karya tulis

41
Kota Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel Jonathan Reynaldi 9 C / 22 SMP DON BOSCO II Jalan Pulo Mas Barat V, Jakarta Timur Desember 2010

Upload: jonathan-reynaldi

Post on 25-Jun-2015

766 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Writing about Pangkal Pinang City, Bangka Belitung Province, Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis

Kota Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel

Jonathan Reynaldi

9 C / 22

SMP DON BOSCO II

Jalan Pulo Mas Barat V, Jakarta Timur

Desember 2010

Page 2: Karya Tulis

i

Jonathan Reynaldi

9 C / 22

Kota Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel

SMP Don Bosco II

Jalan Pulo Mas Barat V, Jakarta Timur

Desember 2010

Page 3: Karya Tulis

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Pembimbing Materi

( Yustina Periyanti )

-

Wali Kelas

( Elisabeth Sri Haryatni )

-

Kepala SMP Don Bosco II

( Drs. Petrus Suparno )

Page 4: Karya Tulis

iii

PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena atas bimbinganNya

penulis diperbolehkan untuk menyelesaikan proyek Karya Tulis ini. Juga penulis

berterima kasih atas bantuan baik secara langsung maupun tidak, dari orang tua, teman –

teman dan guru – guru SMP Don Bosco II.

Pada dasarnya, karya ilmiah ini memaparkan fakta – fakta yang ada dan terjadi di

kota Pangkal Pinang. Kota ini merupakan ibu kota dari propinsi Bangka Belitung

(BaBel). Propinsi atau daerah ini mulai dikenal sejak dipopulerkan oleh Andrea Hirata,

seorang penulis yang melalui bukunya, Laskar Pelangi beseta tetralogi nya.

Sebagai kota asal penulis, ingin rasanya menuliskan sebuah apresiasi terhadap

kota Pangkal Pinang. Adanya pula hubungan emosional terhadap kota ini dari awal

pemilihan tema Karya Tulis ini. Dengan terwujudnya sebuah apresiasi ini akan

mengambil tema “Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel” dengan salah satu alasan yaitu

lokasi PT. Timah, Tbk. dan pusat Badan Keuangan Daerah propinsi Bangka Belitung.

Tema tersebut akan dijabarkan dalam bab empat serta dengan bab – bab lainnya sebagai

penunjang dan pendukung tema.

Akhir kata, penulis berharap bahwa tujuan – tujuan yang telah dipaparkan dalam

bab dapat terwujud dengan baik. Tetap ada prinsip “Tidak ada manusia yan sempurna”

penulis terbuka atas kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan di

kemudian hari. Terima kasih dan selamat membaca.

Jakarta, Desember 2010

Penulis

Page 5: Karya Tulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... i

Lembar Persetujuan ............................................................................................ ii

Pengantar ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................... 4

1.5 Metode dan Sumber .................................................................................. 5

1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................... 5

BAB II SEJARAH KOTA PANGKAL PINANG ............................................. 6

2.1 Sejarah Terbentuknya ................................................................................ 6

2.2 Kota Kecil ................................................................................................. 7

2.3 Kotapraja .................................................................................................... 7

2.4 Kotamadya ................................................................................................ 8

2.5 Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkal Pinang ......................................... 8

2.6 Kota Pangkal Pinang .................................................................................. 9

BAB III GEOGRAFI DAN IKLIM KOTA PANGKAL PINANG ............... 10

3.1 Posisi Geografis ....................................................................................... 10

3.2 Pembagian Administratif ......................................................................... 11

Page 6: Karya Tulis

3.3 Kondisi Geografi ...................................................................................... 14

3.3.1 Topografi ........................................................................................ 14

3.3.2 Potensi Alam dan Perkebunan ....................................................... 14

3.3.3 Keadaan Tanah dan Geologi Umum .............................................. 15

3.3.4 Hidrologi......................................................................................... 16

3.4 Iklim ......................................................................................................... 17

BAB IV SOSIAL EKONOMI KOTA PANGKAL PINANG .......................... 18

4.1 Makro Ekonomi ...................................................................................... 18

4.2 Perekonomian Masyarakat ....................................................................... 19

4.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ................................................ 19

4.2.2 Pendapatan Perkapita Masyarakat .................................................. 20

4.2.3 Kebijakan Publik yang Dibuat........................................................ 21

4.3 Perekonomian Daerah .............................................................................. 22

4.3.1 Neraca Perdagangan ....................................................................... 22

4.3.2 APBD ............................................................................................. 23

4.4 Kondisi Sosial Lainnya ............................................................................ 25

4.4.1 Pariwisata ....................................................................................... 25

4.4.2 Transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi .......................... 27

4.4.3 Pendidikan ...................................................................................... 28

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 31

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 31

4.2 Saran ........................................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN SERTA LEMBAR PERSEMBAHAN

Page 7: Karya Tulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemilihan kota “Pangkal Pinang” sebagai judul karya tulis

memiliki alasan yaitu karena kota ini belum begitu dikenal dengan kota

lainnya di Pulau Sumatera seperti kota Medan, Padang dan Palembang.

Kota – kota tersebut adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Sumatera

Barat dan Sumatera Selatan. Sedangkan, kota Pangkal Pinang merupakan

ibukota provinsi Bangka Belitung yang sederajat dengan ibukota provinsi

lainnya di wilayah Sumatera. Disamping itu, kota Pangkal Pinang

memiliki banyak potensi seperti kekayaan alam, pariwisata dan budaya

namun belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga banyak orang

belum cukup tertarik untuk berkunjung dan berinvestasi di daerah ini. Dan

sehingga ada tujuan tersendiri untuk hal ini.

Kota Pangkal Pinang mulai dikenal sejak ditetapkan sebagai

ibukota provinsi Bangka Belitung yang merupakan pemekaran dari

provinsi Sumatera Selatan. Pemekaran wilayah dilakukan sesuai dengan

aspirasi masyarakat Bangka Belitung dan persetujuan pemerintah pusat.

Pemekaran wilayah bertujuan untuk mengefektifkan potensi – potensi

yang ada serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat

dan provinsi. Sejak saat itulah, banyak suku – suku pendatang yang masuk

Page 8: Karya Tulis

2

ke kota ini, seperti suku Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa,

Banjar, Bugis, Manado dan Ambon. Dengan alasan inilah, kota Pangkal

Pinang berkembang cukup pesat karena para pendatang berinvestasi ;

seperti pada PT Timah, Tbk. yang menjadikan provinsi Bangka Belitung

(dengan pusat kota Pangkal Pinang) sebagai produsen timah terbesar di

Indonesia.

Untuk memperkenalkan kota Pangkal Pinang di mata publik,

diperlukan adanya kegiatan promosi. Dengan adanya kegiatan promosi,

dapat dikenali berbagai keunikan yang ada di kota Pangkal Pinang.

Keunikan tersebut antara lain : seni dan budaya, pesona alam dan

kerukunan umat beragama. Berbagai hal tersebut akan dijabarkan di bab –

bab selanjutnya. Tentu akan banyak sekali keunikan lainnya yang amat

beragam.

Seperti ibukota provinsi lainnya di Pulau Sumatera, kota Pangkal

Pinang memiliki permasalahan dan potensi yang berbeda – beda. Masing –

masing wilayah juga mempunyai ciri khas yang berbeda pula. Demikian

pula dengan kota Pangkal Pinang yang relatif masih “muda” ditinjau dari

ditunjuknya kota ini sebagai ibukota provinsi Bangka Belitung yang

sebelumnya hanya sebuah kotamadya, bagian dari provinsi Sumatera

Selatan. Penggantian status kota Pangkal Pinang dari kotamadya menjadi

ibukota provinsi ini adalah sebuah hal yang cukup menarik. Oleh sebab

itu, maka karya tulis ini akan mengangkat tema tentang keunikan kota

Pangkal Pinang.

Page 9: Karya Tulis

3

1.2 Identifikasi Masalah

a. Bagaimana sejarah terbentuknya kota Pangkal Pinang ?

b. Apakah tujuan dan hasil pemekaran provinsi Bangka Belitung ?

c. Bagaimana kondisi geografis kota Pangkal Pinang ?

d. Bagaimana kondisi iklim kota Pangkal Pinang ?

e. Bagaimana kondisi makro ekonomi kota Pangkal Pinang ?

f. Apakah mata pencaharian dominan masyarakat ?

g. Bagaimana proses transportasi dapat membantu kegiatan ekonomi

masyarakat ?

h. Bagaimana pemerintah kota menggiatkan sektor pariwisata ?

i. Mengapa wisata kuliner di kota Pangkal Pinang beranekaragam ?

j. Bagaimana dinamika pendidikan di kota Pangkal Pinang ?

1.3 Tujuan

a. Meningkatkan kemampuan menuliskan sebuah karya ilmiah yang

berkualitas dan dapat dibuktikan kebenarannya.

b. Mengapresiasikan beraneka ragam keunikan kota Pangkal Pinang.

c. Mengetahui sejarah terbentuknya kota Pangkal Pinang.

d. Mengenal kondisi geografis dan iklim kota Pangkal Pinang.

e. Mengenal kegiatan ekonomi, pariwisata dan pendidikan di kota

Pangkal Pinang.

Page 10: Karya Tulis

4

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Perpustakaan

a. Menjadikan penulisan karya tulis ini sebagai contoh penulisan

karya tulis selanjutnya.

b. Bahan referensi untuk kota Pangkal Pinang.

c. Menambah ketertarikan pembaca yang datang ke perpustakaan.

1.4.2 Masyarakat dan Pemerintah kota Pangkal Pinang

a. Menyadari akan budaya mereka yang unik

b. Menjadikan kota Pangkal Pinang lebih baik dari sebelumnya.

c. Pemanfaatan potensi daerah semaksimal mungkin.

1.4.3 Pembaca

a. Menjadi panduan wisata kota Pangkal Pinang.

b. Mendapatkan sebuah bacaan yang bermanfaat.

c. Dengan membaca data ini, pembaca dapat mempelajari sejarah

yang ada di kota Pangkal Pinang.

1.4.4 Orang Tua

a. Mengenalkan anak mereka tentang kota Pangkal Pinang.

b. Mengetahui kebudayaan yang ada di kota Pangkal Pinang.

c. Mendapatkan informasi tentang perekonomian, pariwisata dan

pendidikan kota Pangkal Pinang secara benar.

Page 11: Karya Tulis

5

1.5 Metode dan Sumber

Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah

Studi Pustaka. Sedangkan sumber referensi adalah dari Internet dan buku

– buku. Buku - buku yang digunakan berjudul :

a. Atlas Pelajar

b. Buku Pintar Seri Senior Cetakan ke 33 dan 41

c. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bangka Belitung

d. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Serta referensi dari internet bersumber dari mesin – mesin pencari,

ensiklopedia elektronik dan buku elektronik.

1.6 Sistematika Penyajian

Bab 1, Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi

masalah, tujuan, ruang lingkup, metode dan sumber serta sistematika

penyajian.

Bab 2, Sejarah Kota Pangkal Pinang, terdiri dari sejarah

terbentuknya, kota kecil, kotapraja, kotamadya, kotamadya daerah tingkat

2 Pangkal Pinang serta Kota Pangkal Pinang.

Bab 3, Geografi dan Iklim kota Pangkal Pinang, terdiri dari posisi

geografis, pembagian administratif, kondisi geografi serta iklim.

Bab 4, Sosial Ekonomi kota Pangkal Pinang, terdiri dari makro

ekonomi, perekonomian masyarakat, perekonomian daerah serta kondisi

sosial lainnya.

Bab 5, Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 12: Karya Tulis

6

BAB II

SEJARAH KOTA PANGKAL PINANG

2.1 Sejarah Terbentuknya

Kota Pangkal Pinang adalah ibukota provinsi Bangka Belitung,

bagian Sumatera sebelah tenggara. Sebelumnya populasi Kota

Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan etnis Cina

suku Hakka yang datang dari Guangzhou. Namun beberapa saat ditambah

sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda,

Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon.

Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat

pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan

provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT

Timah, Tbk juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat

aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.

Hal diatas ini merupakan kondisi sekarang dari masuknya

pendatang – pendatang dari daerah lain sebelum dilakukannya pemekaran

wilayah Bangka Belitung dari asalnya yaitu provinsi Sumatera Selatan.

Terjadi pada tanggal 4 Desember 2000 pada masa Presiden Megawati

Soekarnoputri. Sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2000 tentang pemekaran

wilayah dan persetujuan masyarakan maka disahkannya provinsi ke – 29

RI, Bangka Belitung.

Page 13: Karya Tulis

7

“Ada ibukota provinsi” adalah salah satu syarat untuk dapat

terbentuknya sebuah provinsi. Maka dipilihlah kota Pangkal Pinang

sebagai ibukota provinsi Bangka Belitung karena strategis, banyak kantor

pemerintahan terletak di kota ini dan karena kota ini merupakan salah satu

pusat bisnis terbesar PN Timah (Sekarang PT Timah, Tbk.).

Dan dibawah ini akan dijelaskan secara runtun sejarah kota

Pangkal Pinang.

2.2 Kota Kecil

Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil ialah pada tahun

1956 berdasarkan UU Darurat No 6 Tahun 1956 yang meliputi dua

gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan Gemeentee Gabek dengan

luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai Ibukotanya.

Sebagai pejabat Walikota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo

(alm)., patih d/p Kantor Residen Bangka Belitung. Pada tanggal 20

November 1956 kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai

penjabat walikota dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pad

tanggal 15 Desember 1956.

2.3 Kotapraja

Berdasarkan UU no.5 Tahun 1959 staus kota kecil ditingkatkan

menjadi kotapraja tanggal 24 juli 1958. Rd Abdulah diganti oleh R.

Hundani (alm) yang terpilih sebagai walikota hasil pemilu yang pertama

Page 14: Karya Tulis

8

tahun 1955 (walikota ke 44). Kemudian dengan surat keputusan Presiden

RI tanggal 1 Oktober 1960 no.558/M ditunjuk M. Saleh Zainuddin sebagai

walikota Kepala Daerah Kotapraja Pangkalpinang.

2.4 Kotamadya

Berdasarkan UU No.18 Tahun 1965 status Kotapraja dirubah

menjadi Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari

1967 no UP/10/I/M-220, M Saleh Zainudin diganti oleh Drs Rustam

Effendi (alm) sebagai walikota dengan 5 (lima) orang anggota Badan

Pemerintahan Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.

2.5 Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkal Pinang

Dengan berlakunya UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah, status Kotamadya menjadi Kotamadya daerah

Tingkat II Pangkalpinang yang dilengkapi dengan 20 orang anggota

DPRD, sebagai walikotanya Kepala Daerah adalah sebagai berikut:

1. Roesli Romli (1973-1978)

2. H.M.Arub, SH (1978-1983)

3. H.M.Arub,SH (1983-1988)

4. Drs.H.Rosman Djohan (1989-1993)

5. Drs.H.Sofyan Rebuin (1993-1998)

Pada masa jabatan Bapak H.M. Arub, SH yakni dengan PP No 12

Tahun 1984 wilayah Kotamadya Pangkalpinang dimekarkan dari 31,7

Page 15: Karya Tulis

9

KM2 menjadi 89,4 KM2 dan dengan pemekaran itu meliputi tiga desa dari

Kabupaten Bangka yakni Desa Air Itam, Tua Tanu dan Bacang sehingga

dari 4 Kecamatan terdapat 55 Kelurahan dan 3 Desa.

2.6 Kota Pangkal Pinang

Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil

dan Otonomi Luas pada Kabupaten / Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang

menjadi Dareah Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif

sejumlah 25 orang yang terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan

Daerah dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota sebagai jabatahn

Politis. Sedangkan Sekretaris Daerah adalah pimpinan

Aministratif/Birokrasi. Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi

vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah

otonom, sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua

Tunu, dan Bacang menjadi Kelurahan. Yang menjabat sebagai walikota

pada masa Pemerintahan ini adalah :

a. Drs. H. Sofyan Rebuin, MM.

b. Drs. H. Zulkarnain Karim, MM.

Page 16: Karya Tulis

10

BAB III

GEOGRAFI DAN IKLIM KOTA PANGKAL PINANG

3.1 Posisi Geografis

3.1.1 Letak Astronomis dan Luas Wilayah

Posisi geografis kota Pangkal Pinang apabila ditinjau dari

letak astronomis nya adalah 02° 06' LS dan 106° 05' BT dan

memiliki luas wilayah sebesar 118.408 km2

3.1.2 Batas Wilayah

Sedangkan batas – batas wilayah kota Pangkal Pinang

adalah sebagai berikut

3.1.3 Letak Kartografi

Letak Kartografi kota Pangkal Pinang yang disajikan

dengan gambar (peta)

Utara Laut Natuna

Barat Kabupaten Bangka

Timur Selat Gaspar dan Selat Karimata

Selatan Kabupaten Bangka Tengah

Page 17: Karya Tulis

11

Keterangan gambar :

a. Warna merah adalah letak kota Pangkal Pinang

b. Warna putih adalah letak provinsi Bangka Belitung

c. Warna cream adalah letak provinsi Sumatera Selatan

d. Warna biru adalah laut

e. Peta kecil dibawah kanan adalah peta Indonesia yang berguna

untuk menerangkan posisi kota Pangkal Pinang

3.2 Pembagian Administratif

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah

tingkat dua, yaitu :

a. Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih

bergabung dengan Sumatra Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten

Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat

lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau

Bangka (11.000 km2). namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka

Page 18: Karya Tulis

12

dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga

dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.

b. Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada

awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarya,

namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.

c. Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan

kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.

Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang

menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan

Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota

Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat

Bung Karno, Bung Hatta, Moh Roem dan pemimpin nasional lain

diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.

d. Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan

kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.

merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya

Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan

terutama di Desa Penyak dan Kurau.

e. Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan

kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.

Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau

kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten

Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka

Page 19: Karya Tulis

13

Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat,

Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

f. Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan

pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat

"Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.

g. Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota

terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota

kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka

pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor

pusat PT Timah Tbk berada di wilayah ini.

Sedangkan penulisan karya tulis ini sendiri bertitik fokus pada

daerah tingkat II yang terakhir yaitu Kota Pangkal Pinang.

Page 20: Karya Tulis

14

3.3 Kondisi Geografi

3.3.1 Topografi

Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada

umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m

dari permukaan laut dan kemiringan 0-25%. Secara morfologi

daerahnya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota berada

didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok

dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit

yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m

dpl dan Bukit Menara. Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada

di Kelurahan Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota

Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan

kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan makanan,

perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562

Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan

lahan kering yang dimanfaatkan untuk pemukiman seluas 4.130

Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan

negara dan lainnya.

3.3.2 Potensi Alam dan Perkebunan

Potensi alam kota Pangkal Pinang pada umumnya adalah

pertambangan timah yang dikelola oleh PT Timah, Tbk. Yang

dimana pada sekitar tahun 1709 ditemukannya timah pada sebuah

penggalian Sungai Olin di kecamatan Toboali. Dari sanalah

Page 21: Karya Tulis

15

dilakukan pengecekan dan hasilnya adalah hampir seluruh daerah

Pulau Bangka Belitung berpotensi alam tambang timah.

Sedangkan kota Pangkal Pinang juga memiliki potensi

perkebunan lada. Tanaman lada tumbuh dengan subur di lahan

Bangka yang terkena terik matahari yang kencang. Pada zaman

Belanda, lada di Bangka sangat dicari karena lada adalah salah satu

dari rempah – rempah yang termahal di dunia. Kantor PT Timah

sekarang juga adalah eks peninggalan Belanda yang pada zaman

Belanda digunakan sebagai pusat distribusi lada di Bangka antara

VOC dengan Sultan Palembang. Potensi perkebunan lada yang ada

tersedia sebesar 61.588.135 ton. Yang telah di usahakan sebesar

34.765.575 ton. Masih tersisa peluang sebesar 26.822 ton dengan

daerah penghasil lada terbesar di Bangka yaitu Kecamatan

Sungailiat dan Kecamatan Belinyu.

3.3.3 Keadaan Tanah dan Geologi Umum

Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-

rata di bawah 5, dengan jenis tanah yaitu podzolik merah kuning,

regosol, gleisol dan organosol, yang merupakan pelapukan dari

batuan induk. Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis

tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta

regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat.

Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi,

tetapi masih memungkinkan untuk ditanami palawija. Pada daerah

Page 22: Karya Tulis

16

pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup potensial

menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini;

formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon,

menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit

berumur setelah Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari

granit sampai dioditik dengan inklusi mineral berwarna gelap yaitu

Biotit, dan ada kalanya Amfibol Hijau.

3.3.4 Hidrologi

Di wilayah Kota Pangkal Pinang terdapat beberapa sungai,

pada umumnya sungai-sungai kecil yang ada diwilayah ini

bermuara ke sungai Rangkui. Di samping sungai Rangkui terdapat

juga sungai Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini

berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang

kemudian mengalir ke sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina

Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama

pembuangan air hujan kota, juga berfungsi sebagai prasarana

transportasi sungai dari pasar ke sungai Baturusa dan terus ke laut.

Anak sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air

kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh

Pemerintah Hindia Belanda pada sekitar tahun 1930.

Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah

disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada

dasarnya wilayah kota Pangkal Pinang apabila dilihat morfologinya

Page 23: Karya Tulis

17

berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga

keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir

terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut

melalui sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang.

Adapun daerah yang tidak pernah tergenang terletak di sebelah

Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah Timur yang

berbatasan dengan sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan

bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering

tergenang oleh air pasang, dan daerah yang seringkalo tergenang

tersebut adalah Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman

Sari.

3.4 Iklim

Iklim daerah Kota Pangkal Pinang tergolong tropis basah tipe A

dengan variasi hujan antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003,

dengan jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setiap bulannya. Bulan yang

terkering adalah bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut,

baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003,

misalnya, bervariasi antara 23 - 32 (derajat) Celcius, sedangkan

kelembabannya berkisar antara 76 - 88 % (persen). Angin bergerak setiap

hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam

hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 3

knot pada bulan Pebruari, dan yang tertinggi terjadi tercatat pada bulan

Juli, Agustus dan September, yaitu 5 knot.

Page 24: Karya Tulis

18

BAB IV

SOSIAL EKONOMI KOTA PANGKAL PINANG

4.1 Makro Ekonomi

Pada penjabaran tentang makro ekonomi, sub bab ini menggunakan

sampel kondisi makro ekonomi di kota Pangkalpinang pada tahun 2003

hingga tahun 2005.

Kondisi umum Kota Pangkalpinang yaitu dengan jumlah penduduk

pada tahun 2005 adalah sebanyak 155.071 jiwa, lebih besar dibandingkan

tahun 2004 yang berjumlah 141.556 jiwa. Sehingga dengan laju

pertumbuhan penduduk adalah sekitar 1,10 % lebih bila dibandingkan

dengan periode tahun 2003 – 2004 yang mencapai 1,03 %.

Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota

Pangkalpinang tahun 2005, sebesar 4,79 %, lebih kecil dibandingkan

dengan LPE tahun 2004 yang mencapai 5,51 %.

Sedangkan untuk jumlah investasi yang masuk ke daerah ini dalam

tahun 2005 mencapai jumlah Rp. 260.268.200.000,- yang lebih bila

dibandingkan dengan tahun sebelumnya berjumlah Rp. 227.505.000.000,-.

Berdasarkan data diatas diperoleh laju investasi pada periode tahun 2004 –

2005 adalah sebesar 87,41 % , lebih besar jika dibandingkan pada periode

tahun 2003 – 2004 yang mencapai 84,81 %.

Page 25: Karya Tulis

19

Untuk jumlah penduduk miskin yang masuk dalam kategori

keluarga pra sejahtera dan sejahtera I pada tahun 2005 adalah sebanyak

18.858 orang, lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun 2004 yang

berjumlah 18.191 orang. Termasuk pula jumlah pengangguran terbuka

pada tahun 2005 berjumlah sebanyak 18.702 orang dan lebih besar

dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 18.670 orang.

4.2 Perekonomian Masyarakat

4.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Laju pertumbuhan ekonomi kota Pangkalpinang pada tahun

2005, sebesar 4,7 %. Angka ini merupakan LPE terkecil selama

tiga tahun terakhir. Penurunan ini setidaknya menggambarkan

bahwa perekonomian Kota Pangkalpinang mengalami fluktuasi

seiring perubahan berbagai variabel ekonomi lainnya.

Dibandingkan dengan nilai LPE tahun 2004, pertumbuhan ekonomi

mengalami penurunan sebesar 17,23 % atau sebesar 38, 94 % jika

dibandinkan LPE tahun 2003 yang mencapai angka pertumbuhan

sebesar 6,53 %.

LPE yang semakin menurun tidak lepas dari kinerja makro

ekonomi secara nasional yang belum memperlihatkan peningkatan

secara signifikan, disamping faktor internal, yaitu ekspektasi para

pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi daerah serta iklim

investasi yang belum mengarah pada proses penciptaan lapangan

Page 26: Karya Tulis

20

kerja baru yang secara langsung akan menambah produktifitas

daerah, disamping fluktuasi perekonomian Kota Pangkalpinang

sehubungan komoditas yang diekspor merupakan komoditas yang

belum bermuatan teknologi (non technical contents). Dalam

kaitannya dengan struktur perekonomian Kota Pangkalpinang yang

didominasi sektor tersier, perkembangan sektor ini belum dapat

dipandang sebagai sektor yang mampu men-drive kegiatan sektor

lain secara optimal, baik pada sektor primer maupun pada sektor

sekunder. Untuk itu kebijakan pembangunan ekonomi di Kota

Pangkalpinang sebaiknya lebih diarahkan pada pembangunan

infrastruktur yang selama ini menjadi bottle neck kegiatan

investasi.

4.2.2 Pendapatan Perkapita Masyarakat

Dibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan per

kapita masyarakat mengalami kenaikan meskipun kenaikannya

belum menunjukkan distribusi pendapatan secara terperinci kepada

kelompok penerima pendapatan. Pada tahun ini pendapatan

perkapita masyarakat (at current price) sebesar Rp. 8.016.385,- atau

sebesar Rp. 668.032,- perbulan, yang memperlihatkan kenaikan

dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan perkapita pada

satu sisi memperlihatkan kemampuan daya beli masyarakat rata-

rata selama tahun bersangkutan. Akan tetapi dengan tingkat inflasi

yang masih relatif tinggi, maka pendapatan perkapita masyarakat

Page 27: Karya Tulis

21

belum dapat dijadikan indikator kesejahteraan masyarakat yang

mencerminkan kemampuan daya beli masyarakat. Peningkatan

nilai pendapatan perkapita masyarakat sebesar 8,29 % pada

kenyataannya tidak sebanding dengan tingkat inflasi pada tahun

2005 sudah mencapai 17,44 %.

Dengan demikian, mendasari pada indikator ini dapat

dikatakan bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat di Kota

Pangkalpinang, sehubungan kenaikan harga berbagai barang

kebutuhan pokok. Untuk melihat perbandingan antara LPE dan

tingkat inflasi seperti pada tabel berikut ini

Perbandingan Kenaikan Pendapatan Perkapita

terhadap Inflasi tahun 2003 – 2005

Tahun Pendapatan per kapita

(dalam Rupiah)

Kenaikan

LPE (%)

Tingkat

Inflasi (%)

2003 6.783.677,00 - -

2004 7.403.231,00 9,13 5,58

2005 8.016.385,00 8,28 17,44

4.2.3 Kebijakan Publik yang Dibuat

Oleh karena gejala – gejala yang ada, maka pemerintah

daerah kota Pangkalpinang memutuskan untuk mengeluarkan suatu

kebijakan yang diarahkan untuk lebih meningkatkan pertumbuhan

ekonomi melalui upaya deregulasi. Dalam Konteks pembangunan

ekonomi, kapasitas pemerintah Kota lebih diarahkan sebagai

Page 28: Karya Tulis

22

motivator maupun regulator yang dapat menjamin terwujudnya

kepastian berusaha bagi masyarakat luas.

Terciptanya kepastian hukum serta deregulasi aturan yang

dibuat Pemerintah Kota sangat diperlukan dalam rangka

memberikan stimulasi bagi perkembangan kegiatan ekonomi Kota.

Secara teoritis pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan berdampak

positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, meskipun pada

banyak hal pertumbuhan ini tidak secara langsung menggambarkan

distribusi yang relatif proporsional terhadap masyarakat. Mendasari

pada kenyataan ini, Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui

program strategisnya secara berkelanjutan melaksanakan berbagai

upaya dalam rangka meningkatkan produksi barang dan jasa,

disamping melakukan berbagai pembenahan segala bentuk aturan

untuk mendukung kegiatan investasi.

4.3 Perekonomian Daerah

4.3.1 Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan Kota Pangkalpinang tahun 2004

memperlihatkan surplus sebesar US$ 10.434.653,38 dari total nilai

ekspor sebesar US$ 11.119.867,04 dan nilai impor US$

683.213,66. Nilai surplus ini diperoleh dari jenis barang-barang

yang diekspor, antara lain ; barang tambang (mine product), kayu,

lada, karet, CPO, kaolin serta hasil-hasil laut. Sedangkan untuk

Page 29: Karya Tulis

23

barang-barang yang diimpor meliputi barang kebutuhan pokok,

komponen otomotif, bahan bangunan serta produk-produk

kebutuhan masyarakat lainnya.

4.3.2 APBD

Struktur keuangan daerah yang terdiri dari berbagai sumber

pembiayaan secara kumulatif memberikan kontribusi terhadap

perekonomian daerah. Keuangan Kota Pangkalpinang pada APBD

(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) selama 4 (empat )

tahun terakhir pada tabel berikut ;

APBD Kota Pangkal Pinang Tahun 2003-2006

Tahun 2003 2004 2005 2006

APBD 154.543.029.000 183.320.231.000 178.868.764.000

I Pendapatan 137.388.661.000 151.074.517.000 157.691.295.000 231.094.880.000

II Belanja 153.969.569.000 181.478.447.000 177.668.764.000 237.947.079.500

III Pembiayaan | | | |

Penerimaan 17.154.368.000 32.245.714.000 21.177.469.000 14.199.949.500

Pengeluaran 573.460.000 1.841.784.000 1.200.000.000 7.347.750.000

Indikator ekonomi daerah lainnya adalah nilai akumulasi

pihak ketiga dan posisi penyaluran kredit kepada masyarakat. Data

Bank Indonesia memperlihatkan akumulasi dana pihak ketiga di

Kota Pangkalpinang pada tahun 2005, sebesar Rp. 1.965.630,-juta

dari sebesar Rp. 3.670.793,-juta total dana pihak ketiga yang

terhimpun di Propinsi kepulauan Bangka Belitung.

Page 30: Karya Tulis

24

Sementara ini pada tahun yang sama total fasilitas

pembiayaan kredit yang tersalurkan sebesar Rp. 826.071,-juta,

dengan demikian LDR ( Loan to Deposit Ratio ) sebesar 42,025 %.

Nilai LDR mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya

dimana tahun 2004 nilai LDR ini memperlihatkan bahwa sektor riil

menunjukkan kinerja yang semakin baik dan bankable. Indikator

perbankan lainnya yaitu tingkat suku bunga (interest rate) deposito

dalam rupiah untuk jangka waktu satu bulan sampai dengan 12

bulan berkisar antara 5,5 % sampai 11,5 %, sedangkan suku bunga

kredit pada periode yang sama berkisar 5,2 (TR) sampai dengan

48,6 (TT). Alokasi fasilitas kredit untuk berbagai sektor masih

didominasi sektor pertambangan yaitu sebesar Rp. 427.713 juta,

diikuti sektor lain-lain dan perdagangan, hotel dan restoran masing-

masing sebesar Rp 153.028 juta dan Rp 122.687 juta. Untuk

melihat penyerapan fasilitas kredit terhadap sektor ekonomi seperti

pada tabel berikut :

Posisi Kredit Menurut sektor Ekonomi tahun 2004

NO Sektor Ekonomi Nilai Kredit (Perkiraan)

– Dalam Rupiah

1 Pertanian 29.772.000.000

2 Pertambangan 427.713.000.000

3 Perindustrian 15.444.000.000

4 Listrik, Gas dan Air 2.032.000.000

5 Konstruksi 55.431.000.000

6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 122.687.000.000

Page 31: Karya Tulis

25

7 Pengangkutan, Pergudangan dan

Komunikasi 3.402.000.000

8 Jasa – jasa dunia usaha 15.272.000.000

9 Sosial Masyarakat 1.290.000.000

10 Lain – lain 153.028.000.000

4.4 Kondisi Sosial Lainnya

4.4.1 Pariwisata

Apabila kota Pangkal Pinang ditinjau dari potensi alamnya,

kota ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sektor pariwisata

nya. Kota ini berbatasan dengan laut ( laut cina selatan dan selat

gaspar ) sehingga sangat berpotensi untuk pariwisata pantai nya.

Juga apabila ditinjau dari sejarahnya, kota ini merupakan kantor

pusat Belanda yang digunakan untuk „penjarahan‟ sumber daya

alam kota ini , yaitu timah dan lada. Maka pariwisata yang paling

dominan di kota ini ialah pantai dan situs – situs sejarah

peninggalan Belanda.

Kota Pangkal Pinang hingga tahun 2009 memiliki 23 hotel

terdiri dari 5 hotel berbintang dan 18 hotel melati. Dan beberapa

obyek wisata yang cukup terkenal di kota ini :

1. Taman Sari, Taman Merdeka

2. Museum Timah

3. Masjid Jami‟ , Gereja Maranatha, Gereja Katedral Pangkal

Pinang, Vihara Maitreya, Klenteng Konghucu

4. Pantai Pasir Padi, Pantai Sampur

Page 32: Karya Tulis

26

5. Lapangan Golf Girimaya

6. Chinatown, Makam Belanda (Keerkhof)

Untuk menggiatkan kunjungan turis terhadap pariwisata

kota Pangkal Pinang, pemerintah daerah setempat telah

menjalankan program “Visit Bangka Belitung Archipelago 2010”

dimana pemerintah menyediakan lebih dari 50 agen pariwisata,

meningkatkan kualitas hotel dan penginapan, meningkatkan jumlah

penerbangan, melakukan pembersihan pantai – pantai serta

meningkatkan pelayanan rumah sakit umum.

Khusus untuk wisata kuliner kota Pangkal Pinang,

mayoritas makanan khas kota/daerah ini menggunakan bahan dasar

ikan, karena daerah ini berdekatan dengan laut dan banyak

masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan penambak ikan.

Namun, makanan dari daerah ini beragam dikarenakan banyak

pendatang yang menyebabkan percampuran budaya.

Dalam rangka Visit Bangka Archipelago, jumlah tambak

ikan, pemancingan laut dan fasilitas nelayan ditingkatkan seperti :

penyewaan kapal, pakan serta water jet dengan harga yang lebih

murah. Contoh makanan khas Bangka Belitung : kerupuk bangka,

mie bangka, lempah, sop pentul (ikan), pindang cumi, lakso (laksa

bangka), selada bangka, dll.

Page 33: Karya Tulis

27

4.4.2 Transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi

UDARA

Bandar Udara Depati Amir melayani penerbangan 10 kali sehari

dari/ke Jakarta yang dilayani oleh Sriwijaya Air, Batavia Air, Lion

Air dan Garuda Indonesia. Sedangkan penerbangan dar/ke

Palembang sebanyak 1 kali sehari yang dilayani oleh Sriwijaya Air.

Sementara penerbangan dari/ke Tanjung Pandan sebanyak 2 kali

seminggu yang dilayani oleh Riau Airlines.

LAUT

Pelabuhan Pangkalbalam melayani angkutan barang seperti

ekspor/impor dan perdagangan antar pulau dan angkutan

penumpang dengan tujuan Jakarta melalui kapal feri/roro dan

tujuan Tanjung Pandan melalui jet foil/kapal cepat setiap hari.

Pelabuhan Muntok melayani kapal cepat dengan tujuan Palembang.

Sedangkan pelabuhan Belinyu hanya disinggahi oleh kapal – kapal

Pelni.

DARAT

Kota Pangkal Pinang memiliki empat terminal dalam kota yang

menghubungkan rute kecamatan di seluruh Pulau Bangka,

sedangkan untuk dalam kota dilayani 5 trayek Angkutan Kota

dengan waktu operasinya dari pukul 06.00 sampai 18.00 WIB.

Page 34: Karya Tulis

28

4.4.3 Pendidikan

Pendidikan adalah hal yang cukup penting dalam perkembangan

suatu negara atau daerah, begitu pula halnya pada kota Pangkal

Pinang. Seperti yang telah diceritakan dalam novel Laskar Pelangi

banyak orang mendapatkan abstraksi tentang dinamika pendidikan

di daerah Belinyu (Belitong). Namun pemerintah terus berupaya

dalam perkembangan pendidikan pada kota Pangkal Pinang. APBD

daerah dari penghasilan daerah digunakan untuk sektor pendidikan.

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Pembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang

cenderung stagnasi setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah SD

sederajat mencapai 86 buah (68 SD/SDLB Negeri, 12 SD/SDLB

swasta dan 6 Madrasah Ibtidaiyah). Jumlah SMTP sederajat 24

buah (10 SMP Negeri, 11 SMP Swasta dan 3 MTs) dan jumlah

SMTA sebanyak 25 buah (12 SMU, 10 SMK dan 3 Madrasah

Aliyah) serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah

sebanyak 38 buah (31 Taman Kanak-kanak dan 7 Rhoudatul Atfal).

Pada tahun 2004 jumlah murid SD sederajat 17.792 orang,

murid SMTP 8.800 orang dan murid SMTA 11.114 orang. Pada

tahun 2005 jumlah murid SD sederajat meningkat menjadi 18.192

orang (17.145 murid SD/SDLB dan 1.047 murid Madrasah

Ibtidaiyah), sedangkan pada murid SMTP sederajat menurun

Page 35: Karya Tulis

29

menjadi 8.617 orang murid (7.824 murid SMP dan 793 murid

MTs).

Penurunan juga terjadi pada jumlah murid SMTA yaitu dari

11.114 orang menjadi 10.354 murid (5.154 murid SMU, 4.439

murid SMK dan 761 murid Madrasah Aliyah). Beberapa sekolah

percontohan nasional di Pangkalpinang adalah SD Negeri 3, SD

Negeri 10, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1. Untuk anggaran

pendidikan ini, Pemkot Pangkalpinang menganggarkan dalam

APBD sebesar 21%.

PENDIDIKAN TINGGI

Hal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan

adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami

peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2000 perguruan tinggi yang

ada di Kota Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH

PERTIBA yang telah berdiri pada tahun 1982, AKPER Pemkot

Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT) yang telah

hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun

1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001 telah

dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma

Luhur.

Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut

memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan

Page 36: Karya Tulis

30

pendidikan semakin besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya

untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta didik dari tahun ke

tahun cukup mengembirakan.

Pada tahun 2006 berdiri Universitas Bangka Belitung yang

merupakan cikal bakal universitas negeri di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga

kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang

memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan.

Jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di UBB sampai

tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 1.612 orang dan Lulusan yang

telah diwisuda sampai kini mencapai leih dari 2000 orang.

UBB didukung 153 tenaga pengajar (dosen), sekitar 25%

diantaranya berpendidikan S2 dan S3. Mereka adalah alumni

Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia dan luar negeri seperti

Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Belanda,

Inggris, dan Australia. Ditargetkan pada 2011 nanti, sebanyak 50%

dosen tetap sudah berkualifikasi minimum S2. Total jumlah

karyawan UBB termasuk staff mencapai 274 orang hingga 2007.

Selain itu rencana strategis masa mendatang adalah penerapan

Good University Governance dan penerapan sistem jaminan mutu

pendidikan untuk seluruh fakultas, Politeknik, dan program studi.

Page 37: Karya Tulis

31

BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a. Kota Pangkal Pinang adalah ibukota propinsi Bangka Belitung.

b. Kota Pangkal Pinang merupakan pusat perekonomian dan

perdagangan propinsi Bangka Belitung.

c. Potensi alam yang paling dominan adalah pertambangan timah dan

usaha pariwisata.

d. Mata pencaharian utama penduduk adalah pedagang dan nelayan.

e. Kondisi keuangan daerah dari tahun ke tahun cukup stabil.

4.2 Saran

4.2.1 Perpustakaan

a. Menambah jumlah buku yang ada.

b. Memperbaharui fasilitas yang ada.

c. Memasukkan karya tulis ini sebagai referensi penulisan karya

tulis selanjutnya dan sebagai bahan bacaan.

4.2.2 Pemerintah kota Pangkal Pinang

a. Meningkatkan kinerja dan produktifitas tambang timah

sebagai penghasil utama devisa.

b. Memperbaiki fasilitas kota dan obyek wisata.

c. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat.

Page 38: Karya Tulis

32

4.2.3 Pembaca

a. Mengunjungi kota Pangkal Pinang beserta obyek wisatanya.

b. Melestarikan budaya Indonesia.

c. Lebih Memahami situasi dan kondisi kota Pangkal Pinang.

4.2.4 Orang Tua

a. Mengenal sisi positif kota Pangkal Pinang.

b. Mengajarkan anak mereka tentang kecintaan terhadap wisata

dan daerah dalam negeri.

c. Lebih mengenal dan mencintai produk dalam negeri.

Page 39: Karya Tulis

DAFTAR PUSTAKA

Bale, Win. 2002. Atlas Pelajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gayo, M. Iwan (ed.). 2003. Buku Pintar Seri Senior cetakan ke – 33.

Jakarta : Upaya Warga Negara.

Gayo, M. Iwan (ed.). 2008. Buku Pintar Seri Senior cetakan ke – 41.

Jakarta : Pustaka Warga Negara.

Sanaji, Miftah. 2010. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bangka

Belitung. Jakarta : Gramedia Pustaka.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta : Balai Pustaka.

http://www.tampukpinang.info/artikel/281-bcb.html

http://www.pangkalpinangkota.go.id/

http://id.wikipedia.org/wiki/Bangka_Belitung

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pangkal_Pinang

http://imngrh.wordpress.com/2007/07/08/oleh-oleh-dari-pangkal-pinang/

http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bangka

http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Bangka_Belitung

http://www.tripadvisor.com/Tourism-g1234796-

Pangkal_Pinang_Bangka_Island_Sumatra-Vacations.html

http://gabeki.tripod.com/

http://wisatasejarah.wordpress.com/category/bangka-belitung/

http://cetak.bangkapos.com/metronews/read/31751.html

http://www.kapanlagi.com/h/old/social-marketing-program-rumah-layak-

huni-pangkalpinang.html

Page 40: Karya Tulis

LAMPIRAN 1 – Cover Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 41: Karya Tulis

Lampiran 2 – Cover Buku Pintar Seri Senior