karya ilmiah

12
REKAYASA SISTEM KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI (Pengelolaan Energi di Indonesia) Disusun: Karina Aryanti Permatasari 2413 105 020 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Upload: ahmad-sholeh-huddin

Post on 27-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Ahmad Sholeh Huddin

TRANSCRIPT

REKAYASA SISTEM KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI(Pengelolaan Energi di Indonesia)

Disusun:Karina Aryanti Permatasari2413 105 020

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKAJURUSAN TEKNIK FISIKAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA 2015I. LATAR BELAKANGEnergi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha, baik yang berasal dari sumber tidak terbarukan dalam bentuk energi fosil maupun yang berasal dari sumber terbarukan. Dari pengertian tersebut dapat ditarik benang merah bahwa kedaulatan energi ditinjau dari sisi tata kelola, penguasaan maupun akses masyarakat terhadap energi tersebut merupakan fundamental dari kedaulatan bangsa. Selanjutnya, kebutuhan energi akan meningkat secara keseluruhan baik berupa bahan bakar atau listrik seiring dengan pesatnya pertumbuhan pembangunan dan peningkatan populasi. Namun, penyediaan energi nasional masih kurang seperti yang diperlihatkan oleh data energi per kapita di Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh ketergantungan kan bahan bakar minyak, kurangnya implementasi energi terbarukan dalam bauran energi nasional, serta tata kelola energi yang masih bersifat sektoral. Sebagai akibat subsidi energi terus meningkat dan cenderung membebani APBN.[1]Penggunaan sumber daya alam secara besar-besaran dengan mengabaikan lingkungan dapat mengakibatkan berbagai dampak negative yang terasa dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu upaya dan pendekatan dalam pemanfaatan sumber daya alam yaitu suatu pembangunan yang berusaha memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.[2] Menurut Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, definisi konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi pemanfaatannya. Pelaksanaan konservasi energi mencakup seluruh aspek dalam pengelolaan energi yaitu penyediaan energy, pengusahaan energy, pemanfaatan energi, konservasi sumber daya energi. Efisiensi merupakan salah satu langkah dalam pelaksanaan konservasi energi. Efisiensi energi adalah istilah umum yang mengacu pada penggunaan energi lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah layanan atau output berguna yang sama. Dalam pandangan masyarakat umum kadang kala efisiensi energi diartikan juga sebagai penghematan energi.[3] Dengan penjelasan diatas maka perlu adanya tindakan preventive untuk menghasilkan solusi agar pemakaian energi di Indonesia lebih efisien, efektif dan tepat sasaran sehingga dengan pemakaian energi yang tepat dapat sekaligus menjaga dan melestarikan lingkungan. Meningkatnya pemakaian energi setiap tahun perlu adanya regulasi pemerintah mengenai pengelolaan energi.

II. PERMASALAHANPermasalahan yang muncul pada tugas ini yaitu bagaimana pengelolaan energi di Indonesia dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Selain itu, langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan agar energi di Indonesia lebih efisien.

III. TUJUANTujuan pada tugas ini yaitu mengetahui pengelolaan energi di Indonesia agar dapat lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Selain itu, mengetahui langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan agar energi di Indonesia lebih efisien.

IV. BATASAN MASALAHBatasan masalah pada tugas ini yaitu data yang digunakan yaitu tahun 2002 sampai perkiraan 2020

V. DATA PENDUKUNGBerikut merupakan data-data yang menyebutkan bahwa terjadi peningkatan kebutuhan energi per sektor.

Gambar 1 Proyeksi Kebutuhan Energi per Sektor[1]

Gambar 2 Proyeksi Penyediaan Energi Nasional[1]

Gambar 3 Proyeksi Produksi Pembangkitan Listrik Nasional (TWjam) [1]

Gambar 4 Produksi Listrik sesuai Jenis Bahan Bakarnya (Juta SBM)[1]

Gambar 5 Grafik Emisi Gas Buang Sektor Energi[1]VI. ANALISA DAN PEMBAHASANKebutuhan energi nasional akan meningkat dari 122 GWth (674 juta SBM) pada tahun 2002 menjadi 304 GWth (1680 juta SBM) pada tahun 2020, meningkat sekitar 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%. Sekitar 51% dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di wilayah Jawa Madura-Bali. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari 112,2 TW jam pada tahun 2002 menjadi 356,8 TW jam pada tahun 2020, meningkat sekitar 3,2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata 6,6% per tahun. Sekitar 68 % dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di wilayah Jawa Madura-Bali. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa CO2 dari 183,1 juta ton pada tahun 2002 menjadi 584,9 juta ton pada tahun 2020 (3,2 kali lipat), NOX dari 651,5 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 2.292,5 ribu ton pada tahun 2020 (3,5 kali lipat), SOx dari 192,5 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 600 juta ton pada tahun 2020 (3,1 kali lipat), CH4 dari 131,7 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 286,7 juta ton pada tahun 2020 (2,2 kali lipat), abu terbang dari 81,2 ribu ton pada tahun 2002 menjadi 238,1 ribu ton pada tahun 2020 (2,9 kali lipat).Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi nasional. Blue-print Pengelolaan Energi Nasional yang dibuat pada awal tahun 2005 selalu harus direvisi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi fosil lainnya. Sampai akhirnya pada awal tahun 2006, Kebijakan Energi Nasional dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006, yang pada prinsipnya, isinya menekankan pada :1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi (diversifikasi)2. Melakukan penghematan dan meningkatkan efisiensi energi (konservasi)3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis maupun ekonomis serta ramah lingkungan, seperti : Bahan Bakar Nabati (biodiesel, bio-ethanol/gasohol, bio-oil dan Pure Plant Oil) Bahan bakar sintetis ( Batubara Cair, GTL, DME,dll) Panas Bumi Mini dan mikro hidro Nuklir Surya Angin/bayu Hidrogen (fuel cell). Energi arus & gelombang samudera4. Meningkatkan eksplorasi energi fosil (intensifikasi)5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan infrastruktur energi, baik disisi hulu maupun disisi hilir, seperti : Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya Instalasi pemipaan atau terminal LNG dan sarana distribusinya Sarana transportasi dan pelabuhan batubara Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Jawa yang mempunyai populasi sekitar 945 orang/km2 , antara lain: Pengembangan teknologi energi fosil bersih Melakukan penelitian daya dukung lingkungan (lokasi, populasi, sos-bud, dll) Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya kerugian yang ditimbulkannya (eksternalitas).7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.

Selain itu, menurut buku putih yang telah dilangsir oleh Universitas Gajah Mada (UGM) ada beberapa langkah cepat menuju Indonesia mandiri energi. Berikut diantaranya : Peningkatan layanan database energi dengan mengupayakan insentif untuk setiap kegiatan eksplorasi migas Percepatan pembangunan infrastruktur energi fosil untuk mengurangi ketergantungan impor minyak dengan menambah kapasitas total kilang minyak di Indonesia disertai dengan peningkatan seluruh komponen terkait dari hulu hingga hilir Peningkatan alokasi energi untuk industri Pengurangan ketergantungan energi fosil terutama minyak bumi dengan akselerasi peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati dan gas di semua sektor serta pengembangan moda transportasi bertenaga listrik Meningkatkan efisiensi dan kualitas pemakaian energi fosil melalui pemakaian teknologi baru, penggantian seluruh atau sebagian teknologi yang sedang operasional, perubahan pendekatan desain, dan perubahan pada sisi manajerial Eksplorasi dan ekspolitasi cadangan baru energi fosil dan energi konvensional di berbagai lokasi termasuk deepwater Percepatan peningkatan pemanfaatan energi terbarukan Pemanfaatan energi nuklir untuk pemenuhan kebutuhan energi nasional secara masif dan berkelanjutan

VII. KESIMPULANKesimpulan yang didapat dari tugas pengelolaan energi ini, yaitu :1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat 2,5 kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar 5,2%2. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat sekitar 3,2 kali lipat, atau dengan pertumbuhan rata-rata 6,6% per tahun3. Peningkatan emisi gas buang juga semakin meningkat setiap tahunnya4. Untuk mengatasi ledakan konsumsi energi maka ditetapkan kebijakan energi nasional dituangkan dalam bentuk Perpres No. 5 tahun 2006

VIII. SARANSaran yang dapat diberikan pada tugas kali ini yaitu diharapkan pemerintah juga ikut andil dalam mengontrol pengelolaan energi di Indonesia dan menerapkan sanksi-sanksi yang telah ditetapkan jika terjadi pelanggaran.

IX. DAFTAR PUSTAKA[1] Buku Putih Energi Nasional . Pusat Studi Energi : Universitas Gajah Mada . Yogyakarta-Indonesia[2] E. Yudha Harfani . 2007 . Evaluasi Pengelolaan Lingkungan PT. Bukit Baiduri Energi Di Kalimantan Timur . Universitas Diponegoro-Semarang[3] http://konservasienergiindonesia.info/energy