karakteristik seni hias pada kerajinan batik · pdf fileg. tinjauan tentang alat dan bahan ......

190
KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK KULIT DI INDUSTRI “MARLA’N KULIT” KOTAGEDE YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Tatag Kuvita Khuri Berliana NIM 08207241019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2012

Upload: phungdieu

Post on 19-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK KULIT DI

INDUSTRI “MARLA’N KULIT” KOTAGEDE YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

Tatag Kuvita Khuri Berliana

NIM 08207241019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

OKTOBER 2012

Page 2: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 3: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 4: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Tatag Kuvita Khuri Berliana

NIM : 08207241019

Program Studi : Pendidikan Seni Kerajinan

Jurusan : Pendidikan Seni Rupa

Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya, karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,

kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti

tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 03 Oktober 2012 Penulis,

Tatag Kuvita Khuri Berliana

Page 5: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

v

PERSEMBAHAN

Teriring Doa yang Tulus

Skripsi ini aku persembahkan untuk

Orang tua tercinta * Bapak Siramto & Ibu Sri Suharti

Terimakasih atas luapan kasih sayang yang diberikan serta banyak

pengertian yang telah bergulir selama ini, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan barokah

Amiiiiin

Page 6: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

vi

MOTTO

* Taatlah pada Alloh, taatlah pada Rosul dan taatlah pada orang yang mempunyai

perkara kalian.

* Arah visi-misi yang tepat akan memudahkan untuk bertahan dalam

situasi apapun

Page 7: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

maha pengasih lagi maha penyayang. Berkat rahmat dan hidayah-Nya akhirnya

saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi (TAS) ini untuk memenuhi

sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Penulisan Tugas Akhir Skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih secara tulus kepada

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, Bpk. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A.

Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Bpk. Prof. Dr.

Zamzani, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Bpk. Mardiyatmo, M. Pd.

Ketua Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan, Bpk. Dr. I Ketut Sunarya, M.Sn

yang telah memberikan kesempatan dan berbagai kemudahan kepada saya.

Rasa hormat, beribu-ribu terimakasih, dan penghargaan yang setinggi-

tingginya saya sampaikan kepada pembimbing saya, yaitu Bpk. Dr. I Ketut

Sunarya, M.Sn yang telah berjasa membimbing, memberikan nasihat, arahan-

arahan dan dorongan dengan penuh kesabaran, kearifan dan kebijaksanaan yang

tidak henti-hentinya disela-sela kesibukannya.

Rasa terimakasih yang sangat tulus saya sampaikan kepada keluarga,

kedua orang tua serta adik-adik saya atas kesemangatan dan dorongan moril yang

telah diberikan selama ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk sahabat-sahabat pendidikan seni kerajinan angkatan 2008 kelas B

yang telah menjadi teman seperjuangan, terima kasih atas segala bantuan yang

telah diberikan selama ini dalam memperlancar penyelesaian tugas akhir skripsi

ini.

Ucapan terimakasih juga saya sampaikan kepada teman sejawat dan

handai tolan yang tidak dapat saya sebutkan satu demi satu yang telah

memberikan dukungan moral, bantuan-bantuan, dan dorongan kepada saya

Page 8: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

viii

sehingga saya dapat menyelesaikan studi dengan baik dan mampu menyelesaikan

studi dengan baik.

Akhir kata semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak, khsusunya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 03 Oktober 2012

Penulis

Page 9: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

ABSTRAK .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

B. Fokus Masalah .......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

E. Batasan Istilah ........................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 9

A. Tinjauan Tentang Karakteristik................................................. 9

B. Tinjauan Tentang Seni Hias ...................................................... 10

C. Tinjauan Tentang Kerajinan Kulit ............................................ 11

D. Tinjauan Tentang Batik Kulit ................................................... 15

E. Tinjauan Tentang Motif ............................................................ 18

F. Tinjauan Tentang Warna .......................................................... 21

G. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan............................................. 26

H. Tinjauan Tentang Proses Pembuatan ........................................ 32

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 37

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 37

Page 10: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

x

B. Penentuan Lokasi Penelitian ..................................................... 37

C. Data dan Sumber Data Penelitian ............................................. 38

D. Instrumen penelitian .................................................................. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 42

F. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data ....................................... 45

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 49

A. Sejarah Industri “Marla’n Kulit” ............................................... 49

a. Tempat Industri “Marla’n Kulit” ........................................ 55

b. Pemasaran dan Promosi ...................................................... 57

c. Struktur Organisasi ............................................................. 58

d. Jadwal Kerja Karyawan di Industri “Marla’n Kulit” .......... 58

e. Harga Jual Kerajinan Kulit di Industri “Marla’n Kulit” ..... 59

B. Motif Batik Kulit di Industri “Marla’n Kulit”........................... 59

a. Kerajinan Sandal ................................................................. 62

b. Kerajinan Dompet ............................................................... 103

c. Kerajinan Ikat Pinggang ...................................................... 108

d. Kerajinan Tas ...................................................................... 112

C. Warna Batik Kulit di Industri ‘Marla’n Kulit” ......................... 115

D. Proses Pembuatan Batik Kulit di Industri “Marla’n Kulit” ...... 123

a. Proses Pra Produksi ............................................................. 124

b. Proses Produksi ................................................................... 138

c. Proses Finishing .................................................................. 148

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 149

A. Kesimpulan ............................................................................... 149

B. Saran .......................................................................................... 150

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 151

LAMPIRAN

Page 11: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1: Jadwal Kerja Karyawan di Industri “Marla’n Kulit” .................... 58

Tabel 2: Daftar Harga Kerajinan Kulit di di Industri “Marla’n Kulit” ....... 59

Tabel 3: Motif dan Warna kerajinan Kulit di Industri “Marla’n Kulit” ...... 61

Page 12: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1: Plakat Selamat Datang Di Kawasan Kotagede ......................... 50

Gambar 2: Marlan, Pemilik Industri “Marla’n Kulit” ................................. 53

Gambar 3: Logo Industri “Marla’n Kulit” .................................................. 54

Gambar 4: Tempat Industri “Marla’n Kulit” .............................................. 55

Gambar 5: Denah Ruang Rumah Marlan .................................................... 56

Gambar 6: Kerajinan Sandal B1 ................................................................. 63

Gambar 7: Motif Parang.............................................................................. 64

Gambar 8: Motif Parang Bentuk Ellips ....................................................... 65

Gambar 9: Isen-Isen Sawut ......................................................................... 65

Gambar 10: Motif Sawut ............................................................................. 66

Gambar 11: Isen-Isen Ellips dan Cecek Satu .............................................. 66

Gambar 12: Pola Sandal B1 ........................................................................ 67

Gambar 13: Kerajinan Sandal K2 ............................................................... 68

Gambar 14: Motif Kawug ........................................................................... 69

Gambar 15: Motif Kawung Di Industri “Marla’n Kulit” ............................ 69

Gambar 16: Penerapan Isen-Isen Cecek Pitu .............................................. 70

Gambar 17: Isen-Isen Cecek Satu ............................................................... 71

Gambar 18: Pola Sandal K2 ........................................................................ 71

Gambar 19: Kerajinan Sandal N3 ............................................................... 72

Gambar 20: Motif Tumpal .......................................................................... 74

Gambar 21: Pola Sandal N3 ........................................................................ 74

Gambar 22: Kerajinan Sandal E6 ................................................................ 75

Gambar 23: Motif Bunga Matahari ............................................................. 76

Gambar 24: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga .................................. 77

Gambar 25: Motif Daun .............................................................................. 78

Gambar 26: Motif Sulur .............................................................................. 79

Gambar 27: Motif Parang dengan Bentuk Lonjong Memanjang ................ 80

Gambar 28: Isen-Isen Umpluk Sabun ......................................................... 80

Page 13: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xiii

Gambar 29: Isen-Isen Uwer-Uwer .............................................................. 81

Gambar 30: Pola Sandal E6 ........................................................................ 82

Gambar 31: Kerajinan Sandal D4 ............................................................... 83

Gambar 32: Motif Bunga Anggrek dan Tepak Dara ................................... 84

Gambar 33: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga .................................. 86

Gambar 34: Motif Daun .............................................................................. 86

Gambar 35: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun .................................... 87

Gambar 36: Motif Ranting .......................................................................... 88

Gambar 37: Isen-Isen Mainan ..................................................................... 88

Gambar 38: Pola Sandal D4 ........................................................................ 89

Gambar 39: Kerajinan Sandal C3 ............................................................... 90

Gambar 40: Motif Ikan................................................................................ 91

Gambar 41: Motif Daun .............................................................................. 93

Gambar 42: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun .................................... 94

Gambar 43: Motif Terumbu Karang ........................................................... 94

Gambar 44: Isen-Isen Lingkaran Kecil ....................................................... 95

Gambar 45: Pola Sandal C3 ........................................................................ 95

Gambar 46: Kerajinan Sandal D5 ............................................................... 96

Gambar 47: Motif Bunga Sepatu ................................................................ 97

Gambar 48: Motif Bunga Tepak Dara ........................................................ 98

Gambar 49: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga .................................. 99

Gambar 50: Motif Daun .............................................................................. 100

Gambar 51: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun .................................... 101

Gambar 52: Motif Ranting .......................................................................... 101

Gambar 53: Isen-Isen Watu Tumpuk .......................................................... 102

Gambar 54: Pola Sandal D5 ........................................................................ 102

Gambar 55: Kerajinan Dompet M1............................................................. 104

Gambar 56: Motif Bunga Melati ................................................................. 104

Gambar 57: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun .................................... 105

Gambar 58: Motif Daun .............................................................................. 106

Gambar 59: Penerapan Isen-Isen pada Motif daun ..................................... 106

Page 14: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xiv

Gambar 60: Isen-Isen Mainan ..................................................................... 107

Gambar 61: Pola Dompet M1 ..................................................................... 108

Gambar 62: Kerajinan Ikat Pinggang P1 .................................................... 108

Gambar 63: Motif Tumpal .......................................................................... 109

Gambar 64: Motif Tumpal .......................................................................... 110

Gambar 65: Pola Ikat Pinggang P1 ............................................................. 111

Gambar 66: Kerajinan Ikat Pinggang P2 .................................................... 111

Gambar 67: Pola Ikat Pinggang P2 ............................................................. 112

Gambar 68: Kerajinan Tas W1 ................................................................... 112

Gambar 69: Motif “S” ................................................................................. 114

Gambar 70: Pola Tas W1 ............................................................................ 114

Gambar 71: Hasil Pewarnaan Dasaran Hitam SG-L ................................... 117

Gambar 72: Hasil Pewarnaan Hitam B ....................................................... 118

Gambar 73: Hasil Pewarnaan Coklat .......................................................... 119

Gambar 74: Hasil Pewarnaan Kuning ......................................................... 120

Gambar 75: Hasil Pewarnaan Merah .......................................................... 120

Gambar 76: Hasil Pewarnaan Biru .............................................................. 121

Gambar 77: Hasil Pewarnaan Hijau ............................................................ 122

Gambar 78: Hasil Pewarnaan Ungu ............................................................ 123

Gambar 79: Kerta Kalkir ............................................................................. 125

Gambar 80: Kerta Karbon ........................................................................... 126

Gambar 81: Canting Bayat .......................................................................... 127

Gambar 82: Kompor Listrik ........................................................................ 128

Gambar 83: Wadah Air Bersih .................................................................... 129

Gambar 84: Wadah larutan Zat Warna ....................................................... 130

Gambar 85: Kapas ....................................................................................... 130

Gambar 86: Busa ......................................................................................... 131

Gambar 87: Alat Penghilang Malam .......................................................... 132

Gambar 88: Alat Semprot ........................................................................... 132

Gambar 89:Kulit Samak Nabati .................................................................. 133

Gambar 99: Malam Sutra ............................................................................ 134

Page 15: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xv

Gambar 100: Zat Pewarna ........................................................................... 135

Gambar 101: HCL ....................................................................................... 136

Gambar 102: Binder .................................................................................... 137

Gambar 103: Kostik .................................................................................... 137

Gambar 104:Memola Motif ........................................................................ 139

Gambar 105: Membasahi Kulit ................................................................... 140

Gambar 106: Mencanting Klowong ............................................................ 140

Gambar 107: Mewarna Dasaran Hitam SG-L ............................................. 141

Gambar 108: Mewarna Garam Hitam B ..................................................... 142

Gambar 109: Menghilangkan Malam ......................................................... 142

Gambar 110: Ngrining ................................................................................ 143

Gambar 111: Mewarna Coklat .................................................................... 144

Gambar 112: Pewarnaan Pertama ............................................................... 146

Gambar 113: Pencantingan Isen-Isen.......................................................... 146

Gambar 114: Mewarna Latar ...................................................................... 147

Gambar 115: Proses Finishing .................................................................... 148

Page 16: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Glosarium

2. Pedoman waancara

3. Pedoman Observasi

4. Pedoman Dokumentasi

5. Peta kecamatan Kotagede

6. Denah industri “Marla’n Kulit”

7. Permohonan ijin penelitian FBS UNY

8. Surat keterangan/ijin BAPEDA (Badan Perencanaan Daerah)

9. Surat keterangan/ijin Pemerintah Kota Yogyakarta

10. Surat keterangan responden 1

11. Surat keterangan responden 2

12. Surat keterangan responden 3

Page 17: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

xvii

KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK KULIT DI INDUSTRI “MARLA’N KULIT” KOGAGEDE YOGYAKARTA

Oleh Tatag Kuvita Khuri Berliana

NIM 08207241019

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara sistematis tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit” Yogyakarta ditinjau dari motif, warna dan proses pembuatan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah Marlan pemilik industri “Marla’n Kulit”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dibantu dengan pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi dengan alat bantu berupa alat tulis, video recorder dan kamera foto. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi, dan ketekunan pengamatan. Data dianalisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan atau verivikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motif yang terdapat di industri “Marla’n Kulit” ialah motif tradisional yang termasuk motif geometris seperti motif parang yang telah mengalami perubahan dari bentuk aslinya dan motif kawung, motif disusun secara berulang.Selain itu terdapat pula motif hasil stilasi tumbuh-tumbuhan dan binatang, motif disusun secara bebas. Isen-isen yang digunakan adalah isen-isen cecek satu, cecek pitu, cecek kepyur, mainan, uwer-uwer, umpluk sabun dan watu tumpuk. (2) warna yang digunakan adalah hasil pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan coklat serta warna-warna cerah seperti warna merah, kuning, hijau, biru, dan warna ungu. Teknik pewarnaan yang digunakan teknik colet dan usap. (3) proses pembuatan di industri “Marla’n Kulit” melalui tiga tahapan meliputi proses pra produksi yaitu mempersiapkan bahan dan alat meliputi bahan pokok kulit samak nabati. Perintang warna menggunakan malam sutra dan cantingnya menggunakan canting bayat. Proses produksi yakni proses pembuatan pola, proses mencanting dengan cara kulit dibasahi air terlebih dahulu, proses mewarna, proses penghilangan malam dengan cara menggosok kulit dengan menggunakan malam batik. Proses ke tiga dan terakhir adalah finishing.

Page 18: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang

notabennya berada pada lintasan benua Asia yakni Asia Tenggara dengan beribu-

ribu pulau, beribu-ribu suku bangsa yang pada akhirnya melahirkan keberagaman

kebudayaan yang menyertainya sehingga menjadikan bangsa Indonesia menjadi

negara multicultural dengan masyarakat yang majemuk. Jirzanah (1996: 15)

mengungkapkan dalam tulisannya yang berjudul “Pengembangan Kebudayaan

Sebagai Identitas Bangsa” didalamnya terdapat beberapa pendapat dari para ahli

terkait definisi kebudayaan yaitu seorang antropolog budaya Amerika Frans Boas,

mengartikan “kebudayaan mencakup semua manifestasi kebudayaan sosial dari

suatu masyarakat, reaksi-reaksi seorang idividu yang timbul karena pengaruh

kebiasaan masyarakat dimana ia tinggal, dan hasil karya kegiatan manusiawi

sebagaimana ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan itu”. Sedangkan Clyde

Kluckhon (dalam Jirzanah, 1996: 15) mengartikan kebudayaan adalah ...warisan

sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya”. Kebudayaan merupakan hasil

akal budi manusia dalam menangani alam sekelilingnya untuk digunakan bagi

kesejahteraan hidupnya.

Kebudayaan sebagai lingkaran yang terbuka memang tidak disangsikan

lagi. Keterbukaan yang dimaksud adalah tersedianya ruang dan waktu untuk

melanjutkan, mengisi, mengurangi maupun menambah, menghilangkan,

menjadikan senyap untuk kemudian menggaungkannya kembali dalam cakrawala

Page 19: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

2

waktu yang berbeda.Kebudayaan hasil peninggalan nenek moyang sangatlah

beragam bentuknya, banyak dari hasil kreativitas kebudayaan merupakan

kebudayaan kesenian. Kesenianmenyangkut seni tari trasidional, seni suara, seni

pertunjukan, seni pewayangan, seni rupa, seni kerajinan dan masih banyak lagi.

Seni kerajinan tradisional termasuk hasil akal budi manusia untuk tujuan

kesejahteraan hidup manusia baik lahir maupun batin. Seni kerajinan lebih

berurusan dengan batin maupun kebutuhan praktis. Jadi seni kerajinan merupakan

hasil akal budi manusia untuk kesejahteraan jiwa itu dikatakan berkembang bila

dampaknya terhadap jiwa manusia dapat memacu perubahan ke arah yang lebih

baik (Kongres Kebudayaan, 1991: 233). Seni kerajinan dalam perkembangannya

terpecahmenjadi beberapa cabang yaitu kerajinan logam, kerajinan keramik,

kerajinan kayu, kerajinan tekstil, kerajinan kulit. Dalam sejarah seni kerajinan

kulit dapat diketahui bahwa kemungkinan-kemungkinan untuk menghias kulit

telah ada sejak zaman silam. Kulit sudah mulai dikenal di negeri Mesir kuno

sekitar 4000 tahun sebelum Masehi. Sebelum zaman Kristus, di Mesir seni

menghias kulit dengan menggunakan cap dan menekankan garis-garis pada kulit

telah menduduki tempat terkemuka. Mereka menggunakan cara mengempa

(menindas) patron pada kulit yang telah dibasahi dengan bantuan cap hias atau

juga dengan tangan memakai penarik garis atau pisau tulang yang tidak tajam.

Dengan cara tersebut orang telah membuat susunan hiasan yang indah. Motif-

motif penting yang digunakan ialah rozette, daun-daun yang disusun simetris dan

bentuk-bentuk geometris.

Page 20: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

3

Pada zaman pertengahan para perajin seni Eropa mengikuti jalannya

sendiri. Hiasan dengan cara mengecap telah dikembangkan menjadi seni ukir kulit

dengan membuat sumbingan-sumbingan pada kulit. Patron disumbing dengan

pisau untuk membuat lekuk atau alur membentuk segi tiga dan diisi dengan

lekukan atau aluran yang ditindas ke dalam (Saraswati, 1996: 2). Dalam

perkembangan selanjutnya teknik menghias kulit telah mencapai titik kemajuan.

Dewasa ini menghias kulit tidak hanya terpaku dengan teknik tatah atau teknik

pahat hias, teknik druk atau cetak dan teknik sungging, akan tetapi telah

bermunculan teknik-teknik lain yang dapat diterapkan dalam menghias kerajinan

kulit. Segala eksplorasi dan eksperimentasi dilakukan untuk atas nama sebuah

kreativitas, percobaan perpaduan antara bahan dengan teknik perlu dilakukan

untuk menghasilkan suatu produk yang baru demi perkembangan peradaban

manusia itu sendiri yang sejatinya manusia itu memang serba istimewa. Lewat

otak, hati nurani, dan anggota tubuhnya selalu menyajikan berbagai kreativitas

kehidupan, dan jadilah di dunia ini manusia sebagai pusat segalanya.

Perkembangan teknik menghias kerajinan kulit yang saat ini telah

dikembangkan ialah misalnya menghias kulit dengan menggunakan teknik solder,

menghias kulit menggunakan teknik batik tulis.Para pengrajin pun dalam

menghias kerajinan kulit mempunyai caranya sendiri-sendiri. Ada yang masih

terpaku dengan teknik tatah, teknik sungging atau ada juga yang telah menerapkan

teknik solder dan teknik batik tulis, seperti yang dilakukan di industri “Marla’n

Kulit” Yogyakarta yang menerapkan teknik batik tulis untuk menghias kerajinan

kulitnya. Sehingga dalam perjalanan industrinya seakan memunculkan istilah

Page 21: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

4

sambil menyelam minum air, yakni disamping tetap melestarikan teknik batik

tulis itu sendiri karena batik itu selalu menempuh perjalanan kebudayaan untuk

masa kini dan masa depan bangsa Indonesia juga memberikan warna yang

berbeda bagi para konsumen dengan adanya kerajinan kulit yang dihias

menggunakan teknik batik tulis yang selanjutnya perpaduan antara media kulit

dengan teknik batik tulis tersebut disebut dengan batik kulit.Seni kerajinan yang

ditunjang dengan teknik batik tak pernah pudar pesonanya. Ia terus tumbuh

dengan menawarkan estetika baru yang lebih terbuka.

Tidak cukup hanya melestarikan teknik batik tulis, industri “Marla’n

Kulit” pun juga telah ikut melestarikan kerajinan kulit itu sendiri dengan tetap

konsisten memproduksi hasil kerajinan berbahan baku kulit samak nabati.

Perpaduan dua keteknikan yang diterapkan oleh industri “Marla’n Kulit” yakni

kerajinan kulit yang dihias menggunakan teknik batik tulis ini pada akhirnya

memunculkan sebuah produk yang indah dan mempunyai daya pikat tersendiri

jika dibandingkan dengan hasil kerajinan kulit yang tanpa hiasan. Dengan

menerapkan seni hias pada produk kerajinan kulit menggunakan teknik batik tulis

kini menjadi identitas dari industri “Marla’n Kulit”.

Industri “Marla’n Kulit” merupakan produsen batik kulit yang selalu

memfokuskan diri untuk memproduksi batik kulit. Produk yang mampu

dihasilkan adalahbenda-benda kerajinan yang sifatnya pragmatis yaitu sandal, ikat

pinggang, tas, dompet tujuannya yaitu untuk menjawab serta memenuhi

keperluan atau kebutuhan masyarakat luas.

Page 22: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

5

Industri ini merupakan industri kecil berdiri sejak tahun 2005 dengan

pendirinyaMarlan sendiri dan sekarang telah mempunyai 3 karyawan.Meskipun

industri “Marla’n Kulit” ini adalah industri kecil akan tetapi dalam hal marketing

atau pemasaran kerajinan batik kulit telah mencapai eksport. Kerajinan batik kulit

selain dipasarkan di dalam kota Yogyakarta sendiri juga dipasarkan di luar kota di

Indonesia serta tidak ketinggalan pangsa pasar manca negara pun menjadi

jamahan untuk memasarkan hasil kerajinannya, seperti di negara Jerman dan

Jepang. Industri “Marla’n Kulit” ini beralamat di Jl. Widji Adi Soro 32, Prenggan,

Kotagede, Yogyakarta.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus masalah dalam penelitian

ini adalah karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n

Kulit” Kotagede, Yogyakarta ditinjau dari motif, warna, dan proses pembuatan.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:

1. Karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit”

ditinjau dari motif.

2. Karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit”

ditinjau dari warna.

3. Karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit”

ditinjau dari proses pembuatan.

Page 23: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

6

D. Manfaat Penelitian

Industri “Marla’n Kulit” merupakan suatu industri kerajinan kulit yang

pengerjaan teknik hiasnya menggunakan teknik batik tulis sampai sekarang ini

masih terjaga dengan baik. Sejalan dengan kegunaan kerajinan kulit sebagai salah

satu benda kerajinan yang dibutuhkan masyarakat dengan ditunjang oleh

keindahan goresan canting tentunya tidak heran jika industri “Marla’n Kulit”

sampai saat ini masih dapat bersaing dengan produk-produk yang lain. Dengan

demikian penelitian tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di

industri “Marla’n Kulit”, setidaknya dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

a. Dapat menambah khasanah literatur kajian sekaligus sebagai referensi dalam

bidang ilmu seni kerajinan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni

Kerajinan FBS UNY maupun masyarakat pada umumnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi Perajin

1. Untuk lebih menjaga tradisi membatik, dapat meningkatkan kwalitas hasil

produksi batik kulit itu sendiri.

2. Memberikan inspirasi terhadap perajin atau seniman atau pengembang seni

lainnya supaya lebih kreatif lagi dalam mengembangkan seni hias pada

kerajinan kulit sehingga akan banyak bermunculan hasil eksperimen

penerapan seni hias dengan berbagai keteknikan.

Page 24: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

7

b. Bagi Masyarakat Umum

1. Manfaat dari adanya kegiatan penelitian ini dapat memberikan sebuah

kemaslakhatan atau kebermanfaatan yang positif bagi mesyarakat pada

umumnya.

2. Memberikan ruang apresiasi yang lebih luas kepada masyarakat untuk dapat

mengenal lebih dalam lagi terhadap karakteristik seni hias pada kerajinan kulit

menggunakan teknik batik tulis.

E. Batasan Istilah

Untuk menjaga agar tidak terjadi kesalahpahaman pada istilah-istilah yang

dipakai pada judul penelitian, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik adalah sifat khas yang tetap menampilkan diri, dalam keadaan

apa pun, bagaimanapun usaha untuk menutupi atau menyembunyikan watak

itu, akan selalu dapat ditemukan, sekalipun kadang-kadang dalam bentuk lain.

2. Seni hias adalah kecakapan membuat atau menciptakan benda yang indah

kemudian diperindah lagi dengan hadirnya hiasan atau ornamen yang memang

fungsi utama dari hiasan tersebut untuk memperindah benda produk atau

barang yang dihias

3. Kerajinan adalah sesuatu pekerjaan yang menghasilkan suatu produk yang

bernilai seni, dilakukan dengan tangan dan membutuhkan ketrampilan

tertentu.

Page 25: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

8

4. Kulit adalah bagian terluar dari makhluk hidup yang diperoleh dengan

mengolahnya secara kimiawi sedemikian rupa sehingga tahan terhadap

pengaruh cuaca dan iklim.

5. Teknik batik tulis adalah proses-proses pekerjaan dari permulaan yaitu

mencanting, mewarna dan menghilangkan malam hingga menjadi sebuah

batik jadi.

6. Industri “Marla’n Kulit” adalah sebuah industri yang memproduksi barang

kerajinan dari kulit tersamak yang teknik menghias kerajinan kulit tersebut

menggunakan teknik batis tulis.

Berdasar batasan istilah tersebut, maka yang dimaksud dengan judul

penelitian adalah penyelidikan atau pemeriksaan terhadap kerajinan kulit yang

dihias menggunakan teknik batik tulis produksi “Marla’n Kulit” agar dapat

diketahui dan ditemukan hubungan antara unsur-unsur yang ada pada produk

kerajinan yang diproduksi oleh “Marla’n Kulit”.

Page 26: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

9

BAB II KAJIAN TEORI

Berdasarkan hasil tinjauan dari berbagai referensi serta pengamatan

dilapangan secara subjektif tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik

kulit di industri “Marla’n Kulit” maka diperlukan beberapa sumber referensi.

Berikut ini dapat dilihat beberapa tinjauan yang berkaitan dengan judul yaitu

sebagai berikut:

A. Tinjauan Tentang Karakteristik

Menurut Shadily (1990:1663) karakteristik adalah sifat khas yang tetap

menampilkan diri, dalam keadaan apa pun, bagaimanapun usaha untuk menutupi

atau menyembunyikan watak itu, akan selalu dapat ditemukan, sekalipun kadang-

kadang dalam bentuk lain.

Dalam hal ini karakteristik diartikan sebagai suatu sifat khas yang tampak

tanpa dapat menyembunyikan atau menutupi hal-hal yang mencerminkan diri.

KBBI (1991: 811) menyebutkan karakteristik diartikan sebagai ciri-ciri khusus,

mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa karakteristik adalah sesuatu hal yang mempunyai ciri khas atau

ciri khusus yang dimiliki atau melekat pada sesuatu (benda atau barang), melalui

sifat, watak dan corak yang berbeda dan tidak akan berubah oleh kondisi apapun.

Pengertian tentang karakteristik seni hias pada kerajinan kulit adalah

hubungannya dengan hasil produk kerajinan kulit yang dihias menggunakan

teknik batik tulis di industri “Marla’n Kulit” yang terletak pada sifat khas pada

Page 27: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

10

produk itu sendiri yaitu tinjauan tentang motif, warna, dan proses pembuatannya.

Setiap jenis kerajinan yang satu akan berbeda dengan produk kerajinan yang

lainnya. Begitu juga dengan produk kerajinan kulit “Marla’n Kulit” karakteristik

dapat diketahui melalui pengamatan dan analisis terhadap perbedaan.

B. Tinjauan Tentang Seni Hias

Kata ‘seni’ telah umum dipakai sebagai padanan kata Inggris art. Memang

dalam kenyataannya, kata art dapat berarti ketrampilan (skill), aktivitas manusia,

karya (work of art), seni indah (fine art), dan seni rupa (visual art) (Sumardjo,

2000:41-42). Sejalan dengan Sumardjo, Satjoatmodjo (1988:48) pun menjelaskan

istilah seni dalam pengertian asalnya berarti keterampilan (skill) dan bahwa tujuan

semula adalah untuk memperoleh keterampilan yang berguna baik untuk arahan

pragmatis, atau epistemik, ataupun estetis. Menurut KBBI (1991: 916) definisi

seni itu sendiri adalah kecakapan membuat atau menciptakan sesuatu yang elok-

elok atau indah dan sesuatu yang dibuat (diciptakan) dengan kecakapan yang luar

biasa seperti sanjak, ukir-ukiran, lukisan dan lain sebagainya. Sedangkan kata hias

itu sendiri sama artinya dengan ornamen (Shadily dalam Ensiklopedi Indonesia,

1990: 1298). Lebih jelas Sunaryo (2010: 3) menyebutkan kata ornamen berasal

dari bahasa latin ornare, yang berdasar kata tersebut berarti menghias. Ornamen

adalah komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan

sebagai hiasan (Gustami dalam Sunaryo, 2010:3).

Berdasar definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa arti seni

hias adalah kecakapan membuat atau menciptakan benda yang indah kemudian

Page 28: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

11

diperindah lagi dengan hadirnya hiasan atau ornamen yang memang fungsi utama

dari hiasan tersebut untuk memperindah benda produk atau barang yang dihias.

C. Tinjauan Tentang Kerajinan Kulit

Menurut KBBI (1991: 811) kerajinan diartikan sebagai perihal; kegiatan;

kegetolan membuat barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan. Shadily

dalam Ensiklopedi Indonesia (1990: 1749) mengungkapkan kerajinan merupakan

jenis kesenian yang menghasilkan berbagai barang perabotan, hiasan atau barang-

barang lain yang artistik; terbuat dari kayu, besi, porselin, emas, gading, katun

tenun dan lain sebagainya.

Kerajinan dalam bahasa Latin kuno disebut ars yang berarti: kemampuan

untuk memproduksi suatu hasil yang belum diketahui lebih dahulu dengan

bantuan perbuatan yang benar-benar terkendali dan terarah (Colling Wood, 1981:

1). Lebih lanjut Colling Wood menyebutkan ciri-ciri khas dari kerajinan itu

sendiri adalah

1. Kerajinan selalu melibatkan adanya perbedaan antara peralatan dan tujuan,

yang masing-masing itu tergambar dengan jelas sebagai sesuatu yang

berlainan namun saling berkaitan. Istilah ‘peralatan’ secara bebas melekat

pada benda-benda yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tadi.

2. Kerajinan itu melibatkan adanya suatu perbedaan antara perencanaan dan

pelaksanaan. Hasil yang akan diperoleh sudah dipikirkan sebelum sampai

pada perencanaan dan pelaksanaannya. Si pengrajin mengetahui apa yang

ingin ia buat sebelum ia memulai untuk membuatnya.

Page 29: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

12

3. Alat dan tujuan, didalam proses perencanaan berhubungan searah (sejalan);

sedang dalam proses pelaksanaannya berlainan arah. Didalam perencanaan,

tujuan lebih dulu ada daripada alatnya. Tujuan itu harus dipikirkan lebih dulu,

sesudah itu baru alatnya. Didalam proses pelaksanaan, alat itu muncul lebih

dulu, sedang tujuannya dicapai lewat alat-alat itu.

4. Ada perbedaan antara bahan dasar dan produk jadi. Kerajinan itu selalu

dibentuk atas sesuatu, dan bertujuan untuk mengubah bentuk itu menjadi

sesuatu yang lain/berbeda. Perubahan bentuk itu bermula dari bahan dasar dan

berakhir menjadi produk jadi.

5. Ada perbedaan antara bentuk dan materi/bahan. Materi adalah apa yang dalam

bahan dasar dan bahan produk jadinya sama; bentuk itu adalah apa yang

berbeda/lain, bentuk dari kerajinan yang berubah.

6. Ada suatu hubungan hierarkhis antara berbagai macam kerajinan, yaitu yang

satu memenuhi kebutuhan yang lain, sedang yang lain menggunakan apa yang

disediakan oleh yang lain itu. Ada tiga macam hierarkhi, yaitu hierarkhi

materi, alat, dan bagian-bagian.

a. Bahan dasar dari satu kerajinan adalah produk jadi dari kerajinan yang

lain.

b. Didalam hierarkhi alat-alat, suatu kerajinan menyediakan peralatan untuk

yang lain.

c. Didalam hierarkhi bagian-bagian merupakan suatu operasi kompleks,

seperti misalnya, dalam pekerjaan pembuatan sebuah kerajinan pekerjaan

itu dibagi-bagi menjadi bagian-bagian pekerjaan.

Page 30: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

13

Kerajinan adalah usaha produktif di sektor nonpertanian, baik merupakan

mata pencaharian utama maupun sampingan. Karena itu adalah kegiatan ekonomi

maka usaha kerajinan dikategorikan dalam usaha industri. Dilihat dari cara dan

besarnya kegiatan maka usaha kerajinan masih belum memasuki tingkat pabrik,

dan baru pada tingkat kerajinan rumah tangga dan industri kecil (Soeroto Soeri,

1983: 20). Pembuatan barang dengan menggunakan bahan kulit adalah termasuk

kerajinan yang kemudian dinamakan dengan kerajinan kulit. Kulit hewan

merupakan bahan mentah kulit samak. Ia berupa tenunan dari tubuh hewan yang

terbentuk dari sel-sel hidup serta hasil-hasilnya. Kulit merupakan satuan tenunan

jaringan tubuh hewan (binatang), yang terbentuk dari sel-sel hidup dan merupakan

satu kesatuan yang saling mengait, secara Histologi (ilmu jaringan tubuh), kulit

terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan Epidermis, lapisan Corium (Derma), dan

lapisan Hypodermis (Subcutis).

Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka

luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Kerajinan kulit ini bayak menghasilkan

berbagai produk pakai maupun hias yang dihasilkan baik dari kulit tersamak

maupun dari kulit perkamen. Kulit tersamak berasal dari kulit perkamen yang

telah diproses secara kimiawi. Dalam Desain Kerajinan Kulit (1996: 90) kulit

adalah bahan yang mempunyai tekstur, warna dan bau yang khas. Dalam hal ini

kulit yang digunakan adalah kulit yang telah mengalami proses kimiawi yaitu

kulit tersamak yang akan jadi bahan untuk membuat barang-barang seperti sandal,

tas, dompet, sabuk dll.

Page 31: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

14

Osborne (1985: 15) menyebutkan kulit adalah salah satu “pakaian”

binatang, baik binatang liar maupun binatang peliharaan, terutama yang dapat

bertahan lama. Sejalan dengan Osborne, Sunarto (2001: 9) menjelaskan yang

bersumber dari Ensiklopedi Indonesia, bahwa kulit adalah lapisan luar badan

yang melindungi badan atau tubuh binatang dari pengaruh-pengaruh luar.

Republik Indonesia Departemen Perindustrian menyatakan, kulit

merupakan kulit dari semua hewan besar maupun hewan kecil yang biasa diambil

kulitnya untuk disamak. Kulit adalah kulit binatang yang telah dijadikan atau

diperindah serta diawetkan (Saraswati, 1996: 1).

Lebih lanjut Purnomo (2001) mengungkapkan bahwa, penyamakan

bertujuan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitas

mikroorganisme, khemis atau phisis, menjadi kulit tersamak yang tahan terhadap

pengaruh-pengaruh tersebut. Mekanisme peyamakan kulit pada prinsipnya adalah

memasukkan bahan kulit yang disebut bahan penyamak kedalam anyaman atau

jaringan serat kulit sehingga terjadi ikatan kimia antara bahan penyamak dengan

serat kulit.

Menurut berbagai sumber di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

yang dinamakan dengan kerajinan kulit adalah benda yang dibuat dengan proses

pembuatannya berbahan kulit binatang yang telah diolah atau disamak sehingga

kulit tersebut dapat dibuat berbagai benda kerajinan yang memiliki nilai estetik

serta dapat meningkatkan nilai jual daripada kulit tersebut.

Page 32: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

15

D. Tinjauan Tentang Batik Kulit

Batik adalah sebuah warisan dari nenek moyang yang telah ada sejak

zaman dahulu dan merupakan salah satu kekayaan kebudayaan milik rakyat

Indonesia yang dijunjung tinggi keberadaanya karena batik bernilai seni tinggi

dengan berbagai kerumitannya yang digambarkan pada setiap goresan canting

dengan beraneka corak dan warna yang menghiasi kain batik tersebut.

Kini peninggalan kebudayaan yang disebut “batik” tersebut beberapa

tahun terakhir ini telah menyita perhatian publik baik didalam negeri maupun di

manca negara. Sejak 2 Oktober tahun 2009 bertempat di Abu Dhabi, Uni Emiret

Arab secara resmi United Nations Educationals, Scientific, and Cultural

Organization atau UNESCO telah mengukuhkan warisan batik indonesia, sebagai

keseluruhan teknik , teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait

sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Nonbedawi (Masterpieces

of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) (Prasetyo, 2010: 2).

Seiring dengan perkembangan batik, maka pendapat megenai pengertian

batik pun meluas walaupun essensi dari pengertian batik itu sendiri adalah sama.

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengertian batik ditinjau dari pengertian

kata benda, proses pengerjaan, maka pengertian batik akan dijelaskan lebih lanjut

berikut ini:

Menurut Sarmini (2009: 674) proses batik, diwakilkan dengan kata

“mbatik” yang secara etimologi dikenal berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba

titik”, yang artinya “menggambar titik”. Akhiran “tik” dapat berati “titik kecil”

dan proses mbatik dapat diartikan sebagai proses penggambaran dengan

Page 33: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

16

cantingsecara repetitif sehingga membentuk garis yang pada akhirnya memberi

pola tertentu sebagaimana dapat kita apresiasi secara utuh. Sedangkan secara

harfiah kata Batik juga berasal dari bahasa Jawa, yang berarti “amba” yang

memiliki makna menulis dan ”titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak

yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan keatas kain

(Sarmini, 2009: 680).

Didalam buku yang berjudul Batik: Mengenal Batik dan Cara Mudah

Membuat Batik yang disusun oleh Tim Sanggar Batik Barcode (2010:3-4),

terdapat dua pendapat dari para ahli terkait definisi batik yaitu:

Menurut Kuswadji menyatakan bahwa:

“Batik berasal dari bahasa Jawa, ”Mbatik”, kata mbat dalam bahasa yang juga disebut ngembat. Arti kata tersebut melontarkan atau melemparkan. Sedangkan kata tik bisa diartikan titik. Jadi, yang dimaksud batik atau mbatik adalah melempar titik berkali-kali pada kain.”

Menurut Soedjoko menyatakan bahwa:

“Batik berasal dari bahasa Sunda. Dalam bahasa Sunda, batik berarti

menyungging pada kain dengan proses pencelupan.”

Batik adalah suatu seni dan cara menghias kain dengan mempergunakan

penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang

pewarnaan, sedang warna itu sendiri dicelup dengan memakai zat warna alam

maupun zat pewarna sintetis (Endik, 1986: 10). Prasetyo (2010: 1) menyebutkan

batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian yang dapat mengacu pada

dua hal yaitu yang pertama teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam

untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional,

Page 34: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

17

teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Kedua adalah kain atau busana yang

dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang

memiliki kekhasan. Batik adalah suatu bahan sandang yang proses pembuatan

motifnya dengan menggunakan alat bernama canting dan lilin batik atau malam

yang kemudian diberi warna sesuai dengan kehendak si pembuat dan diakhiri

dengan proses pelorodan (Sunoto, dkk, 2000: 1).

Selanjutnya dalam perjalanan perkembangannya batik tidak hanya

terkungkung dengan berbahan dasar kain seperti yang diungkapkan pada beberapa

pengertian di atas. Kini telah banyak pengembangan-pengembangan mix-media

yang telah dilakukan terkait bahan material pembuatan batik, seperti pembuatan

batik di atas media kayu, pelepah pisang, anyaman bambu dan tidak ketinggalan

media kulit menjadi bahan yang dapat dibuat batik. Produk mix-media berbahan

kulit tersamak yang dipadukan dengan teknik batik tulis ini kemudian dikenal

dengan nama batik kulit. Untuk lebih jelas lagi terkait pengertian batik kulit

(Moelyono, 1994 : 1 ) menjelaskan bahwa batik kulit adalah salah satu produk

dari perpaduan bahan kulit dengan teknik batik, yang dimaksud batik kulit adalah

berupa seni ornamen batik diatas bahan kulit binatang (leather), yang diproses

dengan teknologi batik. Menurut Republik Indonesia Departemen Perindustrian,

batik kulit adalah kulit jadi (matang) yang dibuat dari kulit domba, kambing, sapi,

kerbau, yang disamak nabati atau khrom yang pewarnaan dan motifnya

menggunakan metode batik.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa batik kulit adalah kesenian

menggambar motif yang telah dipindah atau dipola diatas media kulit, yang mana

Page 35: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

18

kulit tersebut telah diolah menjadi kulit matang atau biasa disebut kulit samak

nabati, kemudian dihias dengan menggunakan canting sebagai alat untuk

menorehkan malam, diwarna menggunakan proses tutup celup atau celup rintang

atau tutup colet dan malam sebagai bahan perintangnya supaya tidak kemasukan

warna.

E. Tinjauan Tentang Motif

Menurut Suhersono (2004) motif adalah desain yang dibuat dari bagian-

bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen yang terkadang begitu

kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi alam benda, dengan gaya dan ciri khas

tersendiri. Susanto (2002: 75) mengungkapkankan bahwa motif merupakan pola;

corak; ragam. Pada KBBI (2008: 930) disebutkan motif yang terkait dengan

hiasan adalah suatu corak hiasan yang indah. Dalam Ensiklopedi Nasional

Indonesia (1997 : 378) juga dijelaskan bahwasannya motif merupakan suatu pola

atau corak hiasan yang terungkap sebagai ekspresi jiwa manusia terhadap

keindahan atau pemenuhan kebutuhan lain yang bersifat budaya, hal ini terungkap

dalam kehidupan masyarakat sederhana maupun modern.

Lebih dalam lagi Sunaryo (2010: 14) menjelaskan bahwa motif merupakan

unsur pokok sebuah ornamen. Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen

dapat dikenali sebab perwujudan motif umumnya merupakan gubahan atas

bentuk-bentuk di alam atau sebagai representasi alam yang kasatmata. Namun ada

pula yang merupakan hasil khayalan semata yang bersifat imajinatif, bahkan tidak

dapat dikenali kembali gubahan-gubahan motif tersebut kemudian disebut abstrak.

Page 36: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

19

Dari pegertian diatas, motif pada hakekatnya merupakan perwujudan dan

tanggapan aktif manusia dalam penggunaan sistem pengetahuannya dalam

beradaptasi dengan lingkungannya, yakni terbentuknya suatu motif pada kulit

merupakan hasil dari aktif tanggap manusia yang memanfaatkan alam sekitar

untuk menciptakan suatu motif. Motif yang diterapkan pada setiap kerajinan

umumnya merupakan stilasi atau gubahan dari bentuk-bentuk yang ada di alam

sekitar, misalnya saja tumbuh-tumbuhan, binatang, candi dan lain sebagainya.

Berdasar pengertian diatas, motif adalah bentuk dasar dalam penciptaan

ornamen dan corak pokok yang diperoleh melalui stilasi suatu ornamen hasil

representasi dari alam sekitar.

Lebih spesifik lagi, yang dimaksud dengan motif batik adalah kerangka

gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif batik disebut juga

corak batik atau pola batik (Susanto, 1980: 212). Motif batik terdiri dari tiga unsur

yaitu:

1. Motif Utama

Motif utama adalah suatu ragam hias yang menentukan dari pada motif

tersebut, dan pada umumnya ornamen-ornamen tersebut masing-masing

mempunyai arti, sehingga susunan ornamen-ornamen itu dalam suatu motif

membuat jiwa atau arti dari pada motif itu sendiri.

2. Motif Tambahan

Motif tambahan tidak memiliki arti dalam pembentukan motif dan

berfungsi sebagai pengisi bidang.

Page 37: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

20

3. Isen Motif

Isen motif adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis,

yang berfungsi untuk mengisi ornamen-ornamen dari motif atau mengisi bidang

diantara ornamen-ornamen tersebut. Isen-isen yang sering digunakan selama ini

seperti isen-isen cecek satu, cecek pitu, isen-isen sawut, sisik melik, cacah gori

dan lain sebagainya.

Dalam hal penerapan motif sangatlah penting dapat untuk

mempertimbangkan apa yang disebut dengan komposisi motif. Karena komposisi

motif adalah untuk menentukan nilai keindahan suatu karya. Karena salah satu

kriteria penilaian yang digunakan untuk menilai suatu karya artistik adalah dengan

melihat komposisinya. Komposisi adalah susunan unsur-unsur rupa yang

memancarkan kesan-kesan kesatupaduan, irama, dan keseimbangan dalam suatu

karya sehingga karya itu terasa utuh, jelas, dan memikat (Atisah dan

Petrussumadi, 1991: 73). Terdapat beberapa macam pola komposisi, yaitu:

simetri, asimetri, dan bebas/ informal.

1. Pola Simetri

Pola simetri menggambarkan dua bagian yang sama dalam sebuah

susunan. Komposisi yang berpola simetri meletakkan fokusnya ditengah dan

meletakkan unsur-unsurnya dibagian kiri sama dengan dibagian kanan. Jika ada

dua fokus dalam komposisi simetri, maka penempatannya bisa satu kiri, satu

kanan. Penempatan demikian memberikan kesan bagian kiri dan bagian kanan

Page 38: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

21

sama kuat. Komposisi berpola simetri memberikan kesan formal, beraturan, dan

statis.

2. Pola Asimetri

Komposisi asimetri meletakkan fokusnya tidak ditengah-tengah dan

paduan unsur-unsur dibagian kiri tidak sama dengan yang dibagian kanan, tetapi

tetap memancarkan keseimbangan. Dalam penerapan komposisi asimetri akan

memberikan kesan keteraturan yang bervariasi dan karenanya tidak formal

sehingga lebih dinamis.

3. Pola Bebas

Komposisi pola bebas meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara bebas,

tetapi tetap memelihara keseimbangan. Dibandingkan dengan pola asimetri, pada

pola bebas ini kesan keteraturan dan kesan formal sama sekali tidak terasa.

Meskipun demikian, kecermatan dan ketelitian dalam membentuk irama dan

keseimbangannya menjadikan komposisi berpola bebas ini tampak dan terasa

lebih hidup serta makin menarik.

F. Tinjauan Tentang Warna

Pengertian warna bila diambil dari bahasa Sansekerta mempunyai makna

yang luas, artinya: tabeat, perangai, kasta, bunyi, huruf, suku kata, perkataan.

Perkataan warna berarti corak atau rupa berasal dari urat kata “wri” artinya tutup.

Kata Latin color berasal dari celare atau occulere artinya penutup (Inggris: colour,

Perancis: couleur, Belanda: kleur (Muh. Yamin, 6000 tahun Sang Merah Putih,

hal 39dalamPrawira, 1989: 4-5).

Page 39: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

22

Kartika (2004: 49), menyebutkan warna sebagai salah satu elemen atau

medium seni rupa, merupakan unsur susun yang sangat penting, baik di bidang

seni murni maupun seni terapan. Jauh dari pada itu warna sangat berperan dalam

segala aspek kehidupan manusia. Hal ini dapat dilihat dari berbagai benda atau

peralatan yang digunakan oleh manusia yang selalu diperindah dengan

penggunaan warna; mulai dari pakaian, perhiasan, peralatan rumah tangga, dari

barang kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang ekslusif semua

memperhitungkan kehadiran warna. Begitu eratnya hubungan warna dengan

kehidupan manusia, maka warna mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu:

warna sebagai warna, warna sebagai representasi alam, warna sebagai

lambang/symbol, dan warna sebagai ekspresi.

Pendapat tersebut juga diperkuat oleh Petrussumadi (1991 : 29) yang

menyatakan warna merupakan unsur desain yang paling menonjol. Kehadiran

warna menjadikan benda dapat dilihat, dan melalui warna orang dapat

mengungkapkan suasana perasaan atau watak benda yang dirancangnya. Warna

juga menunjukkan sifat dan watak yang berbeda-beda, bahkan mempunyai variasi

yang sangat tidak terbatas. Warna berdasarkan sifatnya yaitu warna muda, warna

tua, warna terang, warna gelap, warna redup dan warna cemerlang. Sedangkan

berdasarkan watak warna dibagi menjadi warna panas, warna dingin, warna

lembut, warna ringan, warna berat, warna sedih, warna gembira.

Purnomo (2004 : 27) menyatakan, terdapat dua definisi mengenai warna yaitu

menurut ilmu fisika warna diartikan sebagai kesan yang ditimbulkan oleh cahaya

Page 40: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

23

pada mata. Sedangkan warna menurut ilmu bahan adalah berupa zat warna atau

pigmen.

Jadi warna merupakan kesan yang dipantulkan oleh benda yang

dikenainya atau kesan yang diperoleh cahaya pada mata. Warna mempunyai

peranan penting untuk keselarasan dan keharmonisan hidupa manusia, baik

jasmani maupun rohani. Sama halnya dengan produk kerajinan peranan warna

juga sangat penting bagi karya itu sendiri, supaya dapat menambah nilai estetik.

Karena pada dasarnya dapat merangsang daya tarik yang tepat untuk menarik

perhatian, dengan komposisi yang baik warna akan mempertinggi kesan

keindahan serta makna dan sifat warna. Lebih lanjut Djelantik (1999 : 32)

menerangkan bahwa semua warna memiliki sifat-sifat mendasar yang ikut

menentukan persepsi (kesan) yang terjadi pada kita setelah tahap penangkapan

(sensasi) oleh mata kita. Sifat-sifat tersebut adalah

1. Corak (Inggris : hue)

Hal ini menyatakan jenis warna itu sendiri, seperti merah, biru, oranye

kekuningan. Tentang hal ini tidak akan mungkin ada perbedaan pendapat, karena

corak itu adalah sesuatu yang sebutannya telah disepakati umum.

2. Nada (tone)

Hal ini menunjuk pada kualitas tua atau muda dari warna itu, misalnya

merah muda-merah tua. Disini terjadi pentahapan (gradasi) kualitas warna, ada

yang terkesan lebih tua dan ada terkesan lebih muda. Kesan taraf mudanya atau

taraf tuanya dipengaruhi juga oleh selera dan kecenderungan masing-masing

pengamat.

Page 41: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

24

3. Cerah, kekuatan (intensity)

Hal ini ditentukan oleh taraf kejenuhan zat warna yang berada dalam

warna itu. Labih banyak bahan warna yang dilarutkan, lebih jenuh larutannya dan

lebih cerah warnanya. Lebih banyak air atau bahan pelarut yang dipakai, lebih

kurang zat jenuh warnanya, lebih lemah atau luntur kesan warna itu.

4. Kesan suhu (temperature)

Masing-masing warna memberi kesan suhu tersendiri. Warna merah

memberi rasa panas, warna hijau dan biru memberi kesan sejuk, ungu memberi

kesan dingin.

5. Suasana (mood)

Secara langsung setiap warna bisa berpengaruh dengan menciptakan rasa

yang khas pada manusia. Walaupun perasaan suasana itu juga tergantung dari

sensitivitas (bakat-rasa) sang pengamat sendiri, terdapat sifat-sifat beberapa

warna-warni yang pada umumnya memberi kesan yang sama kepada kebanyakan

orang. Suasana gembira umumnya digambarkan dengan warna kuning, mas,

perak, oranye, merah muda. Suasana marah diciptakan dengan warna merah

cerah, merah tua.

6. Kesan-jarak (distance)

Disamping kekuatan asalnya, masing-masing warna memberi kesan-jarak.

Pada umumnya benda yang diberi warna lebih kuat, lebih cerah, memberi kesan

berada lebih dekat dengan penonton daripada yang berwarna lebih lemah atau

luntur.

Page 42: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

25

Selain mempunyai sifat-sifat warna juga memiliki karakter yang kemudian

disebut dengan karakteristik warna. Prawira ( 1989 ) menjelaskan yang dimaksud

karakteristik dalam hal ini adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu

warna. Secara garis besar sifat khas yang dimiliki oleh warna ada dua golongan

besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Golongan warna panas berpuncak

pada warna jingga (J), dan warna dingin berpuncak pada warna biru kehijauan

(BH). Warna-warna yang dekat dengan jingga atau merah digolongkan kepada

warna panas atau hangat dan warna-warna yang berdekatan dengan warna biru

kehijauan termasuk golongan warna dingin atau sejuk.

Agar warna-warna tersebut dapat dengan apik untuk dinikmati, maka

seperti halnya motif, warna pun juga perlu mempertimbangkan komposisinya.

Komposisi warna adalah susunan warna-warna yang diatur untuk tujuan-tujuan

seni. Efek warna dalam komposisi ditentukan oleh situasi karena warna selalu

dilihat dalam hubungannya dengan lingkungan. Penempatan dan arah warna

sangat penting dalam komposisi piktorial. Warna biru misalnya akan memiliki

sifat yang berlainan pada penempatan yang berbeda-beda: di atas, di tengah, di

bawah, di kanan atau di kiri. Keseimbangan penempatan warna dalam sebuah

komposisi juga cukup penting. Setiap kemungkinan arahnya seperti arah warna

horisontal akan mengesankan gemuk, lebar, jauh. Arah warna vertikal akan

mengesankan ringan, tinggi, dalam. Kedua arah tersebut bila digabung akan

mengesankan perasaan keseimbangan, tegas. Arah warna diagonal mengesankan

gerak yang menuju kepada kedalaman sebuah komposisi atau gambar.

Page 43: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

26

Efek-efek komposisi bergantung pula kepada bentuk, hal-hal yang

ditonjolkan atau dipentingkan, arah dan peletakan pola yang simultan. Cara yang

lainnya untuk mencapai tujuan sebuah gambar atau rancangan adalah

mengorganisir terang dan bayangnya warna, penempatan kelompok warna panas

dan dingin, penyusunan yang berlainan dan pembagian prinsip-prinsip kontras,

yang merupakan hal yang hakiki bagi sebuah komposisi yang baik.

G. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan

Dalam KKBI (2007: 27) disebutkan bahwa pengertian alat adalah (1)

benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu: perkakas; perabot (an), (2) yang

dipakai untuk mencapai maksud. Alat dapat diartikan juga sebagai sebuah benda

yang digunakan untuk membentuk dalam pembuatan sebuah benda atau

mengerjakan sesuatu.

Sedangkan bahan merupakan barang yang akan dibuat menjadi barang

pokok atau utama untuk menghasilkan suatu produk kerajinan maupun industri.

KKBI ( 2007 : 87) mengungkapkan bahwa bahan diartikan sebagai (1) barang

yang akan dibuat menjadi satu benda tertentu; bakal; (2) (segala) sesuatu yang

dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu. Dalam pembuatan batik kulit

alat dan bahan yang diperlukan diantaranya yaitu:

1. Alat yang Digunakan

a. Canting Tulis

Canting adalah alat pokok untuk membatik yang akan menentukan apakah

hasil pekerjaan itu dapat disebut batik atau tidak. Canting dipergunakan untuk

Page 44: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

27

menulis (melukiskan cairan malam), untuk membuat motif-motif yang diinginkan.

Alat canting terbuat dari bahan tembaga. Tembaga mempunyai sifat ringan,

mudah dilenturkan dan kuat, meskipun tipis.

Canting terdiri dari beberapa jenis antara lain:

1) Canting tulis klowong yaitu untuk membatik bagian-bagian pola yang

merupakan bentuk pokok dari pola tersebut.

2) Canting tulis cecek ialah canting untuk membuat cecek (titik-titik dalam isen-

isen), memiliki lubang paruh yang paling kecil, dan lebih kecil dari canting

tulis klowong.

3) Canting tulis isen ialah canting untuk membatik bagian atau isian motif,

besarnya lubang paruh diantara canting klowong dan cecek.

4) Canting tembokan yaitu canting untuk menutup bidang yang lebar baik pada

motif maupun diluar motif. Lubang paruh paling besar dibanding yang

lainnya.

5) Canting carat atau ceret yaitu canting yang memiliki lebih dari satu paruh

bahkan ada yang mempunyai tujuh sampai delapan paruh sekaligus yang

banyak digunakan adalah canting carat “Loro” (lubang dua) untuk membuat

dua garis sejajar sekaligus.

b. Wajan Batik

Wajan adalah perkakas untuk mencairkan “malam” (lilin untuk

membatik). Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya

Page 45: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

28

bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa

mempergunakan alat lain.

c. Kompor

Kompor digunakan sebagai alat untuk memanasi lilin supaya lilin menjadi

cair sehingga dapat digunakan untuk membatik.

d. Wadah Larutan Zat Warna

Wadah larutan zat warna (mangkuk atau cangkir) adalah tempat yang

digunakan untuk menaruh cairan zat warna yang akan dicoletkan pada kulit

karena proses pewarnaan menggunakan teknik colet sehingga tidak memerlukan

wadah yang besar seperti pada pewarnaan menggunakan teknik celup.

2. Bahan yang Digunakan

a. Bahan Kulit yang Digunakan

Dari berbagai macam jenis kulit, kulit yang berasal dari binatang tentulah

yang paling tinggi pasarannya. Kulit samak, yang telah digunakan orang untuk

berbagai keperluan sejak ribuan tahun yang lalu, mempunyai sifat istimewa yang

tidak dimiliki oleh bahan alami maupun bahan buatan manusia lainnya. Kulit

samak tidak hanya kuat, tahan lama serta lugas tetapi juga mempunyai struktur

berpori yang unik sehingga dapat “bernafas”, artinya, udara dan uap air dapat

melalui jaringannya.

Pengerjaan kulit samak umumnya mudah. Bila dipotong, tepinya tidak

terurai, yang mana merupakan sifat yang unggul untuk beberapa keperluan

tertantu (Judoamidjojo, 1980: 1). Sifat unggul kulit tersamak adalah memiliki

Page 46: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

29

daya regang yang sangat tinggi, memiliki daya tahan terhadap robekan yang

sangat tinggi (ulet), memiliki daya penguluran yang baik, memiliki daya lentur

tinggi dalam berbagai cuaca, anti bocor, memiliki kemampuan menyerap dan

menguapkan air, dan mempunyai kemampuan untuk mengatur suhu (Sunarto,

2001: 41)

Menurut Kelompok Peneliti Teknologi Pewarnaan Kulit BPBK (1999: 6),

kulit sapi tersamak yang dapat dihias dengan teknik batik tulis adalah kulit sapi

samak nabati, kulit sapi samak kombinasi nabati-krom, dan kulit sapi samak

krom. Sedangkan kulit sapi nubuk dari kulit sapi kurang cocok untuk difinish

batik karena pada proses pelepasan lilin, bekas pelarut akan membekas/menodai

kulit dan sifat spesifik dari kulit nubuk akan hilang.

Dalam penggunaan kulit sebaiknya dipilih kulit yang belum diproses

finishing (pewarnaan atau pelapisan lak), tetapi sudah di buffing (meratakan dan

menghaluskan permukaan).

Apabila dikehendaki batik kulit yang mempunyai kelenturan tinggi maka

gunakanlah bahan baku kulit yang disamak chrom. Apabila menghendaki batik

kulit yang kepadatan kulitnya baik, gunakanlah kulit yang disamak nabati.

Namun, apabila menghendaki batik kulit yang mempunyai kelenturan tinggi dan

kepadatannya baik, gunakanlah kulit yang disamak kombinasi chrom dan nabati.

Selain itu, ketebalan kulit yang akan digunakan pun turut ikut

mempengaruhi dalam pelepasan lilin batik. Semakin tipis kulit yang digunakan

maka akan lebih mudah untuk pelepasan lilinnya karena penetrasi pelarut

kepermukaan kulit akan lebih cepat dan akan melarutkan lilin, sebab daya lekat

Page 47: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

30

lilin berkurang dan lilin mudah lepas. Berbeda dengan kulit yang tebal karena

penetrasi pelarut kepermukaan kulit lebih lama sehingga dibutuhkan pelarut

dengan jumlah lebih banyak karena pelarut belum sampai ke permukaan jumlah

pelarut sudah berkurang/menguap. Sebaiknya untuk membuat batik kulit dari kulit

sapi tersamak dengan tebal kulit kurang dari 2 mm.

b. Lilin Batik

Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik

(Hamzuri, 1985: 12). Sejalan dengan Hamzuri, Susanto (1980: 58) menyatakan

lilin batik adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan menurut gambar

atau motif, sehingga permukaan yang tertutup tersebut menolak atau resist

terhadap warna yang diberikan pada kulit tersebut.

Dalam pembatikan malam dibedakan antara malam klowong, malam

tembokan, malam biron dan malam jeblog.

1. Malam klowong ialah campuran malam dengan suatu resep campuran

sedemikian rupa hingga campuran malam tersebut mempunyai sifat mudah

lepas apabila malam dihilangkan tanpa memberi bekas sehingga tidak

mengganggu meresapnya zat warna; daya tembus cukup besar dan memberi

bekas canting dengan halus. Ada malam klowong untuk membatik tulis, ada

pula malam klowong untuk membatik cap.

2. Malam tembokan yaitu suatu campuran malam yang dibuat dengan sesuatu

resep campuran tertentu hingga daya rekat besar, liat dan tidak mudah

retak/patah, mudah lepas sewaktu malam dihilangkan tanpa memberi bekas.

Page 48: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

31

Ada malam tembokan untuk membatik tulis, ada pula malam tembokan untuk

membatik cap.

3. Malam biron, yakni suatu campuran dengan resep sedemikian rupa, hingga

mempunyai daya tembus cukup baik, mampu menahan warna dan mudah

lepas ketika proses penghilangan malam.

4. Malam jeblog adalah suatu campuran malam mempunyai sifat mirip dengan

malam tembokan.

Pada perkembangan saat ini malam yang sering digunakan adalah malam

klowong dan malam tembok. Dalam pemakaiannya malam dipanasi sampai suatu

suhu diatas titik lelehnya secara terus-menerus. Untuk membatik tulis pemanasan

sampai suhu 150°C, sedang untuk membatik cap suhu pemanasan antara 160°C –

175°C.

c. Bahan Pembantu

Disamping bahan-bahan pokok dibutuhkan pula bahan pembantu guna

menunjang proses pembuatan batik kulit. Menurut Moelyono (1994: 4 ) yang

dimaksud dengan bahan pembantu tersebut adalah

1. Air bersih

Air bersih merupakan bahan pembantu paling pokok dan paling banyak

digunakan. Air bersih ini digunakan untuk membasahi kulit sebelum kulit dibatik

dengan malam.

Page 49: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

32

2. Bensin

Bensin digunaka sebagai bahan pembantu dalam pelepasan lilin batik.

3. Bahan pelapis (coating)

Coating adalah lapisan permukaan batik kulit dengan bahan pelapis

(larutan lak) dengan maksud memperindah atau memperbaiki permukaan kulit

batik.

H. Tinjauan Tentang Proses Pembuatan

Secara umum proses dapat diartikan sebagai sistem atau cara permulaan

dalam sesuatu yang diolah, sehingga hasilnya mencapai tingkat kesempurnaan.

Proses sebagai rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang

menghasilkan produk (KBBI, 2008 : 1106).

Jadi proses adalah cara atau teknik untuk menciptakan suatu barang

(produk), melalui tahap-tahap tertentu yang dimulai dari urutan bahan baku yang

diolah sampai menjadi sebuah produk jadi.

Didunia kesenian untuk menciptakan suatu karya ada sebuah proses yang

dinamakan dengan proses penciptaan karya seni. Yang dimaksud dengan proses

penciptaan karya seni itu sendiri adalah proses komunikasi, proses ekspresi, yaitu

memindahkan perasaan supaya dapat ditanggapi pihak lain sehingga mengalami

perasaan yang sama, demikian menurut Herbert Read (dalam Satjoatmodjo, 1988:

5). Tolstoy (dalam Satjoatmodjo, 1988: 76) pun juga mempunyai definisi sendiri

tentang proses penciptaan seni yang terkenal itu kurang lebih demikian

:“Membangunkan pada diri sendiri sesuatu perasaan yang pernah dialaminya, dan

Page 50: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

33

setelah itu, dengan perantaraan gerakan, garis, warna, suara, atau bentuk-bentuk

yang diekspresikan secara verbal, dapat mengubah perasaan tersebut sedemikian

rupa sehingga orang lain dapat mengalami perasaan yang sama.”

Jadi proses penciptaan karya seni ialah suatu proses penciptaan karya yang

melibatkan perasaan batin untuk dapat membangunkan jiwa seninya selanjutnya

dapat dituangkan pada sebuah karya yang indah dan mampu dinikmati dan

dirasakan oleh orang lain atas keberadaan karya seni tersebut seperti halnya apa

yang dirasakan oleh sang seniman.

Proses membuat batik kulit merupakan sebuah pelaksanaan yang harus

dikerjakan sebagai pencurahan di dalam perwujudan karya seni. Dengan tanpa

adanya proses maka tidak akan ada pula karya seni di dalam kehidupan kita. Oleh

sebab itu betapa pentingnya sebuah proses, demikian juga sangat penting pula

untuk dapat mengetahui proses perwujudan karya seni kerajinan kulit yang dihias

menggunakan teknik batik tulis. Proses pembuatan batik kulit dari awal hingga

akhir melalui beberapa tahap yaitu :

1. Persiapan

a. Pemolaan Desain Produk

Tujuan dari pemolaan desain produk adalah untuk efisiensi dari bahan

kulit dan pengerjaannya. Disamping itu agar motif batik yang dibuat dapat

diterapkan dengan baik/tepat sesuai dengan barang jadi kerajinan yang diinginkan

seperti untuk tas, dompet, ikat pinggang, sepatu, sandal dan lain-lain.

Page 51: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

34

b. Pemolaan Desain Motif

Pembuatan pola atau penggambaran motif batik dilakukan dengan cara

menggambar langsung pada kulit karena kulit tidak tembus sinar. Penggambaran

langsung pada kulit akan lebih baik daripada menggunakan kertas karbon, karena

goresan pensil tidak begitu kelihatan. Sebaiknya menggunakan pensil yang tebal

dan lunak (B2 atau B3) agar permukaan kulit tidak tergores dan menjadi rusak.

Jangan gunakan pensil yang runcing.

2. Membuat Batik

a. Pelekatan Lilin Pada Kulit

Sebelum lilin mulai dilekatkan pada kulit terlebih dahulu permukaan kulit

(graim) perlu untuk dibasahi dengan air guna membatasi penetrasi lilin pada batik,

lilin tidak terlalu masuk kedalam jaringan kulit sehingga pembekuan lilin akan

dipercepat dan penetrasi lilin terhenti saat suhu lilin mencapai titik beku. Kondisi

pelekatan seperti ini diharapkan mempermudah proses penghilangan (pelorodan)

lilin. Dalam penelitian BBKB (1991), disebutkan bahwa pelakatan lilin batik pada

media kulit dapat dilaksanakan dengan cara tulis maupun cara pengecapan.

b. Memberi Warna Pada Batik Kulit

Pewarnaan pada kulit hanya dapat dilaksanakan secara coletan atau kuasan

atau semprotan. Hal tersebut disebabkan zat perintang haya dapat berfungsi pada

satu permukaan saja. Apabila pewarnaan dilakukan dengan cara pencelupan

Page 52: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

35

kemungkinan zat warna akan merembes dari arah dalam kulit tersebut, akibatnya

motif tidak jelas (BBKB, 1991: 10).

c. Menghilangkan Lilin Batik

Penghilangan lilin batik pada media kulit akan lebih mudah apabila

menggunakan bensin biru dibandingkan dengan bensin premium. Pelepasan lilin

batik pada kulit dengan menggunakan bensin biru atau bensin premium dengan

cara membasahi bagian daging (flesh) kemudian dengan sedikit ditekan maka lilin

akan lepas dari permukaan kulit. Untuk membantu pelepasan lilin dengan

menggunakan pisau tumpul yaitu untuk mengerok sisa lilin yang masih menempel

pada permukaan kulit. Agar lilin batik mudah dilepas maka lilin yang digunakan

adalah lilin tembokan atau lilin yang daya lekatnya tidak tinggi karena proses

pewarnaan tidak secara celupan.

3. Finishing

Finishing berasal dari kata bahasa Inggris, finish yang artinya selesai. Jika

dihubungkan dengan produk artinya hasil yang sudah selesai, barang jadi. Jadi

finishing dapat diartikan sebagai pekerjaan penyelesaian terakhir atau proses kerja

terakhir dalam pembuatan barang atau karya.Metode penerapannya dapat dengan

tangan (spray, ulas), dengan mesin (spray otomatis, roller coating, curtain

coating), kemudian dilakukan penyempurnaan secara mekanik dengan

penyetrikaan atau dengan glazing ataupun polishing.Menurut BBKB (1991),

Page 53: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

36

untuk memperbaiki kenampakan dan meningkatkan daya tolak air, kulit yang

telah dibatik dapat diberi pelapis lak.

Widowati TP (1991) dalam DIPA BBKKP (2006: 10), mengungkapkan

bahwa dengan finishing, kulit akan berpenampilan lebih menarik, lebih awet, dan

memenuhi kriteria yang dikehendaki konsumen.

Page 54: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Setelah membahas karakteristik topik permasalahan, maka jenis penelitian

yang digunakan adalah penelitian kualitatif untuk memahami fenomena tentang

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain secara holistik (Moleong, 2011: 6). Metode yang digunakan

ialah metode kualitatif yakni prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat dialami dari orang-orang

(subjek) itu sendiri (Furchan, 1992:21)

B. Penentuan Lokasi Penelitian

Cara terbaik yang perlu ditempuh dalam penentuan lokasi penelitian

adalah dengan jalan mempertimbangkan teori substantif dengan mempelajari serta

mendalami fokus sekaligus rumusan penelitian (Moleong, 2011: 128). Penelitian

ini memilih industri “Marla’n Kulit” di Prenggan, Kotagede, Yogyakarta, karena

untuk menghias kerajinan kulit di industri tersebut mempunyai cara yang berbeda

yaitu menggunakan teknik batik tulis sekaligus merupakan industri yang cukup

produktif dalam pembuatan produksi batik kulit sehingga mampu menghasilkan

produk yang bermacam-macam dan memiliki kwalitas yang bagus dari segi

bahan, desain dan hasilnya.

Page 55: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

38

C. Data dan Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner/wawancara dalam pengumpulan

datanya, maka sumber data disebut responden yaitu orang yang

merespon/menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis

maupun lisan (Arikunto, 2006: 129). Sedangkan menurut Lofland dan Lofland

(1984: 47 dalam Moleong, 2011: 157) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui

tulisan, perekaman video / audio tapes, pengambilan foto, atau film. Pada

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperanserta

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya.

Pada penelitian ini data dan sumber data yang diperoleh pada karakteristik

seni hias pada kerajinan batik kulit ditinjau dari motif, warna, dan proses

pembuatannya melalui tertulis, foto, rekaman tape recorder, wawancara dengan

Marlan selaku pemilik industri “Marla’n Kulit”, hasil dokumentasi dari pengrajin

dan lain-lain.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto ( 2006: 160), instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

Page 56: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

39

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Pada penelitian ini instrumen utama yang digunakan dalam pengumpulan

data adalah peneliti sendiri karena merupakan, perencana, pelaksana pengumpulan

data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya peneliti menjadi pelapor hasil

penelitian (Moleong, 2011: 168).Menurut Guba dan Lincoln (dalam Muhadjir,

2002: 164) tujuh karakteristik yang menjadikan manusia sebagai instrumen

penelitian memiliki kualifikasi baik, yaitu sifatnya yang responsif, adaptif, lebih

holistik, kesadaran pada konteks tak terkatakan, mampu memproses segera,

mampu mengejar klarifikasi dan mampu meringkaskan segera, mampu mengejar

pemahaman yang lebih dalam. Sedangkan alat bantu yang digunakan dalam

penelitian sebagai penunjang instrumen utama, guna kelancaran dalam mencari

dan menggali data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pedoman Observasi

Peneliti melakukan pengamatan langsung terkaitkarakteristik seni hias

pada kerajinan batik kulit di industri ”Marla’n Kulit” ditinjau dari motif, warna,

dan proses pembuatannya. Dalam pengertian psikologik observasi atau

pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh indra (Arikunto, 2006: 156). Dalam teknik observasi

peneliti harus datang lebih awal ke lapangan supaya bisa mengikuti kegiatan dari

awal sampai akhir, sehingga data yang dihasilkan dapat sesuai dengan yang di

inginkan dan datanya bisa lengkap serta akurat, yang paling penting dalam teknik

Page 57: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

40

observasi ini adalah memahami, menangkap dan menyimpulkan bagaimana

proses itu terjadi.

2. Pedoman Wawancara

Menurut Arikunto (2006: 227), secara garis besar ada dua macam

pedoman dalam wawancara yaitu:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun

secara terperinci.

Peneliti melakukan interview langsung ke industri “Marla’n Kulit”. Hasil

wawancara meliputikarakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit ditinjau dari

motif, warna, dan proses pembuatan di industri “Marla’n Kulit”. Sebelum

melakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti melakukan persiapan dengan

menyiapkan pedoman yang sistematis agar mampu menggali data secara akurat

(mendalam) sesuai dalam permasalahan penelitian. Akan tetapi, diusahakan dalam

proses wawancara tidak terkesan kaku.Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data

yang luas tentang semua yang ada di lapangan sekaligus mendapatkan data yang

sesuai dengan kebutuhan.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi yang peneliti gunakan sebagai alat bantu dalam

penelitian yang terkait karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit yaitu

Page 58: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

41

a. Alat Tulis

Alat tulis digunakan untuk mencatat semua data-data terkait dengan

permasalahan penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian.

b. Video Recorder

Moleong (2011: 180) menyebutkan video recorder adalah alat pencatatan

data selama wawancara. Dengan menggunakan video recorder ini mempunyai

banyak kegunaan salah satunya yaitu dapat diamati dan didengar secara berulang

sehingga apa yang diragukan dalam penafsiran datanya langsung dapat dicek,

memberikan dasar yang kuat dan dapat dicek kembali dengan mudah.

c. Kamera Foto

Kamera foto digunakan untuk mengambil gambar. Gambar foto sekarang

ini sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif

karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan karena foto menghasilkan data

deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi

subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif (Moleong, 2011: 160).

Diterangkan pula oleh Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2011) terdapat dua

kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang

dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri.

Kamera foto ini digunakan sebagai alat bantu untuk memperoleh data

untuk mengambil sampel atau gambar yang terkait dengan karakteristik seni hias

Page 59: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

42

pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit” dan sampel gambar atau foto

mengenai kejadian atau peristiwa yang relevan dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dari uraian diatas maka metode atau teknik yang digunakan dalam

penelitian tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di industri

“Marla’n Kulit” Prenggan, Kotagede Yogyakarta ditinjau dari motif, warna dan

proses pembuatannya yaitu:

1. Metode Pengamatan

Guba dan Lin coln

(dalam Moleong, 2011: 174-175) menjelaskan bahwa terdapat enam alasan

mengapa dalam penelitian kualitatif pengamatan dimanfaatkan sebesar-besarnya,

yaitu:

a. Teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung.

b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaima yang terjadi pada keadaan

sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang

berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang

langsung diperoleh dari data.

d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang

dijaringnya ada yang keliru atau bias. Jalan yang terbaik untuk mengecek

kepercayaan data tersebut ialah dengan jalan memanfaatkan pengamatan.

Page 60: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

43

e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi

yang rumit. Pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi

yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.

f. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak

dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Pedoman pengamatan berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang

memungkinkan akan timbul dan akan diamati. Pedoman pengamatan pada

penelitian ini, dimaksudkan sebagai alat pengumpulan data yang berisikan daftar

tentang hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik seni hias pada kerajinan batik

kulit di industri “Marla’n Kulit”.

2. Metode Interview/wawancara

Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau kuesioner

lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk

memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) (Arikunto: 2006: 155).

Arikunto (2006: 227) menjelaskan secara garis besar ada dua macam

pedoman dalam wawancara yaitu:

1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang akan ditanyakan.

2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun

secara terperinci.

Page 61: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

44

Sedangkan jika ditinjau dari pelaksanaannya, Arikunto (2006: 156)

membedakan interview atau wawancara menjadi tiga yaitu:

1. Interview bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan

apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.

2. Interview terpimpin, guide

3. Interview bebas terpimpin, yakni kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin.

Peneliti melakukan interview langsung ke industri “Marla’n Kulit”. Hasil

wawancara meliputi karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit ditinjau dari

motif, warna dan proses pembuatannya di industri “Marla’n Kulit”. Sebelum

melakukan wawancara, terlebih dahulu peneliti melakukan persiapan dengan

menyiapkan pedoman yang sistematis agar mampu menggali data secara akurat

(mendalam) sesuai dalam permasalahan penelitian. Akan tetapi, diusahakan dalam

proses wawancara tidak terkesan kaku. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data

yang luas tentang semua yang ada di lapangan sekaligus mendapatkan data yang

sesuai dengan kebutuhan.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang

tertulis. Didalam melaksanakan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen

rapat,catatan harian, dan sebagainya. Dijelaskan oleh Arikunto (2006: 158-159)

Page 62: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

45

bahwa dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud

tulisan saja.

Pada penelitian tentang karakteristik seni hias pada kerajinan batik kulit di

industri “Marla’n Kulit” metode dokumentasi diperlukan untuk mendapatkan

data-data yang bersifat visual, baik tentang subyek penelitian maupun pada karya-

karya yang sesuai atau yang relevan dengan permasalahan. Adapun hasil dari

metode dokumentasi dalam penelitian di industri “Marla’n Kulit” berupa:

dokumentasi gambar berupa motif dan pola, dokumentasi foto: bahan dan

peralatan yang digunakan, batik kulit yang dihasilkan serta proses pembuatan.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan teknik

pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan

(credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan

kepastian (confirmability) (Moleong, 2011: 324).

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi

sumber yang memungkinkan peneliti untuk melakukan pengecekan dan

pengecekan ulang serta melengkapi informasi (Danim, 2002: 195). Hal tersebut

dapat dicapai melalui cara:

Page 63: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

46

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang denganberbagai pendapat

dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah

atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Dalam penelitian yang berjudul karakteristik seni hias pada kerajinan batik

kulit di industri “Marla’n Kulit” yang ditinjau dari motif, warna dan proses

pembuatan, data-data yang diperoleh selama penelitian (Mei-Juli 2012) hasil dari

wawancara dengan Marlan selaku pemilik industri “Marla’n Kulit” di cek

kebenarannya dengan staf ahli yaitu dengan Samsudin ( 06 Agustus 2012) dari

pegawai Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari

dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam

penelitian ini, peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol. Selajutnya ditelaah

secara rinci sampai pada suatu titik sehingga proses penemuan secara tentatif

Page 64: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

47

dapat diuraikan dengan jelas dan penelaahan secara rinci dapat dilakukan

(Moleong, 2011: 329-330).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman

peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang

lain (Muhadjir, 2002: 142). Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang

sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,

gambar, foto dan sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka

langkah berikutnya yang harus dilakukan yaitu :

1. Reduksi Data

Reduksi data dilakukan dengan cara mengidentifikasi satuan (unit). Pada

mulanya diidentifikasikan adanya satuan bagian terkecil yang ditemukan dalam

data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.

(Moleong, 2011: 288).

2. Penyajian Data

Penyajian data diperoleh dari berbagai sumber, kemudian dideskripsikan

dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat-kalimat sesuai dengan pendekatan

yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif. Penyajian data perlu dilakukan karena

untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan

Page 65: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

48

selanjutnya, menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman

yang diperoleh dari penelitian dilapangan.

3. Menarik Kesimpulan atau Verivikasi

Menarik kesimpulan adalah klimaks dari kegiatan penelitian yaitu dengan

menuliskan kembali pemikiran penganalisis selama menulis, yang merupakan

tinjauan ulang dari catatan-catatan di lapangan, serta peninjauan kembali dengan

teknik tukar pikiran dengan teman. Jenis penelitian yang menggunakan metode

kualitatif ini bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, aktual serta

akurat mengenai fakta-fakta yang terdapat dilapangan.

Secara teknik, instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

dengan teknik pengambilan datanya menggunakan kombinasi antara metode

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisis datanya

menggunakan model analisis deskriptif, dengan proses yang sifatnya simultan,

berlanjut, berulang, dan terus-menerus selama kegiatan penelitian berlangsung

dari awal hingga akhir.

Page 66: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

49

BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

Sebagai subjek penelitian adalah Marlan, yang menerapkan motif batik

tulis sebagai seni hias pada produk kerajinan kulit berbentuk sandal, ikat

pinggang, dompet dan tas dengan segala karakteristiknya baik dari segi motif,

warna dan proses pembuatan. Segala yang ia terapkan memiliki karakteristik yang

menjadi ciri dari industri “Marla’n Kulit”. Adapun sasaran pokok adalah

pengungkapan tentang karakteristik seni hias dengan teknik batik tulis pada

kerajinan kulit karya Marlan ditinjau dari motif, warna, dan proses pembuatan.

Untuk mendapatkan data-data yang relevan peneliti secara intensif telah

melakukan observasi sejak bulan Februari – Juli 2012. Disamping itu peneliti

telah mengumpulkan data-data yang berasal dari wawancara maupun dokumen

yang berwujud gambar.

A. Profil Industri “Marla’n Kulit”

1. Sejarah Industri ”Marla’n Kulit”

Kotagede merupakan sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara fisik hanya menjadi bagian kecil dari

kota Yogyakarta. Kotagede berbatasan dengan Kabupaten Bantul di sebelah utara,

timur, dan selatan, dan kecamatan Umbulharjo di sebelah barat. Nama ‘Kotagede

diambil dari nama kawasan Kota Lama Kotagede, yang terletak di perbatasan

kecamatan ini dengan kabupaten Bantul di sebelah selatan.

Page 67: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

50

Gambar 1: Plakat Selamat Datang di Kawasan Kotagede (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Juli 2012)

Wilayah Kotagede tidak seperti arti dari nama kotagede itu sendiri yang

diambil dari bahasa Jawa kota gedhe yang berarti kota besar. Semula, Kotagede

adalah nama sebuah kota yang merupakan Ibukota Kerajaan Mataram Islam.

Selanjutnya kerajaan itu terpecah menjadi Kesunanan Surakarta dan Kesultanan

Yogyakarta (http://id.wikipedia.org).

Sejak zaman raja-raja Mataram dahulu, Kotagede telah dikenal sebagai

daerah kerajinan perak dan emas. Namun seiring berjalannya waktu di kecamatan

Kotagede tidak hanya terdapat perajin perak dan emas,akan tetapi sudah

berkembang dan telah banyak bermunculan perajin-perajin diluar emas dan perak

seperti halnya perajin batik yang dibuat sebagai pakaian, perajin bambu, perajin

miniatur dari kayu dan lain sebagainya.

Diantara banyak perajin di Kecamatan Kotagede terdapat satu perajin yang

beralamatkan di Jl. Widji Adi Soro 32, Prenggan, Kotagede, Yogyakarta yang

menggeluti kerajinan kulit,ia adalah industri “Marla’n Kulit”. Industri “Marla’n

Page 68: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

51

kulit” berdiri pada tahun 2005 dengan pendirinya adalah Marlan. Itulah mengapa

kemudian industri ini diberi nama “Marla’n Kulit”. Sebelum membangun usaha

kerajinan kulit,Marlan dengan istri merupakan karyawan perusahaan batik kulit

yang bernama “Sindu Collection”. Namun malang tak dapat ditolak untung tak

dapat diraih,pada tahun 2002 terjadi peristiwa bom Bali sehingga memberikan

dampak buruk terhadap perusahaan tempat Marlan bekerja, yaitu terjadi sepi

pasaran yang mengakibatkan jumlah produksinya menurun. Sehinggaterjadi

pengurangan tenaga kerja dimana Marlan beserta istri diberhentikan dari

perusahaan tersebut.

Berbekal pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama tiga tahun dari

perusahaan tempatnya dulu bekerja, untuk meneruskan hidup Marlan beserta istri

mencoba mendirikan usaha sendiri dengan bermodalkan uang sebesar Rp.

500.000,-. Modal tersebut merupakan modal sendiri. Dengan modal uang yang

sangat terbatas ia tetap optimis dalam menjalankan usahanya. Usaha yang

dijalankannya ialah memproduksi barang-barang kerajinan berbahan baku kulit

samak nabati yang dihias menggunakan teknik batik tulis.

Usaha ini adalah usaha pokok bagi Marlan, dan untuk awal usahanya ini ia

membuat benda-benda kerajinan dari kulit yang sifatnya kecil, merupakan benda

kerajinan non fungsional (barang souvenir) seperti gantungan kunci,dompet

dengan ukuran kecil dan lainnya. Akan tetapi pembuatan souvenir ini hanya

bertahan selama kurang lebih satu tahun dikarenakankurang banyak peminatnya.

Dalam perkembangannnya Marlan memutuskan untuk membuat kerajinan lainnya

yaitu benda-benda kerajinan fungsional seperti sandal, dompet, ikat pinggang dan

Page 69: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

52

tas. Pada industri yang dirintasnya ini ia menggunakan produk sandal sebagai

produk unggulan, dengan prosentase pembuatan sandal antara pria dan wanita

adalah 25 % untuk sandal pria dan 75 % untuk sandal wanita.

Pada awal berdirinya industri “Marla’n Kulit” segala produksi dikerjakan

sendiri oleh Marlan dan istri. Untuk awal-awal semua hasil produksi di jual di

Mirota Batik, Kansa Hotel, Hotel Ibis. Kemudian lambat laun usaha ini mendapat

respon yang baik dari DESPERINDAGKOP selanjutnya oleh

DESPERINDAGKOP hasil kerajinan kulit tersebutdiikutsertakan dalam pameran-

pameran yang berlangsung baik di dalam kota maupun di luar kota seperti di

dalam kota sendiri di Yogyakarta, di luar kota seperti di Surabaya, Semarang,

Jakarta dll (Wawancara dengan Marlan, 16 Mei 2012).

Berkat ikut serta di berbagai pameran, usaha industri “Mar’lan Kulit”

semakin dikenal banyak orang dan semakin berkembang sehingga terus

mendapatkan pesanan-pesanan.Pada waktu ituakhir tahun 2006 industri“Mar’lan

Kulit” baru mempunyai tenaga kerja 2 orang. Pada tahun 2007 gayung pun

bersambut industri “Mar’lan Kulit” mendapat pesanan sandal untuk di eksport

dengan jumlah yang cukup banyak yakni 1800 pasangsandal.Karena Marlan dan 2

karyawannya merasa tidak mampu mengerjakan dan menyelesaikan

pesanansesuai dengan waktu yang ditentukan maka ia memutuskan untuk

menambah5 karyawan lagi sehingga tenaga kerja yang dimilikinya menjadi 7

orang. Seiring berjalannya waktu ada saja karyawan yang mengundurkan diri dan

belum lama ini salah satu dari karyawannyamengundurkan diri lagi dikarenakan

Page 70: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

53

masalah kesehatan yang tidak memungkinkan untuk bekerja. Sehingga karyawan

yang dimiliki industri “Mar’lan Kulit” sekarang hanya tersisa 3 orang.

Gambar 2: Marlan, Pemilik Industri “Marla’n Kulit” (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Dengan usaha yang keras dan disertai doa akhirnya usaha yang dijalankan

Marlan ini diterima dengan tangan terbuka dan mendapatkan respon yang bagus

dari masyarakat sehingga mampu berproduksi sampai waktu sekarang ini.

Berbicara mengenai motif-motif yang digunakan pada kerajinan kulit

industri “Marla’n Kulit” adalah motif – motif tradisional seperti motif kawung,

motif parang, dan lain sebagainya. Selain motif tradisional industri “Marlan

Kulit”juga menerapkan motif-motif hasil stilasi dari tumbuhan dan binatang.

Meskipun media yang digunakan adalah kulit samak nabati,namun untuk proses

pewarnaan kulit tetap menggunakan warna-warna batik yakni warna sintetis

antara lain zat warna napthol dan indigosol. Proses produksi di industri “Marla’n

Kulit”untuk 1 harinyabisa menghasilkan 50 pasang sandal.Tidak hanya

memproduksi sandal, industri “Marla’n Kulit”juga memproduksi dompet, ikat

Page 71: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

54

pinggang dan tas. Untuk pengerjaan dompet, ikat pinggang dan tas tidak

dikerjakan secara intens melainkan dikerjakan pada saat mendapatkan pesanan

atau pada saat akan ada event pameran.

Gambar 3: Logo Industri “Marla’n Kulit” (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Dalam proses pembuatan batik kulit dilakukan di dua tempat yaitu di

rumah Marlan dan di rumah pekerja, pembatikan dirumah pekerja dikerjakan pada

saat Marlan mendapat pesanan banyak. Pembuatan batik yang dilakukan di rumah

Marlan dan dirumah pekerja adalah proses pelekatan lilin (malam) pada kulit,

sedangkan untuk proses pewarnaan dan penghilangan malamsepenuhnya

dilakukan di rumahnya. Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan batik

kulit terdiri atas peralatan pembatikan, pewarnaan dan penghilangan malam. Alat

pembatikan terdiri dari canting, wajan dan kompor.

Pada awal berdiri kompor yang digunakan di industri “Marla’n Kulit”

adalah kompor manual yang membutuhkanbahan bakar minyak tanah. Tahun

2011 industri ini tidak perlu lagimenggunakan kompor manual, karena

telahberalih menggunakan kompor listrik. Kompor listrik yang ia punyai adalah

bantuan yang diberikan langsung oleh Gubernur DIY yaitu Hamengkubuwono X

bertempat di Kraton Yogyakarta. Bantuan tersebut diberikan kepada seluruh

Page 72: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

55

anggota HIKMIKINDO (Himpunan Pengusaha Mikro Indonesia) termasuk salah

satunya adalah Marlan yang mendapatkan bantuan satu buah kompor listrik.

Sedang untuk alat pewarnaan terdiri atas wadah kecil untuk menaruh zat pewarna,

spon atau busa untuk mengoleskan warna pada permukaan kulit. Alat yang

digunakan sebagai penghilang malam adalah dengan menggunakan malam batik

itu sendiri yang dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan.

2. Tempat Industri “Marla’n Kulit”

Marlan memiliki usaha kerajinan kulit yang dihias menggunakan teknik

batik tulis yang di berinama sesuai dengan namanya sendiri yakni “Marla’n

Kulit”. Tempat industri ini beralamat di Jl. Widji Adi Soro 32, Prenggan,

Kotagede, Yogyakarta. Tempat industri tersebut sekaligus sebagai kediaman

Marlan dan keluarga. Berikut ini merupakan foto dari rumah Marlan sekaligus

sebagai tempat untuk memproduksi kerajinan kulit.

Gambar 4: Tempat Industri “Marla’n Kulit” (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 73: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

56

Tempat industri “Marla’n Kulit” yang sekaligus sebagai rumah Marlan ini

mudah dijangkau karena letaknya tidak terlalu jauh dari jalan raya Kotagede dan

posisi industri tersebutterletak dibelakang KUA dan dibelakang kantor kecamatan

Kotagede sehingga mudah untuk ditemukan.

Untuk mengetahui posisi atau letak ruangan yang digunakan dalam proses

pembuatan kerajinan kulit di industri “Marla’n kulit” maka berikut ini penjelasan

denah kediaman Marlan.

G

F E

B

D

C

A

Gambar 5: Denah Ruang Rumah Marlan (Sumber: Marlan, Mei 2012)

Keterangan :

A. Bagian depan rumah adalah tempat untuk membatik dan mewarna.

B . Bagian dalam rumah digunakan sebagai tempat untuk perakitan dan finishing

kulit yang telah dibatik hingga menjadi barang jadi.

C. Bagian dalam rumah ialah tempat untuk menaruh hasil kerajinan kulit yang

telah selesai dikerjakan.

D. Bagian dalam rumah sebagai tempat pribadi

E. Bagian dalam rumah sebagai tempat pribadi

Page 74: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

57

F. Bagian dalam rumah digunakan sebagai dapur

G. Bagian dalam rumah digunakan sebagai tempat kamar mandi

3. Pemasaran dan Promosi

Usaha batik kulit yang digeluti Marlan ini telah berjalan cukup lama.

Usaha tersebut memiliki konsumen yang tidak hanya dari dalam negeri melainkan

dari luar negeri. Dibawah ini merupakan konsumen-konsumen dari industri

“Marla’n Kulit” baik yang berasal dari dalam Kota Yogyakarta , luar kota maupun

yang berada di luar negeri.

1. Dari dalam kota

a. Di Mirota Batik

b. Di Mall ( Mall Mallboro, Ambarukmo Plaza )

c. Dihotel-hotel (Kansa Hotel, Hotel Ibis)

2. Dari luar kota

a. Jakarta

b. Bali

3. Dari luar negeri

a. Jepang

b. Jerman

Promosi yang dilakukan untuk hasil dari produk kerajinan kulittersebut

Marlan hanya mengandalkan dari acara pameran-pameran yang pernah ia ikuti.

Seperti mengikuti pameran PRJ pada tahun 2006, Ina Craft, Crafina, Smasco,

JEC, dan di mall-mall (Wawancara dengan Marlan, 16 Mei 2006).

Page 75: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

58

4. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi agar dalam

pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan terkendali. Industri “Marla’n

Kulit” dalam hal pengadaan bahan, segala administrasi dan promosi berupa

mengikuti pameran-pameran masih mampu dipegang sendiri oleh Marlan.

Karyawan di industri “Marla’n Kulit” sekarang ini terdapat3 orang yaitu mereka

mempunyai pekerjaan masing-masing yakni 1 orang sebagai pembatik 1 orang

bertugas untuk mewarna dan menghilangkan malam hasil batikan dan 1 orang lagi

bertugas untuk merakit sampai memfinishing yang juga dibantu oleh Marlan.

5. Jadwal Kerja Karyawan

Tabel 1: Jadwal Kerja Karyawan di Industri “Marla’n Kulit”

No

Hari

Jam Kerja Istirahat Pagi Siang

1 Senin 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib 2 Selasa 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib 3 Rabu 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib 4 Kamis 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib 5 Jum’at 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib 6 Sabtu 08.00-12.00 wib 13.00-16.00 wib 12.00-13.00 wib

Jumlah hari kerja dalam satu minggu ditetapkan sebanyak 6 hari kerja

yaitu dari hari senin sampai hari sabtu, sedang hari minggu merupakan hari libur.

Untuk hari libur agama atau hari libur nasional karyawandi industri “Marla’n

Kulit” tetap masuk kerja karena Marlan tidak menetapkan itu sebagai hari libur

terkecuali pada saat hari raya idul fitri dan hari raya idul adha Marlan menetapkan

Page 76: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

59

hari itu sebagai hari libur untuk memberikan kesempatan bagi diri dan keluarga

serta karyawannya untuk dapat merayakannya.Hadwal kerja tersebut dapat dilihat

pada tabel 1.

6. Harga jual

Harga jual pada setiap barang kerajinan kulit yang diproduksi industri

“Mar’lan Kulit” bervariasi tergantung terhadap besar kecilnya ukuran barang.

Berikut ini merupakan daftar harga yang ditetapkan Marlan terhadap produk

kerajinan kulit yang dihias menggunakan teknik batik tulis.

Tabel 2: Daftar Harga Kerajinan Kulit di Industri “Marla’n Kulit” No Nama Barang Harga 1 Sandal untuk anak-anak Rp. 25.000 – Rp. 35.000/pasang 2 Sandal untuk pria dewasa dengan

ukuran 36 – 41 Rp. 40.000/pasang

3 Sandal untuk wanita dewasa dengan ukuran 36 -41

Rp. 35.000 – Rp. 60.000/pasang

4 Ikat pinggang Rp. 50.000/potong 5 Dompet Rp. 40.000 – Rp. 50.000/buah 6 Tas Rp. 200.000 – Rp. 300.000/buah

B. Motif Batik Kulit di Industri “Marla’n Kulit”

Motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara

keseluruhan, motif batik disebut juga corak batik atau pola batik.

Kerajinan kulit hasil produksi dari industri “Marla’n Kulit” ini dalam

menghias kerajinan kulit menggunakan teknik batik tulis. Batik tulis yang

diterapkan pada kulit karya Marlan memiliki motif dari tiap jenis produknya.

Motif batik yang telah peneliti dapatkan terdiri dari tiga macam. Yaitu yang

Page 77: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

60

pertama adalah batik kulit dengan menerapkan motif-motif tradisional seperti

motif kawung dan motif parang. Biasanya motif-motif tradisional tersebut

diterapkan pada kerajinan kulit berbentuk sandal yang diperuntukkan bagi pria,

diterapkan pada ikat pinggang dan tas. Yang kedua adalah motif hasil stilasi atau

gubahan dari tumbuh-tumbuhan seperti motif bunga-bunga, daun-daun, sulur-

sulur. Selain motif tradisional dan motif tumbuhan Marlan juga menggunakan

motif hasil stilasi dari binatang seperti motif ikan. Secara garis besar motif batik

yang dijadikan sebagai pola batik ini diterapkan pada produk kerajinan kulit

berbentuk sandal, dompet, ikat pinggang dan tas. Jumlah motif yang terdapat di

industri “Marla’n Kulit” terdapat 30 motif. Motif yang di angkat dalam penelitian

ini diwakilkan pada 11 produk kerajinan kulit. 11 produk tersebut sudah mewakili

dari semua motif yang ada karena motif satu dengan motif yang lain mempunyai

bentuk yang hampir sama. Di bawah ini motif-motif yang digunakan untuk

menghiasi kerajinan kulit di industri “Marla’n Kulit” yang telah peneliti temukan.

Namun sebelum jauh mendeskripsikan mengenai motif dan warna yang

digunakan pada kerajinan kulit di industri “Marla’n Kulit”, akan di tampilkan

terlebih dahulu rincian motif dan warna yang digunakan untuk menghiasi

kerajinan kulit yang tersaji pada tabel 3 berikut ini.

Page 78: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

61

Tabel 3: Motif dan Warna Kerajinan Kulit Industri “Marla’n Kulit” No Jenis Produk Motif Warna

1.

Motif: parang, sawut Isen-isen: cecek, ellips Motif: kawung Isen-isen: cecek besar dan kecil. Isen-isen: cecek pitu Motif: parang, tumpal. Isen-isen: sawut. Motif: bunga matahari, daun, sulur, parang, sawut. Isen-isen: cecek kepyur, sawut, umpluk sabun, uwer-uwer. Motif: bunga anggrek, tepak dara, daun, sulur, ranting. Isen-isen: cecek kepyur, cecek satu, sawut, mainan. Motif: ikan, daun, terumbu karang. Isen-isen: cecek kepyur, sawut, lingkaran kecil, umpluk sabun, uwer-uwer. Motif: bunga sepatu, tepak dara, daun, ranting. Isen-isen: cecek kepyur, sawut, cecek

Soga: hitam dan coklat. Soga: hitam dan coklat. Soga: hitam dan coklat. Merah, kuning, hijau, biru, putih kulit. Merah, Kuning, biru, hijau dan putih kulit. Kuning, hijau, ungu, putih kulit. Biru, hijau, ungu, kuning, hitam, putih kulit.

Kerajinan Sandal a. Sandal B1

b. Sandal K2

c. Sandal N3

d. Sandal E6

e. Sandal D4

f. Sandal C3

g. Sandal D5

Page 79: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

62

2.

3.

4.

Kerajinan Dompet a. Kerajinan Dompet M1

Ikat Pinggang a. Ikat Pinggang P1 b. Ikat Pinggang P2

Kerajinan Tas a. Tas W1

pitu, cecek satu, watu tumpuk. Motif: bunga melati, daun Isen-isen: cecek kepyur, mainan, sawut. Motif: Tumpal Isen-isen: bentuk bunga, sawut Motif : parang Motif: parang, sawut, “S”

Hitam dan putih kulit. Coklat, kuning Coklat, kuning Soga: hitam dan coklat.

1. Kerajinan Sandal

a. Sandal B1

Untuk memudahkan dalam mengingat semua nama hasil produk kerajinan

kulit yang dihias menggunakan teknik batik tulis, Marlan memberikan kode-

kode pada tiap-tiap hasil kerajinannya. Kode B1 digunakan untuk mewakili

sandal model selop dengan 2 srampat yang terpisah yaitu srampat berukuran

kecil diletakkan pada bagian ibu jari dan srampat berukuran besar untuk

bagian punggung kaki. Sandal ini diperuntukkan bagi pria dewasa seperti yang

diungkapkan Marlan dalam wawancara tanggal 19 Mei 2012. Model sandal

dengan kode B1 dapat dilihat pada gambar no 6 berikut ini.

Page 80: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

63

Gambar 6: Kerajinan Sandal B1 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Produk kerajinan sandal yang diperuntukkan bagi pria dewasa ini

memiliki ciri-ciri motif yang terdapat pada bagian tertentu. Di bawah ini

penjelasan mengenai ciri-ciri motif yang terdapat pada kerajinan sandal B1.

1. Motif Parang

Motif parang termasuk kedalam motif tradisional dan merupakan motif tua

yang mengandung banyak cerita, bahkan mengandung perlambangan yang

dalam dan luhur. Motif parang merupakan motif yang tersusun atas garis-garis

miring atau diagonal. Asal mula motif ini diambil dari kata parang yang

berarti parang adalah prang yang artinya perang. Perang ialah menyingkirkan

atau menjauhkan. Arti yang lain parang adalah palang yang berarti merusak

semua yang menghalangi ( Kawindrasusanta, 1981 : 12). Supaya lebih jelas

bagaimana gambar motif parang, berikut ini merupakan contoh gambar dari

motif parang.

Page 81: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

64

Gambar 7 : Motif Parang (Sumber: Sewan Susanto, 1980)

Tidak seperti motif parang pada gambar di atas, motif parang yang

terdapat pada sandal B1 telah mengalami stilasi atau perubahan dari Marlan.

Sehingga motif parang tidak digambar secara detail dan persis sesuai dengan

pakemnya karena motif parang cukup mempunyai kerumitan dalam

menggambarnya. Oleh karena itu motif parang di gubah menjadi lebih

sederhana supaya mudah digambar dan untuk menyesuaikan dengan bidang

sandal yang sangat terbatas dan tidak lebar. Motif tradisional seperti motif

parang dan kawung digunakan sebagai hiasan pada kerajinan yang condong

kearah produk-produk yang diperuntukkan bagi pria. karena dengan

menggunakan motif tradisional akan menampilkan produk tersebut menjadi

gagah perkasa segagah orang yang memakainya dikarenakan hal tersebut

menyangkut dengan aspek kepantasan dalam pemakaian (wawancara dengan

Marlan, 19 Mei 2012).

Motif parang terdiri dari unsur garis lurus yang sedikit diliukkan

menjadi bidang yang menyerupai bentuk ellips. Bidang tersebut disusun

Page 82: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

65

secara diagonal atau miring dan antar bidang satu dengan lainnya saling

berhimpitan. Motif parang yang sudah dirubah dari oleh Marlan dapat dilihat

pada gambar no 8 berikut ini.

Gambar 8: Motif Parang Bentuk Ellips (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

b. Motif Sawut

Sawut merupakan salah satu dari sekian banyak isen-isen yang terdapat

dalam pembuatan batik. Sawut biasanya digunakan untuk mengisi bidang

motif batik. Supaya lebih jelas bagaimana gambar dari isen-isen sawut di

bawah ini contoh gambar isen-isen sawut.

Gambar 9 : Isen-Isen Sawut (Sumber : Sewan Susanto, 1980)

Penerapan sawut pada sandal B1 tidak difungsikan sebagai isen-sien

sebagaimana mestinya namun dijadikan sebagai motif. Karena Marlan ingin

Page 83: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

66

memberikan sentuhan berbeda sekaligus untuk menambah khasanah

permotifan yang digunakannya. Motif sawut merupakan bentuk motif yang

tersusun dari garis-garis. Besar, kecil, panjang dan pendek garis dari ujung

hingga pangkal relatif sama. Motif sawut disusun secara miring atau diagonal

mengikuti arah dari motif parang. Motif sawut yang diciptakan oleh Marlan

dapat dilihat pada gambar no 10 berikut ini.

Gambar 10: Motif Sawut (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Gambar 11: Isen-Isen Bentuk Ellips dan Cecek Satu (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Isen-isen yang digunakan untuk melengkapi tampilan bidang sandal

ialah isen-isen cecek satu yang disusun secara berderet sebanyak tiga buah.

Isen-isen cecek satu dalam penyusunannya diselingi dengan bentuk ellips

Page 84: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

67

yang ditengah bidang ellips diberi garis horisontal. Isen-isen tersebut dapat

dilihat pada gambar no 11.

Ciri yang menonjol dari kerajinan sandal B1 adalah terletak pada motif

parang yang telah digubah oleh Marlan dan isen-isen sawut yang dijadikan

sebagai motif dengan susunan mengikuti arah motif parang yaitu miring atau

diagonal. Pada bidang latar sandal dilengkapi dengan isen-isen cecek satu dan

bentuk ellips terdapat pada pinggir bidang sandal dengan penyusunan

berselang-seling diantara isen-isen cecek satu yang terdiri dari tiga deret dan

isen-isen berbentuk ellips. Berikut ini merupakan contoh dari gambar

penyusunan motif yang terdapat pada sandal B1.

Gambar 12: Pola Sandal B1 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

b. Sandal K2

K2 digunakan sebagai kode untuk model sandal laki-laki dengan 1

srampat berbentuk seperti huruf V terbalik yakni seperti model sandal biasa

Page 85: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

68

atau yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari dengan pembahasaan

yang lebih mudah ialah seperti model sandal jepit. Sandal K2 menggunakan

satu motif yaitu motif kawung seperti yang terlihat pada gambar no 13.

Gambar 13: Kerajinan Sandal K2 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Di bawah ini deskripsi mengenai motif yang dipakai untuk

menghiasi kerajinan sandal K2.

1. Motif Kawung

Motif kawung adalah motif tua. Kawung adalah buah aren, kalau dibelah

dua akan didapatkan bentuk bulat panjang, sebelah kiri dan kanannya terdapat

isi. Ada yang menghubungkan motif ini dengan bentuk-bentuk tatahan pada

candi Prambanan yang didirikan pada abad ke VIII Masehi. Akan tetapi

menurut dugaan motif kawung ini diciptakan oleh Sultan Agung

Hanyakrakusuma di Mataram karena beliau memang sangat gemar mencipta

Page 86: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

69

dengan mengambil bahan-bahan dari alam atau hal-hal yang sederhana

diangkat menjadi motif batik (Kawindrasusanta, 1981: 9).

Gambar 14: Motif Kawung (Sumber: Sewan Susanto, 1980)

Motif kawung adalah motif-motif yang tersusun dari bentuk bundar-

lonjong atau ellips, susunan memanjang menurut garis diagonal miring kekiri

dan kekanan berselang-seling (Susanto, 1980 : 226) seperti yang terlihat pada

gambar no 14.

Gambar di bawah ini adalah motif kawung yang telah mengalami

sedikit perubahan dari Marlan yaitu terletak pada penempatan bentuk bundar-

lonjong atau ellipsnya.

Gambar 15: Motif Kawung di Industri “Marla’n Kulit” (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 87: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

70

Oleh Marlan bentuk bundar-lonjong di letakkan menghadap keatas

dan kebawah serta menghadap kesamping kanan dan kekiri. Dengan

perubahan bentuk seperti itu merupakan ciri dari motif kawung yang

dimiliki oleh industri “Marla’n Kulit”.

Setelah mengetahui bagian-bagian pokok dari sandal K2 yang

menggunakan satu motif yaitu motif kawung, selanjutnya perlu untuk

mengetahui isen-isen yang diterapkan pada sandal K2. Isen-isen tersebut ialah

cecek pitu. Isen-isen cecek pitu diletakkan di tengah-tengah hasil pertemuan

antara empat ellips supaya bidang tengah motif kawung tidak kosong dan

untuk menambah nilai estetik atau keindahan pada motif kawung tersebut

seperti yang diungkapkan pada wawancara dengan Marlan, 19 Mei 2012).

Berikut ini contoh gambar dari isen-isen cecek pitu yang digunakan untuk

menghiasi tengah bidang motif kawung. Di bawah ini gambar kawung yang

dilengkapi dengan isen-isen cecek pitu di dalamnya.

Gambar 16: PenerapanIsen-Isen Cecek Pitu (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Untuk melengkapi tampilan bidang sandal, selain motif kawung dan

isen-isen cecek pitu terdapat pula isen-isen cecek satu yang diletakkan pada

Page 88: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

71

pinggir bidang sandal dengan penyusunan 1 buah cecek dengan ukuran besar

kemudian dilanjutkan dengan tiga buah cecek yang berderet dengan ukuran

kecil seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 17: Isen-Isen Cecek Satu (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Ciri sandal K2 adalah menggunakan motif kawung yang telah mengalami

sedikit perubahan. Motif kawung di susun secara berulang dengan bentuk

yang sama dan antar bentuk ellips atau lonjong saling bertemu bersinggungan.

Isen-isen yang digunakan ialah isen-isen cecek pitu diletakkan pada tengah

bidang motif kawung dan isen-isen cecek satu dengan ukuran besar dan kecil

yang disusun pada pinggir bidang sandal.

Gambar 18: Pola Sandal K2 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 89: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

72

Pewarnaan yang digunakan adalah warna sintetis yaitu zat warna

napthol yang menghasilkan warna soga coklat. Supaya lebih jelas mengenai

susunan motif, dapat dilihat pola susunan motif sandal K2 pada gambar no 18.

Motif kawung tersebut disusun secara berulang.

c. Sandal N3

N3 adalah kode untuk sandal anak laki-laki, bentuk sandal lebih aplikatif

jika dibanding dengan model sandal yang diperuntukkan bagi pria dewasa. Di

buat seperti itu karena untuk menarik minat anak-anak (wawancara dengan

Marlan, 19 Mei 2012). Sandal N3 memiliki motif yang terdiri dari motif

parang dan tumpal. Motif disusun secara berulang-ulang dan berselang-

seling. Untuk lebih jelasnya, berikut ini gambar dari sandal N3 yang dibuat

menggunakan media kulit samak nabati yang dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 19: Kerajinan Sandal N3 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 90: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

73

1. Motif Parang

Seperti yang telah dijelaskan di atas pada sandal B1 bahwa motif parang

merupakan motif yang disusun atas garis miring atau diagonal. Contoh dari

motif parang dapat dilihat pada gambar no 7.

Setiap motif parang yang diterapkan pada kerajinan kulit di industri

“Marla’n Kulit” selalu mengalami perubahan sehingga motif parang tersebut

tidak lagi sedetail dan sesempurna layaknya motif parang sesungguhnya.

Motif parang dibuat sederhana supaya tidak banyak memakan tempat

dikarenakan bidang sandal yang sempit dan terpenting adalah supaya lebih

mudah untuk di gambar. Motif parang pada sandal N3 sama seperti motif

parang yang diterapkan pada sandal B1 dan dapat dilihat pada gambar no 8.

2. Motif Tumpal

Motif tumpal adalah motif yang terdiri dari garis lurus membentuk

deretan segi tiga sama kaki kemudian di dalam bidang segitiga tersebut di isi

dengan motif atau dapat juga di isi dengan isen-isen. Biasanya pada batik

kain motif tumpal diletakkan pada pinggir bawah kain, namun pada sandal

N3 karya Marlan penyusunan motif tumpal tidak demikian ada yang terdapat

di bawah, di tengah dan di atas. Deretan segi tiga pada motif tumpal ini tidak

menggunakan garis melainkan menggunakan titik-titik. Motif tumpal disusun

miring seperti motif parang dan antara motif parang dan motif tumpal

diletakkan saling berselang-seling.

Page 91: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

74

Gambar 20: Motif Tumpal (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Di dalam motif tumpal diberi isian isen-isen sawut yang memenuhi

bidang motif tumpal seperti yang terlihat pada gambar di atas. Ciri menonjol

dari sandal N3 terletak pada motif parang yang telah digubah sedemikian rupa

dan dikombinasi dengan motif tumpal yang penyusunan kedua motif tersebut

disusun secara miring atau diagonal.

Gambar 21: Pola Sandal N3 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 92: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

75

d. Sandal E6

Gambar 22: Kerajinan Sandal E6 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Sandal dengan kode E6 ialah sandal perempuan dengan bentuk srampat

seperti huruf V terbalik atau seperti yang terdapat pada sandal jepit. Srampat

sandal E6 memiliki model srampat yang membentuk daun dengan sisi daun

bergaris lurus. Gambar dari sandal E6 dapat dilihat pada gambar no 22.

Sandal E6 memiliki motif utama yang terdiri dari bunga, daun dan sulur.

Selain motif utama, pada sandal E6 dikombinasi dengan motif parang dan

sawut. Penerapan motif bunga, daun dan sulur dikombinasi dengan motif

parang dan sawut agar motif yang digunakan lebih bervariasi dan tidak

monoton seperti yang diungkapkan Marlan pada wawancara 19 Mei 2012.

Motif bunga yang sifatnya bukan motif tradisional kemudian dikombinasi

dengan motif tradisional parang dan sawut mampu menghadirkan susunan

motif yang indah. Berikut ini deskripsi mengenai unsur motif yang terdapat

pada sandal E6.

Page 93: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

76

1. Motif Bunga

Motif bunga yang terdapat pada sandal E6 berawal dari ide dasar bunga

matahari. Bunga matahari adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-

kenikiran yang populer, baik sebagai tanaman hias maupun tanaman

penghasil minyak. Bunga matahari sangat khas: besar, dengan kepala bunga

yang besar (http: //id.wikipedia.org).

Menurut Marlan bunga matahari adalah bunga dengan bentuk sederhana

namun tetap mengandung keindahan dan tidak memiliki kerumitan yang

cukup tinggi dalam masalah bentuk sehingga bunga matahari mudah untuk

diaplikasikan dalam wujud gambar itulah mengapa Marlan terinspirasi untuk

membuat motif bunga dari stilasi bunga matahari. Bunga Matahari ini

merupakan motif bunga pertama yang Marlan ciptakan ( wawancara dengan

Marlan, 19 Mei 2012).

Gambar 23: Motif Bunga Matahari (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Ciri menonjol dari motif bunga matahari yang diciptakan Marlan

ialah bunga matahari digambar tidak seperti bunga matahari yang

Page 94: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

77

sesungguhnya dengan bentuk bundar melingkar, melainkan digambar

setengah lingkaran karena motif bunga digambar mulai dari pinggir bidang

sandal sehingga tidak memungkinkan untuk digambar penuh. Motif bunga

matahari dibuat dengan dua gambar. Motif utama sebagai centre of interest

diletakkan ditengah-tengah bidang sandal dengan jumlah kelopak bunga lima

buah yang disertai bentuk setengah lingkaran kecil sebagai putik bunga yang

berjumlah enam buah. Motif bunga matahari yang kedua diletakkan pada

bagian atas tepi sandal dengan empat kelopak bunga dan tujuh putik bunga.

Meski berbeda jumlah kelopak dan putik bunga namun bentuk tetap sama.

Kedua bunga matahari yang memiliki ciri berbeda baik dari jumlah kelopak

maupun putiknya dapat dilihat pada gambar no 23.

Isen-isen yang digunakan sebagai pelengkap motif bunga adalah isen-

isen cecek satu yaitu untuk mengisi bidang dalam putik bunga matahari.

Isen-isen cecek kepyur dan sawut digunakan untuk mengisi bidang kelopak

bunga. Isen-isen sawut dimasukkan pada bagian bawah bidang kelopak bunga

sedang ujung kelopak bunga diberikan isen-isen cecek kepyur. Untuk bunga

matahari pada bagian tepi atas bidang sandal menggunakan isen-isen sawut

tanpa mematanpa memasukkan isen-isen cecek kepyur.

Gambar 24: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 95: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

78

Isen-isen cecek kepyur merupakan isen-isen yang terbentuk dari titik-

titik atau cecek yang disusun secara acak atau tidak beraturan. Cecek kepyur

digunakan untuk mengisi bidang dalam motif maupun bidang luar motif

seperti yang terlihat pada gambar di atas, cecek digunakan untuk mengisi

bidang dalam motif. Selain sebagai isen-isen pada kelopak bunga, cecek

kepyur diterapkan pula pada latar sandal bagian atas sampai bidang sandal

penuh dengan motif dan isen-isen.

2. Motif Daun

Motif daun yang terdapat pada sandal E6 memiliki dua jenis daun yang

berbeda bentuk. Perbedaan bentuk daun terletak pada garis daun. Daun yang

melekat pada bunga matahari menganduang garis bergelombang. Berbeda

dengan daun yang melekat pada motif buga matahari, daun ke dua terletak

pada bidang srampat sandal menggunakan garis lurus memanjang tanpa

bergelombang. Isen-isen yang digunakan untuk melengkapi ke dua motif daun

tersebut ialah isen-isen sawut. Berikut ini contoh motif daun yang telah diberi

isen-isen sawut.

Gambar 25 : Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 96: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

79

Berdasar gambar di atas dapat dilihat dengan jelas perbedaan bentuk

daun yang diterapkan pada sandal E6 yang menggunakan garis lurus dan

garis bergelombang.

3. Motif Sulur

Motif sulur adalah motif yang tercipta atas dasar garis lurus yang

terdapat bentuk ukel pada ujungnya. Motif sulur yang terdapat pada sandal E6

disusun teratur dengan sistem peletakan di atas dan di bawah motif bunga

matahari dengan ujung sulur saling berhadapan antara sulur pada sandal

bagian kiri dan bagian kanan. Di bawah ini contoh motif sulur yang ada pada

sandal E6 dan sulur ini merupakan unsur tambahan yang disusun pada pinggir

motif bunga matahari.

Gambar 26: Motif Sulur (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

4. Motif Parang

Motif parang yang digunakan adalah motif parang yang telah distilasi

oleh Marlan sehingga bentuk dari motif parang berbeda dari motif aslinya.

Page 97: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

80

Motif parang ini bentuknya lebih sederhana dari pada motif parang

sesungguhnya. Motif parang terbentuk dari garis yang membentuk bidang

lonjong memanjang disertai bentuk lingkaran kecil di atas dan di bawahnya.

Bidang-bidang tersebut di susun secara diagonal namun tidak saling

bersinggungan antar bidang melainkan saling terpisah seperti yang terlihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 27 : Motif Parang dengan Bentuk Lonjong Memanjang (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

5. Sawut

Motif sawut disusun secara miring atau diagonal seperti pada motif

parang. Antara motif parang dan motif sawut diletakkan saling bergantian.

Gambar motif sawut tersebut dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 28: Isen-Isen Umpluk Sabun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 98: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

81

Selain di isi cecek kepyur pada latar sandal bagian atas terdapat pula

isen-isen yang bernama umpluk sabun. Isen-isen umpluk sabun tercipta dari

gelombang-gelombang atau umpluk sabun (dalam Bahasa Jawa) dari deterjen

dengan bentuk tidak teratur. Berawal dari inspirasi tersebut kemudian

tercetuslah untuk menjadikan umpluk sabun sebagai isen-isen batik dengan

bentuk yang telah dirubah sedemikian rupa. Maka terciptalah isen-isen

umpluk sabun berbentuk ukel yang dikelilingi lingkaran kecil pada pinggir

ukel tersebut. Isen-isen umpluk sabun yang digunakan adalah satu buah

umpluk sabun pada sandal bagian kanan maupun bagian kiri sandal dan

diletakkan pada bidang srampat sandal.

Bidang srampat sandal tidak hanya dilengkapi dengan isen-isen umpluk

sabun, akan tetapi terdapat isen-isen uwer-uwer. Isen-isen uwer-uwer tercipta

atas garis panjang melengkung yang di akhiri dengan bentuk ukel seperti

bentuk obat nyamuk bakar.

Gambar 29: Isen-Isen Uwer-Uwer (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Disebut uwer-uwer karena terdapat dua bentuk uwer atau ukel yaitu uwer

dengan mengahadap ke atas dan menghadap ke bawah saling berlawanan,

isen-isen umpluk sabun dan uwer-uwer digambar tidak sebagai pelengkap

Page 99: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

82

motif namun berdiri sendiri untuk menghiasi bidang di luar motif. Bentuk

isen-isen uwer-uwer dapat dilihat pada gambar no 29.

Ciri yang menonjol dari sandal E6 terletak pada motif bunga dengan

ide dasar diambil dari bunga matahari, bunga tersebut digambar secara tidak

penuh membentuk lingkaran, akan tetapi hanya digambar setengah lingkaran.

Pada motif daun yang menonjol yaitu memiliki dua jenis daun dengan bentuk

berbeda antara daun yang melekat pada motif bunga matahari dan daun yang

terdapat pada bidang srampat sandal.

Gambar 30: Pola Sandal E6 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Selain itu sandal E6 dikombinasi dengan motif parang meskipun motif

parang pada sandal ini tidak digambar detail seperti aslinya karena telah

mengalami perubahan. Terdapat pula motif sawut yang diletakkan secara

miring atau diagonal mengikuti arah parang. Pada bidang sandal selain

Page 100: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

83

terdapat motif daun, bunga dan parang terdapat pula isen-isen cecek kepyur,

umpluk sabun, dan uwer-uwer. Pola sandal E6 dapat dilihat pada gambar no

30.

e. Sandal D4

Gambar 31: Kerajinan Sandal D4 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Kode D4 diberikan untuk menandai model sandal yang memiliki

ketinggian mencapai 3 cm atau biasa disebut dengan sebutan sandal theklek.

Sandal D4 memiliki motif yang terdiri dari bunga, daun dan ranting yang

telah mengalami perubahan atau telah di stilasi. Tiap motif memiliki isen-isen

yang merupakan ciri dari sandal D4. Bahkan pada bidang diluar motif pun

diberikan isen-isen supaya bidang sandal tidak ada yang kosong. Untuk lebih

jelasnya lihat gambar pada no 31.

Berikut ini deskripsi tentang sandal D4 karya Marlan. Sandal D4

menggunakan bahan kulit samak nabati serta bahan pewarna napthol dan

Page 101: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

84

indigosol. Sandal ini dibuat dengan ketinggian 3cm. Ciri dari sandal D4

terdapat pada bagian-bagian tertentu, antara lain sebagai berikut :

1. Motif Bunga

Unsur motif bunga berawal dari ide dasar bunga anggrek yang mana

bunga anggrek mempunyai bentuk yang khas dan menjadi penciri yang

membedakannya dari anggota suku lain. Bunga anggrek tersusun majemuk,

bunganya simetri bilateral. Bentuk daun anggrek biasanya oval memanjang

dengan tulang daun memanjang pula ( http: //id.wikipedia.org).

Motif bunga anggrek dikombinasi dengan bunga tepak dara. Karena

produksi sandal lebih dititik beratkan pada sandal perempuan yang mana

perempuan itu identik penyuka bunga, maka Marlan menciptakan banyak

motif bunga dengan cara menstilasi bunga-bunga yang terdapat di alam

sekitar. Diantara banyak bunga yang diciptakan, pada sandal D4 menerapkan

motif bunga anggrek dan bunga tepak dara.

Gambar 32: Motif Bunga Anggrek dan Bunga Tepak Dara (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif bunga anggrek tercipta karena Marlan terinspirasi dengan istrinya

yang menyukai bunga-bunga anggrek, menurut istrinya tersebut bunga

Page 102: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

85

anggrek merupakan bunga yang manis dan menawan. Bunga tepak dara ialah

bunga yang mudah dijumpai dan melekat dalam kehidupan masyarakat

sehingga menginspirasi Marlan untuk menjadikan bunga tepak dara menjadi

salah satu motif yang diterapkan dalam kerajinan kulit miliknya (wawancara

dengan Marlan, 23 Mei 2012).

Untuk setiap penggunaan motif hasil stilasi dari tumbuhan dan binatang

yang ia ciptakan lebih menitikberatkan pada bentuk motif dan tidak mengejar

makna karena motif yang ia gunakan tidak mengandung makan sama sekali.

Motif bunga anggrek dan bunga tepak dara dapat dilihat pada gambar di no

32.

Ciri yang menonjol dari motif bunga anggrek dan tepak dara karya

Marlan ini adalah setiap bunga memiliki lima kelopok bunga namun berbeda

jumlah putik. Bunga anggrek memiliki putik berjumlah enam buah dengan

ukuran kecil sedang bunga tepak dara yang diterapkan pada bidang srampat

sandal memiliki satu buah putik yang diletakkan pada tengah kelopak bunga.

Motif bunga anggrek tersebut telah mengalami perubahan dari segi bentuk

kelopak bunga atau putiknya. Untuk motif bunga tepak dara tidak banyak

mengalami perubahan bentuk dari bentuk aslinya.

Setelah tercipta kerangka motif dari bentuk bunga anggrek dan bunga

tepak dara, selanjutnya ialah melengkapi motif bunga dengan sejumlah isen-

isen supaya motif bunga menjadi lebih menarik dan lebih indah. Isen-isen

merupakan salah satu ciri dalam pembuatan batik. Isen-isen yang digunakan

sebagai pengisi bagian dalam bidang motif bunga yaitu isen sawut dan isen

Page 103: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

86

cecek satu. Isen-isen sawut dan cecek satu diletakkan pada bidang kelopak dan

putik bunga anggrek. Untuk bunga tepak dara menggunakan satu isen-isen

yaitu cukup dengan isen-isen sawut yang berada didalam kelopak bunga, pada

bagian putik tidak memasukkan isen-isen apa pun. Di bawah ini motif dari ke

dua bunga yang telah tersentuh dengan hiasan isen-isen.

Gambar 33: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

2. Motif Daun

Sandal D4 memiliki dua jenis daun yang berbeda bentuk. Letak

perbedaannya terdapat pada bentuk sisi daun, daun yang satu menggunakan

garis lurus yang membentuk sisi saun menjadi lurus dan bentuk daun yang

satu lagi menggunakan garis meliuk-liuk yang menghasilkan bentuk daun

dengan sisi yang meliuk-liuk.

Gambar 34: Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 104: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

87

Perbedaan daun ini bertujuan supaya bentuk daun lebih bervariasi.

Meskipun berbeda bentuk, namun untuk menjaga keseimbangan komposisi

motif daun, jumlah ke dua bentuk daun tersebut dibuat sama yaitu tiga buah

daun.

Supaya motif daun dapat sedap dipandang mata dan berkesan hidup,

motif daun diberi tambahan isen-isen sawut. Isen-isen sawut diletakkan di

dalam bidang motif daun secara merata sampai isen-isen sawut terlihat penuh

karena untuk memaksimalkan bidang daun tersebut. Di bawah ini penerapan

isen-isen sawut pada motif bunga.

Gambar 35: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

3. Motif Ranting

Motif ranting ini adalah motif ranting yang memiliki cabang, cabang

tersebut terletak pada bagian bawah berguna sebagai pangkal daun. Motif

ranting di susun dari bawah hingga atas dengan tetap memperhatikan fungsi

dari ranting itu sendiri yaitu sebagai penghubung antara motif bunga dan daun

yang satu dengan yang lain supaya menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga

menghasilkan susunan motif yang indah. Contoh motif ranting yang terdapat

pada sandal D4 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 105: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

88

Gambar 36: Motif Ranting (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Isen-isen yang digunakan untuk melengkapi keindahan sandal D4 tidak

melulu isen-isen sawut dan cecek yang digunakan sebagai pengisi motif.

Melainkan menggunakan pula isen-isen uwer-uwer yang diletakkan pada

bidang srampat sandal yang disusun bersamaan dengan motif bunga tepak

dara. Contoh gambar isen-isen uwer-uwer dapat di lihat pada gambar no 29.

Untuk menghiasai latar sandal diberikan sentuhan isen-isen cecek kepyur yang

diletakkan secara acak dan tidak beraturan disekeliling motif bunga, daun dan

ranting sampai bidang sandal terpenuhi dengan cecek kepyur.

Gambar 37: Isen-Isen Mainan (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 106: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

89

Isen-isen mainan pun di libatkan untuk menghiasi bagian latar sandal

dengan jumlah 5 buah isen-isen pada bidang sandal bagian kanan maupun kiri.

Isen-isen mainan merupakan isen-isen batik yang terbentuk atas unsur garis

yaitu garis melengkung ke bawah, di atas garis lengkung tersebut diberi garis

horisontal. Diantara garis lengkung dan horisontal terdapat titik atau cecek

pada masing-masing sisi.

Gambar 38: Pola Sandal D4 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Ciri menonjol dari sandal D4 terletak pada bunga dengan ide dasar

bunga anggrek yang telah mengalami perubahan dari bentuk alamiahnya yaitu

terletak pada kelopak dan putik bunga. Produk ini menggunakan dua motif

bunga yaitu motif bunga anggrek sebagai motif utama. Motif bunga ke dua

yaitu motif bunga tepak dara yang diletakkan pada bidang srampat sandal.

Motif daun ciri yang menonjol adalah memiliki dua jenis daun yang berbeda,

Page 107: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

90

yang satu bentuk sisi daun lurus dan bentuk sisi daun ke dua meliuk-liuk.

Sedangkan ranting-ranting disusun beraturan dengan penyusunan ranting

berada di tengah diantara bunga dan daun sehingga komposisinya dapat

harmonis.

Sandal D4 ini penyusunan komposisi motif menggunakan komposisi

pola bebas yang meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara bebas, tetapi

tetap memelihara keseimbangan seperti yang dapat dilihat pada gambar no

38.

f. Sandal C3

Gambar 39: Kerajinan Sandal C3 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Sandal C3 ialah sandal dengan model bentuk srampat seperti V terbalik

atau seperti srampat sandal jepit namun pada sisi srampat dibuat membentuk

daun dengan garis daun yang bergerigi. Sandal C3 dibuat dengan ukuran kaki

yang beragam antara 37-40. Pada bagian tengah srampat di beri hiasan

Page 108: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

91

berbentuk bunga yang dihasilkan dari potongan kulit yang dibentuk bunga. Di

atas bunga tersebut diberi tambahan putik bunga yang di buat dari potongan

kulit sweet yang di gulung-gulung. Model sandal C3 dapat dilihat pada

gambar 39.

Sandal C3 memiliki unsur motif utama hasil stilasi dari dunia binatang

yaitu ikan mas. Selain motif utama terdapat pula motif pendukung yakni motif

daun serta isen-isen yang terdapat pada motif ikan dan disekeliling bidang

sandal. Marlan menciptakan motif tersebut berawal dari ide dasar ikan mas

(wawancara dengan Marlan, 22 Mei 2012). Ikan merupakan binatang air yang

dalam bidang kesenian nusantara termasuk motif yang mewakili dunia bawah.

Ciri motif yang terdapat pada sandal C3 yaitu sebagai berikut:

1. Motif Ikan

Motif ikan terbentuk dari susunan motif berupa garis lengkung yang

membentuk sejumlah bidang kemudian bidang-bidang tersebut disusun

sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh yang pada

akhirnya membentuk motif ikan.

Gambar 40: Motif Ikan (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 109: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

92

Motif ikan merupakan hasil stilasi dari ikan mas bertujuan untuk

menambah khasanah permotifan yang terdapat pada bidang sandal supaya

para konsumen mempunyai lebih banyak pilihan terkait motif yang

digunakan untuk menghias sandal sehingga yang terlihat tidak hanya motif

bunga terus. Terlepas dari itu Marlan secara pribadi adalah orang yang

penyayang binatang sehingga memunculkan inspirasi menggambar motif

hasil stilasi dari kelompok binatang. Motif ikan diletakkan di bawah bagian

sandal dengan kepala menghadap ke bawah dan ekornya berada di atas.

Begitu pun sebaliknya, motif ikan yang diterapkan pada ujung sandal

digambar dengan kepala menghadap ke atas dan ekor menghadap ke bawah.

Untuk melengkapi motif ikan digunakan isen-isen sawut, isen-isen sisik melik

dan isen-isen cecek kepyur. Isen-isen sawut dimasukkan pada bagian dalam

bidang sirip dan ekor ikan. Isen-isen sisik melik diterapkan pada tubuh ikan.

Isen-isen sisik melik sangat pas untuk diterapkan pada tubuh motif ikan mas

karena sebagai penggambaran sisik ikan dalam arti yang sesungguhnya. Dan

isen-isen cecek kepyur digunakan untuk mengisi bidang kepala ikan. Selain

itu cecek kepyur digunakan pula untuk menghiasi bidang latar sandal supaya

bidang latar sandal dapat tergambari dengan maksimal.

Setelah melihat gambar no 40 dapat diketahui ciri-ciri dari motif ikan

tersebut yaitu pada bagian siripnya terdapat perbedaan. Untuk sirip yang satu

digambar dengan satu bidang sirip, sedangkan sirip yang satunya digambar

dengan tiga bidang sirip. Untuk bagian ekor seperti layaknya ekor ikan dalam

Page 110: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

93

arti sebenarnya yaitu membentuk huruf V sehingga ekor tidak menjadi satu

bagian melainkan terbelah menjadi dua.

2. Motif Daun

Motif daun yang terdapat pada sandal C3 memiliki dua jenis motif daun

berukuran relatif kecil.

Gambar 41: Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Daun pertama merupakan gambaran representasi terhadap daun-daun

yang menghiasi dunia bawah air. Motif daun tersebut tercipta atas garis

lengkung dan garis bergelombang. Motif daun ke dua adalah motif daun yang

memiliki ciri yaitu banyak gerigi-gerigi pada sisi daun. Motif daun ke dua

diterapkan pada bidang srampat sandal.

Supaya daun tidak kesepian dan untuk menghilangkan rasa hambar

yang melekat pada motif daun karena didalam bidang motif daun kosong

tanpa isian, diterapkanlah isen-isen sawut sebagai penghias pada motif daun

tersebut. Setelah daun mendapat sentuhan isen-isen sawut kini motif daun

Page 111: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

94

hadir dengan tampilan yang hidup dan sempurna seperti yang terlihat pada

gambar no 42 dibawah ini.

Gambar 42: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

3. Motif Terumbu Karang

Untuk melengkapi penggambaran dunia bawah air, selain terdapat

motif ikan dan daun juga diberikan unsur motif yang dimaksudkan sebagai

terumbu karang. Hanya saja penggambaran terumbu karang ini digambar

secara sederhana terdiri dari garis dan lingkaran kecil. Untuk lebih jelasnya di

bawah ini gambar dari motif terumbu karang tersebut.

Gambar 43: Motif Terumbu Karang (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 112: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

95

Pada latar sandal terdapat tiga lingkaran kecil yang berada di dekat

mulut ikan. Pengadaan lingkaran kecil tersebut dimaksudkan untuk

menggambarkan adanya gelembung-gelembung air yang terdapat pada dunia

air. Gambar isen-isen lingkaran kecil dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 44: Isen-Isen Lingkaran Kecil (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Untuk bagian bidang srampat di antara ke dua sisi srampat

menggunakan motif yang berbeda. Pada sisi srampat yang satu menggunakan

motif daun dengan bentuk daun yang bergerigi. Sisi sebelah menggunakan

isen-isen uwer-uwer dan umpluk sabun yang digambar secara berdiri sendiri

bukan sebagai pelengkap motif. Isen-isen uwer-uwer dan umpluk sabun

disusun secara berselang-seling.

Gambar 45: Pola Sandal C3 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 113: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

96

Ciri yang menonjol dari kerajinan sandal C3 terletak pada motif ikan

yang telah distilasi dengan ide dasar dari ikan mas serta dilengkapi dengan

daun-daun kecil layaknya daun-daun yang menghiasi ikan-ikan dibawah air

serta terdapat penggambaran terumbu karang yang digambarkan secara

sederhana terdiri dari unsur garis dan lingkaran kecil. Gambar pola dari

sandal C3 dapat dilihat pada gambar no 45.

g. Sandal D5

Gambar 46: Kerajinan Sandal D5 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Sandal D5 adalah sandal yang menggunakan warna hitam sebagai

warna latar sandal. D5 ialah kode yang dibuat untuk menandai sandal dengan

hasil kombinasi dari sandal dengan srampat selop dan jepit. Srampat selop

berbentuk persegi panjang diletakkan pada bagian punggung kaki kemudian

srampat tersebut dibuat sambungan di bagain ujung kaki berfungsi sebagai

penjepit pada jari kaki. Model sandal D5 pada bagian srampat juga

Page 114: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

97

dikombinasi dengan kulit yang telah dipotong menjadi bentuk bunga, dan

ditengah bentuk bunga tersebut di beri tambahan kelling yang berfungsi untuk

menyatukan srampat dengan potongan bentuk bunga.

Sandal D5 memiliki unsur motif bunga sebagai motif utama, ditunjang

dengan motif pendukung yakni motif daun dan ranting. Berikut ini deskripsi

mengenai motif yang terkandung pada sandal D5.

1. Motif Bunga

Motif bunga yang diambil dari keindahan alam dengan ide dasarnya

ialah bunga sepatu. Bunga sepatu adalah bunga yang ditanam sebagai tanaman

hias didaerah tropis dan sub tropis. Bunganya besar dan tidak berbau, bunga

sepatu ini terdiri dari 5 helai kelopak ( http: //id.wikipedia.org). Ketika itu

Marlan sedang berjalan melewati rumah warga yang mana di depan rumah

tersebut tumbuh bunga sepatu yang sedang berbunga mekar.

Gambar 47: Motif Bunga Sepatu (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Dengan segala kemampuan penangkapan panca indra yang ia miliki

kemudian diolah dengan segala kreativitas yang dimilikinya kemudian ia

Page 115: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

98

terinspirasi untuk menjadikan bunga sepatu tersebut menjadi motif seperti

yang terlihat pada gambar no 47.

Bunga sepatu pada sandal D5 ini digambar dengan lima kelopak

bunga sesuai dengan jumlah kelopak bunga aslinya namun berbeda bentuk

karena telah mengalami stilasi dari Marlan. Selain terdapat kelopak bunga

terdapat pula putik bunga, putik bunga sepatu digambar sejumlah enam buah

putik bunga dengan rincian bentuk putik berbeda diantara ke enam putik

tersebut. Dua putik berbentuk ellips, satu putik berbentuk setengah lingkaran

dan tiga putik berbentuk setengah lingkaran dengan ukuran lebih kecil seperti

yang terlihat pada gambar di atas.

Pada sandal D5 tidak hanya memakai satu bunga, karena Marlan juga

menuangkan bunga tepak dara pada kerajinan sandal ini. Di bawah ini

merupakan gambar bunga tepak dara yang terdapat pada sandal bunga D5.

Gambar 48: Motif Bunga Tepak Dara (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif bunga tepak dara diletakkan pada bidang sandal dan pada

bidang srampat sandal. Motif bunga tepak dara yang diletakkan pada bidang

sandal adalah bunga yang digambar dengan tujuh putik bunga. Sedang bunga

Page 116: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

99

yang terletak pada bidang srampat sandal digambar dengan satu putik bunga.

Di buat berbeda karena supaya ada perbedaan diantara ke dua bentuk bunga

tersebut. Sehingga bunga tepak dara yang termasuk kedalam motif utama

berbeda dengan bunga tepak dara yang digunakan untuk menghiasi srampat

sandal yang bukan merupakan bagian dari motif utama.

Isen-isen untuk menghiasi semua motif bunga tersebut menggunakan

isen-isen cecek satu, cecek kepyur dan sawut. Pada bagian kelopak bunga

sepatu menggunakan isen-isen sawut dan pada bagian putik bunga

memasukkan isen-isen cecek satu yang disusun sesuai dengan bentuk putik

bunga tersebut. Sedang pada kelopak bunga tepak dara yang terdapat pada

bidang sandal menggunakan isen-isen sawut serta pada bagian ujung kelopak

bunga menggunakan cecek kepyur, bidang dalam putik bunga di isi dengan

isen-isen cecek satu. Pada bunga tepak dara yang terdapat pada srampat sandal

hanya menggunakan isen-isen sawut pada bagian kelopak bunganya. Cecek

kepyur selain digunakan untuk mengisi bagian kelopak bunga, digunakan pula

sebagai isen-isen yang memenuhi bidang latar sandal.

Gambar 49: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 117: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

100

Gambar no 49 merupakan gambar dari motif bunga yang telah

dilengkapi dengan isen-isen. Dengan adanya isen-isen, motif bunga menjadi

semakin menunjukkan bahwa itu adalah motif batik.

2. Motif Daun

Gambar 50: Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif daun yang terdapat pada sandal D5 memiliki dua jenis daun dengan

bentuk yang berbeda. Motif daun dapat dilihat pada gambar di atas. Berdasar

gambar tersebut dapat terlihat ciri dari motif daun yang terletak pada sandal

D5 memiliki dua jenis daun yang berbeda bentuk. Marlan mengambil ide

dasar dari daun bunga sepatu dan bunga tepak dara hanya pada bagian-bagian

tertentu telah mengalami perubahan. Hal ini dinyatakan oleh Marlan pada

wawancara hari kamis, 31 Mei 2012. Pada motif daun memasukkan isen-isen

sawut kedalamnya agar supaya motif daun menjadi hidup dan isen-isen sawut

sebagai penggambaran dari serat-serat yang terdapat pada daun.

Page 118: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

101

Gambar 51: Penerapan Isen-Isen pada Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

3. Motif Ranting

Gambar 52: Motif Ranting (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif ranting yang terdapat pada sandal D5 disusun secara teratur dan

terkesan dinamis. Fungsi dari motif ranting pada sandal D5 sama seperti motif

ranting lainnya yaitu sebagai penghubung diantara motif bunga dan motif

daun yang satu dengan yang lain. Ranting ini digambar ditengah-tengah antara

bunga dan daun yang satu dengan yang lainnya.

Tidak hanya menggunakan isen-isen cecek kepyur, cecek satu dan isen-

isen sawut semata, pada sandal ini juga melibatkan isen-isen yang lain seperti

isen-isen cecek pitu. Cecek pitu diletakkan pada bidang latar sandal diantara

taburan cecek kepyur. Dua buah cecek pitu dibagian kanan dan dua cecek pitu

Page 119: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

102

dibagian kiri sandal. Selain itu terdapat pula watu tumpuk yang menghiasi

bidang srampat sandal yang berada di tengah-tengah motif bunga.

Gambar 53: Isen-Isen Watu Tumpuk (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Disebut watu tumpuk karena bentuknya seperti tumpukan batu-batuan

atau watu ( dalam Bahasa Jawa). Watu tumpuk tercipta dari bentuk setengah

lingkaran besar pada tepi lingkaran tersebut dikelilingi oleh lingkaran-

lingkaran kecil kemudian disusun secara berulang-ulang.

Gambar 54: Pola sandal D5 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 120: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

103

Ciri yang menonjol dari sandal D5 terletak pada motif bunga yang

beride dasar dari bunga sepatu dan dikombinasi dengan bunga tepak dara

namun telah mengalami perubahan dari bentuk asli bunga. Perubahan bentuk

tersebut terdapat pada kelopak dan putik bunga. Pada motif daun ciri yang

menonjol adalah memiliki dua jenis daun yang berbeda. Bentuk daun tersebut

beride dasar dari tanaman bunga sepatu dan tepak dara dan ke dua daun

tersebut juga telah mengalami perubahan bentuk (stilasi). Sedangkan ranting-

ranting pada sandal D5 disusun teratur dari bawah menuju ke atas sehingga

memperlihatkan bahwa susunan ranting terkesan dinamis. Susunan motif dari

sadnal D5 dapat dilihat pada gambar no 54.

Komposisi pola yang diterapkan untuk sandal D5 ialah komposisi pola

bebas yang meletakkan fokus dan unsur-unsurnya secara bebas, tetapi tetap

memelihara keseimbangan.

2. Kerajinan Dompet

Kerajinan dompet M1 adalah dompet berwarna hitam. Kerajinan

dompet M1 yang di usung Marlan merupakan dompet dengan model

sederhana yang tidak memiliki kerumitan pada bentuknya. Dompet M1

berbentuk persegi tanpa ada aksen bentuk yang lain (wawancara dengan

Marlan, 9 Juli 2012). Motif yang digunakan ialah motif bunga yang dihasilkan

dari stilasi bunga melati serta dilengkapi dengan daun dan isen-isen. Gambar

dompet M1 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Page 121: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

104

Gambar 55: Kerajinan Dompet M1 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Berikut ini deskripsi mengenai motif yang menghiasi kerajinan kulit

berbentuk dompet dengan kode M1.

a. Motif Bunga

Di bawah ini merupakan gambar dari motif bunga yang di ambil dari ide

dasar bunga melati.

Gambar 56: Motif Bunga Melati (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Menurut Marlan bunga melati adalah bunga yang berwarna putih seperti

yang telah banyak orang ketahui dan warna putih merupakan lambang

keabadian, bunga melati memiliki ukuran bunga tidak besar dan bentuknya

Page 122: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

105

simple serta sederhana. Sehingga pas untuk diterapkan pada dompet M1 yang

mengusung konsep kesederhanaan baik dari segi bentuk dompet itu sendiri

maupun dari segi penerapan motif.

Bunga melati digambar dengan jumlah enam buah kelopak bunga dan

di dalam kelopak bunga tersebut terdapat bentuk lingkaran kecil sebagai putik

bunga yang berjumlah tujuh buah.

Motif bunga diletakkan di tengah-tengah bidang dompet sebagai centre

of interest. Supaya lebih menarik motif bunga dipercantik dengan

menggunakan isen-isen sawut. Karena isen-isen dalam pembuatan batik

mempunyai peranan yang sangat vital berfungsi sebagai penghias, pengisi,

penghidup dari motif batik meskipun tidak selalu dan selamanya motif batik

dilibatkan dengan isen-isen seperti pada batik abstrak yang belum tentu

menggunakan isen-isen. Di bawah ini motif bunga melati yang telah diberi

suntikan sentuhan berupa isen-isen sawut.

Gambar 57: Penerapan Isen-Isen pada Motif Bunga (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 123: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

106

b. Motif Daun

Gambar berikut ini merupakan contoh motif daun yang memiliki dua

bentuk daun yang berbeda.

Gambar 58: Motif Daun (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Meskipun ke dua daun tersebut berbeda bentuk namun masih dalam satu

rumpun yaitu garis sisi daun yang bergelombang. Dibuat seperti itu bertujuan

untuk mensinergikan antara bentuk bunga dengan ke dua bentuk daun tersebut

yang kesemuanya menggunakan garis bergelombang.

Gambar 59: Penerapan Isen-Isen padaMotif Daun

(Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Senada dengan motif-motif yang lain, bahwa setiap motif batik kulit di

industri ‘Marla’n Kulit” selalu diberi isen-isen. Sehingga isen-isen ini menjadi

Page 124: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

107

suatu kebutuhan penting, sepenting hadirnya motif tersebut. Penerpan isen-

isen pada motif daun dapat dilihat pada gambar no. 59.

Karena motif bunga dan daun dipusatkan di tengah bidang, supaya tidak ada

rasa kurang di sekitar motif tersebut kemudian digunakanlah isen-isen cecek

kepyur dan isen-isen mainan. Isen-isen cecek kepyur di sebar memenuhi

bidang dompet dan ditemani dengan enam isen-isen mainan. Bentuk isen-isen

ini berbeda dari isen-isen yang sudah di jelaskan karena memang bentuk isen-

isen mainan yang dipunyai industri “Marla’n Kulit” ada empat dengan

masing-masing berbeda-beda. Di bawah ini gambar isen-isen yang menghiasi

hamparan bidang dompet.

Gambar 60: Isen-Isen Mainan (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Ciri yang menonjol dari kerajinan dompet M1 terletak pada motif

bunga yang memiliki ide dasar dari bunga melati namun telah mendapat

sentuhan perubahan sehingga motif bunga tidak lagi sama persis seperti

bunga melati pada aslinya. Pada motif daun memiliki ciri yang menonjol

yaitu mempunyai bentuk daun berbeda namun tetap satu rumpun yang

ditunjukkan pada bagian sisi daun yang bergelombang.

Karena dompet merupakan benda tiga dimensi yang memiliki sisi

depan dan sisi belakang maka perlu untuk diketahui bahwa penerapan motif

Page 125: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

108

batik didesain hanya pada bagian sisi depan, sedang pada bagian sisi belakang

dibiarkan kosong tidak di isi dengan motif. Berikut gambar pola motif pada

dompet M1.

Gambar 61: Pola Dompet M1 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

3. Kerajinan Ikat Pinggang

Di industri yang Marlan dirikan tidak semata-mata membuat kerajinan

sandal dan dompet yang telah dijelaskan di atas, akan tetapi juga

menghasilkan kerajinan kulit yang di buat sebagai ikat pinggang. Ukuran ikat

pinggang yang dibuat Marlan yaitu dengan panjang antara 110cm hingga

115cm.

a. Ikat Pinggang P1

Gambar 62: Kerajinan Ikat Pinggang P1 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 126: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

109

Kode dengan huruf P digunakan untuk menandai produk ikat

pinggang. Ikat pinggang P1 menggunakan warna soga dengan motif tumpal

sebagai penghias ikat pinggang tersebut seperti yang terlihat pada gambar 62.

1. Motif

Motif yang terdapat pada ikat pinggang P1 yaitu motif tumpal. Motif

tumpal ini berbeda dengan motif tumpal sebelumnya. Jika motif tumpal

sebelumnya terdiri dari deretan segitiga yang tercipta dari titik atau cecek yang

membentuk garis lurus. Motif tumpal pada ikat pinggang ini menggunakan

garis lurus yang kemudian dilengkungkan sehingga motif tumpal tidak lagi

berbentuk eksak segitiga seperti pada umumnya. Bidang ikat pinggang ini

tidak lebar, maka penerapan motif tumpal di sesuaikan dengan lebar ikat

pinggang yang ada kemudian motif tumpal diterapkan di sepanjang kulit

tersebut. Motif tumpal ini pun juga tidak dibiarkan kosong tanpa adanya isian.

Pada motif tumpal bagian bawah diberikan isian yang membentuk seperti

motif bunga, namun bukan bunga yang utuh melainkan bunga yang dipotong

menjadi setengah bagian karena untuk menyesuaikan dengan bentuk motif

tumpal.

Gambar 63: Motif Tumpal

(Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 127: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

110

Ikat pinggang ini diperuntukkan bagi perempuan sehingga dalam

pemilihan motif perlu dipikirkan apa yang menjadi identiknya perempuan

sehingga tercetuslah motif yang digunakan ialah motif tumpal dengan hiasan

seperti motif bunga di dalamnya.

Gambar 64: Motif Tumpal (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Sedangkan untuk tumpal pada bagian atas di isi dengan isen-isen

sawut. Motif tumpal yang di isi dengan isen-isen sawut dapat dilihat pada

gambar no 64.

Ciri yang menonjol dari kerajinan ikat pinggang P1 terletak pada motif

yang menggunakan satu motif yaitu motif tumpal. Namun pada motif tumpal

ini tidak dibiarkan kosong begitu saja karena motif tumpal di isi dengan

menggunakan bunga yang dipotong menjadi setengah bagian, isian tersebut

dimasukkan pada motif tumpal bagian bawah. Lain lagi dengan isian yang

dimasukkan pada motif tumpal bagian atas, motif tumpal bagian atas di hiasi

dengan isen-isen sawut sebagai isian motif tumpal tersebut. Berikut ini pola

dari ikat pinggang P1

Page 128: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

111

Gambar 65: Pola Ikat Pinggang P1 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

b. Ikat Pinggang P2

Ikat pinggang ini diberi kode P2. Yang membedakan ikat pinggang

dengan kode P1 dan P2 yaitu terletak pada motif yang digunakan, ikat

pinggang P2 menggunakan motif parang sebagai seni hiasnya (wawancara

dengan Marlan 14 Juni 2012). Ikat pinggang ini ikat pinggang yang

diperuntukkan bagi kaum adam sehingga motif yang digunakan adalah motif

parang supaya terlihat lebih gentle dan gagah.

Gambar 66: Kerajinan Ikat Pinggang P2 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Seperti halnya ikat pinggang P1, ikat pinggang P2yang menggunakan

satu motif sebagai hiasan di sepanjang ikat pinggang yaitu motif parang.

Contoh dari gambar motif parang dapat dilihat pada gambar no 7.

Page 129: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

112

Gambar 67: Pola Ikat Pinggang P2 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif parang yang tergambar pada ikat pinggang P2 tidak sama persis

dan tidak sedetail motif parang yang asli. Karena sudah dirubah oleh Marlan

menjadi lebih sederhana supaya mudah untuk diterapkan sekaligus untuk

menyesuaikan dengan lebar dari ikat pinggang. Contoh motif parang yang

telah mengalami perubahan oleh Marlan dapat dilihat pada gambar 27.

4. Kerajinan Tas

Gambar 68: Kerajinan Tas W1 (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Kerajinan tas yang Marlan ciptakan adalah dengan bentuk yang sederhana

yaitu berbentuk persegi diwarna menggunakan zat warna napthol yang

Page 130: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

113

menghasilkan warna soga coklat. Kode W1 digunakan untuk menandai produk

dengan bentuk tas. Kerajinan tas yang Marlan ciptakan menggunakan motif

parang, sawut dan motif ‘S’.

Motif parang, sawut, dan ‘S’ digambar pada semua bidang bagian depan

tas. Tas W1 menggunakan motif tradisional parang, sawut dan motif ‘S’

karena motif ini adalah motif yang netral sehingga tas ini bisa dipakai siapa

saja tanpa harus membeda-bedakan gender untuk kepantasan pemakaian. Tas

W1 bisa dipakai baik itu oleh laki-laki maupun perempuan. Berikut ini uraian

motif yang terdapat pada tas W1.

a. Motif Parang

Telah menjadi ciri dari industri “Marla’n Kulit” bahwa penggunaan motif

parang selalu mengalami perubahan bentuk. Sehingga motif parang tidak lagi

digambar secara sempurna sesuai dengan motif yang sesungguhnya melainkan

di buat menjadi lebih sederhana. Motif parang tersebut dapat dilihat pada

gambar no 27.

b. Motif Sawut

Motif sawut ini di susun secara miring diagonal seperti motif parang

karena meyesuaikan dengan susunan motif parang. Contoh gambar dari motif

sawut dapat dilihat pada gambar no 10.

Page 131: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

114

c. Motif ‘S’

Gambar 69: Motif “S” (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Motif ‘S’ ialah motif yang terbentuk dari susunan yang menyerupai

huruf ‘S’ dengan pola penyusunan berulang-ulang secara diagonal atau

miring. Motif ‘S’ diterapkan pada kerajinan batik kulit berbentuk tas dengan

berdiri sendiri berada diluar motif pokok dan bukan sebagai isen-isen.

Berikut ini gambar pola yag dihasilkan dengan menggunakan tiga motif

dalam satu kerajinan kulit berbentuk tas.

Gambar 70: Pola Tas W1 (Sumber: Industri “Marla’n Kulit”, Mei 2012)

Page 132: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

115

C. Warna Batik Kulit Di Industri “Marla’n Kulit”

Warna sebagai unsur keindahan merupakan bagian penting yang tidak

dapat dipisahkan atau diabaikan bahkan dilepaskan begitu saja dalam dunia seni

rupa tak terkecuali pada seni terapan sekalipun, karena warna adalah satu dari

banyak elemen penting yang dibutuhkan dalam perwujudan suatu karya seni.

Warna merupakan simbol nyata sebagai penanda untuk mengenali dan menandai

banyak benda karena mata kita mampu menangkap cahaya yang dipantulkan dari

benda-benda tersebut. Jauh dari pada itu, warna sangat erat hubungannya dengan

kehidupan manusia dan bisa dipastikan hampir setiap hari manusia selalu

melibatkan dirinya dengan berbagai warna sebagai wujud ekspresi diri mulai dari

penggunaan pakaian, pemilihan pernak-pernik, pemilihan warna untuk cat rumah

dan sebagainya dikarenakan warna mengandung emosi-emosi jiwa bahkan

dijadikan sebagai perlambangan dalam suatu kepercayaan, seperti warna hijau

merupakan lambang kemakmuran, warna merah sebagai perlambangan

kedewasaan dan lain-lainnya.

Dengan begitu warna memunculkan jati dirinya dengan keberagaman jenis

dan karakternya masing-masing. Setiap warna memiliki karakteristik berbeda-

beda, yang dimaksud dengan memiliki karakteristik adalah memiliki ciri-ciri atau

sifat khas yang melekat pada suatu warna. Begitu pula dengan warna-warna batik

kulit yang dihasilkan oleh industri “Marla’n Kulit” yang memiliki karakter

berbeda dengan warna-warna lainnya. Warna-warna yang dihasilkan oleh Marlan

cenderung kearah warna kecoklatan atau dalam batik tradisional disebut dengan

warna soga. Warna soga coklat adalah warna yang cenderung ke dalam warna

Page 133: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

116

netral sehingga bisa masuk pada siapa saja. Warna coklat biasanya digunakan

untuk mewarna produk kulit untuk pria. Selain warna soga, Marlan menggunakan

warna-warna yang berkarakter cerah. Karena disesuaikan dengan laju

perkembangan zaman yang serba menawarkan banyak pilihan termasuk masalah

warna.

Berdasar dari rujukan permasalahan tersebut akhirnya Marlan tidak hanya

terpaku dengan warna soga melainkan juga menggunakan warna-warna lain yang

mana perempuan itu menyukai warna-warna yang cerah ceria serta sejalan dengan

penerapan motif hasil stilasi dari tumbuh-tumbuhan dan binatang yang memang

dalam kehidupan nyatatumbuh-tumbuhan dan binatang mempunyai warna yang

banyak dan beragam. Dalam pewarnaannya industri “Marla’n Kulit”

menggunakan bahan kimia atau pewarna sintetis yaitu dengan menggunakan zat

warna napthol dan indigosol. Menggunakan pewarna kimia karena hasil yang

diperoleh lebih pekat dan mantap selain itu warna sintetis mudah untuk

didapatkan, mudah dalam proses pewarnaannya serta efisien. Supaya warna kimia

dapat meresap dan menempel pada kulit serta warna tidak pecah-pecah, warna

tersebut dicampur dengan binder (wawancara dengan Marlan, 24 Mei 2012).

Dalam menggunakan pewarna setiap 1 ons baik itu warna napthol atau indigosol

dicampur dengan 1 liter air . Dengan formula seperti itu bisa untuk mewarna

kurang lebih 50 pasang sandal. Sesuai dengan karakter warna milik industri

“Marla’n Kulit” maka peneliti akan menjelaskan unsur warna yang digunakan

pada kerajinan kulit yang dihias menggunakan teknik batik tulis yang terdapat di

industri “Marla’n Kulit”.

Page 134: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

117

1. Warna Hitam

Warna hitam yang dipakai pada kerajinan batik kulit di industri “Marla’n

Kulit” yaitu warna hitam napthol. Warna hitam sering digunakan sebagai warna

dasaran pada tahap pewarnaan pertama untuk membuat batik soga. Warna hitam

ini sifatnya sangat pekat dan mantap. Pewarnaan untuk warna hitam biasanya

dilakukan dengan teknik usap menggunakan busa sebagai alatnya supaya warna

bisa meresap rata dan pewarnaan cepat selesai karena yang diwarna adalah

seluruh permukaan kulit dengan bidang yang cukup lebar. Pengusapan dapat

dilakukan beberapa kali sampai warna merata keseluruh permukaan kulit serta

sesuai dengan yang di inginkan. Bahan pewarna hitam yang digunakan ialah

warna napthol hitam SGL ditambah bahan pembantu kostik yang dilarutkan

dengan air panas secukupnya kemudian dicampur dengan sedikit biner

selanjutnya ditambah dengan air dingin. Sebelum mendapat usapan dari garam

sebagai pembangkit warna, warna hitam SGL ini berwarna kekuning-kuningan

seperti yang terlihat pada gambar no 71.

Gambar 71: Hasil Pewarnaan Dasaran Hitam SG-L (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 135: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

118

Namun setelah di timpa menggunakan garam hitam B akan bereaksi dan berubah

menjadi warna hitam seperti yang terlihat pada gambar no 72 berikut ini.

Gambar 72: Hasil Pewarnaan Hitam B (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

2. Warna Coklat

Untuk menimbulkan warna coklat, industri “Marla’n Kulit” menggunakan

bahan kimia yaitu zat warna napthol. Warna coklat biasanya digunakan untuk

pewarnaan tahap ke dua pada pewarnaan soga yag dilakukan setelah proses

ngrining. Pewarnaan soga ini dilakukan ketika mewarna produk yang mana

produk tersebut mengarah pada produk-produk untuk pria dan mewarna produk

dengan motif-motif tradisional. Seperti warna hitam, warna coklat ini juga

menghasilkan warna yang pekat. Teknik pewarnaannya masih sama yaitu

menggunakan teknik usap dan busa sebagai alatnya agar menimbulkan warna

yang bisa merata karena pewarnaan dilakukan pada seluruh permukaan kulit.

Bahan pewarnaan coklat yang digunakan ialah zat warna napthol AS-G

dicampur dengan bahan pembantu berupa kostik yang dilarutkan menggunakan

Page 136: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

119

air panas kemudian ditambah dengan sedikit binder dan air dingin. Sebagai

pembangkit warna ialah menggunakan garam merah B. Garam merah B tidak

perlu dicairkan dengan air panas, melainkan cukup dengan air dingin biasa. Hasil

pewarnaan coklat yang terletak pada klowongan motif seperti yang dapat dilihat

pada gambar di bawah ini.

Gambar 73: Hasil Pewarnaan Coklat (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

3. Warna Kuning

Warna kuning yang di pakai ialah warna yang dihasilkan dari zat warna

napthol. Warna tersebut dihasilkan dari larutan dasaran kuning AS-BO yang telah

dicampur dengan kostik dan binder. Teknik pewarnaannya bisa menggunakan

teknik colet maupun usap disesuaikan dengan bidang yang akan di warna. Warna

kuning biasa digunakan untuk mewarna motif maupun digunakan sebagai

pewarna bidang latar sandal. Di bawah ini contoh penggunaan warna kuning yang

diterapkan pada bidang latar sandal.

Page 137: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

120

Gambar 74: Hasil Pewarnaan Kuning (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

4. Warna Merah

Warna merah dihasilkan dari pewarnaan menggunakan zat warna naptol

yaitu yang pertama menggunakan warna dasaran kuning yang diperoleh dari

larutan kuning AS-BO dicampur dengan kostik yang diencerkan menggunakan air

panas kemudian di tambah binder dan air lagi yaitu air dingin.

Gambar 75: Hasil Pewarnaan Merah (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 138: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

121

Setelah kulit diwarna dasaran kuning di warna kembali dengan

menggunakan larutan garam merah B. Pewarnaan bisa diulangi satu hingga dua

kali sampai warna muncul merata. Teknik pewarnaan bervariasi, jika bidangnya

kecil dapat di colet namun jika bidangnya besar seperti pada contoh gambar di

bawah ini yaitu bidang latar sandal menggunakan teknik usap.

5. Warna Biru

Warna biru dihasilkan dari larutan zat warna indigosol 04B dilarutkan

menggunakan air panas tidak lupa untuk dicampur dengan binder. Kemudian di

fiksasi dengan HCL dan nitrit yang telah dilarutkan dalam air dingin supaya

warna biru bisa muncul sempurna perlu untuk di jemur di bawah sinar matahari

seperti yang terlihat pada gambar no 76.

Gambar 76: Hasil Pewarnaan Biru (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 139: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

122

6. Warna Hijau

Warna hijau yang dipakai oleh industri “Marla’n Kulit” diperoleh dari zat

warna indigosol dikerjakan dengan teknik colet karena selalu digunakan untuk

mewarna motif daun dan ranting dengan bidang yang tidak cukup lebar.

Gambar 77: Hasil Pewarnaan Hijau (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Untuk menghasilkan warna hijau yang pertama kulit diwarna

menggunakan larutan indigosol Grun IB yang telah diencerkan menggunakan air

panas dan dicampur pula dengan binder dan ditambah dengan air dingin. Untuk

membangkitkan warna hijau indigosol menggunakan larutan HCL dan nitrit yang

telah dicampur dengan air dingin. Warna hijau indigosol ini tidak memerlukan

bantuan sinar matahari agar warna bisa muncul, cukup dibangkitkan

menggunakan larutan HCL dan nitrit.

7. Warna Ungu

Untuk menghasilkan warna ungu, industri “Marla’n Kulit” lagi-lagi

menggunakan zat warna sintetis yaitu zat warna indigosol jenis Violet ABBF.

Seperti warna yang lain untuk pewarnaan tahap pertama mewarna menggunakan

Page 140: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

123

larutan Violet ABBF yang telah dilarutkan menggunakan air panas dan dicampur

binder kemudian tahap kedua adalah fiksasi atau membangkitkan warna ialah

menggunakan HCL dan nitrit.

Gambar 78: Hasil Pewarnaan Ungu (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Sama seperti pada warna hijau, warna ungu pun demikian tidak

memerlukan bantuan sinar matahari dalam usahanya memunculkan warna ungu

cukup dengan ditimpa menggunakan HCL dan nitrit.

D. Proses Pembuatan Batik Kulit Di Industri “Marla’n Kulit”

Terciptanya suatu benda yang dalam hal ini adalah benda-benda kerajinan

kulit pasti akan selalu terikat oleh adanya proses pembuatan. Proses pembuatan

dapat berjalan, disitulah timbul hasil jadi suatu produk. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa proses merupakan langkah penting yang harus dijalankan

sebagai wujud tindakan nyata untuk menciptakan karya seni. Begitu pun dengan

hasil kerajinan kulit di industri “Marla’n Kulit” yang tidak lepas dari langkah

Page 141: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

124

demi langkah yang harus dijalani sebagai proses pembuatan karya kerajinan kulit

yang dihias menggunakan teknik batik tulis. Proses pembuatan yang dilalui di

industri “Marla’n Kulit” untuk membuat benda kerajinan kulit terdiri dari tiga

tahapan. Yang pertama ialah proses pra produksi yaitu mempersiapkan alat dan

bahan yang diperlukan. Ke dua adalah proses produksi yakni proses pembatikan

Tahapan ke tiga ialah proses yang paling terakhir untuk dan wajib dikerjakan

yaitu proses finishing.

1. Proses Pra Produksi

Pengertian proses pra produksi yang dimaksudkan ialah proses untuk

mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan sebelum betul-betul

melaksanakan proses produksi. Jika semua dipersiapkan terlebih dahulu

diharapkan dapat memaksimalkan baik itu memaksimalkan waktu supaya lebih

efisien, supaya lebih fleksibel dalam menjalankan proses produksi dan dapat

memaksimalkan hasil agar dapat menghasilkan barang kerajinan yang layak jual

dengan kwalitas yang baik. Berikut ini alat dan bahan yang dibutuhkan untuk

membuat kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit”.

a. Alat yang Digunakan

Peralatan yang digunakan terbagi lagi menjadi dua bagian penting yaitu

peralatan untuk proses pemolaan dan proses pembatikan. Di bawah ini deskripsi

mengenai peralatan yang digunakan.

Page 142: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

125

1. Alat Memola

a. Mal-malan

Mal-malan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar kulit yang

akan dibutuhkan untuk membentuk kerajinan baik itu berbentuk sandal,

dompet, ikat pinggang maupun tas sebelum akhirnya kulit tersebut di potong.

Dengan adanya mal-malan supaya dapat mengantisipasi resiko pemakaian

kulit yang berlebihan sehingga kulit dapat terpakai secara maksimal. Mal-

malan ini terbuat dari kertas karton yang kemudian dijadikan pola sesuai

dengan bentuk yang akan di buat.

b. Kertas Kalkir

Kertas kalkir dibentuk sesuai dengan bentuk kerajinan yang akan

dibuat, misalnya dibentuk sandal kemudian di atas kertas kalkir tersebut

digambari motif. Fungsi kertas kalkir ini digunakan untuk mengemal motif

pada kulit samak nabati. Contoh dari kertas kalkir yang telah dibuat menjadi

pola dapat dilihat pada gambar 79.

Gambar 79 : Kertas Kalkir (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 143: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

126

c. Kertas Karbon

Karena kulit samak nabati bukan merupakan benda yang tembus pandang

maka untuk memudahkan dalam memola motif menggunakan bantuan kertas

karbon. contoh dari kertas karbon dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 80 : Kerta Karbon (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

d. Pensil

Pensil adalah alat yang digunakan untuk mengemal kulit dan untuk

memola motif batik pada permukaan kulit.

2. Alat Membatik

Peralatan yang digunakan di industi “Marla’n Kulit” dalam membatik kulit

samak nabati tidak jauh berbeda dari dahulu hingga sekarang, tidak berbeda dari

batik-batik pada umumnya. Peralatan yang digunakan pada proses perwujudan

menghias kerajinan kulit dengan teknik batik tulis di industri “Marla’n Kulit”

yaitu:

Page 144: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

127

a. Canting

Canting merupakan alat utama yang digunakan untuk menorehkan malam

atau lilin di atas media kulit samak nabati. Canting yang digunakan di industri

“Marla’n Kulit” yaitu canting bayat yang mana lubang curut cantingnya kecil

sehingga akan menghasilkan cantingan motif yang kecil pula. Sehingga motif

hasil cantingan dapat berimbang dengan ukuran bidang sandal dan lain-lainya

karena kulit yang dibentuk sandal, dompet, ikat pinggang dan tas memiliki ukuran

bidang relatif kecil tidak selebar kain. Oleh karena itu proses pencantingan

menggunakan canting bayat (wawancara dengan surip, 16 Mei 2012).

Gambar 81: Canting Bayat (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Jenis cantingan yang digunakan ialah canting klowong dan canting isen-

isen. Canting klowong dipakai untuk pembatikan tahap pertama yaitu membuat

kerangka motif, sedangkan canting isen-isen digunakan untuk mencanting bagian

isen-isen pada motif maupun pada bidang di luar motif. Di industri “Marla’n

Kulit” tidak menggunakan canting tembokan karena dalam setiap pembatikan

Page 145: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

128

tidak banyak membutuhkan proses pengeblokan. Jika ada proses yang diharuskan

melakukan pengeblokan seperti pada batik soga itu dikerjakan dengan

menggunakan canting klowong.

b. Kompor

Gambar 82: Kompor Listrik (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Kompor digunakan untuk memanaskan lilin supaya lilin atau malam bisa

cair dan bisa digunakan untuk membatik. Dalam proses pemanasan malam

industri “Marla’n Kulit” tidak lagi menggunakan kompor manual yang

membutuhkan bahan bakar karena ia kini sudah beralih menggunakan kompor

listrik yang lebih praktis hasil bantuan yang diberikan langsung oleh

Hamengkubuwono X bertempat di Kraton Yogyakarta.

Page 146: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

129

c. Wajan

Wajan merupakan benda familiar dalam dunia pembatikan. Wajan ini

berfungsi sebagai tempat untuk memanaskan lilin atau malam batik yang akan

digunakan untuk merintang warna.

d. Dingklik

Dingklik merupakan alat yang digunakan untuk duduk pada saat proses

membatik.

e. Wadah Air Bersih

Gambar 83: Wadah Air Bersih (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Gambar di atas adalah wadah air yang digunakan untuk menaruh air bersih

pada proses pembatikan. Karena untuk membatik di atas media kulit samak nabati

sebelum menorehkan malam kulit harus dibasahi terlebih dahulu menggunakan

air.

Page 147: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

130

f. Wadah Larutan Zat Warna

Gambar 84: Wadah Larutan Zat Warna (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Teknik pewarnaan kulit yang diterapkan di industri “Marla’n Kulit” adalah

teknik colet, untuk memudahkan dalam mencolet maka diperlukan tempat-tempat

yang berukuran kecil untuk menaruh zat warna batik seperti yang terlihat pada

gambar no 84.

g. Kapas

Gambar 85: Kapas (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 148: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

131

Kapas dibentuk seperti gumpalan yang dililitkan pada lidi yang berfungsi

untuk mewarna colet pada bidang yang berukuran kecil karena jika menggunakan

busa dikhawatirkan warna bisa melebar sampai keluar bidang yang akan diwarnai.

h. Busa

Busa berfungsi sebagai alat untuk mewarna pada bagian bidang yang lebar

supaya hasil pewarnaannya bisa merata keseluruh permukaan kulit dan juga bisa

cepat selesai. Biasanya busa ini digunakan untuk mewarna pada bagian latar atau

bagroundnya.

Gambar 86 : Busa (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

i. Penghilang Malam

Untuk proses penghilangan malam alat yang digunakan sangatlah simpel

yaitu dengan menggunakan malam atau lilin batik itu sendiri yang dibentuk

seperti gumpalan. Cara penggunaannya dengan menggosokkan gumpalan malam

tersebut pada kulit yang telah selesai dibatik dan diwarna.

Page 149: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

132

Gambar 87 : Alat Penghilang Malam (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

j. Alat Semprot

Alat semprot atau sepreyer merupakan alat untuk finishing berfungsi

untuk menyemprot melamin pada seluruh permukaan kulit. Tentunya kulit yang

disemprot dengan melamin adalah kulit yang sudah selesai dibatik, diwarna dan

telah dihilangkan malamnya dan telah selesai dirakit. Di bawah ini adalah alat

semprot yang digunakan untuk menyemprot melamin:

Gambar 88: Alat Semprot (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 150: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

133

b. Bahan yang Digunakan

Setelah di uraikan mengenai alat-alat yang akan digunakan seperti pada

penjelasan di atas tentunya sekarang adalah memberikan penjelasan mengenai

bahan-bahan yang dibutuhkan. Dengan adanya alat supaya gayung dapat

bersambut dan proses pembuatan dapat berjalan maka membutuhkan suatu bahan-

bahan. Di bawah ini merupakan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat

kerajinan kulit dengan teknik batik tulis di industri “Marla’n Kulit” Prenggan,

Kotagede, Yogyakarta.

1. Kulit Samak Nabati

Kulit samak nabati digunakan sebagai bahan baku untuk membuat

kerajinan kulit yang berasal dari kulit binatang yang sudah diolah atau disamak.

Kulit samak yang “Marla’n Kulit” gunakan adalah kulit samak dari binatang sapi.

Supaya hasilnya dapat maksimal maka Marlan memilih menggunakan kulit yang

bersih dan jauh dari kata cacat serta memilih kulit yang masih utuh dengan

memiliki ketebalan antara 1,6 – 2 cm.

Gambar 89: Kulit Samak Nabati (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 151: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

134

Kulit yang digunakan industri “Marla’n Kulit” merupakan kulit sapi Jawa

yang dikirim langsung dari Magetan Jawa Timur. Biasanya kulit tersebut

dikirim sebanyak 1.000 fit per bulannya. Alasan mengapa Marlan

menggunakan kulit yang berasal dari Jawa karena kulit sapi Jawa lebih bagus

jika dibandingkan dengan yang lainnya. (wawancara dengan Marlan, 19 Mei

2012 pukul 10.00 wib)

2. Lilin atau Malam

Lilin atau malam sebagai bahan yang dipergunakan untuk membatik

berfungsi sebagai perintang warna. Pada proses pelekatan malam pada kulit sejak

awal industri “Marla’n Kulit” telah menggunakan malam sutera karena malam

sutera mempunyai warna agak bening dan bersih sehingga tidak banyak

mengandung kotoran yang dapat mengakibatkan canting menjadi tersumbat

karena canting yang digunakan adalah canting bayat yang mana lubang curutnya

lebih kecil dari canting-canting yang lainnya (wawancara dengan Surip, 19 Mei

2012).

Gambar 99: Malam Sutera (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 152: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

135

3. Zat Pewarna

Gambar 100: Zat Pewarna (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Zat pewarna yang digunakan di industri ‘Marla’n Kulit” ialah warna

kimia atau warna-warna sintetis yaitu zat napthol dan indigosol yang dapat

menghasilkan antara lain warna coklat, merah, biru, kuning, hijau, ungu dan

lainnya. Dengan menggunakan warna-warna kimia ini dapat menghasilkan

warna yang kuat dan pekat sekaligus memudahkan untuk pewarnaannya.

Selain itu juga warna sintetis ini banyak dijumpai dipasaran umum sehingga

sehingga dapat dengan mudah ditemukan (wawancara dengan Marlan, 19 Mei

2012).

4. HCL

HCL berfungsi untuk membangkitkan warna ketika menggunakan

warna indigosol karena tanpa mendapat sentuhan HCL maka warna tersebut

tidak muncul. Bentuk dari HCL yaitu berupa air keras yang memiliki bau

menyengat. Jika bersentuhan dengan HCL ini sangat diharapkan untuk berhati-

Page 153: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

136

hati jangan sampai terkena kulit atau yang lainnya yang dapat membahayakan

diri sendiri (wawancara dengan Lanjar, 19 Mei 2012).

Gambar 101: HCL (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

5. Nitrit

Nitrit merupakan bahan yang harus dicampurkan dengan HCL pada saat

membangkitkan warna-warna indigosol. Bentuk nitrit adalah butiran kecil-kecil

yang sangat lembut seperti pada bentuk deterjen. Bahan nitrit tidak sekeras seperti

halnya HCL jika terkena kulit.

6. Binder

Supaya warna batik yang digunakan dapat meresap dan mampu melekat

pada kulit dan warna yang dihasilkan tidak pecah-pecah, industri “Marla’n Kulit”

mencampurkan zat warna napthol dan indigosol tersebut dengan menggunakan

binder. Bentuk binder ialah seperti pasta berwarna putih dan memang binder ini

fungsinya sebagai lem seperti pada proses penyablonan pasti menggunakan bahan

Page 154: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

137

binder supaya bahan sablon dapat menempel kuat pada baju dan yang lain. Selain

itu jika menggunakan prada pasti salah satu bahan yang digunakan adalah binder

(wawancara dengan Marlan, 19 Mei 2012).

Gambar 102: Binder (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

7. Kostik

Kostik dalam pembatikan digunakan sebagai bahan untuk melarutkan

zat warna napthol. Bentuk kostik ialah seperti pecahan batu-batuan yang

berukuran kecil, berwarna putih dan mudah cair jika terkena panas.

Gambar 103: Kostik (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 155: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

138

2. Proses Produksi

Tahap proses produksi ini terpecah menjadi dua tahapan yakni tahap awal

adalah proses pembatikan dan proses kedua adalah tahap perakitan antar

komponen. Proses pembatikan dikerjakan setelah melalui tahap pengemalan kulit

yang dibentuk sesuai dengan kerajinan yang akan dibuat. Jika kulit telah di mal

maka kulit siap dipotong dan di batik.

a. Proses Membatik

Pada proses menghias kulit menggunakan teknik batik tulis di industri

“Marla’n Kulit” pada dasarnya hampir sama tidak jauh berbeda dengan proses

membuat batik tulis pada media kain. Secara garis besar proses menghias kulit

dengan teknik batik tulis meliputi pekerjaan mencanting, mewarna dan

menghilangkan malam. Semua proses pembatikan adalah sama baik itu untuk

membuat kerajinan sandal, dompet, ikat pinggang atau tas hanya ukurannya saja

yang berbeda. Jenis batik yang dihasilkan pun terdapat dua macam batikan yaitu

batik lorod dua dan batik lorod satu. Pada batik lorod dua atau biasa disebut

dengan istilah batik soga dan batik lorod satu ini memiliki proses yang sedikit

berbeda. Di bawah ini penjelasan diantara keduanya yaitu penjelasan pembuatan

batik lorod dua dan batik lorod satu.

1. Batik Lorod Dua / Batik Soga

Batik soga adalah termasuk bagian dari batik klasik, biasanya

menggunakan warna coklat, biru atau merah. Batik soga ini dihasilkan dengan

melalui dua kali proses penghilangan malam. Batik soga ini biasanya digunakan

untuk membuat produk yang sifatnya diperuntuntukkan bagi pria dengan motif-

Page 156: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

139

motif yang digunakan adalah motif tradisional. Berikut ini deskripsi mengenai

proses pembuatan batik soga.

a. Membuat Pola

Tahap awal yang harus dikerjakan adalah dengan membuat pola motif

diatas kertas kalkir yang telah disesuaikan dengan bentuk dari kerajinan yang

akan dibuat.

b. Memola Motif

Setelah pola motif selesai di buat, dilanjutkan dengan memindah pola

motif batik tersebut ke atas permukaan kulit dengan menggunakan bantuan kertas

karbon karena kulit bukanlah benda yang tembus pandang. Yaitu letakkan kertas

karbon dan kertas kalkir atau kertas pola di atas permukaan kulit kemudian

digambar menggunakan pensil atau menggunakan pena yang sudah mati.

Penggunaan pensil ini tidak terlalu ditekan kuat supaya karbon tidak terlalu tegas

menempel pada kulit. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar 104: Memola Motif (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 157: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

140

c. Pencantingan

Gambar 105 : Membasahi Kulit (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Gambar 106: Mencanting Klowong (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Jika kulit telah digambari motif, kemudian dilanjutkan dengan pembatikan

tahap awal atau tahap pertama yaitu dengan membuat garis-garis pada tepi motif

atau disebut juga membuat kerangka motif menggunakan alat yang bernama

canting. Proses seperti ini dikenal dengan istilah proses pencantingan klowong.

Page 158: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

141

Sebelum kulit mulai dibatik klowong terlebih dahulu permukaan kulit dibasahi

dengan air bersih supaya malam cepat dingin dan tidak akan menyerap terlalu

dalam pada kulit karena untuk memudahkan penghilangan malam. Proses tersebut

dapat dilihat pada gambar no 105-106.

d. Pewarnaan

Proses berikutnya ialah proses pewarnaan tahap pertama yaitu membuat

warna dasar hitam menggunakan bahan kimia yaitu zat warna napthol. Pewarnaan

tahap pertama yaitu mewarna dasaran hitam, warna dasaran hitam ditambah

dengan kostik dan binder diencerkan menggunakan air panas selanjutnya di beri

tambahan air dingin secukupnya. Cara pewarnaannya yaitu dengan mengusapkan

larutan tersebut pada seluruh permukaan kulit menggunakan busa sampai warna

merata benar.

Gambar 107:Mewarna Dasaran Hitam SGL (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 159: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

142

Gambar 108: Mewarna Garam Hitam B (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Setelah pewarnaan pertama selesai dan tunggu beberapa saat hingga warna

kering kemudian dilanjutkan dengan mewarna tahap kedua. Yaitu menggunakan

garam hitam B sebagai pembangkit warna hitam. Pewarnaan menggunakan busa

dan diusapkan keseluruh permukaan kulit sampai warna dapat merata.

e. Penghilangan Malam

Gambar 109: Menghilangkan Malam (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 160: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

143

Jika pewarnaan tahap pertama telah dilalui, langkah berikutnya adalah

menghilangkan malam yang menempel pada kulit dengan menggunakan alat

berupa gumpalan yang terbuat dari malam batik kemudian gumpalan malam

tersebut digosok-gosokkan pada permukaan kulit sampai malam tidak ada lagi

yang menempel pada kulit.

f. Ngrining

Setelah malam dihilangkan dan telah benar-benar bersih dan tidak ada

malam yang masih menempel, langkah selanjutnya ialah proses yang disebut

dengan ngrining. Proses ngrining yaitu proses penutupan dengan malam untuk

melindungi warna putih kulit yang nantinya supaya tidak terkena warna dalam

proses pewarnaan ke dua. Pada proses ngrining ini hanya pada bagian-bagian

tertentu saja yang ditutup. Contoh proses ngrining dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Gambar 110: Ngrining (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 161: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

144

g. Pewarnaan Ke Dua

Proses ngrining telah selesai, dilanjut dengan proses pewarnaan kedua

yaitu mewarna coklat. Pewarnaan yang digunakan ialah warna sintetis napthol

yakni yang pertama mengusapkan larutan warna napthol AS-G dicampur dengan

bahan pembantu berupa kostik serta binder yang dilarutkan menggunakan air

panas kemudian ditambah dengan air dingin. Sebagai pembangkit warna ialah

menggunakan garam merah B. Garam merah B tidak perlu dicairkan dengan air

panas, melainkan cukup dengan air dingin biasa.

Gambar 111: Mewarna Coklat (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

h. Penghilangan Malam

Proses terakhir pembuatan batik soga ialah menghilangkan malam tahap

kedua setelah dilakukan proses ngrining dan pewarnaan kedua. Proses

penghilangan malam dapat dilihat pada gambar no 109.

Page 162: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

145

2. Batik Lorod Satu

Batik lorod satu digunakan untuk membuat batik kulit yang pewarnaannya

menggunakan warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, ungu, biru. Dan

penggunaan batik lorod satu diterapkan untuk membuat produk-produk kerajinan

kerajinan kulit untuk para perempuan. Langkah untuk membuat batik lorod satu

yaitu:

a. Membuat Pola

Seperti pada proses batik soga, pada batik biasa pun tahap awal ialah

membuat pola motif terlebih dahulu di buat di atas kertas kalkir.

b. Memola

Jika pola motif telah dibuat, berikutnya ialah memola motif di atas

permukaan kulit menggunakan kertas pola dan kertas karbon. pemolaan motif

dapat dilihat pada gambar 104.

c. Pencantingan

Untuk pencantingan tahap awal ialah mencanting klowong dalam artian

yaitu mencanting kerangka motif atau mencanting garis pada tepi-tepi motif

namun tidak menutup kemungkinan bahwa pencantingan klowong juga

dikombinasi dengan mencanting isen-isen. Proses Pencantingan klowong dapat

dilihat pada gambar no 105-106.

Page 163: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

146

d. Pewarnaan

Tahap selajutnya setelah pencantingan klowong selesai ialah pewarnaan.

Proses pewarnaan bisa menggunakan warna napthol maupun indigosol dengan

teknik pewarnaan menyesuaikan besar kecilnya bidang.

Gambar 112: Pewarnaan Pertama (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Jika bidangnya kecil cukup dengan mencoletnya menggunakan kapas yang

dibuat seperti cuttenbad, namun jika bidangnya cukup lebar bisa menggunakan

busa. Proses pewarnaan colet dapat dilihat pada gambar no 112.

e. Pecantingan

Gambar 113: Pencantingan Isen-Isen (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 164: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

147

Pada tahap pencantingan ke dua ini adalah bukan pencantingan klowong

melainkan pencantingan isen-isen pada motif-motif yang telah diwarna.

Pencantingan isen-isen ini bisa menggunakan isen-isen cecek kepyur, cecek satu,

isen-isen sawut atau mainan atau yang lainnya.

f. Pewarnaan

Jika proses pencantingan isen-isen selesai, selanjutnya adalah dengan

mewarna tahap kedua. Pewarnaan tahap kedua ialah dengan membuat warna pada

latar bidang. Bisanya pewarnaan pada latar ini menggunakan zat warna napthol

dengan teknik pewarnaan yakni mengusapkan larutan pewarna tersebut pada

seluruh permukaan kulit.

Gambar 114: Mewarna Latar (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

g. Menghilangkan Malam

Jika telah dilakukan proses pewarnaan kedua, berikutnya ialah dengan

menghilangkan malam yang menempel pada kulit. Dihilangkan sampai bersih dan

Page 165: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

148

tidak ada lagi sisa malam yang menempel. Proses penghilangan malam dapat

dilihat pada gambar no 109.

3. Proses Finishing

Tahapan paling akhir setelah proses pra produksi dan proses produksi

terlalui dilanjutkan dengan proses finishing. Proses finishing ini ialah proses

dimana semua kerajinan kulit di finish dengan cara disemprot melamin

menggunakan alat semprot atau spreyer. Melamin yang digunakan ialah melamin

khusus untuk kulit. Proses finishing dengan melamin ini bertujuan supaya

kerajinan kulit dapat mengkilat, tahan terhadap goresan dan paling penting ialah

supaya dapat meminimalisir kulit dapat menyerap air. Di bawah ini proses dari

finishing yaitu penyemprotan melamin pada kerajinan kulit.

Gambar 115: Proses Finishing (Dokumentasi Tatag Kuvita Khuri Berliana, Mei 2012)

Page 166: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

149

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan banyak hal mulai dari motif, warna dan proses

pembuatan kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit”, selanjutnya dapat

diambil suatu kesimpulan mengenai karakteristik motif, warna, dan proses

pembuatan yang ada pada kerajinan batik kulit industri “Marla’n Kulit” Kotagede,

Yogyakarta.

1. Motif yang digunakan industri “Marla’n Kulit” sebagai seni hias pada

kerajinan kulit adalah motif tradisional yang termasuk kedalam motif

geometris yaitu misalnya motif parang dan motif kawung yang telah

mengalami stilasi menjadi lebih sederhana. Motif di susun secara

berulang.Selain motif tradisional, industri “Marla’n Kulit” menerapkan motif-

motif lain seperti motif hasil stilasi dari alam yang berbentuk tumbuh-

tumbuhan dan binatang. Motif tersebut disusun secara bebas. Isen-isen yang

digunakan yaitu isen-isen cecek satu, isen-isen cecek kepyur, isen-isen sawut,

isen-isen mainan, isen-isen umpluk sabun, isen-isen uwer-uwer, isen-isen

watu tumpuk, isen-isen cecek pitu.

2. Warna yang digunakan di industri “Marla’n Kulit” adalah warna kimia atau

sintetis yakni warna napthol dan warna indigosol. Warna yang sering

digunakan adalah warna soga yang terdiri dari warna hitam dan warna coklat.

Serta menggunakan pula warna-warna cerah seperti warna merah, kuning,

biru, hijau dan warna ungu.

Page 167: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

150

3. Proses pembuatan kerajinan batik kulit di industri “Marla’n Kulit” terdiri dari

tiga tahap yaitu (1) proses pra produksi meliputi proses persiapan bahan dan

alat, bahan pokok yang digunakan adalah kulit samak nabati yang didatangkan

dari Magetan, Jawa Timur dibentuk menjadi kerajinan sandal, dompet, ikat

pinggang, tas. Sebagai perintang warna adalah malam sutra dan sebagai alat

pencantingan menggunakan canting bayat. Pewarnaan yang digunakan yaitu

naptol dan indigosol. Selain bahan pokok juga membutuhkan bahan pembantu

yakni kostik, nitrit, HCL, binder, melamin. (2) proses produksi meliputi:

proses pembuatan pola, proses mencanting dengan cara kulit dibasahi terlebih

dahulu sebelum dicanting, proses mewarna dengan teknik usap dan colet,

proses penghilangan malam dengan cara menggosok-gosokkan malam batik

pada permukaan kulit sampai tidak ada malam yang tersisa. (3) proses

finishing meliputi menyemprotkan cairan melamin khusus kulit menggunakan

alat semprot atau spreyer pada permukaan kulit.

B. Saran

1. Bagi perajin diharapkanuntuk dapat meningkatkan usaha dalam

mempromosikan hasil kerajinan kulit yang dihias dengan teknik batik tulis,

yang dapat dilakukan dengan cara memasukkannya kedalam jejaring sosial

atau internet supaya lebih banyak orang yang mengetahui sehingga tidak

hanya mengandalkan acara pameran saja.

2. Bagi perajin diharapkan pula dapat mengembangkanmotif-motif kreasi baru

yang lebih kreatif serta inovatif dan berfariatif.

Page 168: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

151

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan praktik. Jakarta: PT Rieneka Cipta.

B., Setiawan, dkk. 1997. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 3. Jakarta: PT. Delta Pamungkas.

BBKB. 1991. Pengembangan Teknologi Proses Batik Dengan Bahan Baku Kulit. Yogyakarta: Departemen Perindustrian Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Besar Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik Proyek Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik Yogyakarta.

BPBK. 1978. Penelitian: Sifat Fisik Dan Mekanik Bahan baku Lilin Batik. Yogyakarta: Departemen Perindustrian Balai Penelitian Batik Dan Kerajinan Yogyakarta

BPBK. 1999. Penelitian Finishing Batik Tulis pada Kerajinan Kulit Sapi Tersamak. Yogyakarta: Departemen Perindustrian dan Perdagangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik.

Colling Wood. 1981. Seni dan Kerajinan. Yogyakarta: Jurusan Seni Kriya STSRI-“ASRI” Yogyakarta.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat bahasa Edisi Ke 4. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

DESPERINDAG. 1973. Kulit Samak Nabati. SII 0039-73. Jakarta.

DESPERINDAG. 1980. Definisi Kulit Dan Cara Pengolahannya. SII 0641-82. Jakarta.

Page 169: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

152

DIPA Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta. 2006. Laporan Pengembangan Teknologi Proses Pembuatan Kulit Motif Batik Untuk Kulit dan Sepatu. Yogyakarta: DIPA Balai Besar Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta.

Djelantik. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Endik. 1986. Seni Membatik. Jakarta: PT. Safir Alam.

Furchan, Arief. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya: “Usaha nasional”.

Hamzuri. 1994. Batik Klasik. Jakarta: Djambatan

Jirzanah, Soeprapto Sri. 1996. “Pengembangan Kebudayaan Sebagai Identitas Bangsa”. Jurnal Filsafat UGM, hlm. 15

Judoamidjojo, Muljono. 1980. Teknik Penyamakan Kulit Untuk pedesaan. Bandung: Angkasa.

Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.

Kawindrasusanta, Kuswadi. 1981. Mengenal Seni Batik di Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Pengembangan Kemuseuman.

Kelompok Peneliti Teknologi Pewarnaan Kulit Balai Penelitian Barang Kulit. 1999. Penelitian Finishing Batik Tulis Pada Kulit Sapi Tersamak. Yogyakarta: Departemen Perindustrian dan Perdagangan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Barang Kulit, Karet dan Plastik Yogyakarta.

Kongres Kebudayaan. 1991/1992. Warisan Budaya : penyaringan dan Pemeliharaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Penelitian Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya.

Page 170: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

153

Moelyono. 1994. Penuntun Pembuatan Batik Kulit. Yogyakarta: Departemen Perindustrian Badan Penelitian Dan Pengembangan Industri Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Industri Kerajinan Dan Batik Yogyakarta.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi IV. Yogyakarta: Rake Sarakin.

Osborne, Richard. 1985. Kerajinan Kulit: Keterampilan Membuat Barang dari Kulit. Semarang: Dahara Prize.

Petrussumadi, Sipahelut Atisah. 1991. Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Prasetyo, Anindito. 2010. BATIK: Karya Agung Warisan Dunia. Yogyakarta: Pura Pustaka.

Prawira, Sulasmi Darma. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni & Desain. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

P.T Prasida Adhikriya. 1996. Desain Kerajinan Kulit. Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Purnomo, Eddy. 2001. Penyamakan Kulit Reptile. Yogyakarta. Kanisius.

Purnomo, Heri. 2004. Nirmana Dwimatra. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Seni Rupa dan Ketrampilan.

Republik Indonesia Departemen Perindustrian. Istilah dan Definisi Untuk Kulit dan Cara Pengolahannya. Satjoatmodjo, Pranjoto. 1988. Bacaan Pilihan Tentang Estetika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Page 171: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

154

Saraswati. 1996. Seni Mengempa Kulit. Jakarta: Bhratara.

Sarmini. 2009. “Pakaian Batik: Kulturisasi Negara Dan Politik Identitas”. Jantra, 8, IV, hlm. 674-688.

Shadily, Hassan. 1990. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve

Soedarso. 1998. Seni Lukis Batik Indonesia Yogyakarta. Yogyakarta: Taman Budaya propinsi DIY-IKIP Negeri Yogyakarta.

Soeroto, Soeri. 1983. “Sejarah Kerajinan di Indonesia”. Prisma, 8, hlm.20

Suhersono, Heri. 2004. Desain Bordir Motif Flora dan Fauna Dekoratif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB

Sunarto. 2001. Bahan Kulit untuk Seni dan Industri. Yogyakarta: Kanisius.

Sunaryo, Aryo. 2010. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize.

Sunoto, Sri Rusdiati dkk. 2000. Membatik (Diktat). Yogyakarta: UNY-Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik.

Susanto, Mikke. 2011. “Diksi Rupa” Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa . Cetakan Pertama. Yogyakarta-Bali: Dicti Art Lab dan Djagat Art House.

Susanto, Sewan. 1980. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.

Sutiyati, Endang. 2010. “Nilai Filosofi Motif Parang Rusak Sawat Gurdo dalam Tari Bedhaya Harjuno Wiwaha. Makalah. UNY

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 172: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

155

. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3 Cetakan Ke 4. Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Sanggar Batik Barcode. 2010. Batik. Jakarta: Kata Buku

Hasil Wawancara dengan Marlan. 2012

Hasil Wawancara dengan Lanjar. 2012

Hasil Wawancara dengan Samsudin. 2012

Hasil Wawancara dengan Surip. 2012

Hasil Wawancara dengan Tri. 2012

http://id. Wikipedia.org.diambil 31 Agustus 2012.

Page 173: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

LAMPIRAN

Page 174: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

GLOSARIUM

Ars : Berarti teknik atau ketangkasan dan kemahiran dalam

mengerjakan sesuatu.

Canting : Alat batik dari tembaga yang digunakan untuk mengambil

malam cair dan untuk menuangkannya kembali.

Cecek : Titik yang dibuat menggunakan canting isen.

Centre of interest : Titik pusat perhatian.

Coating : Bahan pelapis yang digunakan untuk melapisi produk agar

tahan terhadap goresan dan agar mengkilap.

Estetis : Nilai keindahan berdasarkan norma-norma kemanusiaan,

kehidupan sosio-kultural.

Finishing : Proses kerja terakhir dalam pembuatan barang atau

produk.

Harmoni : Berarti keselarasan.

Hue : Berarti unsur warna panas maupun dingin.

Isen : Hiasan pengisi atau pelengkap dari motif pokok.

Kerajinan : Kegiatan industri kecil yang hasilnya cenderung benda-

benda seni.

Klowong : Garis pokok atau garis kerangka motif batik.

Komposisi : Susunan yang memperhitungkan beberapa persyaratan

seperti kesatupaduan, keseimbangan, irama, dan

sebagainya demi terciptanya nilai artistik dan estetik.

Page 175: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

Motif : Bagian pokok dari pola.

Ornamen : Ragam hias.

Pola : Susunan dari beberapa motif.

Resist : Tahan atau terhalangi.

Sintetis : Bahan buatan hasil industri bukan hasil alam.

Tradisional : Sifat kebiasaan dari keluarga masyarakat tertentu.

Unity : Kesatuan

Value : Unsur nilai atau kesan gelap terangnya warna.

Vegetable tanning : Penyamakan nabati

Page 176: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara tentang profil keberadaan kerajinan kulit dengan

teknik batik tulis di industri “Marla’n Kulit”

1. Tahun berapa industri “Marla’n Kulit” didirikan?

2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya industri “Marla’n Kulit”?

3. Mengapa industri diberi nama “Marla’n Kulit”?

4. Dari manakah modal mendirikan industri “Marla’n Kulit” pertama kali?

5. Mengapa tertarik dengan teknik batik tulis?

6. Kapan bapak belajar tentang batik tulis pertama kali?

7. Sejak kapan bapak menekuni batik kulit?

8. Bagaimanakah tanggapan masyarakat terhadap usaha kerajinan kulit dengan

teknik batik tulis ini?

9. Apakah industri “Marla’n Kulit” mempunyai mitra kerja?

10. Apakah usaha batik ini sebagai usaha pokok ataukah hanya sebagai usaha

sampingan?

11. Bagaimanakah keadaan industri batik kulit “Marla’n Kulit” saat ini?

12. Adakah perhatian khusus dari Pemerintah Daerah tentang usaha batik kulit

ini?

13. Berapa jumlah pekerja pada saat industri batik kulit di “Marla’n Kulit” berdiri

dan sampai saat ini?

14. Jenis produk apa saja yang dihasilkan di industri “Marla’n kulit”?

15. Bagaimanakah pemasaran hasil produksi kerajinan kulit dengan teknik batik

tulis ini?

Page 177: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

Pedoman wawancara tentang motif kerajinan kulit dengan teknik batik tulis

di industri “Marla’n Kulit”

1. Ada berapa motif yang digunakan di industri “Marla’n Kulit”?

2. Motif apa sajakah yang diterapkan dalam masing-masing hasil kerajinan?

3. Motif apakah yang disukai konsumen?

4. Dalam pemilihan motif faktor-faktor apa yang menentukan?

5. Bagaimana cara bapak menerapkan motif pada kulit?

6. Mengapa motif batik kulit bapak dalam perwujudannya dipengaruhi unsur-

unsur tradisional, seperti isen-isen, bagaimana tujuannya?

7. Saat ini motif apa saja yang paling banyak di produksi dan diminati

masyarakat?

8. Apakah ada pemakaian secara khusus dari masing-masing motif?

9. Bagaimanakah komposisi penempatan bentuk ornamennya?

10. Bagaimanakah makna dari masing-masing motif?

Pedoman wawancara tentang warna pada kerajinan kulit dengan teknik

batik tulis di industri “Marla’n Kulit”

1. Bagaimanakah warna batik kulit yang digunakan di industri “Marla’n Kulit”?

2. Zat warna apa saja yang digunakan pada proses pewarnaan batik kulit di

industri “Marla’n Kulit”?

3. Warna apa saja yang sering bapak gunakan?

4. Dimanakah proses pewarnaan dikerjakan?

5. Apasajakah makna dari masing-masing warna yang digunakan?

6. Bagaimanakah penerapan warna dan ditentukan oleh siapa?

Pedoman wawancara tentang proses pembuatan kerajinan kulit dengan

teknik batik tulis di industri “Marla’n Kulit”

Page 178: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

1. Mengapa teknik batik tulis yang bapak pergunakan dalam menghias kerajinan

kulit?

2. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan batik kulit di

industri “Marla’n Kulit”?

3. Jenis kulit apa sajakah yang digunakan dalam produk kerajinan batik kulit

“Marla’n Kulit”?

4. Mengapa industri “Marla’n Kulit” menggunakan bahan utama berupa kulit?

5. Bagaimana cara memperoleh bahan baku?

6. Bagaimana cara melakukan pemilihan bahan baku kulit yang baik?

7. Didatangkan dari mana saja bahan baku kulit dan penunjang lainnya di

industri Marla’n Kulit?

8. Bagaimanakah proses pembuatan batik kulit dari awal sampai akhir di industri

“Marla’n Kulit”?

9. Berapa lama proses pembuatan satu buah produk batik kulit di industri

Marla’n Kulit?

Page 179: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

PEDOMAN OBSERVASI

A. Tujuan

Observasi dilaksanakan untuk mengetahui karakteristik seni hias pada

kerajinan kulit di industri “Marla’n Kulit”

B. Pembatasan

Aspek yang ingin diketahui melalui observasi yaitu meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1. Karakteristik motif

2. Karakteristik warna

3. Karakteristik proses pembuatan

Page 180: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Pedoman tertulis

a. Buku-buku sebagai referensi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan batik

kulit.

2. Dokumen gambar

Dokumen ini merupakan dokumen pribadi yang dimiliki oleh industri

“Marla’n Kulit” adapun dokumen tersebut berupa:

a. Gambar motif

b. Gambar pola

3. Dokumen foto

Page 181: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

PETA KECAMATAN KOTAGEDE

Page 182: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan

DENAH INDUSTRI “MARLA’N KULIT”

PRENGGAN, KOTAGEDE, YOGYAKARTA

Page 183: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 184: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 185: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 186: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 187: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 188: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 189: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan
Page 190: KARAKTERISTIK SENI HIAS PADA KERAJINAN BATIK · PDF fileG. Tinjauan Tentang Alat dan Bahan ... pewarnaan zat kimia napthol dan indigosol yakni warna soga terdiri dari warna hitam dan