karya tulis 2014-lengkap

34
PEMANFAATAN EKSTRAK TEH HIJAU UNTUK BAHAN PENGAWET IKAN Disusun Oleh : Nama : Rudini Mulya N.I.M : 41610010035 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2014

Upload: rudini-mulya

Post on 19-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Tulis 2014-Lengkap

PEMANFAATAN EKSTRAK TEH HIJAU

UNTUK BAHAN PENGAWET IKAN

Disusun Oleh :

Nama : Rudini Mulya

N.I.M : 41610010035

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2014

Page 2: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul : Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk Bahan

Pengawet Ikan.

2. Bidang : Karya Tulis Ilmiah bidang IPA

3. Pelaksana

a. Nama : Rudini Mulya

b. NIM : 41610010035

c. Jurusan : Teknik Industri

d. Universitas : Mercu Buana

e. Alamat : JL. Raden Fatah, No 74, RT 001/005, Gg.

Swadaya Kec. Cildeug-Tangerang 15153.

f. Telepon : 0857 7575 9617

4. Dosen Pembimbing

a. Nama Lengkap : Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si

b. NIP : 192660068

c. Jabatan : Pembina mahasiswa

d. Alamat : Komplek Sekretariat Negara D.9 No. 28

Tangerang 15143.

Disahkan di : Jakarta

Tanggal : 7-01-2014

Dosen Pembimbing Penulis

Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si

Rudini Mulya

NIP. 192660068

Page 3: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana iii

CURRICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama : Rudini Mulya

Nama Panggilan : Rudini

Tempat, Tanggal Lahir : Manambin ( Medan), 12 April 1991

Alamat : Jl. Raden Fatah No.75 RT 001 / 005, Gg.

Swadaya, Kec.Ciledug-Tangerang 15153

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : WNI

No. HP : 0857 7575 9617

E – Mail : [email protected]

Hobi : Organisasi, Meneliti dan Musik.

Latar Belakang Pendidikan

Universitas Mercu Buana, Fakultas Teknologi Industri.

Program Studi Teknik Industri (Semester VI) 2010 – 2014

SMA N 1 Megang Sakti, Palembang 2006 – 2009

SMP N 2 Batin / VIII, Jambi 2003 – 2006

Page 4: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana iv

KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberi rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

program Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa yang diadakan oleh Direktorat

Kemahasiswaan Universitas Mercubuana (DIRMAWA).

Dalam pengerjaan Karya Tulis ini penulis mengambil bidang ilmu IPA

dengan memilih topik yang berjudul Pemanfaatan Ekstrak Teh Hijau Untuk

Bahan Pengawet Ikan . Karya Tulis ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik

tanpa bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik secara

moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini perkenankanlah

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya yang telah diberikan

2. Orangtua dan keluarga penulis atas doa, nasehat dan bimbingan moral

maupun materil.

3. Ir. Atep Afia Hidayat, MP.M.Si Selaku Dosen Pembimbing.

4. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Harapan penulis semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua

sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Penulis menyadari bahwa

Karya Tulis ini masih jauh dari kata sempurna, karena dalam Karya Tulis ini

masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan segala saran dan kritik bagi para pembaca, yang sifatnya

membangun guna kesempurnaan Karya Tulis ini.

Jakarta, 7 Januari 2014

Penulis

Page 5: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana v

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL KARYA ILMIAH ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv

DAFTAR ISI .............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii

RINGKASAN ........................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah........................................................................ 3

1.3 Gagasan ...................................................................................... 3

1.3.1 Ekstrak Teh Hijau Sebagai Bahan Pengawet Ikan ......... 3

1.3.2 Karakteristik dan Komposisi Ikan ... ............................ 4

1.4 Tujuan dan Mamfaat Penulisan ................................................... 5

BAB II TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 7

2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis) ...................................................... 7

2.2 Botani Tanaman Teh (Camellia sinensis)...................................... 7

2.3 Struktur Teh Hijau ....................................................................... 8

Page 6: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana vi

2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau ................................................................... 8

2.5 Ikan dan Pengawet ..................................................................... 10

2.6 Pengawetan Ikan ......................................................................... 10

2.7 Pengawetan dengan Es .................................................................. 11

2.8 Pengawetan dengan Pengasapan.................................................... 12

2.9 Pemanfaatan Teh Hijau ............................................................... 13

2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada Ikan................................................. 15

BAB III METODE PENULISAN ............................................................................. 16

BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS ................................................................... 18

4.1 Teh Hijau. ................................................................................. 18

4.2 Tanda-Tanda Ikan yang Sudah Busuk ......................................... 18

4.3 Tanda-Tanda Ikan yang Masih Segar ........................................... 19

4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es ...................................... 19

4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan ....................... 19

4.6 Ekstraksi Teh Hijau ..................................................................... 20

BAB V PENUTUP.................................................................................................. 23

5.1 Simpulan......................................................................................... 23

5.2 Saran..... .......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA....... .......................................................................................... 24

LAMPIRAN..................... .......................................................................................... L-ix

Page 7: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana vii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 1.1 Kandungan Ikan Segar ...........................................................5

Tabel 2.1 Klasifikasi Ilmiah .....................................................................7

Tabel 3.1 Kandungan Dalam Teh Hijau . ............................................... 20

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

Gambar 2.2 Teh Hijau (Camellia sinensis) ............................................... 7

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Gambar Pengawetan Ikan secara Tradisional oleh Nelayan ................... L-ix

2. Gambar Pengawetan ikan dengan Es ................................................. .... L-ix

3. Gambar Pengawetan Ikan dengan Pengapasan ...................................... L-x

4. Gambar Pengolahan Teh Hijau ................................................................ L-x

Page 8: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana viii

RINGKASAN

Wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak diantara dua

benua yaitu, benua Asia dan Australia. Hal inilah yang membuat indonesia

memiliki banyak keanekaragam jenis ikan. Bagi masyarakat indonesia ikan

merupakan sumber makanan yang banyak dikomsumsi dalam kehidupan sehari-

hari. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi

yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.

Tetapi, banyak masyarakat yang mengawetkan ikan dengan menggunakan

es dan pengasapan. Karna pengawetan tersebut memiliki kelemahan. Seperti pada

pengawetan es memiliki kendala yaitu mudahnya pencairan es dikarenakan iklim

di Indonesia yang tropis. Sedangkan pada pengasapan membuat tekstur ikan

menjadi keras. Untuk menghindari hal-hal tersebut, maka diadakan terobosan baru

untuk mengawetkan ikan. Terobosan tersebut adalah menggunakan ekstrak teh

hijau untuk mengawetkan ikan.

Ditinjau dari segi kandungan gizinya, Teh hijau (Camellia sinensis)

banyak mengandung komponen volatile sejumlah 230 macam. Teh hijau memiliki

antioksidan yang tinggi dan terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi

tubuh yaitu vitamin C,E dan K. Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene,

kalsium , zinc dan zat-zat lain yang bermanfaat bagi tubuh.

Selain itu, menurut hasil penelitian dari U.S National Research Institute

pada Tahun 2012 menyebutkan bahwa, Teh hijau mengandung katekin yang

bersifat anti mikroba. Sehingga dapat menjadi pengawet pada ikan. Jenis daun teh

hijau yang digunakan untuk pengawetan ikan adalah Sencha, teh hijau yang biasa

diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh

jenis Sencha ini dapat tumbuh didaerah indonesia serta mudah didapatkan.

Page 9: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kepulauan yang terletak pada 6

LU-11 LS, 95 BT-141 BT dan diapit oleh dua benua yaitu, benua Asia dan

Australia. Maka memungkinkan Indonesia memilki jenis-jenis ikan yang beraneka

ragam. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen. Ikan

yang sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lauk pauk adalah ikan bandeng,

ikan mujair, ikan dorang, ikan asin, dll. Ikan banyak dikonsumsi karena gizinya

tinggi serta harga yang terjangkau untuk semua kalangan.

Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian

besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan.

Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang

berbeda satu sama lain.

Penyakit ikan ada yang disebabkan oleh parasit, ada yang non parasiter, ada

pula penyakit yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus, parasit Learnea

Cyprinaceae, dan penyakit bintih putih (white spot). Tak jarang pula tangan nakal

para produsen ikan yang memberi tambahan zat kimia pada ikan dengan alasan

guna menambah ikan supaya menjadi awet. Padahal jika dilihat dari tingkat

bahayanya, penambahan zat kimia terhadap ikan itu sangat berbahaya. Seperti isu

pada bulan-bulan lalu marak, pemakaian formalin pada jenis ikan konsumsi yang

ada di Indonesia yang dilakukan oleh produsen nakal. Maka dari itu karya tulis ini

dilatar belakangi oleh salah satunya hal-hal diatas.

Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi

yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.

Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita

Page 10: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 2

yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan

(komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk :

a. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).

b. Meningkatkan daya tahan tubuh.

c. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran.

d. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.

Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah

membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging

unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga

banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang

mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah

menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap

maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam

laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati

normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan

bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk

dikonsumsi.

Teh hijau telah digunakan sebagai pendukung pengobatan sejak 4.000 tahun

yang lalu di Cina. Dan saat ini para peneliti nutrisi telah menemukan bahwa teh

hijau sangat bermanfaat bagi kesehatan. Belakangan ini, bukti baru telah

ditemukan bahwa minum teh secara rutin bisa menurunkan kadar kolesterol darah,

dan menyeimbangkan kadar tersebut. Penelitian tentang teh hijau terus dilakukan

hingga pada tahun 2004 diketahuilah secara menyeluruh adanya komponen-

komponen dalam teh hijau sebagai antioksidan kuat, yaitu yang mampu

menangkal serangan radikal bebas yang menyebabkan gangguan degenerasi pada

organ-organ manusia, termasuk timbulnya berbagai jenis kanker, di antaranya di

esofagus (saluran masuk makanan ke lambung), lambung, pankreas, usus, dubur,

kandung kemih, prostat, bahkan juga paru-paru dan payudara.

Page 11: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 3

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengawetkan ikan tanpa bahan pengawet yang

berbahaya?

2. Apakah ekstrak teh hijau dapat dikembangkan secara luas oleh industri di

Indonesia ?

3. Bagaimana cara membuat pengawet alami dari ekstrak teh hijau ?

4. Bagaimana pengaruh penggunaan ekstrak teh hijau terhadap kesehatan ?

1.3. Gagasan

1.3.1 Ekstrak Teh Hijau sebagai bahan pengawet ikan.

Teh hijau adalah nama teh yang dibuat dari daun tanaman teh (Camellia

sinensis) yang dipetik dan mengalami proses pemanasan untuk mencegah

oksidasi, atau bisa juga berarti minuman yang dihasilkan dari menyeduh daun teh

tersebut. Berdasarkan berbagai hasil penelitian, berikut mamfaat teh hijau :

1. Dapat mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi

2. Mencegah timbulnya kadar gula darah yang tinggi

3. Menurunkan kadar kolesterol

4. Menurunkan resiko terkena berbagai penyakit hati

5. Menurunkan resiko terkena stroke

6. Membantu tubuh dalam melawan virus (seperti virus influenza)

7. Dapat menghambat penurunan fungsi syaraf

8. Memperbaiki fungsi kognitif

9. Bermanfaat bagi kesehatan gusi

10. Mencegah sesak nafas

11. Mengurangi stress

12. Menghilangkan kelelahan dan keletihan

13. Mampu mencegah timbulnya penyakit kanker

Page 12: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 4

14. Mampu mengendalikan pertumbuhan tumor

15. Membantu penyembuhan penyakit kanker

16. Membantu menurunkan berat badan

17. Mengurangi resiko timbulnya radang sendi dan reumatik

18. Berfungsi sebagai anti radang tenggorokan

19. Mencegah osteoforosis

20. Mencegah timbulnya alergi

21. Melindungi lever

22. Mencegah hepatitis

23. Membantu menghalangi penyebaran virus HIV

24. Mengurangi bahaya merokok

25. Memperlambat penuaan

26. Baik dikonsumsi untuk penderita diabetes

27. Mampu mencegah keracunan makanan

(Diambil dari berbagai sumber)

1.3.2 Karakteristik dan komposisi ikan.

Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak

dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat

mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui

semua lapisan masyarakat.

Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air

dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk

berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi

diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga

kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,

serta garam yang bersih. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, antara lain

dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, pengasapan, peragian,

dan pendinginan ikan, berikut Tabel 1.1 data kandungan ikan segar :

Page 13: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 5

Tabel 1.1 : Data Kandungan ikan segar

Komposisi Ikan segar per 100 gram

Kandungan

Air 76 %

Protein 17 %

Lemak 4,5 %

Miniral dan Vitamin 2,52-4,5 %

Sumber: kandungan Ikan (Afrianto & Liviawaty 2005)

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi,

dan kandungan lemaknya rendah sehingga banyak memberikan manfaat kesehatan

bagi tubuh manusia.

Manfaat makan ikan sudah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang

dan Taiwan ikan merupakan makanan utama dalam lauk sehari-hari yang

memberikan efek awet muda dan harapan hidup lebih tinggi dari negara lainnya.

Penggolahan ikan dengan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang

mengkonsumsi ikan lebih banyak.

1.4. Tujuan dan Mamfaat Penulisan

Peningkatan nilai guna dan nilai ekonomis dilakukan dengan

memanfaatkan ekstrak teh hijau menjadi pengawet ikat yang bermamfaat bagi

kesehatan. Selain itu, hasil melalui teknologi membran ini akan menghasilkan

kualitas air yang terbebas dari kandungan logam berat sehingga dapat menjamin

keselamatan ekosistem perairan serta tidak membahayakan manusia. Selain itu

bagi berbagai pihak, seperti pemerintah, industri gula, industri kimia, kalangan

industri pada umumnya, masyarakat, dan bagi akademisi. Manfaat tersebut di

antaranya :

Page 14: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 6

a. Pengoptimalan manfaat daun teh hijau.

b. Memberikan alternatif baru dalam menjaga kesehatan dengan produk

olahan yang alami dan minim efek samping.

c. Memanfaatkan teh hijau sebagai alternatif pengawet Ikan yang

berguna bagi kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat

dengan biaya yang terjangkau.

d. Menumbuhkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk

mendorong terciptanya wirausaha baru dengan menerapkan IPTEK.

e. Mengetahui bahwa tanaman Teh (Camellia sinensis) yang lebih

dikenal sebagai tanaman yang dijadikan minuman, ternyata dapat

dibuat menjadi bahan pengawet alternatif yang menyehatkan.

f. Meningkatkan karya kreativitas inovatif mahasiswa dalam rangka

bereksperimen dan menemukan hasil karya yang bermanfaat dan tepat

guna bagi masyarakat.

g. Mengetahui kandungan dan manfaat dari teh hijau dan ikan.

h. Memantapkan jati diri intelektual mahasiswa sebagai cerminan

masyarakat ilmiah.

Page 15: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 7

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Teh Hijau (Camellia sinensis)

Tanaman teh merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil dari famili

(Theaceae), teh memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih yang

berdiameter 2,5-4 cm dengan 7 hingga 8 petal. Daunnya memiliki panjang 4–15

cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafein sekitar 4%. Daun muda

yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu

mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua

berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas

teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya,

pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk permrosesan. Pemetikan

dengan tangan ini diulang setiap dua minggu. Tanaman ini dapat dibudidayakan

didaerah beriklim tropis dan subtropis.

2.2 Botani Tanaman Teh ( Camellia Sinensis )

Klasifikasi botani tanaman tebu adalah sebagai berikut (Sumber;Wikipedia):

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ericales

Famili : Theaceae

Genus : Camellia

Spesies : Camellia Sinensis

Nama Binomial: C. Sinensis Gambar 2.1 ; Teh Hijau

Page 16: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 8

Ekstrak teh telah menjadi perhatian karena diketahui mempunyai aktivitas

antibakteri. Pengawetan makanan organik yang diproses serta pengobatan infeksi

bakteri yang menetap sedang diselidiki.

Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri

yang menyebabkan napas buruk.

Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti

karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan

kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti

Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan

meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan

meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri

yang kebal.

2.3 Struktur Teh Hijau

Daunnya kecil-kecil. Warna air tehnya kuning pucat, seperti warna emas

cair yang encer. Teh hijau ini dikenal dua macam menurut asalnya, yakni teh hijau

Cina dan Jepang. Hampir semua teh yang diminum di Cina adalah teh hijau.

Begitu pula dengan di Jepang. Aromanya lembut agak asam.Teh hijau yang

beraroma paling lembut adalah teh Long Jing dari daratan China.

2.4 Jenis-Jenis Teh Hijau

a. Gyokuro

Teh terpilih dari daun kelas atas yang disebut tencha. Teh dinamakan

gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun harus

dilindungi dari terpaan/panas sinar matahari sehingga mempunyai aroma

yang sangat harum.

Page 17: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 9

b. Matcha

Teh hijau berkualitas tinggi yang digiling menjadi bubuk teh dan dipakai

untuk upacara minum teh. Matcha mempunyai aroma yang harum

sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai

jenis kue tradisional Jepang (wagashi), berbagai permen dan coklat.

c. Sencha

Teh hijau yang bisa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan

supaya terpapar/dipanaskan dengan menggunakan sinar matahari.

d. Genmaica

Teh jenis bancha dengan campuran butiran yang belum disosoh (genmai)

yang dibuat menjadi berondong. Teh mempunyai aroma wangi seperti

butiran beras yang setengah gosong.

e. Kabusecha

Teh jenis sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari

terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit

lebih lembut bila kita pegang dibandingkan dengan teh sencha.

f. Bancha

Teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua antara usim panas dan

musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun

teh sancha dan aromanya tidak begitu harum.

g. Hojicka

Teh yang cara pembuatanya dengan cara digonseng diatas penggorengan

atau didalam mesin pemanas (oven). Pembuatan Teh hojicka dapat dibuat

dngan sederhana tanpa memerlukan mesin.

Page 18: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 10

h. Kukicha

Teh yang cara pembuatannya dengan sederhana sehingga teh berkualitas

rendah yang merupakan gabungan dari daun teh bercmpur tangkai daun

teh.

2.5 Ikan dan Pengawet

Ikan (Chanos-chanos forsk) merupakan bahan pangan yang mudah

mengalami kerusakan (perishable food), karena mempunyai susunan jaringan

tubuh yang longgar, kandungan air yang cukup tinggi dan mengandung nutrisi

yang lengkap, sehingga mikroba dengan mudah menggunakannya sebagai media

pertumbuhan. Untuk itu diperlukan suatu penanganan yang khusus supaya ikan

bandeng segar tidak cepat mengalami kerusakan/pembusukan.

2.6 Pengawetan Ikan

Pengawetan merupakan usaha manusia untuk mempertinggi daya tahan dan

daya simpan ikan dengan tujuan agar kualitas ikan dapat dipertahankan tetap

dalam kondisi baik. Cara pengawetan dan pengolahan ikan pascapanen dilakukan

berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :

1. Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi, sehingga

merupakan media yang baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan

mikroorganisme yang lain.

2. Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Dengan kondisi

demikian pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah sedangkan pada

saat lain sangat rendah. Oleh karena itu diperlukan cara-cara pengawetan

dan pengolahan yang mampu memproses ikan dengan cepat dan cermat

terutama pada saat produksi sedang melimpah.

3. Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim. Setiap saat

manusia dapat membutuhkan ikan. Dengan dikembangkannya cara-cara

Page 19: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 11

pengawetan dan pengolahan yang cepat dan cermat, daya tahan dan daya

simpan ikan dapat lebih lama sehingga dapat memenuhi kebutuhan

manusia setiap saat.

Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti :

a. Menggunakan suhu tinggi.

b. Menggunakan suhu rendah

c. Mengurangi kadar air

d. Menggunakan zat antiseptik

2.7 Pengawetan dengan Es

Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat highly perishable,

terutama pada kondisi tropis ikan lebih cepat mengalami kemunduran mutu. Hal

ini merupakan suatu fakta yang dapat ditangani dengan cara menurunkan suhu

tubuh ikan agar kesegarannya tetap maksimal. Penurunan suhu tubuh ikan dapat

dilakukan dengan media pendingin yang berfungsi untuk menarik atau

memindahkan panas dari dalam tubuh ikan ke bahan lain sehingga suhu tubuh

ikan rendah (Afrianto & Liviawaty 2005).

Penggunaan suhu rendah berupa pendinginan dan pembekuan dapat

memperlambat proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh ikan yang

mengarah pada kemunduran mutu ikan. Prinsip proses pendinginan dan

pembekuan adalah mengurangi atau menginaktifkan enzim dan bakteri

pembusuk dalam tubuh ikan. Penanganan ikan dengan menggunakan suhu

rendah membutuhkan media pemindah panas atau yang lebih dikenal dengan

refrigerant. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai media pendingin untuk

penanganan ikan di antaranya es batu atau es balok, es kering, air dingin, es

ditambah garam, air laut yang didinginkan dengan es, air laut yang didinginkan

secara mekanis, dan udara dingin (Junianto 2003).

Page 20: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 12

Salah satu cara yang paling sederhana dan biasa dilakukan untuk

memperpanjang daya simpan/keawetan ikan bandeng segar adalah dengan

menambah es batu/pecahan es batu untuk menurunkan suhu tubuh ikan; karena

dengan suhu yang rendah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan pembusukan

dapat dihambat perkembangbiakannya dan proses autolisis dapat dihambat pula

sehingga kesegaran ikan dapat terjaga baik.

2.8 Pengawetan dengan Pengasapan

Ikan asap adalah hasil pengawetan ikan secara tradisional yang

pengerjaannya merupakan gabungan dari penggaraman (perendaman dalam air

garam) dan pengasapan sehingga memberikan rasa yang khas. Selama pengasapan

berlangsung senyawa mikroba yang ada didalam kayu dapat menjadikan ikan

lebih tahan lama serta awet karna faktor penggaraman. Berbagai cara pengapasan

tergantung kepada faktor-faktor berikut :

a. Jenis ikan yang diasap

b. Besar kecilnya ikan yang diasap.

Ikan yang diolah dengan pengasapan dapat menjadi awet disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya berkurangnya kadar air ikan sampai di bawah 40%,

adanya senyawa-senyawa di dalam asap kayu yang menghambat pertumbuhan

mikroorganisme pembusuk, dan terjadinya koagulasi protein pada permukaan

ikan yang mengakibatkan jaringan pengikat menjadi lebih kuat dan kompak

sehingga tahan terhadap serangan mikroorganisme. Senyawa-senyawa anti

mikroba yang terdapat di dalam asap kayu misalnya berbagai macam aldehida,

alkohol, keton, asam dan sebagainya. Pengasapan juga dapat memperbaiki

penampakan ikan karena permukaan ikan menjadi mengkilat.Ikan yang diawetkan

dengan pengasapn hanya mempunyai daya awet yang relative singkat,tergantung

kepada kesegaran ikan yang dipakai,lama pengasapan, banyaknya asap yang

terserap, serta kadar garam dan kadar air pada produk akhir.

Page 21: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 13

Untuk memperpanjang daya awet dapat dilakukan dengan cara

mengkombinasikannya dengan cara-cara pengawetan lainnya, misalnya

menggunakan zat-zat pengawet (preservative), penggalengan atau penyimpanan

pada suhu renda. Menurut hasil percobaan yang dilakukan di Lembaga Penelitian

Teknologi Perikanan, ikan bandeng yang diasap dengan cara kombinasi

pengasapan panas dan dinginbila disimpan pada suhu kamar hanya tahan sampai 7

hari, sedangkan bila disimpan pada suhu rendah (+30 C) dapat tahan lebih dari

150 hari. Kadar garam dan kadar air bandeng asap tersebut masing-masing 4% –

57%. Untuk mendapatkan ikan asap yang bermutu baik, maka hal-hal yang harus

diperhatikan ialah :

a. Kesegaran dan kondisi ikan yang akan diasap

b. Konsentrasi dan kebersihan larutan garam

c. Jenis kayu yang digunakan sebagai sumber asap dan

d. Kontrol terhadap suhu dan jumlah asap dalam kamar pengasap.

2.9 Pemanfaatan Teh Hijau

Minum teh sudah menjadi kebiasaan manusia sejak berabad-abad yang

lalu. Bahkan di Jepang, acara minum teh sudah menjadi sebuah acara ritual

tersendiri. Menurut legenda, teh berasal dari daratan China, tepatnya di propinsi

Yunan, pada masa pemerintahan Kaisar Shen Nung yang memerintah di tahun

2737 SM. Waktu itu Kaisar sedang merebus air untuk minum dan tanpa disengaja,

beberapa helai daun tertiup angin dan masuk ke baskom berisi air mendidih, itulah

pertama kalinya Kaisar mencicipi air coklat dengan aroma harum yang kemudian

dinamakan Jia yang artinya tanaman yang rasanya pahit.

Pada tahun 780, seorang sastrawan dari China bernama Lu Yu menulis

sebuah buku berjudul Ch'a Ching atau dalam bahasa Inggris berarti Classic of

Tea, membahas mengenai sejarah teh, cara menanam teh, cara membuat dan

menikmati teh. Buku ini kemudian menjadi buku panduan bagi orang-orang di

Page 22: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 14

luar negara China dalam menanam teh.Pada masa itu, teh dibuat dengan cara

merebus daun teh kering sampai mendidih lalu disajikan.Teh mulai masuk ke

Jepang sekitar tahun 500, oleh seorang biarawan China yang datang ke Jepang

menyebarkan agama Zen. Selama masa pemerintahan Kaisar Han, Tang, Soon dan

Yuan, komoditas teh diperkenalkan ke dunia luar melalui pertukaran kebudayaan

menyeberangi Asia Tengah menyelusuri Jalur Sutra .

Pada tahun 1644, East India Company yaitu perusahaan perdagangan

Inggris dibawah pemerintahan Ratu Elizabeth I membuka kantor di Xiamen, pada

masa itulah daun teh dikenal oleh umum sebagai minuman yang diseduh air

panas. Teh dikenal di Indonesia sejak tahun 1686, ketika seorang Belanda

bernama Dr. Andreas Cleyer membawanya ke Indonesia sebagai tanaman hias.

Usaha perkebunan teh dipelopori pertama kali oleh Jacobson pada tahun 1828 dan

menjadi salah satu tanaman yang harus ditanam rakyat melalui politik Tanam

Paksa (Culture Stetsel).

Keberadaan teh celup berasal dari kejadian yang tidak disengaja. Seorang

pengimpor teh dari New York bernama Thomas Sullivan (pendiri pabrik teh

merek Lipton) mengirimkan contoh teh kepada para pelanggannya dalam kantung

sutera kecil, ternyata cara ini kemudian dikembangkan untuk menyajikan teh

dalam kemasan teh celup yang lebih praktis seperti yang saat ini kita nikmati.

Hingga kini teh China tetap dipercaya memiliki berbagai macam khasiat yang

sangat berguna untuk tubuh. Teh yang dalam bahasa latinnya disebut Camelia

Sinensis, tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian 200-2000

meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14-25 derajat Celcius.

Masyarakat laut yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan sebagian

besar mengelola sendiri ikan-ikannya tersebut. Termasuk para penambak ikan.

Ikan sendiri memiliki cara pembudidayaan, pengolaan ataupun penyakit yang

berbeda satu sama lain.

Page 23: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 15

2.10 Pemanfaatan Teh Hijau pada ikan.

Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi

yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak jenuh.

Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh kita

yang telah rusak. Selain air, protein merupakan bagian utama dari susunan

(komposisi) tubuh kita. Protein dalam ikan berguna untuk :

e. Mempercepat pertumbuhan badan (baik tinggi maupun berat).

f. Meningkatkan daya tahan tubuh.

g. Mencerdaskan otak/mempertajam pikiran.

h. Meningkatkan generasi/keturunan yang baik.

Di samping kelebihan tersebut, ikan memiliki kelemahan yakni mudah

membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging

unggas dan mamalia karena pada saat ditangkap ikan selalu berontak sehingga

banyak kehilangan glikogen dan glukosa. Glikogen dan glukosa pada hewan yang

mati dapat mengalami glikolisis menjadi asam piruvat yang selanjutnya diubah

menjadi asam laktat. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap

maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam

laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati

normal.Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan

bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk

dikonsumsi.

Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air

dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk

berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi

diperlukan perlakuan yang baik selama proses pengawetan seperti: menjaga

kebersihan bahan dan alat yang digunakan, menggunakan ikan yang masih segar,

serta garam yang bersih.

Page 24: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 16

BAB III

METODE PENULISAN

Penulisan karya tulis ini dimulai dengan pencarian data-data dan informasi

berupa pengamatan secara langsung serta data sekunder yang berasal dari surat

kabar, buku-buku teks, jurnal-jurnal, laporan hasil penelitian, dan artikel-artikel

dari internet. Dalam menyelesaikan masalah, karya tulis ini didekati dengan studi

literatur dan komunikasi personal agar didapatkan gambaran yang nyata tentang

permasalahan. Adapun langkah-langkah penulisan karya tulis adalah berikuti ini:

a. Inventarisasi ide atau gagasan.

Sebuah ide dapat dimunculkan melalui berbagai jalan antara lain dengan

imajinasi, membaca, komunikasi pribadi denagn para ahlia,focus group

discussion, menghadiri seminar, atau cara-cara yang lebih spektakuler

seperti mimpi.

b. Memilih ide atau gagasan

memilih ide manakah yang harus kita kembangkan menjadi topic yang

hangat serta up to date untuk kita wacanakan ke depannya nanti.

c. Membuat rancangan tulisan.

Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar tidak menulis sesuatu yang di

luar topik . Sesuaikan kerangka dengan judul atau topik yang kami pilih.

Di bagian ini kami merancang bagaimana sumber-sumber bacaan nantinya

di kumpulkan dan disusun. Apakah kami akan menyajikannya dalam

bentuk tabel, gambar, ilustrasi atau kombinasinya.

d. Menghimpun sumber bacaan yang sesuai, berdasarkan kerangka tulisan.

mencari bahan bacaan yang sesuai dengan topik tulisan kami yang telah

dirangkum dalam bentuk kerangka tulisan. Baca sumber bacaan secara

Page 25: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 17

efisien agar kami tidak banyak kehilangan waktu hanya membaca bahan

bacaan yang sebenarnya kurang begitu kami perlukan.

e. Menyusun intisari-intisari ke dalam sub judul sesuai kerangka tulisan.

Intisari-intisari yang telah kami buat disusun ke dalam sub-sub judul yang

sesuai dalam kerangka tulisan. Intisari tersebut dirangkai sehingga kalimat

yang satu saling berkesinambungan.

f. Mengolah data, fakta atau informasi

Disini kami menafsirkan dan mengintisarikan suatu tulisan ilmiah. Pada

tahap ini kami harus hati-hati menafsirkan sebuah tulisan. Hasil analisis

data tersebut kami jelaskan secara singkat, padat dan akurat pada bagian

analisis dan sintesis.

g. Metode analisis dan sintetis

Anda disini dapat membuat perbandingan-perbandingan antara satu

sumber bacaan dengan sumber bacaan lainnya. Anda dapat mengulas

kelemahan-kelemahan yang anda temukan dalam sumber-sumber bacaan.

Anda dapat mengulas pula kelebihan-kelebihan yang anda temukan, dan

manfaat yang dapat dipetik dari sumber tulisan yang ada.

j. Menyimpulkan Hasil Analisis dan Sintetis

Hasil analisis dan sintesis tersebut disimpulkan yang dap at berupa fakta,

data atau informasi, konsep, temuan, ide, gagasan, hipotesis dll.

Page 26: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 18

BABA IV

ANALISIS DAN SINTETIS

4.1 Teh Hijau

Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah

dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses oksidasi

dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan menggunakan uap

atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di atas wajan panas). Teh

yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk lembaran daun teh atau digulung

rapat berbentuk seperti bola-bola kecil (teh yang disebut gun powder).

Teh hijau dibuat dari daun teh yang tidak difermentasi sehingga

mengandung polyphenols konsentrat tinggi. Teh hijau sering dimanfaatkan untuk

mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung, menurunkan kolesterol,

menurunkan berat badan (terutama lemak perut). Teh hijau juga memberi manfaat

dalam menurunkan risiko diabetes dan Alzheimer’s. Komponen kimia teh yang

disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro

menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik

metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika

dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini

akan meningkatkan efektifitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang

kebal.

4.2 Tanda-Tanda Ikan Yang Sudah Busuk :

a. mata suram dan tenggelam;

b. sisik suram dan mudah lepas;

c. warna kulit suram dengan lendir tebal;

d. insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;

e. warna keseluruhan suram dan berbau busuk.

Page 27: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 19

4.3 Tanda-Tanda Ikan Yang Masih Segar

a. daging kenyal;

b. mata jernih menonjol;

c. sisik kuat dan mengkilat;

d. sirip kuat;

e. warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;

f. insang berwarna merah;

g. dinding perut kuat;

h. bau ikan segar.

4.4 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Es

Penggunaan es dapat berfungsi dengan baik apabila faktor suhu

lingkungan mendukung; apabila suhu lingkungan tinggi (panas) maka es akan

cepat mencair, sehingga fungsi es sebagai penghambat perkembangan bakteri

pembusuk dan proses autolisis tidak dapat bekerja dengan maksimal; apalagi

mengingat Indonesia merupakan daerah dengan iklim tropis yang suhu udaranya

cenderung selalu tinggi (panas).Berdasar hal tersebut maka diperlukan cara lain

yang dapat diaplikasikan sebagai bahan pengawet ikan segar.

4.5 Kelemahan Pengawetan Ikan dengan Pengasapan

Dalam Pengasapan ikan mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

tekstur ikan dapat berubah menjadi keras terutama jika pengasapan dilakukan

pada suhu rendah dalam waktu lama. proses pengasapan secara sempurna

memerlukan waktu yang cukup lama. ikan asap yang teksturnya menjadi sangat

keras diperlukan proses rehidrasi (pembasahan kembali) sebelum ikan tersebut

dapat dikonsumsi langsung oleh manusia terutama dalam kehidupan sehari-hari.

Page 28: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 20

Ikan yang telah diasap harus disimpan di tempat yang kering dan tertutup

rapat. Kerusakan yang sering terjadi pada ikan asap adalah terjadinya

pertumbuhan jamur atau kapang, karena jamur dapat tumbuh pada makanan

dengan kadar air rendah. Pertumbuhan jamur pada ikan asap dapat menyebabkan

terjadinya perubahan bau menjadi tengik dan perubahan tekstur.

4.6 Ekstraksi Teh Hijau

Teh hijau (Camellia sinensis) mengandung Mengandung komponen

volatile sejumlah 230 macam.

Tabel 4.1 : Kandungan zat gizi dalam teh hijau.

No. Nama Zat Presentase dan Jumlah Yang Dikandung

Teh Hijau

1. Polyphenol 10 - 25 %

2. Tannic acids 9 - 20 %

3. Vitamin C 150 - 250 mg %

4. Vitamin E 25 - 70 mg %

5. Vitamin K 300 - 500 IU/g

6. B-carotene 13 - 20 %

7. Kalium 1795 mg %

8. Magnesium 192 mg %

9. Mangan 300 - 600 ug/ml

10. Flour 0.1 - 4.2 mg/L

11. Zinc 5.4 mg %

12. Selenium 1 - 1.8 ppm %

13. Copper 0.01 mg %

14. Iron 33 mg %

15. Kalsium 7 mg %

16. Caffein 45 - 50 mg%

Page 29: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 21

Ditinjau dari segi kandungan gizinya, teh hijau mengandung banyak sekali zat

yang bermanfaat bagi tubuh.Teh hijau memiliki antioksidan yang tinggi dan

terdapat 3 kandungan vitamin yang berguna bagi tubuh yaitu vitamin C,E dan K.

Selain itu pada the hijau juga terdapat B-carotene, kalsium , zinc dan zat-zat lain

yang bermanfaat bagi tubuh.

Manfaat Teh Hijau

Teh Hijau secara spesifik mempunyai manfaat-manfaat antara lain:

1. Membantu perlindungan terhadap kanker.

Menurut U.S. National Cancer Institute, kandungan katekin dalam

polifenol yang terdapat pada teh hijau memiliki peranan penting dalam

pencegahan kanker. Penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa oksidan

tak aktif polifenol, mengurangi jumlah dan ukuran tumor, serta

menghalangi pertumbuhan sel kanker, kemih,ovarium, esofagus dari organ

kerongkongan ke perut), paru-paru, pankreas, prostat, kulit dan perut.

2. Membantu mencegah aterosklerosis.

Antioksidan yang terdapat dalam teh hijau juga dipercaya untuk mencegah

penumpukkan lemak di dalam pembuluh darah dengan menekan proses

oksidasi LDL (kolesterol jahat). Antioksidan ini juga mengurangi

kemungkinan penggumpalan darah dan membantu arteri (pembuluh darah)

menjadi rileks sehinga dapat melancarkan aliran darah.

3. Menjaga kadar kolesterol baik.

Penelitian menyatakan bahwa teh hijau menurunkan kolesterol secara

keseluruhan dan meningkatkan HDL (kolesterol baik) pada hewan dan

manusia. Polifenol dalam teh hijau membantu menghadang proses

penyerapan usus dan melancarkan pengeluarannya dari dalam tubuh.

Page 30: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 22

4. Membantu mengendalikan diabetes.

Teh hijau telah digunakan secara tradisional untuk mengendalikan gula

darah dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa teh hijau

dapat membantu pengaturan glukosa dalam tubuh. membantu

mengendalikan diabetes.

5. Membantu melawan penyakit pada hati

Teh hijau sepertinya melindungi hati dari efek buruk senyawa beracun

seperti alcohol.

6. Penurunan berat badan.

Ekstrak teh hijau mampu meningkatkan metabolisme dan membantu

membakar lemak. Beberapa peneliti menduga polifenol, khususnya

katekin yang bertanggung jawab dalam proses pembakaran lemak.

7. Rileksasi.

Minum secangkir teh hijau hangat dapat membantu menghasilkan

perasaan rileks dan meningkatkan daya ingat karena kandungan asam

amino L-teanin di dalamnya.

8. Meningkatkan sistem daya tahan tubuh.

Penelitian yang dilakukan The Brigham and Women’s Hospital

menyebutkan bahwa kandungan teanin dalam teh hijau meningkatkan

kapasitas sel Gamma Delta T untuk melawan penyakit dan membantu

tubuh melawan infeksi.

9. Memperkuat sistem pencernaan dan pernafasan karena kandungan

bioflavonoid. Anti bakterial dan membantu mencegah lubang di gigi.

Page 31: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 23

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ikan yang segar kita tahu selalu dicari dan diminati para konsumen.Ikan

banyak dikonsumsi karena gizinya tinggi serta harga yang terjangkau

untuk semua kalangan.

2. Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi

yang tinggi di antaranya mengandung mineral, vitamin, dan lemak tak

jenuh.

3. Sistem pengawetan yang sudah dikenal seperti menggunakan es batu dan

pengasapan sudah merupakan cara yang sudah aman. Namun, masih

memiliki kelemahan yang lebih sulit untuk diatasi dibandingkan dengan

menggunakan teh.

4. The hijau memiliki senyawa katekin yang terkandung 30 – 40% di dalam

teh. Senyawa tersebutlah yang menjadi pengawet pada teh.

5. Teh hijau yang digunakan adalah the hijau berjenis Sencha yang mudah

didapatkan dan tumbuh di Indonesia.

6. Teh hijau dapat diaplikasikan menjadi pengawet ikan yang lebih efektif

dan efisien dibandingkan dengan es dan pengasapan.

5.2 Saran

1. Penyuluhan kepada para nelayan dan pengelola ikan mengenai cara

pengawetan ikan yang lebih baik dan aman yaitu, dengan menggunakan

teh hijau.

2. Lebih mendalami lagi penelitian menganai alternative pengawetan ikan

yang lebih efisien dan efektif.

3. Membuat usaha teh hijau untuk pengawetan ikan agar para nelayan dan

pengelola ikan lebih mudah dalam mendapatkan teh hijau tersebut.

Page 32: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana 24

DAFTAR PUSTAKA

Chowdhury SR, Alisia MP, Dave HAB, Johan E. 2006. Influence of porous

substrate on mesopore structure and water permeability of surfactant

template mesoporous research. Journal of article technology modern

process Green Tea. 277: 6-10.

Forlink. 2000. Paket Terapan Produksi Bersih pada Industri Kecil. [terhubung

berkala] forlink.dml.or.id.(13 Oktober 2010).

Goering, P, P. Norberg-Hodge and J. Page. 1993. From the Ground Up.

Rethinking Industrial Agriculture.Bristol-Berkeley. Zed Books i.a.w.

International Society for Ecology and Culture.

Soerjani, M, A. Yuwono dan Dedi Fardiaz. 2006. Lingkungan Hidup, Pendidikan,

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan. Yayasan

Institut Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL), Jakarta.

http: //repository.usu.ac.id/ diaskes 12 Desember 2013

http: /id.wikipedia.org/ diaskes 14 Desember 2013

http: //jenis teh dan manfaatnya fantasmiclovers.htm/ diaskes 17 Desember 2013

http: //ekstrak teh hijau-pasuruan-kecantikan.htm/ diaskes 19 Desember 2013

http: /yunias19ocean-teh hijau alami.htm/ diaskes 21 Desember 2013

http: //www.ristek.go.id/index.php?mod=News&conf=. diaskes 25 Desember 2013

http: //id.wikipedia.org/wiki/Manusia diaskes 2 Januari 2014

http: //www.organicwearapparel.com/index.page&id=5 diaskes 4 Januari 2014

http: //www.natural-living-for-women.com/html diaskes 5 Januari 2014

http: //www.technologyindonesia.com/news.php? diaskes 6 Januari 2014

Page 33: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana L - ix

LAMPIRAN

Gambar L-1 : Pengawetan Ikan secara Tradisional Oleh Nelayan

Gambar L-2 : Pengawetan ikan dengan es

Page 34: Karya Tulis 2014-Lengkap

Universitas Mercu Buana L - x

Gambar L-3 : Pengawetan ikan dengan pengasapan

Gambar L-4 : Serbuk Teh HIjau yang dipakai untuk Bahan Pengawet