kar dio vasku ler
DESCRIPTION
iugjlTRANSCRIPT
KARDIOVASKULER; CEPAT LEMAS & LELAH AKIBAT
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Ayu anas silvya*
10 2010 072
B-4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Pendahuluan.1
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkutoksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringantubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai ba han pen yusun s i s t em imun yang be r t u juan mem per t aha nkan
t ubuh da r i be rbag a i penyakit. Hormon-hormon dari sIstem endokrin juga
diedarkan melalui darah.. Darahmanusia berwarna merah, antara merah terang
apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen.1
*Alamat Korespondensi :Ayu Anas Silvya,Fakulltas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat, 11510E-mail : [email protected]
1 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
MAKALAH PBL BLOK 8
Skenario 3
Seorang pasien perempuan muda mengeluh cepat lelah, dan lemas. Gejala-gejala tersebut
terutama muncul saat menstruasi. Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah kadar
hemoglobin dan kadar besi berkurang. Perempuan tersebut didiagnosis mengalami
anemia defisiensi besi.
Istilah yang tidak diketahui.1
1. Anemia : Anemia adalah suatu penyakit dimana kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal.1
Rumusan masalah
Seorang perempuan muda mengeluh cepat lelah & lemas pada saat menstruasi karena
kadar Hb dan kadar besi berkurang sehingga didiagnosis mengalami anemia
defisiensi besi.
Analisis Masalah
Cepat lemas & lelah akibat anemia defisiensi besi
1. Mikroskopik Darah
2. Protein Darah
3. Unsur-unsur darah
a. Bahan padat
b. Bahan cair
4. Sintesis Heme
2 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
Hipotesis
Cepat lelah & lemas diakibatkan karena kadar Hb dan besi berkurang.
Sasaran Pembelajaran
Cepat lemas & lelah akibat anemia defisiensi besi
1. Mikroskopik Darah.2
Di bawah ini adalah beberapa gambaran sel darah normal pada hapusan darah tepi beserta penjelasan.
1. Sel Darah Merah/Eritrosit
Ukuran: 6 – 9 mm Bentuk: bulat Warna sitoplasma: merah jambu atau abu-abu Granularitas: tidak ada Distribusi dalam darah: > 90 % dari eritrosit normal dalam darah
3 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
2. Keping darah/trombosit
Ukuran: 1 – 4 mm Bentuk: bulat atau oval, dengan pinggir tidak teratur Warna sitoplasma: biru Granularitas: granul ungu halus mengisi bagian tengah trombosit Pinggir tipis tanpa
granul pada bagian tepi sel
3. Limfosit
Ukuran: 10 –15 mm Bentuk: bulat, kadang-kadang oval Warna sitoplasma: biru Granularitas: tidak ada Bentuk inti: bulat atau agak oval Tipe kromatin: homogen, padat Rasio inti/sitoplasma: tinggi atau sangat tinggi Nukleolus: tidak terlihat, kadang-kadang hampir tidak terlihat , satu nukleolus kecil Distribusi: darah: 25 – 40 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %
4 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
4. Netrofil Stab
Ukuran sel: 14 – 20 mm Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pink Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number Bentuk inti: semicircular Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma: low or very low Nukleolus: not visible Keberadaan: darah: < 5% ; sumsum tulang: 5 – 20 %
5. Netrofil Segmen
Ukuran sel: 14 – 20 mm Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pink Granularitas: a few azurofilik and neutrofilik, different in number granulation Bentuk inti: lobulated (normally less than 5 lobes) Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma: low or very low Nukleolus: not visible Keberadaan: darah: 40 – 75 % ; sumsum tulang: 5 – 20 %
5 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
6. Eosinofil
Ukuran sel: 15 – 25 mm Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pale, covered by granules Granularitas: abundant eosinofilik (orange-red) Bentuk inti: lobulated, semicircular Tipe kromatin: condensed Ratio inti/sitoplasma: low or very low Nukleolus: not visible Keberadaan: darah: 2 – 4 %; sumsum tulang: < 2 %
7. Monosit
Ukuran: 15 – 25 mm Bentuk: bulat, oval atau tidak teratur Warna sitoplasma: abu-abu biru Granularitas: tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus Bentuk inti: biasanya tidak teratur Tipe kromatin: kromatin kasar, berkelompok Rasio inti/sitoplasma: sedang atau rendah Nukleolus: tak terlihat Distribusi: Darah: 4 – 8 % ; sumsum tulang: < 2 %
6 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
8. Basofil
Ukuran sel: 12 – 18 mm Bentuk sel: round or oval Warna sitoplasma: light-pink, mostly covered by granules and nucleus Granularitas: veri dark, basofilik, granules of various size. The amount varies Bentuk inti: oval shaped in not mature forms; lobular shaped in mature forms Tipe kromatin: condensed, pale Ratio inti/sitoplasma: low or very low Nukleolus: not visible Keberadaan: darah: < 1 % ; sumsum tulang: < 1 %
2. Protein Darah.1
Sepertiga bagian rotein darah terdapat dalam asma dan dua pertiganya lagi
merupakan proein sel darah merah yaitu hemoglobin. Protein plasma total
kira-kira 5 – 8 gr/dl. Protein plasama merupakan bagian utama zat plasma
campuran yang sangat kompleks, tidak hanya terdiri dari protein sederhana
(polipetida) tetapi juga untuk protein campuran, yang mengandung zat-zat
tambahan seperti hem, karbohidrat, lipid atau asam nukleat seperti
glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein.
Sebagian besar protein tubuh berbentuk globular atau elips dan dinamakan
protein globular. Umumnya larut dalam air atau larutan garam. Berbagai
protein globular di klasifikasikan berdasarkan sifat kimianya sebagai berikut:
1. Albumin merupakan protein utama dan sederhana, mudah larut dalam
air serta terdapat jumlah sedikit di dalam sel.
2. Globulin juga merupakan orotein sederhana yang larut dalam garam
7 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
fisiologis tetapi sukar larut dalam air, terdapat jumlah besar dalam
plasma dan sel.
Pemisahan masing- masing protein dapat dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya metode “saling out” dengan memakai zat pelarut (penambahan
amonium sulfat setengah pekat maka globulin akan mengendap, pada
penembahan ammonium pekat lbumin akan mengendap) atau dengan
elektrophorese.
Dengan elektrophorese, Tiselius memisahkan berbagi protein plasma, dan
menentukan kadarnya. Prinsipnya dalam larutan protein diman pH terletak
diatas atau dibawah titik isoelektrik akan bergerak pada medan listrik ke
kutub yang berlawanan denagn muatan listrik protein tersebut. Setiap protein
yang sama akan bergerak dengan kecepatan yang sama pada larutan itu.
Dengan electrophoresis dapat dilakukan banyaknya albumin, a, ß dan ?
globulin serta fibrinogen.
Protein srum terutama terdiri dari fraksi albumin dan globulin. Dua fraks ini
dapat dipisahkan dengan memakai larutan natrium sulfat 27%. Dengan
analisi nitrogen dalam filtrat setelah pemisahan tersebut, diperoleh kadar
albumin serum.
3. Unsur-unsur darah.1,3-4
a. Bahan padat.3
1. SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak
mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak d a p a t
b e r g e r a k . B a n y a k n y a k i r a – k i r a 5 j u t a d a l a m 1 m m 3 ( 4 1 / 2
j u t a ) . Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yangdisebut
hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung
oksigen.Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk d i e da r kan ke
8 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
se lu ruh j a r i ng an t ubuh danmen g ika t ka r bon d io ks ida da r i jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan ka r bon d io ks ida i n i d ike r j akan
o l eh hem og l ob in yan g t e l ah be r senyaw a dengan oksigen yang disebut
oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) j a d i oks ige n d i angk u t da r i
s e lu ru h t ubuh s ebaga i oks ihemog lob in yang nantinya setelah tiba di jaringan
akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa
dengan karbon dioksidadandisebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-
karbon dioksida) yangmana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah,limpadanha t i . P ro se s
pemben tukannya da l am sumsum tu l ang me la lu i bebe rapa t ahap . Mu la -mu la
be sa r dan be r i s i nuk l eus dant i dak be r i s i h e m o g l o b i n k e m u d i a n d i m u a t i
h e m o g l o b i n danakh i rnya keh i l angan nukleusnyadansiap diedarkan dalam sirkulasi
darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115
hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan
terurai menjadidua zat yaitu hematin yang mengandung Fe yang berguna untuk
membuateritrosit barudanhemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam
eritrisityang berguna untuk mengikat oksigendankarbon dioksida.Jumlah normal pada orang
dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100cc da rah . Norma l Hb wan i t a 11 ,5 mg
% danlaki-laki 13,0 mg%. Sel darahmerah memerlukan protein karena strukturnya
terdiri dari asam aminodan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat
besi.
D i d a l a m t u b u h b a n y a k n y a s e l d a r a h m e r a h i n i b i s a
b e r k u r a n g , demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-
d u a n y a b e r k u r a n g m a k a k e a d a a n i n i d i s e b u t a n e m i a , y a n g
b i a s a n y a disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit,dan tempat
pembuatan eritrosit terganggu.
2. SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kitalihat di
bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapa t
be rge rak dengan pe ran t a r aan kak i pa l su (p seudopod i a ) , mempunyai
9 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya
bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darahkira-kira 6000-9000.Fungsinya
sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan b i b i t p e n y a k i t /
b a k t e r i y a n g m a s u k k e d a l a m j a r i n g a n R E S
( s i s t e m retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpadan kelenjar
limfe;sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding ususmelalui
limpa terus ke pembuluh darah.Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga
terdapatdi seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh
masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akanlebih banyak
dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya t i n g g a l d i d a l a m
k e l e n j a r l i m f e , s e k a r a n g b e r e d a r d a l a m d a r a h u n t u k mempertahankan
tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukositdalam darah melebihi 10000/mm3
disebut leukositosisdankurang dari 6000disebut leukopenia.
3. KEPING-KEPING DARAH (TROMBOSIT)
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang
bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya
putih,normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3. Fungsinya memegang peranan
penting dalam pembekuan darah.Jika b a n y a k n y a k u r a n g d a r i n o r m a l , m a k a
k a l a u a d a l u k a d a r a h t i d a k l e k a s membeku sehingga timbul perdarahan yang
terus- menerus.Trombosit lebihda r i 300 .000 d i s ebu t t r ombos i t o s i s .
T rombos i t yang ku rang da r i 200 .000 disebut trombositopenia.D i d a l a m
p l a s m a d a r a h t e r d a p a t s u a t u z a t y a n g t u r u t m e m b a n t u terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu Ca2+danfibrinogen. Fibrinogenmulai bekerja apabila tubuh mendapat
luka. ketika kita luka maka darah akankeluar, trombosit pecahdanmengeluarkan zat yang
dinamakan trombokinase.Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan
Ca2+akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-
benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akanmenahan sel darah,
dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di bua t d ida l am ha t i danun tuk
membua tnya d ipe r l ukan v i t amin K , dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah.
10 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
b. Bahan cair.1,4
PLASMA DARAH
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium
sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya
terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, dimana besar volume nya 55% dari
volume darah yang terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor
koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Karena dinding kapiler permiabel bagi air
dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial.
Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial.
Fungsi plasma darah adalah mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa
pembakaran dari sel ke tempat pembuangan serta menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap
penyakit atau zat antibodi.
Isi Kandungan Plasma Darah Manusia :
1. Gas oksigen, nitrogen dan karbondioksida
2. Protein seperti fibrinogen, albumin dan globulin
3. Enzim
4. Antibodi
5. Hormon
6. Urea
7. Asam urat
8. Sari makanan dan mineral seperti glukosa, gliserin, asam lemak, asam amino, kolesterol, dan
sebagainya.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah dibubuhi zat
anti-koagulan yang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke dasar tuba, sel
darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma darah berada di
atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3.
Serum darah adalah plasma tanpa fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen
menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses
11 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
pembekuan darah.
Protein plasma juga mempunyai peran yang penting dalam pengaturan distribusi air antara
plasma dan ruang interstisial, karena sebagai protein ia tidak dapat melewati dinding kapiler.
Dengan demikian, tekanan osmotik koloidnya akan menahan air dalam sirkulasi darah. Peran
yang terbesar dilakukan albumin (±80%). Albumin juga mempunyai arti yang besar untuk ikatan
protein obat.
Tekanan osmosis plasma yaitu 7,3 atm dan dijaga dengan pengaturan osmosis yang berfungsi
dengan baik. Pada tekanan ini, yang berperan sampai 96% elektrolit anorganik. Perbandingan ion
yang satu terhadap ion yang lain dan pH plasma juga dijaga hampir tetap oleh proses pengaturan
khusus. Kation dengan konsentrasi plasma tertinggi adalah natrium sedangkan anion plasma
yang secara kuantitatif paling berarti adalah klorida.
4. Sintesis Hemoglobin.4-5
Sintesis heme terutama terjadi di mitokondria melalui serangkaian reaksi biokomia yang
bermula dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A oleh kerja enzim kunci yang bersifat
membatasi kecepatan reaksi yaitu δ-aminolevulinat (ALA) sintase. Piridoksal fosfat (B6) adalah
suatu koenzim untuk reaksi ini, yang dirangsang oleh eritropoetin. Akhirnya, protoporfirin
bergabung dengan besi dalam bentuk ferro (Fe2+) untuk membentuk heme. Masing –masing
molekul heme bergabung dengan satu rantai globin yang dibuat pada poliribosom. Semua gen
globin mempunyai tiga ekson (regio pengkode) dan dua intron (regio yang tidak mengkode, yang
DNA-nya tidak terwakili pada protein yang sudah jadi). RNA awal ditranskripsi dari ekson dan
intron, dan dari hasil transkripsi ini RNA yang berasal dari intron dibuang melalui suatu proses
yang disebut splicing. Intron selalu dimulai dengan suatu dinukleotida G-T dan berakhir dengan
dinukleotida A-G. Mesin splicing mengenali urutan tersebut dan juga sekuens dinukleotida
didekatnya yang dipertahankan. RNA dalam nukleotida juga ditutupi dengan penambahan suatu
struktur pada ujung 5’ yang mengandung gugus tujuh metil-guanosin. Struktur ini mungkin
penting untuk perlekatan mRNA pada ribosom. mRNA yang terbentuk tersebut juga mengalami
poliadenilasi pada ujung 3’. Poliadenilasi ini menstabilkan mRNA tersebut. Thalasemia dapat
terjadi akibat mutasi atau delesi salah satu sekuens tersebut. Sejumlah sekuens lain yang
dipertahankan penting dalam sintesis globin, dan mutasi ditempat tersebut dapat menyebabkan
12 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
thalasemia. Sekuens ini mempengaruhi transkripsi gen, mamastikan kebenarannya dan
menetapkan tempat untuk untuk mengawali dan mengakhiri translasi dan memastikan stabilitas
mRNA yang disintesis. Promotor ditemukan pada posisi 5’ pada gen, dekat dengan lokasi inisiasi
atau lebih distal. Promotor ini adalah lokasi tempat RNA polimerase berikatan dan mengkatalis
transkripsi gen. Penguat (enhancer) ditemukan pada posisi 5’ atau 3’ terhadap gen. Penguat
penting dalam regulasi ekspresi gen globin yang spesifik, dan dalam regulasi sintesis berbagai
rantai globin selama kehidupan janin dan setelah lahir. Regio pengatur lokus (locus control
region, LCR) adalah unsur pengatur genetik yang terletak jauh di huli kelompok globin-β yang
mengatur aktivitas genetik tiap domain, kemungkinan dengan cara berinteraksi secara fisik
dengan regio promotor dan menguraikan kromatin agar faktor transkripsi dapat berikatan.
Kelompok gen globin α juga mengandung regio yang mirip dengan LCR, disebut HS40. Faktor
transkripsi GATA-1, FoG, dan NF-E2 yang diekspresikan terutama pada prekursor eritroid,
penting untuk menentukan ekspresi gen globin dalam sel eritroid. mRNA globin memasuki
sitoplasma dan melekat pada ribosom (translasi) tempat terjadinya sintesis rantai globin. Proses
ini terjadi melalui perlekatan RNA transfer, masing-masing dengan asam aminonya sendiri,
melalui berpasangan nya basa kodon/ antikodon pada posisi yang sesuai dengan cetakan mRNA.
Suatu tetramer yang terdiri dari empat rantai globin masing-masing dengan gugus hemenya
sendiri dalam suatu ‘kantung’ kemudian dibentuk untuk menyusun satu molekul hemoglobin.
Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia
karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan
seperti anemia defisiensi besi dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Dari kesimpulan diatas Hipotesis dapat diterima.
13 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g
Daftar Pustaka
1. Sherwood, L. Human physiology from cells to system (sixth edition). Thomson
Books Cole; 2007. h. 123-144.
2. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta : Penerbit EGC;
2007.
3. Price SA, Hartanto H, editor. Patofisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2006.
h. 111-134.
4. Pearce, CE. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Ed 33. Jakarta: Gramedia;
2009. h. 126-139.
5. Guyton, AC. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC; 2006. h. 98-110.
14 | P r o b l e m B a s e d L e a r n i n g