karya ilmiah ~ sumini

20
IKB (IMAJINASI KALENG BEKAS) PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF IKB BAGI PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL BEST PRACTICE Disajikan dalam Rangka Pemilihan Pendidik SDLB Berdedikasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 Oleh Nama : SUMINI,S.Pd NIP : 19630415 198405 2 006 NUPTK : 9747741641300002 Nama Sekolah : SDLB NEGERI Pemerintah Kota Tegal DINAS PENDIDIKAN 2015

Upload: nooryadi

Post on 10-Nov-2015

44 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

BEST PRACTICEPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF IKB MATA PELAJARAN SBK BAGI PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL

TRANSCRIPT

  • IKB

    (IMAJINASI KALENG BEKAS)

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

    IKB BAGI PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA

    DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL

    BEST PRACTICE

    Disajikan dalam Rangka Pemilihan Pendidik SDLB Berdedikasi

    Tingkat Provinsi Jawa Tengah

    Tahun 2015

    Oleh

    Nama : SUMINI,S.Pd

    NIP : 19630415 198405 2 006

    NUPTK : 9747741641300002

    Nama Sekolah : SDLB NEGERI

    Pemerintah Kota Tegal

    DINAS PENDIDIKAN

    2015

  • 2

    PENGESAHAN

    BEST PRACTICE

    IKB

    (IMAJINASI KALENG BEKAS)

    PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF IKB BAGI

    PESERTA DIDIK TUNA GRAHITA

    DI SDLB NEGERI KOTA TEGAL

    Karya Ilmiah ini disahkan dalam rangka Pemilihan Pendidik SDLB Berdedikasi

    Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

    Mengetahui,

    Kepala SDLB Negeri Kota Tegal

    Dra. SEPHOLINDARSIH

    NIP. 196509181993122001

    Tegal, Mei 2015

    Penulis

    SUMINI, S.Pd.

    NIP. 196304151984052006

    ii

  • 3

    ABSTRAK

    Pembelajaran IKB (Imajinasi Kaleng Bekas) merupakan inovasi baru

    di dunia pendidikan, terutama pada proses pembelajaran bagi Peserta

    Didik Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal. Pembelajaran IKB

    dengan memanfaatkan kaleng bekas dapat meningkatkan wawasan,

    kreativitas, dan rasa cinta terhadap lingkungan. Sampel penelitian ini

    adalah siswa kelas 2 CD SDLB Negeri Kota Tegal sebanyak 14 siswa.

    Siswa dibimbing oleh guru dalam mendaur ulang kaleng bekas menjadi

    tempat pensil dan celengan. Hasil karya siswa tersebut dipasang pada

    etalase kios sekolah dan siap dipasarkan. Dengan demikian, pemanfaat

    kaleng bekas yang dikemas sedemikan rupa, dapat menjadi nilai tambah

    dan membentuk peserta didik menjadi mandiri, memiliki ketrampilan dan

    kreativitas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

    Kata kunci : Pembelajaran, IKB, kaleng bekas.

    iii

  • 4

    KATA PENGANTAR

    Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul Pengembangan Media

    Pembelajaran Interaktif Imajinasi Kaleng Bekas (IKB) bagi Peserta Didik Tuna

    Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal

    Karya Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dari Kepala SDLB

    Negeri Kota Tegal untuk mengikuti Lomba PTK Berdedikasi Tingkat Provinsi

    Jawa Tengah Tahun 2015. Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis telah

    berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun

    sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari

    teknik penulisan maupun tata bahasa. Penulis menyadari bahwa penyusunan karya

    ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan karya ilmiah ini.

    Selanjutnya terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat Kepala

    SDLB Negeri Kota Tegal yaitu Ibu Dra. Sepholindarsih yang telah memberikan

    kesempatan untuk mengikuti lomba PTK berdedikasi. Ucapan terima kasih

    penulis sampaikan pula kepada pihak yang telah membantu terwujudnya karya

    ilmiah ini.

    Tegal, Mei 2015

    Penulis

    iv

  • 5

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ...................................................................................................... i

    Halaman Pengesahan ........................................................................................... ii

    Abstrak ............................................................................................................... iii

    Kata Pengantar .................................................................................................... iv

    Daftar Isi .............................................................................................................. v

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 6

    1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................... 6

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7

    1.3 Strategi Pemecahan Masalah ................................................................... 7

    BAB I PEMBAHASAN ..................................................................................... 11

    2.1 Definisi Media Pembelajaran Interaktif ................................................. 11

    2.2 Manfaat Media Belajar .......................................................................... 12

    2.3 Deskripsi Pemecahan Masalah .............................................................. 12

    BAB III SIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................... 17

    3.1 Simpulan............................................................................................... 17

    3.2 Rekomendasi ........................................................................................ 17

    Daftar Pustaka ................................................................................................... 18

    Lampiran ........................................................................................................... 19

    v

  • 6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Kota Tegal merupakan kota pesisir yang mempunyai keindahan alam

    yang luar biasa. Kekayaan laut yang melimpah dengan keindahan pantai dan

    pasir putihnya yang dapat menentramkan jiwa bagi setiap orang yang

    melihatnya. Tetapi keindahan tersebut terancam dengan sikap konsumtif

    warga Kota Tegal yang tidak bertanggung jawab. Hal ini yang kemudian hari

    menimbulkan masalah khususnya di kota Tegal dan kota-kota lainnya pada

    umumnya. Sampah yang setiap hari menumpuk, tidak dimanfatkan dengan

    baik oleh masyarakat secara maksimal. Sikap konsumtif yang tidak seimbang

    dengan pola hidup yang tidak bertanggung jawab menyebabkan sampah di

    kota Tegal menumpuk dan menimbulkan permasalahan baru. Kebersihan

    lingkungan perlu dijaga dengan baik agar masyarakat kota Tegal dapat hidup

    dengan sehat.

    Sampah merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir seluruh negara

    di dunia. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk dan dibuang di tempat

    pembuangan akhir (TPA). Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan

    terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang

    menumpuk, pasti akan mengganggu penduduk di sekitarnya selain baunya

    yang tidak sedap, sampah-sampah sering dihinggapi lalat dan dapat

    mendatangkan wabah penyakit sehingga dapat merugikan masyarakat.

    Sampah dapat dibedakan yaitu sampah organik dan sampah anorganik.

    Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya,

    sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Manfaat sampah

    ini tidak terlepas dari kreativitas dan penggunaan ilmu pengetahuan dan

    teknologi untuk menanganinya.

    6

  • 7

    Dari latar belakang tersebut diatas, maka penulis memanfaatkan sampah

    anorganik yang berupa kaleng bekas sebagai media pembelajaran bagi siswa

    Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal. Media pembelajaran yang

    digunakan ialah melalui IKB (Imajinasi Kaleng Bekas). IKB dilakukan

    dengan memanfaatkan kaleng bekas yang sudah tidak terpakai untuk dibuat

    barang yang lebih bermanfaat. Melalui IKB dapat membantu anak Tuna

    Grahita untuk mengenal sampah dan pemanfaatanya serta memicu imajinasi

    dan kreativitas siswa yang pada umumnya masih kurang.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengangkat

    permasalahan dengan rumusan masalah sebagai berikut

    1. Bagaimana proses pembelajaran siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota

    Tegal dengan menggunakan media pembelajaran IKB?

    2. Bagaimana Hasil atau Dampak dari Pelaksanaan IKB bagi Peserta Didik

    Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal?

    Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penulisan karya

    ilmiah adalah sebagai berikut.

    1. Untuk memberikan gambaran secara jelas bagaimana proses

    pembelajaran siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal melalui

    IKB.

    2. Untuk mengenalkan sampah anorganik dan pemanfaatannya kepada

    siswa Tuna Grahita di SDLB Negeri Kota Tegal.

    3. Untuk mengetahui kreatifitas imajinasi peserta didik dalam

    memanfaatkan sampah kaleng.

    1.3. STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

    1.3.1 Deskripsi Tahapan Pembelajaran Interaktif Melalui IKB

    IKB merupakan akronim dari Imajinasi Kaleng Bekas. Maksud dari IKB

    adalah peserta didik Tuna Grahita menggunakan kemampuan imajinasinya dalam

  • 8

    pemanfaatan kaleng bekas dengan bantuan dan bimbingan pendidik. Tahapan IKB

    adalah sebagai berikut

    1. Persiapan

    Pada tahap persiapan, pendidik mempersiapkan media pembelajaran

    dan materi yang akan disampaikan. Media pembelajaran yang dipilih

    penulis adalah dengan menggunakan kaleng bekas. Sebelum memulai

    pembelajaran, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik

    untuk mengingat dan mengemukakan kembali materi yang telah

    dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

    2. Pengetahuan awal

    Pada tahap ini, pendidik menggali pengetahuan awal peserta didik

    tentang materi yang akan disampaikan. Pengetahuan awal peserta didik

    dapat digali dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang berkaitan

    dengan topik bahasan sehingga pendidik mempunyai tolak ukur

    sebagai perbandingan dengan pengetahuan akhir peserta didik setelah

    melakukan kegiatan pembelajaran.

    3. Kegiatan Eksplorasi

    Pada tahap ini, pendidik mengenalkan media pembelajaran berupa

    kaleng bekas dan memancing imajinasi peserta didik akan dibuat apa

    keleng bekas tersebut.

    4. Pertanyaan Peserta Didik

    Pada tahap ini peserta didik mengajukan berbagai pertanyaan yang

    berkaitan dengan topik setelah pendidik menyampaikan materi

    pembelajaran secara keseluruhan.

    5. Pengetahuan akhir

    Pada tahap ini, pendidik dapat membandingkan hasil pembelajaran

    dengan mengukur pengetahuan awal dan pengetahuan akhir peserta

    didik sehingga pendidik mengetahui hasil pembelajaran.

    6. Refleksi

    Pada tahap ini, pendidik memberikan pemahaman kepada peserta didik

    tentang materi yang telah diajarkan dan memaparkan manfaatnya

  • 9

    sekaligus memberikan nasehat yang berkaitan dengan topik bahasan

    untuk melatih peserta didik dalam berfikir secara logika tanpa mereka

    sadari.

    Berdasarkan tahapan pembelajaran interaktif di atas, maka

    langkah-langkah pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Pendidik memberikan salam kepada peserta didik

    2. Pendidik bertanya mengenai materi pada pertemuan sebelumnya

    kepada peserta didik.

    3. Pendidik memberikan pertanyaan mengenai topik yang akan

    dipelajari dengan membawa kaleng bekas sebagai media

    pembelajaran.

    4. Pendidik mengenalkan sampah anorganik dan memberikan contoh

    kreativitas kaleng bekas sebagai pemanfaat yang menarik dari

    sampah.

    5. Pendidik membagikan kaleng bekas beserta peralatan dan

    memancing kreativitas peserta didik, sehingga peserta didik dapat

    berfikir dan berimajinasi akan dibuat seperti apa kaleng bekas

    tersebut.

    6. Pendidik berfungsi sebagai pemandu, pendamping dan fasilitator

    aktif dalam pembuatan kreativitas IKB.

    7. Pendidik memberikan kesimpulan tentang topik bahasan yang telah

    dipelajari kepada peserta didik.

    8. Pendidik menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.

    Nana Sudjana (1997) mendefinisikan sumber belajar sebagai segala daya

    yang dapat dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam

    belajar. Masa depan anak tergantung dari pengetahuan dan pembelajaran yang

    didapat dari lingkungan sekitarnya yang kemudian tersimpan rapi dalam otak

    bawah sadar mereka. Menurut penelitian otak bawah sadar menunjukan semua

    potensi hidup anak, yang nantinya akan keluar dalam bentuk sikap, nilai

    kehidupan, kemampuan atau keterampilan, kecerdasan, kepribadian dan kebiasaan

    atau pola kehidupannya ke depan. Hal ini terjadi karena pola kerja otak bawah

  • 10

    sadar selama 24 jam penuh tanpa terhenti. Ia bekerja secara terus-menerus dan

    berkesinambungan. Ia bekerja mulai dari sejak dilahirkan, dewasa dan kemudian

    mati. Sehingga otak bawah sadar mereka berkembang secara pesat. Menjadi guru

    di SDLB, perlu keuletan, kesabaran dan rasa tanggung jawab yang besar dalam

    menghadapi peserta didik. Karena peserta didik yang mempunyai keterbatasan

    mental dibutuhkan pendidik yang kreatif dan sabar sehingga mereka dapat

    mengembangkan institusi mereka secara pesat.

  • 11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Definisi Media Pembelajaran Interaktif

    Pembelajaran interaktif adalah sebuah proses pembelajaran yang saling

    timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Maksudnya ketika pendidik

    menyampaikan pesan kepada peserta didik dengan jelas maka peserta didik

    akan memberikan respon atau umpan balik kepada pendidik mengenai pesan

    yang telah disampaikan. Sehingga proses pembelajaran akan menarik dan

    suasana belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena adanya

    hubungan yang saling timbal balik diantara keduanya. Sedangkan menurut

    Suparmandan Tarhuri (2005:18) mengemukakan bahwa Model

    pembelajaran interaktif merupakan proses pembelajaran yang

    memungkinkan para pembelajar aktif melibatkan diri dalam seluruh proses

    baik secara mental maupun secara fisik.

    Menurut Hj.Titi Surtiatidan Sri Rejeki (1999:1), Media pendidikan

    dalam pengertian yang luas adalah semua benda tindakan atau keadaan yang

    dengan sengaja diusahakan atau diadakan untuk memenuhi kebutuhan

    pendidikan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan menurut Gagne

    (1970), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta

    didik yang dapat memotivasi peserta didik untuk belajar.

    2.2. Manfaat Media Belajar

    Keberadaan media pembelajaran sangat penting peranannya dalam

    menentukan hasil belajar peserta didik. Media dapat memudahkan pendidik

    dalam menjelaskan materi dan menyampaikan pesan kepada peserta didik.

    Banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan menggunakan media dalam

    proses pembelajaran yaitu:

    a. Memotivasi minat atau tindakan peserta didik

    11

  • 12

    Dengan menggunakan media belajar maka peserta didik akan termotivasi

    untuk mengikuti proses pembelajaran kemudian akan ditunjukan melalui

    tingkah laku atau tindakan mengenai apa yang telah mereka pelajari

    karena dengan menggunakan media belajar, para peserta didik dapat

    berimajinasi secara jelas tentang materi atau pesan yang disampaikan

    oleh pendidik.

    b. Pembelajaran lebih menarik

    Untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang menarik bagi peserta didik

    maka pemilihan media belajar yang tepat sangat diperlukan.

    Saat ini berbagai metode belajar tengah berkembang pesat di

    seluruh dunia, sehingga setiap peserta didik akan mampu

    mempelajari apapun secara lebih cepat sekitar 5-20x

    lebihcepat- bahkan 10-100x lebih efektif, padausiaberapapun.

    (Gordon D. Dan Jeannette V).

    c. Pembelajaran lebih interaktif

    Dengan menggunakkan IKB dapat membuat peserta didik lebih aktif

    dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pembelajaran lebih

    interaktif. Hal ini disebabkan karena media mempermudah peserta

    didik dalam memahami pesan yang disampaikan oleh pendidik.

    d. Dapat menumbuhkan sikap positif pada peserta didik

    Dengan menggunakan IKB yang positif akan menciptakan emosi

    positif pada peserta didik. Dampak dari emosi positif ini sangat luar

    biasa karena akan mempengaruhi perkembangan jiwa peserta didik

    untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab karena sadar dengan

    lingkungan sekitar.

    2.3. Deskripsi Pemecahan Masalah

    IKB merupakan akronim dari Imajinasi Kaleng Bekas. Imajinasi

    adalah imajinasi para peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini

    merupakan salah satu kemampuan otak kiri yang berperan sangat penting

    dalam intuisi dan seni yang mempunyai ciri khas keindahan. Dengan

    Imajinasi kaleng bekas maka para peserta didik Tuna Grahita dapat

  • 13

    berkreasi dengan pemanfaatan kaleng bekas sebagai media pembelajaran

    yang interaktif.

    Sampah kaleng termasuk sampah anorganik. Dalam karya ilmiah

    ini penulis mempunyai gagasan bahwa dalam rumah tangga banyak

    ditemukan sampah kaleng antara lain : Kaleng susu, kaleng permen,

    kaleng roti, kaleng sarden, kaleng minuman, kaleng cat. Melihat sampah

    kaleng yang masih bagus sepertinya Penulis merasa sayang kalau

    dibuang saja, dijual pun tidak laku. Kemudian dengan melihat banyaknya

    sampah kaleng tersebut akhirnya timbul agar sampah kaleng dapat

    dimanfaatkan dan dibentuk menjadi barang, sehingga menjadi sebuah

    produk yang dapat dijual dan digemari oleh masyarakat serta sampah

    kaleng itu sudah tidak berupa sampah lagi, melainkan menjadi barang

    yang berharga contohnya antara lain tempat pensil, tempat tisu,

    tabungan, tempat permen, tempat kecantikan, tempat pernak-pernik

    seperti jarum, kancing, peniti, bros, dan lain-lain.

    Biasanya sampah kaleng banyak menumpuk pada bulan-bulan

    tertentu contoh: kaleng roti dan permen banyak pada saat Hari Raya Idul

    Fitri, Natal karena banyak orang membeli roti kaleng, permen untuk

    berkunjung. Maka dari itu mencari sampah kaleng tidaklah sulit.

    Di SDLB Negeri Kota Tegal memanfaatkan sampah kaleng atau

    disebut Daur Ulang Kaleng Bekas menjadi tempat pensil atau

    tabungan. Dalam pembuatan tempat pensil dan tabungan bisa dengan

    bermacam-macam cara. Tetapi disini penulis akan meneliti pembuatan

    tempat pensil dan tabungan atau yang sering masyarakat sebut celengan.

    Cara pemanfaatan sampah kaleng :

    A. Dengan Pengecatan

    Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah: kaleng bekas, cat

    berwarnaputih, pensil atau pulpen, cat warna-warni.

    1) Pertama yang harus disiapkan adalah kaleng bekas sebagai bahan

    utama, kemudian dicuci bersih baik bagian dalam maupun luarnya.

    Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan kotoran yang menempel

  • 14

    pada kaleng, setelah kaleng dibersihkan kemudian dikeringkan agar

    dapat dilakukan proses selanjutnya.

    2) Setelah kaleng bersih dan kering kemudian dilakukan proses

    pelapisan kaleng dengan menggunakan cat berwarna putih untuk

    melapisi merk dari kaleng.

    3) Setelah kaleng dilapisi kemudian dikeringkan dengan cara di angin-

    anginkan. Proses selanjutnya adalah dengan melukis kaleng dengan

    menggunakan pensil atau pulpen. Pola gambar menurut selera,

    contoh gambar hewan, bunga, pemandangan, angka, huruf kartun,

    atau yang disukai. Setelah pola tergambar pada kaleng lalu dapat

    mengecatnya dengan warna-warna yang cerah atau yang menyolok.

    4) Karena ini adalah proses daur ulang maka peserta didik bisa

    meningkatkan kreativitasnya sesuai dengan kemampuan yang

    dimilikinya.

    B. Dengan cara menggunakan kain flanel

    Bahan-bahannya adalah kaleng bekas, kain flannel bermacam-

    macam warna, jarum, benang, manik-manik, lem UHU, gunting, pulpen,

    pensil, penggaris.

    Cara membuatnya :

    1) Siapkan bahan-bahan yang diperlukan

    2) Cuci hingga bersih kaleng bekas, lalu keringkan beberapa menit.

    3) Potong bagian atas kaleng bekas permen tersebut dengan

    menggunakan gunting.

    4) Setelah terlepas dari bagian atasnya lalu siapkan kain flannel untuk

    mengukur pola pada kaleng bekas permen tersebut untuk melapisi

    bagian luar kaleng.

    5) Setelah diukur kemudian gunting kain flannel tersebut, lalu mulailah

    dijahit menggunakan jarum jahit.

    6) Setelah semua tertutup buatlah motif-motif hiasan yang lucu pada

    kertas sesuai keinginan untuk menghias permukaan kaleng yang

    sudah dilapisi flanel.

  • 15

    7) Setelah membuat motif-motif pola pada kertas, lalu guntinglah kain

    flannel mengikuti pola pada kertas.

    8) Kemudian tempel motif-motif pola lucu tersebut dengan

    menggunakan lem UHU ke permukaan kaleng.

    9) Hiaslah permukaan kaleng semenarik mungkin sesuai keinginan.

    10) Selesai dan siap untuk digunakan sebagai tempat pensil atau tempat

    uang recehan.

    Sekilas cara membuat tempat pensil dan tabungan sangatlah mudah

    bagi pembaca yang mempunyai IQ normal atau bahkan Peserta didik

    cerdas.Tetapi disini tidak mudah bagi peserta didik Tuna Grahita,

    yang ada di SDLB Negeri Kota Tegal.Peserta didik Tuna Grahita

    rata-rata mempunyai IQ kurang lebih 68-52 (Binet) atau 69-55

    (WISC) hal ini dilihat dari hasil tes IQ. Maka dari itu peserta didik

    tuna grahita mengalami perkembangan kognitif, ada hambatan, serta

    perkembangan motorik juga mengalami hambatan menulis,

    menyulam, menggunting. Oleh sebab itu dalam pemanfaatan

    sampah kaleng bagi peserta didik tuna grahita sangatlah penting

    mengingat banyak hambatan yang disandangnya. Tetapi penulis

    percaya dibalik itu semua pasti ada solosinya. Untuk member

    motivasi kepada peserta didik tuna grahita dalam memanfaatkan

    sampah kaleng menjadi barang-barang yang berarti dan dapat

    dipasarkan di masyarakat.

    Dalam membuat tempat pensil dan tabungan ini masih

    memerlukan bimbingan guru pada awal pertama karena peserta didik

    tuna grahita mempunyai ciri-ciri keterbatasan intelegensi sehingga

    menyebabkan mudah lupa, mudah bosan, tetapi peserta didik tuna

    grahita kalau diberi bimbingan secara intensif dan

    berkesinambungan akan mendapat hasil yang baik. Oleh karena itu

    untuk menyelesaikan 1 buah macam tempat pensil agak lama. Dalam

    membuat sampah kaleng, agar menjadi barang yang punya harga jual

  • 16

    tinggi dalam membuat keterampilan seperti diatas harus secara rutin

    atau drill diulang-ulang sampai bisa melakukan sendiri.

    Setelah selesai, pasang di etalase kios sekolah, untuk siap

    dipasarkan. Dengan demikian apabila pemanfaatan sampah kaleng

    dikemas sedemikian rupa, sehingga mendapat nilai tambah yang

    menyenangkan. Maka dari itu dapat membentuk peserta didik

    menjadi mandiri dan siap berkarya dan berkreasi sesuai dengan

    kemampuan yang dimiliki. Ada pepatah cacat bukan hambatan untuk

    berprestasi.

  • 17

    BAB III

    SIMPULAN DAN REKOMENDASI

    3.1 Simpulan

    Dari hasil pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa

    pembelajaran IKB merupakan inovasi baru bagi dunia pendidikan terutama

    untuk proses pembelajaran bagi peserta didik tuna grahita di SDLB Kota Tegal

    sehingga hasil yang diharapkan dari pembelajaran dengan menggunakan media

    tersebut dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta didik sehingga

    manfaat yang diharapkan dari pembelajaran dengan menggunakan IKB dapat

    meningkatkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan pemanfaatan sampah

    yang tepat guna.

    3.2. Rekomendasi

    Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya tulis ini masih jauh dari

    sempurna baik dari pola dan tata penulisannya, prosedur kerja maupun

    pembahasan yang kurang mendalam dan mendetail. Berkenaan dengan hal

    tersebut diatas, maka penulis sangat berharap atas tanggapan, masukan ataupun

    kritikan dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan Best Practice

    kedepan. Karya ilmiah ini ditulis semata-mata dalam rangka pengembangan

    kreativitas dan profesi dan tidak bermaksud untuk mendiskriditkan pihak-pihak

    manapun. Apabila ada kata-kata ataupun tulisan yang kurang berkenan dihati

    para pembaca, penulis menyampaikan maaf. Berkaitan dengan kajian karya

    tulis ini, maka dapat penulis rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

    a. Diperlukan adanya kerjasama yang baik dan komitmen yang kuat dari

    semua pihak demi tercapainya hasil pembelajaran yang maksimal.

    b. Pengembangan dan peningkatan secara terus menerus dan

    berkesinambungan dalam pengembangan media interaktif pembelajaran IKB

    sehingga mendapatkan hasil yang sempurna bagi dunia pendidikan.

    17

  • 18

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Internet : Aldy Putra.net/2012/81/pengertian-sampah-organik-dan-non

    organik.

    2. Psikologi Anak Luar Biasa. Somantri, PsyCH. Hal 83 88

    3. -----------------. Nana Sudjana.1997

    4. -----------------. Suparman, Tarhuri 2005

    5. -----------------. Titi Sutiarti, Sri Rejeki. 1999

    18

  • 19

    LAMPIRAN

    1. Sebelum Proses

    19

  • 20

    2. Sesudah Proses