kajian tarif air minum pada perusahaan daerah air...
TRANSCRIPT
``
1
KAJIAN TARIF AIR MINUM
PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
(STUDI KASUS DI P D A M KABUPATEN BONDOWOSO)
(STUDI ON WATER RATES IN DRINKING WATER DISTRICT,
CASE STUDIES IN PDAM BONDOWOSO)
Noor Salim
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember
Alamat : Kampus Jl. Karimata No. 49 Jember 68121
Telepon : (0331) 336728 / HP.085231562577
Abstract
The company taps as drinking water supply area in general is often a
reason to raise rates to improve drinking water quality and improve services.
PDAM himself thought that the price was not in accordance with the cost, which
is proved that the PDAM Bondowoso up to 2004 at a loss. Cause disadvantages
of company because in the implementation of water tariff on the taps Bondowoso
based solely on Bupati decrees and decisions regent outcome rates are relatively
low, resulting in low-income based of drinking water in total cost Bondowoso
tap. Result and pe-re-determination of tariff estimasian done by calibration and
verification of estimates of water tariff with the existing situation in the PDAM
Bondowoso. In general, comparison of the results of existing water prices and
water prices in 2008 are estimated at the existing price of the sale is $ 2030.10;
price estimate without a return on investment and profit is $1853.49l price
estimates with 10% profit with no return on investmen of $2038.84; price
estimate with a total investment return of 10% and profit is $3625.10. from the
results of this study recommended several formulas for determining the water
rates of the estimation was done as follows: if no return on invertment with a
profit of 10%, ie p = (-Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53
million + C Pnt) x 110% / Q out: when non profits with a return on investment of
15% ie p = (- Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + Ltd + 53 millions + C
+ 15% CPnt KCTotal)/ Q out : when a gain of 5% and a return on investment of
10% ie p = (-Qin 2436.375 – 27480.778 820.447 Q out + {nt Ltd + 53000000 +
C + 10% C KCTotal) x 105% / Q out. If fixing taps are made the same or nearly
the sameas the estimate of the recommended water rate then the rest can be used
to gain a return on investment as well as increased facility and employee benefits.
Key words: Total Cost, Estimated Rates
``
2
PENDAHULUAN
PDAM Bondowoso merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di
Pemerintah Kabupaten Bondowoso. PDAM Bondowoso terbentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Bondowoso No. 2 Tahun 1993, dimana
pembentukannya merupakan pengalihan status dari Badan Pengelola Air Minum
(BPAM) yang terbentuk dengan surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.
21/KPTS/1988 tanggal 11 Januari 1988. Secara komersial PDAM beroperasi
tanggal 1 April 1989. Pengalihan status BPAM menjadi PDAM dilaksanakan
berdasarkan Berita Acara No. 6090/2769/023/1992 dan 690/3567/438.23/1992,
tanggal 28 Desember 1992.
Sumber pendapatan PDAM Bondowoso satu-satunya adalah berasal dari
penjualan air kepada pelanggan. Pendapatan itu terdiri dari dua macam: (1)
Pendapatan Usaha, yang berupa penjualan air berdasarkan pembacaan meter dan
penjualan non air yang berupa biaya pemasangan sambungan baru; (2)
Pendapatan Diluar Usaha, yang berupa jasa giro, denda, dan lain-lain. Pendapatan
usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan. Bila distribusi air kepada
pelanggan berjalan normal, tinggi rendahnya penjualan air sangat dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu: besarnya tarif yang diberlakukan kepada masyarakat
pelanggan dan besarnya pemakaian air oleh pelanggan (Anonim, 2004).
PDAM sebagai Perusahaan Daerah penyedia air minum pada umumnya
sering menaikkan tarif dengan alasan untuk meningkatkan kualitas air minum dan
memperbaiki pelayanan. PDAM sendiri berpendapat bahwa harga itu tak sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan, yang mana ini terbukti bahwa PDAM
Bondowowso sampai dengan tahun 2004 selalu merugi. Hal ini hampir sama
kondisinya dengan PDAM di daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. Hal ini
dapat disebabkan oleh besarnya biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada
pemasukan. Atau dapat diartikan bahwa tarif yang ada belum sesuai dengan
pengeluaran atau tarif air minum yang ada masih rendah.
Pembahasan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan tarif air minum yaitu : mengenai tarif yang digunakan di PDAM
Bondowoso dan estimasi penentuan tarif untuk PDAM Bondowoso dengan
mempertimbangkan faktor teknis dan non teknis. Berdasarkan hal tersebut makas
perlunya diadakan studi secara umum bertujuan untuk estimasi penentuan tarif
air minum dengan fokus analisis diarahkan dari sisi penawaran (employer).
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan tarif yang
ada di PDAM Bondowoso dan membuat estimasi penentuan tarif dengan
mempertimbangkan faktor teknis dan non teknis.
``
3
TINJAUAN PUSTAKA
Laba Maksimum
Menurut Budiono (2002), produsen dianggap akan selalu memilih tingkat
output (Q) dimana ia bisa memperoleh laba total yang maksimum. Bila ia telah
mencapai posisi ini dikatakan ia telah berada pada posisi equilibrium. Disebut
posisi equilibrium karena pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk
mengubah output (dan harga output)-nya. Sebab bila ia mengurangi (atau
menambah) volume output (penjualan)-nya maka laba totalnya justru menurun.
Menurut Nicholson (1995), hubungan antara maksimisasi laba dan
marginalisme dapat paling jelas diperlihatkan jika kita meneliti tingkat keluaran
yang dipilih untuk diproduksi perusahaan ketika berusaha untuk memperoleh laba
maksimum. Dalam kegiatannya, perusahaan menjual tingkat keluaran tertentu Q
dengan harga per unit P, sehingga penghasilan total (TR) diketahui:
TR = P.Q
Selisih antara pendapatan dan biaya disebut laba ekonomi (). Karena
pendapatan dan biaya bergantung pada jumlah yang diproduksi, laba ekonomi
juga bergantung pada jumlah tersebut.
= P.Q – TC = TR – TC
Kondisi yang diperlukan untuk memilih nilai Q yang memaksimumkan
laba ditemukan dengan menetapkan derivatif persamaan di atas:
0' dQ
dTC
dQ
dTR
dQ
d
sehingga kondisi order pertama untuk maksimum adalah bahwa:
dQ
dTC
dQ
dTR
Menurut Adiningsih (1999), suatu perusahaan yang menghadapi pasar
monopoli jika ingin mendapatkan laba yang maksimum maka akan memproduksi
output pada tingkat dimana penerimaan marginal (marginal revenue = MR) sama
dengan biaya marginal (marginal cost = MC).
MCdQ
dTC
dQ
dTRMR
Penawaran
Menurut Marshall dalam Nicholson (1995), bahwa permintaan dan
penawaran secara bersamaan beroperasi untuk menetapkan harga. Marshall
berteori bahwa permintaan dan penawaran berinteraksi untuk menetapkan harga
``
4
ekuilibrium dan jumlah yang diperdagangkan dalam pasar. Disimpulkan bahwa
tidak mungkin dikatakan bahwa baik permintaan maupun penawaran itu sendiri
yang menetapkan harga, atau biaya, atau kegunaan bagi pembeli itu sendiri yang
menetapkan nilai pertukaran.
Menurut Nicholson (1995), fungsi penawaran untuk sebuah perusahaan
yang memaksimumkan laba yang mengambil baik harga keluaran (P) dan harga
masukan (v, w) sebagai nilai yang tetap ditulis sebagai:
jumlah yang ditawarkan = Q*(P, v, w)
untuk menunjukkan ketergantungan pilihan keluaran baik terhadap harga produk
maupun pada pertimbangan biaya masukan.
Harga dan Tarif
Menurut Nitisemito (1981) harga dapat didefinisikan secara sederhana
yaitu nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana
berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang
atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
Tarif adalah keputusan harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Untuk menetapkan tarif tersebut harus mengetahui sejumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan. Sebagian orang beranggapan bahwa pengertian tarif sama dengan
harga. Dapat dijelaskan bahwa sebenarnya tarif merupakan suatu ketetapan
sedangkan harga merupakan nilai dari suatu produk (barang atau jasa).
Konsumen dapat melakukan penawaran terhadap harga tetapi tidak dapat
melakukan penawaran terhadap tarif.
Antara harga dan biaya saling terkait dan mempengaruhi, kedua
komponen tersebut merupakan dasar dalam menentukan tarif. Apabila harga dan
biaya berubah maka akan berpengaruh terhadap tarif yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Harga Air
Menurut Spulber dan Sabbaghi (1998), dianggap sistem suplai air
digolongkan sebagai multy-product technology, yang mendapatkan air dari
berbagai sumber, i=1,2,…n dan setelah melewati berbagai treatment, akan
menjadi suatu multy-product commodity. Maka, harga air dari kualitas j,
j=1,2,…m dituliskan dengan Pwj, j=1,2,…,m, perusahaan akan mensuplai air
dengan tingkat kualitas bervariasi wj dengan quality parameter characteristics
q j єRM
. Ketika menentukan kebijakan harga, ongkos pengumpulan air limbah
dan treatment harus diperhitungkan dalam ongkos suplai air.
Misalkan perusahaan memproduksi air kualitas j, j=1,2,…m, dari
berbagai input, dan jika yjk adalah kuantitas dari k input, k=1,2,….K, yang
``
5
digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi air kualitas j, maka vektor input
adalah berupa kolom vektor :
yj = (yj1, yj2,……..,yjk)T catatan: T singkatan dari transpose.
Input dituliskan sebagai :
I = {yj1, yj2,….,yjK}T { yjK ≥ 0 ׀
k =1,2,…,K j=1,2,…,m.
wj = fj(yj1, yj2,……..,yjK, qj)
∂
—— fj (Yj,qj) ≥ 0 for j=1,2,…,m and k=1,2,…,K
∂yjK
turunan kedua dari fungsi produksi, i.e. a Hessian matrix, adalah :
∂2
H = H(Yj) = —— f(Yj, qj) < 0
∂Y2
j
asumsi berikut menjelaskan hukum diminishing returns, mengasumsikan
marginal product dari input menurun. Diasumsikan harga input, diwakili oleh Py1,
Py2,…..,Pyk, dan harga air kualitas j adalah Pwj, fungsi kebalikan (inverse
function) dapat ditulis sebagai:
Pwj = P*wj (w1, w2,…wm, q1, q2,….qm) j=1,2…,m
total revenue (TR) ditulis sebagai :
m
TR = ∑ wj . Pwj
j=1
Total biaya suplai adalah sama dengan total pembayaran untuk semua input:
K
∑ Yk . Pyk
k=1
semua fungsi harga input, harga air berdasarkan tingkat kualitas air yang
bervariasi, dan parameter kualitas dapat ditulis sebagai :
Wj* = Wj
* (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)
Y*jk = Y
*jk (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)
δ*
j = δ*
jk (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)
j=1,2,…,m k=1,2,…,K
dengan mensubstitusi nilai optimum input ke dalam fungsi biaya, total biaya
minimum dapat ditulis sebagai:
``
6
TC* = TC
* (Py1, Py2,….,Pyk, Pw1, Pw2,….Pwm, q1, q2,…..qm)
Pada output nol, biaya tetap (fixed cost) sama dengan : FC = Py1 .Y
variable cost sama dengan VCi = VCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)
variable biner zi mewakili penggunaan sumberdaya i, i=1,2,…n.
Maka:
FCi = zi .FCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)
total biaya suplai untuk tiap sumberdaya adalah :
TCi = TCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)
Pada berbagai level suplai air kualitas j ( wj0
), marginal cost suplai ditulis
sebagai Pwj0, dan total cost dari suplai ditulis sebagai :
wj ∂TC _ _ _ _ _ _
TC = ∫ —— (w1, w2, wj, wm, q1, q2,…, qm) dwj
0 ∂wj
Pendekatan program pada suplai air
Anggap perusahaan penyedia air sebagai produsen yang kompetitif yang
mengumpulkan air dari berbagai sumberdaya, anggap n sumberdaya air sebagai
input, masing-masing dengan capasitas bi, i=1,2,…n dan tingkatan kualitas air
m, dinotasikan sebagai wj, j=1,2,…m, sebagai output. Maka, total fungsi biaya
dinyatakan sebagai:
0 if wij = 0 for i=1,2,..n j =1,2,…m
TCi = FCi + VCi (wi1, wi2,…wim, q1, q2,….qm)
Profit dari sumberdaya air i, i=1,2,..n dapat dinyatakan sebagai:
m m
∑ Pwj . wij – zi (FCi + ∑ VCij . wij)
j=1 j=1
n m n m
Max. profit = ∑ ∑ Pwj . wij - ∑ zi (FCi + ∑ VCij . wij)
i=1 j=1 i=1 j=1
m
dengan ketentuan: ∑ aij . wij ≤ bi zi
j=1
m
∑ . wij ≥ wj0
j=1
wij ≥ 0 for i=1,2,..n j=1,2,..m
``
7
zi = 0 or 1 i=1,2,..n
Harga dalam Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan di mana di dalam pasar hanya ada satu
penjual sehinga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Ini adalah kasus
monopoli murni. Dalam kenyataan sulit mendapatkan contohnya, dimana sama
sekali tidak ada unsur persaingan dari perusahaan lain. Karena seandainya pun
hanya ada satu penjual di pasar, sehingga tidak ada persaingan langsung dari
perusahaan lain, kemungkinan masih ada persaingan tidak langsung, misalnya
dari produk perusahaan lain yang bisa merupakan substitusi untuk barang yang
dihasilkan perusahaan monopoli. Karena adanya persaingan potensial ini perilaku
produsen monopoli tidak sebebas seperti apa yang digambarkan dalam kasus
monopoli murni. Demikian pula kemungkinan campur tangan pemerintah bisa
merupakan faktor pembatas bagi kekuasaan monopoli suatu perusahaan.
Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab antara lain:
a. penguasaan bahan mentah strategis
kalau X adalah input utama untuk produk Y maka penguasaan sumber-sumber X
akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y dengan jalan
menolak penjualan X kepada perusahaan lain.
b. hak paten
merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu
atau cara produksi tertentu.
c. terbatasnya pasar
dibanding dengan skala minimum perusahaan, merupakan sumber lain. Karena
pasaran untuk suatu barang adalah terbatas, mungkin hanya bisa memberikan
ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Akibatnya kalau ada perusahaan baru
yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam
menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.
d. pemberian hak monopoli oleh pemerintah
merupakan sebab lain timbulnya perusahaan monopoli.
``
8
METODOLOGI PENELITIAN
Skema operasional penelitian yang dilakukan untuk mengkaji manajemen
parkir kendaraan roda dua disajikan dalam bagan berikut ini.
Gambar 1 Kerangka Operasional Penelitian
Lokasi Penelitian
Data data primer maupun sekunder diambil di PDAM Bondowoso dan
dinas terkait.
Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian selalu terjadi proses pengumpulan data. Dan
dalamproses pengumpulan data tersebut akan menggunakan satu atau beberapa
metode.Jenis metode yang dipilih dan digunakan dalam pengumpulan data
tentunya harus sesuai dengan sifat dan karakteristik penelitian yang dilakukan.
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Studi Pustaka
Pengumpulan Data Primer
Dan Sekunder
Start
Biaya Total
Keuntungan
Tarif
``
9
Survei Pendahuluan
Survei pendahuluan adalah survei dengan skala kecil yang dilakukan
sebelum survei utama dilakukan.
Pelaksanaan Survei
Dalam pengumpulan data pada penelitian ini akan digunakan beberapa
teknik survey sebagai berikut :
1) Survey data sekunder
Survey data sekunder ini pada dasarnya merupakan bagian dari studi literatur,
data yang dikumpulkan yaitu tarif resmi yang berlaku, jumlah pelanggan, kebijakan
perusahaan, dan data lain yang dianggap perlu. Sumber data sekunder ini adalah
publikasi-publikasi statistik yang dikeluarkan oleh pemerintah, lembaga penelitian atau
laporan-laporan studi yang terkait.
2) Survey Observasi
Survey observasi merupakan survey yang dilakukan dengan mengamati
secara langsung fenomena atau karakteristik dari parameter yang ditinjau.
Biasanya survey observasi ini dilakukan dengan cara tertentu yang dapat
mengukur besaran parameter yang dicari.
3) Survey data interview
Survei data primer dilakukan melalui wawancara dengan berbagai pihak
di PDAM Bondowoso dan dinas terkait, untuk memperoleh data mengenai
seluruh proses produksi dan pembiayaannya. Di samping itu digunakan juga jasa
informan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan operasional PDAM.
Analisis Data
Analisis dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan . Data yang
disurvey samapi dinalisis meliputi data yang berkaitan dengan penelitian ini
mulai tahun 2004 sampai dengan tahun 2008,
Penentuan Tarip Air Minum
Penentuan tarif air minum ini merupakan fungsi dari biaya opearasi (teknis dan
non teknis) dan keuntungan. Menurut teori yang ada di dalam tinjauan pustaka yaitru :
Keuntungan (π) = Total Pendapatan (TR) – Total Biaya (TC)
π = TR – TC sehingga π = P x Q – TC, maka : P = (TC + π )/Q
Empiris rumus tersebut, maka penentuan tarip / harga air adalah:
P = (C Total + π ) / Q terjual
Biaya Total
Biaya Total (C Toyal) terdiri dari fungsi biaya teknis (CT) dan biaya non
teknis (CNT). Dalam hal ini biaya teknis merupakan biaya langsung, sedangkan
biaya non teknis merupakan biaya tak langsung. Jadi dalam hal ini dapat
digambarkan bahwa C Total = f (CT, CNT).
Biaya teknis (CT) terdiri dari Csa = biaya sumber air, Cpa = biaya
pengolahan air, Ctd = biaya transmisi dan distribusi, Cal = biaya air limbah.
Biaya teknis (CT) merupakan fungsi dari biaya investasi (K), biaya produksi dan
``
10
pemeliharaan (P). Maka Csa; Cpa; Ctd ; Cal = f (K, P). sehingga CT = Σ (Csa,
Cpa. Ctd, Cal)
Biaya non teknis terdiri dari Cua = biaya umum dan administrasi, Ck =
biaya Kemitraan , Clu = biaya di luar usaha dan Cua = biaya kerugian luar biasa.
Biaya non teknis (CNT) merupakan fungsi dari biaya investasi (K), biaya
produksi dan pemeliharaan (P). Maka CNT = f (K, P), sehingga CNT = Σ (Cua,
Ck. Clu, Cklb)
Keuntungan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) termasuk perusahaan monopoli,
maka perusahaan dapat memilih harga pasar atau jumlah outputnya, sehingga
dapat memaksimalkan keuntungan. Keuntungan (π) di dalam hal ini dibuat
sesuai keinginan pihak PDAM atau pihak yang terkait misalnya Pemerintah
Daerah.
Verifikasi
Secara garis besar, verifikasi hasil estimasi dilakukan dalam 2 (dua)
kondisi, yaitu:
- Kondisi PDAM saat merugi sebelum tahun 2004
- Kondisi PDAM setelah untung mulai tahun 2005-2008
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Struktur Tarif
Pemakaian Tarif Air Pada PDAM Bondowoso (Existing)
Di dalam penelitian ini, diketahui bahwa penetapan tarif air minum yang
diterapkan di PDAM Bondowoso adalah hasil keputusan Bupati Kabupaten
Bondowosom tarif minimumnya adalah Rp.320,- per m3
untuk pelanggan sosial
umum dan tertinggi adalah Rp. 3200,- per m3 untuk industri. Harga ini dipakai
tahun 2004 dan sebelumnya. Pada saat tahun tersebut dan sebelumnya PDAM
Bondowoso selalu merugi. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan lebih besar
dari pendapatan dari penjualan air. Hal ini dikarenakan tarifnya rendah.
Dalam pemakaian untuk tahun 2005 terlihat bahwa tarif minimumnya adalah
Rp.400,- per m3
untuk pelanggan sosial umum dan tertinggi adalah Rp. 4000,-
per m3 untuk industri. Dalam pemakaian untuk tahun 2006 terlihat bahwa tarif
minimumnya adalah Rp.560,- per m3
untuk pelanggan sosial umum dan tertinggi
adalah Rp. 5600,- per m3 untuk industri. . Dalam pemakaian untuk tahun 2007
dan 2008 terlihat bahwa tarif minimumnya juga Rp.500,- per m3
untuk pelanggan
sosial umum dan tertinggi adalah Rp. 5600,- per m3 untuk industri.
Setelah tahun 2005 pada saat perbaikan besaran tarifnya secara
signifikan, PDAM Bondowoso mengalami keuntungan walaupun belum bisa
mengembalikan investasi. Dan dalam penelitian ini diketahui bahwa penetapan
tarif air minum yang didasarkan keputusan Bupati Bondowoso tersebut lebih
pada memperhitungkan daya beli masyarakat. Dengan memperhatikan daya beli
masyarakat berarti PDAM Bondowoso harus menanggung resiko yaitu
``
11
berkurangnya pendapatan. Dan ini berdampak pada keuntungan perusahaan
bahkan telah diketahui bahwa PDAM Bondowoso sampai sekarang belum bisa
mengembalikan investasi.
Dengan tidak bisa mengembalikan investasi yang besarnya sekitar 45%
tersebut disimpulkan bahwa pemberlakuan tarif yang ada masih terlalu rendah.
Hal tersebut dapat diestimasikan kenaikan dua kali lipat untuk supaya bisa
mengembalikan investasi. Dengan melihat kecenderungan akan kenaikan tarif
yang diperlakukan dan masyarakat bisa menerimanya, maka perlunya
pemberlakuan tarif yang akurat dan tidak membebani PDAM Bondowoso.
Harga Air Rata-rata Pada PDAM Bondowoso (Existing)
Dari data pendapatan penjualan air yang memperkihatkan harga air riil
untuk penggunaan seluruh PDAM Bondowoso menunjukkan bahwa harga air
cenderung meningkat, hal ini dikarenakan memang tarifnya dinaikkan, namun
juga bisa diebabkan jenis pelanggan yang menggunakan bervariasi. Dan untuk
tahun 2008 lebih rendah daripada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah
pendapatan tahun 2007 lebih banyak dari pada tahun 2008, sementara
pemakaiannya di dua tahun tersebut hampir sama. Hal ini dikarenakan tipe
pemakai pelanggan tahun 2007 lebih condong yang tarifnya besar dibandingkan
tahun 2008 . Demikian juga yang memperhitungkan untuk wilayah BNA dan
seluruh UPK juga menunjukkan hal yang sama.
Sesuai peraturan tarif yang ada, apabila pembelian 10 m3, maka akan naik dan
akan naik ladi bila > 20 m3, naik lagi kalau > 30 m3. Dan ini akan berdampak
pada keuntungan PDAM Bondowoso secara keseluruhan apabila biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit.
Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum
Didalam penelitian ini yaitu dalam sistem air minum : pengertian
keuntungan (π) adalah keuntungan didapatkan atas penjualan air. Pengertian
Total pendapatan (TR) adalah tatal pendapatan atas penjualan air. Total Biaya
(TC) adalah total biaya didalam proses produksi pembuatan air.
Apabila Total pendapatan (TR) adalah Total Air yang terjual (Q out) dikalikan
dengan harga air (p) atau TR = p x Q out
π = p x Q out – TC sehingga : p = (TC + π )/Q out
Apabila didalam penelitian ini Total biaya (TC) disiitilahkan dengan Biaya
Total ( C Total), maka harga air adalah:
p = (C Total + π ) / Q out.
Dimana,
C Total =C KCTotal + C PCTotal
C Total = C K t + C Knt + C Pt +C Pnt = C KCTotal + C Pt + C Pnt
Dimana telah dihasilkan beberapa sub estimasi dari beberapa komponen yang
telah dihasilkan, maka didapatkan hasil harga air estimasi adalah sebagai berikut.
p = [ C KCTotal + C Pt + C Pnt + π ) ] / Q out.
Atau :
``
12
Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Air
Tanah p = ( 353,974 Qin - 3149,814 Q out – 5410,043 Ltd + 580000000
+ C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Dengan metoge yang sama didapatkan estimasi tarif untuk sumber yang lainnya, yaitu:
Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Mata Air
p = ( 14630,684 Qin + 6566,290 Q out – 37410,100 Ltd –
1300000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber Sungai
p = ( 2236,380 Qin - 1640,102 Q out + 6569,615 Ltd - 210000000
C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Untuk Hasil Akhir Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum Dengan Sumber
Gabungan (Secara umum) p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000
+ C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Kalibrasi Hasil Estimasi Tarif pada Sistem Air Minum
Dari hasil peestimasian harga di atas telah didapatkan rumusan harga air
minum dari empat sistem air minum. Untuk menghasilkan estimasi yang akurat
maka perlu dicek kebenarannya. Pada sumber air tanah kalibrasi harga estimasi
tersebut yaitu dengan cara membandingkan antara harga air estimasi dan existing
disajikan pada Tabel 1 dan serta Gambar 2 Dari tabel dan gambar tersebut
menunjukkan bahwa adanya kesamaan hasil harga estimasi dengan harga air
existing dengan perbedaan rata-rata 0,72% masih dibawah 5%.
Tabel 1. Harga Air Existing dan Estimasi pada Sistem Air Minum PDAM
Dengan Sumber Air Tanah ( UPK Tapen)
NO. K O N D I S I
HARGA AIR (Rp)
Tahun
2004
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
1 Existing 1825,24 1621,25 1785,95 2665,52 2327,81
2 Estimasi 1878,26 1718,71 1764,35 2617,77 2202,70
Perbedaan (%) 0,03 4,96 -2,34 0,59 0,34
Perbedaan Rata-rata 0,72 %
``
13
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
3000,00
2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8
Harga Air per liter Existing ( keuntungan 0%dan Investasi 0%)
Harga Air per liter Pada Estimasi (Keuntungan0% + Investasi 0%)
Gambar 2. Harga Air Existing dan Estimasi pada Sistem Air Minum
dengan Sumber Air Tanah
Demikian juga hasil Untuk sistem air minum yang lain yakni untuk
sumber mata air yang diestimasikan yaitu UPK Maesan. dengan perbedaan rata-
rata 0,50%. Untuk sistem air minum dengan sumber sungai yang diestimasikan
yaitu UPK Wringin dan Pakem dengan perbedaan rata-rata 0,38% dan untuk
sistem air minum secara umum dengan perbedaan rata-rata 0,01%. Dan untuk
ketiga ersebut di atas sistem air minum tmasih dibawah 5%.
Verifikasi Harga Air Estimasi Untuk Sistem Air Minum
Dalam verifikasi estimasi dalam penelitian ini hanya bisa dilakukan pada
sistem air minum dengan sumber air tanah dan sumber mata air, karena keduanya
terdapat lebih dari satu lokasi interkoneksi. Untuk sistem air minum dengan
sumber sungai hanya mempunyai satu lokasi interkoneksi, dan untuk sistem air
minum secara umum tidak dimungkinkan karena penelitian hanya dalam lingkup
wilayah PDAM Bondowoso saja.
Verifikasi harga air untuk sistem air minum dengan sumber air tanah
tersebut adalah membandingkan harga air hasil dari data UPK Tenggarang yang
terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 3 dengan harga air hasil dari data UPK Tapen.
Dari tabel dan gambar tersebut menunjukkan bahwa adanya kesamaan tren yaitu
bahwa harga air pada tahun 2004 ke tahun 2005 cenderung turun dan kemudian
naik hingga tahun 2008. Namun perbedaan yang ada perlu dipersamakan agar
estimasi tersebut benar-banar dapat dipakai pada sistim air minum yang sama di
lokasi lain. Perbedaan untuk sistem air minum dengan sumber air tanah adah
sekitar 3,36 %.masih dibawah 5%. Perbedaan harga tidak begitu besar dan
terdapat titik potong antara tahun 2005 dan 2006. Dengan hasil tersebut
disimpulkan estimasi yang didapatkan relevan untuk digunakan pada sistem air
minum yang sama dilain tempat.
``
14
Demikian juga untuk verifikasi estimasi tersebut dipakai data dari sistem
air minum dengan sumber mata air dibandingkan dengan UPK Tlogosari yang
verifikasi harga air untuk sistem air minum dengan sumber mata air tersebut
adalah membandingkan harga air hasil dari data UPK Tlogosari yang
menunjukkan bahwa adanya kesamaan tren yaitu bahwa harga air pada tahun
2004 ke tahun 2005 cenderung turun dan kemudian naik hingga tahun 2008,
dengan perbedaan untuk sistem air minum dengan sumber air tanah adah sekitar
4,24 % masih dibawah 5% Perbedaan harga tidak begitu besar dan terdapat titik
potong antara tahun 2005 dan 2006. Dengan hasil tersebut disimpulkan estimasi
yang telah terbangun relevan untuk digunakan pada sistem air minum yang sama
dilain tempat.
Tabel 2 Harga Air Estimasi Pada Sistem Air Minum PDAM Dengan
Sumber Air Tanah Antara UPK Tapen dan UPK Tenggarang
NO. UPK / BNA
HARGA AIR (Rp)
Tahun
2004
Tahun
2005
Tahun
2006
Tahun
2007
Tahun
2008
1. Tapen 1878,26 1718,71 1764,35 2617,77 2202,70
2. Tenggarang 1823,81 1771,78 1783,84 2177,55 2341,45
Perbedaan (%) -0,11 3,96 2,23 -23,14 0,25
Perbedaan Rata-rata 3,36%
0,00
500,00
1000,00
1500,00
2000,00
2500,00
3000,00
2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8
Harga Air per liter Estimasi UPK Tapen(Keuntungan 0% + Investasi 0%)
Harga Air per liter Estimasi UPKTenggarang(Keuntungan 0% + Investasi 0%)
Gambar 3 Harga Air Estimasi pada Sistem Air Minum dengan Sumbrt
Air Tanah anatara UPK Tapen dan Tenggarang
``
15
Penggunaan Estimasi Harga Air pada Sistem Air Minum PDAM
Bondowoso
Dengan memperhatikan hasil kalibrasi dan verifikasi dari estimasi harga
air pada sistem air minum PDAM Bondowoso, maka model bisa digunakan untuk
menetapkan tarif yang diinginkan. Dengan cara membandingkan antara Harga
estimasi pada kondisi harga pengembalian investasi (K) dan keuntungan (π)
tertentu dengan harga air rata-rata PDAM Bondowoso existing akan diketahui
kepantasan dalam penetapan tarif. Dengan memperhitungkan seberapa besar
prosentasi pengembalian investasi (K) atau keuntungan (π) tertentu dan pada saat
harga air estimasi dan harga air rata-rata PDAM existing besarnya sama. Setelah
diperhitungkan, didapatkan harga estimasi, nilai pengembalian investasi dan
keuntungan menunjukkan bahwa besarnya bervariasi dari tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008. dan pada tahun 2004 hasilnya negatif. Besaran negatif
tersebut menandakan bahwa antara pendapatan penjualan air lebih kecil dari
pada biaya total yang dikeluarkan atau PDAM merugi.
Dalam hal tersebut menunjukkan pada harga estimasi disaat
pengembalian investasi (K) dan keuntungan (π) sama dengan 0% nilainya jauh
lebih rendah dari pada harga existing. Pada harga estimasi disaat pengembalian
investasi (K) 0% dan keuntungan (π) sama dengan 10% nilainya lebih rendah
dari pada harga existing dan cenderung naik dan pada saat tahun 2008 melebihi
dari harga existing. Dan dari kecenderungan hal tersebut maka penetapan langkah
ini lebih mendekati kecocokan. Sehingga rumusan harganya adalah sebagai
berikut ini.
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000
+ C Pnt ) x 110% / Q out
Apabila dimasukkan nilai pengembalian investasi secara total atau 100% dan
keuntungan 0% maka harga estimasi jauh dari harga existing yang ada apalagi
bila ditambah keuntungan yang ada. Pada harga estimasi dan harga existing sama
dan keuntungan (π) adalah 0% maka nilai pengembalian investasi (K) cenderung
naik sampai tahun 2006 hingga sekitar 40% dan turun kembali pada tahun 2008
hingga 12,5%. Sehingga penetapan rumusan tarif dapat direkomendasikan
dengan komposisi yang seperti hasil tersebut yaitu keuntungan (π) adalah 0%
maka nilai pengembalian investasi (K) adalah sekitar 15% dan ini juga lebih
mendekati kecocokan dengan tren harga existing. Sehingga rumusan harganya
adalah sebagai berikut ini.
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000
+ C Pnt + !5% C KCTotal ) / Q out
Kalau dimasukkan nilai pengembalian investasi 10% dan keuntungan 5%
juga mendekati kecocokan dengan tren harga existing. Sehingga rumusan
harganya adalah sebagai berikut ini.
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd + 53000000
+ C Pnt + !0% C KCTotal ) x 105% / Q out
Dengan memperhatikan hasil pembahasan diatas, maka sebagai lanjutan maka
hasil estimasi tarif yang telah terbangun dapat digunakan untuk memprediksi tarif
yang akan datang pada lokasi sama.
``
16
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Pemberlakuan tarif air minum pada PDAM Bondowoso :
Hanya didasarkan pada surat keputusan Bupati.
Tarif hasil keputusan bupati tersebut relatif rendah, yang berakibat
pendapatan PDAM Bondowoso rendah .
PDAM Bondowoso tidak pernah menggunakan estimasi tarif air minum
untuk penetapan tarif yang akan diberlakukan
2. Estimasil tarif air minum pada PDAM Bondowoso yang dihasilkan :
Untuk sistem air minum dengan sumber air tanah
p = ( 353,974 Qin - 3149,814 Q out – 5410,043 Ltd
+ 580000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Untuk sistem air minum dengan sumber mata air
p = ( 14630,684 Qin + 6566,290 Q out – 37410,100 Ltd
-1300000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out Untuk sistem air minum dengan sumber sungai
p = ( 2236,380 Qin - 1640,102 Q out + 6569,615 Ltd
- 210000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out
Untuk sistem air minum secara umum (sumber gabungan)
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd
+ 53000000 + C KCTotal + C Pnt + π ) / Q out 3. Secara umum perbandingan hasil harga air existing dan harga air estimasi
pada tahun 2008 adalah berikut ini
Harga Existing dari hasil penjualan adalah Rp 2.030,10
Harga estimasi tanpa pengembalian investasi dan Keuntungan adalah
Rp 1.853,49
Harga estimasi dengan keuntungan 10% tanpa Pengembalian Investasi
Rp 2.038,84
Harga estimasi dengan pengembalian investasi total tanpa keuntungan
adalah Rp 3.295,55
Harga estimasi dengan pengembalian investasi total dan Keuntungan 10%
adalah Rp 3.625,10
4. Secara umum direkomendasikan untuk penetapan tarif PDAM
Bondowoso menggunakan rumusan adalah berikut ini
Apabila tanpa pengembalian investasi dengan keuntungan 10% yaitu :
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd
+ 53000000 + C Pnt ) x 110% / Q out Apabila tanpa keuntungan dengan pengembalian investasi 15% yaitu :
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd
+ 53000000 + C Pnt + 15% C KCTotal ) / Q out
Apabila dengan keuntungan 5% dan pengembalian Investasi 10% yaitu:
p = ( - 2436,375 Qin - 820,447 Q out + 27480,778 Ltd
+53000000 +C Pnt + 10% C KCTotal ) x 105% / Q out
``
17
Saran
Saran yang dapat diambil berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk PDAM Bondowoso, agar bertindak secara transparan, sehingga
didapatkan perhitungan hasil yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Sebagai tindak lanjut dari penentuan tarif yang diterapkan harus dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
kelemahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih, S. 1999. Ekonomi Mikro. BPFE, Yogyakarta
Anonim. 2000. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor: 8 Tahun
2000 Tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum
Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1: Ekonomi Mikro,
BPFE, Yogyakarta.
Bond, P. 2001. Valuing Water beyond ―Just Price It‖: Cost and Benefits of Water
for Basic Human and Environmental Needs, paper presented to the Council of
Canadian Conference Water for People and Nature.
Hanemann, W.M. 1998. Price and Rate Structures (Chapter 5) in Baumann,
Duane D, John J. Beland and W. Michael Hanemann.
Hirshleifer, J. and A.Glazer. 1992. Price Theory and Applications, Fifth Ed.
Prentice Hall International, Inc.
Klein, M. and T. Irwin. 1996. Regulating Water Companies, Public Policy for the
Private Sector Note No.77, The World Bank.
Mehrotral, R. and N. Kumar. 1996. Pricing of Water – mechanisms and policy,
22nd
WEDC Conference, New Delhi, India.
Nicholson, W. 1995. Teori Mikroekonomi. Binarupa Aksara, Jakarta.
Savenije, H.H.G., dan P. van der Zaag. 2001. ―Demand Management‖ and
―Water as an Economic Good‖ Paradigms with Pitfalls, Value of Water Research
Report Series No.8, IHE Delft, The Netherlands.
Spulber, N. and A. Sabbaghi. 1998. Economics of Water Resources : From
Regulation to Privatization, 2nd
edition, Kluwer Academic Publisher, Boston,
London, Dordrecht.
Syaukat, Y. 2000. Economics of Integrated Surface and Ground Water Use
Management in Jakarta Region, Indonesia, The University of Guelph.