karya seni populer
TRANSCRIPT
KARYA SENI POPULER
William Romanowski, Eyes Wide Open: Looking for God in Popular Culture. Ch. 4
TEOLOGI DAN BUDAYA POPULER PPST UKDW
Budaya dan Iman
Budaya adalah bagian dari ciptaan Allah yang diciptakan dengan dahsyat dan ajaib (Mz 139:4)
Budaya merupakan respon manusia terhadap perintah Allah yang paling mendasar dan paling awal: “berkembang biaklah dan bertambah banyaklah…” (Kej 1:28)
Budaya adalah cara kita memahami dan menjalani hidup di dalam dunia milik Allah
Karya Seni Populer (KSP) sebagai “teks” budaya populer
KSP sangat penting karena mencerminkan apa yang orang banyak percayai dan hargai
KSP adalah sarana yang vital dan penting dalam komunikasi budaya
Menyatakan keutamaan cinta, nilai-nilai demokrasi dan gagasan egalitarian, seperti dalam film Titanic, Notting Hill, Platoon
KSP berfungsi sebagai kritik sosial dan kritik kultural dengan mengangkat isyu-isyu dilematis dalam kehidupan nyata sekarang ini
Film “Philadelphia” tentang homoseksualitas dan AIDS, “When a Man Loves a Woman” tentang masalah kecanduan alkohol, “Sleeping with Enemy” mengenai KDRT, “NYPD Blue” mengenai kriminalitas, keamanan publik dan sistem hukum
KSP membentuk kesatuan sosial melalui pengalaman (menjadi audience) bersama yang menciptakan identitas komunalKSP membantu dan mengoreksi ‘collective memory”
Film “Dance with the Wolves” memberi gambaran tentang keluhuran budaya Indian Sioux yang selama ini dianggap biadab
KSP sebagi Entertainment
KSP bukanlah realitas tetapi visi artistik tentang realitas
KSP merupakan hasil karya komunitas orang-orang kreatif, bukan individu-individu kesepian seperti para pencipta produk “budaya tinggi” abad 19
KSP memang bersifat entertaining. Hal ini tidak salah sama sekali
Manusia punya kebutuhan yang sah akan hiburan dan kesenangan
Kualitas menghibur KSP bersamaan dengan potensinya untuk membuka wawasan (pesan budaya)
Pandangan banyak gereja cenderung negatif terhadap KSP
KSP dipandang sebagai saingan gereja dalam menyediakan entertainment, membentuk persepsi dan memengaruhi sikap/pendapat
Moralitas dan Religiositas Karya Seni Populer
KSP tidak boleh dituntut untuk memiliki muatan religius yang eksplisit (seperti tuntutan kaum evangelikal)
Karya seni yang baik tidak harus mengandung simbol-simbol atau ikon-ikon keagamaan
KSP dan Etika Kristen
Konsep moral KSP berbeda dari konsep moral kristen
Paradigma budaya dalam KSP seperti dalam film-film melodramatik Hollywood, tidak sama dengan paradigma Kristen
Karakter dan nilai-nilai dalam film-film Hollywood tidak sama dengan Alkitab
Meskipun demikian, pendekatan moralistik (seperti kritik kaum evangelikal tentang adegan sex) bukanlah cara yang tepat
Kritik etika Kristen terhadap KSP tidak seharusnya bersifat menghentikan kesenangan menikmati KSP. Sebaliknya, seharusnya punya kepedulian untuk mengoptimalkan aspek entertaining KSP sehingga lebih layak dinikmati
Kritik-kritik moralis dan “confessional” cenderung mengabaikan aspek artistik –yang membuat KSP layak dinikmati, dan terpancang pada “isi” secara superficial
Kritik etika Kristen harus mengajukan keberatan atas eksploitasi yang tak senonoh terhadap sex, kekerasan dan kata-kata kotor dalam KSP, tetapi perlu disadari bahwa semua itu bukan hanya ada pada KSP melainkan juga pada karya seni “tinggi”
Othello (Shakespeare) juga mengandung banyak kata-kata kasar, rasis dan vulgar
Etika Kristen perlu memiliki akuntabilitas yang memadai untuk dapat memberi sumbangan dalam diskursus tentang budaya populer. Di situlah (perbincangan budaya) seharusnya konteks peran etika Kristen
Orang Kristen dapat menikmati KSP justru dalam kapasitas sebagai orang beriman
Sebagai penikmat yang kritis, tidak hanya menerima tetapi juga merespon
KSP mengangkat isyu-isyu kehidupan dari perspektif para artis menjadi ilustrasi hidup yang layak direspon
Dengan merespon KSP, perspektif iman Kristen justru menjadi relevan dengan kehidupan aktual