kamar dagang dan industri indonesia · fundamental perekonomian indonesia sudah semakin baik dengan...

27
KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA KERANGKA ACUAN MUSYAWARAH NASIONAL KE V KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI Jakarta, 21 – 22 Desember 2008 Jakarta Convention Center LATAR BELAKANG Musyawarah Nasional (Munas) ke V Kadin adalah perangkat organisasi Kadin Indonesia sebagai lembaga perwakilan anggota dan merupakan lembaga kekuasaan tertinggi organisasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Musyawarah Nasional (Munas) ke V Kamar Dagang dan Industri karena itu memiliki posisi strategis untuk mempersiapkan penyusunan garis-garis besar kebijakan organisasi dalam periode lima tahunan 2009-2014. Sebagai bagian dari persiapan tersebut, Kadin Indonesia telah mencatatkan kondisi perekonomian sampai akhir 2008. Kinerja pertumbuhan perekonomian Indonesia 2008 berada dibawah bayang-bayang ancaman perekonomian global yang menunjukkan kondisi kurang menggembirakan, yang dipicu kejatuhan kredit Sub-prime Mortgage di Amerika Serikat. Kejatuhan sektor keuangan global diperkirakan akan berdampak pada mengeringnya likuiditas pasar modal dan perbankan global yang akan diiringi dengan penarikan dana sehingga pendanaan valuta asing akan sulit didapat dan menjadi mahal. Dampak lanjutan kejatuhan sektor keuangan itu dikhawatirkan akan terjadi efek kepada sektor riel yang akan mengalami kesulitan melakukan refinancing. Krisis keuangan juga diperkirakan akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu, hampir seluruh negara di dunia akan mengalami dampak ekonomi global yang berakibat pada penurunan permintaan impor dan mendorong penurunan harga

Upload: dangnhi

Post on 06-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

KERANGKA ACUAN

MUSYAWARAH NASIONAL KE V KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

Jakarta, 21 – 22 Desember 2008

Jakarta Convention Center

LATAR BELAKANG Musyawarah Nasional (Munas) ke V Kadin adalah perangkat organisasi Kadin Indonesia sebagai lembaga perwakilan anggota dan merupakan lembaga kekuasaan tertinggi organisasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia. Musyawarah Nasional (Munas) ke V Kamar Dagang dan Industri karena itu memiliki posisi strategis untuk mempersiapkan penyusunan garis-garis besar kebijakan organisasi dalam periode lima tahunan 2009-2014. Sebagai bagian dari persiapan tersebut, Kadin Indonesia telah mencatatkan kondisi perekonomian sampai akhir 2008. Kinerja pertumbuhan perekonomian Indonesia 2008 berada dibawah bayang-bayang ancaman perekonomian global yang menunjukkan kondisi kurang menggembirakan, yang dipicu kejatuhan kredit Sub-prime Mortgage di Amerika Serikat. Kejatuhan sektor keuangan global diperkirakan akan berdampak pada mengeringnya likuiditas pasar modal dan perbankan global yang akan diiringi dengan penarikan dana sehingga pendanaan valuta asing akan sulit didapat dan menjadi mahal. Dampak lanjutan kejatuhan sektor keuangan itu dikhawatirkan akan terjadi efek kepada sektor riel yang akan mengalami kesulitan melakukan refinancing. Krisis keuangan juga diperkirakan akan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di tahun 2008 dan 2009. Oleh karena itu, hampir seluruh negara di dunia akan mengalami dampak ekonomi global yang berakibat pada penurunan permintaan impor dan mendorong penurunan harga

Page 2: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

komoditas global sehingga menekan perekonomian negara-negara berkembang.

A. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL TAHUN 2008

01. Ekonomi Makro per 2008 Perekonomian Indonesia yang dapat tumbuh sebesar 6,4 persen pada semester I 2008 merupakan suatu hal yang cukup menggembirakan di tengah melemahnya perekonomian dunia. Dilihat dari dari empat komponen pengguna Produk Domestik Bruto (PDB) terlihat bahwa ekspor dan investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Bruto) merupakan motor penggerak utama yang telah mendorong pertumbuhan sebesar itu. Pada periode tersebut ekspor barang dan jasa mencatat pertumbuhan sebesar 15,8 persen, dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mencapai pertumbuhan sebesar 14,1 persen yang menunjukkan semakin besarnya minat investasi di Indonesia. Hampir semua jenis investasi mencatatkan pertumbuhan positif, namun pertumbuhan tertinggi terjadi pada investasi alat angkutan dalam negeri dan alat angkut luar negeri.

Pertumbuhan PDB Harga Konstan 2000 menurut Penggunaan (%)

Pengeluaran Trw I 2008

thd Trw IV 2007

Trw I 2008 thd

Trw I 2007

Sumber Pertumbuhan

Yr on Yr Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

- 0.4 5.5 3.2

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

- 30.5 3.6 0.2

Pembentukan Modal Tetap Bruto

- 0.6 13.3 2.9

Ekspor Barang dan Jasa 5.7 15.0 7.1 Dikurangi Impor Barang dan Jasa

2.7 16.8 -

Produk Domestik Bruto 2.1 6.3 6.3

Sumber: Badan Pusat Statistik Terjaganya stabilitas makroekonomi jelas merupakan hasil kerja keras pemerintah melalui Bank Indonesia. Sebagai lembaga yang bertugas menjaga laju inflasi dan menjaga stabilitas kurs mata uang rupiah, Bank Indonesia dapat dikatakan berhasil menjaga nilai rupiah pada level yang relatif aman bagi perkembangan ekonomi

Page 3: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Indonesia. Intervensi Bank Indonesia umumnya berhasil membawa kurs rupiah ke tingkat yang lebih aman, meskipun kebijakan ini membawa konsekuensi pada menurunnya cadangan devisa. Namun, kinerja ekspor yang sangat baik selalu meningkatkan kembali cadangan devisa. Begitu juga karena adanya dana global bond senilai US$ 2,2 miliar pada akhir bulan Juni lalu, dan mulai masuknya foreign direct investmen (FDI) ke Indonesia semakin meningkatkan cadangan devisa. Sehingga cadangan devisa meningkat hingga mencapai angka US$ 60,6 miliar pada akhir Juli 2008 lalu. Cadangan devisa sebesar itu merupakan suatu prestasi tersendiri bagi perekonomian Indonesia, karena selain diperoleh dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang melemah, cadangan yang sejumlah 5,5 bulan impor itu diharapkan mampu menjaga kelanjutan kegiatan perekonomian.

02. Pertumbuhan PDB Ditengah fenomena kenaikan harga minyak di pasar internasional, serta kenaikan harga bahan bakar minyak dalam negeri rata-rata sebesar 27 persen pada Mei 2008, perekonomian Indonesia ternyata dapat tumbuh lebih baik dari perkiraan banyak kalangan. Pada triwulan II 2008, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 2,4 persen dibanding triwulan I 2008, sehingga selama semester I 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,4 persen. Kondisi ini membuktikan bahwa daya tahan perekonomian Indonesia sudah lebih kuat dalam menghadapi berbagai shock, baik dari dalam maupun luar negeri. Dampak krisis ekonomi Amerika Serikat terhadap perekonomian Indonesia diperkirakan tidak sebesar dampaknya pada China dan Vietnam. Hal ini disebabkan fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas moneter dalam negeri.

03. Kepercayaan Investor Institusional Asing Kenaikan investasi fisik Produk Domestik Bruto sejalan dengan kenaikan investasi dalam bentuk penanaman modal. Dari data investasi periode Januari – Juni 2008, atau paruh pertaman tahun 2008, terlihat bahwa realisasi investasi dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 32 prosen. Sementara pertumbuhan investasi asing pada Januari – Juni 2008 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya meningkat sangat tinggi hingga 160 prosen, walaupun pertumbuhan untuk PMDN terkoreksi sampai sekitar 60 prosen. Membaiknya iklim investasi juga terlihat dari peningkatan pemintaan dari berbagai barang import, khususnya capital goods maupun raw

Page 4: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

material. Permintaan imported capital goods pada semester I/2008 mencapai USD 8,165 miliar, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD4,758 miliar. Hal yang sama juga terlihat pada permintaan imported raw material yang pada semester I/2008 mencapai USD45,002 miliar lebih besar dibandingkan semester I 2007 yang baru mencapai USD25,714 miliar.

04. Perbankan Membaik, tapi Undisbursed Loans Tinggi Sektor perbankan menunjukkan kondisi yang baik di mana NPL sistem perbankan berada pada posisi 4,0% per Juli 2008 dibandingkan 4,6% di tahun 2007, dengan tingkat LDR yang telah mencapai 79% per Juli dibandingkan 69,2% di 2007, serta CAR yang terjaga di level 17,6%, jauh di atas ketentuan minimum 8% - dengan catatan bahwa jumlah kredit yang belum dicairkan (undisbursed loans) masih tetap tinggi.

05. Pendukung Utama Pertumbuhan Sementara itu secara sektoral, pendukung utama pertumbuhan adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, yang tumbuh sebesar 20 persen pada semester I 2008. Kemudian diikuti oleh Sektor Listik, Gas dan Air Bersih yang tumbuh sebesar 11,9 persen, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan yang tumbuh sebesar 8 persen. Tingginya pertumbuhan pada ketiga sektor jasa ini menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat investasi di ketiga sektor tersebut. Meskipun Sektor Industri Pengolahan hanya tumbuh sebesar 4,1 persen, namun sektor ini tetap merupakan sektor penggerak ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Lebih dari separuh PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan II 2008 berasal dari tiga sektor terbesar, yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran. Masing-masing sektor ini memberikan kontribusi 27,3 persen, 14,7 persen, dan 1,3 persen terhadap PDB.

Growth of GDP Constant Price 2000 Sector Based (%)

Business Sector

Trimester II 2008

compare to Trimester I

2008

Trimester II 2008

compare to Trimester I

2008

Source of Growth Yr on Yr

1. Agriculture, Livestock, Forestry and Fishery

5.1 5.3 0.7

Page 5: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

2. Mining and Excavating 0.6 -1.4 - 0.1 3. Industry Manufacture 1.3 4.1 1.1 4. Electricity, Gas and Clean Water

3.6 11.9 0.1

5. Construction 2.4 8.0 0.5 6. Trade, Hotel and Restaurant 2.7 7.5 1.3 7. Tranportation and Communication

4.1 20.0 1.4

8. Leasing, Finance and Service 1.6 8.5 0.8 9. Services 2.5 6.0 0.6 Gross Domestic Product 2.4 6.4 Gross Domestic Product (without oil and gas)

2.6

Sumber: Badan Pusat Statistik

06. Ekspor Meningkatnya harga ekspor berbagai komoditas perkebunan dan pertambangan jelas merupakan faktor penting dalam perekonomian Indonesia dewasa ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun inipun perekonomian Indonesia sangat didukung oleh kenaikan ekspor barang yang mencapai 30,8 persen pada pada semester I 2008 lalu. Dari kenaikan ini, sektor migas mencatat kenaikan nilai ekspor sebesar 65,32 persen dan sektor non migas mencatat kenaikan ekspor sebesar 23,2 persen.

Pada periode tersebut (Januari-Juni 2008) nilai ekspor Indonesia mencapai 70,45 miliar dollar AS. Dengan nilai impor sekitar 65,05 miliar dollar AS, maka pada semester I 2008 neraca perdagangan

Nilai Ekspor Migas dan Non-Migas(US$ miliar)

12.6 12.1 13.6 15.6 19.2 21.2 22.19.7 16.1

43.7

45.0

47.4 55.2 66

.3 79.5 91

.9

44.1 54

.4

020406080

100120

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jan-Juni '07

Jan-Juni '08

US$

Jut

a

Migas Non-Migas

Page 6: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Indonesia mencatat surplus sebesar 5,4 miliar dollar AS. Surplus tersebut diperoleh dari surplus neraca perdagangan non migas yang mencapai 6,03 miliar dollar AS, karena neraca perdagangan migas mencatat defisit sebesar US$ 630,2 juta. Meskipun hal ini menunjukkan bahwa sektor migas tidak lagi menjadi andalan ekspor Indonesia, namun bukan berarti sektor ini tidak lagi dapat berkembang di Indonesia. Upaya pemerintah untuk terus mendorong investasi di sektor migas diharapkan dapat meningkatkan kembali peran sektor ini dalam perekonomian Indonesia.

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor (US$ Miliar)

62.1

56.3

57.2 71

.6 85.6

33.5

31.0

31.3

32.4 46

.5 57.5

114.

0

100.

7

61.0

53.9 70

.5

61.1 74

.4

52.2

33.7

0

20

40

60

80

100

120

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Jan

- Jun

i '07

Jan

- Jun

i '08

US$

Mili

ar

EksporImpor

Note: Nilai Impor adalah Total Impor di Luar Kaw asan Berikat

07. Pemerataan Pertumbuhan

Dari dimensi spasial, pulau Jawa tetap merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia triwulan I 2007 (60,2%). PDB Pulau Jawa didominasi secara berurutan oleh sektor industri pengolahan, perdagangan-hotel-restoran dan sektor pertanian. Dominasi sebagian besar aktivitas industri manufaktur modern, terutama skala besar dan sedang, di Indonesia terus berlangsung di pulau Jawa dan Sumatra selama 1976-2006.

Bank Indonesia dalam Laporan Perekonomian Indonesia 2006 menggarisbawahi bahwa wilayah Jakarta-Banten, Jabalnusra (Jawa Bali Nusa Tenggara), dan Sumatra umumnya tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan Kali-Sulampua (Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua). Dengan kata lain, grativasi ekonomi Indonesia masih bias ke Kawasan Barat Indonesia.

Page 7: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Naiknya harga-harga komoditas primer di pasar dunia yang disertai dengan relatif lambatnya laju pertumbuhan sektor industri manufaktur telah membuat terjadinya ketimpangan peningkatan daya beli antara Jawa dan luar Jawa. Secara nasional Nilai Tukar Petani (NTP) memang mengalami kenaikan sebesar 2.52% yoy dalam bulan September 2007 (walaupun hanya naik sebesar 0.09% selama sembilan bulan di tahun 2007). Namun ternyata NTP (tahun dasar 1993) yang tertinggi kebanyakan berada di propinsi luar Jawa. Lima besar propinsi dengan NTP tertinggi adalah Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong perbaikan pendapatan per kapita dan distribusi pendapatan. Akan tetapi kenyataan menunjukan meskipun dari dimensi distribusi, PDB per kapita Indonesia pada tahun 2006 meningkat menjadi US$1.663, namun ketimpangan distribusi pendapatan juga meningkat. Pertumbuhan ekonomi belum mencerminkan keadilan dan pemerataan.

08. Kebijakan Fiskal Dari sisi pengelolaan fiskal penurunan asumsi harga minyak dunia juga akan mengurangi tekanan defisit anggaran. Defisit anggaran 2008 yang semula diperkirakan dapat melebihi 2% diproyeksikan untuk dapat ditekan di kisaran 1,7%.

Kendati terpaksa menghadapi tekanan inflasi yang tinggi akibat melonjaknya harga minyak mentah dan harga komoditas pangan, namun secara keseluruhan stabilitas makro ekonomi Indonesia dapat dijaga dengan baik. Kurs nilai tukar rupiah dapat dikatakan stabil, bahkan cenderung terus menguat, sehingga dalam delapan bulan pertama tahun 2008, kurs rupiah mengalami apresiasi (penguatan) sebesar 2,2 persen. Terjaganya stabilitas nilai rupiah memegang peranan penting, tidak saja pada tingkat daya saing ekspor Indonesia sehingga tercapainya pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, tetapi juga dalam menahan laju inflasi agar tidak diperburuk oleh adanya imported inflation.

Kurs Tengah Rupiah terhadap Dollar AS Januari 2008 - 20 Agustus 2008

9,179

9,000

9,100

9,200

9,300

9,400

9,500

02-

Jan-

08

11-

Jan-

08

21-

Jan-

08

29-

Jan-

08

07-

Feb-

08

15-

Feb-

08

25-

Feb-

08

04-

Ma

r-0

81

3-M

ar-

08

25-

Ma

r-0

80

2-A

pr-

08

10-

Ap

r-0

81

8-A

pr-

08

28-

Ap

r-0

80

7-M

ay-

081

5-M

ay-

082

3-M

ay-

080

2-Ju

n-0

81

0-Ju

n-0

81

8-Ju

n-0

82

6-Ju

n-0

804

-Ju

l-0

814

-Ju

l-0

822

-Ju

l-0

830

-Ju

l-0

80

7-A

ug-

08

15-

Au

g-0

82

6-A

ug-

08

Rp/

US$

Page 8: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Akibat kenaikan harga bahan bakar (BBM) dalam negeri dan meningkatnya harga komoditi pangan, angka inflasi memang mengalami peningkatan yang cukup tajam sepanjang tahun 2008 ini. Inflasi kumulatif untuk delapan bulan pertama tahun 2008 (Januari-Agustus) mencapai 8,85 persen yang jauh lebih tinggi dibandingkan angka inflasi pada periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Namun untuk keseluruhan tahun 2008 angka inflasi diperkirakan akan berkisar antara 11% - 12,5%, yang berarti lebih rendah dari angka inflasi tahun 2005 yang mencapai 17,11 persen, tahun dimana sama-sama diberlakukannya kenaikan harga BBM. Selain karena persentase kenaikan harga BBM yang lebih kecil, lebih rendahnya angka inflasi pada tahun 2008 dibanding tahun 2005 dimungkinkan karena terjaganya nilai tukar yang lebih stabil pada tahun 2008. Pada tahun 2005 kurs rupiah tidak saja terdepresiasi (melemah) sebesar 5,13 persen, tetapi juga sangat berfluktuatif pada kisaran Rp 9.133 – Rp 10.876 per dollar AS. Sementara itu kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 mencapai rata-rata 126 persen.

Inflasi Kumulatif (%)2006 - 2008

8.85

17.11

0

3

6

9

12

15

18

Jan

uary

Febr

uary

Ma

rch

Apr

il

M

ay

June

July

Aug

ust

Sep

tem

ber

Oct

obe

r

No

vem

ber

Dec

em

ber

%

2006200720082005

Sumber: Badan Pusat Statistik

Namun ”keberhasilan” menekan defisit anggaran tidaklah menjadi ukuran kinerja kebijakan fiskal yang baik, karena bersamaan dengan itu Indonesia kehilangan kesempatan untuk tumbuh dengan lebih cepat dan penciptaan lapangan pekerjaan lebih banyak. Kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah menjadi terganggu akibat ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran modal (capital spending)

Page 9: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

yang sangat dibutuhkan untuk mendukung perekonomian. Kelambanan realisasi belanja pemerintah juga bukanlah suatu prestasi yang dapat dibanggakan, sehingga revisi Keppres 80 tentang Pengadaan Barang dan Jasa mutlak diperlukan. Perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan anggaran (yang juga melibatkan departemen lain dan pemerintah daerah) harus segera dilakukan kalau kita tidak ingin kehilangan kesempatan emas momentum untuk tumbuh dengan lebih baik.

09. SBI Biaya operasi moneter yang besar yang harus ditanggung oleh Bank Indonesia juga perlu mendapatkan perhatian. Tercatat setiap tahunnya dibutuhkan dana sekitar lebih dari Rp. 22 triliun untuk membayar bunga SBI dan FasBI; apalagi dengan kecenderungan jumlah Operasi Pasar Terbuka (SBI dan FasBI) yang makin meningkat menjadi sekitar Rp. 300 triliun. Besarnya jumlah bunga SBI dan FasBI ini juga akan menimbulkan semakin banyaknya likuiditas di pasar, dan kalau tidak segera dibenahi akan dapat membawa kita ke arah perangkap likuiditas (liquidity trap) dimana keijakan moneter akan menjadi tidak efektif lagi.

10. Logistik Sektor logistik merupakan urat nadi bagi perdagangan dalam negeri maupun internasional. Sektor logsitik juga merupakan faktor penentu upaya menghilangkan kesenjangan antara daerah, yang berati juga menentukan keberhasilan pemerataan perekonomian nasional. Tanpa kelancaran bekerjanya sektor logistik, proses produksipun dapat terganggu. Inflasipun akan dapat menjadi lebih tinggi akibat terjadinya ketersendatan di jalan raya dan di pelabuhan. Faktor lokasi dan ketepatan waktu menjadi sangat penting untuk diperhatikan, apalagi menjelang di lakukannya upaya menuju terbentuknya ASEAN economic community, di mana sektor logistik menjadi salah satu sektor yang pertama yang akan diintegrasikan. Permasalahan di sektor logistik bukan hanya menyangkut pengurangan ongkos angkut. Perkembangan logistik yang baik harus selalu dikaitkan dalam mata rantai suplai dan arus barang/jasa. Ketentuan hukum yang jelas pun dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian dalam menjalankan usaha logistik. Perlu dipertegas kewenangan instansi untuk menangani sektor logistik, baik antara departemen perdagangan, departemen perhubungan dan kementerian komunikasi dan informasi.

11. Dampak Lingkungan Global

Page 10: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Meskipun berbagai indikator ekonomi makro tersebut hingga saat ini masih terlihat positif, namun sebagai bagian yang integral dari perekonomian global, Indonesia tidak akan lepas dari dampak lanjutan dari gejolak ekonomi global. Indonesia diperkirakan akan terkena dampak lanjutan krisis dari dua sektor utama, yaitu kekeringan likuiditas dan penurunan permintaan maupun harga komoditas-komoditas utama Indonesia.

Di sektor keuangan, terjadinya kekurangan pasokan likuiditas di sektor keuangan karena terjadinya kebangkrutan berbagai institusi keuangan global, khususnya bank-bank investasi, akan berdampak pada cash flow sustainability dari perusahaan-perusahaan korporasi besar di Indonesia. Akses pendanaan korporasi ke capital market dan perbankan global akan mengalami kendala baik dari sisi pricing (tingginya suku bunga) maupun availability (ketersediaan dana). Di samping kondisi keringnya likuiditas di pasar finansial global juga terjadi flight to quality, sehingga pasar modal di berbagai negara termasuk Indonesia terjun bebas, hal ini tentunya akan menurunkan confidence dari investor .

Di sisi lain, saat ini sektor keuangan, khususnya perbankan, sedang mengalami pengetatan likuiditas yang diarahkan untuk meredam laju inflasi dan menurunkan tingkat pertumbuhan kredit. Kebijakan uang ketat BI menyebabkan alat likuid yang dipegang perbankan yang terdiri dari SBI terus mengalami penurunan. Kebijakan yang penting untuk meredam tingkat inflasi ini telah mulai menunjukkan hasilnya dengan penurunan inflasi bulanan sebagaimana yang kami sebutkan terdahulu, namun pada saat situasi pasar keuangan global yang tidak menentu kebijakan uang ketat ini dapat menimbulkan kerentanan di sektor keuangan, terutama untuk bank-bank yang mempunyai skala kecil dan tidak mempunyai sumber pendanaan jangka panjang. Selain itu pengetatan likuiditas di perbankan akhirnya akan mempengaruhi pengucuran kredit ke sektor riil termasuk untuk penarikan dari limit kredit yang telah disetujui pun mungkin akan sulit untuk ditarik karena kelangkaan dana, sehingga pada akhirnya akan mengganggu kemampuan cash flow sektor riil. Salah satu tren yang mengkuatirkan belakangan ini adalah karena neraca berjalan (current account) Indonesia mulai menunjukkan defisit, karena laju pertumbuhan ekspor barang dan jasa peningkatannya jauh lebih kecil dari impor barang dan jasa.

Dampak tidak langsung kedua dari krisis keuangan global adalah penurunan permintaan dan penurunan harga komoditas-komoditas utama ekspor Indonesia. Dengan indikasi penurunan volume maupun nilai ekspor ke depan, sementara laju impor belum dapat

Page 11: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

diredam secara signifikan, maka dapat terjadi trade deficit yang semakin melebar dalam jangka menengah ke depan. Untuk itu diversifikasi dan akselerasi pertumbuhan berbagai komoditas ekspor harus menjadi prioritas, di samping perlunya meredam peningkatan impor di saat terjadi ketidakpastian global saat ini. Hal ini menjadi krusial mengingat akan sulit untuk menggalang capital inflow dalam jumlah besar untuk menutup defisit tersebut, seiring dengan keringnya likuiditas pasar keuangan global.

B. PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

01. Pembangunan Ekonomi Daerah Setiap daerah pada umumnya memiliki corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah perlu mengenali karakteriristik lokal antara lain tingkat pertumbuhan ekonominya,sarana dan prasarana fisik yang telah tersedia, kondisi sosial budaya, potensi yang tersedia dan layak untuk dikembangkan, termasuk juga dalam hal tingkat interaksinya dengan daerah lain. Melalui pembangunan ekonomi daerah yang terencana,terarah sejalan dengan potensi lokal yang dimiliki diharapkan percepatan pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin meningkat dan segera terwujud. Hal ini nantinya akan dapat dilihat dari indikator perputaran arus barang,daya beli masyarakat yang semakin meningkat,transaksi keuangan, dan gairah pasar yang tinggi yang pada akhirnya akan dapat memacu pembangunan suatu daerah. Hal ini dapat terwujud jika para pemangku kepentingan dapat menciptakan iklim ekonomi yang kondusif antara lain adanya kebijakan pemerintah daerah yang berpihak kepada kepentingan pasar,pelaku usaha yang berorientasi pada perbaikan perekonomian daerah serta dukungan masyarakat.Adanya potensi lokal yang layak untuk dikembangkan, terciptanya iklim usaha yang kondusif pada akhirnya akan dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya di suatu daerah. Jika hal ini terjadi maka pembangunan perekonomian secara merata dimasing masing daerah akan dapat tercipta yang pada akhirnya akan memperkuat stablitas pembangunan perekonomian nasional. Karena pembangunan ekonomi daerah merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional secara menyeluruh.

Jumlah Usaha Berdasarkan Sektor

Page 12: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Sektor Usaha Perusahaan Prosentase Mining and Quarries 246.912 1,1 Processing Industries 3.229.471 14,2 Electricity-Gas-Water 14.500 0,1 Construction 164.906 0,7 Trading and Retail 10.304.447 45,3 Accommodations, Food and

Beverages 3.014.746 13,2

Transportation, Warehouses, Communication 2.702.544 11,9

Financial 83.609 0,4 Real Estate, Rental Business 808.750 3,6 Education 341.555 1,5 Health and Social Activities 178.887 0,8 Public Services, Culture,

Entertainment 1.466.754 6,4

Personal Services 179.707 0,8 Total 22.736.788 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik

02. Usaha Menengah Kecil dan Mikro Menurut data Sensus Ekonomi tahun 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan kreteria UMKM sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku, jumlah UMKM tercatat mencapai jumlah 22,73 juta unit atau 99,8 persen dari total jumlah pelaku usaha nasional.

Jumlah Perusahaan Berdasarkan Skala Usaha

Skala Usaha Total Prosentase Perusahaan Skala Besar 44.048 0,2 % Perusahaan Skala Menengah 164.839 0,7 % Perusahaan Skala Kecil 3.587.574 15,8 % Perusahaan Mikro 18.928.220 83,2 % Tanpa Klasifikasi 12.107 0,1 %

Total 22.736.788 100,0%

Sumber: Badan Pusat Statistik

UMKM, yang sebagian besar berada di sektor informal dan terbukti mampu menjadi katup pengaman pada krisis 1997, memiliki posisi

Page 13: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

strategis dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini menyumbang 53,28 persen produk domestik bruto nasional (2006), 15,44 persen dari total nilai ekspor dan menyerap 37,96 juta tenaga kerja atau 46,91 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional. Kendati memiliki posisi strategis, UMKM sering dihadapkan pada situasi tidak kondusif, termasuk yang bersumber dari kebijakan pemerintah.

Jati diri tiap-tiap pelaku usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah jelas berbeda maka fokus pendekatan pemberdayaannya sepatutnya tidaklah sama. Usaha mikro yang meliputi lebih 90% dari jumlah usaha kecil dengan sebaran yang menjangkau seluruh pelosok negeri, baik di kota maupun di desa dan sifatnya yang mudah untuk masuk sebagai wirausaha skala mikro atau sebaliknya mudah untuk keluar dari bisnis. Untuk itu usaha skala mikro itu memerlukan pendekatan pemberdayaan yang fokus pada bentuk: (1) Keberpihakan, (2) Berorientasi untuk pemecahan masalah sosial ekonomi masyarakat, (3) Mengakomodasi isu-isu kekinian, seperti penanggulangan pengangguran, kemiskinan, pemutusan hubungan kerja (PHK), penyetaraan gender, kesenjangan antardaerah/ kawasan, keadilan penguasaan, dan akses kepada sumber daya produktif.

Telah banyak pihak menekankan pentingnya keberpihakan riil dalam pemberdayaan UMKM. Keberpihakan ini tidak harus diwujudkan dalam bentuk kebijakan protektif, tetapi lebih pada upaya mewujudkan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM.

03. Pemerataan Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan pokok pembangunan nasional, sehingga pencapaian target pertumbuhan ekonomi seringkali dijadikan sebuah ukuran untuk menilai kinerja pemerintah. Namun tujuan pembangunan nasional tidak melulu tertuju pada pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan nasional akan segera tercapai jika terjadi pertumbuhan ekonomi di satu sisi dan pemerataan di sisi yang lain. Pertumbuhan merupakan kinerja pokok perekonomian suatu negara sementara pemerataan mengacu pada pemerataan kesempatan kerja dan berusaha, dengan kata lain pemerataan akan terjadi bila masalah pengangguran teratasi dengan baik. Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan Indonesia adalah pertumbuhan yang berkualitas dimana pertumbuhan yang terjadi memiliki sensitivitas terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Bank Indonesia melaporkan, perekonomian nasional masih menghadapi permasalahan, antara lain perbedaan pertumbuhan

Page 14: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

ekonomi antar daerah dan meningkatnya jumlah kota yang mengalami inflasi di atas inflasi nasional. Beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan di beberapa daerah relatif rendah antara lain keterbatasan infrastruktur, aturan daerah yang kurang menarik minat investasi, dan bertumpunya ekonomi daerah pada sektor primer tertentu, misal pertambangan. Pola ketimpangan Jawa – luar Jawa juga terlihat dari turunnya dan relatif rendahnya upah riil buruh tani di Jawa, padahal sebagian terbesar tenaga kerja di sektor pertanian berada di sektor pertanian di Jawa. Program proteksi harga komoditas pertanian pangan yang dilakukan pemerintah tak tampak memberikan manfaat bagi petani, melainkan meningkatkan margin perdagangan saja. Empat permasalahan utama masalah masih tingginya kesenjangan antar daerah yaitu: a. Disparitas penyebaran penduduk dan ketenagakerjaan. b. Disparitas tingkat kesejahteraan sosial ekonomi. c. Disparitas pertumbuhan ekonomi antara daerah. Kontribusi

wilayah terhadap pertumbuhan PDB nasional selama 2001-2007 terbesar berasal dari wilayah Jawa-Bali, dengan kontribusi rata-rata per tahun lebih dari 60%, Sumatera 22%, Kalimantan 9%, Sulawesi dan Indonesia bagian Timur lainnya kurang dari 5%.

d. Disparitas sarana dan prasarana daerah.

04. Hubungan Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha Pemerintah daerah dan pengusaha adalah dua kelompok yang paling berpengaruh dalam menentukan corak pertumbuhan ekonomi daerah. Sinergi antara keduanya untuk merencanakan ekonomi daerah perlu menjadi pemahaman bersama. Pemerintah daerah berwenang membuat berbagai peraturan, menyediakan berbagai sarana dan peluang, serta membentuk wawasan orang banyak. Di sisi lain pengusaha mempunyai kemampuan mengenali kebutuhan orang banyak dan dengan berbagai insiatifnya, memenuhi kebutuhan itu. Aktivitas memenuhi kebutuhan itu membuat roda perekonomian berputar, menghasilkan upah bagi pekerja dan pajak bagi pemerintah. Dengan pajak, pemerintah daerah berkesempatan membentuk kondisi agar perekonomian daerah berkembang lebih lanjut.

Pemerintah daerah dalam mempertahankan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerahnya agar membawa dampak yang menguntungkan bagi penduduk daerah perlu memahami bahwa manajemen pembangunan daerah dapat memberikan pengaruh yang baik guna mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang

Page 15: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

diharapkan. Maka manajemen pembangunan daerah mempunyai potensi untuk meningkatkan pembangunan ekonomi serta menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan dalam mempercepat laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Prinsip-prinsip manajemen pembangunan yang pro-bisnis antara lain sebagai berikut. a. Menyediakan Informasi kepada Pengusaha b. Memberikan Kepastian dan Kejelasan Kebijakan c. Mendorong Sektor Jasa dan Perdagangan d. Meningkatkan Daya Saing Pengusaha Daerah e. Membentuk Ruang yang Mendorong Kegiatan Ekonomi

04. Daya Saing Saat ini peluang munculnya pelaku usaha baru, pengusaha daerah, terbuka luas. Dengan otonomi daerah atau desentralisasi kekuasaan, para pengusaha di daerah seharusnya mampu mendudukan dirinya sebagai mitra yang sejajar dan berperan aktif bersama pengambil keputusan yang berkaitan dengan perekonomian. Untuk membangun kelompok pelaku usaha yang tangguh dan berdaya saing membutuhkan proses dan waktu. Kemunculan pelaku usaha setempat banyak memberi manfaat antara lain karena keuntungan yang diperolehnya akan diinvestasi lagi di daerahnya. Keadaan ini akan mendorong uang yang beredar dan pada gilirannya menggerakkan perputaran roda ekonomi.

Asean Free Trade Area (AFTA) sudah resmi berlaku pada 1 Januari 2002 tetapi masih banyak pengusaha daerah belum mengetahui tentang AFTA. Disamping itu masih ada pengelompokan usaha regional maupun internasional lainnya. Ini menunjukkan informasi yang diberikan masih sangat kurang. Saat ini pelaku usaha di daerah harus secara serius meningkatkan kompetensinya untuk bersaing dalam perdagangan bebas. Hal ini penting karena dalam pasar yang semakin bebas pemerintah semakin sulit untuk melakukan proteksi tarif dan nontarif, sehingga memiliki daya saing menjadi sangat penting bagi pengusaha daerah. Peningkatan daya saing bukan hanya dalam produk, tetapi dari pengusaha daerah itu sendiri seperti penggunaan teknologi, internet dan kemampuan berbahasa internasional.

05. Produktivitas Salah satu komponen yang penting dalam ekonomi menghadapi persaingan global adalah produktivitas. Produktivitas pelaku ekonomi kita masih harus ditangani dan ditingkatkan secara sesungguh-sungguh. Apabila ukuran keberhasilan produksi hanya memandang

Page 16: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

dari sisi output, maka produktivitas memandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi input dan sisi output. Keadaan sudah makin mendesak dan saatnya pemerintah segera mengadakan revitalisasi baik kebijakan maupun kelembagan yang mendukung lahirnya perusahaan baru, peningkatan kemampuan desain dan peningkatan produktivitas. KADIN beberapa tahun yang lalu telah berupaya juga membentuk National Productivity Center (NPC).

C. KEKUATAN DASAR EKONOMI NASIONAL

01. Pertanian Membangun sektor pertanian yang produktif membutuhkan perencanaan yang matang, desain industri yang pro-pertanian, mekanisme pengelolaan pangan yang integral, dan riset yang kuat nan berkelanjutan. Indonesia memiliki banyak hal yang tidak dimiliki negara lain seperti lahan yang luas, air yang melimpah dan sinar matahari yang cukup sehingga Indonesia bisa bangkit menjadi negara pertanian penting dunia. Prestasi Indonesia 24 tahun silam bisa menjadi pengalaman untuk meletakkan kembali pertanian sebagai kunci merengkuh posisi penting di dunia.

Satu hal penting dari pertanian Indonesia adalah sedikitnya upaya meningkatkan nilai tambah pada produk pertanian Indonesia. Keadaan ini menyebabkan keuntungan yang didapat tidak bisa dinikmati secara maksimal. Oleh karena itu, sebelum diekspor, industri dalam negeri mesti mengolah hasil tanam sehingga pertanian tak berada jauh dari industri dan sistem pembiayaan karena hubungan selaras di antara ketiganya menentukan keberhasilan pengelolaan pertanian.

Anggaran RAPBN 2009 untuk sektor perdesaan dan pertanian terlihat meningkat yaitu Rp. 13,9 triliun, yang terdiri dari Rp. 8,4 triliun anggaran Departemen Pertanian dan Rp. 5,5 triliun melalui anggaran sub fungsi pengairan. Petani juga menikmati berbagai subsidi langsung dan spesifik dalam bentuk subsidi pupuk, subsidi bunga kredit program dan subsidi benih berjumlah Rp. 21,4 triliun atau meningkat 112,9 persen dibandingkan dalam APBN-P 2008.

02. Perikanan

Pengembangan usaha perikanan budidaya terus diupayakan dalam rangka meningkatkan kontribusinya bagi pembangunan nasional. Peningkatan kontribusi tersebut difokuskan pada pencapaian tujuan pembangunan perikanan budidaya, yaitu meningkatkan devisa, pendapatan, lapangan kerja dan kesempatan berusaha;

Page 17: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

meningkatkan gizi masyarakat melalui konsumsi ikan; dan melindungi, memulihkan serta melestarikan sumberdaya perikanan budidaya. Melalui upaya tersebut maka sektor perikanan budidaya diyakini mampu menciptakan peluang usaha guna mengurangi kemiskinan (pro poor) dan menyerap tenaga kerja (pro job) dan menjadi pijakan bagi pertumbuhan ekonomi nasional (pro growth).

03. Enerji Telah terjadi pergeseran dalam pengelolaan energi secara umum dari supply side management ke demand side management. Langkah strategis yang ditempuh pemerintah dalam bidang energi adalah sebagai berikut. A. Penyediaan Energi

• Meningkatkan produksi migas • Meningkatkan pemanfaatan batu bara untuk pembangkit

listrik (sampai tahun 2010) • Mengembangkan pencairan (2017) dan gasifikasi batu bara

(2011) • Mengembangkan pembangkit listrik mulut tambang

(penunjukan langsung) • Mengembangkan Coal Bed Methane (CBM) (2008) • Mengembangkan panas bumi • Mengembangkan bahan bakar nabati (2006) • Mengembangkan energi baru terbarukan lain (biomassa,

surya, angin, mikrohidro dll) B. Pembangunan Infrastruktur

• Kilang/Receiving Terminal (BBM, LPG dan LNG) • Jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi • Alat transportasi darat dan laut untuk batu bara • Pelabuhan pengirim dan penerima batu bara • Pembangkitan tenaga listrik • Jaringan transmisi dan distribusi listrik • Desa mandiri energi

Page 18: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Investasi Sektor ESDM (dalam Jutaan US$) 2003 2004 2005 2006 2007 Rencana

2008 Pertambangan Umum 608.84 1,055.21 944.31 1,456.12 1,252.81 1,554.25

Ketenagalistrikan 822.48 2,553.75 2,637.55 3,252.99 3,320.06 5,402.67 Migas 5,999.31 5,919.59 8,268.67 9,662.56 10,084.66 14,786.50 TOTAL 7,426.63 9,528.55 11,850.53 14,371.67 14,657.53 21,743.42 (Sumber: Departemen ESDM, Maret 2008)

Memasuki periode tahun 2008 - 2013, Kadin Indonesia menetapkan upaya kebangkitan perekonomian Nasional melalui upaya-upaya kongkrit untuk mendorong pembangunan ekonomi daerah dengan meningkatkan peranan wirausahawan dan Usaha Menengah Kecil dan Mikro dalam meningkatkan produktifitas ekonomi khususnya di sektor Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagai kekuatan dasar. Dalam upaya mengatasi permasalaahan aktual yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini, Kadin Indonesia telah menetapkan tema Musyawarah Nasional ke V Kadin yaitu:

Thema:

“Membangun Ekonomi Daerah untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional” Sub thema:

“Peran Wirausahawan, UMKM Daerah dalam meningkatkan Produktivitas Ekonomi yang Berwawasan Lingkungan dengan Kekuatan

Dasar Bidang Pertanian, Perikanan dan Energi”. Tema ini diharapkan akan mendorong percepatan pemecahan masalah strategis yaitu infrastruktur, ketersediaan enerji dan ketahanan pangan yang masih menjadi kendala besar dalam penumbuhan ekonomi Indonesia di tahun- tahun mendatang. Pemahaman para pelaku usaha mengenai berbagai kebijakan dalam upaya pembangunan infrastruktur, ketersediaan enerji dan pangan berikut telaah mengenai berbagai peluang yang dapat diciptakan dari ke tiga sektor tersebut tentunya akan sangat berharga bagi para peserta Munas ke V Kadin dari seluruh Indonesia khususnya terhadap kegairahan usaha maupun penciptaan lapangan kerja secara luas.

Page 19: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA

MUNAS V KADIN

A. NAMA KEGIATAN

“Musyawarah Nasional V Kamar Dagang dan Industri” disingkat Munas V Kadin.

B. Dasar

Munas Kadin ke V diselenggarakan berdasarkan : a. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kadin, khususnya

Pasal 10. b. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kadin , khususnya

AD Bab V Pasal 17 dan ART Bab VII Pasal 22 c. Keputusan Dewan Pengurus Kadin Indonesia No. :

Skep/061/DP/VII/2008 tanggal 24 Juli 2008 tentang Penyelenggaraan Musyawarah Nasional Kelima Kamar Dagang dan Industri.

C. THEMA DAN SUB THEMA

Munas V Kadin diselenggarakan dengan thema dan sub-thema sebagai berikut :

Thema:

“Membangun Ekonomi Daerah untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional”

Sub thema:

“Peran Wirausahawan, UMKM Daerah dalam Meningkatkan Produktivitas Ekonomi yang Berwawasan Lingkungan dengan

Kekuatan Dasar Bidang Pertanian, Perikanan dan Energi”

D. TUJUAN

Tujuan diselenggarakannya Munas V Kadin adalah :

Page 20: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

a. memberikan penilaian dan keputusan terhadap pertanggungjawaban atas pelaksanaan Program Umum Organisasi, keuangan dan perbendaharaan dari Dewan Pengurus Kadin Indnesia periode 2004 - 2009 serta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia periode 2004 - 2009;

b. menetapkan Kebijakan Umum dan Program Umum Organisasi sebagai Garis Besar Kebijakan dan Program Organisasi Tingkat Nasional untuk periode 2008 - 2013;

c. menetapkan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan organisasi dan masalah-masalah penting lainnya dan

d. memilih dan mengangkat Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2008 – 2013 yang dilakukan melalui sistem pemilihan Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indonesia yang sekaligus merangkap Ketua Formatur dan 4 (empat) orang Anggota Formatur.

E. WAKTU DAN TEMPAT

Munas V Kadin diselenggarakan pada :

Hari, tanggal : Minggu-Senin, 21-22 Desember 2008 Waktu : Pukul 08.00 WIB – selesai (sesuai Jadwal Acara) Tempat : Jakarta Convention Center Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta

F. NARA SUMBER Untuk memberi masukan kepada Munas V Kadin akan dilaksanakan

pembekalan dan dialog dengan beberapa pejabat pemerintah terkait guna memberikan gambaran akan kondisi objektif kondisi ekonomi bangsa dan kebijakan yang diambil serta pembicara-pembicara lainnya antara lain : • Sambutan Presiden RI sekaligus membuka Munas V Kadin. • Sambutan Wakil Presiden RI sekaligus menutup Munas V Kadin. • Menteri Koordinator Perekonomian RI. • Menteri Dalam Negeri RI. • Menteri Pertanian RI. • Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI. • Menteri Negara Lingkungan Hidup RI. • Dll.

G. SUSUNAN ACARA Susunan Acara Munas V Kadin adalah sebagaimana tertera pada halaman

terlampir.

Page 21: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

H. PENYELENGGARA DAN PENANGGUNG JAWAB

Munas V Kadin diselenggarakan oleh dan menjadi tanggungjawab Dewan Pengurus Kadin Indonesia.

H. PESERTA DAN PENINJAU

Munas V Kadin dihadiri oleh :

1. Peserta

Munas V Kadin terdiri atas :

a. Anggota Biasa yang diwakili oleh Utusan Anggota, yaitu: a.1. Para Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Provinsi secara ex-officio

; a.2. Utusan Anggota provinsi yang dipilih dalam Rapat Dewan Pengurus

Lengkap Kadin Provinsi yang diagendakan khusus untuk itu menjelang Munas V Kadin, masing-masing sebanyak 2 (dua) orang.

berjumlah seluruhnya sebanyak : 99 (sembilan puluh sembilan) orang.

b. Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia yang terdiri atas pelaku-pelaku ekonomi yang menyalurkan aspirasi ketiga unsur pelaku ekonomi ditambah unsur Pengusaha Provinsi yang masing-masing diwakili secara ex-officio oleh Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Provinsi, berjumlah seluruhnya sebanyak : 72 (tujuhpuluh dua) orang.

c. Dewan Pengurus Lengkap (DPL) Kadin Indonesia yang terdiri atas Dewan Pengurus Kadin Indonesia, yaitu Ketua Umum, para Wakil Ketua Umum dan para Ketua Komite Tetap ditambah dengan para Wakil Ketua Komite Tetap dan Ketua Badan-badan dan/atau Lembaga-lembaga internal Kadin Indonesia, seperti Komite-komite Luar Negeri (bilateral, multilateral), Komite-komite khusus/teknis, Lembaga-lembaga, Badan-badan dan Yayasan-yayasan, berjumlah seluruhnya sebanyak : 350 (tiga ratus lima puluh) orang.

d. Anggota Luar Biasa yang diwakili oleh utusan Organisasi Perusahaan dan Organisasi Pengusaha Tingkat Nasional yang dipilih melalui konvensi menjelang Munas V Kadin, berjumlah seluruhnya sebanyak : 20 (dua puluh) orang.

Peserta Munas V Kadin sebagaimana dimaksud huruf a/sd d tersebut diatas harus tercatat sebagai Anggota Kadin pada tahun 2008 dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin.

2. Peninjau

Munas V Kadin terdiri atas :

a. Anggota Kehormatan Kadin Indonesia, berjumlah seluruhnya sebanyak: 2 (dua) orang.

Page 22: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

b. Utusan Anggota Provinsi di luar Peserta sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf a.2 dengan membawa mandat dari Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang bersangkutan, masing-masing 2 (dua) orang, berjumlah seluruhnya sebanyak: 66 (enam puluh enam) orang.

c. Utusan Anggota Kabupaten/Kota dengan membawa mandat dari Dewan Pengurus Kadin Kabupaten/Kota dan Dewan Pengurus Kadin Provinsi yang bersangkutan, masing-masing 1 (satu) orang, berjumlah seluruhnya sebanyak: 440 (empat ratus empat puluh) orang.

d. Utusan Anggota Luar Biasa Tingkat Nasional diluar Peserta sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf d, yang keanggotaannya minimal untuk tahun 2008 tercatat pada Kadin Indonesia, masing-masing 1 (satu) orang dengan membawa mandat dari Pimpinan Organisasi yang bersangkutan, berjumlah seluruhnya sebanyak: 100 (seratus) orang.

e. Tokoh-tokoh Pengusaha dan Masyarakat Indonesia Tingkat Nasional, berjumlah seluruhnya sebanyak : 20 orang.

f. Pengusaha Asing, berjumlah seluruhnya sebanyak: 20 orang.

g. Pejabat Pemerintah, berjumlah seluruhnya sebanyak: 20 orang.

Peninjau Munas V Kadin sebagaimana dimaksud huruf b /sd d tersebut diatas harus tercatat sebagai Anggota Kadin pada tahun 2008 dibuktikan dengan kepemilikan Kartu Tanda Anggota Biasa (KTA-B) Kadin. Sesuai ART Kadin Pasal 22 ayat (5), jumlah Peninjau Munas V Kadin sebagaimana dimaksud huruf b sampai dengan huruf g ditentukan oleh Dewan Pengurus Kadin Indonesia.

I. PEMBIAYAAN

Biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan Munas V Kadin dibebankan kepada Anggaran Panitia Pelaksana Munas V Kadin yang diperoleh dari sponsor/donatur dan sumber-sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat serta tidak bertentangan dengan ketentuan AD/ART Kadin.

J. KEPANITIAAN

Untuk kelancaran dan suksesnya penyelenggaraan Munas V Kadin, maka Dewan Pengurus Kadin Indonesia melalui Keputusan Dewan Pengurus No. : Skep/074/DP/IX/2008 telah membentuk Panitia Penyelenggara, Panitia Pengarah dan Panitia Pelaksana Munas V Kadin yang terdiri dari unsur Kepengurusan Kadin Indonesia, kepengurusan Komite Tetap Kadin Indonesia, Badan-badan/Lembaga-lembaga internal Kadin Indonesia dan Pimpinan/Staf Sekretariat Kadin Indonesia.

Page 23: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

K. PENUTUP

Panitia Penyelenggara menyampaikan hasil-hasil keputusan Musyawarah Nasional V Kadin yang disahkan dengan Keputusan Musyawarah Nasional V Kadin kepada Ketua Umum Kadin Indonesia selambat-lambatnya dua minggu sesudah penyelenggaraan Munas V Kadin. Selanjutnya Ketua Umum Kadin Indonesia menyampaikan kepada seluruh jajaran Kadin selambat-lambatnya tinga minggu sesudah penyelenggaraan Munas V Kadin.

(Rev.10 Okt’08)

Rancangan Jadwal Acara

Munas V Kadin

Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta

Minggu-Senin, 21-22 Desember 2008

Kegiatan Pra-Munas Sabtu, 20 Desember 2008

09:00 – 12:00 Rapat Konvensi Anggota Luar Biasa Kadin

Indonesia

12:00 – 13:00 Makan Siang

13:00 – 15:00 Rapat Pleno Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia

16:00 – 18:00 Rapat Caucus/Gabungan Pimpinan Dewan Pertimbangan dan Pimpinan Dewan Pengurus Kadin Indonesia

19:30 – 22:00 Welcoming Dinner

Kegiatan Munas

Minggu, 21 Desember 2008

07:00 – 08:30 Registrasi 08:30 Para Peserta & Peninjau Munas V Kadin sudah berada

di ruang acara

Page 24: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

09.00 - 10.00 Pembukaan 09:00 – 09:15 dimulai dengan : - Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

- Menyanyikan Lagu Mars/Hymne Kadin 09:15 – 09:25 Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia 09:25 – 09:55 Sambutan Presiden Republik Indonesia, dilanjutkan dengan

Pembukaan secara resmi Munas V Kadin 09:55 – 10:00 Pembacaan Do’a

10:00 – 10:30 Sambutan Utama Menko Perekonomian R.I. Ibu Sri Mulyani Indrawati 10:30 – 10:45 Rehat Kopi

10:45 – 12:00 Paparan Menteri Dalam Negeri R.I. Bapak Mardiyanto 12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:30 Sidang Pleno I : 13:00 – 13:05 - Pengesahan Kuorum Munas V Kadin 13:05 – 13:15 - Pengesahan Jadwal Acara Munas V Kadin 13:15 – 14:15 - Pengesahan Tata Tertib Munas V Kadin 14;15 – 14;30 - Pemilihan Pimpinan Munas V Kadin

14:30 – 16:00 Sidang Pleno II : 14:30 – 14:45 - Penyampaian nama-nama peserta utusan Anggota Luar

Biasa hasil Konvensi Anggota Luar Biasa oleh Ketua Dewan Pertimbangan Kadin indonesia Periode 2004-2009 kepada Pimpinan Sidang.

- Penyampaian nama-nama Calon Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2008 - 2013/Ketua Formatur oleh Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2004 – 2009 kepada Pimpinan Sidang.

- Pembacaan nama-nama peserta utusan Anggota Luar Biasa hasil Konvensi Anggota Luar Biasa dan nama-nama Calon Ketua Umum Dewan Pengurus Kadin Indonesia/Ketua Formatur periode 2008 – 2013 oleh Pimpinan Sidang.

- Penyampaian Daftar Nama Calon Dewan Pengurus dan Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia untuk dipertimbangkan oleh Formatur dalam penyusunan Dewan Pengurus dan Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia periode 2008 – 2013.

14:45 - 15:30 Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kadin Indonesia Periode 2004 - 2009

15:30 - 16:00 Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Periode 2004 - 2009

16:00 – 16:15 Pengumuman Hasil Rating Kadin Provinsi Se Indonesia

Page 25: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

16:15 – 16:30 Rehat Kopi

16:30 – 18:00 Sidang Pleno III Pandangan Umum

18:00 – 19:00 ISHOMA

19:00 – 21:15 Sidang Pleno III (Lanjutan)

19:00 – 20:30 Pandangan Umum

20:30 – 21:00 Tanggapan Dewan pengurus, dan Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia atas Pandangan Umum

21;00– 21:15 Pembentukan Komisi-Komisi : Komisi Kebijakan Umum dan Program Umum Kadin

(termasuk Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Organisasi) 2008 - 2013

Komisi Organisasi Komisi Pokok-pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan

21:15 – 23:00 Sidang-Sidang Komisi

Komisi Kebijakan Umum dan Program Umum Kadin (termasuk Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Organisasi) 2008 - 2013

Komisi Organisasi Komisi Pokok-pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan

Page 26: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Senin, 22 Desember 2008

08:00 – 10:00 Lanjutan Sidang-Sidang Komisi Komisi Kebijakan Umum dan Program Umum Kadin

(termasuk Rancangan Angaran Pendapatan dan Belanja Organisasi) 2008 - 2013

Komisi Organisasi Komisi Pokok-pokok Pikiran Kadin Indonesia Kedepan

10:00 – 12:00 Sidang Pleno IV :

Penyampaian Visi dan Misi dari Kandidat Ketua Umum Kadin Indonesia

12:00 – 13:00 ISHOMA

13:00 – 14:30 Sidang Pleno V Laporan dan Pensahan Hasil Sidang-Sidang Komisi

14:30 – 15:00 Rehat Kopi

15:00 – 16:00 Sidang Pleno VI ♦ Pemilihan Ketua Umum Kadin Indonesia masa bakti 2008 – 2013 yang sekaligus

merangkap sebagai Ketua Formatur dan pemilihan 4 (empat) orang Anggota Formatur

♦ Pernyataan bahwa seluruh jajaran Pengurus Kadin Indonesia masa bakti 2004 - 2009 demisioner

16:00 – 18:00 Formatur menyusun Kepengurusan Kadin Indonesia periode 2008 - 2013

18:00 – 19:00 Istirahat/Sholat

19:00 – 22:00 Acara Penutupan ♦ Makan Malam ♦ Perkenalan Dewan Pengurus Kadin Indonesia periode 2008 – 2013 ♦ Penandatanganan MOU antara Kadin dengan Kapolri ♦ Sambutan Mantan Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2004 – 2009 ♦ Sambutan Ketua Umum Kadin Indonesia terpilih periode 2008 – 2013 ♦ Sambutan Wakil Presiden Republik Indonesia dilanjutkan dengan Penutupan secara

resmi Munas V Kadin ♦ Pembacaan Do’a ♦ Ramah Tamah

-------------

Page 27: KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA · fundamental perekonomian Indonesia sudah semakin baik dengan semakin berkurangnya distorsi pasar dalam perekonomian dan terjaganya stabilitas

Kegiatan Paralel Meeting Munas Minggu, 21 Desember 2008

15:00 – 17:15 PAPARAN KEBIJAKAN PEMERINTAH :

Thema : “Membangun Ekonomi Daerah untuk Kebangkitan Ekonomi Nasional” Sub Thema : “Peran Wirausahawan, UMKM Daerah dalam meningkatkan Produktivitas Ekonomi yang Berwawasan Lingkungan dengan kekuatan dasar di bidang Pertanian, Perikanan dan Energi”

15:00 – 15:45 - Paparan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Purnomo Yusgiantoro

15:45 – 16;30 - Paparan Menteri Pertanian, Bapak Anton Apriyantono

16:30 – 17.15 - Paparan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Bapak Rachmat Witular

Senin, 22 Desember 2008

08:00 – 12:00 BUSINESS FORUM :

08:00 – 10:00 Pembicara : (t.b.c.)

10:00 – 11:00 PAPARAN POTENSI INVESTASI DAERAH

Bidang Pertanian/Perkebunan/Perikanan

11:00 – 12:00 PAPARAN POTENSI INVESTASI DAERAH Bidang Energy/Pertambangan -----------------