karbohidrat

43
PENDAHULUAN Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui makanan, manusia dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam mineral. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif mudah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon dioksida (CO2 ) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara. Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang

Upload: cluprut

Post on 01-Jul-2015

349 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: karbohidrat

PENDAHULUAN

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

manusia, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia. Melalui makanan,

manusia dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi

tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan garam mineral.

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan

sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya relatif mudah.

Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis,

klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat

dari karbon dioksida (CO2 ) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah.

Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu

dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.

Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah

larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi.

Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan

membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati

dan nonpati. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa

yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C

nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hidroksil atom C nomor 4 pada

molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk

struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip

pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serealia, seperti beras, gandum, dan

jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida

nonpati merupakan komponen utama serat makanan.

Di negara-negara sedang berkembang kurang lebih, 80% energi makanan

berasal dari karbohidrat. Di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa

Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbohidrat adalah

4 kkal per gram.

Page 2: karbohidrat

TINJAUAN TEORITIS

Susunan Kimia Karbohidrat

Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),

dan oksigen (O). Perbandingan antara hidrogen dan oksigen pada umumnya

adalah 2 : 1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat.

Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn . Hanya

heksosa (6-atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya

memegang peranan penting, dalam ilmu gizi.

Klasifikasi

Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu

karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Sesungguhnya semua jenis

karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana; karbohidrat

kompleks mempunyai lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu molekul.

1. Karbohidrat Sederhana

Karbohidrat sederhana terdiri atas:

(1) monosakarida yang terdiri atas jumlah atom C yang sama dengan molekul

air, yaitu [C6(H20)6] dan [C5(H20)5];

(2) disakarida yang terdiri atas ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12

atom C ada 11 molekul air [C12(H20)11];

(3) gula alkohol merupakan bentuk alkohol dari monosakarida;

(4) oligosakarida adalah gula rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa,

glukosa, dan fruktosa.

a. Monosakarida

Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri

atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat

pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil

(OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa,

Page 3: karbohidrat

fruktosa, dan galaktosa. Ketiga macam monosakarida ini mengandung

jenis dan jumlah atom yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen,

dan 6 atom oksigen. Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunan

atom-atom hidrogen dan oksigen di sekitar atom-atom karbon. Perbedaan

dalam susunan atom inilah yang menyebabkan perbedaan dalam tingkat

kemanisan, daya larut, dan sifat lain ketiga monosakarida tersebut.

Monosakarida yang terdapat di alam pada umumnya terdapat dalam

bentuk isomer dekstro (D). Gugus hidroksil pada karbon nomor 2 terletak

di sebelah kanan. Struktur kimianya dapat berupa struktur terbuka atau

struktur cincin. Jenis heksosa lain yang kurang penting dalam ilmu gizi

adalah manosa. Monosakarida yang mempunyai lima atom karbon disebut

pentosa, seperti ribosa, xilosa, dan arabinosa.

Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas

di alam dalam jurnlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung,

sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Tubuh hanya

dapat menggunakan glukosa dalam bentuk D. Glukosa murni yang ada di

pasar biasanya diperoleh dari hasil olahan pati. Glukosa memegang

peranan sangat penting dalam ilmu gizi. Glukosa merupakan hasil akhir

pencernaan pati, sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia.

Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang

beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Dalam

keadaan normal sistem saraf pusat hanya dapat menggunakan glukosa

sebagai sumber energi. Glukosa dalam bentuk bebas hanya terdapat dalam

jumlah terbatas dalam bahan makanan. Glukosa dapat dimanfaatkan untuk

diet tinggi energi. Tingkat kemanisan glukosa hanya separuh dari sukrosa,

sehingga dapat digunakan lebih banyak untuk tingkat kemanisan yang

sama.

Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula, buah, adalah gula

paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan

glukosa, C6H12O6 namun strukturnya berbeda. Susunan atom dalam

fruktosa merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga menimbulkan

rasa manis. Gula ini terutama terdapat dalam madu bersama glukosa,

Page 4: karbohidrat

dalam buah, nektar bunga, dan juga di dalam sayur. Sepertiga dari gula

madu terdiri atas fruktosa. Fruktosa dapat diolah dari pati dan digunakan

secara komersial sebagai pemanis. Minuman ringan banyak menggunakan

sirup jagung-tinggi-fruktosa sebagai bahan pemanis. Di dalam, tubuh,

fruktosa merupakan hasil pencernaan sakarosa.

Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan

fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan

laktosa.

Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti

di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk membuat roti.

Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami.

Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber energi.

Ribosa dan deoksiribosa merupakan bagian asam nukleat dalam inti sel.

Karena dapat disintesis oleh semua hewan, ribosa dan deoksiribosa tidak

merupakan zat gizi esensial.

b. Disakarida

Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa,

laktosa, dan trehalosa. Trehalosa tidak begitu penting dalam ilmu gizi,

oleh karena itu akan dibahas secara terbatas. Disakarida terdiri atas dua

unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi.

Kedua monosakarida paling mengikat berupa ikatan glikosidik melalui

satu atom oksigen (0). Ikatan glikosidik ini biasanya terjadi antara atom C

nomor 1 dengan atom C nomor 4 dan membentuk ikatan alfa, dengan

melepaskan satu molekul air. Hanya karbohidrat yang unit

monosakaridanya terikat dalam bentuk alfa yang dapat dicernakan.

Disakarida dapat dipecah kembali menjadi dua molekul monosakarida

melalui reaksi hidrolisis. Glukosa terdapat pada ke empat jenis disakarida;

monosakarida lainnya adalah fruktosa dan galaktosa.

Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.

Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari

kedua macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan

kristalisasi. Gula merah yang banyak digunakan di Indonesia dibuat dari

Page 5: karbohidrat

tebu, kelapa atau enau melalui proses penyulingan tidak sempurna.

Sukrosa juga terdapat di dalam buah, sayuran, dan madu. Bila dicernakan

atau dihidrolisis, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan satu unit

fruktosa. Pada pembuatan sirup sebagian sukrosa (gula pasir) akan terurai

menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Gula invert secara

alami terdapat di dalam madu dan rasanya lebih manis daripada sukrosa.

Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk

pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan

bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada

pencernaan pati. Dalam proses berkecambah pati yang terdapat dalam

padi-padian pecah menjadi maltosa, untuk kemudian diuraikan menjadi

unit-unit glukosa tunggal sebagai makanan bagi benih yang sedang

tumbuh. Produksi bir terjadi bila maltosa difermentasi menjadi alkohol.

Bila dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa.

Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu

unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kadar laktosa pada susu sapi adalah

6,8 gram per 100 ml, sedangkan pada air susu ibu (ASI) 4,8 gram per 400

mi. Banyak orang, terutama yang berkulit berwarna (termasuk orang

Indonesia) tidak tahan terhadap susu sapi, karena kekurangan enzim

laktase yang dibentuk di dalam dinding usus dan diperlukan untuk

pemecahan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Kekurangan laktase ini

menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak dicerna

tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Hal ini

mempengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh, yang menyebabkan

gejala kembung, kejang perut, dan diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa

lebih banyak terjadi pada orang tua. Laktosa adalah gula yang rasanya

paling tidak manis (seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut

daripada disakarida lain.

Trebhalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan

dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas

trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.

Page 6: karbohidrat

c. Gula Alkohol

Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara

sintetis. Ada empat jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan

inositol.

Sorbitol terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial

dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah gugus

aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH).

Sorbitol banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus

pasien diabetes, seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat

kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa,

diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa.

Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa.

Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare

pada pasien diabetes. Sorbitol tidak mudah dimetabolisme oleh bakteri

dalam mulut sehingga tidak mudah menimbulkan karies gigi. Oleh karena

itu, sorbitol banyak digunakan dalam pembuatan permen karet.

Manitol dan dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari monosakarida

manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas, asparagus, ubi

jalar, dan wortel. Secara komersial manitol diekstraksi dari sejenis rumpus

laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam industri pangan.

Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa. Inositol

terdapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam serealia.

Bentuk esternya dengan asam fitat menghambat absorpsi kalsium dan zat

besi dalam usus halus.

d. Oligosakarida

Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida

(oligo berarti sedikit). Sebetulnya disakarida termasuk dalam

oligosakarida, tetapi karena peranannya dalam ilmu sangat penting maka

dibahas secara terpisah.

Page 7: karbohidrat

Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang

terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis

oligosakarida ini terdapat di dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-

kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim pencernaan. Seperti

halnya polisakarida nonpati, oligosakarida ini di dalam usus besar

mengalami fermentasi

Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas

beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Panjang

rantai bisa sampai 3 hingga 50 unit, bergantung pada sumbernya. Fruktan

terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus.

Fruktan tidak dicernakan secara berarti. Sebagian besar di dalam usus

besar difermentasi.

2. Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks terdiri atas:

(1) Polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida.

(2) Serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati.

a. Polisakarida

Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit

gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau

bercabang. Gula sederhana ini terutama adalah glukosa. jenis polisakarida

yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan

polisakarida nonpati.

Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan

merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia.

Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian.

Beras, jagung, dan gandum mengandung 70-80% pati; kacang-kacang

kering, seperti kacang kedelai, kacang merah dan kacang hijau 30-60%,

sedangkan ubi, talas, kentang, dan singkong 20-30%. Jumlah unit glukosa

dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain, bergantung

jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain

Page 8: karbohidrat

dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan,

dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak

bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya

bercabang-cabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang. Rantai

glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan alfa yang dapat dipecah

dalam proses percernaan. Molekul pati terdiri atas ribuan molekul glukosa

yang terikat dalam bentuk rantai tidak bercabang atau bercabang.

Komposisi amilosa dan amilopektin berbeda dalam pati berbagai bahan

makanan. Amilopektin pada umumnya terdapat dalam jumlah lebih besar.

Sebagian besar pati mengandung antara 15% dan 35% amilosa. Pada beras

semakin kecil kandungan amilosa atau semakin tinggi kandungan

amdopektinnya, semakin pulen (lekat) nasi yang diperoleh. Beras ketan

hampir tidak mengandung amilosa (1-2%). Dalam butiran pati, rantai-

rantai amilosa dan amilopektin tersusun dalam bentuk semi kristal, yang

menyebabkannya tidak larut dalam air dan memperlambat pencernaannya

oleh amilase pankreas. Bila dipanaskan dengan air, struktur kristal rusak

dan rantai polisakarida akan mengambil posisi acak. Hal inilah yang

menyebabkannya mengembang dan memadat (gelatinisasi). Cabang-

cabang dalam struktur amilopektinlah yang terutama menyebabkannya

dapat membentuk gel yang cukup stabil. Proses pemasakan pati di

samping menyebabkan pembentukan gel juga akan melunakkan dan

memecah sel, sehingga memudahkan pencernaannya. Dalam proses

pencernaan semua bentuk pati dihidrolisis menjadi glukosa. Pada tahap

pertengahan akan dihasilkan dekstrin dan maltosa.

Dekstrin merupakan produk antara pada pencernaan pati atau

dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama

karbohidrat dalam makanan lewat pipa (tube feeding). Cairan glukosa

dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air.

Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin

mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah

menimbulkan diare. Pati yang dipanaskan secara kering (dibakar) seperti

halnya pada proses membakar roti akan menghasilkan dekstrin. Molekul

Page 9: karbohidrat

sakarida bila bertambah kecil, akan meningkatkan daya larut dan

kemanisannya, oleh karena itu dekstrin lebih manis daripada pati dengan

daya larut lebih tinggi dan lebih mudah dicernakan. Dekstrin maltosa,

suatu produk hasil hidrolisis parsial pati, digunakan sebagai makanan bayi

karena tidak mudah mengalami fermentasi dan mudah dicernakan.

Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk

simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama

terdapat di dalam hati dan otot. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa

dalam bentuk rantai lebih bercabang daripada amilopektin. Struktur yang

lebih bercabang ini membuat glikogen lebih mudah dipecah. Tubuh

mempunyai kapasitas terbatas untuk menyimpan glikogen, yaitu hanya

sebanyak 350 gram. Dua pertiga bagian dari glikogen disimpan dalam otot

dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan

untuk keperluan energi sebagai di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen

dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua

sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya

dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam

jaringan lemak. Glikogen tidak merupakan sumber karbohidrat yang

penting dalam bahan makanan, karena hanya terdapat di dalam makanan

berasal dari hewani dalam jumlah terbatas.

Polisakarida Nonpati/Serat. Serat akhir-akhir ini banyak mendapat

perhatian karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Definisi

terakhir yang diberikan untuk serat makanan adalah polisakarida nonpati

yang menyatakan polisakarida dinding sel. Ada dua golongan serat, yaitu

yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak

larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut

dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan algal. Gambar 3.5

Molekul glikogen. Glikogen terdiri atas unit-unit glukosa dalam bentuk

rantai lebih bercabang daripada amilopektin.

Selulosa, hemiselulosa, dan lignin merupakan kerangka struktural

semua tumbuh-tumbuhan. Selulosa merupakan bagian utama dinding sel

tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas polimer linier panjang hingga 10.000

Page 10: karbohidrat

unit glukosa terikat dalam bentuk ikatan beta (1-4). Polimer karbohidrat

dalam bentuk ikatan beta tidak dapat dicernakan oleh enzim pencernaan

manusia. Selulosa merupakan struktur kristal yang sangat stabil. Selulosa

yang berasal dari makanan nabati akan melewati saluran cerna secara utuh.

Selulosa melunakkan dan memberi bentuk pada feses karena mampu

menyerap air, sehingga membantu gerakan peristaltik usus, dengan

demikian membantu defekasi dan mencegah konstipasi. Hemiselulosa

merupakan bagian utama serat serealia yang terdiri atas polimer bercabang

heterogen heksosa, pentosa, dan asam uronat. Lignin terdiri atas polimer

karbohidrat yang relatif pendek yaitu antara. 50-2000 unit. Lignin

memberi kekuatan pada struktur tumbuh-tumbuhan, oleh karena itu

merupakan bagian keras dari tumbuh-tumbuhan sehingga jarang dimakan.

Lignin terdapat di dalam tangkai sayuran, bagian inti di dalam wortel dan

biji jambu biji. Lignin sesungguhnya bukan karbohidrat dan seharusnya

tidak dimasukkan dalam serat makanan (Garrow dan James, 1993).

Pektin, gum, dan mukilase terdapat di sekeliling dan di dalam sel

tumbuh-tumbuhan. Ikatan-ikatan ini larut atau mengembang di dalam air

sehingga membentuk gel. Oleh karena itu, di dalam industri pangan

digunakan sebagai bahan pengental, emulsifier, dan stabilizer. Pektin

merupakan polimer ramnosa dan asam galakturonat dengan cabang-cabang

yang terdiri atas rantai galaktosa dan arabinosa. Asam galakturonat adalah

turunan dari galaktosa. Pektin terdapat di dalam sayur dan buah, terutama

jenis sitrus, apel, jambu biji, anggur, dan wortel. Senyawa pektin berfungsi

sebagai bahan perekat antar dinding sel. Buah-buahan yang mempunyai

kandungan pektin tinggi baik untuk dibuat jam atau Jeli. Secara komersial

pektin diekstraksi dari apel clan kulit sitrus. Gum adalah polisakarida larut

air terdiri atas 10.000-30.000 unit yang terutama terdiri atas glukosa,

galaktosa, manosa, arabinosa, ramnosa, dan asam uronat. Gum arabic

adalah sari pohon akasia. Gum diekstraksi secara komersial dan digunakan

dalam industri pangan sebagai pengental, emusifier, dan stabilizer.

Mukilase merupakan struktur kompleks yang mempunyai ciri khas, yaitu

Page 11: karbohidrat

memiliki komponen asam D-galakturonat. Mukilase terdapat di dalam biji-

bijian dan akar yang fungsinya diduga mencegah pengeringan.

Beta-glukan terutama terdiri atas polimer glukosa bercabang yang

terikat dalam bentuk Beta (1-3) dan Beta (1-9). Beta-glukan terdapat

dalam serealia, terutama di dalam oat dan barley, dan diduga berperan

dalam menurunkan kadar kolesterol darah. Polisakarida algal yang diambil

dari algae dan rumput laut merupakan polimer asam-asam manuronat dan

guluronat. Produk a!ga luas digunakan di Indonesia sebagai agar-agar dan

banyak digunakan sebagai bahan pengental dan stabilizer.

Pencernaan:, Absorpsi, Ekskresi, dan Metabolisme

Tujuan akhir pencernaan dan absorpsi karbohidrat adalah mengubah

karbohidrat menjadi ikatan-ikatan sehingga lebih kecil, terutama berupa glukosa

dan fruktosa, sehingga dapat diserap oleh pembuluh darah melalui dinding usus

halus. Pencernaan karbohidrat kompleks dimulai di mulut dan berakhir di usus

halus. Karbohidrat yang tidak dicernakan memasuki usus besar untuk sebagian

besar dikeluarkan dari tubuh.

Mulut

Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut. Bolus makanan yang diperoleh

setelah makanan dikunyah bercampur dengan ludah yang mengandung enzim

amilase (sebelumnya dikenal sebagai ptialin). Amilase menghidrolisis pati atau

amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana, yaitu dekstrin. Bila berada di

mulut cukup lama, sebagian diubah menjadi disakarida maltosa. Karena makanan

berada di mulut hanya sebentar pencernaan di dalam mulut tidak berarti. Enzim

amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral. Bolus yang

ditelan masuk ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke lambung

dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di

lambung, sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti.

Page 12: karbohidrat

Usus Halus

Sebagian besar pencernaan karbohidrat terjadi di dalam usus halus. Enzim

amilase yang dikeluarkan oleh pankreas, mencernakan pati menjadi dekstrin dan

maltosa. Penyelesaian pencernaan karbohidrat dilakukan oleh enzim-enzim

disakaridase yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus berupa maltase,

sukrase, dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di dalam

mikrovili dan monosakarida.

Monosakarida glukosa, fruktosa, dan galaktosa kemudian diabsorpsi melalui

sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi darah melalui vena porta.

Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus atau pada mukosa sel cukup

tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasililatif. Tapi, bila konsentrasi turun,

absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien konsentrasi dengan

menggunakan energi dari ATP dan ion natrium. Glukosa dan galaktosa lebih cepat

diabsorpsi daripada fruktosa. Monosakarida melalui vena porta dibawa ke hati di

mana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi, semua disakarida pada

akhirnya diubah menjadi glukosa.

Setelah makan, kadar glukosa darah naik hingga kurang lebih tiga puluh

menit dan secara perlahan kembali ke kadar gula puasa (70-100 mg/100 ml)

setelah 90-180 menit. Kadar maksimal gula darah dan kecepatan untuk kembali

pada kadar normal bergantung pada jenis makanan.

Usus Besar

Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat

makanan dan sebagian kecil pati yang tidak dicernakan masuk ke dalam usus

besar. Sisa-sisa pencernaan ini merupakan substrat potensial untuk difermentasi

oleh mikroorganisma di dalam usus besar. Substrat potensial lain yang

difermentasi adalah fruktosa, sorbitol, dan monomer lain yang susah dicernakan,

laktosa pada mereka yang kekurangan laktase, serta rafinosa, stakiosa, verbaskosa,

dan fruktan.

Produk utama fermentasi karbohidrat di dalam usus besar adalah

karbondioksida, hidrogen, metan dan asam-asam lemak rantai pendek yang mudah

menguap, seperti asam asetat, asam propionat dan asam butirat. Pada kadar

rendah, sebagian besar gas-gas hasil fermentasi diabsorpsi dan dikeluarkan

Page 13: karbohidrat

melalui paru-paru. Bila melebihi kemampuan kolon untuk mengabsorpsi, gas-gas

ini akan dikeluarkan melalui anus (flatus). Sebanyak 60-70% asam lemak yang

mudah menguap diabsorpsi kembali dan dapat digunakan sebagai sumber energi

oleh berbagai jaringan tubuh. jadi, sebagian besar karbohidrat yang lolos dari

pencernaan di dalam usus halus akhirnya dapat dimanfaatkan kembali oleh tubuh.

Ketidaktahanan terhadap Laktosa

Dalam keadaan normal, laktosa yang terdapat di dalam susu dihidrolisis oleh

enzim laktase yang terdapat di dalam mikrovili usus halus. Dengan demikian,

laktosa dipecah dan diserap secara efisien. Kadar laktase di dalam tubuh paling

tinggi pada waktu bayi dilahirkan, karena makanan utama bayi adalah susu/ASI.

Dengan meningkatnya umur, kadar laktase biasanya menurun.

Kadang-kadang bayi dilahirkan dengan keadaan tubuh tidak mampu

memproduksi laktase. Keadaan ini menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa,

suatu keadaan di mana tubuh tidak mampu memecah dan menyerap laktosa.

Laktosa yang tidak dihidrolisis ini secara osmosis menarik air ke dalam saluran,.

pencernaan. Laktosa kemudian difermentasi oleh bakteri usus dan menghasilkan

asam laktat, asam organik lain, karbondioksida, dan gas hidrogen.

Hal ini dapat berakibat kembung, flatus, kejang, dan diare. Penelitian

menunjukkan kekurangan laktase lebih banyak terdapat pada manusia kulit

berwarna (sawo matang dan hitam). Dalam hal ini terdapat tingkatan-tingkatan

ketidaktahanan terhadap laktosa. Ada yang sama sekali tidak tahan dan ada yang

untuk sebagian tidak tahan. Golongan pertama sama sekali tidak tahan terhadap

susu dalam bentuk apa pun, baik dalam bentuk susu murni, maupun sebagai

campuran dalam kue-kue. Sedangkan golongan kedua dapat mengkonsumsi

produk susu dalam Jumlah terbatas. Ada pula yang secara berangsur dapat

meningkatkan ketahanannya terhadap laktosa tersebut. Sebagian besar mereka

yang tidak tahan terhadap laktosa, tahan terhadap susu yang difermentasikan,

seperti dadih, susu asam, yoghurt, dan keju. Bakteri yang terdapat di dalam

produk-produk ini dapat mencernakan laktosa. Di pasar tersedia berbagai produk

susu bayi yang tidak mengandung laktosa, yaitu produk yang dibuat, dari kacang

kedelai atau dari susu yang sudah dikeluarkan laktosanya.

Page 14: karbohidrat

Sekilas Metabolisme Karbohidrat

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah menyediakan glukosa bagi

sel-sel tubuh, yang kemudian, diubah menjadi energi. Glukosa memegang peranan

sentral dalam metabolisme karbohidrat. Jaringan tertentu hanya memperoleh

energi dari karbohidrat seperti sel darah merah serta sebagian besar otak dan

sistem saraf.

Menyimpan Glukosa dalam Bentuk Glikogen

Salah satu fungsi utama hati adalah menyimpan dan mengeluarkan glukosa

sesuai kebutuhan tubuh. Kelebihan glukosa akan disimpan di dalam hati dalam

bentuk glikogen. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan mengubah

sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke dalam aliran

darah. Glukosa ini akan dibawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang

memerlukan, seperti otak, sistem saraf, jantung, dan organ tubuh lain. Sel-sel otot

dan sel-sel lain di samping glukosa menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Sel-sel otot juga menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen (sebanyak dua

pertiga bagian). Glikogen ini hanya digunakan sebagai energi untuk keperluan

otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah.

Tubuh hanya dapat menyimpan glikogen dalam jumlah terbatas, yaitu untuk

keperluan energi beberapa jam.

Penggunaan Glukosa untuk Energi

Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi

bagian-bagian kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbon

dioksida dan air. Bagian-bagian kecil ini dapat pula disusun kembali menjadi

lemak.

Agar tubuh selalu memperoleh glukosa untuk keperluan energi, hendaknya

seseorang tiap hari memakan sumber karbohidrat pada selang waktu tertentu,

karena persediaa glikogen hanya bertahan untuk keperluan beberapa jam. Apakah

karbohidrat dan makanan dapat digantikan sebagai sumber energi oleh lemak dan

protein?

Protein dapat diubah menjadi glukosa melalui proses glukoneogenesis

(sintesis glukosa dari rantai karbon nonkarbohidrat) dalam batas-batas tertentu,

Page 15: karbohidrat

tetapi protein mempunyai fungsi lain yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi

lain, seperti untuk pertumbuhan. Lemak tubuh tidak dapar diubah menjadi glukosa

dalam jumlah berarti. Glukosa sebagai sumber energi untuk sel-sel otak, sel saraf

lain dan sel darah merah tidak dapat digantikan oleh lemak. jadi, makanan sehari-

hari harus mengandung karbohidrat. Karbohidrat yang cukup akan mencegah

penggunaan protein untuk energi (sebagai penghemat protein).

Perubahan Glukosa Menjadi Lemak

Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini

terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang dapat

menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas.

Gula Darah.

Agar dapat berfungsi secara optimal, tubuh hendaknya dapat

mempertahankan konsentrasi darah gula (dalam bentuk glukosa) dalam batas-

batas tertentu, yaitu 70-120 mg/100 ml dalam keadaan puasa. Bila gula darah naik

di atas 170 mg/100 ml, gula akan dikeluarkan melalui urine. Bila sebaliknya gula

darah turun hingga 40-50 mg/100 ml, kita akan merasa gugup, pusing, lemas, dan

lapar. Gula darah terlalu tinggi disebut hiperglikemia dan bila terlalu rendah

disebut hipoglikemia. Beberapa macam hormon terlibat dalam pengaturan gula

darah ini.

Hormon insulin yang diproduksi oleh sel-sel beta pulau Langerhans

pankreas menurunkan gula darah. Mekanisme penurunan gula darah oleh insulin,

meliputi peningkatan laju penggunaan glukosa melalui oksidasi, glikogenesis

(perubahan glukosa menjadi glikogen) dan lipogenesis (perubahan glukosa

menjadi lemak). Difusi fasilitatif glukosa ke dalam sel-sel otot dan sel-sel lemak

meningkat, glukosa disimpan dalam hati dan otot-otot dalam bentuk glikogen,

serta pengambilan glukosa untuk diubah menjadi lemak oleh sel-sel lemak dan

hati meningkat. Pengeluaran insulin dirangsang oleh hormon glukagon dan

hormon-hormon saluran cerna.

Glukagon yang diproduksi oleh sel-sel alfa pulau-pulau Langerhans

mempunyai pengaruh kebalikan dari insulin. Glukagon meningkatkan gula darah

melalui peningkatan gilikogenolisis (perubahan glikogen menjadi glukosa) dan

Page 16: karbohidrat

glukoneogenesis. Insulin dan glukagon adalah antagonnis dan pengaruh yang

berlawanan inilah yang untuk sebagian menjaga keseimbangan metabolisme

karbonhidrat. Epinefrin, hormon yang dikeluarkan oleh medula kelenjar adrenal

mempengaruhi pemecahan glikogen dalam hati dan otot menjadi glukosa

(glukogenolisis) dan menurunkan pengeluaran insulin dari pankreas. Dengan

demikian, epinefrin meningkatkan gula darah. Sekresi epinefrin meningkat bila

marah dan ketakutan; pembentukan glukosa yang menyusul mengeluarkan energi

ekstra untuk menghadapi krisis.

Glukokortikoid, hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal,

mempengaruhi gula darah dengan merangsang glukoneogenesis. Hormon ini

mempengaruhi penggunaan glukosa dan meningkatkan laju perubahan protein

menjadi glukosa, dengan demikian berlawanan dengan pekerjaan insulin.Bila gula

darah turun secara mencolok, produksi hormon tiroksin akan meningkat.

Glikogenolisis dan glukoneogenesis dalam hati meningkat sehingga gula darah

naik. Tiroksin juga meningkatkan laju absorpsi heksosa dari usus halus.

Hormon pertumbuhan, dikeluarkan oleh kelenjar pituitari anterior juga

meningkatkan gula darah dengan cara meningkatkan pengambilan asam amino

dan sintesis protein oleh semua sel, menurunkan pengambilan glukosa oleh sel

dan meningkatkan mobilisasi lemak untuk energi.

Kegagalan dalam pengaturan gula darah terjadi karena terganggunya sistem

pengaturan gula darah tubuh, seperti pada penyakit diabetes mellitus.

Fungsi Karbohidrat

1. Sumber Energi

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.

Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh dunia,

karena banyak di dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram

karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. sebagian karbohidrat di dalam tubuh

berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera;

sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian

diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di

dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah

Page 17: karbohidrat

berlebihan akan menjadi gemuk. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali

tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya.

2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan

Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan

disakarida. Sejak lahir manusia menyukai rasa manis. Alat kecapan pada

ujung lidah merasakan rasa manis tersebut. Gula tidak mempunyai rasa manis

yang sama. Fruktosa adalah gula paling manis. Bila, tingkat kemanisan

sakarosa diberi nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa

0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,2.

3. Penghemat Protein

Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan

digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi

utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan

mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.

4. Pengatur Metabolisme Lemak

Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna,

sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoasetat, aseton,

dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk dalam hati dan

dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Hal ini

dapat menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan

tubuh menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang dapat

merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50-100 gram karbohidrat sehari untuk

mencegah ketosis.

5. Membantu Pengeluaran Feses

Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur

peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan

mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu

menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa

makanan yang akan dikeluarkan.

Page 18: karbohidrat

Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-

penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus, dan

jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.

Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama

tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri

yang menguntungkan. Bakteri tertentu diduga mensintesis vitamin-vitamin

tertentu dalam usus besar. Asam glukoronat turunan glukosa, di dalam hati

mengikat toksin-toksin dan bakteri dan mengubahnya menjadi bentuk-benruk

yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

Gula ribosa yang mengandung lima atom karbon merupakan bagian dari

ikatan DNA dan RNA.

Kebutuhan Sehari

Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak

dapat diubah menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat.

Oleh sebab itu, tidak ada ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk

manusia. Untuk memelihara kesehatan, WHO (1990) menganjurkan agar 55-75%

konsumsi energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya

10% berasal dari gula sederhana.

Demikian pula tidak ada anjuran kebutuhan sehari secara khusus untuk serat

makanan. Lembaga Kanker Amerika menganjurkan makan 20-30 gram serat

sehari. Di Indonesia pada saat ini tidak ada kekhawatiran kekurangan, makan

serat, bila dipertahankan pola makanan yang ada dengan makanan pokok, kacang-

kacangan, sayuran, dan buah-buahan dalam jumlah yang cukup.

Sumber

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-

kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti,

tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah

tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit

serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat

daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan,

Page 19: karbohidrat

telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang

banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi,

singkong, tales, dan sagu.

Kandungan Serat Bahan Makanan

Daftar komposisi bahan makanan di Indonesia belum memuat kandungan

serat bahan makanan. Daftar bahan makanan luar negeri memuat angka-angka

yang berbeda untuk bahan makanan yang sama. Ini disebabkan karena belum ada

kesepakatan tentang definisi serat makanan dalam teknik analisis yang digunakan.

Pengaruh Faali Karbohidrat Makanan yang tidak Dicernakan Usus Halus

Pada tahun 1940-an, Burkitt dan Trowell memperhatikan bahwa penduduk asli di

Afrika

Tabel Nilai Karbohidrat (KH) berbagai bahan makanan

(gram/100 gram)

Bahan makanan Mai KH Bahan makanan Mai KHGula pasir 94,0 Kacang tanah 23,6Gula kelapa 76,0 Tempe 12,7jelli/jam 64,5 Tahu 1,6Pad (maizena) 87,6 Pisang ambon 25,8Bihun 82,0 Apel 14,9Makaroni 78,7 Mangga harumanis 11,9Beras setengah giling 78,3 Pepaya 12,2jagung kuning, pipil 73,7 Daun singkong 13,0Kerupuk udang dengan 68,2 Wortel 9,3Mie kering 50,0 Bayam 6,5Roti putih 50,0 Kangkung 5,4Ketela pohon (singkong) 34,7 Tomat masak 4,2Ubi jalar merah 27,9 Had sapi 6,0Kentang 19,2 Telur bebek 0,8Kacang ijo 62,9 Telur ayam 0,7Kacang merah 59,5 Susu sapi 4,3Kacang kedelai 34,8 Susu kental mans 4,0

Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979.

Page 20: karbohidrat

mempunyai penyakit sangat berbeda dari penduduk kulit putih dan penduduk

Eropa. Penduduk asli jarang menderita penyakit peradaban seperti konstipasi,

apendisitis, divertikulitis, hemoroid, diabetes mellitus, kanker kolon, penyakit

jantung koroner dan batu ginjal. Mereka menghubungkannya dengan buang air

besar yang lunak dan lebih banyak serta lebih sering dan lebih lancar keluar yang

tampaknya merupakan akibat dari makanan tinggi serat. Kekurangan serat

makanan dihubungkan pula dengan berbagai penyakit gastrointestinal.

Berat Feses

Makanan yang rendah serat menghasilkan feses yang keras dan kering yang

susah dikeluarkan dan membutuhkan peningkatan tekanan saluran cerna yang luar

biasa untuk mengeluarkannya. Makanan tinggi serat cenderung meningkatkan

berat feses, menurunkan waktu transit di dalam saluran cerna dan dapat

mengontrol metabolisme glukosa dan lipids. Jenis dan jumlah serat makanan

menentukan pengaruh ini.

Serat larut-air mudah difermentasi, sehingga pertumbuhan dan

perkembangan bakteri kolon menyebabkan bertambahnya berat feses. Gas yang

terbentuk selama fermentasi membantu gerakan sisa makanan melalui kolon.

Serat tidak-larut-air, terutama lignin yang terdapat dalam dedak gandum pada

umumnya tidak mengalami proses fermentasi. Serat ini paling banyak mengalami

peningkatan berat karena lebih banyak menyerap air, sehingga mempunyai

pengaruh laksatif paling besar. Feses yang sedikit dan keras dihubungkan dengan

obstipasi atau sukar ke belakang. Tekanan yang diperlukan untuk mendesak feses

ke luar akan menimbulkan kantung-kantung kecil pada dinding usus besar yang

dinamakan divertikula. Bila kantung-kantung ini terisi oleh sisa-sisa makanan,

kuman-kuman dapat mengubahnya menjadi asam dan gas yang kemudian dapat

menimbulkan infeksi pada kantung-kantung tersebut. Ini dinamakan divertikulitis.

Metabolisme Kolesterol

Data epidemologik menunjukkan bahwa konsumsi serat makanan

mempunyai hubungan negatif dengan insiden penyakit jantung koroner dan batu

ginjal, terutama dengan kolesterol darah. Polisakarida nonpati larut air (pektin,

Page 21: karbohidrat

gum, dan sebagainya) paling berpengaruh sedangkan polisakarida nonpati yang

tidak larut air hanya mempunyai pengaruh kecil terhadap kadar kolesterol.

Penurunan ini terutama terlihat pada fraksi LDL (Low Density Lipoprotein) yang

disertai dengan penurunan kandungan kolesterol dalam hati dan lain jaringan.

Pengaruh ini dikaitkan dengan metabolisms asam empedu. Asam empedu

dan steroid netral disintesis dalam hati dari kolesterol, disekresi ke dalam empedu

dan biasanya kembali ke hati melalui reabsorpsi dalam usus halus (siklus entero

hepatik). Serat makanan diduga menghalangi siklus ini dengan menyerap asam

empedu sehingga perlu diganti dengan pembuatan asam empedu baru dari

kolesterol persediaan. Penurunan kolesterol diduga terjadi melalui proses ini.

Penelitian in vitro dan in vivo kemudian menunjukkan bahwa beberapa jenis

serat, seperti yang terdapat dalam dedak, yang mengabsorpsi asam empedu tidak

menurunkan kolesterol darah, sedangkan yang terdapat dalam kacang-kacangan

menurunkan kolesterol darah tanpa mengabsorpsi asam empedu. Jelas tampak

bahwa peningkatan asam empedu bukan merupakan faktor satu-satunya yang

menyebabkan turunnya kolesterol darah.

Chien dan Anderson (1984) menduga bahwa sintesis kolesterol dalam hati

mungkin berubah oleh asam lemak rantai pendek yang diperoleh dari hasil

fermentasi serat larut-air. Jadi mekanisme lengkap pengaruh serat terhadap

kolesterol darah hingga sekarang belum diketahui dengan pasti.

Pengaruh terhadap penyakit diabetes mellitus diduga disebabkan oleh serat

larut air, terutama pektin dan gum, yang mempunyai pengaruh hipoglikemik

karena memperlambat pengosongan lambung, memperpendek waktu transit dalam

saluran cerna dan mengurangi absorpsi glukosa. Mungkin pula serat

memperlambat hidrolisis pati.

Waktu Transit

Waktu transit makanan setelah ditelan adalah waktu yang diperlukan

makanan untuk melalui mulut sampai ke anus. Waktu transit dalam kolon

biasanya kurang lebih sepuluh kali lebih lama daripada waktu transit dari mulut ke

awal kolon dan merupakan tahap utama yang mempengaruhi seluruh waktu transit

makanan. Waktu transit dart mulut ke bagian awal usus besar dipengaruhi oleh

pengosongan lambung dan transit dalam usus halus. Kedua tahap ini mungkin

Page 22: karbohidrat

dipengaruhi oleh viskositas polisakarida. Viskositas polisakarida yang tinggi

seperti yang terdapat dalam gum dan dedak serealia memperlambat pengosongan

lambung, yang menimbulkan rasa kenyang lebih besar dan keterlambatan

penyampaian zat-zat gizi ke usus halus. Serat-serat ini juga memperlambat

absorpsi zat gizi dengan berat molekul rendah seperti gula, terutama di bagian

bawah usus halus di mana viskositas meningkat karena absorpsi air dari usus.

Waktu transit dalam kolon tidak banyak dipengaruhi viskositas polisakarida,

yang cepat turun bila fermentasi terjadi. Serat tidak larut-air menurunkan waktu

transit dalam kolon dan menghasilkan feses lebih lembek dan lebih banyak.

Bagaimana mekanisme pengaruh serat makanan terhadap waktu transit di

dalam kolon belum diketahui dengan pasti. Diduga ada berbagai faktor yang

menyebabkan, termasuk retensi air oleh serat, kehadiran asam lemak rantai

pendek yang tidak diserap seperti asam laktat atau pH yang rendah yang

menghambat absorpsi gum dan air, peningkatan jumlah bakteri dan

mengembangnya kolor, karena produksi gas.

Perubahan Susunan Mikroorganisme

Hubungan kanker kolon dengan kekurangan serat makanan diduga karena

terjadinya perubahan pada susunan mikroorganisme dalam saluran cerna.

Mikroorganisme yang terbentuk menguntungkan pembentukan karsinogen yang

berpengaruh terhadap terjadinya kanker. Mikroorganisme ini juga diduga

mencegah atau membatasi pemecahan karsinogen yang terjadi secara normal bila

serat makanan lebih tinggi. Teori lain mengatakan bahwa serat makanan

mempercepat waktu transit makanan dalam saluran cerna, sehingga karsinogen

mempunyai kesempatan bersentuhan dengan dinding kolon untuk waktu yang

pendek. Di samping itu gumpalan besar feses dan air yang dikandungnya

mengencerkan karsinogen ke tingkat yang sifatnya tidak toksik.

Pemanis Buatan

Pemanis buatan digunakan untuk memberi rasa manis pada makanan.

Pemanis buatan ini tidak menghasilkan energi, oleh karena itu digunakan oleh

mereka yang membatasi konsumsi gulanya atau oleh pasien diabetes mellitus.

Page 23: karbohidrat

Tetapi, karena harganya lebih murah dari gula, sering digunakan oleh pedagang

dalam produk-produknya. Pemanis buatan yang banyak digunakan di Indonesia

adalah sakarin, siklamat, dan asparrain. Daya kemanisan sakarin adalah lima ratus

kali manis gula sakarosa. Penggunaannya banyak menimbulkan perbedaan

pendapat di masyarakat. Penelitian dengan binatang percobaan menunjukkan

bahwa zat-zat pemanis tertentu merupakan bahan karsinogenik yang dapat

menimbulkan kanker. Penelitian lanjut menunjukkan bahwa belum ada bukti-

bukti yang pasti. Pada umumnya percobaan-percobaan dilakukan dengan dosis

sangat tinggi yang tidak mungkin dikonsumsi di Indonesia.

Sakarin berupa Ca- atau Na-sakarin merupakan pemanis buatan yang paling

lama dikenal. Sakarin merupakan senyawa benzosulfimida atau o-sulfobenzimida

dengan rumus molekul C7H5NO3S. Tingkat kemanisannya adalah lima ratus kali

semanis sakarosa. Na-sakarin diserap ke dalam tubuh dan tidak mengalami

metabolisms sehingga dikeluarkan melalui urine tanpa perubahan. Rasa pahit

yang menyertai sakarin disebabkan oleh ketidakmurnian bahan. Sakarin tidak

stabil bila dipanaskan. Hal ini merupakan kekurangan sakarin sebagai bahan

pemanis.

Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 1988 menyatakan bahwa pada

makanan dan minuman olahan berkalori rendah dapat digunakan sakarin sebanyak

50-300 mg/kg. Siklamat diperkenalkan ke dalam makanan dan minuman pada

awal tahun 1950-an. Daya kemanisannya adalah 80 kali kemanisan sukrosa.

Siklamat biasa dipakai dalam bentuk garam natrium dan asam siklamat.

Penggunaan siklamat sebagai bahan pemanis banyak dilakukan di Indonesia.

Selain untuk makanan/minuman khusus rendah kalori, digunakan luas oleh

pedagang jajanan dalam berbagai jenis es, sirup, limun, dan minuman ringan lain

serta manisan. Peraturan Menteri Kesehatan RI (1988) memperbolehkan

penggunaan siklamat untuk makanan dan minuman berkalori rendah sebanyak

500 mg-3 g/kg. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI)

adalah 11 mg/kg berat badan.

Aspartam ditemukan pada tahun 1965 secara kebetulan. Aspartam adalah

senyawa metil ester dipeptida yaitu L-fenilalanin-metil ester yang mempunyai

daya kemanisan kurang lebih dua ratus kali kemanisan sakarosa.. Menteri

Page 24: karbohidrat

Kesehatan belum menetapkan batas penggunaan aspartam yang diizinkan untuk

digunakan dalam makanan. WHO menetapkan konsumsi yang aman (ADI)

sebanyak 40 mg/ kg berat badan. Tingkat kemanisan gula dan pemanis buatan

dapat dilihat pada tabel di bawah ini .

Page 25: karbohidrat

PENUTUP

Kesimpulan

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi

utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu

karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O).

Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan

yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta

jenis ikatan akan membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari

kompleksitas strukturnya dikenal kelompok karbohidrat sederhana (seperti

monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks atau

polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu,

terdapat oligosakarida (stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida,

galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih

pendek dari polisakarida.

Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk

mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat

dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang

dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan energi.

Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat yang

dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai

serat makanan/dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim a-amilase. Contohnya

adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat.

Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses

pengolahan pangan adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi,

pengikat air, pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam

reaksi pencoklatan. Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku proses

fermentasi.

Page 26: karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Almatsir, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramesia : Jakaeta ; 2003.

Poermo Soedarmo R, Susunan Makanan yang baik bagi Masyarakat Indonesia. Balai Pustaka. 1993

Roejito, Djiteng D. Perencanaan Gizi. PT Media Sarana Pres. Jakarta. 1987