kajian nalar hukum hakim dalam memeriksa - digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ......

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NOMOR : 1069/Pid,B/2008./PN.SMG) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : ARIF TRI PRASETYO NIM : E 1107011 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: trinhtu

Post on 12-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA

KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI

(STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG

NOMOR : 1069/Pid,B/2008./PN.SMG)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

ARIF TRI PRASETYO

NIM : E 1107011

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM

DALAM MEMERIKSA KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA

KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI

SEMARANG NOMOR : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG)

Oleh :

Arif Tri Prasetyo

NIM : E 1107011

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2012

Dosen Pembimbing Skripsi

KRISTIYADI, S.H., M.H. MUHAMMAD RUSTAMAJI, S.H.,M.H.

NIP. 1958122511986011001 NIP. 198210082005011001

Page 3: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM

DALAM MEMERIKSA KESALAHAN ERDAKWA TINDAK PIDANA

KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI

SEMARANG NOMOR 1069/Pid.B/2008/PN.SMG)

Oleh :

Arif Tri Prasetyo

NIM : E 1107011

Telah diterima dan dipertahankan di hadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada

Hari : Selasa

Tanggal : Juli 2012

DEWAN PENGUJI

1. Edy Herdyanto, S.H.,M.H.

(.................................................)

Ketua

2. Kristiyadi, S.H.,M,H.

(.................................................)

Sekretaris

3. Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H

(.................................................)

Anggota

Mengetahui,

Dekan

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H.,M.Hum.

NIP 195702031985032001

Page 4: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Arif Tri Prasetyo

NIM : E1107011

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul

“KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA

KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG NOMOR :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG)” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang

bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi tanda citasi dan

ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti pernyataan saya

tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan

penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya peroleh dari penulisan hukum

(skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2012

yang membuat pernyataan

Arif Tri Prasetyo

NIM. E1107011

Page 5: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

"Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk

mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan

belajar membangun kesempatan untuk berhasil"

( Mario Teguh )

“Jika orang lain saja bisa, saya juga pasti bisa.”

(Penulis)

Page 6: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini didedikasikan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan rahmat dan

hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Penelitian

Hukum ini .

2. Alm. Bapak Sugiyarto dan Ibu Tumiyem serta kakak perempuanku dan

kakak iparku serta ponakanku tercinta Dwi Septiyana dan Anggoro Dwi

Santoso beserta Qonita Annisa Zhalfa Santoso yang selama ini telah

memberi kasih sayang dan doa serta dukungannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Penelitian Hukum ini.

3. Keluarga Besar Eyang Suyoto Yoto Soewarnoe dan Eyang Mangun Rejo

yang selama ini memberi motivasi bagi penulis.

4. Teman-teman Kos Putra Bengkulu yang senantiasa memberikan nasihat

dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan hukum ini dengan baik.

5. Sahabat Sejatiku Bobi, Dewo, Ari, Nono, Herlaniko, Tony, Hengky, Rini,

Puput, Liza, Prisilia, Enggar, Radit, Hafis, Budi, Endy yang senantiasa

mencintai dan menyertai di setiap langkahku, Penulis bersyukur bisa

memilikimu, Percayalah Tuhan memiliki rencana indah untuk kita.

6. Keluarga besar persatuan sepak bola Pandanaran, persatuan sepak bola

KKK, persatuan sepak bola PUMA Wonosari, yang telah menjadi bagian

keluarga, terimakasih atas pengertian dan dukungannya.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya penulisan

hukum ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala

kebaikan Bapak, Ibu, rekan-rekan menjadi amalan dan mendapat balasan

kebaikan dari Tuhan Yang Maha Esa.

8. Almamater tercinta Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRAK

Arif Tri Prasetyo. E 1107011. KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM

MEMERIKSA KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI

(STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANAG

NOMOR : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG). Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Penulisan Hukum (Skripsi). 2012.

Penulisan hukum yang berjudul Kajian Nalar Hukum Hakim Dalam

Memeriksa Kesalahan Terdakwa Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan

Pengadilan Negeri Semarang Nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG) bertujuan

untuk mengetahui penalaran hukum hakim dalam memeriksa kesalahan terdakwa

tindak pidana korupsi dalam perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG .

Penulisan hukum ini termasuk penelitian hukum normatif, bersifat preskiptif

dan terapan dengan menggunakan sumber bahan-bahan hukum, baik yang berupa

bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan bahan

hukum dalam penelitian ini adalah dengan cara studi kepustakaan melalui

pengumpulan peraturan perundang-undangan, buku, dan dokumen lain yang

mendukung, diantaranya Putusan Pengadilan Negeri Semarang

No.1069/Pid.B/2008/PN.SMG. Dalam penulisan hukum ini, penulis menggunakan

analisis dengan metode deduksi yang berpangkal dari pengajuan premis mayor

yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan Premis Minor

yaitu Putusan Pengadilan Negeri Semarang No.1069/Pid.B/2008/PN.SMG. dari

kedua hal tersebut kemudian ditarik suatu konklusi guna mendapat jawaban atas

penalaran hukum hakim dalam memeriksa kesalahan terdakwa tindak pidana

korupsi dalam perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG .

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh bahwa

terhadap nalar hukum hakim yang digunakan dalam menjatuhkan putusan terkait

putusan Pengadilan Negeri Semarang dalam kasus di atas, pada dasarnya

menggunakan pertimbangan yang bersifat yuridis dan non yuridis. Pertimbangan

yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada faktor-

faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh undang-undang telah

Page 8: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam putusan. Pertimbangan yang

bersifat yuridis di antaranya: Dakwaan Penuntut Umum, Pembuktian, Barang

bukti dan Pasal-pasal dalam undang-undang tindak pidana. Sedangkan dalam

pertimbangan non yuridisnya dalam hal Tindak Pidana Korupsi yang telah

merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam

kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Kata Kunci :Nalar hukum Hakim, Pertimbangan Yuridis, Pertimbangan Non

Yuridis

Page 9: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRACT

Arif Tri Prasetyo, E 1107011. THE STUDY OF LOGICAL LAW THINKING

OF JUDGE IN INVESTIGATING FAULT OF THE DEFENDANT IN

CORRUPTION CRIME ACTION ( CASE STUDY OF THE PUNISHMENT OF

COURT OF JUSTICE OF SEMARANG NUMBER: 1069/Pid.B/2008/PN.

SMG). Law Faculty of Sebelas Maret Surakarta, Law Script. 2012.

Law Script titled The Study of Logical Law thinking of Judge in

investigating the Fault of the Defendant of corruption Crime Action (Case Study

of Court of Justice of Semarang number : 1069/Pid.B/2008/PN. SMG) aims to

know law reasoning of judge in investigating the fault of defendant in corruption

crime action number : 1069/Pid.B/2008/PN. SMG.

This law script is incclusive in normative law research, which is

prescriptive and applicable with using law material resources, both it is primary

law material or secondary law material. Technique of law material collecting in

this research are by library study with collecting law regulation , books, and

another suporting documents, among of them is punishment of court of justice of

Semarang num. 1069/Pid. B/2008/PN. SMG. In this law script author used

analisis with deductive method whivh originate from proposing major premise ,

that is Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP) and minor premise ,

that is punishment of court of justice of Semarang num. 1069/Pid.

B/2008/PN.SMG. From two basic is then concluded in oder to get answer to law

reasoning of the judge in investigating the fault of the defendant in corruption

crime action num. 1069/Pid. B/2008/PN. SMG.

Based on the result of the research performed by author it is gained that

Logical Law Thinking of the judge used in making punishment concerning the

punishment of court of justice of Semarang in above case, used basically juridical

and not juridical consideration. Juridical considration is judge`s consideration

which based on proved factors in the trial and by the rule has been decided as

thing which has to be expressed in the punishment. Juridical consideration are

among accusation of attorney, proof confirmation, evidence, and articles in

Page 10: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

criminal law code. While the non juridical consideration is that corrupton crime

action has impact that cause to loose and damage orders in community, nation

and state life.

Keywords: logical law thinking of the judge, juridical consideration, non juridical

consideration.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis akhirnya dapat

menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) yang berjudul berjudul “KAJIAN

NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA KESALAHAN

TERDAKWA TINDAK PIDANA KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN

PENGADILAN NEGERI SEMARANG NOMOR :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG)”

Penulisan hukum ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulisan hukum ini membahas tentang Bagaimanakah nalar hukum

hakim dalam memeriksa kesalahan terdakwa tindak pidana korupsi dalam putusan

nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG (studi kasus dalam Putusan Pengadilan Negeri

Semarang Nomor: 1069/Pid.B/2008/PN.SMG). Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan hukum ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis dengan

besar hati akan menerima segala masukan yang dapat memperkaya pengetahuan

penulis di kemudian hari.

Dengan selesainya penulisan hukum ini maka dengan segala kerendahan hati

penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan hukum ini :

Page 11: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

1. Prof. Dr.Hartiwingsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak/Ibu Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

ijin dalam penyusunan penulisan hukum ini.

3. Bapak Kristiyadi, S.H.,M.H. dan Bapak Muhammad Rustamaji, S.H.,M.H.

yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan penulisan hukum ini.

4. Bapak Edy Herdyanto, S.H.,M.H. selaku Ketua Penguji Skripsi dan Ketua

Bagian Hukium Acara yang telah memberikan saran dan kritik terhadap

penulisan hukum ini.

5. Bapak Hardjono, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan saran dan nasihat kepada penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang dengan keikhlasan dan kemuliaan hati telah meberikan bekal ilmu

kepada penulis selama penulis belajar di Fakultas Hukum Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

7. Bapak dan Ibu di Bagian Akademik, Bagian Kemahasiswaan, Bagian Tata

Usaha dan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

8. Alm. Bapak Sugiyarto dan Ibu Tumiyem serta kakak perempuanku dan kakak

iparku serta ponakanku tercinta Dwi Septiyana dan Anggoro Dwi Santoso

beserta Qonita Annisa Zhalfa Santoso yang senantiasa memberikan dukungan

baik secara moril maupun materiil.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya penulisan hukum

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan

Bapak, Ibu, rekan-rekan menjadi amalan dan mendapat balasan kebaikan dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian, semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi perkembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada khususnya.

Page 12: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Arif Tri Prasetyo

Page 13: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

E. Metode Penelitian ................................................................. 6

F. Sistematika Penelitian .......................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 12

A. Kerangka Teori...................................................................... 12

1. Tinjauan Umum tentang Alat Bukti

Dan Sistem Pembuktian .................................................. 12

2. Tinjauan tentang Nalar Hukum Hakim ........................... 19

3. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana

Korupsi. ........................................................................... 24

B. Kerangka Pemikiran .............................................................. 28

Page 14: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 38

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 30

1. Identitas Terdakwa ......................................................... 30

2. Kasus Posisi ................................................................... 30

3. Dakwaan ......................................................................... 31

4. Tuntutan .......................................................................... 32

5. Pertimbangan Hakim ...................................................... 33

6. Putusan ............................................................................ 44

B. Pembahasan ........................................................................... 46

Nalar Hukum Hakim dalam Memeriksa

Kesalahan Terdakwa ........................................................... .. 46

BAB IV. PENUTUP .................................................................................. 57

A. Simpulan .............................................................................. 57

B. Saran ...................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58

Page 15: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema 1. Skematik Kerangka Pemikiran ................................................... 28

Skema 2. Skematik Nalar Hukum Hakim ................................................... 48

Page 16: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tindak pidana korupsi di Indonesia merupakan masalah yang

sangat serius, karena tindak pidana korupsi dapat membahayakan stabilitas

dan keamanan negara dan masyarakatnya, membahayakan pembangunan

sosial dan ekonomi masyarakat, politik, bahkan dapat pula merusak nilai-

nilai demokrasi serta moralitas bangsa karena dapat berdampak

membudayanya tindak pidana korupsi tersebut (Ermansjah Djaja, 2008: 2).

Salah satu kasus tindak pidana yang cukup menarik perhatian

penulis adalah kasus tindak pidana korupsi yang diputus oleh Hakim

Pengadilan Negeri Semarang dalam Putusan Nomor

1069/Pid.B/2008/PN.SMG dengan Terdakwa Drs KUSRIN Bin

SUTRIMO selaku Mantan Lurah Ngadirgo, dalam Putusan tersebut

Terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif, yaitu dakwaan kesatu Pasal

3 dan dakwaan kedua Pasal 8 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam proses

persidangan tersebut Penuntut umum memberikan beberapa alat bukti

yang diantaranya adalah beberapa keterangan saksi baik itu saksi dari

masyarakat Desa Ngadirgo dan saksi dari BPKP Perwakilan Jawa Tengah

yang memberikan laporan terkait adanya dugaan penyalahgunaan dana

bantuan yang dilakukan oleh Terdakwa, sehingga dengan demikian

Majelis Hakim mengkaji mengenai pembuktian yang dilakukan oleh

Penuntut Umum dan dalam pertimbanganya Majelis Hakim menyatakan

bahwa pembuktian yang dilakukan oleh Penuntut Umum sudah benar dan

Terdakwa dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan

Tindak Pidana Korupsi sebagaiaman didakwakan dalam dakwaan kesatu.

Mencermati terhadap tindak pidana yang dibahas di atas, Tindak

Pidana Korupsi merupakan suatu fenomena kejahatan yang menggerogoti

1

Page 17: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dan menghambat pelaksanaan pembangunan, sehingga penanggulangan

dan pemberantasannya harus benar-benar diprioritaskan. Sumber kejahatan

korupsi banyak dijumpai dalam masyarakat modern dewasa ini, sehingga

korupsi justru berkembang dengan cepat baik kualitas maupun

kuantitasnya. Sekalipun penanggulangan tindak pidana korupsi

diprioritaskan, namun diakui bahwa tindak pidana korupsi termasuk jenis

perkara yang sulit penaggulangan maupun pemberantasannya. Perbuatan

korupsi dapat saja mempunyai dua motif sekaligus, yakni korupsi yang

sepintas lalu hanya mendapatkan uang tetapi sesungguhnya sudah

dipersiapkan untuk kepentingan politik, demikian pula korupsi yang

kelihatannya hanya merugikan di bidang perekonomian tetapi dapat juga

misalnya dipergunakan untuk mempengaruhi jalannya pemilihan umum

agar mengalami kegagalan melalui manipulasi suara (Bambang Purnomo,

1983 : 14).

Pemberantasan korupsi merupakan salah satu agenda penting dari

pemerintah Indonesia dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih

dan bebas KKN. Bahkan pemberantasan korupsi juga merupakan agenda

di tingkat regional dan internasional. Ini dibuktikan dengan banyaknya

lembaga-lembaga internasional yang turut menegaskan komitmennya

untuk bersama-sama memerangi korupsi. Salah satu penghambat

kesejahteraan negara berkembang pun disinyalir akibat dari praktik

korupsi yang eksesif, baik yang melibatkan aparat di sektor publik,

maupun yang melibatkan masyarakat yang lebih luas. Indikasi tetap

maraknya praktik korupsi di Indonesia dapat terlihat dari tidak kunjung

membaiknya angka persepsi korupsi. Beberapa survei yang dilakukan oleh

lembaga independen internasional lainnya juga membuktikan fakta yang

sama, walaupun dengan bahasa, instrumen atau pendekatan yang berbeda.

Hal ini sangat memprihatinkan. Upaya pemberantasan korupsi melibatkan

semua pihak, semua sektor dan seluruh komponen perumus kebijakan baik

itu pemerintah dan penyelenggara negara lainnya, tidak terkecuali anggota

masyarakat secara umum. Hal ini karena praktik korupsi bukan merupakan

Page 18: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

monopoli perilaku dari pegawai atau pejabat pemerintah saja, tetapi

merupakan justru perilaku kolektif yang melibatkan hampir semua unsur

dalam masyarakat (http://www.stialan.ac.id/artikel%20yogi.pdf).

Melalui hukum acara pidana ini, maka bagi setiap individu yang

melakukan penyimpangan atau pelanggaran hukum, khususnya hukum

pidana, selanjutnya dapat diproses dalam suatu acara pemeriksaan di

pengadilan, karena menurut hukum acara pidana untuk membuktikan

bersalah tidaknya seorang terdakwa haruslah melalui pemeriksaan di

depan sidang pengadilan (Darwan Prinst,1998: 132). Dan untuk

membuktikan benar tidaknya terdakwa melakukan perbuatan yang

didakwakan diperlukan adanya suatu pembuktian.

Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memuat

ketentuan pembuktian yang menyimpang dari ketentuan pembuktian

perkara pidana biasa. Adanya pembuktian khusus yang berlainan dengan

perkara pidana biasa berhunbungan sangat sulitnya pembuktian perkara

korupsi, dimana pembuat delik korupsi mempunyai kecakapan atau

pengalaman dalam suatu pekerjaan tertentu yang memberikan kesempatan

korupsi. Menurut ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hak-

hak seorang terdakwa berdasarkan asas praduga tak bersalah terasa agak

dikurangi. Alasan yang dipergunakan oleh pembentuk undang-undang

adalah karena sulitnya pembuktian perkara korupsi dan bahaya yang

diakibatkan oleh perbuata korupsi tersebut. Salah satu ketentuan yang

sangat menyimpang dari asas praduga tak bersalah adalah ketentuan

mengenai pembagian beban pembuktian. Terdakwa diperkenankan oleh

hakim untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah melakukan tindak

pidana korupsi, tanpa mengurangi kewajiban Penuntut Umum untuk tetap

membuktikan kesalahan terdakwa.

“Ketentuan seperti tersebut diatas memberikan gambaran

watak hukum yang mengandung isi kontradiktif sekaligus

menjamin dua macam kepentingan yang saling berhadapan,

yaitu disatu pihak terdakwa telah dapat membuktikan menurut

Undang-Undang bahwa ia tidak bersalah melakukan tindak

pidana korupsi di lain pihak Penuntut Umum tetap mempunyai

Page 19: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

kewajiban untuk membuktikan kesalahan terdakwa” (Bambang

Purnomo, 1984 : 73).

Pembuktian memegang peranan yang sangat penting dalam proses

pemeriksaan sidang pengadilan, karena dengan pembuktian inilah nasib

terdakwa ditentukan, dan hanya dengan pembuktian suatu perbuatan

pidana dapat dijatuhi hukuman pidana. Sehingga apabila hasil pembuktian

dengan alat-alat bukti yang ditentukan undang-undang tidak cukup

membuktikan kesalahan yang didakwakan kepada terdakwa, maka

terdakwa dibebaskan dari hukuman, dan sebaliknya jika kesalahan

terdakwa dapat dibuktikan, maka terdakwa harus dinyatakan bersalah dan

kepadanya akan dijatuhkan pidana.

Berdasarkan uraian di atas, Penulis merasa tertarik untuk

mengadakan penelitian yang tertuang dalam bentuk penulisan hukum

dengan judul : “KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM

MEMERIKSA KESALAHAN TERDAKWA TINDAK PIDANA

KORUPSI (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI

SEMARANG NOMOR : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG)”.

B. Ruumusan Masalah

Agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan

penelitian hukum mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun

perumusan masalah yang didasarkan pada uraian latar belakang dimuka.

Adapun perumusan masalah dalam penelitian hukum ini adalah

Bagaimanakah nalar hukum hakim dalam memeriksa kesalahan terdakwa

tindak pidana korupsi dalam putusan nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG?

C. Tujuan Penelitian

“Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan isu hukum

yang timbul” (Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 41), berdasarkan hal

tersebut maka penelitian ini mempunyai tujuan obyektif dan tujuan

subyektif sehingga mampu mencari pemecahan isu hukum terkait. Adapun

tujuan yang hendak dicapai peneliti adalah sebagai berikut :

Page 20: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Tujuan Obyektif

a) Untuk mengetahui penalaran hukum hakim dalam memeriksa

kesalahan terdakwa tindak pidana korupsi dalam perkara

nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

2. Tujuan Subyektif

a. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan penulis

mengenai hukum nasional dalam bidang hukum acara pidana

khususnya mengenai penalaran hukum hakim dalam

memeriksa kesalahan terdakwa tindak pidana korupsi dalam

perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

b. Untuk menerapkan konsep-konsep ataupun teori-teori hukum

yang diperoleh penulis dalam mendukung penulisan hukum

ini.

c. Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh derajat

sarjana dalam bidang Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap bahwa kegiatan penelitian dalam penulisan

hukum ini akan bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain. Adapun

manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada

umumnya dan hukum acara pidana pada khususnya serta dapat

dipakai sebagai acuan terhadap penulisan maupun penelitian

sejenis untuk tahap berikutnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan tentang Kajian nalar hukum

Hakim dalam memeriksa kesalahan Terdakwa Tindak Pidana

Korupsi dalam perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG .

Page 21: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan suatu gambaran dan informasi tentang penelitian yang

sejenis dan pengetahuan bagi masyarakat luas tentang penalaran

hukum hakim dalam memeriksa kesalahan terdakwa tindak pidana

korupsi dalam perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

b. Memberikan pendalaman, pengetahuan dan pengalaman yang baru

kepada penulis menganai permasalahan hukum yang dikaji, yang

dapat berguna bagi penulis maupun orang lain di kemudian hari.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan

aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum

guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan

untuk menghasilkan argumentasi, teori atau konsep baru sebagai preskripsi

dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,

2006: 35).

Berdasarkan hal tersebut maka penulis dalam penelitian ini

menggunakan metode penulisan antara lain sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Ditinjau dari sudut penelitian hukum sendiri,

Penelitian hukum secara umum dapat dikategorikan

menjadi penelitian doktrinal dan penelitian non doktrinal. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian doktrinal atau

disebut juga penelitian hukum normatif. Penelitian doktrinal adalah

suatu penelitian hukum yang bersifat preskriptif bukan deskriptif

sebagaimana ilmu sosial dan ilmu alam (Peter Mahmud Marzuki,

2006 : 33).

Penulis memilih penelitian hukum normatif, karena

menurut penulis sumber penelitian yang digunakan adalah bahan

hukum yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder. Selain itu, berkenaan dengan penelitian yang dilakukan

penulis terhadap Kajian nalar hukum Hakim dalam memeriksa

Page 22: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kesalahan Terdakwa Tindak Pidana Korupsi dalam perkara nomor :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG, sehingga dibutuhkan penalaran dari

aspek hukum normatif. Jadi berdasarkan uraian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa jenis penelitian hukum normatif yang dipilih

oleh penulis sudah sesuai dengan obyek kajian atau isu hukum

yang diangkat.

2. Sifat Penelitian

Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang

bersifat preskriptif dan terapan. Dalam penelitian hukum ini

karakteristik yang digunakan yaitu ilmu hukum yang bersifat

preskriptif. Sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum

mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan

hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Sifat

perskriptif ini merupakan hal substansial yang tidak mungkin dapat

dipelajari oleh disiplin lain yang obyeknya juga hukum (Peter

Mahmud Marzuki, 2006 : 22).

Oleh sebab itu, dalam penelitian ini penulis akan

memberikan preskriptif mengenai Kajian nalar hukum Hakim

dalam memeriksa kesalahan Terdakwa Tindak Pidana Korupsi

dalam perkara nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

3. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan.

Dengan pendekatan tersebut, penulis akan mendapatkan informasi

dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari

jawabnya. Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam

penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang (statute

approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan

komparatif (comparative approach), pendekatan kasus (case

approach) dan pendekatan konseptual (conseptual approach)

(Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 93).

Page 23: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Dari kelima pendekatan tersebut, penelitian ini menggunakan

pendekatan kasus (case approach) yakni Kasus Korupsi dalam

Putusan Pengadilan Negeri Semarang Nomor 1069/Pid.B/2008/

PN.SMG. Peneliti memilih pendekatan kasus, karena menurut

penulis yang perlu dipahami dalam dalam menggunakan

pendekatan kasus ini adalah Ratio decidendi yaitu alasan-alasan

hukum yang digunakan oleh hakim untuk sampai kepada

putusannya.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Jenis bahan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah

bahan hukum sekunder. Dalam bukunya, Penelitian Hukum, Peter

Mahmud mengatakan, bahwa pada dasarnya penelitian hukum tidak

mengenal adanya data. Sehingga yang yang digunakan adalah bahan

hukum. dalam hal ini adalah bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum

primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi,

atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan

dan putusan-putusan hakim (Peter Mahmud Marzuki, 2006:

141). Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Putusan

Pengadilan Negeri Semarang No.1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan merupakan dokumen-dokumen resmi (Peter

Mahmud Marzuki, 2005: 141). Bahan hukum sekunder sebagai

pendukung dari data yang akan digunakan di dalam penelitian

ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal

hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki

korelasi untuk mendukung penelitian ini.

Page 24: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5. Prosedur Pengumpulan Bahan Hukum

Prosedur pengumpulan bahan hukum yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yaitu pengumpulan

data dengan jalan membaca peraturan perundang-undangan,

dokumen-dokumen reasmi maupun literatur-literatur yang erat

kaitannya dengan permasalahan yang dibahas berdasarkan bahan

hukum sekunder. Dari bahan hukum tersebut kemudian dianalisis

dan dirumuskan sebagai bahan hukum penunjang di dalam penelitian

ini.

6. Pengolahan dan Analisis Bahan Hukum

Penelitian ini menggunakan teknik analisis sumber hukum

dengan logika deduktif. Menurut Peter Mahmud Marzuki yang

mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi

sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan

metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major (pernyataan

bersifat umum). Kemudian diajukan premis minor (bersifat khusus),

dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau

conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme

hukum tidak sesederhana silogisme tradisional (Peter Mahmud

Marzuki, 2006 : 47). Jadi dapat disimpulkan bahwa logika deduktif

atau pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif yaitu

menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya

menjadi kesimpulan yang lebih khusus.

Dalam penelitian ini, sumber hukum yang diperoleh dengan

cara menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dari studi

kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen

yang dapat membantu menafsirkan norma untuk menjawab

permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir yaitu dengan menarik

kesimpulan dari sumber hukum yang diolah, sehingga pada akhirnya

dapat menjawab tentang Penalaran hukum Hakim dalam memeriksa

Page 25: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kesalahan Terdakwa Tindak Pidana Korupsi dalam perkara nomor :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

F. Sistematika Penelitian Hukum

Untuk menjabarkan gambaran secara menyeluruh mengenai

sistematika penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam

penulisan hukum, maka penulis menyiapkan suatu sistematika

penulisan hukum. Adapun sistematika ini terdiri dari 4 (empat) bab.

Tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk

memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini.

Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai latar belakang

masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan metode penelitian yang

digunakan dalam penyusunan penulisan hukum ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai teori yang

menjadi landasan atau memberikan penjelasan secara

teoritik berdasarkan literatur-literatur yang berkaitan

dengan penulisan hukum ini. Kerangka teori tersebut

meliputi tinjauan umum tentang alat bukti dan sistem

pembuktian, tinjauan umum tentang kejaksaan, tinjauan

tentang nalar hukum Hakim dan tinjauan umum tentang

tindak pidana korupsi. Sedangkan dalam kerangka

pemikiran penulis akan menampilkan bagan kerangka

pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai hasil penelitian

dan pembahasan yang diperoleh dari proses meneliti.

Berdasarkan rumusan masalah yang diteliti, terdapat hal

pokok permasalahan yang dibahas dalam bab ini yaitu

Page 26: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Bagaimanakah nalar hukum hakim dalam memeriksa

kesalahan terdakwa tindak pidana korupsi dalam putusan

nomor : 1069/Pid.B/2008/PN.SMG??

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai simpulan yang

dapat diperoleh dari keseluruhan hasil pembahasan dan

proses meneliti, serta saran-saran yang dapat penulis

kemukakan kepada para pihak yang terkait dengan bahasan

penulisan hukum ini.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Alat Bukti dan Sistem Pembuktian

a) Alat Bukti

Adapun alat bukti yang sah menurut undang-undang sesuai apa

yang disebut dalam Pasal 184 ayat (1), adalah :

1) Keterangan saksi

Pengertian keterangan saksi terdapat pada Pasal 1 angka 27

KUHAP disebutkan bahwa keterangan saksi adalah salah satu alat

bukti dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi

mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat

sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari

pengetahuanya itu. Sedangkan pengertian dari saksi seperti yang

telah disebutkan dalam Pasal 1 angka 26 KUHAP adalah orang

yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,

penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia

dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

Pada umumnya alat bukti keterangan saksi merupakan alat

bukti yang paling utama dalam perkara pidana. Hampir semua

pembuktian perkara pidana selalu bersandar kepada pemeriksaan

keterangan saksi. Sekurang-kurangnya di samping pembuktian

dengan alat bukti yang lain, masih selalu diperlukan pembuktian

dengan alat bukti keterangan saksi (M. Yahya Harahap, 2008: 286).

Dalam Pasal 185 ayat (5) KUHAP dinyatakan bahwa baik

pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja,

bukan merupakan keterangan saksi (Andi Hamzah, 2008: 260).

Nilai kekuatan pembuktian keterangan saksi tidak hanya dilihat

dari unsur pengucapan sumpah atau janji saja. Ada syarat yang

harus melekat pada keterangan itu supaya dapat mempunyai nilai

sebagai alat bukti yang sah, mengenai sampai sejauh mana

12

Page 28: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kekuatan pembuktian alat pembuktian keterangan saksi sebagai alat

bukti yang sah, maupun nilai kekuatan pembuktian keterangaan

saksi dapat diikuti penjelasan sebagai berikut:

(a) Mempunyai kekuatan pembuktian bebas;

(b) Nilai kekuatan pembuktianya tergantung pada penilaian

hakim (M. Yahya Harahap, 2008: 294-295).

Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang bebas

yang tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna

dan tidak menentukan sama sekali, tidak mengikat hakim. hakim

bebas menilai kekuatan atau kebenaran yang melekat pada

keterangan itu, dan dapat menerima atau menyingkirkannya.

Pada umumnya semua orang dapat menjadi saksi.

Kekecualian menjadi saksi tercantum dalam Pasal 185 KUHAP

berikut (Andi Hamzah, 2008: 260-261) :

(a) Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas

atau ke bawah tersebut sampai derajat ketiga dari terdakwa

atau yang bersama-sama jadi terdakwa;

(b) Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama saudara ibu

atau saudara bapak juga mereka mempunyai hubungan

karena perkawinan dan anak-anak terdakwa sampai derajat

ketiga;

(c) Suami atau istri terdakwa meskipun sudah bercerai atau

yang bersama-sama sebagai terdakwa.

2) Keterangan Ahli

Dalam Pasal 1 angka 28 KUHAP telah disebutkan bahwa

keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang

yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk

membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan

pemeriksaan. Keterangan ahli berbeda dengan keterangan saksi,

tetapi sulit pula dibedakan dengan tegas. Di dalam peranannya

seorang ahli merangkap pula sebagai saksi. Isi keterangan seorang

Page 29: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

saksi dan ahli berbeda, keterangan seorang saksi mengenai apa

yang dialami saksi itu sendiri sedangkan keterangan seorang ahli

ialah mengenai suatu penilaian mengenai hal-hal yang sudah nyata

ada dan pengambilan kesimpulan mengenai hal-hal itu (Andi

Hamzah, 2008: 274).

KUHAP membedakan keterangan seorang ahli

dipersidangan sebagai alat bukti “keterangan ahli” dan keterangan

seorang ahli secara tertulis di luar sidang pengadilan sebagai alat

bukti “surat”. Mengenai kekuatan pembuktian yang melekat pada

keterangan ahli pada prinsipnya yaitu tidak mempunyai nilai

kekuatan pembuktian yang mengikat dan menentukan. Dengan

demikian nilai kekuatan pembuktian keterangan ahli sama halnya

dengan nilai kekuatan pembuktian yang melekat pada alat bukti

keterangan saksi.

3) Surat

Alat bukti surat diatur dalam Pasal 187 KUHAP. Menurut

ketentuan itu, surat yang dapat dinilai sebagai alat bukti yang sah

menurut undang-undang ialah (M. Yahya Harahap, 2008: 306),

yaitu:

(a) Surat yang dibuat atas sumpah jabatan;

(b) Atau surat yang dikaitkan dengan sumpah.

Kemudian dalam pasal tersebut juga merinci mengenai

bentuk-bentuk alat bukti surat yang terdiri atas 4 (empat) ayat

(Andi Hamzah, 2008: 275), yaitu:

(a) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat

oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat

dihadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian

atau keadaan yang didengar, dilihat, atau yang dialaminya

sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang

keterangan itu;

Page 30: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(b) Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal

yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung

jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu

hal atau sesuatu keadaan;

(c) Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahlianya mengenai sesuatu hal atau keadaan

yang diminta secara resmi;

(d) Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya

dengan isi dari alat pembuktian yang lain. Dalam hukum

acara pidana sama sekali tidak mengatur ketentuan yang

khusus tentang nilai kekuatan pembuktian surat.

4) Petunjuk

Alat bukti petunjuk diatur dalam Pasal 188 ayat (1) KUHAP

yang memberikan definisi petunjuk adalah sebagai berikut:

“petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena

persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun

dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi

suatu tindak pidana dan siapa pelakunya”. Sedangkan pada Pasal

188 ayat (2) KUHAP menjelaskan bahwa petunjuk hanya dapat

diperoleh dari keterangan saksi, surat, dan keterangan terdakwa.

Dalam Pasal 188 ayat (3) KUHAP mengatakan bahwa

penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam

setiap keadaan tertentu dilakukan oleh hakim dengan arif lagi

bijaksana, setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan penuh

kecermatan dan keseksamaan berdasarkan hati nuraninya (Andi

Hamzah, 2008: 277). Adapun mengenai kekuatan pembuktian alat

bukti petunjuk serupa sifat dan kekuatannya dengan alat bukti lain,

yaitu hanya mempunyai sifat kekuatan pembuktian “yang bebas”

(M. Yahya Harahap, 2008: 317).

5) Keterangan Terdakwa

Page 31: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengertian keterangan terdakwa tercantum dalam Pasal 189

ayat (1) KUHAP, yang berbunyi “keterangan terdakwa ialah apa

yang terdakwa nyatakan di persidangan tentang perbuatan yang ia

lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau alami sendiri”.

Penempatan alat bukti terdakwa pada urutan terakhir dalam

Pasal 184 ayat (1) KUHAP, merupakan salah satu alasan yang

dipergunakan untuk menempatkan proses pemeriksaan keterangan

terdakwa dilakukan belakangan sesudah pemeriksaan keterangan

saksi. Berdasarkan pada ketentuan pada Pasal 189 ayat (4) KUHAP

yang menyatakan bahwa “keterangan terdakwa saja tidak cukup

untuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang

didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat bukti

yang lain”.

Keterangan terdakwa hanya dapat digunakan terhadap

dirinya sendiri. Keterangan terdakwa saja seperti yang disebut

diatas, tidak cukup untuk membuktikan bahwa ia bersalah

melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya, melainkan

harus disertai dengan alat bukti yang lain (C.S.T. Kansil, 1993:

237).

Jadi menurut ketentuan pada Pasal 189 ayat (4) KUHAP

tersebut, bahwa keterangan seluruhnya dari terdakwa di muka

hakim untuk menjadi bukti yang sempurna harus disertai dengan

keterangan yang jelas tentang keadaan-keadaan, dimana peristiwa

pidana diperbuat, keterangan mana semua atau sebagian harus

cocok dengan keterangan si korban atau dengan bukti-bukti yang

lain. Meskipun tidak disebutkan dalam undang-undang, bahwa

suatu keterangan terdakwa hanya berharga apabila pengakuan itu

mengenai hal-hal yang terdakwa alami sendiri, seperti halnya

dengan kesaksiannya.

b) Sistem Pembuktian

Beberapa teori sistem pembuktian pidana antra lain :

Page 32: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

1) Conviction-in time

Dalam teori sistem pembuktian conviction-intime

menentukan salah tidaknya seorang terdakwa, semata-mata

ditentukan oleh penilaian keyakinan hakim. Keyakinan hakimlah

yang menentukan keterbuktian kesalahan terdakwa. Dari mana

hakim menarik dan menyimpulkan keyakinanya, tidak menjadi

masalah dalam sistem ini. Keyakinan boleh disimpulkan dan

diambil hakim dari alat-alat bukti yang diperiksanya dalam sidang

pengadilan. Bisa juga melalui hasil pemeriksaan alat-alat bukti itu

diabaikan hakim dan langsung menarik keyakinan dari keterangan

atau pengakuan terdakwa.

Hakim di dalam menjatuhkan putusan tidak terikat dengan

alat bukti yang ada. Darimana hakim menyimpulkan putusannya

tidak menjadi masalah. Ia hanya boleh menyimpulkan dari alat

bukti yang ada di di dalam persidangan atau mengabaikan alat

bukti yang ada di persidangan (Hari Sasangka, 2003: 14).

Sistem ini diakui memang mengandung banyak kelemahan.

Hakim dapat saja menjatuhkan hukuman pada seorang terdakwa

semata-mata atas dasar keyakinan belaka tanpa di dukung alat bukti

yang cukup. Didalam putusan hakim terkandung di dalamnya suatu

kepercayaan yang terlalu besar kepada ketetapan kesan-kesan

perseorangan belaka dari seorang hakim. Sehingga pengawasan

terhadap putusan-putusan hakim seperti ini adalah sukar untuk

dilakukan oleh karena Badan Pengawas tidak mengetahui

pertimbangan-pertimbangan hakim yang melahirkan pendapat

hakim ke arah putusan.

2) Conviction-raisonne

Dalam teori conviction-raisonnee ini, keyakinan hakim

tetap memegang peranan penting dalam menentukan salah tidaknya

seorang terdakwa. Akan tetapi dalam sistem pembuktian ini, faktor

keyakinan hakim dibatasi. Dalam teori ini keyakinan hakim harus

Page 33: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

didukung alasan-alasan dan suatu kesimpulan yang logis, yang

tidak didasarkan kepada Undang-Undang akan tetapi ketentuan-

ketentuan menurut ilmu pengetahuan hakim sendiri, menurut

pilihannya sendiri tentang pelaksanaan pembuktian yang

dipergunakan hakim.

3) Pembuktian menurut Undang-Undang secara positif (Positief

wettelijk Stelsel)

Pembuktian menurut undang-undang secara positif adalah

merupakan pembuktian yang bertolak belakang dengan sistem

pembuktian menurut keyakinan atau conviction intime. Dalam

sistem pembuktian ini keyakinan hakim tidak berperan menentukan

salah tidaknya terdakwa. Sistem ini berpedoman pada prinsip

pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan oleh undang-

undang.

Sistem pembuktian ini benar-benar menuntut hakim suatu

kewajiban mencari dan menemukan kebenaran salah tidaknya

terdakwa sesuai dengan tatacara pembuktian dengan alat-alat bukti

yang ditentukan undang-undang. Dari semula pemeriksaan perkara,

hakim harus mengesampingkan faktor-faktor keyakinanya. Hakim

semata-mata berdiri tegak pada nilai pembuktian objektif tanpa

mencampuradukkan hasil pembuktian yang diperoleh di

persidangan dengan unsur subyektif keyakinanya.

4) Pembuktian Undang-Undang secara Negatif (Negatief Wettelijk

Stelsel)

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan teori antar sistem pembuktian menurut undang-undang

secara positif dengan sistem pembuktian menurut keyakinan atau

conviction in time. Sistem pembuktian menurut undang-undang

secara negatif merupakan suatu sistem keseimbangan antara kedua

sistem yang saling bertolak belakang secara ekstrim. Dari

keseimbangan tersebut, sistem pembuktian menurut undang-

Page 34: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

undang secara negatif menggabungkan ke dalam dirinya secara

terpadu sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif.

Di dalam sistem pembuktian ini untuk menentukan

seseorang terdakwa dinyatakan bersalah, apabila kesalahan yang

didakwakan kepadanya dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti

yang sah menurut undang-undang sekaligus keterbuktian kesalahan

tadi dibarengi pula dengan keyakinan hakim. Dalam menentukan

salah atau tidaknya seorang terdakwa menurut sistem pembuktian

undang-undang secara negatif, terdapat dua komponen antara lain:

(a) Pembuktian harus dilakukan menurut ketentuan cara dan

dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang;

(b) Keyakinan hakim yang juga harus didasarkan atas ketentuan

cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-

undang.

Sistem Pembuktian menurut undang-undang secara negatif,

merupakan sistem pembuktian yang dianut oleh KUHAP (Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana), ketentuan itu diperjelas

dalam Pasal 183 KUHAP yang didalamnya mengandung maksud,

yaitu:

(a) Putusan pidana oleh hakim harus berdasarkan sekurang-

kurangnya dua alat bukti yang sah;

(b) Harus ada keyakinan hakim telah terjadinya tindak pidana,

bahwa terdakwa yang bersalah.

2. Tinjauan Tentang Nalar Hukum Hakim

a) Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Putusan

Untuk menjatuhkan putusan terhadap pelaku tindak pidana, hakim

membuat pertimbangan-pertimbangan. Dalam menjatuhkan pidana

bersyarat terhadap pelaku tindak pidana, hakim cenderung lebih banyak

menggunakan pertimbangan yang bersifat yudiris dibandingkan yang

bersifat non-yudiris.

Page 35: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

1) Pertimbangan Yuridis

Pertimbangan yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim

yang didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap di dalam

persidangan dan oleh undang-undang telah ditetapkan sebagai hal

yang harus dimuat di dalam putusan. Pertimbangan yang bersifat

yuridis di antaranya:

(a) Dakwaan Penuntut Umum

Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena

berdasarkan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan

(Pasal 143 ayat (1) KUHAP). Dakwaan berisi identitas

terdakwa juga memuat uraian tindak pidana serta waktu

dilakukannya tindak pidana dan memuat pasal yang dilanggar

(Pasal 143 ayat (2) KUHAP). Perumusan dakwaan didasarkan

dari hasil pemeriksaan pendahuluan yang dapat disusun

tunggal, kumulatif, alternatif maupun subsidair. Dakwaan

disusun secara tunggal apabila seseorang atau lebih mungkin

melakukan satu perbuatan saja. Namun, apabila lebih dari satu

perbuatan dalam hal ini dakwaan disusun secara kumulatif.

Oleh karena itu dalam penyusunan dakwaan ini disusun

sebagai dakwaan kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya (Rusli

Muhammad, 2006:125). Selanjutnya dakwaan alternative

disusun apabila penuntut umum ragu untuk menentukan

peraturan hukum pidana yang akan diterapkan atas suatu

perbuatan yang menurut pertimbangannya telah terbukti.

Dalam praktek dakwaan alternatif tidak dibedakan dengan

dakwaan subsidair karena pada umumnya dakwaan alternatif

disusun penuntut umum menurut bentuk subsidair yakni

tersusun atas primair atau subsidair. Dakwaan penuntut umum

sebagai bahan pertimbangan pengadilan dalam menjatuhkan

putusan.

Page 36: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

(b) Keterangan saksi

Keterangan saksi merupakan alat bukti seperti yang diatur

dalam Pasal 184 KUHAP. Sepanjang keterangan itu mengenai

suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri ia lihat sendiri

dan alami sendiri, dan harus disampaikan dalam sidang

pengadilan dengan mengangkat sumpah. Keterangan saksi

yang disampaikan di muka sidang pengadilan yang merupakan

hasil pemikiran saja atau hasil rekaan yang diperoleh dari

kesaksian orang lain tidak dapat dinilai sebagai alat bukti yang

sah. Kesaksian semacam ini dalam hukum acara pidana disebut

dengan istilah testimonium de auditu. Kesaksian de auditu

dimungkinkan dapat terjadi di persidangan. Oleh karena itu

hakim harus cermat jangan sampai kesaksian demikian itu

menjadi pertimbangan dalam putusannya. Untuk itu sedini

mungkin harus diambil langkah-langkah pencegahan. Yakni

dengan bertanya langsung kepada saksi bahwa apakah yang dia

terangkan itu merupakan suatu peristiwa pidana yang dia

dengar, dia lihat dan dia alami sendiri. Apabila ternyata yang

diterangkan itu suatu peristiwa pidana yang tidak dia lihat,

tidak dia dengar, dan tidak dia alaminya sendiri sebaiknya

hakim membatalkan status kesaksiannya dan keterangannya

tidak perlu lagi didengar untuk menghindarkan kesaksian de

auditu (SM Amin, 2008:75)

(c) Keterangan terdakwa

Menurut Pasal 184 KUHAP butir e. keterangan terdakwa

digolongkan sebagai alat bukti. Keterangan terdakwa adalah

apa yang dinyatakan terdakwa di sidang tentang perbuatan

yang dia lakukan atau yang dia ketahui sendiri atau yang dia

alami sendiri. Dalam praktek keterangan terdakwa sering

dinyatakan dalam bentuk pengakuan dan penolakan, baik

sebagian maupun keseluruhan terhadap dakwaan penuntut

Page 37: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

umum dan keterangan yang disampaikan oleh para saksi.

Keterangan juga merupakan jawaban atas pertanyaan baik

yang diajukan oleh penuntut umum, hakim maupun penasihat

hukum. Keterangan terdakwa dapat meliputi keterangan yang

berupa penolakan dan keterangan yang berupa pengakuan atas

semua yang didakwakan kepadanya. Dengan demikian,

keterangan terdakwa yang dinyatakan dalam bentuk penolakan

atau penyangkalan sebagaimana sering dijumpai dalam praktik

persidangan, boleh juga dinilai sebagai alat bukti.

(d) Barang-barang bukti

Pengertian barang-barang bukti yang dibicarakan di sini adalah

semua benda yang dapat dikenakan penyitaan dan yang

diajukan oleh penuntut umum di persidangan yang meliputi:

(1) Benda tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian

diduga atau diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil

dari tindak pidana

(2) Benda yang dipergunakan secara langsung untuk

melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkan

tindak pidana

(3) Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi

penyidikan tindak pidana.

(4) Benda khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan

tindak pidana

(5) Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan

tindak pidana.

Barang-barang bukti yang dimaksud di atas tidak termasuk

dalam alat bukti karena menurut KUHAP menetapkan hanya

lima macam alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli,

surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Walaupun barang

bukti bukan sebagai alat bukti namun penuntut umum

menyebutkan barang bukti itu di dalam surat dakwaannya yang

Page 38: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kemudian mengajukannya kepada hakim dalam pemeriksaan,

baik kepada terdakwa maupun kepada saksi bahkan bila perlu

hakim membuktikannya dengan membacakannya atau

memperlihatkan surat atau berita acara kepada terdakwa atau

saksi dan selanjutnya minta keterangan seperlunya tentang hal

itu.

2) Pertimbangan Non Yuridis

(a) Dalam Hal Tindak Pidana Korupsi\

Korupsi yang telah merajalela mempunyai dampak yang

merugikan dan merusak tatanan dalam kehidupan

bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kekayaan negara

yang dikorupsi sangat besar. Hal ini berarti, jika tidak terjadi

korupsi terhadap kekayaan negara maka kemampuan

pembiayaan pembangunan melalui APBN dapat meningkat,

dan itu berarti bahwa pelaksanaan pembangunan di berbagai

sektor dapat lebih ditingkatkan terutama yang berkaitan

dengan pemberantasan kemiskinan dan pembiayaan sektor

yang bersfat strategis, seperti sektor pendidikan dan kesehatan.

Dengan demikian akan dapat mendongkrak peningkatan

kualitas sumberdaya manusia pada masa depan dan diharapkan

dapat berimbas pada peningkatan produktivitas secara

nasional. Di samping kerugian material juga terjadi kerugian

yang bersifat immaterial, yaitu citra dan martabat bangsa

Indonesia di dunia internasional. Predikat Indonesia sebagai

negara yang terkorup di kawasan Asia Tenggara merupakan

citra yang sangat mamalukan. Tetapi anehnya para pemimpin

di negeri ini masih adem ayem, tebal muka dan tidak memiliki

rasa malu sehingga membiarkan praktik korupsi semakin

menjadi-jadi. Selain kerugian material dan immaterial, korupsi

juga membawa dampak pada penciptaan ekonomi biaya tinggi.

Karena korupsi menyebabkan inefisiensi dan pemborosan

Page 39: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

dalam ekonomi. Uang pelicin, sogok/suap, pungutan dan

sejenisnya akan membebani komponen biaya produksi.

Pemerintah yang korup akan membebani sektor swasta dengan

urusan-urusan yang luar biasa berat. Ditunjukan oleh Jeremy

Pope bahwa di Ukraina pada tahun 1994 perusahaan-

perusahaan yang disurvei melaporkan bahwa mereka

menghabiskan rata-rata 28% dari waktu kerja semata-mata

untuk berurusan dengan pemerintah dan pada tahun 1996

meningkat menjadi 37%. Jika tidak ada langkah-langkah dan

tindakan nyata pemerintah dalam memberantas korupsi, maka

upaya pemerintah untuk menarik investor asing menanamkan

investasinya di Indonesia dengan melakukan kunjungan ke

berbagai negara menghabiskan uang miliaran rupiah hanya

akan merupakan tindakan yang merugi (Jeremy Pompe, 2003

:53). Dari berbagai dampak dan pengaruh yang ditimbulkan

korupsi tersebut tidak dapat disangkal bahwa korupsi

membawa dampak yang merugikan dan menghambat

pelaksanaan pembangunan di segala bidang. Karena uang yang

semestinya dapat digunakan untuk membiayai pelaksanaan

pembangunan raib menjadi milik pribadi dan memperkaya

segelintir orang. Kemampuan memberikan pelayanan publik

yang berkualitas dan manusiawi menjadi berkurang. Sementara

puluhan juta rakyat menjerit kesusahan dan mengharpkan

uluran tangan dari pemerintah. Dengan demikian korupsi

secara langsung atau tidak langsung menghambat kemajuan

bangsa dan negara serta semakin memperparah kemiskinan.

Membiarkan korupsi merajalela berarti membiarkan kejahatan

menggerogoti dan menguras kekayaan negara untuk

kepentingan pribadi, kelompok atau golongan dengan

mengabaikan kepentingan umum atau kepentingan rakyat

banyak dan hal ini bertentangan dengan Pancasila dan UUD

Page 40: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan membiarkan

korupsi berarti pula membiarkan negara menuju kehancuran,

keterbelakangan dan pemeliharaan kemiskinan.

3. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Korupsi

a) Pengertian Tindak Pidana

Tindak Pidana dalam bahasa Belanda diistilahkan sebagai

strafbaar feit yang merupakan istilah resmi dalam strafwetboek atau Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku di Indonesia.

Selain itu ada juga istilah lain yang juga sering digunakan yang

mempunyai arti sama dengan strafbaar feit yaitu delic. Tindak pidana bisa

berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana,

dan pelaku tersebut merupakan subjek dari tindak pidana. Dalam

pandangan KUHP, yang menjadi subjek tindak pidana adalah seorang

manusia sebagai oknum yang mudah terlihat pada perumusan-perumusan

dari tindak pidana dalam KUHP yang menampakkan daya berpikir sebagai

syarat sebagai subjek tindak pidana.

Simons menyatakan bahwa strafbaar feit adalah kelakuan yang

diancam pidana yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan dengan

kesalahan dan dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung jawab.

Sedangkan Hamel dan Noyon-Langemeyer, menjelaskan strafbaar feit

sebagai kelakuan orang yang dirumuskan dengan undang-undang, yang

bersifat melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan

kesalahan. Lain halnya dengan Pompe yang membagi pengertian

strafbaar feit menjadi dua, yaitu :

1) strafbaar feit yaitu suatu pelanggaran terhadap norma, yang

dilakukan karena kesalahan pelaku dan diancam dengan pidana

untuk mempertahankan tata hukum dan menyelamatkan

kesejahteraan umum (definisi menurut teori);

2) strafbaar feit adalah suatu feit atau kejadian yang oleh peraturan

perundang-undangan dirumuskan sebagai perbuatan yang dihukum

(definisi menurut hukum positif).

Page 41: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pakar hukum dalam negeri sendiri, Moeljatno, memberikan

definisi tersendiri dari perbuatan pidana yang merupakan perbuatan yang

oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barang

siapa yang melanggar larangan tersebut dan lebih lanjut menjelaskan

mengenai perbuatan pidana ini menurut wujud dan sifatnya, perbuatan

pidana ini adalah perbuatan yang melawan hukum, perbuatan yang

merugikan masyarakat dalam arti bertentangan dengan atau menghambat

akan terlaksananya tatanan dalam pergaulan masyarakat yang dianggap

baik dan adil (Martiman Projohamidjojo 1997: 15).

b) Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Definisi tentang korupsi dapat dipandang dari berbagai aspek,

bergantung pada disiplin ilmu yang dipergunakan sebagaimana

dikemukakan oleh Benveniste dalam (Suyatno, 2005:17-18), korupsi

didefinisikan 4 (empat) jenis :

1) Discretionery corruption, ialah korupsi yang dilakukan karena

adanya kebebasan dalam menentukan kebijaksanaan, sekalipun

nampaknya bersifat sah, bukanlah praktik-praktik yang dapat

diterima oleh para anggota organisasi;

2) Illegal Corruption, ialah suatu jenis tindakan yang bermaksud

mengacaukan bahasa atau maksud-maksud hukum, peraturan dan

regulasi tertentu;

3) Mercenery corruption, ialah jenis tindak pidana korupsi yang

dimaksud untuk memperoleh keuntungan pribadi, melalui

penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan;

4) Ideological corruption, ialah jenis korupsi ilegal maupun

discretionery yang dimaksudkan untuk mengejar tujuan kelompok.

Pengertian atau asal kata korupsi menurut Fockema Andreae dalam

(Andi Hamzah, 2006:4-6), kata korupsi berasal dari bahasa latin corruptio

atau corruptus (Webster Atudent Dictionary;1960), yang selanjutnya

disebutkan bahwa corruptio itu berasal pula dari kata asal corrumpere,

suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin itulah turun

Page 42: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ke banyak bahasa Eropa seperti Inggris, yaitu corruption, corrupt;

Perancis, yaitu coorruption; dan Belanda yaitu corruptie (korruptie), dapat

atau patut diduga istilah korupsi berasal dari bahasa Belanda dan menjadi

bahasa Indonesia, yaitu “korupsi”.

Dalam Kamus Umum Belanda Indonesia yang disusun oleh

(Wijowasito, 1999:128), corruptie yang juga disalin menjadi corruptien

dalam bahasa Belanda mengandung arti perbuatan korup, penyuapan.

Pengertian dari korupsi secara harfiah menurut (John M. Echols

dan Hasan Shadily, 1997:149), berarti jahat atau busuk, sedangkan

menurut (A.I.N Kramer SR, 1997:62) mengartikan kata korupsi sebagai :

busuk, rusak, atau dapat disuap.

c) Sistem Pembuktian dalam Peradilan Tindak Pidana Korupsi

Sistem Pembuktian dalam perkara tindak pidana korupsi selain

berdasarkan kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang

Hukum Acara Pidana (KUHAP) juga berdasarkan kepada hukum pidana

formil sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun

1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah

diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Mengenai alat-alat bukti yang sah telah dirumuskan dalam Undang-

Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, yaitu terdapat

5 (lima) alat bukti yang sebagaimana diatur dalam Pasal 184 KUHAP.

Page 43: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Skematik Kerangka Pemikiran

KASUS DALAM

PUTUSAN PN. SMG NO :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG

UU NO 31/99 JO. UU

NO 20/2001

Unsur Korupsi

1. SETIAP

ORANG

2. MENGUNTU

NGKAN

DIRI

SENDIRI/OR

ANG LAIN

3. MERUGKAN

PEREKONO

MIAN

NEGARA

PERTIMBANGAN

HAKIM/NALAR

HUKUM HAKIM

1. DAKWAAN

2. PROSES

PEMBUKTIAN

a. ALAT BUKTI

b. KEYAKINAN

HAKIM

PUTUSAN HAKIM

Page 44: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Keterangan Kerangka Pemikiran :

Salah satu kasus tindak pidana yang cukup menarik perhatian penulis

adalah kasus tindak pidana korupsi yang diputus oleh Hakim Pengadilan

Negeri Semarang dalam Putusan Nomor 1069/Pid.B/2008/PN.SMG dengan

Terdakwa Drs KUSRIN Bin SUTRIMO selaku Mantan Lurah Ngadirgo,

dalam Putusan tersebut Terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif, yaitu

dakwaan kesatu Pasal 3 dan dakwaan kedua Pasal 8 Undang-Undang Nomor

31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam

proses persidangan tersebut Penuntut umum memberikan beberapa alat bukti

yang diantaranya adalah beberapa keterangan saksi baik itu saksi dari

masyarakat Desa Ngadirgo dan saksi dari BPKP Perwakilan Jawa Tengah

yang memberikan laporan terkait adanya dugaan penyalahgunaan dana

bantuan yang dilakukan oleh Terdakwa, sehingga dengan demikian Majelis

Hakim mengkaji mengenai pembuktian yang dilakukan oleh Penuntut Umum

dan dalam pertimbanganya Majelis Hakim menyatakan bahwa pembuktian

yang dilakukan oleh Penuntut Umum, berkaitan dengan pengajuan alat bukti

saksi dan ahli serta alat bukti surat sudah sesuai dengan Pasal 184 KUHAP,

dan berdasarkan keyakinan hakim akhirnya Terdakwa dinyatakan secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaiamana

didakwakan dalam dakwaan kesatu dakwaan Penuntut Umum.

Page 45: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan telaah terhadap bahan hukum yang peneliti kumpulkan,

berikut merupakan hasil penelitian yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Identitas Terdakwa

Nama Lengkap : Drs. KUSRIN Bin SUTRIMO

Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 21 September 1964

Umur : 44 Tahun

Tempat Tinggal : Wonodri Krajan Rt 05 Rw 01 Semarang

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS (Mantan Lurah Ngadirgo)

Pendidikan : S1

2) Kasus Posisi

Adapun uraian perkara atau kasus posisi yang selengkapnya adalah

sebagai berikut :

Bahwa Terdakwa Drs. Kusrin bin Sutrimo yang merupakan mantan

Lurah Ngadirgo telah melakukan tindak pidana korupsi yang telah

diperiksa diputus oleh Hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam Putusan

Nomor 1069/Pid.B/2008/PN.SMG, dalam Putusannya tersebut Terdakwa

didakwa dengan dakwaan alternatif, yaitu dakwaan kesatu Pasal 3 dan

dakwaan kedua Pasal 8 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam proses

persidangan tersebut Penuntut umum memberikan beberapa alat bukti

yang diantaranya adalah beberapa keterangan saksi baik itu saksi dari

masyarakat Desa Ngadirgo dan saksi dari BPKP Perwakilan Jawa Tengah

30

Page 46: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

yang memberikan laporan terkait adanya dugaan penyalahgunaan dana

bantuan yang dilakukan oleh Terdakwa, sehingga dengan demikian

Majelis Hakim mengkaji mengenai pembuktian yang dilakukan oleh

Penuntut Umum dan dalam pertimbanganya Majelis Hakim menyatakan

bahwa pembuktian yang dilakukan oleh Penuntut Umum, berkaitan

dengan pengajuan alat bukti saksi dan ahli serta alat bukti surat sudah

sesuai dengan Pasal 184 KUHAP, dan berdasarkan keyakinan hakim

akhirnya Terdakwa dinyatakan secara sah dan meyakinkan bersalah

melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaiamana didakwakan dalam

dakwaan kesatu dakwaan Penuntut Umum.

3) Dakwaan

Bahwa Terdakwa telah didakwa dengan surat dakwaan yang disusun

secara alternatif, yaitu suatu teknik penyusunan surat dakwaan yang

memberikan option (pilihan) kepada hakim sebagai berikut :

DAKWAAN KESATU

Bahwa Terdakwa Drs.Kusrin Bin Sutrimo pada hari Senin tanggal

10 Mei 2004 sekira pukul 12.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain

masih dalam bulan Mei 2004 bertempat rumah dinas Lurah Ngadirgo

Dukuh Pesantren Rt. 02 Rw. 01 Kel. Ngadirgo Kec. Mijen Kota Semarang

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Semarang, dengan tujuan menguntungkan diri

sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan

atau kedudukan dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian

Negara. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana

dalam Pasal 3 jo Pasal 17 jo Pasal 18 ayat (1) sub a, b jo Pasal 18 ayat (2)

jo Pasal 18 ayat (3) UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan

UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ;

ATAU

Page 47: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

DAKWAAN KEDUA

Bahwa Terdakwa Drs.Kusrin Bin Sutrimo pada hari Senin tanggal

10 Mei 2004 sekira pukul 12.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu

lain masih dalam bulan Mei 2004 bertempat rumah Dinas Lurah Ngadirgo

Dukuh Pesantren Rt. 02 Rw. 01 Kel. Ngadirgo Kec. Mijen Kota Semarang

atau setidak-tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Semarang, Pegawai Negeri atau selain Pegawai

Negeri yang ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus

menerus atau untuk sementara waktu dengan sengaja menggelapkan uang

atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya, atau membiarkan

uang atau surat berharga tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain,

atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut. Perbuatan Terdakwa

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 8 jo Pasal 17 jo Pasal

18 ayat (1) sub a, b jo Pasal 18 ayat (2) jo Pasal 18 ayat (3) UU Nomor 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana

telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Perubaban Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

4) Tuntutan

1. Menyatakan Terdakwa Drs. KUSRIN Bin SUTRIMO bersalah

melakukan tindak pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam

pidana dalam Pasal 3 ayat (1) Jo. Pasal 17 jo Pasal 18 ayat (1) sun

a,b jo Pasal 18 ayat (2) jo Pasal 18 ayat (3) UU Nomor 31 Tahun

1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana

telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20

tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI No. 31

Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

sebagaimana tersebut dalam dakwaan Kesatu ;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Drs. KUSRIN Bin

SUTIRMO dengan :

Page 48: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

a) Pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan

dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan

sementara dengan perintah untuk tetap ditahan ;

b) Membayar uang pengganti sebesar Rp. 10.000.000,00

(sepuluh juta rupiah) dan jika Terdakwa tidak membayar

uang pengganti maka dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah

Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka

harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk

menutupi uang pengganti jika tidak mencukupi diganti

dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan ;

3. Menyatakan barang bukti dikembalikan ke Pemerintah Kota

Semarang;

4. Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.

5.000,00 (lima ribu rrupiah).

5) Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Semarang

Pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Semarang untuk

memutuskan perkara korupsi atas nama terdakwa Drs. Kusrin bin Sutrimo

adalah sebagai berikut :

a) Unsur Setiap Orang

Menimbang bahwa dalam dalam ketentuan Undang-Undang

Nomor 31 tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang dimaksud

dengan unsur setiap orang adalah orang perseorangan atau

termasuk korporasi. Sedangkan, dalam praktik peradilan yang

dimaksud sebagai setiap orang lazim dirumuskan sebagai suatu

unsur Barang Siapa, dimaksudkan manusia sebagai subjek

hukum; Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan pada

pokoknya telah menerangkan bahwa keseluruhan identitas yang

tercantum dalam dakwaan Penuntut Umum adalah benar diri

Terdakwa Drs. KUSRIN Bin SUTRIMO Demikian pula

keseluruhan saksi-saksi pada pokoknya telah menerangkan,

Page 49: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

bahwa yang dimaksud dengan setiap orang adalah benar diri

Terdakwa yang saat ini dihadapkan dan diperiksa di persidangan

umum Pengadilan Negeri Semarang; Menimbang, bahwa

dengan demikian menjadi jelas bahwa yang dimaksud dengan

unsur setiap orang dalam hal ini adalah diri Terdakwa,

sedangkan apakah benar ia dapat dinyatakan telah terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan suatu tindak

pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum, tentunya

akan dipertimbangkan terlebih dahulu apakah keseluruhan

unsur-unsur dari pasal-pasal ketentuan pidana yang didakwakan

kepadanya, telah terbukti secara sah dan meyakinkan dalam

perbuatannya. Oleh karena itu Majelis Hakim tidak sependapat

dengan Penuntut Umum dan atau Penasihat Hukum Terdakwa

yang langsung berpendapat bahwa unsur setiap orang ini telah

terpenuhi atau tidak terpenuhi, tanpa terlebih dahulu

mempertimbangkan keseluruhan unsur-unsur yang lain. Dengan

demikian, walaupun unsur setiap orang ini terletak di bagian

awal dari rumusan tindak pidana yang didakwakan. Namum

pembahasan terhadap unsur setiap orang ini akan

dipertimbangkan lebih lanjut dalam bagian akhir putusan ini

nanti, setelah keseluruhan unsur-unsur dalam rumusan tindak

pidana yang didakwakan atas diri Terdakwa tersebut

dipertimbangkan.

b) Unsur dengan Tujuan Menguntungkan Diri Sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi Menimbang, bahwa Penasihat Hukum

Terdakwa dalam pembelaannya mempermasalahkan dakwaan

Penuntut Umum dengan argumentasi yuridis bahwa dakwaan

Penuntut Umum tidak dapat diterapkan pada diri Terdakwa

dengan alasan pada diri Terdakwa tidak ada sikap bathin jahat

(evil mind) dalam diri Terdakwa ; Menimbang, bahwa terhadap

argumentasi Penasihat Hukum Terdakwa ini, Majelis Hakim

Page 50: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

berpendapat bahwa memperhatikan rumusan unsur-unsur dalam

ketentuan Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 tahun

1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memang tidak

mencantumkan unsur “melawan hukum” secara berdiri sendiri

(sehingga bukan merupakan bestanddeed). Ini bukan berarti,

bahwa delik ini dapat dilakukan tidak dengan melawan hukum,

karena unsur melawan hukum itu inherent dalam keseluruhan

perumusan suatu tindak pidana. Dengan menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan, tentunya pasti dengan sendirinya

merupakan perbuatan melawan hukum. Akan tetapi hal tersebut

sengaja tidak dirumuskan dengan pengertian bahwa

diterapkannya ketentuan tersebut mengandung makna bahwa

Terdakwa diberi kesempatan yang luas bahwa ia tidak

melakukan perbuatan melawan hukum; Menimbang, bahwa

berdasarkan hal tersebut di atas, maka fokus pembuktian dalam

dakwaan perkara aquo harus difokuskan pada masalah apakah

Terdakwa selaku Kepala Kelurahan Ngadirgo Kec.Mijen Kota

Semarang telah melakukan penyimpangan dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.

Dengan cara menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau

sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukannya

tersebut. Serta, perbuatannya tersebut dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara; Menimbang,

bahwa lepas dari argumentasi Penasihat Hukum Terdakwa

tersebut, setelah memperhatikan surat dakwaan Penuntut

Umum, sesungguhnya memang ada perbedaan rumusan (bagian

inti) antara Pasal 2 dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31

tahun 1999 Jo Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam penerapannya

memang seharusnya perumusan cara-cara dilakukannya suatu

Page 51: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

perbuatan materiil tindak pidana dalam surat dakwaan

semestinya juga harus berbeda, karena adanya perbedaan inti

delik dan perbuatan materiilnya. Akan tetapi nyatanya, dalam

perumusan surat dakwaan yang didakwakan terhadap diri

Terdakwa mengenai cara-cara perbuatan Terdakwa melakukan

suatu tindak pidana di bagian dakwaan Kesatu dan dakwaan

Kedua dirumuskan secara sama, padahal bagian inti delik jelas

berbeda; Menimbang, bahwa mengingat dasar untuk memeriksa

dan mengadili seseorang di persidangan adalah uraian suatu

tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka dengan

demikian kini dipertimbangkan terlebih dahulu cara perumusan

surat dakwaan Penuntut Umum dalam relevansinya dengan

sahnya suatu surat dakwaan yang harus disusun secara cermat,

jelas dan lengkap, sehingga memenuhi syarat sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP.

Mengingat sesuai ketentuan Pasal 143 ayat (3) KUHAP

dakwaan yang disusun secara tidak cermat, jelas dan lengkap

batal demi hukum; Menimbang, bahwa satu hal yang harus

dibedakan dalam penerapan Pasal 2 dengan Pasal 3 UU Nomor

31 tahun 1999 Jo UU Nomor 20 tahun 2001 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ialah jika Pasal 2

dicantumkan unsur “memperkaya diri sendiri.....” Sedangkan

pada Pasal 3 dicantumkan unsur : dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri”. Dengan demikian, sifat dari

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan sebagai delik

ditentukan oleh cara-cara dengan mana pelaku, dengan tujuan

menguntungkan diri sendiri atau orang lain atausuatu korporasi,

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yang dapat

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. Oleh

Page 52: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

karena itulah menjadi penting dan merupakan hal yang esensial

untuk dinilai apakah benar Terdakwa telah menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan, yang dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara, dan hal tersebut harus merupakan

maksud dari Terdakwa untuk memperoleh keuntungan secara

melawan hukum. Oleh karena itu, ada tidaknya niat jahat dalam

diri Terdakwa akan dipertimbangkan pada bagian unsur-unsur

tindak pidana yang didakwakan dalam diri Terdakwa tersebut;

Menimbang, bahwa ternyata walaupun perumusan cara-cara

tindak pidana baik dalam dakwaan Kesatu dan Kedua diuraikan

secara sama. Akan tetapi yang terpenting adalah ternyata dalam

dakwaan tersebut telah diuraikan secara cermat, jelas dan

lengkap waktu maupun cara-cara perbuatan/tindak pidana yang

telah dilakukan oleh Terdakwa. Karena sesungguhnya yang

patut diperhatikan adalah bagaimanakah waktu dan cara-cara

suatu tindak pidana yang didakwakan kepada seseorang

Terdakwa tersebut mesti dirumuskan; Menimbang, bahwa

disamping itu hakikat esensial suatu surat dakwaan adalah harus

memuat secara cermat, jelas dan lengkap unsur-unsur dari suatu

tindak pidana yang didakwakan kepadanya, agar Terdakwa

mudah melakukan pembelaan atas dakwaan yang ditujukan pada

dirinya tersebut. Ternyata dalam surat dakwaan yang

didakwakan kepadanya hal tersebut telah diuraikan oleh

Penuntut Umum; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan

hukum tersebut di atas, maka dengan memperhatikan asas

peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan (Pasal 4 ayat

(2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman) dan

sistem pendekatan yang jauh dari sikap formalistic egal thinking

secara sempit dan kaku, maka walaupun perumusan cara-cara

tindak pidana yang dilakukan Terdakwa, baik dalam dakwaan

Page 53: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Kesatu dan Kedua diuraikan secara sama,maka dakwaan Kedua

Penuntut umum dipandang telah disusun secara cermat, jelas

dan lengkap tidak perlu sampai dinyatakan batal demi hukum.

Oleh karena itu, dapat dipergunakan sebagai dasar untuk

memeriksa dan mengadili perkara atas diri Terdakwa tersebut di

atas; Menimbang, bahwa berdasarkan hal tersebut, maka

argumentasi Penasihat Hukum Terdakwa tersebut haruslah

ditolak dan atau dikesampingkan. Oleh karena itu kini

selanjutnya dipertimbangkan unsur Dengan Tujuan

Menguntungkan Diri Sendiri atau Orang Lain atau Suatu

Korporasi dalam dakwaan Kesatu sebagaimana diatur dan

diancam dalam Pasal 3 jo Pasal 17 jo Pasal 18 ayat (1) sub a, b

jo Pasal 18 ayat (2) jo Pasal 18ayat (3) Undang-Undang Nomor

31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

dalam perbuatan Terdakwa, sebagaimana tersebut di bawah ini:

Menimbang, bahwa unsur “Dengan Tujuan Menguntungkan Diri

Sendiri atau Orang Lain atau Suatu Korporasi“, adalah suatu

unsur yang biasa dalam hukum pidana, seperti halnya yang

tercantum dalam Pasal 378 KUHP dan ataupun Pasal 423

KUHP. Bahwa dalam pasal-pasal KUHP unsur“menguntungkan

diri sendiri atau orang lain“ dengan melawan hukum bukanlah

unsur tingkah laku, tetapi unsur yang dituju oleh batin atau

kesalahan dalam bentuk maksud. Jadi, kehendak dalam

melakukan perbuatan ditujukan untuk menguntungkan diri

sendiri atau orang lain dengan melawan hukum. Disini unsur

sifat melawan hukumnya bersifat subjektif. Jadi unsur

menguntungkan diri sendiri atau orang lain dimaksudkan bahwa

“si pelaku haruslah mempunyai maksud untuk memperoleh

kekayaan, karena keuntungan disitu merupakan keuntungan bagi

dirinya sendiri atau orang lain“ (Lamintang, 1979: 279).

Memperoleh keuntungan sama artinya dengan memperoleh

Page 54: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kekayaan, karena keuntungan disitu merupakan keuntungan

dalam hubungannya dengan kekayaan (materiil) bukan

keuntungan immateriil seperti kepuasan batin ketika mendapat

penghargaan; Menimbang, bahwa oleh karena itulah kini dinilai

adanya suatu fakta-fakta yuridis tentang Semarang yang

diperuntukan untuk Bantuan Pembangunan Sarana dan

Prasarana (Kontingensi) antara lain guna pembangunan sarana

prasarana lingkungan, sarana ibadah, sarana pendidikan, sumur

artetis dan pavingisasi jalan kampung dalam relevansinya

dengan kedudukan dan kualitas Terdakwa selaku Lurah

Ngadirgo Dukuh Pesantren Rt. 02 Rw. 01 Kel. Ngadirgo Kec.

Mijen Kota Semarang,sebagai berikut: Bahwa Terdakwa selaku

Lurah Ngadirgo mengetahui adanya Dana Kontingensi yang

bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2004 dan untuk bisa

mendapatkan bantuan Dana Kontingensi tersebut harus disertai

adanya Berita Acara rembug desa berikut daftar hadirnya dan

proposal pembangunan. Untuk itu kemudian Terdakwa pada

suatu hari di bulan Oktober 2003 telah membuat Berita Acara

Musyawah dan daftar hadir serta Proposal pembangunan sumur

artetis fiktif. Bahwa terhadap pembuatan proposal tersebut,

terdakwa telah membantahnya, karena yang dilakukannya

hanyalah memberikan contoh proposal dimaksud kepada saksi

Maryadi. Disisi lain menurut saksi Maryadi bahwa setahunya

proposal yang diberikan kepadanya sudah dalam keadaan jadi

dan ia tidak mengetahui siapa yang membuat proposal tersebut;

Bahwa kemudian selanjutnya Terdakwa membuat surat

pengantar Nomor: 691.2/105 tanggal 23 Oktober 2003 yang

ditujukan kepada Walikota Semarang Cq. Kabag Pembangunan

Setda Kota Semarang perihal Permohonan Pembuatan Sumur

Artetis dengan dilampiri dokumen proposal dan berita acara

rembug desa serta daftar hadirnya. Bahwa selanjutnya pada

Page 55: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

akhir bulan Oktober 2003 Terdakwa meyerahkan proposal

pembangunan sumur artetis tersebut kepada Kasubbag

Pengendalian Bagian Pembangunan Setda Kota Semarang.

Kemudian Terdakwa juga memanggil dan menunjuk saksi

Maryadi untuk menjadi Ketua Panitia pembangunan sumur

artetis dimaksud dan meminta saksi Maryadi dan saksi Sutiman

untuk mengambil dananya sebesar Rp.20.000.000,- (dua puluh

juta Rupiah); Bahwa setelah menerima Dana Kontingensi

tersebut kemudian saksi Maryadi dan saksi Sutiman

menyerahkan uang tersebut kepada Terdakwa. Menurut

Terdakwa uang tersebut diserahkan kepadanya karena saksi

maryadi takut untuk menyimpannya. Namun, menurut saksi

Maryadi dan Sutiman hal tersebut dilakukannya dikarenakan

Terdakwa meminta uang tersebut; Bahwa kemudian saksi

Maryadi disuruh Terdakwa mencarikan pemborong

pembangunan sumur artetis. Dan atas perintah Terdakwa

selanjutnya saksi Maryadi mencari pemborong dan telah

mendapat 3 (tiga) orang pemborong dan menawarkan biaya

pembangunan sumur artetis antara Rp.18.000.000,- (delapan

belas juta Rupiah) sampai dengan Rp.23.000.000,- (dua puluh

tiga juta rupiah), atas penawaran harga dari pemborong tersebut

Terdakwa menawar Rp.12.000.000, (dua belas juta Rupiah)

namun pemborong tidak ada yang mau hingga akhirnya

pembuataan sumur artetis tersebut tertunda dan akhirnya hingga

sekarang tidak pernah terealisasikan; Bahwa menurut Terdakwa

uang sebesar Rp.20.000.000, (dua puluh juta Rupiah) tersebut

telah dipergunakan oleh Terdakwa karena telah dipinjam oleh

saksi Maryadi, dipergunakan untuk bantuan dana pavingisasi

dan pembuatan talud di tempat lain. Akan tetapi semua

keterangan Terdakwa dimaksud tidak dilengkapi dengan bukti-

bukti. Sebaliknya para saksi Kusno Bin alm. Sulaeman dan

Page 56: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tarsin Bin Rukadi telah menerangkan bahwa Terdakwa pernah

mengatakan bahwa dana tersebut telah dipergunakannya antara

lain untuk keperluan lobby pemilu; Bahwa berdasarkan Laporan

Hasil Perhitungan Tim Audit BPKP Perwakilan Propinsi Jawa

Tengah tertanggal 14 Oktober 2008 diperoleh hasil terdapat

pembangunan sumur artetis fiktif di Kelurahan Ngadirgo,

Kecamatan Mijen, Kota Semarang merugikan keuangan Negara

sebesar Rp.20.000.000,00 (dua puluh juta Rupiah) yang

merupakan dana bantuan kontingensi yang tidak direalisasikan;

Kerugian ini disebabkan tidak jelas penggunaannya dan tidak

disetorkan ke Kas Negara; Menimbang, bahwa atas fakta-fakta

yuridis tersebut, Terdakwa pada pokoknya telah membantahnya

dengan mengatakan pada pokoknya bahwa Terdakwa tidak

pernah memperoleh keuntungan dari dana tersebut. Demikian

pula Penasihat Hukum Terdakwa dalam nota pembelaannya

membantah Terdakwa telah memperoleh keuntungan dari

program tersebut. Bantahan ini haruslah ditolak atau

dikesampingkan karena berdasarkan keterangannya sendiri

bahwa uang dana kontingensi pembuatan sumur tersebut telah

dipergunakan untuk kepentingan saksi Maryadi dan keperluan

lainnya. Akan tetapi keterangan Terdakwa tersebut tidak disertai

bukti kuitansi atau bukti lainnya yang dapat membuktikan

kebenaran keterangannya tersebut. Oleh karena itu walaupun

Terdakwa telah mengembalikan dana tersebut sejumlah Rp.

10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) ketika ditahan di penyidik,

tentunya hal tersebut tidak dapat menghapuskan sifat unsur

“menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi,“ dalam diri Terdakwa berdasarkan pertimbangan

sebagai berikut: Bahwa pembuatan sumur artetis tersebut telah

bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) PP No.105 Tahun 2000

tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah

Page 57: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

karena setiap pengeluaran APBD harus didukung oleh bukti-

bukti yang lengkap dan sah; Bahwa pembuatan sumur artetis

harus dipertanggungjawabkan penggunaan uangnya seperti

misal bukti kuitansi pembelian material, upah tenaga kerja dan

lain-lain yang terkait dengan pembuatan sumur artetis dimaksud;

Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Perhitungan Tim Audit

BPKP Perwakilan Propinsi Jawa Tengah tertanggal 14 Oktober

2008 yang dibuat oleh Tim Audit BPKP Pembantu

PenanggungJawab yang diketahui dan disetujui oleh Kepala

Perwakilan Arzul Andaliza NIP. 060 048 841 diperoleh hasil

terdapat pembangunan sumur artetis fiktif di Kelurahan

Ngadirgo Kecamatan Mijen Kota Semarang merugikan

keuangan Negara sebesar Rp.20.000.000,- yang merupakan dana

bantuan kontingensi yang tidak direalisasikan; Menimbang,

bahwa disadari unsur “menguntungkan diri sendiri atau orang

lain atau suatu korporasi,“ tersebut, bersifat relatif, padahal

perbuatan Terdakwa dalam kualitasnya selaku Kepala

Kelurahan Ngadirgo Kec.Mijen Kota Semarang atas

penggunaan dana kontingensi pembuatan sumur dinilai dengan

suatu ukuran untuk memperoleh sesuatu (keuntungan) dalam

kondisi yang obyektif. Artinya tingkat materiil tertentu dinilai

apakah benar telah meningkat dengan ukuran yang relatif.

Walaupun orang yang bersangkutan (in casu Terdakwa)

mungkin merasa tidak/belum mendapat sesuatu yang

“menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu

korporasi“; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan

hukum tersebut di atas, maka perbuatan Terdakwa untuk

menyimpan dan mengelola dana kontingensi sehingga akhirnya

dipergunakannya untuk kepentingan lain yang tidak sesuai atau

orang lain atau suatu korporasi“, sehingga unsur ini telah

terbukti secara sah dan meyakinkan dalam perbuatan Terdakwa;

Page 58: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c) Unsur Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana

yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan

Menimbang bahwa memperhatikan rumusan unsur

“Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan”, jelas dimaksudkan

bahwa si pelaku harus mempunyai dan atau memenuhi kualitas

sebagai pejabat atau mempunyai kedudukan untuk

melaksanakan suatu delik sesuai dengan jabatan atau

kedudukannya. Dengan demikian pengertian kedudukan disini

haruslah diartikan sebagai suatu jabatan tertentu; Menimbang,

bahwa Terdakwa sejak tanggal 1 Juli 2002 menjabat sebagai

Kepala Kelurahan Ngadirgo Kec.Mijen Kota Semarang sesuai

Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor: 821.2/17/2002

tanggal 28 Juni 2002. Dalam kedudukan dan kualitasnya yang

demikian, ternyata Terdakwa membuat dan atau setidak-

tidaknya mengetahui adanya berita acara rembug desa, proposal

dan daftar hadir fiktif untuk memperoleh dana anggaran APBD

Tahun Anggaran 2004 kota Semarang yang diperuntukan untuk

Bantuan Pembangunan Sarana dan Prasarana (Kontingensi)

antara lain guna pembangunan sarana prasarana lingkungan,

sarana ibadah, sarana pendidikan, sumur artetis dan pavingisasi

jalan kampung tersebut. Selanjutnya Terdakwa telah menyimpan

dan menggunakan untuk kepentingan lain dana dimaksud;

Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut merupakan

bentuk penyalahgunaan wewenang, kesempatan atau sarana

karena jabatan karena perbuatannya tersebut bukan merupakan

kewenangan dari tugas pokok serta fungsinya (tupoksi) sebagai

Kepala Kelurahan Ngadirgo Kec.Mijen Kota Semarang yang

menerima bantuan kontingensi dimaksud. Sebab yang

berwenang untuk menyimpan dan mengelola dana kontingensi

tersebut adalah Panitia Pembangunan dan bukannya Terdakwa.

Page 59: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Perbuatan Terdakwa yang demikian jelas telah memenuhi unsur

menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ada padanya. Oleh karenanya unsur ini telah terbukti secara sah

dan meyakinkan dalam perbuatan Terdakwa;

d) Unsur yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara

Menimbang bahwa oleh karena dana kontingensi pembuatan

sumur artesis dimaksud merupakan dana yang bersumber dari

APBD kota Semarang Tahun Anggaran 2004 yang diperuntukan

untuk Bantuan Pembangunan Sarana dan Prasarana

(Kontingensi) untuk keperluan antara lain pembangunan sarana

prasarana lingkungan, sarana ibadah, sarana pendidikan, sumur

artetis dan pavingisasi jalan kampung. Dan berdasarkan Laporan

Hasil Perhitungan Tim Audit BPKP Perwakilan Propinsi Jawa

Tengah tertanggal 14 Oktober 2008 yang dibuat oleh Tim Audit

BPKP diperoleh hasil terdapat pembangunan sumur artetis fiktif

di Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen Kota Semarang

merugikan keuangan Negara sebesar Rp.20.000.000,00 (dua

puluh juta Rupiah) yang merupakan dana bantuan kontingensi

yang tidak direalisasikan. Maka unsur Yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara. Telah terbukti

secara sah dan meyakinkan dalam perbuatan Terdakwa;

6) Putusan Pengadilan Negeri Semarang

Hakim Pengadilan Negeri Semarang berdasarkan Pertimbangannya

memutuskan :

1) Menyatakan Terdakwa Drs. KUSRIN Bin SUTRIMO

tersebut di atas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan

bersalah melakukan tindak pidana “Menyalahgunakan

Kewenangan Yang Ada Padanya Karena Jabatan atau

Kedudukan”

Page 60: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh

karena itu dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun

3) Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari lamanya pidana tersebut

4) Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan

5) Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa untuk membayar

uangpengganti sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta

Rupiah) dan jika Terdakwa tidak membayar uang pengganti

maka dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah Putusan

pengadilan yang berkekuatan hukum tetap maka harta

bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk

menutupi uang pengganti jika tidak mencukupi diganti

dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan

6) Memerintahkan barang bukti dikembalikan ke Pemerintah

Kota Semarang

7) Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara

sejumlah Rp. 5.000,00 (lima ribu Rupiah)

Page 61: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

B. PEMBAHASAN

Analisis Nalar Hukum Hakim dalam Memeriksa Kesalahan

Terdakwa Tindak Pidana Korupsi dalam Putusan Nomor :

1069/Pid.B/2008/PN.SMG

Setelah mencermati Hasil Penelitian, Penulis selanjutnya akan

menganalisis mengenai Kajian Nalar Hukum Hakim, Untuk mengetahui

nalar hukum Hakim, maka terlebih dahulu Penulis akan menguraikan

mengenai teori sistem Pembuktian.

Teori sistem pembuktian dibagi menjadi 4 (empat) yaitu:

conviction in-time, conviction raisonnee, pembuktian menurut Undang-

Undang secara positif (positief wettelijk stelsel) dan Pembuktian Undang-

Undang secara Negatif (negatief wettelijk stelsel). Sistem Pembuktian

menurut undang-undang secara negatif, merupakan sistem pembuktian

yang dianut oleh KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana),

ketentuan itu diperjelas dalam Pasal 183 KUHAP yang didalamnya

mengandung maksud, yaitu:

(a) Putusan pidana oleh hakim harus berdasarkan sekurang-kurangnya

dua alat bukti yang sah.

(b) Harus ada keyakinan hakim telah terjadinya tindak pidana, bahwa

terdakwa yang bersalah.

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan teori antar sistem pembuktian menurut undang-undang secara

positif dengan sistem pembuktian menurut keyakinan atau conviction in

time. Sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif

merupakan suatu sistem keseimbangan antara kedua sistem yang saling

bertolak belakang secara ekstrim. Dari keseimbangan tersebut, sistem

pembuktian menurut undang-undang secara negatif menggabungkan ke

46

Page 62: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dalam dirinya secara terpadu sistem pembuktian menurut undang-undang

secara positif.

Di dalam sistem pembuktian ini untuk menentukan seseorang

terdakwa dinyatakan bersalah, apabila kesalahan yang didakwakan

kepadanya dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti yang sah menurut

undang-undang sekaligus keterbuktian kesalahan tadi dibarengi pula

dengan keyakinan hakim. Dalam menentukan salah atau tidaknya seorang

terdakwa menurut sistem pembuktian undang-undang secara negatif,

terdapat dua komponen antara lain:

1. Pembuktian harus dilakukan menurut ketentuan cara dan dengan

alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.

2. Keyakinan hakim yang juga harus didasarkan atas ketentuan cara

dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.

Guna mempermudah pembacaan terhadap alur Peneliti, berikut

merupakan skematik pembahasan mengenai Nalar Hukum Hakim dalam

memeriksa kesalahan terdakwa tindak pidana korupsi dalam putusan

Nomor:1069/Pid.B/2008/PN.SMG.

Page 63: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 2. Skematik Nalar Hukum Hakim

PROSES PEMBUKTIAN

DAN PEMERIKSAAN

BARANG BUKTI

KEYAKINAN HAKIM ALAT BUKTI YANG SAH

DAKWAAN

NALAR HUKUM

HAKIM

PUTUSAN

Page 64: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Mencermati skema di atas, dalam menjelaskan mengenai nalar

hukum hakim dalam menjatuhkan putusan terkait kasus di atas, pada

dasarmya, dalam penjatuhan putusan pidana terhadap pelaku tindak pidana

korupsi hakim cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan yang

bersifat yuridis dibandingkan yang bersifat non-yuridis. Pertimbangan

yang bersifat yuridis adalah pertimbangan hakim yang didasarkan pada

faktor-faktor yang terungkap di dalam persidangan dan oleh undang-

undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di dalam putusan.

Pertimbangan yang bersifat yuridis di antaranya:

a. Dakwaan Penuntut Umum

Dakwaan merupakan dasar hukum acara pidana karena

berdasarkan itulah pemeriksaan di persidangan dilakukan (Pasal

143 ayat (1) KUHAP). Dakwaan berisi identitas terdakwa juga

memuat uraian tindak pidana serta waktu dilakukannya tindak

pidana dan memuat pasal yang dilanggar (Pasal 143 ayat (2)

KUHAP). Perumusan dakwaan didasarkan dari hasil pemeriksaan

pendahuluan. Dalam perkara tersebut Terdakwa didakwa dengan

dakwaan alternatif (antara dakwaan yang satu dan yang lain saling

mengecualikan) atau one that substitutes for another, memberi

pilihan kepada hakim pengadilan untuk menentukan dakwaan

mana yang tepat dipertanggungjawabakan kepada terdakwa

sehubungan dengan tindak pidana yang dilakukannya. Dakwaan

penuntut umum sebagai bahan pertimbangan pengadilan dalam

menjatuhkan putusan.

Mencermati pertimbangan terhadap tindak pidana yang

didakwakan Terdakwa di atas, Hakim Pengadilan Negeri Semarang

dalam pertimbangannya menyatakan bahwa surat dakwaan

Penuntut Umum dalam relevansinya dengan sahnya suatu surat

dakwaan yang harus disusun secara cermat, jelas dan lengkap,

sehingga memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Pasal

143 ayat (2) huruf b KUHAP. Mengingat sesuai ketentuan Pasal

Page 65: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

143 ayat (3) KUHAP dakwaan yang disusun secara tidak cermat,

jelas dan lengkap batal demi hukum; Menimbang, bahwa satu hal

yang harus dibedakan dalam penerapan Pasal 2 dengan Pasal 3 UU

Nomor 31 tahun 1999 Jo UU Nomor 20 tahun 2001 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ialah jika Pasal 2

dicantumkan unsur “memperkaya diri sendiri.....” Sedangkan pada

Pasal 3 dicantumkan unsur : dengan tujuan menguntungkan diri

sendiri”. Dengan demikian, sifat dari menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan sebagai delik ditentukan oleh cara-cara

dengan mana pelaku, dengan tujuan menguntungkan diri sendiri

atau orang lain atausuatu korporasi, menyalahgunakan

kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan, yang dapat merugikan keuangan negara

atau perekonomian negara. Oleh karena itulah menjadi penting dan

merupakan hal yang esensial untuk dinilai apakah benar Terdakwa

telah menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan, yang dapat merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara, dan hal tersebut harus

merupakan maksud dari Terdakwa untuk memperoleh keuntungan

secara melawan hukum. Oleh karena itu, ada tidaknya niat jahat

dalam diri Terdakwa akan dipertimbangkan pada bagian unsur-

unsur tindak pidana yang didakwakan dalam diri Terdakwa

tersebut; Menimbang, bahwa ternyata walaupun perumusan cara-

cara tindak pidana baik dalam dakwaan Kesatu dan Kedua

diuraikan secara sama. Akan tetapi yang terpenting adalah ternyata

dalam dakwaan tersebut telah diuraikan secara cermat, jelas dan

lengkap waktu maupun cara-cara perbuatan/tindak pidana yang

telah dilakukan oleh Terdakwa. Karena sesungguhnya yang patut

diperhatikan adalah bagaimanakah waktu dan cara-cara suatu

tindak pidana yang didakwakan kepada seseorang Terdakwa

Page 66: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

tersebut mesti dirumuskan; Menimbang, bahwa disamping itu

hakikat esensial suatu surat dakwaan adalah harus memuat secara

cermat, jelas dan lengkap unsur-unsur dari suatu tindak pidana

yang didakwakan kepadanya, agar Terdakwa mudah melakukan

pembelaan atas dakwaan yang ditujukan pada dirinya tersebut.

Ternyata dalam surat dakwaan yang didakwakan kepadanya hal

tersebut telah diuraikan oleh Penuntut Umum; Menimbang, bahwa

berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas, maka dengan

memperhatikan asas peradilan yang sederhana, cepat dan biaya

ringan (Pasal 4 ayat (2) UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman) dan sistem pendekatan yang jauh dari sikap

formalistic egal thinking secara sempit dan kaku, maka walaupun

perumusan cara-cara tindak pidana yang dilakukan Terdakwa, baik

dalam dakwaan Kesatu dan Kedua diuraikan secara sama,maka

dakwaan Kedua Penuntut umum dipandang telah disusun secara

cermat, jelas dan lengkap tidak perlu sampai dinyatakan batal demi

hukum. Oleh karena itu, dapat dipergunakan sebagai dasar untuk

memeriksa dan mengadili perkara atas diri Terdakwa.

b. Pembuktian

Dalam proses pembuktian, Keterangan saksi merupakan alat bukti

yang sah seperti yang diatur dalam Pasal 184 KUHAP. Sepanjang

keterangan itu mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar

sendiri ia lihat sendiri dan alami sendiri, dan harus disampaikan

dalam sidang pengadilan dengan mengangkat sumpah. Keterangan

saksi yang disampaikan di muka sidang pengadilan yang

merupakan hasil pemikiran saja atau hasil rekaan yang diperoleh

dari kesaksian orang lain tidak dapat dinilai sebagai alat bukti yang

sah. Kesaksian semacam ini dalam hukum acara pidana disebut

dengan istilah testimonium. de auditu Kesaksian de auditu

dimungkinkan dapat terjadi di persidangan. Oleh karena itu hakim

harus cermat jangan sampai kesaksian demikian itu menjadi

Page 67: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pertimbangan dalam putusannya. Untuk itu sedini mungkin harus

diambil langkah-langkah pencegahan. Yakni dengan bertanya

langsung kepada saksi bahwa apakah yang dia terangkan itu

merupakan suatu peristiwa pidana yang dia dengar, dia lihat dan

dia alami sendiri. Apabila ternyata yang diterangkan itu suatu

peristiwa pidana yang tidak dia lihat, tidak dia dengar, dan tidak dia

alaminya sendiri sebaiknya hakim membatalkan status

kesaksiannya dan keterangannya tidak perlu lagi didengar untuk

menghindarkan kesaksian de auditu dan selain itu juga Menurut

Pasal 184 KUHAP butir e. keterangan terdakwa digolongkan

sebagai alat bukti. Keterangan terdakwa adalah apa yang

dinyatakan terdakwa di sidang tentang perbuatan yang dia lakukan

atau yang dia ketahui sendiri atau yang dia alami sendiri. Dalam

praktek keterangan terdakwa sering dinyatakan dalam bentuk

pengakuan dan penolakan, baik sebagian maupun keseluruhan

terhadap dakwaan penuntut umum dan keterangan yang

disampaikan oleh para saksi. Keterangan juga merupakan jawaban

atas pertanyaan baik yang diajukan oleh penuntut umum, hakim

maupun penasihat hukum. Keterangan terdakwa dapat meliputi

keterangan yang berupa penolakan dan keterangan yang berupa

pengakuan atas semua yang didakwakan kepadanya. Dengan

demikian, keterangan terdakwa yang dinyatakan dalam bentuk

penolakan atau penyangkalan sebagaimana sering dijumpai dalam

praktek persidangan, boleh juga dinilai sebagai alat bukti.

c. Barang Bukti

Pengertian barang-barang bukti yang dibicarakan di sini adalah

semua benda yang dapat dikenakan penyitaan dan yang diajukan

oleh penuntut umum di persidangan yang meliputi:

(1) Benda tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian

diduga atau diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari

tindak pidana

Page 68: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(2) Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan

tindak pidana atau untuk mempersiapkan tindak pidana

(3) Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi

penyidikan tindak pidana

(4) Benda khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak

pidana

(5) Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan

tindak pidana.

Barang-barang bukti yang dimaksud di atas tidak termasuk dalam

alat bukti karena menurut KUHAP menetapkan hanya (5) lima

macam alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat,

petunjuk dan keterangan terdakwa. Walaupun barang bukti bukan

sebagai alat bukti namun penuntut umum menyebutkan barang

bukti itu di dalam surat dakwaannya yang kemudian

mengajukannya kepada hakim dalam pemeriksaan, baik kepada

terdakwa maupun kepada saksi bahkan bila perlu hakim

membuktikannya dengan membacakannya atau memperlihatkan

surat atau berita acara kepada terdakwa atau saksi dan selanjutnya

minta keterangan seperlunya tentang hal itu. Adanya barang bukti

yang diperlihatkan pada persidangan akan menambah keyakinan

hakim dalam menilai benar tidaknya perbuatan yang didakwakan

kepada terdakwa dan sudah barang tentu hakim akan lebih yakin

apabila barang bukti itu dikenal dan diakui oleh terdakwa maupun

para saksi.

d. Pasal-pasal dalam undang-undang tindak pidana

Hal yang sering terungkap di persidangan adalah pasal-pasal yang

dikenakan untuk menjatuhkan pidana kepada terdakwa. Pasal-pasal

ini bermula dan terlihat dalam surat dakwaan yang diformulasikan

oleh penuntut umum sebagai ketentuan hukum tindak pidana

korupsi yang dilanggar oleh terdakwa. Dalam persidangan, pasal-

Page 69: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

pasal dalam undang-undang tindak pidana itu selalu dihubungkan

dengan perbuatan terdakwa. Penuntut umum dan hakim berusaha

untuk membuktikan dan memeriksa melalui alat-alat bukti tentang

apakah perbuatan terdakwa telah atau tidak memenuhi unsur-unsur

yang dirumuskan dalam pasal undang-undang tentang tindak

pidana. Apabila ternyata perbuatan terdakwa memenuhi unsur-

unsur dari setiap pasal yang dilanggar, berarti terbuktilah menurut

hukum kesalahan terdakwa melakukan perbuatan seperti dalam

pasal yang didakwakan kepadanya. Menurut Pasal 197 huruf f

KUHAP salah satu yang harus dimuat dalam surat putusan

pemidanaan adalah pasal peraturan perundang-undangan yang

menjadi dasar pemidanaan. Pasal-pasal yang didakwakan oleh

penuntut umum menjadi dasar pertimbangan hakim dalam

menjatuhkan putusan. Keseluruhan putusan hakim yang diteliti

oleh penulis, memuat pertimbangan tentang pasalpasal dalam

undang-undang yang dilanggar oleh terdakwa. Tidak ada satu

putusan pun yang mengabaikannya. Hal ini dikarenakan pada

setiap dakwaan penuntut umum, pasti menyebutkan pasal-pasal

yang dilanggar oleh terdakwa, yang berarti fakta tersebut terungkap

di persidangan menjadi fakta hukum.

Sedangkan Pertimbangan Non Yuridis dalam hal Tindak Pidana

Korupsi yang telah merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan

merusak tatanan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan

bernegara. Kekayaan negara yang dikorupsi sangat besar. Hal ini berarti,

jika tidak terjadi korupsi terhadap kekayaan negara maka kemampuan

pembiayaan pembangunan melalui APBD dapat meningkat, dan itu berarti

bahwa pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor dapat lebih

ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan pemberantasan kemiskinan

dan pembiayaan sektor yang bersfat strategis, seperti sektor pendidikan

dan kesehatan. Dengan demikian akan dapat mendongkrak peningkatan

kualitas sumberdaya manusia pada masa depan dan diharapkan dapat

Page 70: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

berimbas pada peningkatan produktivitas secara nasional. Di samping

kerugian material juga terjadi kerugian yang bersifat immaterial, yaitu

citra dan martabat bangsa Indonesia di dunia internasional. Predikat

Indonesia sebagai negara yang terkorup di kawasan Asia Tenggara

merupakan citra yang sangat memalukan. Tetapi anehnya para pemimpin

di negeri ini masih adem ayem, tebal muka dan tidak memiliki rasa malu

sehingga membiarkan praktik korupsi semakin menjadi-jadi.

Selain kerugian material dan immaterial, korupsi juga membawa

dampak pada penciptaan ekonomi biaya tinggi. Karena korupsi

menyebabkan inefisiensi dan pemborosan dalam ekonomi. Uang pelicin,

sogok/suap, pungutan dan sejenisnya akan membebani komponen biaya

produksi. Pemerintah yang korup akan membebani sektor swasta dengan

urusan-urusan yang luar biasa berat. Ditunjukan oleh Jeremy Pompe

bahwa di Ukraina pada tahun 1994 perusahaan-perusahaan yang disurvei

melaporkan bahwa mereka menghabiskan rata-rata 28% dari waktu kerja

semata-mata untuk berurusan dengan pemerintah dan pada tahun 1996

meningkat menjadi 37%. Jika tidak ada langkah-langkah dan tindakan

nyata pemerintah dalam memberantas korupsi, maka upaya pemerintah

untuk menarik investor asing menanamkan investasinya di Indonesia

dengan melakukan kunjungan ke berbagai negara menghabiskan uang

miliaran rupiah hanya akan merupakan tindakan yang merugi.

Dari berbagai dampak dan pengaruh yang ditimbulkan korupsi

tersebut tidak dapat disangkal bahwa korupsi membawa dampak yang

merugikan dan menghambat pelaksanaan pembangunan di segala bidang.

Karena uang yang semestinya dapat digunakan untuk membiayai

pelaksanaan pembangunan raib menjadi milik pribadi dan memperkaya

segelintir orang. Kemampuan memberikan pelayanan publik yang

berkualitas dan manusiawi menjadi berkurang. Sementara puluhan juta

rakyat menjerit kesusahan dan mengharpkan uluran tangan dari

pemerintah. Dengan demikian korupsi secara langsung atau tidak langsung

menghambat kemajuan bangsa dan negara serta semakin memperparah

Page 71: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

kemiskinan. Membiarkan korupsi merajalela berarti membiarkan kejahatan

menggerogoti dan menguras kekayaan negara untuk kepentingan pribadi,

kelompok atau golongan dengan mengabaikan kepentingan umum atau

kepentingan rakyat banyak dan hal ini bertentangan dengan Pancasila dan

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dengan membiarkan

korupsi berarti pula membiarkan negara menuju kehancuran,

keterbelakangan dan pemeliharaan kemiskinan.

Berdasarkan kajian nalar hukum hakim tersebut, maka terhadap

perkara korupsi dangan Terdakwa Drs. Kusrin Bin Sutrimo, Hakim

Menjatuhkan Putusan yang dalam amarnya menyatakan bahwa Terdakwa

Drs. KUSRIN Bin SUTRIMO tersebut di atas, telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menyalahgunakan

Kewenangan Yang Ada Padanya Karena Jabatan atau Kedudukan dan

Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan

pidana penjara selama : 1 (satu) tahun

Page 72: KAJIAN NALAR HUKUM HAKIM DALAM MEMERIKSA - Digital …... · korupsi dalam perkara nomor : ... merajalela mempunyai dampak yang merugikan dan merusak tatanan dalam . ... penulis di

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV.PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di dalam bab III, maka dapat

disimpulkan bahwa Kajian Nalar Hukum Hakim dipengaruhi beberapa

faktor, diantaranya faktor yuridis adalah pertimbangan hakim yang

didasarkan pada faktor-faktor yang terungkap di dalam persidangan dan

oleh undang-undang telah ditetapkan sebagai hal yang harus dimuat di

dalam putusan. Pertimbangan yang bersifat yuridis di antaranya : dakwaan,

pembuktian, barang bukti dan pasal-pasal yang didakwakan. Adapun

pertimbangan non-yuridis, yang lebih menekankan pada dampak yang

ditimbulkan terkait tindak pidana korupsi. Sehingga berdasarkan

pertimbangan di atas, Hakim Pengadilan Negeri Semarang menyatakan

bahwa terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak

pidana korupsi sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan kesatu

Penuntut Umum. Hal tersebut telah sesuai dengan pengaturan dalam teori

pembuktian yang sesuai dengan KUHAP, untuk itu sudah sepantasanya

jika Terdakwa dinyatakan bersalah.

B. Saran

Putusan Hakim yang dilandasi nalar hukum yang baik, tentu digunakan

sebagai rujukan judge made law

.

57