karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program pendidikan

59
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan ROFITA MELIYANA NIM : A01401960 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2017

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA

DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN

DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ROFITA MELIYANA

NIM : A01401960

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2017

Page 2: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 3: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 4: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 5: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ....... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5

D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Skizofrenia ........................................................................................... 7

1. Pengertian ....................................................................................... 7

2. Penyebab .......................................................................................... 7

3. Tanda dan Gejala ............................................................................. .7

4. Proses Terjadinya Skizofrenia .......................................................... 8

5. Skizofrenia dengan Retardasi Mental .............................................. 8

B. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Penglihatan pada Skizofrenia . 8

1. Pengertian Halusinasi Penglihatan .................................................. .8

2. Faktor yang MenyebabkanHalusinasiPenglihatan ............................ 9

3. Akibat yang ditimbulkandariHalusinasiPenglihatan ...................... 10

4. Proses TerjadinyaHalusinasiPenglihatan ........................................ 11

5. Rentang Respon Halusinasi Penglihatan ....................................... 11

6. Penatalaksanaan pada Klien Halusinasi Penglihatan ...................... 12

C. Asuhan Keperawatan ......................................................................... 13

1. Pengkajian ...................................................................................... 13

2. Diagnosis ....................................................................................... 17

3. Perencanaan ................................................................................... 17

4. Pelaksanaan .................................................................................... 19

5. Evaluasi ......................................................................................... 20

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 22

B. Subyek Studi Kasus .................................................................. 22

C. Fokus Studi Kasus ..................................................................... 23

D. Definisi Operasional .................................................................. 23

E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 23

F. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 24

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................. 25

H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................. 25

Page 6: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

I. Etika Studi Kasus ...................................................................... 26

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus ..................................................................... 29

1. Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien 1 .............................. 29

2. Asuhan Keperawatan Jiwa pada klien 2 .............................. 37

B. Pemabahasan ............................................................................ 44

C. Keterbatasan Studi Kasus ......................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 53

B. Saran ......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta memberikan

kekuatan dan pengetahuan selama penerapan dan penulisan Karya Tulis Ilmiahini,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ujian komprehensif ini dengan

judul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien Skizofrenia dengan Perubahan

Persepsi Sensori : Hlusinasi Penglihatan diwilayah Puskesmas Gombong II”.

Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang

setulus tulusnya kepada:

1. Herniyatun, M. Kep. Sp. Kep selaku ketua STIKes Muhammadiyah Gombong,

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan keperawatan

2. Nurlaila, S.Kep. Ns.M.Kep. selaku ketua prodi D III Keperawatan STIKes

Muhammadiyah Gombong

3. Tri Sumarsih,MNS. selaku pembimbing penulisan karya tulis komprehensif

yang telah membimbing penulis

4. Arnika Dwi Asti, M. Kep. Selaku penguji penulisan karya tulis komprehensif

yang telah menguji penulis

5. Teman - teman seperjuangan penulis dalam menempuh KTI jenjang DIII

Keperawatan yang ikut serta dalam memberikan bantuan, semangat, serta do’a

untuk kelancaran tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

karya tulis ini, oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti

bagi penulis untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga laporan ini

dapat membawa manfaat bagi pengembangan dan peningkatan ilmu keperawatan.

Terimakasih.

Page 8: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 9: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017

Rofita Meliyana1, Tri Sumarsih

2

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN SKIZOFRENIA

DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI:

HALUSINASI PENGLIHATAN

DI WILAYAH PUSKESMAS GOMBONG II

Latar belakang: skizofrenia merupakan bentuk psikosis terberat dimana klien

tidak memiliki hubungan dengan kenyataan sehingga pemikiran dan perilakunya

abnormal. Perubahan persepsi sensori: halusinasi penglihatan merupakan respon

persepsi panca indra (penglihatan) yang dialami oleh seseorang tanpa rangsangan

atau stimulus dari luar dan tidak dialami oleh orang lain, halusinasi merupakan

gejala gangguan jiwa berat yang prevalensinya sebesar 90% pada halusinasi

penglihatan sebesar 20%.

Tujuan penulisan: untuk menggambarkan asuhan keperawatan jiwa pada klien

skizofrenia dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

menggunakan proses keperawatan dengan pendekatan strategi pelaksanaan secara

komprehensif.

Asuhan keperawatan: saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil klien melihat

bayangan, sulit tidur, melamun, gelisah, bicara dan tertawa sendiri. Masalah

keperawatan yang muncul yaitu perubahan persepsi sensori halusinasi

penglihatan. intervensi dan implementasi yang sudah dilakukan membantu klien

mengenal halusinasi, menghardik, bercakap-cakap, dan melakukan aktivitas.

Evaluasi yang dilakukan selama 4 kali pertemuan didapatkan masalah halusinasi

penglihatan belum teratasi. Tindakan terapi individu dengan menggunakan

Strategi Pelaksanaan dapat mengontrol halusinasi

Kata kunci: Asuhan keperawatan, Halusinasi penglihatan, Skizofrenia

Page 10: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

DIPLOMA NURSING STUDY PROGRAM

STIKES MuhammadiyahGombong

Scientific Work Papers, July 2017

RofitaMeliyana1, Tri Sumarsih

2

ABSTRACT

ASSURANCE OF NURSING IN SKIZOFRENIA CLIENTS

WITH CHANGE OF PERCEPTION SENSOR:

HALUSINATION OF VIEWS

IN THE PUSKESMAS GOMBONG II AREA

Background: Schizophrenia is the toughest form of psychosis in which the client

has no connection with reality so that his thinking and behavior are abnormal.

Sensory perception changes: visual hallucinations are perceptual sensory

responses experienced by a person without external stimuli and are not

experienced by others, hallucinations are a symptom of severe mental disorder

whose prevalence is 90% in visual hallucinations of 20%

General Objectives: to describe the Nursing Care of the Soul on the

Schizophrenic Client with the Sensory Perception of Perception The

Hallucinations of Vision use the nursing process of the Comprehensive

Implementation Strategy approach.

Nursing care: when the assessment is obtained the client's results see the

shadows, difficulty sleeping, daydreaming, anxiety, talk and laugh alone. The

nursing problem that arises is the change of sensory perception of hallucinations

of vision. Intervention and Implementation has been done in the form of helping

clients recognize hallucinations, scolding, conversing, and doing activities.

Evaluation done during 4 times meeting got problem Hallucinations of vision

have not been resolved. The act of using individual therapy with an

implementation strategy can control hallucinations of vision.

Keywords: Care nursing, Hallucinations of vision, Schizophrenia

Page 11: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang bertujuaan

untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien dalam

menjalankan peran dan fungsi yang terintregasi (Stuart, 2007). Seseorang

dengan gangguan jiwa di sebabkan oleh gangguan bio – psiko – sosial.

Penderita gangguan jiwa di dunia di perkirakan akan semakin meningkat

seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

masalah yang sangat serius. Skizofrenia merupakan permasalahan

kesehatan yang di sebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis,

genetik fisik atau kimiawi dengan jumlah penderita yang terus meningkat

dari tahun ke tahun (WHO, 2015).

Prevalensi gangguan jiwa di dunia pada tahun 2014 di perkirakan

mencapai 516 juta jiwa (WHO, 2015). Prevalensi gangguan jiwa di

Indonesia berdasar data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

sebesar 1,7 per mil. Kasus gangguan jiwa di Jawa Tengah pada tahun 2013

sebanyak 34.571 orang. Gangguan jiwa dapat berupa depresi, gangguan

afektif bipolar, dimensia, cacat intelektual, gangguan perkembangan

termasuk autisme dan skizofrenia (WHO, 2015). Skizofrenia merupakan

salah satu gangguan jiwa yang jumlahnya selalu meningkat setiap tahun

(WHO, 2015). Skizofrenia ditandai dengan pikiran yang tidak koheren

atau pikiran yang tidak logis, perilaku dan pembicaraan yang aneh, delusi

dan halusinasi (APA, 2015). Gangguan jiwa berat di kenal dengan istilah

psikosis, salah satu contoh dari psikosis adalah skizofrenia. Gangguan jiwa

berat memiliki gejala antara lain halusinasi, waham, gangguan proses

pikir, ilusi, kemampuan berpikir, dan tingkah laku aneh seperti agresivitas

atau katatonik.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas, 2013) menyatakan bahwa jumlah gangguan jiwa berat psikosis

/ skizofrenia di Indonesia dimana provinsi – provinsi ysng memiliki

Page 12: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

2

gangguan jiwa terbesar yaitu urutan pertama DI Yogyakarta (0,27%),

urutan kedua Aceh (0,27%), urutan ketiga Sulawesi Selatan (0,26%), Bali

menempati urutan keempat (0,23%), dan Jawa Tengah menempati posisi

kelima (0.23%). Berarti bahwa provinsi Jawa Tengah menempati urutan

kelima (Riskesdas, 2013). Penduduk Jawa Tengah yang mengalami

gangguan jiwa skizofrenia mulai muncul pada usia sekitar 15 -35 tahun.

Cakupan kesehatan jiwa Kabupaten Kebumen di puskesmas pada tahun

2015 tercatat 6.293 jiwa (laki – laki 3.559 jiwa dan perempuan 2.734

jiwa), Kabupaten Kebumen menduduki peringkat kedua sebagai wilayah

dengan penderita gangguan jiwa terbanyak setelah Kabupaten Semarang.

Hasil pendaan di 35 puskesmas di Kabupaten Kebumen dari 26 kecamatan

tercatat 773 warga mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan catatan rekam medis Puskesmas Gombong II, selama

tahun 2007 telah mengirimkan rujukan ke RS Jiwa Magelang dan

Banyumas sebanyak 10 orang. Untuk klien jiwa yang teratur berobat

sebanyak 5 orang. Dari penulusuran di 9 desa yang berada dilingkup kerja

Puskesmas Gombong II, terdapat sekitar 47 pasien gangguan jiwa,

mayoritas dari mereka hidup serumah dengan keluarganya. Populasi dalam

penelitian ini adalah penderita skizofrenia serta anggota keluarga yang

bertanggung jawab merawata penderita skizofrenia dilingkup wilayah

kerja Puskesmas Gombong II, Kecamatan Gombong Kabupaten Kebumen

yaitu sebanyak 35 orang. Puskesmas merupakan pelayanan pertama atau

pelayanan primer pada masyarakat untuk meningkatkan angka klien

dengan skizofrenia, pelayanan puskesmas sangat minim Oleh sebab

itu,diperlukan intervensi dini yang komprehensif seperti pengobatan medis

dan asuhan keperawatan sangat penting untuk di lakukan agar dapat

meningkatkan angka kesembuhan skizofrenia khususnya pasien dengan

halusinasi.

Pasien yang mengalami skizofrenia gejalanya salah satunya terjadi

gangguan persepsi sensori berupa halusinasi akibat adanya kecemasan

yang berkepanjangan yang tidak dapat diatasi oleh pasien menggunakan

Page 13: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

3

mekanisme koping yang ada pada diri pasien. Sementara pendapat lain,

mengatakan bahwa halusinasi yang terjadi pada pasien skizofrenia

halusinasi isi kejaran atau kebesaran dan gangguan alam perasaan dan

perilaku kecemasan yang tidak menentu, kemarahan, suka bertengkar,

berdebat, dan tindak kekerasan (Hawari, 2014). Skizofrenia adalah salah

satu jenis psikotik yang menunjukan gejala waham dan halusinasi

(Towsend, 2011). Pada pasien yang mengalami skizofrenia paranoid

memiliki gejala halusinasi yang menonjol (Stuart, 2014). Dilihat dari

gejala tersebut, halusinasi merupakan gejala yang paling banyak di

temukan.Pasien skizofrenia yang mengalami halusinasi yaitu lebih dari

90% (Maramis, 2009). Sekitar 70% halusinasi yang dialami pasien adalah

halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan sekitar 20%, halusinasi

perabaan, pengecapan, dan penciuman hanya 10% (Yosep, 2011).

Data kunjungan rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

pada bulan Januari – April 2013 didapat 785 orang dan data pasien dengan

Halusinasi menempati urutan pertama dengan angka kejadian 44% atau

berjumlah 345 orang.Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori

persepsi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan

sensasi berupa suara,penglihatan, pengecapan, perabaan, atau penghiduan

tanpa stimulus yang nyata (Keliat, 2011). Klasifikasi halusinasi menurut

Dermawan dan (Rusdi, 2013) terdiri dari halusinasi non patologis dan

halusinasi patologis. Halusinasi non patologis meliputi halusinasi

hipnogenik dan halusinasi hipnopomik. Sedangkan halusinasi patologis

meliputi halusinasi pendengaran (auditory), halusinasi penglihatan(visual),

halusinasi penciuman (alfactory), halusinasi pengecapan (gusfactory),

halusinasi perabaan (taktil).

Menurut (Stuart, 2007) faktor yang menyebabkan terjadinya

halusinasi yaitu faktor biologis, psikologis, sosial budaya, stress

lingkungan dan sumber koping. Halusinasi dapat kambuh karena sering

menyendiri, melamun dan tidak mau bergaul dengan orang lain. Hal ini

sesuai dengan teori penyebab dari halusinasi menurut (Dermawan dan

Page 14: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

4

Rusdi, 2013) yaitu halusinasi di sebabkan oleh hubungan interpersonal

yang tidak memuaskan akibat dari hilangnya kontrol terhadap diri, harga

diri, maupun interaksi dalam dunia nyata terjadi koping penurunan

sehingga pasien cenderung menyendiri dan hanya tertuju pada diri sendiri.

Halusinasi dapat berakibat menjadikan klien melakukan tindakan

kekerasan pada diri sendiri dan orang lain (Townsend, M.C). Retardasi

mental adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak

lengkap, di tandai oleh terjadinya kendala ketrampilan selama masa

perkembangan. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan pada

anak secara menyeluruh, misalnya kemampuan aspek kognitif, bahasa,

motorik, dan sosial (Maslim, 2011).

Pentingnya terapi individu pada pasien halusinasi dibutuhkan

untuk menunjang keberhasilan dalam rangka penyembuhan pasien baik itu

komunikasi verbal maupun nonverbal, untuk mendapatkan keberhasilan

dalam proses penyembuhan pasien, agar pasien dapat membina hubungan

saling percaya, mencapai tujuan personal yang realitas dan meningkatkan

hubungan interpersonsal (Afnuhazi, 2015). Tindakan keperawatan

menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa

yaitu keperawatan jiwa (Stuart, 2007). Peran perawat jiwa dalam

menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan memerlukan

suatu perangkat instruksi atau langkah – langkah kegiatan yang di

bakukan. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan pelayanan keperawatan

memenuhi standar pelayanan. Salah satu jenis SOP yang di gunakan

adalah SOP tentang strategi pelaksaan (SP) tindakan keperawatan pada

pasien. SP tindakan keperawatan merupaka standar model pendekatan

asuhan keperawatan untu klien dengan gangguan jiwa yang salah satunya

adalah psien yang mengalami masalah utama halusinasi (Fitri, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan (Elyani, 2011) di

Rumah Sakit Jiwa Surakarta, menunjukan adanya perbuhan yang

signifikan antar frekuensi halusinasi sebelum di lakukan terapi individu

dengan pendekatan sp dengan sesudah di berikan terapi. Didapatkan nilai p

Page 15: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

5

= 0,00 (p<0,05) Ho ditolak. Adanya perbedaan yang signifikan antara

sebelum di berikan terapi individu dengan pendekatan sp dengan setelah di

berikan terapi. Namun tidak semua pasien halusinasi menunjukan adanya

perubahan frekuensi seperti di sebutkan di atas. Dukungan keluarga adalah

sikap, tindakan, dan penerimanaan terhadap penderita yang sakit.Keluarga

juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung, selalu siap

memberikan pertolongan dengan bantuan jika diperlukan. Dukungan

keluarga dapat berupa dukungan informasi, dukungan penghargaan,

dukungan instrumental, dan dukungan emosional (Friedman, 2010).

Dengan demikian perawat memiliki tanggung jawab yang signifikan untuk

klien, keluarga, dan masyarakat untuk mendidik, mengadvokasi, dan

mempromosikan strategi pelaksanaan yang efektif untuk penyakit

neurobiologis. Adapun bagi pelayanan kesehatan untuk bersama – sama

mengembangkan dan menerapkan teknik manajemen gejala yang dapat

mencegah kekambuhan dan meningkatkan pemulihan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan klien dengan skizofrenia

dalam mengontrol halusinasi penglihatan secara mandiri ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan jiwa dengan strategi

pelaksanaan

2. Tujuan khusus

a. Menggambarkan pengkajian asuhan keperawatan pada klien

perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan di wilayah

Puskesmas Gombong II.

Page 16: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

6

b. Menggambarkan hasil analisa data dan diagnosa asuhan

keperawatan jiwa pada klien perubahan persepsi sensori :

halusinasi penglihatan di wilayah Puskesmas Gombong II.

c. Menggambarkan masalah keperawatan pada klien perubahan

persepsi sensori : halusinasi penglihatan di wilayah Puskesmas

Gombong II.

d. Menggambarkan tindakan keperawatan pada klien perubahan

persepsi sensori : halusinasi penglihatan di wilayah Puskesmas

Gombong II.

e. Menggambarkan evaluasi pada klien perubahan persepsi sensori :

halusinasi penglihatan di wilayah Puskesmas Gombong II.

D. Manfaat Penulisan

Asuhan keperawatan ini di harapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan, pemahaman masyarakat dalam menanganI

masalah perubahan persepsi sensori : halusinasi penglihatan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasaan ilmu dan teknologi bidang keperawatan dalam

upaya pengurangan klien perubahan persepsi sensori : halusinasi

penglihatan.

3. Penulis

Menambah pengetahuan dan wawasan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang komprehensif pada klien perubahan persepsi sensori :

halusinasi penglihatan.

Page 17: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, R. (2015). Komunikasi Teraupetik dalam Keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Gosyen Publishing

APA (2015). Schizophrenia and Other Psychotic Disorders.Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders IV – Text Revision (DSM IV –

TR). Washington CD: American Pshyciatric Association

Asmad (2008), Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Davidson, GC. (2010). psikologi abnormal. Jakarta: PT Rajagrafindo permai

Dermawan, Deden dan Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka

Kerja Asuhan keperawatan Jiwa. Gosyem Publishing: Yogyakarta

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2013). www.dinaskesehatanjawatengah.go.id.

Diperoleh tanggal 2 JUni 2017

Elyani. (2011). Penelitian yang Terkait dengan Pengaruh Terapi Individu

Terhadap Frekuensi Halusinasi.

Fitria, Nita. (2009). Prinsip Dasar Aplikasi Laporan Pendahuluan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Friedman M. M., Bowden, V. R dan Joner, E. G (2010). Buku Ajar Keperawatan

Riset, Teori Praktek. Jakarta: EGC

Friedman, M. M, Bowden, V. R Jones, E. G. (2010). Family Nursing:

research,theory, &practice (5th

Ed). Alih bahasa oleh Achir Yani, S. H,

dkk. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori & Praktik. Jakarta:

EGC

Hawari, (2014). Pendekatan Holistik pada Gangguan Jiwa Skizofrenia, Jakarta:

Balai Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Hermawan, A. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

Medika

Hutahean, Serri. (2010). Konsep dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Trans

Info Media

Iyus Yosep (2011). Keperawatan Jiwa.Refika Aditama. Bandung

Page 18: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Keliat, Budi Anna, dkk. (2011). Manjaemen Keperawatan Psikososial dan Kader

Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediet Course). EGC: Jakarta

Keliat, Budi Anna. (2016). Prinsip dan Praktek Keperawatan Kesehatan Jiwa

Stuart. Jakarta: Elsevier

Keliat, B.A. (2006). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Kusumawati. F dan Hartono Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:

Salemba Medika

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. (2013). Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI

.

Maramis, W.F,. & Maramis, A.A. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya:

Airlangga

Maslim, R. (2011). Diagnosa gangguan jiwa PPDGJ III. Jakarta: FK. Unika

Atmajaya.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).

Yogyakarta: Andi

Nursalam, (2011). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek.

Jakarta: Salemba Medika

O’Brien, G.P., Kennedy, Z.W.M., & Ballard, A.K. (2014). Keperawatan

Kesehatan Jiwa Praktek Psikiatrik. Jakarta: EGC.

Prihantini, B.A. (2010). Hubungan tingkat kepatuhan kontrol dengan tingkat

kekambuhan klien gangguan jiwa di poliklinik Rumah Sakit Jiwa daerah

Surakarta.

Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengerahuan

Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 1. Jakarta: Bina Rupa Aksara

Suliswati, dkk. (2015). Konsep Dasra Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC: Jakarta

Smith, S., dan Suto, M.J., (2012). Religious and or spiritual paractise: extending

spiritual freedom to people with schizophrenia. Canada Journal

Occupational Therapy, 79(2), 77-85

Stuart, Gall W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Videbeck, S.L.. (2009). Buku Ajar Keperawatan Jiwa (Renata Komalasari &

Alfina Hany, Penerjemah). Jakarta: EGC

Page 19: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Yosep, I. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung; Refika Aditama

Yosep, I. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Adhitama

Page 20: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Lampiran 1

INTERAKSI KOMUNIKASI TERAUPETIK PADA

KLIEN DAN KELUARGA

PENGERTIAN Suatu petunjuk yang harus di lakukan jika akan melakukan

komunikasi teraupetik dengan klien dan keluarga untuk setiap

pertemuan

TUJUAN 1. Menstandarkan cara melakukan interaksi dengan

komunikasi teraupetik supaya prosedur di lakukan

dengan baik

2. Menstandar kan sikap komunikasi terapeutik

3. Menstandarkan tehnik komunikasi terapeutik

KEBIJAKAN

PETUGAS

ISO 9001 : 2000

1. Dosen pengajar

2. Petugas piket laboratorium

PERALATAN 1. Alat tulis

2. Kertas

PROSEDUR A. Fase Orientasi

1. Memberikan salam terapeutik dan kenalan

a. Memperkenal kan diri perawat dan nama klien

b. Memanggil nama panggilan yang di sukai

c. Menyampaikan tujuan interaksi (membantu

mengatasi masalah)

2. Melakukan evaluasi dan validasi data

a. Menanyakan perasaan klien hari ini

b. Memvalidasi / mengevaluasi / mengklarifikasi

masalah klien

3. Melakukan kontrak

a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan

Page 21: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan

c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di

bicarakan

B. Fase Kerja

Melaksanakan kegiatan sesuai topik yang di

rencanakan

Memberikan pujian / reinforcement yang realistik

C. Fase Terminasi

1. Evaluasi subjektif

Menanyakan perasaan klien setelah berbincang –

bincang

2. Evaluasi Objektif

Meminta klien untuk menjelaskan kembali inti

pembicaraan yang telah di lakukan

3. Rencana Tindak Lanjut

Meminta klien untuk mengingat aspek positif yang

belum di sebutkan

4. Kontrak yang akan datang

a. Menyepakati topik yang akan di bicarakan

b. Menyepakati tempat yang akan di bicarakan

c. Menyepakati lamanya waktu yang akan di

bicarakan

D. Sikap Terapeutik

1. Berhadapan dan mempertahankan kontak mata

2. Membungkuk ke arah klien dengan sikap terbuka

ada rileks

3. Mempertahankan jarak terapeutik

E. Tehnik Komunikasi

1. Menggunakan kata – kata yang mudah di mengerti

2. Menggunakan tehnik komunikasi yang tepat

Dokumen terkait Keliat B, A. 2015, Hubungan Terapeutik Perawat Klien,

Page 22: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

EGC, Jakarta

Keliat B.A, Dkk. 2014. Proses Keperawatan Jiwa EdI.

EGC.Jakarta

Nurjanah, I. 2005. Komunikasi Keperawatan: Dasar Dasar

Komunikasi Bagi Perawat, Mecomedika, Yogyakarta

Page 23: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Lampiran 2

INSTRUMEN PENGKAJIAN

Ada 7 item hasil wawancara atau data subjektif klien dan ada 7 item tanda

dari hasil observasi atau data objektifklien di komunitas.

Tanda dan Gejala Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Penglihatan

No Data Subyektif : Ya Tidak

1

Klien mengatakan melihat bayangan – bayangan (sinar, bentuk

geometris, bentuk kartun)

2 Klien mengatakan melihat hantu atau Monster

3 Klien mengatakan melihat bayangan yang mengajak bercakap

– cakap

4 Klien mengatakan melihat bayangan yang menyuruh

melakukan sesuatu yang berbahaya

5 Klien mengatakan merasa senang atau takut dengan

halusinasinya

6 Klien mengatakan sering melihat sesuatu pada waktu tertentu

saat sedang sendirian

7 Klien mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasinya

No Data Obyektif : Ya Tidak

1 Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri

2 Klien terlihat marah – marah tanpa sebab

3 Klien terlihat memaling kan muka ke arah tertentu

4 Klien terlihat menutup mata

5 Klien terlihat menunjuk – nunjuk kearah tertentu

6 Klien terlihat ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas

7 Klien terlihat menggaruk – garuk permukaan kulit

Page 24: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Keterangan :

Beri tanda centang (√) pada kolom Ya apabila muncul tanda gejala, dan pada

kolom Tidak apa bila tidak muncul tanda gejala

Page 25: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Lampiran 3

JADWAL KEGIATAN HARIAN KLIEN

Nama klien :

Usia :

No Hari,

Tanggal&Jam

Kegiatan Keterangan

Page 26: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan

Keterangan :

Tulis pada kolom keterangan apabila dilakukan dengan cara

M = Mandiri

B = Dibantu

T = Tidak Melakukan

Page 27: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 28: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 29: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 30: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 31: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 32: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 33: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 34: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 35: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 36: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 37: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 38: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 39: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 40: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 41: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 42: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 43: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 44: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 45: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 46: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 47: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 48: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 49: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 50: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 51: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 52: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 53: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 54: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 55: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 56: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 57: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 58: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan
Page 59: Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan