karya ilmiah pramuka
DESCRIPTION
proposal penelitianTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fakta menunjukkan bahwa 90% remaja seluruh negeri Korea
menggunakan komputer dan separuhnya adalah pemakai internet. Di
Singapore 59% penduduknya memiliki PC di rumah. Di New Zealand, 32%
dari rumah terus meningkat kurang lebih 14% per-tahun. Selain itu, semua
akses ke internet setiap tahun semakin murah. Hal itu berarti, bahwa anak
muda sekarang akan menghabiskan waktunya lebih banyak di kamarnya,
chatting (mengobrol) dengan teman-temannya secara online, men-“download”
musik dan hiburan lain, dan mengerjakan PR-nya di Web. Sekarang mereka
telah memperlihatkan gejala-gejala kurang pergaulan sosial (“social
withdrawal”) dan mereka merasa kurang nyaman apabila mereka tidak
ditemani “mainan digital” mereka.
Karena berbekal informasi tersebut, lingkup perhatian anak-anak
sekarang terhadap bidang-bidang kepedulian lainnya semakin menyusut.
Mereka harus selalu “modern” dan “kalem, tak tersentuh”. Mereka hidup di
dunia “ruang” bukan “tempat”. Mereka lebih banyak belajar dari internet dari
pada dari ruang kelas tradisional.
Sejalan dengan hal itu, dalam upaya meningkatkan kehidupan
masyarakat pada taraf yang lebih baik sehingga bisa berkembang secara
dinamis, pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk
2
mewujudkan hal tersebut. Dalam hal ini, pendidikan merupakan usaha untuk
memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam rangka mencapai
kedewasaannya, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap segala
perbuatannya dan dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun
rohaniah. Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha yang fundamental
dalam kehidupan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, pendidikan kepramukaan
mempunyai peran penting dalam rangka mentransformasikan nilai-nilai yang
ada dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa gerakan kepanduan nasional yang lahir dan mengakar di bumi nusantara merupakan bagian terpadu dari gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karenanya, gerakan kepanduan nasional Indonesia mempunyai andil yang tidak ternilai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan itu.1
Pada umumnya, masyarakat memandang bahwa kegiatan Pramuka
cuma sekedar mainan dan hiburan, mengisi waktu kosong, mencari teman dan
lain sebagainya. Padahal tidak demikian dan tidak sesederhana yang kita
bayangkan, Pramuka mempunyai tujuan, tugas dan fungsi yang lebih dari hal
itu. Gerakan Pramuka mampu mendidik dan membina kaum muda Indonesia
guna mengembangkan kepribadiannya; mental, moral, spiritual, emosional,
sosial, intelektual dan fisiknya.
Bahwa Gerakan Pramuka, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan kepanduan nasional, dibentuk karena dorongan kesadaran bertanggung jawab atas kelestarian Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dengan asas Pancasila, Gerakan Pramuka menyelenggarakan upaya pendidikan bagi kaum muda melalui kepramukaan, dengan
1 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 3.
3
sasaran meningkatkan sumber daya kaum muda, mewujudkan masyarakat madani, dan melestarikan keutuhan:- negara kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhineka Tunggal
Ika;- ideologi Pancasila;- kehidupan rakyat yang rukun dan damai;- lingkungan hidup di bumi nusantara.2
Hal di atas dapat dijadikan landasan berpikir kita bahwa Gerakan
Pramuka mempunyai peranan penting bagi terbentuknya proses pendidikan,
moral, watak, dan budi pekerti masyarakat Indonesia, khususnya generasi
muda sebagai penerus bangsa yang saat ini mulai tidak lagi percaya dengan
dirinya, dan mulai merasa tidak lagi bangga sebagai bangsa Indonesia.
Pergaulan yang kebarat-baratan lebih disukai dari pada budaya timur yang
lebih bernilai dan bermartabat.
Di satu sisi pendidikan akhlaq ditekankan, namun di sisi lain
tauladan tidak ada, yang ada justru kebalikan atas apa yang diterimanya dalam
dunia pendidikan. Ada orang tua yang lebih mengutamakan nilai akademis
dibandingkan nilai akhlaq dan budi pekerti, disadari atau tidak hal ini
merupakan salah satu peran atas kerusakan moral atau kepribadian yang
didera generasi muda dewasa ini. Betapa tidak, setiap hari anak dituntut untuk
pintar secara akademis saja, tanpa memperhatikan keluwesan pergaulan,
kepekaan sosialnya, pengembangan kepribadian dan tata krama atau adat
kesopanan (unggah-ungguh) terhadap orang lain terutama orang tua.
Oleh karena itu, di sinilah letak fungsi Gerakan Pramuka sebagai
lembaga pendidikan non-formal, di luar sekolah atau di luar keluarga, dan
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda. Gerakan
2 Ibid, 3-4.
4
Pramuka memiliki sistem yang ideal untuk membantu para orang tua, guru,
pemerintah dan negara dalam memberikan pendidikan watak dan budi pekerti
bagi generasi muda, tentunya setelah mereka menjadi anggota.
Sebagai salah satu kekuatan sosial budaya, Gerakan Pramuka juga
memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Tiap anggota
Pramuka dapat berperan aktif, kreatif, dan produktif kalau mereka
dipersiapkan dan dibina secara mendalam agar mempunyai kemampuan dan
keterampilan serta memiliki rasa bangga dan rasa tanggung jawab terhadap
nusa dan bangsa. Di samping memiliki tujuan pengembangan dan
pembentukan mentalitas anggota secara pribadi, Gerakan Pramuka juga akan
membentuk rasa tanggung jawab yang akan dirasakan masyarakat luas, hal ini
tentunya sesuai dengan idealitas tujuan Pramuka.
Maka dengan demikian, rasa yang dibentuk dalam pendidikan
kepramukaan akan menjadikan masyarakat yang bertanggungjawab terhadap
nusa dan bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat yang
ber-Pancasila, berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta
mampu menyelenggarakan pembangunan.
B. Fokus Penelitian
Dalam suatu penelitian, masalah menjadi ciri atau tolak ukur sebuah
penelitian karena inti penelitian adalah memecahkan masalah-masalah.
Biasanya masalah muncul setelah kita mempelajari teori dari beberapa ahli
dan dapat pula masalah ditemukan dari pengalaman pribadi.
5
Untuk lebih mengarahkan pembahasan dari penelitian, maka rumusan
tetap menjadi fokus dari jalannya penelitian, karena perumusan masalah itu
akan lebih memperinci bidang-bidang kajian penelitian, sehingga dari sana
akan muncul sekian argumen yang kemudian akan menjadi hipotesis yang
akan dibuktikan kebenaranya.
Rumusan masalah harus mencantumkan semua rumusan yang hendak
dicari jawabannya melalui penelitian yang harus disusun secara singkat, tegas,
spesifik, operasional yang dituangkan dalam kalimat tanya.3
Arikunto menjelaskan bahwa agar penelitian dapat dilaksanakan dengan
lancar, maka peneliti harus memfokuskan atau merumuskan masalahnya
sehingga jelas dari mana ia memulai, ke mana harus pergi dan dengan apa.4
Maka dari itu, untuk mengarahkan sekaligus memberikan batasan yang
jelas dalam pembahasan ini, fokus masalah yang dapat penulis rumuskan
adalah sebagai berikut:
1. Fokus Masalah
Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan kepramukaan
di Gerakan Pramuka Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010
dalam mengadakan pembinaan kepribadian?
2. Sub Fokus Masalah
a. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan
kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 –
3 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Jember: STAIN Jember, 2009), 44.4 Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 22.
6
01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam
mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek kognitif?
b. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan
kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 –
01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam
mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek afektif?
c. Bagaimana langkah-langkah yang ditempuh oleh pendidikan
kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus Depan Jember 01.151 –
01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti 2009-2010 dalam
mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek psikomotor?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan, tujuan pokok suatu
penelitian adalah memecahkan permasalahan yang tergambar dalam latar
belakang dan rumusan masalah. Oleh karena itu, tujuan penelitian dirumuskan
berdasarkan rumusan masalah.5
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian mengacu kepada masalah-
masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.6
Moleong mengemukakan bahwa tujuan suatu penelitian ialah
memecahkan masalah, hal itu dilakukan dengan menyimpulkan sejumlah
pengetahuan yang memadai dan yang mengarahkan pada upaya untuk
5 Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), 71.6 Tim Penyusun, Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa, (Jember: STAIN Jember, 2009), 44.
7
memahami atau menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan dengan penelitian
tersebut.7
Dari beberapa pengertian dan mengacu pada perumusan masalah, maka
peneliti megklasifikasikan tujuan penelitian menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus.
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui secara mendalam sistem dan langkah-langkah yang
ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus
Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti
2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah yang
ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus
Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti
2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek
kognitif.
b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah yang
ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus
Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti
2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek
afektif.
c. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah yang
ditempuh oleh pendidikan kepramukaan di Gerakan Pramuka Gugus
7 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), 62.
8
Depan Jember 01.151 – 01.152 Pangkalan STAIN Jember masa bhakti
2009-2010 dalam mengadakan pembinaan kepribadian di bidang/aspek
psikomotor.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
peneliti, obyek penelitian dan masyarakat (pembaca). Adapun manfaat yang
diharapkan adalah:
1. Bagi peneliti; diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan
tentang bagaimana menulis sebuah karya ilmiah yang baik guna sebagai
bekal mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah selanjutnya, serta
memberikan wawasan yang integral terhadap disiplin ilmu yang
berhubungan dengan masalah pendidikan.
2. Bagi obyek penelitian, dalam hal ini Gerakan Pramuka Pangkalan
STAIN Jember; a) hasil penelitian nantinya dapat dijadikan sebagai bahan
pemikiran dan pertimbangan di dalam pelaksanaan pendidikan
kepramukaan, khususnya yang berorientasi pada pembinaan kepribadian
anggota atau peserta didik, b) diharapkan dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan policy untuk pembinaan kepribadian
anggota atau peserta didik berdasarkan nilai-nilai yang telah ditetapkan
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta Dasa Dharma dan
Tri Satya Pramuka.
9
3. Bagi masyarakat/pembaca; mengenalkan dan memberi wawasan atau
pengetahuan bahwa Gerakan Pramuka tidak sekedar sebagai wadah
kegiatan bermain dan hiburan bagi anak-anak dan remaja, melainkan juga
sebagai wadah pembinaan dan pengembangan kepribadian generasi muda,
yang nantinya menjadikan mereka dan anak-anak mereka menjadi
masyarakat yang bertanggungjawab terhadap nusa dan bangsa,
mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat yang ber-Pancasila,
berkepribadian luhur, cerdas, terampil, kuat dan sehat serta mampu
menyelenggarakan pembangunan.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas
terhadap penelitian, menghindari adanya salah pengertian dalam memahami
masalah, serta untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran yang jauh
terhadap konsep yang ada dan mengarahkan jalannya penelitian dengan baik.
Maka dari itu, penulis memberikan definisi istilah yang nantinya dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam memahami penelitian ini. Judul yang
dimaksud adalah “Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan
Kepribadian”.
a. Orientasi Pendidikan Kepramukaan
Sebelum dijelaskan tentang pengertian orientasi pendidikan
kepramukaan itu sendiri, maka terlebih dahulu perlu diketahui apa yang
10
dimaksud dengan orientasi, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan
kepramukaan.
1) Orientasi
Istilah orientasi menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al
Barry diartikan dengan peninjauan; hal mencari pedoman.8 Orientasi
juga diartikan sebagai peninjauan untuk menentukan sikap (arah,
tempat, dan sebagainya).9
2) Pendidikan Kepramukaan
Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.10
Ki Hajar Dewantara, sebagaimana dikutip oleh Suyudi,
mendefinisikan pendidikan sebagai "tuntunan segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak agar mereka kelak menjadi manusia dan anggota
8 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Penerbit ARKOLA, t.t), 548.
9 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1023.10 Tim Penyusun, Undang-Undang SISDIKNAS (No. 20 Th. 2003), (Bandung: Fokusmedia,
2003), 3.
11
masyarakat yang dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya".11
Sedangkan pengertian kepramukaan adalah “proses pendidikan
di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkugan keluarga dalam
bentuk kegitan menarik, menyenangkan, sehat, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan
Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak,
akhlak dan budi pekerti luhur”.12
Kepramukaan merupakan proses kegiatan belajar sendiri yang progresif bagi kaum muda untuk mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik mental, moral, spiritual, emosional, social, intelektual dan fisik, sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.13
Jadi, yang dimaksud dengan Pendidikan Kepramukaan adalah
usaha sadar dan terencana dalam membina dan mengarahkan Sumber
Daya Manusia Pramuka, baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat, menjadi manusia yang mandiri, peduli, tanggung
jawab dan berpegang teguh pada nilai dan norma masyarakat yang
disesuaikan dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian dari “Orientasi
Pendidikan Kepramukaan” adalah tinjauan terhadap sikap, arah secara
tepat dan benar dalam rangka mengembangkan potensi Sumber Daya
11 Suyudi, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur'an: Integrasi Epistemologi Bayani, Burhani, dan Irfani, (Yogyakarta : Mikraj, 2005), 52.
12 Kwarnas, Gerakan Pramuka; Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, (Jakarta: Kwarnas, 2005), 28.
13 Lock Cit.
12
Manusia pada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat
kemanusiaannya melalui proses pendidikan kepramukaan.
b. Pembinaan Kepribadian
Dalam upaya memperoleh pengertian terhadap pembinaan
kepribadian peserta didik/anggota yang diinginkan dalam penulisan
proposal ini, maka perlu adanya penjelasan dari kalimat tersebut.
Penjelasan yang dimaksud adalah sebaga berikut:
1) Pembinaan
Pembinaan merupakan proses membina, penyempurnaan atau
perbaikan, serta upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Dengan demikian, dapat kita pahami bahwa pembinaan adalah upaya
untuk mengadakan perbaikan dalam rangka mencapai tujuan.
2) Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan dikarenakan
banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian
adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan
pengukurannya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kepribadian adalah sifat
hakiki yang tercantum pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang
membedakannya dari orang atau bangsa lain.14
14 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 895.
13
Menurut Sultuan dalam Fudiyartanta, yang dimaksud dengan
kepribadian adalah pola kehidupan yang relatif menetap dari situasi-
situasi antara pribadi yang berubah yang menjadi ciri manusia.
Kepribadian merupakan entitas hipótesis yang tidak dapat dipisahkan
dari situasi-situasi antara pribadi dan tingkah laku, antar pribadi
merupakan satu-satunya segi yang dapat diamati sebagai
kepribadian.15
Sedangkan menurut Zakiah Djarajat yang dikutip oleh
Djamarah, kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma’nawi),
sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah
penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan.16
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat dalam segala segi
dan aspek kehidupan.
Jadi, yang dimaksud dengan Pembinaan Kepribadian adalah proses
membina, penyempurnaan atau perbaikan terhadap sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang yang bersifat abstrak, yang sukar dilihat
dalam segala segi dan aspek kehidupan.
F. Sistematika Pembahasan
15 Fudiyartanta, Psikologi Kepribadian Neo-Feudjanisme, (Yogyakarta: Zenith Publisher, 2005), 178.
16 Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), 40.
14
Untuk mengetahui skripsi ini secara keseluruhan dan berurutan sesuai
dengan pembahasannya maka dibuat sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang
masalah, fokus penelitian, alasan pemilihan judul yang terdiri dari
alasan objektif dan alasan subjektif, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi konsep, dan diakhiri dengan sistematika
pembahasan.
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bab ini berisi tentang kajian
terdahulu dan kerangka teori terkait.
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini dibahas tentang
pendekatan dan jenis penelitan, lokasi penelitian, sumber data,
teknik pengumpulan data, analisa data, dan keabsahan data.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Dalam bab ini disajikan
gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis data, serta
pembahasan temuan yang terdiri dari sejarah berdirinya Gerakan
Pramuka Pangkalan STAIN Jember, letak deografis, struktur
organisasi, tenaga pengajar, kedaan anggota Gerakan Pramuka
Pangkalan STAIN Jember serta fasilitas belajar mengajar.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. Bab ini merupakan akhir
isi skripsi yang terdiri dari kesimpulan dari data-data yang telah
diperoleh atau proposisi-proposisi yang diangkat dari hasil
penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan saran-saran.