kajian tarif air minum pada perusahaan daerah air...

17
`` 1 KAJIAN TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (STUDI KASUS DI P D A M KABUPATEN BONDOWOSO) (STUDI ON WATER RATES IN DRINKING WATER DISTRICT, CASE STUDIES IN PDAM BONDOWOSO) Noor Salim Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember Alamat : Kampus Jl. Karimata No. 49 Jember 68121 Telepon : (0331) 336728 / HP.085231562577 Abstract The company taps as drinking water supply area in general is often a reason to raise rates to improve drinking water quality and improve services. PDAM himself thought that the price was not in accordance with the cost, which is proved that the PDAM Bondowoso up to 2004 at a loss. Cause disadvantages of company because in the implementation of water tariff on the taps Bondowoso based solely on Bupati decrees and decisions regent outcome rates are relatively low, resulting in low-income based of drinking water in total cost Bondowoso tap. Result and pe-re-determination of tariff estimasian done by calibration and verification of estimates of water tariff with the existing situation in the PDAM Bondowoso. In general, comparison of the results of existing water prices and water prices in 2008 are estimated at the existing price of the sale is $ 2030.10; price estimate without a return on investment and profit is $1853.49l price estimates with 10% profit with no return on investmen of $2038.84; price estimate with a total investment return of 10% and profit is $3625.10. from the results of this study recommended several formulas for determining the water rates of the estimation was done as follows: if no return on invertment with a profit of 10%, ie p = (-Qin 2436.375 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53 million + C Pnt) x 110% / Q out: when non profits with a return on investment of 15% ie p = (- Qin 2436.375 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53 millions + C + 15% CPnt KCTotal)/ Q out : when a gain of 5% and a return on investment of 10% ie p = (-Qin 2436.375 27480.778 820.447 Q out + {nt Ltd + 53000000 + C + 10% C KCTotal) x 105% / Q out. If fixing taps are made the same or nearly the sameas the estimate of the recommended water rate then the rest can be used to gain a return on investment as well as increased facility and employee benefits. Key words: Total Cost, Estimated Rates

Upload: phungtuong

Post on 09-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

``

1

KAJIAN TARIF AIR MINUM

PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

(STUDI KASUS DI P D A M KABUPATEN BONDOWOSO)

(STUDI ON WATER RATES IN DRINKING WATER DISTRICT,

CASE STUDIES IN PDAM BONDOWOSO)

Noor Salim

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember

Alamat : Kampus Jl. Karimata No. 49 Jember 68121

Telepon : (0331) 336728 / HP.085231562577

Abstract

The company taps as drinking water supply area in general is often a

reason to raise rates to improve drinking water quality and improve services.

PDAM himself thought that the price was not in accordance with the cost, which

is proved that the PDAM Bondowoso up to 2004 at a loss. Cause disadvantages

of company because in the implementation of water tariff on the taps Bondowoso

based solely on Bupati decrees and decisions regent outcome rates are relatively

low, resulting in low-income based of drinking water in total cost Bondowoso

tap. Result and pe-re-determination of tariff estimasian done by calibration and

verification of estimates of water tariff with the existing situation in the PDAM

Bondowoso. In general, comparison of the results of existing water prices and

water prices in 2008 are estimated at the existing price of the sale is $ 2030.10;

price estimate without a return on investment and profit is $1853.49l price

estimates with 10% profit with no return on investmen of $2038.84; price

estimate with a total investment return of 10% and profit is $3625.10. from the

results of this study recommended several formulas for determining the water

rates of the estimation was done as follows: if no return on invertment with a

profit of 10%, ie p = (-Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53

million + C Pnt) x 110% / Q out: when non profits with a return on investment of

15% ie p = (- Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53 millions + C

+ 15% CPnt KCTotal)/ Q out : when a gain of 5% and a return on investment of

10% ie p = (-Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + {nt Ltd + 53000000 +

C + 10% C KCTotal) x 105% / Q out. If fixing taps are made the same or nearly

the sameas the estimate of the recommended water rate then the rest can be used

to gain a return on investment as well as increased facility and employee benefits.

Key words: Total Cost, Estimated Rates

``

2

PENDAHULUAN

PDAM Bondowoso merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di

Pemerintah Kabupaten Bondowoso. PDAM Bondowoso terbentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Bondowoso No. 2 Tahun 1993, dimana

pembentukannya merupakan pengalihan status dari Badan Pengelola Air Minum

(BPAM) yang terbentuk dengan surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

21/KPTS/1988 tanggal 11 Januari 1988. Secara komersial PDAM beroperasi

tanggal 1 April 1989. Pengalihan status BPAM menjadi PDAM dilaksanakan

berdasarkan Berita Acara No. 6090/2769/023/1992 dan 690/3567/438.23/1992,

tanggal 28 Desember 1992.

Sumber pendapatan PDAM Bondowoso satu-satunya adalah berasal dari

penjualan air kepada pelanggan. Pendapatan itu terdiri dari dua macam: (1)

Pendapatan Usaha, yang berupa penjualan air berdasarkan pembacaan meter dan

penjualan non air yang berupa biaya pemasangan sambungan baru; (2)

Pendapatan Diluar Usaha, yang berupa jasa giro, denda, dan lain-lain. Pendapatan

usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Bila distribusi air kepada

pelanggan berjalan normal, tinggi rendahnya penjualan air sangat dipengaruhi

oleh dua faktor, yaitu: besarnya tarif yang diberlakukan kepada masyarakat

pelanggan dan besarnya pemakaian air oleh pelanggan (Anonim, 2004).

PDAM sebagai Perusahaan Daerah penyedia air minum pada umumnya

sering menaikkan tarif dengan alasan untuk meningkatkan kualitas air minum dan

memperbaiki pelayanan. PDAM sendiri berpendapat bahwa harga itu tak sesuai

dengan biaya yang dikeluarkan, yang mana ini terbukti bahwa PDAM

Bondowowso sampai dengan tahun 2004 selalu merugi. Hal ini hampir sama

kondisinya dengan PDAM di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Hal ini

dapat disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada

pemasukan. Atau dapat diartikan bahwa tarif yang ada belum sesuai dengan

pengeluaran atau tarif air minum yang ada masih rendah.

Pembahasan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan tarif air minum yaitu : mengenai tarif yang digunakan di PDAM

Bondowoso dan estimasi penentuan tarif untuk PDAM Bondowoso dengan

mempertimbangkan faktor teknis dan non teknis. Berdasarkan hal tersebut makas

perlunya diadakan studi secara umum bertujuan untuk estimasi penentuan tarif

air minum dengan fokus analisis diarahkan dari sisi penawaran (employer).

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan tarif yang

ada di PDAM Bondowoso dan membuat estimasi penentuan tarif dengan

mempertimbangkan faktor teknis dan non teknis.

``

3

TINJAUAN PUSTAKA

Laba Maksimum

Menurut Budiono (2002), produsen dianggap akan selalu memilih tingkat

output (Q) dimana ia bisa memperoleh laba total yang maksimum. Bila ia telah

mencapai posisi ini dikatakan ia telah berada pada posisi equilibrium. Disebut

posisi equilibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk

mengubah output (dan harga output)-nya. Sebab bila ia mengurangi (atau

menambah) volume output (penjualan)-nya maka laba totalnya justru menurun.

Menurut Nicholson (1995), hubungan antara maksimisasi laba dan

marginalisme dapat paling jelas diperlihatkan jika kita meneliti tingkat keluaran

yang dipilih untuk diproduksi perusahaan ketika berusaha untuk memperoleh laba

maksimum. Dalam kegiatannya, perusahaan menjual tingkat keluaran tertentu Q

dengan harga per unit P, sehingga penghasilan total (TR) diketahui:

TR = P.Q

Selisih antara pendapatan dan biaya disebut laba ekonomi (). Karena

pendapatan dan biaya bergantung pada jumlah yang diproduksi, laba ekonomi

juga bergantung pada jumlah tersebut.

= P.Q – TC = TR – TC

Kondisi yang diperlukan untuk memilih nilai Q yang memaksimumkan

laba ditemukan dengan menetapkan derivatif persamaan di atas:

0' dQ

dTC

dQ

dTR

dQ

d

sehingga kondisi order pertama untuk maksimum adalah bahwa:

dQ

dTC

dQ

dTR

Menurut Adiningsih (1999), suatu perusahaan yang menghadapi pasar

monopoli jika ingin mendapatkan laba yang maksimum maka akan memproduksi

output pada tingkat dimana penerimaan marginal (marginal revenue = MR) sama

dengan biaya marginal (marginal cost = MC).

MCdQ

dTC

dQ

dTRMR

Penawaran

Menurut Marshall dalam Nicholson (1995), bahwa permintaan dan

penawaran secara bersamaan beroperasi untuk menetapkan harga. Marshall

berteori bahwa permintaan dan penawaran berinteraksi untuk menetapkan harga

``

4

ekuilibrium dan jumlah yang diperdagangkan dalam pasar. Disimpulkan bahwa

tidak mungkin dikatakan bahwa baik permintaan maupun penawaran itu sendiri

yang menetapkan harga, atau biaya, atau kegunaan bagi pembeli itu sendiri yang

menetapkan nilai pertukaran.

Menurut Nicholson (1995), fungsi penawaran untuk sebuah perusahaan

yang memaksimumkan laba yang mengambil baik harga keluaran (P) dan harga

masukan (v, w) sebagai nilai yang tetap ditulis sebagai:

jumlah yang ditawarkan = Q*(P, v, w)

untuk menunjukkan ketergantungan pilihan keluaran baik terhadap harga produk

maupun pada pertimbangan biaya masukan.

Harga dan Tarif

Menurut Nitisemito (1981) harga dapat didefinisikan secara sederhana

yaitu nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana

berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang

atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

Tarif adalah keputusan harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Untuk menetapkan tarif tersebut harus mengetahui sejumlah biaya-biaya yang

dikeluarkan. Sebagian orang beranggapan bahwa pengertian tarif sama dengan

harga. Dapat dijelaskan bahwa sebenarnya tarif merupakan suatu ketetapan

sedangkan harga merupakan nilai dari suatu produk (barang atau jasa).

Konsumen dapat melakukan penawaran terhadap harga tetapi tidak dapat

melakukan penawaran terhadap tarif.

Antara harga dan biaya saling terkait dan mempengaruhi, kedua

komponen tersebut merupakan dasar dalam menentukan tarif. Apabila harga dan

biaya berubah maka akan berpengaruh terhadap tarif yang ditetapkan oleh

perusahaan.

Harga Air

Menurut Spulber dan Sabbaghi (1998), dianggap sistem suplai air

digolongkan sebagai multy-product technology, yang mendapatkan air dari

berbagai sumber, i=1,2,…n dan setelah melewati berbagai treatment, akan

menjadi suatu multy-product commodity. Maka, harga air dari kualitas j,

j=1,2,…m dituliskan dengan Pwj, j=1,2,…,m, perusahaan akan mensuplai air

dengan tingkat kualitas bervariasi wj dengan quality parameter characteristics

q j єRM

. Ketika menentukan kebijakan harga, ongkos pengumpulan air limbah

dan treatment harus diperhitungkan dalam ongkos suplai air.

Misalkan perusahaan memproduksi air kualitas j, j=1,2,…m, dari

berbagai input, dan jika yjk adalah kuantitas dari k input, k=1,2,….K, yang

``

5

digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi air kualitas j, maka vektor input

adalah berupa kolom vektor :

yj = (yj1, yj2,……..,yjk)T catatan: T singkatan dari transpose.

Input dituliskan sebagai :

I = {yj1, yj2,….,yjK}T { yjK ≥ 0 ׀

k =1,2,…,K j=1,2,…,m.

wj = fj(yj1, yj2,……..,yjK, qj)

—— fj (Yj,qj) ≥ 0 for j=1,2,…,m and k=1,2,…,K

∂yjK

turunan kedua dari fungsi produksi, i.e. a Hessian matrix, adalah :

∂2

H = H(Yj) = —— f(Yj, qj) < 0

∂Y2

j

asumsi berikut menjelaskan hukum diminishing returns, mengasumsikan

marginal product dari input menurun. Diasumsikan harga input, diwakili oleh Py1,

Py2,…..,Pyk, dan harga air kualitas j adalah Pwj, fungsi kebalikan (inverse

function) dapat ditulis sebagai:

Pwj = P*wj (w1, w2,…wm, q1, q2,….qm) j=1,2…,m

total revenue (TR) ditulis sebagai :

m

TR = ∑ wj . Pwj

j=1

Total biaya suplai adalah sama dengan total pembayaran untuk semua input:

K

∑ Yk . Pyk

k=1

semua fungsi harga input, harga air berdasarkan tingkat kualitas air yang

bervariasi, dan parameter kualitas dapat ditulis sebagai :

Wj* = Wj

* (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)

Y*jk = Y

*jk (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)

δ*

j = δ*

jk (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)

j=1,2,…,m k=1,2,…,K

dengan mensubstitusi nilai optimum input ke dalam fungsi biaya, total biaya

minimum dapat ditulis sebagai:

``

6

TC* = TC

* (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)

Pada output nol, biaya tetap (fixed cost) sama dengan : FC = Py1 .Y

variable cost sama dengan VCi = VCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)

variable biner zi mewakili penggunaan sumberdaya i, i=1,2,…n.

Maka:

FCi = zi .FCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)

total biaya suplai untuk tiap sumberdaya adalah :

TCi = TCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)

Pada berbagai level suplai air kualitas j ( wj0

), marginal cost suplai ditulis

sebagai Pwj0, dan total cost dari suplai ditulis sebagai :

wj ∂TC _ _ _ _ _ _

TC = ∫ —— (w1, w2, wj, wm, q1, q2,…, qm) dwj

0 ∂wj

Pendekatan program pada suplai air

Anggap perusahaan penyedia air sebagai produsen yang kompetitif yang

mengumpulkan air dari berbagai sumberdaya, anggap n sumberdaya air sebagai

input, masing-masing dengan capasitas bi, i=1,2,…n dan tingkatan kualitas air

m, dinotasikan sebagai wj, j=1,2,…m, sebagai output. Maka, total fungsi biaya

dinyatakan sebagai:

0 if wij = 0 for i=1,2,..n j =1,2,…m

TCi = FCi + VCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)

Profit dari sumberdaya air i, i=1,2,..n dapat dinyatakan sebagai:

m m

∑ Pwj . wij – zi (FCi + ∑ VCij . wij)

j=1 j=1

n m n m

Max. profit = ∑ ∑ Pwj . wij - ∑ zi (FCi + ∑ VCij . wij)

i=1 j=1 i=1 j=1

m

dengan ketentuan: ∑ aij . wij ≤ bi zi

j=1

m

∑ . wij ≥ wj0

j=1

wij ≥ 0 for i=1,2,..n j=1,2,..m

``

7

zi = 0 or 1 i=1,2,..n

Harga dalam Monopoli

Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu

penjual sehinga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus

monopoli murni. Dalam kenyataan sulit mendapatkan contohnya, dimana sama

sekali tidak ada unsur persaingan dari perusahaan lain. Karena seandainya pun

hanya ada satu penjual di pasar, sehingga tidak ada persaingan langsung dari

perusahaan lain, kemungkinan masih ada persaingan tidak langsung, misalnya

dari produk perusahaan lain yang bisa merupakan substitusi untuk barang yang

dihasilkan perusahaan monopoli. Karena adanya persaingan potensial ini perilaku

produsen monopoli tidak sebebas seperti apa yang digambarkan dalam kasus

monopoli murni. Demikian pula kemungkinan campur tangan pemerintah bisa

merupakan faktor pembatas bagi kekuasaan monopoli suatu perusahaan.

Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab antara lain:

a. penguasaan bahan mentah strategis

kalau X adalah input utama untuk produk Y maka penguasaan sumber-sumber X

akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y dengan jalan

menolak penjualan X kepada perusahaan lain.

b. hak paten

merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu

atau cara produksi tertentu.

c. terbatasnya pasar

dibanding dengan skala minimum perusahaan, merupakan sumber lain. Karena

pasaran untuk suatu barang adalah terbatas, mungkin hanya bisa memberikan

ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Akibatnya kalau ada perusahaan baru

yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam

menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.

d. pemberian hak monopoli oleh pemerintah

merupakan sebab lain timbulnya perusahaan monopoli.

``

8

METODOLOGI PENELITIAN

Skema operasional penelitian yang dilakukan untuk mengkaji manajemen

parkir kendaraan roda dua disajikan dalam bagan berikut ini.

Gambar 1 Kerangka Operasional Penelitian

Lokasi Penelitian

Data data primer maupun sekunder diambil di PDAM Bondowoso dan

dinas terkait.

Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dan

dalamproses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa

metode.Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data

tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan.

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Studi Pustaka

Pengumpulan Data Primer

Dan Sekunder

Start

Biaya Total

Keuntungan

Tarif

``

9

Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan adalah survei dengan skala kecil yang dilakukan

sebelum survei utama dilakukan.

Pelaksanaan Survei

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini akan digunakan beberapa

teknik survey sebagai berikut :

1) Survey data sekunder

Survey data sekunder ini pada dasarnya merupakan bagian dari studi literatur,

data yang dikumpulkan yaitu tarif resmi yang berlaku, jumlah pelanggan, kebijakan

perusahaan, dan data lain yang dianggap perlu. Sumber data sekunder ini adalah

publikasi-publikasi statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah, lembaga penelitian atau

laporan-laporan studi yang terkait.

2) Survey Observasi

Survey observasi merupakan survey yang dilakukan dengan mengamati

secara langsung fenomena atau karakteristik dari parameter yang ditinjau.

Biasanya survey observasi ini dilakukan dengan cara tertentu yang dapat

mengukur besaran parameter yang dicari.

3) Survey data interview

Survei data primer dilakukan melalui wawancara dengan berbagai pihak

di PDAM Bondowoso dan dinas terkait, untuk memperoleh data mengenai

seluruh proses produksi dan pembiayaannya. Di samping itu digunakan juga jasa

informan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan operasional PDAM.

Analisis Data

Analisis dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan . Data yang

disurvey samapi dinalisis meliputi data yang berkaitan dengan penelitian ini

mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008,

Penentuan Tarip Air Minum

Penentuan tarif air minum ini merupakan fungsi dari biaya opearasi (teknis dan

non teknis) dan keuntungan. Menurut teori yang ada di dalam tinjauan pustaka yaitru :

Keuntungan (π) = Total Pendapatan (TR) – Total Biaya (TC)

π = TR – TC sehingga π = P x Q – TC, maka : P = (TC + π )/Q

Empiris rumus tersebut, maka penentuan tarip / harga air adalah:

P = (C Total + π ) / Q terjual

Biaya Total

Biaya Total (C Toyal) terdiri dari fungsi biaya teknis (CT) dan biaya non

teknis (CNT). Dalam hal ini biaya teknis merupakan biaya langsung, sedangkan

biaya non teknis merupakan biaya tak langsung. Jadi dalam hal ini dapat

digambarkan bahwa C Total = f (CT, CNT).

Biaya teknis (CT) terdiri dari Csa = biaya sumber air, Cpa = biaya

pengolahan air, Ctd = biaya transmisi dan distribusi, Cal = biaya air limbah.

Biaya teknis (CT) merupakan fungsi dari biaya investasi (K), biaya produksi dan

``

10

pemeliharaan (P). Maka Csa; Cpa; Ctd ; Cal = f (K, P). sehingga CT = Σ (Csa,

Cpa. Ctd, Cal)

Biaya non teknis terdiri dari Cua = biaya umum dan administrasi, Ck =

biaya Kemitraan , Clu = biaya di luar usaha dan Cua = biaya kerugian luar biasa.

Biaya non teknis (CNT) merupakan fungsi dari biaya investasi (K), biaya

produksi dan pemeliharaan (P). Maka CNT = f (K, P), sehingga CNT = Σ (Cua,

Ck. Clu, Cklb)

Keuntungan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) termasuk perusahaan monopoli,

maka perusahaan dapat memilih harga pasar atau jumlah outputnya, sehingga

dapat memaksimalkan keuntungan. Keuntungan (π) di dalam hal ini dibuat

sesuai keinginan pihak PDAM atau pihak yang terkait misalnya Pemerintah

Daerah.

Verifikasi

Secara garis besar, verifikasi hasil estimasi dilakukan dalam 2 (dua)

kondisi, yaitu:

- Kondisi PDAM saat merugi sebelum tahun 2004

- Kondisi PDAM setelah untung mulai tahun 2005-2008

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Struktur Tarif

Pemakaian Tarif Air Pada PDAM Bondowoso (Existing)

Di dalam penelitian ini, diketahui bahwa penetapan tarif air minum yang

diterapkan di PDAM Bondowoso adalah hasil keputusan Bupati Kabupaten

Bondowosom tarif minimumnya adalah Rp.320,- per m3

untuk pelanggan sosial

umum dan tertinggi adalah Rp. 3200,- per m3 untuk industri. Harga ini dipakai

tahun 2004 dan sebelumnya. Pada saat tahun tersebut dan sebelumnya PDAM

Bondowoso selalu merugi. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan lebih besar

dari pendapatan dari penjualan air. Hal ini dikarenakan tarifnya rendah.

Dalam pemakaian untuk tahun 2005 terlihat bahwa tarif minimumnya adalah

Rp.400,- per m3

untuk pelanggan sosial umum dan tertinggi adalah Rp. 4000,-

per m3 untuk industri. Dalam pemakaian untuk tahun 2006 terlihat bahwa tarif

minimumnya adalah Rp.560,- per m3

untuk pelanggan sosial umum dan tertinggi

adalah Rp. 5600,- per m3 untuk industri. . Dalam pemakaian untuk tahun 2007

dan 2008 terlihat bahwa tarif minimumnya juga Rp.500,- per m3

untuk pelanggan

sosial umum dan tertinggi adalah Rp. 5600,- per m3 untuk industri.

Setelah tahun 2005 pada saat perbaikan besaran tarifnya secara

signifikan, PDAM Bondowoso mengalami keuntungan walaupun belum bisa

mengembalikan investasi. Dan dalam penelitian ini diketahui bahwa penetapan

tarif air minum yang didasarkan keputusan Bupati Bondowoso tersebut lebih

pada memperhitungkan daya beli masyarakat. Dengan memperhatikan daya beli

masyarakat berarti PDAM Bondowoso harus menanggung resiko yaitu

``

11

berkurangnya pendapatan. Dan ini berdampak pada keuntungan perusahaan

bahkan telah diketahui bahwa PDAM Bondowoso sampai sekarang belum bisa

mengembalikan investasi.

Dengan tidak bisa mengembalikan investasi yang besarnya sekitar 45%

tersebut disimpulkan bahwa pemberlakuan tarif yang ada masih terlalu rendah.

Hal tersebut dapat diestimasikan kenaikan dua kali lipat untuk supaya bisa

mengembalikan investasi. Dengan melihat kecenderungan akan kenaikan tarif

yang diperlakukan dan masyarakat bisa menerimanya, maka perlunya

pemberlakuan tarif yang akurat dan tidak membebani PDAM Bondowoso.

Harga Air Rata-rata Pada PDAM Bondowoso (Existing)

Dari data pendapatan penjualan air yang memperkihatkan harga air riil

untuk penggunaan seluruh PDAM Bondowoso menunjukkan bahwa harga air

cenderung meningkat, hal ini dikarenakan memang tarifnya dinaikkan, namun

juga bisa diebabkan jenis pelanggan yang menggunakan bervariasi. Dan untuk

tahun 2008 lebih rendah daripada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah

pendapatan tahun 2007 lebih banyak dari pada tahun 2008, sementara

pemakaiannya di dua tahun tersebut hampir sama. Hal ini dikarenakan tipe

pemakai pelanggan tahun 2007 lebih condong yang tarifnya besar dibandingkan

tahun 2008 . Demikian juga yang memperhitungkan untuk wilayah BNA dan

seluruh UPK juga menunjukkan hal yang sama.

Sesuai peraturan tarif yang ada, apabila pembelian 10 m3, maka akan naik dan

akan naik ladi bila > 20 m3, naik lagi kalau > 30 m3. Dan ini akan berdampak

pada keuntungan PDAM Bondowoso secara keseluruhan apabila biaya yang

dikeluarkan lebih sedikit.

Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum

Didalam penelitian ini yaitu dalam sistem air minum : pengertian

keuntungan (π) adalah keuntungan didapatkan atas penjualan air. Pengertian

Total pendapatan (TR) adalah tatal pendapatan atas penjualan air. Total Biaya

(TC) adalah total biaya didalam proses produksi pembuatan air.

Apabila Total pendapatan (TR) adalah Total Air yang terjual (Q out) dikalikan

dengan harga air (p) atau TR = p x Q out

π = p x Q out – TC sehingga : p = (TC + π )/Q out

Apabila didalam penelitian ini Total biaya (TC) disiitilahkan dengan Biaya

Total ( C Total), maka harga air adalah:

p = (C Total + π ) / Q out.

Dimana,

C Total =C KCTotal + C PCTotal

C Total = C K t + C Knt + C Pt +C Pnt = C KCTotal + C Pt + C Pnt

Dimana telah dihasilkan beberapa sub estimasi dari beberapa komponen yang

telah dihasilkan, maka didapatkan hasil harga air estimasi adalah sebagai berikut.

p = [ C KCTotal + C Pt + C Pnt + π ) ] / Q out.

Atau :

``

12

Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Air

Tanah p = ( 353,974 Qin - 3149,814 Q out – 5410,043 Ltd + 580000000

+ C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Dengan metoge yang sama didapatkan estimasi tarif untuk sumber yang lainnya, yaitu:

Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Mata Air

p = ( 14630,684 Qin + 6566,290 Q out – 37410,100 Ltd –

1300000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Sungai

p = ( 2236,380 Qin - 1640,102 Q out + 6569,615 Ltd - 210000000

C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber

Gabungan (Secara umum) p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000

+ C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Kalibrasi Hasil Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum

Dari hasil peestimasian harga di atas telah didapatkan rumusan harga air

minum dari empat sistem air minum. Untuk menghasilkan estimasi yang akurat

maka perlu dicek kebenarannya. Pada sumber air tanah kalibrasi harga estimasi

tersebut yaitu dengan cara membandingkan antara harga air estimasi dan existing

disajikan pada Tabel 1 dan serta Gambar 2 Dari tabel dan gambar tersebut

menunjukkan bahwa adanya kesamaan hasil harga estimasi dengan harga air

existing dengan perbedaan rata-rata 0,72% masih dibawah 5%.

Tabel 1. Harga Air Existing dan Estimasi pada Sistem Air Minum PDAM

Dengan Sumber Air Tanah ( UPK Tapen)

NO. K O N D I S I

HARGA AIR (Rp)

Tahun

2004

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

1 Existing 1825,24 1621,25 1785,95 2665,52 2327,81

2 Estimasi 1878,26 1718,71 1764,35 2617,77 2202,70

Perbedaan (%) 0,03 4,96 -2,34 0,59 0,34

Perbedaan Rata-rata 0,72 %

``

13

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

2500,00

3000,00

2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8

Harga Air per liter Existing ( keuntungan 0%dan Investasi 0%)

Harga Air per liter Pada Estimasi (Keuntungan0% + Investasi 0%)

Gambar 2. Harga Air Existing dan Estimasi pada Sistem Air Minum

dengan Sumber Air Tanah

Demikian juga hasil Untuk sistem air minum yang lain yakni untuk

sumber mata air yang diestimasikan yaitu UPK Maesan. dengan perbedaan rata-

rata 0,50%. Untuk sistem air minum dengan sumber sungai yang diestimasikan

yaitu UPK Wringin dan Pakem dengan perbedaan rata-rata 0,38% dan untuk

sistem air minum secara umum dengan perbedaan rata-rata 0,01%. Dan untuk

ketiga ersebut di atas sistem air minum tmasih dibawah 5%.

Verifikasi Harga Air Estimasi Untuk Sistem Air Minum

Dalam verifikasi estimasi dalam penelitian ini hanya bisa dilakukan pada

sistem air minum dengan sumber air tanah dan sumber mata air, karena keduanya

terdapat lebih dari satu lokasi interkoneksi. Untuk sistem air minum dengan

sumber sungai hanya mempunyai satu lokasi interkoneksi, dan untuk sistem air

minum secara umum tidak dimungkinkan karena penelitian hanya dalam lingkup

wilayah PDAM Bondowoso saja.

Verifikasi harga air untuk sistem air minum dengan sumber air tanah

tersebut adalah membandingkan harga air hasil dari data UPK Tenggarang yang

terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 3 dengan harga air hasil dari data UPK Tapen.

Dari tabel dan gambar tersebut menunjukkan bahwa adanya kesamaan tren yaitu

bahwa harga air pada tahun 2004 ke tahun 2005 cenderung turun dan kemudian

naik hingga tahun 2008. Namun perbedaan yang ada perlu dipersamakan agar

estimasi tersebut benar-banar dapat dipakai pada sistim air minum yang sama di

lokasi lain. Perbedaan untuk sistem air minum dengan sumber air tanah adah

sekitar 3,36 %.masih dibawah 5%. Perbedaan harga tidak begitu besar dan

terdapat titik potong antara tahun 2005 dan 2006. Dengan hasil tersebut

disimpulkan estimasi yang didapatkan relevan untuk digunakan pada sistem air

minum yang sama dilain tempat.

``

14

Demikian juga untuk verifikasi estimasi tersebut dipakai data dari sistem

air minum dengan sumber mata air dibandingkan dengan UPK Tlogosari yang

verifikasi harga air untuk sistem air minum dengan sumber mata air tersebut

adalah membandingkan harga air hasil dari data UPK Tlogosari yang

menunjukkan bahwa adanya kesamaan tren yaitu bahwa harga air pada tahun

2004 ke tahun 2005 cenderung turun dan kemudian naik hingga tahun 2008,

dengan perbedaan untuk sistem air minum dengan sumber air tanah adah sekitar

4,24 % masih dibawah 5% Perbedaan harga tidak begitu besar dan terdapat titik

potong antara tahun 2005 dan 2006. Dengan hasil tersebut disimpulkan estimasi

yang telah terbangun relevan untuk digunakan pada sistem air minum yang sama

dilain tempat.

Tabel 2 Harga Air Estimasi Pada Sistem Air Minum PDAM Dengan

Sumber Air Tanah Antara UPK Tapen dan UPK Tenggarang

NO. UPK / BNA

HARGA AIR (Rp)

Tahun

2004

Tahun

2005

Tahun

2006

Tahun

2007

Tahun

2008

1. Tapen 1878,26 1718,71 1764,35 2617,77 2202,70

2. Tenggarang 1823,81 1771,78 1783,84 2177,55 2341,45

Perbedaan (%) -0,11 3,96 2,23 -23,14 0,25

Perbedaan Rata-rata 3,36%

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

2500,00

3000,00

2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8

Harga Air per liter Estimasi UPK Tapen(Keuntungan 0% + Investasi 0%)

Harga Air per liter Estimasi UPKTenggarang(Keuntungan 0% + Investasi 0%)

Gambar 3 Harga Air Estimasi pada Sistem Air Minum dengan Sumbrt

Air Tanah anatara UPK Tapen dan Tenggarang

``

15

Penggunaan Estimasi Harga Air pada Sistem Air Minum PDAM

Bondowoso

Dengan memperhatikan hasil kalibrasi dan verifikasi dari estimasi harga

air pada sistem air minum PDAM Bondowoso, maka model bisa digunakan untuk

menetapkan tarif yang diinginkan. Dengan cara membandingkan antara Harga

estimasi pada kondisi harga pengembalian investasi (K) dan keuntungan (π)

tertentu dengan harga air rata-rata PDAM Bondowoso existing akan diketahui

kepantasan dalam penetapan tarif. Dengan memperhitungkan seberapa besar

prosentasi pengembalian investasi (K) atau keuntungan (π) tertentu dan pada saat

harga air estimasi dan harga air rata-rata PDAM existing besarnya sama. Setelah

diperhitungkan, didapatkan harga estimasi, nilai pengembalian investasi dan

keuntungan menunjukkan bahwa besarnya bervariasi dari tahun 2004 sampai

dengan tahun 2008. dan pada tahun 2004 hasilnya negatif. Besaran negatif

tersebut menandakan bahwa antara pendapatan penjualan air lebih kecil dari

pada biaya total yang dikeluarkan atau PDAM merugi.

Dalam hal tersebut menunjukkan pada harga estimasi disaat

pengembalian investasi (K) dan keuntungan (π) sama dengan 0% nilainya jauh

lebih rendah dari pada harga existing. Pada harga estimasi disaat pengembalian

investasi (K) 0% dan keuntungan (π) sama dengan 10% nilainya lebih rendah

dari pada harga existing dan cenderung naik dan pada saat tahun 2008 melebihi

dari harga existing. Dan dari kecenderungan hal tersebut maka penetapan langkah

ini lebih mendekati kecocokan. Sehingga rumusan harganya adalah sebagai

berikut ini.

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000

+ C Pnt ) x 110% / Q out

Apabila dimasukkan nilai pengembalian investasi secara total atau 100% dan

keuntungan 0% maka harga estimasi jauh dari harga existing yang ada apalagi

bila ditambah keuntungan yang ada. Pada harga estimasi dan harga existing sama

dan keuntungan (π) adalah 0% maka nilai pengembalian investasi (K) cenderung

naik sampai tahun 2006 hingga sekitar 40% dan turun kembali pada tahun 2008

hingga 12,5%. Sehingga penetapan rumusan tarif dapat direkomendasikan

dengan komposisi yang seperti hasil tersebut yaitu keuntungan (π) adalah 0%

maka nilai pengembalian investasi (K) adalah sekitar 15% dan ini juga lebih

mendekati kecocokan dengan tren harga existing. Sehingga rumusan harganya

adalah sebagai berikut ini.

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000

+ C Pnt + !5% C KCTotal ) / Q out

Kalau dimasukkan nilai pengembalian investasi 10% dan keuntungan 5%

juga mendekati kecocokan dengan tren harga existing. Sehingga rumusan

harganya adalah sebagai berikut ini.

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000

+ C Pnt + !0% C KCTotal ) x 105% / Q out

Dengan memperhatikan hasil pembahasan diatas, maka sebagai lanjutan maka

hasil estimasi tarif yang telah terbangun dapat digunakan untuk memprediksi tarif

yang akan datang pada lokasi sama.

``

16

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

1. Pemberlakuan tarif air minum pada PDAM Bondowoso :

Hanya didasarkan pada surat keputusan Bupati.

Tarif hasil keputusan bupati tersebut relatif rendah, yang berakibat

pendapatan PDAM Bondowoso rendah .

PDAM Bondowoso tidak pernah menggunakan estimasi tarif air minum

untuk penetapan tarif yang akan diberlakukan

2. Estimasil tarif air minum pada PDAM Bondowoso yang dihasilkan :

Untuk sistem air minum dengan sumber air tanah

p = ( 353,974 Qin - 3149,814 Q out – 5410,043 Ltd

+ 580000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Untuk sistem air minum dengan sumber mata air

p = ( 14630,684 Qin + 6566,290 Q out – 37410,100 Ltd

-1300000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out Untuk sistem air minum dengan sumber sungai

p = ( 2236,380 Qin - 1640,102 Q out + 6569,615 Ltd

- 210000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out

Untuk sistem air minum secara umum (sumber gabungan)

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd

+ 53000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out 3. Secara umum perbandingan hasil harga air existing dan harga air estimasi

pada tahun 2008 adalah berikut ini

Harga Existing dari hasil penjualan adalah Rp 2.030,10

Harga estimasi tanpa pengembalian investasi dan Keuntungan adalah

Rp 1.853,49

Harga estimasi dengan keuntungan 10% tanpa Pengembalian Investasi

Rp 2.038,84

Harga estimasi dengan pengembalian investasi total tanpa keuntungan

adalah Rp 3.295,55

Harga estimasi dengan pengembalian investasi total dan Keuntungan 10%

adalah Rp 3.625,10

4. Secara umum direkomendasikan untuk penetapan tarif PDAM

Bondowoso menggunakan rumusan adalah berikut ini

Apabila tanpa pengembalian investasi dengan keuntungan 10% yaitu :

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd

+ 53000000 + C Pnt ) x 110% / Q out Apabila tanpa keuntungan dengan pengembalian investasi 15% yaitu :

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd

+ 53000000 + C Pnt + 15% C KCTotal ) / Q out

Apabila dengan keuntungan 5% dan pengembalian Investasi 10% yaitu:

p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd

+53000000 +C Pnt + 10% C KCTotal ) x 105% / Q out

``

17

Saran

Saran yang dapat diambil berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk PDAM Bondowoso, agar bertindak secara transparan, sehingga

didapatkan perhitungan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Sebagai tindak lanjut dari penentuan tarif yang diterapkan harus dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan

kelemahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S. 1999. Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta

Anonim. 2000. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor: 8 Tahun

2000 Tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum

Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1: Ekonomi Mikro,

BPFE, Yogyakarta.

Bond, P. 2001. Valuing Water beyond ―Just Price It‖: Cost and Benefits of Water

for Basic Human and Environmental Needs, paper presented to the Council of

Canadian Conference Water for People and Nature.

Hanemann, W.M. 1998. Price and Rate Structures (Chapter 5) in Baumann,

Duane D, John J. Beland and W. Michael Hanemann.

Hirshleifer, J. and A.Glazer. 1992. Price Theory and Applications, Fifth Ed.

Prentice Hall International, Inc.

Klein, M. and T. Irwin. 1996. Regulating Water Companies, Public Policy for the

Private Sector Note No.77, The World Bank.

Mehrotral, R. and N. Kumar. 1996. Pricing of Water – mechanisms and policy,

22nd

WEDC Conference, New Delhi, India.

Nicholson, W. 1995. Teori Mikroekonomi. Binarupa Aksara, Jakarta.

Savenije, H.H.G., dan P. van der Zaag. 2001. ―Demand Management‖ and

―Water as an Economic Good‖ Paradigms with Pitfalls, Value of Water Research

Report Series No.8, IHE Delft, The Netherlands.

Spulber, N. and A. Sabbaghi. 1998. Economics of Water Resources : From

Regulation to Privatization, 2nd

edition, Kluwer Academic Publisher, Boston,

London, Dordrecht.

Syaukat, Y. 2000. Economics of Integrated Surface and Ground Water Use

Management in Jakarta Region, Indonesia, The University of Guelph.