karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

34
MENCINTAI KARAKTERISTIK BIOGEOGRAFI DAN SOSIOANTROPOLOGI JAWA BARAT SDA Jawa Barat Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat

Upload: sintia-lisdayanti

Post on 21-Jun-2015

7.859 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

MENCINTAI KARAKTERISTIK BIOGEOGRAFI

DAN SOSIOANTROPOLOGI

JAWA BARAT

SDA Jawa BaratKesenian dan Kebudayaan Jawa Barat

Page 2: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Ajeng Putri ClarassatiHudzaifah

Jeffri NorrisNila Antika

Sari RamadhaniSetyowati DewiSintia Lisdayanti

Syahrudin Holid Amin

XI SCIENCE 4

SMAN 7 BEKASI

Page 3: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Sumber Daya Alam Jawa Barat

FLORAFlora berasal dari bahasa Latin yaitu Flora, dewi yang

bunga. Flora dapat merujuk kepada sekelompok tanaman, sebuah penyelidikan dari kelompok tanaman, serta bakteri.

Jawa barat mempunyai keanekaragaman tumbuhan. Setidaknya terdapat 3.882 spesies tumbuhan berbunga dan tumbuhan paku asli Jawa Barat dan 258 jenis yang berasal dari luar Jawa Barat. Di Jawa barat juga terdapat 248 jenis anggrek dari 642 jenis yang berada di pulau Jawa ini.

Page 4: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Tumbuhan yang termasuk pohon di Jawa Barat terdapat 1.106 jenis, dengan 51 jenis disebut dengan pohon-pohon penting, diantaranya Jati, rasamala, bakau, dsb.

Menurut Van Steenis, di pulau Jawa terdapat 23,4 % tanaman budidaya (1.523 Jenis), sisanya adalah tumbuhan liar (4.598 jenis), dan tumbuhan asing yang ternaturalisasi(413 jenis).

Sebagian dari tumbuhan alami terdapat di kawasan konservasi, yaitu hutan lindung, cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional.

Page 5: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Tipe-tipe Vegetasi yang ada di Jawa Barat:

Vegetasi LitoralHutan bakau (mangrove)Formasi pantaiHutan rawa dataran rendahHutan hujan dataran rendah dan perbukitanHutan hujan pegununganDanau dan rawa pegununganVegetasi sub-alpin

Page 6: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

1. Rafflessia ArnoldiPadma raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis.

Page 7: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

2. MangroveMangrove adalah hutan yang dapat tumbuh di daerah tropis maupun sub-tropis. Hutan mangrove merupakan suatu ekosistem yang kompleks dan labil. Daerah pertumbuhan mangrove merupakan suatu ekosistem yang spesifik. Hal ini disebabkan oleh adanya proses kehidupan biota (flora dan fauna) yang saling berkaitan, baik yang terdapat di daratan maupun di lautan.Manfaat ekosistem mangrove sebagai habitat berperan penting untuk tempat berpijah dan tempat asuhan berbagai jenis ikan, udang dan biota lainnya.

Page 8: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Ekosistem mangrove banyak terdapat di beberapa

daerah, yaitu:

kab. Ciamis :di muara sungai Citanduy.

Kab. Tasikmalaya : di muara sungai Cimedang,

Ciwulan, dan Cilangla.

Kab. Garut : di Santolo dan Cagar Alam

Sancang.

kab. Cianjur: di muara sungai Cisokan,

Cidamar, Cipandan

Kab. Sukabumi: di Cikepuh, pangumbahan.

Page 9: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

3. Rumput LautSeaweed ( rumput laut ) merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia untuk memasok pasar internasional. Rumput laut yang diperdagangkan ini merupakan makro algae multiseluler dan dalam taksonomi diklarifikasikan ke dalam division thalophyta.

Sebaran jenis-jenis rumput laut di perairan ditentukan oleh kecocokan habitatnya. Habitat-habitat rumput laut umumnya adalah pada rataan terumbu karang.

Page 10: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Jenis-jenis rumput laut di Indonesia:Karagenofit, yaitu penghasil keragian

(mara Euchema dan hypnea)Agarofit, yaitu penghasil agar

(gracilaria dan gelidium)Alginofit, yaitu penghasil alginat

(sargassum dan turbinaria)

Page 11: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

FAUNA

Fauna dapat merujuk pada kehidupan hewan atau binatang klasifikasi dari daerah tertentu, jangka waktu, atau lingkungan. Beberapa jenis Fauna di Indonesia, yaitu:

SeranggaKelompok serangga memiliki berbagai macam manfaat. Salah satu peranan penting secara ekologis adalah dalam proses penyerbukan (polinasi) yang dilakukan oleh kupu-kupu.Di habitat alami, belalang dan jangkrik adalah kelompok serangga yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan burung, reptil dan amfibi. Siklus hidup serangga, biasanya mengalami proses metamorfosis. Dalam hal ini, ada fase-fase tertentu yang kurang disukai oleh manusia, yaitu pada fase larva (ulat) karena dapat merusak tanaman.

Page 12: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

IkanSampai saat ini, diketahui ada 132 jenis ikan air tawar yang tercatat di region Jawa dan Bali, 13 jenis diantaranya adalah endemik.kelangkaan dan kepunahan beberapa jenis ikan ‘indigenos’ di daerah aliran sungai Citarum terjadi akibat perubahan habitat dari sungai ke danau, pencemaran, overfishing, dsb.jenis ikan yang punah tersebut yaitu walangi bagatius yarrelli yang pernah tercatat di Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Page 13: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Amfibi dan ReptilBeberapa jenis amfibi dan reptil masih sering dijumpai di beberapa daerah di Jawa Barat adalah biawak (di sekitar aliran sungai Citarum , danau Sanghyang di Tasikmalaya), kura-kura (di sekitar aliran sungai Citarum, sungai di daerah Bogor/Sentul).Di alam terdapat 7 jenis penyu, 6 diantaranya hidup di perairan Indonesia, yaitu:Penyu belimbingPenyu hijauPenyu sisikPenyu tempayanPenyu lakangPenyu pipih

Penyu hijau

Page 14: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Untuk jenis reptilia, ada kecenderungan manusia untuk memusuhi dan menjadi penyebab kepunahannya. Di jawa hanya terdapat 12% dari jenis ular yang ada. Ular tersebut adalah ular berbisa dan cenderung untuk menghindari manusia.

Akan tetapi, saat ini ada kecenderungan ular tidak sepenuhnya dihindari, khususnya di kota-kota besar. Ular-ular tersebut dijadikan koleksi, bahkan dijadikan sebagai menu santapan di restoran.

Page 15: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Aves Saat ini, di Jawa dan Bali tercatat ada 466 jenis burung, termasuk tiga jenis yang mungkin sudah punah, diantaranya adalah endemik jawa, yaitu trulek jawa (hoplopterus macropterus)Mentok rimba (Cairina scutulata)Cucak rawa (Pycnonotus zeylanicus)Kelangkaan jenis burung lebih disebabkan karena nilai ekonomis yang sangat tinggi sebagai hewan peliharaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penangkapan liar dan ketersediaan habitat semakin berkurang.

Page 16: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

MamaliaDi Jawa diketahui terdapat 137 Jenis mamalia daratan, 22 jenis diantaranya adalah endemik. Kelangkaan jenis mamalia disebabkan oleh aktifitas pemburuan sehingga mengganggu habitat aslinya.Jenis mamalia endemik jawa yang terkenal adalah:SuriliOwa jawaBabi jawaRusa jawa

Page 17: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Terumbu karangTerumbu karang adalah ekosistem yang unik, kompleks, dan khas. Terdapat di wilayah tropis dan subtropis yang dibentuk oleh komunitas binatang karang selama ratusan tahun.Terumbu karang ini banyak terdapat di kab. Ciamis, yaitu di Pantai Krapyak, pantai Timur, dan Pantai Karangjaladri.Sementara itu, terumbu karang di kab. Sukabumi terdapat di Pantai Karanghawu, Cisolok, dan Citepus.

Page 18: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Objek wisataJawa barat kaya akan keindahan alamnya. Hal ini merupakan aset daerah yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.objek-objek wisata tersebut, yaitu:

Kawah Putih, Ciwidey, Kab. Bandung

Situ Patenggang, Rancabali, Kab. Bandung

Kebun Raya Bogor, Kota Bogor Taman Safari Indonesia, Cisarua,

Kab. Bogor

Page 19: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Taman Wisata Mekarsari, Kab. Bogor Grand Canyon Pangandaran, Kab.

Ciamis Kebun Raya Cibodas, Kab.Cianjur Ciater, Kab. Subang Gunung Tangkuban Perahu, Kab.

Subang Pantai Pelabuhan Ratu, Kab.

Sukabumi Masjid Dian Al-Mahri, Kota Depok

Page 20: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Kesenian dan Kebudayaan Jawa Barat

Jawa barat yang terkenal dengan budaya sunda, budaya ini sangat kental sekali dan melekat pada masyarakat jawa barat, mulai dari bahasa yang unik, tarian jaipongnya yang terkenal, wayang goleknya yang unik, dan yang tidak kalah mengagumkan adalah angklung. Angklung adalah alat musik yang terbuat dari bambu yang menghasilkan suara khas yang tiada duanya.

Page 21: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Jawa Barat kaya akan khazanah seni dan budayanya. Beberapa diantaranya yaitu:

AngklungAngklung adalah sebuah alat musik yang terbuat dari potongan bambu. Alat musik ini terdiri dari 2-4 tabung bambu yang dirangkai menjadi satu dengan talirotan. Tabung bambu dikuir detail dan dipotong sedemikian rupa oleh pengrajin angklung profesional untuk menghasilkan nada tertentu ketika bingkai bambu digoyang.Di Jawa Barat, angklung telah dimainkan sejak abad ke-7.

Pada awalnya angklung hanya bernada pentatonis (da mi na ti la). Tahun 1938 Daeng Soetigna memodifikasi suara angklung menjadi diatonis (do re me fa so la ti). Beliau berhasil memodernisasi Angklung dari nada pentatonis menjadi nada diatonis. Sejak saat itu angklung mulai dikenal secara internasional.

Page 22: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Banggreng Seni banggreng berasal dari

kabupaten sumedang. Seni Banggreng adalah pengembangan dari seni “Terbang “ dan “Ronggeng”. Seni terbang itu sendiri merupakan kesenian yang menggunakan semacam rebana, tetapi besarnya tiga kali dibanding rebana. Biasaya di mainkan oleh lima pemain dan dua orang penabuh gendang besar dan kecil,sedangkan Ronggeng adalah sebutan bagi si penari dan sekaligus penyanyi atau disebut pula “Nyi Ronggeng”.

Tari Bangreng

Page 23: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Kuda Renggong

Kuda Renggong merupakan salah satu jenis kesenian pagelaran yang terdapat di kabupaten sumedang, Majalengka, dan karawang. Cara penyajiannya,yaitu seekor kuda atau lebih dihias warna-warni, anak yang di sunat di naikan diatas punggung kuda tersebut. Anak sunat tersebut dihias seperti raja atau satria, dapat pula memakai bendo, takwa, dan mengenakan kain serta selop. Di depan atau di pinggir kuda renggong ada

beberapa penari, baik dari rombongan kuda renggong sendiri maupun dari para penonton atau kerabat yang mempunyai hajatan. Mereka dengan suka citanya ikut berjoget atau menari

Page 24: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Seni Buhun Tutunggulan

Kata tutunggulan berasal dari kata "nutu" yang artinya "menumbuk" sesuatu. Sesuatu yang ditumbuk itu biasanya gabah kering hingga menjadi beras, atau dari beras menjadi tepung. Menumbuk gabah menjadi beras tersebut biasanya dikerjakan oleh ibu-ibu antara tiga sampai empat orang dan ayunan alunya mengenai lesung yang menimbulkan suara khas, artinya dapat berirama, dengan tujuan agar tidak membosankan dalam menumbuk padi.

Kesenian tutunggulan dimainkan oleh enam orang ibu-ibu dan dipertunjukkan kepada masyarakat manakala terjadinya gerhana bulan di malam hari ataupun sering digunakan untuk menghadirkan warga agar hadir dalam acara musyawarah di balai desa.

Page 25: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Seni Tari Jaipong

Jaipongan adalah sebuah genre kesenian yang lahir dari kreativitas seorang seniman Bandung, yakni Gugum Gumbira. Perhatiannya pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu membuat seorang Gugum Gumbira mengetahui dan mengenal betul perbendaharaan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kiliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, Pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak minced dari beberapa kesenian di atas cukup memiliki inspirasi untuk mengembangkan tari atau kesenian yang kini dikenal dengan nama Jaipongan.

Page 26: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Wayang Golek

Istilah wayang berasal dari Wad an Hyang. Artinya , leluhur, tetapi ada juga yang berpendapat bahwa wayang berasal dari kata bayangan.

Di Jawa Barat, seni wayang dinamakan wayang golek. Artinya, menjalankan seni wayang dengan menggunakan boneka dari kayu yang hampir menyerupai wajah dan tubuh manusia.

Beberapa figure pada wayang golek yaitu :

Rahwana (wayang goleknya memakai mahkota)

Arjuna (sosok pejuang sejati yang tampan dan gagah berani)

Garuda Mungkur Bineka Sari (wajahnya seperti

pohon cemara yang di susun ke atas)

Kuluk (asesorisnya memakai gambar garuda/ Sumping)

Page 27: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Tari Blantek

Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Barat dari daerah Bogor. Di daerah Bogor terdapat beberapa kesenian teater rakyat. Salah satu diantaranya seni Blantek. Seni Blantek yang berada di daerah Bogor ini termasuk rumpun seni tipeuh, oleh karena itu disebut juga topeng Blantek.

Istilah Blantek dalam kesenian ini adalah campur aduk, tidak karuan, tidak semestinya atau masih dalam tahap belajar. Blantek dalam arti tidak karuan campur aduk dan tidak semestinya didasari oleh anggapan bahwa kesenian ini dalam penyajiannya memasukkan unsur-unsur kesenian lain seperti rebana, ketuk tilu, dan topeng. Demikian pula bentuk kesenian ini tidak jauh berbeda dengan topeng yang berada di Cisalak.

Page 28: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Sisingaan

Sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni

pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam

bentuk helaran. Pertunjukannya biasa ditampilkan pada acara

khitanan atau acara-acara khusus seperti ; menyambut tamu,

hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan

hari-hari besar

lainnya.

Didalam seni sisingaan terdapat unsur-unsur seperti; seni

tari, olah raga (Pencak Silat dan Jaipongan), seni karawitan, seni

sastra dan seni busana. Semua unsur tersebut berpadu dan

bersinerji membentuk suatu tari dan lagu dan acapkali

ditambah dengan gerak akrobat yang membentuk formasi

seperti

standen.

Page 29: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Tari Merak

Tari Merak menggambarkan kehidupan satwa burung Merak yang mempunyai keanggunan, keindahan dan kelincahan gerak-geriknya dalam kehidupan burung Merak yang sedang bercanda ria didalam alam jagad raya ini. Tari ini adalah tarian yang dimainkan wanita. Ia adalah tari klasik Sunda yang menyimbolkan kecantikan alam

Selain itu Jawa Barat memiliki senjata tradisional yang disebut dengan Kujang dan Rumah adatnya bernama Keraton Kasepuhan Cirebon

Page 30: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Perilaku Perwujudan Iman dan Takwa terhadap Lingkungan Hidup

Gaya hidup manusia tidak bisa lepas dari alam dan lingkungan sekitarnya. Perilaku manusia merupakan interaksi manusia dengan alam atau lingkungan hidup, tempat manusia itu berpijak. secara umum, interaksi manusia dengan lingkungan hidup dibagi menjadi dua, yaitu:

Interaksi Positif Penghijauan Menciptakan daerah cagar alam dan suaka marga satwa Membuat bendungan atau waduk.

Interaksi Negatif Membuka hutan untuk usaha perladangan atau perumahan Eksploitasi minyak lepas pantai

Page 31: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Beberapa cuplikan tentang agama yang menyoroti masalah lingkungan hidup

Islam Melalui kitab suci Al-Qur’an, Allah memperingatkan bahwa terjadinya kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia (Q.S. Ar-Rum:40).Oleh karena itu, Islam sangat menekankan agar manusia berlaku arif dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi ini.

Kristen Alkitab memperingatkan bahwa kerusakan alam selama ini adalah karena ulah dan kejahatan manusia. (Mazmur 107:33-34)Alkitab tidak menyaksikan bahwa Tuhan memberikan hak kepada manusia untuk menguasai alam dengan seenaknya.

Page 32: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

HinduDi dalam Mahabarata terdapat keterangan bahwa alam adalah pemberi segala keingingan seperti sapi perah yang selalu mengeluarkan kenikmatan (susu) yang harus dipelihara dengan baik sehingga banyak memberikan kebutuhan yang diperlukan oleh manusia.

BudhaDalam Karaniyametta Sutta disebutkan : “…makhluk hidup apapun juga, yang lemah dan yang kuat tanpa terkecuali, yang panjang atau yang besar, yang sedang, pendek atau gemuk, yang tampak atau tak tampak, yang jauh ataupun yang dekat, yang terlahir ataupun yang akan lahir, semoga semua makhluk berbahagia.”Hal ini mengandung arti bahwa agama Budha pun menolak terjadinya perusakan alam dan segenap potensinya.

Page 33: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

Mensyukuri Keanekaragaman Sumber Daya Alam

Tuhan menciptakan alam beserta isinya tidak lain hanyalah untuk manusia. Kebutuhan hidup yang kita perlukan semuanya ada di alam ini, mulai dari sandang, pangan dan papan.

Gunung-gunung yang tinggi merupakan sumber kehidupan, disana terdapat kehidupan flora, fauna ataupun manusia. Demikian pula halnya dengan sungai-sungai. Disana juga terdapat ekosistem yang tentunya merupakan SDA.

Sebagai rasa syukur, hendaknya kita dapat menjaga lingkungan sekitar agar senantiasa bersih, indah, dan sehat.

Page 34: karakteristik biogeografi dan sosioantropologi jawa barat

TERIMA KASIH..

ATAS…

PERHATIANNYA.

….SELESAI….