karakteristik buruh industri dan preferensi terhadap ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf ·...

59
i KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP PEMILIHAN RUMAH KOST DI KELURAHAN NGEMPON KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.) Oleh: Dwiga Selly Madyaratri NIM 3211412021 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

i

KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP PEMILIHAN RUMAH KOST DI KELURAHAN

NGEMPON KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.)

Oleh:

Dwiga Selly Madyaratri

NIM 3211412021

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

ii

Page 3: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

iii

Page 4: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

iv

Page 5: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

� Bersabarlah, karena yang terbaik itu butuh perjuangan dan waktu

yang tidak sebentar.

� Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (Al-Baqarah: 286).

� Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al-Inshirah: 06).

Persembahan

Dengan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya, skripsi ini saya persembahkan untuk:

� Orang tuaku, Ayah Saiful Imron dan Ibu Umi Salamah yang selalu memberikan doa, dorongan, dan kasih sayang yang tak pernah henti.

� Kakakku tersayang, Mbak Eky dan Mas Anang yang tak pernah lelah memberikan semangat.

� Sahabat-sahabat Albanath, terutama Yuni, Mia, dan Ais yang telah banyak membantu dalam kelancaran penelitian.

� Sahabat terbaik saya, Ika Rosalina dan Ali Yafi, terimakasih untuk motivasi, semangat dan kesabarannya.

� Sahabat seperjuangan, Avionita, Sunia, Meiliana, Otty, dan Maol, terimakasih telah membuat hari-hariku indah di Semarang.

� Teman-teman Geografi 2012

Page 6: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi

dengan judul “Karakteristik Buruh Industri dan Preferensi Terhadap

Pemilihan Rumah Kost di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang Tahun 2016” dapat diselesaikan sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) pada Universitas Negeri Semarang. Penulis

menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat

Bapak/Ibu sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M,A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang beserta para pembantu dekan dan staffnya yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi yang telah

memberikan arahan dan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Hariyanto, M.Si, Dosen Wali yang telah membimbing penulis dari awal

sampai akhir dalam melaksanakan belajar di Program Studi Geografi Jurusan

Geografi Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri Semarang.

Page 7: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

vii

5. Dr. Puji Hardati, M.Si, sebagai Pembimbing Skripsi I dan Drs. Moch. Arifien,

M.Si, sebagai Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu,

memberikan bimbingan, masukan dan arahan dengan sabar selama proses

penulisan skripsi.

6. Drs. Sriyono, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan dan

saran dalam memperbaiki skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Geografi, terima kasih atas segala ilmu yang

telah diberikan selama pendidikan.

8. Staff tata usaha Jurusan Geografi, terima kasih atas bantuannya dalam urusan

administrasi.

9. Drs. Suryandaru, Lurah Ngempon yang telah memberikan ijin dan bantuan

kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di Kelurahan Ngempon.

10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner guna melengkapi

data penelitian.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, Maret 2017

Dwiga Selly Madyaratri

NIM. 3211412021

Page 8: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

viii

SARI

Madyaratri, Dwiga Selly. 2017. Karakteristik Buruh Industri dan Preferensi Terhadap Pemilihan Rumah Kost di Kelurahan Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016. Skripsi. Jurusan Geografi. Fakultas Ilmu

Sosial. Universitas Negeri Semarang. Dr. Puji Hardati, M.Si dan Drs. Moch.

Arifien, M.Si. 193 halaman.

Kata Kunci : Karakteristik Buruh Industri, Rumah kost, Preferensi Pemilihan

Rumah kost.

Industri yang berada di Kelurahan Ngempon menyebabkan penyerapan

buruh industri yang berdampak pada peningkatan pemenuhan kebutuhan akan

tempat tinggal. Hal ini akan meyebabkan berkembangnya rumah kost di kawasan

industri. Setiap buruh industri memiliki preferensi yang berbeda-beda terhadap

kebutuhan akan tempat tinggalnya. Perbedaan preferensi ini dipengaruhi oleh

perbedaan latar belakang buruh industri dan perbedaan karakteristik buruh

industri. Tujuan penelitian ini mengetahui persebaran rumah kost di Kelurahan

Ngempon, karakteristik buruh industri, faktor yang mempengaruhi preferensi

pemilihan rumah kost, dan preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri di

Kelurahan Ngempon.

Sampel penelitian ini adalah buruh industri penghuni rumah kost yang

berjumlah 84 orang. Variabel penelitian ini adalah persebaran rumah kost,

karakteristik buruh industri, faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan

rumah kost, dan preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dokumentasi dan pengukuran

lapangan. Teknik analisis menggunakan analisis keruangan dan analisis deskriptif

persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran rumah kost di Kelurahan

Ngempon berada pada wilayah yang banyak terdapat industri, yaitu di RW 01,

RW 04, RW 05, dan RW 06. Persebaran rumah kost yang paling banyak berada di

RW 01. Karakteristik buruh industri dibedakan menjadi tiga aspek yaitu aspek

demografi, aspek sosial dan budaya serta aspek ekonomi. Berdasarkan aspek

demografi, buruh industri di Kelurahan Ngempon merupakan buruh yang berusia

antara 21 – 25 tahun, berjenis kelamin perempuan dan berstatus belum menikah.

Berdasarkan aspek sosial dan budaya, buruh industri di Kelurahan Ngempon

merupakan buruh industri berstatus buruh tetap yang menempati posisi sebagai

operator/helper, berpendidikan terakhir SMK/SMA dan berasal dari wilayah Jawa

Tengah di luar wilayah Kedungsepur. Sedangkan berdasarkan aspek ekonominya,

buruh industri di Kelurahan Ngempon merupakan buruh dengan penghasilan

antara Rp. 1.450.000 – Rp. 2.712.500 per bulan dan pengeluaran sebesar Rp.

580.000 – Rp. 1.397.000 per bulan. Faktor yang mempengaruhi preferensi

pemilihan rumah kost adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

adalah karakteristik buruh industri, sedangkan faktor eksternalnya dibedakan

menjadi empat faktor yaitu faktor fisik, faktor aksesbilitas, faktor lingkungan, dan

fasilitas rumah kost. Preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri ada

Page 9: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

ix

empat antara lain a) kemudahan aksesbilitas ke lokasi kerja dan sarana prasarana

yang merupakan alasan utama buruh industri memilih rumah kost; b) lingkungan

rumah kost yang bersih, aman dan nyaman, yang menjadi alasan kedua; c) biaya

sewa kost yang murah, merupakan alasan ketiga; dan d) kelengkapan fasilitas

umum rumah kost, yang merupakan alasan terakhir buruh industri dalam memilih

rumah kost.

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian untuk pemilik kost

adalah lebih memperhatikan minat buruh industri dalam memilih rumah kost agar

dapat menambah nilai akan rumah kost yang ditawarkan. Saran untuk buruh

industri penghuni rumah kost adalah diharapkan dapat menggabungkan beberapa

hal yang merupakan minat dalam memilih rumah kost yang akan ditempati.

Page 10: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii

PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii

PERNYATAAN.............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 4

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Kajian Geografi ............................................................................. 8

B. Karakteristik Buruh Industri.......................................................... 9

C. Tempat Tinggal Buruh Industri..................................................... 13

D. Preferensi Pemilihan Tempat Tinggal........................................... 16

E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 22

F. Kerangka Berpikir ......................................................................... 36

Page 11: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

xi

BAB III METODE PENELITIANA. Lokasi Penelitian ........................................................................... 39

B. Populasi Penelitian ........................................................................ 39

C. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................................... 40

D. Unit Analisis.................................................................................. 42

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................... 43

F. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................. 44

G. Sumber Data Penelitian................................................................. 45

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 45

I. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................ 46

J. Teknik Analisis Data..................................................................... 50

K. Prosedur Penelitian........................................................................ 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Daerah Penelitian............................................. 57

B. Hasil Penelitian ............................................................................. 59

1. Persebaran Rumah kost di Kelurahan Ngempon........................... 59

2. Karakteristik Buruh Industri.......................................................... 64

3. Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Pemilihan Tempat

Tinggal….. .................................................................................... 83

4. Preferensi Pemilihan Rumah kost Bagi Buruh Industri ................ 93

C. Pembahasan ................................................................................... 96

BAB V PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................ 106

B. Saran .............................................................................................. 108

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109

LAMPIRAN - LAMPIRAN .......................................................................... 113

Page 12: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 29

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Rumah kost dan Penghuni Rumah kost........... 40

Tabel 3.2 Penentuan Sampel Kost di Kelurahan Ngempon........................ 41

Tabel 3.3 Sampel Rumah kost dan Sampel Buruh Industri di Kelurahan

Ngempon..................................................................................... 42

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Untuk Pemilik Kost ................ 49

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Untuk Penghuni Kost.............. 49

Tabel 3.6 Kriteria Deskriptif Persentase ..................................................... 53

Tabel 4.1 Jumlah Rumah kost per desa/kelurahan di Kecamatan Bergas .. 57

Tabel 4.2 Penggunaan Lahan di Kelurahan Ngempon Tahun 2016 ........... 59

Tabel 4.3 Jumlah Rumah kost di Kelurahan Ngempon .............................. 60

Tabel 4.4 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Demografi di

Kelurahan Ngempon ................................................................... 65

Tabel 4.5 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Sosial dan

Budaya di Kelurahan Ngempon.................................................. 67

Tabel 4.6 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Ekonomi di

Kelurahan Ngempon ................................................................... 68

Tabel 4.7 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Demografi di

RW 01 ......................................................................................... 69

Tabel 4.8 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Sosial dan

Budaya di RW 01 ........................................................................ 71

Tabel 4.9 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Ekonomi di

RW 01 ......................................................................................... 73

Tabel 4.10 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Demografi di

RW 04 ......................................................................................... 74

Tabel 4.11 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Sosial dan

Budaya di RW 04 ........................................................................ 75

Tabel 4.12 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Ekonomi di

RW 04 ......................................................................................... 76

Page 13: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

xiii

Tabel 4.13 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Demografi di

RW 05 ......................................................................................... 77

Tabel 4.14 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Sosial dan

Budaya di RW 05 ........................................................................ 78

Tabel 4.15 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Ekonomi di

RW 05 ......................................................................................... 80

Tabel 4.16 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Demografi di

RW 06 ......................................................................................... 81

Tabel 4.17 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Sosial dan

Budaya di RW 06 ........................................................................ 82

Tabel 4.18 Karakteristik Buruh Industri Berdasarkan Aspek Ekonomi di

RW 06 ......................................................................................... 83

Tabel 4.19 Faktor Fisik yang Mempengaruhi Preferensi Pemilihan Rumah

kost .............................................................................................. 85

Tabel 4.20 Faktor Aksesbilitas ke Rumah kost ............................................ 86

Tabel 4.21 Aksesbilitas Buruh Industri ke Sarana dan Prasarana ................ 88

Tabel 4.22 Kebersihan Rumah kost di Kelurahan Ngempon ....................... 89

Tabel 4.23 Keamanan Lingkungan Kost di Kelurahan Ngempon ................ 90

Tabel 4.24 Kenyamanan Rumah kost di Kelurahan Ngempon ..................... 91

Tabel 4.25 Fasilitas Rumah kost di Kelurahan Ngempon ............................ 92

Tabel 4.26 Preferensi Pemilihan Rumah kost di Kelurahan Ngempon ........ 93

Tabel 4.27 Preferensi Pemilihan Rumah kost Per RW di Kelurahan

Ngempon .................................................................................... 95

Page 14: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir....................................................................... 38

Gambar 4.1 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Ngempon ............................ 61

Gambar 4.2 Peta Persebaran Kost di Kelurahan Ngempon ............................ 62

Gambar 4.3 Peta Titik Sampel Penelitian ....................................................... 63

Page 15: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Administrasi Kelurahan Ngempon ................................... 114

Lampiran 2 Data Sampel Rumah kost ......................................................... 115

Lampiran 3 Kuesioner untuk Pemilik Rumah Kost ..................................... 117

Lampiran 4 Kuesioner untuk Penghuni Rumah kost (buruh industri) ......... 123

Lampiran 5 Perhitungan dan Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............... 129

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Kuesioner Untuk Pemilik Rumah kost ....... 141

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Kuesioner Untuk Penghuni Rumah kost ..... 151

Lampiran 8 Preferensi Pemilihan Rumah kost Berdasarkan Karakteristik

Buruh Industri ........................................................................... 187

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian ............................................................ 189

Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................ 191

Lampiran 11 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 193

Page 16: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting dalam susunan skripsi

karena didalam pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. Semua komponen tersebut

digunakan sebagai dasar dan patokan dalam penyusunan skripsi. Penjelasan

mengenai komponen pendahuluan adalah sebagai berikut.

A. Latar Belakang

Sektor industri merupakan sektor unggulan di Kabupaten Semarang dan

menjadi prioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan

pembangunan di sektor lain. Sektor industri memberikan sumbangan PDRB

terbesar yaitu Rp. 14.782.211 juta (Kabupaten Semarang dalam angka Tahun

2016, halaman 359). Industri di Kabupaten Semarang lebih didominasi oleh

industri-industri besar yang tersebar di beberapa wilayah. Kecamatan Bergas

merupakan kecamatan di wilayah Kabupaten Semarang yang memiliki

perkembangan cukup pesat dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain

(Abdullah, 2010:5). Sifat industri yang ada di Kecamatan Bergas sebagian

besar merupakan industri besar dan industri menengah. Berdasarkan data

industri, 58 dari 182 industri besar terdapat di Kecamatan Bergas. Industri di

Kecamatan Bergas tersebar di 9 desa/kelurahan dan yang terbanyak terdapat

di Kelurahan Ngempon yaitu 21 industri (Kecamatan Bergas dalam angka

Tahun 2016, halaman 42).

Page 17: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

2

Kelurahan Ngempon yang memiliki industri yang banyak juga diikuti

oleh banyaknya penyerapan tenaga kerja, baik yang berasal dari dalam daerah

maupun dari luar daerah (buruh pendatang). Buruh industri sebagian besar

merupakan buruh pendatang yang belum memiliki tempat tinggal. Buruh

pendatang digolongkan sebagai kelompok pekerja berpenghasilan rendah

yang masih kurang diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan tempat tinggal

dan sangat tergantung dengan kondisi lokasi dan pendapatannya

(Widipratamanti, 2001:43).

Jumlah buruh industri yang terserap membawa dampak pada

peningkatan pemenuhan akan tempat tinggal. Pemilihan tempat tinggal

disekitar kawasan industri akan menyebabkan timbulnya fenomena,

penduduk yang tinggal di sekitar kawasan industri mendirikan kamar-kamar

sewa (kost) atau mengontrakkan rumahnya untuk para buruh industri (Sofyan,

2006:01). Rumah kost merupakan bangunan dalam bentuk rumah atau kamar

atau ruang atau bedeng yang disediakan untuk tempat tinggal dalam jangka

waktu tertentu oleh orang pribadi atau badan. Rumah kost bagi buruh industri

merupakan rumah atau kamar yang disewakan oleh pemilik lahan didekat

kawasan industri dimana infrastruktur yang ada tidak memadai karena

pengembangan pondokan tidak diakomodasikan oleh pemerintah (Peraturan

Bupati Semarang Nomor 7 Tahun 2012 dan Koalisi untuk Perumahan Sosial,

2002:49-51).

Para buruh industri yang memiliki latar belakang berbeda dan

karakteristik yang berbeda menyebabkan timbulnya perbedaan dalam

Page 18: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

3

memilih tempat tinggal. Mereka dihadapkan pada berbagai pilihan

(preferensi) bermukim ditempat-tempat yang menurut mereka sesuai dengan

keinginan mereka Buruh industri akan mencari tempat tinggal yang sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan finansial. Kemampuan finansial yang

terbatas menyebabkan adanya prioritas dalam pemilihan tempat tinggal.

Semakin rendah penghasilan seseorang maka preferensi utama dalam

memilih tempat tinggal adalah kedekatan dengan lokasi kerja

(Widipratamanti, 2001:45).

Setiap individu atau keluarga memiliki pilihan (preferensi) masing-

masing terhadap kebutuhan akan tempat tinggalnya. Preferensi bertempat

tinggal bagi seseorang atau keluarga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain aksesbilitas ke pusat kota, karakteristik fisik, fasilitas dan

pelayanan, lingkungan sosial, karakteristik site rumah, lingkungan yang

nyaman, dan faktor harga tanah atau rumah yang murah (Abdullah, 2010:2).

Faktor-faktor preferensi bertempat tinggal tidak sama nilainya bagi semua

rumah tangga. Rumah tangga yang tidak dapat membuat pilihan

(berpendapatan rendah), akan memilih perumahan murah yang tersedia dan

mampu membayarnya. Rumah tangga yang memiliki banyak pilihan

(berpendapatan tinggi), akan meningkatkan status sosial lingkungan

bermukim yang dipilih dan juga bentuk khusus rumah tempat tinggalnya

tersebut (Abdullah, 2010:1). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui

faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap preferensi memilih tempat

tinggal dan bagaimana preferensi buruh industri dalam memilih tempat

Page 19: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

4

tinggal di kawasan industri Kelurahan Ngempon. Oleh karena itu, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kelurahan Ngempon yang

banyak memiliki jumlah rumah kost dengan judul “Karakteristik Buruh

Industri dan Preferensi Terhadap Pemilihan Rumah Kost di Kelurahan

Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang

tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana persebaran rumah kost di Kelurahan Ngempon?

2. Bagaimana karakteristik buruh industri di Kelurahan Ngempon?

3. Faktor apa yang mempengaruhi preferensi pemilihan rumah kost di

Kelurahan Ngempon?

4. Bagaimana preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri di

Kelurahan Ngempon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui persebaran kost di Kelurahan Ngempon.

2. Mengetahui karakteristik buruh industri di Kelurahan Ngempon

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan rumah kost

di Kelurahan Ngempon

4. Mengetahui preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri di

Kelurahan Ngempon.

Page 20: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian yang sejenis

dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut, serta dapat menambah

ilmu pengetahuan bagi penulis maupun bagi para pembaca dan pihak yang

memerlukan informasi tentang lokasi tempat tinggal di sekitar industri di

Kecamatan Bergas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi buruh industri, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran serta informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

preferensi dalam memilih rumah kost bagi kalangan buruh industri.

Sehingga para buruh dapat memilih rumah kost sesuai dengan

keinginannya.

b. Bagi pemilik kost, memberikan informasi yang dijadikan acuan dan

bahan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil pemilik kost

dalam hal menarik perhatian konsumen yang akan bertempat tinggal di

kost tersebut.

c. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, informasi

dan mengembangkan pengetahuan terkait masalah preferensi dalam

memilih tempat kost dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya

Page 21: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

6

serta dapat dijadikan referensi bagi pihak-pihak terkait dalam penelitian

selanjutnya pada bidang yang sejenis.

E. Penegasan Istilah

Pada penelitian ini perlu diberikan batasan istilah mengenai hal-hal

yang diteliti untuk mempermudah pemahaman dan menghindari

kesalahpahaman dalam mengartikan atau menafsirkan serta untuk membatasi

permasalahan yang ada. Penegasan istilah merupakan definisi istilah yang

terkait dengan judul penelitian. Penegasan istilah dalam penelitian dalah

sebagai berikut.

1. Karakteristik Buruh industri

Karakteristik Buruh industri adalah ciri yang ada pada buruh industri

yang dikaji melalui aspek demografi yaitu umur, jenis kelamin, status

pernikahan dan jumlah anggota keluarga, aspek social dan budaya

meliputi status dan posisi buruh industri, pendidikan terakhir dan daerah

asal buruh industri, serta aspek ekonomi yang meliputi penghasilan dan

pengeluaran buruh industri yang diukur dengan rupiah setiap bulannya.

2. Buruh

Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menggunakan tenaganya

untuk mendapat balasan berupa upah atau imbalan dalam bentuk lain

(UU Nomor 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan).

3. Industri

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

baku, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi

Page 22: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

7

untuk penggunaannya, temasuk kegiatan rancang bangunan perekayasaan

industri (UU Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian)

4. Preferensi

Preferensi adalah suatu keadaan yang disukai atau sikap memilih yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Preferensi dapat

melahirkan dua sikap yang sama yaitu menerima atau menolak

didasarkan pilihan-pilihannya terhadap suatu objek atau keadaan yang

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Gunawan 2006 dalam

Muna 2009:56).

5. Rumah kost

Peraturan Bupati Semarang Nomor 7 tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Pemondokan, rumah kost yang selanjutnya disebut

pemondokan adalah bangunan dalam bentuk rumah atau kamar atau

ruang atau badeng yang disediakan untuk tempat tinggal dalam jangka

waktu tertentu oleh orang pribadi atau badan.

6. Preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri

Preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri adalah minat atau

kecenderungan buruh industri untuk memilih rumah kost yang mereka

sukai yang sesuai dengan kondisi yang dialami buruh industri

berdasarkan status dan posisi buruh industri, usia buruh industri, jenis

kelamin buruh industri, status pernikahan, pendidikan terakhir, besarnya

penghasilan dan pengeluaran buruh industri, dan daerah asal buruh

industri.

Page 23: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka bertujuan untuk membantu memberi gambaran mengenai

deskripsi teoritis terkait variabel penelitian yang meliputi objek studi geografi,

persebaran rumah kost, karakteristik buruh industri, faktor yang memepengaruhi

preferensi pemilihan rumah kost dan preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh

industri, serta hasil penelitian terdahulu dan kerangka berpikir. Berikut ini adalah

penjelasan mengenai deskripsi teoritis terkait variabel dan kerangka berpikir.

A. Kajian Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala

sesuatu yang ada di atasnya, seperti penduduk, flora dan fauna, iklim, udara,

dan segala interaksinya. Menurut Seminar dan Lokakarya Ikatan Geograf

Indonesia, geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan

perbedaan fenomena geosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan

kewilayahan dalam konteks kelingkungan (Mulyo dan Suhandini, 2007:3).

Menurut Richard Hartshone, geografi adalah sebuah ilmu yang menafsirkan

realisme diferensiasi area muka bumi seperti apa adanya, tidak hanya dalam

arti perbedaan-perbedaan dalam hal tertentu saja, tetapi juga dalam arti

kombinasi keseluruhan fenomena pada setiap tempat yang berbeda keadaannya

dengan tempat lain (Hardati, dkk. 2010:65).

Penelitian ini merupakan penelitian geografi karena menggunakan

pendekatan keruangan dan prinsip persebaran. Keterkaitan keruangan

menunjukkan derajat keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena

Page 24: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

9

lain di suatu tempat atau ruang (Hartono, 2007:4). Keterkaitan keruangan

dalam penelitian ini dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah buruh

industri yang disertai dengan semakin banyaknya jumlah rumah kost. Hal

tersebut akan menyebabkan munculnya fenomena para penduduk sekitar

membangun rumah kost dan menyewakannya kepada para buruh industri,

sehingga rumah kost akan tumbuh di sekitar kawasan industri di Kelurahan

Ngempon dan tersebar di seluruh wilayah Kelurahan Ngempon.

Objek studi geografi dibedakan menjadi dua yaitu objek material

geografi dan objek formal geografi. Objek material geografi mengkaji segala

fenomena geosfer baik fisik maupun sosial. Objek material fisik meliputi iklim,

tanah, dan air, sedangkan objek material sosial adalah persebaran penduduk,

mobilitas penduduk dan pola permukiman. Objek formal geografi adalah sudut

pandang atau cara berfikir mengenai gejala geosfer sebagai objek material

geografi. Objek formal merupakan metode atau pendekatan objek formal

geografi yang meliputi berbagai macam pendekatan yaitu pendekatan

keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kewilayahan (Hartono,

2007:6).

B. Karakteristik Buruh Industri

Undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakarjaan

menetapkan bahwa penggunaan istilah pekerja selalu dibarengi dengan istilah

buruh, yang menandakan bahwa kedua istilah ini memiliki arti harfiah yang

sama. Pasal 1 ayat 3 menyebutkan pengertian dari pekerja/buruh adalah setiap

orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Page 25: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

10

Sedangkan menurut UU Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian,

industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,

barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk

penggunaannya, temasuk kegiatan rancang bangunan perekayasaan industri.

Berarti, buruh industri adalah orang yang bekerja dan menerima upah dalam

suatu kegiatan pemrosesan/ pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.

Buruh industri sebagian besar merupakan buruh pendatang yang belum

memiliki tempat tinggal. Buruh pendatang digolongkan sebagai kelompok

pekerja berpenghasilan rendah yang masih kurang diperhatikan dalam

pemenuhan kebutuhan tempat tinggal dan sangat tergantung dengan kondisi

lokasi dan pendapatannya (Widipratamanti, 2001:43). Karakteristik buruh

industri dibedakan menjadi beberapa aspek antara lain 1) aspek demografi; 2)

aspel sosial dan budaya; dan 3) aspek ekonomi meliputi penghasilan dan

pengeluaran buruh industri dalam sebulan.

1. Aspek demografi

Aspek demografi meliputi tiga indikator. Pertama, usia buruh industri.

Setiap kelompok usia memiliki perbedaan dalam memilih tempat tinggal.

Kelompok usia dewasa sudah memilih tempat tinggal yang mampu mewadahi

aktivitas, memberikan rasa nyaman, besosialisasi, berinvestasi, dan

memberikan kemudahan aksesbilitas. Sedangkan kelompok usia muda

memilih tempat tinggal dengan keamanan yang tinggi, bisa dirancang sesuai

keinginan, memungkinkan interaksi sosial dan memiliki privasi yang tinggi

(Andoni dan Kusuma, 2016:134).

Page 26: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

11

Kedua, jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan karakteristik khusus

yang dimiliki oleh individu sekaligus menjadi identitas diri secara seksualitas

yang dapat dikategorikan sebagai laki-laki dan perempuan. Kategori laki-laki

dan perempuan ini akan melahirkan perbedaan sikap, termasuk perbedaan

sikap mengenai pemilihan suatu tempat tinggal (Purwaningsih, 2011:16).

Ketiga, status pernikahan dan jumlah anggota keluarga. Status

pernikahan pada buruh industri mempengaruhi dalam pemilihan rumah kost,

dibandingkan dengan buruh industri yang belum menikah, buruh industri

yang telah menikah akan lebih mempertimbangkan kondisi fisik rumah kost.

Hal tersebut berlaku bagi buruh yang mengajak serta keluarga untuk

bertempat tinggal di rumah kost. Jumlah anggota keluarga merupakan hal

yang perlu diperhatikan dalam hal penyediaan tempat tinggal karena

berkaitan dengan luasan ideal yang akan dihuni oleh buruh industri (Muna,

2009:76).

2. Aspek Sosial dan Budaya

Aspek sosial dan budaya meliputi tiga indikator. Pertama, status buruh

industri. Status buruh industri dibedakan menjadi dua yaitu buruh tetap dan

buruh kontrak. Jaminan berkelanjutan pekerjaan bagi buruh tetap lebih besar

dan bersifat mengikat secara hukum, sedangkan buruh kontrak dipekerjakan

berdasarkan kontrak kerja yang tidak memberikan kepastian pekerjaan,

kepastian upah, jaminan sosial, jaminan kesehatan dan pesangon jika di PHK.

Hal tersebut menyebabkan para buruh kontrak dapat dengan mudah

diberhentikan dan tidak menerima upah apabila tidak masuk dengan alasan

Page 27: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

12

apapun, atau dengan kata lain jika karena sesuatu hal perusahaan mengambil

kebijakan untuk melakukan pengurangan jumlah buruh, maka buruh kontrak

lebih beresiko mengalami pemutusan hubungan kerja (Muna, 2009:74).

Kedua, pendidikan terakhir buruh industri. Buruh industri dengan tingkat

pendidikan yang tinggi memiliki wawasan yang lebih luas dan standar hidup

yang lebih tinggi dari pada tingkat pendidikan dibawahnya. Golongan buruh

industri dengan tingkat pendidikan tinggi biasanya tidak hanya memikirkan

ketersediaan fasilitas perumahan semata, tetapi juga menuntut adanya

kenyamanan dan kelengkapan fasilitas (Gameswari, 2014:190).

Ketiga, daerah asal buruh industri. Dinamika dalam bertempat tinggal

oleh penduduk didorong oleh berbagai faktor salah satunya adalah kelancaran

menuju tempat kerja. Faktor tersebut berpengaruh pada mobilitas tempat

tinggal, terutama bagi penduduk yang berasal dari luar daerah. Buruh industri

yang berasal dari luar daerah akan cenderung memilih bertempat tinggal di

sekitar lokasi tempat kerjanya unruk menghemat biaya transportasi (Muna,

2009:40).

3. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi karakteristik buruh industri terdiri penghasilan dan

pengeluaran buruh industri. Tingkat penghasilan buruh ditentukan oleh

kemampuan dan lama bekerja buruh industri itu sendiri, disamping itu dari

masing-masing perusahaan juga memiliki ketentuan yang berbeda-beda

tentang upah buruhnya. Pendapatan minimum yang diterima oleh buruh

industri adalah sebesar Upah Minimum Regional (UMR). Pendapatan diluar

Page 28: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

13

gaji pokok yang diterima oleh buruh industri adalah tunjangan transportasi,

uang lembur, dan insentif (Widipratamanti, 2001:59).

Penghasilan buruh industri juga mempengaruhi fungsi sebuah tempat

tinggal. Ada tiga fungsi tempat tinggal yang berbeda yang sesuai dengan

tingkat pendapatan, yaitu identity, opportunity, dan security. Bagi buruh

industri, fungsi tempat tinggal yang dominan adalah opportunity yang

diterjemahkan sebagai pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke

tempat kerja. Berdasarkan fungsi tersebut, maka fungsi tempat tinggal bagi

buruh industri yaitu sebagai sarana keluarga untuk berkembang dalam

kehidupan sosial, budaya dan ekonomi. Buruh industri yang sebagian

merupakan pendatang yang tidak memiliki tempat tinggal, mereka memilih

untuk menyewa rumah atau kamar di sekitar lokasi industri. Oleh karenanya,

disamping digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sebagian

pendapatan yang mereka terima digunakan untuk keperluan tempat tinggal

(Muna 2009:96).

C. Tempat Tinggal Buruh Industri

Perkembangan industri di kota-kota besar menjadikan industri sebagai

suatu kegiatan ekonomi yang utama seperti yang terjadi di Kabupaten

Semarang. Industri dengan kategori industri menengah dan industri besar

tentunya memiliki jumlah pekerja yang besar dan membutuhkan banyak

tempat tinggal bagi para buruh industri. Keberadaan kawasan industri yang

umumnya berada di daerah pinggiran meningkatkan biaya transportasi, waktu

tempuh, dan pada akhirnya akan menurunkan mobilitas dan produktivitas

Page 29: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

14

bagi para buruh industri yang tinggal di kawasan pusat kota (Djamaris,

2009:16). Daerah pinggiran sebagai daerah yang berada dalam proses transisi

atau peralihan dari daerah pedesaan menjadi perkotaan dijadikan sebagai

sasaran yang paling dinamis. Keadaan ini mendorong adanya pembangunan

tempat tinggal sewa yang mengakomodasikan kebutuhan tempat tinggal bagi

buruh industri oleh para penduduk sekitar (Hapsari, 2013:405).

Peningkatan jumlah buruh industri membuat kebutuhan akan tempat

tinggal semakin meningkat, sementara ketersediaan lahan yang strategis

menjadi semakin langka. Kelangkaan ini menyebabkan semakin mahalnya

harga lahan, sehingga mendorong para buruh industri yang merupakan

pekerja berpenghasilan menengah-bawah memilih tinggal di tempat tinggal

sewa. Pengembangan kawasan industri, pertumbuhan industri, karakteristik

buruh industri, kondisi ekonomi, sosial budaya, dan lainnya merupakan

indikasi adanya potensi tempat tinggal sewa. Buruh industri yang banyak,

lokasi antara tempat kerja dengan tempat tinggalnya di kota juga memberikan

kontribusi pada permintaan tempat tinggal sewa/rumah kost (Djamaris,

2009:41).

Tempat tinggal buruh industri umumnya berbentuk kamar sewa atau

indekos, rumah kontrakan, asrama, dan rumah pribadi yang dibeli dengan

cara angsuran. Bentuk lain dari hunian sewa bagi karyawan perusahaan atau

pekerja lainnya adalah rumah pekerja atau karyawan bergabung dengan

pabrik, rumah karyawan yang disewa perusahaan untuk dihuni pekerjanya

dan kamar sewa di rumah kecil ataupun berupa asrama. Tempat tinggal bagi

Page 30: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

15

buruh industri dibagi menjadi 5 tipe antara lain sebagai berikut (Sheng, 1992

dalam Muna, 2009:43).

1. Work place site houses, didirikan atas ijin pemberi kerja dengan

menggunakan sebagian lahan pabrik, biasanya dibuat dari kayu dan

bahan material bekas, dibangun untuk pekerja dan keluarganya.

2. Factory site dormitories, biasanya berupa permukiman padat yang dihuni

oleh pekerja yang belum berkeluarga dengan ruang dan privasi yang

terbatas.

3. Staff and servant quarters, disediakan bagi pekerja seperti pembantu

rumah tangga, satpam, tukang kebun padat permukiman kalangan

menengah dan kalangan atas atau pada institusi umum dan lokasi bisnis

sebagai salah satu fasilitas yang disediakan oleh pemberi kerja.

4. Institutional housing, berupa barak tempat tinggal tentara atau pekerja

kereta api dan keluarganya.

5. Itinerant construction worker’s housing, merupakan bangunan sementara

bagi pekerja bangunan yang dibangun dari material bangunan di lokasi

tersebut untuk mereka huni bersama keluarganya.

Menurut Koalisi untuk Perumahan Sosial (2002:49-51) ada 2 bentuk

penyediaan rumah sewa bagi buruh industri yaitu pondokan dan asrama

buruh. Pondokan merupakan rumah atau kamar yang disewakan oleh pemilik

lahan didekat kawasan industri dimana infrastruktur yang ada tidak memadai

karena pengembangan pondokan tidak diakomodasikan oleh pemerintah.

Page 31: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

16

Sedangkan asrama buruh adalah tempat tinggal sewa yang disediakan oleh

pengusaha kawasan industri dengan bantuan subsidi.

Peraturan Bupati Semarang Nomor 7 Tahun 2012 menyatakan pendokan

yang selanjutnya disebut rumah kost adalah bangunan dalam bentuk rumah

atau kamar atau ruang atau bedeng yang disediakan untuk tempat tinggal

dalam jangka waktu tertentu oleh orang pribadi atau badan. Sedangkan

menurut Dinas Perumahan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2002, rumah kost

adalah rumah yang penggunaannya sebagian atau seluruhnya dijadikan

sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni

pemondokan minimal satu bulan dengan memungut uang pemondokan.

Pemilik rumah kost biasanya merupakan penduduk setempat ataupun pemilik

aset yang besar.

Penyediaan tempat tinggal buruh industri secara garis besar ditinjau

menjadi dua sudut pandang, yaitu ditinjau berdasarkan kepemilikan dan sifat

bangunan. Tempat tinggal yang ditinjau dari kepemilikan dikenal dengan

tempat tinggal milik dan tempat tinggal sewa. Sedangkan tempat tinggal yang

ditinjau dari sifat bangunannya, ada tempat tinggal bersama seperti asrama

(Muna, 2002:44).

D. Preferensi Pemilihan Tempat Tinggal

Preferensi digunakan untuk mengganti kata preference dengan arti yang

sama atau minat terhadap sesuatu. Preferensi merupakan kecenderungan

untuk memilih sesuatu yang lebih disukai dari pada yang lain. Menurut

Porteus (1997), preferensi merupakan bagian dari komponen pembuat

Page 32: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

17

keputusan yang saling mempengaruhi seseorang dalam mengambil

keputusan. Komponen tersebut meliputi persepsi, sikap, nilai dan

kecenderungan (Nursusandhari, 2009:14).

Preferensi sesorang dalam menentukan lokasi tempat tinggal

dipengaruhi oleh keberadaan lingkungan permukiman yang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Sebuah tempat tinggal akan dipilih

berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan kondisi individu.

Beberapa kriteria yang dijadikan pertimbangan untuk memilih tempat tinggal

adalah harga, fasilitas yang disediakan, aksesbilitas, dan kesesuaian tata

ruangnya. Harga tempat tinggal tidak menjadi faktor utama karena harga

ditentukan dengan fasilitas yang ada, aksesbilitas serta kesesuaian tata

ruangnya. Semakin lengkap fasilitas yang ditawarkan di suatu tempat tinggal,

maka seseorang cenderung akan memilih tempat tinggal tersebut

(Nursusandhari, 2009:14).

Koestoer (1997) menyatakan bahwa aksesbilitas merupakan pengaruh

utama dalam pemilihan tempat tinggal, yaitu kemudahan transportasi dan

kedekatan jarak. Seseorang akan memperhitungkan antara nilai tempat tinggal

yang ada dengan kebutuhan masing-masing individu yang meliputi prosedur,

barang dan pelayanan. Hal yang paling pentig adalah tentang lokasi dan akses

kepada masyarakat dan tempat-tempat lain, biaya sewa dan kemudahan untuk

dipindahtangankan, serta privasi dan kenyamanan (Ani, dkk 2012:02).

Pertimbangan lain yang mempengaruhi seseorang dalam menentukan

tempat tinggal adalah variabel-variabel berikut 1) pendapat tentang kondisi

Page 33: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

18

permukiman saat ini; 2) keindahan suatu permukiman; 3) kondisi

permukiman yang dianaggap relatif; 4) faktor-faktor pada lokasi permukiman

saat ini yang dianggap menyenangkan; 5) transportasi; dan 6) lapangan

pekerjaan. Penduduk kota memerlukan semua variabel tersebut, tetapi ada

kemungkinan para penduduk cenderung menyukai satu saja, karena para

penduduk ini dapat memenuhi kebutuhan akan variabel lainnya dari kota inti

atau kota besar. Dalam hal ini, faktor jarak ke kota inti dan kemudahan

transportasi akan sangat mempengaruhi (Hutapea, 2008:15).

Faktor lain yang juga menentukan seseorang untuk memilih tempat

tinggal adalah faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kenyamanan

tempat tinggal. Kebersihan tempat tinggal ditunjukkan dengan bersih dari

polusi, baik udara maupun air. Sedangkan kenyamanan ditunjukkan dengan

terbebasnya dari keramaian dan kebisingan. Kenyamanan tempat tinggal juga

ditunjukkan dengan kondisi udara yang sehat. (http://www.jembatan4.com ,

diunduh 28 Desember 2015).

Menurut Hutapea (2008:16), hal-hal yang dapat meningkatkan daya

tarik dari suatu kawasan adalah 1) harga atau sewa rumah yang relatif murah,

meskipun kondisi perumahan umum sama dengan lokasi lain; 2) biaya

transportasi ke tempat pekerjaan lebih murah, karena jaraknya relatif dekat

dengan perumahan; dan 3) adanya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan

keahlian penduduk yang ingin bermukim di lokasi perumahan. Turner (1969)

dalam Yunus (2000:189) mengemukakan bahwa ada empat macam dimensi

yang bergerak paralel dengan mobilitas tempat tinggal antara lain.

Page 34: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

19

1. Dimensi Lokasi, mengacu pada lokasi tertentu pada suatu kota yang

dianggap paling cocok untuk tempat tinggal sesuai dengan kondisi diri.

Kondisi diri ini lebih ditekankan pada penghasilan dan siklus kehidupan,

sehingga lokasi dalam konteks ini berkaitan dengan jarak terhadap

tempat kerja.

2. Dimensi Perumahan, dikaitkan dengan aspirasi terhadap macam/tipe

perumahan. Turner membatasi aspek perumahan ini pada aspek

“penguasaan” yang juga selalu dikaitkan dengan penghasilan dan siklus

kehidupan. Masyarakat yang berpenghasilan rendah akan memilih

menyewa atau mengontrak dari pada memiliki rumah, karena

kemampuan itulah yang paling sesuai dengan tingkat penghasilannya.

3. Dimensi Siklus Kehidupan, membahas tahap-tahap peningkatan

kemandirian dalam kehidupan, dimana semua kebutuhan hidup ditopang

oleh penghasilan sendiri. Secara umum, makin lanjut tahap siklus

kehidupan maka makin tinggi penghasilan, sehingga kaitannya dengan

dimensi lokasi dan dimensi perumahan menjadi semakin jelas.

4. Dimensi Penghasilan, menekankan pembahasan pada besar kecilnya

penghasilan yang diperoleh per satuan waktu, dengan asumsi bahwa

makin lama menetap di kota maka makin mantap pekerjaanya sehingga

makin tinggi pula penghasilan yang diperoleh per satuan waktu tertentu.

Turner (1976) dalam Yunus (2000:193-198), mereka yang

berpenghasilan tinggi telah mempertimbangkan lingkungan sekitar sebagai

salah satu atribut penentu pilihan bertempat tinggal. Sedangkan mereka yang

Page 35: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

20

penghasilannya rendah, terdapat tiga prioritas kebutuhan perumahan yaitu (1)

faktor jarak menjadi prioritas utama, (2) faktor status lahan dan rumah

menjadi prioritas kedua dan (3) faktor bentuk dan kualitas rumah menjadi

prioritas ketiga. Faktor lokasi sangatlah penting bagi kelompok

berpenghasilan rendah. Pertimbangan lokasi adalah kemudahan untuk

mencapai tempat kerja dan tempat-tempat lain. Kemudahan dapat dilakukan

dengan sarana transportasi dan komunikasi. Faktor lain yang mempengaruhi

adalah kelengkapan sarananya. Lokasi yang tidak mempunyai sarana

pendukung akan menyulitkan penduduk. Sarana tersebut meliputi sarana

kesehatan, sarana sosial, sarana ekonomi, sarana pendidikan, sarana

peribadatan, dan lain-lain.

Amos Rapoport (1977) dalam Wiwaha (2013) menyatakan bahwa

keputusan terhadap lokasi seringkali terkait dengan karakteristik hunian,

status, prestige, homogenitas sosial, penghijauan, topografi, dan pandangan,

keamanan, sekolah yang baik, serta ide tentang kombinasi penggunaan dan

penerapan karakter lingkungan dan hubungan sosial yang berkaitan erat

dengan tingkatan dan status sosialnya. Pada masyarakat berpenghasilan

menengah ke atas, aspek non-fisik seperti prestige dan karakter sosial

merupakan dasar dalam bermukim yang apabila dikaitkan dengan hierarki

kebutuhan Maslow, rumah bukan lagi hanya sekedar pemenuhan kebutuhan

pokok tetapi merupakan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri

(http://studyandlearninghow.com/2013/01/kajian-teori-preferensi-bermukim-

html, 28 Desember 2015).

Page 36: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

21

Preferensi memilih tempat tinggal juga dipengaruhi oleh gaya hidup

penghuni. Menurut Rapoport (1977) dalam Wiwaha (2013), terdapat empat

gaya hidup antara lain.

1. Consumption Oriented; berhubungan dengan kenyamanan hidup yang

diinginkan, umumnya memilih hunian pada pusat kota karena memiliki

fasilitas lengkap.

2. Sosial Prestige Oriented; berhubungan dengan pekerjaan dan kedudukan

penghuni alam masyarakat, umunya memilih lokasi pada daerah

pinggiran kota yang memiliki nilai gengsi.

3. Family Oriented; terutama memilih lingkungan yang tepat bagi

perkembangan dan pertumbuhan anak-anak, ukuran rumah dan halaman

seluas mungkin serta fasilitas keluarga yang lainnya.

4. Community Oriented; mengutamakan interaksi dengan pihak lain yang

dianggap perlu, antara lain permukiman bagi jenis pekerjaan tertentu dan

etnis tertentu.

Penghasilan yang diperoleh penduduk berbeda besar dan jenisnya,

sehingga secara sosial ekonomi dapat terjadi strata sosial. Hal ini akan

mempengaruhi preferensi permukiman penduduk di suatu wilayah, seperti

yang diungkapkan oleh Drakakis-Smith, bahwa masyarakat berpenghasilan

rendah pada umumnya menempatkan pemilihan lokasi dekat dengan tempat

kerja sebagai preferensi utama, kemudian kejelasan status kepemilikan rumah

tempat tinggal dan terakhir adalah penyediaan fasilitas sosial dan

kenyamanan (Fadoli, 2014:17).

Page 37: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

22

Faktor yang mempengaruhi preferansi bermukim antara lain sebagai

berikut (Banowati, 2006:49).

1. Faktor psikologis,berkaitan dengan rasa suka/puas, estetika dan prestise

terhadap tempat tinggal yang ditempati.

2. Faktor sosial ekonomi, berkaitan dengan tingkat kemampuan

pengetahuan atau sumber daya manusia dan tingkat pendapatan

pemukimnya.

3. Faktor kultural-historis, berkaitan erat dengan nilai-nilai, adat istiadat,

pandangan hidup, religi yang dimiliki dan sejarah atau riwayat rumah

yang ditempati.

Variabel karakteristik rumah kost, karakteristik buruh industi dan

preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri di lokasi penelitian dapat

diketahui dari hasil pengisian kuesioner/angket dan observasi. Hasil pengisian

kuesioner dikelompokkan berdasarkan variabelnya, kemudian dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis deskriptif persentase untuk mengetahui

karakteristik rumah kost, karakteristik buruh industri dan preferensi pemilihan

rumah kost, kemudian dideskripsikan ke dalam kalimat untuk memberikan

gambaran umum tiap-tiap variabel tersebut.

E. Penelitian Terdahulu

Preferensi pemilihan tempat tinggal disebabkan oleh perbedaan tiap

individu. Hal tersebut disebabkan minat/kecenderungan tiap individu dalam

memilih dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kondisi

Page 38: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

23

tiap individu. Penelitian tentang preferensi memilih tempat tinggal telah

dilakukan oleh beberapa peneliti.

Widipratamanti (2001:109) menjelaskan bahwa buruh industri Terboyo

Semarang tidak membutuhkan perumahan formal, tetapi mereka hanya

membutuhkan fasilitas asrama karena sebagian besar buruh industri telah

mempunyai rumah di daerah asal. Fasilitas tempat tinggal yang sesuai dengan

keinginan buruh industri adalah tempat tinggal yang biaya sewanya dapat

dikondisikan dengan pendapatan buruh industri. Penelitian ini menggunakan

metode analisis kuantitatif dan kualitatif dan bertujuan untuk mengetahui

tingkat kepentingan atau kebutuhan nyata perumahan buruh di sekitar

kawasan industri.

Muna (2009:163-164) memfokuskan pada strategi penyediaan tempat

tinggal bagi buruh industri. Strategi yang dilakukan adalah dengan cara

memperbaiki kelemahan stakeholder internal dengan memanfaatkan peluang

stakeholder eksternal. Penyediaan tempat tinggal bagi buruh industri disini

dibedakan menjadi dua bentuk yaitu tempat tinggal berupa rumah berstatus

rumah milik dan tempat tinggal berupa rusunawa. Penelitian ini dilakukan

dengan beberapa tahapan analisis. Tahapan pertama adalah dengan

mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik buruh industri dan peran

stakeholder. Tahapan kedua dengan analisis SWOT dan tahapan terakhir

adalah penilaian IFAS dan EFAS berdasarkan klasifikasi rating bobot yang

ditinjau dari keterkaitan faktor dengan penyediaan tempat tinggal, dan

Page 39: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

24

klasifikasi nilai yang didasarkan pada sisi strategis faktor dalam

mempengaruhi usaha penyediaan tempat tinggal.

Hajar, dkk (2012:30) menjelaskan bahwa terdapat tujuh faktor yang

mempengaruhi keputusan mahasiswa memilih rumah kost yaitu faktor

lingkungan rumah kost, faktor harga sewa rumah kost, faktor fasilitas, faktor

referensi, faktor lokasi, faktor keamanan, dan faktor pelayanan. Penelitian ini

menggunakan metode analisis faktor yang merupakan salah satu metode

statistika multivariate yang bertujuan untuk mendefinisikan struktur pada

suatu matrik data.

Resmi dan Adi (2011:88) menjelaskan bahwa terdapat 10 faktor yang

terbentuk yang mempengaruhi anak kost memilih tempat pemondokan yaitu

perhatian, fasilitas, harga, promosi, produk, perorangan, lokasi, sistem

pembayaran, tidak ada tuan rumah, dan rumah tidak bertingkat. Satu diantara

sepuluh faktor tersebut adalah yang paling dominan yaitu faktor perhatian

yang memiliki nilai varian terbesar yaitu 15.28%. Penelitian ini menggunakan

analisis faktor dengan memilah-milah variabel yang layak, proses factoring,

hingga melakukan uji keakuratan model.

Gameswari (2014:197) menjelaskan bahwa terdapat dua bentuk

perumahan yang sesuai dengan preferensi pekerja industri di Kecamatan

Cikande yaitu perumahan formal dan perumahan informal. Metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) tabulasi silang, untuk

menentukan besarnya hubungan antar variabel dan menampilkan data

ringkasan yang terkait dengan dua atau lebih variabel yang akan digunakan

Page 40: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

25

untuk memperlihatkan karakteristik pekerja dan keterkaitan dengan

kebutuhan pemenuhannya; 2) Uji Chi Square, untuk mengetahui hubungan

atau pengaruh dua variabel satu dengan yang lain; dan 3) Uji

Multikolinearitas, untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

keterjangkauan dan kepemilikan rumah.

Irfiyanti dan Manafi (2014:72) memfokuskan pada karakteristik hunian

dan lingkungan hunian buruh industri Wijayakusuma Kota Semarang.

Penelitian ini menggunakan metode analisis campuran antara metode

kualitatif dengan metode kuantitatif dan dapat diketahui hasilnya bahwa

buruh lebih memilih untuk menjadi commuter jika dibandingkan harus

tinggal di hunian sewa ataupun memilih untuk menetap di Kota Semarang.

Buruh industri menilai lingkungan hunian yang dihuni saat ini sudah

memenuhi kebutuhan, hal tersebut dipengaruhi oleh tingkat interaksi sosial

masyarakat di lingkungan hunian buruh industri yang tinggi. Hanya 2% buruh

industri yang memilih untuk menetap tinggal di Kota Semarang.

Sofyan (2006:193) memfokuskan pada pengadaan rumah susun sewa

dan hunian di sekitar rumah susuan sewa. Penelitian ini menggunakan metode

analisis kualitatif yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar.

Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa dalam penyediaan rusun sewa

dibutuhkan suatu perencanaan yang komprehensif dan partisipatif dengan

melibatkan segenap stakeholders (pemodal, pemerintah, masyarakat dan

serikat pekerja). Faktor keterlibatan semua unsur dapat meningkatkan kualitas

hunian dengan pertimbangan jarak lokasi dengan perumahan serta kondisi

Page 41: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

26

sosial-budaya, ekonomi lemah serta persyaratan sarana dan prasarana yang

mendukung para pekerja industri lebih produktif, sehat dan nyaman.

Pradipta (2014:114) lebih memfokuskan pada hunian yang memadai di

kawasan industri yang sesuai dengan kemampuan finansial para pekerja.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah penyediaan lapak komersial yang

dapat disewa penghuni itu penting untuk menunjang perekonomian, area

komersial yang dijadikan satu dengan ruang komunal bermanfaat dalam

mengakomodasi interaksi sosial antar penghuni, terutama penghuni lajang

dan penghuni yang sudah menikah, serta ruang komunal tersebut dilengkapi

dengan fasilitas komersial berupa lapak-lapak usaha atau tempat makan.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan perencanaan dengan cara

pemilihan tapak, perhitungan program ruang, penentuan sistem struktur,

material, dan sistem utilitas dan pendekatan perancangan dengan cara

mengidentifikasi problem desain yang mungkin akan muncul.

Arifien (2001:06) lebih memfokuskan pada preferensi atau

kecenderungan penduduk pendatang memilih lokasi permukiman di daerah

banjir sehubungan dengan kemampuan sosial ekonominya. Hasil yang

didapat dari penelitian adalah kecenderungan penduduk pendatang memilih

lokasi permukiman lebih banyak dipengaruhi oleh pekerjaan, kemampuan

ekonomi, harga lahan serta aksesbilitas atau kemudahan yang dapat diperoleh

penduduk dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Metode analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi r dengan menghubungkan

Page 42: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

27

indikator kondisi sosial ekonomi penduduk pendatang dengan pemilihan

lokasi permukiman didaerah banjir.

Madyaratri (2017:117-118) lebih memfokuskan pada karakteristik

buruh, faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan rumah kost dan

preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri. Penelitian ini

menggunakan metode analisis keruangan dan analisis deskriptif persentase.

Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah persebaran tempat tinggal

cenderung berada di wilayah yang terdapat industri yaitu RW 01, RW 04,

RW 05, dan RW 06, sedangkan karakteristik buruh industri dibedakan

menjadi tiga aspek yaitu aspek demografi, aspek sosial dan budaya serta

aspek ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan rumah kost adalah

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah karakteristik buruh

industri, sedangkan faktor eksternalnya dibedakan menjadi empat faktor yaitu

faktor fisik, faktor aksesbilitas, faktor lingkungan, dan fasilitas rumah kost.

Preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri ada empat antara lain a)

kemudahan aksesbilitas ke lokasi kerja dan sarana prasarana yang merupakan

alasan utama buruh industri memilih rumah kost; b) lingkungan rumah kost

yang bersih, aman dan nyaman, yang menjadi alasan kedua; c) biaya sewa

kost yang murah, merupakan alasan ketiga; dan d) kelengkapan fasilitas

umum rumah kost, yang merupakan alasan terakhir buruh industri dalam

memilih rumah kost. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1 pada

halaman 29.

Page 43: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

29

29

Tab

el 2

.1 P

enel

itian

Ter

dahu

lu

No.

Penu

lis /

Judu

lT

ujua

nM

etod

e A

nalis

isH

asil

1.A

nn

y

Wid

ipra

tam

anti

,

20

01.

Stu

di

Keb

utu

han

Fas

ilit

as

Per

um

ahan

Bu

ruh

di

Kaw

asan

Indust

ri

Ter

bo

yo

Sem

aran

g.

�M

enget

ahui

tingk

at

kep

enti

ngan

at

au

keb

utu

han

n

yat

a

per

um

ahan

bu

ruh

di

sekit

ar k

awas

an i

ndust

ri.

�M

enem

ukan

m

odel

pen

yed

iaan

fa

sili

tas

per

um

ahan

yan

g

sesu

ai

den

gan

kar

akte

rist

ik b

uru

h

di

Kaw

asan

In

dust

ri

Ter

bo

yo

.

a.M

etode

kuan

tita

tif

: d

alam

ben

tuk

mul

tiple

re

gres

sion

untu

k m

endap

atkan

hu

bu

ngan

hubungan

an

tara

v

aria

ble

beb

as d

engan

var

iable

ter

ikat

.

b.

Met

ode

kual

itat

if;

men

ggun

akan

dua

cara

yai

tu

des

kri

pti

f d

an k

om

par

atif

.

a.B

uru

h

indust

ri

tidak

m

emer

lukan

per

um

ahan

fo

rmal

, te

tap

i h

anya

mem

bu

tuh

kan

fa

sili

tas

tem

pat

tinggal

ber

upa

asra

ma

kar

ena

sebag

ian

bes

ar

bu

ruh

tela

h

mem

pun

yai

rum

ah d

i dae

rah a

sal.

b.

Fas

ilit

as t

empat

tin

ggal

yan

g s

esuai

den

gan

kar

akte

rist

ik

buru

h

adal

ah

asra

ma,

den

gan

kel

ebih

an-k

eleb

ihan

seper

ti

efis

iensi

w

aktu

dan

bia

ya,

bia

ya

sew

a yan

g d

apat

dik

ondis

ikan

den

gan

pen

dap

atan

buru

h.

2.F

aizu

l M

una.

2009

Str

ateg

i P

enyed

iaan

Tem

pat

T

inggal

Bag

i B

uru

h

Ind

ust

ri

di

Kaw

asan

In

dust

ri

Ber

gas

K

abupat

en

Sem

aran

g.

�M

erum

usk

an

stra

tegi

pen

yed

iaan

tem

pat

tin

ggal

bag

i bu

ruh

indust

ri

di

Kaw

asan

In

du

stri

Ber

gas

�M

erum

usk

an

ben

tuk

pen

yed

iaan

tem

pat

tin

ggal

bag

i buru

h i

ndust

ri.

a.Id

enti

fikas

i dan

an

alis

is

kar

akte

rist

ik b

uru

h i

ndust

ri

b.

Iden

tifi

kas

i dan

an

alis

is

per

an

stak

ehold

er

c.A

nal

isis

S

WO

T;

terh

adap

stak

ehold

er

ber

das

ark

an

has

il

anal

isis

kar

akte

rist

ik

buru

h

indust

ri

dan

an

alis

is

per

an

stak

ehold

er.

d.

Pen

ilai

an

IFA

S

dan

E

FA

S

ber

das

arkan

kla

sifi

kas

i ra

ting

bobot

yan

g

dit

inja

u

dar

i

ket

erkai

tan

fa

kto

r den

gan

a.S

trat

egi

yan

g

dil

akukan

dal

am

pen

yed

iaan

te

mpat

ti

nggal

bag

i

buru

h

indust

ri

adal

ah

den

gan

ca

ra

mem

per

bai

ki

kel

emah

an s

takeh

old

er

inte

rnal

(b

uru

h

indust

ri)

den

gan

mem

anfa

atk

an

pel

uan

g

stak

ehold

er

ekst

ernal

.

b.

Ada

2

ben

tuk

pen

yed

iaan

te

mpat

tinggal

b

agi

buru

h

ind

ust

ri

yai

tu

pen

yed

iaan

te

mp

at

tin

ggal

b

eru

pa

rum

ah

ber

stat

us

rum

ah

mil

ik

dan

tem

pat

ti

nggal

ber

up

a ru

mah

su

sun

seder

han

a se

wa

(rusu

naw

a).

Page 44: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

30

pen

yed

iaan

tem

pat

tin

ggal

, dan

kla

sifi

kas

i nil

ai

yan

g

did

asar

kan

pad

a si

si

stra

tegis

fakto

r dal

am

mem

pen

gar

uhi

usa

ha

pen

yed

iaan

te

mpat

tinggal

.

3.S

itti

H

ajar

, d

kk

.

20

12.

Fak

tor-

fakto

r yan

g

Mem

pen

gar

uhi

Kep

utu

san

Mah

asis

wa

Dal

am

Mem

ilih

R

um

ah

Ko

st.

�M

enget

ahui

fakto

r-fa

kto

r

apa

saja

yang

mem

pen

gar

uhi

kep

utu

san

mah

asis

wa

dal

am m

emil

ih

rum

ah k

ost

.

An

alis

is

fak

tor

yan

g

mer

up

akan

sala

h

satu

m

etode

stat

isti

ka

mult

ivar

iate

yan

g b

ertu

juan

untu

k

men

def

inis

ikan

st

ruk

tur

pad

a

suat

u m

atri

k d

ata.

Ter

dap

at

tuju

h

fakto

r yan

g

mem

engar

uhi

kep

utu

san

mah

asis

wa

dal

am m

emil

ih r

um

ah k

ost

, an

tara

lai

n

fak

tor

lin

gk

un

gan

k

ost

, fa

kto

r h

arga,

fakto

r fa

sili

tas,

fak

tor

refe

rensi

, gak

tor

lokas

i,

fakto

r kea

man

an,

dan

fa

kto

r

pel

ayan

an.

4.N

N.

Res

mi

dan

NK

.

Adi

Mek

arsa

ri,

20

11.

Fak

tor-

fakto

r yan

g

Mem

pen

gar

uhi

Per

ilak

u

Anak

K

os

dal

am

Pem

ilih

an

Ru

mah

Pem

on

do

kan

di

Kota

Sin

gar

aja.

�M

enget

ahui

fakto

r-fa

kto

r

yan

g

mem

pen

gar

uhi

dan

yan

g

pal

ing

dom

inan

mem

pen

gar

uhi

per

ilak

u

anak

kos

dal

am

mem

ilih

rum

ah p

emondokan

.

Anal

isis

fa

kto

r yan

g

dil

akukan

den

gan

b

eber

apa

tahap

an

yai

tu

mem

ilih

var

iabel

yan

g

layak

,

pro

ses

fact

ori

ng,

men

amak

an

mas

ing-m

asin

g f

akto

r-fa

kto

r yan

g

terb

entu

k

dan

uji

kea

kura

tan

mo

del

.

a.D

ari

33

indik

ator,

te

rben

tuk

10

fak

tor

yai

tu

per

hat

ian

, fa

sili

tas,

har

ga,

pro

mosi

, pro

duk,

per

ora

ngan

,

lokas

i, s

iste

m p

embay

aran

, ti

dak

ada

tuan

ru

mah

, dan

ru

mah

ti

dak

ber

tingk

at.

b.

Fak

tor

yan

g p

alin

g d

om

inan

adal

ah

fak

tor

per

hat

ian

m

emil

iki

nil

ai

var

ian t

erb

esar

yai

tu 1

5,2

8%

.

5.S

ri

Indah

Gam

esw

ari,

20

14

.

Pem

enuhan

Keb

utu

han

Per

um

ahan

P

eker

ja

�M

erum

usk

an

ben

tuk

pem

enuhan

keb

utu

han

per

um

ahan

yan

g

sesu

ai

den

gan

pre

fere

nsi

p

eker

ja

indust

ri

di

Kec

amat

an

a.T

abula

si

Sil

ang;

men

entu

kan

bes

arn

ya

hubun

gan

an

tar

var

iabel

dan

men

ampil

kan

dat

a

ringkas

an yan

g te

rkai

t den

gan

dua

atau

le

bih

var

iab

el

yan

g

Ada

2 b

entu

k p

erum

ahan

di

Kec

amat

an

Cik

and

e yai

tu.

a.P

erum

ahan

Fo

rmal

yai

tu P

erum

ahan

Per

mai

, P

erum

ahan

, C

ikan

de

Gri

ya

Asr

i,

Per

um

ahan

B

um

i C

ikan

de

Page 45: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

31

Ind

ust

ri

di

Kec

amat

an

Cik

ande

Kab

upat

en S

eran

g.

Cik

and

e se

bag

ai

bag

ian

dar

i kaw

asan

per

untu

kan

ind

ust

ri S

eran

g T

imu

r.

akan

dig

un

akan

untu

k

mem

per

lihat

kan

kar

akte

rist

ik

pek

erja

dan

ket

erk

aita

n d

engan

keb

utu

han

pem

enuh

ann

ya.

b.

Uji

Chi

Sq

uare

; m

enget

ahu

i

hubungan

at

au

pen

gar

uh

dua

var

iabel

sat

u d

engan

yan

g l

ain.

c.U

ji

Mult

ikoli

nea

rita

s;

men

gid

enti

fikas

i fa

kto

r-fa

kto

r

yan

g

mem

pen

gar

uh

i

ket

erja

ngkau

an

dan

kep

emil

ikan

rum

ah.

Ind

ah,

Per

um

ahan

P

uri

M

as,

dan

Per

um

ahan

Puri

ter

atai

.

b.

Per

um

ahan

In

form

al

terd

iri

dar

i

per

kam

pun

gan

-per

kam

pungan

as

li

yan

g t

elah

ad

a se

bel

um

per

indust

rian

tum

buh

di

Kec

amat

an C

ikan

de.

6.Z

uli

nar

Irf

iyan

ti d

an

Asn

awi

Man

afi,

20

14.

Kar

akte

rist

ik H

unia

n

Bu

ruh

In

du

stri

d

i

Kaw

asan

In

du

stri

Wij

ayak

usu

ma.

�M

engid

enti

fikas

i

kar

akte

rist

ik

hu

nia

n

dan

lin

gk

un

gan

h

un

ian

b

uru

h

indust

ri

yag

dih

uni

saat

ini.

Met

ode

cam

pura

n

(mix

met

hod)

;

pen

ggab

un

gan

m

etod

e dar

i

par

adig

ma

yan

g

ber

bed

a yai

tu

anta

ra

met

ode

kual

itat

if

den

gan

met

ode

kuan

tita

tif.

Bu

ruh

in

du

stri

le

bih

m

emil

ih

un

tuk

men

jadi

com

mute

r ji

ka

dib

andin

gkan

har

us

tin

ggal

di

hunia

n

sew

a at

aupun

mem

ilih

u

ntu

k

men

etap

d

i K

ota

Sem

aran

g.

Bu

ruh

in

du

stri

m

enil

ai

lin

gk

un

gan

hu

nia

n y

ang

dih

un

i sa

at i

ni

sudah

mem

enuhi

keb

utu

han

. S

elai

n i

tu

juga

dip

engar

uhi

ole

h t

ingkat

inte

raksi

sosi

al m

asyar

akat

di

lingkungan

hunia

n

bu

ruh

in

du

stri

yan

g t

ing

gi.

Han

ya

2%

buru

h i

ndust

ri y

ang m

emil

ih

un

tuk

men

etap

ti

nggal

d

i K

ota

Sem

aran

g.

7.M

. Y

onni

Sofy

an,

20

06.

Pen

gad

aan

R

usu

n

�M

embah

as

pen

gad

aan

rum

ah s

usu

n s

ewa

indust

ri

dan

hunia

n

sew

a di

Met

ode

des

kri

pti

f kual

itat

if;

dat

a

yan

g t

erkum

pul

dia

nal

isis

den

gan

dat

a kual

itat

if

yan

g

din

yat

akan

Untu

k

mem

enuhi

keb

utu

han

hunia

n

bag

i pek

erja

in

dust

ri dib

utu

hkan

su

atu

per

enca

naa

n

yan

g

ko

mpre

hen

sif

dan

Page 46: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

32

Sew

a S

ebag

ai

Alt

ernat

if

Per

mukim

an P

eker

ja

Ind

ust

ri

Di

Des

a

War

ugu

nu

ng K

aran

g

Pil

ang S

ura

baya.

kam

pung se

kit

ar k

awas

an

rum

ah s

usu

n.

dal

am

ben

tuk

kat

a,

kal

imat

, dan

gam

bar

.

par

tisi

pat

if d

engan

mel

ibat

kan

seg

enap

stak

ehold

ers

( P

emo

dal

,Pem

erin

tah,

Mas

yar

akat

dan

Ser

ikat

Pek

erja

) fa

kto

r

ket

erli

bat

ah

sem

ua

un

sur

dap

at

men

ingkat

kan

kual

itas

hunia

n

den

gan

per

tim

ban

gan

ja

rak

lokas

i den

gan

per

um

ahan

ser

ta k

ondis

i so

sial

-bud

aya,

ekonom

i le

mah

ser

ta p

ersy

arat

an s

aran

a

dan

pra

sara

na

yan

g

men

dukung

par

a

pek

erja

in

dust

ri

lebih

p

rodukti

f,

sehat

dan

nyam

an.

8.D

emas

P

radip

ta,

dk

k,

2014.

Rusu

naw

a P

eker

ja

Ind

ust

ri

di

Kec

amat

an

Ber

gas

Kab

upat

en

Sem

aran

g.

Pen

yed

iaan

fas

ilit

as h

unia

n

yan

g

mem

adai

di

kaw

asan

ind

ust

ri.

Tem

pat

tin

ggal

ters

ebut

dap

at

ber

up

a ru

mah

susu

nse

der

han

a se

wa

(ru

sun

awa)

ag

ar

sesu

ai

den

gan

kem

ampuan

fin

ansi

al

par

a pek

erja

ind

ust

ri.

Mel

aku

kan

w

awan

cara

d

an

pen

gam

atan

te

rhad

ap

pek

erja

indust

ri

men

gen

ai

kar

akte

rist

ik

dan

keb

utu

han

m

erek

a untu

k

men

emukan

keb

utu

han

ruan

g d

an

sert

a pote

nsi

per

mas

alah

an

yan

g

mungkin

akan

mun

cul.

Pen

yed

iaan

lap

ak k

om

ersi

al y

ang d

apat

dis

ewa

pen

ghuni

itu

pen

ting

untu

k

men

unja

ng

per

ekon

om

ian,

area

kom

ersi

al

yan

g

dij

adik

an

satu

den

gan

ruan

g

kom

unal

ber

man

faat

d

alam

men

gak

om

odas

i in

tera

ksi

32so

sial

anta

r

pen

ghuni,

ter

uta

ma

pen

ghuni

laja

ng d

an

pen

ghuni

yan

g

sudah

m

enik

ah,

sert

a

ruan

g

kom

unal

te

rseb

ut

dil

engkap

i

den

gan

fas

ilit

as k

om

ersi

al b

erupa

lapak

-

lapak

usa

ha

atau

tem

pat

mak

an.

9.M

och

. A

rifi

en, 2001.

Pen

gar

uh

K

on

dis

i

So

sial

E

ko

no

mi

Pen

duduk P

endat

ang

Ter

had

ap

Pem

ilih

an

Lokas

i P

erm

ukim

an

Men

gk

aji

pre

fere

nsi

at

au

kec

end

erun

gan

p

end

uduk

pen

dat

ang

mem

ilih

lo

kas

i

per

mukim

an d

i dae

rah b

anji

r

seh

ub

un

gan

d

engan

kem

ampuan

so

sial

Uji

kore

lasi

r

den

gan

men

ghubun

gk

an i

ndik

ator

kondis

i

sosi

al

ekonom

i pen

duduk

pen

dat

ang

(tin

gkat

pen

did

ikan

,

pek

erja

an,

pen

gh

asil

an

dan

pen

gel

uar

an,

sert

a kem

ampuan

a.K

ecen

der

un

gan

pen

dudu

k p

endat

ang

mem

ilih

lo

kas

i per

mukim

an

lebih

ban

yak

dip

engar

uhi

ole

h pek

erja

an,

kem

ampuan

ek

onom

i,

har

ga

lahan

sert

a ak

sesb

ilit

as

atau

kem

udah

an

yan

g

dap

at

dip

erole

h

pen

duduk

Page 47: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

33

di

Dae

rah

Ban

jir

Kec

amat

an

Gayam

sari

K

ota

Sem

aran

g.

ekonom

inya.

men

gu

asi

lahan

dan

kual

itas

rum

ah)

den

gan

in

dik

ator

lokas

i

per

mu

kim

an d

idae

rah

ban

jir

yan

g

mel

ipu

ti

po

ten

si

ban

jir,

kem

udah

an a

kse

sbil

itas

ke

tem

pat

bek

erja

dan

sar

ana

pra

sara

na,

dan

har

ga

lahan

yan

g d

apat

dij

angkau

ole

h p

enduduk p

endat

ang.

dal

am

mem

enuhi

keb

utu

han

hid

up

nya.

b.

Po

ten

si

ban

jir

yan

g

men

imb

ulk

an

ber

bag

ai

per

mas

alah

an

ada

kec

end

erun

gan

se

dik

it

dia

bai

kan

kar

ena

mer

asa

mas

ih m

ampu u

ntu

k

men

ang

gu

lan

gin

ya

atau

mem

inim

alkan

ker

ugia

n

yan

g

akan

dit

anggun

g.

10.

Dw

iga

Sel

ly

Mad

yar

atri

, 2

01

7.

Kar

akte

rist

ik

Bu

ruh

Indust

ri

dan

Pre

fere

nsi

T

erh

adap

Pem

ilih

an

Ru

mah

kost

di

Kel

ura

han

Ng

empon

Kec

amat

an

Ber

gas

Kab

upat

en

Sem

aran

g

Tah

un

20

16.

�M

enget

ahui

per

seb

aran

rum

ah k

ost

�M

enget

ahui

kar

akte

rist

ik

buru

h i

ndust

ri

�M

enget

ahui

fakto

r yang

mem

pen

gar

uhi

pre

fere

nsi

pem

ilih

an r

um

ah k

ost

.

�M

enget

ahui

pre

fere

nsi

pem

ilih

an r

um

ah k

ost

bag

i

buru

h i

ndust

ri.

a.A

nal

isis

ker

uan

gan

untu

k

men

get

ahui

per

sebra

n

rum

ah

ko

stden

gan

yan

g

dit

entu

kan

den

gan

pro

ses

anal

isis

S

IG

dar

i dat

a sp

asia

l d

alam

ben

tuk

dig

ital

yan

g d

iper

ole

h m

elal

ui

pen

guku

ran

la

pan

gan

d

engan

men

ggun

akan

GP

S.

b.

An

alis

is

des

kri

pti

f p

erse

nta

se

un

tuk

men

get

ahu

i k

arak

teri

stik

bu

ruh

in

du

stri

, fa

kto

r yan

g

mem

pen

gar

uhi

dan

pre

fere

nsi

pem

ilih

an

rum

ah

kost

bag

i

buru

h

indust

ri

den

gan

men

amp

ilk

an

dat

a-dat

a

kuan

tita

tif

(an

gka)

dan

has

il

per

hit

ungan

nya

ke

dal

am

kal

imat

.

�P

erse

bar

an

rum

ah

kost

cender

un

g

ber

ada

di

wil

ayah

yan

g

terd

apat

ind

ust

ri y

aitu

RW

01

, R

W 0

4,

RW

05

, d

an R

W 0

6.

�K

arak

teri

stik

buru

h

indust

ri

dib

edak

an m

enja

di

tiga

aspek

yai

tu

aspek

dem

ogra

fi,

aspek

so

sial

dan

buday

a se

rta

asp

ek

ekonom

i.

Ber

das

ark

an a

spek

dem

ogra

fi,

buru

h

indust

ri

di

Kel

ura

han

N

gem

pon

mer

upak

an

bu

ruh

yang

ber

usi

a

anta

ra

21

25

tahu

n,

ber

jenis

kel

amin

per

empuan

dan

ber

stat

us

bel

um

m

enik

ah.

Ber

das

arkan

as

pek

sosi

al d

an b

ud

aya,

bu

ruh

in

du

stri

di

Kel

ura

han

N

gem

pon

m

erupak

an

buru

h i

ndust

ri b

erst

atus

buru

h t

etap

yan

g

men

emp

ati

po

sisi

se

bag

ai

oper

ator

/hel

per,

ber

pen

did

ikan

Page 48: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

34

tera

khir

SM

K/S

MA

dan

ber

asal

dar

i

wil

ayah

Ja

wa

Ten

gah

d

i lu

ar

wil

ayah

K

edun

gse

pur.

S

edan

gkan

ber

das

arkan

as

pek

ek

onom

inya,

buru

h

indust

ri

di

Kel

ura

han

Ngem

pon m

erup

akan

buru

h d

engan

pen

gh

asil

an a

nta

ra R

p.

1.4

50

.00

0 –

Rp

. 2

.71

2.5

00

per

bula

n

dan

pen

gel

uar

an se

bes

ar R

p.

58

0.0

00

Rp. 1.3

97.0

00 p

er b

ula

n.

�F

akto

r yan

g

mem

pen

gar

uh

i

pre

fere

nsi

p

emil

ihan

ru

mah

kost

adal

ah

fakto

r in

tern

al

dan

fa

kto

r

ekst

ernal

. F

akto

r in

tern

al

adal

ah

kar

akte

rist

ik

bu

ruh

in

du

stri

,

sedan

gkan

fa

kto

r ek

ster

nal

nya

dib

edak

an

men

jad

i em

pat

fa

kto

r

yai

tu f

akto

r fi

sik

, fa

kto

r ak

sesb

ilit

as,

fak

tor

lin

gk

un

gan

, d

an

fasi

lita

s

rum

ah k

ost

.

�P

refe

rensi

pem

ilih

an

rum

ah

kost

bag

i buru

h i

ndust

ri a

da

empat

anta

ra

lain

a)

kem

udah

an

akse

sbil

itas

ke

lokas

i ker

ja

dan

sa

ran

a pra

sara

na

yan

g m

erupak

an a

lasa

n u

tam

a buru

h

ind

ust

ri

mem

ilih

ru

mah

k

ost

;b)

lin

gk

un

gan

ru

mah

ko

styan

g b

ersi

h,

aman

dan

n

yam

an,

yang

men

jadi

Page 49: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

35

alas

an

ked

ua;

c)

bia

ya

sew

a kost

yan

g

mura

h,

mer

upak

an

alas

an

ket

iga;

dan

d)

kel

engk

apan

fas

ilit

as

um

um

rum

ah k

ost

, yan

g m

erupak

an

alas

an t

erak

hir

buru

h i

ndust

ri d

alam

mem

ilih

rum

ah k

ost

.

Su

mb

er:

Wid

ipra

tam

anti

(2001:1

09

), M

un

a (2

009:1

63-1

64),

Haj

ar,

dkk (

20

12:3

0),

Res

mi

dan

Adi

(2011:8

8),

Gam

esw

ari

(20

14:1

97),

Irfi

yan

ti d

an M

anaf

i (2

01

4:7

2),

Sofy

an (

2006:

193

), P

radip

ta, dkk

(2014:

113),

Ari

fien

(2001:0

6),

dan

Mad

yar

atri

(2017:

63

-

98).

Page 50: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

36

F. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tantang bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah penting (Sugiyono, 2010:91). Kerangka berpikir adalah bentuk

kerangka yang dianalogikan oleh peneliti untuk melakukan penelitian

berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, serta berfungsi

sebagai peta konsep dalam penelitian ini.

Industri menjadi sektor unggulan di Kabupaten Semarang dan menjadi

prioritas utama pembangunan ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan di

sektor lain. Industri di Kabupaten Semarang lebih didominasi oleh industri-

industri besar yang tersebar di beberapa wilayah. Jumlah industri pada suatu

wilayah berimbas pada peningkatan penyerapan tenaga kerja, baik tenaga

kerja lokal maupun tenaga kerja yang berasal dari luar daerah (buruh

pendatang). Peningkatan tenaga kerja dari luar daerah berdampak pada

peningkatan permintaan tempat tinggal, termasuk di Kelurahan Ngempon

yang memiliki industri cukup banyak. Hal ini menimbulkan fenomena yaitu

warga sekitar kawasan industri mendirikan kamar-kamar sewa (rumah kost)

yang tersebar di beberapa wilayah di Kelurahan Ngempon.

Setiap individu atau keluarga memiliki pilihan (preferensi) masing-

masing terhadap kebutuhan akan tempat tinggalnya. Peneliti ingin

mengetahui bagaimana preferensi buruh industri dalam memilih rumah kost

tersebut yang didasarkan pada perbedaan karakteristik taip buruh industri.

Pengumpulan data dilakukan terhadap para pemilik rumah kost dan buruh

Page 51: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

37

industri penghuni rumah kost di Kelurahan Ngempon. Teknik pengumpulan

data yang dilakukan adalah dokumentasi, kuesioner/angket dan pengukuran

lapangan. Pengumpulan data tersebut bertujuan untuk memperoleh data

terkait variabelkarakteristik buruh industri, faktor yang mempengaruhi

preferensi memilih rumah kost, preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh

industri, serta lokasi absolut rumah kost guna mengetahui persebaran rumah

kost di Kelurahan Ngempon.

Lokasi absolut rumah kost tersebut diperoleh dengan cara pengukuran

lapangan menggunakan GPS yang kemudian diolah menggunakan software

ArcGis 10.1 dan dianalisis dengan teknik analisis keruangan. Sedangkan data

karakteristik buruh industri dan faktor yang mempengaruhi preferensi

memilih rumah kost, dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase

yang akhirnya akan diketahui hasil akhir yaitu preferensi pemilihanrumah

kost bagi buruh industri dan persebaran rumah kost di Kelurahan Ngempon.

Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 pada

halaman 38.

Page 52: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

38

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Industri merupakan Leading Sector di

Kabupaten Semarang

Penyerapan Tenaga Kerja

Tenaga Kerja

Lokal

Tenaga Kerja

Pendatang

Perkembangan Rumah Kost

Data Sekunder Jumlah Rumah Kost

Meningkatnya Pemenuhan

Kebutuhan Tempat Tinggal

Pengumpulan Data

Persebaran Tempat

Tinggal Kost

Preferensi Pemilihan Rumah Kost

Bagi Buruh Industri

Dokumentasi Kuesioner Pengukuran

Lapangan

Karakteristik

Buruh

Industri

Faktor yang

Mempengaruhi

Preferensi

Pemilihan Rumah

Kost

Page 53: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

106

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa

hal yang dapat disimpulkan, diantaranya sebagai berikut.

1. Persebaran rumah kost diketahui dari peta persebaran rumah kost yang

dipetakan dari hasil pengukuran lapangan dengan menggunakan software

ArcGis. Persebaran rumah kost di Kelurahan Ngempon berada pada

wilayah yang banyak terdapat industri, yaitu di RW 01, RW 04, RW 05,

dan RW 06. Persebaran rumah kost yang paling banyak berada di RW

01.

2. Karakteristik buruh industri di Kelurahan Ngempon dibedakan menjadi

tiga aspek yaitu aspek demografi, aspek sosial dan budaya serta aspek

ekonomi. Berdasarkan aspek demografi, buruh industri di Kelurahan

Ngempon merupakan buruh yang berusia antara 21 – 25 tahun, berjenis

kelamin perempuan dan berstatus belum menikah. Berdasarkan aspek

sosial dan budaya, buruh industri di Kelurahan Ngempon merupakan

buruh industri berstatus buruh tetap yang menempati posisi sebagai

operator/helper, berpendidikan terakhir SMK/SMA dan berasal dari

wilayah Jawa Tengah di luar wilayah Kedungsepur. Sedangkan

berdasarkan aspek ekonominya, buruh industri di Kelurahan Ngempon

merupakan buruh dengan penghasilan antara Rp. 1.450.000 – Rp.

Page 54: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

107

2.712.500 per bulan dan pengeluaran sebesar Rp. 580.000 – Rp.

1.397.000 per bulan.

3. Faktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan rumah kost adalah

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah karakteristik

buruh industri, sedangkan faktor eksternalnya dibedakan menjadi empat

faktor yaitu faktor fisik, faktor aksesbilitas, faktor lingkungan, dan

fasilitas rumah kost. Berdasarkan faktor fisik, rumah kost di Kelurahan

Ngempon merupakan tempat tinggal kost berdasarkan jenis kelamin atau

kost putra/putri dan bangunannya bersifat permanen. Berdasarkan faktor

aksesbilitas, rumah kost dapat diakses dengan kendaraan roda empat

serta dapat menjangkau sarana prasarana baik sarana prasarana

kesehatan, ekonomi, pemerintahan, pelayanan public, maupun sarana

prasara sosial. Berdasarkan faktor lingkungan, rumah kost merupakan

tempat tinggal yang cukup bersih, sangat aman dan sangat nyaman.

Sedangkan berdasarkan fasilitasnya, rumah kost di Kelurahan Ngempon

memiliki fasilitas halaman parkir, ruang cuci jemur, ruang bersama,

dapur, TV serta kompor.

4. Preferensi pemilihan rumah kost bagi buruh industri ada empat antara

lain a) kemudahan aksesbilitas ke lokasi kerja dan sarana prasarana yang

merupakan alasan utama buruh industri memilih rumah kost; b)

lingkungan rumah kost yang bersih, aman dan nyaman, yang menjadi

alasan kedua; c) biaya sewa kost yang murah, merupakan alasan ketiga;

Page 55: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

108

dan d) kelengkapan fasilitas umum rumah kost, yang merupakan alasan

terakhir buruh industri dalam memilih rumah kost.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan simpulan, maka penulis

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Pihak pemilik kost sebagai penyedia rumah kost, sebaiknya lebih melihat

atau memperhatikan minat buruh industri dalam memilih rumah kost,

agar dapat menambah nilai akan rumah kost yang ditawarkan, seperti

memberikan beberapa fasilitas yang cukup memadai sehingga menambah

kenyamanan bagi penghuni kost. Hal ini terkait dengan semakin

banyaknya pesaing yang muncul di sekitar kawasan industri. Pemilik

kost harus menyesuaikan biaya sewa kost dengan fasilitas yang

ditawarkan, karena hal tesebut berpengaruh terhadap minat penghuni

kost.

2. Buruh industri diharapkan menggabungkan beberapa hal yang

merupakan minat dalam memilih rumah kost yang akan ditempati. Selain

itu, buruh industri yang merupakan reponden dalam penelitian ini,

diharapkan mengisi angket dengan benar agar hasil penelitian bisa lebih

akurat.

Page 56: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

109

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2010. Pengaruh Perkembangan Industri Terhadap Pola Pemanfaatan

Lahan di Wilayah Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang. Tesis.Semarang: Universitas Diponegoro.

Andoni, Hari dan Hanson Kusuma. 2016. Preferensi Hunian yang Ideal Bagi

Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016, halaman 129-134.

Ani, Gayantri Fendya, dkk. 2012. Preferensi Masyarakat Dalam Menentukan

Lokasi Hunian di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jurnal Perencanaan Wilayah. Volume 2 No 1, halaman 1-4.

Arifien, Moch. 2001. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Pendatang

Terhadap Pemilihan Lokasi Permukiman di Daerah Banjir Kecamatan

Gayamsari Kota Semarang. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Banowati, Eva. 2006. Geografi Permukiman. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Badan Pusat Statistik. 2015. Data Strategis Kabupaten Semarang 2015.

Semarang: BPS

Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten Semarang dalam Angka 2016. Semarang:

BPS.

Badan Pusat Statistik. 2016. Kecamatan Bergas dalam Angka 2016. Semarang:

BPS.

Daldjoeni, N. 1999. Geografi Kota dan Desa. Bandung: Penerbit Alumni.

Djamaris, Aurino. 2009. Analisis Potensi Pembangunan Rusunawa di Kawasan Industri di 10 Kota Besar Indonesia.

http://faculty.aurino.com (8 April 2016).

Fadoli, Ahmad. 2014. Pola Persebaran Permukiman dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Preferensi Bermukim di Kecamatan Gombong

Kabupaten Kebumen. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Gameswari, Sri Indah. 2014. Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Pekerja Industri

di Kecamatan Cikande Kabupaten Serang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Volume 1 No. 2, halaman 1-16.

Page 57: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

110

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 1.9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hajar, Siti, dkk. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa

dalam Memilih Rumah Kost. e-Jurnal Matematika. Volume 1 No. 2,

halaman 25-31.

Hardati, Puji. 2002. Geografi Transportasi dan Industri. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

-----------------. 2001. Kontribusi Angkatan Kerja Perempuan Yang Bekerja Pada

Industri Pedesaan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga. Forum Ilmu Sosial. Volume 26 No. 2, halaman 1-15.

----------------. 2002. Kontribusi Industri Rumah Tangga Bahan Bangunan

Terhadap Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Boyolali. Jurnal Litbang Propinsi Jawa Tengah. Volume 5 No. 4, halaman 21-29.

----------------. 2010. Pengantar Ilmu Sosial Edisi Revisi. Semarang: Widya Karya.

----------------. 2014. Pola Keruangan Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Non

Pertanian dan Konsekuensinya pada Strategi Penghidupan Rumahtangga

di Kabupaten Semarang. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah

Mada.

Hartono. 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Bandung: Citra Praya.

Hutapea, Rumata Christella. 2008. Preferensi Bermukim Penduduk di Wilayah

Pinggiran Barat Kota Medan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Irfiyanti, Zulinar dan Manafi. 2014. Karakteristik Hunian Buruh Industri di

Kawasan Industri Wijayakusuma. Jurnal Pengembangan Kota. Volume 2

No. 2, halaman 62-73.

Jawatankuasa Standard dan Kost. 2015. Garis Panduan dan Peraturan bagi Perancangan Bangunan Tahun 2015.

http://www.epu.gov.my (4 Maret 2016)

Jayadinata, Johara. 1986. Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan, Perkotaan, dan Wilayah. Bandung: ITB.

Koalisi untuk Perumahan Sosial. 2002. Sistem Perumahan Sosial di Indonesia.

Jakarta: Pusat Studi Perkotaan Universitas Indonesia.

Page 58: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

111

Landoala, Tasrif. 2013. Preferensi Permukiman.http://www.jembatan4.co.id (28 Desember 2015)

Mulyo dan Suhandini. 2007. Kompetensi Dasar Geografi 1. Solo: PT. Tiga

Serangka Pustaka Mandiri.

Muna, Faizul. 2009. Strategi Penyediaan Tempat Tinggal Bagi Buruh Industri di

Kawasan Industri Bergas Kabupaten Semarang. Tesis. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Nursusandhari, Eva. 2009. Persepsi, Preferensi dan Willingness To PayMasyarakat Terhadap Lingkungan Pemukiman Sekitar Kawasan Industri.

Jurnal Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Volume 3 No. 1, halaman

1-14.

Peraturan Bupati Semarang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pemondokan. Semarang: Diperbanyak oleh Kecamatan Bergas.

Pradipta, Demas, dkk. 2014. Rusunawa Pekerja Industri di Kecamatan Bergas

Kabupaten Semarang. Jurnal Ilmiah. Volume 3 No. 3, halaman 114.

Purwaningsih, Indriyati Eko. 2011. Sikap Terhadap Rumah Kos Tanpa Induk

Semang Ditinjau dari Jenis Kelamin dan Asal Daerah Pada Mahasiswa

UST. Jurnal SPIRITS. Volume 1 No. 2, halaman 97-224.

Purwanto. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Putri, Harlini. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi

Perumahan di Kota Banda Aceh. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia. Volume 1 No. 2, halaman 55-61.

Resmi, Ni Nyoman dan Adi. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Anak Kost dalam Pemilihan Rumah Pemondokan di Kota Singaraja.Jurnal Sains dan Teknologi. Volume 11 No. 1, halaman 88.

Singarimbun, M. 1992. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sofyan, M. Yanny. Pengadaan Rusun Sewa Sebagai Alternatif Permukiman

Pekerja Industri di Desa Warugunung Karang Pilang Surabaya. Jurnal Sipil, Mesin, Arsitektur dan Elektro. Volume 4 No. 3, halaman 193.

Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Page 59: KARAKTERISTIK BURUH INDUSTRI DAN PREFERENSI TERHADAP ...lib.unnes.ac.id/31746/1/3211412021.pdf · 10. Masyarakat Ngempon khususnya para pemilik dan penghuni kost yang telah bersedia

112

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.

Tika, Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Jakarta:

Departemen Ketenagakerjaan.

Undang-undang Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian. Jakarta:

Departemen Industri dan Perdagangan.

Widipratamanti, Anny. 2001. Studi Kebutuhan Fasilitas Perumahan Buruh di

Kawasan Industri Terboyo Semarang. Tesis. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Wiwaha, Arjuna. 2013. Kajian Teori Preferensi Bermukim.

http://studyandlearninghow.com (28 Desember 2015)

Yunus, Hadi Sabari. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Zamrowi, M. Taufik. 2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri

Kecil. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.