karya tulis ilmiah gambaran pengetahuan kebersihan …

52
KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO HAYATI BERU KARO NIM : P07525017120 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI TAHUN 2018

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

1

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN

MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN

MERDEKA KABUPATEN KARO

HAYATI BERU KARO

NIM : P07525017120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN 2018

Page 2: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

2

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V

SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

Sebagai syarat menyelesaikan pendidikan program studi Diploma III

HAYATI BERU KARO NIM : P07525017120

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN 2018

Page 3: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

3

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

NAMA : HAYATI BERU KARO NIM : P07525017120

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji Medan, Juli 2018

Menyetujui, Pembimbing

drg. Etty M. Marthias, M.Si NIP. 19540322 198203 2 001

Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Adriana Hamsar, M.Kes NIP. 19681009 199803 2 001

Page 4: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

4

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

NAMA : HAYATI BERU KARO NIM : P07525017120

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes RI Medan

Tahun 2018

Penguji I, Penguji II,

Susy Adrianelly, S. SKM, MKM drg. Etty M. Marthias, M.Si NIP. 19720722 199803 2 003 NIP. 19540322 198203 2 001

Ketua Penguji,

Drg. Yetti Lusiani, M.Kes NIP. 19700618 199903 2 003

Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan

drg. Adriana Hamsar, M.Kes NIP. 19681009 199803 2 001

Page 5: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

5

PERNYATAAN

GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA NO. 040471 KECAMATAN

MERDEKA KABUPATEN KARO

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat

karya yang pernah diajukan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, 05 Juli 2018 Hayati Beru Karo P07525017120

Page 6: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

6

MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH NURSING DENTAL DEPARTMENT SCIENTIFIC PAPER, 07 MAY 2018 Hayari Beru Karo Description of Tooth and Mouth Hygiene Knowledge of OHI-S In Students of Class V SD Merdeka. 040471 Merdeka District Karo Regency Year 2018. viii + 29 pages + 2 tables + 10 attachments

Abstract Dental and oral health efforts need to be reviewed from environmental aspects, knowledge, education, community awareness and dental and oral health care including prevention and care. But most people still ignore the condition of dental health and mouth as a whole. Dental and oral care is considered not very important, but the benefits are vital in supporting health and appearance. The type of research used is descriptive research with survey method that aims to know the description of oral hygiene knowledge of OHI-S in students of Class V SD Merdeka. 040471 Merdeka District Karo Regency Year 2018. Samples taken in the study amounted to 30 people. From the results of this study showed that children's knowledge about oral hygiene and mouth criteria is good there are 28 people (93,3%), criterion is there are 2 people (6,7%) and there is no bad criterion. While the level of oral hygiene based on the percentage of OHI-S with good criteria there are 5 people (16,7%), moderate criteria there are 17 people (56,6%) and bad criteria there are 8 people (26,7%). From the results of this study can be concluded that the knowledge of students the level of oral hygiene included in category of good while OHI-S entry in the criteria. Keywords : Knowledge, Hygiene and Mouth, OHI-S Reading List : 9 (2010 - 2015)

i

Page 7: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

7

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN GIGI KTI, 07 MEI 2018 Hayari Beru Karo Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018. viii + 29 halaman + 2 tabel + 10 lampiran

Abstrak

Upaya kesehatan gigi dan mulut perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi dan mulut termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang masih mengabaikan kondisi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Perawatan gigi dan mulut dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018. Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 30 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan anak tentang kebersihan gigi dan mulut kriteria baik ada 28 orang (93,3%), kriteria sedang ada 2 orang (6,7%) dan tidak ada kriteria buruk. Sedangkan tingkat kebersihan gigi dan mulut berdasarkan persentase OHI-S dengan kriteria baik ada 5 orang (16,7%), kriteria sedang ada 17 orang (56,6%) dan kriteria buruk ada 8 orang (26,7%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa/i terhadap tingkat kebersihan gigi dan mulut termasuk dalam kategori baik sedangkan OHI-S masuk dalam kriteria sedang. Kata Kunci : Pengetahuan, Kebersihan Gigi dan Mulut, OHI-S Daftar Bacaan : 9 (2010 – 2015)

ii

Page 8: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul “Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap

OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo Tahun 2018”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai

persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan

Kemenkes Medan untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan Gigi.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini banyak yang telah membantu

dan memberikan bimbingan dan saran. Untuk itu penulis mengucapkan banyak

terima kasih kepada :

1. Ibu drg. Adriana Hamsar, M.Kes selaku Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Medan.

2. Ibu drg Yetti Lusiani, M.Kes sebagai Dosen Pembimbing Utama dan Ketua

Penguji yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga dalam

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan.

3. Ibu Susy Adrianelly S, SKM, MKM selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu drg. Etty M. Marthias, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam menyempurnakan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik

Kesehatan Kemenkes RI Medan yang telah memberikan bantuan serta

dorongan dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan.

6. Bapak Sahudianto Ginting, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Merdeka No.

040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo serta seluruh staf pengajar

yang telah memberikan izin bantuan kepada penulis selama melakukan

penelitian.

7. Teristimewa kepada suami penulis tercinta dan anak-anak penulis tersayang

telah memberikan doa dan dukungan moril dan materil untuk menyelesaikan

jenjang pendidikan di Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan.

iii

Page 9: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

9

8. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang telah memberikan doa,

dorongan serta dukungan moril sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan.

9. Sahabat-sahabat penulis seperjuangan Jurusan Keperawatan Gigi Stambuk

2018 yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dan masukan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di

Jurusan Keperawatan Gigi.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya,

semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembaca, khususnya

bagi mahasiswa/i Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI

Medan.

Medan, 05 Juli 2018 Hayati Beru Karo P07525017120

iv

Page 10: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

10

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

C.1. Tujuan Umum ............................................................... 3

C.2. Tujuan Khusus ............................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5

A.1. Pengetahuan ................................................................ 5

A.1.1. Pengertian Pengetahuan .................................. 5

A.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan ....................... 5

A.1.3. Tingkat Pengetahuan ........................................ 7

A.2. Kebersihan Gigi dan Mulut ........................................... 8

A.2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebersihan

Gigi dan Mulut ................................................... 8

A.2.2. Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut ......... 9

A.3. Upaya Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut ......... 10

A.3.1. Tindakan Secara Alami ..................................... 10

A.3.2. Tindakan Secara Kimiawi .................................. 11

A.3.3. Tindakan Secara Mekanis ................................. 11

A.3.4. Jenis-jenis Sikat Gigi ......................................... 13

A.3.5. Cara Menyikat Gigi ........................................... 14

A.3.6. Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi .................. 14

A.4. Debris .......................................................................... 15

A.5. Kalkulus ....................................................................... 16

A.5.1. Macam-macam Kalkulus ................................... 16

A.5.2. Penyebab Kalkulus ........................................... 17

A.6. Disclocing Agent .......................................................... 18

A.6.1. Guna Disclosing Agent ..................................... 18

A.6.2. Syarat Disclosing Agent .................................... 18

A.7. Indeks OHI-S ............................................................... 19

A.7.1. Kriteria Penilaian OHI-S .................................... 19

v

Page 11: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

11

A.7.2. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus

dan OHI-S ......................................................... 20

B. Kerangka Konsep ................................................................... 21

C. Defenisi Operasional ............................................................. 21

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 22

A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................. 22

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 22

B.1. Lokasi Penelitian .......................................................... 22

B.2. Waktu Penelitian .......................................................... 22

C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 22

C.1. Populasi ....................................................................... 22

C.2. Sampel ......................................................................... 22

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ....................................... 23

D.1. Jenis Data .................................................................... 23

D.2. Cara Pengumpulan Data .............................................. 23

E. Pengolahan dan Analisa Data .............................................. 24

E.1. Pengolahan Data ......................................................... 24

E.2. Analisa Data ................................................................. 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 26

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 26

B. Pembahasan ......................................................................... 27

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 29

A. Simpulan .......................................................................... 29

B. Saran .......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi

Page 12: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

12

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 ............................................................................. 26

Tabel 4.2. Daftar Distribusi Frekuensi OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 ............................................................................. 26

vii

Page 13: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5. Format Pemeriksaan

Lampiran 6. Etichal Clearence

Lampiran 7. Master Tabel

Lampiran 8. Daftar Konsultasi

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

viii

Page 14: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan, dengan tujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,

sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis (Ramadhan A.G, 2014).

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya

meningkatkan kesehatan. Salah satu penyebab seseorang mengabaikan

masalah kesehatan gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang

kebersihan gigi dan mulut yang kurang. Masalah kesehatan gigi dan mulut

seperti karies, gingivitis, radang dan stomatitis pada kelompok usia sekolah

menjadi perhatian yang penting dalam pembangunan kesehatan yang salah

satunya disebabkan oleh rentannya kelompok usia sekolah dari gangguan

kesehatan gigi dan mulut. Hal itu dilandasi oleh kurangnya pengetahuan dan

kesadaran akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut (Machfoedz, 2015).

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

kesehatan menjelaskan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit

(preventif), penyembuhan kesehatan (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (berkelanjutan) (Pintauli S, 2012).

Menjaga kesehatan gigi sangat penting, karena gigi merupakan bagian

dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia. Status

kebersihan gigi dan mulut merupakan keadaan yang menggambarkan

kebersihan gigi dan mulut seseorang. Penilaiannya dengan menggunakan suatu

indeks kebersihan gigi dan mulut atau Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)

yang merupakan indeks gabungan antara debris indeks dengan kalkulus indeks.

1

Page 15: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

2

Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, dapat di ukur dengan menggunakan

Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) dari Green dan Vermillion. Kriteria

penilaannya adalah 0,0 – 1,2 (Baik), 1,3 – 3,0 (Sedang), 3,1– 6,0 (Jelek)

(Boediharjo, 2014).

Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan

kebersihannya, sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak

organ yang berada dalam mulut, seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil, uvula,

kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris, dan lidah. Mulut merupakan bagian

yang penting dari tubuh kita dan dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin dari

kesehatan gigi karena banyak penyakit umum mempunyai gejala-gejala yang

dapat dilihat dalam mulut. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih

buruk dan anak lebih banyak makan makanan dan minuman yang menyebabkan

karies dibanding orang dewasa. Anak-anak umumnya senang makanan yang

mengandung gula, apabila anak terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang

mengandung gula dan jarang membersihkannya, maka giginya gigi pada anak

akan mengalami karies (Machfoedz, 2015).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan

kesehatan gigi dan mulut terutama pada anak sekolah perlu mendapatkan

perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh

kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap perkembangan

kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab timbulnya masalah kesehatan

gigi dan mulut salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan

kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan

akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Ramadhan A.G, 2014).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,

dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang dipengaruhi melalui

indra pendengara (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2015).

Pengetahuan anak sekolah dasar (SD) tentang kebersihan gigi dan mulut

sendiri sebenarnya bisa didapat dari berbagai sumber meskipun belum ada

penelitian pasti tentang hal itu. Pengetahuan itu bisa berasal dari media online,

Page 16: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

3

internet yang semakin canggih, apalagi kalau kita perhatikan internet merupakan

bagian dari kehidupan anak-anak sekolah dasar saat ini (Boediharjo, 2014).

Dari survey awal yang dilakukan, hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan

mulut pada 17 orang siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan

Merdeka Kabupaten Karo terdapat kategori OHI-S baik sebanyak 2 orang,

sedang sebanyak 4 orang dan buruk sebanyak 11 orang. Menurut peneliti, hal ini

disebabkan oleh kurangnya kesadaran siswa/i dalam memelihara kebersihan gigi

dan mulut. Bahkan informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Kepala Sekolah

SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo, di SD tersebut

belum pernah dilakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan kebersihan

gigi dan mulut terhadap OHI-S.

Berdasarkan dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan “Gambaran Pengetahuan

Kebersihan Gigi dan Mulut Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka

No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin mengetahui

bagaimana gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S

pada siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten

Karo Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian

C.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i

Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun

2018.

C.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan kebersihan gigi dan mulut pada

siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten

Karo.

Page 17: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

4

2. Untuk mengetahui OHI-S pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

D. Manfaat Penelitian

1. Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang bagaimana memotivasi anak

untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut.

2. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pemeliharaan

kebersihan gigi dan mulut bagi siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo.

3. Agar pihak sekolah lebih memperhatikan dan memahami pentingnya

menjaga kebersihan gigi dan mulut sehingga pihak sekolah termotivasi untuk

melakukan kerjasama dengan puskesmas dalam melaksanakan UKGS

untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut.

4. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti lain, serta

sebagai bahan referensi dan informasi di perpustakaan Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.

5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut.

Page 18: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

A.1. Pengetahuan

A.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar

menjawab pertanyaan “what” misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan

sebagainya. Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar. Untuk

memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha

mengumpulkan pengetahuan (Widi, 2010).

Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang

memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui

pengalaman orang lain. Semenjak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi

ini, manusia telah berusaha mengumpulkan fakta. Dari fakta-fakta ini kemudian

disusun dan disimpulkan menjadi berbagai teori sesuai dengan fakta yang

dikumpulkan tersebut. Teori-teori tersebut kemudian digunakan untuk memahami

gejala-gejala alam dan kemasyarakatan yang lain (Notoatmodjo, 2015).

A.1.2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

(Notoatmodjo, 2015) sepanjang sejarah yaitu :

1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan :

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila

menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dengan

coba-coba saja. Metode ini digunakan orang dalam waktu yang cukup

lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai seekarang

pun metode ini masih sering dipergunakan, terutama oleh mereka yang

belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan

masalah yang dihadapi.

5

Page 19: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

6

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Cara ini merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diwariskan turun

temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan-kebiasaan ini

seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak

tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris maupun berdasarkan penalaran sendiri.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pimpinan-pimpinan

masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang

pemerintahan dan sebagainya.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang pernah

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran

Disini manusia telah mampu memperoleh pengetahuannya

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

Induksi dan deduksi merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak

langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dicari hubungannya

sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

2. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian (research methodology). Cara ini mula-mula

dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626). Mula-mula ia mengadakan

pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan

kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan

akhirnya diambil kesimpulan umum.

3. Metode Ilmiah

Almark (1939) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu

cara menerapkan prinsip-prinsp logis terhadap penemuan, pengesahan dan

penjelasan kebenaran. Dengan demikian bahwa penelitian pada dasarnya

adalah proses penerapan ilmiah tersebut dan hasilnya adalah ilmu

(kebenaran).

Page 20: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

7

A.1.3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2015), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai memanggil (recall) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu, misalnya tahu bahwa buah tomat

banyak mengandung vitamin C.

2. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak

sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit demam

berdarah bukan hanya sekedar mengucapkan 3M (mengubur, menutup dan

menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus menutup,

mengubur dan menguras.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud

dapat mengunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut

pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang

proses perencanaan, harus dapat membuat perencanaan program

kesehatan di tempat bekerja atau dimana saja.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen

bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis

adalah orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan,

mengelompokan, menbuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas

objek tersebut.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau

meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki atau dengan kata lain sistesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang

telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas kata-kata atau kalimat

Page 21: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

8

sendiri tentang hal-hal yang telah dibaca atau didengar, dan dapat membuat

kesimpulan tentang artiel yang telah dibaca.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penelitian terhadap suatu objek tertentu. Misalnya seorang ibu

dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau

tidak. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendirian atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

A.2. Kebersihan Gigi dan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut (oral hygiene) merupakan suatu pemeliharaan

kebersihan dan hygiene struktur gigi dan mulut melalui sikat gigi, stimulasi

jaringan, pemijatan gusi, hidroterapi, dan prosedur lain yang berfungsi untuk

mempertahankan gigi dan kesehatan mulut. Kebersihan rongga mulut

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi.

Penelitian secara epidemiologi mengenai karies gigi dan penyakit periodontal,

diperlukan suatu metode dan kriteria untuk mengetahui status kesehatan gigi

seseorang atau masyarakat.

Gigi merupakan struktur penting karena termasuk dalam rongga mulut

kita dan dengan demikian gigi termasuk badan kita. Kesehatan gigi baru penting

apabila ia menyumbang kesehatan gigi geligi secara keseluruhan dengan

demikian menyumbang kesehatan umum dan kesejahteraan manusia. Tujuan

kesehatan gigi dan mulut adalah menghilangkan plak secara teratur untuk

mencegah agar plak tidak tertimbun dan lama kelamaan menyebabkan

kerusakan pada jaringan ((Boediharjo, 2014).

A.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Gigi dan Mulut

Faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut yaitu adanya

penumpukan sisa-sisa makanan, plak, kalkulus, material alba dan stain pada

permukaan gigi geligi.

1. Sisa-sisa makanan (food debris)

Sisa-sisa makanan akan segera dilarutkan oleh enzim-enzim bakterial, dan

dibersihkan dari rongga mulut, namun masih terdapat sisa-sisa makanan

yang tertinggal pada gigi dan mukosa. Hal-hal yang mempengaruhi

Page 22: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

9

kecepatan pembersihan makanan dalam mulut ialah aliran saliva, lidah, pipi

serta susunan gigi geligi dalam lengkung rahang.

2. Plak

Plak adalah semua yang tertinggal pada gigi dan gingiva setelah berkumur

kuat. Plak yang sangat tipis (kurang dari 10-20 μ) baru kelihatan dengan

pewarnaan. Plak terdiri dari warna putih lunak, kekuning-kuningan, hijau

maupun berbutiran.

c. Kalkulus

Kalkulus adalah massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan

melekat pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya yang ada dalam

rongga mulut, misalnya gigi tiruan dan restorasi.

d. Material Alba

Material alba merupakan deposit yang jarang dan lunak, berwarna

kekuningan, dan dapat ditemukan pada rongga mulut yang kurang terjaga

kebersihannya.

e. Stain Gigi

Substansi yang membentuk stain yang melekat erat pada permukaan gigi

sangat banyak dan harus dibersihkan secara khusus. Stain mempunyai

estetik yang kurang baik tetapi tidak menyebabkan iritasi gingiva maupun

berfungsi sebagai fokus deposisi plak.

(Machfoedz, 2015)

A.2.2. Cara Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut

Agar gigi sehat dan tidak mudah diserang penyakit, upaya-upaya yang

dapat dilakukan yaitu :

1. Bersihkan gigi secara teratur

Ini sehubungan dengan faktor gigi dalam pembentukan lubang gigi. Gigi

dibersihkan supaya tidak ada lagi plak yang terbentuk dan menjadi tempat

tinggal bakteri pembentuk lubang gigi.

2. Bersihkan mulut secara menyeluruh

Hal ini berhubungan dengan faktor bakteri dalam pembentukan lubang gigi.

Menyikat gigi sebenarnya hanya membersihkan ¼ atau 25% dari

keseluruhan bagian gigi dan mulut. Masih ada pipi, lidah dan jaringan lunak

lainnya yang bisa berpotensi sebagai tempat tinggal bakteri jahat dalam

Page 23: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

10

rongga mulut kalau tidak dibersihkan secara teratur. Gunakan bantuan

benang gigi (dental floss), pembersih lidah, dan obat kumur sebagai alat

bantu pembersihan gigi dan mulut selain dengan menyikat gigi.

3. Kurangi makanan manis

Hal ini berhubungan dengan faktor gula dalam pembentukan lubang gigi.

Makanan manis dapat menjadi sumber makanan bagi bakteri pembentukan

lubang gigi. Dengan mengurangi sumber tenaga berarti bisa mengurangi

aktivitas bakteri dalam proses pelubangan. Minimal bisa dengan cara

berkumur setelah makan manis dan lengket dengan air putih.

4. Rutin kontrol ke dokter gigi

Ini berhubungan dengan faktor waktu. Dengan memeriksakan kesehatan gigi

dan mulut secara teratur ke dokter gigi maka waktu yang diperlukan untuk

bakteri melakukan aksinya dihentikan. Misalnya butuh sekitar tujuh bulan

untuk pembentukan karang gigi, tetapi dengan mengontrol kesehatan gigi

setiap enam bulan sekali maka kita mendahului satu bulan lebih cepat dan

memaksa bakteri mengulang proses dari awal lagi dan begitu seterusnya

(Erwana, F.A. 2013).

A.3. Upaya Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut

Menjaga kesehatan gigi dan mulut memang wajib dilakukan agar kita

tetap merasa nyaman ketika hendak berbicara maupun mengunyah makanan.

Kali ini Coco Kosmetik ingin membagikan tips cara alami menjaga kesehatan gigi

dan mulut. Meskipun begitu biasanya hal ini dianggap remeh oleh sebagian

orang, akan tetapi seperti yang kita tahu bahwa kesehatan gigi dan mulut tetap

harus dijaga karena mulut digunakan untuk mengkonsumsi makanan dan juga

sarana berkomunikasi. Demikian ini tentu sangat penting dilakukan khususnya

untuk mereka yang sering beraktivitas dengan banyak orang. Sebab apabila

mulut kita tidak sehat, tentu orang yang ada di sekitar kita menjadi tidak nyaman

(Machfoedz, 2015).

A.3.1. Tindakan Secara Alami

Menjaga kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan metode alami.

Tindakan secara alami ini tentunya dengan memakai bahan-bahan alami yang

dapat membuat kesehatan gigi anda lebih terjaga dengan baik.

Page 24: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

11

1. Mengonsumsi keju

Makanan keju sangat bagus untuk kesehatan gigi, sebab pada makanan

keju mengandung banyak sekali protein yang berguna dalam menjaga

lapisan email pada gigi. Selain itu kalsium yang terdapat di dalamnya juga

bermanfaat untuk menguatkan gigi.

2. Mengonsumsi cukup vitamin D

Vitamin D bisa memudahkan dalam penyerapan kalsium untuk gigi. Sumber

vitamin D tersebut bisa didapatkan dari makanan seperti ikan, telur maupun

susu.

3. Menjaga kadar asam di dalam mulut

Beberapa makanan dapat meninggalkan keasaman dalam mulut sehingga

dapat merusak gigi. Makanan tersebut biasanya seperti soda, teh, kopi, jeruk

dan sebagainya. Kurangi mengonsumsi makanan maupun minuman yang

bisa meninggalkan kadar keasaman dalam mulut.

4. Dengan mengonsumsi makanan tertentu

Makanan yang baik apabila kita konsumsi untuk menjaga kebersihan gigi

dan mulut adalah buah strawberry dapat memutihkan kulit, apel dan

sebagainya (Boediharjo, 2014).

A.3.2. Tindakan Secara Kimiawi

Upaya pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut secara kimiawi yaitu

dengan menggunakan antibotik dan senyawa-senyawa anti bakteri selain

antibiotik. Antibiotik yang diberi kode CC 10 232 yang dihasilkan oleh

streptococcus caelostis efektif terhadap bakteri gram positif dan dapat

mengurangi pembentukan plak dan kalkulus pada manusia. Senyawa-senyawa

antibakterial selain antibiotik telah banyak digunakan dalam pasta gigi, obat

kumur, juga secara topikal untuk perawatan penyakit periodontal (Ramadhan

A.G. 2014).

A.3.3. Tindakan Secara Mekanis

Tindakan secara mekanis adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut

dari sisa makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

penyakit pada jaringan keras maupun jaringan lunak. Pada tindakan secara

mekanis untuk menghilangkan plak, lazim digunakan alat fisioterapi oral.

Page 25: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

12

Alat Fisioterapi Oral adalah alat yang digunakan untuk membantu

membersihkan gigi dan mulut dari sisa-sisa makanan dan debris yang melekat

pada permukaan gigi. Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang

digunakan secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut.

1. Sikat gigi

Sikat gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan

secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Di pasaran dapat

ditemukan berbagai macam sikat gigi, baik manual maupun elektrik dengan

berbagai ukuran dan bentuk. Bulu sikat terbuat dari berbagai macam bahan,

tekstur, panjang dan kepadatan. Walaupun banyak jenis sikat gigi di

pasaran, harus diperhatikan keefektifan sikat gigi untuk membersihkan gigi

dan mulut. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih sikat gigi

yang tepat adalah :

a. Kelembutan bulu sikat

Pilihlah bulu sikat yang soft atau lembut, karena semakin keras bulu sikat

gigi, maka semakin besar pula kemungkinan sikat gigi tersebut menyakiti

gusi.

b. Ukuran kepala sikat

Kepala sikat gigi yang berukuran kecil lebih baik, karena bisa menjangkau

seluruh bagian gigi dengan baik termasuk yang paling sulit dijangkau

yaitu gigi paling belakang.

c. Model sikat

Sikat gigi yang terbaik adalah sikat gigi yang fit atau pas dengan mulut

serta terasa nyaman saat digunakan. Sebab itu, sikat gigi tersebut harus

bisa menjangkau semua gigi yang ada di dalam mulut termasuk gigi yang

paling belakang.

d. Gagang sikat

Pilihlah gagang sikat gigi yang tidak licin agar sikat gigi tetap bisa

digunakan dengan baik walaupun dalam keadaan basa.

2.. Benang gigi (dental floss)

Menggunakan tali khusus untuk membersihkan gigi mungkin

merupakan hal yang klasik dan kuno. Tapi anda harus tahu, bahwa dengan

menggunakan tali khusus anda dapat membersihkan sela-sela gigi dari

kuman dan bakteri. Dengan menyikat gigi saja tidak cukup, karena bulu sikat

Page 26: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

13

tidak sanggup menjangkau sela-sela gigi dengan baik dan optimal.

Penggunaan tali ini dan mouthwash merupakan gabungan hal yang sangat

baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Namun harus diperhatikan juga

penggunaan tali ini, agar tidak menimbulkan luka pada sela-sela gusi.

3. Sikat interdental

Sikat interdental stimulator yang mempunyai kelebihan yaitu sikat

yang dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan dapat

membersihkan pada bagian yang terletak diantara dua gigi (Pintauli S.

2012).

A.3.4. Jenis-jenis Sikat Gigi

1. Sikat gigi manual

Dengan sikat gigi manual dapatmengatur seberapa banyak tekanan yang

digunakan saat menggenggam sikat gigi. Hal ini berguna untuk membantu

menghindari menempatkan tekanan yang terlalu besar pada gigi. Tekanan

yang berlebihan pada gigi dapat mengikis lapisan enamel gigi, menyebabkan

rasa sakit, peningkatan sensitivitas gigi, dan peningkatan risiko pembusukan

gigi. Sikat gigi manual terdiri atas kepala sikat (head), bulu sikat (bristle) dan

tangkai atau pegangannya (handle).

2. Sikat gigi elektrik

Sikat gigi elektrik dapat menjadi alat yang memudahkan rutinitas harian bagi

orang-orang yang memiliki kesulitan menggunakan tangan mereka, misalnya

untuk golongan manula dan mereka yang memiliki arthritis. Jika dokter gigi

menemukan tidak cukup efektif membersihkan mulut dan gigi dengan sikat

gigi manual, dokter menyarankan menggunakan sikat gigi elektrik.

Sikat gigi elektrik mengikuti 3 pola dasar pada waktu dipasang yaitu a).

Resiprocal yaitu gerakan maju mundur. b) Arcuate yaitu gerakan ke atas ke

bawah. c) Elips yaitu kombinasi gerakan resiprocal dan arcuate.

3. Sikat gigi khusus

Sikat gigi khusus biasanya ditujukan untuk pemakai pesawat cekat

orthodontonti, perokok, pasien yang sulit bergerak dan setelah bedah

periodontal (Boediharjo, 2014)

Page 27: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

14

A.3.5. Cara Menyikat Gigi

1. Letakkan bulu sikat gigi pada permukaan gigi dekat tepi gusi dengan posisi

membentuk sudut 45 derajat. Mulailah menyikat gigi geraham atas atau gigi

belakang di salah satu sisi mulut. Sikatlah dengan gerakan melingkar dari

atas ke bawah selama sekitar 20 detik untuk setiap bagian.

2. Sikat setiap bagian gigi, mulai dari bagian gigi yang biasa dipakai untuk

mengunyah, gigi yang dekat dengan pipi dan lidah. Pastikan semua

permukaan gigi sudah disikat, sehingga plak atau sisa makanan yang

menempel di gigi bisa hilang.

3. Untuk membersihkan permukaan dalam gigi depan, pegang sikat gigi dalam

posisi vertikal atau gunakan ujung kepala sikat gigi, lalu sikat dengan

gerakan melingkar dari tepi gusi sampai atas gigi. Lakukan gerakan ini

berulang sebanyak 2-3 kali.

4. Ubah pola menyikat gigi jika diperlukan. Kadang, menyikat gigi dengan cara

yang sama membuat ada bagian gigi lain terabaikan.

5. Jika menyikat gigi dimulai dari bagian geraham atas, maka sikatan akhir

pada gigi geraham bawah. Durasi waktu untuk menyikat gigi seluruh bagian

sekitar 2-3 menit dan baru setelah itu kumur-kumur hingga gigi bersih.

6. Jangan menyikat gigi terlalu keras atau terlalu memberi tekanan pada gigi

karena ini akan menyakitkan gigi dan gusi. Terlalu keras menyikat gigi

sebenarnya tidak membantu membersihkan gigi lebih baik juga. Justru, hal

ini dapat menyebabkan permukaan luar gigi (enamel) terkikis dan ini adalah

asal mula dari gigi sensitif.

7. Menyikat gigi dengan gerakan lurus (bukan melingkar) bukanlah cara yang

efektif dalam membersihkan gigi. Menyikat gigi dengan gerakan lurus dalam

waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gusi.

(Pudentiana, R.E. 2011)

A.3.6. Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi

Waktu yang tepat untuk sikat gigi adalah ketika mau tidur malam,

dan setelah sarapan di pagi hari. Kalau mau ditambah lagi setelah makan siang.

1. Ketika akan tidur malam

Sisa-sisa makanan dan minuman selama seharian penuh mungkin

sudah menumpuk di dalam rongga mulut kita. Meskipun kelihatannya bersih,

Page 28: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

15

mungkin saja serpihan (debris) makanan terselip diantara gigi-gigi. Jangan

sampai sisa makanan dan minuman itu dibawa tidur karena bisa

menimbulkan banyak kerugian. Salah satunya bisa menyebabkan

munculnya karang gigi.

Maka sebaiknya sebelum tidur malam itu disempat-sempatkan untuk

menggosok gigi. Supaya sisa-sisa makanan dan minuman tadi bersih,

sehingga kuman-kuman tidak mendapatkan jatah makan malam, lalu jadi

malas dan dan berkembangbiak di dalam rongga mulut.

2. Setelah sarapan di pagi hari

Waktu yang tepat untuk sikat gigi selain sebelum tidur, adalah setelah

sarapan pagi setelah 30 menit. Tidak langsung setelah makan langsung

sikat gigi. Jeda waktu tadi untuk memberi kesempatan sistem pencernaan

kita, utamanya di rongga mulut, bekerja optimal.

3. Sikat gigi saja belum cukup

Menyikat gigi saja belum cukup. Setidaknya setiap 6 bulan sekali

periksalah ke dokter gigi untuk mengetahui masalah yang mungkin muncul,

juga untuk membersihkan karang gigi sebelum menumpuk terlalu banyak.

Umumnya dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat giginya

segera setelah makan. Pasien harus menyikat gigi secara teratur minimal 2 kali

sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Biasanya rata-rata

menyikat gigi kira-kira 1 menit, walaupun ada juga yang melaporkan 2 sampai

2,5 menit. Penentuan waktu ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada

orang yang sangat memerlukan program kontrol plak, yang perlu diingat bahwa

sebaiknya pasien diberitahu urut-urutan menyikat gigi (Ayu Intan, 2013).

A.4. Debris

Debris Debris adalah sisa-sisa makanan yang biasanya menempel di

celah gigi dan merupakan faktor pendukung timbulnya karies (lubang gigi).

Debris dibedakan menjadi food retention (sisa makanan yang mudah dibersihkan

dengan air liur, pergerakan otot-otot mulut, berkumur, atau dengan menyikat gigi)

dan food impaction (sisa makanan yang terselip dan tertekan diantara gigi dan

gusi, biasanya hanya bisa dibersihkan dengan dental floss (benang gigi) atau

tusuk gigi, tapi harus dengan penggunaan yang benar, kalau tidak kedua benda

tersebut dapat melukai gusi).

Page 29: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

16

Pembersihan debris pada rongga mulut dipengaruhi oleh aksi mekanis

dari lidah, pipi, bibir, bentuk dan susunan gigi serta rahang (Pudentiana, R.E.

2011).

A.5. Kalkulus

Kalkulus atau kalkulus yang dahulu disebut tartar atau calcareous

deposits terdiri atas deposit plak yang termineralisasi, yang keras dan menempel

pada gigi. Warnanya bervariasi dari kuning hingga cokelat. Kalkulus terjadi

karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat, dan magnesium

fosfat.

Kalkulus dapat juga diartikan massa kalsifikasi yang terbentuk dan melekat

pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam mulut. Karang gigi berasal dari

plak yang bercampur dengan zat kapur pada ludah sehingga lama-kelamaan

akan mengendap (Ayu Intan, 2013).

A.5.1. Macam-macam Kalkulus

Berdasarkan lokasinya kalkulus ada 2 macam, yaitu :

1. Kalkulus supragingiva

a. Letak kalkulus di sebelah koronal dari tepi gingival (diatas gingival)

b. Sebagian besar bakterinya aerob, yaitu bakteri yang menggunakan

oksigen untuk kehidupannya.

c. Kalkulus terdeposit mula-mula pada permukaan gigi yang berlawanan

dengan duktus saliva, pada permukaan lingual insisivus bawah dan

permukaan bukal molar atas, tetapi dapat juga terdeposit pada setiap gigi

dan geligi tiruan yang tidak dibersihkan dengan baik, misalnya permukaan

oklusal gigi yang tidak mempunyai antagonis.

d. Warna agak kekuningan kecuali bila tercemar faktor lain seperti

tembakau, anggur, pinang.

e. Bentuk cukup keras, rapuh, mudah dilepas dari gigi dengan alat khusus

f. Sumber mineral diperoleh dari saliva

g. Dapat terlihat langsung di dalam mulut

2. Kalkulus subgingiva

a. Letaknya disekitar akar gigi di dekat batas apical poket yang dalam,

sekitar apeks gigi (di bawah gingival).

Page 30: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

17

b. Sebagian besar bakterinya anaerob, yaitu bakteri yang hidup di

lingkungan yang tidak mengandung oksigen.

c. Bentuk lebih keras daripada kalkulus supragingiva, melekat lebih erat

pada permukaan gigi.

d. Warna hijau tua atau hitam

e. Sumber mineral diperoleh dari serum darah

f. Tidak dapat terlihat langsung dalam mulut (Boediharjo, 2014).

A.5.2. Penyebab kalkulus

Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah rongga

mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat gigi, pada

permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang disebut pelikel.

Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah ditumbuhi kuman

disebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening yang menempel pada

permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi dan lidah. Lapisan itu tidak

lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir bakteri, sejumlah protein dan air

ludah. Plak selalu berada dalam mulut karena pembentukannya selalu terjadi

setiap saat, dan akan hilang bila menggosok gigi atau menggunakan benang

khusus. Plak yang dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (berikatan

dengan kalsium) dan mengeras sehingga menjadi karang gigi. Mineralisasi plak

mulai di dalam 24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang (Machfoedz,

2014).

Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneiti mengenai proses

pembentukan kalkulus, antara lain :

1. Teori CO

Menurut teori ini pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya

perbedaan tekanan CO dalam rongga mulut dengan tekanan CO dari duktus

saliva, yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menadi

jenuh.

2. Teori Protein

Pada konsentrasi tinggi, protein klorida saliva bersinggungan dengan

permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga

mengurangi stabilitas larutannya da teradi pengendapan garam kalsium

fosfat.

Page 31: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

18

3. Teori Fosfatase

Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase

membantu proses hidrolisa fosfat saliva sehingga terjadi pengendapan

garam kalsium fosfat.

4. Teori Esterase

Esterase terdapat pada mikrorganisme, membantu proses hidrolisis ester

lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk

kalsiumfosfat.

5. Teori Amonia

Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk

ammonia sehingga pH saliva naik dan terjadi pengendapan garam kalsium

fosfat.

6. Teori pembenihan

Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor

yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih

kristal kalsium fosfat dari saliva jenu (Aditiawarman, 2012).

A.6. Disclosing Agent

Pemakaian disclosing agent ini utamanya ditujukan untuk anak-anak. Hal

itu bertujuan supaya mereka tahu bahwa gigi mereka sudah bersih atau belum.

Tapi orang dewasa juga bisa memakainya kok jika ingin mengetahui kebersihan

giginya. Disclosing agent ini tersedia dalam bentuk cair, tablet, dan gel. Tapi

yang umumnya digunakan adalah yang berbentuk cair, karena lebih mudah

penggunaannya (Ayu Intan, 2013).

A.6.1. Guna Disclosing Agent

1. Menunjukkan adanya plak pada gigi karena mempunyai kemampuan

mewarnai dental plak.

2. Menilai kebersihan mulut, apakah pasien memelihara kebersihan mulutnya

dengan baik atau tidak.

3. Membantu dalam mendidik cara-cara memelihara kebersihan mulut.

A.6.2. Syarat Disclosing Agent

1. Warna harus kontras dengan warna gigi.

Page 32: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

19

2. Warnanya tidak mudah dihilangkan dengan kumur-kumur ringan dan tidak

luntur dengan saliva.

3. Tidak mempengaruhi rasa.

4. Tidak menimbulkan alergi pada mukosa mulut.

5. Tidak memberi efek yang berbahaya pada mukosa membran.

A.7. Indeks OHI-S

Indeks adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang

didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari

permukaan gigi yang ditutupi oleh permukaan plak maupun kalkulus. Dengan

demikian angka yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif (Ayu Intan,

2013).

A.7.1. Kriteria Penilaian OHI-S

Menurut Greene and Vermillion menyatakan bahwa untuk mengukur

kebersihan gigi dan mulut menggunakan indeks yang dikenal dengan Oral

Hygiene Indeks (OHI-S). Indeks ini hanya digunakan untuk mengukur tingkat

kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas dari penyikat.

OHI-S = Debris Indeks + Kalkulus Indeks atau OHI-S = DI + CI

Dan gigi yang diperiksa :

a. Gigi 16 pada permukaan bukal

b. Gigi 11 pada permukaan labial

c. Gigi 26 pada permukaan bukal

d. Gigi 36 pada permukaal lingual

e. Gigi 31 pada permukaan labial

f. Gigi 46 pada permukaan lingual

permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat

dalam mulut. Jika gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, maka penilaian

dilakukan sebagai berikut :

1. Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua, jika

molar pertama dan kedua tidak ada, penilaian dilakukan pada molar ketiga,

akan tetapi jika molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada, maka tidak ada

penilaian untuk segmen tersebut.

Page 33: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

20

2. Jika gigi incicivus pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi

incicivus kiri dan jika gigi incicivus kiri bawah tidak ada, dapat diganti dengan

incicivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi incicivus pertama kiri

atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.

3. Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat

diperiksa.

Kriteria penilaian Debris dan Kalkulus Indeks :

1. Debris indeks :

0 = Tidak ada debris atau stain

1 = Debris menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau terdapat

stain ekstrinsik di permukaan yang diperiksa.

2 = Debris menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang

diperiksa

3 = Debris menutup dari 2/3 pemukaan yang diperiksa

Skor Debris Indeks Debris Indeks = Jumlah gigi yang diperiksa

2. Kalkulus Indeks

0 = Tidak ada kalkulus

1 = Kalkulus supra gingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal

yang diperiksa

2 = Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3

permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus

subgingiva di sekeliling permukaan servikal gigi

3 = Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan aau ada

kalkulus subgingiva yang mengelilingi servikal gigi

Skor Kalkulus Indeks Kalkulus Indeks = Jumlah gigi yang diperiksa

A.7.2. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus dan OHI-S

Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan kalkulus

sama, yaitu :

1. Baik : Jika nilainya antara 0 – 0,6

Page 34: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

21

2. Sedang : Jika nilainya antara 0,7 – 1,8

3. Buruk : Jika nilainya antara 1,9 – 3,0

OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu :

1. Baik : Jika nilainya antara 0 – 1,2

2. Sedang : Jika nilainya antara 1,3 – 3,0

3. Buruk : Jika nilainya antara 3,1 – 6,0

Oral Hygiene Indeks Simplified (OHI-S) merupakan hasil penjumlahan

Debris Indeks (DI) dan Kalkulus Indeks (CI) (Putri, M.H, dkk. 2012).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian konsep-konsep serta

variabel-variabel yag akan diukur (diteliti) (Notoatmodjo, 2015). Variabel yang

digunakan adalah :

1. Variabel independent atau bebas adalah variabel yang dipengaruhi.

2. Variabel dependent atau variabel bertingkat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independent.

Maka dapat digambarkan kerangka konsep sebagai berikut :

Variabel Independent Variabel Dependent

C. Defenisi Operasional

1. Tingkat pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut adalah hasil tahu

atau pemahaman yang diberikan nilai berdasarkan kuisioner.

2. Debris Indeks adalah benda endapan lunak yang melekat pada permukaan

gigi sehabis mengkonsumsi makanan.

3. Kalkulus Indeks atau yang disebut karang gigi merupakan jaringan keras

yang melekat erat pada gigi.

4. OHI-S Indeks adalah skor (nilai) penjumlahan debris indeks dan kalkulus

indeks.

Pengetahuan :

- Baik

- Sedang

- Buruk

OHI-S

Page 35: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif yaitu untuk melihat

gambaran pengetahuan kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S pada siswa/i

Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun

2018.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

B.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada SD Merdeka No. 040471 Kecamatan

Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.

B.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari s/d Juni 2018.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

C.1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i

SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo sebanyak 192

orang.

C.2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2010), apabila subjek yang diteliti kurang

dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil 10-15% atau 20-

25% atau lebih.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas V

SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo yaitu sebanyak

30 orang.

22

Page 36: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

23

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

D.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data

skunder.

1. Data primer

Data ini diperoleh langsung melalui pengisian kuesioner. Dalam penelitian ini

peneliti melakukan pengambilan data sebagai berikut :

a. Memberikan kuesioner pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo tentang gambaran pengetahuan

kebersihan gigi dan mulut terhadap OHI-S. Penilaian pada kuesioner

sebagai berikut :

Untuk jawaban benar nilai = 1

Untuk jawaban salah nilai = 0

Skor Maksimum – Skor Minimum Rumus = Kategori

9 - 1 = 3

= 2,66

Untuk penilaian akhir perhitungan memiliki tiga kategori (baik, sedang,

buruk).

- Baik = 7 – 9

- Sedang = 4 – 6

- Buruk = 0 – 3

b. Hasil pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut atau OHI-S pada siswa/i

kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Tahun 2018.

2. Data Sekunder

Data ini diperoleh dari pencatatan data umum yang diperoleh mengenai

biodata siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo dari Kepala Sekolah.

D.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

observasi langsung kepada siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan

Page 37: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

24

Merdeka Kabupaten Karo dengan membagikan kuesioner pada siswa/i untuk

selanjutnya diisi oleh siswa/i tersebut dan melakukan pemeriksaan OHI-S.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Alat

a. Kaca mulut

b. Sonde

c. Pinset

d. Excavator

e. Gelas kumur

f. Nierbekken

g. Handschoen dan masker

h. Celemek

i. Lembar kuesioner

j. Formulir pemeriksaan

k. Alat tulis

2. Bahan

a. Kapas

b. Disclosing solution

c. Baskom berisi air bersih

E. Pengolahan dan Analisa Data

E.1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari instrument penelitian kuesioner dan hasil

pemeriksaan kemudian dilakukan pengolahan data sebagai berikut :

1. Editing (pemeriksaan data)

Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan

yang dilakukan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner

tersebut.

2. Coding (pemberian kode)

Untuk mempermudah pengolahan data semua variabel diberi kode, misalnya

jenis kelamin untuk laki-laki diberi kode 1 dan perempuan diberi kode 2.

Page 38: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

25

3. Data entry (memasukkan data)

Mengisi kolom-kolom lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing

pertanyaan.

4. Tabulating (penyusunan data)

Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang

diinginkan oleh peneliti.

E.2. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan cara manual menggunakan tabel

distribusi frekuensi untuk memberikan informasi tentang hubungan pengetahuan

kebersihan gigi dan mulut pada siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018.

Page 39: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang dikumpulkan adalah hasil penelitian terhadap pada siswa/i

kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun

2018. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner dan

pemeriksaan langsung pada mulut siswa/i yang menjadi sampel.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pada siswa/i kelas V

SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018,

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Terhadap Tingkat Kebersihan

Gigi dan Mulut Tahun 2018

Pengetahuan N %

Baik 28 93,3

Sedang 2 6,7

Buruk 0 0

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pengetahuan 30 siswa/i kelas V

SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo terhadap tingkat

kebersihan gigi dan mulut diketahui kriteria baik ada 28 orang 93,3%), kriteria

sedang ada 2 orang 6,7%) dan tidak ada kriteria buruk.

26

Page 40: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

27

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018

Kriteria OHI-S N %

Baik 5 16,7

Sedang 17 56,6

Buruk 8 26,7

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 siswa/i kelas V SD

Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo hasil persentase

OHI-S dengan kriteria baik ada 5 orang 16,7%), kriteria sedang ada 17 orang

(56,6%) dan kriteria buruk ada 8 (26,7%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa dari 30

siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Tahun 2018 yang dibagikan kuesioner kebersihan gigi dan mulut didapatkan

hasil dengan kriteria baik ada 28 orang (93,3%), kriteria sedang ada 2 orang

(6,7%) dan tidak ada kriteria buruk.

Untuk persentase OHI-S yang diperoleh dari 30 siswa/i kelas V SD

Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 dengan

kriteria baik ada 5 orang (16,7%), kriteria sedang ada 17 orang (56,6%) dan

kriteria buruk ada 8 orang (26,7%).

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pengetahuan siswa/i kelas V SD

Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo masuk dalam kriteria

baik, sedangkan kebersihan gigi dan mulutnya masuk dalam kriteria sedang. Hal

ini disebabkan bahwa pengetahuannya tidak diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari atau bisa juga kesalahan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut

yang kurang tepat karena kurangnya perhatian baik dari orang tua maupun dari

pihak sekolah tentang cara menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan

benar.

Page 41: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

28

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga

dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui

indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata) (Notoatmodjo, 2015).

Debris adalah benda asing yang lunak yang melekat pada gigi sehabis

mengkonsumsi makanan. Pembersihan debris pada rongga mulut dipengaruhi

oleh aksi mekanis dari lidah, pipi, bibir, bentuk dan susunan gigi serta bentuk

rahang.

Plak merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi,

terdiri atas mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matriks

interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya.

Kalkulus adalah plak terklasifikasi yaitu suatu massa yang mengalami

klasifikasi yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, dan objek solid

lainnya di dalam mulut, misalnya restorasi dan gigi tiruan (Irma, 2013).

Page 42: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

29

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi

dan Mulut Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018 dengan sampel 30 orang,

dapat ditemukan suatu hasil kesimpulan, yaitu :

1. Gambaran pengetahuan siswa/i tentang pengetahuan kebersihan gigi dan

mulut diantaranya 28 orang (93,3%) memiliki gambaran pengetahuan baik, 2

orang (6,7%) memiliki gambaran pengetahuan sedang dan tidak ada yang

memiliki gambaran pengetahuan buruk.

2. Frekuensi OHI-S siswa/i dari 30 sampel diperoleh kategori baik 5 orang

(16,7.%), kategori sedang 17 orang (56,6%) dan kategori buruk 8 orang

(26,7%).

B. Saran

1. Diharapkan kepada siswa/i SD Merdeka No. 040471 Kecamatan Merdeka

Kabupaten Karo agar menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara

menyikat gigi yang baik dan benar.

2. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk menjalin kerjasama tentang

kebersihan gigi dan mulut dengan bagian kesehatan gigi baik dari institusi

pendidikan kesehatan gigi maupun puskesmas di sekitar lingkungan

sekolah.

3. Diharapkan kepada orang tua siswa/i kelas V SD Merdeka No. 040471

Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo agar lebih memotivasi anaknya untuk

selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi yang

baik dan benar serta memeriksakan gigi anak ke petugas kesehatan gigi

minimal 6 bulan sekali.

29

Page 43: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

30

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

Boedihardjo, 2014. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Airlangga University Press. Surabaya.

Hongini, Siti Yundali dan Mac Aditiawarman, 2012. Kesehatan Gigi dan Mulut. Pustaka Reka Cipta. Bandung.

Ircham, Machfoedz, 2015. Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak-Anak, Ibu Hamil. Fitra Maya. Yogyakarta.

Irma, Indah, Ayu Intan. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Nuha Medika. Jakarta.

Notoatmodjo, 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.

Pintauli, S. Taizo, H. 2012. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. USU Press. Medan.

Pudentiana, R.E. 2011. Buku Ajar Etika Profesi Perawat Gigi : Untuk Tenaga Kesehatan Gigi. EGC Jakarta.

Ramadhan, A.G., 2014. Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Bukune. Jakarta.

Page 44: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

31

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP OHI-S PADA SISWA/I KELAS V SD MERDEKA

NO. 040471 KECAMATAN MERDEKA KABUPATEN KARO

No. Responden : .................

Hari/Tanggal : .................

Nama : .................................................

Umur : .................................................

Jenis Kelamin : .................................................

Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan memberi tanda

silang (x) pada jawaban kamu !

1. Tujuan menyikat gigi adalah ....

a. Agar gigi bersih dan sehat

b. Agar tidak dimarahi orang tua

2. Gerakan yang mengikat gigi bagian depan yang benar adalah ...

a. Naik turun

b. Maju mundur

3. Sewaktu menyikat gigi, sebaiknya menggunakan sikat gigi .......

a. Sikat gigi milik sendiri

b. Sikat gigi milik bersama

4. Untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, yang harus dilakukan adalah ...

a. Menyikat gigi

b. Kumur-kumur

5. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi adalah ....

a. Coklat, dodol, biscuit

b. Pepaya, jambu, apel

Lampiran

Page 45: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

32

6. Jika sakit gigi, sebaiknya kita memeriksakannya ke ...

a. Dokter gigi atau tenaga kesehatan gigi lainnya

b. Dukun, tukang gigi

7. Menyikat gigi sebaiknya selama ........ menit

a. 2-3 menit

b. 4-5 menit

8. Waktu untuk memeriksakan gigi ke dokter gigi yang baik adalah ....

a. Setiap 6 bulan sekali

b. Setahun sekali

9. Waktu menyikat gigi yang baik dan benar adalah ........

a. Saat mandi pagi dan mandi sore

b. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur

Page 46: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

33

FORMAT PEMERIKSAAN OHI-S

NAMA :

UMUR :

HASIL PEMERIKSAAN

DEBRIS INDEKS CALCULUS INDEKS

DI = CI =

OHI-S = DI + CI

=

KRITERIA =

Lampiran

Page 47: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

34

LITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI TAHUN 2018

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 48: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

35

DAFTAR KONSULTASI

JUDUL : Gambaran Pengetahuan Kebersihan Gigi dan Mulut

Terhadap OHI-S Pada Siswa/i Kelas V SD Merdeka No.

040471 Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2018

No Hari/Tanggal

Materi Bimbingan

Saran Paraf Maha-siswa

Paraf Pem-bim-bing

BAB Sub BAB

1 Rabu, 07-02-2017

Pengajuan Judul Penelitian

- Survey awal terlebih dahulu

- Dipertimbangkan sasaran penelitian

2 Kamis, 08-02-2018

Penyerahan judul

ACC judul

3 Senin, 12-02-2018

Outline Buat outline form didukung referensi

4 Senin, 12-03-2018

Bab I A. Latar belakang B. Rumusan masalah

- Data terupdate - Data Indonesia, provinsi

5 Kamis,

15-03-2018

Bab II A. Tinjauan Pustaka

B. Kerangka Konsep

C. Defenisi operasional

- Referensi

tentang OHI-S

- Referensi

tentang

kebersihan gigi

dan mulut

6 Rabu,

21-03-2018

Kuesioner Perbaiki kuesioner

7 Sabtu,

24-03-2018

Bab III A. Jenis dan desain

penelitian

B. Lokasi dan waktu

penelitian

C. Populasi dan

sampel

D. Jenis dan cara

pengumpulan data

E. Pengolahan dan

analisis data

- Tata cara

pengetikan

- Lanjutkan,

belajar untuk

ujian proposal

8 Rabu,

04-04-2018

Ujian

Proposal

- Pengambilan

data

- Mengambil surat

permohonan

Page 49: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

36

penelitian

9 Sabtu, 04-04-2017

Melakukan penelitian

- Menjaga sikap, tata krama dan sopan santun

10 Master tabel

- Perbaiki master tabel

11 Sabtu, 12-05-2018

Bab IV - Perbaiki tabel dan pembahasan

- Lanjut ke Bab V

12 Senin, 14-05-2018

Bab IV dan Bab V

- Perbaiki tabel dan pemahasan dan simpulan

13 Selasa, 26-06-2018

Daftar Pustaka

- Penulisan nama buku

- Abstrak

14 Sabtu, 30-06-2018

Abstrak Lembar pengesahan

15 Selasa, 03-07-2018

Menyerah kan hasil KTI

Menunggu ujian

Medan, Juli 2018 Mengetahui : Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Pembimbing, Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan, drg. Adriana Hamsar, M.Kes drg. Etty M. Marthias, M.Si NIP. 19681009 199803 2 001 NIP. 19540322 198203 2 001

Page 50: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

37

MASTER TABEL

No Nomor

Responden Umur

P e r t a n y a a n Skor Kriteria

Data OHI-S Kriteria

1 2 3 4 5 6 7 8 9 DI CI OHI-S 1 1 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,6 0,6 2,2 Sedang 2 2 11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik 0,8 0,6 1,3 Sedang 3 3 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,3 0,9 Baik 4 4 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 2 0,8 2,8 Sedang 5 5 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik 6 6 11 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 Baik 0,8 0,6 1,4 Sedang 7 7 12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 1,6 0,6 2,2 Sedang 8 8 12 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik 2,3 1,3 3,6 Buruk 9 9 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,8 1,1 2,9 Sedang 10 10 11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,5 0,6 2,1 Sedang 11 11 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,3 0,6 1,9 Sedang 12 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,6 0,8 2,4 Sedang 13 13 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 Baik 2,1 1,1 3,2 Buruk 14 14 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik 15 15 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,4 0,5 0,9 Baik 16 16 11 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Baik 2,3 1,3 3,6 Buruk 17 17 11 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik 2 0,8 2,8 Sedang 18 18 11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 Baik 0,8 0,5 1,3 Sedang 19 19 11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 7 Baik 2,1 1, 3,2 Buruk 20 20 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,8 0,8 2,6 Sedang 21 21 11 1 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik 1,5 1,1 2,6 Sedang 22 22 11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang 2,1 1,4 3,5 Buruk 23 23 11 1 0 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik 2,3 1 3,3 Buruk 24 24 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 1,3 0,6 1,9 Sedang 25 25 12 1 1 0 1 1 1 0 1 1 7 Baik 2,3 1 3,3 Buruk 26 26 12 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik 1,8 1,1 2,9 Sedang 27 27 11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 Baik 1,0 1,8 2,8 Sedang 28 28 11 1 0 1 0 1 1 0 1 1 6 Sedang 1,3 2,1 3,4 Buruk 29 29 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik 0,6 0,5 1,1 Baik 30 30 12 1 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik 1,5 1 2,5 Sedang

Jumlah 30 25 24 26 28 24 21 30 30 240 Rata-rata 1 0,83 0,80 0,86 0,93 0,80 0,70 1 1 8 Baik Sedang

Page 51: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

38

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Data Pribadi

Nama : Hayati Beru Karo

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Karo, 15 Agustus 1966

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Kristen

Alamat : Desa Raya

Desa/Kelurahan : Raya

Kecamatan : Berastagi

Kabupaten/Kota : Karo

Provinsi : Sumatera Utara

Pendidikan

1980 : SD Negeri No. 040471 Merdeka.

1983 : SMP Bersubsidi Masehi Berastagi.

1986 : SPRG Departemen Kesehatan RI Medan.

2015-2018 : Menyelesaikan Pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan

Kemenkes RI Medan Jurusan Keperawatan Gigi.

Page 52: KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN …

39

JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2018 dengan urutan sebagai berikut :

No Uraian Kegiatan

B u l a n

Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul

2 Persiapan

proposal

3 Persiapan izin

lokasi

4 Pengumpulan

data

5 Pengolahan data

6 Analisa data

7 Mengajukan hasil

penelitian

8 Seminar hasil

penelitian

9 Penggandaan