karya tulis

11
Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012 296 ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN UNTUK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PADA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO Hasim 1 , Asep Sapei 2 , Sugeng Budiharsono 3 dan Yusli Wardiatno 4 1 Mahasiswa S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB 2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan –IPB 3 Program Studi PSL IPB 4 Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan –IPB ABSTRACT Ministry of Environment have identified 15 critical lakes and priorities to be addressed. One of them is Limboto Lake in Gorontalo province. The depth of Limboto Lakein 1932 was 30 m with an area of 8,000 ha, whereas in 2009 the depth was 2.5 m with an area of2,537ha. LakeLimboto is very importantin terms ofsocial, economic, and ecological and it should be preserved. Therefore it needs a study on the management for Lake Limboto sustainability analysis as a foundation for more effective management of the lake. Aims of the study are: (1) to analyze the sustainabilityindex andmulti- dimensional statusof Limboto Lake,includes the dimensions of ecological, social, economic, institutional and technology, and (2) to analyze thesensitive attributes tothe sustainablemanagement ofLimboto Lake. The Multi-Dimension Scaling(MDS) is used as analysis tool of management sustainability. The analysis showed that the ecologicaldimensionis18.59% (bad condition),the economicdimensionof sustainabilityindexis62.90% (fairly continuous),the social dimension of sustainability index is 45.18% (less sustainable), policy and institutional dimensions is 39.72% (less sustainable), while thetechnology- infrastructure dimensionis 38.79% (fairly continuous). The multi-dimensions value is38.68 (less sustainable). Sensitive attribute analysis results indicate that there are 21 sensitive attributes among 45 totalanalyzed attributes that influence the management of Limboto. Key words: sustainability status, sensitive attributes, Limboto Lake PENDAHULUAN Danau Limboto merupakan danau terbesar di Provinsi Gorontalo. Secara administrasi danau ini terletak di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Danau Limboto berada pada dataran rendah yaitu ± 25 m dpl dan posisinya di pinggiran Kota Gorontalo. Secara fisiografis lanskap tangkapan air danau Limboto memiliki kelerengan yang beragam, yaitu:sangat curam 6,71 %, curam 42,80 %, agak curam 3,03 %, landai 4,24 % dan datar 43,22 % (BPDAS Bone-Bolango, 2003). Danau Limboto memiliki peran strategis, yaitu diantaranya: (i) aspek ekologis sebagai reservoir alami limpasan air sungai yang masuk dari daerah tangkapan airnya atau pengendali banjir, (ii) menyediakan sumberdaya ekonomi penting perikanan (budidaya dan tangkap), (iii) pengembangan wisata alam, (iv) sumber potensial air bersih, (v) mengandung

Upload: dewi-hanisa

Post on 30-Sep-2015

9 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Karya Tulis

TRANSCRIPT

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    296

    ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN UNTUK PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PADA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO

    Hasim1, Asep Sapei2, Sugeng Budiharsono3 dan Yusli Wardiatno4

    1Mahasiswa S3 Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB 2 Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB

    3 Program Studi PSL IPB 4 Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,

    Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB

    ABSTRACT

    Ministry of Environment have identified 15 critical lakes and priorities to be addressed. One of them is Limboto Lake in Gorontalo province. The depth of Limboto Lakein 1932 was 30 m with an area of 8,000 ha, whereas in 2009 the depth was 2.5 m with an area of2,537ha. LakeLimboto is very importantin terms ofsocial, economic, and ecological and it should be preserved. Therefore it needs a study on the management for Lake Limboto sustainability analysis as a foundation for more effective management of the lake. Aims of the study are: (1) to analyze the sustainabilityindex andmulti-dimensional statusof Limboto Lake,includes the dimensions of ecological, social, economic, institutional and technology, and (2) to analyze thesensitive attributes tothe sustainablemanagement ofLimboto Lake. The Multi-Dimension Scaling(MDS) is used as analysis tool of management sustainability. The analysis showed that the ecologicaldimensionis18.59% (bad condition),the economicdimensionof sustainabilityindexis62.90% (fairly continuous),the social dimension of sustainability index is 45.18% (less sustainable), policy and institutional dimensions is 39.72% (less sustainable), while thetechnology-infrastructure dimensionis 38.79% (fairly continuous). The multi-dimensions value is38.68 (less sustainable). Sensitive attribute analysis results indicate that there are 21 sensitive attributes among 45 totalanalyzed attributes that influence the management of Limboto. Key words: sustainability status, sensitive attributes, Limboto Lake

    PENDAHULUAN

    Danau Limboto merupakan danau terbesar di Provinsi Gorontalo. Secara

    administrasi danau ini terletak di Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Danau

    Limboto berada pada dataran rendah yaitu 25 m dpl dan posisinya di pinggiran Kota

    Gorontalo. Secara fisiografis lanskap tangkapan air danau Limboto memiliki kelerengan

    yang beragam, yaitu:sangat curam 6,71 %, curam 42,80 %, agak curam 3,03 %, landai

    4,24 % dan datar 43,22 % (BPDAS Bone-Bolango, 2003). Danau Limboto memiliki

    peran strategis, yaitu diantaranya: (i) aspek ekologis sebagai reservoir alami limpasan

    air sungai yang masuk dari daerah tangkapan airnya atau pengendali banjir, (ii)

    menyediakan sumberdaya ekonomi penting perikanan (budidaya dan tangkap), (iii)

    pengembangan wisata alam, (iv) sumber potensial air bersih, (v) mengandung

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    297

    biodiversity untuk laboratorium alami, dan (vi) untuk petanian, (Kementerian

    Lingkungan Hidup, 2008).

    Badan Riset Perikanan Tangkap DKP (2008) menyatakan bawa terdapat 17 desa

    yang berbatasan langsung dengan perairan danau Limboto. Mayoritas penduduknya

    secara langsung ataupun tidak langsung sangat tergantung secara ekonomi terhadap

    danau Limboto. Misalnya sebagai nelayan, pembudidaya ikan dan pedagang ikan.

    Menurut Sarnita et al. (1993) perikanan budidaya dengan sistem KJA (Karamba jarring

    Apung) telah diperkenalkan di danau ini sejak tahun 1980-an.

    Kebijakan Pemerintah Provinsi Gorontalo ingin menjadikan danau Limboto

    sebagai pusat pengembangan perikanan air tawar. Namun sisi lain, kondisi danau

    Limboto semakin memprihatinkan yang ditunjukkan oleh semakin dangkalnya perairan

    dan luasannya semakin menyempit. Kedalaman danau tahun 1930 adalah 30 meter

    dengan luas 8000 Ha,sedangkan tahun 2007 kedalamannya menjadi 2,5 meter dengan

    luas 3000 Ha (Akuba & Biki,2007).

    Menurut Matsushita et. al. (2006), Mao & Cherkauer (2009) perubahan kawasan

    daerah tangkapan air suatu danau oleh aktivitas pembangunan ekonomi akan menekan

    kondisi perairan danaunya. Hal yang sama disampaikan oleh Suhardi (2005),yaitu

    fenomena perubahan tutupan lahan yang menunjukkan pengaruhnya terhadap luasan

    genangan air di danau Dusun Besar. Oleh karena itu degradasi danau Limboto bukan

    peristiwa yang berdiri sendiri. Disamping aktivitas ekonomi yang terjadi di perairan

    danau Limboto, kondisi daratan danau juga memberikan pengaruh terhadap keberadaan

    danau Limboto. Disampaikan oleh Lihawa (2009) bahwa erosi faktual sangat tinggi di

    DAS Limboto yang airnya masuk ke dalam danau,sehingga sedimentasi di danau

    Limboto sangat tinggi (BP DAS Gorontalo, 2010).

    Uraian tersebut memberikan tafsiran bahwa kebijakan pengelolaan sumberdaya

    alam yang integral masih lemah. Pembangunan berlangsung secara sektoral yaitu untuk

    memenuhi tujuan tertentu dan mengabaikan aspek keterpaduan (Haryani, 2002). Sejalan

    dengan hal tersebut disampaikan Marifa (2005) bahwa terdapat dua masalah kebijakan

    dan kelembagaan pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia, yaitu: (1) inkonsistensi

    kebijakan dan (2) lemahnya koordinasi. Implikasinya terjadi tumpang tindih

    kewenangan yang bermuara pada pengelolaan sumberdaya alam yang tidak efektif dan

    efisien. Sedangkan Salim (2005) dan Kementerian Lingkungan Hidup (2008)

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    298

    menyatakan kerusakan lingkungan di Indonesia termasuk danau sebagai bentuk dari

    perencanaan pembangunan yang semata berorientasi ekonomi dari pada faktor

    keseimbangan lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan LIPI dan PU (2006)

    bahwa salah satu masalah mendasar dari kerusakan ekosistem danau Limboto ialah

    kebijakan pengelolaan yang belum komprehensif dan lemahnya koordinasi.

    Kondisi pengelolaan danau Limboto tersebut jika tetap dibiarkan seperti

    sekarang maka proses degradasi tetap akan berlangsung masif. Artinya seluruh aktivitas

    ekonomi yang memanfaatkan ekosistem danau Limboto akan terancam hilang.

    Implikasinya ledakan kantong kemiskinan akan bertambah, khususnya penduduk yang

    menjadikan sektor perikanan danau sebagai pilihan terakhir hidupnya. Implikasi lainnya

    ialah fungsi ekologis danau mengalami penurunan. Artinya dampak langsung dan tidak

    langsung dari degradasi danau Limboto akan menimbulkan kerugian ekonomi, sosial,

    lingkungan yang besar bagi masyarakat.

    Beberapa penelitian telah banyak di lakukan di perairan danau Limboto

    khususnya yang terkait aspek limnologinya, diantaranya Sarnita et al. (1993) tentang

    pengembangan perikanan di danau Limboto,dan Krismono et al. (2009) tentang

    karakteristik kualitas air danau Limboto Provinsi Gorontalo. Disamping itu penelitian

    terkait status keberlanjutan pengelolaan danau Limboto dalam berbagai dimensi juga

    dianggap penting untuk dilakukan, mengingat permasalahan danau yang sangat

    kompleks. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk pengembangan pengelolaan

    yang lebih efektif.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis indeks dan status

    keberlanjutan pengelolaan terpadu danau Limboto dari dimensi ekologi, sosial,

    ekonomi, kelembagaan dan teknologi-infrastruktur, dan (2) menganalisis atribut sensitif

    terhadap keberlanjutan pengelolaan danau untuk disain kebijakan pengelolaan danau

    Limboto.

    METODE PENELITIAN

    Tempat dan waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Danau Limboto Provinsi Gorontalo. Danau ini secara

    ekologis terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto, yangsecara geografis terletak

    pada 122 42 0.24 123 03 1.17 BT dan 00 30 2.035 00 47 0.49 LU.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    299

    Lokasi pengambilan data sosial mencakup dua lokasi yaitu di pesisir danau

    meliputi Kecamatan Batudaa, Telaga Jaya dan Kecamatan Kota Barat. Sedangkan

    bagian hulunya di hulu Alo Pohu dan Bionga. Waktu penelitian bulan September-

    Februari 2011.

    Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan adalah data primer berupa atribut-atribut yang terkait

    dengan lima dimensi keberlanjutan pembangunan yaitu: dimensi ekologi, ekonomi,

    teknologi/infrastruktur, sosial serta kelembagaan. Data primer bersumber dari para

    responden dan pakar yang terpilih berjumlah 9 orang dari kalangan akademisi, LSM,

    dan birokrat, serta hasil pengamatan langsung di lokasi penelitian. Sedangkan data

    sekunder diperoleh dari sumber pustaka dan dokumen beberapa instansi yang terkait

    dengan penelitian, meliputi antara lain: dokumen statistik Gorontalo dalam Angka,

    dokumen perencanaan RTRW Provinsi Gorontalo, serta kondisi tutupan lahan yang

    diperoleh hasil analisis citra landsat tahun 2000, 2003, 2006, dan 2009 dari Kementerian

    Kehutanan.

    Analisis Data

    Analisis keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto dilakukan dengan metode

    pendekatan Multi Dimensional Scaling (MDS). Analisis ini dilakukan melalui beberapa

    tahapan antara lain:

    Penentuan atribut berkelanjutan pengelolaan danau yang mencakup lima dimensi

    yaitu: ekologi, ekonomi, sosial budaya, Infrastruktur/ teknologi serta

    kelembagaan.

    Penilaian setiap atribut dalam skala ordinal berdasarkan kriteria keberlanjutan

    setiap dimensi.

    Penyusunan indeks dan status keberlanjutan.

    Hasil skor dari setiap atribut dianalisis dengan multi dimensional scaling untuk

    menentukan titik yang mencerminkan posisi keberlanjutan terhadap dua titik acuan

    yaitu titik baik (good) dan titik buruk (bad). Skor perkiraan setiap dimensi dinyatakan

    dengan skala terburuk (bad) 0% sampai yang terbaik (good) 100%. Adapun nilai skor

    yang merupakan nilai indeks keberlanjutan setiap dimensi dapat dilihat pada tabel

    berikut ini.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    300

    Tabel 1 Kategori status keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto

    Nilai Indeks Kategori

    0,00-25,00

    25,01-50,00

    50,01-75,00

    75,01-100,00

    Buruk (tidak berkelanjutan)

    Kurang (kurang berkelanjutan)

    Cukup (cukup berkelanjutan)

    Baik (sangat berkelanjutan)

    Melalui metode MDS, maka posisi titik keberlanjutan dapat divisualisasikan

    dalam bentuk diagram layang-layang (kite diagram) terlihat pada Gambar 1 berikut.

    Gambar 1 Ilustrasi Indeks Keberlanjutan Setiap Dimensi

    Metode MDS juga menyediakan analisis leverage yaitu untuk mengetahui

    atribut yang sensitif terhadap keberlanjutan danau. Selanjutnya untuk menganilisis umur

    danau dilakukan analisis pendangkalan dan luasan danau menggunakan pendekatan

    model dinamik dengan bantuan perangkat powersim konstruktor versi 2.5. Powersim

    ialah paket program software visual untuk membantu mengkopsesualisasi, membangun

    dan menguji model dinamik. Data yang dibutuhkan mencakup luasan danau,

    kedalaman danau, luasan penggunaan lahan, erosi, luas DAS, jumlah penduduk minimal

    dalam dua tahun berbeda.

    0

    20

    40

    60

    80

    100Ekologi

    Ekonomi

    SosialKebijakan-

    Kelembagaan

    Teknologi-Infrastruktur

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    301

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi

    Berdasarkan analisis menggunakan MDS nilai indek dimensi ekologi yaitu

    18.59. Artinya pengelolaan danau dalam dimensi ekologi tidak berlanjut (buruk).

    Selanjutnya atribut yang diperkirakan memberikan pengaruh terhadap keberlanjutan

    pengelolaan danau Limboto dari dimensi ekologi yaitu: (1) luasan KJA, (2) pola

    pertanian, (3) luas tanaman air, (4) sedimentasi, (5) luas hutan, (6) erosi, (7) kondisi

    perairan danau, (8) pola penggunaan lahan, dan (9) aktivitas sempadan danau.

    Status Keberlanjutan Dimensi Ekonomi

    Hasil analsis MDS terhadap dimensi ekonomi keberlanjutan pengelolaan danau

    Limboto menunjukkan bahwa nilai indek dimensi ekonomi ialah 62,90. Artinya dimensi

    ekonomi pengelolaan danau Limboto berkelanjutan. Atribut yang diperkirakan

    memberikan pengaruh terhadap dimensi ini ialah: (1) jumlah sumberdaya ekonomi di

    danau, (2) harga ikan, (3) pemasaran, (4) jumlah pasar ikan, (5) keuntungan usaha

    perikanan, (6) ketergantungan konsumen terhadap ikan danau, (7) penduduk

    bermatapencaharian perikanan, (8) obyek wisata, dan (9) penduduk miskin.

    Status Keberlanjutan Dimensi Sosial

    Berdasarkan analisis menggunakan MDS, maka indeks dimensi sosial

    keberlanjutan pengelolaan danau Limboto adalah 45.18. Artinya dimensi sosial dalam

    pengelolaan danau Limboto kurang berlanjut. Atribut yang diperkirakan memberikan

    pengaruh terhadap dimensi ini ialah: (1) jumlah penduduk yang bekerja di danau, (2)

    ketergantungan sosial-budaya terhadap danau (3) partisipasi, (4) konflik pemanfaatan

    lahan di danau dan sempadan danau, (5) penyuluhan kelestarian danau, (6) tingkat

    pendidikan masyarakat, (7) pengetahuan tentang lingkungan, (8) jumlah desa yang

    penduduknya bekerja di danau, dan (9) peran tokoh lokal.

    Status Keberlanjutan Dimensi Kelembagaan

    Dimensi kelembagaan untuk keberlanjutan pengelolaan danau Limboto indeks

    keberlanjutannya adalah 39,72. Artinya dimensi kelembagaan dalam pengelolaan danau

    Limboto adalah kurang berlanjut. Atribut yang diperkirakan memiliki pengaruh

    terhadap dimensi kelembagaan ialah: (1) perda pengelolaan danau Limboto, (2)

    kelembagaan lokal, (3) forum konservasi, (4) sinkronisasi kebijakan, (5) mekanisme

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    302

    lintas sektor, (6) kelembagaan khusus, (7) kemitraan, (8) peran RTRW, dan (9) pranata

    hukum adat/agama.

    Status Keberlanjutan Dimensi Teknologi-Infrastruktur

    Hasil analisis MDS menunjukkan bahwa indek dimensi teknologi keberlanjutan

    pengelolaan danau Limboto ialah 38,79. Artinya ialah dimensi teknologi dan

    infrastruktur dalam pengelolaan danau Limboto adalah kurang berlanjut. Kemudian

    atribut yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap dimensi teknologi ialah: (1)

    monitoring kualitas air, (2) sarana prasarana sampah, (3) teknologi pertanian ramah

    lingkungan, (4) teknologi perikanan tangkap, (5) teknologi BDP, (6) pengendalian

    sedimen, (7) pengendalian banjir, (8) pemanfaatan eceng gondok, dan (9) teknologi

    aerasi.

    Status Keberlanjutan Multidimensi

    Hasil analisis Rap-LAKE multidimensi keberlanjutan pengelolaan danau

    Limboto agar lestari fungsi-fungsinya, diperoleh hasil 38.68% dan termasuk kedalam

    status kurang berlanjut. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian 45 atribut yang

    mencakup dimensi ekologi, ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi-infrastruktur.

    Gambar 2. Indeks keberlanjutan multidimensi dan indeks masing-masing dimensi

    Analisis Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai indeks keberlanjutan

    pengelolaan terpadu danau Limboto hasil analisis RAP-LAKE antara analisis MDS

    dengan Monte Carlo pada taraf kepercayaan 95 % tidak mengalami perbedaan (Tabel

    2). Kecilnya perbedaan hasil dua analisis tersebut menunjukkan bahwa: (1) kesalahan

    dalam pembuatan skor dalam atribut relatif kecil, (2) ragam pemberian skor akibat

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    303

    perbedaan opini relatif kecil, (3) proses analisis yang dilakukan secara berulang relatif

    stabil, dan (4) kesalahan dalam pemasukan data dan data yang hilang dapat dihindari.

    Tabel 2 Hasil analisis Monte Carlo untuk nilai RAP-LAKE pada selang kepercayaan 95

    persen

    No Dimensi

    Keberlanjutan

    Nilai Indeks

    Keberlanjutan (%) Perubahan

    MDS Monte Carlo

    1 Ekologi 18.59 18.70 0.11

    2 Ekonomi 62.90 62,60 0.30

    3 Sosial 45.18 45.27 0.09

    4 Kelembagaan-Kebijakan 39.72 39.20 0.52

    5 Teknologi-Infrastruktur 38.79 38.60 0.19

    Hasil analisis Rap-Lake menunjukkan bahwa semua atribut yang dikaji terhadap

    status keberlanjutan pengelolaan danau Limboto cukup akurat dan dapat

    dipertanggungjawabkan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai stress yang dibawah angka

    0,25 dan nilai koefisien determinasinya 0,95. Hal ini sesuai dengan pendapat Fauzi &

    Anna (2007) yang menyatakan bahwa hasil analisis cukup memadai apabila nilai stress

    lebih kecil dari 0,25 (25 %) nilai koefisien determinasinya mendekati nilai 1,0 (Tabel 3).

    Tabel 3 Nilai Stress dan koefisien determinasi pada RAP-LAKE

    Pengelolaan danau Limboto.

    Analisis Atribut Sensitif

    Hasil analisis leverage yang dilakukan terhadap kelima dimensi ekologi,

    ekonomi, sosial, kelembagaan dan teknologi, menghasilkan 21 atribut sensitif. Atribut

    sensitif tersebut berperan sebagai faktor pengungkit (leverage factor) terhadap masing-

    masing dimensi secara parsial. Oleh karena itu data tersebut menjadi dasar informasi

    EKOLOGI EKONOMI SOSIAL KELEMBAGAN TEKNOLOGI MULTI DIMENSIStress 0,21 0,22 0,22 0,22 0,22 0,22

    R2 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95 0,95

    DIMENSI KEBERLANJUTANParameter

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    304

    tentang atribut yang perlu ditingkatkan dan dijaga kualitasnya. Diharapkan adanya

    perlakuan tersebut terhadap atribut-atribut sensitif maka indeks keberlanjutan

    pengelolaan Danau Limboto akan meningkat. Atribut sensitif disajikan pada Tabel 4.

    Tabel 4 Atribut sensitif kebelanjutan pengelolaan Danau Limboto

    Dimensi No Atribut Skor

    Ekologi 1 Pola Penggunaan Lahan 5.07

    2 Luas Hutan 4.81

    3 Erosi 3.20

    4 Sedimentasi 2.95

    5 Kondisi Perairan Danau 2.82

    6 Pola Pertanian 2.70

    Ekonomi 7 Pasar Produk 3.79

    8 Daerah Pemasaran 4.29

    9 Keuntungan Usaha 3.48

    10 Ketergantungan Konsumen 3.39

    11 Pddk BMT di danau 3.20

    12 Obyek Wisata 2.26

    Sosial 13 Pendidikan 5.70

    14 Penyuluhan 4.81

    Kebijakan-

    kelembagaan

    15 Mekanisme Lintas Sektor 4.62

    16 Kelembagaan Danau 4.39

    17 Forum Konservasi 2.63

    18 Sinkronisasi 2.54

    19 Kelembagaan Lokal 2.46

    Teknologi-

    Infrastruktur

    20 Penggunaan TPRL 4.24

    21 Pengendalian Sedimen 3.49

    Tabel di atas memberikan informasi bahwa jumlah atribut sensitif setiap

    dimensi bervariasi. Oleh karena itu perbaikan status keberlanjutan pengelolaan Danau

    Limboto disamping didasarkan atas atribut yang paling sensitif juga atribut lainnya

    sesuai daya dukung sumberdaya yang tersedia.

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    305

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Indeks keberlanjutan multidimensi pengelolaan danau Limboto ialah 38.68

    artinya status keberlanjutan pengelolaan Danau Limboto kurang;

    2. Dimensi yang memiliki keberlanjutan cukup ialah dimensi ekonomi sedangkan

    lainnya kurang berlanjut;

    3. Atribut yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap keberlanjutan pengelolaan

    terpadu danau Limboto ialah 21 atribut.

    Saran

    Berdasarkan hasil analisis MDS tersebut, maka disarankan disusun kebijakan

    dengan mempertimbangkan atribut-atribut yang memiliki sensitivitas terhadap

    keberlanjutan pengelolaan danau Limboto, dan perlu memprioritaskan perbaikan

    kebijakan yang indeks dimensinya sangat rendah atau rendah.

    DAFTAR PUSTAKA Akuba R, Biki R. 2008. Danau Limboto The Sunrise Lake. Badan Lingkungan Hidup

    Riset dan Teknologi. Gorontalo Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2008. Monografi Sumberdaya Perikanan Danau

    Limboto. Departemen Kelautan dan Perikanan. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bone-Bolango. (2003). Rencana Teknik

    Lapangan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah DAS Limboto. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.

    Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Bone-Bolango. (2010). Penyusunan

    Pengelolaan DAS Limboto Terpadu. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial.

    Fauzi A dan Anna Z. 2005. Pemodelan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan. Untuk

    Analisis Kebijakan. Jakarta, Gramedia. Haryani GS. 2002. Menuju Pemanfaatan Sumberdaya Perairan Darat

    Berkesinambungan: Permasalahan dan Solusinya dalam Prosiding Limnologi LIPI.

    Kementerian Negeri Lingkungan Hidup. 2008. Pedoman Pengelolaan Ekosistem Danau.

    Jakarta

  • Prosiding Seminar Nasional Limnologi VI Tahun 2012

    306

    Krismono, Astuti LP, Sugiarti Y. 2009. Karakteristik Air Danau Limboto Provinsi Gorontalo. Jurnal Penelitian Perikanan 5:59-68.

    Kumurur VA.2001. Kondisi Pemanfaatan Ruang Darat di Kawasan Sekitar Danau

    Moat, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Ecoton.1 (1). Mao D, Cherkauer. 2009. Impacts of Land Use Change On hydrologic Responses in the

    Great Lake Region. Journal of Hydrology, 374: 71-82. Marifa I. 2005. Institutional Transformation for Better Policy Implementation and

    Forcement. In in Resosudarmo (edt): The Politics and Economics of Indonesias Natural Resources. ISEAS, Singapore.

    Matsushita B, Xu M, Fukushima T. 2006. Characterizing the Changes in Landscape

    Structure in the Lake Kasumigaura Basin, Japan Using a High Qality GIS Dataset. Landscape and Urban Planning 78:241-250.

    Salim E.2005. Looking Back To Move Forward. Preface in Resosudarmo (edt): The

    Politics and Economics of Indonesias Natural Resources. ISEAS, Singapore.

    Sarita A, Purnomo K, Umar C, Setyaningsih L. 1994. Laporan Hasil Penelitian

    Perikanan Danau Limboto. Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Jatiluhur, Departemen Pertanian.

    Suhardi, 2005. Perubahan Penutupan Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Cadangan Air

    Pada Daerah Tangkapan Air Danau Dusun Besar.Jurnal Ilmu- Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 7, No. 1.

    Wetzel RG, Gopal B.1999. Limnology in Developing Countries Volume 2.

    International Assosiation Theoritical and Applied Limnology.

    CoverPROSIDING SEMINARKATA PENGANTARDAFTAR ISISUSUNAN PANITIASAMBUTAN KETUA PANITIASAMBUTAN KEPALA LIPIPEMBICARA KUNCI I Prof. Takehiko Fukushima (Tsukuba University, Japan)PEMBICARA KUNCI II Ir. Arief Yuwono, MADeputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Dan Perubahan IklimPEMBICARA KUNCI III Ir. Diah Indrajati, M.ScKasubdit Konservasi dan Rehabilitasi Ditjen. Bina Pembangunan Daerah1. DAMPAK PENGGUNAAN LAHAN DAERAH TANGKAPAN DANPEMANFAATAN PERAIRAN DANAU PADA EUTROFIKASI DANKEBERLANJUTAN DANAU TONDANO, PROVINSI SULAWESI UTARA2. PERAN SUMBER DAYA PERIKANAN DALAM PENGEMBANGANWILAYAH PERDESAAN DI DANAU SEMAYANG-MELINTANG3. MITIGASI DANAU EUTROFIK :STUDI KASUS DANAU RAWAPENING4. PENGEMBANGAN SISTEM MONITORING ONLINE DAN PERINGATANDINI BENCANA LINGKUNGAN : (Studi Kasus di Danau Maninjau)5. PERTIMBANGAN DALAM PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKANPADA KARAMBA JARING APUNG DI DANAU TOBA6. INDENTIFIKASI SISTEM PENGUASAAN SUMBERDAYATRADISIONAL GUNA MEMAHAMI KEARIFAN LOKAL MASYARAKATSEKITAR DANAU KERINCI7. DINAMIKA SULFIDA DI DANAU MANINJAU : IMPLIKASI TERHADAPPELEPASAN FOSFAT DI LAPISAN HIPOLIMNION8. PEMILIHAN POTENSI ZONA INTI UNTUK MENYUSUN KONSEPKONSERVASI SUMBERDAYA IKAN ENDEMIK DI DANAU TOWUTI9. IDENTIFIKASI KERENTANAN LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIRSEBAGAI DASAR PELESTARIAN DANAU RAWA PENING10. ANALISIS KERENTANAN SOSIAL EKONOMI KELEMBAGAAN UNTUKMITIGASI KERUSAKAN EKOSISTEM DANAU BATUR BALI11. STUDI PENGEMBANGAN PEMANFAATAN DANAU RAWADANAU DIPROVINSI BANTEN UNTUK BUDIDAYA PERIKANAN DAN EKOWISATA12. SUMBER-SUMBER SEDIMENTASI DI DTA WADUK GAJAHMUNGKUR,WONOGIRI13. KARAKTER LIMNOLOGIS PERAIRAN EMBUNG DI LOMBOK TENGAH,NUSA TENGGARA BARAT14. KELAYAKAN PERAIRAN WADUK PANGLIMA BESAR SOEDIRMANBANJARNEGARA BAGI KEGIATAN PERIKANAN15. KONSEP PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN DAN LINGKUNGANNYADI DANAU MANINJAU, SUMATERA BARAT16. KOMPARASI INDEKS KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS SAPROBIKPLANKTON UNTUK MENILAI KUALITAS PERAIRAN DANAU TOBAPROPINSI SUMATERA UTARA17. ANALISIS PERUBAHAN PENUTUP LAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIRSUB DAS TONDANO TERHADAP KUALITAS DANAU TONDANOMENGGUNAKAN DATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH18. LAJU DEKOMPOSISI PADATAN TERSUSPENSIDI PERAIRAN DANAU TOBAStudi kasus: Di Karamba Jaring Apung19. PEMANFAATAN SEDIMEN KJA DANAU MANINJAU UNTUKMEMPRODUKSI Chlorella sp.20. HASIL TANGKAP IKAN DAN KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DANAUSENTARUM DAS KAPUAS KALIMANTAN BARAT21. FUNGSI STRATEGIS DANAU BATUR, PERUBAHAN EKOSISTEM DANMASALAH YANG TERJADI22. ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN UNTUK PENGEMBANGANPENGELOLAAN PADA DANAU LIMBOTO PROVINSI GORONTALO23 INUNDATION AND WATER LEVEL DYNAMICS OF THE MAHAKAMCASCADE LAKES FROM SATELLITE RADAR AND ON-GROUNDOBSERVATIONS24. AQUATIC MACROPHYTES BIODIVERSITYIN LAKE RAWA PENING, INDONESIA25. KAJIAN METODE PENENTUAN LUAS PERMUKAAN AIR DANAU DANSEBARAN VEGETASI AIR BERBASISDATA SATELIT PENGINDERAAN JAUH26. PEMANTAUAN PERUBAHAN KUALITAS DANAU SELAMA PERIODE 1990-2011 MENGGUNAKAN CITRA SATELIT MULTI TEMPORAL27. PEMANTAUAN LUAS RAWA PENING PERIODE 1992, 2001 dan 2006BERBASIS DATA LANDSAT-TM DAN IKONOS28. DAMPAK MUSIM HUJAN TERHADAP POLA SEBARAN TSM (TOTALSUSPENDED MATTER) DI DANAU LIMBOTO GORONTALOMENGGUNAKAN DATA LANDSAT-TM29. LOBSTER AIR TAWAR, Cherax quadricarinatus, JENIS ASING BARU DIPERAIRAN DANAU MANINJAU, SUMATERA BARAT30. KAJIAN KUALITAS PERAIRAN DAN POTENSI PRODUKSI SUMBER DAYAIKAN DI DANAU BATUR, BALI31. KONDISI POPULASI, KONDISI EKOLOGIS, DANPOTENSI UDANG Macrobrachium sintangenseSTUDI KASUS WILAYAH BOGOR-JAWA BARAT DANBREBES-JAWA TENGAH32. POTENSI PASOKAN AIR KE DANAU RAWA PENINGPADA MUSIM KEMARAU33. EVALUASI KESEIMBANGAN FOSFOR DI DANAU TOBA34. POLA PEMANFAATAN PERIKANAN OLEH MASYARAKATSELINGKAR DANAU TOWUTI35. PREDIKSI ERODIBILITAS DAN PENGARUH PEDOGENESIS TANAHTERHADAP SEDIMENTASI DI DAS LIMBOTO36 PENGUKURAN DAN EVALUASI KUALITAS AIR DALAM RANGKAMENDUKUNG PENGELOLAAN PERIKANAN DI DANAU LIMBOTO37. KAJIAN GARIS SEMPADAN DANAU SEMAYANG-MELINTANGUNTUK ANTISIPASI PENERAPANPP NO. 38 TAHUN 2011 TENTANG SUNGAI38 PRELIMINARY STUDY ON REMOTE SENSING TECHNIQUESTO ESTIMATE WATER QUALITY PARAMETERSAT LAKE MANINJAU AND SINGKARAK39 FRAKSINASI FOSFORUS PADA SEDIMEN DI BAGIAN LITORAL DANAUMATANO, SULAWESI SELATAN40 VIABILITAS AEROMONAS HYDROPHILA DALAM MEDIUM AIR DANAUMANINJAU PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA41 ANALISIS SEDIMENTASI DANAU RAWAPENING DENGANMENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEMINFORMASI GEOGRAFIS42. KONDISI LIMNOLOGI DANAU TOLIRE,PULAU TERNATE43 PENGEMBANGAN KONSEP Screening Level Concentration (SLC) SEBAGAIDASAR PENYUSUNAN GUIDELINE KUALITAS SEDIMEN : STUDI KASUSPERAIRAN TERGENANG DI JAWA BARAT44 KEMAMPUAN ISOLAT BAKTERI DARI SEDIMEN SITU SEBAGAIAQUATIC BIOREMOVAL AGENT ION LOGAM TIMBAL (Pb)45 PERUBAHAN LINGKUNGAN DI DANAU SENTARUMKALIMANTAN BARAT : SINYAL DARI MINERALOGI LEMPUNG46 PHYTOPLANTON OF RAWA PENING LAKE AND GAJAHMUNGKURREVERVOIR OF CENTRAL JAVA47 KAJIAN LOGAM Fe, Al, Cu DAN Zn PADA PERAIRAN KOLONG PASKAPENAMBANGAN TIMAH DI PULAU BANGKA48 BUDIDAYA SEMI INTENSIF IKAN PELANGIPELANGI KUROMOI(Melanotaenia parva) DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA49 LAJU PEMANGSAAN FITOPLANKTON OLEH Daphnia magna50 POTENSI PENGEMBANGAN UDANG HIAS ASAL DANAU MALILI,SULAWESI SELATAN51 EKOSISTEM DAN LINGKUNGAN SANGAT BERPENGARUH TERHADAPHASIL TANGKAPAN IKAN DI WADUK KOTOPANJANGKABUPATEN KAMPAR RIAU52 KOMPOSISI JENIS DAN VARIASI UKURANHASIL TANGKAPAN GILL NET DI SUNGAI MUSI BAGIAN HILIR53 GLOBAL NEWS MODEL FOR CALCULATION OF NITROGEN ANDPHOSPHORUS WASTE IN THE COASTALWATERS OF JAVA54 KUALITAS BIOLOGI PERAIRAN SITU CILEUNCAKABUPATEN BANDUNG JAWA BARATBERDASARKAN BIOINDIKATOR PLANKTON55 PRAKIRAAN DISTRIBUSI TOTAL SEDIMEN TERSUSPENSI DAN BESARBUTIR PARTIKEL SEDIMEN DASAR PADA DAERAH TANGKAPAN AIRWADUK CIRATA56 APLIKASI TRIX INDEX DALAM PENENTUAN STATUS TROFIK DI DANAULAUT TAWAR, KABUPATEN ACEH TENGAH, PROVINSI ACEH57. STUDI ASPEK FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI KUALITAS AIR MEDIAPEMELIHARAAN KRABLET KEPITING BAKAU (Scylla olivacea) MELALUIPERCOBAAN DENGAN PENAMBAHAN SERASAH DAUN MANGROVE(Rhizophora mucronata)58 PENGEMBANGAN SILVOFISHERY KEPITING BAKAU (Scylla serrata)DALAM PEMANFAATAN KAWASAN MANGROVE DI KABUPATENBERAU, KALIMANTAN TIMURLampiranLAMPIRAN LAMPIRANGUNTING BERITAPRESS RELEASEDAFTAR HADIR PEMAKALAH