karya ilmiah
TRANSCRIPT
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 1/9
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) UNTUK GURU
PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
UNTUK GURU
Oleh:Achmad Samsudin, M.Pd.
Jurdik Fisika FPMIPA UPI Bandung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kiranya, kita sependapat bahwa tenaga kependidikan memegang peran dalam mencerdaskan
bangsa -- pada sajian ini, guru digunakan sebagai acuan bahasan, namun demikian berbagai
kebijakan umumnya juga berlaku bagi pengawas, penilik maupun pamong belajar. Karena
itu, berbagai kebijakan kegiatan telah dan akan terus dilakukan untuk meningkatkan: karir,
mutu, penghargaan, dan kesejahteraannya. Harapannya, mereka akan lebih mampu bekerja
sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Salah satu kebijakan penting adalah dikaitkannya promosi kenaikan pangkat/jabatan guru
dengan prestasi kerja. Prestasi kerja guru tersebut, sesuai dengan tupoksinya, berada dalam
bidang kegiatannya: (1) pendidikan, (2) proses pembelajaran, (3) pengembangan profesi dan
(4) penunjang proses pembelajaran.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama Menteri Pendidikan dankebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25 tahun 1993 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, pada prinsipnya bertujuan untuk
membina karier kepangkatan dan profesionalisme guru.
Kebijakan itu di antaranya mewajibkan guru untuk melakukan keempat kegiatan yang
menjadi bidang tugasnya, dan hanya bagi mereka yang berhasil melakukan kegiatan dengan
baik diberikan angka kredit. Selanjutnya angka kredit itu dipakai sebagai salah satu
persyaratan peningkatan karir.
Penggunaan angka kredit sebagai salah satu persyaratan seleksi peningkatan karir, bertujuan
memberikan penghargaan secara lebih adil dan lebih professional terhadap kenaikan pangkat
yang merupakan pengakuan profesi, serta kemudian memberikan peningkatan
kesejahteraannya.1.2. Permasalahan
Terdapat beberapa permasalahan yang terkait dengan kebijakan pengumpulan angka kredit,
di antaranya adalah :
(a) Pengumpulan angka kredit untuk memenuhi persyaratan kenaikan dari golongan IIIa
sampai dengan golongan IVa, relatif mudah diperoleh. Hal ini karena, pada jenjang tersebut,
angka kredit dikumpulkan hanya dari tiga macam bidang kegiatan guru, yakni (1) pendidikan,
(2) proses pembelajaran, dan (3) penunjang proses pembelajaran. Sedangkan angka kredit
dari bidang pengembangan profesi, belum merupakan persyaratan wajib.
Akibat dari ―longgarnya‖ proses kenaikan pangkat dari golongan IIIa ke IVa tersebut, tujuan
untuk dapat memberikan penghargaan secara lebih adil dan lebih profesional terhadap
peningkatan karir, kurang dapat dicapai secara optimal.Longgarnya seleksi peningkatan karir menyulitkan untuk membedakan antara mereka yang
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 2/9
berpretasi dan kurang atau tidak berprestasi. Lama kerja pada jenjang kepangkatan, lebih
memberikan urunan yang siginifikan pada kenaikan pangkat. Kebijakan tersebut seolah-olah
merupakan kebijakan kenaikan pangkat yang mengacu pada lamanya waktu kerja, dan kurang
mampu memberikan evaluasi pada kinerja profesional.
(b) Permasalahan kedua, berbeda dan bahkan bertolak belakang dengan keadaan di atas.
Persyaratan kenaikan dari golongan IVa ke atas relatif sangat sulit. Permasalahannya terjadi,karena untuk kenaikan pangkat golongan IVa ke atas diwajibkan adanya pengumpulan angka
kredit dari unsur Kegiatan Pengembangan Profesi.
Angka kredit kegiatan pengembangan profesi – berdasar aturan yang berlaku saat ini-dapat
dikumpulkan dari kegiatan :
1. menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI),
2. menemukan Teknologi Tepat Guna,
3. membuat alat peraga/bimbingan,
4. menciptakan karya seni dan
5. mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum.
Penulisngnya, karena petunjuk teknis untuk kegiatan nomor 2 sampai dengan nomor 5 belum
terlalu operasional, menjadikan sebagian terbesar guru menggunakan kegiatan penyusunanKarya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai kegiatan pengembangan profesi.
Sementara itu, tidak sedikit guru dan pengawas yang ―merasa‖ kurang mampu melaksanakan
kegiatan pengembangan profesinya (= yang dalam hal ini membuat KTI) sehingga
menjadikan mereka enggan, tidak mau, dan bahkan apatis terhadap pengusulan kenaikan
golongannya. Terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa (a) banyaknya KTI yang diajukan
dikembalikan karena salah atau belum dapat dinilai, (b) kenaikan pangkat/golongannya
belum memberikan peningkatkan kesejahteraan yang signifikannya, (c) proses kenaikan
pangkat sebelumnya – dari golongan IIIa ke IVa yang ―relatif lancar‖, menjadikan
―kesulitan‖ memperoleh angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, sebagai
―hambatan yang merisaukan‖.
BAB II
MACAM-MACAM KTI
2.1. Posisi Karya Tulis Ilmiah dalam Kegiatan Pengembangan Profesi
Sebagaimana diutarakan sebelumnya, kenaikan pangkat/jabatan Guru Pembina/Golongan IVa
ke atas, mewajibkan adanya angka kredit dari kegiatan Pengembangan Profesi. Berbeda
dengan anggapan umum yang ada saat ini, menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) BUKAN
merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan profesi.
Pengembangan profesi terdiri dari 5 (lima) macam kegiatan, yaitu: (1) menyusun Karya Tulis
Ilmiah (KTI), (2) menemukan Teknologi Tepat Guna, (3) membuat alat peraga/bimbingan,
(4) menciptakan karya seni dan (5) mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum. Namun,
dengan berbagai alasan, antara lain karena belum jelasnya petunjuk operasional pelaksanaan
dan penilaian dari kegiatan selain menyusun KTI, maka pelaksanaan kegiatan pengembanganprofesi, sebagian terbesar dilakukan melalui KTI.
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 3/9
Diketahui bahwa KTI adalah laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena
kegiatan ilmiah itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah (KTI) juga beragam
bentuknya. Ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat dan
lain-lain.
KTI dapat dipilah dalam dua kelompok yaitu (a) KTI yang merupakan laporan hasil
pengkajian /penelitian, dan (b) KTI berupa tinjauan/ulasan/ gagasan ilmiah. Keduanya dapatdisajikan dalam bentuk buku, diktat, modul, karya terjemahan, makalah, tulisan di jurnal, atau
berupa artikel yang dimuat di media masa.
KTI juga berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya tujuan penulisan serta
media yang menerbitkannya. Karena berbedanya macam KTI serta bentuk penyajiannya,
berbeda pula penghargaan angka kredit yang diberikan. Meskipun berbeda macam dan
besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai
kesamaan, yaitu:
• hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
• kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
• kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah• tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah
Salah satu bentuk KTI yang cenderung banyak dilakukan adalah KTI hasil penelitian
perorangan (mandiri) yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan di perpustakaan
sekolah dalam bentuk makalah (angka kredit 4).
Niat guru untuk menggunakan laporan penelitian sebagai KTI sangatlah tinggi. Namun, ada
sebagian guru yang masih merasa belum memahami tentang apa dan bagaimana penelitian
pembelajaran itu. Akibatnya, kerja penelitian dirasakan sebagai kegiatan yang sukar,
memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang banyak, hal mana tentu tidak sepenuhnya benar.
2.2. Mengapa banyak KTI yang belum memenuhi syarat.
Berdasar pengalaman dalam proses penilaian, terdapat hal-hal sebagai berikut:
(a) Dari KTI yang diajukan, --tidak sedikit — berupa KTI orang lain yang dinyatakan sebagai
karyanya, atau KTI tersebut DIBUATKAN oleh orang lain, yang umumnya diambil (dijiplak)
dari skripsi, tesis atau laporan penelitian. Pernah terjadi di beberapa daerah, di mana sebagian
besar KTI yang diajukan sangat mirip antara yang satu dengan yang lainnya.
(b) Banyak pula KTI yang berisi uraian hal-hal yang terlalu umum. KTI yang tidak berkaitan
dengan permasalahan atau kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan
pengembangan profesinya. Mengapa demikian? Karena KTI semacam itulah yang paling
mudah ditiru, dipakai kembali oleh orang lain dengan cara mengganti nama penulisnya.
Sebagai contoh KTI yang berjudul: (a) Membangun karakter bangsa melalui kegiatan ekstra
kurikuler, (b) Peranan orang tua dalam mendidik anak, (c)Tindakan preventif terhadap
kenakalan remaja, (d) Peranan pendidikan dalam pembangunan, dll. KTI di atas tidak menjelaskan permasalahan spesifik yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru.
Jadi, meskipun KTI berada dalam bidang pendidikan tetapi (a) apa manfaat KTI tersebut
dalam upaya peningkatan profesi guru?, (b) bagaimana dapat diketahui bahwa KTI tersebut
adalah karya guru yang bersangkutan?
2.3. Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil penelitian juga merupakan
Karya Tulis Ilmiah. Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil penelitian, merupakan
bagian penting dari macam KTI yang dapat dibuat oleh guru, widyaiswara maupun
pengawas, sebagaimana tampak pada tabel berikut.
Guru Widyaiswara Pengawas
• KTI hasil penelitian• KTI tinjauan/ulasan ilmiah
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 4/9
• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah
• Buku
• Diktat
• Karya terjemahan • KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan ilmiah• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah
• Buku
• Karya terjemahan
• Orasi ilmiah sesuai dengan bidang yang diajarkan • KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan ilmiah
• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah
Sumber: (Suhardjono, 2009)
KTI pada kegiatan pengembangan profesi guru, terdiri dari 7 (tujuh) macam, dengan rinciansebagai berikut:
No Macam KTI Macam Publikasinya Angka
Kredit
1 KTI hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi Berupa buku yang diedarkan
secara nasional 12,5
Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas
6,0
Berupa buku yang tidak diedarkan secara
nasional 6,0
Berupa makalah 4,0
2 KTI yang merupakan tinjuan
atau gagasan sendiri dalam
bidang pendidikan Berupa buku yang diedarkan secara nasional 8,0
Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah yang diakui oleh Depdiknas
4,0
Berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional 7,0
Berupa makalah 3,5
3 KTI yang berupa tulisan ilmiah popular yang disebarkan melalui media masa Berupa
tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada media masa 2,0
4 KTI yang berupa tinjuan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan sebagai prasaran
dalam pertemuan ilmiah Berupa makalah dari prasaran yang disampaikan pada pertemuan
ilmiah 2,5
5 KTI yang berupa buku pelajaran Berupa buku yang bertaraf nasional 5
Berupa buku yang bertaraf propinsi 36 KTI yang berupa diktat
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 5/9
pelajaran
Berupa diktat yang digunakan di sekolahnya
1
7 KTI yang berupa karya
terjemahan
Berupa karya terjemahan buku pelajaran/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan2.5
Sumber: (Suhardjono, 2009)
Akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan hasil penelitian, menunjukan
jumlah yang semakin meningkat, hal ini karena:
1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan profesi,
adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu
proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu,
sudah sering / biasa dilakukan.
2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, karena
hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang benar secara keilmuanterhadap apa yang ingin dikajinya.
3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat berupa
penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk menjadi prioritas
kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat berupa tindakan untuk menguji
atau menerapkan hal-hal baru dalam praktik pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru
dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran.
2.4. Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan melibatkan para
siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di kelasnya. Ada dua macam
penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b)
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan
guru dalam upayanya menulis KTI karena:• KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di kelasnya
dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya berbeda dengan KTI yang
berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif, ataupun ungkapan gagasan, yang
umumnya tidak memberikan dampak langsung pada proses pembelajaran di kelasnya), dan
• Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan salah satu
tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionnya.
Terdapat beberapa macam penelitian, antara lain penelitian eksperimen yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atauperlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri
khusus :
(a) adanya variabel bebas yang dimanipulasi,
(b) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain kecuali variabel
bebas yang dimanipulasi,
(c) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan
manipulasi variabel bebas.
Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan penelitian tindakan
(action research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas. PTK harustertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 6/9
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam
kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan masalah, tetapi
sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan
yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam
pengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalampeningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam interaksi antara guru
dengan siswa yang sedang belajar.
2.5. Macam-macam KTI yang Popular
Macam-macam KTI yang sering dibuat dan dipublikasikan oleh guru meliputi:
2.5.1. Makalah
2.5.1.1. Pengertian Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah ihwal topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup
suatu pembelajaran (UPI, 2008). Zulmasri (2008) mengatakan bahwa makalah adalah tulisan
semi ilmiah yang bentuk dan struktur serta substansinya sederhana dan tidak lengkap.
Makalah yang diterbitkan di media cetak biasanya disebut artikel. Makalah juga dapat
berfungsi sebagai syarat penentu untuk menyelesaikan suatu perkuliahan bagi mahasiswa.Berdasar definsi pada Kepmendidbud No. 025/0/1995 (Suhardjono, 2009), makalah hasil
penelitian adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok orang yang
membahas suatu pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian. Dengan demikian, KTI ini
merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian yang telah dilakukan.
2.5.1.2. Karakteristik Makalah
Makalah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan hasil kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan
yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu pembelajaran.
2. Mengilustrasikan pemahaman penulis (guru) tentang permasalahan teoretis yang dikaji
atau kemampuan guru dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang
berhubungan dengan pembelajaran.
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman guru terhadap isi dari berbagai sumber yang
digunakan.
4. Mendemonstrasikan kemampuan guru meramu berbagai sumber informasi dalam satu
kesatuan sintesis yang utuh.
2.5.1.3. Jenis Makalah
Ada dua jenis makalah yang biasa berlaku di lingkungan pendidikan, yaitu makalah biasa
(common paper) dan makalah posisi (position paper). Makalah biasanya dibuat untuk
menunjukkan pemahaman penulis terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam makalah ini
secara deskriptif, penulis (guru) mengemukakan berbagai aliran atau pandangan tentang
masalah yang dikaji. Makalah juga memberikan pendapat baik berupa kritik maupun saranmengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan. Dalam makalah ini guru tidak perlu
memihak satu aliran atau pendapat tertentu dan berargumen untuk mempertahankan pendapat
tersebut.
Dalam makalah posisi, guru menunjukkan posisi teoritiknya dalam suatu kajian. Guru
dituntut tidak hanya menunjukkan penguasaan terhadap suatu teori atau pandangan tertentu
saja tetapi juga harus menunjukkan di posisi mana dia berdiri disertai dengan alasan yang
didukung oleh teori dan atau harus memepelajari berbagai sumber tentang aliran dan
pendapat tertentu, dari sudut pandangan yang berbeda-beda dan bahkan penulis dapat
memihak pada salah satu aliran atau pendapat yang ada. Dengan demikian, untuk membuat
makalah posisi, penulis dituntut memiliki kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi yang
baik.2.5.1.4. Sistematika Makalah
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 7/9
Makalah biasa dan makalah posisi, masing-masing terdiri atas pendahuluan, isi, dan
kesimpulan.
Pendahuluan. Bagian ini menguraikan masalah yang akan dibahas yang meliputi: latar
belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika uraian.
Isi. Bagian ini memuat uraian tentang hasil kajian penulis dalam mengeksplorasi jawaban
terhadap masalah yang diajukan, yang dilengkapi oleh data pendukung serta argumen-argumen yang berlandaskan pandangan pakar dan teori yang relevan. Bagian ini boleh saja
terdiri atas lebih dari satu bagian.
Kesimpulan. Bagian ini merupakan kesimpulan dan bukan ringkasan isi. Kesimpulan adalah
makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang telah dibuatnya pada bagian
isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut penulis mekalah harus mengacu kembali ke
permasalahan yang diajukan dalam bagian pendahuluan.
2.5.2. Artikel Ilmiah
2.5.2.1. Pengertian Artikel
Artikel atau artikel ilmiah adalah suatu karya tulis ilmiah yang dapat berupa hasil laporan
suatu penelitian maupun gagasan yang biasanya dimuat dalam suatu jurnal ilmiah sesuai
dengan kaidah dan sistematika masing-masing jurnal yang bersangkutan.2.5.2.2. Karakteristik Artikel
Artikel ilmiah memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Merupakan laporan hasil penelitian yang dilakukan peneliti (guru) terutana yang berkaitan
dengan PTK untuk diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau kegiatan seminar yang sesuai dengan
cakupan permasalahan dalam suatu pembelajaran.
2. Merupakan suatu hasil gagasan pemikiran yang dilakukan oleh peneliti (guru) yang sesuai
dengan cakupan permasalahan dalam suatu pembelajaran untuk diterbitkan dalam jurnal
ilmiah atau kegiatan seminar.
2.5.2.3. Jenis Artikel
Ada dua jenis artikel yang biasa berlaku di lingkungan pendidikan, yaitu artikel hasil
penelitian dan artikel suatu gagasan ilmiah. Artikel biasanya dibuat untuk melaporkan hasil
penelitian atau gagasan ilmiah yang sudah dibuat oleh guru (peneliti)dan akan diajukan
(ditampilkan) dalam jurnal ilmiah atau seminar ilmiah. Dalam artikel hasil penelitian, penulis
(guru) mengemukakan berbagai hasil penelitian tentang suatu permasalahan atau tema yang
diteliti. Bisanya hasil penelitian yang dilakukan oleh guru menggunakan metode PTK
(Penelitian Tindakan Kelas). Sedangkan artikel berupa gagasan ilmiah merupakan hasil
pemikiran penulis (guru) dalam memberikan suatu solusi atau pemecahan terhadap
permasalah ilmiah yang berkaitan dengan bidangnya untuk dipublikasikan dalam jurnal atau
seminar ilmiah.
2.5.2.4. Sitematika Artikel
Penulisan Judul dan Naskah, sebagai berikut :1. Judul ditik dengan huruf capital di tengah atas halaman dan dicetak tebal (bold).
2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris sesuai kaidah masing-masing bahasa
yang digunakan.
3. Naskah harus selalu dilengkapi dengan Sari (dalam bahasa Indonesia) dan Abstract (dalam
bahasa Inggris).
4. Kata-kata bahasa asing yang tidak dapat dialihbahasakan/disadur dicantumkan dalam
bentuk asli dan ditulis dengan huruf miring (italic font).
Format Umum Penulisan Artikel
Seluruh bagian dari naskah termasuk Sari, Abstract, Judul, table, gambar, catatan kaki tabel,
keterangan gambar dan daftar acuan diketik satu spasi pada electronic file dan dicetak dalam
kertas HVS; menggunakan huruf Arial berukuran 11 (sebelas). Setiap lembar tulisan dalamnaskah diberi nomor halaman dengan jumlah maksimum 15 halaman termasuk tabel dan
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 8/9
gambar (Buletin Sumber Daya Geologi, 2008). Susunan naskah dibuat sebagai berikut :
Judul (Title)
Pada halaman judul makalah/karya tulis dicantumkan nama setiap penulis dengan jumlah
penulis maksimum 5 (lima) orang, nama dan alamat Instansi bagi masing-masing penulis;
disarankan dibuat catatan kaki yang berisi nomor telepon, faxcimile serta e-mail.
Sari/AbstractBerisi ringkasan pokok bahasan lengkap dari keseluruhan isi naskah tanpa harus memberikan
keterangan terlalu rinci dari setiap bab, dengan jumlah maksimum 250 kata. Sari
dicantumkan terlebih dahulu apabila naskah berbahasa Indonesia, sementara Abstract
tercantum di bawah Sari; dan berlaku sebaliknya apabila naskah ditulis dalam bahasa Inggris.
Disarankan disertai kata kunci/keyword yang ditulis di bawah Sari/Abstract, terdiri dari 4
(empat) hingga 6 (enam) kata. Abstract atau sari yang ditulis di bawah sari atau abstract
menggunakan italic font.
Pendahuluan (Introduction)
Bab ini dapat berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyelidikan/penelitian,
permasalahan, metodologi, lokasi dan kesampaian daerah serta materi yang diselidiki/diteliti
dengan bab dan subbab tidak perlu menggunakan nomor. Bab berisi pernyataan yangmencukupi sehingga pembaca dapat memahami dan mengevaluasi hasil
penyelidikan/penelitian yang berkaitan dengan topik makalah/karya tulis.
Hasil dan Analisis (Results and Analysis).
Berisi hasil-hasil penyelidikan/penelitian yang disajikan dengan tulisan, tabel, grafik, gambar
maupun foto; diberi nomor secara berurutan. Hindari penggunaan grafik secara berlebihan
apabila dapat disajikan dengan tulisan secara singkat. Pencantuman foto atau gambar tidak
berlebihan dan hanya mewakili hasil penemuan. Semua tabel, grafik gambar dan foto yang
disajikan harus diacu dalam tulisan dengan keterangan yang jelas dan dapat dibaca. Font
huruf/angka untuk keterangan tabel, gambar dan foto berukuran minimum 6 (enam) point.
Pembahasan atau Diskusi (Discussion)
Berisi tentang interpretasi terhadap hasil penyelidikan/penelitian dan pembahasan yang
terkait dengan hasil-hasil yang pernah dilaporkan.
Kesimpulan dan Saran (Conclusions and Recommendation)
Berisi kesimpulan dan saran dari isi yang dikandung dalam makalah/karya tulis.
Ucapan Terima Kasih (Acknowledgements)
Dapat digunakan untuk menyebutkan sumber dana penyeldikan/penelitian dan untuk
pernyataan penghargaan kepada institusi atau orang yang membantu dalam pelaksanaan
penyelidikan/penelitian dan penulisan makalah/karya tulis.
Acuan (References)
Acuan ditulis dengan menggunakan sistem nama tahun (Harvard), nama penulis/pengarang
yang tercantum didahului oleh nama akhir (surename), disusun menurut abjad dan judulmakalah/karya tulis ditulis dengan huruf miring (italic font).
Beberapa contoh penulisan sumber acuan (Buletin Sumber Daya Geologi, 2008):
Jurnal
Harvey, R.D. dan Dillon, J.W., 1985. Maceral distribution in Illinois cals and their
palaeoenvironmental implication. International Journal of Coal Geology, 5, h.141-165.
Buku
Petters, W.C., 1987. Exploration and Mining Geology. John Willey & Sons, New York, 685
h.
Bab dalam Buku
Chen, C.H., 1970. Geology and geothermal power potential of the Tatun volcanic region. Di
dalam : Barnes, H.L. (ed.), 1979. Geochemistry of hydrothermal ore deposits, 2nd edition,John Wiley and Sons, New York, h.632-683.
5/16/2018 Karya Ilmiah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/karya-ilmiah-55ab50e9f2deb 9/9
Prosiding
Suwarna, N. dan Suminto, 1999. Sedimentology and Hydrocarbon Potential of the Permian
Mengkarang Formation, Southern Sumatera. Proceedings Southeast Asian Coal Geology,
Bandung.
Skripsi/Tesis/Disertasi
DAM, M.A.C., 1994. The Late Quarternary evolution of The Bandung Basin, West Java,Indonesia.
Ph.D Thesis at Dept. of Quarternary Geology Faculty of Earth Science Vrije Universitet
Amsterdam, h.1-12.
Informasi dari Internet