karakteristik piranti cahaya
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gejala optik, pada dasarnya memerlukan peralatan-peralatan yang dapat dipakai
untuk menangkap gejala-gajala itu. Untuk menangkap kuat penerangan, kuat cahaya
kita dapat memakai photosell atau yang semacamnya. Ada 2 tipe dari pemakaian
piranti antara lain adalah efek fotolistrik dan efek fotovoltaik.
Tenaga radiasi oleh benda hitam bersifat tercatu. Radiasi elektromagnet merupakan
arus paket-paket tenaga. Satu paket tenaga yang berfrekuensi v memiliki tenaga E =
hv, sedangkan 2 paket bertenaga 2 hv, dan setiap paket tenaga ini disebut foton.
Konsep cahaya sebagai arus foton dapat dibuktikan oleh peristiwa efek fotolistrik.
Besar tenaga gelombang electromagnet pada frekuensi v sebanding dengan k, dan
tenaga ikat oleh C sebesar φ. Untuk lebih mengetahui apa itu karakteristik piranti
cahaya, serta memahami karakteristik piranti cahaya dengan baik dan secara rasional,
maka dilakukanlah percobaan tentang karakteristik piranti cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimna cara memahami karakteristik piranti cahaya ?
1.3 Tujuan
Memahami karakteristik piranti cahaya
1.4 Manfaat
Dapat memahami Karakteristik piranti Cahaya
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Bambang Murdaka 2006, bahwa Tenaga radiasi oleh benda hitam bersifat
tercatu. Cahaya memiliki sifat mendua, yaitu sebagai gelombang dan sekaligus
sebagai partikel. Cahaya bersifat sebagai gelombang karena cahaya dapat
menampilkan peristiwa difraksi dan interferensi. Perilaku cahaya sebagai gelombang
diterangkan dengan persamaan maxwell sebab cahaya merupakan sebagian dari
spektrum gelombang elektromagnet yang memiliki komponen getar medan listrik dan
medan magnet. Cahaya bersifat sebagai partikel sebab dapat menampilkan peristiwa
pantulan dan efek fotolistrik. Pada teori kuantum cahaya membahas cahaya sebagai
partikel, sehingga sinar dipandang sebagai arus partikel yang berupa paket –paket
tenaga. Paket tenaga itu disebut kuanta cahaya (foton).
Menurut Tim Penyusun Eksperimen Fisika Optik 2012, bahwa Dalam mempelajari
optik, kita memerlukan peralatan-peralatan yang dapat dipakai untuk menangkap
gejala-gejala itu. Untuk menangkap kuat penerangan, kuat cahaya kita dapat memakai
photosell atau yang semacamnya. Ada 2 tipe dari pemakaian piranti antara lain adalah
efek fotolistrik dan efek fotovoltaik. Sekarang kita lihat bagaimana cahaya dapat
diubah menjadi penunjukan jarum pada skala. Andaikan piranti berbentuk sambungan
semikondoktor. Piranti kita pasang dengan menambah tegangan sebagai penyedia
daya, atau tidak. Bila cahaya mengenai piranti itu, maka akan ada beda konsentrasi
elektron pada masing-masing bagian, sehingga timbul beda tegangan atau arus listrik.
Bila dipasang tegangan Vbb maka beda tegangan v diantara 2 ujung piranti. Pada
keadaan gelap arus listrik adalah :
I = -I0 exp ( evkT )−1 (1)
Sedangakn bilamana datan cahaya maka arus adalah
I = Il – I0 exp (eV/kT) – 1 (2)
2
Di mana Il sebanding dengan intensitas cahaya. Bilamana tegangan dibalik maka arus
menjadi :
I = Il + I0 (3)
Sehingga kita selalu dapat linear. I0 kita kenal sebagai arus gelap. Sedangkan
tegangan yang keluar dari piranti adalah :
Ve = IL RL (4)
Kita tahu bahwa cahaya adalah photon dengan tenaga diskrit E = hV yang tergantung
pada panjang gelombang atau frekuensi (warna). Menurut Einstain kita tahu bahwa
eV = ∅−hv , (5)
yang berarti tegangan atau arus listrik yang timbul tergantung kepada warna sinar
datang. Sedangkan apabila warna piranti berupa fototransistor maka akan dapatkan
karakteristik yang lain (Tim Penyusun Eksperimen, 2012)
Jika logam, misalnya besi, dipanaskan saat bersuhu tinggi, besi berubah warna
menjadi kemerahan. Ini berarti benda yang panas meradiasi bahang ke lingkungan.
Warna logam yang meradiasi bahang berubah secara kontinu, berarti banyaknya
bahang yang diradiasikan bahang berubah secara kontinu pula.
Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan
sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali
eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik.
Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak
bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan
penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para
ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai
sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya.
3
Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para
ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan
gambar.Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati
gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras
itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah
frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi
gelombang mikro. Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar
dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat
rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun,
pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah
pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan
simpangan jarak hingga hitungan meter.
Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal.
Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968
atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi
pemandu cahaya, tingkat atenuasinya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam
teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara
perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.
Bila mana cahaya yang dipakai begitu redup sehingga jumlah partikel cahaya yang
melaluinya sangat sedikit, maka sifat partikel cahaya ini menjadi nyata. Sampailah
kita pada dunia kuantum. Disiplin ilmu yang mempelajarinya dinamakan optika
kuantum. Pembagian cabang optika ini didasarkan pada metode-metode analisis yang
lebih mudah dilakukan. Mungkin di Indonesia bidang optika modern atau fotonik
tidak begitu dikenal. Apakah optika modern? Apakah sama dengan urusan kacamata?
Sebenarnya optika modern, lebih dikenal dengan nama fotonik, adalah bidang yang
melingkupi pemrosesan cahaya untuk berbagai keperluan seperti telekomunikasi dan
pemrosesan data. Bentuk yang paling populer di masyarakat adalah serat optik yang
4
telah dipakai di berbagai bidang sebagai tulang punggung telekomunikasi dengan
kemampuan membawa informasi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kabel
konvensional (Wulandari, 2010).
5
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Oktober 2014
Pukul : 13.00 WITA – Selesai
Tempat : Laboratorium Fisika Eksperimen Jurusan Fisika FMIPA UNTAD
3.2Ala t dan Bahan
1. Piranti cahaya
2. Lampu
3. Prisma
4. Amperemeter
5.Voltmeter
6. Power supply
3.3 Prosedur Kerja
1. Variasi Kuat Penerangan (intensitas)
a. Memasang piranti pada tempat yang disediakan.
b. Memasang lampu yang dapat diubah intensitasnya.
c. Menyalakan lampu dengan nyala yang cukup kecil, mengukur intensitasnya,
melihat penunjukan arus yang keluar dari piranti.
d. Mengubah intensitas lampu dan melakukan seperti No.3. Mengulangi dengan
intensitas lain.
e. Membuat karakteristiknya.
2. Variasi Warna (panjang gelombang sinar)
a. Memasang lampu dengan intensitas yang cukup besar dan piranti pada tempat
yang tersedia.
6
b. Memasang prisma dan celah diantara lampu dan piranti, sehingga yang keluar
merupakan berkas yang cukup kecil.
c. Menggeser celah 1 piranti sehingga yang terukur adalah warna yang dikehendaki.
d. Membuat karakteristiknya.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
A. Variasi Intensitas (buat penerangan)
Tabel 4.1 untuk tegangan (v) = 10 V
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,133 1,13 Terang sekali
2. 0,100 1,03 Terang
3. 0,930 0.89 Redup
4. 0,685 0,75 Sangat redup
5. 0,070 0,69 mati
Tabel 4.2 Untuk tegangan (v) = 12 v
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,239 2,27 Terang sekali
2. 0,195 1,91 Terang
3. 0,141 1,90 redup
4. 0,109 1,05 sangat redup
5. 0,105 1,04 mati
Tabel 4.3 Untuk tegangan (v) = 14 v
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,413 4,02 Terang sekali
2. 0,358 3,49 Terang
3. 0,149 3,09 redup
4. 0,140 1,39 Sangat redup
5. 0,130 1,29 mati
8
B. Variasi Warna (panjang gelombang sinar)
4.4 Warna Plastik Orange
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,258 2,50 Terang Sekali
2. 0,231 2,26 Terang
3. 0,179 1,73 Redup
4. 0,058 0,58 Sangat Redup
5. 0,048 0,48 Mati
4.5 Warna Plastik Merah
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,206 2,04 Terang Sekali
2. 0,192 1,85 Terang
3. 0,164 0,64 Redup
4. 0,041 0,38 Sangta Redup
5. 0,035 0,35 Mati
4.6 Warna Plastik Biru
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,078 0,75 Terang Sekali
2. 0,074 0,73 Terang
3. 0,051 0,43 Redup
4. 0,029 0,20 Sangat Redup
5. 0,025 0,15 Mati
9
4.7 Warna Plastik Hijau
No. Ic (mA) Vcc (volt) Keterangan balon
1. 0,075 0,70 Terang Sekali
2. 0,066 0,54 Terang
3. 0,048 0,46 Redup
4. 0,021 0,20 Sangat Redup
5. 0,015 0,17 Mati
10
4.2 Pembahasan
Tenaga radiasi oleh benda hitam bersifat tercatu. Cahaya memiliki sifat mendua, yaitu
sebagai gelombang dan sekaligus sebagai partikel. Cahaya bersifat sebagai
gelombang karena cahaya dapat menampilkan peristiwa difraksi dan interferensi.
Cahaya bersifat sebagai partikel sebab dapat menampilkan peristiwa pantulan dan
efek fotolistrik. Pada teori kuantum cahaya membahas cahaya sebagai partikel yang
berupa paket-paket tenaga. Paket tenaga ini disebut kuanta cahaya (foton). Prinsip
tinjauan dari praktikum ini ialah memahami karakteristik piranti cahaya. Karakteristik
piranti cahaya terjadi ketika kedua buah gelombang cahaya dapat menampilkan
peritiwa difraksi dan interferensi.
Besarnya arus yang mengalir pada rangkaian piranti seperti yang dikemukakan teori
adalah berbanding lurus dengan tegangan yang dihasilkan. Karena arus membesar
maka tegangan juga semakin membesar. Untuk perlakuan yang diberikan yaitu nyala
lampu dari terang sampai mati.
Pada variasi kuat penerangan (intensitas), dilakukan 3 (tiga) kali pengulangan dengan
menggunakan tegangan yang berbeda–beda. Dimana pada perlakuan yang pertama,
kedua, dan ketiga , tegangan yang digunakan yaitu masing–masing sebesar 10 volt,
12 volt, 14 volt. Sedangkan pada variasi warna (panjang gelombang sinar),
perlakuannya dilakukan sebanyak 4 (empat) kali pula. Dengan menggunakan prisma
warna 4 (empat) macam yaitu berwarna orange, merah, biru dan hijau. Tegangan
yang digunakan pada variasi warna ini yaitu sebesar 9 volt pada masing–masing
prisma warna.
Melalui percobaan ini dapat diketahui bahwa, intensitas lampu yang digunakan
berbeda–beda disetiap perlakuan yang berbeda–beda pula. Misalnya pada kuat
penerangan (intensitas) yang bertegangan 14 volt, nilai kuat arus dan tegangannya
diambil sebanyak 5 kali. Dari pengambilan data pertama hingga yang kelima, nilai
kuat arusnya semakin mengecil, dan tegangan juga semakin kecil. Nyala lampu yang
diperlihatkan yaitu dari terang menjadi mati. Begitu pula pada perlakuan selanjutnya.
11
Pada saat pengambilan data untuk nilai kuat arus dan tegangan, rangakaian alat dari
piranti cahaya tersebut harus tertutup, apabila tidak tertutup maka cahaya dari lampu
yang menyala akan keluar dan tentunya akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
Sedangkan keluarnya cahaya pada rangkaian sangat mempengaruhi melonjaknya
intensitas kuat arus meskipun tidak diputar.
Pada perlakuan variasi warna (panjang gelombang sinar), warna lampu yang menyala
merupakan warna yang terpancar dari prisma yang digunakan. Sedangkan grafik
hubungan antara nilai kuat arus dan tegangan pada percobaan ini yaitu semakin besar
nilai tegangan, maka kuat arusnya semakin kecil. Adapun tingkat keberhasilan yang
kami peroleh dari percobaan ini masih dipertanyakan, karena sebagai mana alasan-
alasan yang telah di ungkapkan sebelumnya.
Eksperimen menghasilkan bentuk kurva karakteristik piranti cahaya tidak sesuai
dengan literatur. Dimana kurva tersebut menjelaskan tentang hubungan arus dan
tegangan, dimana semakin tinggi aru listrik maka semakin tinggi pula tegangan
listriknya. Gelap atau redupnya balon sangat bergantung pada seberapa kuat arus
listrik yang mengalir pada rangkaian dan seberapa besar tegangan yang dihasilkan. I c
dapat diasumsikan sebagai arus kolektor sedangkan Vcc diasumsiskan sebagai
tegangan, tegangan dan arus saling berhubungan, hubungan antar keduanya dapat
dijelaskan dalam kurva karakteristik. Hasil kurva yang diperoleh pada hasil
pengamatan tidak sesuai dengan literatur.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan kita dapat mengambil kesimpulan yaitu :
1. Bahwa pemakaian piranti ada dua tipe yaitu efek fotolistrik dan efek fotovoltaik,
efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya electron dari permukaan logam bila
logam itu dikenai gelombang electromagnet yang cukup tinggi frekuensinya.
Sedangkan efek fotovoltaik adalah peristiwa yang terjadi pada sambungan
semikonduktor radiasi menghasilkan tegangan antar sambungan.
2. Percobaan ini menyatakan bahwa arus selalu berbanding lurus dengan tegangan,
yaitu sejumlah tegangan masuk akan selalu bersikap sama, sehingga arus akan
selalu naik untuk setiap pengubahan besarnya nilai tegangan dan menghasilkan
terangnya cahaya lampu, dan diperoleh kenaikan nilai tegangan keluaran.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum berikutnya alat yang digunakan pada saat praktikum harus
lengkap dan diperiksa kelayakannya sebelum melakukan percobaan.
.
13
DAFTAR PUSTAKA
Murdaka, Bambang. 2006. Fisika Dasar Listrik Magnet,Optik dan Fisika Modern
untuk Mahasiswa ilmu-ilmu Eksakta dan Teknik . Yogyakarta : Andi
Tim Penyusun Eksperimen Fisika Optik. 2012. Penuntun Praktikum Eksperimen
Fisika Optik. UNTAD : Palu
Wulandari. Yayan. 2010. Rumus Saku Fisika SMA Kelas 1,2 dan 3. Tangerang :
Scientific Press
14