kajian kerentanan infrastruktur kota terhadap dampak perubahan iklim

3
Kajian mengaji juz ama Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus Bangunan Sekolah SMPN/SMAN/SMKN Kota Palembang) Perubahan iklim merupakan suatu bahasan yang diperbincangkan diseluruh belahan dunia. Perubahan iklim sendiri memiliki arti sebagai proses yang panjang dan mengandung kompleksitas yang tinggi sehingga sangat sulit diprediksi dengan tepat. Meski dengan upaya mitigasi yang sangat ketat, iklim yang sudah berbubah belum tentu dapat kembali kepada keadaan semula.

Upload: m-riska-jp

Post on 24-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kajian kerentanan

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim

Kajian mengaji juz ama Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim (Studi Kasus Bangunan Sekolah SMPN/SMAN/SMKN Kota

Palembang)

Perubahan iklim merupakan suatu bahasan yang diperbincangkan diseluruh belahan dunia. Perubahan iklim sendiri memiliki arti sebagai proses yang panjang dan mengandung kompleksitas yang tinggi sehingga sangat sulit diprediksi dengan tepat. Meski dengan upaya mitigasi yang sangat ketat, iklim yang sudah berbubah belum tentu dapat kembali kepada keadaan semula.

Page 2: Kajian Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim

Alih Fungsi Lahan Rawa dan Kebijakan Pengurangan Resiko Bencana Banjir Kota Palembang

Di beberapa kota di Indonesia, upaya alih fungsi lahan dilakukan juga dengan menimbun lahan basah, seperti rawa dan gambut, dengan tanah kering untuk memperluas area terbangun, seperti perumahan, komersial, infrastruktur, dan/atau lahan pertanian. Padahal, beberapa penelitian membuktikan keberadaan lahan basah dapat menjadi fungsi retensi dan filterisasi air, pengatur iklim lokal, habitat keanekaragaman hayati kota dan pencegah terjadinya banjir.

Pengelolaan risiko bencana adalah salah satu proses dan cara-cara untuk mengatasi dan mengendalikan permasalahan mengenai resiko-resiko yang dapat diakibatkan oleh kejadian banjir. Pengelolaan risiko banjir dalam perspektif yang sempit dapat dilihat sebagai suatu proses penanggulangan pada risiko-risiko yang terjadi di saat banjir sedang terjadi.

Solusi pengurangan risiko bencana tersebut dilakukan dengan pendekatan secara teknis klasik dan struktural dimana masalah banjir dapat diselesaikan dengan metode-metode hidrologis, seperti studi hidrologi tentang bahaya banjir dan penyelesaian pembangunan infrastruktur, contohnya pembuatan kanal, saluran air, pembuatan tanggul raksasa dan lain-lain.

Bencana banjir pada awalnya mengenangi daerah pinggiran Kota Palembang yang sebagian besar wilayahnya berupa rawa. Namun, perkembangan pembangunan Kota Palembang yang mereklamasi lahan wilayah rawa ini mengakibatkan peningkatan intensitas bencana banjir yang terjadi. Hal ini membuat daerah ini rentan terhadap bencana banjir dan menjadi dataran banjir yang baru. Pemerintah Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan pengurangan risiko bencana banjir dilakukan dengan upaya kebijakan non struktural. Selain itu, upaya pengurangan risiko bencana secara struktural juga dilakukan oleh pemerintah. Kota Palembang memiliki 19 kolam retensi yang dibangun untuk mengendalikan genangan air. Kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan sementara waktu dengan memberikan kesempatan untuk dapat meresap kedalam tanah yang operasionalnya dapat dikombinasikan dengan pompa atau pintu air.

Pertambahan penduduk di Kota Palembang mengakibatkan permintaan lahan semakin tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan alih fungsi lahan basah (rawa) menjadi lahan terbangun.. Dampak yang ditimbulkan dari penimbunan rawa ini adalah banjir. Sebenarnya, kedua pembangunan tersebut telah diatur oleh pemerintah sehingga diharapkan dampak dari pembangunan tersebut tidak menimbulkan banjir. Menanggapi persoalan tersebut,

Pemerintah Kota Palembang maupun Provinsi Sumatera Selatan mengeluarkan kebijakan dalam mengendalikan perubahan guna lahan basah dan mengurangi risiko bencana banjir.Walaupun pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan terkait pengendalian alih fungsi lahan, namun upaya pemerintah masih memiliki kendala yang signifikan dalam upaya pengendalian dan pengawasan implementasi kebijakan. Untuk mengatasi persoalan dan kendala memang tidak mudah apabila dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri tanpa dukungan pihak lain. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan dalam menghadapi persoalan dan kendala dalam mengendalikan alih fungsi lahan basah.

Page 3: Kajian Kerentanan Infrastruktur Kota Terhadap Dampak Perubahan Iklim