kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan · pdf fileaspp-16 1 kajian empiris tentang...

41
ASPP-16 1 KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI PERUSAHAAN INDUSTRI PENGOLAHAN DI SURABAYA ELIA MUSTIKASARI Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya ABSTRACT This study was conducted to investigate corporate tax non compliance behavior, especially large and medium size manufacturing industry in Surabaya, East Java. Research design is survey research using questionnaire as instrument. The respondents of the study are tax professionals who have at least 1 year experience as tax professional in the manufacturing industry. Two hundred and thirty three tax professionals of 124 corporates participated in this study. The data was analysed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 5. The findings of this study show that, the effect of: (1) attitude toward non compliance behavior on tax professional intention is positive and significant; (2) subjective norm on tax professional intention is negative and significant; (3) moral obligation on tax professional intention is negative and significant; (4) perceived behavioral control on tax professional intention is positive and significant; (5) perceived behavioral control on corporate tax non compliance is negative and significant; (6) tax professional intention on corporate tax non compliance is positive and significant; (7) perceived corporate financial condition on corporate tax non compliance is negative and significant; (8) perceived corporate facilities on corporate tax non compliance is negative and significant; and (9) perceived organizational climate on corporate tax non compliance is negative and significant. Keywords: attitude toward non compliance behavior, subjective norm, moral obligation, perceived behavioral control, tax professional intention, perceived corporate financial condition, perceived corporate facilities, perceived organizational climate, corporate tax non compliance.

Upload: nguyendan

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   1 

KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI PERUSAHAAN INDUSTRI PENGOLAHAN DI SURABAYA

ELIA MUSTIKASARI

Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya

ABSTRACT

This study was conducted to investigate corporate tax non compliance behavior, especially large and medium size manufacturing industry in Surabaya, East Java. Research design is survey research using questionnaire as instrument. The respondents of the study are tax professionals who have at least 1 year experience as tax professional in the manufacturing industry. Two hundred and thirty three tax professionals of 124 corporates participated in this study. The data was analysed using Structural Equation Modeling (SEM) with Amos version 5.

The findings of this study show that, the effect of: (1) attitude toward non compliance behavior on tax professional intention is positive and significant; (2) subjective norm on tax professional intention is negative and significant; (3) moral obligation on tax professional intention is negative and significant; (4) perceived behavioral control on tax professional intention is positive and significant; (5) perceived behavioral control on corporate tax non compliance is negative and significant; (6) tax professional intention on corporate tax non compliance is positive and significant; (7) perceived corporate financial condition on corporate tax non compliance is negative and significant; (8) perceived corporate facilities on corporate tax non compliance is negative and significant; and (9) perceived organizational climate on corporate tax non compliance is negative and significant. Keywords: attitude toward non compliance behavior, subjective norm, moral

obligation, perceived behavioral control, tax professional intention, perceived corporate financial condition, perceived corporate facilities, perceived organizational climate, corporate tax non compliance.

Page 2: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   2 

1. Pendahuluan

Peran pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia

terus meningkat terhadap seluruh pendapatan negara. Dalam APBN tahun anggaran

2002, target penerimaan yang berasal dari pajak untuk tahun anggaran 2002 sampai

dengan 2005 terus meningkat. Peningkatan penerimaan APBN yang berasal dari pajak

direncanakan akan berlangsung terus sampai APBN menjadi APBN mandiri pada tahun

2007.

Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan

dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun 1983,

dan sejak saat itulah, Indonesia menganut sistem self assesment. Penerapan self

assesment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary

compliance) pada masyarakat telah terbentuk (Darmayanti, 2004). Kenyataan yang ada

di Indonesia menunjukkan tingkat kepatuhan masih rendah, hal ini bisa dilihat dari

belum optimalnya penerimaan pajak yang tercermin dari tax gap dan tax ratio.

Data yang akurat mengenai berapa jumlah tax gap Indonesia belum tersedia.

Namun dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Gunadi mengutip hasil laporan Badan Pemeriksa Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) tentang audit kinerja Direktorat Jenderal Pajak, bahwa Indonesia

mengalami tax gap yang cukup signifikan. (http:\\www.indodigest.com, 15 Maret

2006). Dari sisi lain, tax ratio Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN yaitu hanya

rata-rata sebesar 12,2 - 13,5 % untuk tahun 2001 – 2006 (Berita Pajak, 1 September

2005). Sementara itu, tax ratio negara-negara ASEAN sebesar: Malaysia (20,17%),

Singapura (21,4%), Brunai (18,8%), dan Thailand (17,28%). Angka tax gap yang

Page 3: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   3 

signifikan dan tax ratio yang masih rendah ini menunjukkan usaha memungut pajak (tax

effort) Indonesia rendah (Gunadi, 2004).

Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan

kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan

faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib

pajak badan.

Penelitian mengenai kepatuhan pajak sudah sering dilakukan. Beberapa peneliti

menggunakan kerangka model Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan

perilaku kepatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi (Blanthorne 2000; Bobek 2003).

Model TPB yang digunakan dalam penelitian memberikan penjelasan yang signifikan,

bahwa perilaku tidak patuh (noncompliance) wajib pajak sangat dipengaruhi oleh

variabel sikap, norma subyektif, dan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Bradley

(1994) dan Siahaan (2005) melakukan penelitian kepatuhan wajib pajak badan dengan

responden tax professional. Penelitian keduanya bukan merupakan penelitian perilaku.

Tax professional adalah orang profesional di perusahaan yang ahli di bidang perpajakan.

Oleh karena itu, untuk menjelaskan perilaku WP badan yang dalam hal ini diwakili oleh

tax professional perlu menggunakan teori perilaku individu dan perilaku organisasi.

2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

2.1 Pengaruh sikap terhadap niat berperilaku

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang

terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun

perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut.

Page 4: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   4 

Sikap mempunyai peran yang penting dalam menjelaskan perilaku seseorang dalam

lingkungannya, walaupun masih banyak faktor lain yang mempengaruhi perilaku,

seperti stimulus, latar belakang individu, motivasi, dan status kepribadian. Secara timbal

balik, faktor lingkungan juga mempengaruhi sikap dan perilaku.

Dalam Theory of Planned Behavior (TPB) (periksa Gambar 1: Theory of

Planned Behavior dalam lampiran), perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul

karena adanya niat untuk berperilaku. Sedangkan munculnya niat berperilaku

ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan

individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength

and outcome evaluation), (2) normative beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan

normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs

and motivation to comply), dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang

keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan

ditampilkan (control beliefs) dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang

mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power). Hambatan

yang mungkin timbul pada saat perilaku ditampilkan dapat berasal dari dalam diri

sendiri maupun dari lingkungan. Secara berurutan, behavioral beliefs menghasilkan

sikap terhadap perilaku positif atau negatif, normative beliefs menghasilkan

tekanan sosial yang dipersepsikan (perceived social pressure) atau norma

subyektif (subjective norm) dan control beliefs menimbulkan perceived behavioral

control atau kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (Ajzen, 2002: 2).

Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000), dan Hanno & Violette (1996)

memanfaatkan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan kepatuhan pajak

Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP). Temuan Bobek & Hatfield (2003), dan Hanno &

Page 5: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   5 

Violette (1996) adalah, sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh secara

signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Sedangkan Blanthorne (2000), tidak bisa

membuktikan pengaruh sikap terhadap ketidakpatuhan terhadap niat karena model

pengukuran sikap yang digunakan tidak valid. Hipotesa penelitian yang diajukan

adalah:

H1 : Sikap terhadap ketidakpatuhan pajak berpengaruh terhadap niat tax professional

untuk berperilaku tidak patuh.

2.2 Pengaruh norma subyektif (subjective norm) terhadap niat berperilaku Norma Subyektif adalah persepsi individu tentang pengaruh sosial dalam

membentuk perilaku tertentu. (Ajzen, 1988). Norma subyektif merupakan fungsi

dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di

sekitarnya (misalnya, saudara, teman sejawat) menyetujui perilaku tertentu dan

memotivasi individu tersebut untuk mematuhi mereka.(Ajzen, 1991). Penelitian

tentang kepatuhan Wajib Pajak yang lalu menunjukkan, bahwa teman sejawat

mempunyai pengaruh penting untuk memprediksi perilaku Wajib Pajak (Jackson

dan Milliron, 1986; Roth et al., 1989; Steenbergen, McGraw and Scholz, 1992).

Bobek & Hatfield (2003) dan Hanno & Violette (1996) telah membuktikan secara

empiris bahwa norma subyektif

secara positif signifikan mempengaruhi niat ketidakpatuhan WP. Indikator norma

subyektif yang digunakan oleh Bobek & Hatfield (2003) adalah: anggota keluarga,

pimpinan perusahaan, teman, pasangan, sedangkan Hanno & Violette (1996)

menggunakan indikator keluarga. Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

Page 6: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   6 

H2 : Norma subyektif berpengaruh terhadap niat tax professional untuk berperilaku

tidak patuh.

2.3 Pengaruh kewajiban moral (moral obligation) terhadap niat berperilaku

Ajzen (1991) mengatakan, bahwa model TPB masih memungkinkan untuk

ditambahi variabel prediktor lain selain ketiga variabel pembentuk niat yang telah

dijelaskan. Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh seseorang,

namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma individu ini tidak secara

eksplisit termasuk dalam model TPB. Blanthorne (2000), Kaplan, Newbery & Reckers

(1997), Hanno & Violette (1996) telah membuktikan secara empiris, bahwa kewajiban

moral berpengaruh secara negatif signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak.

Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H3 : Kewajiban moral berpengaruh terhadap niat tax professional untuk berperilaku

tidak patuh.

2.4 Pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (perceived behavioral control) terhadap niat berperilaku

Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah

seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seseorang Wajib Pajak dalam menampilkan

perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah, mengurangkan

beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku

ketidakpatuhan pajak lainnya (Bobek dan Hatfield, 2003). Kontrol keperilakuan yang

dipersepsikan ini memiliki dua pengaruh yaitu pengaruh terhadap niat berperilaku dan

terhadap perilaku. Ajzen (2002) mengatakan bahwa kontrol keperilakuan

mempengaruhi niat didasarkan atas asumsi bahwa kontrol keperilakuan yang

dipersepsikan oleh individu akan memberikan implikasi motivasi pada orang tersebut.

Page 7: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   7 

Dalam arti bahwa, niat akan terbentuk apabila individu merasa mampu untuk

menampilkan perilaku. Bobek & Hatfield (2003) dan Blanthorne (2000) dalam

penelitiannya tidak bisa membuktikan bahwa pengaruh kontrol keperilakuan yang

dipersepsikan cukup signifikan. Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H4 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh terhadap niat tax

professional untuk berperilaku tidak patuh.

2.5 Pengaruh kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (perceived behavioral control) terhadap perilaku

Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan mempengaruhi secara langsung

maupun tidak langsung (melalui niat) terhadap perilaku (Ajzen, 1988). Pengaruh

langsung dapat terjadi jika terdapat actual control di luar kehendak individu

sehingga mempengaruhi perilaku.

Semakin positif sikap terhadap perilaku dan norma subyektif, semakin besar

kontrol yang dipersepsikan seseorang, maka semakin kuat niat seseorang untuk

memunculkan perilaku tertentu. Akhirnya, sesuai dengan kondisi pengendalian yang

nyata di lapangan (actual behavioral control) niat tersebut akan diwujudkan jika

kesempatan itu muncul. Namun sebaliknya, perilaku yang dimunculkan bisa jadi

bertentangan dengan niat individu tersebut. Hal tersebut terjadi karena kondisi di

lapangan tidak memungkinkan memunculkan perilaku yang telah diniatkan sehingga

dengan cepat akan mempengaruhi perceived behavioral control individu tersebut.

Perceived behavioral control yang telah berubah akan mempengaruhi perilaku yang

ditampilkan sehingga tidak sama lagi dengan yang diniatkan. Hasil penelitian empiris

Bobek & Hatfield (2003) dan Blanthorne (2000) menemukan bahwa pengaruh kontrol

Page 8: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   8 

keperilakuan yang dipersepsikan terhadap ketidakpatuhan pajak tidak cukup signifikan.

Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H5 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh secara langsung terhadap

ketidakpatuhan pajak badan.

2.6 Pengaruh niat berperilaku terhadap perilaku

Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku

(Ajzen, 1988). Hal ini berati, pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat

atau tendensinya. Variabel laten niat diukur dengan 2 indikator sebagaimana yang

pernah dilakukan oleh beberapa peneliti kepatuhan WP, yaitu kecenderungan dan

keputusan (Blanthorne, 2000; Bobek, 2003). Kecenderungan adalah kecondongan

atau tendensi pribadi tax professional untuk patuh atau tidak patuh dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya. Keputusan adalah keputusan pribadi yang

dipilih tax professional untuk mematuhi atau tidak mematuhi peraturan perpajakan.

Bobek & Hatfield (2003), Blanthorne (2000) dan Hanno & Violette (1996), telah

membuktikan secara empiris, bahwa niat berpengaruh secara positif signifikan terhadap

ketidakpatuhan pajak. Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H6 : Niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh berpengaruh terhadap

ketidakpatuhan pajak badan.

2.7 Pengaruh kondisi keuangan terhadap kepatuhan pajak

Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan perusahaan yang tercermin

dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow). Perusahaan yang

tingkat profitabilitasya tinggi tidak menjamin likuiditasnya baik. Hal ini dimungkinkan

karena rasio profitabilitas dihitung dari laba akuntansi dibagi dengan investasi, aset,

atau ekuitas, yang mana laba akuntansi menganut basis akrual. Oleh karena itu, untuk

Page 9: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   9 

mengukur kondisi keuangan perusahaan, selain profitabilitas, ukuran penting yang lain

adalah arus kas.

Profitabilitas perusahaan (firm profitahility) telah terbukti merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan perusahaan dalam mematuhi peraturan

perpajakan karena profitabilitas akan menekan perusahaan untuk melaporkan

pajaknya (Slemrod, 1992, Bradley, 1994, dan Siahaan, 2005). Perusahaan yang

mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan jujur

dari pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah. Perusahaan dengan

profitabilitas rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan (financial

difficulty) dan cenderung melakukan ketidakpatuhan pajak.

Demikian pula, perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas ada

kemungkinan tidak mematuhi peraturan perpajakan dalam upaya untuk

mempertahankan arus kasnya. Pada sisi yang lain suatu perusahaan yang memiliki

penghasilan bersih di atas rata-rata mungkin memiliki dorongan untuk tidak

mematuhi kewajiban pajaknya dalam upaya untuk meminimalkan political visibility

(Slemrod; Watts and Zimmerman, dalam Siahaan, 2005 dan Bradley, 2004).

Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H7 : Persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap

ketidakpatuhan pajak badan.

2.8 Pengaruh fasilitas perusahaan terhadap kepatuhan pajak

Sikap manajemen mempengaruhi keputusan perusahaan untuk

mempekerjakan karyawan yang memiliki keahlian di bidang perpajakan (tax

professional). Fasilitas yang diberikan perusahaan, diharapkan dapat menjamin

Page 10: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   10 

bahwa tax professional tersebut akan memiliki kemampuan untuk menyajikan semua

informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan di bidang perpajakan.

Fasilitas perusahaan dapat mengurangi ketidakpastian bagi tax professional

dan dapat menjamin, bahwa mereka memiliki semua data yang dibutuhkan untuk

membuat suatu pelaporan yang dapat menginformasikan semuanya secara lengkap

(fully informed reporting decision). Dalam situasi di mana tax professional

memperoleh fasilitas yang memadai, maka ketidakpastian yang dihadapi oleh tax

professional hanya berasal dari atau hanya berkaitan dengan ketidakpastian yang

ada dalam peraturan perpajakan (tax law) itu sendiri. Hasil kajian Siahaan (2005)

dan Bradley (1994) telah memberikan bukti empiris bahwa fasilitas perusahaan

berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan. Hipotesa

penelitian yang diajukan adalah:

H8 : Persepsi tentang fasilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pajak

badan.

2.9 Pengaruh iklim keorganisasian terhadap perilaku

Perilaku individu dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu tersebut berada.

Diduga, keputusan untuk mematuhi peraturan perpajakan bagi suatu perusahaan

dipengaruhi oleh iklim perusahaan. Iklim keorganisasian merupakan persepsi bersama

(shared perception). Reichers dan Schneider (1990), mengatakan bahwa iklim

keorganisasian merupakan persepsi bersama dari kebijakan-kebijakan organisasi,

praktik-praktik dan prosedur-prosedur, baik formal maupun tidak formal.

Iklim keorganisasian yang positif akan mendukung tax profesional untuk

berperilaku patuh. Sebaliknya, jika iklim keorganisasiannya negatif akan mendorong

tax professional yang patuh menjadi tidak patuh dan yang tidak patuh semakin tidak

Page 11: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   11 

patuh. Vardi (2001) secara empiris telah membuktikan bahwa iklim keorganisasian

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku organizational misbehavior (OMB).

Lussier (2005: 487) menjelaskan, bahwa pada umumnya 7 dimensi iklim keorganisasian

yang sering diteliti adalah sebagai berikut: (1) struktur, (2) kewajiban, (3) imbalan, (4)

keakraban (warmth), (5) dukungan, (6) identitas organisasi dan loyalitas, dan (7)

risiko. Hipotesa penelitian yang diajukan adalah:

H9 : Persepsi tentang iklim keorganisasian berpengaruh terhadap ketidakpatuhan

pajak badan.

3. Metodologi Penelitian

3.1 Populasi dan sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan industri pengolahan kelas menengah

dan besar di Surabaya Dipilihnya perusahaan menegah dan besar karena pada umumnya

perusahaan menengah dan besar memiliki sistem informasi akuntansi formal (Bouwens

dan Abernethy, 2000) yang memungkinkan tax professional dapat menyusun pelaporan

pajak badannya. Data mengenai industri menengah dan besar di Surabaya Tahun 2006

disajikan pada lampiran.

Data-data yang diperoleh dari survei lapangan dalam penelitian ini dianalisis

dengan menggunakan model Structural Equation Modeling (SEM). Oleh karena itu,

ukuran sampel yang sesuai jika menggunakan teknik Maximum Likelihood Estimation

dalam pemodelan ini antara 100 – 200 sampel (Hair dkk. dalam Ferdinand, 2002: 47-

48). Bila ukuran sampel terlalu besar, misalnya lebih dari 400, maka metode menjadi

sangat sensitif sehingga sulit mendapatkan ukuran-ukuran goodness-of-fit yang baik.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random sampling

yaitu pengambilan sampel dengan cara membagi populasi menjadi 2 strata, perusahaan

Page 12: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   12 

besar dan perusahaan menengah. Langkah berikutnya, menentukan jumlah sampel

minimal masing-masing strata dengan membagi jumlah sampel secara proporsional.

Jumlah minimal perusahaan besar yang dijadikan sampel = 159/1.292 X 100 = 12, dan

jumlah minimal perusahaan menengah = 1.133/1.292 X 100 = 88. Jumlah kuesioner

dikirimkan ke perusahaan sebanyak 200 amplop dengan rincian 24 perusahaan besar

dan 176 perusahaan menengah. Untuk menentukan perusahaan mana saja yang dikirimi

kuesioner untuk masing-masing strata dilakukan dengan metode random sederhana

(simple random sampling).

Responden yang dijadikan sasaran dalam studi ini adalah ahli pajak atau staf

pajak atau yang lebih dikenal dengan sebutan tax professional yang bekerja pada

perusahaan tersebut dengan kriteria: (1) telah menjabat minimal 1 tahun, dan (2) pernah

mengisi SPT. Untuk mengantisipasi perusahaan yang dijadikan sampel mempunyai tax

professional lebih dari 1 orang, maka setiap amplop diisi 3 kuesioner. Dari hasil

wawancara dengan 50 responden melalui telepon, diketahui rata-rata perusahaan

menengah dan besar mempunyai tax professional antara 1 – 6 orang. Dengan demikian

diharapkan 3 orang responden tersebut cukup representatif.

3.2 Model Penelitian

Model yang dibangun dalam studi ini melibatkan 9 variabel laten yang

diidentifikasi mempengaruhi perilaku tax professional, yaitu: (1) sikap terhadap

ketidakpatuhan pajak (SKP), (2) norma subyektif (NRM), (3) kewajiban moral (MRL,

(4) kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (KTR), (5) persepsi tentang kondisi

keuangan (KEU), (6) persepsi tentang fasilitas perusahaan (FAS), (7) persepsi tentang

iklim organisasi (IKL), (8) niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh (NIA),

Page 13: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   13 

dan (9) ketidakpatuhan pajak badan (KTP). Hubungan antar variabel yang diteliti

disajikan dalam lampiran: Gambar 3.2.1 Model Penelitian

3.3 Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel perilaku yang diteliti menggunakan kerangka

Theory of Planned Behavior (TPB), dimana indikator masing-masing variabel laten

yang mempengaruhi niat dan perilaku diperoleh dari hasil exploratory-test atau yang

dalam TPB sering disebut sebagai belief elicitation procedures (BEP) ke 50 responden

yang diambil secara acak (periksa lampiran: Exploratory Test). BEP dimaksudkan untuk

menggali keyakinan-keyakinan perilaku (behavioral beliefs), keyakinan-keyakinan

normatif (normative beliefs) dan keyakinan-keyakinan kendali (control beliefs)

responden, yang mendorong WP berperilaku tidak patuh.

3.3.1 Sikap terhadap ketidakpatuhan pajak

Sikap adalah aspek perasaan yang dimiliki oleh tax professional yang ditentukan

secara langsung oleh keyakinan yang dimiliki oleh tax professional terhadap perilaku

ketidakpatuhan pajak. Keyakinan-keyakinan yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan 5 keyakinan rangking tertinggi dari hasil exploratory-test (periksa lampiran:

kuesioner).

Pengukuran variabel sikap terhadap ketidakpatuhan pajak, menggunakan

kerangka penilaian-harapan (valuation-expectancy framework). Pernyataan pertama

untuk mengukur beliefs strength, responden ditanya tentang seberapa tinggi mereka

memberi “nilai (value)” setiap keyakinan (belief) yang dituangkan dalam pernyataan

atau seberapa penting peran indikator tersebut dalam pengambilan keputusan

ketidakpatuhan pajak. Pernyataan kedua berkaitan dengan outcome evaluation,

responden diminta untuk menentukan “tingkat harapan (rate of expectancy)” masing-

Page 14: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   14 

masing indikator mulai dari sangat dipertimbangkan sampai dengan sangat tidak

dipertimbangkan dalam perilaku mereka (periksa pernyataan 1 dan 2 dalam lampiran 5:

kuesioner penelitian). Jawaban pernyataan pertama dikalikan dengan jawaban

pernyataan kedua. Secara matematis, Ajzen (2006) memberikan formula sikap dalam

persamaan berikut: AB α ∑ bB iei, dimana AB = attitude toward the behavior, b = belief

strength, dan e = outcome evaluation.

2.3.2 Norma subyektif

Norma subyektif terhadap ketidakpatuhan pajak adalah kekuatan pengaruh

pandangan orang-orang di sekitar tax professional terhadap perilaku ketidakpatuhan

pajak tax professional. Seseorang dapat terpengaruh atau tidak terpengaruh, sangat

tergantung dari kekuatan kepribadian orang yang bersangkutan dalam menghadapi

orang lain. Indikator norma subyektif yang digunakan dalam penelitian ini merupakan 4

indikator rangking tertinggi dari hasil dari exploratory test (periksa lampiran:

kuesioner). Pernyataan pertama berkaitan dengan normative beliefs, dan yang kedua,

berkaitan dengan motivation to comply, kemudian kedua jawaban ini dikalikan. Ajzen

(2006) memberikan formula norma subyektif dalam persamaan berikut: SN α ∑ nimi,

dimana SN = subjective norm, n = normative beliefs, dan m = motivation to comply.

3.3.3 Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan

Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan adalah sejumlah kontrol yang diyakini

tax professional yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku

ketidakpatuhan pajak. Indikator kontrol keperilakuan yang dipersepsikan yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan 3 indikator rangking tertinggi dari hasil dari

exploratory-test (periksa lampiran: kuesioner). Hasil jawaban pernyataan pertama yang

Page 15: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   15 

mengukur control beliefs strength, dan yang kedua, berkaitan dengan control beliefs

power dikalikan. Ajzen (2006) memberikan formula norma subyektif dalam

persamaan berikut: PBC α ∑cipi, dimana PBC = perceived behavioral control, c =

control beliefs strength, dan p = control beliefs power.

3.3.4 Kewajiban moral

Kewajiban moral adalah norma individu yang dipunyai oleh seorang tax

professional, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh tax professional yang lain.

Indikator kewajiban moral yang digunakan dalam penelitian ini merupakan 3 indikator

rangking tertinggi dari hasil dari exploratory-test (periksa pernyataan nomor 7-9

lampiran: kuesioner)

3.3.5 Niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh

Niat atau intensi adalah kecenderungan atau keputusan tax professional untuk

melakukan perilaku ketidakpatuhan pajak. Dalam mengukur variabel laten niat untuk

berperilaku tidak patuh, responden akan dimintai pendapatnya tentang 2 pernyataan

yang mewakili 2 variabel niat, yaitu: (1) kecenderungan dan (2) keputusan untuk tidak

patuh terhadap ketentuan perpajakan (periksa pernyataan nomor 10 dan 11 dalam

lampiran: kuesioner)

3.3.6 Persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan

Persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan adalah persepsi tax professional

tentang kemampuan perusahaan di mana tax professional bekerja. Pengukuran variabel

ini memodifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Bradley (1994) dan Siahaan

(2005) yang terdiri dari 2 pernyataan yang berkaitan dengan (1) kondisi arus kas tahun

Page 16: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   16 

terakhir, dan (2) kondisi laba sebelum pajak (earning before tax) tahun terakhir (periksa

pernyataan nomor 12 dan 13 lampiran: kuesioner).

3.3.7 Persepsi tentang fasilitas perusahaan

Persepsi tentang fasilitas perusahaan adalah persepsi tax professional tentang

sumber daya yang dimiliki perusahaan dimana tax professional bekerja termasuk di

dalamnya tersedianya informasi keuangan dan operasi. Pengukuran variabel ini

memodifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Bradley (1994) dan Siahaan (2005)

(periksa pernyataan nomor 14- 16 lampiran: kuesioner).

3.3.8 Persepsi tentang iklim keorganisasian

Iklim keorganisasian adalah persepsi tax professional yang merefleksikan

tentang harapannya dalam organisasi, rutinitas lingkungan kerja, dan perilaku kerja

yang didukung dan dihargai oleh organisasi. Pengukuran iklim organisasi yang

digunakan dalam penelitian ini mereplikasi penelitian Vardi (1991) dan Lussier (2005),

yaitu: (1) struktur, (2) imbalan, (3) dukungan, (4) risiko, dan (5) kewajiban (periksa

pernyataan nomor 17-22 lampiran: kuesioner).

3.3.9 Ketidakpatuhan pajak badan

Ketidakpatuhan pajak badan adalah ketidakpatuhan tax professional dalam

memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan dimana dia bekerja. Variabel laten ini

diukur dengan menggunakan instrumen yang direplikasi dari penelitian Brown dan

Mazur (2003) dan sesuai dengan definisi kepatuhan pajak IRS yang terdiri dari 3

variable: (1) kepatuhan penyerahan SPT (filing compliance), (2) kepatuhan pembayaran

(payment compliance), dan (3) kepatuhan pelaporan (reporting compliance). Indikator

ketiga variabel kepatuhan mengacu definisi kepatuhan material pada KMK No.

Page 17: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   17 

235/KMK.03/2003 tentang kriteria Wajib Pajak Patuh dalam rangka pengembalian

pendahuluan kelebihan pembayaran pajak (periksa pernyataan nomor 23-30 lampiran:

kuesioner).

3.4 Alat Analisis

Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis multivariat

Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan program Amos 5. Dengan

menggunakan teknik SEM, peneliti sekaligus bisa melakukan analisis faktor, model

struktural dan analisis jalur.

4. Analisis Hasil Penelitian

4.1 Statistik Deskriptif

Kuesioner didistribusikan ke responden menggunakan tenaga lapangan. Dari

tabel 4.1.1 yang disajikan dalam lampiran dapat dilihat jumlah kuesioner yang

didistribusikan, kembali, dan diolah.

4.2 Hasil pengujian SEM

Hasil pengujian koefisien jalur secara rinci disajikan pada tabel 4.2.1: Estimasi

Parameter Model Struktural dalam lampiran.

4.2.1 Pengujian Hipotesis 1

Hipotesis 1: Sikap Terhadap Ketidakpatuhan Pajak (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap Niat Tax Professional untuk Berperilaku Tidak Patuh (Y1) diterima.

Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,100 dengan nilai C.R.

sebesar 60,787 dan probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

Page 18: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   18 

4.2.2 Pengujian Hipotesis 2

Hipotesis 2: Norma Subyektif (X2) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Niat Tax Professional untuk Berperilaku Tidak Patuh (Y1) diterima. Hal ini terlihat dari

koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,124 dengan nilai C.R. sebesar -63,241

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.3 Pengujian Hipotesis 3

Hipotesis 3: Kewajiban Moral (X3) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Niat Tax Professional untuk Berperilaku Tidak Patuh (Y1) diterima. Hal ini terlihat dari

koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,474 dengan nilai C.R. sebesar -38,512

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.4 Pengujian Hipotesis 4

Hipotesis 4: Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap Niat Tax Professional untuk Berperilaku Tidak Patuh (Y1)

diterima. Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,920 dengan

nilai C.R. sebesar 24,157 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang

lebih kecil dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.5 Pengujian Hipotesis 5

Hipotesis 5: Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4) berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap Ketidakpatuhan Pajak Badan (Y2) diterima. Hal ini terlihat dari

koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,558 dengan nilai C.R. sebesar -19,166

Page 19: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   19 

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.6 Pengujian Hipotesis 6

Hipotesis 6: Niat Tax Professional untuk Berperilaku Tidak Patuh (Y1)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ketidakpatuhan Pajak Badan (Y2) diterima.

Hal ini terlihat dari koefisien jalur yang bertanda positif sebesar 0,487 dengan nilai C.R.

sebesar 44,241 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil

dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.7 Pengujian Hipotesis 7

Hipotesis 7: Persepsi tentang Kondisi Keuangan Perusahaan (X5) berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap Ketidakpatuhan Pajak Badan (Y2) diterima. Hal ini

terlihat dari koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,07 dengan nilai C.R.

sebesar -6,396 dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil

dari taraf signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.8 Pengujian Hipotesis 8

Hipotesis 8: Persepsi tentang Fasilitas Perusahaan (X6) berpengaruh negatif

signifikan terhadap Ketidakpatuhan Pajak Badan (Y2) diterima. Hal ini terlihat dari

koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,295 dengan nilai C.R. sebesar -23,505

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

4.2.9 Pengujian Hipotesis 9

Hipotesis 9: Persepsi tentang Iklim keorganisasian (X7) berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap Ketidakpatuhan Pajak Badan (Y2) diterima. Hal ini terlihat dari

Page 20: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   20 

koefisien jalur yang bertanda negatif sebesar -0,604 dengan nilai C.R. sebesar -40,1861

dan diperoleh probabilitas signifikansi (p) sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf

signifikansi (α) yang ditentukan sebesar 0,05.

5. Penutup

5.1 Simpulan

Simpulan yang bisa ditarik dari hasi kajian ini adalah: (1) tax professional yang

memiliki sikap terhadap ketidakpatuhan positif, niat ketidakpatuhan pajaknya tinggi, (2)

pengaruh orang sekitar (perceived social pressure) yang kuat mempengaruhi niat tax

professional untuk berperilaku patuh, (3) tax professional yang memiliki kewajiban

moral yang tinggi, niat ketidakpatuhan pajaknya rendah atau sebaliknya, (4) semakin

rendah persepsi tax professional atas kontrol yang dimilikinya akan mendorong tax

professional berniat patuh. Di antara variabel bebas sikap yang diteliti, variabel kontrol

keperilakuan yang dipersepsikan mempunyai pengaruh total paling besar terhadap

variabel niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh, (5) semakin rendah

persepsi atas kontrol yang dimiliki tax professional maka akan mendorong tax

professional tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakan badan yang

diwakilinya. Kaitan temuan hipotesis 3 yang arahnya terbalik dengan temuan ini

memperkuat pendapat Ajzen (2000) bahwa niat seseorang belum tentu diwujudkan

dalam perilakunya, (6) tax professional yang memiliki niat ketidakpatuhan pajak

rendah, ketidakpatuhan pajaknya rendah atau sebaliknya., (7) jika tax professional

mempunyai persepsi bahwa kondisi keuangan perusahaan baik, maka tax professional

akan patuh dalam menjalankan kewajiban perpajakan perusahaan yang dia wakili, (8)

jika tax professional mempunyai persepsi bahwa fasilitas yang disediakan perusahaan

tinggi atau mencukupi maka ketidakpatuhan pajak badan rendah atau sebaliknya, dan

Page 21: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   21 

(9) persepsi iklim keorganisasian yang positif berpengaruh terhadap kepatuhan pajak

badan.

7.2. Saran

Bagi Pemerintah: (1) Pemerintah perlu melakukan tindakan persuasif dengan

melakukan penyuluhan ke WP dengan cara-cara yang lebih simpatik, meningkatkan

peran Complaint Cente), memberikan penghargaan bagi Wajib Pajak patuh dan

memberikan kemudahan pemberian perijinan dalam bidang bisnis, (2) usaha Pemerintah

untuk membatasi kontak langsung antara petugas fiskus dan Wajib Pajak melalui

diterapkannya beberapa sistem berbasis komputer perlu ditingkatkan, dan (3)

meningkatkan peran konsultan pajak dalam membangun perekonomian Indonesia

dengan cara menjalin kerjasama dalam penyuluhan perpajakan.

Bagi manajemen perusahaan disarankan agar memanfaatkan temuan

penelitian ini untuk meningkatkan kepatuhan pajak di lingkungannya, bahwa

iklim keorganisasian, kondisi keuangan dan fasilitas perusahaan terbukti secara

signifikan berpengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak badan.

Bagi peneliti yang akan datang disarankan: (1) skop penelitian diperluas

sehingga bisa diketahui perilaku kepatuhan pajak badan seluruh Indonesia dan (2)

meneliti variabel-variabel lain, menerapkan teori lain, atau model lain dengan harapan

menghasilkan temuan yang lebih bermanfaat bagi praktisi dan pengembangan teori

perilaku perpajakan.

DAFTAR PUSTAKA

Allport, G.W., 1935, Attitudes, in C.A. Murchinson (Ed.), A Hand Book of Social

Psichology. Worchester, Mass.: Clark University Press.

Page 22: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   22 

Ajzen, Icek, 2002. Constructing a TPB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations. September (Revised January, 2006).

----------, I., 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes, 50 (2). ----------, 1988. From Intentions to Actions. Attitudes, Personality and Behavior.

London, England: Open University Press. ----------, and M. Fishbein, 1980. Understanding Attitudes and Predicting Social

Behavior. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. ----------, and Madden, 1986. Prediction of Goal-directed Behavior: Attitudes, Intentions

and Perceived Behavioral Control. Journal of Experimental Social Psychology 22 (5).

Allingham, M.G. and A. Sandmo (1972), Income Tax Evasion: A Theoritical Analysis,

Journal of Public Economics, 1. Anonim, 2004. Mark Up Tagihan Naikkan Bargaining. Harian Jawa Pos, 26 Desember. Anshori, Muslich dan Sri Iswati, 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Bahan Ajar.

Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Azwar, Saifuddin, 1995. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Edisi Ke dua.

Jogjakarta: Pustaka Pelajar Offset. Beck L. and I. Ajzen,1991. Predicting Dishonest Actions Using The Theory of Planned

Behavior. Journal of Research Personality, 25 (3).

Babbie, Earl, 1999. The Basic Social Research. Belmont CA 94002: Wadsworth Publishing Company, An International Thompson Publishing Company.

Baggozzi, R.P., 1992. The Self Regulation of Attitude, Intentions and Behavior. Social

Psychology Quartely, 55. Blanthorne, Cynthia M., 2000. The Role of Opportunity and Beliefs On Tax Evasion: A

Structural Equation Analysis. Dissertation. Arizona State University. Beron, Kurt J. Tauchen, Helen V, and Ann Dryden Witte, 1992. The Effect of Audits

and Socio Economic Variables in Compliance in Joel Slemrod (ed.). Beck, Paul J. Davis, Jon S. and Jung Woon Oh, 1992. Experimental Evidence on

Taxpayer Reporting Under Uncertainty. Accounting Review. July, Vol 66, No. 3.

Page 23: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   23 

Bobek, D., Richard C. Hatfield, 2003. An Investigation of Theory of Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in Tax Compliance. Behavioral Research in Accounting, 15.

Bradley, Cassie Francies, 1994. An Empirical Investigation of Factor Affecting

Corporate Tax Compliance Behavior. Dissertation. The University of Alabama, USA.

Brown, Robert E. and Mazur Mark J., 2003. IRS’s Comprehensive Approach to

Compliance Measurement. National Tax Journal. September 2003. Vol. 56, Iss.: 3.

Chan K. Hung, and Phyllis L.L. Mo, 2002. The Impact of Firm Characteristic on Book-

Tax-Conforming and Book Tax Difference Audit Adjustments. Journal of the American Taxation Association (Fall).

Chong, Vincent K., and Kar Ming Chong, 1997. Strategic Choices, Environmental

Uncertainty and SBU Performance: A Note on The Intervening Role of Management Accounting Systems, Accounting Business Research, 27 (4).

Clotfelter, C., 1983. Tax Evasion and Tax Rates: An Analysis of Individual Return.

Review of Economics ad Statistics, 65. Crispin, Shawn W., 2002. Thailand Turns The Screws, Far Eastern Economic Review,

99. Darmayanti, Theresia Woro, 2004. Pelaksanaan Self Assesment System Menurut Wajib

Pajak (Studi Kasus pada Wajib Pajak Badan Salatiga). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume X No. 1, 109 – 128.

Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2003. Laporan Hasil Kajian Akademis: Isu-

Isu Pokok Reformasi Kebijakan Perpajakan. ---------, 2004. Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

2004. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Surabaya, 2002. Pokok-

Pokok Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 3 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan di Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal.

Engel J.F., Blackwell, R.D., dan Miniard, P.W., 1993. Consumer Behavior. Seventh

edition. Orlando, Florida: Dryden Press. Etzioni, A. 1986.Tax Evasion and Perception of Tax Fairness: A Research Note. The

Journal of Applied Behavior Science, 22.

Page 24: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   24 

Feltham, Glenn D. and Suzanne M. Paquette, 2002. The Interrelationship Between Estimated Tax Payment and Taxpayer Compliance, The Journal of the American Taxation Association, Vol. 24.

Ferndinand, Augusty, 2002. Structural Equation Modelling Dalam Penelitian

Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Fishbein, M. and I Ajzen ,1975. Beleif, Attitude, Intention and Behavior: An

Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley. Fleming, Debra Parker, 1995. Evidence on The Determinant of Taxpayer Compliance

Examination of Effect Witholding Positions, Audit Detection Rates and Penalty Amount on Tax compliance Decisions. Thesis, Nova South Eastern University, USA.

Ghozali, Imam, 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro. ______, 2004. Model Persamaan Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program

Amos Ver. 5.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gunadi, 2002. Indonesian Taxation 2002; A Reference Guide. Jakarta: Multi Utama

Publishing. ---------, 2004. Kebijakan Pemeriksaan Pajak Pasca Berlakunya Undang Undang

Perpajakan Baru, Berita Pajak. Hair, J.F., 1995. Multivariate Data Analysis, 4 th. edition. Tokyo: McGraw Hill

Kogakusha. Hanno, D.M. and G.R. Violette 1996. An Analysis of Moral and Social Influences on

Taxpayer Behavior. Behavioral Research in Accounting, 8 (supplement). Hasseldine, John, and Peggy A. Hite, 2003. Framing Gender and Tax Compliance.

Journal of Economic Psychology, 24. Hite, P., 1988. The Effect of Peer Reporting Behavior on Taxpayer Compliance. The

Journal of American Taxation Association (Spring). Hite, Peggy A., and John Hasseldine, 2003. Tras Practioner Crudentials and The

Incidence of IRS Audit Adjustments, Accounting Horizon, 1. Internal Revenue Service – United States Department of The Treasury, 2005. New IRS

Study Provides Preliminary Tax Gap Estimate. IR-2005-38, www.irs.gov/newsroom/article.

Page 25: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   25 

Jones, Sally M., 2000. Principles of Taxation For Business and Investment Planning. United States of America: McGraw-Hill Higher Education.

Joreskog, Karl G. and Dag Sorbom, 1996. LISREL 8; User Reference Guide. United

State of America: Scientific Software International (SSI). Kaplan, S.E., K.J. Newberry and P.M.J. Reckers 1997. On the Visibility of Income Tax

Law Violations. In J.A. Roth and J.T. Scholz, eds. Taxpayer Compliance, Social Science Perspective, 2. Philadelphia, PA: University of Pennsylvania Press.

----------, and P.M.J. Reckers, 1985. A Study of Tax Evasion Judgment. National Tax

Journal, 38 (1).

Karlin, Barbara H., 2003. Tax Research. Second Edition. Upper Saddle River: Prentice Hall.

Keller, Karl Edward Jr., 1998. An Experimental Investigation of How Ethical

Orientations, Tax Rates, Penalty Rates, and Audit Rates Affect Tax Compliance Decisions. Dissertation. The University of Tennesse.

Kerlinger, Fred N., 2003. Asas-Asas Penelitian Behavioral, Terjemahan oleh Landung

R. Simatung dan H.J. Koesoemanto. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kim, Chung Kweon, 2002. Does Fairness Matter in Tax Reporting Behavior?, Journal

of Economic Psychology, 23. Kinicki, Angelo, and Robert Kreitner, 2003. Organizational Behavior: Key Concepts,

Skills and Best Practices. International Edition. Mc-Graw Hill Irwin. Kirchler, Erich, Boris Maciejivsky, and Friedrich Schneider, 2003. Everyday

Representations of Tax Avoidance, Tax Evasion, and Tax Flight: Do Legal Differences Matter?. Journal of Economic Psychology, 24.

Kiryanto, 1999. Pengaruh Penerapan Struktur Pengendaliuan Intern Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam Memenuhi Pajak Penghasilannya. Makalah dalam Simposium Nasional Akuntansi II.

Klepper, Steven anda Daniel Nagin, 1989. Tax Compliance and Perceptions of the

Risks of Detection and Criminal Prosecution. Law and Society Review, 23 (2). Lussier, 2005. Malholtra, K., 1996. Marketing Research an Applied Orientation, Second Edition. New

Jrsey: Pentice Hall International Inc.

Page 26: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   26 

Magro, Anne M., 1999. Contextual Feature of Tax Decision Making Settings. Journal of the American Taxation Association, 21.

Martin, Joanne, 2002. Organizational Culture: Mapping The Terrain. Thousand Oaks,

London, New Delhi: Sage Publications, International Educational and Professional Publisher.

Mason R., dan L. Calvin, 1984. Public Confidence and Admitted Tax Evasion. National

Tax Journal, Vol. 37. Meixner, Wilda F., and Dennis M. Bline, 1989. Professional and Job Related Attitudes

and the Behaviours They Influence Among Governmental Accountants. Accounting, Auditing, and Accountability Journal , 64 (1).

Musgrave, Richard A., and Peggy B. Musgrave, 1984. Public Finance in Theory and

Practice, Fourth Edition, McGraw Hill International Student Edtion. Parker, D., A.M.S Manstead, S.G. Stradling, 1995. Extending the Theory of Planned

Behavior: The Role of Personal Norm. British Journal of Social Psychology, 34 (2).

Peter, J. Paul and Jerry C. Olson, 1999. Consumer Behavior and Marketing Strategy,

Fifth Edition. Singapore: Irwin/ McGraw-Hill International Edition.

Reckers, P.M.J., D.L Sanders, and R.W. Wyndelts, 1991. An Empirical Investigation of Factors Influencing Tax Practitioners Compliance. Journal of the American Taxation Association, 13.

Robbins, Stephen P., 1990. Organization Theory, Third Edition. Prentice Hall

International Inc. ----------, 2001. Organizational Behavior, Ninth Edition, versi Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pearson Education Asia Pte Ltd. dan PT Prenhallindo. Roth, J.A., J.T. Scholz, and A.D. Witte, eds., 1989. Taxpayer Compliance. An Agenda

for Research, 1. Philadelphia, P.A.: Universtity of Pennsylvania Press. Sadhani, Djazoeli, 2005. Menuju Good Governance Melalui Modernisasi Pajak. Bisnis

Indonesia, tanggal 23 Mei 2005. Sahni, 1994. Incorporating Perceptions of Financial Control in Purchase Prediction: An

Empirical Examination of The Theory of Planned Behavior, Advanced in Consumer Research, Vol. 27.

Sanders, D.L and R.W. Wyndelts, 1989. An Examination of Tax Practitioners Decision

Under Uncertaitnty. Advances in Taxation, 3 (11).

Page 27: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   27 

Sekaran, Uma, 1992. Research Methods For Business. New York: John Willey and Sons, Inc.

Schiffman, L.G.& L.L Kanuk, 1997. Consumer Behavior. Sixth edition. New Jersey:

Prentice Hall International Inc. Schisler, D.L., 1994. An Examination of Factors Affecting Tax Preparers

Aggressiveness: A Prospect Theory Approach. Journal of the American Taxation Association, 16, 2.

Shaughnessy, J.J. and E.B. Zechmeister, 1994. Research Methods In Psychology, Third

Edition, USA: McGraw-Hill International Editions. Sharma, Subhash, 1996. Applied Multivariate Techniques, John Wiley and Sons, Inc. Shields, M., I. Solomon and D. Jackson, 1995. Experimental Research on Tax

Professionals Judgement and Decision Making. Tax Research Prospects and Judgement Calls. FL: American Taxation Association.

Siahaan, Fadjar O.P., 2005. Faktor-Faktor yang Memepengaruhi Perilaku kepatuhan

Tax Professional dalam Pelaporan Pajak Badan pada Perusahaan Industri Manufaktur di Surabaya. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Tidak Dipublikasikan.

Siegel, Sidney. 1985. Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Gramedia. Slemrod, J., 1989. Complexity, Compliance Cost, and Tax Evasion. An Agenda for

Compliance Research, Vol. 2. Philadelphia: University of Pensylvania Press. Snyder, Wayne, 1985. The Budget Impact on Economic Growth and Stability in

Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Keuangan Indonesia, XXXIII (2). Soemitro, Rochmat, 1991. Asas-asas Hukum Perpajakan. Cetakan Pertama. Bandung:

Binacipta. Solimun, 2002. Structural Equation Modelling Lisrel dan Amos. Malang: Universitas

Brawijaya . Solomon, Michael R., 1999. Consumer Behavior: Buying, Having and Being. Fifth

Edition. Singapore: Irwin / McGraw-Hill International Company. Spicer, M., and S. Lundstedt, 1976. Understanding Tax Evasion, Public Finance, 31

(2).. Stone, Eugene, 1978. Research Methods in Organizational Behavior. Glenview,

Illinois: Scott Foreman & Co.

Page 28: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   28 

Trivedi, Viswanath Umashanker, 1997. An Experimental Analysis of Impact of

Imperfect Audits on Future Tax Compliance. Dissertation. Arizona State University, USA.

Vermeir, Iris, Patrick Van Kenhove and Hendrik Hendrick 2002. The Influence of Need

for Closure on Consumer’s Choice Behavior, Journal of Economic Psychology, 23.

Violette, G., 1989. Effect of Communication Sanctions on Taxpayer Compliance. The

Journal of American Taxation Association (Fall). Wicks, Andrew C., Shawn L Berman, Thomas M Jones, 1999. The Structure of Optimal

Trust: Moral and Strategic Implications. Academy of Management Review, 24. Witte, A. and Woodbury, 1985. The Effect of Tax Laws and Tax Administration on Tax

Compliance: The Case of the US Individual Income Tax. National Tax Journal (March), 38.

Yursal dan Akhmad Makhfatih, 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan

Pajak Penghasilan Periode 1970-1998 Melalui Error Correction Model, Berita Pajak , Tahun XXXII (1431).

(www.djapk.depkeu.go.id), 25 Juni 2005 APBN 2004, 2005 dan RAPBN 2006.

LAMPIRAN

GAMBAR 2.1: THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB)

Behavior Intention

Control

Attitude Toward the Behavior

Behavioral Beliefs

Perceived

Normative Beliefs

Subjective Norm

Page 29: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   29 

Actual Behavioral

Control

Sumber: Ajzen (2002)

Tabel 3.1.1 DATA INDUSTRI MENENGAH DAN BESAR

DI KOTA SURABAYA TAHUN 2006

Ukuran Perusahaan Kelompok Industri

Menengah Besar Total

Kimia 164 42 206 Agro 171 32 203 Pulp dan Kertas 124 22 146 Hasil Hutan 197 18 215 Alat Angkut 69 11 80 Logam, Mesin dan Perekayasaan 177 15 192 Tekstil 92 8 100 Elektronika dan Aneka 139 11 150 Total 1.133 159 1.292

Sumber : Deperindag Kota Surabaya

Tabel 3.3.1 KLASIFIKASI VARIABEL LATEN DAN VARIABEL INDIKATOR

No Variabel Laten Variabel Indikator

1 Niat tax professional berperilaku tidak

1. Kecenderungan pribadi untuk melakukan ketidakpatuhan pajak

2. Keputusan pribadi untuk melakukan ketidak

Page 30: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   30 

No Variabel Laten Variabel Indikator

patuh (Y1) patuhan pajak 2 Ketidakpatuhan

pajak badan (Y2) 1. Ketidakpatuhan penyerahan SPT (filing

noncompliance) 2. Ketidakpatuhan pembayaran (payment

noncompliance) 3. Ketidakpatuhan pelaporan (reporting

noncompliance) 3 Sikap terhadap

ketidakpatuhan pajak (X1)

1. Keinginan membayar pajak lebih kecil dari seharusnya

2. Pembentukan dana cadangan untuk pemeriksaan pajak

3. Perasaan pemanfaatan pajak yang tidak transparan

4. Perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan 5. Biaya suap kepada fiskus yang lebih kecil

dibandingkan pajak yang bisa dihemat 4 Norma subyektif

(X2) 1. Pengaruh teman 2. Pengaruh konsultan pajak 3. Pengaruh petugas pajak 4. Pengaruh pimpinan perusahaan

5 Kewajiban moral (X3)

1. Melanggar etika 2. Perasaan bersalah 3. Prinsip hidup

6 Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (X4)

1. Kemungkinan diperiksa pihak fiskus 2. Kemungkinan dikenai sanksi 3. Kemungkinan pelaporan oleh pihak ketiga

7 Persepsi tentang kondisi keuangan (X5)

1. Kondisi arus kas tahun terakhir 2. Laba sebelum pajak tahun terakhir

8 Persepsi tentang fasilitas perusahaan (X6)

1. Kecukupan tax professional perusahaan 2. Perpustakaan pajak 3. Sistem informasi

9 Persepsi tentang Iklim Organisasi (X7)

1. Struktur 2. Imbalan (reward & punishment) 3. Dukungan 4. Risiko 5. Kewajiban

Page 31: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   31 

Tabel 4.1.1

JUMLAH KUESIONER YANG DIDISTRIBUSIKAN, KEMBALI DAN DIOLAH

Perusahaan Besar

Perusahaan Menengah

Total Keterangan

perush ∑ kues ∑

perush∑ kues ∑

perush ∑ kues

Didistribusikan (1)

24

72 176 528 200 600

Kembali (2) % dari (1)

18 75

5576

11968

29355

137 69

34858

Diolah (3) % dari (1)

14 58

4157

11063

19236

124 62

23339

Tabel 4.2.1 ESTIMASI PARAMETER MODEL STRUKTURAL

Variabel Koefisien C.R. Prob. Keterangan

SIKAP(X1) NIAT(Y1) 0,100 60,787 0,000 Signifikan

NORMA(X2) NIAT(Y1) -0,124 -63,241 0,000 Signifikan

MORAL(X3) NIAT(Y1) -0,474 -38,512 0,000 Signifikan

KTRL(X4) NIAT(Y1) 0,920 24,157 0,000 Signifikan

KTRL(X4) KETDKPATUHAN(Y2) -0,558 -19,166 0,000 Signifikan

KKEU(X5) KETDKPATUHAN(Y2) -0,070 -6,396 0,000 Signifikan

FAS(X6) KETDKPATUHAN(Y2) -0,295 -23,505 0,000 Signifikan

IKLIM (X7) KETDKPATUHAN(Y2) -0,604 -40,186 0,000 Signifikan

NIAT(Y1) KETDKPATUHAN(Y2) 0,487 44,241 0,000 Signifikan Sumber: Lampiran 6 diolah

EXPLORATORY-TEST UNTUK KUESIONER PENELITIAN DISERTASI

PETUNJUK

Page 32: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   32 

Bapak/ Ibu/ Saudara tax professional (ahli/ staf pajak) Yth.,

Dalam rangka penyusunan kuesioner penelitian saya yang mengangkat topik

perpajakan, khususnya kepatuhan pajak, saya berharap Bapak/ Ibu/ Saudara

berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini.

Bapak/Ibu diminta untuk memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan

tanda silang (X) atau menambahkan jawaban pada tempat yang telah

disediakan atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Hasil dari exploratory-test ini

digunakan untuk keperluan penyusunan disertasi, oleh karena itu kejujuran

dalam pengisian sangat kami harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan,

Bapak/Ibu tidak perlu menuliskan identitas pada lembar exploratory-test ini.

PERTANYAAN 1. Asumsikan bahwa Bapak/Ibu seorang Wajib Pajak yang tergolong tidak

patuh, dalam arti Bapak/Ibu mengisi secara tidak benar jumlah pajak yang

terhutang, dan/atau membayar pajak tidak tepat waktu, dan/atau

melaporkan kewajiban perpajakan tidak tepat pada waktunya, dan/atau

Bapak/Ibu lakukan kewajiban perpajakan dengan rasa terpaksa. Menurut

Bapak/Ibu hal-hal apa yang mendorong ketidakpatuhan tersebut?

o agar bisa membayar pajak lebih sedikit

o upaya melakukan restitusi pajak

o sengaja melawan hukum

o perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan

o biaya suap yang murah

o lainnya, sebutkan:

2. Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, mungkin bapak/ibu dipengaruhi

oleh orang-orang sekitar, baik pengaruh itu bersifat positif atau negatif.

Page 33: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   33 

Menurut Bapak/Ibu, siapa saja yang bisa mempengaruhi keputusan

tersebut?

o Teman

o Konsultan pajak

o Petugas pajak

o Lainnya, sebutkan:

3. Asumsikan bahwa Bapak/Ibu berniat untuk tidak patuh dalam memenuhi

kewajiban perpajakan. Menurut Bapak/Ibu hal-hal apa yang bisa

menghambat atau menghalangi keinginan tersebut?

o Kemungkinan diperiksa oleh pihak fiskus

o Kemungkinan dikenai sanksi

o Kemungkinan pelaporan pihak ketiga

o Lainnya, sebutkan:

4. Asumsikan bahwa Bapak/Ibu mempunyai kesempatan untuk melakukan

ketidakpatuhan pajak dengan risiko yang bisa diabaikan, norma manakah

yang berpengaruh menghalangi keinginan tersebut?

o Melanggar etika

o perasaan bersalah

o melanggar prinsip hidup

o Lainnya, sebutkan:

Page 34: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   34 

Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu untuk

mengisi lembar exploratory-test penelitian disertasi ini. Semoga jerih payah

Bapak/Ibu/Saudara bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya

dalam bidang perpajakan di Indonesia.

KUESIONER PENELITIAN Bapak/ Ibu/ Saudara tax professional (ahli/ staf pajak) Yth., Penelitian ini mengangkat topik perpajakan, khususnya kepatuhan pajak. Wajib pajak dikatakan patuh apabila: (1) benar dalam perhitungan pajak terhutang, (2) benar dalam

Page 35: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   35 

pengisian formulir SPT, (3) tepat waktu, dan (4) melakukan kewajibannya dengan sukarela (atas kesadaran sendiri) sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia. Saya berharap Bapak/ Ibu/ Saudara berkenan untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner ini. Jawaban bisa dituliskan di tempat yang disediakan atau memilih jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada skala 1-7 atas pernyataan berikut ini. Kuesioner ini digunakan untuk keperluan akademis, oleh karena itu kejujuran dalam pengisian sangat saya harapkan. Untuk menjaga kerahasiaan, Bapak/ Ibu/ Saudara tidak perlu menuliskan identitas pada lembar kuesioner ini. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara meluangkan waktu mengisi lembar kuesioner penelitian disertasi ini. Semoga jerih payah Bapak/Ibu/Saudara bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan khususnya dalam bidang perpajakan di Indonesia.

PERTANYAAN A. DATA RESPONDEN

1. Umur tahun

2. Jenis kelamin : L / P (pilih salah satu)

3. Pendidikan terakhir: , jurusan:

4. Pendidikan informal di bidang perpajakan (Brevet, kursus, pelatihan, seminar,

atau workshop):

5. Lama bekerja sebagai tax professional: tahun bulan.

6. Apakah anda pernah mengisi SPT ?

7. Apakah tugas utama anda?

B. KUESIONER PENELITIAN Bagian ini terdiri dari 30 pernyataan. Pernyataan nomor 1- 6 berkaitan satu sama lain. Pernyataan nomor 1 berkaitan dengan pernyataan nomor 2, nomor 3 dengan nomor 4, nomor 5 dengan nomor 6, tetapi pernyataan yang berkaitan ini tidak harus sama skala jawabannya. 1. Sikap saya jika Wajib Pajak (WP) mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam

rangka memenuhi peraturan perpajakan. Sangat tidak Sangat

Page 36: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   36 

Setuju Setuju

a. keinginan membayar pajak 1 2 3 4 5 6 7 lebih kecil dari yang seharusnya b. pembentukan dana 1 2 3 4 5 6 7

cadangan untuk pemeriksaan pajak

c. perasaan pemanfaatan 1 2 3 4 5 6 7 pajak yang tidak transparan

d. perasaan dirugikan 1 2 3 4 5 6 7 oleh sistem perpajakan e. biaya suap ke fiskus lebih 1 2 3 4 5 6 7

kecil dibanding dgn pajak yang bisa dihemat

2. Pada kenyataannya, hal-hal berikut ini saya pertimbangkan dalam memenuhi

kewajiban perpajakan perusahaan pada tahun pajak terakhir.

Sangat Tiidak Sangat Dipertimbangkan Dipertimbangkan a. Keinginan membayar pajak 1 2 3 4 5 6 7 lebih kecil dari yang seharusnya b. pembentukan dana 1 2 3 4 5 6 7 cadangan untuk pemeriksaan pajak c. perasaan pemanfaatan 1 2 3 4 5 6 7

pajak yang tidak transparan d. perasaan dirugikan 1 2 3 4 5 6 7 oleh sistem perpajakan e. biaya suap lebih kecil 1 2 3 4 5 6 7 dibanding dengan pajak yang bisa dihemat

3. Pihak-pihak berikut ini pernah mendorong saya untuk tidak mematuhi ketentuan perpajakan.

Sangat tidak Sangat Setuju Setuju

a. teman 1 2 3 4 5 6 7 b. konsultan pajak 1 2 3 4 5 6 7

Page 37: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   37 

c. petugas pajak 1 2 3 4 5 6 7

4. Pada kenyataannya, saran-saran pihak-pihak berikut ini saya pertimbangkan

dalam memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan pada tahun pajak terakhir.

Sangat Tidak Sangat Dipertimbangkan Dipertimbangkan

a. teman 1 2 3 4 5 6 7 b. konsultan pajak 1 2 3 4 5 6 7 c. petugas pajak 1 2 3 4 5 6 7

5. Sikap saya jika hal-hal berikut ini dipertimbangkan WP dalam keputusannya untuk

mematuhi peraturan perpajakan. Sangat Sangat Setuju Tidak Setuju

a. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 diperiksa pihak fiskus b. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 dikenai sanksi c. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 pelaporan pihak ketiga

6. Pada kenyataannya, saya mempertimbangkan hal-hal berikut ini dalam

memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan pada tahun pajak terakhir. Sangat Sangat Dipertimbangkan Tidak Dipertimbangkan

a. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 diperiksa pihak fiskus b. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 dikenai sanksi c. kemungkinan 1 2 3 4 5 6 7 pelaporan pihak ke tiga

Sangat Sangat Tidak Setuju Setuju 7. Menurut saya 1 2 3 4 5 6 7 ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan yang tidak melanggar etika

Page 38: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   38 

8. Saya tidak merasa 1 2 3 4 5 6 7 bersalah ketika saya melakukan ketidak- patuhan pajak 9. Menurut saya 1 2 3 4 5 6 7 ketidakpatuhan pajak merupakan tindakan yang tidak melanggar prinsip hidup saya 10. Sebagai salah satu 1 2 3 4 5 6 7 staf bagian perpajak- an (tax professional) di perusahaan ini, saya pribadi cenderung untuk melakukan ketidakpatuhan pajak pada tahun pajak terakhir 11. Sebagai salah satu 1 2 3 4 5 6 7 staf bagian perpajak- an di perusahaan ini, saya pribadi memutuskan untuk melakukan ketidakpatuhan pajak pada tahun pajak terakhir 12. Arus kas 1 2 3 4 5 6 7 perusahaan tahun pajak terakhir tidak memuaskan 13. Laba sebelum 1 2 3 4 5 6 7 pajak (earning before tax) perusahaan tahun pajak terakhir tidak memuaskan 14. Jumlah tax professional 1 2 3 4 5 6 7 perusahaan

tidak mencukupi

Sangat tidak Sangat

Setuju Setuju

15. Tidak tersedia 1 2 3 4 5 6 7 perpustakaan pajak yang memadai

Page 39: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   39 

16. Tidak tersedia sistem 1 2 3 4 5 6 7 informasi yang handal untuk penyusunan laporan keuangan dan perpajakan 17. Wewenang yang 1 2 3 4 5 6 7

diberikan perusahaan tidak sesuai dengan tugas saya.

18. Sistem reward & 1 2 3 4 5 6 7 punishment belum

diterapkan dengan baik di perusahaan.

19. Dalam menjalankan 1 2 3 4 5 6 7 tugas, saya tidak mendapat dukungan dari atasan.

20. Dalam menjalankan 1 2 3 4 5 6 7 tugas, saya tidak mendapat dukungan

dari rekan sesama tax professional

21. Jika saya melakukan 1 2 3 4 5 6 7

kesalahan dalam melaksanakan tugas, saya tidak akan mengha- dapi risiko kinerja (performance risk) yang besar.

22. Dalam memenuhi 1 2 3 4 5 6 7 kewajiban perpajakan perusahaan, saya kurang mempertimbangkan risiko yang akan diterima perusahaan jika saya melakukan kesalahan Pada 2 tahun pajak terakhir, perusahaan telah mengalami hal-hal berikut ini:

Sangat Sangat tidak Setuju Setuju

23. Tidak menerima STP atas 1 2 3 4 5 6 7 denda keterlambatan

Page 40: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   40 

penyerahan SPT masa 24. Tidak menerima STP atas 1 2 3 4 5 6 7 denda keterlambatan penyerahan SPT tahunan 25. Tidak menerima STP atas 1 2 3 4 5 6 7 bunga keterlambatan pembayaran pajak terhutang 26. Tidak menerima STP atas 1 2 3 4 5 6 7 denda dan bunga kekurangan pajak yang disetorkan 27. Laporan Keuangan 1 2 3 4 5 6 7 telah diaudit oleh Akuntan Publik yang tidak sedang dikenai sanksi peringatan dan pembekuan oleh DJP 28. Pendapat akuntan publik 1 2 3 4 5 6 7

atas Laporan Keuangan perusahaan adalah Wajar Tanpa Pengecualian atau Wajar dengan Pengecualian tanpa mempengaruhi laba rugi fiskal 29. Koreksi fiskal yang dilakukan 1 2 3 4 5 6 7 pemeriksa pajak untuk semua jenis pajak tidak lebih dari 10% Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, perusahaan tidak pernah: 30. Dijatuhi hukuman 1 2 3 4 5 6 7 karena melakukan tindak pidana bidang perpajakan

>>>>>>>>>>>>Terima kasih<<<<<<<<<<<<

Page 41: KAJIAN EMPIRIS TENTANG KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN · PDF fileaspp-16 1 kajian empiris tentang kepatuhan wajib pajak badan di perusahaan industri pengolahan di surabaya elia mustikasari

ASPP-16   41 

SKP1

NRM 2

NRM 3

NRM 4

MRL 3

MRL 1

SKP 5 SKP 3 SKP2 SKP 4

KTR 3

KTR 1

KTR 2

KEU 1

KEU 2

MRL 2

FAS 2

FAS 1

FAS 3

IKL 2 IKL 3 IKL 4

SKP (X1)

NRM (X2)

FAS (X6)

MRL (X3)

KTR (X4)

KEU (X5)

IKL (X7)

NIA 2 NIA 1

NIA (Y1)

KTP

KTP

KTP KTP (Y2)

KETERANGAN: SKP (X1) : sikap terhadap ketidakpatuhan pajak SKP 1 : membayar pajak lebih kecil SKP 2 : pembentukan dana cadangan SKP 3 : ketidaktransparanan SKP 4 : perasaan dirugikan sistem SKP 5 : biaya suap ke fiskus NRM (X2): norma subyektif NRM 1 : pengaruh teman NRM 2 : pengaruh konsultan pajak NRM 3 : pengaruh petugas pajak NRM 4 : pengaruh pimpinan perusahaan MRL (X3) : kewajiban moral MRL 1 : melanggar etika MRL 2 : perasaan bersalah MRL 3 : prinsip hidup KTR (X4) : kontrol keperilakuan yg dipersepsikan KTR 1 : kemungkinan diperiksa fiskus KTR 2 : kemungkinan dikenai sanksi KTR 3 : kemungkinan pelaporan pihak ke 3 KEU (X5) : persepsi tentang kondisi keuangan KEU 1 : arus kas KEU 2 : laba bersih sebelum pajak FAS (X6) : persepsi tentang fasilitas perusahaan FAS 1 : kecukupan tax professional FAS 2 : perpustakaan FAS 3 : sistem informasi IKL (X7) : persepsi tentang iklim organisasi IKL 1 : struktur IKL 2 : reward & punishment IKL 3 : dukungan IKL : risiko IKL 5 : tanggungjawab NIA (Y1) niat tax professional untuk berperilaku tidak patuh NIA 1 : kecenderungan NIA 2 : keputusan KTP (Y2) : ketidakpatuhan pajak badan KTP 1 : penyerahan SPT KTP 2 : pembayaran KTP 3 : pelaporan H1 – H9 : hipotesis 1 - 9

H1

H2

H3

H6

H7

H4

H5

H8

H9

IKL 1

NRM 1

Gambar 3.2.1 MODEL PENELITIAN IKL 5