kajian jian ekonomi region gional jawa …...boks 1 25 boks 2 29 bab 2 perkembangan inflasi 31 2.1...
TRANSCRIPT
KAJIAN
KANTOR PE
JIAN EKONOMI REGIONJAWA TIMUR
TRIWULAN IV - 2012
OR PERWAKILAN BANK INDWILAYAH IV
GIONAL
K INDONESIA
Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)
Kan
Misi Kantor Bank Ind
“Mendukung pencapa
dan sistem pembayar
Pemda dan lembag
pembangunan ekonom
Visi Kantor Bank Ind
“Menjadi kantor Ba
peningkatan peran da
Misi Bank Indonesia :
“ Mencapai dan memel
moneter dan sistem k
berkesinambungan.“
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi bank sentral y
penguatan nilai-nilai stra
Nilai – Nilai Strategis :
Kompetensi – Intergrita
Visi, Misi dan Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi dan Misi
Kantor Bank Indonesia Surabaya
nk Indonesia Surabaya :
ncapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang m
bayaran secara efisien dan optimal serta member
embaga terkait lainnya di daerah dalam ra
konomi daerah.”
nk Indonesia Surabaya :
r Bank Indonesia yang dapat dipercaya d
ran dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indones
esia :
emelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemelih
tem keuangan untuk mendukung pembangunan
sia :
ntral yang kredibel secara nasional maupun inter
ilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah d
egis :
rgritas – Transparansi – Akuntabilitas – Kebersam
ng moneter, perbankan
emberikan saran kepada
m rangka mendukung
ya di daerah melalui
donesia yang diberikan.”
meliharaan kestabilan
gunan nasional yang
n internasional melalui
ndah dan stabil.“
ersamaan.
Pertama-tama kam
atas rahmat dan hidayah-
Triwulan IV - 2012 dapat d
ini disusun untuk memenu
internal yang berkaitan de
pembayaran di Jawa Timur
Analisa pada kajian
Provinsi Jawa Timur didasa
pihak seperti perbankan da
swasta. Atas seluruh bant
kasih yang sebesar-besarny
ini dapat lebih ditingkatk
masukan dan saran unt
memberikan kemanfaatan
Semoga Tuhan Y
kemudahan kepada kita
peningkatan kesejahteraan
umumnya.
i
KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR
mi panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan
-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provi
t diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Ka
uhi kebutuhan informasi bagi stakeholders ek
dengan perkembangan perekonomian, perban
ur baik pada triwulan dimaksud maupun prospe
an ini menggambarkan perkembangan pereko
sarkan pada data dan informasi yang diperole
dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,
ntuan tersebut kami mengucapkan pengharga
nya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang
tkan di masa yang akan datang. Kami juga
ntuk lebih meningkatkan kualitas kajian s
n yang maksimal.
Yang Maha Pemurah selalu memberikan
a semua dalam memberikan kontribusi yan
n masyarakat Jawa Timur pada khususnya dan
Surabaya, 7 Fe
BANK INDONESIA
MohamadPemim
n Yang Maha Esa
vinsi Jawa Timur
Kajian triwulanan
ksternal maupun
nkan dan sistem
ek ke depan.
onomian daerah
leh dari berbagai
, BUMN maupun
gaan dan terima
g terjalin selama
a mengharapkan
sehingga dapat
kekuatan dan
ng terbaik bagi
n Indonesia pada
Februari 2013
SIA SURABAYA
ad Ishak mpin
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIK vii
DAFTAR ISTILAH xiii
DAFTAR SINGKATAN xvi
DAFTAR LAMPIRAN xviii
RINGKASAN EKSEKUTIF xxiii
INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xxv
INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xxvii
BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1
1.1 KONDISI UMUM 1
1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 1
1.1.2 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IV-2012 3
1.2 SISI PERMINTAAN 5
a. Konsumsi 6
b. Investasi 9
c. Ekspor - Impor 11
1.3 SISI PENAWARAN 14
a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 17
b. Sektor Industri Pengolahan 19
c. Pertanian 20
d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 21
e. Bangunan 22
f. Pengangkutan dan Komunikasi 23
BOKS 1
25
BOKS 2
29
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 31
2.1 Kondisi Umum 31
DAFTAR ISI
PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU GUNA PENCIPTAAN LAPANGAN
KERJA DAN PENINGKATAN PENGHASILAN MASYARAKAT
DAMPAK KENAIKAN UMK TERHADAP KINERJA SEKTOR USAHA TAHUN
2013
ii
2.2 Inflasi Bulanan (mtm) 32
2.3 Inflasi Triwulanan (qtq) 41
2.4 Inflasi Tahunan (yoy) 45
2.5 Inflasi Menurut Kota 47
2.5 Disagregasi Inflasi 49
BOKS 3 55
BOKS 4 56
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN 58
3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 59
3.1.1. Aset dan Aktiva Produktif 61
3.1.2. Dana Pihak Ketiga (DPK) 62
3.1.3. Kredit 64
3.1.4. Kredit Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 67
3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 69
3.2.1. Risiko Kredit 71
3.2.2. Risiko Likuiditas 74
3.3 PERBANKAN SYARIAH 76
3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 79
3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 82
3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 86
3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA TUNAI 86
a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow ) 86
b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 88
3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 89
a. Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement ) 89
b. Transaksi Kliring 91
BOKS 5 RENCANA BISNIS BANK TAHUN 2013 95
BOKS 6 KEWAJIBAN PEMENUHAN MODAL MINIMUM PERBANKAN 96
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 97
4.1 UMUM 97
4.2 REALISASI PENDAPATAN DAERAH 98
4.3 REALISASI BELANJA DAERAH 99
ii
KETAHANAN PANGAN JAWA TIMUR
DAMPAK KENAIKAN TARIF TENAGA LISTRIK (TTL) 2013 TERHADAP
INFLASI DI JAWA TIMUR
BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 103
5.1 UMUM 103
5.2 KETENAGAKERJAAN 103
5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 104
5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 106
5.3 UPAH MINIMUM KAB/KOTA 108
5.4 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 108
5.4.1 Kesejahteraan Petani 109
5.4.2 Kesejahteraan Nelayan 110
5.5 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 111
BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 115
6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 115
6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 115
6.3 PROSPEK PERBANKAN JAWA TIMUR 118
iii
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur 1
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur 2
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur 3
Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur 5
Tabel 1.5 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Permintaan 14
Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 20
Tabel 1.7 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Bangunan 22
Tabel 2.1 Inflasi Triwulan II Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm ) 33
Tabel 2.2 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs
Nasional36
Tabel 2.3 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs
Nasional37
Tabel 2.4 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jawa Timur Vs
Nasional40
Tabel 2.5 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 42
Tabel 2.6 Perkembangan Pengadaan BULOG Divre Jawa Timur 2007-2012 44
Tabel 2.7 Inflasi Jawa Timur (yoy ) Per Kelompok Barang 46
Tabel 2.8 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 47
Tabel 2.9 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan IV-
2012 48
Tabel 2.10 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang &
Jasa Triwulan IV-201248
Tabel 2.11 Perkembangan Capacity Utilization Industri Pengolahan 51
Tabel 3.1Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa
Timur58
Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 58
Tabel 3.3 Penyaluran Kredit pada Kab/Kota Dominan di Jawa Timur 60
Tabel 3.4 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 71
Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 80
Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow ) Kantor Perwakilan
Bank Indonesia87
Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.IV- 2012 91
Tabel 3.8 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.III- 2012 91
Tabel 4.1 Realisasi Pendapatan APBD Prop.Jatim Triwulan IV - 2012 98
Tabel 4.2 Alokasi Dana Kegiatan Pekerjaan Umum Jawa Timur 100
Tabel 4.3 Pagu Untuk Direktorat/Badan Terkait Pengembangan Transportasi di
Jawa Timur100
DAFTAR TABEL
v
Tabel 4.4 Realisasi Belanja APBD Prov.Jatim Triwulan IV-2012 101
Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) 104
Tabel 5.2 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja SKDU Jawa Timur 107
Tabel 5.3 Kenaikan UMK Jawa Timur 108
Tabel 5.4 Daya Beli per Kapita Petani dan Nelayan 111
Tabel 5.5 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut
Daerah112
Tabel 5.6 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) di Jawa Timur Menurut Daerah114
Tabel 6.1 Tedensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko 117
vi
Grafik 1.1 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor Prov. Jawa Timur 2
Grafik 1.2 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 4
Grafik 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 4
Grafik 1.4 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 5
Grafik 1.5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 5
Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 6
Grafik 1.7 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 6
Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran 7
Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 7
Grafik 1.10 Perkembangan Kredit Konsumsi 8
Grafik 1.11 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 8
Grafik 1.12 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 8
Grafik 1.13 Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 8
Grafik 1.14 Perkembangan PMTB 9
Grafik 1.15 Perkembangan Jumlah Proyek Investasi 10
Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 10
Grafik 1.17 Perkembangan Kredit Investasi 10
Grafik 1.18 Perkembangan Volume Penjualan Semen 11
Grafik 1.19 Perkembangan Impor Barang Modal 11
Grafik 1.20 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 12
Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim 12
Grafik 1.22 Pertumbuhan Nilai Ekspor Per Jenis Barang 12
Grafik 1.23 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang 12
Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Ekspor 12
Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Impor 12
Grafik 1.26 Nilai Impor Per Jenis Barang 13
Grafik 1.27 Pertumbuhan Impor Per Jenis Barang 13
Grafik 1.28 Statistik Kontainer di Tanjung Perak 13
Grafik 1.29 Statistik Discharge-Loaded di Tanjung Perak 13
Grafik 1.30 Statistik Kontainer Internasional 14
Grafik 1.31 Statistik Kontainer Domestik 14
Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor Utama 15
DAFTAR GRAFIK
vii
Grafik 1.33 Petumbuhan Sektor Pendukung 15
Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor Pendukung 15
Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas Produksi 16
Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi Sektoral 16
Grafik 1.37 Indeks Realisasi Usaha 17
Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha Sektoral 17
Grafik 1.39 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 17
Grafik 1.40 Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim 17
Grafik 1.41 Jumlah Wisatawan Asing Melalui Bandara Juanda 18
Grafik 1.42 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 18
Grafik 1.43 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 19
Grafik 1.44 Perkembangan Nilai Impor Barang Bahan Baku 19
Grafik 1.45 Perkembangan Pertumbuhan Impor Barang Bahan Baku 19
Grafik 1.46 Konsumsi Listrik Golongan Industri 19
Grafik 1.47 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi di Jawa Timur 20
Grafik 1.48 Luas Lahan Tanam dan Panen Jagung di Jawa Timur 20
Grafik 1.49 Luas Lahan Puso di Jawa Timur 21
Grafik 1.50 Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timur 21
Grafik 1.51 Perkembangan NIM Perbankan Jawa Timur 21
Grafik 1.52 Perkembangan Fee - Based Income 22
Grafik 1.53 Perkembangan Interest - Based Income 22
Grafik 1.54 Perkembangan Pendapatan - Biaya Operasional Bank Umum 22
Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen di Jawa timur 22
Grafik 1.57 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 23
Grafik 1.58 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 23
Grafik 1.59 Arus Penumpang di Tanjung Perak 24
Grafik 1.60 Arus Barang di Tanjung Perak 24
Grafik 1.61 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 24
Grafik 1.62 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 24
Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 32
Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 32
Grafik 2.3 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy ) 32
Grafik 2.4 Rata-Rata Inflasi Sub Kelompok (mtm ) 34
Grafik 2.5 Inflasi Oktober Per Kelompok Barang 34
Grafik 2.6 Inflasi November Per Kelompok Barang 34
viii
Grafik 2.7 Inflasi Desember Per Kelompok Barang 34
Grafik 2.8 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 35
Grafik 2.9 Inflasi Kelompok Barang 35
Grafik 2.10 Perkembangan Harga Sub Kelompok Sandang (mtm ) 36
Grafik 2.11 Perkembangan Harga Komoditas Emas Internasional 36
Grafik 2.12 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
(mtm ) 37
Grafik 2.13 Sub Kelompok Bahan Makanan Yang Mengalami Inflasi Tertinggi
Pada Oktober 2012 (mtm ) 37
Grafik 2.14 Perkembangan Harga Komoditas Tepung Internasional 37
Grafik 2.15 Sub Kelompok Bahan Makanan Yang Mengalami Deflasi Tertinggi
Pada Oktober 2012 (mtm ) 37
Grafik 2.16 Inflasi Tahunan (yoy ) Kelompok Barang Strategis 38
Grafik 2.17 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 38
Grafik 2.18 Pergerakan Harga Komoditas Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 39
Grafik 2.19 Pergerakan Harga Emas Perhiasan 39
Grafik 2.20 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang 40
Grafik 2.21 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan 40
Grafik 2.22 Inflasi Sub Kelompok Daging (mtm ) 41
Grafik 2.23 Inflasi Sub Kelompok Daging (yoy ) 41
Grafik 2.24 Inflasi (qtq ) Sub Kelompok Bahan Makanan 43
Grafik 2.25
Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan Tw III-2012 & Tw IV-201243
Grafik 2.26 Pergerakan Harga Beras Surabaya 43
Grafik 2.27 Pergerakan Harga Beras Internasional 43
Grafik 2.28 Luas Panen dan Produksi Padi Kab. Jember 44
Grafik 2.29 Luas Panen dan Produksi Padi Prov. Jawa Timur 44
Grafik 2.30 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012 46
Grafik 2.31Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau
46
Grafik 2.32 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012 46
Grafik 2.33 Inflasi (yoy ) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau 46
Grafik 2.34 Perbandingan Inflasi (yoy ) 7 Kota di Jawa Timur 47
Grafik 2.35 Inflasi Jatim Per Komponen (yoy ) 48
Grafik 2.36 Perbandingan Inflasi Jatim dan Rata-Ratanya (yoy ) 48
Grafik 2.37 Perbandingan - Disagregasi Inflasi Jawa Timur 49
ix
Grafik 2.38 Disagregasi Inflasi (mtm ) Jawa Timur 49
Grafik 2.39 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 50
Grafik 2.40 Perkembangan Capacity Utilization 50
Grafik 2.41 Perkembangan Harga Minyak Internasional 51
Grafik 2.42 Perkembangan Harga CPO 51
Grafik 2.43 Perbandingan Batu Bara 51
Grafik 2.44 Perkembangan Harga Karet 51
Grafik 2.45 Perbandingan Komponen Inflasi Inti 52
Grafik 2.46 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 53
Grafik 2.47 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 53
Grafik 2.48 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 53
Grafik 2.49 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 53
Grafik 2.50 Perkembangan Inflasi Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53
Grafik 2.51 Perkembangan Inflasi Non Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53
Grafik 2.52 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen 54
Grafik 2.53 Ekspektasi Harga Yang Akan Datang 54
Grafik 3.1 Perkembangan LDR 53
Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 60
Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy ) 61
Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq ) 61
Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 62
Grafik 3.6 Proporsi Aktiva Produktif 62
Grafik 3.7 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 62
Grafik 3.8 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o- y) 63
Grafik 3.9 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq ) 63
Grafik 3.10 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 64
Grafik 3.11 Komposisi DPK Bank Umum (%) 64
Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 64
Grafik 3.13 Pertumbuhan Kredit (yoy ) 65
Grafik 3.14 Pertumbuhan Kredit (qtq ) 65
Grafik 3.15 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 66
Grafik 3.16 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 66
Grafik 3.17 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y ) 66
Grafik 3.18 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q ) 66
Grafik 3.19 Proporsi Kredit Sektoral 66
x
Grafik 3.20 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 67
Grafik 3.21 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 67
Grafik 3.22 Perkembangan Kredit UMKM 68
Grafik 3.23 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 68
Grafik 3.24 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 69
Grafik 3.25 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 69
Grafik 3.26 Perkembangan NPL Bank Umum 72
Grafik 3.27 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 72
Grafik 3.28 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah) 72
Grafik 3.29 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy) 73
Grafik 3.30 NPL Per Sektor Ekonomi 74
Grafik 3.31 Money Position Perbankan di Jawa Timur 75
Grafik 3.32 Money Position Perbankan di Jawa Timur 76
Grafik 3.33 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq ) 76
Grafik 3.34 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy ) 76
Grafik 3.35 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur 77
Grafik 3.36 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy ) 77
Grafik 3.37 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah per Jenis Penggunaan 78
Grafik 3.38 Pangsa Pembiayaan Syariah Perjenis Penggunaan 78
Grafik 3.39 Non Performing Financin g (NPF) dan Financing to Deposits Ratio
(FDR) Perbankan Syariah di Jawa Timur 79
Grafik 3.40 Perkembangan Indikator BPR (yoy ) 81
Grafik 3.41 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (qtq ) 81
Grafik 3.42 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy ) 81
Grafik 3.43 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 82
Grafik 3.44 Perkembangan LDR & NPL BPR 82
Grafik 3.45 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy ) 83
Grafik 3.46 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq ) 83
Grafik 3.47 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 84
Grafik 3.48 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di
Surabaya 84
Grafik 3.49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di
Surabaya (qtq ) 85
Grafik 3.50 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber-KP di Surabaya 85
Grafik 3.51 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 85
xi
Grafik 3.52 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 88
Grafik 3.53 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 89
Grafik 3.54 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 90
Grafik 3.55 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw IV-
2012 90
Grafik 3.56 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw IV-
2012 90
Grafik 3.57 Perkembangan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 92
Grafik 3.58 Tolakan Transaksi Kliring Di Jawa Timur 92
Grafik 3.59 Statistik Uang Palsu Yang Ditemukan 92
Grafik 3.60 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (lembar) 93
Grafik 3.61 Staistik Uang Palsu Yang Ditemukan (nilai) 93
Grafik 3.62 Statistik Uang Palsu yang Dilaporkan Per Kota (lembar) 93
Grafik 4.1 Dana Pemerintah Prov/Kab/Kota di Perbankan 102
Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 104
Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 105
Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 105
Grafik 5.4 Komposisi Tenaga Kerja Informal 105
Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 108
Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 108
Grafik 5.7 NTP Nasional & Jawa Timur 109
Grafik 5.8 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 109
Grafik 5.9 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 109
Grafik 5.10 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 109
Grafik 5.11 Ib vs Inflasi Sub Bahan Makanan 110
Grafik 5.12 NTN Nasional & Jatim 111
Grafik 5.13 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 111
Grafik 5.14 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur 111
Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 115
Grafik 6.2 Indeks Ekspektasi Penghasilan 115
Grafik 6.3 Estimasi Realisasi Usaha Tw I - 2013 116
Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw I - 2013 116
Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang & Jasa di Surabaya 117
xii
�
RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif
�
xiii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)
TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IVVVV –––– 2012012012012222
Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi
Mengakhiri tahun 2012, kinerja perekonomian Jawa Timur
(Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan tahun 2011 (7,22%) serta pertumbuhan
ekonomi nasional yang berada pada level 6,23%.
Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut,
pertumbuhan ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 (delapan)
tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan nasional,
kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah
nasional. Jika diukur lebih lanjut, kinerja perekonomian Jatim
terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami
perlambatan di tahun 2012.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan kinerja
ekspor impor Jatim menjadi sumber pendorong pertumbuhan.
Peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum di 2012
terkait dengan cukup terjaganya daya beli masyarakat,
sementara kegiatan ekspor impor masih didominasi oleh
perdagangan antar daerah/provinsi. Masih kuatnya konsumsi
domestik diperkuat oleh data pertumbuhan ekspor barang
dan jasa antar daerah yang mengalami peningkatan
dibandingkan dengan kinerja ekspor antar negara/luar negeri
yang justru menurun.
Sementara itu, dari sisi penawaran, sektor Perdagangan
Hotel dan Restoran (PHR) merupakan sektor pendorong
pertumbuhan ekonomi Jatim. Pertumbuhan sektor PHR sebagai
sektor yang paling dominan terutama didorong oleh
pertumbuhan sub sektor perdagangan yang tercatat
Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 (7,22%)
xiv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
mendapat permintaan tinggi seiring masih tingginya kegiatan
konsumsi masyarakat Jatim. Sektor Industri Pengolahan tetap
tumbuh tinggi walaupun sedikit melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut didukung oleh
stabilnya permintaan domestik di tengah pelemahan
permintaan ekspor negara tujuan Eropa dan Amerika Serikat,
dengan sub sektor pendorong terbesar adalah industri pupuk,
kimia dan barang dari karet. Sektor Pertanian tumbuh
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama
dipicu oleh perlambatan sub sektor tanaman bahan makanan
sebagai akibat adanya gangguan cuaca yaitu pergeseran
musim dan tingginya curah hujan pada akhir tahun 2012.
Assesmen Inflasi
Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur (Jatim) yang
dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71
kota pada triwulan IV-2012 sebesar 0,91% (qtq) atau melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,93%(qtq).
Hingga akhir tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%) berada
pada level yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
pada kisaran 4,27% (yoy.
Berdasarkan kelompok barang, hanya kelompok bahan
makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang
mengalami mengalami penurunan inflasi pada tahun 2012 dan
kelompok lainnya sedikit mengalami tekanan kenaikan. Rata-rata
laju inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 relatif berfluktuasi
bila dibandingkan triwulan IV-2012. Melambatnya inflasi pada sub
kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, sub kelompok
ikan diawetken, sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok
bumbu-bumbuan, sub kelompok lemak dan minyak dan sub
kelompok bahan makanan lainnya, pada akhirnya membentuk
1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.
Kenaikan IHK di 7 (tujuh) kota pada periode laporan mengalami peningkatan sehingga secara tahunan mencapai 4,50%.
xv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
inflasi kelompok bahan makanan berada pada level yang lebih
rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
Berdasarkan disagregasinya, perlambatan laju inflasi di
sepanjang triwulan IV-2012 didorong oleh melambatnya seluruh
kelompok penyebab terjadinya inflasi yang memiliki rata-rata lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan III-2012. Melambatnya laju
inflasi pada triwulan IV-2012 terutama didorong oleh perlambatan
rata-rata inflasi bulanan pada kelompok core inflation, yaitu dari
0,62% menjadi 0,26%. Kondisi tersebut juga yang diikuti oleh
kelompok volatile food dari 0,96% (mtm) menjadi 0,65% dan
kelompok administered price dari 0,34% (mtm) menjadi 0,11%.
Assesmen Perbankan
Pada triwulan IV-2012, perbankan (Bank Umum dan BPR)
di Jawa Timur masih menunjukkan perkembangan kinerja yang
positif, tercermin dari indikator total aset, kredit dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) tumbuh dengan baik serta tingkat risiko kredit yang
dicerminkan oleh rasio Non Performing Loan (NPL) terjaga di bawah
5%. Aset Bank Umum dan BPR tumbuh sebesar 20,79% (yoy)
dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 26,18%
(yoy) dan diiringi oleh kualitas kredit atau rasio NPL yang terjaga di
kisaran 2,68%. Berlawanan dengan kredit yang tumbuh positif
pada triwulan laporan, DPK justru mengalami penurunan sehingga
mendorong peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dibandingkan
triwulan sebelumnya yang mencerminkan fungsi intermediasi
perbankan meningkat. Peningkatan fungsi intermediasi tersebut
terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional
dan daerah. Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit
yang terus meningkat dan bahkan lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan
sektor perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur diperkirakan akan meningkat.
xvi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Triwulan I-2013
Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi Jatim
diproyeksikan tumbuh pada rentang pertumbuhan 7,00%–7,25%
(yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini diperkirakan relatif
stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat
pertumbuhan pada level 7,09% (yoy).
Dertumbuhan perekonomian Jawa Timur dari sisi permintaan
masih ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana
tercermin pada hasil survei konsumen. Penetapan tingkat Upah
Minimum Kota (UMK) tahun 2013 dengan kenaikan 15% - 20%
diperkirakan turut mendorong daya beli masyarakat ekonomi
menengah ke bawah, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi
tingkat konsumsi rumah tangga. Komponen terbesar selanjutnya,
yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil meskipun
tantangan kenaikan biaya produksi akibat kebijakan penetapan TTL,
UMK dan gas industri serta masih berlanjutnya pelemahan
perekonomian globalakan mempengaruhi kebijakan perusahaan
untuk berproduksi, ekspansi atau membuka usaha baru.
Di sisi penawaran, kinerja sektor PHR diperkirakan masih
cukup stabil dengan didukung tingginya transaksi perdagangan
antar pulau/daerah, serta peranan subsektor hotel dan restoran
yang semakin meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat
ekonomi menengah ke bawah. Menghadapi tantangan kenaikan
biaya produksi di awal tahun, sektor industri pengolahan
diproyeksikan sedikit melambat, ditambah dengan masih lemahnya
permintaan global yaitu di kawasan Amerika Serikat dan Eropa.
Sementara itu, tibanya masa tanam di sub sektor tanaman bahan
makanan dan masih tingginya potensi gangguan cuaca (curah
hujan dan angin) hingga akhir Februari 2013 diperkirakan turut
mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga diperkirakan
mengalami perlambatan meskipun masih berada pada level 1,50%
(yoy). Kondisi sektoral pada triwulan I-2013 ini searah dengan
indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)
atas estimasi realisasi usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral
tiga sektor utama di Jawa Timur.
Ekonomi Jatim pada Tw I-2013 diperkirakan tumbuh pada rentang pertumbuhan 7,00%–7,25%
xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Pada triwulan I-2013, kinerja industri perbankan di Jawa
Timur diperkirakan sedikit mengalami perbaikan, meskipun terdapat
tekanan dari beberapa faktor. Struktur dan pondasi sistem
perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga
terutama ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh
perbankan. Pelonggaran suku bunga disertai penyusunan strategi
pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan diharapkan
mampu meningkatkan peran sektor perbankan untuk mendorong
perekonomian daerah.
Selanjutnya, pertumbuhan kredit oleh perbankan pada
triwulan I-2013 diperkirakan mengalami peningkatan, meskipun
tidak sebesar pertumbuhan tahun sebelumnya. Tren penurunan
suku bunga perbankan diharapkan mampu mendorong
pertumbuhan kredit, khususnya pada sektor produktif, namun
dalam batas pertumbuhan yang terjaga. Sektor ekonomi andalan
Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan,
sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian
masih menjadi sektor unggulan bagi perbankan untuk dibiayai.
Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap
tumbuh stabil.
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)
JAWA TIMUR 122,53 124,36 125,591 125,92 128,50 129,67 130,58 131,75 134,29 135,50
- Kota Surabaya 121,93 123,53 125,081 125,50 128,30 129,38 130,32 131,39 133,80 135,02
- Kota Malang 122,68 124,84 125,735 126,03 128,46 129,91 130,51 131,63 134,34 135,89
- Kota Kediri 121,91 124,14 123,956 124,60 127,34 128,66 129,34 130,90 134,04 134,62
- Kota Jember 123,74 126,95 127,970 126,99 128,73 130,02 131,12 132,22 134,39 135,86
- Kota Probolinggo 127,23 127,92 129,455 129,84 131,95 132,75 133,59 135,90 139,28 140,56
- Kota Madiun 126,45 129,01 130,053 130,09 132,33 133,51 134,42 135,20 137,51 138,20
- Kota Sumenep 120,74 121,91 122,031 123,09 125,05 127,02 128,26 129,81 132,63 133,44
LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)
JAWA TIMUR 6,31 7,10 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,63 4,50 4,50
- Kota Surabaya 6,72 7,34 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,29 4,37
- Kota Malang 5,43 6,70 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58 4,60
- Kota Kediri 5,52 6,81 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,26 4,63
- Kota Jember 5,80 7,10 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,40 4,49
- Kota Probolinggo 7,17 6,68 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,55 5,88
- Kota Madiun 5,29 6,53 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91 3,51
- Kota Sumenep 6,17 6,75 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,06 5,06
PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 87.144.003 87.026.727 88.871.181 91.400.676 93.499.766 93.211.655 95.330.557 98.085.149 100.427.099 99.823.633
- Pertanian 12.759.576 10.337.933 15.553.734 13.543.813 13.023.015 10.507.871 15.982.668 14.177.715 13.591.281 10.712.279
- Pertambangan dan Penggalian 2.046.220 2.099.675 1.802.122 2.085.751 2.139.238 2.201.521 1.893.917 2.120.466 2.160.927 2.225.952
- Industri Pengolahan 22.025.035 22.932.487 22.036.934 22.576.080 23.259.085 24.299.093 23.409.626 23.871.800 24.936.426 25.799.205
- Listrik, gas, dan air bersih 1.183.995 1.206.216 1.174.790 1.237.703 1.245.192 1.274.399 1.257.835 1.320.473 1.310.535 1.349.589
- Bangunan 2.848.380 2.947.205 2.626.382 3.054.205 3.102.022 3.212.217 2.893.702 3.224.522 3.314.209 3.408.133
- Perdagangan, Hotel dan Restoran 27.183.239 27.759.932 27.425.226 28.748.367 30.020.944 30.450.678 30.081.571 31.799.848 32.958.742 33.535.338
- Pengangkutan dan komunikasi 6.547.474 6.774.834 6.136.604 7.059.211 7.307.368 7.442.073 6.945.037 7.627.427 7.949.406 8.119.044
- Keuangan, persewaan, dan jasa 4.737.927 4.896.615 4.785.173 4.993.959 5.124.947 5.282.030 5.156.525 5.439.472 5.544.158 5.662.313
- Jasa 7.812.157 8.071.829 7.330.216 8.101.587 8.277.955 8.541.772 7.709.676 8.503.427 8.661.415 9.011.780
Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7,14 7,20 7,17 7,29 7,29 7,11 7,27 7,31 7,41 7,09
Pertumbuhan (YoY)
- Pertanian 3,06 1,99 2,82 3,35 2,06 1,64 2,25 3,04 2,24 2,24
- Pertambangan dan Penggalian 8,42 9,25 10,34 5,44 4,55 4,85 5,09 1,66 1,32 1,32
- Industri Pengolahan 3,66 5,82 6,66 6,08 5,60 5,96 6,27 6,71 6,47 6,47
- Listrik, gas, dan air bersih 6,31 8,31 7,22 7,05 5,17 5,65 8,08 6,86 6,91 6,91
- Bangunan 5,77 8,80 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 4,75 4,75
- Perdagangan, Hotel dan Restoran 12,66 9,74 9,60 9,47 10,44 9,69 9,69 10,54 10,78 10,78
- Pengangkutan dan komunikasi 10,19 11,25 12,41 12,14 11,61 9,85 13,01 8,08 11,14 11,14
- Keuangan, persewaan, dan jasa 6,09 9,00 8,21 8,50 8,17 7,87 7,69 7,37 7,50 7,50
- Jasa 4,45 4,08 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 3,89 3,89
Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7,14 7,16 6,98 7,25 7,12 7,11 7,19 7,21 7,29 7,29
2012INDIKATOR
2010 2011
INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR
LAMPIRAN
xviii
A. Perbankan
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Bank Umum :
Total Asset (Rp. Triliun) 233 249,63 256,43 270,26 282,00 292,82 304,22 322,89 342,66 353,60
DPK (Rp. Triliun) 203 215,24 217,02 226,92 234,25 250,61 252,81 262,25 273,66 289,09
- Tabungan (Rp. Triliun) 83 90,91 90,19 92,85 98,48 110,42 109,95 116,20 122,89 134,22
- Giro (Rp. Triliun) 36 35,86 38,03 40,31 41,85 40,99 42,85 43,54 46,07 47,67
- Deposito (Rp. Triliun) 84 88,47 88,79 93,76 95,31 99,20 100,00 102,50 104,70 107,20
Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 150 155,98 161,93 172,59 180,42 190,57 192,75 210,06 223,51 239,48
- Modal Kerja 92 95,02 95,80 102,38 107,00 113,54 112,31 123,45 129,66 139,52
- Investasi 18 19,33 21,77 23,36 23,29 24,89 26,13 28,75 31,21 33,72
- Konsumsi 39 41,63 44,36 47,37 50,12 52,15 54,32 57,86 62,64 66,25
Non Performing Loan (NPL-Gross) 3,03 2,94 3,37 3,55 3,47 2,90 2,96 2,73 2,64 2,60
Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 73,81% 72,47% 74,61% 76,06% 77,02% 76,04% 76,25% 80,10% 85,07 82,84
Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 58,64 49,78 56,27 59,07 61,29 62,35 63,21 68,87 63,65 68,53
NPL UMKM Gross (%) 3,68% 4,05 4,58 4,62 4,68 3,74 4,22 3,82 3,68 3,63
BPR :
Total Asset (Rp. Triliun) 5,47 5,73 5,86 6,16 6,37 6,81 6,98 7,35 8,01 8,33
DPK (Rp. Triliun) 3,35 3,51 3,58 3,72 3,84 4,04 4,18 4,39 4,74 4,89
- Tabungan (Rp. Triliun) 1,02 1,11 1,12 1,15 1,15 1,28 1,33 1,35 1,47 1,57
- Deposito (Rp. Triliun) 2 2,40 2,46 2,58 2,69 2,76 2,85 3,03 3,27 3,32
Kredit (Rp. Triliun) 4 4,15 4,28 4,62 4,82 4,85 5,15 5,57 5,81 5,94
- Modal Kerja 3 2,86 2,94 3,13 3,22 3,18 3,36 3,63 3,78 3,80
- Investasi 0 0,12 0,11 0,13 0,14 0,14 0,16 0,17 0,20 0,28
- Konsumsi 1 1,17 1,23 1,36 1,47 1,53 1,64 1,77 1,83 1,85
Non Performing Loan (NPL-Gross) 4,99% 4,24% 4,99% 4,92% 4,77% 4,01% 4,29% 4,14% 0,04 0,03
Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 124,67% 118,28% 119,67% 115,49% 125,69% 120,01% 123,38% 127,08% 1,23 1,21
----
SYARIAH : ----
Total Asset (Rp. Triliun) 7 7,57 8,04 9,02 10,30 11,65 12,01 13,14 14,08 16,57
DPK (Rp. Triliun) 5 5,71 6,28 7,07 7,74 9,23 9,32 9,88 10,59 12,39
- Giro (Rp. Triliun) 0 0,43 0,47 0,56 0,46 0,63 0,84 0,88 0,88 1,39
- Tabungan (Rp. Triliun) 2 2,18 2,23 2,50 2,78 3,36 4,90 5,08 5,43 4,83
- Deposito (Rp. Triliun) 3 3,10 3,58 4,01 4,50 5,24 3,58 3,92 4,28 6,18
Pembiayaan (Rp. Triliun) 4 5,14 6,16 6,96 8,08 8,84 8,93 10,03 10,68 11,99
- Modal Kerja 2 2,12 2,25 2,80 3,17 3,45 3,60 4,16 4,54 5,08
- Investasi 1 0,69 0,93 1,04 1,19 1,40 1,51 1,75 1,89 2,29
- Konsumsi 2 2,76 2,97 3,13 3,72 3,98 3,83 4,12 4,25 4,61
Non Performance Financing (NPF) % 1,37 1,08 1,14 1,45 1,41 1,21 1,36 1,43 1,63 1,43
Financing to Deposit Ratio (FDR) % 85,08 90,02 98,06 98,53 104,46 95,73 95,77 101,59 100,80 96,72
B. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARANB. SISTEM PEMBAYARAN
Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV
Inflow (Rp. Triliun) 8,70 6,84 8,99 7,13 12,2 8,7 12,70 20,08 14,91 9,99
Outflow (Rp. Triliun) 9,55 5,25 3,54 7,62 14,66 8,24 6,52 12,08 14,30 11,53
Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 51,58 2,14 6,30 5,08 5,61 4,07 4,76 5,10 0,29 0,88
Nominal Transaksi RTGS 142,31 141,82 127 125,07 149,32 148,29 122,21 182,77 185,10 206,28
Volume Transaksi RTGS 144.268 157.374 142.015 141.213 149.834 155.650 141.322 172.750 146.738 196.553
Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 37,09 38,26 40,04 40,58 41,00 44,33 44,05 46,32 38,59 46,11
Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1,31 1,27 1,35 1,37 1,23 1,37 1,40 1,40 1,28 1,29
Tolakan Kliring (Rp. Juta) 669.104 598.697 764.425 691.041 518.985 596.757 632.814 638.541 637.615 979.293
Tolakan Kliring (lembar) 24.784 20.592 24.250 20.257 17.900 48.249 20.065 19.361 23.280 21.770
2012
2012201220122012INDIKATORINDIKATORINDIKATORINDIKATOR
2010201020102010 2011201120112011
INDIKATOR2010 2011
LAMPIRAN
INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR
�
Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1
PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI
MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL
�
1
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
1.1.1.1.1.1.1.1. KONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUM
1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012
Kinerja perekonomian Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2012 mencapai 7,27% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 (7,22%) serta pertumbuhan ekonomi nasional yang
berada pada level 6,23%. Sebagaimana diinformasikan pada tabel berikut, pertumbuhan
ekonomi Jatim dalam kurun waktu 8 tahun terakhir cenderung lebih tinggi dibandingkan
nasional, kecuali pada tahun 2007 yang sedikit berada di bawah nasional. Jika diukur lebih
lanjut, kinerja perekonomian Jatim terus meningkat, sedangkan nasional mulai mengalami
perlambatan di tahun 2012.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan Jawa Timur
Sumber: BPS Jawa Timur
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor impor Jatim menjadi
sumber pendorong pertumbuhan. Peningkatan konsumsi rumah tangga secara umum di 2012
terkait dengan cukup terjaganya daya beli masyarakat, sementara kegiatan ekspor impor masih
didominasi oleh perdagangan antar daerah/provinsi. Masih kuatnya konsumsi domestik
diperkuat oleh data pertumbuhan ekspor barang dan jasa antar daerah yang mengalami
peningkatan dibandingkan dengan kinerja ekspor antar negara/luar negeri yang justru
menurun. Masih berlanjutnya perlambatan ekspor luar negeri bisa dipahami seiring masih
lemahnya permintaan dunia dan penurunan harga komoditas ekspor utama di pasar
internasional. Sementara itu, kegiatan investasi tumbuh melambat seiring dengan terdapatnya
sejumlah kendala yang mengakibatkan ekspansi kegiatan usaha relatif tertahan.
Dari sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit perbankan pada kegiatan konsumtif masih
lebih rendah dibandingkan penyaluran kredit ke sektor produktif. Hal ini searah dengan
kebijakan Bank Indonesia yang menginginkan adanya peningkatan kredit pada sektor
produktif, sedangkan pertumbuhan kredit konsumtif diharapkan melaju pada level stabil
dengan tingkat prudential yang lebih baik.
Wilayah 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Nasional 5,69 5,50 6,35 6,01 4,63 6,20 6,46 6,23
Jawa Timur 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,68 7,22 7,27
2
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik Grafik Grafik Grafik 1.11.11.11.1 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)Pertumbuhan Kredit Bank Umum Per Sektor (% yoy)
Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur
Sumber: BPS Jawa Timur
Dari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektorDari sisi penawaran, sektor----sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur sektor utama pada struktur perekonomian Jawa Timur
tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR). tetap tumbuh tinggi khususnya sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).
Pertumbuhan sektor PHR sebagai sektor yang paling dominan terutama didorong oleh
pertumbuhan sub sektor perdagangan yang tercatat mendapat permintaan tinggi seiring masih
tingginya kegiatan konsumsi masyarakat Jatim. Sektor Industri Pengolahan tetap tumbuh tinggi
walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut
didukung oleh stabilnya permintaan domestik di tengah pelemahan permintaan ekspor negara
tujuan Eropa dan Amerika Serikat, dengan sub sektor pendorong terbesar adalah industri
pupuk, kimia dan barang dari karet. Sektor Pertanian tumbuh melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya, terutama dipicu oleh perlambatan sub sektor tanaman bahan makanan sebagai
akibat adanya gangguan cuaca yaitu pergeseran musim dan tingginya curah hujan pada akhir
tahun 2012.
Komponen Sisi Permintaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1. Konsumsi Rumahtangga 7,14 7,11 6,32 4,64 7,84 5,01 7,16 6,15
2. Kons Lbg Swasta Nirlaba 3,03 6,53 4,94 1,54 5,34 8,54 7,79 5,74
3. Konsumsi Pemerintah 7,27 8,68 8,25 11,59 12,40 9,41 1,18 1,25
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,36 7,22 2,71 5,86 5,22 6,97 11,64 3,68
5. Perubahan Stok 6,10 (47,97) 14,93 (6,35) (109,40) (1.468,95) (15,09) (12,67)
6. Ekspor Barang dan Jasa 10,72 8,84 5,63 5,86 9,24 (3,11) 10,67 12,00
a. Antar Negara/Luar Negeri 25,41 12,33 6,65 9,11 8,31 8,45 11,81 3,53
b. Antar Daerah/Provinsi 2,19 6,35 4,86 3,37 10,00 (12,32) 9,55 20,50
7. Impor Barang dan Jasa 14,06 6,23 5,33 3,52 9,22 0,61 10,13 7,25
a. Antar Negara/Luar Negeri 30,13 2,34 2,43 4,61 6,77 12,30 9,37 12,62
b. Antar Daerah/Provinsi 3,26 9,53 7,62 2,70 11,10 (7,99) 10,82 2,49
Produk Domestik Regional Bruto 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,67 7,23 7,27
(40,00)
(20,00)
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN% yoy
3
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Ditinjau dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit perbankan di Jawa timur kepada sektor-
sektor utama secara umum menunjukkan tren peningkatan. Meskipun pertumbuhan kredit
kepada sektor pertanian Triwulan IV 2012 mencatat perlambatan dibandingkan periode
sebelumnya, namun kredit sektor dimaksud mencatat pertumbuhan tertinggi dibandingkan
dengan sektor utama lain. Sementara itu penyaluran kredit kepada sektor industri pengolahan
dan sektor perdagangan mencatat pertumbuhan yang relatif sama dan lebih stabil. Terkait
dengan hal tersebut di atas, upaya peningkatan pengelolaan risiko pada sektor utama masih
menjadi tantangan dunia perbankan, utamanya pada sektor pertanian. Hal tersebut diperlukan
mengingat pentingnya dukungan pembiayaan dalam pengembangan sektor pertanian dalam
rangkat peningkatan ketahanan pangan daerah.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi PenawaranProvinsi Jawa Timur
Sumber: BPS Jawa Timur
1.1.2.1.1.2.1.1.2.1.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IVPertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun Triwulan IV----2012201220122012
Menutup tahun 2012, perekonomian Jawa Timur (Jatim) triwulan IV-2012 tumbuh
7,09% (yoy) sedikit lebih rendah dari perkiraan KPwBI Wilayah IV (Jawa Timur) sebelumnya
yang berada pada kisaran 7,20% - 7,30% (yoy). Kinerja ekonomi Jatim mengalami
perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,41% (yoy). Namun demikian,
pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode laporan masih berada pada level yang lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,11%.
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta (Pembentukan Modal
Tetap Bruto – PMTB) menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Peningkatan kegiatan
konsumsi rumah tangga Jatim terkorelasi dengan beberapa momentum perayaan, masih
stabilnya daya beli masyarakat serta tersedianya berbagai alternatif sumber pembiayaan dengan
Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 3,16 3,99 3,13 0,78 3,92 2,23 2,53 3,49
Pertambangan Dan Penggalian 9,32 8,58 10,50 10,24 6,92 9,18 6,08 2,10
Industri Pengolahan 4,61 3,05 4,64 6,39 2,80 4,32 6,06 6,34
Listrik, Gas dan Air Bersih 6,18 4,07 11,81 (17,62) 2,72 6,43 6,25 6,21
Konstruksi 3,48 1,42 1,21 8,18 4,25 6,64 9,12 7,05
Perdagangan , Hotel Dan Restoran 9,15 9,62 8,39 2,64 5,58 10,67 9,81 10,06
Pengangkutan Dan Komunikasi 5,00 6,77 7,77 20,67 12,98 10,07 11,44 9,64
Keuangan, Persewaan Dan Jasa Perush 7,49 7,46 8,47 11,89 5,30 7,27 8,18 8,01
Jasa - Jasa 4,23 5,27 5,87 19,16 5,76 4,34 5,08 5,07
Produk Domestik Regional Bruto 5,84 5,80 6,11 6,16 5,01 6,68 7,22 7,27
4
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.2222 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral
Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.3333 Kontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi PerKontribusi PDRB Sisi Permintaanmintaanmintaanmintaan
Prov.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa TimurProv.Jawa Timur Prov.Jawa TimurProv.Jawa Timur
suku bunga kompetitif. Di sisi lain, membaiknya awareness para pengambil kebijakan untuk
menarik investor ke daerahnya turut mendorong kinerja investasi swasta baik berupa
Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Namun, di
sisi lain, kegiatan belanja pemerintah mengalami kontraksi dari 0,02% (yoy) menjadi -4,06%.
Selanjutnya, membaiknya transaksi perdagangan ekspor impor Jatim terbentuk dari
peningkatan transaksi ekspor barang dan jasa antar daerah. Secara keseluruhan meskipun
tingkat pertumbuhan komponen utama mengindikasikan adanya peningkatan, namun analisis
berdasarkan proporsinya memberikan informasi berbeda. Sebagaimana ditunjukkan pada tabel
1.4, proporsi konsumsi rumah tangga semakin menurun sejak triwulan I-2012, sedangkan
proporsi investasi/PMTB dan net ekspor mengalami peningkatan. Kondisi ini secara keseluruhan
membentuk perekonomian yang tumbuh pada level lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Sementara itu ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran
(PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi sektor utama pendorong
pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang
pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 0,61%, 1,73% dan 0,24%. Jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor PHR berada pada level yang lebih tinggi,
yaitu dari 9,79% (yoy) menjadi 10,13%. Sedangkan, kedua sektor lainnya, masing-masing
mengalami perlambatan, yaitu sektor industri pengolahan dari sebelumnya 7,21% menjadi
6,17% (yoy) dan sektor pertanian dari 4,36% menjadi 1,95% (yoy). Proporsi ketiga sektor
utama pada perekonomian Jawa Timur Triwulan IV 2012 masih stabil yaitu sebesar 71,45%,
sedikit lebih tinggi apabila dibandingkan dengan proporsi ketiganya pada Triwulan IV 2011
yang tercatat sebesar 71,10%.
Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah
12,56
2,30
27,92
1,41
4,87
30,62
5,97
5,09
9,37
12,43
2,09
28,05
1,32
4,71
30,97
6,01
5,21
9,21
0 5 10 15 20 25 30 35
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
5. BANGUNAN
6. PERDAGANGAN, HOTEL & …
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. …
9. JASA-JASATw IV 2012
Tw III 2012
Tw IV 2011
66,35
0,61
7,15
20,01
1,07
52,26
-47,45
-80,00 -50,00 -20,00 10,00 40,00 70,00
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Stok
Ekspor
Impor
q4-2011
q4-2012
q3-2012
5
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.4444 Perkembangan PertPerkembangan PertPerkembangan PertPerkembangan Pertumbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi umbuhan Ekonomi
Grafik Grafik Grafik Grafik 1.51.51.51.5 Struktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa TimurStruktur Perekonomian Prov. Jawa Timur
1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN
Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja
konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,67% (yoy) dan 1,63%. Sebagaimana diinformasikan pada
tabel 1.4 , tingkat pertumbuhan keduanya mencapai 6,57% (yoy) dan 8,80%. Selanjutnya,
kinerja ekspor impor Jatim turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
ekspor sebesar 12,97% (yoy) dan impor (10,36%) atau secara keseluruhan menyumbang
sebesar 1,62% (yoy). Berbeda dengan triwulan sebelumnya, komponen konsumsi pemerintah
justru mengalami kontraksi sebesar -4,06% (yoy) atau menyumbang -0,34% dari 7,09% (yoy)
pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Provinsi Jawa Timur
I II III IV I II III IV
Konsumsi 2,38% 22,24% 21,17% 19,92% 17,09% 10,13% 16,74% 4,92%
Konsumsi Rumah Tangga 5,39% 10,54% 6,26% 8,95% 6,48% 3,77% 8,36% 4,49%
Konsumsi Pemerintah -8,4% 1,2% 8,6% 2,0% 4,1% 2,6% 0,0% -4,1%
Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 5,4% 10,5% 6,3% 9,0% 6,5% 3,8% 8,4% 4,5%
Investasi (PMBT) 6,21% 7,97% 13,96% 10,61% 2,41% 5,32% 4,84% 8,80%
Net Ekspor (Impor) -355,82 147,74 139,24 103,64 127,56 11,42 28,81 61,27
Eksport (Luar Negeri) 9,34% 12,26% 15,08% 10,52% 9,42% 1,50% 1,42% 2,32%
Eksport (Dalam Negeri) 10,06% 8,01% 9,62% 13,86% 13,98% 19,48% 20,74% 23,32%
Impor 5,59% 6,11% 8,83% 9,52% 8,56% 10,37% 9,93% 10,36%
Impor (Luar Negeri) -41,50% -42,40% -42,68% -45,26% 7,22% 8,55% 6,89% 6,35%
Impor (Dalam Negeri) 16,40% 14,50% 14,53% 18,01% 13,41% 15,66% 13,86% 4,82%
PDRB 7,17% 7,29% 7,29% 7,11% 7,27% 7,31% 7,41% 7,09%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
2011 2012
Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah
5,79 5,89
6,32
6,44
6,41 6,53
5,87 5,83
4,33
5,01
5,28 5,42
5,81
6,53
7,14 7,20
7,17
7,29 7,29
7,11
7,27 7,31 7,41
7,09
6,03
6,64 6,58
5,85
6,25 6,42 6,40
5,18
4,37
4,00
4,20
4,58
5,70
6,17
5,80
6,90
6,50 6,50 6,50 6,50 6,40
6,50
6,11
3
4
5
6
7
8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur
%
y
o
y
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Jasa - Jasa
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perush
Pengangkutan & Komunikasi
Perdagangan, Hotel &
RestoranKonstruksi
Listrik, Gas & Air Bersih
Industri Pengolahan
Pertambangan & Penggalian
Pertanian
6
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
a. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsi
Pada triwulan IV - 2012, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong
utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Tercatat pertumbuhan komponen ini mengalami
peningkatan dari 5,66% (yoy) menjadi 6,57%. Membaiknya konsumsi rumah tangga Jatim
pada triwulan ini turut dikonfirmasi oleh meningkatnya beberapa indikator konsumsi, seperti
hasil survei penjualan eceran, konsumsi listrik rumah tangga, kredit konsumsi dan simpanan
perorangan. Sementara itu, salah satu indikator konsumsi lainnya, yaitu Indeks Keyakinan
Konsumen (IKK) mengalami perlambatan, yang didorong oleh penurunan kedua indeks
penyusunnya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Berbeda dengan arah pertumbuhan ekonomi Jatim yang mengalami perlambatan, kinerja
konsumsi masyarakat Jatim pada triwulan IV-2012 membaik. Kondisi ini terkorelasi dengan
adanya beberapa momentum perayaan, masih stabilnya daya beli masyarakat serta tersedianya
berbagai alternatif sumber pembiayaan dengan suku bunga kompetitif.
Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 1.7, salah satu indikator konsumsi rumah tangga
Jatim yaitu hasil indeks omset penjualan mengindikasikan adanya peningkatan, khususnya
untuk kelompok barang budaya dan rekreasi (indeks 163,26), kelompok konstruksi (indeks
223,95) serta kelompok makanan, minuman dan tembakau (indeks 94,52). Momentum
perayaan Idul Adha, Natal dan Tahun Baru di sepanjang triwulan IV-2012 turut mendorong
kenaikan indeks ketiga kelompok tersebut, sebagaimana dapat dilihat dari meningkatnya
kegiatan berwisata masyarakat Jatim, khususnya pada bulan Desember 2012. Secara
keseluruhan, indeks omset riil dari Hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, mengalami kenaikan dari sebelumnya berada pada level
108,14 menjadi 109,14.
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.6666 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7777 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur
-600
-400
-200
0
200
400
600
-6
-4
-2
0
2
4
6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Net Ekspor
Net Ekspor Antar Pulau
g_Net Ekspor (rhs-%yoy)
g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs-%yoy)
Sumber : BPS Jatim (diolah)
(Triliun Rupiah) (%, yoy)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Konsumsi Rumah Tangga
Konsumsi Pemerintah
Sumber : BPS Jatim (diolah)
(%, yoy)
7
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran
Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga mengindikasikan terjadinya
peningkatan konsumsi (lihat grafik 1.8), yaitu dari 843,2 juta Kwh menjadi 906,7 juta Kwh atau
sama dengan meningkat dari 109,72 menjadi 115,39 Kwh per pelanggan. Peningkatan
konsumsi listrik rumah tangga turut dipicu oleh peningkatan jumlah rumah tangga yang
dilayani dari 7,68 juta menjadi 7,86 juta, atau meningkat sebesar 2,24% (qtq). Selain itu,
momentum perayaan hari besar keagamaan serta persiapan menyambut Tahun Baru turut
mendorong jumlah konsumsi seiring makin maraknya kegiatan rumah tangga dalam merespon
ketiga momentum tersebut.
Sebagai salah satu sumber pembiayaan belanja rumah tangga, indikator simpanan
perorangan terindikasi tumbuh melambat yaitu dari 24,74% (yoy) menjadi 15,34%. Arah
perlambatan indikator ini turut mengkonfirmasi tren peningkatan konsumsi rumah tangga
dengan didorong oleh penurunan pertumbuhan simpanan jenis tabungan (dari 15,92%
menjadi 29,29%), giro (dari 23,62% menjadi 16,68%) serta deposito (dari 10,55% menjadi
6,58%). Faktor lainnya yang mendorong perlambatan indikator ini adalah tren penurunan
suku bunga acuan Bank Indonesia per tanggal 9 Februari 2012 yang kemudian turut
mempengaruhi suku bunga simpanan bank, sehingga nasabah cenderung memindahkan
simpanannya pada bentuk investasi lain, seperti emas, yang mengalami tren penurunan harga
pada periode laporan.
Sebagai sumber pembiayaan lainnya, kondisi serupa tercermin pula pada peningkatan
kinerja pertumbuhan kredit konsumsi Bank Umum, yaitu dari 25,12% (yoy) menjadi 27,19%.
Pola ini searah dengan tren kenaikan konsumsi rumah tangga Jatim pada triwulan laporan. Ke
depan diperkirakan kinerja kredit konsumsi berpotensi mengalami peningkatan menyusul
pemberlakuan Kebijakan Bank Indonesia yang mengatur batas maksimum suku bunga kartu
kredit sebesar 2,95% per bulan dalam rangka meningkatkan aspek perlindungan konsumen
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.9999 Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1,000
70
80
90
100
110
120
130
140
150
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan
Sumber : PLN (diolah)
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
-
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga Pakaian & Perlengkapannya
Makanan, Minuman, Tembakau Alat Tulis Konstruksi
Barang Budaya dan Rekreasi
Sumber: Hasil Survei Penjualan Eceran BI (diolah)
Indeks
8
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11113333 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11112222 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen –––– Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.10101010 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi
dan mendukung praktek pemberian Kartu Kredit yang lebih memperhatikan manajemen risiko
pemberian kredit.
Perlambatan konsumsi masyarakat turut dikonfirmasi oleh hasil survei konsumsi, yang
mengindikasikan penurunan indeks sebagai akibat dari menurunnya Indeks Kondisi Ekonomi
Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menjadi sebesar 102,73 dan 109,07.
Kekhawatiran atas perkembangan ekonomi pasca kenaikan harga BBM bersubsidi dan
ketidakpastian ekonomi global diterjemahkan oleh para responden dengan menurunnya
keyakinan ketersediaan lapangan pekerjaan dan penghasilan saat ini. Selain itu, juga terdapat
kecenderungan untuk melakukan penundaan pembelian barang tahan lama, seperti elektronik
dan kendaraan bermotor. Kondisi ini diindikasikan dengan menurunnya Indeks Ketepatan
Waktu Pembelian Barang Tahan Lama dari sebelumnya 130 menjadi 108. Demikian pula,
responden memiliki menurunkan ekspektasinya atas perkembangan perekonomian Indonesia
oleh penurunan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dari 125,73 menjadi 109,07.
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tw
I
Me
i
Juli
Tw
III
No
p
Jan
Tw
I
Me
i
Jul
Tw
III
No
p
Jan
uari
Tw
I
Me
i
Juli
Tw
III
No
pe
mb
er
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber : LBU BI (dioah)
%, yoy
(10)
-
10
20
30
40
50
60
-
5
10
15
20
25
30
35
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
gDPK Perorangan gGiro Perorangan
gTab Perorangan gDep Perorangan
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
INDEKS
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Penghasilan Saat Ini
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI
(diolah)
INDEKS
9
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
b. Investasib. Investasib. Investasib. Investasi
Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin
pada tingkat pertumbuhan investasi
(Pembentukan Modal Tetap Bruto – PMTB)
pada triwulan IV-2012 meningkat dari sebesar
4,84% (yoy) menjadi 8,80%. Namun, jika
diukur berdasarkan proporsinya terindikasi
mulai mengalami penurunan sejak triwulan I-
2012. Telah dijelaskan sebelumnya pula bahwa
pola yang sama terjadi pada indikator
konsumsi rumah tangga, sehingga patut
diwaspadai dampak lanjutannya di masa mendatang atas kinerja pertumbuhan ekonomi Jatim.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), diperoleh
informasi bahwa kinerja penanaman modal pada periode laporan mengindikasikan hal serupa
pada jenis Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Dapat dilaporkan, bahwa realisasi investasi jenis PMA mengalami peningkatan dari USD 232,2
juta (66 proyek) menjadi USD 872,2 juta (294 proyek) atau pertumbuhannya meningkat dari
-7% (yoy) menjadi 12%. Demikian pula dengan kinerja investasi jenis PMDN yang tercatat
meningkat dari Rp.5,165 milyar (36 proyek) menjadi Rp. 9.493 milyar (232 proyek) atau
pertumbuhannya meningkat dari 92% (yoy) menjadi 292%.
Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV
turut menguraikan penyebab peningkatan signifikan realisasi investasi di akhir tahun yaitu
faktor agresifnya Pemerintah Daerah guna menarik investor ke daerahnya. Beberapa hal yang
dilakukan meliputi pemberian kemudahan dalam proses pengajuan perijinan usaha, jaminan
bantuan penyelesaian masalah birokrasi serta perbaikan layanan infrastruktur, diantaranya
berupa penambahan kapasitas bandar udara di daerah, pembangunan alternatif pelabuhan laut
serta perbaikan akses jalan ke daerah industri. Namun, dengan adanya kebijakan Pemerintah
berupa kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Upah Minimum Kota (UMK) diperkirakan dapat
mempengaruhi realisasi investasi di tahun 2013. Bahkan beberapa pelaku usaha berencana
melakukan relokasi usaha ke luar negeri sebagaimana diuraikan dalam Boks 1 – Dampak
Kenaikan UMK terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013, yang merupakan analisis dari hasil
Quick Survey pada triwulan IV-2012.
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.14444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTPMTPMTPMTBBBB
Sumber: BPS Jawa Timur, diolah
-0,06
-0,04
-0,02
0,00
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Pembentukan Modal Tetap Bruto
gPMTB (rhs)
Triliun Rp
Sumber : BPS Jatim (diolah)
10
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11115555 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11116666 Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.17171717 Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi
Indikator lainnya juga mengindikasikan hal yang sama, sebagaimana tercermin dari
membaiknya kinerja penyaluran kredit investasi yang merupakan salah satu sumber
pembiayaan investasi dari Bank Umum. Pada periode laporan tercatat pertumbuhan kredit jenis
ini meningkat dari 35,59% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 36,28%. Tren ini
diharapkan terus berlanjut sebagai respon atas kebijakan Bank Indonesia untuk mendorong
kinerja penyaluran kredit pada sektor produktif melalui strategi penurunan suku bunga kredit.
Selanjutnya, indikator kinerja impor barang modal mengindikasikan adanya
peningkatan transaksi dibandingkan periode sebelumnya. Tren ini turut mengkonfirmasi
membaiknya iklim investasi Jatim, selain faktor upaya penambahan investasi berupa lahan atau
pabrik baru. Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Wilayah IV pun mengindikasikan hal serupa dengan bertambahnya jumlah investor baru baik
dari dalam dan luar negeri di wilayah Jatim. Meskipun beberapa pelaku usaha dengan produk
yang memiliki tujuan ekspor masih melakukan aksi “wait and see”, karena masih belum
Sumber: BKPM Sumber: BKPM
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Tw I
Mei
Juli
Tw II
I
Nop Ja
n
Tw I
Mei Ju
l
Tw II
I
Nop
Janu
ari
Tw I
Mei
Juli
Tw II
I
Nop
em
ber
2010 2011 2012
Modal Kerja Investasi Konsumsi
Sumber : LBU BI (dioah)
%, yoy
-100%
0%
100%
200%
300%
-
50
100
150
200
250
300
350
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN
Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN
Jumlah
-400%
-200%
0%
200%
400%
600%
800%
1000%
1200%
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)
g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN
Jumlah
11
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.18888 Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.19999 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Impor BarangImpor BarangImpor BarangImpor Barang ModalModalModalModal
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia
membaiknya permintaan global. Namun, indikator investasi lainnya, yaitu volume penjualan
semen di wilayah Jatim sedikit melambat, meskipun masih berada pada level tinggi yaitu di atas
13,5% (yoy).
c.c.c.c. EksporEksporEksporEkspor----ImporImporImporImpor
Mengawali tahun 2012, tercatat transaksi perdagangan Jatim mengalami peningkatan
signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net ekspor sebesar
Rp. 3,94 trilyun, sebagai lanjutan tren positif sejak triwulan II-2010. Membaiknya kinerja ekspor
impor Jatim dipicu oleh peningkatan nilai net ekspor perdagangan antar pulau ( Rp. 4,91 triliun)
dalam mengimbangi ekspor impor luar negeri Jatim yang kembali mencatatkan nilai net impor
(Rp. 0, 97 triliun).
Turut mengkonfirmasi kondisi net impor perdagangan luar negeri Jatim yaitu hasil
Laporan Aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan Permohonan Impor Barang (PIB) yang
mencatatkan kondisi net impor sebesar USD 2.438,9 juta dengan faktor pendorong dari
melambatnya kinerja ekspor barang bahan baku (intermediate goods) sedangkan transaksi
impor relatif stabil terjaga pada nilai USD 4.500 juta. Berdasarkan data ini, kinerja perdagangan
luar negeri Jatim terus mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya. Ekspor barang
bahan baku menurun akibat masih lemahnya permintaan global dan penurunan harga
komoditas internasional. Selain itu, merembetnya pelemahan ekonomi negara emerging seperti
Cina dan India, turut mempengaruhi kinerja ekspor Jatim pada periode laporan.
Sumber: Bank Indonesia
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Penjualan Semen g_Penjualan Semen (TON) (%, yoy)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140
160
0
100
200
300
400
500
600
700
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Capital Goods g_Capital Goods
12
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.20202020 Perkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Jatim
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.21111 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.25555 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang
Sumber: BPS Jatim Sumber: Bank Indonesia
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 PerkePerkePerkePerkembangan mbangan mbangan mbangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEkspor
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods
(2.000.000)
(1.000.000)
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Net Ekspor Net Ekspor Antar Pulau(Rp juta)
(800)
(600)
(400)
(200)
-
200
400
600
800
1.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
NET EKSPOR (USD Juta) Net Capital Goods
Net Intermediate Goods Net Consumption Goods
(USD juta)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Ekspor
g_Total Ekspor
(USD juta) (%, yoy)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Impor g_Total Impor(USD juta) (%, yoy)
(100)
(50)
-
50
100
150
200
250
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
50
60
70
80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Ekspor g_Capital Goods (rhs)
g_Intermediate Goods (rhs) g_Consumption Goods (rhs)
13
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22229999 Statistik DischargeStatistik DischargeStatistik DischargeStatistik Discharge----Loaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung PerakLoaded di Tanjung Perak
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22226666 Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.27777
Pertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis BarangPertumbuhan Impor per Jenis Barang
Kondisi serupa turut diindikasikan oleh perolehan data dari kegiatan bongkar muat
kontainer di Pelabuhan Tanjung Perak. Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 1.28, terjadi
penurunan jumlah kontainer yang melakukan kegiatan bongkar/impor, dengan dominasi pada
jenis pengiriman barang antar pulau (8,47% - yoy). Sedangkan arus muat/ekspor melambat
dengan dominasi pada jenis pengiriman barang antar negara (3,12%). Tercatat penurunan arus
bongkar muat kontainer baik yang ditujukan untuk pasar internasional maupun domestik,
secara total masih tumbuh positif sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi sebanyak 354.601 Teus.
Dapat diinformasikan pula bahwa jumlah kapal yang melakukan transaksi bongkar muat di
Pelabuhan Tanjung Perak mengalami penurunan sebesar 5,39%, namun masih lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya yang dilaporkan menurun 10,95%.
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: PT X, Tanjung Perak
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22228888 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer di Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perakdi Tanjung Perak
Sumber: PT X, Tanjung Perak
Sumber: PT X, Tanjung Perak
Sumber: Bank Indonesia
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods(USDjuta)
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Impor g_Capital Goods
g_Intermediate Goods g_Consumption Goods
(%, yoy)
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
180.000
200.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Discharge Loaded gDischarge gLoaded
TEUS
-
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Total Kontainer (Teus)
Ships Call
14
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.30303030 Statistik Statistik Statistik Statistik Kontainer Kontainer Kontainer Kontainer InternasionalInternasionalInternasionalInternasional
1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN1.3. SISI PENAWARAN
Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada tahun 2012 secara
keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor. Pada triwulan IV-2012, ketiga sektor
tersebut masih mendominasi struktur perekonomian di Jawa Timur dengan rincian kontribusi
30,97% (Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran), 28,05% (Industri Pengolahan), dan
12,43% (Sektor Pertanian). Secara umum, jumlah kontribusi ketiga sektor utama tersebut
mencapai 71,45%.
Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.Tabel.1.5555 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Permintaan
Sumber: PT X, Tanjung Perak
Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.31111 Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer Statistik Kontainer DomestikDomestikDomestikDomestik
Sumber: PT X, Tanjung Perak
(30)
(20)
(10)
-
10
20
30
40
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Discharge Loaded
gDischarge gLoaded
TEUS %
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Discharge Loaded
gDischarge gLoaded
TEUS
I II III IV I II III IV
Pertanian 2,82 3,35 2,06 1,64 2,76 4,68 4,36 1,95
Pertambangan 10,3 5,4 4,5 4,9 5,1 1,7 1,0 1,1
Industri Pengolahan 6,66 6,08 5,60 5,96 6,23 5,74 7,21 6,17
Listrik, Gas & Air Bersih 7,22 7,05 5,17 5,65 7,07 6,69 5,25 5,90
Bangunan 7,42 10,98 8,90 8,99 10,18 5,58 6,84 6,10
Perdagangan, Hotel & Restoran 9,60 9,47 10,44 9,69 9,69 10,61 9,79 10,13
Pengangkutan & Komunikasi 12,41 12,14 11,61 9,85 13,17 8,05 8,79 9,10
Keuangan, Persewaan & Jasa Per 8,21 8,50 8,17 7,87 7,76 8,92 8,18 7,20
Jasa-jasa 3,89 4,48 5,96 5,82 5,18 4,96 4,63 5,50
PDRB 7,17 7,29 7,29 7,11 7,27 7,31 7,41 7,09
Sumber : BPS Jatim (diolah)
2011 2012
15
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Pada triwulan IV-2012, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran mencatat pertumbuhan
tertinggi yaitu mencapai 10,13% (yoy), lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 9,79% (yoy). Pertumbuhan tersebut terutama didorong
oleh tingginya pertumbuhan Sub Sektor Perdagangan dengan pertumbuhan 10,52% (yoy).
Sementara sub sektor lain yaitu restoran tumbuh 8,59% (yoy), disusul kemudian dengan sub
sektor hotel dengan pertumbuhan sebesar 7,21% (yoy). Tibanya masa liburan akhir tahun dan
perayaan natal serta tahun baru diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja ketiga
sub sektor tersebut.
Sektor dengan pertumbuhan tertinggi selanjutnya dalam perekonomian Jawa Timur
pada triwulan IV-2012 adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan pertumbuhan
sebesar 9,10% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,79%
(yoy). Dorongan terbesar pertumbuhan berasal dari sub sektor komunikasi dengan
pertumbuhan 10,65% (yoy) yang didorong oleh peningkatan aktivitas komunikasi masyarakat
Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32Grafik 1.32 Pertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor UtamaPertumbuhan Tiga Sektor Utama
Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33Grafik 1.33 Pertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor PendukungPertumbuhan Sektor Pendukung
Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34Grafik 1.34 Pertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor PPertumbuhan Sektor Pendukungendukungendukungendukung
-10,00
-8,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
gPertanian
gIndustri Pengolahan
gPerdagangan, Hotel & Restoran (rhs)
%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
gPengangkutan & Komunikasi (rhs)
gJasa-jasa
gKeuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan.
%
Sumber: BPS Jatim (diolah)
-30,00
-25,00
-20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
gPertambangan dan Penggalian
gBangunan (rhs)
gListrik, Gas & Air Bersih (rhs)
%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
16
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35Grafik 1.35 Utilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas ProduksiUtilisasi Kapasitas Produksi
pada saat libur natal dan tahun baru. Sementara itu sub sektor angkutan mengalami
pertumbuhan sebesar 7,51% (yoy) atau sedikit di atas pertumbuhan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 7,34% (yoy). Dorongan pertumbuhan terbesar adalah pada angkutan udara
yaitu mencapai 10,96% (yoy).
Industri pengolahan pada triwulan IV-2012 mencatat pertumbuhan sebesar 6,17%
(yoy), sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang
mencatat pertumbuhan sebesar 7,21% (yoy). Pertumbuhan Industri Pengolahan Jawa Timur
pada periode ini terutama didorong oleh pertumbuhan industri pupuk, kimia dan barang dari
karet sebesar 15,02% (yoy). Selain itu, industri logam dasar besi dan baja juga mencatat
pertumbuhan yang cukup tinggi di kisaran 13,97%, meningkat cukup signifikan apabila
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,97% (yoy).
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV, tingkat utilisasi kapasitas produksi di Jawa Timur tercatat
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 73,73% menjadi
75,66% (lihat grafik 1.35). Dari sisi sektoral, peningkatan kapasitas produksi ini utamanya
dipicu oleh nilai utilisasi produksi di sektor pertambangan (81,67%), disusul kemudian dengan
industri pertanian (79,43%) dan industri pengolahan (74,22%) .
Kondisi yang sedikit berbeda diperoleh dari perkembangan kegiatan usaha melalui
angka indeks realisasi usaha hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang mengalami
perlambatan dari 16,30 menjadi 12,71. Secara sektoral, indeks realisasi usaha tertinggi adalah
pada sektor industri pengolahan (3,99), diikuti kemudian dengan sektor pertanian (3,40) dan
sektor jasa-jasa (2,27).
Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36Grafik 1.36 Utilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi SektoralUtilisasi Kapasitas Produksi Sektoral
73,873,2
69,369,5
70,7
73,9
74,3
73,373,6
74,578,1
77,173,7
75,7
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
80,00
90,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha BI (diolah)
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Total Pertanian
Pertambangan Industri PengolahanListrik, Gas dan Air Bersih%, SBT
Sumber : Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI (diolah)
17
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39Grafik 1.39
Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di JatimTingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim
Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40Grafik 1.40
Lama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang JatimLama Tinggal Tamu di Hotel Berbintang Jatim
a.a.a.a. Sektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & RestoranSektor Perdagangan, Hotel & Restoran
Pada triwulan IV-2012, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran mencatat pertumbuhan
tertinggi yaitu mencapai 10,13% (yoy), lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh tingginya pertumbuhan
sub sektor Perdagangan yang tumbuh 10,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 10,11% (yoy). Sementara sub sektor restoran tumbuh
8,59% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan
sebesar 8,48% (yoy). Sementara itu sub sektor hotel tumbuh 7,21%, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 7,47% (yoy).
Peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan tibanya masa liburan akhir tahun dan
perayaan natal serta tahun baru diperkirakan menjadi pendorong peningkatan kinerja ketiga
sub sektor tersebut.
Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37Grafik 1.37 Indeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi UsahaIndeks Realisasi Usaha
Sumber: SKDU BI Surabaya
Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38Grafik 1.38 Indeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha SektoralIndeks Realisasi Usaha Sektoral
Sumber: SKDU BI Surabaya
-27,23
7,05
22,1
-0,45
-18,91
11,35
22,32
25,86
-1,85
21,623,29
4,15
1,1
19,5518,54
6,47
-1,46
20,88
11,6
15,81
6,43
26,35
8,49
35,87
12,65
31,82
16,3016,55212809
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Realisasi Usaha
S
B
T
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR
30%
35%
40%
45%
50%
55%
60%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
TPK Hotel Berbintang Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
%
0
1
2
3
4
5
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Asing Indonesia Total
H
A
R
I
Sumber : BPS Jatim (diolah)
18
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Perlambatan kinerja kinerja subsektor hotel di Jawa Timur dikonfirmasi oleh perlambatan
pertumbuhan beberapa indikator seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) dan lama tinggal
tamu di Hotel Berbintang. Tercatat, TPK Hotel Berbintang mengalami penurunan dari
sebelumnya mencapai 47,11% pada triwulan III-2012 menjadi 45,72% pada triwulan IV-2012.
Indikator rata - rata lama menginap tamu di hotel berbintang turut mengindikasikan adanya
penurunan, baik tamu asing maupun domestik. Tercatat rata-rata lama menginap tamu asing
pada triwulan III adalah selama 2,36 hari, sementara pada pada triwulan IV-2012 berkurang
menjadi selama 2,18 hari. Begitu pula dengan rata-rata menginap tamu domestik yang
berkurang dari 2 hari pada triwulan III-2012, menjadi 1,69 hari pada periode laporan. Namun
demikian, penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dikarenakan masih tertahan oleh
tingginya permintaan hotel pada saat libur natal dan tahun baru.
Berbeda dengan ketiga indikator sebelumnya, indikator jumlah wisatawan asing melalui
Bandara Juanda dan konsumsi listrik bisnis di Jawa Timur pada triwulan ini mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Jumlah penumpang internasional meningkat
dari 175.400 ribu (triwulan III-2012) menjadi 198.700 (triwulan IV-2012). Pertumbuhan
konsumsi listrik golongan bisnis/industri mencatat peningkatan dari sebesar 11,11% (yoy) pada
triwulan III-2012 menjadi 53,72% (yoy) pada triwulan IV-2012. Seiring dengan relatif stabilnya
kebutuhan masyarakat untuk melakukan perjalanan terutama di hari libur dan cuti bersama,
maka kinerja subsektor perhotelan dan restoran diperkirakan masih terus berada dalam tren
peningkatan. Namun demikian, adanya kebijakan kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan Upah
Minimum Kabupaten / Kota di tahun 2013 diperkirakan dapat menghambat pertumbuhan
sektor ini.
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.41414141
Jumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara JuandaJumlah Wisatawan Asing melalui Bandara Juanda
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.42424242
Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi Listrik Golongan BisnisListrik Golongan BisnisListrik Golongan BisnisListrik Golongan Bisnis
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
50
100
150
200
250
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)
Ribu Orang% yoy
Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
80
180
280
380
480
580
680
780
880
980
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan
Sumber : PLN (diolah)
Kwh%
19
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
b. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahanb. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan sebesar 6,17% (yoy), lebih rendah
apabila dibandingkan dengan pertumbuhan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan sebesar
7,21% (yoy). Pertumbuhan Industri Pengolahan Jawa Timur pada periode ini terutama didorong
oleh pertumbuhan industri pupuk, kimia dan barang dari karet sebesar 15,02% (yoy). Selain
itu, industri logam dasar besi dan baja juga mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi di
kisaran 13,97%, meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,97% (yoy). Hampir seluruh subsektor pada
sektor industri pengolahan mencatat pertumbuhan tahunan positif, kecuali pada sub sektor
pengolahan semen dan barang galian bukan logam (-7,07%) serta sub sektor barang lainnya (-
6,69%).
Perbaikan kinerja sektor industri pengolahan turut dikonfirmasi oleh ketiga indikatornya,
yaitu impor bahan baku dan modal, konsumsi bahan bakar dan listrik sektor industri. Meskipun
impor bahan baku mengalami sedikit menurun, namun impor barang modal mencatatkan
peningkatan signifikan. Kondisi ini merefleksikan rencana investasi para pelaku usaha untuk
mengganti maupun menambah mesin produksi di wilayah Jawa Timur.
Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45Grafik 1.45 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan Impor Impor Impor Impor
Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku
Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.46666
Konsumsi ListKonsumsi ListKonsumsi ListKonsumsi Listrik Golongan Industririk Golongan Industririk Golongan Industririk Golongan Industri
Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.44444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Nilai Nilai Nilai Nilai Impor Impor Impor Impor Barang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan BakuBarang Bahan Baku
Sumber: Bank Indonesia
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.41.41.41.43333 Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Sektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri PengolahanSektor Indusri Pengolahan
-40,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
gMakanan Minuman dan Tembakau
gKertas dan Barang Cetakan
gPupuk, Kimia dan Barang dari Karet
gLogam dasar besi dan baja
%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
80
180
280
380
480
580
680
780
880
980
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Konsumsi Listrik Industri Pertumbuhan
Sumber : PLN (diolah)
Kwh%
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Capital Goods Intermediate Goods Consumption Goods(USDjuta)
Sumber: Bank Indonesia
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
120,0
140,0
160,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
g_Total Impor g_Capital Goods
g_Intermediate Goods g_Consumption Goods
(%, yoy)
20
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
c. Pertanianc. Pertanianc. Pertanianc. Pertanian
Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Jawa Timur mengalami perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 1,95% (yoy).
Tabel 1.6 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian
Sumber : BPS Jawa Timur
Pada triwulan IV-2012, sub sektor tanaman bahan makanan menunjukkan perlambatan
pertumbuhan yaitu sebesar -1,49%. Hal tersebut diperkirakan disebabkan oleh faktor cuaca
dimana terjadi pergeseran musim sehingga musim kemarau lebih panjang daripada biasanya,
sementara curah hujan akhir tahun sangat tinggi. Hal tersebut dikonfirmasi oleh penurunan
produksi beberapa jenis tanaman bahan makanan pokok yaitu padi dan jagung .
Pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi tanaman
pangan di Jatim, salah satunya dengan mengembangkan jaringan irigasi seluas 89.700 ha,
dengan memanfaatkan potensi baru, seperti pemanfaatan air Bojonegoro Barrage Kab.
Bojonegoro, pengembangan jaringan irigasi Jabung Ring Dike dan Bengawan Jero
Kab. Lamongan serta pengembangan irigasi Rawa Paras dan Papar Peterongan (Kediri dan
Jombang). Sementara itu, pemerintah Bojonegoro juga berupaya mengatasi kekeringan yang
selalu datang setiap tahun dengan membangun 179 unit embung penampung air hujan pada
tahun 2013.
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.47474747 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen PadiTanam dan Panen Padi
GrafGrafGrafGrafik 1.ik 1.ik 1.ik 1.48484848 Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Luas Lahan Tanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen JagungTanam & Panen Jagung di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur
I II III IV Total I II III IV TotalPertanian 2,82 3,35 2,06 1,64 2,53 2,76 4,68 4,36 1,95 3,49
Tanaman Bahan Makanan 1,88 2,18 2,43 0,90 1,92 1,91 5,09 4,94 -1,49 2,88
Tanaman Perkebunan 3,76 3,97 -1,53 9,36 3,03 3,94 2,82 1,02 2,81 2,37
Peternakan 5,91 6,40 4,42 0,61 4,18 3,34 3,42 3,24 4,68 3,69
Kehutanan 4,60 4,83 7,62 8,04 6,11 23,03 16,52 40,51 26,89 26,27
Perikanan 3,92 4,28 3,00 -2,78 2,02 4,02 4,55 5,10 4,12 4,46
Sektor/Sub Sektor
2011 2012
(80)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
900.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Luas Panen Jagung (Ha) Luas Tanam Jagung (Ha)
gLuas Panen Jagung (%) gLuas Tanam Jagung (%)
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)
Ha
%
(100)
(50)
-
50
100
150
200
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)
gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)
%
Ha
21
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Sumber: Laporan Bulanan Perbankan
Sumber: Laporan Bulanan Perbankan
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.49494949 Luas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa TimurLuas Lahan Puso di Jawa Timur
d. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasad. Keuangan, Persewaan, dan Jasa
Pada periode laporan kinerja Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan masih
relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian, pertumbuhan sektor ini
sedikit melambat dari sebesar 8,18% pada triwulan III-2012 menjadi 7,20% (yoy) pada triwulan
IV-2012. Semua sub sektor yaitu sub sektor bank, sub sektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank,
Sub Sektor Jasa Penunjang Keuangan, Sub Sektor Sewa Bangunan dan Sub Sektor Jasa
Perusahaan menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan tertinggi adalah pada sub sektor bank
dengan dengan pertumbuhan mencapai 8,74% (yoy).
Di sisi lain, sumber pembiayaan perbankan untuk berbagai sektor ekonomi masih
cenderung menunjukan peningkatan diantaranya pertumbuhan dana pihak ketiga, net interest
margin dan fee based income. Sementara itu, penurunan Rasio Biaya Operasional dibandingkan
dengan Pendapatan Operasional menunjukkan adanya peningkatan efisensi biaya yang telah
dilakukan perbankan di Jawa Timur.
(2.000)
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Luas Puso Padi (Ha) Luas Puso Jagung (Ha)
gLuas Puso Padi (%) gLuas Puso Jagung (%)
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)
Ha
%
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.51111
Perkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa TimurPerkembangan NIM Perbankan Jawa Timur
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.50000
Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan JawPertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Jawa Timura Timura Timura Timur
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2010 2011 2012
Kredit DPK% yoy
Sumber : LBU BI (dioah)
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
140,00%
160,00%
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
2010 2011 2012
Nilai Net Interest Margin (NIM) gNet Interest Margin (NIM)
22
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56Grafik 1.56 Volume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen dVolume Penjualan Semen diiii Jawa TimurJawa TimurJawa TimurJawa Timur
e. Bangunane. Bangunane. Bangunane. Bangunan
Kinerja sektor bangunan pada akhir tahun 2012 menunjukan perlambatan pertumbuhan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 6,84% (yoy) pada triwulan III-2012
menjadi sebesar 6,10% pada triwulan IV-2012. Kondisi tersebut terkonfirmasi oleh
perlambatan pertumbuhan volume penjualan semen dari 17,81% (yoy) menjadi 13,54% (yoy).
Selain itu, perlambatan juga terjadi pada kinerja penyaluran kredit pada sektor konstruksi dari
sebesar 44,97% (yoy) menjadi sebesar 38,23% (yoy) pada triwulan IV-2012.
Tabel 1.7Tabel 1.7Tabel 1.7Tabel 1.7 Pertumbuhan Sektor Bangunan
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.52222
Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan FeeFeeFeeFee----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.53333
Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan InterestInterestInterestInterest----Based IncomeBased IncomeBased IncomeBased Income
Sumber: Laporan Bulanan Perbankan
Sumber: Laporan Bulanan Perbankan
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.54444
Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan Perkembangan Pendapatan –––– Biaya Biaya Biaya Biaya Operasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank UmumOperasional Bank Umum
Sumber: Laporan Bulanan Perbankan
-30,00%
-20,00%
-10,00%
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
2009 2010 2011 2012
Fee Based Income g.Fee Based Income
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
6.000.000
7.000.000
8.000.000
9.000.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Interest Based Income g.Interest Based Income
0,60
20,60
40,60
60,60
80,60
100,60
120,60
140,60
(2.000.000)
(1.000.000)
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
I2009
II III IV I2010
II III IV I2011
II III IV I2012
II III IV
Pendapatan Operasional - Biaya Operasional
BO/PO
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
0
500.000
1.000.000
1.500.000
2.000.000
2.500.000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2008 2009 2010 2011 2012
Penjualan Semen g_Penjualan Semen (TON) (%, yoy)
Tahun 2011 Tahun 2012
Tw I 7,42 10,18
Tw II 10,98 5,58
Tw III 8,90 6,84
Tw IV 8,99 6,10
Total 9,12 7,05
23
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Beberapa indikator yang mengkonfirmasi perlambatan kinerja sektor bangunan antara
lain data penjualan semen, pembangunan dan penjualan properti residensial di Jawa Timur.
Pertumbuhan volume penjualan semen pada triwulan IV-2012 menurun dibandingkan dengan
triwulan III-2012, yaitu dari sebesar 17,81% (yoy) menjadi 13,54% (yoy).
Selain itu, walaupun secara umum pertumbuhan rata-rata pembangunan dan penjualan
properti residensial di Jawa Timur menunjukkan tren meningkat, namun pada triwulan IV-2012
terjadi perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Beberapa faktor yang
diperkirakan menahan pertumbuhan kinerja sektor bangunan antara lain kenaikan harga bahan
bangunan, kenaikan upah pekerja, mahalnya biaya perizinan, penambahan fasilitas umum pada
perumahan dan kenaikan uang muka KPR disebabkan permintaan rumah dari kelas menengah.
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.57777
RataRataRataRata----Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial Rata Pembangunan Properti Residensial
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.58888
RataRataRataRata----Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial Rata Penjualan Properti Residensial
f. f. f. f. Pengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan KomunikasiPengangkutan dan Komunikasi
Kinerja sektor Pengangkutan dan Komunikasi pada triwulan IV-2012 menunjukkan
peningkatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 8,79% (yoy) menjadi
9,10% (yoy). Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan seluruh sub sektor yaitu sub sektor
pengangkutan dan komunikasi. Sub sektor pengangkutan tumbuh 7,51% (yoy), lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,34% (yoy). Pada sub sektor ini,
pertumbuan tertinggi adalah pada angkutan udara sebesar 10,96% (yoy), dan angkutan laut
dengan prosentase sebesar 9,54% (yoy). Pertumbuhan strategi pemasaran maskapai
penerbangan yang cukup baik antara lain dengan penerapan efisiensi biaya penerbangan,
kemudahan pembelian tiket secara on line tanpa harus melalui agen, serta promosi penjualan
tiket dengan harga promo masih menjadi faktor pendorong peningkatan jumlah penumpang
moda transportasi udara. Tren peningkatan tersebut dapat dijadikan alasan tingginya
Sumber: Asosisasi Semen Indonesia
41
25 23
21
35
27
13 12
14,69 9,85
25,53
21
14
6 9 7 7 8 7 9 9,13
8,87 9,28 10
4 2 3 4 3 2 3 3
5,07 5,27 4,60 5
16
8 9 8
1010
7 7
9,43
7,96
11,97 10,87
-
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2010 2011 2012
KECIL MENENGAH
BESAR Grand Total
Sumber : SHPR, KPw BI Wilayah BI Jawa Timur
43
26 24
16
21
30
1412
16,7
13
31
27
15
7 9 8
910
6 9 9,7
17 17 18
5 3 4 4 4 3 4
3
6,0
9 8 7
17
9 10
89 11,69
7 6
10,2 14
17
16
-
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2010 2011 2012
KECIL MENENGAH
BESAR Grand Total
Sumber : SHPR, KPw BI Wilayah IV Jawa Timur
24
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.61616161
Penumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara JuandaPenumpang Domestik di Bandara Juanda
Gambar 1.6Gambar 1.6Gambar 1.6Gambar 1.62222
Penumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara JuandaPenumpang Internasional di Bandara Juanda
Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.Gambar 1.60606060
Arus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung PerakArus Barang di Tanjung Perak
pertumbuhan industri transportasi udara di Indonesia, yaitu mencapai 20% dalam 5 (lima)
tahun terakhir.
Sub sektor komunikasi juga mencatat pertumbuhan dari sebesar 10,18% menjadi sebesar
10,65%. Hal tersebut ditunjukkan oleh semakin gencarnya promo yang dilakukan oleh
beberapa operator komunikasi jelang akhir tahun 2012. Selain itu, dapat diinformasikan pula
bahwa salah satu operator telekomunikasi terbesar telah menerapkan strategi promo akhir
tahun di wilayah Jawa Timur melalui bonus volume layanan baik untuk voice, sms maupun
data. Promo dimaksud pada akhirnya akan mendorong operator lain untuk melakukan promo
serupa yang semakin mendorong peningkatan penggunaan fasilitas komunikasi di Jawa Timur.
Gambar 1.5Gambar 1.5Gambar 1.5Gambar 1.59999
Arus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung PerakArus Penumpang di Tanjung Perak
-40%
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-10
10
30
50
70
90
110
130
150
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jml Penumpang g Jml Penumpang (rhs)
Ribu Orang % yoy
Sumber : BPS Provinsi Jatim
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Vol Barang g Jml Barang (rhs)
Ribu Ton % yoy
Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
0
50
100
150
200
250
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jml Penumpang Intl gPenumpang Intl (rhs)
Ribu Orang% yoy
Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jml Penumpang Domestik
Sumber : BPS Provinsi Jatim (diolah)
% yoyRibu Orang
25
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
BOKS BOKS BOKS BOKS 1111
Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013Dampak Kenaikan UMK Terhadap Kinerja Sektor Usaha Tahun 2013
A.A.A.A. Overview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMKOverview Kenaikan UMK
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) adalah besaran upah minimum yang diterima
pekerja tetap di sektor formal di suatu kota/kabupaten berdasarkan Kriteria Hidup Layak
(KHL) yang diajukan tiap tahunnya. KHL merupakan standar kebutuhan seorang
pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak secara fisik untuk kebutuhan satu bulan yang
meliputi kebutuhan pangan, sandang, papan, transportasi, kesehatan, pendidikan, rekreasi,
tabungan dan diatur dalam Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian KHL.
Di Jawa Timur, kenaikan dan besaran UMK ditetapkan dengan Peraturan Gubenur No. 72
Tahun 2012 yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2013. Detail informasi terkait data UMK
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1Tabel 1Tabel 1Tabel 1
UMK Kota Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2013
Sumber : Lampiran Peraturan Gubernur No. 72 Tahun 2012
NoNoNoNo Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota UMK 2012UMK 2012UMK 2012UMK 2012 UMK 2013UMK 2013UMK 2013UMK 2013 %%%%
20 Kab. Bangkalan Rp885.000 Rp983.800 11,16
21 Kota Probolinggo Rp885.000 Rp1.103.200 24,66
22 Kota Mojokerto Rp875.000 Rp1.040.000 18,86
23 Kab. Lumajang Rp825.391 Rp1.011.950 22,60
24 Kab. Sumenep Rp825.000 Rp965.000 16,97
25 Kab. Blitar Rp820.000 Rp946.850 15,47
26 Kota Blitar Rp815.000 Rp924.800 13,47
27 Kab. Tulungagung Rp815.000 Rp1.007.900 23,67
28 Kota Madiun Rp812.500 Rp953.000 17,29
29 Kab. Situbondo Rp802.500 Rp1.048.000 30,59
30 Kab. Bondowoso Rp800.000 Rp946.000 18,25
31 Kab. Sampang Rp800.000 Rp1.104.600 38,08
32 Kab. Nganjuk Rp785.000 Rp960.200 22,32
33 Kab. Ngawi Rp780.000 Rp900.000 15,38
34 Kab. Madiun Rp775.000 Rp960.750 23,97
35 Kab. Magetan Rp750.000 Rp866.250 15,50
36 Kab. Pacitan Rp750.000 Rp887.250 18,30
37 Kab. Ponorogo Rp745.000 Rp924.000 24,03
38 Kab. Trenggalek Rp760.000 Rp903.900 18,93
NoNoNoNo Kabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/KotaKabupaten/Kota UMK 2012UMK 2012UMK 2012UMK 2012 UMK 2013UMK 2013UMK 2013UMK 2013 %%%%
1 Kota Surabaya Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,42
2 Kab. Gresik Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,42
3 Kab. Sidoarjo Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,38
4 Kab. Pasuruan Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,38
5 Kab. Mojokerto Rp1.234.000 Rp1.700.000 37,76
6 Kota Malang Rp1.132.000 Rp1.340.300 18,40
7 Kab. Malang Rp1.130.000 Rp1.343.700 18,91
8 Kota Batu Rp1.100.215 Rp1.268.000 15,25
9 Kota Kediri Rp1.037.500 Rp1.128.400 8,76
10 Kab. Kediri Rp999.000 Rp1.089.950 9,10
11 Kab. Jombang Rp978.200 Rp1.200.000 22,67
12 Kota Pasuruan Rp975.000 Rp1.195.800 22,65
13 Kab. Pamekasan Rp975.000 Rp1.059.600 8,68
14 Kab. Tuban Rp970.000 Rp1.144.400 17,98
15 Kab. Lamongan Rp950.000 Rp1.075.700 13,23
16 Kab. Bojonegoro Rp930.000 Rp1.029.500 10,70
17 Kab. Jember Rp920.000 Rp1.091.950 18,69
18 Kab. Banyuwangi Rp915.000 Rp1.086.400 18,73
19 Kab. Probolinggo Rp888.500 Rp1.198.600 34,90
26
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Rata-rata kenaikan UMK Jawa Timur 2013 (yoy) sebesar 21,51%. Kota dengan kenaikan
tertinggi sebesar 38,42% adalah Surabaya dan Gresik, sedangkan yang terendah adalah
Pamekasan dengan kenaikan 8,68%.
Menyikapi kenaikan tersebut, terdapat beragam pendapat dari kalangan pekerja. Sebagian
beranggapan kenaikan UMK 2013 telah memenuhi harapan mereka. Sebagian yang lain
masih menginginkan kenaikan menyamai UMK di Jabodetabek yang rata-ratanya sebesar Rp
2 juta/bulan. Di Jawa Timur, sebagian besar pelaku usaha (89,19%) cenderung keberatan
terkait kenaikan tersebut, sebagaimana tercermin dari hasil survei Liason KPwBI Wilayah IV
Jatim. Survei Liason adalah survei untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan
serta arah kegiatan ekonomi untuk mendukung formulasi kebijakan moneter dan kajian
ekonomi regional. Keberatan pengusaha terhadap kenaikan UMK diakomodasi
Menakertrans melalui Kepmenakertrans No. 231 Tahun 2003 Tentang Tata Cara
Penangguhan Pelaksanaan Upah Minimum.
Grafik 1Grafik 1Grafik 1Grafik 1
Respon Pengusaha Terhadap Kenaikan UMK
B. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMKB. Dampak Kenaikan UMK
1. 1. 1. 1. Kenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor FormalKenaikan Daya Beli Pekerja Sektor Formal
Data BPS provinsi Jawa Timur per Agustus 2012, mencatat jumlah pekerja di sektor formal
sebanyak 6.450.590 orang dan pekerja di sektor informal sebanyak 12.631.400 orang.
Berdasarkan undang-undang, pekerja di sektor formal berhak untuk mendapatkan upah
sebagaimana tercantum dalam Permenakertrans, sedangkan upah pekerja informal tidak
selalu mengikuti ketentuan UMK karena menyesuaikan dengan kemampuan keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, adanya kenaikan penghasilan pekerja di sektor formal akan
-
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
10,81
83,78
27,03 24,32
10,81
83,78 89,19
16,22
72,97 75,68
89,19
16,22
Ya
Tidak
(%)
Sumber : Survei Liason KPwBI Wilayah IV Jawa Timur
27
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
Grafik 2 Jenis Tunjangan Yang Dibayar Pengusaha
(Selain UMK)
- 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00
Transport
Kesehatan
Jamsostek
Makan
Bonus
27,03
72,97
83,78
5,41
13,51
Survei : Liason KPw BI Wilayah IV Jawa Timur
(%)
Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3 Rencana Efisiensi Biaya Tenaga Kerja
- 20,00 40,00 60,00 80,00
Melakukan pengurangan jml tenaga kerja
Melakukan otomatisasi produksi
Melakukan pengaturan sistem kontrak tenaga kerja
Melakukan efisiensi biaya
Lainnya
43,24
35,14
72,97
2,7
10,81
( %)
Sumber : Survei Liason KPw BI Wilayah IV Jawa Timur
mendorong kenaikan daya beli, yang selanjutnya mendorong konsumsi. Peningkatan
tersebut diperkirakan dapat diakomodir oleh sektor usaha melalui peningkatan kapasitas
produksinya. Berdasarkan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) KPwBI Wilayah IV Jatim
kapasitas produksi terpakai pada Tw IV 2012 sebesar 75,66% . SKDU adalah survei
triwulanan terhadap para pelaku usaha yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini
mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi dari sisi penawaran dan memberi arah
pertumbuhan Produk Domestik Bruto
2. 2. 2. 2. Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi Kenaikan Biaya Produksi
Responden survei yang terdiri dari kalangan
pengusaha memprediksi akan terjadi kenaikan
biaya produksi sebesar 30%-40% sebagai
kompensasi kenaikan UMK. Di samping itu, pelaku
usaha juga masih berkewajiban untuk membayar
tunjangan yang meliputi Jamsostek (83,78%
responden), kesehatan (72,97% responden) dan
transportasi (27,03% responden).
3333. . . . Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk Kenaikan Harga Jual Produk
Meningkatnya biaya produksi turut mempengaruhi kebijakan harga penjualan mayoritas
responden. Berdasarkan hasil survei Liason diperoleh informasi 83,78% responden
berencana menaikkan harga jual produknya dalam kisaran 10% - 20%.
4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja4. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja
Guna meningkatkan efisiensi biaya operasional,
perusahaan melakukan beberapa strategi di tahun
2013, diantaranya adalah pengaturan sistem
kontrak tenaga kerja, otomatisasi produksi,
pengurangan jumlah tenaga kerja dengan memilih
mempekerjakan pekerja dengan output tinggi dan
pilihan akhir jika laba usaha terus menurun adalah
opsi merumahkan pekerja dengan output rendah.
28
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha5. Relokasi Usaha
Mayoritas responden (72,97%) memilih tidak melakukan relokasi usaha karena prosesnya
relatif sulit dan ada kemungkinan UMK di daerah yang baru juga akan naik. Sementara
27,03% responden berencana melakukan relokasi ke negara lain seperti Vietnam,
Thailand, Myanmar maupun Kamboja karena biaya tenaga kerja yang relatif lebih murah,
tingkat produktivitas lebih tinggi serta kepastian kebijakan pemerintah/peraturan sektor
produktif.
C. C. C. C. Dukungan KebijakanDukungan KebijakanDukungan KebijakanDukungan Kebijakan
Dalam menghadapi persaingan global serta masih lemahnya perekonomian dunia di tahun
2013, 89,19% responden mengharapkan dukungan kebijakan pemerintah yang lebih baik,
diantaranya dengan melakukan penetapan tingkat UMK setiap 3 (tiga) tahun, kebijakan
kenaikan UMK secara bertahap pada level 10% s.d 15% serta insentif pada usaha skala
kecil khususnya yang terkena dampak krisis global.
Selanjutnya, responden (pengusaha) mengharapkan dukungan kebijakan dari Bank
Indonesia berupa penetapan suku bunga Bank Indonesia terutama suku bunga kredit
investasi agar lebih kompetitif dan penyederhanaan regulasi perbankan terutama untuk
perdagangan luar negeri.
29
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
BOKS BOKS BOKS BOKS 2222
Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru Penciptaan Wirausaha Baru
Guna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan MasyarakatGuna Penciptaan Lapangan kerja dan Peningkatan Penghasilan Masyarakat
Sebagai salah satu upaya peningkatan aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial
Activity), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Wilayah IV menyelenggarakan program
Penciptaan Wirausaha Baru. Program ini merupakan kontribusi BI dalam pemberdayaan sektor
riil dan UMKM guna mendukung program pembangunan pemerintah daerah dalam mencapai
petumbuhan ekonomi yang berkualitas. Program ini diharapkan menjadi alternatif penciptaan
lapangan kerja dan peningkatan penghasilan, utamanya di Provinsi Jawa Timur. Target dari
kandidat wirausaha baru BI adalah mahasiswa dengan rentang usia 19-25 tahun dan ex
magang TKI usia 25-35 tahun yang berdomisili di Jawa Timur dan sudah pernah memiliki
usaha. Program bersifat multiyears, dilakukan berkesinambungan dari tahun 2012 sampai
dengan 2014. Beberapa fasilitas yang diperoleh oleh peserta antara lain pendampingan dalam
pengembangan usaha, bantuan promosi usaha, serta seed capital guna stimulus usaha. Tujuan
yang ingin dicapai program Penciptaan Wirausaha Baru adalah sebagai berikut :
1. Mencetak wirausaha baru melalui program pelatihan dan pendampingan yang
berkelanjutan dan berperan serta dalam pengembangan kewirausahaan Indonesia yang
pada akhirnya dapat membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran
2. Mengubah persepsi mahasiswa dari generasi job seeker menjadi job creator sebagai
pengusaha muda yang handal dan mandiri serta sebagai tindak lanjut pendidikan
kewirausahaan di kampus-kampus yang saat ini sudah ada
3. Menciptakan pasar bagi industri perbankan karena pengusaha muda adalah calon
potensial nasabah bagi bank
Serangkaian kegiatan telah dilakukan di tahun 2012 dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut :
1. Tahapan seleksi
Proses seleksi diikuti oleh ± 75 orang di bulan Juni-Juli 2012, yang diawali dengan
seleksi administrasi serta penyampaian business plan/rencana usaha sebagai salah satu
persyaratan. Untuk menjaring peserta penerima program, dilaksanakan seleksi
berdasarkan minat, bakat, ide bisnis, dan kemampuan, meliputi seleksi administratif,
psikotes, dan wawancara.
30
BAB I – PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – 2012
2. Tahapan Pelatihan dan Pendampingan “Start Your Business (SYB)”
Start Your Business (SYB) merupakan modul yang dikembangkan oleh International
Labour Organization (ILO) untuk digunakan sebagai modul pemandu penilaian dan
perencanaan usaha yang dapat ditindaklanjuti. Pelatihan diselenggarakan pada tanggal
11-28 September 2012. Tujuan dari pelatihan Start Your Business adalah :
a. memberikan pengetahuan, keahlian dan mendorong perubahan perilaku para
pengusaha baru agar dapat merencanakan usahanya dengan lebih baik.
b. memfasilitasi jejaring dan kerjasama antar para pelaku usaha muda dan eks TKI
magang Jepang
c. membantu para pengusaha untuk bekerjasama secara kolektif untuk
mempromsikan dan mengembangkan usaha.
Metode pelatihan mengadopsi proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara
memberikan materi, memfasilitai diskusi, curah pendapat, kerja kelompok, dan
permainan game bisnis.
3. Tahapan Penilaian Kelayakan Usaha
Penilaian dilakukan terhadap presentasi business plan dari masing – masing peserta
untuk selanjutnya dipilih menjadi wirausaha baru BI.
4. Tahapan Pembiayaan (Seed Capital)
Pada tahapan ini, para wirausaha BI yang terpilih diberikan stimulus berupa dana seed
capital sebesar masing – masing Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dari dana
Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) guna menjalankan kegiatan usahanya.
Rangkaian kegiatan lanjutan untuk tahun 2013 dan 2014 juga sudah disiapkan dalam
rangka pendampingan kegiatan usaha, promosi hasil usaha sampai dengan akses pembiayan
perbankan. Agenda promosi yang disiapkan di tahun 2013 ini adalah menyelengarakan bazaar
perbankan dan UMKM untuk promosi hasil usaha para wirausaha BI serta mengikutkan dalam
pameran – pameran yang diadakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Timur.
�
Bab 2Bab 2Bab 2Bab 2
�
PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI PERKEMBANGAN INFLASI
JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR
�
31
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI
2.12.12.12.1 KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI UMUUMUUMUUMUMMMM
Tekanan inflasi IHK sepanjang tahun 2012 tetap terkendali, meskipun terjadi sedikit
peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Perkembangan inflasi di wilayah Jawa Timur
(Jatim) yang dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di 71 kota pada
triwulan IV-2012 sebesar 0,91% (qtq) atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mencapai 1,93%(qtq). Hingga akhir tahun 2012, inflasi tahunan Jatim (4,50%) berada
pada level yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu pada kisaran 4,27%
(yoy.
Berdasarkan kelompok barang, hanya kelompok bahan makanan dan kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mengalami mengalami penurunan inflasi pada
tahun 2012 dan kelompok lainnya sedikit mengalami tekanan kenaikan. Rata-rata laju
inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 relatif berfluktuasi bila dibandingkan triwulan
IV-2012. Melambatnya inflasi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya,
sub kelompok ikan diawetken, sub kelompok sayur-sayuran, sub kelompok bumbu-
bumbuan, sub kelompok lemak dan minyak dan sub kelompok bahan makanan lainnya,
pada akhirnya membentuk inflasi kelompok bahan makanan berada pada level yang lebih
rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya (disagregasi), perlambatan laju inflasi di
sepanjang triwulan IV-2012 didorong oleh melambatnya seluruh kelompok penyebab
terjadinya inflasi yang memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III-
2012. Melambatnya laju inflasi pada triwulan IV-2012 terutama didorong oleh perlambatan
rata-rata inflasi bulanan pada kelompok core inflation, yaitu dari 0,62% menjadi 0,26%.
Kondisi tersebut juga yang diikuti oleh kelompok volatile food dari 0,96% (mtm) menjadi
0,65% dan kelompok administered price dari 0,34% (mtm) menjadi 0,11%.
1 7 kota di Jawa Timur yang masuk dalam perhitungan inflasi Nasional : Surabaya, Malang, Kediri, Jember, Probolinggo, Madiun dan Sumenep, dengan bobot kota total sebesar 10,87%.
32
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
Searah dengan stabilnya laju inflasi nasional, inflasi Jatim pun mengindikasikan pola
yang sama. Namun demikian, jika dibanding dengan provinsi lain di kawasan Jawa, inflasi
2.22.22.22.2 INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)INFLASI BULANAN (mtm)
Secara bulanan, rata-rata realisasi inflasi Jatim berada pada level yang sama dibandingkan
inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2011 (lihat tabel 2.1), yaitu pada level 0,30%
(mtm). Tercatat beberapa sub kelompok mengalami peningkatan tekanan inflasi yang
meliputi sub kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, sub kelompok
sandang, sub kelompok kesehatan serta sub kelompok transport, komunikasi dan jasa
keuangan. Sedangkan sub kelompok bahan makanan serta sub kelompok pendidikan,
rekreasi dan olahraga berada pada level yang lebih rendah. Dan sisanya yaitu sub kelompok
makanan, minuman, rokok dan tembakau berada pada level stabil yaitu 0,26% (mtm).
Di sepanjang triwulan IV-2012, sebagaimana diinformasikan pada tabel 2.1, inflasi bulanan
Jatim memiliki tren yang meningkat, yaitu dari 0,15% (Oktober) menjadi 0,21%(November)
dan berlanjut meningkat menjadi 0,55% (Desember). Pola yang sama pun terjadi di triwulan
IV-2011 namun dengan fluktuasi nilai yang lebih tinggi. Jika dibandingkan dengan rata-rata
2
3
4
5
6
7
8
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
jatim nasional
Sumber : BPS Sumber : BPS Jatim (diolah)
4,30
4,50
Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Grafik 2.1. Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy)
Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2Grafik 2.2.... Perkembangan Inflasi Jawa Timur
Jatim pada tahun 2012 tercatat sebagai yang
tertinggi (Grafik 2.3). Realisasi inflasi
tahunan (yoy) provinsi – provinsi di Pulau
Jawa hingga akhir tahun 2012 berdasarkan
urutan realisasi inflasi dari yang terendah
yaitu Jawa Barat (3,84%), Jawa Tengah
(4,24%), Daerah Istimewa Yogyakarta
(4,31%) Banten (4,36%) dan Jawa Timur
(4,50%), sedangkan inflasi nasional tercatat
sebesar 4,30% (yoy).
Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy)
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2010 2011 2012
% Inflasi Bulanan (mtm) inflasi Tahunan (yoy)
Inflasi Triwulanan (qtq)
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-5.00
0.00
5.00
10.002010 Tw I
2010 Tw II
2010 Tw III
2010 Tw IV
2011 Tw I
2011 Tw II
2011 Tw III
2011 Tw IV
2012 Tw I
2012 Tw II
2012 Tw III
2012 Tw IV Jawa Timur
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Banten
Nasional
33
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
historis inflasinya selama 6 (enam) tahun terakhir2, inflasi bulanan di sepanjang triwulan
IV-2012 memiliki nilai yang lebih tinggi pada bulan Desember karena adanya faktor
musiman dengan kecenderungan terjadinya inflasi pada periode ini, sedangkan pada
periode lainnya masih berada pada level yang lebih rendah. Secara keseluruhan, pola inflasi
di sepanjang triwulan IV-2012 cenderung meningkat sama dengan periode yang sama pada
tahun-tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan semakin besarnya tekanan permintaan
menjelang libur Natal dan Tahun Baru di akhir tahun.
Berdasarkan kelompok barang, rata-rata laju inflasi bulanan sepanjang triwulan
IV-2012 ditandai dengan inflasi yang berada dibawah rata-rata inflasi bulanannya, kecuali
untuk kelompok bahan makanan serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakar (lihat tabel 2.1). Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 2.4, kelompok yang memiliki
nilai inflasi rata-rata bulanan tertinggi pada periode laporan adalah kelompok makanan
bahan makanan sebesar 0,54% (mtm). Meningkatnya harga daging sapi akibat terbatasnya
pasokan di sepanjang triwulan IV-2012 menjadi faktor pendorong inflasi sub kelompok
daging dan hasil-hasilnya. Sementara itu, kenaikan harga pada sub kelompok telur, susu
dan hasil-hasilnya serta sub kelompok bumbu-bumbuan turut dipengaruhi oleh sedikit
gangguan pada faktor produksi karena masuknya musim penghujan di bulan Desember,
terutama untuk komoditas bawang merah, cabe merah dan cabe rawit.
Selanjutnya, rata-rata inflasi terendah disumbang oleh kelompok sandang sebesar
0,10% (mtm), terutama pada bulan November dan Desember yang mengalami deflasi
masing-masing sebesar -0,05% (mtm) dan 0,30%. Pemicu deflasi sub kelompok ini adalah
turunnya harga emas perhiasan yang sejalan dengan dipengaruhi oleh penurunan harga
emas internasional.
2 Rata-rata inflasi bulanan Jawa Timur selama 5 (lima) tahun terakhir (2007-2011) untuk bulan April, Mei dan Juni masing-masing sebesar 0,01%, 0,32% dan 0,78% (mtm)
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.1111
Inflasi Triwulan IV Tahun 2011 & 2012 di Jawa Timur (mtm)
Sumber: BPS Provinsi Jatim, data diolah
Rata-Rata-Rata-Rata- Rata-Rata-Rata-Rata-
OktOktOktOkt NovNovNovNov DesDesDesDes ratarataratarata OktOktOktOkt NovNovNovNov DesDesDesDes ratarataratarata
Umum 0,060,060,060,06 0,240,240,240,24 0,600,600,600,60 0,300,300,300,30 0,150,150,150,15 0,210,210,210,21 0,550,550,550,55 0,300,300,300,30
1 Bahan Makanan -0,52 0,83 2,18 0,83 -0,34 0,44 1,52 0,54
2 Mamin, Rokok & Tembakau 0,24 0,29 0,24 0,26 0,17 0,37 0,25 0,26
3 Perumahan,Air,Listrik,Gas & Bb 0,22 0,21 0,18 0,20 0,50 0,16 0,31 0,32
4 Sandang -2,05 2,15 -0,26 -0,05 0,66 -0,05 -0,30 0,10
5 Kesehatan 0,08 0,24 0,21 0,18 0,27 0,15 0,26 0,23
6 Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 0,38 0,01 0,01 0,13 0,27 0,05 0,01 0,11
7 Transpor,Komunikasi & Jasa Keu. -0,30 0,29 0,25 0,08 0,05 0,16 0,58 0,26
Tw IV-2012Tw IV-2012Tw IV-2012Tw IV-2012NoNoNoNo Kelompok BarangKelompok BarangKelompok BarangKelompok Barang
Tw IV-2011Tw IV-2011Tw IV-2011Tw IV-2011
34
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Sebagaimana diinformasikan pada grafik 2.5, grafik 2.6 dan grafik 2.7, bahwa
pendorong inflasi bulanan di sepanjang triwulan IV-2012 memiliki sumber yang berbeda-
beda berdasarkan kelompok barangnya. Panen di beberapa komoditas utama pada sub
kelompok bahan makanan mendorong terjadinya deflasi pada periode Oktober. Kondisi
tersebut berbeda dengan kondisi bulan November dan Desember dengan inflasi yang
didominasi oleh sub kelompok ini.
Selanjutnya, pergerakan harga emas perhiasan turut mempengaruhi tingkat inflasi
pada kelompok sandang, seiring semakin besarnya minat masyarakat dalam berinvestasi
pada komoditas ini sejalan dengan tren penurunan suku bunga perbankan, sehingga
komoditas ini semakin prospektif sebagai alternatif investasi jangka pendek.
Bulan Bulan Bulan Bulan OktoberOktoberOktoberOktober
Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Timur mengalami peningkatan
dari 0,02% (mtm) menjadi 0,15%. Nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi
nasional (0,16% - mtm). Dari sisi permintaan, relatif stabilnya tingkat konsumsi masyarakat
sebagaimana tercermin dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.4444. . . . RataRataRataRata----Rata Rata Rata Rata Inflasi Sub Kelompok (mtm)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5.5.5.5. Inflasi Oktober per Kelompok Barang
(0.23)
0.27
0.25
0.48
0.31
0.56
0.27
0.28
0.03
0.04
0.20
1.48
0.24
0.48
0.07
0.22
(0.37)
0.02
0.14
0.59
0.32
0.34
1.57
0.45
(0.50) - 0.50 1.00 1.50 2.00
TRANSPOR,KOMUNIKASI
PENDIDIKAN, REKREASI DAN …
KESEHATAN
SANDANG
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,G …
MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU
BAHAN MAKANAN
UMUM
Desember
November
Oktober
(%, mtm)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.6.6.6.6. Inflasi Nov 2012 per Kelompok Barang
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.7.7.7.7. Inflasi Des 2012 per Kelompok Barang
-0,05
0,00
0,05
0,10
0,15
0,20
0,25
0,30
0,35
0,40
0,450,44
0,37
0,16
-0,05
0,15
0,05
0,16
Inflasi mtm (%)
Bahan Makanan
Mamin, Rokok & TembakauPerumahan,Air,Listrik,Gas & BBSandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
Inf. Jatim :
0,21%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-0.40
-0.20
0.00
0.20
0.40
0.60
0.80
1.00
1.20
1.40
1.601.52
0.250.31
-0.30
0.26
0.01
0.58
Inflasi mtm
(%)
BAHAN MAKANAN
MAMIN, ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
TRANSPOR,KOMUNIKASI
Inf. Jatim : 0,55%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-0,40
-0,30
-0,20
-0,10
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
-0,34
0,17
0,50
0,66
0,27 0,27
0,05
Inflasi mtm (%)
BAHAN MAKANANMAMIN, ROKOK & TEMBAKAUPERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BBSANDANGKESEHATANPENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGATRANSPOR,KOMUNIKASI
Inf. Jatim : 0,15%
Sumber : BPS Jatim (diolah)
35
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur) mengindikasikan bahwa sumber kenaikan harga berasal
dari sisi penawaran. Identifikasi lebih lanjut menunjukkan bahwa kenaikan beberapa
komoditas pada kelompok inflasi inti dan inflasi administered price turut mempengaruhi
tingkat inflasi, sedangkan kelompok volatile food mengalami deflasi.
Berdasarkan kelompok barang, inflasi pada bulan Oktober (mtm) utamanya didorong
oleh kelompok sandang sebesar 0,66% (mtm), selanjutnya diikuti oleh kenaikan kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,50%). Sementara itu, kelompok barang
yang menahan terjadinya inflasi adalah deflasi pada sub kelompok bahan makanan sebesar
-0,34% (mtm).
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, inflasi Jatim pada Oktober 2012
(0,15%/mtm), berdasarkan disagregasinya, didominasi oleh sumbangan dari kelompok core
inflation (0,31%) dan kelompok administered price (0,08%), sedangkan kelompok volatile
food mengalami deflasi sebesar -0,33%. Sumbangan inflasi kelompok core inflation,
berasal dari kenaikan sub kelompok barang pribadi dan sandang lain serta sub kelompok
biaya tempat tinggal masing-masing sebesar 1,43% (mtm) dan 1,02%. Hampir seluruh
kelompok pembentuk volatile food mengalami deflasi di kisaran -0,02% s.d -2,20%
(mtm). Hanya sub kelompok daging dan hasil-hasilnya serta sub kelompok padi-padian,
umbi-umbian dan hasilnya yang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,75% (mtm)
dan 0,02%.
Identifikasi lebih lanjut terkait sumber pendorong inflasi bulanan berdasarkan
komoditas utamanya adalah dari emas perhiasan (1,60%), biaya sewa rumah (1,67%),
biaya kontrak rumah (0,81%) dan biaya akademi/perguruan tinggi (1,14%). Dari 10
(sepuluh) komoditas utama penyumbang inflasi dan deflasi (lihat tabel 2.2), dapat dilihat
bahwa rata-rata komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -
0,35% (mtm) sehingga turut membentuk deflasi kelompok volatile food (-0,33%).
GraGraGraGrafik 2.9fik 2.9fik 2.9fik 2.9 Inflasi per Kelompok Barang (dalam %)
Grafik 2.8Grafik 2.8Grafik 2.8Grafik 2.8 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang
Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur
-1,00-0,500,000,501,001,502,002,503,00
BAHAN MAKANAN
MAMIN, ROKOK &
TEMBAKAU
PERUMAHAN
SANDANGKESEHATAN
PENDIDIKAN,
REKREASI,OR
TRANSPORTASI,
KOMUNIKASI
Inflasi (mtm) September 2012
Inflasi (mtm) Oktober 2012Sumber: BPS (diolah)-8,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
Jan
-11
Fe
b-1
1
Ma
r-1
1
Ap
r-1
1
Me
i-1
1
Jun
-11
Jul-
11
Ag
ust
-11
Se
p-1
1
Ok
t-1
1
No
p-1
1
De
s-1
1
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Me
i-1
2
Jun
-12
Jul-
12
Ag
ust
-12
Se
p-1
2
Ok
t-1
2
BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB SANDANG
KESEHATAN PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K
36
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Sebagaimana telah diinformasikan sebelumnya bahwa kenaikan komoditas emas
perhiasan secara signifikan mempengaruhi pergerakan harga pada sub kelompok barang
pribadi dan sandang lain pada level 1,43% (mtm). Kenaikan harga emas perhiasan lokal ini
turut dipengaruhi oleh tren meningkat harga emas dunia, yang bergerak dari level USD
1.745,69/pounds menjadi USD 1.758,97/pounds, atau meningkat sebesar 0,76% (mtm).
Selain itu, pendorong inflasi kelompok sandang juga berasal dari sub kelompok
sandang wanita dan sandang anak-anak masing-masing sebesar 0,22% (mtm) dan 0,06%.
Beberapa komoditas yang mendorong inflasi pada kedua sub kelompok ini meliputi celana
panjang anak, kemeja pendek wanita, kaos kaki dan gaun anak pada kisaran 15% s.d 20%
(mtm). Selanjutnya, kenaikan biaya sewa dan kontrak rumah di wilayah Jawa Timur turut
mempengaruhi level inflasi pada sub kelompok biaya tinggal pada level 1,02% (mtm), lihat
grafik 2.12.
Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11 Perkembangan Harga
Komoditas Emas Internasional
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.10101010 Perkembangan Harga
Sub Kelompok Sandang (mtm)
Sumber: Bloomberg Sumber: BPS Provinsi jawa Timur
TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.2222 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional
Jatim Nasional Jatim Nasional
Emas Perhiasan 1,60 2,84 Gula Pasir -1,29 -0,58
Biaya Sewa Rumah 1,67 0,80 Jagung Muda -8,28 -1,70
Biaya Kontrak Rumah 0,81 0,85 Bawang Putih -2,61 -5,04
Biaya Akademi/Perguruan Tinggi 1,14 0,50 Kelapa -5,70 -1,31
Daging Sapi 1,22 0,84 Minyak Goreng -0,75 -1,56
Batu Bata/Batu Tela 3,13 -0,27 Buah Alpukat -15,13 -5,75
Wortel 17,67 13,77 Ikan Tongkol -4,65 -0,76
Daging Ayam Ras 0,87 1,14 Cumi - Cumi -7,57 -2,04
Sepeda Motor 0,49 0,07 Semangka -4,11 -2,25
Semen 1,34 0,84 Tongkol Pindang -3,25 -3,11
Inflasi Jatim > Nasional
Inflasi Jatim < Nasional
Deflasi Jatim > Nasional
Deflasi Jatim < Nasional
KomoditasInflasi
KomoditasDeflasi
(6,00)
(4,00)
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
Jan
-10
Ma
r-1
0
Me
i-1
0
Jul-
10
Se
p-1
0
No
p-1
0
Jan
-11
Ma
r-1
1
Me
i-1
1
Jul-
11
Se
p-1
1
No
p-1
1
Jan
-12
Ma
r-1
2
Me
i-1
2
Jul-
12
Se
p-1
2
Sandang Laki-laki
Sandang Wanita
Sandang Anak-anak
Barang Pribadi dan Sandang Lain1.361,02 1.375,12
1.422,91
1.485,41
1.512,55
1.528,62
1.574,62 1.764,00
1.771,92
1.671,26
1.739,43 1.638,95
1.652,95 1.741,23 1.676,84
1.587,55 1.594,19
1.745,69
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
1.600,00
1.800,00
2.000,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10*
2011 2012
USD/pound
37
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Sementara itu, deflasi tertinggi berdasarkan kelompoknya di bulan Oktober 2012
berasal dari kelompok bahan makanan, yang hampir seluruh sub kelompoknya mengalami
deflasi, kecuali sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya serta sub kelompok
daging dan hasil-hasilnya, yang masing-masing berada pada level 0,02% (mtm) dan 0,75%.
Sebagaimana ditunjukkan pada grafik 2.13, kenaikan harga komoditas tepung terigu
dan beras jagung menjadi sumber kenaikan kelompok padi-padian, umbi-umbian dan
hasilnya. Kenaikan harga keempat komoditas diduga berasal dari faktor domestik,
sebagaimana dapat dilihat dari relatif stabilnya harga komoditas internasional. Faktor
ketersediaan komoditas, ekspektasi masyarakat dan kelancaran arus distribusi diduga turut
mempengaruhi kenaikan harga keempat komoditas ini. Dapat diinformasikan pula bahwa
dengan membaiknya ketersediaan kedelai bagi industri tahu dan tempe menyumbang
penurunan harga pada kelompok kacang-kacangan dibandingkan September 2012. Selain
itu, minimnya gangguan cuaca turut mempengaruhi jumlah pasokan ikan laut di wilayah
Jawa Timur sehingga turut mendorong terbentuknya deflasi kelompok bahan makanan
pada periode laporan.
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.13131313 Sub Kelompok Bahan Makanan yang mengalami Inflasi
Tertinggi pada Okt 2012(mtm)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212 Inflasi Sub Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
Bahan Bakar (mtm)
Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur
-1,00
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00Ja
n-1
0
Ma
r-1
0
Me
i-1
0
Jul-
10
Se
p-1
0
No
p-1
0
Jan
-11
Ma
r-1
1
Me
i-1
1
Jul-
11
Se
p-1
1
No
p-1
1
Jan
-12
Ma
r-1
2
Me
i-1
2
Jul-
12
Se
p-1
2
Biaya Tempat Tinggal
Bahan Bakar, Penerangan dan Air
Perlengkapan Rumahtangga
Penyelenggaraan Rumahtangga
(%, mtm)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.15151515 Sub Kelompok Bahan Makanan yang mengalami Deflasi
Tertinggi pada Okt 2012(mtm)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.14141414 Perkembangan Harga
Komoditas Tepung Terigu Internasional
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur Sumber: Bloomberg
(40)
(20)
-
20
40
60
80
100
120
140 BANDENG
BAWAL
CAKALANG
GURAME
KEPITING/RAJUNGAN
LAYANG
MERAH
MUJAIR
NILA
TENGGIRI
TERI
TONGKOL
UDANG BASAH
KUNIRAN
BENGGOL
BANDENG PINDANG
IKAN ASIN BELAH
TERI
TONGKOL
KELAPA
MARGARINE
MINYAK GORENG
(%, mtm)
7,50
6,16 3,95 6,39
4,45
5,93 6,00 6,30
8,17 8,34
8,35
-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10*
2011 2012
USD/Bushes
(10)
(5)
-
5
10
15
Fe
b-1
1
Ma
r-1
1
Ap
r-1
1
Me
i-1
1
Jun
-11
Jul-
11
Ag
ust
-11
Se
p-1
1
Ok
t-1
1
No
p-1
1
De
s-1
1
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Me
i-1
2
Jun
-12
Jul-
12
Ag
ust
-12
Se
p-1
2
Ok
t-1
2
TEPUNG TERIGU BERAS JAGUNG
DAGING AYAM RAS DAGING SAPI
(%, mtm)
38
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Bulan Bulan Bulan Bulan NovemberNovemberNovemberNovember
Inflasi bulanan IHK 7 kota di Jatim pada bulan November kembali mencatat inflasi
yang cukup terkendali, sedikit di atas inflasi Oktober dan inflasi nasional 0,07% (mtm).
Tercatat, inflasi Jatim mencapai 4,55% (yoy) atau 0,21% (mtm), sedangkan inflasi tahunan
nasional sebesar 4,32% (yoy) dan . Realisasi inflasi ini berada sedikit lebih rendah dari
perkiraan semula.
Secara umum penurunan angka inflasi terjadi pada hampir semua kelompok,
terutama kelompok bahan makanan (0,21%), kelompok sandang (0,15%), serta kelompok
pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,14%). Sementara itu dorongan peningkatan inflasi
terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman , rokok dan tembakau. Di sisi lain mampu
menahan inflasi di bulan laporan.
Komoditas utama yang memberikan sumbangan inflasi adalah daging sapi, bawang
merah, bawang putih, wortel, beras, telur ayam ras, jeruk dan kelapa. Masih berlanjutnya
kenaikan harga daging sapi disebabkan adanya kebijakan pemerintah mengurangi kuota
impor sapi potong, sehingga jumlah persediaan daging sapi di pasaran langka. Kebijakan
pemerintah mengurangi impor sapi potong tersebut tidak didukung oleh kelancaran arus
perdagangan dari produsen ke konsumen antar wilayah di Indonesia dan jumlah sapi yang
tersedia.
Selain itu, peningkatan harga komoditas bumbu-bumbuan diduga akibat
berkurangnya pasokan dan sebagai dampak terjadinya gangguan produksi komoditas
bumbu akibat adanya pergantian cuaca. Selanjutnya kenaikan harga beras terjadi seiring
dengan berlalunya masa panen raya dan memasukinya musim tanam. Sementara itu,
lonjakan inflasi kelompok volatile food sedikit tertahan oleh deflasi pada beberapa
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.16161616 Inflasi Tahunan (yoy) 4 Kelompok Barang Strategis
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.17171717
Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang
-4,00
0,00
4,00
8,00
12,00
16,00
20,00
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2010 2011 2012
Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB
SANDANG
PENDIDIKAN, REKREASI & O.RAGA
Sumber: BPS (diolah)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
BAHAN
MAKANAN
MAMIN,ROK
OK &
TEMBAKAU
PERUMAHA
N
SANDANGKESEHATAN
PENDIDIKAN,
REKREASI,
OLAH RAGA
TRANSPORT
ASI,
KOMUNIKASI
Inflasi (mtm) Okt 2012
Inflasi (mtm) Nov 2012Sumber : BPS (diolah)
39
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
komoditas pangan, seperti daging ayam ras, cabe rawit, cabe merah, tongkol pindang,
minyak goreng, ketimun, tomat sayur dan pepaya.
Bulan Bulan Bulan Bulan DesemberDesemberDesemberDesember
Meningkatnya konsumsi masyarakat seiring tibanya beberapa momentum Hari Besar
di sepanjang bulan Desember turut mempengaruhi level Indeks Harga Konsumen (IHK) di
Jatim, tercatat mengalami peningkatan dibanding periode November pada level 0,55%
(mtm) dan sedikit berada di atas inflasi nasional 0,54% (mtm).
Kenaikan laju inflasi periode ini dipicu oleh meningkatnya tekanan inflasi di kelompok
bahan makanan (1,52% - mtm), kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
(0,58%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,31%) serta kelompok
kesehatan (0,26%). Beberapa kelompok lainnya mengalami inflasi namun pada laju yang
lebih rendah, yang meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
(0,25% - mtm) serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,01%). Sedangkan
TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.3333 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional
Jatim Nasional Jatim Nasional
Daging sapi 5,97 3,33 Daging Ayam Ras -8,37 -6,81
Bawang merah 23,81 22,19 Emas perhiasan -0,87 -0,71
Bawang putih 12,11 11,07 Cabe rawit -10,18 -12,13
Angkutan udara 5,17 5,03 Cabe Merah -18,50 -12,70
Gula pasir 1,66 0,18 Tongkol pindang -8,41 -3,64
Wortel 18,64 17,82 minyak goreng -1,01 -1,28
Beras 0,31 0,58 Ketimun -11,07 -9,14
Telur ayam ras 2,01 1,36 Tomat sayur -2,63 -2,84
Jeruk 3,05 0,53 Pepaya -3,05 -0,48
Kelapa 6,74 0,45 Bensin -0,25 -0,31
KomoditasInflasi
KomoditasDeflasi
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.18181818 Pergerakan Harga Komoditas Sub Kelompok Bumbu-bumbuan
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.19191919
Perkembangan Harga Emas Perhiasan
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
90.000
5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011
2009 2010 2011 2012
Rp/ Kg
Cabe Merah
Bawang Merah
Cabe Rawit
Bawang Putih
Sumber : Survei Pemantauan Harga BI Surabaya (diolah)
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
450.000
500.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2010 2011 2012
Rp/Gram
Harga Emas Perhiasan
Sumber : Survei Pemantauan Harga BI Surabaya (diolah)
40
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
kelompok sandang (-0,30%) tercatat mengalami deflasi, yang dipicu oleh penurunan harga
emas perhiasan sebesar -0,90% (mtm).
Kenaikan harga daging sapi, beras, telur dan daging ayam ras pada periode laporan
mendorong laju inflasi pada periode laporan, bahkan tercatat inflasi pada sub kelompok
daging dan hasil-hasilnya mencapai level 3,82% (mtm). Meskipun harga daging sapi tidak
setinggi periode sebelumnya, namun meningkatnya permintaan terkait perayaan hari besar
turut memicu kenaikan harga komoditas ini, sehingga turut mempengaruhi level harga
komoditas kelompok daging lainnya, seperti telur dan daging ayam ras yang mengalami
kenaikan lebih tinggi di level 5% – 8%.
Fenomena peningkatan harga komoditas pada kelompok bahan makanan
umumnya dipicu oleh meningkatnya permintaan sebagai respon masyarakat atas beberapa
momentum perayaan seperti Natal dan Tahun Baru. Khusus untuk komoditas daging sapi,
lonjakan kenaikan harga dipicu oleh berkurangnya pasokan sapi lokal, khususnya dari
sentra produksi di Indonesia Timur. Namun demikian, laju inflasi kelompok volatile food
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.21212121 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.20202020 Perbandingan Inflasi Per Kelompok Barang
Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur
(0,20)
(0,10)
-
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
Inflasi
Des'12
Rata-rata
inflasi
Des' 07-12
Inflasi
Des'12
Rata-rata
inflasi
Des' 07-12
Inflasi
Des'12
Rata-rata
inflasi
Des' 07-12
Inflasi
Des'12
Rata-rata
inflasi
Des' 07-12
Daging dan Hasil-
hasilnya
Telur, Susu dan Hasil-
hasilnya
Ikan Segar Bumbu - bumbuan
0,56
(0,11)
0,28
0,21
0,28
0,09
0,13
0,56
SSumber : BPS Jatim (diolah)
(%, mtm)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
BAHAN
MAKANAN
MAMIN,ROK
OK &
TEMBAKAU
PERUMAHAN
SANDANGKESEHATAN
PENDIDIKAN,
REKREASI, OL
AH RAGA
TRANSPORT
ASI, KOMUN
IKASI
Inflasi (mtm) Nov 2012
Inflasi (mtm) Des 2012
TabelTabelTabelTabel 2.2.2.2.4444 Perbandingan 10 Besar Inflasi & Deflasi Tertinggi Jatim vs Nasional
Jatim Nasional Jatim Nasional
Angkutan udara 16,86 5,32 Emas perhiasan -0,81 0,05
Daging sapi 5,21 3,34 Minyak goreng -1,74 -1,11
Beras 1,23 2,26 Tomat sayur -5,67 -2,37
Telur ayam ras 7,36 4,76 Gula pasir -0,37 -0,12
Bawang merah 13,97 7,89 Bawang putih -0,90 -0,61
Daging ayam ras 3,46 5,40 Kacang panjang -1,11 1,02
Mujair 9,12 3,06 Apel -1,17 1,36
Bandeng 3,67 1,82 wortel -3,66 -4,33
Pasir 4,21 0,52 Sepatu -2,56 -0,02
Kentang 8,57 3,30 Kembang kol -20,35 0,94
Inflasi Jatim > Nasional
Inflasi Jatim < Nasional
Deflasi Jatim > Nasional
Deflasi Jatim < Nasional
KomoditasInflasi
KomoditasDeflasi
41
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
cukup terhambat oleh terjadinya deflasi pada beberapa komoditas lainnya, seperti minyak
goreng, gula pasir dan bawang putih.
Tidak lazimnya kenaikan harga pada sub kelompok daging, telur dan ikan segar
pada bulan ini juga terindikasi tingginya inflasi komoditas tersebut saat ini dengan rata-rata
inflasi komoditas yang sama selama 5 (lima) tahun terakhir (lihat grafik 2.21). Secara
berurutan dapat diuraikan perbedaan signifikan pada sub kelompok daging dan hasil-
hasilnya yang memiliki rata-rata inflasi sebesar -0,11% (mtm), sedangkan pada Desember
2012, inflasi sub kelompok ini mencapai 0,56% (mtm).
Kenaikan harga daging sapi pada periode ini juga berdampak pada kenaikan
komoditas bakso (0,04% - mtm), lihat grafik 2.22. Jika dibandingkan dengan komoditas
lainnya, fluktuasi komoditas daging sapi dan daging ayam ras cukup tinggi dibandingkan
komoditas lainnya(lihat grafik 2.22). Pola inflasi tahunan komoditas pada kelompok ini
sedikit berbeda, namun secara keseluruhan mengalami peningkatan di akhir tahun, bahkan
lebih tinggi dibandingkan pada saat Hari Raya Idul Fitri (lihat grafik 12). Kedua analisis ini
menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu kecenderungan fluktuatifnya inflasi pada
komoditas daging sapi dan daging ayam ras, sehingga patut menjadi perhatian serius
pemerintah daerah guna menjaga ketersediaannya di pasar, khususnya pada saat konsumsi
masyarakat meningkat.
2.3.2.3.2.3.2.3. INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN INFLASI TRIWULANAN (qtq)(qtq)(qtq)(qtq)
Laju inflasi Jatim secara triwulanan pada Tw IV-2012 mencapai 0,91% (qtq), atau
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,93% (qtq). Hampir seluruh
kelompok barang mengalami perlambatan inflasi. Hanya kelompok perumahan, air, listrik,
gas dan bahan bakar yang mengalami peningkatan inflasi dari 0,68% (qtq) menjadi 0,97%.
Perlambatan inflasi tertinggi terjadi pada kelompok sandang yaitu dari 3,61% (qtq) menjadi
0,31%. Selanjutnya secara berurutan penurunan pada kelompok pendidikan, rekreasi dan
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.23232323 Inflasi Sub Kelompok Daging (yoy)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.22222222 Inflasi Sub Kelompok Daging (mtm)
Sumber: BPS Provinsi jawa Timur Sumber: BPS Provinsi jawa Timur
(10,0)
(5,0)
-
5,0
10,0
15,0
Fe
b-1
1
Ma
r-1
1
Ap
r-1
1
Me
i-1
1
Jun
-11
Jul-
11
Agu
st-1
1
Se
p-1
1
Ok
t-1
1
No
p-1
1
De
s-1
1
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Me
i-1
2
Jun
-12
Jul-
12
Agu
st-1
2
Se
p-1
2
Ok
t-1
2
No
p-1
2
De
s-1
2
BAKSO DAGING AYAM KAMPUNGDAGING AYAM RAS DAGING SAPI
(%, mtm)
(5,0)
-
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
Jan
-12
Fe
b-1
2
Ma
r-1
2
Ap
r-1
2
Me
i-1
2
Jun
-12
Jul-
12
Agu
st-
12
Se
p-1
2
Ok
t-1
2
No
p-1
2
De
s-1
2
BAKSO DAGING AYAM KAMPUNG
DAGING AYAM RAS DAGING SAPI
HATI SAPI SOSIS DAGING SAPI
(%, yoy)
42
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
olahraga (0,32% - qtq), kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,79%)
serta kelompok bahan makanan (1,62%) pun turut menyumbang perlambatan pada
periode laporan.
Berdasarkan sumbangannya, perlambatan inflasi terjadi di seluruh kelompok kecuali
kelompok kesehatan tidak mengalami perubahan level inflasi dibandingkan triwulan III-
2012. Hasil analisis secara lebih detail menunjukkan bahwa perlambatan inflasi tertinggi
terjadi pada kelompok bahan makanan, dengan penurunan dari 0,87% (qtq) menjadi
0,24%, yang diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau,
kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga, kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang.
Berdasarkan sumbangannya, perlambatan inflasi terjadi pada seluruh kelompok
kecuali kelompok kesehatan yang berada pada level yang sama dibandingkan triwulan III-
2012. Sumbangan tertinggi triwulan ini berasal dari kelompok bahan makanan yang
mengalami penurunan dari 0,87% (qtq) menjadi 0,24%. Selanjutnya diikuti oleh kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga masing-masing menjadi sebesar 0,17% (qtq) dan 0,03%. Perlambatan ini
mengikuti pola-pola tahun sebelumnya seiring meredanya permintaan masyarakat pasca
Hari Raya Idul Fitri dan tibanya waktu panen beberapa komoditas bahan makanan (bulan
Oktober dan November) seperti
Sebagaimana terlihat pada grafik 2.24, pendorong melambatnya inflasi kelompok
bahan makanan adalah karena terjadinya deflasi pada sub kelompok lemak dan minyak
sebesar -2,66% (qtq), sub kelompok ikan diawetkan (2,50%) serta sub kelompok kacang-
kacangan (-0,01%). Namun, perlambatan inflasi kelompok ini sedikit tertahan oleh
peningkatan inflasi beberapa sub kelompok, yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian
dan hasilnya, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya serta sub kelompok bumbu-
bumbuan. Sisanya berada dalam tren yang melambat jika dibandingkan dengan triwulan III-
2012.
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.5555 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq)
Sumber : BPS, data diolah
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Umum 0,99 0,26 2,05 0,92 0,70 0,89 1,93 0,91 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,91
Bahan Makanan 0,81 -1,14 2,07 2,49 0,56 0,90 2,55 1,62 0,18 -0,25 0,46 0,57 0,13 0,06 0,87 0,24
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1,20 0,71 2,23 0,77 1,28 1,90 2,59 0,79 0,22 0,13 0,40 0,14 0,23 0,25 0,56 0,17
Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1,01 0,65 0,79 0,61 0,67 1,18 0,68 0,97 0,22 0,14 0,17 0,12 0,14 0,18 0,23 0,19
Sandang 1,04 2,03 5,88 -0,21 1,06 -0,48 3,61 0,32 0,07 0,14 0,41 -0,01 0,07 -0,06 0,16 0,13
Kesehatan 1,64 1,46 0,26 0,52 0,50 0,54 0,86 0,68 0,08 0,07 0,01 0,02 0,02 0,02 0,04 0,04
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,79 0,35 5,29 0,40 0,25 0,27 3,56 0,32 0,07 0,03 0,48 0,04 0,02 0,00 0,34 0,03
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,06 0,17 0,79 0,23 0,42 0,40 0,80 0,79 0,19 0,03 0,14 0,04 0,07 0,06 0,20 0,09
WILAYAH
Inflasi QTQ Sumbangan Inflasi QTQ
2011 2012 2011 2012
43
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.26262626 Pergerakan Harga Beras di Surabaya
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.27272727 Pergerakan Harga Beras Internasional
Sebagai komoditas utama makanan pokok masyarakat Jawa Timur, bobot dari sub
kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memiliki porsi terbesar pada kelompok
bahan makanan. Pada triwulan IV-2012 komoditas beras mencatatkan kenaikan harga
sebesar 1,61% (qtq) meskipun hasil Survei Pemantauan Harga untuk wilayah Kota Surabaya
dan sekitarnya menunjukkan harga yang stabil, namun harga beras cenderung meningkat di
wilayah lainnya, seperti Kota Kediri, Malang dan sekitarnya. Sebagaimana ditunjukkan pada
grafik 2.27, harga beras internasional terus mengalami penurunan. Analisis lebih lanjut
mengindikasikan bahwa tren ini tidak mempengaruhi harga beras domestik karena
minimnya penggunaan impor beras dengan adanya kesiapan Bulog sebagai lembaga
berwenang dalam stabilisator harga beras di Indonesia.
Informasi dari instansi terkait mengindikasikan adanya penurunan produksi, salah
satunya adalah Kabupaten Jember, yang mengalami penurunan dibandingkan triwulan
sebelumnya (lihat grafik 2.28). Kinerja produksi tanaman padi wilayah Jawa Timur pada
periode ini dapat dilihat pada grafik 2.29, yang menunjukkan adanya penurunan luas panen
dari 251.667 hektar menjadi 195.041 hektar atau -4,98% (yoy) dan luas padi dari 927.455
hektar menjadi 794.420 hektar atau -7,69% (yoy).
-
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2010 2011 2012
USD/mtUSD/mtUSD/mtUSD/mt
Harga Beras Internasional
Sumber : Bloomberg
7000
7500
8000
8500
9000
9500
10000
10500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1
2010 2011 2012 2013
Rp/Kg Harga Beras Domestik
Sumber : Survei Pemantauan HargaBI Surabaya (diolah)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.24242424 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.25252525 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan
Tw III-2012 & Tw IV-2012
Sumber : BPS, data diolah Sumber : BPS, data diolah
-30,00
-25,00
-20,00
-15,00
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
Padi-padian, umbi-umbian
Daging dan Hasil-hasilnya
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu dan Hasil2nya
Sayur-sayuran
Kacang -kacangan
Buah -buahan
Bumbu -bumbuan
Lemak dan Minyak
Bahan Makanan Lainnya
1,453,85
2,25-2,50
3,270,77 -0,01 0,25
5,49
-2,660,09
% (qtq)
-10,00
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
Padi-padian, Umbi-umbian
dan Hasilnya
Daging dan Hasil-hasilnya
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu dan Hasil-hasilnya
Sayur-sayuranKacang - kacangan
Buah - buahan
Bumbu - bumbuan
Lemak dan Minyak
Bahan Makanan Lainnya
Tw III Tw IV
Tw III Tw IVSumber : BPS, data diolahSumber : BPS, data diolah
44
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.28282828 Luas Panen dan Produksi Padi Kab.Jember
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.29292929 Luas Panen dan Produksi Padi Prov.Jawa Timur
Hingga akhir tahun 2012, produksi beras nasional mengalami kenaikan 4,9 % (yoy)
atau sebesar 38 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 33 juta ton, sehingga
terdapat surplus produksi hingga mencapai 5 juta ton. Namun demikian, masih terdapat
beberapa periode yang minim cadangan, sehingga masih dibutuhkan impor beras secara
nasional sebesar 700 ribu ton dari jatah 1 juta ton. Rencananya beras akan diimpor dari
Vietnam sebesar 600.000 ton dan India (100.000 ton). Di sisi lain, hingga November 2012,
angka serapan beras petani di tingkat nasional telah mencapai 3,58 juta ton, dengan angka
pengali hampir mencapai dua kali lipat dibandingkan tahun 2010 dan 2011.
Berdasarkan informasi dari Perum Bulog Divre Jawa Timur diperoleh data target
penyerapan beras tahun 2013 sebesar 1.050.000 ton. Guna mencapai target ini, Bulog
(100)
(50)
-
50
100
150
200
-
200,000
400,000
600,000
800,000
1,000,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Luas Panen Padi (Ha) Luas Tanam Padi (Ha)
gLuas Panen Padi (%) gLuas Tanam Padi (%)
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi (diolah)
%
Ha
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.6666 Perkembangan Pengadaan Bulog Divre Jawa Timur 2007 - 2012
Sumber : BPS, data diolah
2007 2008 2009 2010 2011 Rencana Realisasi
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
1 Januari - - 32,490 - 183 63,500 625
2 Februari - 559 51,369 16 17,513 89,000 19,510
3 Maret - 162,685 258,602 69,304 87,312 135,000 153,557
4 April 111,037 242,450 296,401 192,078 91,779 192,000 242,648
5 Mei 202,540 169,469 174,055 176,416 75,803 160,000 195,755
6 Juni 113,844 102,798 109,207 105,646 38,622 132,500 117,775
7 Juli 70,187 96,318 69,846 23,169 18,296 92,500 83,936
8 Agustus 39,274 55,885 65,077 15,393 27,622 67,500 66,273
9 September 6,047 41,179 28,176 7,351 3,875 42,100 33,978
10 Oktober 105 35,685 19,905 18,133 6,284 37,500 83,256
11 Nopember - 50,684 3,311 7,090 14,761 20,000 35,687
12 Desember - 17,313 298 706 29,720 4,400 64,000
Jumlah 543,034 975,025 1,108,737 615,302 411,764 1,036,000 1,097,000
No Bulan
Realisasi Pengadaan 2012
45
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Divre Jatim menerapkan tiga strategi, yaitu strategi “dorong-tarik”, pengembangan
“jaringan semut” serta pengembangan sistem on farm. Ketiga strategi ini diklaim berhasil
mempercepat arus pengadaan, sebagaimana terlihat pada tabel 2.6, realisasi penyerapan
beras di wilayah Jawa Timur lebih besar 5,89% atau 63.000 ton dibandingkan target di
awal tahun. Sebagai informasi strategi on farm yang dikembangkan meliputi 4 (empat) jenis
yaitu On Farm Mandiri, On Farm Kemitraan, On Farm Sinergi dan On Farm Alternatif.
2.4.2.4.2.4.2.4. INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN INFLASI TAHUNAN (yoy)(yoy)(yoy)(yoy)
Inflasi Jawa Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan tren perlambatan. Tercatat,
laju inflasi Jatim pada periode ini berada pada level yang stabil yaitu 4,50% (yoy). Secara
keseluruhan inflasi Jatim tahun 2012 (4,50% - yoy) berada pada level yang lebih tinggi
dibandingkan 2011 (4,27%), namun masih lebih rendah dari rata-rata inflasi selama 5
(lima) tahun yaitu 5,89%. Secara historis, inflasi Jawa Timur sejak tahun 2009 lebih tinggi
dari nasional. Di tahun ini, level inflasi Jatim kembali berada di atas nasional yang berada
pada level 4,30% (yoy).
Pendorong inflasi pada triwulan ini adalah kenaikan harga pada kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 2,43% (yoy), kelompok perumahan, air, listrik dan
bahan bakar (6,71%), kelompok sandang (4,53%) serta kelompok kesehatan (4,53%).
Adanya deflasi pada kelompok bahan makanan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga menjadi penahan laju inflasi pada periode laporan. Sisanya, yaitu kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau relatif stabil dibandingkan triwulan
sebelumnya.
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.7777 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang
Sumber: BPS, data diolah
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Umum 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,63 4,50 4,50 7,46 6,26 4,87 4,27 3,97 4,62 4,50 4,50
Bahan Makanan 15,71 9,69 5,33 4,26 4,00 6,14 6,65 5,74 3,55 2,16 1,19 0,97 0,91 1,39 1,53 1,32
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5,63 5,98 6,22 5,00 5,09 6,32 6,69 6,71 1,01 1,08 1,13 1,02 0,92 1,16 1,24 1,24
Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 4,62 4,83 3,08 3,09 2,74 3,29 3,18 3,54 0,99 1,04 0,65 0,66 0,57 0,70 0,67 0,74
Sandang 9,58 7,64 13,27 8,93 8,95 6,27 3,99 4,53 0,63 0,51 0,92 0,60 0,61 0,42 0,27 0,31
Kesehatan 3,11 4,34 3,88 3,93 2,76 1,83 2,43 2,60 0,15 0,21 0,18 0,18 0,13 0,08 0,11 0,12
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 6,75 7,08 6,97 6,92 6,35 6,26 4,51 4,43 0,59 0,62 0,63 0,63 0,58 0,56 0,41 0,40
Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 3,93 3,98 1,44 2,27 1,62 1,86 1,87 2,43 0,71 0,71 0,25 0,39 0,29 0,33 0,32 0,42
WILAYAH
Inflasi YOY Sumbangan Inflasi YOY
2011 2012 2011 2012
46
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Selama triwulan laporan, perkembangan dua kelompok barang utama penyumbang
inflasi di Jawa Timur menunjukkan perkembangan yang berbeda, yaitu kelompok bahan
makanan cenderung menurun, sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan
tembakau mengalami peningkatan. Sementara itu, telah disebutkan sebelumnya,
pendorong penurunan kelompok bahan makanan berasal dari sub kelompok sayur-sayuran
yang mengalami deflasi sebesar -2,43% (yoy), sub kelompok ikan diawetkan (-1,61%) serta
sub kelompok lemak dan minyak (-0,31%). Di sisi lain, pendorong kenaikan kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau berasal dari sub kelompok makanan jadi
yang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy) dan sub kelompok minuman yang tidak
beralkohol (9,72%).
2.5.2.5.2.5.2.5. INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI MENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTAMENURUT KOTA
Pada triwulan IV-2012, 7 (tujuh) kota di Jatim yang masuk dalam perhitungan inflasi
nasional secara umum menunjukkan perlambatan laju inflasi triwulanan. Tercatat, inflasi
tertinggi pada periode laporan terjadi di kota Malang dengan inflasi sebesar 1,15% (qtq)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.30303030 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun
2011 - 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33331111 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman &
Tembakau
Sumber : BPS, (data diolah)
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00Umum
Bahan Makanan
Makanan
Jadi, Minuman, Rokok
& Tembakau
Perumahan, Air, Listri
k, Gas & BB
Sandang
Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi
& Olahraga
Transpor, Komunikasi
& Jasa Keuangan
Inflasi (yoy) Desember 2011
Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)
0,00
4,00
8,00
12,00
16,00
20,00
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112
2010 2011 2012
Inflasi yoy (%) BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINMAN, ROKOK & TEMB
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33332222 Inflasi Tahunan (yoy)
Kelompok Bahan Makanan Tahun 2011-2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33333333 Inflasi (yoy)
Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau
-40,00-30,00-20,00-10,00
0,0010,0020,00
Padi-padian, Umbi-…
Daging dan Hasil-…
Ikan Segar
Ikan Diawetkan
Telur, Susu dan …
Sayur-sayuranKacang - kacangan
Buah - buahan
Bumbu - bumbuan
Lemak dan Minyak
Bahan Makanan …
Inflasi (yoy) Desember 2011
Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00Makanan Jadi
Minuman yang
Tidak Beralkohol
Tembakau dan
Minuman
Beralkohol
Inflasi (yoy) Desember 2011
Inflasi (yoy) Desember 2012Sumber : BPS, (data diolah)
47
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
sedangkan terendah terjadi di kota Madiun (0,50%). Searah dengan perlambatan inflasi
Jawa Timur, ketujuh kota yang termasuk dalam penghitungan inflasi nasional pun berada
pada level inflasi yang lebih rendah dibandingkan triwulan III-2012.
Sebagaimana diinformasikan sebelumnya, inflasi tahunan Jawa Timur berada relatif
stabil yaitu pada level 4,50% (yoy). Stabilitas ini terbentuk dari variasi naik turunnya inflasi di
7 (tujuh) kota yang termasuk dalam penghitungan inflasi nasional. Beberapa kota
mengalami peningkatan tekanan inflasi (lihat tabel 2.8) yang secara berurutan berdasarkan
bobotnya meliputi Surabaya (4,37% - yoy), Malang (4,60%), Jember (4,49%) dan
Probolinggo (5,88%). Sisanya yaitu Kediri, Sumenep dan Madiun mengalami penurunan
harga cukup dalam.
Di sisi lain, rendahnya inflasi di kota Madiun dibandingkan kota-kota lainnya di Jatim
terutama disebabkan rendahnya inflasi kelompok bahan makanan dan kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau dibandingkan kota lainnya. Informasi yang diperoleh
dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kediri, terkait beberapa hal yang mendorong
rendahnya inflasi tersebut adalah karena minimnya tekanan dari sisi penawaran sebagai
dampak kelancaran arus distribusi barang serta meningkatnya produksi komoditas tanaman
pangan dibandingkan tahun 2011.
Pada akhir tahun 2012, kota yang
mengalami inflasi tahunan tertinggi adalah
Probolinggo sebesar 5,88% (yoy). Tekanan
inflasi Kota Probolinggo meningkat sejak
Agustus 2012 dan terus bertahan di atas
level 5,50% (yoy) hingga akhir tahun.
Berdasarkan kelompoknya, inflasi di
sepanjang tahun didorong oleh kenaikan
harga pada kelompok bahan makanan.
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.8888 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur
Sumber: BPS, Data diolah.
Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.3Grafik 2.34444 Perbandingan Inflasi Year on Year(yoy)
7 Kota di Jawa Timur
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Jatim 0,99 0,26 2,05 0,92 0,68 0,89 1,93 0,91 7,46 6,26 4,87 4,29 3,97 4,62 4,50 4,50
Surabaya 1,25 0,34 2,23 0,84 0,73 0,82 1,83 0,91 8,00 6,98 5,22 4,73 4,19 4,69 4,29 4,37
Malang 0,72 0,24 1,92 1,13 0,46 0,86 2,05 1,15 6,42 5,37 4,71 4,07 3,80 4,44 4,58 4,60
Kediri -0,15 0,52 2,20 1,03 0,53 1,20 2,40 0,43 5,98 4,48 4,45 3,64 4,34 5,06 5,26 4,63
Jember 0,80 -0,76 1,37 1,00 0,84 0,84 1,65 1,09 7,97 5,04 4,03 2,42 2,46 4,12 4,40 4,49
Sumenep 0,10 0,87 1,59 1,57 0,97 1,21 2,17 0,61 6,31 5,70 3,57 4,19 5,10 5,46 6,06 5,06
Probolinggo 1,20 0,30 1,62 0,61 0,63 1,73 2,49 0,92 7,19 5,59 3,71 3,78 3,19 4,66 5,55 5,88
Madiun 0,81 0,03 1,73 0,89 0,68 0,58 1,71 0,50 6,51 5,32 4,65 3,49 3,36 3,93 3,91 3,51
2011 2012
Inflasi Triwulan (qtq)
WILAYAH
Inflasi Tahunan (yoy)
2011 2012
Jatim 4,50
Surabaya 4,37
Malang 4,60
Kediri 4,63
Jember 4,49
Probolinggo 5,88
Madiun 3,51
Sumenep 5,06
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
6,50
3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50
% (yoy)
Sumber : BPS Jatim (diolah)
48
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33336666 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya(yoy)
Sementara itu, berdasarkan kelompok barang penyumbang inflasi, sumber tekanan
inflasi di ketujuh kota cenderung beragam (tabel 2.8). Kelompok bahan makanan
memberikan sumbangan inflasi tertinggi di kota Malang, Jember, Sumenep, Probolinggo
dan Madiun. Sedangkan inflasi di kota Surabaya dan Kediri, terutama disumbang oleh
kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau.
2.52.52.52.5 DISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASIDISAGREGASI INFLASIINFLASIINFLASIINFLASI
Berdasarkan faktor-faktor penyebabnya (disagregasi), inflasi tahunan Jatim didorong
oleh peningkatan harga kelompok volatile foods dan kelompok inflasi inti masing-masing
pada level 6,55% (yoy) dan 4,27%, sedangkan kelompok administered price berada pada
level yang lebih rendah yaitu sebesar 2,96%.
KELOMPOK BARANG Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun
UMUM 4.63 4.69 4.44 5.06 4.12 5.46 4.66 3.93
BAHAN MAKANAN 6.14 5.85 6.91 6.32 5.27 9.22 7.14 5.32
MAKANAN JADI, MINUMAN,ROKOK 6.32 7.00 4.96 7.96 4.58 4.82 5.17 4.72
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 3.24 3.33 1.89 3.89 5.52 3.17 2.46 3.48
SANDANG 6.27 6.43 4.61 6.76 5.37 8.30 9.94 5.37
KESEHATAN 1.83 1.51 1.71 3.93 0.25 5.88 2.02 2.88
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 6.26 6.32 7.26 5.55 4.09 4.96 7.11 5.88
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 1.86 2.07 2.53 1.37 0.73 0.31 0.90 0.77
Sumber : BPS, data diolah.
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.9999 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa
Triwulan ITriwulan ITriwulan ITriwulan IVVVV----2012012012012222 (% (% (% (% yoyyoyyoyyoy) ) ) )
Sumber : BPS, data diolah.
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.10101010 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur Per Kelompok Barang & Jasa
Triwulan IV-2012 (% YOY)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33335555 Inflasi Jatim per Komponen (yoy)
KELOMPOK BARANG Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun
UMUM 4.58 4.69 4.44 4.64 4.12 5.46 4.66 3.93
BAHAN MAKANAN 1.19 1.10 1.44 1.12 1.16 2.39 1.32 1.29
MAKANAN JADI, MINUMAN,ROKOK 1.04 1.14 0.91 1.40 0.60 0.72 0.81 0.68
PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.61 0.61 0.34 0.81 1.01 0.60 0.56 0.66
SANDANG 0.38 0.40 0.23 0.35 0.36 0.62 0.65 0.38
KESEHATAN 0.08 0.07 0.06 0.18 0.00 0.25 0.09 0.12
PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.53 0.55 0.67 0.42 0.26 0.27 0.44 0.33
TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 0.30 0.36 0.35 0.23 0.10 0.08 0.13 0.12
-5,00
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2009 2010 2011 2012
% (yoy)
umum Volatile food Adm Price Core Inflation
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Volatile Food
Administered PriceCore Inflation
inflasi (yoy) Des '12 inflasi (yoy) rata-rata 08-12
49
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33338888 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur
Selanjutnya, berdasarkan disagregasinya, rata-rata inflasi bulanan Jatim terutama
didorong oleh peningkatan harga kelompok volatile foods dan kelompok inflasi inti masing-
masing pada level 1,65% dan 0,33%, sedangkan kelompok administered price mengalami
inflasi 0,15%. Namun demikian bila dibandingkan dengan rata-ratanya, pencapaian level
kelompok inflasi volatile food pada Desember 2012 sedikit lebih rendah dibandingkan rata-
rata inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir (lihat grafik 2.37), yang berada pada level 1,76%
(mtm). Sedangkan dua kelompok lainnya, yaitu kelompok inflasi inti dan kelompok
administered price lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi selama 5 (lima) tahun terakhir
(lihat grafik 2.37), yang berada pada level 0,22% (mtm) dan -0,07%. Berbeda dengan
periode sebelumnya, pada kelompok volatile food tercatat sub kelompok daging dan hasil-
hasilnya menyumbang kenaikan inflasi cukup tinggi. Sedangkan penurunan harga emas
perhiasan pada periode laporan turut menekan laju inflasi kelompok inflasi inti pada periode
laporan, meskipun masih berada pada level yang cukup tinggi dibandingkan kelompok
administered price.
Masih sama dengan periode sebelumnya, fluktuasi harga pada kelompok volatile food
dominan mendorong laju inflasi Jatim. Namun sedikit berbeda dengan periode sebelumnya,
tekanan inflasi kali ini berasal dari sub kelompok daging dan hasil-hasilnya (0,56% - mtm),
diikuti sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (0,28%) serta sub kelompok ikan segar
(0,28%). Sedikit berbeda jika dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Desember
selama 5 (lima) tahun terakhir, faktor pendorong inflasi kelompok ini disebabkan oleh sub
kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya (0,62% - mtm), sub kelompok bumbu-
bumbuan (0,56%) dan sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya (0,21%).
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2009 2010 2011 2012
(% ,mtm)
Umum Volatile food Adm Price Core Inflation
Sumber: BPS (diolah)
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.33337777 Perbandingan – Disagregasi Inflasi Jawa Timur
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
Inflasi Des'12 Rata-rata
inflasi Des'
07-12
Inflasi Des'12 Rata-rata
inflasi Des'
07-12
Inflasi Des'12 Rata-rata
inflasi Des'
07-12
Core Inflation Administered Price Volatile Food
0,180,19
0,51
0,01
1,51
1,67
SSumber: BPS Jatim (diolah)
50
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Fenomena peningkatan harga komoditas pada kelompok volatile food pada
umumnya dipicu oleh faktor musiman akibat meningkatnya permintaan sebagai respon
masyarakat atas beberapa momentum perayaan seperti Natal dan Tahun Baru. Khusus
untuk komoditas daging sapi, tren kenaikan harga di sepanjang triwulan IV-2012 dipicu
oleh berkurangnya pasokan sapi lokal, khususnya dari sentra produksi di Indonesia Timur.
Namun demikian, laju inflasi kelompok volatile food cukup tertahan oleh deflasi beberapa
komoditas, seperti minyak goreng, gula pasir dan bawang putih.
Di akhir tahun 2012, tekanan inflasi di Jatim yang berasal dari faktor fundamental
atau inflasi inti tercatat sebesar 4,27% (yoy), atau menurun dibanding akhir tahun 2011
yang tercatat sebesar 5,26%. Secara umum tekanan inflasi inti di awal tahun 2012 berasal
dari faktor eksternal maupun internal. Ketidakpastian ekonomi Amerika dan Eropa
mempengaruhi ekspektasi pelaku ekonomi. Hal ini mendorong fluktuasi harga komoditas
internasional sebagai respon atas arah kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk
mengetatkan anggaran belanja dan kenaikan pajak (fiscal cliff). Sementara itu kondisi
output gap yang menunjukkan kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran pada
periode laporan diestimasikan berada pada kondisi yang cukup baik. Pasca meningkatnya
permintaan pada periode Hari Raya Idul Fitri pada triwulan III-2012, respon permintaan
masyarakat Jawa Timur diperkirakan mengalami perlambatan, yang kemudian direspon
dengan baik oleh sisi penawaran/sektor produksi. Hal ini turut dikonfirmasi oleh
membaiknya tingkat kapasitas utilisasi dunia usaha berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha (SKDU) Jatim pada Tw IV-2012 yang masih berada pada level 70%, yaitu dari
sebelumnya 73,73% menjadi 75,66% dari kapasitas terpasangnya.
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44440000 Perkembangan Capacity Utilization
Sumber Survei Kegiatan Dunia Usaha Sumber: Kurs Tengah Bank Indonesia
Grafik 2.39Grafik 2.39Grafik 2.39Grafik 2.39 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah
8000
8200
8400
8600
8800
9000
9200
9400
9600
9800
1-J
un
-11
1-J
ul-
11
1-A
ug
-11
1-S
ep
-11
1-O
ct-
11
1-N
ov-1
1
1-D
ec-1
1
1-J
an
-12
1-F
eb
-12
1-M
ar-
12
1-A
pr-1
2
1-M
ay-1
2
1-J
un
-12
Rp/ 1 USDKurs Tukar Rupiah
63.4
56.9
67.2
71.5
63.3
64.2
70.0
69.8
75.1
80.1
77.7
73.2
74.9
69.370.7
73.974.3
73.3
74.5
78.178.5
30
40
50
60
70
80
90
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
%
51
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.11111111 Perkembangan Capacity Utilization Industri pengolahan
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44441111 Perkembangan Harga Minyak Internasional
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44442222 Perkembangan Harga CPO
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44443333 Perkembangan Batu Bara
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44444444 Perkembangan Harga Karet
1.230,20 1.143,28
679,11
733,88
30
230
430
630
830
1.030
1.230
1.430
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel
2011 2012 2013Sumber : Bloomberg
527,33
360,65
303,62
322,47
150
200
250
300
350
400
450
500
550
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
USD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / KgUSD Cent / Kg
Sumber : Bloomberg 20122013
76,16
57,01
68,08
-
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
2011 2012 2013
USD / Metrik TonUSD / Metrik TonUSD / Metrik TonUSD / Metrik Ton
Sumber : Bloomberg
Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV
REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI
1111 PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANANPERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN 72,84 69,66 79,71 74.69 74.47 72.17 74.82 80.32 84,38 79,20 70.71 79,43
A. Tanaman Pangan 84,75 71,56 73,61 73.33 81.56 68.00 71.94 69.00 91,47 78,93 69.24 81,33
B. Tanaman Perkebunan 55,92 62,22 88,75 72.50 59.44 70.47 74.38 85.08 72,50 69,57 62.01 67,17
C. Peternakan dan Hasil - hasilnya 87,50 88,33 85,63 86.67 75.88 83.75 85.86 86.88 88,40 89,44 83.89 92,22
D. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 100.00 0,00 0,00
E. Perikanan 79,49 67,61 76,43 72.62 77.93 83.22 66.94 87.84 86,25 86,96 76.00 80,01
2222 PERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGANPERTAMBANGAN 70,00 55,13 75,00 75.00 78.33 68.33 61.67 100.00 91,43 92,14 86.25 81,67
A. Minyak dan gas bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
B. Pertambangan tanpa migas 50,00 0,50 100,00 75.00 75.00 80.00 80.00 100.00 80,00 70,00 80.00 75,00
C. Penggalian 80,00 73,33 50,00 0,00 80.00 62.50 52.50 0,00 93,33 95,83 87.14 83,00
3333 INDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHANINDUSTRI PENGOLAHAN 68,16 71,51 73,29 74.41 73.80 74.85 74.26 77.32 74,44 76,54 73.56 74,22
A. Industri Non Migas
1. Makanan, minuman dan tembakau 64,84 70,88 73,79 71.00 73.98 75.38 74.40 77.40 76,06 71,82 76.11 71,93
2. Tekstil, barang kulit dan alas kaki 81,53 74,19 77,03 74.26 80.11 74.37 78.37 78.98 77,94 85,15 77.59 75,43
3. Barang kayu dan hasil hutan lainnya 53,07 63,23 58,15 61.73 59.67 65.81 56.73 59.91 65,45 71,25 60.44 73,90
4. Kertas dan barang cetakan 67,80 76,38 83,57 89.56 83.63 86.38 71.63 84.14 77,57 84,67 74.00 85,86
5. Kimia dan barang dari karet 73,24 78,47 76,13 87.11 80.91 83.54 83.86 87.23 80,29 81,31 81.23 82,45
6. Semen dan barang galian bukan logam 98,50 73,00 100,00 80.00 90.00 99.00 92.33 80.00 75,50 90,00 63.33
7. Logam dasar, besi dan baja 63,93 68,23 69,71 76.45 73.17 68.67 74.29 77.64 68,00 71,97 52.50 57,78
8. Alat angkutan, mesin dan peralatannya 78,00 76,25 76,67 72.50 64.63 73.13 73.57 80.00 73,57 80,00 79.43 81,13
9. Barang Lainnya 64,18 66,00 72,13 73.57 67.13 68.00 69.55 71.88 67,80 67,92 71.73 70,00
B. Industri Migas
4444 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIHLISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 83,82 68,71 61,36 72.29 64.56 64.83 78.49 76.06 82,99 67,69 79.08 72,01
A. Listrik 0,00 67,50 26,67 82.50 35.00 45.00 46.50 66.25 95,00 44,31 75.00 44,25
B. Gas 0,00 75,00 100,00 0,00 80.00 0,00 81.67 72.00 75,00 69,33 82.00 72,00
C. Air bersih 83,82 67,75 70,71 69.74 70.99 69.79 86.27 81.78 81,99 72,33 79.67 78,18
TOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTORTOTAL SELURUH SEKTOR 69,4969,4969,4969,49 70,7170,7170,7170,71 73,8973,8973,8973,89 74,3174,3174,3174,31 73,2673,2673,2673,26 73,6473,6473,6473,64 74,4774,4774,4774,47 78.1478.1478.1478.14 78,5378,5378,5378,53 77,09 77,09 77,09 77,09 73.73 73.73 73.73 73.73 75,66 75,66 75,66 75,66
20122012201220122010201020102010NoNoNoNo SEKTORSEKTORSEKTORSEKTOR
2011201120112011
89,51
82,29 88,15
93,75
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
USD/BarelUSD/BarelUSD/BarelUSD/Barel
110,04
2011 2013
110,04
Sumber : Bloomberg2012
52
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Berdasarkan komponen pembentuknya, penurunan inflasi inti terutama disebabkan
oleh penurunan inflasi pada kedua kelompok pembentuknya, yaitu inflasi inti tradeable
(barang) dan inflasi inti non tradeable (jasa).
Minimnya tekanan inflasi kelompok inti pada periode laporan menjadi salah satu
faktor terbentuknya stabilitas inflasi, yang terjaga pada kisaran 0,30% s.d 0,35% (mtm).
Jika dibandingkan antara komponen pembentuknya, terdapat peningkatan sumbangan
imported inflation yang tercermin pada laju inflasi barang lebih tinggi dibandingkan inflasi
jasa, masing-masing sebesar 0,27% (mtm) dan 0,23%. Berdasarkan data historisnya, pola
ini biasa terbentuk di akhir tahun seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat pada
komponen inflasi barang dibandingkan jasa. Klasifikasi inflasi kelompok inti berdasarkan
pengelompokan barang pabrik (kelompok inti - manufacturing good) dan jasa (kelompok
inti - services) pada grafik 2.49 mengindikasikan bahwa tekanan inflasi kelompok jasa
mengalami peningkatan dibandingkan kelompok barang pabrik, yang dipicu oleh tingginya
kenaikan harga tarif angkutan udara.
Selanjutnya, klasifikasi kelompok inflasi barang untuk makanan (Core Inflation Traded
– Food) dan selain makanan (Core Inflation Traded – Non Food) menunjukkan bahwa inflasi
kelompok non food lebih tinggi dibandingkan food, karena minimnya tekanan harga pada
kelompok ini, khususnya pada sub kelompok ikan yang diawetkan dan kelompok sayur-
sayuran. Minimnya tekanan harga emas perhiasan pada periode laporan turut mendukung
terbentuknya level inflasi inti yang menyerupai pada level inflasi inti selain komoditas emas.
Sumber : BPS, data diolah.
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44445555 Perbandingan Komponen Infasi Inti
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
INTI
Inti - Tradeable (Barang)
Inti - Non Tradeable (Jasa)
Sumber: BPS (diolah)
(%, mtm)
53
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Sementara itu, analisis lebih lanjut mengenai inflasi kelompok inti barang (konstruksi)
mengindikasikan minimnya tekanan inflasi pada kelompok ini. Kondisi ini berbanding
terbalik dengan inflasi kelompok inti jasa (konstruksi) yang meningkat tinggi akibat
kenaikan upah buruh bukan mandor pada periode laporan. Ekspektasi inflasi masyarakat
(yang tercermin dari hasil survei konsumen) juga masih menjadi faktor pendorong inflasi
inti, baik pada ekspektasi harga 3 (tiga) dan 6 (enam) bulan yang akan datang (lihat grafik
2.53).
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44446666 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.44447777 Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price
Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.48484848 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.49494949 Perkembangan Inflasi Inti – Exclude Gold Price
Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
MANUFACTURING GOOD
SERVICES(%, mtm)
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
TRADED Food Non Food(%, mtm)
-0,20
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
INTI
Core -Exc. Gold
(%, mtm)
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
INTI
Inti - Tradeable (Barang)
Inti - Non Tradeable (Jasa)
Core -Exc. Gold
(%, mtm)
54
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.55552222 Indeks Keyakinan & Ekspektasi Konsumen
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.55553333 Ekspektasi Harga yang Akan Datang
Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Indeks
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
120
130
140
150
160
170
180
190
200
210
123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112
2008 2009 2010 2011 2012
Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang
Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.50505050 Perkembangan Inflasi
Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi
Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.51515151 Perkembangan Inflasi
Non Traded – Konstruksi dan Non Konstruksi
Sumber : BPS, data diolah. Sumber : BPS, data diolah.
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
NON TRADED
Core Non Traded-Konstruksi
Core Non Traded-Non Konstruksi
Sumber: BPS (diolah)
-1,00
-0,50
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
TRADED
Core Traded-Konstruksi
Core Traded-Non Konstruksi
Sumber: BPS (diolah)
55
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Boks 3Boks 3Boks 3Boks 3
Dampak Dampak Dampak Dampak Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa TimurKenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) 2013 terhadap Inflasi di Jawa Timur
Pemerintah mengambil kebijakan untuk melakukan penyesuaian TTL 2013 yang akan
dilaksanakan secara bertahap per tiga bulan dituangkan melalui Peraturan Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral Nomor 30 Tahun 2012 seiring dengan rencana pemerintah untuk
menurunkan subsidi listrik pada APBN 2013.
Secara umum, karakteristik pelanggan
listrik kelompok rumah tangga di Jawa
Timur didominasi oleh pelanggan
kelompok rumah tangga dengan pangsa
mencapai 92,73%, dan didominasi oleh
golongan tarif ≤900VA yang mencapai
89% dari total pelanggan rumah tangga.
Data ini cukup besar bila dibandingkan
dengan pelanggan rumah tangga dengan
golongan tarif ≤900VA dalam skala nasional yang mencapai 55,5%. Hal ini menunjukkan
bahwa subsidi listrik dari pemerintah sudah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat
di Jawa Timur.
Berdasarkan perhitungan, dengan mengacu pada penyesuaian TTL 2013 maka diperkirakan
dampak langsung kenaikan TTL terhadap inflasi di Jawa Timur rata-rata sebesar 0,02 setiap
triwulan, atau sebesar 0,07 selama tahun 2013. Sementara itu, dampak tidak langsung atas
kenaikan TTL tersebut diperkirakan akan meningkatkan inflasi dalam kisaran 0,20-0,30%3,
sehingga total kenaikan inflasi atas dampak langsung dan tidak langsung mencapai 0,27-
0,37%.
Tabel Tabel Tabel Tabel 1111 Perhitungan DamPerhitungan DamPerhitungan DamPerhitungan Dampak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timurpak Kenaikan TTL terhadap Inflasi di Jawa Timur
3 Berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh DKM/BRE
52%37%
7%
3%1%
0%
Pangsa Pelanggan PLN di Jawa Timur
450900
1.3002.2003.500-5.5006.600 keatas
sumber: PLN
1 2 3
1 450 3.835.656 52,32 415 415 415 415 415 0,00% 2,64% 0,00
2 900 2.685.167 36,62 605 605 605 605 605 0,00% 2,64% 0,00
3 1.300 529.566 7,22 790 833 879 928 979 23,92% 2,64% 0,05
4 2.200 195.716 2,67 795 843 893 947 1004 26,29% 2,64% 0,02
5 3.500-5.500 68.164 0,93 890 948 1009 1075 1145 28,65% 2,64% 0,01
6 6.600 keatas 17.249 0,24 1.330 1.336 1.342 1.347 1.352 1,65% 2,64% 0,00
7.331.518 100 13,42% 0,070,070,070,07
No.No.No.No.
Gol Tarif Gol Tarif Gol Tarif Gol Tarif
Rumah Rumah Rumah Rumah
Tangga (VA)Tangga (VA)Tangga (VA)Tangga (VA)
TotalTotalTotalTotal
Harga Harga Harga Harga
1 Apr-30 1 Apr-30 1 Apr-30 1 Apr-30
Jun Jun Jun Jun
(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)
Harga Harga Harga Harga
1 Jul-30 1 Jul-30 1 Jul-30 1 Jul-30
Sep Sep Sep Sep
(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)
Harga Harga Harga Harga
mulai 1 mulai 1 mulai 1 mulai 1
Okt Okt Okt Okt
(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)
Total Total Total Total
Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan
(%)(%)(%)(%)
Bobot Bobot Bobot Bobot
Listrik di Listrik di Listrik di Listrik di
IHK (%)IHK (%)IHK (%)IHK (%)
Total Total Total Total
Sumbangan Sumbangan Sumbangan Sumbangan
InflasiInflasiInflasiInflasi
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
PelangganPelangganPelangganPelanggan
Pangsa Pangsa Pangsa Pangsa
(%)(%)(%)(%)
Harga Harga Harga Harga
Awal Awal Awal Awal
(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)
Harga Harga Harga Harga
1 Jan-31 1 Jan-31 1 Jan-31 1 Jan-31
Mar Mar Mar Mar
(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)(Rp/kwh)
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
Ketahanan pangan
nasional karena terkait era
serta stabilitas ekonomi. As
ketersediaan pangan dal
perbaikan manajemen cad
pangan berperan sangat p
inflasi.
Provinsi Jawa Timu
penting dalam ketahanan
Jawa Timur mencapai 17%
gabah kering giling. Nam
pertumbuhan penduduk ya
pangan baik di tingkat nasi
Terkait dengan ha
pangan terhadap 5 (lima)
dan minyak goreng diketah
ke kota lain di Jawa Timu
mengindikasikan peran p
pembentukan harga di Jaw
Beberapa faktor la
Timur adalah pendapatan
itu, pergerakan harga yan
searah dengan pergerakan
acuan harga. Pergerakan
Kajian Ekonomi Regional Triwu
BOKS BOKS BOKS BOKS 4444
KETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGANKETAHANAN PANGAN JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR
n merupakan salah satu isu paling strategis da
rat dengan ketahanan sosial, stabilitas politik,
Aspek fundamental dalam membangun ketaha
alam jumlah dan kualitas yang memadai
adangan pangan. Bagi Bank Indonesia, terc
penting khususnya dalam rangka pencapaian t
ur sebagai salah satu lumbung pangan nasio
n pangan nasional. Tercatat pada tahun 2012
7% dari produksi beras nasional atau setara d
amun demikian Jawa Timur masih harus
yang cukup tinggi serta kompleksitas pola perda
sional maupun global.
GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.1 Produktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa TimurProduktivitas Padi Jawa Timur
al tersebut di atas, berdasarkan hasil analisa
) komoditas yaitu beras, bawang merah, caba
tahui bahwa pengaruh spasial atau jarak dari sa
ur berpengaruh terhadap pembentukan harg
perdagangan antar daerah (jarak) yang cu
wa Timur.
lain yang mempengaruhi harga komoditas pan
n perkapita, curah hujan dan harga barang ko
ang mencerminkan surplus defisit beras di w
n surplus defisit DKI Jakarta dan Surabaya sebag
n surplus defisit komoditas pangan dapat
56
l Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur ulan IV – Tahun 2012
dalam pembangunan
, ketahanan nasional
anan pangan adalah
i khususnya melalui
rcapainya ketahanan
target pengendalian
ional memiliki peran
2 produksi beras dari
dengan 12,043 juta
tetap mewaspadai
rdagangan komoditas
sa pemetaan kondisi
bai merah, gula pasir
satu kabupaten kota
rga. Kondisi tersebut
cukup tinggi dalam
angan utama di Jawa
omplementer. Selain
wilayah Jawa Timur
agai benchmark atau
t diketahui dengan
BAB II – PERKEMBANGAN INFLASI
pendekatan harga, denga
stock dan sebaliknya.
menilai kondisi infrastruktu
(jalan, pelabuhan dan ba
kegiatan perdagangan
Selanjutnya, dispari
atau koefisien variasi harga
peningkatan dari waktu ke
relatif terhadap Jakarta se
kuat sehingga tidak terlalu
Grafik 1.2
Tendensi Surplus Defisit Beras Ja
Kajian Ekonomi Regional Triwu
gan asumsi bahwa tingginya harga mencerm
Terkait dengan pola perdaga
sebagian besar petani
menggunakan modal sendir
kegiatan usaha tani. Sela
kemandirian keuangan, kon
dapat diartikan bahwa
kepada sektor pertanian mas
Sebagian besar petani da
tur sebagai penunjang perdagangan antar dae
bandara) berada dalam kondisi cukup baik
aritas atau perbedaan harga yang tercermin dar
rga Jawa Timur terhadap Jakarta secara umum
ke waktu. Hal tersebut mengindikasikan tingka
semakin melebar. Artinya, ketahanan pangan
lu bergantung pada daerah lain.
as Jawa Timur
57
l Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur ulan IV – Tahun 2012
minkan keterbatasan
gangan antar daerah,
di Jawa Timur
iri untuk membiayai
elain mencerminkan
ondisi tersebut juga
penyaluran kredit
asih belum optimal.
an pedagang serta
aerah di Jawa Timur
k untuk menunjang
ari derajat perbedaan
m menunjukkan tren
kat variabilitas harga
n Jawa Timur cukup
�
Bab 3Bab 3Bab 3Bab 3
�
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN
PERBANKANPERBANKANPERBANKANPERBANKAN DAN DAN DAN DAN
SISTEMSISTEMSISTEMSISTEM PEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARANPEMBAYARAN
�
58
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3333 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN DANDANDANDAN SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN
Pada Pada Pada Pada triwulantriwulantriwulantriwulan IIIIVVVV----2012, 2012, 2012, 2012, perbankanperbankanperbankanperbankan (Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR)(Bank Umum dan BPR) di Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timurdi Jawa Timur masih masih masih masih
menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan menunjukkan perkembangan kinerja kinerja kinerja kinerja yang yang yang yang positifpositifpositifpositif, tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset, , tercermin dari indikator total aset,
kredit dan Dkredit dan Dkredit dan Dkredit dan Dana ana ana ana PPPPihak ihak ihak ihak KKKKetiga (DPK)etiga (DPK)etiga (DPK)etiga (DPK) tumbuh dengan baitumbuh dengan baitumbuh dengan baitumbuh dengan baik k k k serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit serta tingkat risiko kredit yang yang yang yang
dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio dicerminkan oleh rasio Non Performing Loan Non Performing Loan Non Performing Loan Non Performing Loan (NPL) (NPL) (NPL) (NPL) terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%terjaga di bawah 5%. Aset Bank Umum
dan BPR tumbuh sebesar 20,79% (yoy) dengan penyaluran utama pada kredit. Hal ini tercermin
dari pertumbuhan kredit Bank Umum dan BPR yang mencapai 26,18% (yoy) dan diiringi oleh
kualitas kredit atau rasio NPL yang terjaga di kisaran 2,68%. Berlawanan dengan kredit yang
tumbuh positif pada triwulan laporan, DPK justru mengalami penurunan sehingga mendorong
peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencerminkan fungsi intermediasi perbankan meningkat. Peningkatan fungsi intermediasi
tersebut terutama didorong oleh terjaganya kondisi perekonomian nasional dan daerah.
Dengan mempertimbangkan tren pertumbuhan kredit yang terus meningkat dan bahkan lebih
tinggi dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, maka peluang sumbangan sektor
perbankan atas peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan akan meningkat.
Perkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembPerkembangan sistem pembayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI ayaran di wilayah Jawa Timur (KPwBI Surabaya, KPwBI
Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada Malang, KPwBI Jember dan KPwBI Kediri) pada triwulantriwulantriwulantriwulan IIIIVVVV----2012 menunjukkan 2012 menunjukkan 2012 menunjukkan 2012 menunjukkan
perlambatanperlambatanperlambatanperlambatan untuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksiuntuk transaksi tunai, sedangkan transaksi nonnonnonnon----tunai menunjukkan tunai menunjukkan tunai menunjukkan tunai menunjukkan
Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan (Bank Umum & BPR) di Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
TW I TW II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Total Aset (Triliun Rupiah) 262.29 276.41 287.12 299.63 311.21 330.24 350.68 361.92
Pertumbuhan (yoy %) 15.30 15.87 16.43 17.33 18.65 19.47 22.13 20.79
Pertumbuhan (qtq %) 2.71 5.38 3.88 4.36 3.86 6.11 6.19 3.21
Dana Pihak Ketiga (Triliun Rupiah) 218.52 228.35 235.87 252.42 256.99 266.63 278.40 293.98
Pertumbuhan (yoy %) 12.45 13.85 14.70 16.37 17.60 16.77 18.03 16.46
Pertumbuhan (qtq) 0.74 4.50 3.29 7.02 1.81 3.76 4.41 5.60
Kredit (Triliun Rupiah) 165.41 176.37 184.37 194.50 197.91 215.64 229.31 245.42
Pertumbuhan (yoy %) 22.05 19.71 20.45 22.07 19.65 22.26 24.38 26.18
Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.63 4.53 5.49 1.75 8.96 6.34 7.02
LDR (%) 75.69 77.24 78.16 77.05 77.01 80.87 82.37 83.48
NPL (%) 3.41 3.59 3.50 2.92 3.00 2.77 2.68 1.94
2011 2012INDIKATOR BANK UMUM DAN BPR
59
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan. . . . Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar Rp1,53triliun dan meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya. Disisi lain, transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS dan
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) menunjukkan peningkatan dibandingkan
triwulan sebelumnya.
3.1.3.1.3.1.3.1. PERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJAPERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM BANK UMUM
Sejalan dengan kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR), kinerja Bank Umum di Jawa
Timur pada triwulan IV-2012 tetap menunjukkan perkembangan positif dan mencerminkan
pelaksanaan fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik. Peningkatan kinerja Bank Umum di
Jawa Timur tersebut tercermin dari pertumbuhan total aset, DPK dan kredit (masing-masing
sebesar 20,75%, 16,39% dan 26,28%). Pertumbuhan kredit selama tahun 2012 tercatat
cukup tinggi meskipun masih berada di bawah pertumbuhan kredit nasional yang tercatat
23,18% (yoy). Sementara itu sejalan dengan kinerja perbankan di Jawa Timur, DPK bank umum
cenderung mengalami perlambatan sehingga mendorong turunnya pertumbuhan aset
dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian rasio LDR masih cukup tinggi yaitu
sebesar 82,84%, sementara rasio NPL dapat ditekan menjadi 2,60% atau turun dibandingkan
periode sebelumnya yang mencapai 2,64%.
Grafik berikut menunjukkan kinerja Bank Umum di Jawa Timur yang stabil dan secara
konsisten tumbuh selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
Total Aset (Juta Rupiah) 256.43 270.26 280.75 292.82 304.22 322.89 342.66 353.60
Pertumbuhan (yoy %) 15.86 22.42 20.87 17.30 18.64 19.48 22.05 20.75
Pertumbuhan (qtq %) 2.72 5.39 4.34 3.84 3.89 10.73 6.12 3.19
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 214.94 224.62 232.03 248.38 252.81 262.25 273.66 289.09
Pertumbuhan (yoy %) 12.48 13.73 15.63 16.43 17.62 16.75 17.94 16.39
Pertumbuhan (qtq) 0.83 4.56 3.23 6.98 1.78 6.43 4.35 5.64
Kredit (Juta Rupiah) 161.12 171.76 179.54 189.65 192.75 210.06 223.51 239.48
Pertumbuhan (yoy %) 22.23 19.50 20.65 22.18 19.63 22.30 24.49 26.28
Pertumbuhan (qtq) 3.81 6.59 4.53 5.63 1.64 12.66 6.40 7.15
LDR (%) 74.96% 76.46% 77.38% 76.35% 76.25% 80.10% 85.07% 82.84%
NPL (%) 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64 2.60
INDIKATOR BANK UMUM2011 2012
60
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Berdasarkan grafik 3.1 di atas, tampak bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR)
bank umum selama periode 2010 hingga triwulan IV-2012 menunjukkan tren meningkat
secara konsisten dan berada di kisaran 80% s.d. 85%. Peningkatan ini utamanya didorong oleh
rata-rata pertumbuhan kredit yang lebih tinggi daripada DPK. Kedepan, dengan
mempertimbangkan peluang atas pertumbuhan kredit perbankan yang masih tinggi untuk
mengakomodasi peningkatan pertumbuhan ekonomi, diharapkan LDR dapat mencapai kisaran
85% s.d. 90% sehingga dapat mengoptimalkan fungsi intermediasi perbankan namun tetap
memiliki tingkat likuiditas yang memadai.
Berdasarkan kelompok bank, rasio LDR terbesar masih didominasi oleh kelompok Bank
Pemerintah dengan LDR sebesar 100,69%, diikuti oleh kelompok Bank Asing sebesar 91,38%
dan Bank Swasta sebesar 67,45% (grafik 3.2). Angka ini mengalami peningkatan terutama
untuk bank asing dan bank swasta bila dibandingkan triwulan sebelumnya. Sejalan dengan
kondisi keseluruhan kelompok bank, kenaikan LDR pada kelompok bank asing karena
peningkatan penyaluran kredit juga disebabkan oleh penurunan DPK. Sedangkan kelompok
bank swasta, peningkatan LDR terutama didorong oleh pertumbuhan penyaluran kredit yang
mencapai 8,20% (qtq). Hal ini menunjukkan bahwa bank asing dan bank swasta juga mulai
meningkatkan fungsi intermediasi pada masyarakat di wilayahnya.
Berdasarkan nominal, proporsi penyaluran kredit masing-masing kelompok bank
terhadap total kredit perbankan di Jawa Timur masih didominasi oleh Bank Pemerintah sebesar
51,78%, Bank Swasta sebesar 42,55% dan sisanya adalah Bank Asing sebesar 5,67%. Secara
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1 Perkembangan LDR
61
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
umum, tidak terjadi pergeseran proporsi secara signifikan diantara ketiga kelompok bank
tersebut.
3.1.1.3.1.1.3.1.1.3.1.1. ASET DAN AASET DAN AASET DAN AASET DAN AKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIFKTIVA PRODUKTIF
Total aset Bank Umum pada triwulan IV-2012 menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya baik dari sisi nominal maupun
pertumbuhan, yaitu tumbuh 20,75% atau meningkat sebesar Rp60,77 triliun (yoy). Jika
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terjadi perlambatan pada pertumbuhan aset bank
umum di Jawa Timur (pertumbuhan pada triwulan III-2012 mencapai 22,05%) walaupun masih
tetap berada pada kisaran 20% s.d. 25%.
Tingginya pertumbuhan aset bank umum disebabkan karena bank mengalokasikan
sumber dana yang diperolehnya pada aktiva produktif yang juga tumbuh secara signifikan.
Komposisi terbesar penyaluran aktiva produktif Bank Umum adalah pada kredit (67,73%),
disusul oleh penempatan pada bank lain (2,96%) dan penempatan pada Bank Indonesia
(1,91%). Komposisi ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dan diharapkan mampu
mendukung bank untuk mencapai kinerja yang optimal dan meningkatkan fungsi intermediasi
perbankan. Sejalan dengan stabilnya inflasi dan tingginya pertumbuhan ekonomi, diharapkan
akan semakin memacu pertumbuhan kinerja bank dalam meningkatkan aktiva produktifnya.
Pada triwulan IV-2012, penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank
lain masing-masing tumbuh sebesar 15,89% dan 76,76% (yoy) atau 26,24% dan 13,87%
(qtq). Tingginya pertumbuhan penempatan Bank Umum ini mengindikasikan beberapa hal
antara lain masih terdapat idle fund dari penghimpunan DPK yang belum tersalurkan dalam
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.3333 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.4444 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq)
62
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
bentuk kredit namun di lain sisi dapat diartikan pula sebagai peningkatan cadangan likuiditas
bank untuk memenuhi pemenuhan Giro Wajib Minimum baik primer maupun sekunder serta
untuk mengantisipasi penarikan dana oleh masyarakat.
3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK)
Perlambatan tersebut merupakan tren yang bersifat seasonal sehingga diharapkan pada
triwulan selanjutnya akan meningkat secara konsisten. Sedangkan secara triwulan,
pertumbuhan DPK berfluktuasi dengan siklus yang hampir sama yaitu cenderung melambat
setiap awal triwulan dan kembali meningkat pada triwulan selanjutnya. Dengan
mempertimbangkan siklus musiman tersebut serta melihat prospek daya beli masyarakat yang
masih meningkat, diprediksi sepanjang tahun 2013 pertumbuhan DPK masih tetap meningkat
sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.
Struktur DPK Bank Umum di Jawa Timur masih didominasi oleh tabungan (46,43%),
deposito (37,08%) dan giro (16,49%). Terdapat sedikit penurunan pada jenis simpanan
Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum di
Jawa Timur pada triwulan IV-2012 tetap
menunjukkan pertumbuhan yang positif,
yaitu tumbuh sebesar 16,39% (yoy) atau
5,64% (qtq) menjadi Rp289,09 triliun.
Secara tahunan, pertumbuhan DPK
memiliki trend meningkat secara konsisten
walaupun sedikit melambat pada Triwulan
IV-2012.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.6666 Proporsi Aktiva Produktif Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.5555 Perkembangan Total Aset Bank Umum
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.7777 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy)
63
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
deposito dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari 38,26% menjadi 37,08%. Sementara
dari pertumbuhannya, tabungan memberikan kontribusi terbesar dengan tumbuh sebesar
21,91% (yoy) disusul oleh giro (20,71%) dan deposito (8,50%). Secara bertahap, komposisi
deposito mulai turun seiring dengan tren penurunan suku bunga deposito.
Kebijakan dan kondisi makro juga memberikan ruang yang kondusif untuk
mendukung penurunan komposisi dana mahal Bank Umum. Hal ini tercermin dari penetapan BI
rate sebesar 5,75% dan suku bunga penjaminan LPS sebesar 5,5% yang direspon oleh Bank
Umum dengan menurunkan suku bunga deposito sehingga pada Tw IV-2012 rata-rata suku
bunga deposito sebesar 5,23% sedikit meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 5,17%. Peningkatan ini merupakan respon pasar untuk meningkatkan minat
masyarakat pada deposito yang mengalami penurunan selama tahun 2012.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.8888 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (yoy))))
Grafik 3Grafik 3Grafik 3Grafik 3....9999 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11110000 Perkembangan DPK Per Jenis Simpanan (Rp. Milyar)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.11111 Komposisi DPK Bank Umum (%)
Tw III-2012
Tw IV-2012
64
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Diharapkan dengan adanya tren penurunan komposisi dan suku bunga deposito tersebut akan
mampu mendorong Bank Umum untuk beroperasi dengan lebih efisien sehingga dapat
memberikan suku bunga kredit yang kompetitif dan meningkatkan fungsi intermediasi
perbankan serta sejalan dengan arah pertumbuhan perbankan nasional yaitu meningkatkan
efisiensi perbankan.
3.1.3.3.1.3.3.1.3.3.1.3. KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT
Penyaluran kredit oleh Bank Umum di Jawa Timur pada triwulan IV-2012 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, yaitu sebesar Rp49,84 triliun atau tumbuh 26,28% (yoy)
dan 7,15% (qtq). Tingginya pertumbuhan kredit dibandingkan triwulan sebelumnya utamanya
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Jawa timur yang cukup stabil dan kondusif serta faktor
musiman akibat adanya perayaan Natal dan Tahun Baru 2013.
Grafik 3.12 Perbandingan Suku Bunga Simpanan – BI Rate
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.13333 Pertumbuhan Kredit (yoy)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.14444 Pertumbuhan Kredit (qtq)
65
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Berdasarkan jenisnya, kredit di Jawa Timur pada laporan masih didominasi oleh kredit
produktif yaitu kredit modal kerja dengan jumlah mencapai Rp139,52 triliun atau sebesar
58,26% dari total kredit, disusul kemudian oleh kredit konsumsi sebesar Rp 66,25 triliun
dengan proporsi 27,66% serta kredit investasi sebesar Rp 33,72 triliun dengan proporsi
14,08%. Pertumbuhan kredit tertinggi pada periode ini masih terjadi pada kredit investasi
dengan pertumbuhan sebesar 36,28% (yoy) disusul kredit konsumsi sebesar 27,19%
(meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,12%) dan kredit
modal kerja sebesar 23,67%. Terdapat tren peningkatan kredit konsumsi dan investasi serta
perlambatan kredit modal kerja pada periode ini. Walaupun melambat, kredit modal kerja
masih mendominasi penyaluran kredit Bank Umum di Jawa Timur selama 3 tahun terakhir
sehingga perbankan Jawa Timur masih turut berperan aktif dalam mendorong aktivitas dunia
usaha melalui penyaluran kredit yang bersifat produktif.
Berdasarkan kelompok bank, Bank Pemerintah masih menjadi penyalur kredit terbesar
dengan proporsi 51,78% disusul oleh Bank Swasta sebesar 42,55% dan Bank Asing sebesar
5,67%. Tidak terdapat pergeseran proporsi penyaluran kredit yang signifikan pada kelompok
bank tersebut. Namun berdasarkan pertumbuhannya, bank asing mendominasi dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 36,14% disusul oleh bank bank swasta sebesar 29,30% dan bank
pemerintah sebesar 22,94%. Hal ini menunjukkan bank semakin meningkatkan fungsi
intermediasinya dan adanya tingkat persaingan yang semakin kondusif antara kelompok bank
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyaluran kredit kepada masyarakat.
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank
66
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit bank umum paling besar disalurkan
kepada sektor-sektor yang mendominasi struktur perekonomian di Jatim, seperti sektor Industri
Pengolahan serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing
sebesar 28,09% dan 23,85%. Sementara apabila dilihat dari angka pertumbuhannya,
peningkatan penyaluran kredit tertinggi adalah pada sektor jasa perorangan yang melayani
rumah tangga, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor transportasi, pergudangan
dan komunikasi dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 71,85%, 56,40%, dan 49,75%
(yoy).
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17777 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (yoy)
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18888 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (qtq)
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.19191919 Proporsi Kredit Sektoral
67
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.1.4 3.1.4 3.1.4 3.1.4 KREDITKREDITKREDITKREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAHUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH ((((UUUUMMMMKM)KM)KM)KM)
Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peranan UMKM dalam mendukung
perekonomian daerah, perbankan juga turut mengambil peranan dengan meningkatkan
penyaluran kredit pada sektor tersebut. Peluang perbankan dalam pengembangan kredit
UMKM masih terbuka lebar mengingat tingginya jumlah UMKM di Jawa Timur. Bank Indonesia
melalui arah kebijakan tahun 2013 yang menekankan pada peningkatan financial inclusion
serta penguatan UMKM turut memberikan ruang pada pengembangan UMKM. Selain itu, Bank
Indonesia Wilayah IV Jawa Timur dan Pemerintah Daerah akan mengoptimalkan fasilitas yang
telah ada antara lain melalui lembaga penjaminan kredit daerah, APEX-BPR, Konsultan
Keuangan Mitra Bank (KKMB), Badan Pertanahan Nasional (BPN), perbankan dan lembaga-
lembaga lainnya untuk mendukung penguatan UMKM melalui peningkatan penyaluran kredit
UMKM sehingga dapat menghidupkan dan memperkuat sektor riil.
Berbagai upaya tersebut walaupun belum menunjukkan perkembangan yang signifikan,
namun secara bertahap mampu meningkatkan kredit UMKM secara konstan. Realisasi
penyaluran kredit UMKM tahun 2012 berada pada kisaran Rp60-70 triliun (grafik 3.22).
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22220000 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy)
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.21111 Perbandingkan Suku Bunga Kredit & BI rate
68
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Pada triwulan IV-2012, penyaluran kredit UMKM1 di Jawa Timur mencapai Rp68,53
triliun, tumbuh sebesar 9,93% (yoy) dan 7,67% (qtq) atau meningkat dibandingkan triwulan
III-2012 yang tumbuh sebesar 3,85% (yoy) dan -7,58% (qtq). Peningkatan pertumbuhan ini
karena adanya peningkatan permintaan oleh masyarakat menjelang perayaan Natal dan tahun
baru 2013 yang memberikan peluang usaha bagi para UMKM sehingga meningkatkan
kebutuhan modal kerja usahanya. Pada tahun 2013, nominal kredit UMKM diprediksi akan
tetap tumbuh positif sejalan dengan kondusifnya perekonomian Jawa Timur serta berbagai
kebijakan yang bertujuan untuk mengembangkan pelaku usaha termasuk UMKM.
Proporsi penyaluran kredit UMKM oleh Bank Umum di Jawa Timur didominasi oleh
Bank Pemerintah sebesar 54,89% dengan jumlah mencapai Rp 37,62 triliun, disusul oleh Bank
Swasta dan Bank Asing masing-masing sebesar Rp29,83 triliun (43,53%) dan Rp1,09 miliar
(1,58%). Dapat disimpulkan bahwa Bank swasta secara bertahap mulai konsisten
meningkatkan penyaluran kredit UMKM, tercermin dari pergeseran komposisi penyaluran kredit
UMKM dari Bank Pemerintah ke Bank Swasta selama tahun 2012 yang mencapai 4% s.d. 5%.
Hal ini sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia dan menunjukkan bahwa perbankan di
Jawa Timur telah merespon kebijakan Pemerintah Daerah dan menjadikan UMKM sebagai salah
satu pasar potensial.
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)2222
Hingga akhir periode laporan, perkembangan penyaluran KUR di Jawa Timur terus
menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Berdasarkan data Kementerian Koordinator
1 mengacu pada definisi UMKM berdasarkan UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM 2 KUR merupakan kredit/pembiayaan kepada kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam bentuk pemberian kredit modal kerja dan kredit investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif.
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.22222 Perkembangan Kredit UMKM
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.23333 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank
69
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Perekonomian RI, realisasi penyaluran KUR dalam skala nasional hingga triwulan IV-2012
mencapai Rp40,69 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 7.666.079 nasabah atau tumbuh
sebesar 20,22% dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan wilayahnya, provinsi Jawa Timur masih berada pada urutan pertama
daerah penyalur KUR dengan plafon tertinggi secara nasional yaitu Rp14,77 triliun (15,24%),
disusul oleh Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan plafon masing-masing sebesar Rp14,45 triliun
dan Rp12,44 triliun. Sampai dengan akhir periode laporan tercatat outstanding / baki debet
KUR di Jawa Timur sebesar Rp5,95 triliun, meningkat sebesar 24,20% (yoy) dan 2,50% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan III-2012 yang tercatat sebesar Rp 5.61 triliun.
3.2.3.2.3.2.3.2. STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN STABILITAS SISTEM PERBANKAN
Stabilitas sistem perbankan yang merupakan bagian dari stabilitas sistem keuangan
memegang peranan penting untuk mewujudkan perekonomian yang kuat dan stabil. Hasil
penilaian terhadap kondisi sistem keuangan nasional menunjukkan bahwa stabilitas sistem
keuangan tetap terjaga di tengah dinamika perkembangan perekonomian global. Baiknya
kondisi sistem keuangan didukung oleh kinerja perbankan yang cukup menggembirakan.
Kinerja positif perbankan antara lain tercermin dari aspek permodalan dan profitabilitas yang
semakin kuat. Di samping itu, kualitas intermediasi juga semakin baik yang ditunjukkan dari
meningkatnya penyaluran kredit produktif.
Stabilitas industri perbankan yang tercermin dari berbagai risiko yang dihadapi dalam
pelaksanaan transaksi perbankan selama triwulan IV-2012 relatif stabil dan terjaga. Peningkatan
DPK sebesar 16,46% (yoy) yang diimbangi dengan kecukupan alat likuid bank berupa giro BI,
penempatan pada Bank Indonesia dan penempatan pada bank lain untuk mengantisipasi
adanya penarikan likuiditas. Namun perlu dicermati peningkatan penyaluran kredit yang tidak
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.24444 5 Besar Provinsi Penyalur KUR
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.25555 PerkembanganPenyaluran KUR di Jatim
70
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
sepenuhnya berasal dari DPK sehingga menurunkan cadangan likuiditas dalam bentuk
penempatan BI dan antar bank aktiva. Di lain sisi, potensi risiko kredit yang tercermin dari rasio
Non Performing Loans (NPL) stabil di kisaran 2%-3% dan mencapai 2,62% pada triwulan IV-
2012. Peningkatan penyaluran kredit yang diimbangi dengan terjaganya rasio NPL
mengindikasikan adanya peningkatan stabilitas sistem perbankan yang didukung oleh
kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan kewajibannya sebagai debitur.
Sementara itu, risiko lain yang masih harus diwaspadai adalah adanya risiko operasional
yang terkait dengan mekanisme proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan atau
kejadian–kejadian yang mempengaruhi operasional bank. Untuk itu, perlu adanya optimalisasi
fungsi pengawasan atas kegiatan operasional perbankan baik oleh internal bank melalui fungsi
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) maupun oleh pihak eksternal dalam hal ini Bank Indonesia
sebagai regulator dan masyarakat sebagai pengguna jasa perbankan.
Beberapa program peningkatan perlindungan dan pemberdayaan nasabah yang terdiri
atas Transparansi Produk, Penyelesaian Pengaduan, Mediasi Perbankan, dan Edukasi Konsumen
masih menjadi upaya yang terus dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mendorong terciptanya
iklim perbankan yang kondusif dengan cara mendorong peningkatan kualitas pelayanan
perbankan maupun perlindungan konsumen. Selain itu, upaya peningkatan akses masyarakat
kepada perbankan melalui program financial inclusion diharapkan semakin memperkuat tingkat
stabilitas sistem keuangan.
3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT3.2.1. RISIKO KREDIT
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
NPL Bank Umum (%) 3.01 2.88 3.04 2.96 3.36 3.55 3.47 2.89 2.96 2.73 2.64 2.60
Bank Pemerintah 2.74 2.67 2.99 3.14 3.77 4.10 4.37 3.69 4.09 3.62 3.37 3.46
Bank Swasta 2.71 2.56 2.53 2.35 2.57 2.64 2.13 1.71 0.85 1.51 1.51 1.64
Bank Asing 6.64 6.57 7.11 5.55 5.18 4.88 4.46 4.18 8.40 3.87 3.05 1.98
20122010 2011Kelompok Bank
Risiko kredit perbankan yang tercermin dari rasio kredit bermasalah terhadap total
kredit atau Non Performing Loan (NPL) di Jawa Timur pada periode laporan membaik
dibandingkan periode sebelumnya yaitu dari 2,64% menjadi 2,60%. Turunnya NPL ini
disebabkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nominal kredit
bermasalah. Tercatat nominal NPL pada triwulan IV-2012 sebesar Rp6,23 triliun meningkat
5,37% dibandingkan triwulan III-2012 yang mencapai Rp5,91 triliun.
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.4444 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NPL NPL NPL NPL perperperper----Kelompok BankKelompok BankKelompok BankKelompok Bank
Sumber: Bank Indonesia
71
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Berdasarkan kelompok bank, persentase NPL tertinggi berada kelompok bank
pemerintah yang mencapai 3,37%, disusul kemudian oleh kelompok bank swasta dan bank
asing dengan rasio NPL masing-masing sebesar 1,64% dan 1,98%.
Berdasarkan jenis penggunaannya, NPL kredit tertinggi terjadi pada kredit modal kerja
dengan prosentase sebesar 3,27%, disusul oleh kredit investasi sebesar 2,35% dan kredit
konsumsi sebesar 1,31%. Peningkatan NPL terbesar berada pada jenis kredit modal kerja yaitu
sebesar 9,33% (qtq) atau meningkat menjadi Rp4,57 triliun, sedangkan kredit investasi hanya
meningkat sebesar 4,42% dan kredit konsumsi turun sebesar -10,90%. Tingginya
pertumbuhan NPL kredit modal kerja ini sejalan dengan proporsi penyaluran kredit terbesar di
Jawa Timur pada triwulan IV-2012. Sementara kredit investasi mengalami penurunan NPL
karena pada triwulan IV-2012 banyak terdapat pembayaran termin dari proyek-proyek yang
telah jatuh tempo serta adanya penyelesaian pelaksanaan proyek.
Rendahnya NPL kredit konsumsi dan adanya penurunan nominal NPL kredit tersebut
menunjukkan bahwa kredit konsumsi merupakan kredit yang memiliki tingkat risiko rendah
secara agregat karena tersebar pada banyak debitur sehingga dapat meminimalkan potensi
kerugian jika terjadi default beberapa debitur.
Namun secara individual, kredit konsumsi justru memiliki risiko kredit yang besar karena
bukan merupakan sektor produktif sehingga jaminan terhadap pengembalian kredit lebih kecil
dibandingkan kredit produktif (sumber pengembalian tidak dapat dipastikan).
Secara sektoral, penyaluran kredit terbesar yang dilakukan oleh Bank Umum hingga
akhir triwulan IV-2012 tertuju pada sektor Industri Pengolahan, sektor Penerima Kredit Bukan
Lapangan Usaha, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dengan proporsi masing-masing
Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.26666 Perkembangan NPL Bank Umum Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.2Grafik 3.27777 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan
72
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
sebesar 28,09%, 27,66% dan 23,85%. Sektor ini juga merupakan sektor utama perekonomian
di Jawa Timur sehingga perbankan telah bersinergi dalam mendukung perekonomian daerah.
Sementara untuk 8 (delapan) sektor lainnya yaitu jasa kesehatan dan kegiatan sosial,
listrik, gas dan air, jasa pendidikan, perikanan, badan internasional dan badan ekstra
internasional lainnya, administrasi pemerintahan, jasa perorangan yang melayani rumah
tangga, serta sektor lain-lain, masing-masing hanya memiliki proporsi kurang dari
0,5%terhadap total penyaluran kredit.
Dari sisi pertumbuhan tahunan, peningkatan penyaluran kredit tertinggi terdapat pada
Sektor Perorangan yang Melayani Jasa Rumah Tangga sebesar 71,85% (yoy), Pertambangan
dan Penggalian sebesar 56,40% (yoy) dan Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi
(49,75%). Sementara sektor usaha yang justru mengalami perlambatan adalah sektor
administrasi pemerintahan, badan internasional dan ekstra internasional lainnya, serta sektor
kegiatan yang belum jelas batasannya. Pertumbuhan tertinggi ini umumnya terjadi pada sektor
yang proporsinya terhadap total kredit relatif kecil. Sementara itu, 3 (tiga) sektor utama Jawa
Timur tumbuh secara konstan pada tingkat 25%-30%. Dengan demikian, pertumbuhan yang
signifikan tersebut tidak akan mengganggu stabilitas kredit perbankan.
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.23.23.23.28888 Sektor dengan Penyaluran Kredit Terbesar (Juta Rupiah)
73
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Berdasarkan kualitasnya, NPL terbesar dimiliki oleh sektor perikanan dengan NPL
sebesar 9,93%, disusul kemudian oleh sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan NPL
sebesar 8,39%. Sementara sektor utama Jawa Timur yaitu perdagangan besar dan eceran serta
sektor industri pengolahan hanya memiliki NPL sebesar 2,81% dan 3,37% sehingga dapat
disimpulkan bahwa tingkat risiko pada sektor ini relatif lebih terkendali dibandingkan sektor
utama lainnya dan mampu mendukung pertumbuhan kredit. Namun berdasarkan proporsinya,
sektor utama Jawa Timur yaitu sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri
pengolahan dan sektor penerima kredit bukan lapangan usaha memberikan sumbangsih
terbesar pada NPL (grafik 3.30).
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.29292929 Sektor dengan Pertumbuhan Penyaluran Kredit Terbesar (% yoy)
74
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.2.3.2.3.2.3.2.2222. . . . RISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITASRISIKO LIKUIDITAS
Risiko likuiditas perbankan di Jawa Timur pada Triwulan IV-2012 masih terjaga dengan
baik. Cash Ratio yang mencerminkan kemampuan perbankan Jawa Timur dalam melunasi
kewajiban jangka pendek dengan aktiva likuid yang dimilikinya sebesar 5,58%, menurun
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 6,40%. Turunnya cash ratio
perbankan disebabkan turunnya peningkatan penempatan pada BI dan bank lain masing-
masing sebesar -35,08% dan -27,16% (qtq) sehingga mengurangi cadangan bank untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek khususnya kepada pihak ketiga. Penurunan penempatan
tersebut utamanya digunakan sebagai salah satu sumber dana untuk ekspansi kredit.
Sementara itu, aktiva lancar turun dari Rp18,23
triliun pada triwulan sebelumnya menjadi
Rp16,66 triliun (-8,62%-qtq). Komposisi aktiva
lancar terbesar berupa penempatan pada bank
lain sebesar Rp5,16 triliun, disusul kas dan
penempatan pada Bank Indonesia masing–
masing sebesar Rp8,53 triliun dan Rp2,97
triliun. Sementara pasiva lancar sebesar
Rp298,5 triliun dan didominasi oleh dana pihak
ketiga.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.31313131 Money Position Perbankan di Jawa Timur
GrafikGrafikGrafikGrafik 3.3.3.3.30303030 NPL per Sektor Ekonomi
75
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Pada triwulan IV-2012, komposisi dana pihak ketiga di Jawa Timur terhadap giro, tabungan
dan deposito masing-masing adalah 16,49%, 46,43% dan 37,08%. Perubahan yang tampak
dibandingkan periode sebelumnya adalah adanya pergeseran dari deposito menjadi tabungan
(proporsi tabungan dan deposito pada periode sebelumnya adalah 44,91% dan 38,26%). Hal
ini menunjukkan bahwa preferensi penempatan dana masyarakat adalah pada instrumen
perbankan tabungan dan sejalan dengan arah kebijakan perbankan nasional untuk
meningkatkan efisiensi perbankan melalui penghimpunan dana murah. Tabungan di satu sisi
memiliki kelebihan dalam biaya dana karena tidak membebani perbankan namun di sisi lain
memerlukan manajemen likuiditas yang lebih baik untuk mengantisipasi penarikan dana
nasabah sewaktu-waktu. Sedangkan deposito lebih bersifat manageable namun memerlukan
persediaan atau cadangan likuiditas yang lebih besar khususnya untuk deposito berjangka
pendek (1 bulan) selain merupakan dana mahal.
Berdasarkan jangka waktunya, deposito jangka pendek masih menjadi pilihan sebagian
besar nasabah perbankan. Hal ini tercermin dari komposisi deposito berjangka waktu 1 dan 3
bulan yang masing-masing sebesar 57,12% dan 12,89%. Hanya 12,74% deposito yang
memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun (meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang
hanya sebesar 7%). Sebagai akibatnya bank harus memiliki mitigasi yang tepat untuk
memastikan kecukupan cadangan likuiditas terhadap pencairan deposito jangka pendek
tersebut.
Walaupun trend pertumbuhan dana pihak
ketiga di Jawa Timur (yoy) masih didominasi
oleh tabungan dan disusul oleh deposito
namun perbankan diharapkan tetap
menjaga asset and liability management
(ALMA), melakukan pengendalian risiko
likuiditas serta menjaga komposisi
penghimpunan DPK sehingga dapat
meminimalkan risiko likuiditas.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33332222 Money Position Perbankan di Jawa Timur
76
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.3.3.3.3.3.3.3. PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH PERBANKAN SYARIAH
Selama beberapa periode terakhir, perbankan syariah di Jawa Timur tetap menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan yang positif. Hal ini didukung oleh pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur yang kondusif, masih terbukanya potensi pengembangan pasar perbankan syariah
di Jawa Timur dan upaya pengembangan perbankan syariah yang dilakukan oleh Bank
Indonesia serta instansi pemerintah. Peningkatan kinerja perbankan syariah di Jawa Timur yang
konsisten juga dapat menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Bank
Syariah.
Indikator kinerja utama Perbankan Syariah di Jawa Timur yang terdiri atas aset, Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan selama triwulan IV-2012 mencatat pertumbuhan yang
lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Aset tumbuh sebesar 42,21% (yoy) dan
17,65% (qtq) dari Rp 14,08 triliun pada Triwulan III-2012 menjadi Rp 16,57 triliun pada
triwulan IV-2012. Sementara itu, dana masyarakat yang disimpan pada Bank Syariah di Jawa
Timur tumbuh 34,25% (yoy) dan 17,03% (qtq), atau meningkat dari sebesar Rp 10,59 triliun
menjadi Rp 12,39 triliun.
Berdasarkan komposisinya, peningkatan dana masyarakat didorong oleh cukup
tingginya pertumbuhan ketiga jenis simpanan yaitu giro, tabungan dan deposito yang masing–
masing secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 119,06%, 44,05%, dan 17,76%. Secara
triwulanan (qtq), pertumbuhan dari masing-masing Dana Pihak Ketiga Bank Syariah adalah
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.33333333 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq)
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.34444 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy)
77
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
57,62% untuk giro, -11% untuk tabungan, dan 44,27% untuk deposito. Berbeda dengan
triwulan sebelumnya, pada triwulan IV-2012 terjadi pergeseran bentuk simpanan dari tabungan
menjadi deposito seiring dengan tingginya pertumbuhan deposito (qtq).
Selama triwulan IV-2012 penyaluran pembiayaan tumbuh 12,29% (qtq) atau 35,63%
(yoy) dengan baki debet sebesar Rp 11,99 triliun. Berdasarkan jenisnya, proporsi terbesar
pembiayaan masih didominasi oleh pembiayaan modal kerja sebesar 42,41%, disusul oleh
pembiayaan konsumsi sebesar 38,45% dan pembiayaan investasi sebesar 19,14%. Terjadi
pergeseran proporsi penyaluran pembiayaan (sebesar 6% selama tahun 2012) dari konsumsi
menjadi modal kerja dan investasi.
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.35555 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jawa Timur
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.36666 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy)
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.37777 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan
Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.3Grafik 3.38888 Pangsa Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan
78
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Beralihnya komposisi terbesar penyaluran pembiayaan dari konsumsi ke modal kerja
menunjukkan bahwa masyarakat telah mulai mempercayai perbankan syariah sebagai mitra
bisnis, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan pembiayaan modal kerja dan investasi (yoy) yang masing-masing tumbuh sebesar
47,22% dan 63,72% jauh di atas pertumbuhan pembiayaan konsumsi yang hanya mencapai
15,70%. Dengan demikian, perbankan syariah juga secara bertahap mendukung
pengembangan sektor produktif di Jawa Timur.
Kinerja penyaluran pembiayaan yang positif tersebut diiringi dengan kualitas
pembiayaan yang baik, tercermin dari rasio Non Performing Financing (NPF) sebesar 1,43%
menurun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 1,63%. Walaupun secara nominal
jumlah pembiayaan bermasalah meningkat dibandingkan periode sebelumnya (dari Rp 173
milyar menjadi Rp 182 milyar) namun jumlah tersebut masih berada dalam kendali perbankan
dan telah dimitigasi serta dikelola penanganannya dengan baik.
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencerminkan proporsi penyaluran
pembiayaan dibandingkan dengan dana yang dihimpun secara umum menunjukkan
pertumbuhan yang stabil di kisaran 95%-100%. Walaupun sedikit mengalami perlambatan
dibandingkan periode sebelumnya (dari 100,80% menjadi 96,72%), namun secara substansi
perbankan syariah telah mampu mengoptimalkan penghimpunan dananya ke dalam sektor-
sektor yang produktif. Turunnya rasio FDR tersebut karena nominal pertumbuhan DPK lebih
tinggi daripada pertumbuhan pembiayaan.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.39393939 Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)
Perbankan Syariah Jawa Timur
79
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.4.3.4.3.4.3.4. BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)
Indikator kinerja utama BPR di Jawa Timur pada triwulan IV-2012 menunjukkan sedikit
perlambatan terutama pada indikator total aset dan DPK, meskipun masih tumbuh dalam
tingkat yang cukup baik. Secara tahunan (yoy), total aset pada periode laporan tumbuh sebesar
22,31%, mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
25,75%. Pola peningkatan yang sama juga terjadi pada penghimpunan dana yaitu sebesar
21,07% sedikit melambat dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 23,45%.
Sementara itu, sejalan dengan pola perkembangan penyaluran kredit Jawa Timur, penyaluran
kredit BPR tumbuh secara stabil yaitu dari 20,38% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar
22,42% pada periode ini.
Melambatnya pertumbuhan aset pada triwulan ini dipicu oleh melambatnya
pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2012 yang mencapai (2,24%). Hingga akhir periode
laporan total dana masyarakat yang disimpan pada BPR di Jawa Timur mencapai Rp4,89 triliun.
Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh tabungan yaitu meningkat sebesar
Rp106,22 miliar atau tumbuh sebesar 7,25% (qtq) dan 22,74% (yoy) dibandingkan periode
sebelumnya. Sementara deposito meningkat sebesar Rp48,36 miliar atau tumbuh sebesar
1,48% (qtq) dan 20,30% (yoy), menjadi Rp3,32 triliun pada periode laporan. Walaupun
mengalami pertumbuhan yang positif, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terjadi
sedikit perlambatan pada penghimpunan DPK yang sejalan dengan pola penghimpunan DPK
perbankan di Jawa Timur pada triwulan laporan.
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.5555 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur
Sumber: Bank Indonesia, data diolah
Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV
Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah)Total Aset (Juta Rupiah) 5,863,144 6,155,763 6,372,570 6,808,042 6,982,253 7,345,638 8,013,778 8,327,121
Pertumbuhan (yoy) 17.39 17.64 16.50 18.76 19.09 19.33 25.75 22.31
Pertumbuhan (qtq) 2.28 4.99 3.52 6.83 2.56 5.20 9.10 3.91
Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah)Dana Pihak Ketiga (Juta Rupiah) 3,578,663 3,724,342 3,837,571 4,040,661 4,177,128 4,385,038 4,737,430 4,892,009
Pertumbuhan (yoy) 15.80 15.02 14.53 15.19 16.72 17.74 23.45 21.07
Pertumbuhan (qtq) 2.022.022.022.02 4.074.074.074.07 3.043.043.043.04 5.295.295.295.29 3.383.383.383.38 4.984.984.984.98 8.048.048.048.04 3.26
Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah)Kredit (juta Rupiah) 4,282,468 4,617,801 4,823,475 4,849,367 5,153,678 5,572,413 5,806,554 5,936,457
Pertumbuhan (yoy) 13.6813.6813.6813.68 14.2014.2014.2014.20 15.4615.4615.4615.46 16.8816.8816.8816.88 20.3420.3420.3420.34 20.6720.6720.6720.67 20.3820.3820.3820.38 22.42
Pertumbuhan (qtq) 3.22 7.83 4.45 0.54 6.28 8.12 4.20 2.24
LDR (%)LDR (%)LDR (%)LDR (%) 119.67% 115.49% 125.69% 120.01% 123.38% 127.08% 122.57% 121.35%
NPL (%)NPL (%)NPL (%)NPL (%) 4.99% 4.92% 4.77% 4.01% 4.29% 4.14% 4.24% 3.39%
INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR INDIKATOR BPR 2011201120112011 2012201220122012
80
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Stabilnya peningkatan dana masyarakat dalam bentuk deposito dan tabungan yang
disimpan di BPR hingga triwulan IV-2012, selain menunjukkan tingginya kepercayaan
masyarakat juga terkait dengan besarnya suku bunga simpanan BPR yang secara rata-rata
berada di atas tingkat suku bunga deposito bank umum. Walaupun BPR memiliki daya saing
dalam penghimpunan dana karena pemberian suku bunga deposito yang lebih tinggi
dibandingkan Bank Umum (komposisi deposito terhadap total penghimpunan dana sebesar
67,68% turun dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 69,06%), namun secara
bertahap juga mulai meningkatkan penghimpunan dana murah yang tercermin dari
pertumbuhan tabungan yang melebihi pertumbuhan deposito selama tahun 2012. LPS juga
secara bertahap menurunkan suku bunga penjaminannya sehingga menjadi acuan oleh BPR
untuk menentukan komposisi pendanaan dan meningkatkan efisiensi.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.40404040 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (% - yoy)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.41414141 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq)
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.42222 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy)
81
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Proporsi penyaluran kredit terbesar adalah pada kredit modal kerja yaitu 64,04%,
disusul oleh kredit konsumsi sebesar 31,17% dan kredit investasi sebesar 4,79%. Sedangkan
dari pertumbuhannya, kredit investasi mengalami peningkatan yang signifikan yaitu tumbuh
98% (yoy) atau 45,65% (qtq) disusul oleh kredit konsumsi yang tumbuh 21% (yoy) atau
1,11% (qtq), dan kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 19,69% (yoy) atau 0,54% (qtq).
Pertumbuhan kredit BPR sejalan dengan pertumbuhan kredit perbankan di Jawa Timur
yang didominasi oleh kredit investasi. Sedangkan untuk kredit konsumsi terdapat trend
penurunan pertumbuhan kredit sehingga dapat disimpulkan bahwa BPR juga mulai
meningkatkan penyaluran kreditnya pada sektor produktif sehingga dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dari pertumbuhan kredit selama 2 (dua) periode
terakhir menyebabkan Loan to Deposit Ratio (LDR) sedikit menurun dari 122,57% (Triwulan III-
2012) menjadi 121,35% pada Triwulan IV-2012. Tingginya pertumbuhan kredit tersebut
didukung dengan terjaganya kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non Performing Loan
(NPL) selama 1 (satu) tahun terakhir berada di kisaran 3%-4,5% dan mencapai titik
terendahnya yaitu 3,39% pada triwulan IV-2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi
intermediasi BPR telah berjalan dengan cukup baik dan menjadi salah satu indikasi peningkatan
kinerja BPR dalam menghadapi resiko kredit.
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.43333 Proporsi Kredit BPR Per Jenis Penggunaan
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.44444 Perkembangan LDR & NPL BPR
82
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.5.3.5.3.5.3.5. BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYBANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYAAAA
Kinerja 6 (enam)3 bank umum yang berkantor pusat di Surabaya pada triwulan laporan
menunjukkan perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat pertumbuhan total aset
Bank Berkantor Pusat di Jawa Timur turun dari 35,28% (yoy) atau 10,15% (qtq), menjadi
17,61% (yoy) atau -14,94% (qtq) pada triwulan IV-2012 dengan nominal sebesar Rp 35,94
triliun.
Berbeda dibandingkan periode sebelumnya, pada triwulan IV-2012 terjadi penurunan
asset bank berkantor pusat di Surabaya yang cukup signifikan. Sumber utama penurunan aset
tersebut adalah turunnya DPK dalam bentuk giro dan deposito milik Pemerintah Daerah
masing-masing sebesar -16,25% dan -37,52% (qtq) yang antara lain digunakan untuk
pembiayaan proyek-proyek pemerintah. Penurunan dana milik Pemerintah Daerah ini
3 ) 6 Bank BerkantorPusat di kota Surabaya : Bank Jatim, Bank Maspion, Bank Antardaerah (Bank Anda),
Bank Anglomas Internasional (Bank Amin), Bank Centratama Nasional Bank (CNB) dan Bank Prima Master.
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat di Surabaya
(dalam Milyar Rupiah)
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.45555 Pertumbuhan Indikator Bank Ber KP di Surabaya (yoy)
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.46666 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
TW I TW II Tw III Tw IV TW I TW II TW III TW IV
Total Aset (Milyar Rupiah) 26,786.47 29,668.52 31,234.86 30,560.73 36,657.87 38,361.03 42,254.53 35,941.11
Pertumbuhan (yoy %) 10.83 14.55 21.53 24.33 36.85 29.30 35.28 17.61
Pertumbuhan (qtq %) 8.97 10.76 5.28 (2.16) 19.95 4.65 10.15 (14.94)
Dana Pihak Ketiga (Milyar Rupiah) 20,305.85 23,003.10 23,954.47 21,755.51 26,344.53 26,605.35 27,931.45 23,996.10
Pertumbuhan (yoy %) 9.82 12.03 17.36 20.81 29.74 15.66 16.60 10.30
Pertumbuhan (qtq) 12.76 13.28 4.14 (9.18) 21.09 0.99 4.98 (14.09)
Kredit (Milyar Rupiah) 14,269.65 15,529.87 16,680.43 16,958.44 17,436.07 18,919.55 19,726.76 19,805.25
Pertumbuhan (yoy %) 30.09 30.38 28.20 24.70 22.19 21.83 18.26 16.79
Pertumbuhan (qtq) 4.93 8.83 7.41 1.67 2.82 8.51 4.27 0.40
LDR (%) 70.27% 67.51% 69.63% 77.95% 66.18% 71.11% 70.63% 82.54%
NPL (%) 0.82% 1.03% 1.30% 1.08% 1.40% 1.89% 2.01% 2.06%
20122011INDIKATOR BANK kp
83
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
merupakan suatu pola yang bersifat seasonal dimana pada akhir tahun selalu melambat dan
akan meningkat kembali pada tahun berikutnya.
Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari masyarakat terdiri atas giro,
tabungan dan deposito dengan proporsi masing-masing sebesar 36,24%, 36,38% dan
27,38%. Pertumbuhan terbesar DPK didominasi oleh peningkatan simpanan dalam bentuk
tabungan yang mencapai 15,17% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 23,32%. Sedangkan DPK lainnya dalam bentuk giro dan deposito mengalami
penurunan sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Penyaluran kredit Bank Umum yang berkantor pusat di Surabaya tumbuh sebesar
16,79% (yoy) dan 0,40% (qtq), meningkat dari sebesar Rp19,73 triliun pada Triwulan III-2012
menjadi Rp 19,81 triliun pada periode laporan. Berdasarkan jenis kreditnya, kredit konsumsi
masih memiliki porsi terbesar yaitu mencapai 60,10%, disusul kemudian oleh kredit modal kerja
dan Investasi dengan proporsi masing-masing sebesar 34,01% dan 5,89%. Terdapat
peningkatan penyaluran kredit konsumsi yang signifikan pada triwulan IV-2012 yaitu sebesar
12,34% (qtq) sedangkan kredit modal kerja dan investasi justru mengalami perlambatan
masing-masing sebesar -11,44% dan -23,55%.
Berdasarkan grafik 3.49 dapat dilihat bahwa trend pertumbuhan kredit modal memang
berfluktuatif dan membentuk pola tertentu yaitu sedikit melambat pada akhir tahun dan
meningkat kembali di awal tahun, namun masih memiliki tren meningkat. Hal ini karena kredit
modal kerja didominasi oleh pelaksanaan proyek yang umumnya dimulai pada awal tahun.
Sedangkan kredit konsumsi walaupun secara komposisi mendominasi namun trend
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.47777 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya
Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.4Grafik 3.48888 Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
84
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
pertumbuhannya secara bertahap mengalami penurunan. Dengan demikian diharapkan
perpaduan dua kondisi tersebut akan tetap meningkatkan penyaluran kredit produktif kepada
masyarakat.
Kinerja penyaluran kredit Bank Umum Berkantor Pusat di Surabaya pada triwulan IV-
2012 didukung oleh terjaganya kualitas kredit yang ditunjukkan oleh rasio NPL yang cukup
rendah, yaitu sebesar 2,06%. Walaupun sedikit meningkat dibandingkan triwulan-III 2012 yang
tercatat sebesar 2,01%, namun besarnya NPL tersebut masih relatif terjaga dan masih dapat
dikendalikan oleh bank melalui penerapan manajemen risiko kredit yang cukup memadai.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, Bank Umum Berkantor
Pusat di Jawa Timur menunjukkan perkembangan kinerja positif yang terlihat dari peningkatan
Loan to Deposit Ratio (LDR) secara konsisten di kisaran 65%-80% dan mencapai nilai
tertingginya pada triwulan IV-2012 yaitu sebesar 82,54%.
Sumber : Bank Indonesia
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.49 49 49 49 Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq)
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.50505050 Proporsi Kredit Per Jenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.51515151 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya
85
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.63.63.63.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARANPERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen terintegrasi dengan fungsi Bank
Indonesia lainnya yaitu moneter dan perbankan. Kebijakan dan pelaksanaan Sistem
Pembayaran mempunyai keterkaitan dengan efektivitas pengendalian moneter dan
pengawasan perbankan.
Sampai dengan akhir tahun 2012 kegiatan Sistem Pembayaran di Jawa Timur baik tunai
maupun non tunai berjalan dengan baik. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya komitmen
Bank Indonesia dalam menjamin kelancaran sistem pembayaran dan pemenuhan kebutuhan
uang bagi masyarakat, baik dalam jumlah maupun pecahan yang cukup.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan kinerja Sistem
Pembayaran di Jawa Timur antara lain peningkatan jumlah transaksi keuangan tunai (inflow
dan outflow), transaksi keuangan non tunai (BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)), serta jumlah temuan uang palsu di Wilayah
Jawa Timur.
3.6.13.6.13.6.13.6.1 Transaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan TunaiTransaksi Keuangan Tunai
Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia tercermin dari beberapa kegiatan, antara
lain: jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow),jumlah aliran uang
masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan pemusnahan uang tidak
layak edar atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).
a.a.a.a. Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (Aliran Uang Masuk/Keluar (InfInfInfInflow/Outflowlow/Outflowlow/Outflowlow/Outflow) ) ) )
Pada triwulan akhir tahun 2012, aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia di
wilayah Jawa Timur yang meliputi KPwBI Wilayah IV (Surabaya), KPwBI Malang, KPwBI Kediri,
dan KPwBI Jember secara kumulatif menunjukkan posisi net outflow.Hal tersebut dapat
diartikan bahwa jumlah aliran uang yang keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan
(outflow) lebih besar dibandingkan jumlah aliran uang yang masuk ke Bank Indonesia
(inflow).
86
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Tercatat netoutflow Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar Rp 1,53 triliun.
Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (triwulan III-2012) yang
mencatat net inflow sebesar Rp 607,25 miliar.Secara umum, baik inflow maupun outflow Jawa
Timur pada periode laporan mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu -
19,37% (qtq) untuk outflow, dan -32,97% (qtq) untuk inflow. Penurunan tersebut disebabkan
oleh berkurangnya transaksi ekonomi masyarakat yang menggunakan uang kartal pasca libur
hari Raya Idul Fitri pada bulan Agustus 2012 (triwulan III-2012). Penurunan jumlah inflow yang
lebih besar dibandingkan dengan outflow menyebabkan Jawa Timur mencatat net outflow
pada triwulan IV-2012.
Posisi net outflow yang terjadi pada periode laporan disebabkan oleh besarnya jumlah
aliran keluar dari Bank Indonesia kepada perbankan (outflow) karena tingginya kebutuhan
uang kartal masyarakat pada saat liburan Natal dan tahun baru (Desember 2012). Sementara
jumlah aliran uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow) yang tidak terlalu besar
menjadi indikasi tingginya peredaran uang kartal di masyarakat pada periode laporan.
Gambar 3.50 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow –Outflow)
DalamJuta Rupiah
Tabel 3.6 PerkembanganArusUangTunai (Inflow –Outflow)
Kantor Perwakilan Bank Indonesia dalam miliar rupiah
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
OUTFLOW 7.241,75 4.826,88 3.350,88 6.080,74 6.803,54 6.192,91
INFLOW 6.584,76 5.316,03 6.422,70 5.078,72 8.120,04 4.776,87
NET FLOW (656,99) 489,15 3.071,82 (1.002,03) 1.316,50 (1.416,04)
OUTFLOW 3.567,30 2.081,37 1.546,42 3.027,60 3.585,98 2.561,01
INFLOW 2.239,74 1.207,69 1.851,00 1.113,18 2.309,86 1.269,90
NET FLOW (1.327,56) (873,67) 304,59 (1.914,42) (1.276,12) (1.291,11)
OUTFLOW 2.135,13 1.331,60 875,65 1.359,03 1.996,30 1.417,27
INFLOW 2.726,22 2.177,24 3.105,34 2.181,97 2.823,32 2.792,64
NET FLOW 591,09 845,64 2.229,69 822,93 827,02 1.375,38
OUTFLOW 1.716,67 0,95 845,27 1.518,28 1.915,09 1.359,02
INFLOW 649,34 1,03 1.249,74 1.331,97 1.654,95 1.154,19
NET FLOW (1.067,32) 0,09 404,48 (186,30) (260,14) (204,83)
OUTFLOW 14.660,84 8.240,80 6.618,21 11.985,65 14.300,91 11.530,20
INFLOW 12.200,06 8.702,00 12.628,79 9.705,83 14.908,16 9.993,60
NET FLOW (2.460,79) 461,20 6.010,57 (2.279,82) 607,25 (1.536,60)
JEMBER
JAWA TIMUR
2012
SURABAYA
KEDIRI
MALANG
Wilayah Keterangan2011
K ete ra ng an :
N et F low ( +) : N et In f lo w
N et F low ( -) : N et ou tflow
0,00
5.000.000,00
10.000.000,00
15.000.000,00
20.000.000,00
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012
OUTFLOW INFLOWJuta Rupiah
(4.000.000,00)
(2.000.000,00)
-
2.000.000,00
4.000.000,00
6.000.000,00
8.000.000,00
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012
Net Flow
Gambar 3.51 Perkembangan Net Flow JawaTimur
87
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
b.b.b.b. Uang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak EdarUang Kartal Tidak Layak Edar
Salah satu upaya yang dilakukan Bank Indonesia dalam memelihara kualitas uang kartal
yang diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy) adalah pelaksanaan kegiatan
pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) atau Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)
secara rutin.
Selama triwulan IV-2012 jumlah uang tidak layak edar yang dimusnahkan adalah
sebesar Rp 882,95 miliar. Jumlah tersebut lebih besar 201,93% (qtq) apabila dibandingkan
dengan jumlah triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 292,43 miliar. Kenaikan jumlah
uang yang dimusnahkan pada triwulan akhir 2012 merupakan dampak dari tingginya tingkat
peredaran uang pada triwulan III-2012 terutama pada periode libur Hari Raya Idul Fitri di
bulan Agustus 2012.
Namun demikian, secara umum tren perkembangan jumlah PTTB di Jawa Timur
menunjukkan penurunan. Tren penurunan jumlah uang kartal tidak layak edar tersebut terkait
dengan upaya Bank Indonesia yang terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai
pentingnya perlakuan yang tepat terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet,
serta edukasi perbankan. Dengan demikian diharapkan usia edar uang kartal dapat lebih
panjang sehingga mengurangi besarnya volume PTTB yang pada akhirnya mengurangi biaya
percetakan uang baru.
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.52 PemusnahanUangTidakLayakEdar (PTTB)
-
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
0,00
1.000.000,00
2.000.000,00
3.000.000,00
4.000.000,00
5.000.000,00
6.000.000,00
Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2012
PTTB Rasio PTTB thdp Inflow
88
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
3.6.23.6.23.6.23.6.2 Transaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non TunaiTransaksi Keuangan Non Tunai
Transaksi sistem pembayaran non tunai dalam kajian ini mencakup kegiatan transaksi
non tunai masyarakat melalui perbankan dengan menggunakan sistem BI-Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Secara umum
perkembangan keduanya jenis sistem pembayaran tersebut di Jawa Timur terus mengalami
peningkatan dari waktu ke waktu dengan dominasi terbesar transaksi RTGS.
Tingginya volume transaksi RTGS dibandingkan dengan transaksi kliring mencerminkan
kebutuhan masyarakat akan fasilitas sistem pembayaran yang cepat, aman dan efisien.
Kondisi tersebut didukung oleh pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang tinggi sehingga
secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat. Upaya
Bank Indonesia dalam mencapai less cash society dilakukan dengan pemberian himbauan dan
sosialisasi kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan uang kartal, dan beralih kepada
alat pembayaran non tunai seperti e-money, ATM , mobile banking ataupun electronic
banking.
a. Transaksi a. Transaksi a. Transaksi a. Transaksi BIBIBIBI----RTGS ( RTGS ( RTGS ( RTGS ( RRRReal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlementeal Time Gross Settlement))))
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dikembangkan sebagai
upaya mitigasi risiko dalam sistem pembayaran antar bank bernilai besar (high-value payment
system).
Gambar 3.53
PerkembanganTransaksi Non Tunai Di JawaTimur
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Kliring (Rp triliun) RTGS (Rp triliun)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Share Kliring Share RTGS
89
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Transaksi keuangan dengan menggunakan sistem RTGS di Jawa Timur pada triwulan
IV-2012 menunjukkan tren peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Tercatat volume
transaksi RTGS (outgoing) dari 30 kota di Jawa Timur pada periode laporan adalah sebanyak
196.553 transaksi dengan nominal mencapai Rp 206,28 triliun. Nominal tersebut meningkat
11,44% (qtq) atau 39,10% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Sementara apabila
ditinjau dari volume transaksi, meningkat cukup tinggi yaitu mencapai 33,95% (qtq) dan
26,28% (yoy).
Searah dengan perkembangan perekonomian di beberapa kota di Jawa Timur, besar
transaksi RTGS di tingkat kota/kabupaten masih menunjukkan terpusatnya kegiatan
perekonomian pada wilayah–wilayah tertentu. Berdasarkan asal kotanya, pada triwulan
laporan, transaksi outgoing dan incoming RTGS masih didominasi oleh Kota/Kabupaten
dengan karakteristik perekonomian yang cukup menonjol, dimana Kota Surabaya sebagai Ibu
kota provinsi Jawa Timur masih mendominasi besarnya transaksi.
Gambar 3.54
Perkembangan Transaksi RTGS di Jawa Timur
Sumber : Bank Indonesia Surabaya
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.55 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Outgoing RTGS
Terbesar Tw IV -2012
Gambar 3.56 6 Kota dengan aktivitas Transaksi Incoming
RTGS Terbesar Tw IV -2012
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
1,00
10,00
100,00
1.000,00
10.000,00
100.000,00
1.000.000,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Volume Nominal (Rp Triliun) rhs
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER
Nilai (Miliar Rp)
Volume
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
SURABAYA MALANG KEDIRI GRESIK BATU JEMBER
Nilai (Miliar Rp)
Volume
90
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Tercatat transaksi RTGS pada triwulan IV-2012 dari Kota Surabaya ke kota lainnya
(outgoing) mencapai Rp 112,06 triliun dengan volume sebanyak 75.201 transaksi.
Sementara itu transaksi RTGS yang masuk ke rekening perbankan di Surabaya (incoming)
tercatat sebanyak 118.987 transaksi dengan nilai mencapai Rp144,93 triliun. Kota lain di
Jawa Timur yang memiliki transaksi RTGS cukup tinggi, baik outgoing maupun incoming
adalah Malang, Kediri, Gresik, Batu dan Jember.
b.b.b.b. Transaksi KliringTransaksi KliringTransaksi KliringTransaksi Kliring
Dalam rangka mendukung kelancaran sistem pembayaran, khususnya melalui
transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), kegiatan kliring di Jawa Timur
diikuti oleh 460 kantor/bank umum peserta kliring baik langsung maupun tidak langsung
yang tersebar di 38 kabupaten/kota. Penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4
(empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia di wilayah Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang,
Kediri dan Jember.
PerputaranPerputaranPerputaranPerputaran KliringKliringKliringKliring dandandandan TolakanTolakanTolakanTolakan Cek, BilyetCek, BilyetCek, BilyetCek, Bilyet Giro Tw Giro Tw Giro Tw Giro Tw IIIIIIIIIIII ---- 2012012012012222
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Tabel 3.7
Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw IV - 2012
Jumlah
Kota Kantor
Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal
(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)
Surabaya 261 1.110.862 39.707.807 65.345 2.335.753 17.594 751.069 1.035 44.181 1,58 1,89
Malang 65 81.808 3.171.695 4.812 186.570 1.889 153.366 111 9.022 2,31 4,84
Kediri 78 60.040 2.034.371 3.532 119.669 1.469 47.753 86 2.809 2,45 2,35
Jember 56 41.900 1.201.097 2.465 70.653 818 27.105 48 1.594 1,95 2,26
Jatim 460 1.294.610 46.114.970 76.154 2.712.645 21.770 979.293 1.281 57.605 1,68 2,12
Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 Perputaran Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek
Kliring Sehari & Giro Kosong & BG Kosong Sehari Cek & BG Kosong Sehari
% Rata-2 Penolakan
Jumlah
Kota Kantor
Peserta Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal Lembar Nominal
(satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (satuan) (juta Rp) (%) (%)
Surabaya 258 1.108.980 38.615.533 55.449 617.790 19.258 503.839 963 25.192 1,74 4,08
Malang 65 79.966 3.016.456 3.998 65.916 2.671 96.903 134 4.845 3,34 7,35
Kediri 78 57.546 1.892.080 2.877 41.950 756 18.604 38 930 1,31 2,22
Jember 56 38.180 1.153.122 1.909 24.348 595 18.269 30 913 1,56 3,75
Jatim 457 1.284.672 44.677.191 64.234 2.233.860 23.280 637.615 1.164 31.881 1,81 1,43
% Rata-2 Penolakan
Kliring Sehari & Giro Kosong & BG Kosong Sehari Cek & BG Kosong Sehari
Perputaran Kliring ( D ) Rata-2 Perputaran Penolakan Cek Rata-2 Penolakan Cek
91
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Secara nominal, transaksi perputaran kliring di Jawa Timur yang berlangsung pada
triwulan IV-2012 menunjukkan tren meningkat. Tercatat sebanyak 1,29 juta warkat
keuangan (cek, bilyet giro, nota kredit dan nota debet perbankan) ditransaksikan melalui
kliring dengan nominal mencapai Rp 46,11 triliun. Jumlah nominal tersebut meningkat
3,21% (qtq) atau 4,03% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya. Selain mencerminkan
tingginya aktifitas ekonomi dengan menggunakan sistem pembayaran non tunai, hal
tersebut juga mengindikasikan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat
pembayaran non tunai.
Sementara itu, secara nominal jumlah tolakan kliring juga menunjukkan peningkatan
dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari sebesar Rp 637,61 miliar pada triwulan III-
2012 menjadi sebesar Rp 979,29 miliar pada triwulan IV-2012, meningkat 53,59% (qtq)
atau 64,10% (yoy). Namun demikian, jumlah warkat keuangan atau warkat kliring yang
ditolak menurun dari sebesar 23.280 lembar pada triwulan III-2012 menjadi sebesar 21.770
lembar pada periode laporan.
5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 5.3 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.57
Perkembangan Transaksi Kliring di JawaTimur
1,100
1,200
1,300
1,400
1,500
36,00
37,00
38,0039,00
40,00
41,00
42,00
43,0044,00
45,00
46,00
47,00
Tw
I
Tw
II
Tw
III
Tw
IV
Tw
I
Tw
II
Tw
III
Tw
IV
2011 2012
Nominal (Rp triliun) Warkat (juta lembar)
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.58
TolakanTransaksi Kliring di JawaTimur
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
-
200.000,00
400.000,00
600.000,00
800.000,00
1.000.000,00
1.200.000,00
Tw I
Tw II
Tw II
I
Tw IV
Tw I
Tw II
Tw II
I
Tw IV
2011 2012
Tolakan Kliring (Rp juta) Tolakan Kliring (Warkat-lembar)-Skala Kanan
Gambar 3.59 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
400,00
450,00
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)Nominal
Jt Rp
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
0
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Surabaya Malang Kediri Jember Jatim (rhs)lembar
92
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Pada Triwulan IV -2012, penemuan uang palsu di Jawa Timur baik melalui perbankan
maupun berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Tercatat penemuan uang palsu pada periode laporan sebanyak 5.663 lembar
dalam berbagai pecahan dengan nilai nominal sebesar Rp 517,48 juta. Prosentase peningkatan
jumlah lembar uang palsu tersebut adalah sebesar 4,19% (qtq) dibandingkan periode
sebelumnya.
Sebagaimana periode sebelumnya, sebagian besar uang palsu yang beredar di Jawa Timur
pada Triwulan laporan didominasi oleh nominal Rp100.000,- dengan proporsi mencapai 80%
(berdasarkan lembar) dan 92% (berdasarkan nominal). Surabaya sebagai kota terbesar dan
pintu gerbang perdagangan dengan Indonesia Timur, hingga saat ini masih menjadi kota
dengan penemuan uang palsu tertinggi di wilayah Jawa Timur, baik lembar maupun nominal.
Menghadapi maraknya pemalsuan uang, Bank Indonesia bersama instansi berwenang
yang terkait terus berupaya melakukan penanggulangan yang bersifat preventif maupun
represif. Tindakan preventif dilaksanakan melalui upaya–upaya memasyarakatkan pengetahuan
mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah, meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta
peningkatan kerjasama dengan instansi terkait di dalam maupun luar negeri. Sementara itu,
upaya penanggulangan secara represif dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
Gambar 3.61 Statistik Uang Palsu yang ditemukan
(nilai)
Gambar 3.60 Statistik Uang Palsu yang ditemukan
(lembar)
Sumber : Bank IndonesiaSurabaya
92%
7%
1% 0%0%
100.000 50.000 20.000 10.000 5.000
80%
13%
3%1%
3%
100.000 50.000 20.000 10.000 5.000
93
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
menghukum pembuat maupun pengedar uang palsu sesuai dengan ketentuan perundang -
undangan yang berlaku.
94
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
KomponenKomponenKomponenKomponen NilaiNilaiNilaiNilai
Pertumbuhan Kredit 12% s.d. 23%
Pertumbuhan DPK 10% s.d. 21%
Pertumbuhan UMKM 11% s.d. 26%
Share UMKM 36% s.d. 80%
LDR 86% s.d. 95%
NPL < 2%
BOPO 65% s.d. 95%
Boks Boks Boks Boks 5555
Rencana Bisnis Bank Tahun 2013
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010
tentang Rencana Bisnis Bank (RBB), perbankan wajib menyampaikan rencana kerja untuk tahun
2013 yang antara lain meliputi rencana intermediasi, ekspansi usaha, pengembangan produk
dan aktivitas baru, perubahan jaringan kantor maupun perubahan internal lainnya.
Berdasarkan RBB inilah dapat diketahui arah perbankan selama satu tahun ke depan khususnya
dalam penyaluran kredit dan penghimpunan dana.
Pertumbuhan kredit yang berada di kisaran 12% s.d. 23% serta pertumbuhan DPK di kisaran
10% s.d. 21% diharapkan mampu mendorong perekonomian di Jawa Timur serta
menggerakkan perbankan yang lain untuk berkompetisi secara sehat. Dengan target tersebut,
LDR ditargetkan berada di kisaran 86% s.d. 95% yang mencerminkan titik optimal fungsi
intermediasi perbankan.
Dengan tingkat pertumbuhan kredit UMKM yang mencapai 11% s.d. 26%, diharapkan dapat
meningkatkan share kredit UMKM pada kisaran 30% s.d. 35%, meningkat dari posisi triwulan
IV-2012 yang mencapai 28,62%.
Tabel 3…..
Rencana Bisnis Bank 2013 Sesuai tabel disamping tampak bahwa
arah perkembangan perbankan untuk
bank berkantor pusat di Surabaya telah
sesuai dengan arah perkembangan
perbankan nasional yaitu mendorong
penguatan UMKM dan efisiensi
perbankan.
95
BAB III – PERKEMBANGAN PERBANKAN & SISTEM PEMBAYARAN
Kajian Ekonomi Regional ProvinsiProvinsiProvinsiProvinsi JawaJawaJawaJawa TimurTimurTimurTimur Triwulan IV – 2012
Boks Boks Boks Boks 6666
Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum Perbankan
Pada 27 Desember 2012, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
No.14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan Modal Inti Bank.
Tujuan PBI tersebut adalah agar perbankan memiliki ketahanan, daya saing dan efisiensi yang
baik dalam menghadapi rencana integrasi sektor keuangan ASEAN pada tahun 2020.
PBI tersebut mengkaitkan kegiatan usaha dan jaringan kantor bank dengan ketahanan
permodalan masing-masing bank sehingga ke depannya jika bank akan melakukan ekspansi
usaha antara lain melalui pembukaan jaringan kantor, bank harus menyediakan modal inti
tertentu sebagai wujud ketahanan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha tersebut.
Tingkat permodalan dan persyaratan tersebut saat ini dikategorikan berdasarkan kondisi bank
yang terbagi menjadi 4 BUKU, yaitu :
1. BUKU 1 untuk bank dengan Modal Inti < Rp 1 Triliun
2. BUKU 2 untuk bank dengan Modal Inti Rp 1 Triliun s.d. Rp 5 Triliun
3. BUKU 3 untuk bank dengan Modal Inti Rp 5 Triliun s.d. Rp 30 Triliun
4. BUKU 4 untuk bank dengan Modal Inti > Rp 30 Triliun
Adanya kebijakan tersebut tentunya berdampak bagi perbankan. Di satu sisi akan
mempengaruhi ekspansi perbankan, namun di sisi lain akan mampu mewujudkan perbankan
yang sehat, kuat dan berdaya saing sehingga bersinergi dalam mewujudkan stabilitas sistem
keuangan. Untuk itu, perbankan diharapkan mampu berbenah diri dan mengevaluasi kinerja
masing-masing sehingga mampu menyongsong integrasi sektor keuangan tersebut dengan
baik.
�
Bab 4
�
PERKEMBANGAN
KEUANGAN DAERAH
�
96
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
4444 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAHPERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM 4.1. UMUM
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan wujud dari pengelolaan
keuangan daerah yang berdasarkan UU No.17 tahun 2003 merupakan rencana keuangan
tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Penyusunan APBD memperhatikan adanya keterkaitan antara kebijakan perencanaan dengan
penganggaran oleh Pemerintah Daerah serta sinkronisasi dengan berbagai kebijakan
Pemerintah Pusat dalam perencanaan dan penganggaran negara.
Kebijakan desentralisasi fiskal yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Daerah
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan
daerah dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Oleh
sebab itu, proses pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaannya mengacu
kepada prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Secara umum, kinerja pengelolaan keuangan Provinsi Jawa Timur yang tercermin dari
besarnya anggaran dan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah menunjukkan peningkatan.
Anggaran pendapatan daerah pada tahun 2012 adalah sebesar Rp 14,73 triliun, lebih tinggi
48,66% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya dianggarkan sebesar Rp 9,90 triliun. Hal
tersebut didukung oleh tingginya realisasi pendapatan yang mencapai Rp 15,54 triliun atau
105,53% dari anggaran.
Sementara itu apabila ditinjau dari sisi pengeluaran, anggaran belanja daerah Provinsi
Jawa Timur pada tahun 2012 dialokasikan sebesar Rp 15,15 triliun. Besar anggaran belanja
daerah tersebut lebih besar 42,60% apabila dibandingkan dengan alokasi tahun 2011 yang
hanya sebesar Rp 10,63 triliun. Realisasi anggaran belanja daerah pada tahun 2012 mencapai
Rp 15,31 triliun atau 101,04%.
Kinerja pendapatan daerah Provinsi Jawa Timur cukup baik yang tercermin dari lebih
tingginya prosentase realisasi pendapatan daerah dibandingkan dengan belanja daerah. Hal
tersebut menunjukkan adanya upaya optimalisasi pendapatan dan efisiensi belanja keuangan
yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Struktur anggaran pendapatan daerah di Jawa Timur masih didominasi oleh Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dengan proporsi sebesar 61,57% dari total pendapatan. Sumber Pendapatan
Asli Daerah antara lain adalah dari penerimaan pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor,
97
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Air Bawah Tanah, Pajak Air Permukaan, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, retribusi parkir serta penerimaaan asli daerah lainnya yang
sah. Sementara itu alokasi Dana Perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) serta pendapatan lain-lain yang sah (pendapatan hibah dan dana
penyesuaian) memberikan kontribusi yang relatif sama yaitu masing-masing sebesar 18,91%
dan 19,52%.
4.2.4.2.4.2.4.2. REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH REALISASI PENDAPATAN DAERAH
Realisasi perolehan pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur hingga akhir
Triwulan IV-2012 mencapai Rp 15,54 triliun dengan prosentase sebesar 105,53% dari
pendapatan yang ditargetkan pada tahun 2012. Realisasi tersebut lebih baik apabila
dibandingkan dengan prosentase realisasi tahun 2011 yang hanya mencapai 97,48% dari
rencana anggaran.
Sampai dengan akhir periode laporan, realisasi pendapatan daerah terbesar bersumber
dari Pendapatan Asli Daerah dengan nominal mencapai Rp 9,72 triliun atau 107,23% dari
rencana anggaran semula. Realisasi pendapatan daerah terbesar selanjutnya adalah Dana
Perimbangan dengan realisasi mencapai Rp 3,07 triliun dengan prosentase mencapai 110,19%
dari rencana anggaran. Realisasi pendapatan lain-lain daerah yang sah pada pada tahun 2012
tercatat sebesar Rp 2,75 triliun dengan prosentase terhadap anggaran sebesar 95,62%.
TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1
REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI PENDAPATAN APBD PROP. JAWA TIMUR TRIWULAN IIIIVVVV----2222012012012012
(Rp) % (Rp) %
4 PENDAPATAN DAERAH 9.907.001,03 9.656.999,17 97,48 14.727.475,36 15.541.624,78 105,53
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 7.615.042,88 7.154.984,50 93,96 9.068.160,05 9.724.212,80 107,23
4.1.1 PAJAK DAERAH 6.120.000,00 5.907.320,40 96,52 7.502.400,00 7.816.590,83 104,19
4.1.2 RETRIBUSI DAERAH 56.357,56 66.249,67 117,55 123.663,97 118.823,64 96,09
4.1.3 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN
DAERAH YANG DIPISAHKAN315.158,90 243.826,83 77,37 320.317,07 352.899,91 110,17
4.1.4 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH
YANG SAH1.123.526,42 937.587,60 83,45 1.121.779,01 1.435.898,42 128,00
4.2 DANA PERIMBANGAN 2.267.158,15 2.445.304,86 107,86 2.785.080,97 3.069.016,10 110,19
4.2.1 DANA BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL
BUKAN PAJAK864.625,25 1.175.387,90 135,94 1.240.732,16 1.523.964,91 122,83
4.2.2 DANA ALOKASI UMUM 1.347.501,70 1.212,93 0,09 1.491.561,14 1.491.561,14 100,00
4.2.3 DANA ALOKASI KHUSUS 55.031,20 56.982,20 103,55 52.787,68 53.490,06 101,33
4.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH24.800,00 56.709,81 228,67 2.874.234,34 2.748.395,88 95,62
4.3.1 PENDAPATAN HIBAH 24.800,00 28.167,69 113,58 23.300,00 34.240,52 146,96
4.3.4 DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI
KHUSUS - 28.542,12 2.850.934,34 2.714.155,36 95,20
No Uraian
Realisasi s.d Tw IV 2011 Realisasi s.d Tw IV 2012Anggaran
Sebelum
Perubahan 2011
Anggaran
Sebelum
Perubahan
2012
Juta Rupiah
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daeah Provinsi Jawa Timur
98
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH4.3. REALISASI BELANJA DAERAH
Pada tahun 2012 alokasi Anggaran Belanja Pemerintah Jawa Timur adalah sebesar Rp
15,15 triliun, lebih tinggi 42,6% dibandingkan dengan anggaran belanja daerah tahun 2011
yang tercatat sebesar Rp 10,63 triliun. Realisasi belanja daerah tahun 2012 mencapai Rp 15,31
triliun atau 101,04% dari alokasi anggaran. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 93,69%. Hal tersebut mengindikasikan kinerja
Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang cukup baik dalam pelaksanaan program kerja anggaran
2012.
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa porsi terbesar dari belanja daerah masih
didominasi oleh belanja tidak langsung (62,92%) dimana sumbangan utamanya berasal dari
belanja hibah (40,12%). Di sisi lain, porsi belanja tidak langsung hanya sebesar 37,08% dengan
sumbangan terbesar berasal dari belanja barang & jasa (63,43%) dan belanja modal (18,62%).
Sementara itu, realisasi APBD untuk pembangunan infrastruktur menjadi hal mutlak yang
diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Mengacu pada kerangka
MP3EI terutama pada koridor ekonomi di 6 koridor (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali
& Nusa Tenggara, Papua & Kep. Maluku), maka pada tahun 2015 ditargetkan proyek MP3EI
telah memasuki fase ke-2 yaitu memperkuat basis ekonomi & investasi. Fase tersebut berupa:
• Mempercepat pembangunan proyek infrastruktur jangka panjang
• Memperkuat kemampuan inovasi untuk peningkatan daya saing kegiatan ekonomi utama
MP3EI
• Peningkatan tata kelola ekonomi di berbagai bidang
• Perluasan pengembangan industri penciptaan nilai tambah
Terkait dengan pembangunan infrastruktur dimaksud, berdasarkan data yang diperoleh
dari Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2012, alokasi dana terbesar terdapat pada
pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional sebesar Rp.1,44 triliun, diikuti
oleh berbagai program pemukiman dan lingkungan sebesar Rp.924,8 miliar.
99
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2
ALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMURALOKASI DANA KEGIATAN PEKERJAAN UMUM JAWA TIMUR
TABETABETABETABEL 4.3L 4.3L 4.3L 4.3
PAGU PAGU PAGU PAGU UNTUK UNTUK UNTUK UNTUK DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI DIREKTORAT/BADAN TERKAIT PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DI JAJAJAJATIMTIMTIMTIM
100
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
TABEL 4.TABEL 4.TABEL 4.TABEL 4.4444 REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN REALISASI BELANJA APBD PROV. JAWA TIMUR TRIWULAN IIIIV V V V ---- 2012201220122012
(Rp) % (Rp) %
5 BELANJA DAERAH 10.626.361,39 9.956.292,00 93,69 15.153.689,10 15.311.533,12 101,04
5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 5.797.640,03 5.868.940,65 101,23 9.436.506,40 9.633.561,67 102,09
5.1.1 BELANJA PEGAWAI 1.497.004,81 1.283.591,78 85,74 1.668.623,32 1.486.342,13 89,08
5.1.2 BELANJA BUNGA 4.878,21 167,63 3,44 6.139,01 6.036,03 98,32
5.1.4 BELANJA HIBAH 974.301,07 682.406,82 70,04 3.895.673,77 3.865.450,91 99,22
5.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 87.714,90 46.673,81 53,21 31.358,00 44.990,10 143,47
5.1.6 BELANJA BAGI HASIL KEPADA
PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA DAN
PEMERINTAHAN DESA
2.229.468,22 2.326.860,42 104,37 2.292.840,28 2.702.278,80 117,86
5.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN
KEPADA PROVINSI/ KABUPATEN/KOTA
DAN PEMERINTAHAN DESA
963.160,44 1.503.774,28 156,13 1.490.172,03 1.477.431,62 99,15
5.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 41.112,37 25.465,89 61,94 51.700,00 51.032,08 98,71
5.2 BELANJA LANGSUNG 4.828.721,36 4.087.351,35 84,65 5.717.182,70 5.677.971,46 99,31
5.2.1 BELANJA PEGAWAI 833.869,94 642.604,49 77,06 969.382,98 1.019.269,02 105,15
5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 3.094.388,94 2.568.589,49 83,01 3.685.777,30 3.601.563,72 97,72
5.2.3 BELANJA MODAL 900.462,48 876.157,38 97,30 1.062.022,42 1.057.138,72 99,54
No Uraian
Realisasi s.d Tw IV 2011 Realisasi s.d Tw IV 2012Anggaran
Sebelum
Perubahan 2011
Anggaran Sebelum
Perubahan 2012
Juta Rupiah
Jika dibandingkan berdasarkan komponen penyusunnya, realisasi belanja modal
Pemerintah Provinsi Jawa Timur tertinggi adalah pada komponen belanja langsung berupa
belanja bantuan sosial dengan prosentase realisasi mencapai 143,47% dengan nominal Rp
44,99 miliar rupiah. Prosentase realisasi belanja terkecil adalah belanja tidak langsung pegawai
(gaji) yaitu 89,08% dengan nominal sebesar Rp 1,49 triliun, lebih rendah dari alokasi anggaran
sebesar Rp 9,44 triliun.
Sementara itu, belanja modal yang mengindikasikan kinerja pemerintah provinsi dalam
merealisasikan rencana investasi menunjukkan prosentase yang cukup baik, yaitu mencapai
99,54% dari anggaran. Tingginya penyaluran anggaran mengindikasikan adanya perbaikan
tata cara pelaporan pelaksanaan anggaran atas anggaran periode sebelumnya, sehingga dana
pelaksanaan kegiatan dapat diperoleh tepat waktu guna mendukung pembangunan
infrastruktur di daerah. Selain itu, realisasi belanja modal yang hampir mencapai 100%
mengindikasikan lancarnya proses tender pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Baiknya realisasi APBD Provinsi Jawa Timur tercermin pada penurunan saldo dana
pemerintah di perbankan pada triwulan ini (lihat gambar 4.1).
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur
101
BAB IV – PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan IV – Tahun 2012
Saat ini, sumber pembiayaan pembangunan Provinsi Jawa Timur masih berasal dari
APBD daerah, antara lain: pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan, serta dana
penyesuaian & otonomi khusus. Sedangkan alternatif sumber pembiayaan lainnya seperti
obligasi daerah, utang/pinjaman luar negeri dan instrumen pembiayaan lainnya masih belum
digunakan.
Grafik 4.1
Dana Pemerintah Prov/ kab/Kota di Perbankan
Sumber: Laporan Bank Umum, Bank Indonesia
-
2.000.000
4.000.000
6.000.000
8.000.000
10.000.000
12.000.000
14.000.000
16.000.000
18.000.000
I I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2004 2008 2009 2010 2011 2012
Tabungan Deposito Giro
�
Bab Bab Bab Bab 5555
�
KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKATMASYARAKATMASYARAKATMASYARAKAT
�
102
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5555 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5555.1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM .1. UMUM
Pada triwulan IV-2012, Kondisi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur yang
tercermin pada kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan
menunjukkan kondisi perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Indikator
ketenagakerjaan baik dari data Ketenagakerjaan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
Timur (BPS Jatim) mengindikasikan adanya peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja.
Namun sebaliknya, Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan IV-2012 di Jawa Timur
mengindikasikan adanya sedikit penurunan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama di
sektor industri pengolahan. Sementara itu, adanya kenaikan rata-rata UMK di
Kabupaten/Kota Jawa Timur, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Jawa Timur seiring dengan relatif stabilnya tekanan inflasi.
Kondisi kesejahteraaan masyarakat pedesaan juga menunjukan adanya
peningkatan, tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan
(NTN) berada di atas level 100. Kenaikan Nilai Tukar Nelayan (NTN) disebabkan oleh lebih
tingginya kenaikan indeks harga yang diterima oleh nelayan dibandingkan dengan indeks
harga yang harus dibayarkan. Demikian pula terhadap Nilai Tukar Petani (NTP)
menunjukkan peningkatan yang didorong oleh pertumbuhan indeks harga yang diterima
petani (It) lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayarkan (Ib).
5.25.25.25.2. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN. KETENAGAKERJAAN
Perbaikan perekonomian Jawa Timur yang masih terus berlangsung hingga
dipenghujung tahun 2012, memberikan dampak positif pada kondisi ketenagakerjaan.
Meskipun berbagai permasalahan terkait ketidaksesuaian tenaga kerja masih terjadi,
namun jumlah pengangguran pada triwulan IV-2012 mengalami penurunan.
103
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5555.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur
Situasi ketenagakerjaan di Jawa Timur relatif membaik dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Jumlah angkatan kerja di Jatim per Agustus 2012
sebanyak 19,90 Juta orang, meningkat dibandingkan data ketenagakerjaan di bulan
Agustus 2011 (19,76 juta). Peningkatan ini menyebabkan menurunnya rasio penduduk
yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja yang biasa disebut dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT). Pada periode laporan tercatat TPT mengalami penurunan
dari 4,16% menjadi sebesar 4,12%.
Demikian juga dengan pertumbuhan ekonomi Jatim yang tinggi juga menjadi
faktor pendorong terjadinya peningkatan penyerapan tenaga kerja. Tercatat terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang bekerja, dari 18,94 juta menjadi 19,08 juta jiwa.
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555.1.1.1.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 – 2012)
Sumber : BPS Jatim, (diolah)
GrafikGrafikGrafikGrafik 5555.1 .1 .1 .1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral
Secara sektoral, distribusi penyerapan tenaga kerja terbesar di Jawa Timur pada
triwulan laporan masih didominasi oleh ketiga sektor unggulannya yaitu pertanian
dengan proporsi sebesar 39,30% yang diikuti oleh sektor perdagangan dengan
proporsi sebesar 20,17% kemudian disusul oleh sektor industri yang menyerap sebesar
14,91% dari total tenaga kerja di Jawa Timur. Dominasi sektor pertanian menjadi ciri
dari wilayah pedesaan yang merupakan wilayah terluas di Jawa Timur. Namun demikian
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
Total
Angkatan Kerja 20.117.245 20.178.590 20.316.773 20.338.568 20.623.490 19.527.051 20.251.672 19.761.885 19.831.685 19.901.558
Bekerja 18.861.360 18.882.277 19.123.221 19.305.056 19.611.540 19.698.108 19.406.025 18.940.340 19.012.225 19.081.995
Menganggur 1.255.885 1.296.313 1.193.552 1.033.512 1.011.950 828.943 845.647 821.546 819.460 819.563
TPAK (%) 69,69% 69,32% 69,36% 69,25% 69,77% 69,08% 71,39% 69,49% 69,55% 69,62%
TPT (%) 6,24% 6,42% 5,87% 5,08% 4,91% 4,25% 4,18% 4,16% 4,14% 4,12%
2008
Kegiatan
2009 2011 20122010
18.200
18.400
18.600
18.800
19.000
19.200
19.400
19.600
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Jasa Kemasyarakatan Industri Perdagangan Pertanian TOTAL
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
104
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
penurunan sektor lahan pertanian akibat konversi lahan untuk pemukiman dan industri
diyakini akan berdampak pada penurunan tenaga kerja di sektor ini dan beralih pada
sektor lainnya.
GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.2 .2 .2 .2 GGGGrafikrafikrafikrafik 5555.3.3.3.3
Penyerapan Tenaga Kerja Komposisi Tenaga Kerja Formal
Grafik Grafik Grafik Grafik 5555.4 .4 .4 .4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal
Berdasarkan komposisinya, karakteristik tenaga kerja di Jawa Timur masih
didominasi oleh penyerapan tenaga kerja di sektor informal. Komposisi terbesar pada
kelompok pekerja tak dibayar dan posisi berikutnya diduduki oleh kelompok berusaha
dibantu buruh. Hal ini menunjukan pada sektor tertentu, dominasi pekerja sosial yang
mengalami kecederungan sulit lepas dari kondisi kemiskinan semakin meningkat.
Kualitas komposisi tenaga kerja ini secara langsung menunjukan tingkat kesejahteraan
masyarakat Jawa Timur yang sebagian besar tinggal di pedesaan cenderung mengalami
kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan dengan imbalan upah yang memadai. Namun
Sumber: BPS Jawa Timur, (diolah)
Sumber: BPS Jawa Timur (diolah)
0,48 0,58 0,49 0,55 0,51 0,56 0,60 0,62 0,65 0,65
4,80 4,54 4,53 4,64 4,99 4,88 5,10 5,49 5,50 5,81
-20%
-15%
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
-
1
2
3
4
5
6
7
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Buruh/Karyawan Berusaha dibantu buruh tetap g berusaha dibantu buruh tetap g buruh/karyawan
3,33 3,45 3,40 3,42 3,29 3,02 2,89 2,89 2,67 2,76
4,26 4,25 4,34 4,46 4,36 4,10 3,85 3,85 3,99 3,61
1,48 1,50 1,57 1,51 1,46 1,47 1,43 1,43 1,41 1,39
0,86 1,00 0,94 1,04 1,01 0,91 1,05 1,05 1,13 1,19
3,65 3,56 3,85 3,69 3,99 3,77 3,62 3,62 3,67 3,69
-
2
4
6
8
10
12
14
16
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Pekerja Tak Dibayar Pekerja Bebas Non Pertanian Pekerja Bebas di Pertanian
Berusaha dibantu buruh tdk tetap Berusaha sendiri
5,29 5,12 5,02 5,19 5,50 5,44 5,70 6,11 6,15 6,45
13,58 13,76 14,10 14,12 14,11 13,26 12,84 12,84 12,86 12,63
-12%
-8%
-4%
0%
4%
8%
12%
16%
-
5
10
15
20
25
Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug
2008 2009 2010 2011 2012
Informal Formal G Formal G Informal
105
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
demikian selama tiga tahun terakhir, tercatat jumlah pekerja di sektor informal semakin
menurun dan bergeser pada sektor formal. Namun belum adanya dukungan sumber
dana yang kuat serta keterbatasan kemampuan sumber daya manusia pada sektor
informal, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja yang lambat dan tidak
bertahan lama pada sektor tersebut.
Di sisi lain, perkembangan tenaga kerja di sektor formal sedikit mengalami
peningkatan, yang didominiasi oleh tenaga buruh/ karyawan yang mencapai 89,99%
dari total tenaga kerja yang bekerja di sektor formal, sedangkan selebihnya merupakan
tenaga kerja yang masuk dalam kategori berusaha dibantu buruh tetap (wirausaha).
5555.2..2..2..2.2222. . . . Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)1111
Berbeda dengan indikator ketenagakerjaan dari BPS Provinsi Jawa Timur,
indikator ketenagakerjaan hasil Survei Kegiatan Usaha (SKDU) yang di Bank Indonesia di
wilayah kerja Jawa Timur mengalami penurunan, tercermin dari nilai Saldo Bersih
Terimbang (SBT)2 sebesar -1,99% turun 4,69 dibandingkan triwulan sebelumnya.
Penurunan tertinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan sebesar 4,33% yang diikuti
oleh sektor Pengangkutan sebesar 0,64% dan sektor Pertanian sebesar 0,15%.
Perlambatan kinerja sektor-sektor ini pada triwulan IV-2012 menyebabkan
menurunnya nilai SBT Penggunaan Tenaga Kerja.
Dilain pihak, membaiknya kinerja sektor lainnya turut mempengaruhi
penggunaan tenaga kerja pada sektor terkait, yang ditunjukkan dengan meningkatnya
nilai SBT sektor tersebut dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan nilai
SBT tertinggi terjadi pada sektor Jasa yang diikuti oleh sektor Pertambangan dan sektor
Keuangan serta sektor Bangunan.
Meskipun ke depan akan terjadi kenaikan upah minimum karyawan(UMK), tarif
dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM), diperkirakan pelaku kegiatan usaha
masih optimis akan terjadi peningkatan penggunaan tenaga kerja pada triwulan yang
akan datang.
1 SKDU (Survei Kegiatan Dunia Usaha) adalah survei yang dilakukan Bank Indonesia secara triwulan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi (sisi penwaran) di sektor riil pada triwulan sedang berjalan maupun perkiraan triwulan yang akan datang. 2 Diperoleh dari hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.
106
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....2222 Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Jawa Timur
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (diolah)
Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....5555 Grafik Grafik Grafik Grafik 5555....6666 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral
5555.3. .3. .3. .3. UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM UPAH MINIMUM KAB/KOTAKAB/KOTAKAB/KOTAKAB/KOTA
Pada tanggal 24 November 2012 Gubernur Jawa Timur telah menetapkan upah
minimum 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, yang tertuang dalam Peraturan Gubernur
Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa
Timur Tahun 2013. Dibandingkan dengan UMK 2012, UMK 2013 ini umumnya
mengalami peningkatan dengan tingkat perubahan yang bervariasi. Peningkatan
tertinggi terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik (38,4%) sedangkan terendah
berada di Kabupaten Pamekasan (8,7%). Apabila dilihat dari nilai rupiahnya, tertinggi
adalah Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik (Rp 1.740.000,00) sedangkan terendah
berada di Kabupaten Magetan (Rp 866.250,00). Tingkat kebutuhan hidup (KLH) di
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
TOTAL PERTANIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN PHR%, SBT
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN
PHR PERTAMBANGAN
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH BANGUNAN
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN
JASA - JASA
%, SBT
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
2013
IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV I*I*I*I*
R E AL IS AS IR E AL IS AS IR E AL IS AS IR E AL IS AS I
2,89 -0,79 -0,82 -0,94 1,54 -0,62 -0,39 -0,15 0,31
P E RTAMBANGAN 0,00 0,04 -0,94 0,04 0,03 -0,21 -0,21 0,37 0,29
INDUS TR I P E NGOLAHAN -3,18 -0,46 -1,66 0,28 -3,50 3,44 -1,69 -4,33 -0,30
L IS TR IK, GAS DAN AIR BE RS IH 0,07 0,61 -0,08 -0,05 -0,77 -0,82 -0,03 -0,02 -0,41
BANGUNAN 1,64 1,32 -0,37 0,35 0,26 0,49 0,00 0,24 -0,24
PHR -0,58 1,65 0,63 -1,38 3,23 3,67 7,30 0,84 5,48
P E NGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS I -0,60 -0,54 0,19 0,33 -1,52 0,46 -1,93 -0,64 -0,27
KE UANGAN, P E R S EWAAN & J ASA P E RUSAHAAN 2,13 1,72 1,67 1,36 0,32 0,71 -0,21 0,34 0,45
JASA - J AS A 0,79 0,90 0,84 0,00 -0,42 0,42 -1,82 1,36 0,45
TOTALTOTALTOTALTOTAL 3,163,163,163,16 4,444,444,444,44 -0,54-0,54-0,54-0,54 -0,02-0,02-0,02-0,02 -0,83-0,83-0,83-0,83 7,547,547,547,54 2,702,702,702,70 -1,99-1,99-1,99-1,99 5,765,765,765,76
*) Ekpektasi Penyerapan Teanaga Kerja
2011 2012
P E RTANIAN
S E KTORS E KTORS E KTORS E KTOR
107
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Kota Surabaya yang relatif tinggi menjadi salah satu pertimbangan penetapan UMK
tersebut. Adanya kenaikan rata-rata UMK di Kabupaten/Kota Jawa Timur dengan
stabilnya laju inflasi, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa
Timur.
Dari sisi dunia usaha, kenaikan UMK disikapi berbeda (uraian lengkap di boks I)
kenaikan UMK dan TTL yang mulai berlaku sejak awal tahun 2013 serta serta adanya
wacana kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintah lainnya menjadi salah satu faktor
kenaikan biaya produksi yang pada akhirnya akan berpotensi mendorong inflasi (boks
2). Disamping itu dikawatirkan dapat berdampak luas terhadap dunia usaha dan akan
berpotensi terhadap fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena
ketidakmampuan pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....3333 Kenaikan UMK Jawa Timur
Sumber : Disnakertrans
5555....4444. . . . KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAANKESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN
Tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur pada triwulan IV-2012
relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya, khususnya didorong oleh perbaikan
Tukar Nelayan (NTN). Demikian pula dengan Nilai Tukar Petani (NTP) yang
mengindikasikan kondisi kejahteraan petani juga menunjukkan sedikit peningkatan.
No KOTA/KAB
UPATEN
2012 2013 KENAIKAN
(%)
1 Kota Surabaya Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,4
2 Kabupaten
Gresik
Rp1.257.000 Rp1.740.000 38,4
3 Kabupaten
Pasuruan
Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,4
4 Kabupaten
Sidoarjo
Rp1.252.000 Rp1.720.000 37,4
5 Kabupaten
Mojokerto
Rp1.234.000 Rp1.700.000 37,8
6 Kabupaten
Malang
Rp1.132.254 Rp1.343.700
18,7
7 Kota Malang Rp1.130.500 Rp1.340.300 18,6
8 Kota Batu Rp1.100.215 Rp1.268.000 15,3
9 Kabupaten
Jombang
Rp978.200 Rp1.200.000 22,7
10 Kabupaten
Probolinggo
Rp888.500 Rp1.198.600 34,9
11 Kota Pasuruan Rp975.000 Rp1.195.800 22,6
12 Kabupaten
Tuban
Rp970.000 Rp1.144.400 18
13 Kota Kediri Rp1.037.500 Rp1.128.400 8,8
14 Kabupaten
Sampang
Rp800.000 Rp1.104.600 38,1
15 Kota
Probolinggo
Rp885.000 Rp1.103.200 24,7
16 Kabupaten
Jember
Rp920.000 Rp1.091.950 18,7
17 Kabupaten
Kediri
Rp999.000 Rp1.089.950 9,1
18 Kabupaten
Banyuwangi
Rp915.000 Rp1.086.400 18,7
19 Kabupaten
Lamongan
Rp950.000 Rp1.075.700
13,2
No KOTA/KAB
UPATEN
2012 2013 KENAIKAN
(%)
20 Kabupaten
Pamekasan
Rp975.000 Rp1.059.600 8,7
21 Kabupaten
Situbondo
Rp802.500 Rp1.048.000 30,6
22 Kota
Mojokerto
Rp875.000 Rp1.040.000 18,9
23 Kabupaten
Bojonegoro
Rp930.000 Rp1.029.500 10,7
24 Kabupaten
Lumajang
Rp825.391 Rp1.011.950 22,6
25 Kabupaten
Tulungagung
Rp815.000 Rp1.007.900
23,7
26 Kabupaten
Bangkalan
Rp885.000 Rp983.800 11,2
27 Kabupaten
Sumenep
Rp825.000 Rp965.000 17
28 Kabupaten
Madiun
Rp775.000 Rp960.750 24
29 Kabupaten
Nganjuk
Rp785.000 Rp960.200 22,3
30 Kota Madiun Rp812.500 Rp953.000 17,3
31 Kabupaten
Blitar
Rp820.000 Rp946.850 15,5
32 Kabupaten
Bondowoso
Rp800.000 Rp946.000 18,3
33 Kota Blitar Rp815.000 Rp924.000 13,4
34 Kabupaten
Ponorogo
Rp745.000 Rp924.000 24
35 Kabupaten
Trenggalek
Rp760.000 Rp903.900 18,9
36 Kabupaten
Ngawi
Rp780.000 Rp900.000 15,4
37 Kabupaten
Pacitan
Rp750.000 Rp887.250 18,3
38 Kabupaten
Magetan
Rp750.000 Rp866.250
15,5
108
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
5555....4444.1. .1. .1. .1. Kesejahteraan PetaniKesejahteraan PetaniKesejahteraan PetaniKesejahteraan Petani
Pada triwulan IV-2012, Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Timur mengalami
sedikit peningkatan dan telah melampaui level 100 yang mengindikasikan bahwa
kesejahteraan petani di Jawa Timur berada pada level yang cukup baik. Tercatat NTP
Jawa Timur pada periode laporan adalah sebesar 103,28 meningkat dibandingkan
triwulan III-2012 yang tercatat sebesar 103,25. Namun demikian, apabila dibandingkan
dengan indikator kesejahteraan nasional, NTP Jawa Timur masih berada di bawah level
NTP Nasional yaitu sebesar 105,72.
Kenaikan NTP Jawa Timur didorong oleh indeks harga yang diterima petani (lt)
lebih tinggi yaitu sebesar 1,39 (qtq) dibandingkan indeks harga yang dibayarkan oleh
petani (lb) jauh lebih kecil yaitu sebesar 0,93 (qtq).
Peningkatan indeks harga yang diterima petani (lt) disebabkan oleh kenaikan (lt) 2
(dua) sub sektor pertanian yaitu Sub Sektor Tanaman Pangan dan Sub Sektor Peternakan.
Sementara Sub Sektor Hortikultura, Sub sektor Perikanan dan Sub Sektor Tanaman
Perkebunan Rakyat mengalami penurunan.
GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....7777 GrGrGrGrafikafikafikafik 5555....8888 NTP Nasional & Jawa Timur NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim)
GrGrGrGrafik afik afik afik 5555....9999 GrGrGrGrafik afik afik afik 5.5.5.5.10101010 It serta Pertumbuhan Nasional & Jatim Ib dan Pertumbuhan Nasional & Jatim
90
92
94
96
98
100
102
104
106
108
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
NTP Nasional NTP Jawa Timur
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
90
92
94
96
98
100
102
104
106
108
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
NTP Nasional NTP Jawa Timur g It Nasional g It Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
lt Nasional lt Jatim g lt Nasional g lt Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-1
-0,5
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Ib Nasional Ib Jatim g Ib Nasional g Ib Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
109
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Karakteristik petani di Jawa Timur yang sebagian besar merupakan buruh (tidak
punya lahan) menyebabkan petani tidak punya kemampuan/daya tawar yang tinggi atas
pendapatan yang diterimanya. Disamping itu, sistem ijon turut menjadi faktor lainnya
yang menahan kenaikan NTP.
GrGrGrGrafik 5afik 5afik 5afik 5....11111111 Ib vs inflasi sub bahan makanan
5555....4444.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan.2. Kesejahteraan Nelayan
Kondisi kesejahteraan nelayan yang tercermin pada Nilai Tukar Nelayan (NTN)
Provinsi Jawa Timur pada triwulan IV-2012, mengalami peningkatan dibandingkan
triwulan sebelumnya. Tercatat Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada triwulan III-2012 sebesar
152,79 meningkat menjadi 153,79 pada triwulan IV-2012. Berbeda dengan karakteristik
Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur memiliki nilai lebih baik
dibandingkan nasional atau cenderung berada di atas level nasional, dengan kisaran nilai
berada di level 150. Dengan demikian, tingkat kesejahteraan nelayan di Jatim lebih baik
dibandingkan petani. Biaya operasional yang relatif lebih rendah, serta faktor risiko
kegagalan yang tidak setinggi di sektor pertanian menjadi salah satu penyebab tingginya
nilai NTN dibandingkan NTP. Selain itu, kuantitas tangkapan yang baik dan respon harga
pasar yang menguntungkan faktor pendukung peningkatan Nilai Tukar Nelayan (NTN).
Sementara itu, berdasarkan komposisinya peningkatan indeks harga yang
diterima nelayan pada periode ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa jenis ikan,
seperti ikan bambangan/merah, ikan bawal dan udang belanak. Sedangkan kenaikan
indeks harga yang dibayar oleh nelayan dipicu oleh kenaikan indeks harga konsumsi
rumah tangga yaitu beras serta indeks harga biaya produksi dan penambahan barang
modal yaitu biaya buruh dan biaya sewa.
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Ib Jawa Timur Inflasi
Sumber : BPS Jatim (diolah)
110
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
GrGrGrGrafikafikafikafik 5.5.5.5.11111111 GrGrGrGrafikafikafikafik 5.15.15.15.12222 NTN Nasional & Jawa Timur NTN serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim)
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....4444 Daya beli per kapita petani & nelayan3
Sumber : BPS Jatim, (diolah)
5555....5555. . . . PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMURPROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR
Perbaikan perekonomian Jawa Timur yang masih terus berlansung pada
beberapa tahun terakhir memberikan dampak positif pada kondisi peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Salah satu indikator kesejahteraan yang tercermin dari angka kemiskinan dari
tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas), jumlah penduduk Jawa Timur yang berada di bawah garis kemiskinan (penduduk
miskin)4 pada September 2012 sebanyak 4,96 juta atau 13,08% dari total penduduk di Jawa
Timur, turun dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 5,23 juta (13,85%).
GrGrGrGrafikafikafikafik 5.125.125.125.12
Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%)
3 Daya beli petani & nelayan dihitung berdasarkan PDRB sub sektor pertanian & jumlah tenaga kerja di sektor pertanian
4 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
NTN Nasional NTN Jawa Timur
Sumber : BPS Jatim (diolah)
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2009 2010 2011 2012
Nasional Jatim g NTN Nasional g NTN Jatim
Sumber : BPS Jatim (diolah)
0
5
10
15
20
25
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
19,9521,09
19,98
18,51
16,68
15,2614,23
13,4
%
2007 2008 2009 2010 2011 2012
1.145.335 1.186.965 1.222.999 1.302.092 1.397.310 1.433.618 Daya beli petani & nelayan (Rp)
Tahun
111
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Konsistensi dan komitmen Pemerintah pusat maupun daerah telah berupaya untuk
melaksanakan berbagai program dalam rangka pengentasan kemiskinan dengan menunjukkan
efektivitasnya sehingga dapat menekan angka kemiskinan. Di Jawa Timur program-program
penganggulangan dan pengentasan kemiskinan dimaksudkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan peran masyarakat serta fungsi lembaga-lembaga Desa guna mendorong
kesadaran kaum miskin dalam memperbaiki nasibnya. Salah satu contoh program yang
dilaksanakan adalah Program Pemberdayaan Potensi Desa/Kelurahan (P3D/K) yang telah
dialokasikan oleh Bapemas Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2011 dan sekarang ini telah
memasuki tahap penguatan.
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....5555 Garis Kemiskinan, Jumlah & Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Penghitungannya tidak lepas dari besaran garis kemiskinan yang telah ditetapkan. Garis
kemiskinan pada bulan September 2012 sebesar Rp 243.783,- atau meningkat sebesar 4,54%
dari garis kemiskinan Maret 2012. Peningkatan angka garis kemiskinan tersebut salah satunya
dipengaruhi oleh laju inflasi di Jawa Timur. Komoditas makanan yang berpengaruh besar
MakananBukan
MakananTotal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan
Maret 2008 131.487 51.921 183.408 2.438,76 13,15
Maret 2009 145.676 56.948 202.624 2.148,51 12,17 -0,98
Maret 2010 152.965 60.418 213.383 1.873,55 10,58 10,58
Maret 2011 169.242 65.303 234.546 1.768,23 9,87 -0,71
Sept 2011 174.210 68.193 242.403 1.734,31 9,66 -0,21
Maret 2012 175.806 69.499 245.305 1.630,63 9,06 -0,81
Sept 2012 182.073 71.874 253.947 1.605,96 8,90 -0,16
Pedesaan
Maret 2008 118.971 36.461 155.432 4.581,19 23,64
Maret 2009 131.522 43.106 174.628 3.874,07 21,00 -2,64
Maret 2010 139.806 46.073 185.879 3.655,76 19,74 19,74
Maret 2011 155.457 50.818 206.275 3.587,98 18,19 -1,55
Sept 2011 161.141 53.025 214.166 3.493,00 17,66 -0,53
Maret 2012 167.352 54.864 222.216 3.440,34 17,35 -0,84
Sept 2012 176.674 57.882 234.556 3.354,58 16,88 -0,47
Kota + Desa
Maret 2008 125.091 44.020 169.112 7.019,95 18,51 -1,47
Maret 2009 138.440 49.874 188.317 6.022,59 16,68 -1,83
Maret 2010 146.240 53.087 199.327 5.529,30 15,26 -1,42
Maret 2011 162.017 57.711 219.727 5.365,21 14,23 -1,03
Sept 2011 167.360 60.243 227.603 5.227,31 13,85 -0,38
Maret 2012 171.375 61.827 233.202 5.070,98 13,40 -0,83
Sept 2012 179.244 64.540 243.783 4.960,54 13,08 -0,32
Sumber : BPS Jatim
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Daerah/ tahun
Jumlah
Penduduk Miskin
(Ribu)
Persentase
Penduduk Miskin
Perubahan
Persentase
Penduduk Miskin
(%)
112
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, rokok filter, gula pasir, tempe dan tahu. Disisi
lain, komoditas bukan makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan
adalah perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan transportasi. Sementara itu, untuk
daerah perkotaan kontributor terbesar terhadap garis kemiskinan non makanan adalah
perumahan, pendidikan, bensin, pakaian perempuan dewasa dan pakain jadi. Sedangkan di
pedesaan komoditasnya adalah perumahan, kayu bakar, pakaian jadi anak-anak, listrik dan
pakaian jadi laki-laki dewasa.
Tingginya pengaruh pergerakan harga perumahan terhadap garis kemiskinan menjadi
satu hal yang harus diperhatikan. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR)5
diketahui bahwa tren pergerakan harga rumah terus meningkat hingga mencapai 4,5% (qtq)
yang terutama disumbang oleh rumah tipe besar dan menengah.
Kemiskinan tidak hanya mencakup persentase penduduk miskin, tetapi juga
menyangkut seberapa besar jarak dan keragaman pengeluaran penduduk miskin terhadap
garis kemiskinan. Indikator tersebut dapat dihat dari (P1) dan (P2). Dari data kemiskinan rilis
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (BPS Jatim) digambarkan bahwa indeks kedalaman
kemiskinan (P1) mengalami peningkatan sebesar 0.12 poin. Tercatat pada Maret 2012 sebesar
1,81 menjadi 1.93 pada September 2012. Peningkatan Indeks Kedalaman Kemiskinan terjadi di
perkotaan (0,04 poin) dan pedesaan (0,2 poin). Sementara itu Indeks Keparahan Kemiskinan
mengalami kenaikan 0,06 poin atau menjadi 0,44 pada September 2012. Peningkatan
keduanya mengindikasikan rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis
kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar.
5SHPR (Survei Harga Properti Residensial) adalah survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara triwulanan untuk memperoleh informasi dini mengenai perkembangan harga properti residensial dan perkiraan ke depan sebagai salah satu masukan dalam memformulasikan kebijakan moneter.
113
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB V – KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tabel Tabel Tabel Tabel 5555....6666 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
di Jawa Timur Menurut Daerah
Tahun Kota Desa Kota + Desa
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 )
Maret 2008 2,34 4,38 3,38
Maret 2009 2,18 3,54 2,88
Maret 2010 1,53 3,18 2,38
Maret 2011 1,51 2,96 2,27
September 2011 1,25 2,67 2
Maret 2012 1,25 2,32 1,81
September 2012 1,29 2,52 1,93
Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 )
Maret 2008 0,61 1,23 0,93
Maret 2009 0,6 0,91 0,76
Maret 2010 0,37 0,79 0,59
Maret 2011 0,35 0,72 0,54
September 2011 0,28 0,63 0,46
Maret 2012 0,27 0,48 0,38
September 2012 0,30 0,57 0,44
Sumber : BPS Jatim
�
Bab Bab Bab Bab 6666
�
PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN PERKIRAAN EKONOMI DAN
HARGAHARGAHARGAHARGA
�
114
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.1111 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.Grafik 6.2222 Indeks Indeks Indeks Indeks Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi Ekspektasi PenghasilanPenghasilanPenghasilanPenghasilan
6666 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGAPERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
6.16.16.16.1 PERKIRAANPERKIRAANPERKIRAANPERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMURPERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR
Pada triwulan I-2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada
rentang pertumbuhan 7,00%–7,25% (yoy). Perekonomian Jawa Timur triwulan ini
diperkirakan relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan
pada level 7,09% (yoy).
Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih ditopang oleh
tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada hasil survei konsumen.
Penetapan tingkat Upah Minimum Kota (UMK) tahun 2013 dengan kenaikan 15% - 20%
diperkirakan turut mendorong daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah,
sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat konsumsi rumah tangga. Komponen
terbesar selanjutnya, yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil meskipun
tantangan kenaikan biaya produksi akibat kebijakan penetapan TTL, UMK dan gas industri
serta masih berlanjutnya pelemahan perekonomian globalakan mempengaruhi kebijakan
perusahaan untuk berproduksi, ekspansi atau membuka usaha baru.
Selanjutnya, pelemahan ekonomi global yang mulai merambat di kawasan Asia
diperkirakan turut mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri meskipun transaksi
ekspor impor antar daerah/provinsi tetap tumbuh tinggi. Namun, patut diwaspadai
terjadinya penurunan nilai net ekspor karena masih tingginya level impor dibandingkan
ekspor secara keseluruhan. Sebagaimana pola sebelumnya, belanja pemerintah di awal
tahun terindikasi masih minim, namun diperkirakan mengalami perbaikan seiring makin
membaiknya awareness pemerintah daerah.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
INDEKS
80
90
100
110
120
130
140
150
160
170
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Indeks Penghasilan Saat Ini
Indeks Ekspektasi Penghasilan Saat Ini
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
INDEKS
115
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Di sisi penawaran, kinerja sektor PHR diperkirakan masih cukup stabil dengan didukung
tingginya transaksi perdagangan antar pulau/daerah, serta peranan subsektor hotel dan
restoran yang semakin meningkat seiring membaiknya daya beli masyarakat ekonomi
menengah ke bawah. Menghadapi tantangan kenaikan biaya produksi di awal tahun,
sektor industri pengolahan diproyeksikan sedikit melambat, ditambah dengan masih
lemahnya permintaan global yaitu di kawasan Amerika Serikat dan Eropa. Sementara itu,
tibanya masa tanam di sub sektor tanaman bahan makanan dan masih tingginya potensi
gangguan cuaca (curah hujan dan angin) hingga akhir Februari 2013 diperkirakan turut
mempengaruhi kinerja sub sektor pertanian hingga diperkirakan mengalami perlambatan
meskipun masih berada pada level 1,50% (yoy). Kondisi sektoral pada triwulan I-2013 ini
searah dengan indeks realisasi usaha dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) atas
estimasi realisasi usaha dan penggunaan tenaga kerja sektoral tiga sektor utama di Jawa
Timur.
6.2 6.2 6.2 6.2 PERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMURPERKIRAAN INFLASI JAWA TIMUR
Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator harga, maka
inflasi kota Jawa Timur pada triwulan I-2013 diperkirakan secara tahunan berada di kisaran
5,10% s/d 5,45%.
Grafik Grafik Grafik Grafik 6666....3333 Estimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi UsahEstimasi Realisasi Usaha Twa Twa Twa Tw IIII----2012012012013333
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II III IV I II III IV I*
2011 2012 2013
TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.4.4.4.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw IIII----2012012012013333
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
I II III IV I II III IV I*
2011 2012 2013
TOTAL PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indoneisa (diolah)
116
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko
Tw IV-12 Tw I-13 Faktor Risiko
Volatile Food
Tw I-13 : Minim panen dan baru
memasuki musim tanam di akhir
periode
Administered
Price
Tw I-13 : Kenaikan cukai rokok
diperkirakan belum meningkat
signifikan
Tw I-13 : - Fluktuasi Harga
Komoditas Internasional masih
dalam batas minim (Emas &
Minyak Bumi & komoditas
internasional)- Potensi depresiasi nilai tukar
rupiah pun diperkirakan masih
dalam batas normalCore Inflation
Menurun Meningkat Stabil
Peningkatan tersebut diperkirakan banyak dipengaruhi oleh inflasi volatile food yang
masih berpotensi untuk meningkat dan cenderung berfluktuasi. Kondisi ini dipengaruhi oleh
masih tingginya gangguan cuaca (curah hujan dan angin) pada produksi sub kelompok bahan
makanan, sebagaimana diinformasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
Prov.Jawa Timur (BMKG Jatim), khususnya pada daerah produsen, seperti daerah Jember,
Probolinggo dan Bojonegoro. Di sisi lain, tekanan inflasi terkait pergerakan harga komoditas
internasional relatif minim seiring masih lemahnya permintaan global sehingga diperkirakan
masih dalam tren menurun.
Grafik 6.5 Ekspektasi Konsumen Terhadap Harga Barang
& Jasa Di Surabaya
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
200,00
220,00
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Ekspektasi konsumen terhadap harga 3 bulan yang akan datang
Ekspektasi konsumen terhadap harga 6 bulan yang akan datang
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5
2010 2011 2012 2013
Perubahan harga umum 3 bulan yad Perubahan harga umum 6 bulan yad
Sumber: Hasil Survei Konsumen BI (diolah)
Indeks
117
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa Provinsi Jawa TimurTimurTimurTimur
Triwulan IV – Tahun 2012
BAB VI – PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA
Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan masih berasal dari
kelompok non tradeable, khususnya yang disebabkan oleh kenaikan Upah Minimum Kota
(UMK). Pergerakan harga emas dan kurs rupiah diperkirakan relatif stabil sehingga mengurangi
tekanan kelompok ini pada periode laporan. Sementara itu kondisi output gap yang
menggambarkan kesenjangan antara sisi permintaan dan penawaran diperkirakan masih
berada pada kondisi yang cukup baik dan tidak memberikan dorongan yang signifikan
terhadap kenaikan harga, meskipun pada triwulan I-2013 diperkirakan akan terjadi dorongan
pada sisi permintaan dan penawaran seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi di Jawa
Timur. Namun peningkatan tersebut masih dapat dipenuhi mengingat masih terdapat ruang
untuk mengoptimalkan penggunaan kapasitas terpasang pada sektor produksi. Ekspektasi
masyarakat atas tingkat inflasi mendatang diperkirakan masih memberikan tekanan. Ekspektasi
kenaikan harga 3 bulan yang akan datang berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) dan Survei
Pedagang Eceran (SPE) menunjukkan peningkatan baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Selanjutnya dorongan dari sisi administered price pada triwulan I-2013 diperkirakan
mengalami peningkatan. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya potensi dampak kenaikan
Tarif Tenaga Listrik (TTL), Upah Minimum Kota (UMK) serta cukai rokok di awal tahun
diperkirakan menjadi faktor pendorong utama kelompok ini.
6.6.6.6.3333 PROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKANPROSPEK PERBANKAN JAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR
Pada triwulan I-2013, kinerja industri perbankan di Jawa Timur diperkirakan sedikit
mengalami perbaikan, meskipun terdapat tekanan dari beberapa faktor. Struktur dan pondasi
sistem perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga terutama ditopang oleh
peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan. Pelonggaran suku bunga disertai penyusunan
strategi pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan diharapkan mampu meningkatkan
peran sektor perbankan untuk mendorong perekonomian daerah.
Selanjutnya, pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan I-2013 diperkirakan
mengalami peningkatan, meskipun tidak sebesar pertumbuhan tahun sebelumnya. Tren
penurunan suku bunga perbankan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit,
khususnya pada sektor produktif, namun dalam batas pertumbuhan yang terjaga. Sektor
ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, sektor
konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi pertanian masih menjadi sektor unggulan
bagi perbankan untuk dibiayai. Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap
tumbuh stabil.
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan II – Tahun 2012
DAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAHDAFTAR ISTILAH
Administered priceAdministered priceAdministered priceAdministered price
Harga barang yang diaur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar
listrik
APBDAPBDAPBDAPBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah
yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan
perauran daerah
BI RateBI RateBI RateBI Rate
Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap
bulannya
BIBIBIBI----RTGSRTGSRTGSRTGS
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban
bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap instruksi
transfer dana
Bobot inflasiBobot inflasiBobot inflasiBobot inflasi
Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komodias terhadap tingkat inflasi secara
keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap
komoditas tersebut
Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)Dana Pihak Ketiga (DPK)
Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka
Ekspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan ImporEkspor dan Impor
Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar
provinsi
Faktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor FundamentalFaktor Fundamental
Faktor pendorong inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, yakni interaksi
permintaan-penawaran atau output gap, eksernal serta ekspektasi inflasi masyarakat
Fakor NonFakor NonFakor NonFakor Non FundamentalFundamentalFundamentalFundamental
Faktor pendorong inflasi yang berada di luar kewenangan otoritas moneter, yakni produksi
maupun distribusi bahan pangan (volatile foods) serta harga barang/jasa yang ditentukan oleh
pemerintah (adminisered price)
Financing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to DeposFinancing tto Deposit Ratio (FDR) aau Loan to Deposit Ratio (LDR)it Ratio (LDR)it Ratio (LDR)it Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam
rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional
Imported inflationImported inflationImported inflationImported inflation
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di
luar negeri (eksternal)
Indeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi KonsumenIndeks Ekspektasi Konsumen
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap
ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan II – Tahun 2012
Indeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi EkonomiIndeks Kondisi Ekonomi
Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap
kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100
Indeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan KonsumenIndeks Keyakinan Konsumen
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan
ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100
Inflasi IHKInflasi IHKInflasi IHKInflasi IHK
Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks
harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi
oleh masyarakat luas
Inflasi IntiInflasi IntiInflasi IntiInflasi Inti
Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices
InflowInflowInflowInflow
Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia
InvestasiInvestasiInvestasiInvestasi
Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi
KreditKreditKreditKredit
Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk
• Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement
(NPA)
• Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang
LiaisonLiaisonLiaisonLiaison
Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai
perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan
dalam bentuk laporan
MtmMtmMtmMtm
Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya
Net InflowNet InflowNet InflowNet Inflow
Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow
Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)
Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap otal penyaluran pembiayaan atau kredit oleh
bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,
sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang
lancar, (2) diragukan dan (3) macet
OmsetOmsetOmsetOmset
Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
OutfOutfOutfOutflowlowlowlow
Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia
Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,
restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah
DAFTAR ISTILAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur
Triwulan II – Tahun 2012
QtqQtqQtqQtq
Quarter to quarter. Perbandingan anara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya
Sektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi DominanSektor Ekonomi Dominan
Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan
pada pembenttukan PDRB secara keseluruhan
Volatile FoodVolatile FoodVolatile FoodVolatile Food
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sanga
bergejolak karena faktor-faktor tertentu
YoyYoyYoyYoy
Year on year. Perbandingan antara daa sau tahun dengan tahun sebelumnya
DAFTAR SINGKATAN
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
DAFTAR DAFTAR DAFTAR DAFTAR SINGKATANSINGKATANSINGKATANSINGKATAN
APBDAPBDAPBDAPBD
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BBMBBMBBMBBM
Bahan Bakar Minyak
BOPOBOPOBOPOBOPO
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
BPSBPSBPSBPS
Badan Pusat Statistik
IHKIHKIHKIHK
Indeks Harga Konsumen
IKKIKKIKKIKK
Indeks Keyakinan Konsumen
KPRKPRKPRKPR
Kredit Pemilikan Rumah
LDRLDRLDRLDR
Loan to Deposit Ratio
LTVLTVLTVLTV
Loan to Value
NIMNIMNIMNIM
Net Interest Margin
NPFNPFNPFNPF
Non Performing Financing
NPLNPLNPLNPL
Non Performing Loan
PHRPHRPHRPHR
Perdagangan, Hotel dan Restoran
PLNPLNPLNPLN
Perusahaan Listri Negara
PMAPMAPMAPMA
Penanaman Modal Asing
PMDNPMDNPMDNPMDN
DAFTAR SINGKATAN
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II – Tahun 2012
Penanaman Modal Dalam Negeri
PMTBPMTBPMTBPMTB
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
QQQQ----tttt----QQQQ
Quarter to quarter
RBBRBBRBBRBB
Rencana Bisnis Bank
YoyYoyYoyYoy
Year on year