kalkulasi biaya pesanan (job order costing)

17
MAKALAH KALKULASI BIAYA PESANAN (Job Order Costing) Disusun oleh: Dhibagus Hari P. 130421100075 Fadiludin 130421100076 Achmad Agung Ferianto 130421100077 Arifin 130421100078 Elvi Syahrina 130421100080 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA TAHUN AJARAN 2014-2015

Upload: achmad-agung-ferrianto

Post on 30-Jul-2015

537 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

MAKALAH

KALKULASI BIAYA PESANAN

(Job Order Costing)

Disusun oleh:

Dhibagus Hari P. 130421100075

Fadiludin 130421100076

Achmad Agung Ferianto 130421100077

Arifin 130421100078

Elvi Syahrina 130421100080

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA TAHUN AJARAN

2014-2015

Page 2: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah

berhasil menyusun makalah tentang KALKULASI BIAYA PESANAN ini dengan baik.

Makalah ini kami harapkan dapat membantu proses belajar mengajar. Dan juga

diharapkan dapat menambah nilai yang ada.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih

pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami

mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun agar di masa yang akan datang

akan lebih baik.

Bangkalan, 13 Mei 2014

Penyusun

Page 3: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………........... 2

1.3 Tujuan………………………………………………………………………..... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)…………....... 3

2.2 Akuntansi untuk Bahan Baku………………………………………………..... 6

2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja……………………………………………....... 8

2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik……………………………………… 9

2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual ………………………. 12

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………… 13

3.2. Kritik dan Saran……………………………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam system perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order Costing atau Job

Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatu

pesanan adalah output yang didentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu

atau untuk mengisi kembali suatu item persediaan. Hal ini berbeda dengan sistem

perhitungan biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi

atau subdivisi dari suatu perusahaan, seperti departemen.

Agar permintaan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat

didentifikasikan secara terpisah. Agar rician dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan

sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat perbedaan penting dalam biaya per-

unit suatu pesanan dengan pesanan lain. Misalnya saja, jika suatu percetakan secara

simultan mempersiapkan pesanan untuk label, kertas kado berwarna, dan gambar temple,

maka selain pesanan-pesanan tersebut dapat dengan mudah dibedakan berdasarkan

tampilan fisiknya, biaya per unit dari pesanan-pesanan tersebut juga berbeda, sehingga

perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan. Rincian mengenai suatu pesanan

dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas atau

elektronik. Meskipun banyak pesanan dapat dikerjakan secara silmutan, setiap kartu biaya

pesanan mengumpulkan rincian untuk satu pesanan tertentu saja.

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan mengakumulasikan biaya bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang diberikan ke setiap pesanan. Sebagai

akibatnya, perhitungan biaya berdasarkan pesanan dapat dipandang dalam tiga bagian yang

saling berhubungan. Akuntansi bahan baku memelihara catatan persediaan bahan baku,

membebankan bahan baku langsung ke pesanan, dan membebankan bahan baku ke

overhead.

Akuntansi tenaga kerja memelihara akun-akun yang berhubungan dengan beban gaji,

membebankan tenaga kerja langsung ke pesanan, dan membebankan tenaga kerja tidak

langsung ke overhead. Akuntansi overhead mengakumulasikan biaya overhead,

memelihara catatan terinci atas overhead, dan membebankan sebagian dari overhead ke

setiap pesanan. Dasar dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan hanya

delapan tipe ayat jurnal akuntansi, yaitu pembelian bahan baku, pengakuan biaya tenaga

Page 5: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

2

kerja pabrik, pengakuan biaya overhead pabrik, penggunaan bahan baku, distribusi beban

gaji tenaga kerja, pembebanan estimasi biaya overhead, penyelesaian pesanan dan

penjualan produk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).

2. Apa saja yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya berdasarkan

pesanan.

1.3 Tujuan

1. Mengetahui konsep dasar job order costing (biaya berdasarkan pesanan).

2. Mengetahui hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya

berdasarkan pesanan.

Page 6: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Job Order Costing (Biaya Berdasarkan Pesanan)

Job order costing (biaya berdasarkan pesanan) adalah salah satu metode

perhitungan biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu

perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem

perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah.

Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan membuat produk

sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.

Pada sistem ini terdapat suatu lembaran biaya yang digunakan sebagai perincian

mengenai suatu pesanan atau sering disebut dengan kartu biaya pesanan (job cost

sheet). Lembar biaya tersebut digunakan untuk mengidentifikasi biaya produksi agar

diketahui hasil biaya tersebut terjadi karena produksi tertentu. Banyak sedikitnya kartu

biaya pesanan (job cost sheet) dibuat sesuai dengan berapa banyaknya pesanan yang

diminta. Sistem yang digunakan dengan menggunakan sistem urutan. Cara ini dibuat

dengan memberi nomor urut pada pesanan disesuaikan waktu atau jenis dari pesanan

yang diminta.

Di dalam lembaran biaya produksi dibebankan oleh beberapa hal, yaitu :

1. Biaya bahan baku. Biaya bahan baku dibebankan pada bon permintaan. Jadi

biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada pesanan yang diminta.

2. Biaya tenaga kerja (upah). Biaya tenaga kerja berdasarkan job ticket (kartu

kerja). Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan

secara langsung pada pesanan yang diminta.

3. Biaya overhead pabrik (BOP). BOP dibebankan kepada tiap-tiap pesanan atas

dasar tarif yang ditentukan di muka.

Untuk mengakumulasikan biaya bahan baku, tenaga kerja (upah) dan biaya

overhead pabrik (BOP) digunakan perhitungan untuk menentukan harga pokoknya.

Perhitungannya sebagai berikut.

Total Biaya Produksi

HARGA POKOK PER UNIT =

Kuantitas Produksi

Page 7: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

4

Tujuan dari sistem perhitungan ini adalah untuk menentukan harga pokok produk

dari setiap pesanan, baik harga pokok produk secara keseluruhan tiap pesanan maupun

per satuan. Maka dari itu, sistem perhitungan ini sangat berperan penting di berbagai

pabrik maupun perusahaan. Contoh perusahaan yang biasanya menggunakan sistem job

order costing adalah adalah perusahaan pembuatan pesawat udara, perusahaan mebel,

perusahaan modister, industri gelanggang kapal, pembuatan mesin atau alat berat

khusus, jam tangan mewah, percetakan, dan lainnya. Umumnya, produknya dicirikan

sebagai produk yang khusus (custome) dan tidak diproduksi secara masal. Kartu harga

pokok di samping dipergunakan untuk menghitung harga pokok suatu pesanan juga

berfungsi sebagi rekening pembantu (subsidiary account) dari rekening control.

Perhitungan biaya berdasarkan pesanan melibatkan delapan ayat jurnal yang digunakan

untuk mencatat transaksi. Ayat-ayat jurnal sebagai berikut.

1. Pembelian bahan baku

2. Pengakuan biaya tenaga kerja pabrik

3. Pengakuan biaya overhead pabrik

4. Penggunaan bahan baku

5. Distribusi beban gaji tenaga kerja

6. Pembebanan estimasi biaya overhead

7. Penyelesaian pesanan

8. Penjualan produk

Page 8: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

5

Gambar 1 Kartu Pesanan Untuk Pabrik Yang Tidak Terdepartementalisasi

Calista CorporationPondok Jati 3 CL 3 Sidoarjo 61252. Pesanan No. 1234Untuk : Rendy Arizona Co. Tanggal dipesan : 10/1Produk : Papan Pengering No.14 Tanggal mulai dikerjakan : 14/1Spesifikasi : 12” x 20” x 1” Pelitur Bening. Tanggal dibutuhkan : 22/1Jumlah : 10 Tanggal selesai dikerjakan : 18/1

BAHAN BAKU LANGSUNGTANGGAL NOMOR PERMINTAAN JUMLAH

14/1 516 $ 1.42017/1 531 $ 78018/1 544 $ 310

$ 2.510TENAGA KERJA LANGSUNG

TANGGAL J A M BIAYA14/1 40 $ 32015/1 32 $ 25616/1 36 $ 28817/1 40 $ 32018/1 48 $ 384

196 $ 1.568

OVERHEAD PABRIK DIBEBANKANTANGGAL JAM MESIN BIAYA

14/1 16,2 $ 64816/1 10 $ 40017/1 3,2 $ 128

29,4 X $40 $ 1.176

Bahan Baku langsung $ 2.510 Harga Jual $ 7.860Tenaga kerja langsung $ 1.568 Biaya pabrik $ 5.254Overhead pabrik dibebankan $ 1.176 Beban pemasaran $ 776

Beban administrasi $ 420Total biaya pabrik $ 5.254 Biaya untuk membuat $ 6.450

dan menjualLaba…………………….. $ 1.410

Page 9: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

6

2.2 Akuntansi untuk Bahan BakuProsedur yang digunakan dalam pembelian dan pengeluaran bahan berbeda di tiap

pabrik. Biasanya sebelum tanggal produksi dimulai, karyawan dibagian yang

bertanggung jawab atas penjadwalan akan memberi informasi kepada bagian

pembelian, dengan menggunakan formulir permintaan pembelian, tentang bahan-

bahan yang ingin dibeli. Bagian pembelian kemudian megeluarkan pesanan pembelian

kepada pemasok. Setelah itu, pegawai di bagian departemen penerimaan membuat

laporan penerimaan barang dilihat dari kondisi dan kuantitas.

Perkiraan bahan dalam buku besar (general ledger) merupakan perkiraan

pengendali. Perkiraan yang terpisah untuk masing-masing jenis bahan yang

diselenggarakan dalam buku tambahan adalah buku bahan (materials ledge).

Kegunannya adalah sebagai alat bantu memlihara kuantitas persediaan barang. Bentuk

perkiraan dalam buku bahan dapat digambarkan sebagai berikut.

Bahan-bahan yang ingin di produksi, maka akan dipindahkan dari gudang ke

pabrik dengan menyesuaikan dengan formulir permintaan bahan, yang sebelumnya

telah dikeluarkan oleh bagian produksi atau bagian penjadwalan. Formulir ini

berfungsi sebagai dasar pembukuan (pemasukan) data kuantitas dan jumlah dolar ke

perkiraan buku bahan.

Formulir yang telah diisi akan dijadikan sebagai dasar pemindah harga pokok

bahan dari perkiraan pengendalian dalam buku besar ke perkiraan pengendalian unuk

barang dalam proses dan overhead pabrik. Arus bahan ke produksi digambarkan

dengan ayat jurnal sebagai berikut.

Page 10: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

7

Barang dalam Proses…………………………. 13.000

Overhead Pabrik……………………………… 840

Bahan……………………………………. 13.840

Berikut merupakan gambar formulir permintaan barang

FORMULIR PERMINTAAN BARANG

Pesanan No. ……………. BPP No. …………

Disetujui oleh ………….. Tanggal: ………..

Bahan No. 23 800 700 $0,50 $350

100 0,54 54

Total yang dikeluarkan $404

Dikeluarkan oleh ………………… Diterima oleh ……………….

2.3 Akuntansi untuk Tenaga Kerja

Dalam akutansi untuk tenaga kerja berbeda dengan bahan. Oleh karena itu, dalam

akutansi untuk tenaga kerja tidak ada perkiraan persediaan dengan sistem perpetual

untuk pekerja. Namun dengan adanya akutansi untuk tenaga kerja ini dapat

menentukan jumlah upah yang harus diberikan kepada setiap karyawan pada setiap

periode pengupahan dan dapat mengalokasikan upah pekerja kepada overhead pabrik

dan masing-masing produksi pesanan.

Di dalam perusahaan terdapat sebuah kartu absensi yang berguna untuk mencatat

waktu kedatangan dan waktu pulang dari setiap karyawan atau pekerja pada absen

individual yang bisa berbentuk ketas atau elektronik. Kartu tersebut disebut sebagai

kartu jam kerja (time tickets). Dengan adanya kartu ini jumlah waktu yang dipakai

oleh seorang karyawan dan biaya pekerja untuk tiap pesanan, atau overhead pabrik

Keterangan Kuantitasyang Di-setujui

Kuantitasyang Di-keluarkan

HargaPerUnit

Jumlah

62

R.A. Sanders

704

10 Mei 2014

M.K. J.B.

Page 11: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

8

dapat dicatat dan diperoleh dengan mudah. Kartu ini digunakan untuk menghitung

penghasilan dari karyawan dengan upah per jam.

Berikut merupakan gambar kartu jam kerja (time tickets)

KARTU JAM KERJA

Nama Karyawan : ……………. No: …………

Karyawan No. …….. Tanggal: ………..

Keterangan Pekerjaan

……………………… Pesanan No. ….

10:00 12:00 2 $6,50 $13,00

1:00 2:00 1 6,50 6,50

Total biaya $19,50

Disetujui oleh ……

Dari segi hubungan dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua, yaitu tenaga

kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja

atau karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi dalam proses produksi dan

yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga

kerja langsung diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan

langsung sebagai unsur biaya produksi. Sedangkan tenaga kerja tak langsung adalah

pekerja atau karyawan yang secara tidak langsung ikut berpartisipasi dalam proses

produksi. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung.

Jadi upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung,

tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka.

Untuk mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung, setiap

karyawan membuat satu atau lebih kartu jam kerja karyawan setiap hari. Setiap kartu

jam kerja karyawan merupakan dokumen yang menunjukkan waktu yang dihabiskan

oleh seorang pekerja untuk sutu pesanan tertentu (tenaga kerja langsung) atau untuk

WaktuMulai

WaktuBerhenti

JamBekerja

Upahper Jam

Biaya

Gail Berry

240

Penyelesaian (Finishing)

4521

10 Mei 2014

62

T.D.

Page 12: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

9

tugas-tugas lain (tenaga tidak langsung). Tenaga kerja yang tidak digunakan dalam

proses produksi dibebankan ke akun beban pemasaran atau beban administratif. Kartu

jam kerja biasanya dihitung biayanya dan diikhtisarkan secara periodik, dan jumlah

jam kerja setiap karyawan yang tertera di kartu jam kerja dicocokkan dengan jumlah

jam kerja menurut kartu absen.

Jumlah waktu yang telah dicatat dalam kartu jam kerja (time tickets), kemudian

dibandingkan dengan kartu karyawan (clock cards). Gunanya untuk dijadikan sebagai

pengecekan internal (internal check) dari ketepatan pengeluaran upah. Arus biaya

pekerja ke dalam produksi digambarkan dengan ayat jurnal berikut ini.

Barang dalam Proses.......................... 10.000

Overhead Pabrik……........................ 2.200

Hutang Upah………………….... 12.200

2.4 Akuntansi untuk Biaya Overhead Pabrik

Overhead pabrik mencakup semua biaya produksi kecuali bahan langsung dan

pekerja langsung. Contoh dari biaya overhead selain dari bahan tak langsung dan

pekerja tak langsung adalah penyusutan listrik, bahan bakar, asuransi, dan pajak

kekayaan. Merupakan hal biasa untuk memiliki perkiraan pengendali overhead pabrik

dalam buku besar. Perinci dari berbagai jenis biaya diakumulasikan dalam buku besar.

Pendebetan pada perkiraan overhead dapat berasal dari berbagai sumber. Sebagai

contoh, biaya bahan tak langsung diperoleh dari ikhtisar formulir permintaan bahan,

biaya pekerja tak langsung diperoleh dari ikhtisar kartu jam kerja, biaya listrik dan air

yang diperoleh dari faktur, dan biaya penyusutan serta asuransi (yang telah habis

manfaatnya) dapat dicatat sebagai penyesuaian pada akhir periode akuntansi.

Meskipun overhead pabrik tidak dapat diidentifikasikan secara khusus dengan

pekerjaan tertentu, tetapi overhead pabrik merupakan bagian yang sama biaya

pabrikasi sebagaimana halnya bahan langsung dan pekerja langsung. Sejalan dengan

meningkatnya penggunaan mesin dan otomasi, maka overhead pabrik mewakili bagian

–bagian yang lebih besar dari total biaya. Sebagian jenis biaya overhead pabrik terjadi

untuk keseluruhan pabrik dan tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan produk

jadi. Masalah menjadi rumit, karena beberapa jenis biaya overhead pabrik relatf

Page 13: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

10

besarnya tetap, sementara yang lainnya cenderung bergerak sesuai dengan perubahan

produktifitas.

Menunggu sampai akhir periode akuntansi untuk mengalokasikan overhead pabrik

ke berbagai pekerjaan merupakan hal yang sangat dapat diterima dari sudut pandang

keakuratan (accurancy), namun hal ini sangat tidak memuaskan jika ditinjau dari

ketepatan waktu (timesliness). Agar sistem biaya dapat mempunyai kegunaan yang

sebesar-besarnya, maka kehendaknya data biaya dapat tersedia pada saat setiap

pekerjaan selesai, meskipun ada pengorbanan dalam ketelitian. Hanya melalui

pelaporan yang tepat waktu manajemen dapat membuat penyesuaian yang dipandang

perlu dalam penetapan harga dan metode produksi, untuk mencapai kombinasi terbaik

yang mungkin dari pendapatan dan dari biaya pekerjaan di masa mendatang. Oleh

karena itu, dengan maksud agar data biaya dari pekerjaan dapat selalu tersedia,

terdapat kebiasaan untuk membebankan overhead pabrik pada produksi dengan

penggunaan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu (predetermined

factory overhead rate).

Tarif overhead pabrik yang ditentukan dengan menghubungkan estimasi jumlah

overhead pabrik untuk tahun yang akan datang dengan beberapa dasar kegiatan yang

umum, yaitu dasar yang dapat membebankan secara adil pada barang yang diproduksi.

Pada saat biaya (overhead pabrik) terjadi, biaya tersebut didebet ke perkiraan

overhead pabrik. Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke produksi secara periodik

dikresit keperkiraan overhead pabrik dan didebet ke perkiraan barang dalam proses.

Pembebanan biaya overhead pabrik tersebut ke produksi digambarkan dengan ayat

jurnal, sebagai berikut:

Barang dalam Proses………………………………… 8000

Overhead Pabrik………………………………… 8000

Biaya overhead pabrik yang dibebankan biasanya ditutup ke pengendali overhead

pabrik pada akhir tahun. Berikut merupakan ayat jurnal penutupnya:

Overhead Pabrik …………………………………… 8000

Pengendali Overhead Pabrik ...………………… 8000

Page 14: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

11

Akun tersendiri pabrik dibebankan, memiliki keuntungan dalam hal memisahkan

catatan overhead dibebankan dengan overhead actual. Catatan terpisah memberi

kemudahan bagi manajer mengevaluasi tarif overhead dengan cara membandingkan

total overhead dibebankan dan total overhead actual dengan jumlah yang telah

dianggarkan. Perusahaan-perusahaan yang tidak menggunakan akun overhead pabrik

dibebankan akan mengkredit pengendali overhead pabrik ketika mengkredit barang

dalam proses. Hal ini meniadakan kebutuhan untuk membuat ayat jurnal penutup dan

memiliki dampak akhir yang sama pada pengendali overhead pabrik, seperti ayat-ayat

jurnal yang diilustrasikan di atas.

Jika jumlah yang dibebankan melebihi jumlah yang sesungguhnya, maka

perkiraaan overhead pabrik akan memiliki saldo kredit. Ini disebut dengan overapplied

atau overabsorbed (kelebihan pembebanan). Sedangkan jika jumlah yang dibebankan

kurang dari biaya sesungguhnya, maka perkiraaan overhead pabrik akan memiliki

saldo debet. Ini yang disebut dengan underapplied atau underabsorbed (kelebihan

pembebanan).

PERKIRAAN OVERHEAD PABRIK

Saldo

Tanggal Keterangan Debet Kredit

Mei 1 Saldo 200

31 Biaya yang terjadi 8.320

31 Biaya yang dibebankan 8.000 120

2.5 Akuntansi untuk Barang Jadi dan Produk Yang Dijual

Dalam akuntansi untuk barang jadi terdapat perkiraan barang jadi yang selalu ada

dalam buku tambahan. Buku tambahan tersebut yang mempunyai perkiraan pada

setiap jenis barang yang diproduksi, disebut buku barang jadi (finished goods ledger)

atau buku persediaan (stock ledger). Buku barang jadi ini dipergunakan untuk

Saldo underapplied

Saldo overabsorbed

Page 15: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

12

mencatat kuantitas dan harga pokok produksi, kuantitas dan harga pokok barang yang

dikirim, dan kuantitas, total biaya dan harga pokok per unit barang yang masih ada di

tangan. Berikut contoh perkiraan buku barang jadi yang telah dijelaskan.

Setelah pencatatan buku barang jadi selesai, kemudian diteruskan dengan

pencatatan untuk tembuasan pesanan pengiriman tersebut dengan harga pokok per unit

dan jumlah hahrga pokok yang dijual. Data biaya dalam pesanan pengiriman ini

menjadi dasar ayat jurnal, sebagai berikut.

Harga Pokok Penjualan ……………………… 30.168Barang Jadi ……………………………... 30.168

Pada penjualan barang jadi, diperlukan agar mencatat atau menjaga baik itu harga

pokok (cost price) ataupun harga jual (selling price) barang-barang yang telah dijual.

Untuk setiap penjualan, harga pokok penjualan dicatat dengan mendebitkan harga

pokok penjualan dan mengkreditkan barang jadi. Harga jual dari barang yang terjual

dicatat dengan mendebit piutang usaha (kas) dan mengkreditkan penjualan. Jika

barang dikembalikan oleh pembeli dan dimasukan kembali kedalam persediaan, maka

harus dilakukan pendebitan barang jadi dan mengkreditkan harga pokok penjualan

sejumlah harga pokoknya.

Page 16: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

13

BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa konsep dasar dari Job order costingJob order

costing (biaya berdasarkan pesanan) yaitu perhitungan biaya produksi untuk menentukan

harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang berdasarkan pada sistem order atau

pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi diakumulasikan untuk setiap

pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima, pabrik atau perusahaan akan

membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Metode perhitungan

biaya produksi untuk menentukan harga pokok produksi pada suatu perusahaan yang

berdasarkan pada sistem order atau pesanan. Dalam sistem perhitungan ini, biaya produksi

diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Jadi jika suatu pesanan telah diterima,

pabrik atau perusahaan akan membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing

pesanan.

Adapun hal-hal yang membebankan biaya produksi pada perhitungan biaya

berdasarkan pesanan (Job order costingJob order) yaitu; biaya bahan baku yang dibeban

kan pada bon permintaan. Jadi, biaya bahan baku dibebankan secara langsung pada

pesanan yang diminta. Biaya tenaga kerja atau upah ini berdasarkan job ticket (kartu kerja).

Sama halnya dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dibebankan secara langsung

pada pesanan yang diminta. Biaya overhead pabrik (BOP) dibebankan kepada tiap-tiap

pesanan atas dasar tarif yang ditentukan di muka.

3.2 Kritik dan Saran

Berhubungan dengan makalah yang telah kami buat ini semoga bermanfaat bagi

teman-teman mahsiswa pada umumnya dan bagi penyusun pada khususnya. Namun kami

menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran kami perlukan agar bisa memperbaikinya dalam pembuatan

makalah selanjutnya.

Page 17: Kalkulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing)

14

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Chen dan Lin. 2000. Manajemen Biaya-biaya Dengan Tekanan Strategik. Jilid 1.

Salemba Empat, Mc-Hill Companies, Inc

Hansen dan Mowen. 1997. Akutansi Mnajemen. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Mulyadi dan Setyawan.2001.Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen.

Jakarta:Selemba Empat

Simamora.1999.Akuntansi Manajemen.Jakarta: Selemba Empat