karya ilmiah bab i,ii,iii,iv dan v siti

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu Ibu (ASI) mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan bayi. Tidak ada air susu jenis lain yang memiliki komposisi yang seperti ASI. Banyak ahli percaya bahwa ASI dalam jumlah cukup merupakan sumber nutrisi tunggal selama 6 bulan sampai 8 bulan pertama kehidupan. Pemberian protein lain, termasuk susu sapi pada awal kehidupan hanya akan mempercepat dan menyebabkan induksi alergi (Gupte, 2004 : 45) Pemberian ASI saja pada bayi setelah usia 6 bulan hanya akan memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Sedangkan yang 30-40% harus dipenuhi dari makanan pendamping atau tambahan. Pada awal kehidupan perkembangan bayi lebih pesat dari pada perkembangan orang dewasa. Tumbuh kembang bayi yang optimal akan tercapai bila bayi mendapat asupan makanan yang memadai ( Indiarti, 2008 : 45) Oleh karena itu setelah bayi usia 6 bulan bayi mulai membutuhkan makanan tambahan atau yang disebut makanan

Upload: dian-rizkiana

Post on 29-Nov-2015

756 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air susu Ibu (ASI) mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi

kebutuhan bayi. Tidak ada air susu jenis lain yang memiliki komposisi yang

seperti ASI. Banyak ahli percaya bahwa ASI dalam jumlah cukup merupakan

sumber nutrisi tunggal selama 6 bulan sampai 8 bulan pertama kehidupan.

Pemberian protein lain, termasuk susu sapi pada awal kehidupan hanya akan

mempercepat dan menyebabkan induksi alergi (Gupte, 2004 : 45)

Pemberian ASI saja pada bayi setelah usia 6 bulan hanya akan

memenuhi sekitar 60-70% kebutuhan bayi. Sedangkan yang 30-40% harus

dipenuhi dari makanan pendamping atau tambahan. Pada awal kehidupan

perkembangan bayi lebih pesat dari pada perkembangan orang dewasa.

Tumbuh kembang bayi yang optimal akan tercapai bila bayi mendapat asupan

makanan yang memadai ( Indiarti, 2008 : 45)

Oleh karena itu setelah bayi usia 6 bulan bayi mulai membutuhkan

makanan tambahan atau yang disebut makanan pendamping ASI ( MP-ASI)

yaitu makanan yang diberikan pada bayi yang bersama-sama dengan ASI.

MP-ASI ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik,

psikomotorik, otak dan kognitif bayi yang semakin meningkat. Selain itu MP-

ASI diberikan untuk mengembangkan kemampuan bayi menerima berbagai

rasa dan tekstur makanan, serta mengembangkan keterampilan makan dan

proses adaptasi terhadap makanan yang mengandung alergi tinggi

(Nurhaeni, 118-119)

Page 2: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) dimulai ketika ASI tidak lagi dapat

memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi, hal ini dimulai pada usia sekitar 6

bulan. Makanan dan cairan lain diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bayi.

Namun, dibawah usia 24 bulan, bayi tetap perlu menyusui dan mendapat ASI

(Fransiska Handi, 2010)

Dari data survey Sosial Demografi Nasional (susenas) Tahun 2007-

2008, melaporkan bahwa cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 0

hingga 6 bulan di Indonesia menunjukan penurunan dari 62,2% (2007)

menjadi 56,2% (2008).

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat persentasi ASI

ekslusif tahun 2010, (29,59%) dan tahun 2011, (37,35%) serta tahun 2012

(44,97%,) tetapi walaupun mengalami peningkatan tetap dibawah target yaitu

70% dari target ASI ekslusif. Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan cakupan

pemberian ASI Ekslusif Kabupaten Pontianak Tahun 2011 sebesar (34,17%)

dan tahun 2012 mengalami peningkatan cakupan sebesar (58,1%.) Namun

demikian cakupan ini masih dibawah target sebesar 60%. Dari target ASI

ekslusif Untuk mencapai MDG’s tahun 2015 menetapkan sebesar 80%.

Berdasarkan profil Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten

Pontianak pada tahun 2011 cakupan ASI ekslusif usia 0-6 pada tahun 2011

sebesar (44,51%) dari jumlah 110 bayi. Sedangkan pada tahun 2012 sebesar

(44,%) dari 90 bayi. Data ini menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu tentang

MP-ASI masih kurang dengan banyaknya Ibu memberikan MP-ASI secara

dini. (Target ASI ekslusif kabupaten Pontianak) (Profil puskesmas Takong

tahun 2012)

Page 3: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Kenyataan di lapangan ibu yang memberikan ASI pada bayinya hanya

44% dari target 90 bayi yaitu 40 orang. Sementara yang tidak memberikan

ASI eklusif 60% dari target 90 orang yaitu sebesar 54 orang.

Pada tanggal 14 Februari 2013 peneliti telah melakukan wawancara

dengan 10 orang ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung ke

Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak, mengenai

Pengetahuan Ibu Tentang pemberian makanan pendamping ASI secara dini

usia 0-6 bulan, dan telah di dapatkan keterangan bahwa 8 dari 10 orang ibu

yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan telah memberikan makanan pendamping

ASI. Dari kedelapan orang ibu yang memberikan MP-ASI, belum mengetahui

waktu yang tepat dalam pemberian MP-ASI serta dampak pemberian MP-ASI

secara dini.

Berdasarkan latar belakang uraian diatas maka peneliti merasa tertarik

untuk melaksanakan penelitian dengan judul “ Pengetahuan Ibu Dalam

Pemberian Makanan Pendamping ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah

Kerja Puskesmas Takong Kecamatan Toho kabupaten Pontianak Tahun

2013”

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan penelitian ini, berdasarkan uraian di atas rumusan

masalah yang akan dibahas adalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu dalam

pemberian MP-ASI secara dini usia 0-6 bulan di wilayah Kerja Puskesmas

Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak Tahun 2013”.

34

Page 4: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian Makanan

Pendamping ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas

Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang :

a. Pengertian MP-ASI

b. Jenis-jenis MP-ASI

c. Waktu yang tepat pemberian MP-ASI

d. Dampak pemberian makanan pendamping ASI secara dini

e. Cara pemberian MP-ASI

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Agar peneliti dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah

diperoleh khususnya metodologi penelitian dan ilmu pengetahuan lainnya

selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Pontianak.

2. Bagi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak

Sebagai bahan referensi mengenai Pengetahuan Ibu tentang

Pemberian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Jurusan Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak dan untuk pengembangan

penelitian selanjutnya.

Page 5: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

3. Bagi Puskesmas Takong

Dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan dan sebagai bahan pendamping tentang

Pengetahuan Ibu dalam Pemberian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di

Wilayah Kerja Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten

Pontianak.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian dengan judul “Pengetahuan Ibu Dalam Pemberian

Makanan Pendamping ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja

Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak Tahun 2013”.

Belum pernah dilakukan. Tetapi ada Penelitian serupa tentang MP-ASI, yaitu

Tabel 1.1Keaslian Penelitian

NoNama

Peneliti dan Thn

Judul dan Tahun Penelitian Desain

Penelitian Variabel

Penelitian Hasil Penelitian

1.Asniati Y2010

Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI secara dini usia 0-6 bulan di wilayah kerja puskesmas senakin kecamatan tengah temila kabupaten Landak tahun 2010

Deskriptif Pengetahuan

Pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian MP-ASI yaitu hampir seluruh responden 32 orang (94%) dikategorikan kurang

2.Dian Sandira 2009

Gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi Usia 0-6 bulan di desa sei rusa kecamatan selaku tahun 2009

Deskriptif Pengetahuan

dan sikap

Pengetahuan: 50% kategori baik dan 50% kategori cukup, sikap: 60% kategori cukup

3.Lafu 2009

Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan pendamping ASI 12 bulan di wilayah kerja puskesmas kecamatan mandor kabupaten landak tahun2009

Deskriptif Pengetahuan

Pengetahuan responden tentang jadwal pemberian MP-ASi (60,6%) di kategorikan Kurang

4.Rahayu D2010

Pengetahuan ibu tentang pemberian makanan tambahan pada bayi umur 6-12 bulan di puskesmas kampong dalam kecamatan Pontianak timur tahun 2010

Deskriptif Pengetahuan

Pengetahuan responden tentang makanan tambahan pada bayi di kategorikan baik (78%)

34

Page 6: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Sepengetahuan peneliti tentang MP-ASI dini sudah pernah dilakukan

namun letak perbedaannya adalah sampel, tempat, dan waktu penelitian.

Sedangkan judul dari penelitian ini adalah: “Pengetahuan ibu dalam

pemberian MP-ASI secara dini usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas

Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak tahun 2013” dan metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.

Page 7: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil dari “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu, yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca

indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003)

Sedangkan menurut (Mubarak, 2007 :28) pengetahuan adalah

merupakan hasil mengingat satu hal, mengingat kembali kejadian yang

pernah dialami baik secara sengaja maupun yang tidak disengaja dan

ini terjadi setelah orang melakukan kegiatan dan pengamatan suatu

objek.

Pengetahuan ada beberapa tingkat yaitu Menurut Notoadmojo,

2003 : 128-130

1) Suatu bentuk tahu (Know)

Berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya dan mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

34

Page 8: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

tentang apa yang dipelajari seperti, menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami ( Comprehension)

Memahami berarti suatu kemampuan menguasai dan

menjeaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasi materi tersebut dengan benar. Seperti

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi berarti sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi telah dipelajari pada kondisi riil (sebenarnya). Misalnya

dapat menggunakan rumus statistic dan dapat menggunakan

prinsip-prinsip pemecahan masalah.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan seseorang dalam

menjabarkan materi atau suatu objek. Kemampuan analisis dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat menggambarkan,

membedakan, memisahkan mengelompokan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

seseorang untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

seperti, dapat menyusun, merencanakan, meringkas,

menyesuaikan, dan sebagainya terhadap teori atau rumus yang

telah ada.

Page 9: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

6) Evaluasi (Evaluation)

Suatu peniaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada, misalnya

dapat membandingkan antara anak yang ckup gizi dengan anak

yang kekurangan gizi dan sebagainya (Notoadmojo, 2003 : 128-

130)

b. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo, 2005. Ada enam faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah:

1) Usia

Dengan bertambahnya usia maka kemampuan

pengetahuan akan berkembang sesuai dengan kemampuan yang

didapat. Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan pada

aspek fisik dan psikologis, perubahan pada fisik secara garis

bersar ada empat kategori perubahan pertama perubahan ukuran,

proporsi, hilangnya cirri-ciri lama, timbulnya ciri-ciri baru, pada

aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin

matang dan dewasa

2) Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya

terhadap diri dan lingkungannya. Sehingga akan perbedaan sikap

antara orang yang berpendidikan tinggi dan orang yang

berpendidikan rendah.

34

Page 10: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

3) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung

atau tidak langsung.

4) Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara memperoleh

kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah

yang dihadapi dimasa lalu.

5) Media Massa

Contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran

dan majalah untuk menyampaikan sejumlah informasi sehingga

mempermudah masyarakat menerima pesan atau informasi

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Karena

lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau sikap seseorang.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2010, 11-14) Ada empat cara untuk

memperoleh pengetahuan.

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah. Apa bila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, coba dengan kemungkinan yang lain.

Page 11: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Apabila kemungkinan kedua gagal juga, dan apabila ketiga dan

keempat gagal juga. Coba terus sampai masalah tersebut dapat

terpecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang tanpa melalui

penalaran yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan ini

diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi dan

dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia

cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dengan kata lain

dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

dedukasi.

d. Cara mengukur pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden dengan tingkatan pengetahuan

(Arikunto, 2002).

34

Page 12: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Cara mengukur pengetahuan terhadap data yang bersifat

deskriptif untuk mencapai persentase dengan menggunakan standar:

1. Tinggi

Tingkat pengetahuan tinggi dapat diartikan seseorang

mampu mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menjabarkan

dan menghubungkan satu materi terhadap suatu objek.

Pengetahuan tinggi apabila 76-100%

2. Sedang

Pengetahuan sedang apabila individu kurang mampu

mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa dan

menghubungkan satu materi dengan yang lain dari suatu objek.

Pengetahuan sedang apabila nilainya 55-75%.

3. Rendah

Pengetahuan rendah apabila individu kurang mampu

mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa dan

menghubungkan satu materi dengan yang lain terhadap suatu

objek. Pengetahuan rendah apabila nilainya < 55% (Notoatmodjo,

2003)

2. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

a. Pengertian MP-ASI

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan tambahan

yang diberikan kepada bayi setelah bayi berusia 6 bulan sampai

berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI pun

harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan.

(Kementrian Kesehatan RI, 2011 :43)

Page 13: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk

menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Jadi

makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena

makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI.

Jenis makanan yang dikonsumsi bayi juga mempengaruhi kebutuhan

airnya. Umumnya kebutuhan cairan bayi 6 – 11 bulan dapat dipenuhi

dari ASI saja. Cairan tambahan dapat diperoleh dari buah atau jus

buah, sayuran dan sedikit air matang setelah pemberian makanan.

Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas

sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabia pada

masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk

tumbuh kembang optimal. Sebaliknya, apabila bayi dan anak pada

masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka

periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan

mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak baik pada saat ini

maupun selanjutnya ( Yuliarti, 2010 ).

Makanan pendamping ASI hendaknya berupa makanan yang

alami, yang dibuat sendiri dirumah, makanan alami tidak mengandung

bahan tambahan seperti bahan pengawet dan bahan pewarna yang

memberatkan organ pencernaan bayi, terutama liver dan ginjal

(Nurhaeni, 2009 : 120 ).

34

Page 14: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

b. Jenis-Jenis Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Setelah bayi berumur 6 bulan, maka untuk memenuhi kebutuhan

selanjutnya demi pertumbuhan dan perkembangan sang bayi diperlukan

makanan pendamping ASI (MP-ASI). Makanan pendamping ASI yang baik

adalah yang terbuat dari bahan makanan segar seperti : tempe, kacang-

kacangan, telur ayam, hati ayam, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. (

Fransisca Handy, 2010 : 34)

Secara umum ada dua jenis olahan MP-ASI, yaitu hasil pengolahan

pabrik atau disebut dengan MP-ASI pabrik, dan hasil pengolahan rumah

tangga atau disebut dengan MP-ASI lokal. Mengingat pentingnya aspek

sosial budaya dan aspek pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan

pemberian MP-ASI maka MP-ASI yang akan diberikan adalah MP-ASI

lokal atau disebut pula MP-ASI dapur ibu (Yuliarti, 2010)

Tabel 2.1Jenis-Jenis MP-ASI

Umur 6 Bulan 7-9 Bulan 9-13 Bulan

Sifat Makanan

Lembut, tak perlu di kunyah: cair hingga agak padat

Makanan lunak, secara berangsur-angsur sajikan makanan kasar

Sebagian makanan yang disajikan di meja makanan keluarga

Berapa banyak

1 sdt, secara bertahap diperbanyak

Porsi kecil:bahan dasar ¼ genggam, roti1/2 potong. Sayur 1/3 genggam. Protein:1-2 sdm (kuning telur 1-2 kali seminggu).

Porsi kecil:bahan dasar ¼ genggam, roti 1 potong. Sayur ½ genggam. Protein:2-3 sdm (kuning telur 2-3 kali seminggu).

Frekuensi 1-2 kali sehari:1 kali camilan (buah halus)

2-3 kali sehari makan besar: 1 kali camilan (air buah, roti, sayuran).

3-4 kali sehari makan besar:2 kali camilan (air buah, roti, sayuran).

Sumber Prabantini, 2010. Makanan pendamping ASI si kecil sehat dan cerdas berkat MP-ASI rumahan.

Page 15: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

c. Waktu Yang Tepat Memulai Pemberian MP-ASI

Seiring dengan penelitian yang terus berkembang, WHO

(Organisasi kesehatan dunia) dan ikatan dokter anak Indonesia (IDAI)

mengeluarkan kode etik yang mengatur agar bayi wajib diberi ASI

eksklusif tanpa tambahan apapun bahkan air putih sampai umur minimum

6 bulan. Setelah umur 6 bulan bayi mulai mendapatkan makanan

pendamping ASI atau MP-ASI berupa bubur susu, nasi tim, buah dan

sebagainya. WHO juga menyarankan pemberian ASI diberikan hingga

berumur 2 tahun dengan dilengkapi dengan makanan tambahan

(Prabantini, 2010)

Bayi yang siap menerima makanan padat akan memberikan sinyal kepada

orang tuanya, memberitahukan bahwa bayi sudah siap menambah variasi

dari sekedar susu. Secara umum, bayi menunjukan kesiapan menerima

makanan pendamping jika menunjukan tanda-tanda berikut (Prabantini,

2010)

1) Bayi yang mulai memasukkan tangan ke mulut dan mengunyahnya.

2) Berat badan sudah mencapai dua kali lipat berat lahir.

3) Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan.

4) Hilangnya reflek menjulurkan lidah.

5) Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika

disodori putting susu.

6) Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi ASI atau susu formula

sebanyak 4-5 kali sehari.

7) Bayi sudah dapat duduk sembari disangga dan dapat mengontrol

kepalanya pada posisi tegak dengan baik.

34

Page 16: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

8) Keingintahuannya terhadap makanan yang dimakan oleh orang lain

semakin besar. Bayi memperhatikan dengan seksama saat orang lain

makan (biasanya muut bayi ikut mengecap)

d. Dampak Pemberian Makanan Pendamping ASI Secara Dini

Bila diberikan pada usia dibawah 6 bulan, system pencernaannya

belum memiliki enzim untuk mencerna makanan, usus bayi belum dapat

menyaring protein dalam jumlah besar, sehingga dapat menimbulkan

reaksi, mual dan muntah, diare, kolik dan alergi (Nurhaeni, 2009 : 119).

Penyakit yang terkait dengan masalah pencernaan yang biasanya

terjadi pada bayi dan balita diantaranya adalah kolik atau sakit perut, mual

dan muntah, diare serta alergi terhadap makanan.(Kementerian

Kesehatan RI, 2011 : 29-30)

1) Kolik atau sakit perut

Bayi yang menangis terus menerus biasanya bayi merasakan

suatu yang tidaknyaman termasuklah kolik atau sakit perut. Bayi yang

mengalami kolik atau sakit perut timbul pada bayi yang mengkonsumsi

susu formula, karena bayi alergi susu sapi yang mengandung kasein

(protein susu) sehingga zat-zat tersebut tidak dapat dicerna.

2) Mual dan Muntah

Mual merupakan gejala yang mengalami muntah. Muntah adalah

keluarnya makanan atau cairan dari lambung melalui mulut. Dimana

otot perut menyempit dan makanan yang ada didalam lambung di

dorong naik keatas. Mual dan muantah adalah masalah yang sering

terjadi pada bayi dan anak-anak.

Page 17: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

3) Diare

Diare merupakan penyakit saluran pencernaan yang sering

terjadi pada anak-anak. Apa bila dibiarkan bisa mengakibatkan

kekurangan cairan atau dehidrasi dan apabila tidak cepat ditangani

bisa mengakibatkan kematian.

4) Alergi terhadap makanan

Belum sempurnanya kerja usus dan kekebalan pada bayi, dapat

menyebabkan terjadinya alergi terhadap berbagai jenis makanan.

Dalam situasi seperti ini, makanan harus tetap diberikan secara hati-

hati dan diskusikan dengan dokter (Wirakusuma, 2008 :30-31).

e. Cara Pemberian MP-ASI

Menurut Fransiska Handi, 2010, : 38) pada usia ini sebagai tahap

awal makanan pendamping ASi diberikan dua kali perhari. Pemberian

makanan pendamping ASI yang berlebihan dapat mengurangi konsumsi

ASI yang masih menjadi makanan utama untuk bayi dibawah 12 bulan.

Ada beberapa cara pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia

di atas 6 bulan adalah :

1) Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer

kemudian yang lebih kental secara berangsur-angsur.

2) Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat

menerimanya.

3) Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan

harus dicoba sedikit demi sedikit, misalnya telur dan cara

pemberiannya kuning diberikan terlebih dahulu setelah tidak ada

reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.

4) Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada

waktu lapar.

34

Page 18: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

B. Kerangka Teori

Dari landasan teori di atas dapat digambarkan secara skematis

dengan menggunakan kerangka teori sebagai berikut :

Keterangan :

1. Huruf cetak tebal : Diteliti

2. Huruf tidak cetak tebal : Tidak diteliti

Gambar 2.1Teori perilaku menurut Lawrence Green , (Notoatmodjo, 2010)

Faktor Predisposisi :

1. Pengetahuan

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Sikap

Faktor Pendukung

1. Ketersediaan

2. Fasilitas

Faktor Pendorong :

Sikap dan prilaku petugas

kesehatan

Perilaku

Page 19: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Pengetahuan Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI yang meliputi :

1. Pengertian makanan pendamping ASI

2. Jenis-jenis makanan pendamping ASI

3. Waktu yang tepat memulai pemberian makanan

pendamping ASI.

4. Dampak pemberian makanan pendamping ASI secara dini.

5. Cara pemberian makanan pendamping ASI.

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2

Kerangka konsep gambaran pengetahuan Ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI Usia 0-6 bulan di Puskesmas

Takong, Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

34

Page 20: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain Deskriptif, dengan

tujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek yang diteliti

(Hadari Nawawi, 2007:67 ). Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan pendekatan survey yaitu suatu cara penelitian

deskriptif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari sejumlah

responden dalam jangka waktu tertentu untuk mengetahui pengetahuan ibu

tentang pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) usia 0-6 bulan di

wilayah kerja Puskesmas Takong Kabupaten Pontianak Tahun 2013.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama 2 minggu yaitu minggu ke

tiga sampai minggu keempat di bulan Mei tahun 2013

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak.

C. Populasi dan Subyek Penelitian

1. Subyek

Menurut (Machfoedz, (2009). subjek adalah berupa benda atau

semua benda yang memiliki sifat atau ciri dari subjek yang bisa diteliti.

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai

bayi 0-6 bulan.

Page 21: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri

dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai

test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian ( Hadari Nawawi, 2007 :

150 ). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu yang

mempunyai bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Takong

Kabupaten Pontianak pada bulan Nopember 2012 sampai April 2013 yang

berjumlah 90 0rang.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh

populasi (Hadari Nawawi, 2007 : 153). Penelitian yang akan diambil oleh

peneliti adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang datang ke

Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Takong Kecamatan Toho

Kabupaten Pontianak saat peneliti melakukan pengumpulan data. Sampel

dalam penelitian ini adalah total populasi yang berjumlah 90 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel tunggal yaitu variabel yang berdiri sendiri, tidak ada variabel

lain yang mendukung (Suyanto, 2009). Variabel dalam penelitian ini adalah

variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI secara dini

usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Takong Kecamatan Toho

Kabupaten Pontianak tahun 2013.

34

Page 22: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

E. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Variabel Penelitian

Definisi operasional Alat Ukur Skala Nilai

Pengetahuan

ibu dalam

pemberian

makanan

pendamping

ASI usia 0-6

bulan

Kemampuan responden

menjawab penyataan tentang

pemberian MP-ASI secara

dini usia 0-6 bulan:

1.Pengertian MP-ASI

2.Jenis-jenis MP-ASI

3.Waktu pemberian MP-ASI

4.Dampak pemberian MP-ASI

5.Cara pemberian MP-ASI

Kuisioner Ordinal Tinggi : ≥76-

100%

Sedang :

55– 75%

Rendah : <

55%

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk

mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007)

1. Data Primer

Data primer yang diperoleh secara langsung dari responden melalui

kuisioner yang telah disediakan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-6

bulan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi yang

ada di Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

G. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah Kuisioner, untuk memperoleh data dari responden tentang

Page 23: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

pengetahuan tentang pemberian makanan pendamping ASI secara dini usia

0-6 bulan.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuisioner

No Kisi-kisi Soal No Soal Jumlah

1 Pengertian MP-ASI 1 - 6 6

2 Jenis-jenis MP-ASI 7 - 12 6

3 Waktu yang tepat memulai

pemberian MP-ASI13 – 18 6

4 Dampak pemberian makanan

pendamping ASI MP-ASI19 – 24 6

5 Cara pemberian MP-ASI 25 – 30 6

Jumlah 30

H. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang

harus di tempuh, diantaranya:

1) Memeriksa Data (Editing)

Upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh

atau dikumpulkan, Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data terkumpul.

2) Memberikan Kode (coding)

Merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan data dan analisis data menggunakan

komputer.

34

Page 24: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

3) Memberikan Skor (Scoring)

Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil

observasi hingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat

diberikan skor.

Kode 1 untuk jawaban benar

Kode 0 untuk jawaban salah

4) Pengelompokan Data (Tabulating)

Tahap terakhir dari pengolahan data adalah data yang sudah

lengkap dihitung dan dikelompokkan sedemikian rupa sehingga data

mudah dijumlahkan dan disusun untuk disajikan dalam bentuk tabel

2. Penyajian Data

Data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk diagram

tabel dan narasi agar lebih mudah untuk dipahami.

I. Analisis Data

Setelah data terkumpul akan dilakukan pengolahan data menggunakan

metode distribusi frekuensi yaitu mengorganisasikan data secara sistematis

dalam bentuk angka mulai dari yang paling rendah kearah lebih tinggi.

Adapun penghitungannya sebagai berikut (Budiarto, 2002) :

PXNx100%

Keterangan :

P : Persentase

X : Jumlah jawaban responden yang benar

N : Jumlah Soal

Page 25: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Setelah data diolah, maka hasil penelitian akan disimpulkan dan

dipersentasikan sesuai dengan jawaban yang benar sebagai berikut :

(Machfoedz, 2009) :

Tinggi = 76-100%

Sedang = 55-75%

Rendah = <55%

Dari perhitungan rumus diatas, kemudian diinterpretasikan sebagai

berikut (Arikunto, 2002)

0 % : tidak seorang pun dari responden

1 – 19 % : sangat sedikit dari responden

20 – 39 % : sebagaian kecil dari responden

40 – 59 % : sebagian dari responden

60 – 79 % : sebagian besar dari responden

80 – 99 % : hampir seluruh responden

100 % : seluruh responden

J. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Pengajuan izin penelitian ke bagian tata usaha Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak.

b. Melakukan studi pendahuluan terhadap data yang ada di ruang gizi

Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak untuk

mengetahui jumlah kasus pemberian makanan pendamping ASI

secara dini.

c. Menyusun proposal penelitian dan mempresentasikan hasil proposal.

34

Page 26: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

2. Tahap Penelitian

Penelitian dilaksanakan minggu ketiga dan keempat bulan Mei

2013. Tahapnya adalah:

a. Pengambilan data sekunder dari ruang gizi Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak.

b. Mengadakan pendekatan kepada calon responden yang sudah

ditetapkan dengan kriteria responden, pendekatan ini untuk menjamin

hubungan saling percaya antara peneliti dengan responden.

c. Melakukan persetujuan pengisian kuesioner dengan responden,

sehingga dapat dimulai dengan proses pengisian kuesioner.

d. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan dan kesulitan

pengisian data.

e. Melakukan pengolahan dan analisa data menggunakan

komputerisasi.

3. Tahap Akhir

a. Melakukan penyajian data dan hasil analisa data.

b. Melakukan pembahasan dari hasil analisa data.

c. Hasil penelitian tersebut dibuat kesimpulan serta memberikan saran

berdasarkan hasil yang diperoleh penelitian.

K. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu peneliti menghadapi beberapa

kendala dimana dalam pencarian sampel responden yang mempunyai bayi 0-

6 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Takong, sehingga kendala peneliti

harus berkunjung ke posyandu-posyandu dan barulah jumlah sampel 90

orang bisa didapat. Selain itu keterbatasan juga terdapat pada kuesioner yaitu

tidak semua responden mengerti apa yang dimaksudkan dalam pernyataan

yang peneliti susun sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.

Page 27: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Takong Kecamatan

Toho Kabupaten Pontianak selama 2 minggu dari mulai tanggal 20 – 31 Mei

2012. Penelitian dilakukan menngunakan data primer, dimana peneliti

mengumpulkan data melalui pengisian kuesioner. Penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Takong ini melibatkan 90 responden. Berikut ini adalah hasil dan

analisis data yang disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

No.

Kategori frekuensiPersentase

(%)1. 20 – 25 tahun 36 402. 26 – 30 tahun 34 37,8

3. 31 – 35 tahun 13 14,44. > 35 7 7,8

Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian dari responden

(40%) yaitu 36 responden mempunyai umur 20-25 tahun

34

Page 28: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Tabel 4.2Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Bayi

No.

Umur bayi frekuensiPersentase

(%)1. 0 – 3 bulan 34 37,82. 4 – 6 bulan 34 37,8

3. > 6 bulan 22 24,4Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebagian kecil dari

responden ( 37,8%) yaitu 34 responden berumur 0-3 bulan

Tabel 4.3Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No.

Pekerjaan frekuensiPersentase

(%)1. Ibu Rumah Tangga 20 22,22. Petani 60 66,7

3. Swasta 6 6,74. Guru 4 4,4

Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden (66,7%) yaitu 60 responden bekerja sebagai petani

Tabel 4.4Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No.

Kategori FrekuensiPersentase

(%)1. SMP 59 65,62. SMA 27 303. DIII 0 04. SI 4 4,4

Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar dari

responden (65,6%) yaitu 50 responden berpendidikan SMP.

Page 29: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 90

responden didapatkan bahwa pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI

secara dini pada bayi usia 0-6 bulan secara umum:

Tabel 4.5Pengetahuan Ibu dalam Pemberian MP-ASI Secara Dini pada Bayi

Usia 0 – 6 Bulan Secara Umum di Wilayah Kerja Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)1. Tinggi 77 85,62. Sedang 12 13,33. Rendah 1 1,1

Total 90 100

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa

pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI Secara Dini pada bayi usia

0-6 bulan secara umum, hampir seluruh responden yaitu 77 responden

(85,6%) dikategorikan tinggi.

Sedangkan pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI secara

khusus yaitu untuk mengetahui pengetahuan responden tentang

pengertian MP-ASI, Jenis-jenis MP-ASI, Waktu yang tepat pemberian

MP-ASI, Dampak pemberian MP-ASI secara dini dan cara pemberian

MP-ASI.

34

Page 30: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

a. Pengetahuan Ibu Tentang Pengertian MP-ASI

Tabel. 4.7

Pengetahuan Ibu tentang Pengertian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No Pengetahuan FrekuensiPersentase

(%) 1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

64

19

7

71,1

21,1

7,8

Jumlah 90 100 %

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu

tentang pengertian MP-ASI secara dini menunjukkan sebagian besar

responden (71,1%) dikategorikan tinggi.

b. Pengetahuan Ibu Tentang Jenis-jenis MP-ASI

Tabel. 4.8

Pengetahuan Ibu tentang Jenis-Jenis MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No Pengetahuan FrekuensiPersentase

(%) 1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

39

32

19

43,3

35,6

21,1

Jumlah 90 100 %

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu

tentang jenis-jenis MP-ASI secara dini menunjukkan sebagian

responden (43,3%) dikategorikan tinggi.

Page 31: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

c. Pengetahuan Ibu Tentang Waktu Yang Tepat Pemberian MP-ASI

Tabel. 4.9

Pengetahuan Ibu tentang waktu yang tepat pemberian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di wilayah Kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

66

10

14

73,3

11,1

15,6

Jumlah 90 100 %

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu

tentang waktu yang tepat pemberian MP-ASI menunjukkan sebagian

responden (43,3%) dikategorikan tinggi.

d. Pengetahuan Ibu Tentang Dampak MP-ASI Secara Dini

Tabel. 4.10

Pengetahuan Ibu tentang Dampak Pemberian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di wilayah Kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) 1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

83

5

2

92,2

5,6

2,2

Jumlah 90 100 %

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui pengetahuan ibu

tentang dampak pemberian MP-ASI secara dini menunjukkan hampir

seluruh responden (92,2%) dikategorikan tinggi.

34

Page 32: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

e. Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemberian MP-ASI

Tabel. 4.11

Pengetahuan Ibu tentang Cara Pemberian MP-ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di wilayah Kerja Puskesmas Takong

Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

No Pengetahuan FrekuensiPersentase

(%) 1

2

3

Tinggi

Sedang

Rendah

70

16

4

77,8

17,8

4,4

Jumlah 90 100 %

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui pengetahuan ibu

tentang cara pemberian MP-ASI secara dini menunjukkan sebagian

besar responden (77,8%) dikategorikan tinggi.

B. Pembahasan

Berdasarkan pada tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu

dalam pemberian MP-ASI Secara Dini pada bayi usia 0-6 bulan secara umum,

hampir seluruh responden yaitu 77 responden (85,6%) dikategorikan tinggi.

Hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan.

Namun pada kenyataan nya masih banyak ibu yang memberikan MP-ASI

kepada bayinya sebelum usia bayi 6 bulan. Hal ini dapt di pengaruhi oleh

sebagian besar dari responden (66,7%) yaitu 60 responden bekerja sebagai

petani. Ibu yang bekerja sebagai petani banyak berkegiatan di luar rumah

Page 33: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

sehingga tidak dapat memberikan ASI bagi bayinya, sehingga untuk

meninggalkan bayinya dirumah supaya tiadak rewel ibu memberikan MP- ASI

seperti koleh-koleh.

Hal ini Juga disebabkan sebagian besar dari responden (65,6%) yaitu 50

responden berpendidikan SMP. Menurut Notoadmodjo (2005) pendidikan

seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri dan lingkungannya.

Sehingga akan perbedaan sikap antara orang yang berpendidikan tinggi dan

orang yang berpendidikan rendah, untuk meningkatkan pengetahuan

responden di perlukan penyuluhan tentang MP-ASI dari tenaga kesehatan

khususnya bidan bekerja sama dengan petugas gizi, penyuluhannya dapat

dilakukan dalam bentuk brosur-brosur yang mudah di mengerti oleh ibu.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, yaitu sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pengetahuan ibu dalam

pemberian MP-ASI secara dini hampir seluruh responden 85,6%. hal ini

dikarenakan latar belakang berpendidikan SMP.

Menurut Yuliarti (2010) peranan makanan pendamping ASI sama sekali

bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Jadi

makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena

makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI. Jenis

makanan yang dikonsumsi bayi juga mempengaruhi kebutuhan airnya.

Umumnya kebutuhan cairan bayi 6 – 11 bulan dapat dipenuhi dari ASI saja.

Cairan tambahan dapat diperoleh dari buah atau jus buah, sayuran dan sedikit

air matang setelah pemberian makanan. Usia 0 – 24 bulan merupakan masa

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga kerap diistilahkan

sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

diwujudkan apabia pada masa ini bayi dan anak memperoleh asupan gizi

34

Page 34: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya, apabila bayi dan

anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya,

maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan

mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak baik pada saat ini maupun

selanjutnya.

Menurut Narendra, dkk (2002) di Indonesia terutama di daerah

pedesaan sering kita jumpai pemberian MP-ASI sudah dimulai beberapa hari

setelah bayi lahir. Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian MP-ASI yang

terlalu dini dapat mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, bayi lebih

mudah alergi terhadap zat makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan

pertumbuhan anak, dan produksi ASI menurun.

Page 35: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai

pengetahuan ibu dalam pemberian MP-ASI Secara Dini pada bayi usia 0-6

bulan secara umum, hampir seluruh responden yaitu 77 responden (85,6%)

dikategorikan tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengetahuan ibu tentang pengertian MP-ASI secara dini menunjukkan

sebagian besar responden (71,1%) dikategorikan tinggi

2. Pengetahuan ibu tentang jenis-jenis MP-ASI secara dini menunjukkan

sebagian responden (43,3%) dikategorikan tinggi

3. Pengetahuan ibu tentang waktu yang tepat pemberian MP-ASI

menunjukkan sebagian responden (43,3%) dikategorikan tinggi.

4. Pengetahuan ibu tentang dampak pemberian MP-ASI secara dini

menunjukkan hampir seluruh responden (92,2%) dikategorikan tinggi

5. Pengetahuan ibu tentang cara pemberian MP-ASI secara dini

menunjukkan sebagian besar responden (77,8%) dikategorikan tinggi

B. SARAN

Dari kesimpulan di atas ada beberapa saran yang penulis sampaikan,

yaitu:

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak memiliki

kekurangan sehingga untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat

34

Page 36: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

mempertimbangkan apakah faktor utama yang mempengaruhi pemberian

MP-ASI secara dini pada bayi usia 0 – 6 bulan.

2. Bagi Puskesmas Takong Kecamatan Toho Kabupaten Pontianak

Lebih meningkatkan penyuluhan tentang pemberian MP-ASI secara

dini kepada tokoh masyarakat, ibu-ibu pada kegiatan posyandu, dan

kepala keluarga agar dapat memberikan dukungan yang sangat besar

kepada ibu-ibu supaya mengetahui dampak positif maupun negatif

pemberian MP-ASI secara dini pada bayi usia 0 – 6 bulan.

3. Bagi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan

Pontianak

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya, terutama yang berkaitan dengan pengetahuan ibu dalam

pemberian MP-ASI secara dini pada bayi usia 0 – 6 bulan.

Page 37: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnita, Yeni. 2010. Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Pendamping ASI Secara Dini Usia 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Senakin Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. KTI. Politeknik Kesehatan Pontianak.

BPS, 2006. Departemen RI. Tersedia dalam http://BPS.com (diakses tanggal 16 Februari 2013).

Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal Tahun 2006. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak. 2011 “Laporan Kegiatan Program Perbaikan Gizi”

__________. 2012 “Laporan Kegiatan Program Perbaikan Gizi”

Diniah, Miftahul. 2012. Hubungan Pengetahuan dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI Secara Dini di PuskesmAS Sungai Durian Kabupaten Kubu Raya Tahun 2012. KTI. Politeknik Kesehatan Pontianak.

Gupte, S. 2004. Panduan Perawatan Anak. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Hadi, Fransiska. 2010. Panduan Menyusui dan Makanan Sehat Bayi. Jakarta:

Pustaka Bunda.

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

34

Page 38: Karya Ilmiah Bab I,II,III,IV Dan v Siti

Indiarti, 2008. ASI Susu Formula dan Makanan Bayi. Yogyakarta: Elmatera Publishing.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. “Informasi Tentang Pemberian ASI”.

Mubarak. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Narendra, M.B, dkk. 2002. Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.

Nawawi, Hadari. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Perss.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

__________. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

__________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prabantini, D. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI Si Kecil Sehat dan Cerdas Berkat MP-ASI Rumahan. Yogyakarta : Penerbit ANDI

Sulistyawati, D.A. 2003. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Andi.

Suyanto, A. 2009. Metodologi dan Aplikasi. Mitra Cendika : Yogyakarta

Wirakusuma. 2008. Panduan Lengkap Makanan Bayi dan Balita. Jakarta: Penebar Plus.

Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Penerbit ANDI