karya tulis
DESCRIPTION
Writing about Pangkal Pinang City, Bangka Belitung Province, IndonesiaTRANSCRIPT
Kota Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel
Jonathan Reynaldi
9 C / 22
SMP DON BOSCO II
Jalan Pulo Mas Barat V, Jakarta Timur
Desember 2010
i
Jonathan Reynaldi
9 C / 22
Kota Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel
SMP Don Bosco II
Jalan Pulo Mas Barat V, Jakarta Timur
Desember 2010
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing Materi
( Yustina Periyanti )
-
Wali Kelas
( Elisabeth Sri Haryatni )
-
Kepala SMP Don Bosco II
( Drs. Petrus Suparno )
iii
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena atas bimbinganNya
penulis diperbolehkan untuk menyelesaikan proyek Karya Tulis ini. Juga penulis
berterima kasih atas bantuan baik secara langsung maupun tidak, dari orang tua, teman –
teman dan guru – guru SMP Don Bosco II.
Pada dasarnya, karya ilmiah ini memaparkan fakta – fakta yang ada dan terjadi di
kota Pangkal Pinang. Kota ini merupakan ibu kota dari propinsi Bangka Belitung
(BaBel). Propinsi atau daerah ini mulai dikenal sejak dipopulerkan oleh Andrea Hirata,
seorang penulis yang melalui bukunya, Laskar Pelangi beseta tetralogi nya.
Sebagai kota asal penulis, ingin rasanya menuliskan sebuah apresiasi terhadap
kota Pangkal Pinang. Adanya pula hubungan emosional terhadap kota ini dari awal
pemilihan tema Karya Tulis ini. Dengan terwujudnya sebuah apresiasi ini akan
mengambil tema “Pangkal Pinang : Pusat Ekonomi Babel” dengan salah satu alasan yaitu
lokasi PT. Timah, Tbk. dan pusat Badan Keuangan Daerah propinsi Bangka Belitung.
Tema tersebut akan dijabarkan dalam bab empat serta dengan bab – bab lainnya sebagai
penunjang dan pendukung tema.
Akhir kata, penulis berharap bahwa tujuan – tujuan yang telah dipaparkan dalam
bab dapat terwujud dengan baik. Tetap ada prinsip “Tidak ada manusia yan sempurna”
penulis terbuka atas kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan di
kemudian hari. Terima kasih dan selamat membaca.
Jakarta, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ...................................................................................................... i
Lembar Persetujuan ............................................................................................ ii
Pengantar ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup .......................................................................................... 4
1.5 Metode dan Sumber .................................................................................. 5
1.6 Sistematika Penyajian ............................................................................... 5
BAB II SEJARAH KOTA PANGKAL PINANG ............................................. 6
2.1 Sejarah Terbentuknya ................................................................................ 6
2.2 Kota Kecil ................................................................................................. 7
2.3 Kotapraja .................................................................................................... 7
2.4 Kotamadya ................................................................................................ 8
2.5 Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkal Pinang ......................................... 8
2.6 Kota Pangkal Pinang .................................................................................. 9
BAB III GEOGRAFI DAN IKLIM KOTA PANGKAL PINANG ............... 10
3.1 Posisi Geografis ....................................................................................... 10
3.2 Pembagian Administratif ......................................................................... 11
3.3 Kondisi Geografi ...................................................................................... 14
3.3.1 Topografi ........................................................................................ 14
3.3.2 Potensi Alam dan Perkebunan ....................................................... 14
3.3.3 Keadaan Tanah dan Geologi Umum .............................................. 15
3.3.4 Hidrologi......................................................................................... 16
3.4 Iklim ......................................................................................................... 17
BAB IV SOSIAL EKONOMI KOTA PANGKAL PINANG .......................... 18
4.1 Makro Ekonomi ...................................................................................... 18
4.2 Perekonomian Masyarakat ....................................................................... 19
4.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) ................................................ 19
4.2.2 Pendapatan Perkapita Masyarakat .................................................. 20
4.2.3 Kebijakan Publik yang Dibuat........................................................ 21
4.3 Perekonomian Daerah .............................................................................. 22
4.3.1 Neraca Perdagangan ....................................................................... 22
4.3.2 APBD ............................................................................................. 23
4.4 Kondisi Sosial Lainnya ............................................................................ 25
4.4.1 Pariwisata ....................................................................................... 25
4.4.2 Transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi .......................... 27
4.4.3 Pendidikan ...................................................................................... 28
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 31
4.2 Saran ........................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN SERTA LEMBAR PERSEMBAHAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemilihan kota “Pangkal Pinang” sebagai judul karya tulis
memiliki alasan yaitu karena kota ini belum begitu dikenal dengan kota
lainnya di Pulau Sumatera seperti kota Medan, Padang dan Palembang.
Kota – kota tersebut adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Sumatera
Barat dan Sumatera Selatan. Sedangkan, kota Pangkal Pinang merupakan
ibukota provinsi Bangka Belitung yang sederajat dengan ibukota provinsi
lainnya di wilayah Sumatera. Disamping itu, kota Pangkal Pinang
memiliki banyak potensi seperti kekayaan alam, pariwisata dan budaya
namun belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga banyak orang
belum cukup tertarik untuk berkunjung dan berinvestasi di daerah ini. Dan
sehingga ada tujuan tersendiri untuk hal ini.
Kota Pangkal Pinang mulai dikenal sejak ditetapkan sebagai
ibukota provinsi Bangka Belitung yang merupakan pemekaran dari
provinsi Sumatera Selatan. Pemekaran wilayah dilakukan sesuai dengan
aspirasi masyarakat Bangka Belitung dan persetujuan pemerintah pusat.
Pemekaran wilayah bertujuan untuk mengefektifkan potensi – potensi
yang ada serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
dan provinsi. Sejak saat itulah, banyak suku – suku pendatang yang masuk
2
ke kota ini, seperti suku Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda, Jawa,
Banjar, Bugis, Manado dan Ambon. Dengan alasan inilah, kota Pangkal
Pinang berkembang cukup pesat karena para pendatang berinvestasi ;
seperti pada PT Timah, Tbk. yang menjadikan provinsi Bangka Belitung
(dengan pusat kota Pangkal Pinang) sebagai produsen timah terbesar di
Indonesia.
Untuk memperkenalkan kota Pangkal Pinang di mata publik,
diperlukan adanya kegiatan promosi. Dengan adanya kegiatan promosi,
dapat dikenali berbagai keunikan yang ada di kota Pangkal Pinang.
Keunikan tersebut antara lain : seni dan budaya, pesona alam dan
kerukunan umat beragama. Berbagai hal tersebut akan dijabarkan di bab –
bab selanjutnya. Tentu akan banyak sekali keunikan lainnya yang amat
beragam.
Seperti ibukota provinsi lainnya di Pulau Sumatera, kota Pangkal
Pinang memiliki permasalahan dan potensi yang berbeda – beda. Masing –
masing wilayah juga mempunyai ciri khas yang berbeda pula. Demikian
pula dengan kota Pangkal Pinang yang relatif masih “muda” ditinjau dari
ditunjuknya kota ini sebagai ibukota provinsi Bangka Belitung yang
sebelumnya hanya sebuah kotamadya, bagian dari provinsi Sumatera
Selatan. Penggantian status kota Pangkal Pinang dari kotamadya menjadi
ibukota provinsi ini adalah sebuah hal yang cukup menarik. Oleh sebab
itu, maka karya tulis ini akan mengangkat tema tentang keunikan kota
Pangkal Pinang.
3
1.2 Identifikasi Masalah
a. Bagaimana sejarah terbentuknya kota Pangkal Pinang ?
b. Apakah tujuan dan hasil pemekaran provinsi Bangka Belitung ?
c. Bagaimana kondisi geografis kota Pangkal Pinang ?
d. Bagaimana kondisi iklim kota Pangkal Pinang ?
e. Bagaimana kondisi makro ekonomi kota Pangkal Pinang ?
f. Apakah mata pencaharian dominan masyarakat ?
g. Bagaimana proses transportasi dapat membantu kegiatan ekonomi
masyarakat ?
h. Bagaimana pemerintah kota menggiatkan sektor pariwisata ?
i. Mengapa wisata kuliner di kota Pangkal Pinang beranekaragam ?
j. Bagaimana dinamika pendidikan di kota Pangkal Pinang ?
1.3 Tujuan
a. Meningkatkan kemampuan menuliskan sebuah karya ilmiah yang
berkualitas dan dapat dibuktikan kebenarannya.
b. Mengapresiasikan beraneka ragam keunikan kota Pangkal Pinang.
c. Mengetahui sejarah terbentuknya kota Pangkal Pinang.
d. Mengenal kondisi geografis dan iklim kota Pangkal Pinang.
e. Mengenal kegiatan ekonomi, pariwisata dan pendidikan di kota
Pangkal Pinang.
4
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 Perpustakaan
a. Menjadikan penulisan karya tulis ini sebagai contoh penulisan
karya tulis selanjutnya.
b. Bahan referensi untuk kota Pangkal Pinang.
c. Menambah ketertarikan pembaca yang datang ke perpustakaan.
1.4.2 Masyarakat dan Pemerintah kota Pangkal Pinang
a. Menyadari akan budaya mereka yang unik
b. Menjadikan kota Pangkal Pinang lebih baik dari sebelumnya.
c. Pemanfaatan potensi daerah semaksimal mungkin.
1.4.3 Pembaca
a. Menjadi panduan wisata kota Pangkal Pinang.
b. Mendapatkan sebuah bacaan yang bermanfaat.
c. Dengan membaca data ini, pembaca dapat mempelajari sejarah
yang ada di kota Pangkal Pinang.
1.4.4 Orang Tua
a. Mengenalkan anak mereka tentang kota Pangkal Pinang.
b. Mengetahui kebudayaan yang ada di kota Pangkal Pinang.
c. Mendapatkan informasi tentang perekonomian, pariwisata dan
pendidikan kota Pangkal Pinang secara benar.
5
1.5 Metode dan Sumber
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah
Studi Pustaka. Sedangkan sumber referensi adalah dari Internet dan buku
– buku. Buku - buku yang digunakan berjudul :
a. Atlas Pelajar
b. Buku Pintar Seri Senior Cetakan ke 33 dan 41
c. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bangka Belitung
d. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Serta referensi dari internet bersumber dari mesin – mesin pencari,
ensiklopedia elektronik dan buku elektronik.
1.6 Sistematika Penyajian
Bab 1, Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, identifikasi
masalah, tujuan, ruang lingkup, metode dan sumber serta sistematika
penyajian.
Bab 2, Sejarah Kota Pangkal Pinang, terdiri dari sejarah
terbentuknya, kota kecil, kotapraja, kotamadya, kotamadya daerah tingkat
2 Pangkal Pinang serta Kota Pangkal Pinang.
Bab 3, Geografi dan Iklim kota Pangkal Pinang, terdiri dari posisi
geografis, pembagian administratif, kondisi geografi serta iklim.
Bab 4, Sosial Ekonomi kota Pangkal Pinang, terdiri dari makro
ekonomi, perekonomian masyarakat, perekonomian daerah serta kondisi
sosial lainnya.
Bab 5, Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
6
BAB II
SEJARAH KOTA PANGKAL PINANG
2.1 Sejarah Terbentuknya
Kota Pangkal Pinang adalah ibukota provinsi Bangka Belitung,
bagian Sumatera sebelah tenggara. Sebelumnya populasi Kota
Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh etnis Melayu dan etnis Cina
suku Hakka yang datang dari Guangzhou. Namun beberapa saat ditambah
sejumlah suku pendatang seperti Batak, Minangkabau, Palembang, Sunda,
Jawa, Madura, Banjar, Bugis, Manado, Flores dan Ambon.
Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat
pemerintahan kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan
provinsi dan instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT
Timah, Tbk juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat
aktivitas bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.
Hal diatas ini merupakan kondisi sekarang dari masuknya
pendatang – pendatang dari daerah lain sebelum dilakukannya pemekaran
wilayah Bangka Belitung dari asalnya yaitu provinsi Sumatera Selatan.
Terjadi pada tanggal 4 Desember 2000 pada masa Presiden Megawati
Soekarnoputri. Sesuai dengan UU No. 27 Tahun 2000 tentang pemekaran
wilayah dan persetujuan masyarakan maka disahkannya provinsi ke – 29
RI, Bangka Belitung.
7
“Ada ibukota provinsi” adalah salah satu syarat untuk dapat
terbentuknya sebuah provinsi. Maka dipilihlah kota Pangkal Pinang
sebagai ibukota provinsi Bangka Belitung karena strategis, banyak kantor
pemerintahan terletak di kota ini dan karena kota ini merupakan salah satu
pusat bisnis terbesar PN Timah (Sekarang PT Timah, Tbk.).
Dan dibawah ini akan dijelaskan secara runtun sejarah kota
Pangkal Pinang.
2.2 Kota Kecil
Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil ialah pada tahun
1956 berdasarkan UU Darurat No 6 Tahun 1956 yang meliputi dua
gemeente yaitu gemeente Pangkalpinang dan Gemeentee Gabek dengan
luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai Ibukotanya.
Sebagai pejabat Walikota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo
(alm)., patih d/p Kantor Residen Bangka Belitung. Pada tanggal 20
November 1956 kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai
penjabat walikota dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pad
tanggal 15 Desember 1956.
2.3 Kotapraja
Berdasarkan UU no.5 Tahun 1959 staus kota kecil ditingkatkan
menjadi kotapraja tanggal 24 juli 1958. Rd Abdulah diganti oleh R.
Hundani (alm) yang terpilih sebagai walikota hasil pemilu yang pertama
8
tahun 1955 (walikota ke 44). Kemudian dengan surat keputusan Presiden
RI tanggal 1 Oktober 1960 no.558/M ditunjuk M. Saleh Zainuddin sebagai
walikota Kepala Daerah Kotapraja Pangkalpinang.
2.4 Kotamadya
Berdasarkan UU No.18 Tahun 1965 status Kotapraja dirubah
menjadi Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari
1967 no UP/10/I/M-220, M Saleh Zainudin diganti oleh Drs Rustam
Effendi (alm) sebagai walikota dengan 5 (lima) orang anggota Badan
Pemerintahan Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.
2.5 Kotamadya Daerah Tingkat II Pangkal Pinang
Dengan berlakunya UU No 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, status Kotamadya menjadi Kotamadya daerah
Tingkat II Pangkalpinang yang dilengkapi dengan 20 orang anggota
DPRD, sebagai walikotanya Kepala Daerah adalah sebagai berikut:
1. Roesli Romli (1973-1978)
2. H.M.Arub, SH (1978-1983)
3. H.M.Arub,SH (1983-1988)
4. Drs.H.Rosman Djohan (1989-1993)
5. Drs.H.Sofyan Rebuin (1993-1998)
Pada masa jabatan Bapak H.M. Arub, SH yakni dengan PP No 12
Tahun 1984 wilayah Kotamadya Pangkalpinang dimekarkan dari 31,7
9
KM2 menjadi 89,4 KM2 dan dengan pemekaran itu meliputi tiga desa dari
Kabupaten Bangka yakni Desa Air Itam, Tua Tanu dan Bacang sehingga
dari 4 Kecamatan terdapat 55 Kelurahan dan 3 Desa.
2.6 Kota Pangkal Pinang
Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil
dan Otonomi Luas pada Kabupaten / Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang
menjadi Dareah Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif
sejumlah 25 orang yang terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan
Daerah dipimpin oleh Walikota dan Wakil Walikota sebagai jabatahn
Politis. Sedangkan Sekretaris Daerah adalah pimpinan
Aministratif/Birokrasi. Dengan Undang-Undang ini berbagai instansi
vertika/departemen/LPND sejak 1 Januari 2001 menjadi perangkat daerah
otonom, sedangkan 3 desa yang dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua
Tunu, dan Bacang menjadi Kelurahan. Yang menjabat sebagai walikota
pada masa Pemerintahan ini adalah :
a. Drs. H. Sofyan Rebuin, MM.
b. Drs. H. Zulkarnain Karim, MM.
10
BAB III
GEOGRAFI DAN IKLIM KOTA PANGKAL PINANG
3.1 Posisi Geografis
3.1.1 Letak Astronomis dan Luas Wilayah
Posisi geografis kota Pangkal Pinang apabila ditinjau dari
letak astronomis nya adalah 02° 06' LS dan 106° 05' BT dan
memiliki luas wilayah sebesar 118.408 km2
3.1.2 Batas Wilayah
Sedangkan batas – batas wilayah kota Pangkal Pinang
adalah sebagai berikut
3.1.3 Letak Kartografi
Letak Kartografi kota Pangkal Pinang yang disajikan
dengan gambar (peta)
Utara Laut Natuna
Barat Kabupaten Bangka
Timur Selat Gaspar dan Selat Karimata
Selatan Kabupaten Bangka Tengah
11
Keterangan gambar :
a. Warna merah adalah letak kota Pangkal Pinang
b. Warna putih adalah letak provinsi Bangka Belitung
c. Warna cream adalah letak provinsi Sumatera Selatan
d. Warna biru adalah laut
e. Peta kecil dibawah kanan adalah peta Indonesia yang berguna
untuk menerangkan posisi kota Pangkal Pinang
3.2 Pembagian Administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah
tingkat dua, yaitu :
a. Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih
bergabung dengan Sumatra Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten
Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat
lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau
Bangka (11.000 km2). namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka
12
dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga
dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.
b. Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada
awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarya,
namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
c. Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan
kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang
menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan
Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota
Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat
Bung Karno, Bung Hatta, Moh Roem dan pemimpin nasional lain
diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
d. Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan
kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya
Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan
terutama di Desa Penyak dan Kurau.
e. Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan
kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003.
Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau
kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten
Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka
13
Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
f. Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan
pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat
"Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.
g. Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. kota
terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota
kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka
pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor
pusat PT Timah Tbk berada di wilayah ini.
Sedangkan penulisan karya tulis ini sendiri bertitik fokus pada
daerah tingkat II yang terakhir yaitu Kota Pangkal Pinang.
14
3.3 Kondisi Geografi
3.3.1 Topografi
Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada
umumnya bergelombang dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m
dari permukaan laut dan kemiringan 0-25%. Secara morfologi
daerahnya berbentuk cekung dimana bagian pusat kota berada
didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit mengelompok
dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa bukit
yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m
dpl dan Bukit Menara. Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada
di Kelurahan Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota
Pangkalpinang dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan
kering yang diusahakan untuk pertanian (tanaman bahan makanan,
perkebunan rakyat, perikanan dan kehutanan) adalah seluas 1.562
Ha, lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 1.163 Ha dan
lahan kering yang dimanfaatkan untuk pemukiman seluas 4.130
Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa rawa-rawa, hutan
negara dan lainnya.
3.3.2 Potensi Alam dan Perkebunan
Potensi alam kota Pangkal Pinang pada umumnya adalah
pertambangan timah yang dikelola oleh PT Timah, Tbk. Yang
dimana pada sekitar tahun 1709 ditemukannya timah pada sebuah
penggalian Sungai Olin di kecamatan Toboali. Dari sanalah
15
dilakukan pengecekan dan hasilnya adalah hampir seluruh daerah
Pulau Bangka Belitung berpotensi alam tambang timah.
Sedangkan kota Pangkal Pinang juga memiliki potensi
perkebunan lada. Tanaman lada tumbuh dengan subur di lahan
Bangka yang terkena terik matahari yang kencang. Pada zaman
Belanda, lada di Bangka sangat dicari karena lada adalah salah satu
dari rempah – rempah yang termahal di dunia. Kantor PT Timah
sekarang juga adalah eks peninggalan Belanda yang pada zaman
Belanda digunakan sebagai pusat distribusi lada di Bangka antara
VOC dengan Sultan Palembang. Potensi perkebunan lada yang ada
tersedia sebesar 61.588.135 ton. Yang telah di usahakan sebesar
34.765.575 ton. Masih tersisa peluang sebesar 26.822 ton dengan
daerah penghasil lada terbesar di Bangka yaitu Kecamatan
Sungailiat dan Kecamatan Belinyu.
3.3.3 Keadaan Tanah dan Geologi Umum
Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai pH rata-
rata di bawah 5, dengan jenis tanah yaitu podzolik merah kuning,
regosol, gleisol dan organosol, yang merupakan pelapukan dari
batuan induk. Sedangkan pada sebagian kecil daerah rawa jenis
tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan Glayhumus serta
regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan tanah liat.
Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami padi,
tetapi masih memungkinkan untuk ditanami palawija. Pada daerah
16
pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup potensial
menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah ini;
formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon,
menyusul Slate berumur Trias Atas dan terakhir Intrusi Granit
berumur setelah Trias Jura. Susunan batuan granit bervariasi dari
granit sampai dioditik dengan inklusi mineral berwarna gelap yaitu
Biotit, dan ada kalanya Amfibol Hijau.
3.3.4 Hidrologi
Di wilayah Kota Pangkal Pinang terdapat beberapa sungai,
pada umumnya sungai-sungai kecil yang ada diwilayah ini
bermuara ke sungai Rangkui. Di samping sungai Rangkui terdapat
juga sungai Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini
berfungsi sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota yang
kemudian mengalir ke sungai Baturusa dan berakhir di Laut Cina
Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi sebagai saluran utama
pembuangan air hujan kota, juga berfungsi sebagai prasarana
transportasi sungai dari pasar ke sungai Baturusa dan terus ke laut.
Anak sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air
kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh
Pemerintah Hindia Belanda pada sekitar tahun 1930.
Sumber air untuk air bersih pada umumnya dari air tanah
disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace. Pada
dasarnya wilayah kota Pangkal Pinang apabila dilihat morfologinya
17
berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga
keadaan ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir
terutama pada musim hujan atau pengaruh pasang surut air laut
melalui sungai Rangkui yang membelah Kota Pangkalpinang.
Adapun daerah yang tidak pernah tergenang terletak di sebelah
Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah Timur yang
berbatasan dengan sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan
bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering
tergenang oleh air pasang, dan daerah yang seringkalo tergenang
tersebut adalah Kecamatan Rangkui, Pangkal Balam dan Taman
Sari.
3.4 Iklim
Iklim daerah Kota Pangkal Pinang tergolong tropis basah tipe A
dengan variasi hujan antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003,
dengan jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setiap bulannya. Bulan yang
terkering adalah bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh laut,
baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003,
misalnya, bervariasi antara 23 - 32 (derajat) Celcius, sedangkan
kelembabannya berkisar antara 76 - 88 % (persen). Angin bergerak setiap
hari dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam
hari. Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 3
knot pada bulan Pebruari, dan yang tertinggi terjadi tercatat pada bulan
Juli, Agustus dan September, yaitu 5 knot.
18
BAB IV
SOSIAL EKONOMI KOTA PANGKAL PINANG
4.1 Makro Ekonomi
Pada penjabaran tentang makro ekonomi, sub bab ini menggunakan
sampel kondisi makro ekonomi di kota Pangkalpinang pada tahun 2003
hingga tahun 2005.
Kondisi umum Kota Pangkalpinang yaitu dengan jumlah penduduk
pada tahun 2005 adalah sebanyak 155.071 jiwa, lebih besar dibandingkan
tahun 2004 yang berjumlah 141.556 jiwa. Sehingga dengan laju
pertumbuhan penduduk adalah sekitar 1,10 % lebih bila dibandingkan
dengan periode tahun 2003 – 2004 yang mencapai 1,03 %.
Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota
Pangkalpinang tahun 2005, sebesar 4,79 %, lebih kecil dibandingkan
dengan LPE tahun 2004 yang mencapai 5,51 %.
Sedangkan untuk jumlah investasi yang masuk ke daerah ini dalam
tahun 2005 mencapai jumlah Rp. 260.268.200.000,- yang lebih bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya berjumlah Rp. 227.505.000.000,-.
Berdasarkan data diatas diperoleh laju investasi pada periode tahun 2004 –
2005 adalah sebesar 87,41 % , lebih besar jika dibandingkan pada periode
tahun 2003 – 2004 yang mencapai 84,81 %.
19
Untuk jumlah penduduk miskin yang masuk dalam kategori
keluarga pra sejahtera dan sejahtera I pada tahun 2005 adalah sebanyak
18.858 orang, lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun 2004 yang
berjumlah 18.191 orang. Termasuk pula jumlah pengangguran terbuka
pada tahun 2005 berjumlah sebanyak 18.702 orang dan lebih besar
dibandingkan tahun sebelumnya berjumlah 18.670 orang.
4.2 Perekonomian Masyarakat
4.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
Laju pertumbuhan ekonomi kota Pangkalpinang pada tahun
2005, sebesar 4,7 %. Angka ini merupakan LPE terkecil selama
tiga tahun terakhir. Penurunan ini setidaknya menggambarkan
bahwa perekonomian Kota Pangkalpinang mengalami fluktuasi
seiring perubahan berbagai variabel ekonomi lainnya.
Dibandingkan dengan nilai LPE tahun 2004, pertumbuhan ekonomi
mengalami penurunan sebesar 17,23 % atau sebesar 38, 94 % jika
dibandinkan LPE tahun 2003 yang mencapai angka pertumbuhan
sebesar 6,53 %.
LPE yang semakin menurun tidak lepas dari kinerja makro
ekonomi secara nasional yang belum memperlihatkan peningkatan
secara signifikan, disamping faktor internal, yaitu ekspektasi para
pelaku ekonomi terhadap kondisi ekonomi daerah serta iklim
investasi yang belum mengarah pada proses penciptaan lapangan
20
kerja baru yang secara langsung akan menambah produktifitas
daerah, disamping fluktuasi perekonomian Kota Pangkalpinang
sehubungan komoditas yang diekspor merupakan komoditas yang
belum bermuatan teknologi (non technical contents). Dalam
kaitannya dengan struktur perekonomian Kota Pangkalpinang yang
didominasi sektor tersier, perkembangan sektor ini belum dapat
dipandang sebagai sektor yang mampu men-drive kegiatan sektor
lain secara optimal, baik pada sektor primer maupun pada sektor
sekunder. Untuk itu kebijakan pembangunan ekonomi di Kota
Pangkalpinang sebaiknya lebih diarahkan pada pembangunan
infrastruktur yang selama ini menjadi bottle neck kegiatan
investasi.
4.2.2 Pendapatan Perkapita Masyarakat
Dibandingkan tahun sebelumnya, angka pendapatan per
kapita masyarakat mengalami kenaikan meskipun kenaikannya
belum menunjukkan distribusi pendapatan secara terperinci kepada
kelompok penerima pendapatan. Pada tahun ini pendapatan
perkapita masyarakat (at current price) sebesar Rp. 8.016.385,- atau
sebesar Rp. 668.032,- perbulan, yang memperlihatkan kenaikan
dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan perkapita pada
satu sisi memperlihatkan kemampuan daya beli masyarakat rata-
rata selama tahun bersangkutan. Akan tetapi dengan tingkat inflasi
yang masih relatif tinggi, maka pendapatan perkapita masyarakat
21
belum dapat dijadikan indikator kesejahteraan masyarakat yang
mencerminkan kemampuan daya beli masyarakat. Peningkatan
nilai pendapatan perkapita masyarakat sebesar 8,29 % pada
kenyataannya tidak sebanding dengan tingkat inflasi pada tahun
2005 sudah mencapai 17,44 %.
Dengan demikian, mendasari pada indikator ini dapat
dikatakan bahwa terjadi penurunan daya beli masyarakat di Kota
Pangkalpinang, sehubungan kenaikan harga berbagai barang
kebutuhan pokok. Untuk melihat perbandingan antara LPE dan
tingkat inflasi seperti pada tabel berikut ini
Perbandingan Kenaikan Pendapatan Perkapita
terhadap Inflasi tahun 2003 – 2005
Tahun Pendapatan per kapita
(dalam Rupiah)
Kenaikan
LPE (%)
Tingkat
Inflasi (%)
2003 6.783.677,00 - -
2004 7.403.231,00 9,13 5,58
2005 8.016.385,00 8,28 17,44
4.2.3 Kebijakan Publik yang Dibuat
Oleh karena gejala – gejala yang ada, maka pemerintah
daerah kota Pangkalpinang memutuskan untuk mengeluarkan suatu
kebijakan yang diarahkan untuk lebih meningkatkan pertumbuhan
ekonomi melalui upaya deregulasi. Dalam Konteks pembangunan
ekonomi, kapasitas pemerintah Kota lebih diarahkan sebagai
22
motivator maupun regulator yang dapat menjamin terwujudnya
kepastian berusaha bagi masyarakat luas.
Terciptanya kepastian hukum serta deregulasi aturan yang
dibuat Pemerintah Kota sangat diperlukan dalam rangka
memberikan stimulasi bagi perkembangan kegiatan ekonomi Kota.
Secara teoritis pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan berdampak
positif terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat, meskipun pada
banyak hal pertumbuhan ini tidak secara langsung menggambarkan
distribusi yang relatif proporsional terhadap masyarakat. Mendasari
pada kenyataan ini, Pemerintah Kota Pangkalpinang melalui
program strategisnya secara berkelanjutan melaksanakan berbagai
upaya dalam rangka meningkatkan produksi barang dan jasa,
disamping melakukan berbagai pembenahan segala bentuk aturan
untuk mendukung kegiatan investasi.
4.3 Perekonomian Daerah
4.3.1 Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan Kota Pangkalpinang tahun 2004
memperlihatkan surplus sebesar US$ 10.434.653,38 dari total nilai
ekspor sebesar US$ 11.119.867,04 dan nilai impor US$
683.213,66. Nilai surplus ini diperoleh dari jenis barang-barang
yang diekspor, antara lain ; barang tambang (mine product), kayu,
lada, karet, CPO, kaolin serta hasil-hasil laut. Sedangkan untuk
23
barang-barang yang diimpor meliputi barang kebutuhan pokok,
komponen otomotif, bahan bangunan serta produk-produk
kebutuhan masyarakat lainnya.
4.3.2 APBD
Struktur keuangan daerah yang terdiri dari berbagai sumber
pembiayaan secara kumulatif memberikan kontribusi terhadap
perekonomian daerah. Keuangan Kota Pangkalpinang pada APBD
(Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) selama 4 (empat )
tahun terakhir pada tabel berikut ;
APBD Kota Pangkal Pinang Tahun 2003-2006
Tahun 2003 2004 2005 2006
APBD 154.543.029.000 183.320.231.000 178.868.764.000
I Pendapatan 137.388.661.000 151.074.517.000 157.691.295.000 231.094.880.000
II Belanja 153.969.569.000 181.478.447.000 177.668.764.000 237.947.079.500
III Pembiayaan | | | |
Penerimaan 17.154.368.000 32.245.714.000 21.177.469.000 14.199.949.500
Pengeluaran 573.460.000 1.841.784.000 1.200.000.000 7.347.750.000
Indikator ekonomi daerah lainnya adalah nilai akumulasi
pihak ketiga dan posisi penyaluran kredit kepada masyarakat. Data
Bank Indonesia memperlihatkan akumulasi dana pihak ketiga di
Kota Pangkalpinang pada tahun 2005, sebesar Rp. 1.965.630,-juta
dari sebesar Rp. 3.670.793,-juta total dana pihak ketiga yang
terhimpun di Propinsi kepulauan Bangka Belitung.
24
Sementara ini pada tahun yang sama total fasilitas
pembiayaan kredit yang tersalurkan sebesar Rp. 826.071,-juta,
dengan demikian LDR ( Loan to Deposit Ratio ) sebesar 42,025 %.
Nilai LDR mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya
dimana tahun 2004 nilai LDR ini memperlihatkan bahwa sektor riil
menunjukkan kinerja yang semakin baik dan bankable. Indikator
perbankan lainnya yaitu tingkat suku bunga (interest rate) deposito
dalam rupiah untuk jangka waktu satu bulan sampai dengan 12
bulan berkisar antara 5,5 % sampai 11,5 %, sedangkan suku bunga
kredit pada periode yang sama berkisar 5,2 (TR) sampai dengan
48,6 (TT). Alokasi fasilitas kredit untuk berbagai sektor masih
didominasi sektor pertambangan yaitu sebesar Rp. 427.713 juta,
diikuti sektor lain-lain dan perdagangan, hotel dan restoran masing-
masing sebesar Rp 153.028 juta dan Rp 122.687 juta. Untuk
melihat penyerapan fasilitas kredit terhadap sektor ekonomi seperti
pada tabel berikut :
Posisi Kredit Menurut sektor Ekonomi tahun 2004
NO Sektor Ekonomi Nilai Kredit (Perkiraan)
– Dalam Rupiah
1 Pertanian 29.772.000.000
2 Pertambangan 427.713.000.000
3 Perindustrian 15.444.000.000
4 Listrik, Gas dan Air 2.032.000.000
5 Konstruksi 55.431.000.000
6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 122.687.000.000
25
7 Pengangkutan, Pergudangan dan
Komunikasi 3.402.000.000
8 Jasa – jasa dunia usaha 15.272.000.000
9 Sosial Masyarakat 1.290.000.000
10 Lain – lain 153.028.000.000
4.4 Kondisi Sosial Lainnya
4.4.1 Pariwisata
Apabila kota Pangkal Pinang ditinjau dari potensi alamnya,
kota ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sektor pariwisata
nya. Kota ini berbatasan dengan laut ( laut cina selatan dan selat
gaspar ) sehingga sangat berpotensi untuk pariwisata pantai nya.
Juga apabila ditinjau dari sejarahnya, kota ini merupakan kantor
pusat Belanda yang digunakan untuk „penjarahan‟ sumber daya
alam kota ini , yaitu timah dan lada. Maka pariwisata yang paling
dominan di kota ini ialah pantai dan situs – situs sejarah
peninggalan Belanda.
Kota Pangkal Pinang hingga tahun 2009 memiliki 23 hotel
terdiri dari 5 hotel berbintang dan 18 hotel melati. Dan beberapa
obyek wisata yang cukup terkenal di kota ini :
1. Taman Sari, Taman Merdeka
2. Museum Timah
3. Masjid Jami‟ , Gereja Maranatha, Gereja Katedral Pangkal
Pinang, Vihara Maitreya, Klenteng Konghucu
4. Pantai Pasir Padi, Pantai Sampur
26
5. Lapangan Golf Girimaya
6. Chinatown, Makam Belanda (Keerkhof)
Untuk menggiatkan kunjungan turis terhadap pariwisata
kota Pangkal Pinang, pemerintah daerah setempat telah
menjalankan program “Visit Bangka Belitung Archipelago 2010”
dimana pemerintah menyediakan lebih dari 50 agen pariwisata,
meningkatkan kualitas hotel dan penginapan, meningkatkan jumlah
penerbangan, melakukan pembersihan pantai – pantai serta
meningkatkan pelayanan rumah sakit umum.
Khusus untuk wisata kuliner kota Pangkal Pinang,
mayoritas makanan khas kota/daerah ini menggunakan bahan dasar
ikan, karena daerah ini berdekatan dengan laut dan banyak
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan penambak ikan.
Namun, makanan dari daerah ini beragam dikarenakan banyak
pendatang yang menyebabkan percampuran budaya.
Dalam rangka Visit Bangka Archipelago, jumlah tambak
ikan, pemancingan laut dan fasilitas nelayan ditingkatkan seperti :
penyewaan kapal, pakan serta water jet dengan harga yang lebih
murah. Contoh makanan khas Bangka Belitung : kerupuk bangka,
mie bangka, lempah, sop pentul (ikan), pindang cumi, lakso (laksa
bangka), selada bangka, dll.
27
4.4.2 Transportasi yang mendukung kegiatan ekonomi
UDARA
Bandar Udara Depati Amir melayani penerbangan 10 kali sehari
dari/ke Jakarta yang dilayani oleh Sriwijaya Air, Batavia Air, Lion
Air dan Garuda Indonesia. Sedangkan penerbangan dar/ke
Palembang sebanyak 1 kali sehari yang dilayani oleh Sriwijaya Air.
Sementara penerbangan dari/ke Tanjung Pandan sebanyak 2 kali
seminggu yang dilayani oleh Riau Airlines.
LAUT
Pelabuhan Pangkalbalam melayani angkutan barang seperti
ekspor/impor dan perdagangan antar pulau dan angkutan
penumpang dengan tujuan Jakarta melalui kapal feri/roro dan
tujuan Tanjung Pandan melalui jet foil/kapal cepat setiap hari.
Pelabuhan Muntok melayani kapal cepat dengan tujuan Palembang.
Sedangkan pelabuhan Belinyu hanya disinggahi oleh kapal – kapal
Pelni.
DARAT
Kota Pangkal Pinang memiliki empat terminal dalam kota yang
menghubungkan rute kecamatan di seluruh Pulau Bangka,
sedangkan untuk dalam kota dilayani 5 trayek Angkutan Kota
dengan waktu operasinya dari pukul 06.00 sampai 18.00 WIB.
28
4.4.3 Pendidikan
Pendidikan adalah hal yang cukup penting dalam perkembangan
suatu negara atau daerah, begitu pula halnya pada kota Pangkal
Pinang. Seperti yang telah diceritakan dalam novel Laskar Pelangi
banyak orang mendapatkan abstraksi tentang dinamika pendidikan
di daerah Belinyu (Belitong). Namun pemerintah terus berupaya
dalam perkembangan pendidikan pada kota Pangkal Pinang. APBD
daerah dari penghasilan daerah digunakan untuk sektor pendidikan.
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Pembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang
cenderung stagnasi setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah SD
sederajat mencapai 86 buah (68 SD/SDLB Negeri, 12 SD/SDLB
swasta dan 6 Madrasah Ibtidaiyah). Jumlah SMTP sederajat 24
buah (10 SMP Negeri, 11 SMP Swasta dan 3 MTs) dan jumlah
SMTA sebanyak 25 buah (12 SMU, 10 SMK dan 3 Madrasah
Aliyah) serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah
sebanyak 38 buah (31 Taman Kanak-kanak dan 7 Rhoudatul Atfal).
Pada tahun 2004 jumlah murid SD sederajat 17.792 orang,
murid SMTP 8.800 orang dan murid SMTA 11.114 orang. Pada
tahun 2005 jumlah murid SD sederajat meningkat menjadi 18.192
orang (17.145 murid SD/SDLB dan 1.047 murid Madrasah
Ibtidaiyah), sedangkan pada murid SMTP sederajat menurun
29
menjadi 8.617 orang murid (7.824 murid SMP dan 793 murid
MTs).
Penurunan juga terjadi pada jumlah murid SMTA yaitu dari
11.114 orang menjadi 10.354 murid (5.154 murid SMU, 4.439
murid SMK dan 761 murid Madrasah Aliyah). Beberapa sekolah
percontohan nasional di Pangkalpinang adalah SD Negeri 3, SD
Negeri 10, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1. Untuk anggaran
pendidikan ini, Pemkot Pangkalpinang menganggarkan dalam
APBD sebesar 21%.
PENDIDIKAN TINGGI
Hal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan
adalah perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami
peningkatan kuantitasnya. Pada tahun 2000 perguruan tinggi yang
ada di Kota Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH
PERTIBA yang telah berdiri pada tahun 1982, AKPER Pemkot
Pangkalpinang, Sekretariat Universitas Terbuka (UT) yang telah
hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti berdiri tahun
1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001 telah
dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma
Luhur.
Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut
memberikan arti bahwa masyarakat dalam memperoleh kesempatan
30
pendidikan semakin besar dan hal ini menunjukan bahwa upaya
untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta didik dari tahun ke
tahun cukup mengembirakan.
Pada tahun 2006 berdiri Universitas Bangka Belitung yang
merupakan cikal bakal universitas negeri di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Untuk mengakomodir tersedianya tenaga
kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang
memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan.
Jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di UBB sampai
tahun ajaran 2007/2008 berjumlah 1.612 orang dan Lulusan yang
telah diwisuda sampai kini mencapai leih dari 2000 orang.
UBB didukung 153 tenaga pengajar (dosen), sekitar 25%
diantaranya berpendidikan S2 dan S3. Mereka adalah alumni
Perguruan Tinggi terkemuka di Indonesia dan luar negeri seperti
Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Belanda,
Inggris, dan Australia. Ditargetkan pada 2011 nanti, sebanyak 50%
dosen tetap sudah berkualifikasi minimum S2. Total jumlah
karyawan UBB termasuk staff mencapai 274 orang hingga 2007.
Selain itu rencana strategis masa mendatang adalah penerapan
Good University Governance dan penerapan sistem jaminan mutu
pendidikan untuk seluruh fakultas, Politeknik, dan program studi.
31
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Kota Pangkal Pinang adalah ibukota propinsi Bangka Belitung.
b. Kota Pangkal Pinang merupakan pusat perekonomian dan
perdagangan propinsi Bangka Belitung.
c. Potensi alam yang paling dominan adalah pertambangan timah dan
usaha pariwisata.
d. Mata pencaharian utama penduduk adalah pedagang dan nelayan.
e. Kondisi keuangan daerah dari tahun ke tahun cukup stabil.
4.2 Saran
4.2.1 Perpustakaan
a. Menambah jumlah buku yang ada.
b. Memperbaharui fasilitas yang ada.
c. Memasukkan karya tulis ini sebagai referensi penulisan karya
tulis selanjutnya dan sebagai bahan bacaan.
4.2.2 Pemerintah kota Pangkal Pinang
a. Meningkatkan kinerja dan produktifitas tambang timah
sebagai penghasil utama devisa.
b. Memperbaiki fasilitas kota dan obyek wisata.
c. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat.
32
4.2.3 Pembaca
a. Mengunjungi kota Pangkal Pinang beserta obyek wisatanya.
b. Melestarikan budaya Indonesia.
c. Lebih Memahami situasi dan kondisi kota Pangkal Pinang.
4.2.4 Orang Tua
a. Mengenal sisi positif kota Pangkal Pinang.
b. Mengajarkan anak mereka tentang kecintaan terhadap wisata
dan daerah dalam negeri.
c. Lebih mengenal dan mencintai produk dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Bale, Win. 2002. Atlas Pelajar. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gayo, M. Iwan (ed.). 2003. Buku Pintar Seri Senior cetakan ke – 33.
Jakarta : Upaya Warga Negara.
Gayo, M. Iwan (ed.). 2008. Buku Pintar Seri Senior cetakan ke – 41.
Jakarta : Pustaka Warga Negara.
Sanaji, Miftah. 2010. Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bangka
Belitung. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2002. Jakarta : Balai Pustaka.
http://www.tampukpinang.info/artikel/281-bcb.html
http://www.pangkalpinangkota.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bangka_Belitung
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Pangkal_Pinang
http://imngrh.wordpress.com/2007/07/08/oleh-oleh-dari-pangkal-pinang/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bangka
http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Bangka_Belitung
http://www.tripadvisor.com/Tourism-g1234796-
Pangkal_Pinang_Bangka_Island_Sumatra-Vacations.html
http://gabeki.tripod.com/
http://wisatasejarah.wordpress.com/category/bangka-belitung/
http://cetak.bangkapos.com/metronews/read/31751.html
http://www.kapanlagi.com/h/old/social-marketing-program-rumah-layak-
huni-pangkalpinang.html
LAMPIRAN 1 – Cover Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lampiran 2 – Cover Buku Pintar Seri Senior