kap pedoman komunikasi antar pribadi

16
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI “PEDOMAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI” Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 10 : I Made Sumadiyasa ( 1011011103 ) Sang Ayu Made Desiani ( 1111011013 ) I Wayan Wira Arta Kusuma ( 1111011016 ) I Wayan Soma Purmawan ( 1111011029 ) Ni Luh Putu Anik Sugiantari ( 1111011034 ) JURUSAN BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013

Upload: sumadiyasa

Post on 28-Oct-2015

373 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

BK

TRANSCRIPT

Page 1: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

“PEDOMAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI”

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Komunikasi Antar Pribadi

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 10 :

I Made Sumadiyasa ( 1011011103 )

Sang Ayu Made Desiani ( 1111011013 )

I Wayan Wira Arta Kusuma ( 1111011016 )

I Wayan Soma Purmawan ( 1111011029 )

Ni Luh Putu Anik Sugiantari ( 1111011034 )

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

Page 2: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari

pihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses

penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terima kasih kami sampaikan

kepada Bapak dosen pembimbing Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd. yang telah

bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini serta

narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi

terselesaikannya makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan

sebelumnya.

Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadari

bahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang

terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun

makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kami

banggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat

lebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharap

apa yang kami sajikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat

memberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca pada

umumnya dan para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjadi

tujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai

sebagaimana yang diharapkan.

Singaraja, 28 Mei 2013

Kelompok 10,

ii

Page 3: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................... 1

1.3. Tujuan..................................................................................... 2

1.4. Manfaat.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3

2.1. Pedoman Dalam Komunikasi Antar Pribadi.......................... 3

2.2. Penerapan Komunikasi Antar Pribadi Secara Menyeluruh.... 7

2.3. Krisis Keluarga...................................................................... 12

2.4. Upaya Mengatasi Krisis Keluarga......................................... 18

BAB III PENUTUP.................................................................................. 12

3.1. Kesimpulan............................................................................. 12

3.2. Saran....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 13

iii

Page 4: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Konselor adalah suat profesi yang diperoleh oleh seseorang setelah

mengikuti pendidikan pra jabatan pada lembaga pencetak setingkat

universitas. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang konselor, ia

harus dapat menjadi seorang komunikator maupun komunikan yang baik

dalam mengkomunikasikan informasi sehingga komunikasi menjadi

komunikatif. Kemampuan berkomunikasi yang baik oleh seorang konselor

mutlak harus dikuasai karena dengan melakukan komunikasi yang baik

tersebut seorang konselor dapat menampilkan prilaku Attending yang baik

sehingga dapat menciptakan suatu hubungan konseling yang baik dan

hangat, dan pada akhirnya konseli dapat terbuka dalam mengutarakan

pendapat, ide, gagasan, masalah, bahkan sampai pada rahasia yang bersifat

private yang dimiliki oleh konseli. Namun sebelum seorang konselor dapat

menguasai keterampilan berkomunikasi ini seorang calon konselor yang

sedang mengikuti pendidikan pra jabatan pada lembaga pendidikan

setingkat universitas harus mengikuti mata kuliah yang mengajarkan

bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Dalam berkomunikasi tersebut

juga terdapat beberapa macam pedoman yang digunakan dalam melakukan

komunikasi antar pribadi, jadi tidak hanya bagaimana kita atau seorang

konselor/calon konselor berbahasa yang baik dan benar tapi juga harus

memahami tentang pedoman-pedoman yang digunakan dalam melakukan

komunikasi antar pribadi. Pemahaman terhadap pedoman ini sangat penting

karena akan semakin menunjang proses komunikasi berjalan sebagaimana

yang diinginkan oleh pihak-pihak yang sedang melakukan komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah.

Sesuai dengan apa yang terdapat dalam latar belakang masalah, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa saja yang menjadi pedoman dalam melaksanakan komunikasi antar

pribadi ?

1

Page 5: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

2. Bagaimana penerapannya ( contohnya ) dalam melakukan komunikasi

antar pribadi ?

1.3 Tujuan.

Berdasarkan apa yang terdapat dalam latar belakang masalah dan

rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari pembuatan makalah dan

pembahasan materi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan bagaimana berkomunikasi antar pribadi dengan

menggunakan pedoman yang ada.

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

1.4 Manfaat.

Sesuai dengan apa yang tercantum dalam latar belakang masalah,

rumusan masalah dan tujuan, maka yang menjadi manfaat dari pembuatan

makalah ini adalah :

1. Pembaca atau pendengar dapat mengerti dan memahami pedoman

dalam berkomunikasi antar pribadi.

2. Terselesaikannya tugas mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

2

Page 6: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pedoman Dalam Komunikasi Antar Pribadi.

Agar komunikasi berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka perlu

diperhatikan beberapa pedoman sebagai berikut :

1. Pedoman Umum.

Memahami individu lawan bicara dalam komunikasi antar pribadi

adalah salah satu pedoman umum yang perlu diperhatikan. Dengan

memahami lawan bicara dalam komunikasi, berarti kita telah dapat

menyesuaikan diri kita dengan lawan bicara kita. Di samping itu

penguasaan tentang keterampilan-keterampilan dalam komunikasi juga

merupakan bagian lain yang tidak kalah pentingnya. Dengan

menangkap pesan komunikan, kita akan dapat memahami / mengelola

pesan tersebut, dan memberikan respon yang tepat sesuai harapan lawan

bicara kita. Dengan kata lain ada dua hal yang dapat disebutkan sebagai

pedoman umum dalam komunikasi antar pribadi yaitu : pemahaman

terhadap lawan bicara dan penguasaan dalam penerapan bicara dan

penguasaan dalam penerapan keterampilan komunikasi.

2. Pedoman Khusus.

Secara operasional pedoman dalam komunikasi antar pribadi yang perlu

diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Memanfaatkan alat indra yang diperlukan.

Seseorang akan bisa memperoleh informasi, memproses informasi

dan memahami makna pesan, apabila dapat memanfaat alat indra

yang dibutuhkan dalam komunikasi secara maksimal. Untuk

merekam informasi digunakan indra pendengar, mengamati

ekspresi atau ulah lawan bicara digunakan indra penglihatan.

Demikian juga indra lain mempunyai manfaat saat dibutuhkan.

Rogers dan Shoemaker ( Liliweri, 1991 : 70 ) berpendapat bahwa,

seseorang dapat berkomunikasi untuk mempelajari sesuatu dengan

baik apabila menggunakan lebih dari satu inderanya.

3

Page 7: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

b. Memanfaatkan peluang untuk memperoleh umpan balik.

Saluran komunikasi tatap muka memberikan kemungkinan yang

terbaik untuk mengadakan pertukaran informasi umpan balik.

Peserta komunikasi ( lawan bicara ) kemungkinan mendapat

informasi secara langsung sehubungan dengan pengaruh pesan

yang telah digunakan bersama. Lawan bicara dapat mengajukan

pertanyaan, pernyataan, komentar, pendapat, opini, dan sebagainya

yang mungkin meminimalkan salah pengertian. Manfaatkan secara

maksimal kesempatan yang tercipta guna saling memberi masukan

atau umpan balik dalam komunikasi.

c. Atur strategi pengendalian laju komunikasi.

Dalam proses komunikasi tatap muka kedua pihak berkesempatan

untuk mengatur jalannya komunikasi. Dua pihak bisa saling

meminta, atau mengulang jalannya komunikasi. Dua pihak bisa

saling meminta, atau mengulang pesan yang diperlukan. Lain

halnya komunikasi dengan menggunakan media cetak atau

elektronik maka strategi ini tidak mungkin akan dilakukan.

d. Pemilihan simbol atau isyarat yang cepat.

Komunikasi tatap muka ada kalanya disertai dengan menggunakan

isyarat atau simbol tertentu seperti kerutan kening, gerakan tangan,

gerakan bahu, anggukan dan sebagainya. Pemanfaatan simbol atau

isyarat yang tepat dalam yang tepat pula, dapat membangkitkan

perasaan atau gairah tertentu dari penerima informasi.

e. Pahami individu lawan bicara.

Komunikasi akan makin lancar kalau komunikator mampu

memahami. Baik dari segi status, usia, latar belakang budaya dan

sebagainya. Pemahaman terhadap latar belakang ini, komunikator

dapat menyesuaikan sikap, strategi komunikasi lawan bicaranya.

4

Page 8: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

f. Perlunya salinan atau rekaman proses hasil komunikasi.

Jika komunikasi dilakukan beberapa tahap, rekaman proses

komunikasi sebelumnya perlu kiranya diberikan kepada lawan

bicara. Hal ini dilakukan untuk memperlancar komunikasi tahap

berikutnya.

g. Penghargaan.

Penghargaan simbolis bagi lawan bicara kiranya perlu diberikan

terutama pada saat komunikasi itu telah mencapai tujuan bersama,

atau lawan bicara memberikan respon yang sesuai dengan maksud

komunikator. Penghargaan bisa diberikan dengan dukungan, seperti

menyatakan bagus, baik. Bisa pula dengan isyarat lain seperti

acungan jempol dan lain sebagainya.

h. Tunjukan sikap puas

Tunjukan sikap dan perasaan puas terhadap lawan bicara apabila

tujuan bersama atau pengertian bersama telah tercapai. Penampilan

sikap puas ini mendorong lawan bicara untuk lebih percaya pada

komunikator. Sikap puas ini bisa ditunjukkan lewat ekspresi atau

ungkapan verbal.

i. Tunjukan ketulusan

Tulus berarti tidak dapat dan tidak akan main sandiwara dan

bertopeng. Rogers ( dalam Antara Aku dan Kau, 1987 : 171 ),

mengatakan bahwa komunikasi akan lebih komunikatif kalau

didasari atas sikap dan perasaan tulus. Dia menyebutkan dengan

istilah Unconditional Positive Regard artinya penghargaan positif

tanpa isyarat. Dalam komunikasi sebagai seorang terapis ( dalam

psikoterapi ) dia mendambakan ketulusan ini. Dia mengatakan

bahwa manakala terapis menghayati dengan sikap hangat, positif,

dan menerima pada apa yang ada dalam diri klien, ini memudahkan

perubahan. Agus Suyadi ( 1997 : 110 ) dalam buku Asas-asas

5

Page 9: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antar Manusia, menambahkan dua hal yang perlu

diperhatikan dalam komunikasi antar pribadi yaitu :

1. Kepercayaan.

Mempercayai adalah tindakan penerimaan informasi yang

digunakan bersama sebagai hal yang syah dan benar.

Mempercayai berarti pula menerima keputusan orang yang

menggunakan informasi bersama-sama. Dengan demikian ada

dua hal yang dipercaya, yaitu :

- Percaya pada pesan,

- Percaya pada pembawa pesan ( sumber / komunikator ).

Percaya tidaknya seseorang pada sumber tergantung daripada

mutu dan jumlah informasi yang mengenainya. Dengan kata

lain, suatu kepercayaan tergantung pada mutu dan jumlah

informasi yang dimiliki mengenainya. Dengan kata lain, suatu

kepercayaan tergantung daripada keyakinan menerimanya serta

dari kesesuaiannya dengan kepercayaan-kepercayaan dan yang

bertalian dengan yang dimiliki. Jadi agar sumber lebih percaya,

perlu diteliti lebih jauh seberapa informasi atau pengalaman

yang sudah dimiliki oleh komunikan. Di samping itu diteliti

tentang jalinan kepercayaan yang bertalian dengannya, dan

sudah diterima sebagai hal yang benar, misalnya bila seorang

murid kurang perhatian terhadap informasi yang diberikan,

karena sudah diketahui lebih awal tentang hal tersebut, atau

informasi tersebut tidak terkait lagi dengan kebutuhannya.

Umumnya tiga ukuran yang dapat digunakan untuk menilai

dipercayai atau tidak sumber atau pesan yaitu :

- Kepercayaan dan kompetensinya mengenai persoalan

yang bersangkutan,

- Sampai seberapa jauh sumber tersebut dapat dipercaya

untuk menyatakan kebenaran,

- Kadang-kadang dinilai pula kedinamisan sumber

komunikator tersebut.

6

Page 10: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

2. Persetujuan.

Komunikasi akan dapat berlangsung antara dua pihak apabila

ada persetujuan bersama. Persetujuan mengandung arti bahwa

dua pihak saling percaya terhadap pokok atau materi

pembicaraan. Sikap reluctan atau sikap ristem yang dikatakan

oleh Egan : 1982 ( pada Soli Abimanyu, 1996 : 77 ) adalah

sikap tidak menguntungkan dalam komunikasi. Sikap reluctan

artinya sikap dalam keadaan enggan, sedangkan sikap resitem

yang artinya sikap yang tidak tulus ( setengah hati ).

Jika sikap-sikap ini muncul dalam diri seseorang, maka

sebaiknya komunikasi tidak dilanjutkan, karena tidak akan

mendapatkan apa yang diharapkan. Sebaiknya diadakan

komunikasi informal terlebih dahulu untuk menyampaikan hal-

hal yang ingin kita maksudnya untuk tidak mengandung

kecurigaan. Setelah ada persetujuan barulah diadakan

komunikasi antar pribadi. Secara lebih terstruktur dan

mendalam.

2.2. Penerapan Komunikasi Antar Pribadi Secara Menyeluruh.

Keterampilan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang

memerlukan kecermatan, penguasaan sejumlah keterampilan dan

pemahaman terhadap pribadi. Untuk dapat melaksanakan dan

mengembangkan komunikasi ini dengan baik dan lancar, maka perlu latihan

praktek berkomunikasi dengan menerapkan keterampilan-keterampilan

yang diperlukan. Misalnya, latihan bertanya dan latihan mengamati gerak -

gerik atau bahasa tubuh yang menyertai ungkapan verbal lawan bicara.

Latihan ini bisa dilakukan di kelas atau di laboratorium. Bagi calon guru

pembimbing latihan bisa dinilai oleh teman-temannya. Atau bisa dilakukan

di ruang bimbingan/ruang konseling yang bisa diamati oleh dosen

pembimbing. Latihan dilakukan diri setiap keterampilan sampai semua

keterampilan bisa dikuasai.

7

Page 11: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

Dengan penguasaan beberapa keterampilan ini diharapkan para

mahasiswa calon guru pembimbing khususnya memiliki modal dasar dalam

melakukan layanan konseling pribadi, yang pelaksanaannya dilakukan

secara face to face antara pembimbing ( komunikator ) dengan siswa (

komunikan ).

Latihan komunikasi antar pribadi, yaitu sebagai berikut :

1. Latihan menerima.

Latihan menerima lawan bicara dengan menciptakan suasana hubungan

yang akrab, sikap saling percaya, empati, terbuka.

• Berikan salam yang menyenangkan.

• Bicarakan topik netral ( hobi, atau topik lain sesuai dengan keadaan

pihak yang diajak bicara ).

• Tampilkan kehangatan, kewajaran, menghargai.

2. Latihan memperhatikan.

Latihan mengonsentrasikan pikiran kepada lawan bicara.

Konsentrasikan kepada :

• Materi pembicaraan.

• Cara/gaya menyampaikan materi.

• Isyarat / tanda - tanda non-verbal yang menyertai ungkapan

verbalnya.

• Nada suara.

Lakukan latihan ini dengan percakapan tatap muka antara komunikator

dengan komunikan.

3. Latihan merespon.

Latihan memberi respon terhadap ungkapan lawan bicara baik dengan

respon verbal dan respon non-verbal.

• Respon terhadap isi / makna.

• Respon terhadap perasaan.

• Respon terhadap arti.

• Berikan penguatan ( verbal atau non-verbal ).

• Berikan penguatan minimal.

8

Page 12: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

4. Latihan mendengarkan.

Latih pendengaran anda secara baik, ujilah pendengaran anda apakah

anda dapat mendengarkan apa yang dikatakan oleh lawan bicara anda.

• Ungkapkan kembali secara utuh apa yang disampaikan oleh lawan

bicara anda.

• Tangkap makna-makna pokok yang terkandung dalam ungkapan

tersebut.

• Tangkap perasaan yang menyertai ungkapan tersebut.

• Nilailah diri anda apakah anda menjadi pendengar yang dangkal,

pendengar evaluatif, atau pendengar aktif.

• Jika anda belum dapat menangkap pesan / makna pesan yang

diungkapkan, pikirkan sebab-sebabnya.

5. Latihan bertanya

Latihan ini dilakukan untuk mengetahui apakah anda terampil

menggunakan pertanyaan. Dari pertanyaan-pertanyaan yang anda

gunakan jawaban apa yang anda harapkan.

• Latihan menggunakan pertanyaan terbuka.

• Latihan pertanyaan tertutup.

• Supaya pertanyaan anda berkualitas, maka perlu diperhatikan

rambu-rambu bertanya yang baik.

• Hindari menggunakan pertanyaan - pertanyaan yang dinilai kurang

berbobot atau kurang baik, yang mendorong memojokkan lawan

bicara atau membuat lawan bicara tersinggung.

• Pilih waktu yang tepat untuk mengajukan pertanyaan.

• Siapkan pertanyaan secara sistematis, terarah, dan komunikatif.

• Gunakan bahasa sejajar dengan lawan bicara.

6. Latihan Gerak-Gerik.

Latihan gerak-gerik ini meliputi

a. Mata.

Dalam berkomunikasi tatap muka latihan gerak-gerik mata sangat

penting. Gerak-gerik mata ini hendaknya :

9

Page 13: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

• Tidak terlalu menatap, yang membuat lawan bicara merasa

malu

• Tatapan mata sekali-kali ditujukan kepada lawan bicara,

sekali-kali diarahkan pada suatu objek lain atau sesuai

kebutuhan.

• Tatapan mata mungkin sekali waktu lebih tajam ditujukan

pada lawan bicara kalau ada hal-hal yang penting untuk

didengarkan atau dibicarakan.

• Pekalah terhadap penampilan lawan bicara hingga

pembicaraan berjalan sesuai dengan harapan.

b. Wajah.

Wajah adalah petunjuk yang jelas tentang sikap, emosi dan

perasaan seorang. Latihan ekspresi wajah anda yang

menggambarkan :

• Perasaan gembira.

• Perasaan sedih.

• Emosi tinggi.

• Sikap menyetujui.

• Sikap menolak.

• Sikap ragu.

• Sikap bertanya.

c. Tangan.

Sikap, pernyataan, atau maksud tertentu bisa menggunakan tangan

sebagai alat komunikasi. Latihan penggunaan tangan yang

menggambarkan :

• Anda sedang berpikir.

• Nada sedang perhatian/ bersalah.

• Menyesal.

• Sikap menghargai.

• Sikap menegaskan.

10

Page 14: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

d. Lengan.

Latihan penggunaan lengan dalam berkomunikasi antar pribadi

yang menggambarkan :

• Sikap membela diri.

• Sikap terbuka dan menerima.

e. Sikap duduk.

Sikap duduk dalam berkomunikasi penting diperhatikan. Hal ini

menentukan suasana dan pengaruh dalam berkomunikasi.

• Sikap duduk yang gelisah menandakan tidak sabar.

• Sikap duduk tegak terus menerus terkesan kaku.

• Sikap duduk yang baik adalah sikap duduk yang fleksibel,

sesuai dengan kebutuhan dan peka terhadap kebutuhan

lawan bicara. Sekali-kali sedikit membungkuk menatap

lawan bicara, sekali-kali bergeser, sekali-kali menarik

nafas.

• Praktekkan sikap duduk ini dalam komunikasi antar pribadi

• Gabungan gerak-gerik tubuh

Setelah masing-masing keterampilan di atas dikuasai maka latihlah

gerak-gerik anda secara keseluruhan.

• Mulai dengan menggabungkan beberapa gerak-gerik tubuh

dalam komunikasi.

• Latihlah berkomunikasi secara utuh dengan

menggabungkan antara komunikasi verbal dan komunikasi

non-verbal.

7. Latihan berkomunikasi antar pribadi.

Setelah anda menguasai keterampilan-keterampilan tersebut, maka

cobalah buat suatu skenario Komunikasi Antar Pribadi yang lengkap

tentang suatu topik tertentu.

11

Page 15: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan.

Jadi dalam melakukan komunikasi antar pribadi agar komunikasi

dapat berjalan sebagai mana diharapkan maka perlu diperhatikan seperti

pedoman umum dan pedoman khusus dalam melakukan komunikasi antar

pribadi, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kemudian

selain dari pada pedoman-pedoman tersebut dalam melakukan komunikasi

antar pribadi juga perlu dipahami berbagai keterampilan-keterampilan yang

diperlukan dalam melakukan komunikasi seperti latihan menerima,

memperhatikan, merespon, mendengarkan, bertanya, gerak-gerik dan yang

tentunya penting latihan komunikasi antar pribadi.

3.2. Saran.

Kami harapkan pada para pembaca agar dapat memahami apa itu

komunikasi, bagaimana pelaksanaan komunikasi , karena hal ini sangat

berkaitan erat di dalam proses konseling sehingga antara komunikator

dengan komunikan dalam hal ini konselor dengan konseli dapat mencapai

komunikasi yang efektif.

12

Page 16: KAP Pedoman Komunikasi Antar Pribadi

DAFTAR PUSTAKA

Sedanayasa, Gede. 2009. Keterampilan Komuinikasi. Singaraja : Jurusan

Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA.

Tikavemeutia. 2012. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi. Diakses pada 28 Mei

2013 dari http://tikavemeutia.blogspot.com/2012/04/efektifitas-komunikasi-

antarpribadi.html.

13