karil apolonarius teda poa.docx

Upload: sutamycom

Post on 06-Mar-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KARYA TULIS ILMIAH( K A R I L )

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERHITUNGAN BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD LARI

DISUSUN OLEHNAMA : APOLONARIUS TEDA POA NIM: 822 756 411 PROGRAM STUDI: S1- PGSDSEMESTER : VIII (DELAPAN) MASA REGISTRASI: 2014.1POKJAR: MBAYKABUPATEN : NAGEKEOUPBJJ - UT: 79 / KUPANG EMAIL : [email protected]

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TERBUKA2014.1 ABSTRAK

Meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Mengidentifikasi Perhitungan Bilangan Bulat Menggunakan Metode Demonstrasi Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Lari. Dalam laporan PKP ini menjelaskan kegiatan perbaikan berdasarkan tahappelaksanaan mulai dari Prasiklus sampai dengan siklus II (dua). Penulis dapat menjelaskan sebagai berikut, Setelah melaksanakan Pra-siklus hasil nilai yang diperoleh adalah rata-rata 65,09 dengan persentase ketuntasan 57,27 %. Hal inibelum maksimal, siswa belum terkonsentarsi dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru. Pada siklus I (satu) hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 75,12 dengan persentase ketuntasan 73,53%, yang mana disini terdapatpeningkatan, walau tidak begitu siknifikan. Perbaikan pembelajaran dilanjutkan lagi pada siklus II (dua) dan mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baikini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 85,00, denganpersentase ketuntasan 100 % sehingga kenaikan ini sangat baik, nilai ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode demonstrasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa, sehingga suasana kelas menjadi konduktif, maka terciptalah suasana Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. (PAIKEM). Penulis menyarankan agar kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran adalah pembalajaran yang menggunakan metode demonstrasi.

Kata Kunci : Meningkatkan, Mengidentifikasi, Perhitungan, Bilangan bulat.

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahParadigma mengukur kemajuan suatu bangsa saat ini sudah bergeser, yaitu dari yang semula mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu semata-mata pada kekayaan sumber daya alam (SDA), menjadi mengukur kemajuan suatu bangsa dengan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia (SDM).Kemajuan suatu bangsa mengharuskan adanya sumber daya manusia yang unggul di segala bidang kehidupan. Untuk mencapai taraf tersebut maka langkah yang ditempuh adalah dengan memperkuat sektor pendidikan. Dengan pendidikan, potensi dan kemampuan serta keterampilan seseorang diharapkan dapat tumbuh berkembang, sehingga pada akhirnya menjadi sumber daya manusia unggul dan berkualitas yang relevan dengan perkembangan zaman.Sejalan dengan hal itu, menyadari arti pentingnya pendidikan demi proses peningkatan mutu sumber daya manusia yang menjadi indikasi kemajuan suatu bangsa, Indonesiapun berusaha memperbaiki kualitas mutu sumber daya manusianya dengan berusaha mencapai tujuan pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berisi mengenai fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional sebagai berikut.Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Adanya undang-undang tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan mutu pendidikan adalah bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian maupun tanggung jawab sebagai warga negara. Marsigit menyatakan bahwa ahli-ahli kependidikan telah menyadari bahwa mutu pendidikan sangat bergantung kepada kualitas guru dan praktek pembelajarannya sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.Peningkatan mutu pendidikan tersebut tercermin dari pencapaian ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pembelajaran. Sering kali pembelajaran ditekankan pada metode ceramah sehingga hasil yang dicapai kurang maksimal, oleh karena itu di era baru paradigma pendidikan ditekankan pada siswa sebagai pusat belajar (student centre) yang pada akhirnya memunculkan banyak metode belajar yang menekankan pada peran aktif siswa selam proses pembelajaran berlangsung, metode tersebut misalnya demonstrasi, simulasi, Diskusi, symposium, karya wisata, penugasan, pemecahan masalah, eksperimen, inquiry dan sebagainya.Munculnya berbagai metode pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berujung pada peningkatan prestasi belajar siswa. Pada umumnya materi pelajaran yang mempunyai tingkat komplektisitas yang tinggi cenderung mempunyai nilai prestasi belajar yang rendah oleh karena itu diperlukan strategi dan metode belajar yang tepat agar dapat mencapai prestasi belajar optimal.Di tingkat Sekolah Dasar salah satu materi pelajaran tersebut adalah Matematika yang mempunyai tinggkat komplektisistas yang tinggi dalam bebebarapa bab seperti operasi perhitungan bilangan bulat yang terdapat pada kelas 5 dengan kendala sering diketahui siswa tidak dapat melakukan operasi hitung bilangan bulat yang diakibatkan pemahaman yang kurang konsep mulai dari konsep kongkret hingga konsep abstrak.Permasalahan yang muncul tersebut dikarenakan adanya suatu pemahaman yang harus terperinci mengenai konsep yang diberikan hanya bersifat abstrak saja, padahal dalam penerapan bilangan bulat harus melewati tiga tahap dari konsep kongkret hingga abstrak. Faktor lain yaitu siswa cenderung hanya mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan kata lain metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru terbatas pada metode ceramah yang menjenuhkan bagi siswa dan berdampak prestasi belajar siswa kurang maksimal dengan nilai rata-rata siswa 65 dan hanya sebesar 60 % dari siswa dinyatakan tuntas belajar.Berdasarkan pada keadaan tersebut hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan metode belajar sehingga materi pelajaran yang terkesan rumit dan seringkali hanya melalui penjelasan dapat diubah dengan metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan aktif siswa selama pembelajaran berlangsung.Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan peragaan atau melalui gerakan dengan bantuan alat peraga sederhana dalam proses belajar dengan tujuan untuk memperoleh suatu pemahaman tentang hakikat sustu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Metode demonstrasi ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tentang proses melakukan opersi perhitungan bilangan bulat baik dalam hal kongkret maupun dalam hal yang bersifat abstrak demi pencapaian prestasi belajar siswa meningkat.Berdasarkan pada uraian penjelasan diatas maka penulis menyusun sebuah penelittian tindakan kelas yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Siswa Untuk Mengindentifikasi Perhitungan Bilangan Bulat Menggunakan Metode Demonstrasi Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Lari.B. Rumusan MasalahProses keseluruhan yang menjadi objek manfaat akan pendidikan dalam kaitan dengan kegiatan pembelajaran adalah peningkatan prestasi belajar peserta didik. Salah satu kendala yang terjadi adalah rendahnya pemahaman konsep perhitungan pada mata pelajaran matematika pada materi tentang bilangan bulat yang di belajarkan di kelas v semester dua.Pada proses pembelajaran perhitungan bilangan bulat peserta didik selalu mengalami berbagai kendala seperti kurangnya penerapan konsep mulai dari hal kongkret menuju ke materi yang bersifat abstrak, penggunanan metode pembelajaran yang membosankan peserta didik, serta keterbatasan saran belajar berupa alat peraga.Dengan berpedoman pada masalah ada dalam seluruh kegiatan pembelajaran tersebut, maka dapat merumuskan masalah yaitu : Bagaimanakah upaya guru menerapkan operasi hitung bilangan bulat dalam bidang studi Matematika dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Lari dengan media gambar ? Apakah respon siswa kelas V SD Lari pada pembelajaran Matematika setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi? C. Tujuan Penelitian Untuk menjelaskan pengaruh penerapan metode pembelajaran simulasi dalam meningkatkan Pelajaran 2012/2013. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika pada kelas V SDK Lari dengan media gambar. Untuk menjelaskan respon siswa kelas V SDK Lari pada pembelajaran Matematika setelah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi.D.Manfaat Penelitian Bagi siswa, dengan metode pembelajaran demonstrasi diharapkan memberikan pengalaman baru dan diharapkan memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesional, dan pembelajaran dengan metode inovatif yang menjadi alternative pembelajaran Matematika untuk meningkatkan prestasi siswa. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. Bagi Sekolah, Dengan penelitian ini diharapkan memberikan gambaran tentang perbedaan hasil pembelajaran menggunakan metode konvensional dengan motede kooperatif yakni metode demonstrasi sehingga terdapat suatu sinergi antara pihak sekolah dalam ahla ini adalah kepala sekolah untuk memfasilitasi dan mendukung metode pembelajaran inovatif yang dilaksanakan oleh guru di lingkungan SD Lari.E. Ruang Lingkup PenelitianRuang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan prestasi belajar siswa. Pemecahan dari masalah adalah dengan penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran Matematika Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas V Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Lari Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 Penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada kompetensi dasar 1.4 yaitu mengidentifikasi operasi perhitungan bilangan bulat pada materi operasi bilangan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Prestasi BelajarBelajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Menurut Poerwodarminto Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran. Prestasi belajar mengandung arti sebagai suatu bentuk keberhasilan belajar yang dapat dioperasionalkan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan, prediket keberhasilan dan semacamnya. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.Dengan kata lain menyangkut prestasi belajar dalam riilnya adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung atau aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses belajar mengajar matematika.B. Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Prestasi BelajarMenurut Slameto Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.1. Faktor intern Di dalam membicarakan faktor intern ini akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.1. Faktor Jasmaniah yang terdiri dari Faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh2) Faktor psikologisYang termasuk dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain: intelegensia, perhatian ,minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan3. Faktor KelelahanKelelahan dapat terjadi baik dari segi jasmani ataupun rohani. Kelelahan akan mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk belajar sehingga hasil belajar siswa tidak akan mencapai taraf optimal.2. Faktor eksternAdalah faktor dari luar peserta didik yang mempengaruhi prestasi belajar dan dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor Keluarga, yang termasuk ke dalam faktor keluarga adalah cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Faktor Sekolah, yang termasuk faktor sekolah adalah metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran waktu sekolah, standar peelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor Masyarakat, adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat C. Operasi hitung bilangan bulatOperasi hitung bilangan bulat meliputi operasi penjumlahan dan pengurangan, perkalian dan pembagian. Seperti dikutip dari buku KTSP penerbit Erlangga kelas V maka bagian dari prinsip penyelesaian perhitungan bilangan bulat sebagai berikut. 1. Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulatPerhitungan penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan dengan melalui tiga tahap utama yaitu, tahap kongkret, tahap semi abstrak dan tahap abstrak. Pada tahap kongkret alat yang dapat memantu agar siswa lebih memahami penerapan bilangan bulat adalah manik manik mainan. Melalui pendemonstrasian alat dan gerakan tersebut siswa diharapkan dapat memahami perhitungan bilangan bulat secara nyata dengan melakukan penghimpitan dari sejumlah manik-manik mainan secara berpasangan sesaui warna masing-masing. Dengan kata lain, untuk proses penjumlahan bilangan bulat dapat dilakukan dengan menggabungkan manik-manik yang sejenisnya, dan apabila melakukan pengurangan maka pisahkanlah manik-manik mainan tersebut sesuai warnanya pula.2. Operasi perkalian dan pembagian bilangan bulatPada operasi perkalian dan pembagian hal yang perlu diperhatikan adalah penerapan konsep secara kongkret dan secara abstrak. Prsoes penerapan secara konkret masih mengikuti langkah yang sama seperti pada operasi penjumlahan dan pengurangan, sedangkan penerapan konsep secara abstrak dapat pula dilakukan dengan cara memperkenalkan rumusan konsep dasar yang turut membantu memudahakan proses pemahaman yaitu, dalam operasi perkalian apabila oprasi bilangan bulat dilakukan dari dua komponen bilangan atau dua ruas yang bertanda sama maka hasilnya adalah perkalian bilangan itu dengan tandanya positif (+), sedangan apabila perkalian yang tandanaya berlainan maka hasilnya adalah perkalian bilangan tersebut dengan tanda negative (-). 3. Langkah langkah menerapan bilangan bulat secara konsep kongkret Sehubungan dengan proses penyelesaian berbagai butir soal bilangan bulat, sangat diharapkan agar selalu berpegang pada tahap tahap yang berlaku antara lain : 1. Tahap penerapan konsep secara kongkretAdalah tahap dimana siswa diarahkan melalui sesuatu hal atau alat peragaan yang dilakukan dengan gerakan sedimikian sehingga siswa dapat memperoleh pola operasi bilangan bulat secara kongkret dan dapat pula bertanggung jawab secara konseptual. Proses penerapan konsep tersebut dilakukan melalui metode demonstrasi dengan media gambar dan alat.2. Tahap penerapan konsep bilangan bulat semi kongkret atau semi abstrakAdalah proses penerapan konsep bilangan bulat kepada anak melalui media gambar dan alat berupa garis bilangan yang menunjukan arah panah bilangan bulat positif (+), nol (0) dan bilangan bulat negative (-). Tujuan penerapan konsep bilangan bulat semi kongkret atau semi abstrak ini pada dasarnya adalah agar siswa sudah melangkah menuju hal hal operasi bilangan bulat yang menggunakan konsep abstrak. 3. Tahap penerapan konsep bilangan bulat abstrakProses penerapan konsep bilangan bulat pada langkah tersebut adalah menanamkan konsep konsep secara abstrak kepada siswa secara dimensi dan efektif demi membantu siswa tesebut pada proses pengambilan keputusan perhitungan bilang bulat, misalkan jika dalam penjumlahan dua buah bilangan bulat apabila ruas I dan II sama-sama bertanda sama, maka hasilnya adalah menuliskan kembali tanda yang ada lalu angka-nya dijumlahkan. Atau dalam operasi perkalian misalnya, Jika perkalian dua buah bilangan bulat yang tandanya sama maka hasilnya adalah bertanda/bernilai positif (+), dan sebaliknya jika kedua ruas tandanya beda, maka hasilnya adalah negative (-).Dari ketiga tahap diatas, dapat digaris bawahi bahwa proses perhitungan bilangan bulat yang terapkan kepada siswa tidak akan berhasil bila tidak melewati ketiga tahap tersebut mulai dari konsep yang bersifat kongkret sampai dengan konsep yang bersifat abstrak.3.1 Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan BulatBilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah (0,1,2,3.) dan negatif (-1,-2,-3,.) 0 adalah sama dengan 0 dan tidak dimasukan lagi secara terpisah.Penjumlahan adalah menemukan jumlah dua bilangan atau lebih tanpa membilang. Hal ini dimaksudkan untuk menekankan pendapat bahwa barangkali anak itu menghafal faktor-faktor penjumlahan primer itu dan dapat memberikan hasil-hasilnya serta dapat menerapkannya dalam soal-soal penjumlahan yang lebih sukar tanpa menggunakan lagi membilang. Bahkan dengan defenisi penjumlahan yang terbatas ini pentinglah dimengerti bahwa penjumlahan didasarkan pada membilang. Pengurangan adalah proses menemukan salah satu dari dua buah bilangan jika jumlahnya dan bilangan yang lain ditentukan. Jadi, 8-2 menunjukkan bahwa 8 adalah jumlah dua bilangan, dua adalah salah satu dari bilangan-bilangan itu, dan kita sedang berusaha untuk mencari bilangan yang lain.3.2 Cara Mengajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat.Sebelum mengajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat kepada peserta didik SD, siswa telebih dahulu memahami konsep bilangan bulat. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru SD perlu memahami bagaimana cara mengajarkan konsep bilangan bulat, khususnya bilangan bulat negatif. Pada umumnya sebelum guru mengenalkan konsep bilangan pada peserta didik SD, mereka secara tidak sadar telah mengenal konsep tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pernyataan berikut adalah contoh-contoh pernyataan yang mengungkapkan konsep bilangan negatif yang telah dikenal anak. Sebuah kapal selam berada pada kedalaman 54 meter dibawah permukan laut. Kapal tersebut bergerak ke bawah sejauh 16 meter Pernyataan-pernyataan tersebut dapat digunakan untuk mengenal konsep bilangan negatif kepada peserta didik.3.3 Pengertian Media Pembelajaran Matematika.Media pembelajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara dalam terjadinya pembelajaran. berdasarkan fungsinya media dapat berbentuk alat peraga dan sarana. Masa siswa sekolah dasar disebut juga sebagai usia permainan, karena alat peraga permainan mempunyai peranan penting dalam kehidupan dirinya. Sejalan dengan kemampuan intelektualnya, kemahiran intelektual seseorang semakin meningkat dengan menguasai cara berpikir yang tidak berperaga. Dalam berpikir berperaga sangat menonjol manfaat dari apa yang disebut kemahiran intelektual.Pengajaran matematika berdasarkan hakekat matematika yang memiliki pola pikir deduktif aksiomatis dan obyek yang abstrak bagi siswa sekolah dasar khususnya kelas V masih terlalu sulit untuk dimengerti. Peserta didik SD masih taraf berpikir konkrit. Pengajaran matematika harus disesuaikan dengan kondisi psikologis siswa sehingga pengajaran matematika dapat menggunakan benda konkrit. Supaya dapat mengajarkan matematika dengan baik maka terlebih dahulu kita harus mengetahui perkembangan siswa dan tahapan-tahapan Secara psikologis serta taktik mengajar yang benar (Hartono, 1990:3) berpendapat mengenai ciri-ciri alat peraga yang efektif sebagai berikut:a. Sederhana dan tepat sasaranb. Tepat dan relevan untuk suatu tugas pengajaran.c. Esensial dan penting.d. Menarik dan menantang.e. Menghemat tenaga dan waktu.Pemanfaatan media pembelajaran sudah sangat berkembang, tentu berdampak positif bagi proses belajar mengajar. Bahkan berpengaruh pula pada peningkatan hasil belajar anak, begitu juga berdampak pada terciptanya suasana yang kondusif dalam proses pembelajaran. Fungsi utama alat peraga atau media adalah membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran sehingga tidak terjadi verbalisme pada siswa.3.4 Media Garis Bilangan.Media garis bilangan adalah metode pembelajaran yang berbentuk garis dengan titik nol adalah titik yang mewakili bilangan nol. Titik-titik disebelah kiri titik nol mewakili bilangan negatif dan titik-titik di sebelah kanan titik nol, mewakili bilangan positif., dengan menggunakan media garis bilangan atau membantu guru dalam membimbing anak yang kurang menyukai pelajaran matematika atau siswa yang lambat belajar khususnya pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, karena penggunaan media garis bilangan selain berfungsi sebagai media pembelajaran juga sebagai sarana bermain. Gambar dibawah ini, menunjukkan media garis bilangan yang dipakai operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.Contoh: a. 2 + 3 = 5

-5-4-3-2-101234523b. -2 + (-3) = -5-5-4-32-1012345

Jika suatu bilangan dijumlah dengan bilangan bulat positif , maka arah panah ke kanan dan jika dijumlahkan dengan bilangan bulat negatif, maka arah panah ke kiri.D. Metode demonstrasi 1. Pengertian metode demonstrasiDemonstrasi berasal dari kata demonstrate yang artinya meragakan atau berbuat dan mengerakan/menunjukan. Sebagai metode mengajar, demonstrasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi perbuatan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.Demonstrasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh demonstrasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan demonstrasi akan sangat bermanfaat.Demonstrasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa demonstrasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Demonstrasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata. Metode demonstrasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kelompok. Proses pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan yang sebenarnya, melainkan kegiatan mengajar yang bersifat pura-pura. Kegiatan demonstrasi dapat dilakukan oleh siswa pada kelas tinggi di sekolah dasar. Dalam pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi, siswa dibina kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam kelompok. Di samping itu, dalam metode demonstrasi siswa diajak untuk dapat bermain peran beberapa perilaku yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.2. Tujuan demonstrasiMetode demonstrasi memiliki beberapa tujuan diantaranya (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan keaktifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada siswa, (6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.3. Prosedur Penggunaan Metode demonstrasiProsedur yang harus ditempuh dalam penggunaan metode demonstrasi adalah. Menetapkan topik demonstrasi yang diarahkan oleh guru, Menetapkan kelompok dan topik-topik yang akan dibahas, Demonstrasi diawali dengan petunjuk dari guru tentang prosedur, teknik, dan peran yang dimainkan, Proses pengamatan pelaksanaan demonstrasi dapat dilakukan dengan diskusi, Mengadakan kesimpulan dan saran dari hasil kegiatan demonstrai. 4. Keunggulan dan Kelemahan Metode demonstrasiTerdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan demonstrasi sebagai metode mengajar, di antaranya adalah. Demonstrasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. Demonstrasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui demonstrasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang didemonstrasikan. Demonstrasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. Demonstrasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran. Di samping memiliki kelebihan, demonstrasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya: Pengalaman yang diperoleh melalui demonstrasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Pengelolaan yang kurang baik, sering demonstrasi dijadikan sebagai sistem hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan demonstrasi. 5. Jenis-jenis demonstrasiDemonstrasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya. Sosiodrama.Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalanremaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya. Sosiodrama digunakan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah-masalah sosial serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya. Psikodrama.Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahan-permasalahan psikologis. Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya. Role Playing.Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari demonstrasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi. Peer Teaching.Peer teaching merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh siswa kepada teman-teman calon guru. Selain itu peer teaching merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu siswa itu lebih memahami materi pembelajaran. Demonstrasi Game.Simulasi game merupakan bermain peranan, para siswa berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu melalui permainan dengan mematuhi peraturan yang ditentukan. 6. Langkah-langkah demonstrasi1) Persiapan Demonstrasi Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan didemonstrasikan. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam demonstrasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan demonstrasi. 2) Pelaksanaan Demonstrasi Demonstrasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan. Demonstrasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang didemonstrasikan. 3) Penutup Melakukan diskusi baik tentang jalannya demonstrasi maupun materi cerita yang didemonstrasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan demonstrasi. Merumuskan kesimpulan. E. Hubungan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran DemonstrasiPrestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Untuk mencapai tujuan kegiatan belajar maka dibutuhkan suatu metode belajar yang tepat agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.Salah satu metode pembelajaran yang inovatif dan efisien adalah metode demonstrasi yaitu suatu metode pembelajaran yarg memberikan kesempatan dan menuntut siswa terlibat secara aktif di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menberikan informasi singkat. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar demonstrasi akan bertahan lama, mempunyai efek transfer yang lebih baik dan meningkatkan siswa dan kemampuan berfikir secara bebas. Secara umum belajar dengan metode demonstrasi ini melatih keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah berdasarkan sesuatu yang konkret sehingga dapat meningkatkan pengetahuan anak menjadi lebih mudah untuk menerima pelajaran yang berimbas pada meningkatnya prestasi belajar.

BAB IIIPELAKSANAAN PENELITIAN

A. SUBJEK, TEMPAT, WAKTU PENELITIAN DAN KARAKTER SISWA1. SUBJEK PENELITINama: APOLONARIUS TEDA POANIM: 822 756 411Program Studi: S1-PGSD2. TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Lari, Desa Renduteno, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, Tahun Pelajaran 2013/2014.3. WAKTU PENELITIANWaktu pelaksanaan penelitian yaitu Pra siklus tanggal 14 April 2014, Siklus I pada tanggal 03 Mei 2014, dan siklus II pada tanggal 13 Mei 2014, dengan alokasi waktu tiap siklus 2 x 35 menit.4. KARAKTER SISWASalah satu faktor utama yang menentukan siswa berhasil dalam belajar dan kehidupan selanjutnya adalah karakter mereka. Institusi tidak boleh memandang pembentukan karakter siswa dengan sebelah mata. Kalau bekenan penulis menghimbau kepada para pembaca teristimewa kepada para pelaku pendidikan, untuk mengadakan suatu gerakan pembentukan karakter siswa secara sistematik. Siswa yang diteliti tentang pelaksanaan pendidikan pada kelas V SD Lari terdiri dari:1. Laki-laki: 192. Perempuan : 153. Jumlah : 345. Kehadiran siswa kebanyakan hanya memenuhi aturan pendidikan. Karakter yang ditemukan pada lembaga pendidikan dasar ini adalah sebagai berikut:a) Keberadaan siswa berasal dari latar belakang kehidupan yang bervariasi.b) Ciri khusus yang menggambarkan kekhasan lembaga ini, dalam berkomunikasi baik di dalam kelas maupun di luar menggunakan bahasa daerah.c) Iklim yang kondusif, suasana tenang jika guru berada di dalam kelas.d) Peradaban yang dibawah ke kelas /sekolah sangat beragam karena tata letak lembaga ini berada pada posisi perantaraan dari bahasa etnis. Pada umumnya sekolah pertama tama memang memusatkan perhatian pada ranah akademik. Meskipun pada dasarnya cerdas, siswa yang tidak disiplin dan penuh perhatian boleh jadi kecerdasanya tidak berkembang secara optimal. B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJAR1. Kegiatan pra siklusa. Perencanaan pembelajaran1. Membuat perencanaan pembelajaran2. Merumuskan tujuan pembelajaran3. Menentukan metode pembelajaran yang tepat4. Menyiapkan materi pembelajaran secara matang b. Pelaksanaan pembelajaran1. Menyampaikan tujuan pembelajaran2. Dengan bertanya jawab guru dan siswa menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat. 3. Siswa mengerjakan soal-soal latihan.4. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran5. Testc. PengamatanDari hasil pengamatan pada pra siklus, peneliti dapat mengumpulkan nilai ulangan yang diselenggarakan pada akhir pra siklus:Table 3.1 Nilai hasil evaluasi kegiatan pra siklusNO NAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA63

2AGNESIA S.W. BHICU73

3APOLONIUS LETA63

4OKTAVIANUS KESO63

5YANUARIA F. DHENGI73

6DOROTEUS EBU NDUA63

7FINSEN SENO F. AME73

8HENDRIANA A. MAWA63

9KRISANTUS A. DHAE73

10OLIVA BEDHA55

11FERNANDES DHULA63

12ROSALINDA D.T. WEA82

13MARIA A. NINGSI LADO82

14WILFRIDUS REO73

15ALEKSANDER S. KEWA63

16HERBERTUS SIGA55

17HERIBERTUS RASA45

18AGUSTINUS BANGU63

19QUIRINUNS LITA63

20PETRUS K.W. NGANGE55

21VERONIKA IO63

22YOHANES DHAE63

23YOHANES SIGA55

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE63

26MONIKA EWI-

27ROSWIRGIA N. SATO63

28YOSUA F. AWANG63

29VIKI NOLI73

30MARIA E. NIDA73

31MARIA DARU55

32LUSIA RONA45

33HILARIUS WAKA63

34THOMAS MEZE63

JUMLAH2.148

RATA-RATA65.09

DAYA SERAP65 %

d. Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi pada pra siklus di atas, nilai yang diperoleh siswa tidak mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)l. Oleh karena itu penulis merefleksi kembali atas kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada pra siklus. Adapun beberapa ketentuan standar yang akan menjadi bahan dasar perbaikan antara lain yaitu :1. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam seluruh rangkaian pembelajaran matematika2. Penggunaan metode pembelajaran yang cocok dan sesuai dengan situasi dan lingkungan pembelajaran peserta didik3. Penggunaan berbagai alat peraga dalam membantu peserta didik memahami konsep absatrak operasi hitung bilangan bulat4. Penggunaan logika bahasa yang yang dapat membuat peserta didik lebih cepat dan mudah memahami materi pembelajaran. Sehingga penulis mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan perbaikan kembali pada siklus I.2. Kegiatan Siklus Ia) Rencana : Mengupayakan agar semua siswa aktif dalam pembuatan karya/model yakni memperbanyak jumlah kelompok diskusi dengan jumlah anggota yang lebih terbatas (5 orang satu kelompok). Memberi penjelasan lebih detail, rinci atau langkah demi langkah dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Mengarahkan siswa untuk dapat membuat kesimpulan berupa komentar.

b) Pelaksana Dilaksanakan pada hari Selasa, 03 M, diawali dengan membuat RPP perbaikan. Pelajaran dilakukan, sekaligus mengumpulkan data/temuan baik yang kurang maupun yang lebih. dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran saya dibantu teman sejawat.

c) Pengamatan Dalam proses pengamatan dan observasi dilengkapi dengan berbagai instrument pengumpulan data yang berfungsi untuk mengobservasi perilaku guru dan siswa.Hasil observasi tersebut terlihat pada table 3.2 berikut:NOPERILAKU GURU YANG DI OBSERVASIYATIDAK

1Apakah guru memberi salam dalam membuka dan menutup pelajaran ?

2Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran sebelum masuk pada kegiatan inti?

3Apakah guru menyediahkan media dalam pembelajaran ?

4Apakah guru membagi kelompok diskusi /kerja yang seimbang?

5Apakah guru membimbing dalam proses kerja kelompok?

6Apakah guru memberi waktu yang cukup dalam menyelesaikan tugas kelompok ?

7Apakah guru memberi penguatan bila siswa mengalami kesulitan ?

8Apakah guru memberi pujian terhadap hasil karya siswa?

9Apakah guru dalam penjelasanya menggunakan bahas yang mudah dipahami siswa?

Dari hasil observasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran oleh guru dan masukan dari teman sejawat, siswa selalu mengalami kemajuan dalam belajar. Siswa menjadi lebih aktif serta lebih cepat memahami konsepTabel 3.3 Perubahan perilaku siswa dapat terlihat pada table 3.3 berikut :

NOPERUBAHAN PERILAKU SISWAYATIDAK

1Apakah siswa mempunyai perhatian pada penjelasan guru?

2Apakah sudah Nampak keaktifan siswa pada setiap kelompok?

3Apakah telah menunjukan antusias siswa dalam penyelesaian tugas?

5Apakah siswa bertanya kembali hal-hal yang belum jelas?

6Apakah siswa berinteraksi pada sesama teman dalam kelompok?

7Apakah siswa dapat berkomentar tentang hasil karya kelompok lain?

8Apakah siswa dapat membuat kesimpulan jawaban dari hasil karya yang dibuatnya?

Tabel 3.4 Perubahan prestasi hasil belajar siswa dapat terlihat pada table 3.4 berikut :

NONAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA73

2AGNESIA S.W. BHICU73

3APOLONIUS LETA73

4OKTAVIANUS KESO64

5YANUARIA F. DHENGI73

6DOROTEUS EBU NDUA73

7FINSEN SENO F. AME82

8HENDRIANA A. MAWA73

9KRISANTUS A. DHAE82

10OLIVA BEDHA63

11FERNANDES DHULA73

12ROSALINDA D.T. WEA100

13MARIA A. NINGSI LADO100

14WILFRIDUS REO82

15ALEKSANDER S. KEWA82

16HERBERTUS SIGA64

17HERIBERTUS RASA64

18AGUSTINUS BANGU73

19QUIRINUNS LITA73

20PETRUS K.W. NGANGE64

21VERONIKA IO73

22YOHANES DHAE73

23YOHANES SIGA64

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE73

26MONIKA EWI64

27ROSWIRGIA N. SATO73

28YOSUA F. AWANG73

29VIKI NOLI82

30MARIA E. NIDA100

31MARIA DARU64

32LUSIA RONA64

33HILARIUS WAKA73

34THOMAS MEZE73

JUMLAH2.554

RATA-RATA75.12

DAYA SERAP75 %

Dalam hasil observasi pelaksanaan proses perbaikan dengan dibantu oleh guru sebagai motivator dan pembimbing diperoleh beberapa temuan positif yang dapat dijadikan pertimbangan dari proses perbaikan diantaranya: Siswa tidak lagi menjadi pendengar pasif Guru tidak lagi membimbing khusus pada salah satu kelompok karena media yang disiapkan sudah cukup membantu. Siswa tidak mengalami hambatan dalam proses penyelesaian karena bahan dan alatnya lengkap pada setiap kelompok. Siswa memperoleh kepuasan karena dapat membuktikan tumbuhan dapat membuat makanan sendiri.d) Refleksi Setelah dilaksanakan program perbaikan, kelas kelihatan lebih hidup. Diskusi dan kegiatan tentang materi proses perhitungan bilangan bulat nampak semua siswa berperan aktif, serta sudah bisa atau mampu membuat kesimpulan. 3. Kegiatan Siklus 2 a) Rencana Pembelajaran Membuat rencana pembelajaran perbaikan Merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai Menentukan metode pembelajaran Menentukan media pembelajaran Menyiapkan materi perbaikan pembelajaranb) Pelaksanaan PembelajaranPelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika pada siklus berjalan baik tahap pelaksanaan perbaikan pembelajarannya diatur dengan : Pembelajaran program perbaikan pembelajaran Melakukan bimbingan secara individu pada siswa Memberikan lembaran LKS untuk di diskusi secara bersama Pemberian rangkuman Pemberian evaluasi secara individuc) PengamatanHasil pengamatan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti dapat mengumpulkan data hasil nilai rata-rata siswa sebagai berikut : Tabel 3.5 Nilai hasil evaluasi kegiatan perbaikan siklus IINONAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA82

2AGNESIA S.W. BHICU82

3APOLONIUS LETA-

4OKTAVIANUS KESO82

5YANUARIA F. DHENGI82

6DOROTEUS EBU NDUA91

7FINSEN SENO F. AME91

8HENDRIANA A. MAWA91

9KRISANTUS A. DHAE-

10OLIVA BEDHA73

11FERNANDES DHULA82

12ROSALINDA D.T. WEA100

13MARIA A. NINGSI LADO100

14WILFRIDUS REO91

15ALEKSANDER S. KEWA91

16HERBERTUS SIGA-

17HERIBERTUS RASA73

18AGUSTINUS BANGU82

19QUIRINUNS LITA82

20PETRUS K.W. NGANGE73

21VERONIKA IO91

22YOHANES DHAE82

23YOHANES SIGA73

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE82

26MONIKA EWI73

27ROSWIRGIA N. SATO82

28YOSUA F. AWANG91

29VIKI NOLI-

30MARIA E. NIDA100

31MARIA DARU82

32LUSIA RONA73

33HILARIUS WAKA91

34THOMAS MEZE82

Jumlah2.550

Rata-Rata85.00

Daya Serap85 %

d) Refleksi Berdasarkan hasil nilai rata-rata pada tabel diatas, maka perbaikan pada siklus II ternyata ada perubahan dengan siklus I. hal ini memungkinkan bahwa adanya perubahan siswa yang sangat signifikan terhadap materi pelajaran dengan cara menyelesaikan soal evaluasi sehingga siswa mampu memperoleh nilai standar maksimal yang telah ditargetkan.C. TEKNIK ANALISIS DATASetelah data terkumpul melalui teknik pengumpulan data, langkah selanjutnya mengolah dan menganalisis dengan menggunakan rumus :

Skor hasil pekerjaan siswa =

Untuk menganalisis data berupa skor hasil jawaban di atas pekerjaan siswa yang telah diperoleh melalui cara test maka skor hasil tes tersebut perlu diberikan penilaian atau makna dengan menggunakan angka pembanding sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini.Tabel 3.6 Skor kemampuan siswaNomor Indek interval SkalaKategoriSkorArti kemampuanketerangan

10-19Sangat rendah

220-39Rendah

340-59Sedang

460-79Tinggi

580-100Sangat tinggi

Penyusunan korelasi interval tersebut di atas didasarkan menurut ajaran teori korelasi product moment yang dikembangkan oleh pearson sebagaimana dikutip Sugiyono (2006:216).Setelah data dikumpulkan dan dianalisis selanjutnya disajikan dengan menggunakan metode formal yaitu data disajikan dengan mengunakan angka-angka.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI PERSIKLUS1. Kegiatan pra siklusa. Perencanaan pembelajaran1. Membuat perencanaan pembelajaran2. Merumuskan tujuan pembelajaran3. Menentukan metode pembelajaran yang tepat4. Menyiapkan materi pembelajaran secara matang b. Pelaksanaan pembelajaran1. Menyampaikan tujuan pembelajaran2. Dengan bertanya jawab guru dan siswa menyelesaikan soal yang berkaitan dengan proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri. 3. Siswa mengerjakan soal-soal latihan.4. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran5. Testc. PengamatanDari hasil pengamatan pada pra siklus, peneliti dapat mengumpulkan nilai ulangan yang diselenggarakan pada akhir pra siklus.Table 4.1 Nilai hasil evaluasi kegiatan pra siklusNO NAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA63

2AGNESIA S.W. BHICU73

3APOLONIUS LETA63

4OKTAVIANUS KESO63

5YANUARIA F. DHENGI73

6DOROTEUS EBU NDUA63

7FINSEN SENO F. AME73

8HENDRIANA A. MAWA63

9KRISANTUS A. DHAE73

10OLIVA BEDHA55

11FERNANDES DHULA63

12ROSALINDA D.T. WEA82

13MARIA A. NINGSI LADO82

14WILFRIDUS REO73

15ALEKSANDER S. KEWA63

16HERBERTUS SIGA55

17HERIBERTUS RASA45

18AGUSTINUS BANGU63

19QUIRINUNS LITA63

20PETRUS K.W. NGANGE55

21VERONIKA IO63

22YOHANES DHAE63

23YOHANES SIGA55

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE63

26MONIKA EWI-

27ROSWIRGIA N. SATO63

28YOSUA F. AWANG63

29VIKI NOLI73

30MARIA E. NIDA73

31MARIA DARU55

32LUSIA RONA45

33HILARIUS WAKA63

34THOMAS MEZE63

JUMLAH2.148

RATA-RATA65.09

DAYA SERAP65 %

d. Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi pada pra siklus di atas, nilai yang diperoleh siswa tidak mencapai standar minimal. Oleh karena itu penulis merefleksi kembali atas kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada pra siklus. Sehingga penulis mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan perbaikan kembali pada siklus I.2. Kegiatan Siklus Ia) Rencana : Mengupayakan agar semua siswa aktif dalam pembuatan karya/model yakni memperbanyak jumlah kelompok diskusi dengan jumlah anggota yang lebih terbatas (5 orang satu kelompok). Memberi penjelasan lebih detail, rinci atau langkah demi langkah dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Mengarahkan siswa untuk dapat membuat kesimpulan berupa komentar.b) Pelaksana Dilaksanakan pada hari selasas, 30 Oktober 2013 diawali dengan membuat RPP perbaikan. Pelajaran dilakukan, sekaligus mengumpulkan data/temuan baik yang kurang maupun yang lebih. dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran saya dibantu teman sejawat.c) Pengamatan Dalam proses pengamatan dan observasi dilengkapi dengan berbagai instrument pengumpulan data yang berfungsi untuk mengobservasi perilaku guru dan siswa. Hasil observasi tersebut terlihat pada table berikut:Table 4.2 Perubahan perilaku siswa berikut :NONAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA73

2AGNESIA S.W. BHICU73

3APOLONIUS LETA73

4OKTAVIANUS KESO64

5YANUARIA F. DHENGI73

6DOROTEUS EBU NDUA73

7FINSEN SENO F. AME82

8HENDRIANA A. MAWA73

9KRISANTUS A. DHAE82

10OLIVA BEDHA63

11FERNANDES DHULA73

12ROSALINDA D.T. WEA100

13MARIA A. NINGSI LADO100

14WILFRIDUS REO82

15ALEKSANDER S. KEWA82

16HERBERTUS SIGA64

17HERIBERTUS RASA64

18AGUSTINUS BANGU73

19QUIRINUNS LITA73

20PETRUS K.W. NGANGE64

21VERONIKA IO73

22YOHANES DHAE73

23YOHANES SIGA64

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE73

26MONIKA EWI64

27ROSWIRGIA N. SATO73

28YOSUA F. AWANG73

29VIKI NOLI82

30MARIA E. NIDA100

31MARIA DARU64

32LUSIA RONA64

33HILARIUS WAKA73

34THOMAS MEZE73

JUMLAH2.554

RATA-RATA75.12

DAYA SERAP75 %

Dalam hasil observasi pelaksanaan proses perbaikan dengan dibantu oleh guru sebagai motivator dan pembimbing diperoleh beberapa temuan positif yang dapat dijadikan pertimbangan dari proses perbaikan diantaranya: Siswa tidak lagi menjadi pendengar pasif Guru tidak lagi membimbing khusus pada salah satu kelompok karena media yang disiapkan sudah cukup membantu. Siswa tidak mengalami hambatan dalam proses penyelesaian karena bahan dan alatnya lengkap pada setiap kelompok. Siswa memperoleh kepuasan karena dapat membuktikan tumbuhan dapat membuat makanan sendiri.d) Refleksi Setelah dilaksanakan program perbaikan, kelas kelihatan lebih hidup. Diskusi dan kegiatan tentang konduktor dan isolator nampak semua siswa berperan aktif, serta sudah bisa atau mampu membuat kesimpulan.3. Kegiatan Siklus 2 a) Rencana Pembelajaran Membuat rencana pembelajaran perbaikan Merumuskan tujuan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai Menentukan metode pembelajaran Menentukan media pembelajaran Menyiapkan materi perbaikan pembelajaranb) Pelaksanaan PembelajaranPelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA pada siklus berjalan baik tahap pelaksanaan perbaikan pembelajrannya diatur dengan : Pembelajaran program perbaikan pembelajaran Melakukan bimbingan secara individu pada siswa Memberikan lembaran LKS untuk di diskusi secara bersama Pemberian rangkuman Pemberian evaluasi secara individuc) PengamatanHasil pengamatan perbaikan pembelajaran pada siklus II, peneliti dapat, mengumpulkan data hasil nilai rata-rata siswa sebagai berikut:

Tabel 4.3 Nilai hasil evaluasi kegiatan perbaikan siklus IINONAMA MURIDNILAI

URUTKELAS V

1ALEKSANDER KOTA82

2AGNESIA S.W. BHICU82

3APOLONIUS LETA-

4OKTAVIANUS KESO82

5YANUARIA F. DHENGI82

6DOROTEUS EBU NDUA91

7FINSEN SENO F. AME91

8HENDRIANA A. MAWA91

9KRISANTUS A. DHAE-

10OLIVA BEDHA73

11FERNANDES DHULA82

12ROSALINDA D.T. WEA100

13MARIA A. NINGSI LADO100

14WILFRIDUS REO91

15ALEKSANDER S. KEWA91

16HERBERTUS SIGA-

17HERIBERTUS RASA73

18AGUSTINUS BANGU82

19QUIRINUNS LITA82

20PETRUS K.W. NGANGE73

21VERONIKA IO91

22YOHANES DHAE82

23YOHANES SIGA73

24B. D. YUNINGASIH100

25GETRUDIS BULE82

26MONIKA EWI73

27ROSWIRGIA N. SATO82

28YOSUA F. AWANG91

29VIKI NOLI-

30MARIA E. NIDA100

31MARIA DARU82

32LUSIA RONA73

33HILARIUS WAKA91

34THOMAS MEZE82

Jumlah2.550

Rata-Rata85.00

Daya Serap85

d) Refleksi Berdasarkan hasil nilai rata-rata pada tabel diatas, maka perbaikan pada siklus II ternyata ada perubahan dengan siklus I. hal ini memungkinkan bahwa adanya perubahan siswa terhadap materi pelajaran dengan cara menyelesaikan soal evaluasi sehingga siswa mampu memperoleh nilai standar maksimal yang telah ditargetkan.Dari refleksi proses pembelajaran dan hasil penelitian tindakan kelas diperoleh melalui pra siklus, siklus I dan siklus II merupakan suatu kenyataan bahwa :1. Siswa bingung2. Siswa sulit memahami proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri dengan mekanismenya.3. Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. 4. Siswa tidak bisa membuat keimpulan karena tugas kelompok tidak dapat diselesaikan .Berpedoman pada masalah yang ditemukan diatas, dibuatlah rencana perbaikan. Dalam pelaksanaan perbaikan guru mengumpulkan data dan menerima masukan dari teman sejawat. Perubahan perilaku guru tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan bahasa yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami siswa2. Menjelaskan tujuan pembelajaran 3. Menyediahkan media pembelajaran 4. Membimbing siswa dalam diskusi materi proses tumbuhan hijau membuat makanan sendiri. Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan lebih khusus pada Mata Pelajaran Matematika, penulis mencoba memperkenalkan Matematika melalui percobaan yang menyenangkan. Percobaan atau unjuk kerja yang disajikan secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan, terutama siswa. Demonstrasi berupa unjuk kerja diawali dengan permasalahan yang erat hubunganya dengan kehidupan sehari-hari, dan menuntut guru dan siswa mencari solusinya.B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUSPerbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, yang merupakan kendala atau hambatan sehingga pembelajaran Mata Pelajaran Matematika pada lembaga pendidikan dasar SD Lari tidak tercapai. Dampak dari kegiatan perbaikan, hasil yang dicapai cukup memuaskan yang dialami siswa maupun guru yang berperan sebagai motivator dan pembimbing. Dengan demikian pelaksanaan perbaikan tidak sampai pada siklus yang ke tiga. Untuk lebih jelas peneliti dapat menyimpulkan data nilai siswa mulai dari sebelum perbaikan sampai dengan siklus II seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Data Nilai Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

NoNamaNilaiPra SiklusNilaiSiklus 1NilaiSiklus II

1Aleksander Kota63 7382

2Agnesia S.W. Bhicu737382

3Apolonius Leta6373-

4Oktavianus Keso636482

5Yanuaria F. Dhengi737382

6Doroteus Ebu Ndua637391

7Finsen Seno F. Ame738291

8hendriana a. Mawa637391

9Krisantus A. Dhae7382-

10Oliva Bedha556373

11Fernandes Dhula637382

12Rosalinda D.T. Wea82100100

13Maria A. Ningsi Lado82100100

14Wilfridus Reo738291

15Aleksander S. Kewa638291

16Herbertus Siga5564-

17Heribertus Rasa456473

18Agustinus Bangu637382

19Quirinuns Lita637382

20Petrus K.W. Ngange556473

21Veronika Io637391

22Yohanes Dhae637382

23Yohanes Siga556473

24B. D. Yuningasih100100100

25Getrudis Bule637382

26Monika Ewi-6473

27Roswirgia N. Sato637382

28Yosua F. Awang637391

29Viki Noli7382-

30Maria E. Nida73100100

31Maria Daru556482

32Lusia Rona456473

33Hilarius Waka637391

34Thomas Meze637382

Jumlah2.1482.5542.750

Rata-Rata62.0975.1285.00

Daya Serap62 %75 %85 %

BAB VSIMPULAN, SARAN DAN TINDAK LANJUT

A. SimpulanDengan telah selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahappelaksanaan mulai dari prasiklus (pertama) sampai dengan Siklus II (ketiga). Penulis menarik suatu kesimpulan :1. Setelah melaksanakan Pra-Siklus hasil nilai yang diperoleh adalah rata-rata 65,09 dengan persentase ketuntasan 27,27 %. Hal inibelum maksimal, siswa belum terkonsentarsi dengan baik, sehingga masih banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru.2. Pada Siklus I (satu) hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 75,12 dengan persentase ketuntasan 73,53%, yang mana disini terdapatpeningkatan, walau tidak begitu siknifikan.3. Siklus II (dua) mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baikini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa rata-rata 85,00, denganpersentase ketuntasan 100 % sehingga kenaikan ini sangat baik, nilai ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar.4. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode mengajar berpariasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa, sehingga suasana kelas konduktif, maka terciplah suasana Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM).B. Saran 1. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif, agarsiswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkanprilaku yang baik.2. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu mengungkapkan ide dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan lebih mampu mengkonsentrasikan ide danpengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang sedang dipelajari. Sehingga di dalam mengajar dapat berperan sebagai fasilitator dan motifator yang bisa memberikan dan menyediakan pengalaman belajaryang memungkinkan siswa untuk bertanggung jawab dalam melakukanproses pembelajaran.3. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru bisa menggunakan metodepembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pertanyaan dan memotivasi dalam pembelajaranC. TINDAK LANJUT1. Bagi peneliti dapat melanjutkan proses penerapan pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam pola operasi hitung bilangan bulat pada proses pembelajaran selanjutnya2. Menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan metode demonstrasi3. Menyiapkan sarana pembelajaran berupa alat peraga yang dapat membantu peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran matematika

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, (1993).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Renika Cipta.IGAK Wardhani, 2007.Abin Syamsudin Makmun. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Roda KaryaAndayani (2009 ). Pemantapan Kemampuan PKP). Penerbit Universitas Terbuka Jakarta Majalah Educare 2010 )Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali PersArsyad, Azhar. (2012). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaAhmad Thonowi 1991). PsikologiPendidikan ,Angkasa BandungArikunto, Suharsimi (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka CiptaAunurahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Angkasa BandungAlvabetaslameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka CiptaDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1993). Kurukulum Pendidikan Dasar, Landasan Program dan Pengembangan. Jakarata: DepdikbutI.G.A.K Wardani dan Kuswaya Wihardi (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Universitas terbuka JakartaKeraf, Goris. (1981). Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores: Nusa IndahMulyasa, (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja RosdakaryaMulyani Sumantri dan Johar Pernata. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Ditjen Pendidikan Tinggi. DepdiknasMuhammad Thobroni @ Arif Mustofa. (2011). Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktis Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jokjakarta: Ar-Ruzz MediaNana Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remja RosdakaryaPalmer, J. Parker, (2009). Keberanian Mengajar, (The Courage To Teach). Jakarta: PT IndeksSalmento 2000). Psikologi Belajar ,Rineka CiptaSantrock, John, W. (2007). Psikologi Pendidikan. Universiti of Texas-Dallas.Sidi, I. J. (2001). Menuju Masyarakat BelajarSuciati, Dr. (2003). Motivasi Dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas TerbukaSumantri, Mulyani. (2001). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas TerbukaAndayani (2009 ) : Pemantapan Kemampuan PKP. Penerbit Universitas Terbuka Jakarta Majalah Educare 2010 )Ahmad Thonowi 1991) PsikologiPendidikan ,Angkasa Bandung Sri Anitha W. (2007 ) Strategi Pembelajaran di SD,Universitas Terbuka Gerlach dan Ely( 2002) Perkembangan peserta Didik,Angkasa Bandung.Salmento 2000) Psikologi. Belajar ,Rineka CiptaAbin Syamsudin Makmum. (1996). Psikologi Pendidikan. Bandung: Roda karyaArsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali PersAunurahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Angkasa Bandung.