kak tpa regional payakumbuh.doc

8
KERANGKA ACUAN KERJA DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP TPA REGIONAL KOTA PAYAKUMBUH 1. Latar Belakang Sampah merupakan fenomena yang tidak dapat dikesampingkan terutama di wilayah perkotaan. Setiap daerah maupun kota memiliki intensitas permasalahan yang berbeda berkaitan dengan fenomena persampahan tersebut. Makin tinggi status kota umumnya makin tinggi pula potensi permasalahan dalam bidang persampahan, terutama dalam penyediaan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sangat terbatas. Kota megapolitan misalnya lebih tinggi intensitas permasalahannya dibanding kota metropolitan, begitu pula kota metropolitan lebih tinggi tingkat permasalahannya dibanding kota besar, dan seterusnya, walaupun mungkin tidak semuanya demikian. Kecenderungan makin tingginya status kota berpengaruh pada makin tinggi pula kompleksitas permasalahan persampahan lebih disebabkan pada dua kondisi yang berbeda pada daerah perkotaan. Kondisi pertama, daerah perkotaan (urban area) cenderung tingkat produksi sampahnya meningkat pesat dibanding daerah bukan perkotaan (rural area). Kondisi kedua, daerah perkotaan cenderung ketersediaan dan daya dukung lahan makin terbatas dibandingkan dengan daerah bukan perkotaan. Karena hingga saat ini dalam pengelolaan persampahan masih membutuhkan lahan untuk TPA, maka daerah perkotaan umumnya cenderung makin sulit untuk mengadakan lahan TPA tersebut. Untuk itu tidak heran apabila daerah perkotaan pada umumnya membuang sampahnya ke TPA yang berada di wilayah lain atau lintas daerah. Kondisi inilah yang mendorong perlunya kerja sama regional dalam pengadaan dan pengelolaan TPA tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya konflik antar daerah seperti yang telah terjadi di beberapa kota dan daerah. Dalam RUU tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan dalam Pasal 26 berkenaan Kerjasama Antardaerah bahwa : a. Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah b. Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah Hal ini berarti antar kabupaten/kota dapat bekerja sama dalam pengelolaan sampah. Kegiatan kerjasama lintas daerah tersebut dapat berupa : sistem pengolahan dan pembuangan akhir ke TPA (penggunaan TPA bersama atau penempatan TPA pada salah satu kabupaten/kota dengan skala regional). Jalinan konsep regionalisasi dalam kelembagaan pengelola sampah regional dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

Upload: luski-febrian

Post on 26-Sep-2015

778 views

Category:

Documents


123 download

TRANSCRIPT

KERANGKA ACUAN KERJA

DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP TPA REGIONAL KOTA PAYAKUMBUH

1. Latar BelakangSampah merupakan fenomena yang tidak dapat dikesampingkan terutama di wilayah perkotaan. Setiap daerah maupun kota memiliki intensitas permasalahan yang berbeda berkaitan dengan fenomena persampahan tersebut. Makin tinggi status kota umumnya makin tinggi pula potensi permasalahan dalam bidang persampahan, terutama dalam penyediaan lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sangat terbatas. Kota megapolitan misalnya lebih tinggi intensitas permasalahannya dibanding kota metropolitan, begitu pula kota metropolitan lebih tinggi tingkat permasalahannya dibanding kota besar, dan seterusnya, walaupun mungkin tidak semuanya demikian.

Kecenderungan makin tingginya status kota berpengaruh pada makin tinggi pula kompleksitas permasalahan persampahan lebih disebabkan pada dua kondisi yang berbeda pada daerah perkotaan. Kondisi pertama, daerah perkotaan (urban area) cenderung tingkat produksi sampahnya meningkat pesat dibanding daerah bukan perkotaan (rural area). Kondisi kedua, daerah perkotaan cenderung ketersediaan dan daya dukung lahan makin terbatas dibandingkan dengan daerah bukan perkotaan. Karena hingga saat ini dalam pengelolaan persampahan masih membutuhkan lahan untuk TPA, maka daerah perkotaan umumnya cenderung makin sulit untuk mengadakan lahan TPA tersebut. Untuk itu tidak heran apabila daerah perkotaan pada umumnya membuang sampahnya ke TPA yang berada di wilayah lain atau lintas daerah. Kondisi inilah yang mendorong perlunya kerja sama regional dalam pengadaan dan pengelolaan TPA tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya konflik antar daerah seperti yang telah terjadi di beberapa kota dan daerah.

Dalam RUU tentang Pengelolaan Sampah dijelaskan dalam Pasal 26 berkenaan Kerjasama Antardaerah bahwa :

a. Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antar pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan sampah

b. Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan atau pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah

Hal ini berarti antar kabupaten/kota dapat bekerja sama dalam pengelolaan sampah. Kegiatan kerjasama lintas daerah tersebut dapat berupa : sistem pengolahan dan pembuangan akhir ke TPA (penggunaan TPA bersama atau penempatan TPA pada salah satu kabupaten/kota dengan skala regional).

Jalinan konsep regionalisasi dalam kelembagaan pengelola sampah regional dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan pengelolaan persampahan, terutama dikaitkan dengan kelangkaan dan keterbatasan lahan TPA.

Secara garis besar kerjasama dalam pengelolaan sampah regional memiliki manfaat diantaranya:

Sebagai suatu alternatif pemecahan permasalahan dalam rangkaian sistem persampahan yang dihadapi oleh daerah

Dapat meningkatkan efektivitas pengelola persampahan bila dibandingkan dengan pengelolaan individu

Usaha mendayagunakan pontensi yang dimiliki tiap daerah, dimana daerah yang mempunyai lahan potensial dalam penyediaan TPA regional dapat membantu daerah sekitar yang tidak memilikinya, dengan skema burden sharing dan kompensasi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak

Dengan mengingat manfaat-manfaat kerjasama tersebut, didalam pelaksanaannya diarahkan pada peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pembangunan yang pada akhirnya akan membawa peningkatan kesejahteraan masyarakat.2. Tujuan Mempertahankan dan bahkan meningkatkan dampak positif yang telah dan akan terjadi

Memperpanjang usia TPA sehingga tidak memerlukan lahan yang lebih luas lagi,

Meningkatkan pelayanan kebersihan kepada masyarakat Kota Payakumbuh serta merubah TPA menjadi ramah lingkungan sehingga TPA tersebut akan memiliki waktu pemrosesan yang lebih lama

Meningkatkan kesehatan mayarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya,

Mendapatkan rekomendasi kelayakan lingkungan dalam sistem pengelolaan sampah di TPA3. Manfaat

Manfaat yang dapat dicapai dari kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup TPA Regional di Payakumbuh adalah sebagai berkut: Pihak Pemerintahan Kota Payakumbuh dapat lebih memiliki kompetensi dalam melaksanakan pengelolaan persampahan di wilayah Kota Payakumbuh Masyarakat dapat merasakan manfaat kajian AMDAL TPA dimaksud karena daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kajian dampak penting yang terjadi dapat terindentifikasi sehingga persepsi positif masyarat terhadap pemerintahan daerah menjadi semakin bertambah.4. Lokasi KegiatanLokasi kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup TPA Regional Kota Payakumbuh terletak di Kota Payakumbuh5. Sumber Pendanaan

Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan : Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah (APBD) Propinsi Sumatera Barat melalui SKPD Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Barat dalam Kegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup TPA Regional Kota Payakumbuh Tahun Anggaran 2011.6. Nama dan Organisasi Pejabat Pelaksana Teknis KegiatanKegiatan Penyusunan Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup TPA Regional Kota Payakumbuh dan bertindak sebagai Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah Sirdany, ST, MM 7. Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomer 18 Tahun 2008 tentang Penggelolaan Sampah;

2. Undang-undang Nomer 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomer 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomer (5059)3. Peraturan Perinyah Nomer 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan;

4. Peraturan Pemerintahan No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 07 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kemampuan Kompetensi Penuyusun Dokumen AMDAL

6. Peraturan Daerah Nomer 3 Tahun 2009 tentang Pengolahan Sampah ;7. Peraturan Daerah Nomer 2 Tahun 2008 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Daerah Nomer 15 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009

9. Peraturan Walikota Nomer 55 Tahun 2008 tentang Penjabaran APBD Tahun 2009

10. Peraturan Daerah Nomer 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Kebersihan dan Pertamanan

11. Peraturan Walikota Nomer 13 Tahun 2009 tenyang Penanganan Sampah;8. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan Studi DELH TPA Regional Payakumbuh terbagi menjadi kegiatan untuk tim pembahasan yang terdiri dari Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Payakumbuh. Pembahasaan pada Komisi Penilai terdiri dari Bappedalda Propinsi dan Komisi AMDAL Daerah Kota Payakumbuh serta tim konsultan yang meliputi kegiatan antara lain :TIM PEMBAHASAN (DINAS PRASJAL TARKIM DAN DINAS PERTAMANAN DAN KEBERSIHAN KOTA PAYAKUMBUH)

1. Tahap persiapan

Melakukan rapat-rapar koordinasi tim untuk membahas aspek-aspek teknis yang berkaitan dengan seluruh kegiatan pengelolaan sampah serta melakukan komitmen dan kesempatan dalam mekanisme dan sistem kerja selama kegiatan berjalan

Menyamakan persepsi mekanisme dan system kenerja pengelolahan sampah mulai dari pengumpulan, pemilihan, pengangkutan dan penimbunan di TPA

Memberikan masukan kepada konsultan pada setiap pertemuan yang akan dilakukan setiap bulannya secara progresif sebelum dilakukan siding komisi AMDAL Daerah;

2. Membantu pengumpulan data sekunder yang diperlukan untuk menggambar kondisi existing TPA Regional;3. Mengidentifikasi isu-isu pokok yang selalu terjadi selama pengoperasian terutama masalah lingkungan dan masalah social-ekonomi-budaya sebagai bahan penyamaan prepsi dengan konsultan

4. Mengidentifikasikan kebijakan-kebijakan pembangunan Kota Payakumbuh yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;KOMISI PENILAI AMDAL DAERAH DAN BAPPEDALDA PROPINSI1. Berperan melakukan negosiasi persiapan sidang komisi AMDAL mulai dari KA, ANDAL, RKL dan RKL baik dengan DKP maupun pihak Konsultan

2. Mengoordinir pelaksanaan sidang komisi AMDAL mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksaaan (termaksud survey lokasi)pengawasan

3. Bertanggung jawab mempercepat pemberian layak lingkungan baik untuk KA, ANDAL, RKL dan RPL setelah pihak konsultan melaksanakan perbaikan-perbaikan hasil sidang komisi

TIM KONSULTAN1. Tahap Persiapan

Melakukan survey awal lokasi TPA agar dapat mengidentifikasi masalah secara komprehensif, sehingga dapat memberikan hasil kajian dampak penting yang akan terjadi TPA Regional;

Melakukan koordinasi dengan tim pembahasaan Dinas Kebersihan dan Pertamaan Kota Payakumbuh,

2. Melakukan survey dan penyampaian questioner random sampling pada lokasi kecamatan Negasari dan Kecamatan di Payakumbuh yang terbagi pada masyarakat bawah, menengah dan ke atas serta dunia usaha3. Melakukan survey dan pengumpulan data primer-sekunder TPA termaksuk penentuan titik-titik pengambilan sampling untung air limbah dan air tanah serta udara lahan TPA;

4. Mengidentifikasikan isu-isu pokok dan kebijakan-kebijakan pembangunan disekitar lokasi TPA dikorelasikan dengan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan pengelolahan sampah;

5. Melakukan analisa kajian dampak penting suatu usaha dan atau kegiatan pengelolaan sampah di TPA Regional kebijakan dan stategi dalam rencana pengelolaan sampah

6. Mengeluarkan rekomendasi yang paling baik lingkungan terhadap dampak-dampak negative yang akan terjadi melalui system teknologi yang mudah, murah dan efesien untuk diterapkan di TPA Regional;7. Mengembangkan strategi dan program pengelolahan persampahan yang tepat sasaran sebagai dasar lingkungan hidup secara komprehensip untuk masa yang aklan datang

8. Membuat sketsa layout jenis pengelolahan sampah yang akan digunakan di TPA berdasarkan hasil rekomendasi yang layak diterapakn basic berdasarkan Studi kelayakan yang ada atau hasil kajian baru yang konsultan usulkan;

9. Membuat laporan KA, ANDAL, RKL dan RPL serta softcopy laporan dimaksud

9. Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan mekanisme konsultasi dan pembahasan dengan tim Dinas Prasjal Tarkim dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebelum dilakukan sidang komisi AMDAL, adapun deskripsi pelaksanaan pekerjaan tersebut adalah sebagai berikut

Tenaga ahli dan tim konsultan lainnya wajib menyampaikan usulan teknis pelaksanaan pekerjaan pada awal bulan pertama pelaksanaan pekerjaan sebagai upaya menyamakan persepsi dalam pelaksanaan pekerjaan;

Tenaga ahli wajib hadir dalam setiap rapat-rapat pembahasan dengan Tim pembahasan Penuyusunan Studi ANDAL TPA sebagai upaya mengakomodir input serta pemahaman masalah dan isu pokok yang menjadi perhatian bersama dalam pengelolaan persampahan di Kota Tangerang Diluar 2 (dua) poin diatas,bila diperlukan tenaga ahli wajib memiliki inisiatif untuk melakukan konsultasi dan koordinasi dengan tim pembahas Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Payakumbuh dalam mengidenfikasi permasalahn, pengenalan kondisi eksisting , pengumpulan data dan lain-lain.10.Keluaran (output)

Keluaran yang diharapkan dari penyusunan DELH TPA Regional Payakumbuh adalah sebagai berikut

1. Laporan Pendahuluan 5 eksemplar

2. Laporan Mutu Kontrak 5 eksemplar

3. Laporan Antara 5 eksemplar

4. Konsep Kerangka Acuan :a. Pembahasan Tim Teknis 10 eksemplarb. Pembahasan Tim Penilai 20 eksemplar5. Final Kerangka Acuan 10 eksemplar6. Konsep ANDAL, RKL dan RPL 4 eksemplar a. Pembahasan Tim Teknis 40 eksemplarb. Pembahasan Komisi Penilai 80 eksemplar7. Laporan Akhir 40 eksemplar11.Hasil (Outcomes)

Sebagai dasar pemakaian TPA Regional agar TPA ramah lingkungan dirasakan oleh Pemerintahan Daerah dan masyarakat Kota Payakumbuh secara Umum12.Target

Target yang dicapai dari kegiatan DELH adalah sebagai berikut:

Penyadaran kepada masyarakat Kota Payakumbuh dan Kab/Kota yang bekerjasama untuk ikut terlibat dalan melakukan pengelolaan sampah di sumber dengan menerapkan konsep 3 R (reduce,reuse dan recycle)

Peningkatan kinerja pengelolaan persampahan dengan indikator terpenuhinya pemrosesan sampah yang dibuang ke TPA setelah dilakukan pemilihan terlebih dahulu

Pengambilan kebijakan dapat menerapkan reward and punishment karena Pemerintahan sudah membenahi sarana dan prasarana TPA yang selama ini menjadi masalah terhadap lingkungan;

Bagi pemerintahan Pusat dapat dijadikan cacatan yang signifikan berkaitan dengan penilaian ADIPURA, sehingga tujuan bagi Pemerintahan Daerah untuk mempertahankan Kota Bersih dapat terlaksana Bagi pihak investor yang berminat untung mengembangkan pengelolaan sampah di Kota Payakumbuh akan lebih leluasa karena permaslaahan secara administrasi dan teknik untuk TPA sudah dapat teratasi13.Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan

Waktu pelaksanaan kegiatan selama (tiga) bulan atau kurang lebih 90 hari kalender14.Personil

Dalam penyusunan DELH TPA Regional diperlukan beberapa tenaga ahli dan tenaga tambahan sebagai berkutTENAGA AHLI

Team Leader, Ahli Lingkungan (S2) dengan pengalaman diatas 10 tahun di bidang persampahan, wajib memiliki kemampuan kompetensi penyusun, keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengidentifikasi isu pokok dalam penyusunan AMDAL pengelolahan sampah dan perencanaan lingkungan secara komprehensif, kemampuan melakukan analisa kebijakan dalam pengelolaan persampahan. Keahlian dibuktikan dengan pengalaman kerja penyusunan dokumen AMDAL bidang persampahan minimal 5 tahun diutamakan memiliki sertifikasi AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan. Ahli Lingkungan (S1) dengan pengalaman diatas 6 tahun di bidang persampahan, wajib memiliki kemampuan kompetensi penyusun, keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengidentifikasi isu pokok dalam penyusunan AMDAL pengelolahan sampah dan perencanaan lingkungan secara komprehensif, kemampuan melakukan analisa kebijakan dalam pengelolaan persampahan. Keahlian dibuktikan dengan pengalaman kerja penyusunan dokumen AMDAL bidang persampahan minimal 5 tahun diutamakan memiliki sertifikasi AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan. Ahli Hidro Geologi (SI) dengan pengalaman minimal 6 tahun keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengelola dan menganalisis data primer dan data sukender kondisi air tanah dangkal dan air bawah tanah serta tekstur dan struktur tanah, perkolasi yang meliputi permeabilitasi tanah dan kondisi porositas tanah. Keahlian dibuktian dengan pengakaman kerja menengani dengan persampahan minimal 3 terakhir diutamakan memiliki sertifikasi AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan dan kursus-kursus di bidang hidro geoligi serta memiliki kemampuan kompetensi penyusun Ahli Kimia (SI) dengan pengalaman minimal 6 tahun keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengelola dan menganalisis data primer dan data sekunder mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan baik air, tanah dan udara dikaitkan dengan pengelolaan lingkungan persampahan, Keahlian dibuktikan dengan pengalamnan kerja menangani kegiatan survey dan analisa tentang kualitas lingkungan secara komprehensif minimal 3 tahun terakhir dan diutamakan memiliki kemampuan kompetensi penyusunan sertifikasi kursus AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan dan kursus-kursus di bidang pengelolahan lingkungan hidup Ahli Biologi (SI) dengan pengalaman minimal 6 tahun keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengelola dan menganalisis data primer dan data sekunder mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan kondisi biodata dan abiota lingkungan disekitar lokasi kegiatan. Keahlian dibuktikan dengan pengalaman kerja menangani kegiatan survey dan analisa tentang jumlah serta kualitas biota dan abiota minimal 3 tahun terakhir dan diutamakan yang memiliki kemampuan kompetensi penyusun sertifikasi kursus AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan serta kursus-kursus di bidang biolagi

Ahli Sosekbud (SI) dengan pengalaman minimal 6 tahun keahlian harus dimiliki adalah kemampuan mengelola dan menganalisis data primer dan sekunder mengenai kondisi kependudukan, perekonomian masyarakat, parsitipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan. Keahlian dibuktikan dengan pengalaman kerja menangani kegiatan survey dan analisis sosial, ekonomi, dan budaya minimal 4 tahun terakhir, di utamakan memiliki kemampuan kompetensi penyusun sertifikasi kursus AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan dan kursus atau pelatihan khusus dalam bidang sosekbud

Ahli Kesehatan Masyarakat (SI) dengan pengalaman minimal 6 tahun keahlian yang harus dimiliki adalah kemampuan mengelola menganalisis data primer dan sekunder mengenai kondisi lingkungan di bidang persampahan secara umum serta pengambilan keputusan dilapangan jika diperlukan, diutamakan memiliki kemampuan kompetensi penyusun setifikasi kursus AMDAL A dan sertifikasi auditor lingkungan dsan kursus-kursus atau pelatihan khusus dalam bidang sosekbudTENAGA PENDUKUNG

Tenaga Survey dengan pengalaman minimal 3 tahun. Kehalian yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk mencari sumber data primer dan sekunder yang diperlukan, kemampuan unruk mengenal daerah studi secara cepat serta kemampuan untuk mengambil keputusan di lapangan yang terkait dengan kepentingan pengambilan data yang akurat

Tenaga Administator dan Komputer dengan pengalaman minimal 3 tahun Keahlian yang perlu dimiliki adalah kemampuan mengoperasikan program-program komputer yang diperkukan dalam penyusunan laporan.