karya ilmiah akademik
DESCRIPTION
Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia, untuk mahasiswa: Karya Ilmiah AkademikTRANSCRIPT
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,kerena atas
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa indonesia tentang Ihwal Karya Ilmiah
Akademik
Makalah ini memuat tentang Ihwal karangan ilmiah,mengenali karangan ilmiah,asas-
asas karangan ilmiah,Tema karangan,judul karangan,kalimat tesis,kerangka karangan,model-
model berpikir,ihwal latar belakang masalah,ihwal tujuan penulisan,ihwal hipotesis,ihwal
abstrak.semoga makalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga
dapat memberi pengetahuan
Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini
oleh sebab itu kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun bagi kami .kami berharap
dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Yogyakarta, 7 November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cara penulisan karya ilmiah yang baik dewasa ini kurang mendapatkan perhatian dari
masyarakat. Oleh karena itu, masih sering kita jumpai karya ilmiah yang memiliki kesalahan dalam
penulisannya, entah dalam kesalahan berbahasa maupun dalam kesalahan konsep dari karangan
ilmiah itu sendiri. Dalam penulisan karangan ilmiah terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian
utama, yaitu maksud dan tujuan dari penulisan karya ilmiah, tema karya ilmiah, judul karya ilmiah,
kerangka karya ilmiah, paragraf karya ilmiah, dan lain sebagainya. Seluruh unsur-unsur tersebut harus
disusun secara runtut, supaya dapat tercipta karya ilmiah yang mudah dipahami oleh para
pembacanya. Oleh sebab itu kita harus mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik dan benar
supaya karya ilmiah yang kita buat dapat dipahami maksud dan tujuannya oleh para pembaca.
B. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa maksud dan tujuan karya Ilmiah?
1.2.2 Apa saja dimensi yang berkaitan dengan karya ilmiah?
1.2.3 Apa saja asas-asas yang digunakan dalam menulis karangan ilmiah?
1.2.4 Apa maksud dan tujuan dari tema karangan?
1.2.5 Bagaimana cara merumuskan judul karangan yang baik?
1.2.6 Apa yang dimaksud dengan kalimat tesis?
1.2.7 Apa tujuan dan fungsi dari kerangka karangan?
1.2.8 Apa saja jenis model berpikir yang diterapkan dalam karangan ilmiah?
1.2.9 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, tujuan masalah?
1.2.10 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan tujuan penulisan?
1.2.11 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan hipotesis dalam karangan ilmiah?
1.2.12 Apa saja ihwal yang berkaitan dengan abstarak dalam karya ilmiah?
1.2.13 Bagaimana cara kerja yang baik dalam penyusunan karangan ilmiah?
1.2.14 Apa saja langkah yang diperlukan dalam penyediaan data?
1.2.15 Apa saja aspek-aspek yang berpengaruh dalam analisis data?
1.2.16 Bagaimana proses berpikir yang baik dalam penyusunan karya ilmiah
C. Tujuan
1.3.1 Mengetahui maksud dan tujuan karya ilmiah.
1.3.2 Mengetahui dimensi yang berkaitan dengan karya ilmiah.
1.3.3 Mengetahui asas-asas yang digunakan dalam menulis karangan inlmiah.
1.3.4 Mengetahui maksud dan tujuan dari tema karangan.
1.3.5 Mengetahui cara merumuskan judul karangan yang baik.
1.3.6 Mengetahui maksud dari kalimat tesis.
1.3.7 Mengetahui tujuan dan fungsi dari kerangka karangan .
1.3.8 Mengetahui model-model berpikir yang diterapkan dalam karangan ilmiah.
1.3.9 Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, tujuan masalah.
1.3.10 Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan tujuan penulisan.
1.3.11Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan hipotesis dalam karangan ilmiah.
1.3.12Mengetahui ihwal yang berkaitan dengan abstarak dalam karya ilmiah.
1.3.13Mengetahui cara kerja yang baik dalam penyusunan karangan ilmiah.
1.3.14Mengetahui langkah-langkah yang diperlukan dalam penyediaan data.
1.3.15Mengetahui aspek-aspek yang berpengaruh dalam analisis data.
1.3.16Mengetahui proses berpikir yang baik dalam penyusunan karya ilmiah.
D. Metode Penelitian
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah studi pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ihwal Karangan Ilmiah
Menulis karya ilmiah dapat dibilang mudah dan tidak mudah. Sebagian orang
merasa mudah untuk menulis karya ilmiah karena mereka telah mempunyai kebiasaan
untuk menulis dan membaca, sehingga tidak sulit bagi mereka untuk menulis karya
ilmiah. Namun, sebagian orang merasa tidak mudah dalam penulisan karya ilmiah
karena kurang adanya minat atau keterbiasaan dalam membaca dan menulis.
Kebiasaan membaca memiliki peran dan pengaruh yang besar dalam penulisan karya
ilmiah. Kebiasaan tersebut menyebabkan terbukanya wawasan dalam aktivitas
menulis.
Selain itu, dalam penulisan karya ilmiah juga terikat dengan aturan-aturan yang
sifatnya cenderung konvensional dan berlaku universal. Disebut konvensional karena
pada penulisan karya ilmiah, penulis mau tidak mau harus mengikuti peraturan yang
berlaku. Aturan-aturan kebakuan tersebut lazimnya telah dirumuskan pula oleh setiap
intuisi pendidikan, apa pun bentuknya, dalam bentuk panduan penulisan karya ilmiah.
Dengan begitu, setiap orang terikat untuk mengikuti dan menepati ketentuan-
ketentuan baku tersebut. Hadirnya panduan tersebut dipandang memudahkan karena
setiap orang tinggal mengikuti secara konsisten satu demi satu yang dirumuskan di
dalam ketentuan itu. Namun, juga bisa dipandang menyulitkan karena orang tidak lagi
dapat bebas dalam berekspresi lewat tulisannya itu. Karya ilmiah diharuskan berlaku
universal, baik itu format maupun esesinya, agar karya ilmiah tersebut dapat secara
mudah dipahami oleh masyarakat ilmiah yang berada di seluruh dunia.
B. Lebih Mengenali Karangan Ilmiah
Karya ilmiah lazimnya dipahami sebagai tulisan yang memiliki sifat yang khas,
yaitu keilmuan. Agar keilmuan tersebut dapat tersusun dengan rapih, dimensi-dimensi
keilmuan itu menjadi kandungan pokoknya dalam tulisan itu.
1. Fakta/Data sebagai Dasar
Sebuah tulisan dianggap bersifat ilmiah karena ada fakta atau data dalam
tulisan tersebut. Data yang berkualifikasi sempurna lazimnya didapatkan
dengan cara-cara yang baik dan tepat pula. Metode pengumpulan data yang
digunakan untuk mengumpulkan data juga harus tepat di dalam penerapannya.
Jadi, data itu tidak cukup dikumpulkan tetapi juga harus diidentifikasi, harus
diolah, harus diseleksi, dan harus diklasifiaksikan dengan baik, sehingga
kelas-kelas atau tipe-tipe datanya menjadi jelas.
Data dalam karya ilmiah juga harus diperoleh dari sumber yang jelas,
sistem penyampelan yang jelas, dan juga objek datanya juga harus jelas
identitasnya.
2. Pemikiran, Analisis, dan Konklusi Logis
Sebuah karya ilmiah harus memenuhi tiga dimensi kelogisan di dalam
tiga hal, yakni pemikiran atau penalaran, analisi atau pembahasan, dan
penarikan simpulan. Dengan kata lain, karya ilmiah itu harus memenuhi
criteria berpikir logis. Kelogisan dalam penulisan karya ilmiah akan
menciptakan pemikiran yang selaras antara penulis dan pembaca.
Analisis data baru dapat dilakukan terhadap data yang sudah disajikan
dalam kualifikasi sempurna. Data dapat dikatakan dalam kualifikasi sempurna
apabila sudah diidentifikasi secara benar, diolah dengan benar, dan
diklasifikasi secara benar pula. Pada akhirnya data yang telah disajikan dengan
benar dan sempurna kemudian dianalisis atau dibahas dengan benar dan
sempurna pula, yang pada akhirnya menghasilkan simpulan-simpulan yang
sempurna pula.
Dalam karangan atau tulisan ilmiah ini pula, analisis atau pembahasan
data yang benar itu harus didasarkan pada teorisasi yang benar, selain juga
digunakan alat-alat analisis yang juga harus tepat benar. Agar teori-teori dan
kajian-kajian pustaka dapat digunakan sebagai salah satu analisis data, maka
teori dan pustaka itu dapat digunakan semata-mata ditampilkan sebagai
deskripsi, tetapi lebih dari semua itu di dalamnya harus terdapat interpretasi-
interpretasi.
3. Objektif dan Tidak Berpihak
Sebuah pembahasan atau analisis karya ilmiah harus benar-benar bersifat
objektif karena sesungguhnya alasan pokok sebuah penelitian yang hasilnya
disajikan dalam bentuk karangan ilmiah atau karya ilmiah itu adalah pencarian
kebenaran. Analisis yang harus dilakukan tidak boleh bersifat subjektif
(interested), melaikan harus bersifat objektif (disinterested). Analisis yang
demikian ini hanya dapat dilakukan kalau dasarnya adalah theorectical ground
yang benar, tidak hanya merupakan deskripsi, atau bahkan mahalan berupa
tempelan-tempelan hasil karya potong dan temple. Jika kerangka teori itu tidak
benar, maka analisisnya juga tidak benar dan sangat menyesatkan.
4. Akurat dan Sistematis
Karya ilmiah haruslah bersifat sistemik dan sistematik. Dimensi sistemik
adalah bahwa karya ilmiah harus sepenuhnya mengacu kepada sistem dan/atau
tata cara ilmiah tertentu yang sifatnya konvensional dan sekaligus universal
seperti yang disebutkan di bagian awal. Sistematis apabila pengaturan dan
penataannya runtut sesuai dengan urutan yang berlaku umum atau universal
sebagai karya ilmiah. Contohnya, sebuah karya ilmiah mustahil bila dimulai
tanpa pendahuluan. Hal itu menyebabkan pembaca akan tidak mengetahui
maksud dari penulis dalam menulis karya ilmiah.
Ciri lainnya adalah karya ilmiah harus disusun atau dikonstruksi secara
akurat. Ketidakakuratan menyebabkan kesalahan fatal dan mendasar di dalam
semua konstruksi karangan ilmiah itu. Selain itu, karangan ilmiah haruslah
menggunakan bahasa yang baku dan benar, bukan bahasa yang hanya lazim
digunakan dalam konteks tidak formal.
5. Tidak Emosional
Sebuah karangan ilmiah tidak boleh bernuansa emosional. Bahasa yang
digunakan juga tidak boleh penuh dengan nuansa dan perasaan yang penuh
dengan keharusan dan sarat dengan permohonan maaf, serta juga tidak boelh
berbelit-belit. Dalam penggunaan bahasa di karangan ilmiah haruslah bahasa
yang tidak emosional tetapi merupakan bahasa interpretative, yang intelek, dan
penuh dengan ketepatan atau keakurasian.
C. Asas-asas Menulis Karangan Ilmiah
1. Kejelasan (clarity)
Kejelasan merupakan salah satu asas dalam menulis karangan ilmiah.
Asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca . Kejelasan tidak saja
berarti mudah dibaca atau dimengerti tetapi Tulisan tidak menimbulkan salah
tafsir, Ide tidak samar-samar atau kabur. Mengutip pendapat HW Fowler, asas
kejelasan tampak pada tulisan yang menggunakan kata umum, bukan kata
khusus. Tulisan juga bersifat konkret (bukan abstrak), tunggal (bukan panjang
lebar), pendek (bukan panjang), menggunakan bahasa sendiri (bukan bahasa
asing).
Kejelasan di dalam karangan ilmiah itu ditopang oleh hal-hal berikiut:
1. Pemakaian bentuk, kebahasaan yang lebih dikenal daripada bentuk
kebahasaan yang masih harus dicari-cari dulu maknannya, bahkan oleh
penulisnya.
2. Pemakaian kata-kata yang pendek, ringkas, tajam, lugas, daripada kata-
kata yang berbelit, yang panjang, yang rancu, yang boros
3. Pemakaian kata-kata dalam bahasa sendiri daripada kata-kata dalam
bahasa asing.
Kata-kata asing dapat digunakan tetapi jangan sampai verbalistis
(bersifat hafalan: kata-kata itu dipakai secara -- saja tanpa diketahui maknanya
yg jelas).
2. Ketepatan (accuracy)
Asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi penulis mengalami titik
kesamaan dengan pembaca.karya ilmiah itu harus tepat/akurat ,suatu penulisan
harus dapat menyampaikan butir gagasan kepada pembaca dengan kecocokan
seperti yang dimaksud penulisnya. Artinya, tidak terjadi kesalahan berasumsi
hingga menimbulkan kesalahpahaman oleh pembaca. Akibatnya, pesan penulis
tidak dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.
3. Keringkasan (brevity)
Asas keringkasan secara inti, maksudnya bahasa artikel disajikan secara
ringkas, padat, efektif, dan proporsional. Makna unsur bahasa yang digunakan
langsung pada maksudnya, tidak berlebih-lebihan, tidak diulang-ulang, dan
tidak berputar-putar dalam mengemukakan gagasan sehingga efektif dan
efisien. Karya imiah harus dibangun dari ide yang kaya dengan bahasa hemat
dan sederhana dan karya ilmiah harus diteliti dan ditulis menggunakan
perasaan.
D. Tema Karangan
1. Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani tithenai yang berarti menempatkan atau
meletakkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, tema adalah pokok
pikiran. Tema adalah gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan atau
gagasan dasar tempat beradanya topik.
2. Pengertian Tema Secara Khusus dalam Karang-Mengarang
Dilihat dari sudut pandang sebuah karangan yang sudah selesai, tema
adalah suatu amanat utama yang disampaikan penulis melalui karangan.
Dari proses penulisan, tema dapat dibatasi sebagai suatu perumusan dari
topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik.
3. Syarat-syarat Tema yang Baik
Tema menarik perhatian penulis.
Tema dikenal atau diketahui dengan baik, maksudnya sekurang-kurangnya
prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis.
Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema harus bermanfaat.
4. Ciri-ciri Tema Karangan Nonilmiah
Dalam novel dan cerpen, tema biasanya dapat dilihat melalui persoalan
yang dikemukakan.
Tema juga dapat dilihat melalui cara-cara watak yang bertentangan satu
sama lain, bagaimana cerita diselesaikan.
Tema dapat dikesankan melalui peristiwa, kisah, suasana, dan unsur
kemanusiaan yang terdapat dalam cerita, plot cerita, perwatakan dalam
sebuah cerita.
Jadi menurut kami ,tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau
pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Tema sangat terpengaruh
terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca
buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis
memperoleh tema.Tema karangan merupakan ide sentral dalam suatu
karangan yang dapat mengikat keseluruhan uraian,penjelasan,deskripsi,dan
pembuktian di dalam kontruksi karangan ilmiah.tema karangan juga akan
mengontrol keseluruhan isi karangan dan dapat menuntun penulis agar dapat
menyelesaikan karangan sampai tuntas dan benar. Bagi pembaca Tema
karangan berfungsi sebagai penuntun agar dapat memahami keseluruhan
karangan dengan tepat dan benar dan bagi pembaca tema di anggap menarik
yaitu sesuai dengan latar belakang dan ilmu pengetahuan, sesuai dengan
tuntutan pembaca dalam mencapai target tertentu,sesuai dengan bidang
pekerjaan dan profesi yang digeluti pembaca sedangkan bagi penulis adalah
sesuai dengan bidang keahlian penulis, sesuai dengan bidang studi yang
didalami penulis, sesuai dengan pengalaman penulis: penelitian, pekerjaan,
keterlibatan; sesuai dengan bidang kerja atau profesi penulis; sesuai dengan
kompetensi penulis; sesuai dengan minat penulis.
E. Judul Karangan
Membuat sebuah judul karangan itu merupakan hal yang sulit,perumusan judul
karangan itu harus dilakukan berulang-ulang .Judul karangan itu harus saling
berhubungan atau setali dengan tema karangan,maka dalam karangan imiah bersifat
mutlak. Dalam menentukan sebuah judul karangan harus memperhatikan
Judul karangan adalah kepala karangan atau sesuatu yang digunakan untuk
menandai karangan. Judul karangan merupakan unsur yang memiliki peran penting,
tetapi bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Judul tidak harus
ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangan selesai.Judul
merupakan nama karangan atau kepala karangan. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa judul sebaiknya berhubungan dengna tema.
Judul dalam karangan juga dapat ditentukan lebih dahulu sebelum karangan
dijabarkan menjadi sebuah kerangka karangan. Dapat pula ditentukan setelah
kerangka karangan dijaberkan menjadi karangan.
Judul karangan yang baik harus sesuai dengan syarat-syarat berikut:
1. Harus sesuai dengan tema.
2. Menarik perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahu pembaca akan isi
bacaan.
3. Singkat tetapi jelas.
Judul karangan kadang-kadang diringkas dari tema karangan. Sebelum
menentukan judul karya ilmiah yang akan di buat, sebaiknya kita mengetahui dulu
apa yang dimaksud dengan karya ilmiah. Karya ilmiah adalah laporan tertulis yang
dilakukan oleh seseorang atau tim dengan mematuhi kaidah dan etika keilmuan. Jenis
jenis Karya ilmiah adalah artikel ilmiah populer, artikel ilmiah, disertasi, tesis,
skripsis, kertas kerja dan makalah.
Banyak orang yang pemula dalam menulis karya ilmiah ini bingung mencari-cari
judul yang tepat. Judul yang dibuat oleh pemula biasanya cenderung singkat dan
kurang mencakup isi penelitiannya. Oleh karena itu disini saya akan berbagi beberapa
cara yang membantu membuat judul karya ilmiah yang bagus, tepat dan mencakup
semua isi penelitian.
Cara membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah dengan
memperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :
1. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
tema judul. Misalnyadalam bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, pertanian
dan lain lain.
2. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
objek yang akan diteliti. Misalnya dalam tema pertanian kita memilih kacang
hijau sebagai objek. Sebaiknya dalam memilih objek penelitian peneliti
sebaiknya memilih objek yang disukai agar semangat dalam mengerjakannya.
3. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menemukan
apa yang akan diteliti dari objek yang dipilih. Misalnya pengaruhnya,
kualitasnya, manfaatnya, dan lain-lain.
4. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah mencari bagian
mana dari objek yang akan kamu teliti. Misalnya daun, batang akar, maupun
semua bagian tumbuhan itu.
5. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah menentukan
media yang dijadikan sehingga kita dapat menghubungkan apa yang diteliti
dengan bagian yang diteliti. Seperti cahaya matahari, air, pembangunan
nasional dan lain-lain.
6. Untuk membuat judul karya ilmiah yang baik dan benar adalah membuat
kalimat yang tepat dalam menggabungkan tema, objek, sesuatu yang diteliti,
bagian yang diteliti dan medianya.
Contoh cara menggabungkannya sehingga menjadi kalimat yang bagus :
Tema : Pertanian
Objek : Kacang hijau
Apa yang diteliti : Pengaruh
Bagian yang diteliti : Seluruh bagian tanaman
Media : Cahaya matahari
Maka penggabungan judulnya menjadi :
"Pengaruh Cahaya Matahari
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau"
Judul Karya ilmiah sangat menentukan dari isi penelitian tersebut. Jadi
usahakanlah Peneliti membuat judul karya ilmiah sebaik mungkin. Semangat
juga sangat penting, agar penelitiannya terlaksana dengan baik.
Contoh penggunaan tema dan judul :
Tema : Apakah sebab-sebab terjadinya banjir dan bagaimanakah
cara mengatasi akibat banjir tersebut
Judul : Penanggulangan Akibat Banjir di Bandung Selatan
F. Kalimat Tesis
Di dalam penulisan karya Ilmiah, kalimat tesis di butuhkan untuk dijadikan
bayangan jiwa karangan yang akan menjadi penuntun penulis dalam menyelesaikan
karyanya. Kalimat Tesis berhubungan erat dengan tema karangan akan tetapi seperti
ide pokok dalam sebuah paragraph, tema kalimat tidak ditulis. Kalimat tesis pada
umumnya tidak terdapat pada paragfaf pembaca dapat menemukan kalimat tesis pada
suatu paragraph harus dengan membaca keseluruhan dari suatu cerita. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kalimat tesis dari suatu tulisan adalah kalimat utama suatu tulisan
atau paragraph cerita. Kalimat tesis juga berkaitan erat dengan ide pokok atau kalimat
utama. Untuk menentukan kalimat tesis pembaca biasanya harus mengerti tujuan dan
tema karangan suatu cerita karena kaimat tesis adalah gabungan antara kalimat utama
dan tema tujuan karangan.
G. Kerangka Karangan
Bagi penuis atau pengarang tertentu rumusan tema, kalimat tesis, judul kerangka,
tujuan kerangka yang baik, belum merupakan penuntun yang kongkret dan jelas,
sehingga penulis juga membutuhkan struktur kerangka karangan. Dengan kerangka
karangan yang disusun secara sistematis logis jelas terstrktur dan teratur agar dapat
membuat suatu paragraph yang dapat dimengerti oleh pembaca. Adapun fungsi
kerangka karangan itu adalah memperlihatkan pokok bahasan, sub bahasan, dan
memberikan kemungkinan perluasan bahasa sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif yang sesuai dengan variasi yang diinginkan.
H. Model Berpikir
Beberapa model berpikir ilmiah yang lazim digunakan adalah:
1. Model DAM – D :
Duduk perkara, alasan, missal, duduk perkara
Didalam model ini uraian persoalan didukung oleh alasan-alasan
setelah disampaikan alasan, didukung contoh yang tepat setelah itu
menjelaskan kembali duduk perkara persoalan itu.
2. Model DSD :
Dahulu, sekarang, depan
Sebuah topic diolah dengan memaparkan bagaimana hal itu diterima,
ditanggapi, dipahami, ditaati, dicermati, pada masa lampau, pada masa kini
dan masa mendatang.
3. Model PMHT :
Perhatian, Minat, Hasrat, tindakan.
Model ini tepat dipakai untuk mengobarkan semangat, membangkitkan
minat, mengobarkan hasrat dan membangkitkan tindakan tertentu.
4. Model 5W1H :
When, Where, Why, Who, what, How
Model ini lazim digunakan dalam surat kabar terutama untuk menulis
berita, meskipun sekarang penulis berita cenderung sudah bergeser ke model
penulisan ekspositoris dan naratif.
5. Model TAS :
Tesis, antithesis, sintesis
Dalam model ini persoalan dikaji dari dimensi kontras atau berlawanan
kemudian penulis melanjutkanya dengan membuat sintesis atau perpaduan
untuk merangkum tesis dan antitesis.
6. Model PIK :
Pendahuluan, Isi, Kesimpulan
Dalam model ini penulis mengawali uraiannya dengan memaparkan
pendahuluan yang menarik yang mamu membawa masuk kedalam persoalan
pokok lalu di dalam kajian isi penulis mencurahkan secara total untuk
mengontraskan, membandingkan, menguraikan, memaparkan persoalan yang
sedang di kaji. Lalu ditutup dengan kesimpulan
I. Ihwal Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah
Berkaitan dengan hal – hal ini, mohon agar diperhatikan ketentuan –ketentuan
berikut ini.
1. Diuraikan penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan
yang akan diuraikan jawabannya.
2. Diuraikan kegunaan praktis hasil analisis.
3. Diungkapkan masalah utama secara jelas, lazimnya dalam bentuk pertanyaan.
Gunakanlah kata tanya yang menuntut analisi (baagaimana,mengapa). Kata
tanya (apa) tidak menuntut analisis.
J. Ihwal Tujuan Penulisan
Adapun berkenaan dengan tujuan penulisan, slahkan diperhatikan ketentuan-
ketentuan berikut ini.
1. Diuraikan target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:
Mendiskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi
dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap
Y.
2. Tujuan utama dapa dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan maslah
yang akan dibahas. Jika maslah utama dirinci mrnjadi dua, tujuan juga dirini
menjadi dua.
K. Ihwal Hipotensis
Tidak semua karya Ilmiah ditulis dengan mencatumkan hipotesis. Maka, apabila
hipotesis itu harus dimunculkan, perhatikanlah uraian yang berkaitan dengan hal-
ihwal hipotesis berikut ini.
1. Secara etimologi, kata hipotesis berasal dari bahasa Yunani, hypo atau hupo
artinya kurang dari, atau sebelum. Tesis juga berasal dari bahasa Yunani yang
artinya adalah dalil, hukum, pendapat, atau kesimpulan. Jadi, kata ‘hipotesis’
artinya adalah ‘sebelum dalil’.
2. Hipotesis bisa salah, bisa juga benar. Jika dalam penelitian teryata terbukti
bahwa sebuah hipotesis itu salah, harus dibuat lagi penelitian yang baru.
Hipotesis dalam sebuah karya ilmiah lazimnya berisi hal–hal berikut ini.
1. Antiseden : Antiseden adalah bagian kalimat dalam hipotesis yang
diawali oleh kata-kata ‘jika’, ‘seandainya’, atau ‘seandainya tidak’.
2. Konsekuen : konsekuen harus dibuat bertautan dengan antiseden. Sebuah
konsekuen harus dilakukan dengan pembuktian kebenaran dalm pelaksanaan
penelitian.
3. Dependen : Hubungan anatara antiseden dan konsekuen. Hubungan itu
harus merupakan hubungan sebab dan akibat yang benar.
Adapun beberapa macam hipotesis dapat disampaikan berikut ini.
1. Hipotesis deskriptif : hipotesis ini ditunjukan untuk mendemonstrasikan
dugaan sementara tentang bagaimana benda–benda, peristiwa–peristiwa dapat
terjadi. Misalnya Bagaimana laut terbentuk? Bagaimana manajemen
terbentuk?
2. Hipotesis argumentasi : hipotesis ini digunakan untuk menunjukan mengapa
benda–benda atau peristiwa–peristiwa terjadi. Mengapa air dapat mengalir?
Mengapa bumi berbentuk bulat?
3. Hipotesis kerja : hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan akibat–akibat dari
suatu sebab.
4. Hipotesis nol : hipotesis ini dirumuskan untuk memeriksa ketidakbenaran
suatu dalil atau teori yang kemudian akan ditolak dengan pembuktian–
pembuktian yang sah.
L. Ihwal Abstrak
Berkaitan dengan abstrak dalam sebuah karangan ilmiah, hal–hal berikut ini
mohon diperhatikan dengan baik.
1. Abstrak merupakan bentu penyajian singkat sebuah laporan atau dokumen yang
ditulis secara teknis, teliti, tanpa kritik atau penafsiran penulisan abstrak.
2. Abstrak juga dapat didefinisikan sebagai peryataan singkat tetapi akurat dari isi
laporan atau dokumen tanpa menambah tafsiran atau kritik dan tanpa
membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat (Amercan National Standard
Institute).
3. Abstrak dapat juga didefinisikan sebagai ‘uraian singkat tetapi akurat yang
mewakili isi dokumen, tanpa menambah interpretasi atau kritik dan tanpa melihat
siapa pembuat abstrak tersebut (ISO 214-1976).
M. Cara Kerja Penyusunan Karya Ilmiah
Dalam menyusun karya ilmiah, langkah yang harus dilakukan setelah proses
pengumpulan data adalah menganalisis data dengan alat-alat analisis yang jelas. Yang
dapat digunakan dalam menganalisis karya ilmiah adalah teori-teori relevan yang
menjadi dasar ancangan a nalisis serta tolok ukur/parameter yang dikenakan.
1. Menganalis data dengan cermat sambil mempertimbangkan pelbagai
persyaratan, pelbagai kendala, aneka asumsi, dan teori-teori relevan yang
menjadi dasar ancangan penelitiannya.
2. Membuat kesimpulan yang kredibel, yang tepat, yang akurat.
3. Berdasarkan analisis data, akan dapat dimunculkan saran-saran penelitian
yang bermanfaat (jelas, relevan, operasional).
4. Merumuskan implikasi penelitian dengan tepat. Dengan rumusan tersebut,
maka ada semacam jaminan bahwa kelanjutan penelitian serupa akan
dilaksanakan.
N. Empat Langkah Penyediaan Data
1. Penentuan sumber data haruslah tepat.
Tepat dimaknai sebagai sumber data yang valid, dan benar-benar diperlukan
dalam penulisan karya ilmiah, sehingga daya yang dipilih berkualifikasi sempurna
untuk dinalisis.
2. Inventarisasi data
Sumber data yang digunakan haruslah kredibel dan berasal dari ‘khasanah
yang tepat’. Penulis sebisa mungkin, mencari data yang sebanyak-banyaknya,
sehingga jika ada data yang kurang valid, dapat diabaikan oleh penulis.
Data/input/ masukan
K e s i m p u l a n /h a s i l / o u t p u t
Persyaratan dan Kendala
Tolak Ukur/ Parameter
Pemisalan/ Asumsi
Teori teori Relevan
3. Seleksi data
Penulis harus bisa memisahkan data antara yang baik, kurang baik, dan
‘nakal’.
4. Klasifikasi data
Seluruh data yang telah dikumpulkan, digolong-golongkan seperlunya sesuai
tujuan analisisnya. Data yang dapat dianalis hanyalah data yang telah
diklasifikasikan dengan sempurna.
O. Aspek-aspek dalam Analisis Data
1. Persyaratan :
Beberapa hal yang diprersyaratkan oleh pihak lain di luar kekuasaaan
penulis/peneliti.
2. Kendala:
Beberapa kelemahan melekat atau ‘constraint’ Yang terjadi di luar kekuasaan
penulis/peneliti.
3. Asumsi:
Anggapan yang harus dibuat oleh penulis/peneliti, yang berupa pembenaran
terhadap sebuah asumsi oleh penulis/peneliti.
4. Tolok ukur/kriteria/parameter/pendekatan
Ukuran yang digunakan dalam menilai data ketika dianalisi, berupa tolok ukur
secara kuantitatif, kualitatif, dan kuantitatif-kualititatif.
5. Ancangan teori
Hampiran/ancangan/kerangka dasar teori yang dipakai sebagai ‘framework’
(kerangka kerja) dan sebagai ‘jendela’ di dalam mengkaji data. Dengan ancangan
teori yang tepat dimungkinkan terlahir hasil analisis yang juga tepat.
P. Berpikir Linier dalam Karangan Ilmiah
Data sumber data yang benar, metode pengumpulan data yang tepat, sajian data yang benar, inbentarisasi , seleksi, klasifikasi.
Proses analisis ancangan analisis/research, framework harus tepat, tolok ukur harus tepat-kuantitatif, kualitatif, atau gabungan aneka kendala dan asumsi dipertimbangkan secara cermat.
Hasil penelitian: kesimpulan yang tepat, relevan, operasional, implikasi penelitian yang tepat.
Masukan/input penelitian.
Keluaran/outpu t penelitian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis bagi banyak orang memang sangat sulit .berkaitan dengan hal ini,sesungguhnya
ihwal kebiasaan menulis memiliki peran dan pengaruh yang sangat besar dalam menjadikan
orang merasakan mudah dalam menulis .karya ilmiah akademik,misalnya saja ,adalah contoh
dari jenis karya ilmiah yang dibuat oleh para siswa ata mahasiswa, karya tulis ilmiah
akademis merupakan menu harian yang harus disantap sebagai pemenuhan kebutuhan
batin keingintahuan dalam rangka pengembangan wawasan.
B. Saran
Pada kesempatan ini kami menyarankan kepada semua pihak yang memiliki gagasan dalam mengembangkan pendidikan dalam di dunia tulis menulis ,agar selalu berbagi gagasannya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan keilmuannya dalam pemikiran dan penalarannya untuk membangun setiap pribadi yang baik dan benar dalam menulis karya ilmiah