kandidiasis intertriginosa.doc

14
REFLEKSI KASUS KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA OLEH : FAUZYAH FAHMA N 101 10 052 PEMBIMBING KLINIK: dr. DIANY NURDIN M.Kes, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN 1

Upload: fauzyah-fahma-jumhadi

Post on 17-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kandidiasis intertriginosa.doc

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS

KANDIDIASIS INTERTRIGINOSA

OLEH :

FAUZYAH FAHMA

N 101 10 052

PEMBIMBING KLINIK:

dr. DIANY NURDIN M.Kes, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA DAN UNIVERSITAS TADULAKO

2014

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KULIT DAN KELAMIN

RSUD UNDATA PALUI. IDENTITAS PASIEN

Nama

: By. VHUmur

: 3 bulan 2 mingguJenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: BTN LagarutuAgama

: IslamPekerjaan

: -Tanggal pemeriksaan: 20 Oktober 2014

Ruangan : Poliklinik kulit dan kelamin UndataII. ANAMNESISKeluhan utama : Bercak- bercak kemerahan pada leher dan ketiakRiwayat penyakit sekarang : Seorang bayi perempuan umur 3 bulan 2 minggu dibawa oleh ibunya ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya bercak- bercak kemerahan disekitar leher dan ketiak yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Ibu bayi mengatakan bahwa bayi sering rewel dan sulit tertidur pada malam hari karena rasa gatal, terlebih saat bayi tersebut berkeringat. Keluhan yang muncul diawali dengan adanya bintik- bintik kecil berwarna merah di leher, keesokan harinya keluhan yang sama muncul pada ketiak bayi. Ibu bayi kemudian membawa bayinya berobat ke dokter kemudian diberikan salep decubal. Namun setelah digunakan, bintik- bintik kemerahan semakin meluas dan kulit disekitarnya juga memerah dan basah. Ibu bayi mengatakan bahwa ia jarang membersihkan sisa ASI yang ada pada leher, jarang mengganti baju bayi ketika berkeringat, dan bayi tidak menggunakan perhiasan pada lehernya. Sebelumnya bayi tersebut tidak mengalami demam, beringus, batuk, dan muntah.Riwayat penyakit dahulu :

Riwayat alergi obat (-)

Riwayat alergi makanan (-)

Riwayat pengobatan (+) : salep decubalRiwayat keluarga

Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien

Tidak ada riwayat alergi pada keluargaII. PEMERIKSAAN FISIKa. Status generalisata

Keadaan umum: sakit ringanKesadaran

: kompos mentisStatus gizi

: gizi baikb. Vital sign

Tekanan darah: tidak dilakukanFrekuensi nadi: tidak dilakukanFrekuensi napas: tidak dilakukanSuhu

: tidak dilakukanc. Ujud kelainan kulit: terdapat makula eritema berbatsa tegas dan madidans, papul, erosi pada leher dan ketiak.Lokalisasi

1. Kepala: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)

2. Leher: makula eritema berbatas tegas dan madidans, papul, erosi, 3. Dada: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)4. Ketiak : makula eritema berbatas tegas, papul5. Punggung: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)6. Perut: Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)

7. Genitalia: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)

8. Selangkangan: Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)

9. Bokong: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)

10. Ekstremitas atas: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)11. Ekstremitas bawah: Tidak terdapat Ujud Kelaianan Kulit (UKK)

III. GAMBAR

Gambar 1. Area leher

Gambar 2. Ketiak kanan

Gambar 3. Ketiak kiriIV. RESUME

Seorang bayi perempuan usia 3 bulan 2 minggu dibawa oleh ibunya ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak kemerahan pada leher dan ketiaknya yang disertai gatal dialami sejak 1 minggu yang lalu. Bayi tersebut tambah rewel ketika berkeringat dan lembab pada area leher dan ketiaknya karena sisa ASI. Ibu bayi telah membawa pasien berobat dan diberikan salep, namun area leher dan ketiak semakin memerah.Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan ujud kelainan kulit nampak makula eritema berbatas tegas dan basah, vesikel dan erosi pada leher serta makula eritema berbatsa tegas, dan vesikel pada ketiak.

V. DIAGNOSA BANDING

a. Kandidiasis intertriginosab. Eritrasma

c. Dermatitis kontak alergiVI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan langsungKerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan pewarnaan gram, akan terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang diepriksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Saboraud, dapat pula agar ini dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Pembenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari 37oC, koloni tumbuh setelah 24-48 jam berupa yeast like colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut pada corn meal agar.VII. DIAGNOSA KERJA

Kandidiasis intertriginosaVIII. PENATALAKSANAAN

a. Nonmedikamentosa

Edukasi pada ibu pasien agar selalu menjaga agar daerah lipatan seperti leher dan ketiak bayi agar tetap kering dan bersih dari sisa- sia ASI, selain itu juga agar bayi memakai baju yang dapat menyerap keringat dengan baik.

b. Medikamentosa

Topikal

Anti fungi : Miconazole 2%, krim 5 mg

Anti bakteri: Asam fusidat 2%IX. PROGNOSIS

Qua ad Vitam

: ad bonamQua ad Fungtionam: ad bonam

Qua ad Sanationam: ad bonam

Qua ad Cosmeticam: ad bonam

PEMBAHASAN

Seorang bayi perempuan usia 3 bulan 2 minggu dibawa oleh ibunya ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bercak kemerahan pada leher dan ketiaknya yang disertai gatal dialami sejak 1 minggu yang lalu. Bayi tersebut tambah rewel ketika berkeringat dan lembab pada area leher dan ketiaknya karena sisa ASI. Ibu bayi telah membawa pasien berobat dan diberikan salep, namun area leher dan ketiak semakin memerah.

Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan ujud kelainan kulit nampak makula eritema berbatas tegas dan basah, vesikel dan erosi pada leher serta makula eritema berbatsa tegas, dan vesikel pada ketiak. Setelah, hasil anamnesis dan pemeriksaa fisik, diperoleh diagnosa kandidiasi intertriginosa.

Kanididasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh jamur Candidia albicans atau jamur lain pada spesies Candida. Jamur ini dapat menginfeksi kulit, kuku, vagina, membran mukosa, bronki atau paru, tetapi juga dapat menyebabkan penyakit sistemik seperti septicemia, endokarditis atau meningitis. Kandidiasis disebut juga sebagai moniliasis. Candida albicans merupakan jamur saprofit, berkolonisasi pada orofaring, traktus gastrointestinal, dan vagina pada 80% individu normal.1

Penyakit ini dapat menyerang semua umur, baik laki- laki maupun perempuan. Gambaran klinisnya bermacam- macam sehingga tidak diketahui data- data penyebarannya dengan tepat. Infeksi kandidiasis dapat terjadi apabila ada faktor predisposisi baik endogen maupun eksogen. 2

Kandidiasis intertriginosa atau kandidiasis pada lipatan kulit memiliki tempat predileksi dibawah lipatan mammae, diantara lipatan abdomen, inguinal dan rectal, axilla serta leher. Lipatan kulit (intertriginosa) biasanya panas dan lembab, menyediakan lingkungan yang cocok untuk jamur. Iklim yang panas, lembab, pakaian ketat, higien yang buruk, dan penyakit inflamasi pada lipatan kulit membuat jamur lebih mudah untuk menginfeksi.3

Terdapat dua gambaran klinis kandidiasi intertriginosa; bentuk pustul yang mengalami maserasi dibawah permukaan kulit dan berkembang menjadi papul eritema dengan skuama di pinggiran. Pustul intak mungkin ditemukan pada permukaan kulit. Bentuk kedua terdiri dari plak merah, lembab, mengkilat yang meluas ke atau hanya diluar batas permukaan kulit lesi. Karakterisitik pustul pada kandidiasis tidak selalu dapat diamati pada area intertriginosa karena adanya maserasi sehingga pustul tersebut hilang. Pustul pinpoint akan muncul diluar batas yang berkembang. Terdapat kecendrungan nyeri pada fisura dikulit. 4

Diagnosa kandidiasis intertriginosa dapat ditegakkan melalui hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan menemukan bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Apabila gambaran klinis tidak jelas, dapat dilakukan dengan pemeriksaan KOH 10%. Gambaran yang akan terlihat berupa sel ragi, blastospora dan hifa semu. Juga dapat dilakukan biakan terhadap jamur Candida albicans.1

Diagnosa banding yang memungkinkan selain kandidiasis intertriginosa adalah eritrasma dan tinea korporis. Gambaran klinis eritrasma berupa lesi eritroskuamosa, berskuama halus terkadang dapat terlihat merah kecoklatan, predileksi pada ketiak dan lipatan paha, perluasan lesi terlihat pada pinggir yang eritematosa dan serpiginosa. Lesi tidak menimbul dan tidak terlihat vesikulasi. Skuama kering yang halus menutupi lesi dan pada perabaan terasa berlemak. Diagnosis eritrasma bisa disingkirkan karena tidak terdapat lesi satelit.1 Gambaran klinis tinea korporis berupa lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama kadang- kadang dengan vesikel, dan papul ditepi. Diagnosis tinea korporis dapat disingkirkan karena tidak adanya central healing atau daerah tengah yang tampak tenang.1Terapi yang dapat diberikan pada pasien kandidiasis intertriginosa adalah berupa terapi nonmedikamentosa dan terapi medikamentosa.1Terapi medikamentosa dapat diberikanTopikal

1. Larutan gentian violet 0,5-1% untuk selaput lender, 1-2% untuk kulit, dioels 2x 1 selama 3 hari.

2. Nistatin berupa krim, salep dan emulsi3. Amfoterisin B, untuk kandidiasis oral

4. Grup azol antara lain:

a. Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

b. Klotrimazol 1% berupa larutan, bedak, krim

c. Tiokonazol, bufanazol, isokonzaol

d. Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

Sistemik

1. Tablet nistatin untuk infeksi fokal saluran cerna

2. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidiasis sitemik

3. Kotrimazol 500 mg pervaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal untuk kandidiasis vaginalis

4. Itrakonazol: kandidiasis vulvovaginalis dosis untuk dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari.Terapi nonmedikamentosa : menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.1DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, A., et al. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Keenam. Jakarta: badan Penerbit FKUI; 2011.

2. Wolff, K & Johnson, RA. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine Edisi 7. The McGraw-Hill Companies, United States; 2008.3. Burn, T, et al, Textbook of Dermatology 8th Edition. Willey- Blackwell: United Kingdom, 20104. Habif, T., A Colour Guide to Diagnosis and Therapy Clinical Dermatology 4th Edition. Mosby: Edinburgh, 20045