karya tulis
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam karya tulis ini penyusun memilih judul “ khasiat sambiloto untuk kesehatan
“ dengan alasan sebagai berikut :
1. Mengenalkan kepada generasi yang akan datang tentang sejarah terbentuknya Goa
Jatijajar
2. Mengetahui lebih lanjut tentang sejarah pembangunan dan pengembangan Goa
Jatijajar
3. Hubungan dengan studi : Sejarah, geografi dan kimia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses terbentuknya Goa Jatijajar
2. Apakah alasan patung – patung dipasang sebagai diorama dalam Goa Jatijajar
3. Bagaimana perkembangan Goa Jatijajar saat ini
C. Tujuan
Penyusun dalam pembuatan karya tulis ini mengambil judul “ Goa Jatijajar”
merupakan obyek wisata yang mengandung unsur sejarah, kimia, serta geografi sebagai
sarana wisata dan pendidikan di kabupaten Kebumen.
1
D. Metode Penelitian
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode untuk memperoleh
data – data yang berhubungan dengan karya tulis ini antara lain :
1. Metode obserfasi yaitu penyusun menunjungi secara langsung obyek yang diangkat
menjadi karya tulis
2. metode kepustakaan yaitu mencari sumber dari buku panduan dan buku buku lain
yang berhubungan dengan karya tulis ini
2
BAB II
ASAL - USUL GOA JATIJAJAR
A. Sejarah Goa Jatijajar
Banyak orang yang tidak mengetahui secara persis, asal mula terbentuknya Goa Jatijajar.
Namun menurut cerita, Goa Jatijajar pertama kali ditemukan oleh seorang petani yang bernama
Ki Djajamenawi pada tahun 1802. Pada saat itu dia sedang menyabit rumput, tiba-tiba dia tidak
sengaja terperosok ke sebuah lubang, untunglah dia tersangkut pada sebuah akar pohon yang
menutupi lubang tersebut. Ternyata lubang tersebut adalah ventilasi sebuah goa.
Kejadian ini segera dilaporkan ke Lurah desa setempat, selanjutnya dilaporkan ke
kabupaten dan pada saat itu kabupatennya masih berada di Ambal. Setelah diadakan peninjauan
goa tersebut akhirnya diberi nama Goa Jatijajar, karena pada waktu ditemukannya terdapat dua
pohon jati yang tumbuh sejajar di muka pintu goa. Kemudian desa tersebut diberi nama Desa
Jatijajar pada tahun 1930. Selanjutnya oleh Bupati Ambal, kedua pohon jati tersebut ditebang
dan dijadikan saka Pendopo Bangunan Joglo di Kabupaten.
Sebelum Goa Jatijajar di kembangkan menjadi objek wisata, orang yang masuk ke dalam
goa tidak lain bertujuan untuk bertapa atau bersemedi, mandi di Sendang Mawar dan Sendang
Kantil serta untuk mengambil air untuk dibawa pulang.
Setelah Goa Jatijajar ditemukan, maka ditunjuk seorang juru kunci dengan tugas untuk
menjaga kebersihan didalam maupun diluar goa serta melayani para pengunjung yang akan
masuk kedalam goa dengan menggunakan obor. Adapun silsilah juru kunci pengelola Goa
Jatijajar adalah sebagai berikut :
1. Djayamenawi
2. Bangsatirto
3. Manreja
4. Djayawikrama
5. Sandikrama
6. Agus Rasana ( juru kunci sekarang )
3
B. Goa Jatijajar pada masa Pemerintah Belanda
Pada zaman penjajahan belanda, Goa Jatijajar sudah digunakan sebagai tempat wisata.
Data yang masih dapat dilihat yaitu tulisan – tulisan dari nama – nama pengunjung pada dinding
langit – langit goa pada bagian pintu masuk.
Dahulu ada tukang tulis yang melayani tamu yang menghendaki namanya ditulis, yang
tinggi menggunakan tangga. Pada zaman penjajahan jepang Goa Jatijajar digunakan untuk
pertambangan, yaitu untuk ditambang batu pospatnya. Sebagai data yang masih ada yaitu lubang
yang ada di bawah jembatan di dalam goa, yang panjangnya 25 meter. Lubang tersebut
menghubungkan pintu masuk dengan goa bagian dalam, sehingga pengunjung dapat dengan
mudah memasuki goa bagian dalam.
Kebanyakan orang dahulu datang ke Goa Jatijajar karena tertarik pada mitosnya.
a. Sendang Puser Bumi dan Jombor, mempunyai mitos yaitu airnya dapat dipergunakan
untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing.
b. Sendang Mawar, mempunyai mitos yaitu konon airnya jika untuk cuci muka maka akan
menjadi awet muda.
c. Sendang Kantil, mempunyai mitos selain awet muda konon cita-citanya akan cepat
terkabulkan dan akan cepat mendapatkan jodoh bagi yang belum punya jodoh apabila
mandi atau cuci muka di sendang tersebut.
C. Faktor Alam Terjadinya Goa Jatijajar:
1. Karena adanya aliran sungai di bawah tanah
2. Karena tekanan endogan dari dalam bumi
3. Karena pembentukan stalagtit dan stalagmit
Terjadinya stalagtit dan stalagmit dikarenakan reaksi dari air hujan dengan
kalsium dioksida dan meninggalkan endapan di langit-langit goa.Lama kelamaan
endapan tersebut membentuk stalagtit di atas dan stalagmit di bawah.Sebenarnya stalagtit
maupun stalagmit adalah hasil reaksi dari kalsium dioksida (CaO2 ) dengan air H2O, jadi
reaksinya yaitu CaCO2 + H2O → ( CaOH + H2O ).
4. Karena abrasi air laut ( untuk goa-goa kapur di daerah pantai )
4
BAB III
PENGEMBANGAN GOA JATIJAJAR
A. Pembangunan Goa Jatijajar
Pembangunan Goa Jatijajar dimulai pada tanggal 19 september 1975. Adapun yang
mempunyai ide untuk mengembangkan Goa Jatijajar menjadi obyek wisata, yaitu Bapak
Soeparjo Roestam Gubernur Jawa Tengah pada saat itu. Sedangkan Bupati Kebumen pada saat
itu adalah Bapak Soepeno.
Untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan Obyek Wisata Goa Jatijajar
ditunjuk langsung oleh Gubernur Jawa Tengah CV. AIS dari Jogjakarta Pimpinan Ir. Saptono.
Begitu Goa Jatijajar dibangun, maka pengunjung terus berdatangan membanjiri Goa Jatijajar
setiap harinya. Oleh sebab itu, pada malam selasa kliwon tanggal 28 Juni 1976, Obyek Wisata
Goa Jaitjajar diresmikan penggunaanya oleh Gubernur Jawa Tengah. Ditandai dengan batu
prasati dimuka Goa Jatijajar. Setelah Goa Jatijajar dibangun, maka saat ini di dalam goa
ditambah dengan bangunan – bangunan, antara lain :
1. Pembuatan tangga atau trap beton menuju sendang mawar dan sendang kantil
2. Pembuatan altar dan plaza yang dilengkapi tempat duduk untuk istirahat para pengunjung
3. Pembuatan jembatan yang panjangnya 25 meter dan lebar 2 meter, menghubungkan pint
masuk dengan goa bagian dalam
4. Pemasangan lampu-lampu listrik untuk menerangi ruangan dalam goa
5. Pemasangan patung – patung legenda Kamandaka
Dana untuk membangun Goa Jatijajar disediakan dari APBD Tingkat II Kebumen
dibantu dari APBD Tingkat Jawa Tengah, dan dari Pusat. Sekarang Obyek Wisata Goa
Jatijajar merupakan Obyek andalan bagi Kabupaten Kebumen, karena 60 pendapatan
5
sektor Pariwisata Kebumen diperoleh dari Goa Jatijajar. Sedangkan pengelolaanya dikelola
oleh Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Kebumen.
Setelah Goa Jatijajar dikembangkan sebagai obyek wisata, maka I dalam goa dipasang 32
buah patung, yang dibagi menjadi 8 diorama, kesemuanya merupakan rangkaian cerita
lengkap dari legenda Raden Kamandaka yaitu:
a) Prabu Siliwangi memilih putranya untuk menjadi raja
b) Adi Patih Pasir Luhur menyusuh prajuritnya untuk menangkap Raden Kamandaka
c) Raden Kamandaka sedang bertapa menjelma menjadi lutung kasarung
d) Adi Patih Pasir Luhur sedang memburu untuk menangkap lutung kasarung
e) Raden Kamandaka dan Dewi Ciptoroso sedang memadu kasih
f) Raden Kamandaka sedang adu jago dengan Silihwarni
g) Pertemuan pengantin Pule Bahas dengan Dewi Ciptoroso
h) Lutung kasarung membunuh Raja Pule Bahas
Alasan dipasangnya patung - patung dari legenda Raden Kamandaka di dalam Goa Jatijajar
adalah :
1. Pada masa pemerintahan Kerajaan Pajajaran tahun 1482 – 1579, wilayah Kabupaten
Kebumen masuk Kadipaten Pasirluhur dan masuk wilayah Kerajaan Pajajaran, yang
pusat pemerintahannya di Bogor
2. Goa jatijajar merupakan tempat pertapaan dari Raden Kamandaka putra dari Kerajaan
Pajajaran. Oleh sebab itu, untuk menambah daya tarik, maka di dalam Goa Jatijajar
setelah dibangun dipasang diorama dari legenda Raden Kamandaka.
6
Pengaruh pembangunan Goa Jatijajar terhadap masyarakat dan daerah yaitu :
1. Menambah pendapatan asli daerah Kebumen
2. Menambah lapangan kerja dan usaha penduduk
3. Memperlancar transportasi dan perekonomian
4. Mengembangkan para pengrajin
5. Melestarikan budaya tradisional
6. Merubah wajah desa menjadi lebih maju
B. Pengelolaan Objek
Pengunjung obyek wisata Goa Jatijajar terdiri dari Wisatawan Nusantara dan Wisatawan
Mancanegara. Pengunjung Goa Jatijajar rata- rata 300 ribu orang per tahun. Obyek Wisata Goa
Jatijajar dikelola oleh Sub Dinas Pariwisata Kabupaten Kebumen. Karyawan Obyek Wisata
Goa Jatijajar pada tahun 2003 ada 18 orang, semuanya berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil
( PNS ) Pemda Kebumen. Objek wisata ini telah dilengkapi dengan prasarana wisata seperti
tempat parkir, peturasan, tempat bermain, kios makanan, buah-buahan dan toko cindera mata.
C. Kepercayaan Masyarakat
Mata air atau sendang yang terdapat di dalam Goa Jatijajar dipercaya mempunyai khasiat
tertentu, sehingga dikeramatkan. Air Sendang Puserbumi dan Jombor konon dapat digunakan
sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan air Sendang Mawar dan Sendang
Kantil, jika untuk mencuci muka selain menjadi awet muda juga akan tercapai apa yang dicita-
citakannya.
Kepercayaan yang dituturkan secara turun-temurun ini mengakar kuat di hati sanubari
masyarakat Kebumen dan sekitarnya, sehingga pada hari-hari tertentu menurut penanggalan
Jawa, tempat tersebut ramai dikunjungi peziarah, terutama pada malam hari.
7
BAB IV
PROSES TERJADINYA GOA JATIJAJAR
Kompleks goa wisata baik goa alam maupun buatan yang terletak sekitar 42 km barat
daya Kebumen ini mencakup kawasan seluas 5,5 hektare. Kompleks Goa Jatijajar mencakup Goa
Jatijajar, Goa Dempok, dan Goa Intan. Kawasan ini berada sekitar 250 m di atas permukaan laut.
Sistem pergunaan berkembang pada kehadiran fosil-fosil seperti Lepidocylina
sumatrensis Brady, L. elegans Tan dan Cycloclypeus annulatus Martin selain menunjukkan umur
batuan juga sekaligus mencirikan lingkungan asalnya, yaitu laut dangkal yang mempunyai
kedalaman maksimum 60 m. Kira-kira 14-11 juta tahun lalu daerah ini masih merupakan paparan
laut dangkal, yang kemudian terangkat hingga ketinggiannya sekarang akibat sifat bumi yang
dinamis.
Tidak adanya sedimen lain yang menutupi lapisan batu gamping di daerah Gombong
selatan menunjukkan jika sejak 10 juta tahun lalu daerah ini sudah berada di atas permukaan laut.
Dihitung dari kurun waktu kurang dari 10 juta tahun telah terjadi pengangkatan setinggi lebih
dari 300 m. Pengangkatan itu menyebabkan batuan terkekarkan dan tersesarkan.
Curah hujan yang tinggi mempercepat terjadinya proses karstifikasi, membentuk kars
sebagaimana terlihat sekarang. Gejala endokars ini mempunyai mulut goa yang berbangun
melengkung tinggi dan lebar. Pada dinding pintu masuk sebelah kanan tersingkap sisa endapan
sedimen goa yang kaya fosil moluska. Beberapa spesies grastropoda dan pelecypoda terawetkan
baik pada lapisan lempung pasiran berwarna coklat tua.
Sedimen berfosil ini dapat dikorelasikan dengan sedimen sejenis yang tersingkap di pintu
masuk Goa Intan. Sediman di dalam Goa juga tersingkap pada sebuah sisa kanopi tua, beberapa
meter dari pintu masuk. Cangkang-cangkang pipih pelecypoda pada sedimen goa ini tersusun
secara alami ke arah utara sejajar dengan arah lorong utama masuk goa, yaitu utara-selatan.
Bagian atap dan dinding pintu masuk goa dipenuhi oleh tulisan nama-nama pengunjung.
Gravity yang paling tua tertanggal tahun 1805. Pembentukan kanopi di dekat pintu masuk
Goa Jatijajar menunjukkan adanya sungai bawah tanah yang pernah aktif beberapa ratus ribu
8
tahun yang lalu. Proses pengangkatan menyebabkan sungai menjadi kering, karena air mencari
permukaan air tanah setempat yang letaknya lebih rendah.
Sungai bawah tanah yang masih aktif di dalam Goa Jatijajar tersingkap melalui beberapa
sendang, yang letaknya berkisar antara 1-3 m di bawah lorong fosil utama. Sendang Kantil dan
Sendang Mawar adalah kolam-kolam sungai bawah tanah yang dibuka untuk umum. Dua
sendang lainnya yaitu Jombor dan Puserbumi tidak dapat dimasuki wisatawan umum, kecuali
mendapat ijin dari pengelola kawasan wisata.
Sebagai mata air, Sendang Puserbumi merupakan sebuah sumuran tegak bergaris tengah
sekitar 50 cm. Sementara Sendang Jombor yang dihuni seekor pelus sepanjang lebih dari 1 m
mempunyai sifon di dasarnya. Sifon ini dapat ditelusuri dengan metode penyelaman (cave
diving). Beragam bentukan pengendapan ulang larutan CaCO3 jenuh yang indah dan mempesona
dijumpai di dalam lorong goa dibalik sifon.
Lorong goa sepanjang ratusan meter dihiasi dengan deretan gurdam dan air terjun.
Lorong goa di bawah Goa Jatijajar ini disiapkan menjadi objek wisata minat khusus. Untuk
memasuki sendang di dalam Goa Jatijajar dikeramatkan dan dijadikan sebagai tempat berziarah.
Lubang-lubang di dasar goa di dekat pintu masuk merupakan bekas-bekas penambangan fosfat
guano.
Ornamen goa (stalagtit, stalagmit, pilar, flowstone) umumnya sudah tidak aktif, meskipun
di beberapa tempat terdapat tetesan dan leleran air melalui ujung-ujung stalagtit. Sebuah lubang
di atap goa setinggi 24 m dari dasar goa, tidak jauh dari pilar besar berbangun membundar yang
masih aktif, mengungkap sejarah penemuan goa pada tahun 1802 oleh Djayamenawi, petani
tersebut terperosok ke dalam goa melalui lubang yang ada dipermukaan, dan setelah tanah yang
menutupi lorong dibersihkan ia menemukan lubang masuk, yaitu mulut goa sekarang.
Lorong Goa Jatijajar sepanjang 250 m, dengan lebar dan tinggi rata-rata 15-25 m, dapat
dimasuki oleh wisatawan dengan mudah. Mulai tahun 1975, disepanjang lorong goa ditempatkan
32 buah patung yang menceritakan Legenda Raden Kamandaka. Di luar Goa menggambarkan
kepurbaan Goa Jatijajar.
9
BAB V
LEGENDA RADEN KAMANDAKA
Pada jaman dahulu, ada sebuah kerajaan Hindu yang besar dan kuat yaitu Kerajaan
Pajajaran yang berpusat di Kota Bogor Jawa Barat. Raja yang memerintah yaitu Prabu Siliwangi.
Beliau mempunyai tiga orang putra dan satu orang putri dari dua permaisuri. Banyak Cokro dan
Banyak Ngampar anak dari permaisuri pertama, Banyak Blabur dan Dewi Pamungkas anak dari
permaisuri kedua.
Pada suatu hari, Prabu Siliwangi memanggil Putra Mahkotanya yaitu Banyak Cokro dan
Banyak Ngampar untuk menghadap, maksudnya ialah Prabu Siliwangi akan mengangkat
putranya untuk menggantikan menjadi raja di Pajajaran karena beliau sudah lanjut usia. Namun,
dari kedua Putra Mahkotanya belum ada yang mau diangkat menjadi raja di Pajajaran. Sebagai
putra sulung Banyak Cokro memiliki alasan yaitu dia belum memiliki cukup ilmu dan belum
memiliki pendamping. Banyak Cokro mengatakan bahwa dia baru ingin menikah apabila sudah
bertemu dengan seorang putri yang parasnya mirip dengan ibunya. Oleh sebab itu, Banyak
Cokro meminta ijin pergi dari Kerajaan Pajajaran untuk mencari putri yang menjadi idamannya.
Agar keinginan Banyak Cokro untuk mempersunting putri yang di idam-idamkan bisa
tercapai, pada waktu mengembara beliau harus memakai pakaian rakyat biasa dan harus
mengganti namanya dengan nama samaran yaitu Raden Kamandaka.
Setelah Raden Kamandaka berjalan berhari-hari dari Tangkuban Perahu ke arah timur, maka
sampailah Raden Kamandaka di wilayah Kadipaten Pasir Luhur. Secara kebetulan Raden
Kamandaka sampai di Pasir Luhur bertemu dengan Patih Kadipaten Pasir Luhur yaitu Patih
Reksonoto. Karena Patih Reksonoto sudah tua tidak mempunyai anak, maka Raden Kamandaka
akhirnya dijadikan anak angkat. Patih Reknosoto merasa sangat bangga dan senang hatinya
mempunyai putra angkat Raden Kamandaka yang gagah perkasa dan tampan, maka Patih
Reknosoto sangat mencintainya.
Adapun yang memerintah Kadipaten Pasir Luhur adalah “Adi Pati Kanandoho”. Beliau
mempunyai beberapa orang putri dan sudah bersuami kecuali yang paling bungsu yaitu Dewi
10
Ciptoroso yang belum bersuami. Dewi Ciptoroso inilah seorang putri yang mempunyai wajah
mirip Ibu Raden Kamandaka, dan Putri inilah yang sedang dicari oleh Raden Kamandaka.
Suatu kebiasaan dari Kadipaten Pasir Luhur bahwa setiap tahun mengadakan upacara
menangkap ikan di kali Logawa. Pada upacara ini semua keluarga Kadipaten Pasir Luhur beserta
para pembesar pejabat pemerintah turut menagkap ikan di kali Logawa.
Pada waktu Patih Reksonoto pergi mengikuti upacara menangkap ikan di kali Logawa, tanpa
diketahuinya Raden Kamandaka secara diam-diam telah mengikutinya dari belakang. Pada
kesempatan inilah Raden Kamandaka dapat bertemu dengan Dewi Ciptoroso dan mereka berdua
saling jatuh cinta.
Atas permintaan dari Dewi Ciptoroso agar Raden Kamandaka pada malam harinya untuk
datang menjumpai Dewi Ciptoroso di taman Kaputren Kadipaten Pasir Luhur tempat Dewi
Ciptoroso berada. Benarlah pada malam harinya Raden Kamandaka dengan diam-diam tanpa ijin
Patih Reksonoto ia pun menjumpai Dewi Ciptoroso yang sudah rindu menanti kedatangan Raden
Kamandaka. Namun keberadaan Raden Kamandaka di taman kaputren bersama Dewi Ciptoroso
diketahui oleh prajurit pengawal kaputren dan disangka sebagai pencuri. Mengetahui hal itu
Adipati Kandandoho sangat marah dan memerintahkan prajuritnya untuk menagkap pencuri
tersebut. Dan akhirnya Raden Kamandaka pun berhasil melarikan diri. Tetapi sebelum ia pergi,
ia sempat mengatakan bahwa ia Raden Kamandaka dari Patih Reksonoto. Hal ini didengar oleh
prajurit, dan melaporkan kepada Adipati Kandandoho. Mendengar hal ini Patih Reksonoto pun di
panggil dan harus menyerahkan putranya. Perintah ini dilaksanakan oleh Patih Reksonoto,
walaupaun dalam hatinya sangatlah berat. Sehingga dengan siasat dari Patih Reksonoto, maka
Raden Kamandaka dapat lari dan selamat dari pengejaran prajurit.
Raden Kamandaka terjun masuk kedalam sungai dan menyelam mengikuti arus air sungai.
Oleh Patih Reksonoto dan para prajurit yang mengejar, dilaporkan bahwa Raden Kamandaka
sudah mati di dalam sungai. Mendengar berita ini Adipati Kandandoho merasa lega dan puas.
Namun sebaliknya Dewi Ciptoroso yang setelah mendengar berita itu sangatlah muram dan
sedih.
Sepanjang Raden Kamandaka menyelam mengikuti arus sungai bertemulah dengan seorang
yang memancing di sungai. Orang tersebut bernama Rekajaya, Raden Kamandaka dan Rekajaya
11
kemudian berteman baik dan menetap di desa Panagih. Di desa ini Raden Kamandaka diangkat
anak oleh Mbok Kektosuro, seorang janda miskin di desa tersebut.
Raden Kamandaka menjadi penggemar adu ayam. Kebetulan Mbok Kektosuro
mempunyai ayam jago yang bernama “Mercu”. Pada setiap penyabungan ayam Raden
Kamandaka selalu menang dalam pertandingan, maka Raden Kamandaka menjadi sangat
terkenal sebagai botoh ayam. Hal ini tersiar sampai Kerajaan Pasir Luhur, mendengar hal ini
Adipati Kandandoho menjadi marah dan murka. Beliau memerintahkan prajuritnya untuk
menangkap hidup atau mati Raden Kamandaka.
Pada saat itu tiba-tiba datanglah adik kandung dari Raden Kamandaka yaitu Banyak
Ngampar. Ia datang menyamar sebagai rakyat biasa dan mengaku sebagai Silihwarni. Banyak
Ngampar pergi dengan dibekali pusaka keris kujang oleh ayahnya. Ia datang untuk mengabdikan
diri kepada Pasir Luhur sambil mencari saudara kandungnya yang sudah pergi lama. Tugas
pertama yang diberikan oleh Adipati kepada Silihwarni adalah pergi kedesa Karang Luas untuk
menangkap Raden Kamandaka. Akhirnya ia pun pergi bersama prajurit dan anjing pelacaknya
kedesa Karang Luas tempat penyabungan ayam. Ditempat inilah mereka bertemu. Namun
keduanya sudah tidak mengenal lagi. Silihwarni berpakaian seperti rakyat biasa sedangkan
Raden Kamandaka berpakaian seperti botoh ayam, dan wajahnya pucat karena menahan
kerinduan kepada kekasihnya.
Terjadilah persabungan ayam Raden Kamandaka dan Silihwarni, dengan tanpa disadari
oleh raden kamandaka tiba-tiba Silihwarni menikam pinggang Raden Kamandaka dengan keris
kujang pamungkasnya. Karena luku goresan keris tersebut darahpun keluar dengan deras.
Namun karena ketangkasan Raden Kamandaka, ia pun dapat lolos dari bahaya tersebut dan
tempat ia dapat lolos itu dinamakan desa Brobosan, yang berarti ia dapat lolos dari bahaya.
Karena lukanya semakin deras mengeluarkan darah, maka ia pun istirahat sebentar disuatu
tempat, maka tempat itu dinamakan Brancan. Larinya Raden Kamandaka terus dikejar oleh
Silihwarni dan prajurit. Pada sustu tempat Raden Kamandaka dapat menangkap anjing
pelacaknya dan kemudian tempat itu diberinya nama desa Karang Anjing.
Raden Kamandaka terus lari kearah timur dan sampailah pada jalan buntu dan tempat itu ia
beri nama desa Buntu. Pada akhirnya Raden Kamandaka sampilah di sebuah Goa. Didalam Goa
12
ini ia beristirahat dan bersembunyi dari kejaran Silihwarni. Silihwarni yang terus mengejar
setelah sampai Goa ia kehilangan jejak. Kemudian Silihwarnipun dari mulut Goa tersebut
berseru menantang Raden Kamandaka.
Setelah mendengar tantangan Silihwarni Raden Kamandaka pun mejawab, ia mengatakan
identitasnya bahwa ia adalah putra dari Kerajaan Pajajaran namanya Banyak Cokro. Setelah itu
Silihwarnipun mengatakan identitasnya bahwa ia juga putra dari Kerajaan Pajajaran, bernama
Banyak Ngampar.
Demikian kata-kata pengakuan antara Raden Kamandaka dan Silihwarni bahwa mereka
adalah putra Pajajaran, maka orang mendengar merupakan nama versi kedua untuk Goa Jatijajar
tersebut.
Hubungan legenda Raden Kamandaka dengan Goa Jatijajar:
1. Goa Jatijajar merupakan tempat persembunyian Raden Kamandaka pada saat dikejar –
kejar oleh Silihwarni
2. Goa Jatijajar merupakan tempat bertapa Raden Kamandaka
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mengetahui seluk brluk mengenai “ GOA JATIJAJAR” yang berada di
kabupaten kebumen, penyusun mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada tuhan yang maha
esa, yang mana penyusun telah dapat menyelesaikan karya tulis ini berdasarkan hasil
pengamatan yang kami lakukan.walaupun denagn waktu yang singkat tetapi bagi kami cukup
untuk menambah wawasan yang berguna bag penyusun dan pembaca.
Dengan ada kerja nyata ini, maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sbagai berikut :
1. Goa jatijajar merupakan tempat yang bersejarah
2. Goa jatijajar merupakan obyek wisata yang paling terkenal di kabupaten kebumen
3. Goa jatijajar merupakan obyek wisata yang mempunyai banyak manfaat bagi penduduk sekitar
4. Goa jatijajar merupakan obyek wisata yang dapat memberikan banyak ilmu pengetahuan
5. Goa jatijajar merupakan tempat yang mempunyai factor mistis yang brbeda dengan tempat – tempat lainya
B. Saran
Dengan tersusunnya karya tulis ini, kami ingin sedikit mengutarakan saran-saran yang
mungkin bermanfaat bagi Goa Jatijajar, yaitu:
1. Sebaiknya para petugas bersikap lebih ramah kepada para pengunjung.
2. Di harapkan para petugas lebih menjaga patung – patung agar jangan sampai rusak atau hilang.
3. Lebih menjaga kebersihan baik di dalam goa maupun di luar goa
4. Area parkir sudah cukup luas namun, dalam penataannya masih kurang rapi.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pbase.com/archiaston/gua_jatijajar
http://id.wikipedia.org/wiki/Gua_Jatijajar
http://www.kebumen.itgo.com/anyar/jatijajar.htm
15
LAMPIRAN
16
17
18
Patung dinosaurus
Loket
Papan peringatan
BANGUNANBangunan ini adalah patung dinosaurus yang terletak di depan pintu
masuk goa yang melambangkan bahwa umur dari Goa Jatijajar ini sudah sangat tua.
Dari mulut Dinosaurus ini keluar air yang berasal sari dalam goa yaitu dari sendang mawar dan sendang kantil. Sampai saat ini mata air yang keluar
dari mulut Dinosaurus ini belum pernah kering.
Loket ini adalah tempat pembelian karcis masuk ke dalam objek wisata goa Jatijajar
Setelah membeli karcis masuk pengunjung masuk lewat pintu masuk yang telah disediakan
Papan peringatan ini berfungsi menerangkan tata tertib dan sopan santun para pengunjung objek wisata
Gapura selamat datang ini adalah papan penyambutan yang berada di pintu gerbang objek wisata Goa Jatijajar.
Adapun Sendang kantil jika airnya untuk cuci muka atau mandi, maka niat/cita-citanya akan mudah tercapai.
Patung dinosaurus
Pintu masuk loket
Gapura selamat datang
19
Sendang Kantil
Taman Area
Terminal
Sungai Mawar konon airnya jika untuk mandi atau mencuci muka, mempunyai khasiat bisa awet muda.
Ini adalah area taman yang berada di kawasan Objek Wisata Goa Jatijajar. Disini juga tersedia Gardu pandang yang berfugsi untuk melihat
pemandangan dari ketinggian tertentu.
Dan disini juga tersedia mainan anak-anak yang terletak di taman bermain Objek Wisata Goa Jatijajar.
Objek wisata Goa Jatijajar juga mempunyai terminal sebagai tempat parkir dan juga sehari-harinya sebagai terminal bus perkotaan yang
menghubungkan daerah sekitar Objek Wisata dengan tempat-tempat lain, sehingga memudahkan para pengunjung untuk mencari transportasi.
Di Objek Wisata ini juga tersedia toilet yang bersih dan nyaman.
Sendang Mawar
Taman bermain
Toilet
PETA GOA JATIJAJAR
20
TRAVEL TIPS
Untuk sampai ke Taman Wisata Goa Jatijajar, tidaklah terlalu sulit. Apabila Anda naik
kendaraan umum, ambillah jurusan Gombong-Jatijajar. Jika ingin menginap, di sekitar lokasi
terdapat hotel melati dan homestay dengan tarif terjangkau. Sebagai pelengkap kunjungan Anda,
ada baiknya mencicipi makanan khas daerah ini, yaitu Lanthing, yang banyak dijual di situ.
Informasi:
Diparda TK II Kebumen
Jl. Pahlawan, No. 136 Kebumen, Jawa Tengah. Telp: (0287) 81988
Koeswintoro
Terminal Wisata
Jl. Yos Sudarso, No. 565, Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.
Telp: (0287) 71250
21