karya tulis
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh Pretes belajar
yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan
ketrampilan karena diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus
menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah 1997 : 68). Pembelajaran ketrampilan
menulis pada jenjang Sekolah Dasar merupakan landasan untuk jenjang yang
lebih tinggi nantinya. Siswa Sekolah Dasar diharapkan dapat menyerap aspek-
aspek dasar dari ketrampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan
kreatiofitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran ketrampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah
satunya adalah ketrampilan menulis puisi. Puisi merupakan bagian dari mata
pelajaran bahasa Indonesia di sekitar Sekolah Dasar dengan standart kompetensi
agar siswa memiliki kemampuan menulis dan membaca yang melibatkan aspek
lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan gagasan. Pada umumnya siswa
kurang motivasi terhadap materi tentang puisi, karena siswa mendapat kesulitan
dalam menulisnya dan juga dalam membaca. Hal ini disebabkan karena siswa
kurang menguasai kosa kata, keberanian yang rendah dan rasa malu tinggi, dan
budaya belajar yang masih senang menerima.
Hal di atas senada dengan yang terjadi pada siswa kelas IV SDN Sambirejo 3
kecamatan Mantingan Kab. Ngawi. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi
tentang puisi masih rendah. Dalam pelaksanaan tes evaluasi apresiasi sastra
tentang menulis puisi terdapat sepertiga dari jumlah siswa kelas IV yang belum
menunjukkan keberhasilan mengekspresikan imajinasinya dalam bentuk puisi.
Ketidak berhasilan siswa dalam menulis puisi sudah tampak ketika pembelajaran
berlangsung. Masih banyak siswa yang ramai. Hal ini menunjukkan siswa belum
ada minat pada materi puisi, sehingga karya yang dihasilkannyapun kurang
memuaskan. Dalam pembelajaran tersebut, guru kurang menggiring atau
menuntun siswa untuk berimajinasi sesuai alam pikirannya. Karena guru hanya
1
memberikan beberapa contoh puisi di papan tulis, sehingga kreatifitas siswa
kurang berkembang. Berdasarkan hal tersebut, penulis meminta bantuan
supervisor untuk mengidentifikasi dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dari
hasil diskusi dengan supervisor terungkap beberapa maslah yang terjadi dalam
pembelajaran yaitu :
1. Masih banyak siswa yang ramai.
2. Siswa belum ada minat untuk mengikuti KBM.
3. Model pembelajaran yang kurang memotivasi siswa.
4. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi tersebut, penulis
melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan harapan penulis dapat mengevaluasi dan memperbaiki diri Proses Belajar
Mengajar yang penulis laksanakan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang dibuat ketika merancang kegiatan
perbaikan selama pelaksanaan, observasi dan diskusi Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran yang dilakukan dalam 2 siklus PTK untuk pelajaran Bahasa
Indonesia. Berkenaan dengan itu, laporan ini memuat Pendahuluan, Kaji Pustaka,
Saran dan tindak lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis melakukan diskusi dengan
supervisor dan teman sejawat. Diketahui bahwa kurangnya kemampuan siswa
dalam menulis puisi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai
berikut :
Media pembelajaran yang kurang memotivasi siswa dalam
mengembangkan kreativitas idenya.
Model pembelajaran yang kurang menyenangkan.
Kurangnya perhatian siswa ketika pembelajarn berlangsung.
Pemberian contoh puisi yang kurang bervariasi.
2
Berdasarkan hal tersebut, penulis dapat merumuskan masalah yang dijadikan
focus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :
"Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Tentang Menulis Puisi Melalui Metode Kontekstual Pada Siswa Kelas
IV SDN Sambirejo 3 Kecamatan Mantingan Kab. Ngawi?"
C. Tujuan
Dalam penyusunan laporan ini mempunyai tujuan umum dan tujuan khusus,
diantaranya :
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah untuk meningkatkan muu
pendidikan sekolah melalui prestasi siswa.
2) tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi melalui metode
kontekstual.
Meningkatkan kreatifitas siswa dlam mengembangkan ide-idenya melalui
penggunaan media pembelajaran.
Meningkatkan prestasi belajar siswa, khusunya pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
D. Manfaat
Dalam penyusunan laporan ini juaga memberi manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya sebagai berikut :
1) Bagi Penulis
Sarana belajar atau pengalaman bagi penulis dalam menyelesaikan suatu
masalah dalam kegiatan pembelajaran.
Sebagai alat evaluasi diri sejauh mana Proses Pembelajaran yang telah
dilaksanakan dalam mencapai tujuan.
3
2) Bagi Siswa
Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Memberikan sajian pembelajaran yang menarik motivasi siswa
khususnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
3) Bagi Guru
Memberi pengalaman bagi guru dalam mengatasi problem/masalah
pembelajaran terutama berkaitan dengan ketidak berhasilan pembelajaran
Bahasa Indonesia.
Membantu guru berkembang menjadi guru profesional.
Sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama dan kreatifitas
guru.
4) Bagi Sekolah
Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Kemampuan dalam Pembelajaran
1) Pengertian Kemampuan
Kemapuan berasal dari dasar kata “mampu” yang mempunyai arti
dapat atau bisa. Kemampuan juga disebut kompetensi. Ada beberapa
pengertian mengenai kemampuan, diantaranya adalah kesanggupan,
sanggup, dapat melakukan sesuatu, memecahkan masalah. Sedangkan
ditinjau dari segi bahasa Indonesia, kemampuan merupakan kesanggupan
seseorang untuk berinteraksi di suatu masyarakat bahasa, antara lain
mencakupi sopan santun, memahami giliran bercakap-cakap. Kemampuan
idefenisikan sebagai kecakapan seseorang untuk mempergunakan bahasa
yang secara sosial dapat diterima dan memadai.
Sedangkan menurut Robert M. Gagne (dalam Wardani, dkk : 69)
kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam
kondisi yang telah ditentukan. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran,
tugas khusus yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam
menyelesaikan tugas dari guru, misalnya kemampuan mengerjakan tugas
kelompok (LKS) maupun tes individu (Evaluasi), hal ini dipertegas oleh
Spencer (1993 : 11) kompetensi atau kemampuan merupakan karakteristik
mendasar dari seseorang yang merupakan hubungan kausal dalam
referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan
pada suatu situasi.
5
Dilihat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) kemampuan
didefenisikan sebagai perwujudan pengetahuan, ketrampilan, dan nilai
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dalam pembelajaran, kemampuan
siswa diwujudkan dengan nilai yang diperoleh siswa untuk mengukur
tingkatan psikomotornya.
Dari beberapa pengertian kemampuan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kemampuan adalah kepetensi mendasar yang perlu
dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam suatu mata
pelajaran pada jenjang tertentu.
2). Perlunya Kemampuan dalam Pembelajaran
Dalam suatu pembelajaran, kemampuan siswa dalam menguasai
materi pelajaran merupakan hal yang penting. Untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran dapat dilihat melalui
data nilai. Hasil penilaian merupakan perwujudan dari penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran yang diserap.
Kemampuan merupakan kopetensi mendasar yang perlu dimiliki
siswa yang mempelajari lingkup materi tertentu dalam suatu mata
pelajaran pada jenjang tertentu. Sehububungan dengan hal itu, dalam
proses pembelajaran hendaknya guru membantu siswa agar memiliki
kemampuan insight, yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur
dalam suatu objek atau peristiwa. Selain itu, guru hendaknya juga
mengembangkan kemampuan siswa dasar memecahkan masalah dalam
proses insight (Wardani, dkk, 2003 : 101)
6
3) Cara Meningkatkan Kemampuan pada Siswa
Untuk meningkatkan kemampuan pada siswa, usaha guru dalam
pembelajaran diantaranya adalah :
1) Siswa mampu menguasai materi pelajaran dengan baik apabila KBM
dengan menggunakan media pembelajaran. Hal ini dipertegas (Winata
Putra, dkk : 2004) bahwa pembelajaran tatap muka akan lebih baik
dengan menggunakan alat peraga,
2) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi disesuaikan
dengan materi yang akan diajarkan. Metode belajar yang bervariasi
akan membawa siswa pada pembelajaran yang tidak membosankan,
sehingga kemampuan siswa dalam menyerap materi akan lebih
mudah.
B. HAKEKAT MENULIS
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks, dan
dapat dianggap sebagai pre-tes ataupun suatu hasil. Menulis merupakan
kegiatan yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk menghasilkan
suatu tulisan.
Menurut (Farris, 1193) menulis merupakan kegiatan yang paling
kompleks untuk dipelajari dan diajarkan. Sedangkan (Morsey, 1986:122)
mengartikan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang produktif
dan ekspresif. Penulis harus terampil menggunakan grofologi, struktur
bahasa dan memiliki pengetahuan bahasa yang memadai. Dalam kamus
besar bahasa Indonesia, menulis diartikan sebagai membuat huruf (angka)
dengan pena (pensil, kapur).
7
2. Ciri – Ciri Menulis
Mengacu pada ciri keberlangsungannya, menulis dapat dipandang
sebagai :
a) Sebagai Pre-tes :
Menulis berisi serangkaian kegiatan, yakni perencanaan, pengedrafan,
perbaikan, dan publikasi. Seperti membaca, keberhasilan pembinaan
menulis pada suatu tahap akan menjadi kunci keberhasilan pembinaan
menulis pada tahap berikutnya.
b) Kegiatan Bernalar :
Penggunaan penalaran dalam tampak ketika penulis memilih dan
mengembangkan topik serta menyusun kerangka karangan.
c) Kegiatan Transformasi :
Dalam menulis diperlukan dua kompetensi dasar, yaitu kompetensi
mengelola cipta, rasa dan karsa serta kompetensi memformulasikan tiga
hal tersebut ke dalam bahasa tulis.
d) Kegiatan Berkomunikasi :
Menulis tidak hanya ditujukan pada diri sendiri, namun menulis
bertujuan untuk apa, dimana, kapan dan seterusnya. Semua aspek
tersebut perlu dipertimbangkan agar tulisan yang disusun benar-benar
komunikatif.
e) Suatu Keterampilan :
Menulis perlu sering dilatih dan ajeg (kontinu). Latihan dalam menulis
sebaiknya berlangsung dalam konteks aktual dan fungsional, agar
menulis dapat memberikan manfaat secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Macam-Macam Menulis
Pembelajaran menulis di SD baik dalam GBPP SD 1994, KBK
maupun KTSP, terdiri atas dua bagian sebagaimana layaknya
pembelajaran membaca, yakni :
Menulis Permulaan
8
Keterampilan menulis permulaan ditekankan pada kegiatan menulis
dengan menjiplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi, menyalin,
dikte, melengkapi cerita, dan menyalin puisi.
Menulis Lanjut
Keterampilan menulis lanjut diarahkan pada untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk percakapan, petunjuk
dan cerita.
4. Pengertian Puisi
Terdapat beberapa pengertian tentang puisi, diantaranya menurut
KBBI (2007:903) puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh
irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait; puisi adalah gubahan
dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga
mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan
tanggapan khusus lewat penerapan bunyi, irama, matra dan tidak terikat
oleh jumlah larik dalam setiap bait serta jumlah suku kata dalam setiap
baris.
Menurut arwan (2003) dikutip dari beberapa definisi tentang puisi
dari beberapa tokoh; antara lain :
1. William Wordwoth, puisi adalah pengucapan imajinatif dari perasaan
yang mendalam, biasanya berirama, pengucapan secara spontan tentang
perasaan yang memuncak timbul dari daya ingatan ketika berada dalam
keadaan tenang.
2. H.B Jassin; puisi merupakan pengucapan dengan perasaan yang
didalamnya mengandung pikiran-pikiran dan tanggapan-tanggapan.
3. Baha Zain; puisi adalah pengucapan suatu fragmen pengalaman dari
suatu keseluruhan seorang seniman.
4. Muhammad Hj Salleh; puisi merupakan bentuk sastra yang kental
dengan mozaik bahasa serta kebijaksaan penyair dan tradisinya.
5. Usman Awang; puisi ialah satu pernyataan sikap terhadap sesuatu atau
salah satu atau keseluruhan kehidupan manusia.
9
6. A. Samaf; puisi pada hakekatnya adalah satu pernyataan perasaan dan
pandangan hidup seorang penyair yang memandang sesuatu
peristiwaalam dengan ketajaman perasaannya.
7. Theodore-Watts Dunton; puisi adalah satu pengucapan yang konkrit
dan artistik tentang pikiran manusia melaui penggunaan bahasa yang
emosional dan berirama.
5. Unsur-Unsur Puisi
Dalam penulisannya, puisi memiliki unsur-unsur pokok, yaitu :
1. Tema; tema adalah gagasan-gagasan pokok yang hendak diungkapkan
atau disajikan penyair melalui puisi. Tema dapat digali (dieksplorasi)
dari pengalaman atau kejadian. Tema dalam puisi antara lain tema
religius, cinta, kritik, sosial, patriotisme, alam dan sebagainya.
2. Diksi; diksi adalah kata-kata yang akan dipakai dalam penyajian puisi,
biasanya bersifat konotatif dan puitis. Konotasi berarti memiliki
kemungkinan makna lebih dari satu. Puitis berarti mempunyai efek
keindahan dan berbeda dari kata-kata dalam kehidupan sehari-hari.
3. Rima; rima adalah sajak atau pengulangan bunyi, yakni pengulangan
bunyi dalam puisi agar menghasilkan efek merdu. Penggunaan rima
dalam puisi mendukung perasaan dan suasana hati.
4. Gaya Bahasa atau Kiasan, yaitu unsur puitis selain diksi dan rima yang
akan menambah nilai keindahan yang terkandung dalam puisi,
sehingga puisi tersebut memiliki jiwa dan terasa hidup.
10
C. Hakekat Metode Kontekstual.
1) Pengertian Metode Pembelajaran
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2001:740), metode
didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu, metode
diartikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Dikutip dari majalah
Media No. 12/Tahun XXXVI/Peb.2007, yang dimaksud metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan guru untuk menyajikan atau menyampaikan
materi pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara
menyeluruh untuk memilih, mengorganisasikan, dan menyajikan materi
pelajaran bahasa Indonesia secara teratur.
2) Macam-Macam Metode Pembelajaran
Ada banyak metode yang perlu dikuasai guru, diantaranya adalah
metode ceramah (ekspositori), latihan siap (drill), Tanya jawab, diskusi,
demonstrasi, pemberian tugas (resitasi), karya wisata, kerja kelompok, team
teaching, sosiodrama dan sebagainya. Kini di era 2000-an diperkenalkan
metode kontekstual (CTL).
3) Definisi Metode Kontekstual
Beberapa pendapat tentang metode kontekstual dikemukakan oleh
Nurhadi (2003;h.5) mengemukakan bahwa metode kontekstual adalah konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antar materi dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Herman Siuherman (2003;h.3)
mengemukan pembelajaran dengan metode kontekstual adalah pembelajaran
yang dimulai dengan mengambil (mensimulasikan, menceritakan, berdialog,
atau tanya jawab) kejadian pada dunia nyata kehidupan sehari-hari yang
dialami siswa, kemudian diangkat kedalam konsep yang dibahas.
11
Metode kontekstual dalam Depdiknas (2002) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Joshua (2003;h.2) mengemukakan, metode kontekstual merupakan konsep
tentang pembelajaran yang membantu guru-guru untuk menghubungkan isi
bahan ajar dengan situasi-situasi dunia nyata, serta penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan pekerja serta
terlibat aktif dalam kegiatan belajar yang dituntut dalam pembelajaran dengan
cara mengalami sendiri bukan sekedar menghafal.
Metode kontekstual ,erupakan suatu konsepsi yang membantu guru
mengakaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga
kerja (University Of Washington, 2001). Metode kontekstual (Contextual
Teaching Learning) merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia nyata, sehingga peserta
didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar
dalam kehidupan sehari-hari (Winataputra, 2003).
Lili Nurlaili (2003, 11) dalam "Fasilitator", mengemukakan bahwa
metode kontekstual hamper sama dengan life skill yaitu pembelajaran yang
menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman langsung sehari-hari
siswa, masyarakat dan pekerjaan di lingkungannya. Dalam pembelajaran
kontekstual materi disampaikan dalam konteks yang sesuai dengan
lingkungannya dan bermakna bagi siswa. Sedangkan menurut Ardiana (2001)
dalam "media", pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang
membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata,
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
12
4) Komponen Metode Kontekstual
Terdapat tujuh komponen dari metode kontekstual diantaranya
adalah : (1) Kontruktivisme : membangun pemahaman mereka sendiri dari
pengalaman baru berdasarkan pada pengetahuan awal. Pembelajaran harus
dikemas menjadi Pretes " mengkonstruksi" bukan menerima pengetahuan. (2)
Inquiry : Pretes perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Siswa
belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis. (3) Questioning/bertanya :
kegiatan guru untuk mendorong membimbing dan menilai kemampuan
berpikir siswa. (4) Learning Community/masyarakat belajar : sekelompok
orang terikat dalam kegiatan belajar. Bekerja sama, tukar pengalaman, berbagi
ide dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. (5)
Medelling/pemodelan : Pretes penampilan suatu contoh agar siswa berpikir,
bekerja, dan belajar. (6) Reflection/refleksi : cara berpikir tentang apa yang
kita pelajari, mencatat apa yang telah dipelajari. (7) Authic Assement/penilaian
: yang sebenarnya mengukur pengetahuan dan ketrampilan siswa melalui
penilaian produk dan tugas-tugas releven.
D. Cara meningkatkan Kemampuan Pada Siswa Melalui Metode Kontekstual
Metode yang dianggap tepat dalam pengembangan pembelajaran satra adalah
metode kontekstual (contextual, teaching and learning). Pembelajaran kontekstual
hampir sama dengan "life skill" yaitu pembelajaran yang menghubungkan materi
pelajaran dengan pengalaman langsung sehari-hari siswa, masyarakat dan
pekerjaan lingkungannya (Lili Nurlaili, 2003;11) dalam "fasilitator" melalui
metode kontekstual kemampuan siswa dalam menguasai materi mata pelajaran
akan lebih mudah.
Beberapa cara dalam meningkatkan kemampuan siswa melalui metode
kontekstual diantaranya :
(1) pembelajaran kepada siswa dengan memandang siswa sebagai subjek
belajar,
(2) memulai pembelajaran dengan cara mengkaitkan meteri yang akan
diajarkan dengan dunia nyata. Diawali dengan bercerita atau tanya
jawab lisan tentang kondisi aktual dalam ehidupan siswa (Daily of life),
13
(3) memotivasi siswa dengan cara mengarahkan melalui metode modeling,
(4) melakukan tanya jawab atau menyusun pertanyaan yang diberikan
kepada siswa sehingga merekam mau berfikir,
(5) membimbing siswa agar dapat membangun pengertian
(konstruktivisme),
(6) membimbing siswa agar mereka bisa menemukan konsep sendiri
(inguiry),
(7) belajar kelompok, agar siswa bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman
serta terbiasa bekerja sama,
(8) melakukan refleksi, tujuannya agar siswa bisa mereview kembali
pengalamn belajarnya,
(9) memberikan penilaian autentik, agar penilaian yang diberikan menjadi
objektif.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pada siklus 1 kegiatan yang dilakukan adalah perencanaan,
pelaksanaan, pengumpulan data dan refleksi. Berdasarkan kegiatan
perbaikan yang dilakukan diperoleh 2 jenis data, yaitu data hasil
pengamatan selama deklamasi puisi dan data nilai tes menulis puisi
berdasarkan ide dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.
Berikut ini data-data yang diperoleh dari pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siswa Kelas IV SDN Sambirejo 3 Kecamatan
Mantingan Kabupaten Ngawi .
a) Data hasil pengamatan diskusi kelompok
Tabel 4.1
Data Pengamatan Deklamasi Puisi
Siklus I
No Kriterria
Aspek Yang dinilai
Pelafalan Intonasi Keberanian
F % F % F %
1
2
3
Bagus
Cukup
Kurang
7
6
3
44,67
40
13,33
4
9
3
26,67
60
13,33
8
4
4
53,33
26,67
20
Jumlah 16 100 16 100 16 100
15
b) Data nilai tes akhir Menulis Puisi
Tabel 4.2
Daftar Nilai Tes Menulis Puisi
Siklus I
No Nama Siswa Nilai %Kriteria
Berhasil Belum Berhasil
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
p
70
85
75
75
75
75
75
80
80
70
75
70
70
75
70
70
77,78
94,44
83,33
83,33
83,33
83,33
83,33
88.89
88.89
77.78
83,33
77,78
77,78
83,33
77,78
77,78
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jumlah 1120 10 6
Rata-rata 74,67 66,67 33,33
16
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat Grafik batang tentang perolehan
nilai tes menulis puisi pada perbaikan pembelajaran
siklus I.
10
6
Berdasarkan tabel 4.5, nilai tes menulis puisi yang diperoleh
siswa menunjukkkan hasil yang kurang memuaskan. Dari seluruh
jumlah siswa kelas IV , terdapat sepertiga yang mendapatkan nilai di
bawah rata-rata. Tes menulis puisi yang diikuti oleh 15 siswa terdapat
10 siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata dengan presentasi
66,67%. Sedangkan masih ada 5 siswa yang mendapat nilai dibawah
rata-rata dengan presentasi 33,33%. Berdasarkan hal tersebut, perlu
diadakan lagi kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus II, karena
penulis menyimpulkan bahwa pembelajaranya belum berhasil.
2. Siklus II
Pada siklus II ini kegiatan yang dilakukan sama seperti pada siklus
sebelumnya, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data dan
refleksi. Namun pada siklus II ini menggunakan metode pembelajran yang
berbeda dibanding pada siklus I, yaitu menggunakan metode konstekstual.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan
hasil belajar siswa, baik dalam deklamasi puisi maupun hasil menulis puisi
berdasarkan ide dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
17
Berikut ini data-data yang diperoleh dari pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II pada siswa kelas IV SDN Sambirejo 3 Kecamatan
Mantingan Kabupaten Ngawi .
a) Data Hasil Pengamatan Deklamasi Puisi
Tabel 4.3
Data Pengamatan Deklamasi Puisi
Siklus II
No Kriterria
Aspek Yang dinilai
Pelafalan Intonasi Keberanian
F % F % F %
1
2
3
Bagus
Cukup
Kurang
12
4
-
80
20
0
12
4
-
73,33
26,67
0
14
2
-
86,67
13,33
0
Jumlah 16 100 16 100 16 100
18
b) Data Nilai Tes Menulis Puisi
Tabel 4.4
Daftar Nilai Tes Menulis Puisi
Siklus II
No Nama Siswa NilaiKriteria
% Berhasil Belum
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
p
75
90
80
80
80
80
80
85
80
75
80
80
70
80
80
70
83,33
100
88,89
88,89
88,89
88,89
88,89
94,44
88,89
83,33
88,89
88,89
77,78
88,89
88,89
77,78
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jumlah 1195 14 2
Rata-rata 79,67 80 % 20 %
19
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat Grafik batang tentang
perolehan nilai tes menulis puisi pada perbaikan pembelajaran siklus II.
12
4
Berdasarkan tabel 4.6, nilai tes menulis puisi yang diperoleh
siswa menunjukkkan peningkatan karena menggunakan metode
pembelajaran yang berbeda dibanding siklus yang sebelumnya, yaitu
metode konstekstual. Hal ini terbukti dari hasil tes menulis puisi yang
diikuti oleh 16 siswa terdapat 12 siswa yang mendapat nilai diatas rata-
rata dengan presentasi 80%. Sedangkan siswa yang mendapat nilai
dibawah rata-rata berkurang menjadi 3 anak dengan presentasi 20%.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II ini sudah menunjukkan
keberhasilan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai tes
menulis puisi pada siklus I dan siklus II. Namun demikian, masih ada
beberapa siswa yang nilainya belum memenuhi standart penilaian yang
diharapkan guru. Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa dalam
menguasai materi berbeda-beda.
20
B. Deskripsi Temuan Per Siklus
1. Siklus I
a) Hasil Pengolahan Data Deklamasikan Puisi
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa kemampuan siswa dalam
deklamasi puisi belum menunjukkan hasil yang maksimal. Aspek yang
dinilai dalam pengamatan ini mencakup pelafalan, intonasi, dan
keberanian siswa dalam mendeklamasikan puisi. Pada kegiatan
perbaikan pembelajaran siklus I, kemampuan siswa mendeklamasikan
puisi dilihat dari aspek pelafalan dan intonasi belum berhasil.
Pelafalan dengan kriteria “kurang” sebesar 13,33%, sedangkan
kemampuan dalam aspek intonasi masih ada 13,33% dengan criteria
“kurang” mampu. Selain hal itu, sebesar 20% siswa kurang berani
dalam mendeklamasikan puisi lebih meningkat
b) Hasil Pengolahan Data Nilai Menulis Puisi
Hasil penilaian terhadap 16 siswa dalam menulis puisi
berdasarkan ide dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada
perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV/II
Hari / Tanggal : Rabu, 16 April 2008
No NilaiData
KeteranganJumlah %
1
2
> rata-rata
< rata-rata
11
5
66,67
33,33
Berhasil
Belum Berhasil
Jumlah 16 100
21
2. Siklus II
a) Hasil Pengolahan Data Deklamasikan Puisi
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa kemampuan siswa dalam
deklamasi puisi sudah menunjukkan peningkatan dibanding pada
siklus sebelumnya. Walaupun masih ada beberapa siswa yang hasilnya
belum maksimal. Pada perbaikan pembelajaran siklus II ini, siswa
sudah berani dalam mendeklamasikan puisi tanpa dibebani perasaan
malu dan ragu-ragu. Keberhasilan dalam aspek pelafalan menunjukkan
peningkatan sebesar 33,33%, sedangkan dalam aspek intonasi
menunjukkan peningkatan sebesar 46,67%.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
mendeklamasikan puisi telah berhasil apabila dibandingkan pada
siklus sebelumnya.
c) Hasil Pengolahan Data Nilai Menulis Puisi
Hasil penilaian terhadap 16 siswa dalam menulis puisi
berdasarkan ide dengan menggunakan pilihan kata yang tepat pada
Perbaikan Pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : IV/II
Hari / Tanggal : Kamis, 08 Mei 2008
No NilaiData
KeteranganJumlah %
1
2
> rata-rata
< rata-rata
14
2
80
20
Berhasil
Belum Berhasil
Jumlah 16 100
22
C. Pembahasan Setiap Siklus
1. Siklus I
Perbaikan yang terjadi pada pembelajaran siklus I tentang menulis
puisi adalah dalam menjelaskan materi pelajaran, guru tidak
menggunakanbeberapa contoh puisi dan pengamatan satu objek benda
saja. Hal tersebut berakibat pada kemampuan siswa dalam
mengembangkan kreativitas idenya menjadi terbatas sehingga karya yang
dihasilkannyapun kurang memuaskan.
Hal ini disadari oleh guru, disamping tanpa menggunakan media
yang terbatas juga disebabkan oleh penggunaaan metode pembelajaran
yang kurang menuntun siswa dalam mengembangkan idenya, sehingga
dalam tes menulis puisi masih banyak siswa yang mendapat nilai dibawah
rata-rata.
2. Siklus II
Perbaikan yang terjadi pada pembelajaran siklus II adalah dalam
menyampaikan materi pelajaran, guru sudah menggunakan metode belajar
yang sesuai dalam pembelajaran. Winataputra, dkk (2001) menyatakan
bahwa variasi dalam kegiatan pembelajaran antara lain bertujuan untuk
menghilangkan kebosanan siswa dalam pembelajaran, meningkatkan
kadar keaktifan/keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan menggunakan metode belajar yang sesuai dengan
pembelajaran, berakibat pada kemampuan siswa dalam mengembangkan
idenya menjadi meningkat sehingga nilai tes yang diperoleh siswapun
menunjukkan kemajuan.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode konstekstual dalam pembelajaran sastra, dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi berdasarkan idenya
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
2. Melalui metode konstekstual kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan sehingga pembelajaran dapat
3. Metode konstekstual dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran
sastra, khususnya puisi
4. Metode konstekstual dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam
mengembangkan ide-idenya
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya
adalah :
1. Menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan minat
siswa dalam belajar
2. Mengikuti siswa mencoba perkembangan teori-teori terbaru, agar guru
lebih terampil dan profesional dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
3. Merancang metode pembelajaran dengan baik, agar siswa lebih
termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
4. Memperdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) agar guru selalu bertukar
pikiran dan pengalaman berkenan dengan masalah dan tugas mengajar.
24
DAFTAR PUSTAKA
Arwan.2003.Definisi Puisi
Depdiknas 2002.Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And
Learning).Jakarta:Depdiknas
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta : Balai
Pustaka.
Kurikilum SD.2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta. Depdiknas.
Majalah“Fasilitator”Edisi VI/Tahun 2003
Majalah”Media”No.05/Th Xxxvi/Oktober 2006
Majalah”Media”No.12/Th Xxxvi/Februari 2007
Nurhadi, 2003.Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning).
Jakarta : Depdiknas
Suherman, Erman. 2003.Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. LIPI.
Bandung: Jica
Waluyo.J.Herman.1973.Teori dan Apreasiasi Puisi
Wardani, I.G.A.K, dkk.2006. Penelitian tindakan kelas. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, dkk.2007. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka.
25
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/II
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2009
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan, puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
C. Indikator
Menulis puisi bebas berdasarkan ide yang didapat dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat
D. Tujuan Perbaikan
Siswa mampu menulis puisi bebas berdasarkan ide yang didapat dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat
E. Materi pokok : Puisi
F. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Pemberian contoh, Pengamatan, Penugasan
G. Langkah Pembelajaran
1) Kegiatan awal (5 menit)
Guru mengucapkan salam
Absensi
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
yang mengarah pada materi yang akan diajarkan
Misal : “anak-anak, pernahkah kalian menulis puisi untuk teman atau o
rang tua kalian?”
26
Guru menyampaikan informasi materi
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Kegiatan inti (50 menit)
Guru menempelkan beberapa contoh ouisi di papan tulis (terlampir)
Beberapa siswa disuruh maju membaca puisi di depan kelas
Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi tersebut
Contoh :
1. Puisi ke 1, bercerita tentang apa?
2. Puisi ke 2, bercerita tentang apa ?
3. Dan seterusnya
Guru memberikan satu contoh benda yaitu bunga, untuk dijadikan objek
pengamatan
Siswa disuruh mengamati dan mendeskripsikan objek (bunga) tersebut
dengan beberapa kalimat sederhana
Siswa disuruh menulis puisi bebas berdasarkan objek yang diamati
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Beberapa siswa membacakan hasil karyanya di depan kelas
Siswa yang lain memberi komentar dari hasil pembacaan temanya
Guru memberi penguatan dari hasil karya siswa
3) Kegiatan Akhir (15 menit)
Guru dan siswa menyimpulkan materi
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar belajar membacakan
puisi dengan intonasi yang tepat
Guru memberikan tindak lanjut
Remidi :Bagi yang belum berhasil mengerjakan kembali soal-
soal yang telah diberikan
Pengayaan :Bagi siswa yang sudah berhasil disuruh mempelajari
materi selanjutnya
Guru mengucapakan salam penutup
27
H. Sarana dan Sumber Belajar
1) Sarana : - Beberapa contoh puisi
- Bunga
2) Sumber Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV Semestar 2
Marminiyati, Ani, dkk.2004. Mari Pandai Berbahasa Indonesia Kelas
5. Jakarta : Ricardo.
1. Evaluasi
a) Prosedur Tes
Tes Awal : -
Tes Pretes : terlampir
Tes Akhir : terlampir
b) Jenis Tes
Tes Pretes
Tes Tulis
a) Alat Penilaian
1) LKS : terlampir
2) Soal evaluasi : terlampir
3) Kunci jawaban : terlampir
4) Penskoran : terlampir
Mantingan , 16 April 2009
Mengetahui
Mahasiswa,
Teman Sejawat
Dra. SUMIATI A R I F I N
NIM.: 814519087
28
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/II
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2009
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam
bentuk ringkasan, laporan, puisi bebas
B. Kompetensi Dasar
Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat
C. Indikator
Menulis puisi bebas berdasarkan ide yang didapat dengan menggunakan
pilihan kata yang tepat
D. Tujuan Perbaikan
Siswa mampu menulis puisi bebas berdasarkan ide yang didapat dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat
E. Materi pokok : Puisi
F. Metode : Ceramah, Tanya jawab, Pemberian contoh, Pengamatan, Penugasan
G. Langkah Pembelajaran
1) Kegiatan awal (5 menit)
Guru mengucapkan salam
Absensi
Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
yang mengarah pada materi yang akan diajarkan
Misal : “anak-anak, pernahkah kalian menulis puisi untuk teman atau
orang tua kalian?”
Guru menyampaikan informasi materi
29
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
2) Kegiatan inti (50 menit)
Guru menempelkan beberapa contoh ouisi di papan tulis (terlampir)
Beberapa siswa disuruh maju membaca puisi di depan kelas
Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi tersebut
Contoh :
1. Puisi ke 1, bercerita tentang apa?
2. Puisi ke 2, bercerita tentang apa ?
3. Dan seterusnya
Guru memberikan satu contoh benda yaitu bunga, untuk dijadikan objek
pengamatan
Siswa disuruh mengamati dan mendeskripsikan objek (bunga) tersebut
dengan beberapa kalimat sederhana
Siswa disuruh menulis puisi bebas berdasarkan objek yang diamati
dengan menggunakan pilihan kata yang tepat
Beberapa siswa membacakan hasil karyanya di depan kelas
Siswa yang lain memberi komentar dari hasil pembacaan temanya
Guru memberi penguatan dari hasil karya siswa
3) Kegiatan Akhir (15 menit)
Guru dan siswa menyimpulkan materi
Guru memberikan pesan moral kepada siswa agar belajar membacakan
puisi dengan intonasi yang tepat
Guru memberikan tindak lanjut
Remidi :Bagi yang belum berhasil mengerjakan kembali soal-
soal yang telah diberikan
Pengayaan :Bagi siswa yang sudah berhasil disuruh mempelajari
materi selanjutnya
Guru mengucapakan salam penutup
30
H. Sarana dan Sumber Belajar
1) Sarana : - Beberapa contoh puisi
- Bunga
2) Sumber Belajar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Kelas IV Semestar 2
Marminiyati, Ani, dkk.2004. Mari Pandai Berbahasa Indonesia Kelas
5. Jakarta : Ricardo.
2. Evaluasi
a) Prosedur Tes
Tes Awal : -
Tes Pretes : terlampir
Tes Akhir : terlampir
b) Jenis Tes
Tes Pretes
Tes Tulis
b) Alat Penilaian
1) LKS : terlampir
2) Soal evaluasi : terlampir
3) Kunci jawaban : terlampir
4) Penskoran : terlampir
Mantingan , 16 April 2009
Mengetahui
Mahasiswa,
Teman Sejawat
Dra. SUMIATI A R I F I N
NIM.: 814519087
31
RANGKUMAN MATERI
Contoh puisi
1) Bonekaku
Engkau sangat lucu
Bentuk badanmu seperti boneka
Hadiah ulang tahunku
Dari kedua orang tuaku
Engkau kawan setiaku
Dikala sedih dan gembira
Walaupun engkau benda mati
Aku tetap menyayangimu
Dikutip dari Majalah Bobo
Tahun XXVIII, 4Januari 2001
2) Idul Fitri
Ketika Idul Fitri datang
Hati merasa senang
Menyambut kemenangan gemilang
Setelah berpuasa selama Ramadhan
Ketika Idul Fitri tiba
Bukalah pintu hati untuk saling memaafkan
Atas kesalahan semua insan
Ketika Idul Fitri tiba
“Maaf lahir dan batin
Semoga sejahtera negeri kita
Dikutip dari : Majalah Mentari Edisi 339
Tahun XXV-20 Oktober 2007
3). Sepedaku
Kau sangat berjasa bagiku32
Setiap hari kau
Mengantarku sekolah
Juga tempat lain yang inggin kutuju
Tapi kau tak pernah malas
Apalagi lelah
Kau berwarna biru
Warna kesukaanku
Akan kurawat kau selalu
Agar awet umurmu
Dikutip dari Majalah Bobo
Tahun XXXV, 13 Desember 2007
33
SOAL EVALUASI
1. Buatlah sebuah puisi bebas berdasarkan ide dengan menggunakan pilihan kata
yang tepat melalui pengamatan objek, yaitu bunga yang ada di depan kalian !
2. Deklamasikan puisi yang kalian baut didepan kelas!
34
KUNCI JAWABAN
1) Disesuaikan dengan hasil karya puisi masing-masing siswa
2) Disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa dalam
mendeklamasikan puisi
PENSKORAN
No. Kriteria Penilaian Nilai
1 Pilihan kata tepat, tulisan rapi 80 - 90
2 Pilihan kata kurang tepat, tulisan kurang
rapi
70 -79
3 Pilihan kata tidak tepat, tulisan tidak
rapi
70
35
LEMBAR PENGAMATAN DEKLAMASI PUISI
No Nama Siswa
Aspek Yang Diamati
Keaktifan Keberanian Kerja Sama
B C K B C K B C K
1
2
3
4
Kelompok I
a.
b.
c.
d
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
2
3
4
Kelompok II
e.
f.
g.
h
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
1
2
3
4
Kelompok III
i.
j.
k.
l
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√
√
1
2
3
4
Kelompok IV
m
n..
o.
p √
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
36
LEMBAR OBSERVASI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : IV/II
Hari/Tanggal : Rabu, 16 April 2009
Fokus Observasi : Kegiatan Belajar Di Kelas
No Aspek Yang Diobservasi
Kemunculan
KomentarAda
Tidak
Ada
1
2
3
4
5
6
7
8
Kemampuan membuka
dan menutup pelajaran
Mengelola ruang kelas
dan fasilitas
pembelajaran
Penggunaaan Media
yang sesuai dengan
tujuan oembelajaran
Mengelola waktu
pembelajaran
Mengelola interaksi kelas
Memberikan penguatan
Membimbing siswa
dalam kegiatan
kelompok
Menumbuhkan minat
dan motivasi dalam
pembelajaran
√
√
√
√
√
√
√
√
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Pengamat
37