lama dalam kesedihannya.

Ia membuat puisi yang panjang yang berisikan perasaan sedihnya yang amat mendalam. Di

samping itu, ia bahkan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya dikarenakan oleh

kesedihan luar biasa yang ia rasakan. Puisi ini hingga sekarang menjadi salah satu puisi

terbaik yang bertemakan ar-ritsa dan dia dianggap sebagai pelopor puisi yang bertemakan ar-

ritsa (ratapan) di zaman Jahiliyah.14

2. Biografi Al-Khansa

Nama asli al-Khansa adalah Tumadhir binti „Amru. Ia dibesarkan dalam sebuah

keluarga terhormat. Ia dijuluki “al-Khansa” karena kecantikannya. Saudara laki-lakinya,

Shakhr, tewas dalam salah satu peperangan. Al-Khansa hampir gila, karena ditinggalkan

olehnya. Hal itu ia katakana dalam puisinya yang penuh dengan kesedihan dan kepedihan,

14 Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam, (Depok:Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, 2010), hlm. 201

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 18: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

18

sampai akhirnya ia dianggap sebagai salah satu pelopor puisi yang bertemakan al-Ritsaa

(elegi) pada zaman Jahiliyah. Al-Khansa paham tentang Islam dan masuk Islam melalui Nabi

Muhammad shalallaahu „alaihi wa sallam. Ia pernah melantunkan puisinya untuk Rasulullah

shalallaahu „alaihi wa sallam dan Rasul menganggapnya baik.

Al-Khansa‟ menikah dengan Rawahah bin Abdul Azizi al-Sulami. Dari pernikahan itu

ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Melalui pembinaan dan pendidikan tangan-

tangannya, keempat anak lelakinya ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal.

Pada perang al-Qadisiah pada zaman Umar bin Khattab ra, keempat anaknya mati

syahid. Ketika ia mendapat kabar tentang hal itu, ia tidak merasa sedih, malahan ia berkata, “

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehormatan padaku dengan wafatnya anak-

anakku. Aku berharap Allah mengumpulkanku dengan mereka dalam naungan rahmat-Nya.”

Sikap al-Khansa ini memberi petunjuk yang kuat tentang adanya pengaruh Islam yang ada

pada dirinya dan ia pun dikenal sebagai Ibu dari para mujahid. Al-Khansa meninggal pada

awal pemerintahan Muawiyyah.15

Kesimpulan

Puisi ar- Ritsa karya Al Khansa adalah bukti bahwa ia merupakan penyair yang

memiliki kelebihan karena dalamnya makna kesedihannya dan mudah untuk dipahami. Ciri-

ciri puisi al-Khansa adalah lafadz-nya murni, dan ungkapannya mudah, perasaannya halus,

ungkapannya jujur, dan cenderung berlebih-lebihan seperti dalam bait tiga dan sembilan.

Akan tetapi, hal tersebut membuat puisi ini menjadi indah dan hidup. Para pembaca seolah

ikut merasakan kesedihan yang Al Khansa alami. Puisi ini terdiri dari sebelas bait dengan

jumlah larik berbeda pada tiap baitnya namun mayoritas berjumlah dua larik di tiap bait. Awal

penempatan larik beragam, ada yang dimulai dari pinggir kanan, ada yang dimulai dari

tengah. Terdiri dari 6 taf‟iilat di tiap baitnya, dan termasuk ke dalam Bahr al-Waafir dengan

seluruh qaafiyahnya berjenis Mutawatir.

Saran

15 Maman Lesmana, Kritik Sastra Arab dan Islam, (Depok:Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas

Indonesia, 2010), hlm. 201

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013

Page 19: 8QVXULQWULQVLN 3XWUL2NWDYLDQL ),%8,lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351410-MK-Putri Oktaviani.pdf · Makalah memaparkan unsur intrinsik dan ekstrinsik puisi ar-ritsa karya Al-Khansa

19

Penulisan makalah ini belumlah dapat dikatakan sempurna, Oleh karena itu

diharapkan dan diizinkan dengan sangat adanya penelitian lebih lanjut yang akan membahas

puisi Ar- Ritsa karya Alkhansa lainnya.

Kepustakaan

Achmad, Bahrudin. 2011. Sejarah Kesusasteraan Arab, e-Book. Bekasi: Bahrudin Blog.

Kamil, Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab. Jakarta: Rajawali Pers.

Lesmana, Maman. 2010. Kritik Sastra Arab dan Islam. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan

Budaya Universitas Indonesia.

Muftia, Sitta. 2007. Analisis Struktural Semiotik Tiga Puisi Mikhail Nu‟aimal. Skripsi.

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Wargadinata, H.Wildana, Lc., M.Ag & Laily Fitriani, M.Pd, 2008. Sastra Arab dan Lintas

Budaya. Malang: UIN Malang Press.

Sutiasumarga, Males. 2000. Kesusastraan Arab Asal Mula dan Perkembangannya. Jakarta:

Zikrul Hakim.

Unsur intrinsik....., Putri Oktaviani, FIB UI, 2013