karagenan 2
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 karagenan 2
1/15
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Eucheuma cottonii Menurut Doty (1985), Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis
rumput laut merah ( Rhodophyceae ) dan berubah nama menjadi Kappaphycus
alvarezii karena karaginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan
Maka jenis ini se!ara taksonomi disebut Kappaphycus alvarezii (Doty 198")
#ama daerah $ cottonii umumnya lebih dikenal dan biasa dipakai dalam dunia
perdagangan nasional maupun internasional %lasifikasi Eucheuma cottonii
menurut Doty (1985) adalah sebagai berikut &
%ingdom & 'lantaeDi isi & hodophyta
%elas & )hodophy !eae
*rdo & + igartinales
amili & oliera!ea
+enus & Eucheuma
pe!ies & Eucheuma alvarezii Doty
Kappaphycus alvarezii (doty) Doty
.iri fisik Eucheuma cottonii adalah mempunyai thallus silindris, permukaan li!in, !artilogeneus %eadaan /arna tidak selalu tetap, kadang-kadang
ber/arna hijau, hijau kuning, abu-abu atau merah 'erubahan /arna sering terjadi
hanya karena faktor lingkungan %ejadian ini merupakan suatu proses adaptasi
kromatik yaitu penyesuaian antara proporsi pigmen dengan berbagai kualitas
pen!ahayaan (0slan 1998) 'enampakan thalli ber ariasi mulai dari bentuk
sederhana sampai kompleks Duri-duri pada thallus run!ing memanjang, agak
jarang-jarang dan tidak bersusun melingkari thallus 'er!abangan ke berbagai
arah dengan batang-batang utama keluar saling berdekatan ke daerah basal
(pangkal) umbuh melekat ke substrat dengan alat perekat berupa !akram
.abang-!abang pertama dan kedua tumbuh dengan membentuk rumpun yang
rimbun dengan !iri khusus mengarah ke arah datangnya sinar matahari (0tmadja
199")
2mumnya Eucheuma cottonii tumbuh dengan baik di daerah pantai
terumbu (reef) 3abitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut
-
7/26/2019 karagenan 2
2/15
yang tetap, ariasi suhu harian yang ke!il dan substrat batu karang mati (0slan
1998)
4eberapa jenis Eucheuma mempunyai peranan penting dalam dunia
perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak karaginan %adar karaginan
dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 5 6 7 tergantung pada jenis
dan lokasi tempat tumbuhnya :enis ini asal mulanya didapat dari perairan
abah (Malaysia) dan %epulauan ulu ( ilipina) elanjutnya dikembangkan ke
berbagai negara sebagai tanaman budidaya ;okasi budidaya rumput laut jenis
ini di inarno 199" ? >3* 1999) %araginan tersusun dari
perulangan unit-unit galaktosa dan ,"-anhidro galaktosa ( ,"-0+) %eduanya
baik yang berikatan dengan sulfat atau tidak, dihubungkan dengan ikatan
glikosidik 61, dan -1, se!ara bergantian ( M. .orp 1977)
Menurut 3ellebust dan .ragie (1978), karaginan terdapat dalam dinding
sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan bagian
penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan
komponen yang lain :umlah dan posisi sulfat membedakan ma!am-ma!am
polisakarida hodophy!eae, seperti yang ter!antum dalam ederal egister,
polisakarida tersebut harus mengandung @= sulfat berdasarkan berat kering
untuk diklasifikasikan sebagai karaginan 4erat molekul karaginan tersebut !ukup
tinggi yaitu berkisar 1== - 8== ribu (deMan 1989)
%araginan merupakan getah rumput laut yang diperoleh dari hasil
ekstraksi rumput laut merah dengan menggunakan air panas (hot water ) atau
larutan alkali pada temperatur tinggi (+li!ksman 198 ) %araginan merupakan
nama yang diberikan untuk keluarga polisakarida linear yang diperoleh dari alga
merah dan penting untuk pangan
-
7/26/2019 karagenan 2
3/15
Doty (1987), membedakan karaginan berdasarkan kandungan sulfatnya
menjadi dua fraksi yaitu kappa karaginan yang mengandung sulfat kurang dari
@8 dan iota karaginan jika lebih dari = >inarno (199") menyatakan
bah/a kappa karaginan dihasilkan dari rumput laut jenis Eucheuma cottonii , iota
karaginan dihasilkan dari Eucheuma spinosum , sedangkan lambda karaginan dari
Chondrus crispus , selanjutmya membagi karaginan menjadi fraksi berdasarkan
unit penyusunnya yaitu kappa, iota dan lambda karaginan
%appa karaginan tersusun dari (1, )-D-galaktosa- -sulfat dan (1, )- ,"-
anhidro-D-galaktosa %araginan juga mengandung D-galaktosa-"-sulfat ester
dan ,"-anhidro-D-galaktosa-@-sulfat ester 0danya gugusan "-sulfat, dapat
menurunkan daya gelasi dari karaginan, tetapi dengan pemberian alkali mampu
menyebabkan terjadinya transeliminasi gugusan "-sulfat, yang menghasilkan
,"-anhidro-D-galaktosa Dengan demikian derajat keseragaman molekul
meningkat dan daya gelasinya juga bertambah (>inarno 199") truktur kimia
kappa karaginan dapat dilihat pada +ambar
+ambar @ truktur kimia kappa karaginan (!'%el!o 0p @== )
inarno 199") truktur kimia iota
karaginan dapat dilihat pada +ambar
-
7/26/2019 karagenan 2
4/15
+ambar truktur kimia iota karaginan (!'%el!o 0p @== )
;ambda karaginan berbeda dengan kappa dan iota karaginan, karena
memiliki residu disulpat (1- ) D-galaktosa, sedangkan kappa dan iota
karaginan selalu memiliki gugus -fosfat ester (>inarno 199") truktur kimia
lambda karaginan dapat dilihat pada +ambar 5
+ambar truktur dasar lambda karaginan (!'%el!o 0p @== )
Monomer-monomer dalam setiap fraksi karaginan dihubungkan oleh
jembatan oksigen melalui ikatan -1, glikosidik Monomer-monomer yang
telah berikatan tersebut digabungkan bersama monomer-monomer yang lain
melalui ikatan -1, glokisidik yang membentuk polimer
-
7/26/2019 karagenan 2
5/15
dan ,"-anhidro-D-galaktosa serta pada D-galaktosa-@,"-disulfat (+li!ksman
198 ) 2nit-unit monomer karaginan dapat dilihat pada abel @
abel @ 2nit-unit monomer karaginan
Fraksi karaginan Monom er
Kappa
Iota
Lambda
umber& o/le (197 )
D-galaktosa -sulfat,"-anhidro-D-galaktosa
D-galaktosa -sulfat,"-anhidro-D-galaktosa @-sulfat
D-galaktosa @-sulfatD-galaktosa @,"-disulfat
2. Si!at Dasar Karaginan
ifat dasar karaginan terdiri dari tiga tipe karaginan yaitu kappa, iota dan
lambda karaginan ipe karaginan yang paling banyak dalam aplikasi pangan
adalah kappa karaginan ifat-sifat karaginan meliputi kelarutan, iskositas,
pembentukan gel dan stabilitas p3
2. .1 Ke"ar#tan
%elarutan karaginan dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya tipe karaginan, temperatur, p3, kehadiran jenis ion tandingan dan Aat-
Aat terlarut lainnya +ugus hidroksil dan sulfat pada karaginan bersifat hidrofilik
sedangkan guugus ,"-anhidro-D-galaktosa lebih hidrofobik ;ambda karaginan
mudah larut pada semua kondisi karena tanpa unit ,"-anhidro-D-galaktosa dan
mengandung gugus sulfat yang tinggi %araginan jenis iota bersifat lebih
hidrofilik karena adanya gugus @-sulfat dapat menetralkan ,"-anhidro-D-
galaktosa yang kurang hidrofilik %araginan jenis kappa kurang hidrofilik karena
lebih banyak memiliki gugus ,"-anhidro-D-galaktosa ( o/le 198 ? !'%el!o 0p
@== )
%arakteristik daya larut karaginan juga dipengaruhi oleh bentuk garam dari
gugus ester sulfatnya :enis sodium umumnya lebih mudah larut, sementara jenis
potasium lebih sukar larut 3al ini menyebabkan kappa karaginan dalam bentuk
garam potasium lebih sulit larut dalam air dingin dan diperlukan panas untuk
mengubahnya menjadi larutan, sedangkan dalam bentuk garam sodium lebih
mudah larut ;ambda karaginan larut dalam air dan tidak tergantung jenis
-
7/26/2019 karagenan 2
6/15
garamnya (!'%el!o 0p @== ) Daya kelarutan karaginan pada berbagai media
dapat dilihat pada abel
abel Daya kelarutan karaginan pada berbagai media pelarut
Si!at$si!at0ir panas
Kappa;arut suhu B "= o.
Iota;arut suhu B "= o.
Lambda;arut
0ir dingin ;arut #a ;arut #aC
;arut garamusu panas ;arut ;arut ;arutusu dingin %ental %ental ;ebih kental
;arutan gula ;arut (panas) usah larut ;arut (panas);arutan garam idak larut idak larut ;arut (panas);arutan organik idak larut idak larut idak larut
umber& !'%el!o 0p (@== )+liksman (198 )
uryaningrum (1988) menyatakan bah/a karaginan dapat membentuk gel
se!ara reversibel artinya dapat membentuk gel pada saat pendinginan dan kembali
!air pada saat dipanaskan 'embentukan gel disebabkan karena terbentuknya
struktur heliks rangkap yang tidak terjadi pada suhu tinggi
2. .2 Stabi"itas p%
%araginan dalam larutan memiliki stabilitas maksimum pada p3 9 dan
akan terhidrolisis pada p3 diba/ah ,5 'ada p3 " atau lebih umumnya larutankaraginan dapat mempertahankan kondisi proses produksi karaginan (!'%el!o
0p @== ) 3idrolisis asam akan terjadi jika karaginan berada dalam bentuk
larutan, hidrolisis akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu ;arutan
karaginan akan menurun iskositasnya jika p3nya diturunkan diba/ah ,
(
-
7/26/2019 karagenan 2
7/15
abe1 tabilitas karaginan dalam berbagai media pelarut
Stabi"itas Kappa Iota Lamdap% netra" tabil tabil tabildan a"ka"i
p% asam erhidrolisis jikadipanaskan tabil
erhidrolisisdalam tabil
erhidrolisis
dalam bentuk gel dalam bentuk gelumber& +li!ksman (198 )
2. . &iskositas
iskositas adalah daya aliran molekul dalam sistem larutan iskositas
suatu hidrokoloid dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu konsentrasi karaginan,temperatur, jenis karaginan, berat molekul dan adanya molekul-molekul lain
( o/le 197 ? 0* 199=) :ika konsentrasi karaginan meningkat maka
iskositasnya akan meningkat se!ara logaritmik iskositas akan menurun se!ara
progresif dengan adanya peningkatan suhu, pada konsentrasi 1,5 dan suhu 75o
.
nilai iskositas karaginan berkisar antara 5 6 8== !' ( 0* 199=)
iskositas larutan karaginan terutama disebabkan oleh sifat karaginan
sebagai polielektrolit +aya tolakan (repulsion) antar muatan-muatan negatif
sepanjang rantai polimer yaitu gugus sulfat, mengakibatkan rantai molekulmenegang %arena sifat hidrofiliknya, polimer tersebut dikelilingi oleh molekul-
molekul air yang terimobilisasi, sehingga menyebabkan larutan karaginan bersifat
kental (+uiseley et al. 198=) Moirano (1977) mengemukakan bah/a semakin
ke!il kandungan sulfat, maka nilai iskositasnya juga semakin ke!il, tetapi
konsistensi gelnya semakin meningkat
0danya garam-garam yang terlarut dalam karaginan akan menurunkan
muatan bersih sepanjang rantai polimer 'enurunan muatan ini menyebabkan
penurunan gaya tolakan (repulsion) antar gugus-gugus sulfat, sehingga sifat
hidrofilik polimer semakin lemah dan menyebabkan iskositas larutan menurun
iskositas larutan karaginan akan menurun seiring dengan peningkatan suhu
sehingga terjadi depolimerisasi yang kemudian dilanjutkan dengan degradasi
karaginan ( o/le 197 )
-
7/26/2019 karagenan 2
8/15
2. .' Pembent#kan ge"
Menurut ardiaA (1989), pembentukan gel adalah suatu fenomena
penggabungan atau pengikatan silang rantai-rantai polimer sehingga terbentuk
suatu jala tiga dimensi bersambungan elanjutnya jala ini menangkap atau
mengimobilisasikan air di dalamnya dan membentuk struktur yang kuat dan kaku
ifat pembentukan gel ini beragam dari satu jenis hidrokoloid ke jenis lain,
tergantung pada jenisnya +el mempunyai sifat seperti padatan, khususnya sifat
elastis dan kekakuan
%appa-karaginan dan iota-karaginan merupakan fraksi yang mampu
membentuk gel dalam air dan bersifat reversible yaitu meleleh jika dipanaskan
dan membentuk gel kembali jika didinginkan 'roses pemanasan dengan suhu
yang lebih tinggi dari suhu pembentukan gel akan mengakibatkan polimer
karaginan dalam larutan menjadi random coil (a!ak) 4ila suhu diturunkan, maka
polimer akan membentuk struktur double helix (pilinan ganda) dan apabila
penurunan suhu terus dilanjutkan polimer-polimer ini akan terikat silang se!ara
kuat dan dengan makin bertambahnya bentuk heliks akan terbentuk agregat yang
bertanggung ja/ab terhadap terbentuknya gel yang kuat (+li!ksman 19"9) :ika
diteruskan, ada kemungkinan proses pembentukan agregat terus terjadi dan gel
akan mengerut sambil melepaskan air 'roses terakhir ini disebut sineresis
( ardiaA 1989) Mekanisme pembentukan gel karaginan dapat dilihat pada
+ambar 5
+ambar 5 Mekanisme pembentukan gel karaginan ( homas 199@)
-
7/26/2019 karagenan 2
9/15
%emampuan pembentukan gel pada kappa dan iota karaginan terjadi pada
saat larutan panas yang dibiarkan menjadi dingin karena mengandung gugus ,"-
anhidrogalaktosa 0danya perbedaan jumlah, tipe dan posisi gugus sulfat akan
mempengaruhi proses pembentukan gel %appa karaginan dan iota karaginan
akan membentuk gel hanya dengan adanya kation-kation tertentu seperti % C, )bC
dan .s C %appa karaginan sensitif terhadap ion kalium dan membentuk gel kuat
dengan adanya garam kalium, sedangkan iota karaginan akan membentuk gel
yang kuat dan stabil bila ada ion .a @C, akan tetapi lambda karaginan tidak dapat
membentuk gel (+li!ksman 198 ) 'otensi membentuk gel dan iskositas larutan
karaginan akan menurun dengan menurunnya p3, karena ion 3C
membantu proseshidrolisis ikatan glikosidik pada molekul karaginan (0ngka dan uhartono @===)
%onsistensi gel dipengaruhi beberapa faktor antara lain& jenis dan tipe
karaginan, konsistensi, adanya ion-ion serta pelarut yang menghambat
pembentukan hidrokoloid ( o/le 197 )
2.' Um#r Panen
EuniAal et al. (@===) menyatakan bah/a sebagai bahan baku pengolahan,
rumput laut harus dipanen pada umur yang tepat umput laut jenis Gracilaria
pemanenan dilakukan setelah berumur bulan, sedangkan jenis Eucheuma
dipanen setelah berumur 1,5 bulan atau lebih
umput laut dipanen setelah tingkat pertumbuhannya men!apai pun!ak
yaitu beratnya men!apai F "== gGrumpun ;ama pemeliharaan tergantung dari
lokasi, jenis rumput laut serta metode penanaman %andungan karaginan pada
Eucheuma sp dan agar-agar pada Gracilaria sp men!apai pun!ak tertinggi pada
umur antara " 6 8 minggu dengan !ara pemanenan memotong bagian ujung
tanaman yang sedang tumbuh (Departemen 'ertanian 1995)
'emanenan dilakukan bila rumput laut telah men!apai berat tertentu, yakni
sekitar empat kali berat a/al (dalam /aktu pemeliharaan 1,5 6 bulan) 2ntuk
jenis Eucheuma sp dapat men!apai berat sekitar 5==-"== g, maka jenis ini sudah
dapat dipanen, masa panen tergantung dari metode dan pera/atan yang dilakukan
setelah bibit ditanam (0slan 1998)
Mukti (1987) menyatakan bah/a pemanenan sudah dapat dilakukan
setelah " minggu yaitu saat tanaman dianggap !ukup matang dengan kandungan
-
7/26/2019 karagenan 2
10/15
polisakarida maksimum 'emanenan rumput laut dilakukan se!ara keseluruhan
( full harvest ) tanpa bantuan alat mekanik %adi dan 0tmaja (1988) menambahkan
bah/a pemanenan rumput laut dapat dilakukan sekitar 1 - bulan dari saat
penanaman elanjutnya dikatakan bah/a persyaratan lingkungan yang harus
dipenuhi bagi budidaya Eucheuma adalah&
a ubstrat stabil, terlindung dari ombak yang kuat dan umumnya di daerah
terumbu karang
b empat dan lingkungan perairan tidak mengalami pen!emaran
! %edalaman air pada /aktu surut terendah 1- = !m
d 'erairan dilalui arus tetap dari laut lepas sepanjang tahun
e %e!epatan arus antara @= - = mGmenit
f :auh dari muara sungai
g 'erairan tidak mengandung lumpur dan airnya jernih
h uhu air berkisar @7 6 @8 o. dan salinitas berkisar = - 7 ppt
aktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan rumput laut
antara lain adalah& suhu, !ahaya, salinitas, gerakan air dan p3 perairan
2.'.1 S#(#
uhu perairan mempengaruhi laju fotosintesis #ilai suhu perairan yangoptimal untuk laju fotosintesis berbeda pada setiap jenis e!ara prinsip suhu yang
tinggi dapat menyebabkan protein mengalami denaturasi, serta dapat merusak
enAim dan membran sel yang bersifat labil terhadap suhu yang tinggi 'ada suhu
yang rendah, protein dan lemak membran dapat mengalami kerusakan sebagai
akibat terbentuknya kristal di dalam sel erkait dengan itu, maka suhu sangat
mempengaruhi beberapa hal yang terkait dengan kehidupan rumput laut, seperti
kehilangan hidup, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, fotosintesis dan
respirasi (Hidman 1991) ulistijo (199 ) menyatakan kisaran suhu perairan yang
baik untuk rumput laut Eucheuma adalah @7 6 =o
.
2.'.2 Ar#s
0rus merupakan gerakan mengalir suatu masa air yang dapat disebabkan
oleh tiupan angin, perbedaan densitas air laut dan pasang surut yang bergelombang
panjang dari laut terbuka (#ontji 1987) 0rus mempunyai peranan penting dalam
penyebaran unsur hara di laut 0rus ini sangat berperan dalam perolehan
makanan
-
7/26/2019 karagenan 2
11/15
bagi alga laut karena arus dapat memba/a nutrien yang dibutuhkannya Menurut
ulistijo (199 ), salah satu syarat untuk menentukan lokasi Eucheuma sp adalah
adanya arus dengan ke!epatan =, - =,"" mGdetik
2.'. Sa"initas
Di alam rumput laut Eucheuma sp tumbuh berkembang dengan baik pada
salinitas yang tinggi 'enurunan salinitas akibat masuknya air ta/ar dari sungai
dapat menyebabkan pertumbuhan rumput laut Eucheuma sp menurun adhori
(1989) menyatakan bah/a salinitas yang !o!ok untuk pertumbuhan rumput laut
berkisar 1- 5 ppt Menurut Da/es (1981), kisaran salinitas yang baik bagi
pertumbuhan Eucheuma sp adalah =- 5 ppt oegiarto et al (1978) menyatakan
kisaran salinitas yang baik untuk Eucheuma sp adalah @ - 5 ppt
2.'.' p%
%easaman atau derajat p3 merupakan salah satu faktor penting dalam
kehidupan alga laut, sama halnya dengan faktor-faktor lainnya 0slan (@==5)
menyatakan bah/a kisaran p3 maksimum untuk kehidupan organisme laut adalah
",5 - 8,5
2.) Metode *kstraksi
umput laut yang telah bersih kemudian diekstraksi dengan air panas
dalam suasana alkali seperti natrium atau kalium hidroksida dengan p3 berkisar
antara 8 6 11 (Durant dan anford 197=)
o/le (197 ) menyatakan bah/a larutan alkali mempunyai dua fungsi
yaitu membantu ekstraksi polisakarida dari rumput laut dan berfungsi untuk
mengkatalisis hilangnya gugus-"-sulfat dari unit monomernya dengan
membentuk ,"-anhidrogalaktosa sehingga mengakibatkan kenaikan kekuatan
gelnya 3al ini didukung oleh hasil penelitian heng Eao et al. (198") ekstraksi
yang dilakukan dengan #a*3 @ mempunyai gel 6 5 kali lebih kuat jika
dibanding dengan air
Hkstraksi rumput laut jenis Eucheuma cottonii dilakukan dengan !ara
perebusan dengan menggunakan larutan %*3 pada p3 8-9 dengan olume air
perebus sebanyak =-5= kali berat rumput laut kering umput laut tersebut
Eucheuma cottonii dipanaskan pada suhu 9= - 95 o. selama - " jam (EuniAal
et al. @===) +uiseley et al. (198=) melaporkan bah/a untuk men!apai ekstraksi
-
7/26/2019 karagenan 2
12/15
yang optimal diperlukan /aktu sampai 1 hari, sedangkan #aylor (197") untuk
memper!epat proses ekstraksi dilakukan dengan perebusan bertekanan selama
satu sampai beberapa jam %araginan diendapkan dengan menggunakan iso
propil alkohol (
-
7/26/2019 karagenan 2
13/15
suhu "= o. (
-
7/26/2019 karagenan 2
14/15
abel " 4eberapa penerapan karaginan dalam produk-produk dengan bahandasar susu
Prod#k F#ngsi Jenis Tara!pengg#naan - /
Desert beku Hskri, susu es
usu pasteurisasi,.oklat, !itarasa buah
Mengontrol pen!airan %appa =,=1= 6 =,= =
Membentuk suspensi stabil %appa =,=@5 6 =,= 5
usu skim %onsistensi %appa-
-
7/26/2019 karagenan 2
15/15
abel 7 tandar mutu karaginan
Sp esi! ikas i FA F **Jat olatil ( )ulfat ( )
Maks 1@15- =
Maks 1@18- =
Maks 1@15- =
%adar abu ( )iskositas (!')
%adar 0bu idak ;arut 0sam ( )
15- =Min 5Maks 1
Maks 5-
Maks 1
15- =-
Maks @
;ogam 4erat &'b (ppm) Maks 1= Maks 1= Maks 1=0s (ppm).u (ppm)Jn (ppm)
%ehilangan karena pengeringan ( )
Maks-
- Ma ks1@
Maks-
- Ma ks1@
MaksMaks 5=Maks @5
-umber & 0G %obenh ns 'ektifabrik (1978)