karakteristik permukiman desa

18
Pola Permukiman Desa Team ArsPerkotDes 1 Prodi Arsitektur UNS

Upload: others

Post on 08-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Permukiman Desa

Pola PermukimanDesa

Team ArsPerkotDes 1Prodi Arsitektur UNS

Page 2: Karakteristik Permukiman Desa

Pengertian Pola PermukimanSecara etimologis pola permukiman berasal dari dua kata yaitu pola dan permukiman.

Pola (pattern) dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak, kombinasi sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat khas (Depdikbud, 1988), dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun menurut sistem tertentu mengikuti kecenderungan bentuktertentu.

Pengertian ini tampaknya hampir mirip dengan pengertian model, atau susunan sesuatu benda.

Pola permukiman secara umum merupakan susunan sifat persebaran permukiman dan sifat hubungan antara faktor-faktor yang menentukan terjadinya sifat persebaran permukiman tersebut.

Page 3: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Desa :

1. Segi empat memanjang ( rectangular )

Tipe paling umum karena bentuk lahan pertaniannya. Kekompakan desa membutuhkan letak rumah yang saling berdekatan, karena tak ada tembok keliling yang mengamankannya. Pola segi empat cocok bagi permukiman berkelompok.

2. Bujur sangkar ( square & 4 square )

Tipe ini muncul di persilangan jalan, juga di permukiman bentuk segi empat panjang yang terbagi dalam empat kelompok.

3. Desa memanjang ( elongated )

Kondisi alam dan budaya setempat telah membatasi pemekaran desa ke arah-arah tertentu sehingga terpaksa memanjangkan diri.

Page 4: Karakteristik Permukiman Desa

4. Desa melingkar ( circular )

Bentuk ini diwarisi ketika tanah masih kosong. Desa dibangun di atas urugan tanah, sehingga dari luar nampak seperti benteng dengan lubang untukkeluar masuk.5. Tipe beruji ( radial plan )

Jika pusat desa berpengaruh besar atas perumahan penduduk, maka tercapai bentuk beruji. Pengaruh tersebut berasal dari istana bangsawan, rumah ibadah atau pasar.6. Desa poligonal

Karena desa tak pernah dibangun menurut rencana tertentu, maka nampak bentuk-bentuk luar yang beragam. Bentuk ini antara melingkar dan segi empat panjang.

Page 5: Karakteristik Permukiman Desa

7. Pola tapal kuda ( horse shoe )

Dihasilkan oleh sebuah gundukan, bukit atau lembah, sehingga pola desa menjadi setengah melingkar.8. Tak teratur ( irregular )Desa yang masing2 rumahnya tak karuan alang ujurnya.9. Inti rangkap ( double nucleus )

Desa kembar hasil pertemuan dua permukiman yang saling mendekat, misalnya akibat lokasi stasiun kereta api di antara keduanya.10. Pola kipas

Tumbuh dari pusat yang letaknya di salah satu ujung permukiman, dari situ jalan raya menuju ke segala arah.11. Desa pinggir jalan raya ( street )

Desa ini memanjang sepanjang jalan raya, pasar berada di tengah, jalan kereta api menyusuri jalan raya tersebut.12. Desa bulat telur ( oval ), sengaja dibuat menurut rencana demikian.

Page 6: Karakteristik Permukiman Desa

Terjadinya Persebaran Permukiman

Persebaran permukiman mempunyai kaitan erat dengan persebaran penduduk.

Persebaran penduduk membentuk persebaran permukiman, dengan pola-pola persebaran permukiman yang bervariasi.

Persebaran permukiman dipengaruhi oleh meteorologi (suhu dan curah hujan); topografi, bentuk lahan, sumberdaya alam; hubungan keruangan; faktor budaya; serta faktor demografi.

Secara garis besar terjadinya pola permukiman menurut Shryock tersebut dipengaruhi oleh faktor fisik balk alam maupun buatan, faktor sosial-ekonomi, dan faktor budaya manusia

Page 7: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Permukiman Desa (Hudson,1970)

• Pola permukiman mengelompok

Pola persebaran permukiman mengelompok tersusun dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang lebih kompak dengan jarak tertentu.• Gathered Settlements (mengelompok) karena :

Daerah-daerah yang memiliki tanah-tanah subur, dapat mengikut tempat kediaman penduduk dalam satu kelompok.

Daerah-daerah dengan relief yang sama, misalnya dataran-dataran rendah menjadi sasaran penduduk untuk bertempat tinggal.

Daerah-daerah dengan permukaan air tanah yang dalam menyebabkan adanya sumur-sumur yang sangat sedikit, karena pembuatan sumur-sumur itu akan memakan biaya dan waktu yang banyak.

Daerah-daerah dimana keadaan keamanan belum dapat dipastikan, baik karena gangguan binatang maupun gangguan suku bangsa yang sedang bermusuhan dapat berpengaruh terhadap timbulnya pengelompokan tempat kediaman.

• Pola permukiman menyebarPola persebaran permukiman menyebar terdiri dari dusun-dusun dan atau bangunan-bangunan rumah yang tersebar dengan jarak tidaktertentu.

Page 8: Karakteristik Permukiman Desa

Fragmented Settlements (tersebar) karena :

• Daerah-daerah banjir dapat merupakan pemisah antara permukiman perdesaan satu dengan lainnya.

• Daerah-daerah dengan topografi kasar menyebabkan rumah penduduk desa tersebar.

• Permukaan air tanah yang dangkal memungkinkan pembuatan sumur-sumur di setiap tempat,

• Keamanan terjamin.

Page 9: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Permukiman Desa (Djaldjoneni,2003)

• Pola desa linier atau memanjang jalan/ sungai.

• Pola desa mengikuti garis pantai

• Pola desa terpusat

• Pola desa mengelilingi fasilitas

Page 10: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Permukiman Desa (Landis,1948)

1. The farm village type

Tipe desa yang penduduknya tinggal bersana disuatu tempat dengan lahan pertanian disekitarnya2. The nebulous farm type

Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama disuatu tempat dengan lahan pertanian disekitarnya dan sebagian kecil penduduknya tersebar keluar pemukiman pokok karena pemukiman pokok sudah padat3. The arranged isolated farm typeTipe desa yang penduduknya bermukim sepanjang jalan utama.4. Pure isolated type

Tipe desa yang penduduknya tinggal tersebar, terpisah dari lahan pertanian masing-masing dan terpusat pada satu pusat perdagangan

Page 11: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Permukiman Desa (Bintarto,1983):

• Memanjang jalan

• Memanjang sungai

• Radial, misalnya mengelilingi danau

• Tersebar, mengikuti pola tersebarnya air tanah

• Memanjang pantai

• Memanjang jalan kereta

Page 12: Karakteristik Permukiman Desa

Pola Permukiman Desa Menurut Persebarannya

Nucleated Agricultural Village Community/ menggerombol

• Pemukiman desa saling menggerombol/ mengelompok, jarak lahan pertanian jauh dari pemukiman penduduk.

• Bentuk pola bergerombol dan berkelompok membentuk suatu inti yang disebut nucleus.• Line Village Community / memanjang• Pemukiman berupa deretan memanjang di kanan kiri jalan atau sungai.• Penduduk menyusun tempat tinggal mengikuti aliran sungai atau jalur jalan

dan membentuk suatu deretan perumahan.

Open Country or Trade Center Community / tersebar

• Pemukiman penduduk menyebar di daerah pertaniannya. Antara perumahan yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan jalur lalu lintas untuk kepentingan perdagangan.

Page 13: Karakteristik Permukiman Desa

Penggunaan Lahan di Wilayah Pedesaan

• Ciri khas penggunaan lahan pedesaaan adalah dominasi penggunaan untuk kegiatan pertanian dalam arti luas, yang mencakup pertanian tanaman pangan, perkebunan, kebun, hutan, perikanan, dan peternakan.

• Unit-unit kegiatan pertanian biasanya memerlukan lahan yang cukup luas dengan intensitas penggunaan lahan tidak setinggi kegiatan perkotaan.

• Klasifikasi penggunaan lahan pedesaan biasanya tidak sedetail penggunaan lahan di perkotaan.

Page 14: Karakteristik Permukiman Desa

Klasifikasi Penggunaan Lahan (land use) maupun yang tidak digunakan (unused) (Sudyohutomo,2006).

1. Perkampungan adalah areal lahan yang digunakan untuk kelompok bangunan tempat tinggal penduduk dan dihuni secara menetap.

2. Industri adalah areal lahan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi berupa proses pengolahan bahan-bahan baku menjadi barang jadi/setengah jadi dan atau setengah jadi menjadi barang jadi (industri manufatur).

3. Pertambangan adalah areal lahan yang dieksploitasi bagi pengambilan atau penggalian bahan-bahan tambang yang dilakukan secara terbuka dan atau tertutup.

4. Persawahan adalah areal pertanian terdiri dari petak-petak pematang yang digenangi air secara periosik atau terus menerus, ditanami padi atau diselingi dengan tanaman palawija, tebu, tembakau, dan tanaman semusim lainnya.

5. Pertanian tanah kering semusim adalah areal lahan pertanian yang tidak pernah diairi dan mayoritas ditanami dengan tanaman umur pendek, areal ini juga disebut pertanian tegalan atau ladang

Page 15: Karakteristik Permukiman Desa

6. Kebun adalah areal lahan yang ditanami satu jenis tanaman keras (disebut kebun sejenis), atau tanaman keras dengan tanaman semusim dan tidak jelas jenis tanaman apa yang menonjol (sehingga disebut kebun campuran)

7. Perkebunan adalah areal lahan yang ditanami tanaman keras dengan satu jenis tanaman dominan, yang mencakup perkebunan berdasarkan perkebunan rakyat.

8. Padang adalah areal lahan yang hanya ditumbuhi tanaman rendah dari keluarga rumput dan semak.

9. Hutan adalah areal lahan yang ditumbuhi oleh pepohonan dan tajuk pohonnya dapatsaling menutupi/bergesekan. Hutan terdiri atas hutan alam lebat, hutan belukar, danhutan sejenis.

10. Perairan darat adalah areal lahan yang digenangi air tawar secara permanen, baik buatan maupun alami. Perairan darat terdiri atas kolam air tawar, tambak, penggaraman, waduk, danau/telaga/situ, dan rawa.

11. Lahan terbuka adalah areal lahan yang tidak ditumbuhi tanaman, tidak digarap karena tidak subur (tanah tandus), menjadi tidak subur setelah digarap atau ditambang tanahnya (tanah rusak), atau karena dibuka sementara (land clearing).

12. Lain-lain adalah areal lahan yang digunakan bagi prasarana seperti jalan, sungai, dan bendungan serta saluran yang merupakan buatan manusia atau alami.

Page 16: Karakteristik Permukiman Desa

Desa PerbatasanKarakteristik desa perbatasan pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Jumlah penduduknya sangat sedikit sehingga tidak menjadi prioritas utama untuk dibangun

• Kurangnya kepastian perlindungan hak dan kepastian berusaha

• Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat setempat

• Kurangnya minat para pelaku untuk berinvestasi

• Pilihan pengelolaan ekonomi menjadi terbatas karena luas wilayahnya yang kecil dan lokasinya jauh serta terkebelakang

• Sukar dan mahalnya penyediaan prasarana dan sarana sosial.

Page 17: Karakteristik Permukiman Desa

Desa Tertinggal• Dokumen Strategi Nasional Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (STRANAS PPDT) yang

tertuang dalam Peraturan Menteri Negara Pembagunan Daerah Tertinggal Nomor 04/ PER/M-PDT/II/2007, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

• Pengertian ini memiliki tiga kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu:

• Daerah Kabupaten. Secara administratif, daerah tertinggal harus masuk dalam daerah kabupaten. Hal ini mengandung konsekuensi, bahwa daerah yang bernomenklatur kota, sepertiKota Sabang, Kota Tasikmalaya, dan Kota Tual tidak dapat dikategorikan sebagai daerah tertinggal, atau bahkan terdapat desa-desa yang dikategorikan tertinggal.

• Masyarakat dan wilayah. Kedua aspek ini dirinci kedalam enam kriteria pokokketertinggalan, yaitu: perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, prasarana (infrastruktur), kemampuan keuangan local (celah fiscal), aksesibilitas, dan karakteristik daerah.

• Relatif dalam skala nasional. Data-data masing-masing kabupaten diperbandingkan secara relatif dengan seluruh daerah kabupaten/ kota yang ada di Indonesia.

Page 18: Karakteristik Permukiman Desa

Terimakasih