kak rumah potong hewan_3

16
Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013 KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PERENCANAAN RUMAH POTONG HEWAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BENGKALIS TAHUN ANGGARAN 2013 I PENDAHULUAN : Undang – undang No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan Rumah Pemotongan Hewan mengamanatkan bahwa setiap Kabupaten / Kota harus mempunyai RPH yang memenuhi persyaratan Teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Pelaksanaan dari undang – undang tersebut adalah keluarnya keputusan Menteri Pertanian Nomor : 13 Tahun 2010 tentang persyaratan Rumah Pemotong Hewan rumianansia dan unit penanganan daging ( meat cutting plan ). Beberapa hal yang diatur dalam tersebut dalam keputusan Menteri Pertanian antara lain hal-hal sebagai berikut : 1. Setiap hewan potong yang akan dipotong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang. Pemotongan hewan harus dilaksanakan di rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan lainnya yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Penyembelihan hewan potong secara darurat dapat dilaksanakan diluar RPH tetapi harus dengan mendapat izin terlebih dahulu dari bupati / walokotamadya kepala Daerah tingkat II yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuknya. Syarat – syarat Rumah pemotongan hewan, pekerja, cara pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan pemotongan dimana pemotongan harus memenuhi ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh menteri. 2. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk dapat menghasilkan daging yang aman, sehat,utuh dan Halal ( ASUH ) maka proses produksi daging RPH harus memenuhi persyaratan teknis baik fisik ( bangunan dan peralatan ), sumber daya manusia serta procedure teknis pelaksanaannya. Sementara berdasarkan evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan teknis, oleh karenanya perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi ataupun rehabilitasi RPH. Disadari dalam hal penataan fisik diperlukan biaya yang tinggi, untuk itu disamping sumber anggaran Pemerintah baik Pusat ataupun Daerah diharapkan peran aktif masyarakat dan swasta, sedangkan Direktorat Jenderal Peternakan Cq. Direktorat kesehatan Masyarakat Veteriner akan memfasilitasi bimbingan dan konsultasi teknis. 3. Guna efektifnya pelaksanaan kegiatan maka disusunlah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini sebagai acuan kerjaa teknis terutama untuk pembangunan yang memenuhi persyaratan minimal teknis hygiens – sanitasi RPH

Upload: jily-rain

Post on 01-Dec-2015

608 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PERENCANAAN RUMAH POTONG HEWAN

DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KAB. BENGKALIS TAHUN ANGGARAN 2013

I PENDAHULUAN : Undang – undang No. 18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan Rumah Pemotongan Hewan mengamanatkan bahwa setiap Kabupaten / Kota harus mempunyai RPH yang memenuhi persyaratan Teknis yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian. Pelaksanaan dari undang – undang tersebut adalah keluarnya keputusan Menteri Pertanian Nomor : 13 Tahun 2010 tentang persyaratan Rumah Pemotong Hewan rumianansia dan unit penanganan daging ( meat cutting plan ). Beberapa hal yang diatur dalam tersebut dalam keputusan Menteri Pertanian antara lain hal-hal sebagai berikut :

1. Setiap hewan potong yang akan dipotong harus sehat dan telah diperiksa kesehatannya oleh petugas pemeriksa yang berwenang. Pemotongan hewan harus dilaksanakan di rumah pemotongan hewan atau tempat pemotongan hewan lainnya yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. Penyembelihan hewan potong secara darurat dapat dilaksanakan diluar RPH tetapi harus dengan mendapat izin terlebih dahulu dari bupati / walokotamadya kepala Daerah tingkat II yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuknya. Syarat – syarat Rumah pemotongan hewan, pekerja, cara pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan pemotongan dimana pemotongan harus memenuhi ketentuan – ketentuan yang ditetapkan oleh menteri.

2. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, untuk dapat menghasilkan daging yang aman, sehat,utuh dan Halal ( ASUH ) maka proses produksi daging RPH harus memenuhi persyaratan teknis baik fisik ( bangunan dan peralatan ), sumber daya manusia serta procedure teknis pelaksanaannya. Sementara berdasarkan evaluasi dan pemantauan sebagian besar kondisi RPH di Indonesia saat ini cukup memprihatinkan dan tidak memenuhi persyaratan teknis, oleh karenanya perlu penataan RPH melalui upaya relokasi, renovasi ataupun rehabilitasi RPH. Disadari dalam hal penataan fisik diperlukan biaya yang tinggi, untuk itu disamping sumber anggaran Pemerintah baik Pusat ataupun Daerah diharapkan peran aktif masyarakat dan swasta, sedangkan Direktorat Jenderal Peternakan Cq. Direktorat kesehatan Masyarakat Veteriner akan memfasilitasi bimbingan dan konsultasi teknis.

3. Guna efektifnya pelaksanaan kegiatan maka disusunlah Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) ini sebagai acuan kerjaa teknis terutama untuk pembangunan yang memenuhi persyaratan minimal teknis hygiens – sanitasi RPH

Page 2: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

II TUJUAN : Tujuan pembangunan RPH adalah untuk melakukan RPH agar sesuai dengan Permentan No. 13 Tahun 2010 tentang persyaratan Rumah Potong Hewan Ruminansia dan unit penanganan daging ( meat cutting plan ). Adapun Peraturan Menteri Pertanian Tentang Persyaratan Rumah potong Hewan Ruminansia dan Unit Penagnanan daging ( Meat Cutting Plant Tertera Sebagai Berikut :

BAB.I Ketentuan Umum

Pasal.1

1. Ruminansia besar adalah ternak memah biak yang terdiri dari ternak ruminansia besar, seperti kerbau, sapi serta ruminansi kecil seperti kambing dan domba..

2. Rumah Potong Hewan ( RPH ) yang sekanjutnya disebut dengan RPH adalah salah satu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat – syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat memotong hewan bagi konsumsi.

3. Unit Penanganan ( Meat cutting plant ) yang selanjutnya disebut UPD adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan dengan desain dan syarat-syarat tertentu yang digunakan sebagai tempat untuk melakukan pembagian karkas, pemisahan daging dan tulang , dan pemotongan daging sesuai topografi karkas untuk menghasilkan daging untuk konsumsi masyarakat umum.

4. Karkas Ruminansia adalah bagian dari tubuh ternak ruminansia sehat yang telah disembelih secara halal, dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala, kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih, dapat berupa karkas segar hangat ( hot carcass).

5. Daging adalah bagian dari otot skeletal karkas yang lazim, aman dan layak dikonsumsi oleh manusia, terdiri dari potongan daging bertulang dan daging tanpa tulang, dapat berupa daging segar hangat, segar dingin ( chilled ) atau karkas beku.

6. Karkas atau daging segar beku( Frozen ) adalah karkas atau daging yang sudah mengalami proses pendinginan setelah penyembelihan sehingga temperature bagian dalam karkas atau daging antara 0 Derajat - dan 4 Derajat Celcius.

7. Karkas atau daging segar beku adalah karkas atau daging yang sudah mengalami proses pembekuan didalam blas freezer dengan temperature internal karkas atau daging minimum minus 18 Derajat Celcius.

8. Pemeriksaan ante – mortem ( ante morten inspection ) adalah pemeriksaan kesehatan hewan potong sebelumdisembelih yang dilakukan oleh petugas pemeriksa berwenang.

9. Pemotongan hewan adalah kegiatan untuk menghasilkan daging hewan yang terdiri dari pemeriksaan ante mortem, penyembelihan, penyelesaian dan pemeriksaan Post-mortem.

10. Penyembelihan hewan adalah adalah kegiatan mematikan hewan hingga tercapai kematian semourna dengan cara menyembelih yang mengacu kepada kaidah kkesejahteraan hewan dan syariah agama islam.

Page 3: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

11. Penanganan daging hewan adalah kegiatan yang meliputi pelayuan,, pembagian karkas, pembagian potongan daging, pembekuan, pendinginan, pengangkutan , penyimpanan dan kegiatan lain untuk penjualan daging.

12. Dokter hewan berwenang adalah dokter hewan pemerintah yang ditunjuk oleh Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengawasan di bidang kesehatan masyarakat beteriner di RPH dan / atau UPD.

13. Dokter hewan penanggung jab teknis adalah dokter hewan yang ditunjuk oleh manajemen RPH dan / atau UPD berdasarkan rekomendasi dari Gubernur/Bupati/Walokota yang bertanggung jawab dalam pemeriksaan ante-mortem serta pengawasan di bidang kesehatan masyarakat veteriner di RPH/ UPD.

14. daerah kotor adalah daerah dengan tingkat pencemaran biologic, kimiawi dan fisik tinggi.

15. Daerah bersih adalah daerah dengan tingkat pencemaran biologic, kimia fisik yang rendah.

16. Desinfeksi adalah penerapan bahan kimia dan/atau tindakan fisik untuk mengurangi/menghilangkanmikro organis.

17. Kandang penampung adalah kandang yang digunakan untuk menampung hewan potong sebelum pemotongan dan tempat dilakukannya pemeriksaan ante-mortem.

18. Kandang isolasi adalah kandang yang digunakan untuk mengisolasi hewan potong yang ditunda pemotongannya karena menderita atau dicurigai menderita penyakit tertentu.

Pasal.2

Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan dan dasar hokum bagi setiap orang dan pemerintah Daerah dalam membangun dan mengembangkan RPH dan UPD

Pasal.3 PERSYARATAN RUMAH POTONG HEWAN

Bagian Kesatu Persyaratan Teknis RPH

Pasal.4

RPH merupakan unit pelayanan masyarakat dalam penyediaan daging yang aman, sehat,utuh dan halal serta berfungsi sebagai sarana untuk melaksanakan :

a. pemotongan hewan secara benar, ( sesuai dengan persyaratan kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan dan syariah agama islam ).

b. Pemeriksaan kesehatan hewan sebelum dipotong ( ante-mortem inspection ) dan pemeriksaan karkas, dan Jeroan ( post mortem inspection ) untuk mencegah penularan penyakit zoonotik ke manusia.

c. Pematauan dan surveilans penyakit hewan dan zoonosis didaerah hewan.

Pasal.5 1. Untuk mendirikan rumah potong hewan wajib memenuhi persyaratan

administrasi dan persyaratan teknis. 2. Persyaratan admnistrasi sebagaimana pada ayat (1) disesuaikan dengan

peraturan perundang – undanga

Page 4: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

3. Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :

a. Lokasi b. Sarana Pendukung c. Konstruksi dasar dan desain bangunan d. Peralatan.

Bagian Kedua Persyaratan Lokasi

Pasal.6 1. Lokasi RPH harus sesuai dengan Rencana Tata Ruang Daerah ( RUTRD )

dan Rencana Detail tata Ruang Daerah ( RDTRG ) atau Daerah yang diperuntukan sebagai area Agribisnis.

2. Lokasi RPH harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut : a. Tidak berada didaerah rawan banjir, tercemar asa[, bau, debu dan

kontaminan lainnya. b. Tidak menimbulkan gangguan dan pencematran lingkungan c. Letaknya lebih rendah dari pemukiman d. Mempunyai akses air bersih yang cukup untuk melaksanakan

pemotonganhewan dan kegiatan pembersihan serta desinfeksi. e. Tidak berada dekat industri logam dan kimia f. Mempunyai lahan yang cukup untuk pengembangan RPH g. Terpisah secara fisik dari lokasi RPH babi atau dibatasi dengan pagar

tembok dengan ketinggian minimal 3 meter untuk mencegah lalu lintas orang,alat dan produk antar rumah potong hewan.

Bagian Ketiga Persyartan sarana Pendukung

Pasal 7 RPH harus dilengkapi dengan sarana / prasarana pendukung paling kurang :

a. Akses jalan yang baik menuju RPH yang dapat dilalui kendaraan pengangkut hewan potong dan kendaraan daging

b. Sumber air yang memenuhi persyaratan baku air bersih dalam jumlah cukup, paling kurang 1000 ltr/ekor/hari.

c. Sumber tenaga listrik yang cukup dan tersedia terus menerus d. Vasilitas penanganan limbah padat dan cair

Bagian Keempat Persyaratan Tata Letak, Desain dan Konstruksi

Pasal.8 1. Komplek RPH Harus dipagar, dan harus memiliki pintu yang terpisah untuk

masuknya hewan potong dengan keluarnya karkas, daging. 2. Bangunan dan tata letak dalam kompleks RPH paling kurang meliputi :

a. Bangunan Utama

Page 5: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

b. Area Penurunan hewan ( unloading ) sapid an kandang penampungan/kandang istirahat hewan

c. Kandang penampungan khusus ternak ruminansia betina produktif d. Kandang isolasi e. Ruang Pelayuan berpendingin ( chilling room ) f. Area pemuatan ( Loading ) karkas / daging g. Kantor administrasi dan kantor Dokter Hewan h. Kantin dan mushola i. Ruang istirahat karyawan dan tempat penyimpanan barang pribadi (

locker ) ruang ganti pakaian. j. Kamar mandi dan Wc k. Fasilitas pemusnah bangkai dan / atauproduk yang tidak dapat

dimamfaatkan atau incinerator , l. Sarana penanganan limbah m. Rumah jaga

(3) dalam Kompleks RPH yang menghasil produk akhir daging segar dingin ( chilled ) atau beku ( frozen ) harus dilengkapi : a. ruang pelepasan daging ( deboning room ) dan pemotongan daging (

cutting room ) b. Ruang pengemasan daging ( wrapping and packing ) c. Fasilitas chiller d. Fasilitas freezer dan blast freezer e. Gudang Pendingin ( Cold storage ) f. RPH berorientasi Ekspor dilengkapi dengan Laboratorium sederhana.

Pasal.9

1. Bangunan RPH sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) a harus memiliki daerah kotor yang terpisah secara fisik dari daerah bersih.

2. Daerah kotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Area pemingsanan atau perebahan hewan, area pemotongan dan area

pengeluaran darah. b. Area penyelesaian proses penyembelihan ( pemisahaan kepala,

keempat kaki sampai metatarsus dan metacarpus, pengulitan, pengeluaran isi dada dan isi perut).

c. Ruang untuk jeroan hijau d. Ruang untuk jeroan merah e. Ruang untuk kepala dan kaki f. Ruang untuk kulit dan pengeluaran ( loading ) jeroan.

3. daerah bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi area untuk :

a. pemeriksaan Post –Mortem b. Penimbangan Karkas c. Penegeluaran ( Loading ) karkas/daging.

Pasal.10

Page 6: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

Disain dan Konstruksi dasar seluruh bangunan dan peralatan RPH harus dapat memfasilitasi penerapan cara produksi yang baik dan mencegah terjadinya kontaminasi.

Pasal.11 Bangunan Utama RPH harus memenuhi Persyaratan :

a. tata ruang didesain sedemikian rupa searah dengan alur proses serta memiliki ruang yang cukup, sehingga seluruh kegiatan pemotongan hewan dapat berjalan baik dan higienis, dan besrnya ruangan disesuaikan dengan kapasitas pemotongan.

b. Adanya ruang pemisah ruangan yang jelas secara fisik antara “ daerah bersih “ dan daerah “ kotor “

c. Memiliki area dan fasilitas khusus untuk melaksanakan pemeriksaan post-mortem.

d. Lampu penerangan harus mempunyai pelindung, mudah dibersihkan dan mempunyai intensitas cahaya 540 luks, dan untuk pemeriksaan post – mortem dan untuk 220 luks untuk area pengerjaan proses pemotongan

e. Dinding bagian dalam berwarna terang dan paling kurang setinggi 3 m terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksik, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta tidak medah mengelupas.

f. Dinding bagian dalam harus rata dantidak ada bagian yang memungkinkan dipakai sebagai tempat untuk meletakan barang.

g. Lantai terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah korosif,tidak licin, tidak toksik, mudah dibersihkan dan didesinfikasi dan landai kearah saluran pembuangan.

h. Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang, tidak ada celah atau lubang, jika lantai dibuat dari ubin, maka jarak antara ubin diatus sedekat mungkin dan celah antar ubin harus ditutup dengan bahan kedap air.

i. Lubang kearah saluran pembuangan pada permukaan lantai dilengkapi dengan penyaring

j. Sudut pertemuan antara dinding dan lantai harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 75 mm

k. Sudut pertemuan antara dinding dan dinding harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 25 mm.

l. Di daerah pemotongan dan pengeluaran darah harus disesain agar darah dapat tertampung.

m. Langit-langit didesain agar dapat terjadi akumulasi kotoran dan kondensasi dalam ruangan harus berwarna terang, terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah mengelupas, kuat, mudah dibersihkan, tidak ada lubang atau celah terbuka pada langit-langit.

n. Ventilasi pintu dan jendela harus dilengkapi dengan kawat kasa untuk mencegah masuknya serangga ataudengan menggunakan metode pencegahan serangga lainnya.

o. Kontruksi bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mencegah tikus atau rodensia, serangga dan burung masuk dan bersarang dalam bangunan,

Page 7: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

p. Pertukaran udara dalam bangunan harus baik. q. Kozen pintu dan jendela, serta bahan daun pintu dan jendela tidak terbuat dari

kayu,dibuat dari bahan yang tidak mudah korosif, kedap air, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfeksi dan bagian bawahnya harus dapat menahan agar tikus/rodensia tidak dapat masuk.

r. Kozen pintu jendela bagian dalam harus rata dan tidak ada bagian yang memungkinkan dipakai sebagai tempat untuk meletakan barang.’

Pasal. 12

1. Area penurunan ( unloading ) ruminansia harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Dilengkapi dengan fasiltas menurunkan ternak ( unloding ) dari atas kendaraan angkut ternak yang didesain sedemikian rupa sehingga ternak tidak cidera akibat melompat atau tergelincir.

b. Ketinggian tempat penurunan/penaikan sapi harus disesuaikan dengan ketinggian kendaraan angkut hewan

c. Lantai sejak dari penurunan hewan sampai kandang penampungan harus tidak licin dan dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan.

d. Harus memenuhi aspek kesejahteraan hewan 2. Kandang penampung dan istirahat hewan harus memenuhi persyaratan paling

kurang sebagai berikut : a. Bangunan kadang dan istirahat hewan harus memenuhi [ersyaratan

paling kurang berjarak 10 m dari bangunan utama b. Memiliki daya tampung 1,5 kali rata – rata jumlah pemotongan hewan

setiap harinya c. Ventilasi ( pertukaran udara ) dan penerangan harus baik. d. Tersedia tempat air minum untuk hewan potong yang didesain landai

kearah saluran pembuangan sehingga mudah dibersihkan. e. Lantai dibuat dari bahan yang kuat ( tahan terhadap benturan keras ),

kedap air, tidak licin dan landai kearah saluran pembuangan serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi.

f. Saluran pembuangan didesain sehingga aliran pembuangan dapat mengair lancer

g. Atap terbuat dari bahan yang kuat, tidak toksik dan dapat melindungi hewan dari panas dan hujan.

h. Terdapat jalur penggiringan hewan ( gang way ) dari kandang menuju penyembelihan, dilengkapi dengan pagar kuat di kedua sisinya dan lebarnya cukup untuk 1 ekor sehingga hewan tidak dapat kembali kekandang.

i. Jalur penggiringan hewan yang berhubungan dengan bangunan utama didesain sehingga tidak terjadi kontras warna dan cahaya yang dapat menyebabkan hewan yang akan dipotong menjadi strss dan takut.

Pasal. 13

1. Untuk melindungi populasi ternak ruminansia betina produktif, harus dilakukan pencegahan pemotongan ternak ruminansia betina produktif di RPH.

Page 8: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

2. Ternak Ruminansia betina yang berdasarkan pemeriksaan ante – mrtem sebagai betina produktif harus ditampung dalam kandang khusus yang mmenuhi syarat paling kurang sebagai berikut :

a. Kandang penampung ternak ruminansia betina produktif dapat

merupakan kandang penampungan yang terpisah atau merupakan bagian kandang penampungan hewa, tetapi memiliki batas yang jelas.

b. Fungsi kandang penampungan ternak ruminansia betina produktif hasil seleksi hewan yang akan dipotong di RPH, sekaligus tempat isolasi untuk ternak yang tidak boleh dipotong

c. Syarat kandang penampungan ternak ruminansia betina produktif harus sama dengan syarat kandang penampungan ternak

d. Dilengkapi dengan jepit untuk pemeriksaan status reproduksi.

Pasal.14 Kandang isolasi harus memenuhi pesyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Terletak pada jarak terjauh dari kandang penampung dan bangunan utama, serta dibangun di bagian yang lebih rendah dari bangunan lain.

b. Memiliki ventilasi dan penerangan yang baik c. Dilengkapi dengan tempat air minum yang didesain landai kearah saluran

pembuangan sehingga mudah dibersihkan. d. Lantai dibuat dari bahan yang kuat ( tahan terhadap benturan keras ), kedap

air, tidak licin dan landai kearah saluran pembuangan serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi.

e. Saluran pembuangan didesain sehingga aliran pembuangan dapat mengalir lancer

f. Atap dibuat dari bahan yang kuat, tidak toksik dan dapat melindungi hewan dengan baik dari panas dan hujan.

Pasal. 15

Ruang pendingin/pelayuan ( chilling room ) harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Ruang pendingin/ pelayuan terletak didaerah bersih b. Besarnya ruangan desesuaikan dengan karkas yang dihasilkan dengan

mepertimbangkan jarak antarkarkas paling kurang 10 cm, jarak antar karkas dengan dinding paling kurang 30 cm, jarak aantara karkas dengan lantai paling kurang 50 cm, dan jarak antar baris paling kurang 1 meter

c. Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan Tinggi dinding dari tempat proses pemotongan dan pengerjaan karkas minimal

3 meter Dinding bagian dalam berwarna terang, terbuat dari bahan yang kedap air,

memiliki isilasi yang baik, tidak mudah korosif, tidak toksik, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan dan didesinfikasi serta tidak mudah mengelupas.

Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif, tidak toksk, tahan terhadap benturan keras, mudah dibersihkan

Lantai tidak licin dan landai kearah saluran pembuangan

Page 9: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

Sudut pertemuan antara dinding dan lantai harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 75 cm

Sudut pertemuan antara dinding dan dinding harus berbentuk lengkung dengan jari-jari sekitar 25 cm

Langit-langit harus berwarna terang, terbuat dari bahan yang kedap air, memiliki islasi yang baik, tidak mudah mengelupas, kuat dan mudah dibersihkan.

Intensitas cahaya dalam ruangan 220 luks Bangunan dan tata letak pendingin/layuan harus mengikuti persyaratan seperti

bangunan utama Ruangan didesain agar tidak ada aliran air atau limbah cair lainnya dari

ruangan lain yang masukkedaalam ruangan pendingin/layuan. Ruang dilengkapi dengan alat penggantung karkas yang didesain agar karkas

tidak menyentuh lantai dan dinding Ruang mempunyai fasilitas pendingindengan suhu ruang (-) 4 derajat celcius

sampai (+) 4 derajat Celsius, kelembaban relative + 8 Derajat Celsius

Pasal.16 Area pemuatan ( loading ) karkas dan / atau daging kedalam kendaraan angkut karkas dan / atau daging harus memenuhi syarat berikut :

a. Dapat meminimalisasi terjadinya kontaminasi silang pada karkas/ daging b. Ketinggian lantai harus disesuaikan dengan ketinggian kendaraan angkut

karkas/daging c. Dilengkapi dengan fasilitas pengendalian serangga, seperti pemasangan lem

serangga d. Memiliki fasiltas pencucian tangan.

Pasal. 17

Kantor administrasi dan kantor Dokter hewan harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Memiliki ventilasi dan penerangan yang baik b. Luas kantor administrasi disesuaikan dengan jumlah karyaan, didesain untuk

keselamatan dan kenyamanan kerja, serta dilengkapi dengan ruang pertemuan c. Kantor Dokter Hewan harus terpisah dengan kantor administrasi

Pasal. 18

Kantin Dan musholla paling kurang sebagai berikut : a. memiliki ventilasi dan penerangan yang baik b. Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah karyawan c. Kantin didesain agar mudah dibersihkan

Pasal. 19

Ruang istirahat karyawan dan tempat penyimpanan barang pribadi/ruang ganti pakaian harus memenuhi persyaratan:

a. Memiliki ventilasi dan penerangan yang baik b. Terletak dibagian masuk karyawan atau pengunjung c. Tempat istirahat karyawan harus dilengkapi dengan lemari untuk setiap

karyawan yang dilengkapi kunci untuk menyimpan barang-barang pribadi.

Page 10: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

d. Locker untuk pekerjanruang kotor harus terpisah dari locke pekerja bersih.

Pasal. 20 Kamar mandi dan WC harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki ventilasi dan penerangan yang baik b. Masing-masing daerah kotor dan daerah bersih memiliki paling kurang stu

unit kamar mandi dan WC. c. Saluran pembuangan dari kamar mandi dan WC dibuat khusus kearah “

saptitank “ terpisah dari saluran pembuangan limbah proses pemotongan hewan

d. Dinding bagian dalam dan lantai harus terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah korosif, mudah dirawat serta mudah dibersihkan dan didesinfeksi

e. Jumlah kamar mandi/WC disesuaikan dengan jumlah karyawan, minimal 1 unit untuk 25 karyawan.

Pasal. 21

Fasilitas pemusnahan bangkai/ atau produksi yang tidak dapat dimamfaatkan atau incinerator harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. dibangun dekat dengan kandang isolasi b. dapat memusnakan bangkai dan atau produk yang tidak dimamfaatkan secara

efektif tanpa menimbulkan pencemaran lingkungan c. didesain agar mudah diawasi dan mudah dirawat serta memenuhi persyaratan

kesehatan lingkungan

Pasal. 22 Sarana penanganan limbah harus memenuhi persayaratan :

a. memiliki kapasitas sesuai dengan volume limbah yang dihasilkan b. didesain agar muda diawasi, mudah dirawat, tidak menimbulkan baud an

memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan c. sesuai dengan rekomendasi upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dari dinas

yang membidani fungsi kesehatan lingkungan

Pasal.23 Rumah jaga harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. dibangun masing-masing di pintu masuk dan keluat komplek RPH b. memiliki ventilasi dan penerangan yang baik c. atap terbuat dari bahan yang kuat, tidak toksik dan dapat melindungi petugas

dari panas dan hujan d. didesain agar memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan kerja, serta

memungkinkan petugas jaga dapat mengawasi dengan leluasa keadaan sekitar RPH dari dalam rumah jaga.

Pasal. 24

Ruang pelepasan daging ( Deboning room ) dan pembagian / pemotongan daging ( cutting room ) sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) huruf a, harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Disain dan konstruksi dasar ruang pelepasan daging dan ruang pembagian / pemotongan daging harus dapat memfasilitasi proses pembersihan dan desinfeksi dengan efektif.

Page 11: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

b. Memiliki ventilasi dan penerangan yang baik c. Didesain untuk dapat mencegah masuk dan bersarangnya serangga , burung,

rondesia, dan binatang pengganggu lainnya didalam ruang produksi d. Lantai dibuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah korosif,tidak toksik,

tahan terhadap benturan keras. e. Jendela dan ventilasi harus didesain untuk menghindari terjadinya akumulasi

debu dan kotoran, mudah dibersihkan dan selalu terawatt baik. f. Pintu dilengkapi dengan tirai plastic untuk mencegah terjadinya variasi

temperature dan didesain dapat menutup secara otomatis g. Disain dan konstruksi dasar ruang pengemasan daging harus sama dengan

persyaratan disain dan konstruksi dasar ruang pelepasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24.

Pasal. 26

Desain dan konstruksi ruang pembekuan cepat ( blast Freezer ) harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Kapasitas ruangan disesuaikan dengan jumlah produk yang dibekukan b. Dusain dan konstruksi ruang pembekuan cepat harus sama dengan persyaratan

desain dan konstruksi dasar ruang pelepasan / pemotongan c. Ruang desain agar tidak ada aliran air atau limbah cair lainnya dari ruang lain

yang masuk ke dalam ruangan pembeku. d. Ruang pembekuan dilengkapi dengan alat pendingin yang memiliki kipas (

blast freezer ) yang mampu mencapai dan mempertahankan temperature ruangan di bawah – 18 derajad Celsius dengan kecepatan udara minimum 2 meter per detik.

Pasal 27

Ruang penyimpanan beku ( cold storage ) harus memenuhi sebagai berikut :

a. kapasitas ruangan disesuaikan dengan jumlah produk beku yang disimpan b. Desain dan konstruksi dasar ruang penyimpanan beku harus sama dengan

disain dan konstruksi dasar ruang pelepasan / pemotongan c. Dilengkapi dengan fasilitas pendingin sebagai berikut :

1. memiliki ruang penyimpanan berpendingin yang mampu mencapai dan mempertahankan secara konstan temperatusr daging pada suhu + 4 Derajad hingga (-) 2 derajad

2. Ruang penyimpanan berpendingin dilengkapi dengan thermometer atau display suhu yang diletakan pada tempat yang mudah dilihat.

Pasal. 28

(1) RPH berorientasi ekspor harus mempunyai fasilitas sederhana untuk pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian produk, peralatan, air, petugas dan lingkungan produksi yang diperlukan dalam rangka monitoring penerapan praktek hygiens di RPH

(2) RPH berorientasi ekspor sebagaimana dimaksud ayat (1) merupakan RPH yang telah memperoleh Sertifikat NKV Level 1

(3) Jenis pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pemeriksaan organoleptik, Pengujian kimiawi sederhana, seperti uji

Page 12: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

awal pembusukan daging dan uji kesempurnaan pengeluaran darah, pengujian pencemaran narkoba serta pengujian parasit.

(4) Laboratorium sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut :

a. Letak laboratorium berdekatan dengan kantor dokter hewan b. Tata ruang dan peralatan laboratorium harus memenuhi factor

keamanan dan keselamatan kerja. c. Dan pesyaratan lainnya seperti yang tercantum didalam pasal (1)

Pasal. 29

(1) Seluruh peralatan pendukung dan penunjang di RPH harus terbuat dari bahan yang tidak korosif, mudah dibersihkan da didesinfikasi serta mudah dirawat.

(2) Semua peralatan dan permukaan yang kontak langsung dengan daging dan jeroan tidak boleh terbuat dari kayu dan bahan-bahan yang bersifat toksik, misalnya seng,polyvinyl chloride/PVC tidak mudah korosif, mudah dibersihkan.

(3) Seluruh peralatan logam yang kontak langsung dengan daging atau jeroan harus terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, kuat, tidak cacat, mudah dibersihkan

(4) Sarana pencucian tangan harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak kontak dengan telapak tangan, dilengkapi dengan fasilitas sabun cair dan pengering, dan apabila menggunakan tissue harus tersedia tempat sampah.

(5) Bangunan Utama paling kurangharus dilengkapi dengan : a. alat untuk memfiksasi hewan b. Alat untuk menempatkan hewan setelah disembelih c. Alat pengerek karkas ( Hoist ) d. Rel dan alat penggantung karkas yang didesain agar karkas tidak

menyentuh lantai dan dinding e. Fasilitas pemeriksaan post-mortem, meliputi :

1. Meja pemeriksaan hati, paru,limpa dan jantung 2. alat penggantung kepala

f. Peralatan untuk kegiatan pembersihan dan desinfeksi g. Timbangan hewan,karkas dan daging

(6) Ruang Pelepasan daging dan pemotongan karkas paling kurang dilengkapi : meja stainless steel Talenan Mesin gergaji karkas ( bone saw electric ) Pisau yang terdiri dari pisau trimming dan pisau cutting Fasilitas untuk menstrilasasi pisau yang dilengkapi air panas.

BAB III

PERSYARATAN UNIT PENANGANAN DAGING ( MEAT CUTTING PLANT )

Bagian kesatu

Persyaratan Teknis Unit Penanganan daging

Page 13: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

Pasal.30

(1) UPD wajib memenuhi persyaratan administrasf dan persyaratan teknis (2) Persyaratan administrative sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan

dengan peraturan perundang-undangan (3) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi persyaratan :

a. lokasi b. sarana pendukung c. konstruksi dasar dan desain bangunan d. peralatan

Bagian kedua Persyaratan lokasi

Pasal 31 (1) Lokasi UPD harus sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang ( RUTRD ) dan

Rencana Detail tata Ruang Daerah ( RDTRD ) atau lokasi yang diperuntukan sebagai area agribisnis

(2) Lokasi UPD harus memenuhi persyaratan paling kurang sebagai berikut : a. Tidak berada didaerah rawan banjir,tercemar asap, bau,debu dan

kontaminasi lainnya. b. Tidak menimbulkan gangguan dn pencemaran lingkungan c. Letaknya lebih rendah dari pemukiman d. Memiliki akses air bersih yang cukup e. Tidak berada dekat industri logam dan kimia

Bagian Ketiga

Persyaratan pendukung

Pasal. 32 UPD harus dilengkapi dengan sarana pendukung paling kurang meliputi :

a. Sarana jalan yang baik menuju UPD yang dapat dilalui kendaraan pengangkut daging

b. Suply air yang memenuhi persyaratan baku air bersih dalam jumlah cukup dan terus menerus

c. Sumber tanaga listrik yang cukup d. Sarana penanganan limbah dan sistim pembuangan limbah yang didesain agar

aliran limbah mengalir dengan lancer, mudah diawasi dan mudah dirawat, tidak mencemari tanah, tidak menimbulkan bau dan dijaga agar tidak menjadi sarang tikus atau rodensia.

Bagian Keempat.

Persyaratan Tata letak, Konstruksi Dasar dan Desain

Pasal.33 (1) Persyaratan Bangunan dan tata letak dalam komplek UPD paling kurang

meliputi : a. Ruang Pelepasan daging ( deboning ) dan Pembagian/pemotongan daging (

meat cutting )

Page 14: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

b. Ruang Pengemasa c. Ruang Pembekuan cepat ( blast freezer 0 d. Ruang penyimpanan daging ( cold storage ) e. Area penurunan daging ( loading ) karkas dan pemuatan ( unloading ) daging

kedalam alat angkut f. Kantor administrative dan kantor dokter hewan g. Kantin dan musholla h. Ruang istirahat karyawan dan tempat penyimpanan barang pribadi/ruang ganti

pakaian kamar mandi / Wc i. Rumah jaga j. Sarana penanganan limbah

(2) kompleks UPD harus dipagar untuk memudahkan penjagaan dan keamanan (3) Desain dan konstruksi dasar bangunan utama UPD harus memenuhi

persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 24, pasal 25, pasal.26 dan pasal .27

(4) Desain konstruksi dasar ruang kantor administrasi dan kantor dokter hewan pada UPD harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal.17

(5) Disain konstruksi dasar kantin dan musholla harus memenuhi pesyaratan pasal .18

(6) Disain dan konstruksi dasar ruang penyimpanan barang pribadi harus sesuai dengan pasal.19

SASARAN : Sasaran yang hendak dicapai yaitu terlaksananya Kegiatan Perencanaan Pembangunan RPH dimaksud yang sesuai dengan desain, persyaratan teknis yang ada dilapangan. 1. INSTANSI PELAKSANA pekerjaan ini adalah Dinas Pertanian Dan

Peternakan Kabupaten Bengkalis. 2. Biaya dan sumber biaya Pekerjaan yang digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan Perencanaan senilai Rp. 250.000.000,- ( Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah ).

3. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN yang disediakan untuk melaksanakan

pekerjaan ini adalah sesuai dengan Bill of Quantity ( BOQ )

4. Menyusun Rencana Detail Bangunan yang tertera sebagai berikut :

Pada tahap ini mencakup tahapan pekerjaan perancangan detail design dari bangunan yang meliputi beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan yang antara Lain. :

Survey dan pengukuran Penelitian mekanika tanah Rancangan arsitektur

Page 15: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

Pra rancangan struktur Pra rancangan mekanikal dan elektrikal Pra rancangan sanitasi dan drainase Pra rancangan Penanganan limbah air kotor Penyusunan DED meliputi :

< .Detail Design dan rancangan arsitektur dan landscape < Detail Struktur < Detail Sanitasi dan Drainase < Detail Penanganan Limbah air Kotor

Penyusunan BOQ dan RAB Bangunan Penyusunan Rencana Kerja Dan Syarat-syarat Penyususnan Dokumen Lelang / Tender

TENAGA KERJA YANG DIBUTUHKAN :

1. TEAM LEADER selaku Ketua yang disyaratkan adalah sarjana Teknik ( S1 ) Jurusan arsitektur/Teknik Sipil Lulusan perguruan Teknik Sipil atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan gedung/sejenis minimal 10 ( 10 ) tahun. Sebagai team leader tugas utamanya adalah memimpin dan mengkordinir sampai pekerjaan dinyatakan selesai. Calon yang diusulkan diutamakan memiliki pengalaman dan pernah terlibat langsung didalam pekerjaan perencanaan gedung/sejenis pada posisi minimal 10 ( sepuluh ) kali. Memiliki keahlian di bidangnya ( SKA ) yang masih Berlaku di dukung Surat Referensi dari Pengguna jasa sebelumnya. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan tenaga ahli Konsultasi bidang KE PUan dari LPJK.

2. Tenaga AHLI ARSITEKSTUR yang disyaratkan adalah seorang Sarjana

Teknik Strata satu ( S1 ) jurusan Arsitektur lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan Perencanaan gedung/sejenis minil 8 ( delapan ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan Tenaga Ahli konsultasi bidang ke PUan dari LPJK.

3. Tenaga AHLI STRUKTUR yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik

Strata satu ( S1 ) jurusan Sipil ( Struktur ) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan Perencanaan gedung/sejenis minimal 8 ( delapan ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan Tenaga Ahli konsultasi bidang ke PUan dari LPJK.

4. Tenaga AHLI GEODESI yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik

Strata satu ( S1 ) jurusan Geodesi ( Pengukuran ) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan

Page 16: Kak Rumah Potong Hewan_3

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )

Dinas Pertanian Dan Peternakan Kab. Bengkalis TA. 2013

Perencanaan gedung/sejenis minimal 8 ( delapan ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan Tenaga Ahli konsultasi bidang ke PUan dari LPJK.

5. Tenaga AHLI TEKNIK LINGKUNGAN yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik Strata satu ( S1 ) teknik Lingkungan lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan Perencanaan gedung/sejenis minimal 8 ( delapan ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan Tenaga Ahli konsultasi bidang ke PUan dari LPJK.

6. Tenaga AHLI HIDROLOGI yang disyaratkan adalah seorang Sarjana Teknik Strata satu ( S1 ) Hidrologi lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan Perencanaan gedung/sejenis minimal 8 ( delapan ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku. Pengalaman lain yang diharapkan adalah telah mengikuti pelatihan Tenaga Ahli konsultasi bidang ke PUan dari LPJK.

7. Tenaga PENDUKUNG yang disyaratkan minimal adalah seorang Sarjana Muda ( D3 ) lulusan Perguruan Tinggi Negeri atau yang telah disamakan, berpengalaman dalam pekerjaan Perencanaan gedung/sejenis minimal 5 ( Lima ) tahun dan berpengalaman dalam pekerjaan perencanaan Gedung /sejenis. Mempunyai Sertifikat Keahlian ( SKA ) sesuai bidang yang masih berlaku.