karya ilmiah kkn

Upload: new-aqshal-adhitya

Post on 17-Jul-2015

289 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

1. A.Endositosis Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkahlangkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya.[1] Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat.

Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu: Fagositosis ("pemakanan seluler") merupakan proses di mana sel menelan suatu partikel dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai vakuola. partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.

1

Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan proses di mana sel "meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.

Endositosis yang diperantrai reseptor membutuhkan reseptor yang disebut ligan

B. Fagositosis Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit, dengan jalan mencerna mikroorganisme/partikel asing hingga menghancurkannya berkeping-keping. Sel fagosit ini terdiri dari 2 jenis, yaitu fagosit mononuklear dan polimorfonuklear. Fagosit mononuklear contohnya adalah monosit (di darah) dan jika bermigrasi ke jaringan menjadi makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulo sit, yaitu

netrofil,eusinofil, basofil dan cell mast (di jaringan). Supaya proses ini bisa terjadi, suatu mikroorgansime harus berjarakdekat dengan sel fagositnya.Proses fagositosis adalah sebagai berikut: 1. Pengenalan (recognition), yaitu proses dimana mikroorganisme/partikel asing terdeteksi oleh sel -selfagosit. 2. Pergerakan (chemotaxis); setelah suatu partikel mikroorganisme dikenali, maka sel fagosit akan bergerakmenuju partikel tersebut. Proses ini sebenarnya belum dapat dijelaskan, akan tetapi kemungkinan adalahkarena bakteri/mikroorganisme mengeluarkan semacam zat chemo-attract seperti kemokin yang dapatmemikat sel hidup seperti fagosit untuk menghampirinya. 3. Perlekatan (adhesion); setelah sel fagosit bergerak menuju partikel asing, partikel tersebut akan melekatdengan reseptor pada membran sel fagosit. Proses ini akan dipemudah apabila mikroorganisme tersebutberlekatan dengan mediator komplemen seperti opsonin yang dihasilkan komplemen C3b di dalam plasma(opsonisasi). 2

4.

Penelanan (ingestion); ketika partikel asing telah berikatan dengan reseptor di membran plasma selfagosit, seketika membran sel fagosit tersebut akan menyelubungi seluruh permukaan partikel asing danmenelannya hidup-hidup ke dalam sitoplasma. Sekali telan, partikel tersebut akan masuk ke sitoplasmadi dalam sebuah gelembung mirip vakuola yang disebut fagosom.

5. Pencernaan (digestion); fagosom yang berisi partikel asing di dalam sitoplasma sel fagosit, dengan segeramengundang kedatangan lisosom. Lisosom yang berisi enzimenzim penghancur sepertiacid hydrolase dan peroksidase, berfusi dengna fagosom membentuk fagolisosom. Enzim-enzim tersebut pun tumpah

kedalam fagosom dan mencerna seluruh permukaan partikel asing hingga hancur berkeping-keping.Sebagian epitop/ bagian dari partikel asing tersebut, akan berikatan dengan sebuah molekul kompleksyang bertugas mempresentasikan epitop tersebut ke permukaan, molekul ini dikenal dengan MHC (majorhistocompatibility complex) untuk dikenali oleh sistem imunitas spesifik. 6. Pengeluaran (releasing); produk sisa partikel asing yang tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit Fagositosis adalah proses seluler dari fagosit dan protista yang menggulung partikel padat dengan membran sel dan membentuk fagosom internal. Fagositosis adalah bentuk spesifik dari endositosis yang melibatkan internalisasi vesikular terhadap partikel padat, seperti bakteri, dan bentuk lain yang cukup berbeda dengan fagositosis, yaitu pinositosis, yaitu internalisasi vesikular terhadap berbagai cairan. Fagositosis bertanggung jawab terhadap akuisisi nutrisi pada beberapa sel, dan di dalam sistem imunitas, fagositosis adalah mekanisme utama untuk menghilangkan patogen dan serpihan sel. Bakteri, sel mati jaringan, dan partikel mineral kecil adalah contoh objek yang akan difagositasi. Proses ini mirip dengan proses memakan pada tingkat sel tunggal organisme. Di makhluk multiseluler, proses telah diadaptasi untuk mengeliminasi serpihan dan patogen. 3

Fagositosis di sistem imunitas mamalia diaktifkan oleh penempelan Pathogen-associated moleculer patterns (PAMPS), yang mengaktivasi NF-B. Oposin seperti C3b dan antibodi bisa beraksi sebagai tempat penempelan dan membantu fagositosis patogen. Fagositosis adalah sebuah proses yang aktif dimana patogen yang telah terikat oleh pencerap, akan diliputi oleh membran makrofaga dengan kontraksi sistem aktin-miosin, dan masuk ke dalam vesikel yang disebut fagosom. Setelah fagosom menjadi asam, beberapa lisosom makrofaga akan terinduksi dan membentuk fusi guna mengeluarkan enzim, protein untuk mendegradasi patogen. Fusi antara fagosom dan granula makrofaga disebut fagolisosom dengan respon antomikrobial intraselular. Degradasi bisa dilakukan dengan menggunakan oksigen ataupun tanpa oksigen

Degradasi menggunakan oksigen bergantung pada NADPH. Hidrogen peroksida dan myeloperoksidase mengaktifkan sistem berhalogenasi yang memicu penghancuran bakteri. Beberapa zat yang disekresi di dalam fagolisosom antara lain adalah hidrogen peroksida (H2O2), anion superoksida (O2-), nitrit oksida (NO). Zat ini diperoleh dengan bantuan enzim NADPH lysosomal dan enzim lain melalui proses kimiawi yang disebut respiratory burst yang disertai peningkatan konsumsi oksigen dalam rentang waktu yang sangat singkat.[1]

Degradasi tanpa oksigen bergantung pada pelepasan granula, berisi enzim proteolitik seperti defensin, lisozim, dan protein kationik. Peptida antimikrobial juga muncul dalam granula ini, termasuk laktoferin yang melepaskan zat besi untuk menyediakan kondisi yang tidak baik bagi pertumbuhan bakteri. Di berbagai protista, fagositosis digunakan sebagai cara untuk mencari

makan untuk menyediakan semua kebutuhan nutrisi mereka. Hal ini disebut nutrisi fagotropik, berbeda dengan nutrisi osmotrofik yang melakukan penyerapan, bukan fagositosis.

4

C. Autofagi Autophagy, atau autophagocytosis, adalah proses katabolik yang melibatkan degradasi dari komponen sendiri sel melalui mesin lisosomal. Ini adalah proses yang diatur secara ketat yang memainkan bagian yang normal dalam pertumbuhan sel, pengembangan, dan homeostasis, membantu menjaga keseimbangan antara sintesis, degradasi, dan daur ulang berikutnya dari produk selular. Ini adalah mekanisme utama dimana sel kelaparan direalokasi nutrisi dari proses yang tidak perlu untuk lebih-esensial proses. Berbagai proses autophagic ada, semua memiliki kesamaan degradasi komponen intraseluler melalui lisosom. Mekanisme yang paling terkenal autophagy melibatkan pembentukan membran di kawasan yang ditargetkan sel, memisahkan isi dari sisa sitoplasma. Vesikel yang dihasilkan kemudian sekering dengan lisosom dan kemudian merusak isinya.

Ini pertama kali dijelaskan pada 1960-an, [1] [2] tetapi banyak pertanyaan tentang proses aktual dan mekanisme yang terlibat masih tetap harus dijelaskan. Perannya dalam penyakit tidak juga dikategorikan, mungkin membantu untuk mencegah atau menghentikan perkembangan penyakit, seperti aterosklerosis, kanker, penyakit neurodegenerative dan infeksi kronis [3] Namun, dalam beberapa situasi, itu benar-benar dapat berkontribusi untuk pengembangan penyakit [4].

2. Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Sel prokariotik tidak memiliki membran inti, sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromator. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).

5

Sel eukariotik adalah sel yang memiliki selaput inti. Maka, materi genetiknya tidak tersebar melainkan dibungkus selaput. Jenis-jenis sel eukariotik meliputi: sel protista, sel hewan, sel tumbuhan, dan sel fungi. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik berdasarkan inti selnya dikemukakan Syamsuri (2004:57) berikut ini: Ada organisme yang intinya selnya tidak memiliki membran inti (prokarion), yaitu bakteri dan ganggang biru. Oleh karena itu bakteri dan ganggang biru disebut organisme prokariotik. Sedangkan organisme yang di dalam selnya terdapat inti yang diselubungi oleh membran inti dikenal sebagai organisme eukariotik, misalnya ganggang (selain ganggang biru), jamur, tumbuhtumbuhan dan hewan. Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel yang secara struktural b e r b e d a , H a n ya bakteri dan sel prokariotik alga dan hijau sel biru

eukariotik.

arkhea

y a n g memiliki sel prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan semuanya mempunyai sel eukariotik.

6

Lebih lengkap perbedaan antara sel perokariotik dan eukariotik, kita lihat pada tabel berikut: Struktur Membran nukleus Membran plastida Nukleus Nukleolus Plastida Mitokondria Badan golgi Kromosom DNA RNA Histon Pigmen Pembelahan Prokariotik + (tunggal) + (telanjang) + + amitosis Eukariotik + + + + +/+ + + (ganda) + (dengan protein) + + + Mitosis/meiosis

3. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Sel hewan tidak memiliki dinding sel. Protoplasmanya hanya dilindungi oleh membran tipis yang tidak kuat. Ada beberapa sel hewan khususnya hewan bersel satu, selnya terlindungi oleh cangkok yang kuat dan keras. Cangkok tersebut umumnya tersusun atas zat kersik dan pelikel, dijumpai misalnya pada Euglena dan Radiolaria. Secara umum sel hewan tidak memiliki vakuola. Jika ada vakuola, ukurannya sangat kecil. Pada beberapa jenis hewan bersel satu ditemukan adanya vakuola, misalnya pada Amoeba dan Paramaecium. Terdapat dua macam vakuola, yaitu vakuola kontraktil (alat osmoregulasi) dan vakuola non kontraktil (penyimpan makanan). Bagian paling besar pada sel hewan adalah nukleus.Dalam satu sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol ini terdapat dalam satu tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap sentriol memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom.

7

Sel Tumbuhan, bagian terluar dari sel tumbuhan adalah dinding sel. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan penunjang. Dinding yang terbentuk pada waktu sel membelah disebut dinding primer dan setelah mengalami penebalan, berubah menjadi dinding skunder. Dinding primer sel merupakan selaput tipis yang tersusun atas serat-serat selulosa. Serat ini amat kuat daya regangnya. Dinding sel yang kaku tersusun atas polisakarida: hemiselulosa dan pektin. Diantara dinding dua sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, tersusun atas magnesium dan kalium pekat berupa gel. Diantara dua sel bertetangga (saling menempel) terdapat pori. Melalui pori ini dua sel dihubungkan oleh benangbenang plasma yang dikenal plasmodesmata. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Bersama dengan vakuola, dinding sel berperan dala turgiditas sel (kekakuan sel). Ia mengakibatkan bentuk sel tetap. Sel tumbuhan memiliki vakuola yang lebih besar (dibanding sel hewan). Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel-sel tumbuhan yang memiliki vakuola paling besar adalah sel-sel parenkim dan kolenkim. Selain itu sel tumbuhan memiliki organel yang tidak terdapat di dalam sel hewan, fungi, maupun prokariota seperti bakteri dan ganggang hijau-biru, yaitu plastidBentuk plastida bisa bulat, oval maupun cakram. Plastida dibedakan menjadi leukoplas, kromoplas dan kloroplas, dimana ketiganya merupakan perkembangan dari proplastida

gambar: Perbedaan sel hewan dan tumbuhan.jpg 8

Sel Hewan 1. tidak memiliki dinding sel 2. tidak memiliki plastida 3. memiliki lisosom 4. memiliki sentrosom 5. timbunan zat berupa lemak dan glikogen 6. bentuk tidak tetap 7. pada hewan tertentu memiliki vakuola, ukuran kecil, sedikit Sel Tumbuhan 1. memiliki dinding sel dan membran sel 2. umumnya memiliki plastida 3. tidak memiliki lisosom 4. tidak memiliki sentrosom 5. timbunan zat berupa pati 6. bentuk tetap 7. memiliki vakuola ukuran besar, banyak Transpor lewat membran Transpor lewat membran dibedakan atas: 1. Transpor pasif, tanpa bantuan energi dari sel (difusi dan osmosis) 2. Transpor aktif, dengan menggunakan energi dari sel (endositosis,eksositosis dan pompa natrium kalium).

9

Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. jika kamu perhatikan beberapa jenis hewan, baik invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku. Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan, tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel tumbuhan berbeda dengan hewan.

10

A. B. C. Latar Belakang Tumbuhan merupakan salah satu kebutuhan bagi manusia . Sama halnya dengan hewan. Berbagai macam tumbuhan yang hidup di alam ini. Dengan demikian banyak ilmu-ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan. Misalnya, fisiologi tumbuhan. Fisiologi tumbuhan adalah merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tumbuhan. apa yang terjadi pada tumbuhan hingga mereka itu hidup. Fisiologi merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari proses hidup organisme, sering memiliki proses yang sama atau mirip satu sama lain. Ilmu fisika, kimia dan matematika merupakan bidang-bidang ilmu di luar biologi yang peranannya sangat penting dalam mempelajari fisiologi modern secara khusus maupun biologi secara umum. Dalam membahas mengenai fisiologi tumbuhan maka yang dibahas adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada tumbuhan yang menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari. Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan zat makanan pada tumbuhan, proses ini juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernafasan manusia. Proses fotosintesis terjadi pada daun tumbuhan. Proses fotosintesis ini tidak berlangsung pada semua sel tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Disamping itu, proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh kemampuan daun menyerap spektrum cahaya, perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan pigmen pada jaringan daun. Kloroplas adalah salah satu pigmen fotosintetik yang berperan penting dalam proses fotosintesis dengan menyerap energi matahari. Kloroplas adalah zat hijau daun yang terdapat pada semua tumbuhan yang berwarna hijau. Di dalam kloroplas terdapat klorofil. Pigmen fotosintesis ini 11

terdapat pada membran tilakoid. Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem adalah unit dari tumbuhan yang menangkap energi matahari (klorofil). Persamaan reaksi kimia fotosintesis adalah sebagai berikut : H2O (air) + CO2 (karbondioksida) + cahaya CH2O (glukosa) + O2 (oksigen)

D. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini sebagai berikut : 1. Mengetahui pada proses fotosintesis terbentuk karbohidrat. 2. Melihat dan membuktikan pada proses fotosintesis dilepaskan O2 (oksigen).

12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sifat fisiologi

yang dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah

kemampuannya untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi Bahan organic, serta diassimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika cukup ada cahaya, dan oleh karena itu asimilasi zat karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya dikatakan bahwa fotosintesis itu adalah suatu proses dimana zat-zat organik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi suatu zat orgnic karbohidrat dengan pertolongan sinar matahari/cahaya. Pengubahan sinar matahari menjadi energi kerja pada peristiwa pernapasan dalam tubuh tumbuhan, hewan atau manusia. Peristiwa ini hanya dapat terjadi jika ada cahaya matahari dan klorofil, (Alwi, dkk, 2011) Menurut Tjitrosoepomo, 1980, yang menyatakan bahwa tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Secara singkat reaksi fotosintesis yang manghasilkan glukosa dapat dituliskan sebagai berikut : 12H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O2 + 6H2O

Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama yaitu: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida) (Khoeruddin, 1999). 13

Menurut Rakasyadi, 2000, secara ringkas, perbedaan reaksi terang dan reaksi gelap yaitu : Reaksi terang Reaksi gelap : : 2 H2O > 2 NADPH2 + O2 CO2 + 2 NADPH2 + O2>NADP + H2 + CO + O + H2 +O2 atau 12 H2O + 6 CO2 > C6 H12 O6 + 6 O2 . Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil mengandung organel yang disebut kloroplas. Kloroplas inilah yang menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalam daun juga terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis (Baharudin, 1999). Daun, tempat berlangsungnya fotosintesis pada tumbuhan. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.

14

Gambar 1.1 Kloroplas

Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli. Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana (kumpulan granum).

Gambar 1.2 Pigmen

Struktur kloroplas: 1. membran luar 2. ruang antar membran 3. membran dalam (1+2+3: bagian amplop) 4. stroma 5. lumen tilakoid (inside of thylakoid) 6. membran tilakoid 7. granum (kumpulan tilakoid) 8. tilakoid (lamella) 9. pati 10. ribosom 15

11. DNA plastida 12. plastoglobula

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya memengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun,(IngenHousz,MD, 1730) Pentingnya fotosintesis bagi makhluk hidup adalah mengikat energi surya menjadi energi dalam bentuk bahan kimia kaya energi sebagai sumber makanan, serta dapat menyegarkan udara dengan menghasilkan oksigen. Oleh karena itu banyak ilmuwan melakukan penelitian tentang fotosintesis, diantaranya percobaan Ingenhousz dan Sachs. Inti dari percobaan Ingenhousz adalah bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen. Sedang menurut percobaan Sachs, bahwa fotosintesis menghasilkan amilum (Tjitrosoepomo, 1980)

16

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat dalam percobaan ini sebagai berikut : Hari/Tanggal : Senin, 17 oktober 2011 Waktu Tempat : 13.00 WITA : Laboratorium Lingkungan Biologi.

B. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan ini sebagai berikut: 1. Alumunium foil 2. Alkohol 95%, JKJ, air panas/penangas air. 3. Gelas piala, penjepit, corong, dan tabung reaksi, hot plate, dan erlenmeyer. 4. Tanaman berdaun lebar seperti (Mangga- Mangifera indica L.,) 5. Tumbuhan air, seperti hidrilla (Hydrilla verticillata Hoele).

C. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini sebagai berikut : 1. Percobaan sachs a. Menutup sebagian permukaan daun yang akan diuji/diteliti sebelum terkena sinar matahari sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 pagi sebelum terbit matahari dengan memakai kertas aluminium foil/kertas timah dan dijepit rapat dengan paper clip, biarkan selama 2-3 jam. b. Memetik daun tadi, lalu dimasukkan/dicelupkan ke dalam alkohol mendidih sampai daun tersebut layu (+ 15 menit). c. Mencelupkan lagi daun tersebut ke dalam air panas beberapa saat. 17

d. Lalu mencelupkan lagi ke dalam larutan JKJ beberapa saat, selanjutnya dibilas dengan air mengalir agar sisa larutan JKJ hilang. e. Mengamati, apa yang terjadi terhadap daun tersebut. Warna hitam atau biru tua pada daun tersebut. Menunjukan adanya amilum sebagai hasil fotosintesis. 2. percobaan Ingenhousz a. Mengisi gelas piala dengan air, kemudian masukkan tumbuhan Hydrilla verticillata kedalamnya. b. Masukkan corong terbalik ke dalam gelas piala sedemikian rupa sehingga tumbuhan hidrilla semua berada di bawah corong. c. Menutup tangkai corong tersebut dengan tabung reaksi terbalik yang berisi penuh air. d. Tempatkan percobaan ini di bawah sinar matahari atau cahaya lampu yang mempunyai intensitas tinggi (panjang gelombang seperti sinar matahari). e. Amatilah, apakah yang terjadi gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi. Jika ada, berarti terbentuk gas oksigen atau terjadi pelepasan oksigen pada proses fotosintesis tumbuhan.

18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan Percobaan Sachs

Gambar 2.1 Sesudah Percobaan

Gambar 2.2 Sebelum percobaan

Tabel 1.1 Data Pengamatan Perlakuan Hasil Pengamatan

1. Dicelupkan pada alcohol panas

Warna daun berubah menjadi hijau tua

2. Dicelupkan pada air Daun dibungkus kertas aluminium foil 3. Dicelupkan dilarutan JKJ mendidih

Warna daun tetap hijau tua

Warna daun berubah menjadi hijau muda kecoklatan

19

Warna daun menjadi 1. Dicelupkan alcohol hijau muda

2. Dicelupkan pada air panas Daun yang tidak dibungkus dengan kertas aluminium foil 3. Dicelupkan larutan JKJ

Warna tetap hijau muda

Warna daun menjadi hijau kehitaman

Percobaan Ingenhousz

Gambar 2.3 Sesudah Percobaan

Table 1.2 Data pengamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. Menit 0-5 6 10 11 15 16 20 21 - 25 Total gelembung dalam 25 menit 31 20 Banyak Gelembung 0 5 3 12 11

B. Pembahasan Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis. Pada pagi hari sebelum praktikum, sebagian daun tanaman yang sehat ditutup dengan alumunium foil dan dijepit dengan sebuah penjepit agar daun yang tertutup tadi tidak terkena cahaya matahari. Setelah terdedah cahaya matahari selama 2-3 jam, daun itu kemudian dipetik. Kemudian daun dimasukkan dalam pada beker gelas yang berisi larutan alcohol 100ml-150 ml yang dipanaskan di alat pemanas di sekitar air yang mendidih selama beberapa saat (5menit). Daun dimasukkan kedalam alcohol 95% agar klorofil larut. Dalam percobaan ini menggunakan alcohol 95%, karena daun mangga tebal sehinga menggunakan kadar yang agak tinggi. Sifat dari alcohol mudah menguap (volatil) tergantung pada panjang rangkai karbon utamanya. Jika menggunakan alcohol 70% kadarnya lebih kurang dan sulit terlarut. Setelah beberapa menit, daun tersebut ditiriskan dan ditempatkan pada sebuah cawan petri. Daun tersebut lalu ditetesi dengan larutan JKJ sehingga terjadi perubahan warna. Larutan JKJ yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya amilum pada daun tersebut. Sifat dari JKJ yaitu merubah warna. Jika terdapat amilum maka pada bagian daun yang ditetesi JKJ akan berubah warna menjadi hijau tua. Pada saat daun ditetesi dengan JKJ bagian yang sebelumnya tertutup oleh alumunium foil berwarna hijau muda, sedangkan yang tidak tertutup warnanya menjadi hijau tua. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada bagian daun yang tidak ditutupi alumunium foil terdapat amilum, sedangkan pada bagian daun yang ditutupi alumunium foil tidak terdapat amilum. Amilum merupakan salah satu hasil dari proses fotosintesis, yang berarti pada bagian daun yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis. Pada uji Ingenhousz ini bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya terbentuk gas oksigen atau terjadi pelepasan oksigen pada proses fotosintesis. Pada percobaan ini digunakan daun Hydrilla verticillata, sebab tanaman hidrilla dapat berfotosintesis di dalam air. Sehingga menghasilkan gelembung udara. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan Hydrilla verticillata ke dalam gelas 21

beaker yang dilengkapi dengan corong penutup dan tabung reaksi, kemudian memasukkan air hingga memenuhi gelas beaker dan tabung reaksi, hal ini bertujuan agar tidak ada gelembung dari luar yang dapat mempengaruhi jumlah gelembung yang nantinya akan dihitung. Dalam percobaan ini kita memberikan cahaya pada daun Hydrilla verticillata menghasilkan gelembung udara yang banyak. Sedangkan apabila kita tidak memberikan cahaya pada daun Hydrilla verticillata tidak terdapat cahaya maka tidak terjadi gelembung udara. Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum. Daun yang sebagian dibungkus kertas timah (kertas bungkus rokok) dipetik di sore hari, setelah terkena matahari sejak pagi hari, daun tersebut direbus untuk dimatikan sel-selnya. Selanjutnya daun tersebut dimasukkan ke dalam alkohol, agar klorofilnya larut sehingga daun tersebut menjadi pucat. Saat daun itu ditetesi dengan iodium, bagian yang tertutup oleh ketas timah tetap pucat, sedangkan bagian daun yang tidak tertutup warnanya menjadi biru kehitaman. Warna biru kehitaman menandakan bahwa di bagian daun tersebut terdapat amilum. Orang yang peatama sekali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Beliau memasukkan tumbuhan air Hydrila verticilata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang berisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air. Setelah diuji, ternyata gelembung tersebut adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesisis menghasilkan oksigen.

22

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dalam percobaan fisiologi tumbuhan kita dapat menyimpulkan bahwa : 1. Pada percobaan sachs , bagian yang di tutupi alumunium foil selama 1 malam mengalami perubahan warna setelah di rendam dengan larutan JKJ (Jodium Kalium Iodida). Warna yang di hasilkan yakni hijau muda . Yang mana, sebelum di taruhkan alumunium foil berwarna hijau tua. 2. Pada percobaan ingenhousz, terjadi proses fotosintesis karena menghasilkan gelembung-gelumbung udara. Faktor yang mempengaruhi terjadinya proses fotosintesis yaitu cahaya matahari. Fotosintesis merupakan peristiwa

penyusunan senyawa karbon organik dari senyawa karbon anorganik dengan bantuan energy cahaya disebut fotosintesis.

B. Saran

Dalam hal ini saya sebagai praktikan mempunyai saran sebagai berikut :1. Dalam percobaan ini memerlukan alat dan bahan yang maksimal agar

praktikum dapat bekerja lebih teratur. 2. Waktu untuk membuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) selanjutnya diperpanjang. 3. Waktu dalam percobaan ini harus maksimal.

23

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk,

2011. Proses Fiologi Pada Tumbuhan , HMB, FMIPA Universitas tadulako, Palu

Baharudin,

1999. Teori Sachs dan Ingenhousz. http:// +Teori+sach +ingenhousz&hl =d&ct=clnk&cd=1&gl=id. Diakses pada tanggal 13 Desember 2008.

Khoeruddin, 1999. Fotosintesis. www.lablink.or.id/ Bio/Sel/ fotosintesis.html. Diakses pada tanggal 12 Desember 2008. Tjitrosoepomo, 1980. Fotosintesis, Bina Aksara, Jakarta.

24