kajian eksperimental terhadap karakteristik … · bentuk briket yang digunakan adalah silinder...
TRANSCRIPT
KAJIAN EKSPERIMENTAL TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET
LIMBAH AMPAS KOPI INSTAN DAN KULIT KOPI ( STUDI KASUS DI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA )
Laboratorium Rekayasa Energi dan Pengkondisian Lingkungan
Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS Surabaya
2012
Oleh :
Wahyu Kusuma A
2408100032
Pembimbing :
Ir. Sarwono, MMIr. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes
SEMINAR TUGAS AKHIR
Potensi biomass limbah
perkebunan
Kulit kopi memiliki nilai
kalor yang tinggi sebesar
4.427 kal/gr dan ampas kopi
mengandung minyak dengan
11-20% berat
Kebutuhan energi
meningkat
Latar Belakang (I)
Energi alternatif
terbarukan yang ramah
lingkungan dan ekonomis
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan- Kementerian Pertanian
(2010), dalam 1 ha areal pertanaman kopi akan memproduksi
limbah segar sekitar 1,8 ton. Sehingga untuk perkebunan kopi
Kabupaten Jember tahun 2009-2011 seluas (5.608 ha),
menghasilkan limbah 1.080 ton per tahunnya.
Antolin (1991)melakukan penelitian tentang pembakaran limbah
kopi , menghasilkan kadar sulfur yang rendah dan keringnya
kandungan dari limbah kopi dapat menaikkan nilai kalor.
Saenger (2001) memperkuat hasil dengan menyatakan bahwa
kulit kopi jenis Arabika yang tumbuh di Kenya memiliki kadar
air sebesar 10-11%.
Latar Belakang (II)
1. Bagaimana komposisi dan karakteristik briket dari limbah
ampas kopi instan dan kulit kopi agar menghasilkan briket
dengan heating value yang tinggi ?
2. Bagaimana pengaruh variasi komposisi terhadap
karakteristik pembakaran briket ?
Rumusan Masalah
Bahan briket adalah limbah ampas kopi instan dan kulit kopi. Jenis kopi adalahArabika dan Robusta.
Variasi komposisi ampas kopi instan dan kulit kopi dengan perbandinganprosentase 1:1 (A1K1); 2:3 (A2K3); 3:2 (A3K2); 1:4 (A1K4); 4:1 (A4K1).
Ukuran partikel bahan briket adalah 100 mesh.
Bahan perekat adalah lem kanji dengan prosentase tepung tapioka dengan airadalah 22 gr : 78ml.
Tekanan pembriketan adalah 100 kg/cm2 dengan lama penekan 3 menit.
Bentuk briket yang digunakan adalah silinder berongga.
Proses pengeringan limbah ampas kopi instan menggunakan oven dengan suhu104oC selama 3 jam.
Parameter yang digunakan dalam pengujian mutu briket adalah :
- Pengujian nilai kalor briket. Nilai kalor briket harus mencapai > 4000 kal/gr.
- Uji proximate meliputi kadar air, kadar abu, fixed karbon dan volatile matter.
- Uji eksperimental meliputi lama pembakaran dan laju pengurangan massa.
Batasan Masalah
1. Sebagai alternatif bahan bakar energi terbarukan yang
ekonomis dan ramah lingkungan.
2. Memberikan informasi ilmiah mengenai briket dari bahan baku
limbah ampas kopi instan dan kulit kopi yang dapat dibuat
dengan teknologi sederhana.
3. Dapat diketahuinya kualitas briket dari hasil penelitian ini
sehingga nantinya dimanfaatkan untuk aplikasi pembuatan
briket lebih lanjut.
Manfaat
Tujuan1. Mengetahui komposisi dan karakteristik briket dari limbah
ampas kopi instan dan kulit kopi agar menghasilkan briket
dengan heating value yang tinggi.
2. Mengetahui pengaruh variasi komposisi terhadap
karakteristik pembakaran briket.
Pembakaran bahan bakar padat terdiri dari tiga tahap
yaitu :
1. Pengeringan
2. Devolatilisasi
3. Pembakaran Arang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembakaran bahan
bakar padat antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran Partikel
2. Kecepatan Aliran Udara
3. Temperatur Pembakaran
4. Jenis Bahan Bakar
PEMBAKARAN BAHAN BAKAR PADAT
Tinjauan Pustaka (I)
1. Nilai kalor (Heating value/calorific value) ASTM D-2015
HHV = (T2 – T1 – Tkp) x cv (kj/kg)
LHV = HHV – 3240 (kj/kg).
dimana,
T1 = Suhu air pendingin sebelum dinyalakan (oC)
T2 = Suhu air pendingin sesudah dinyalakan (oC)
Tkp = Kenaikan suhu kawat penyala = 0,05 (oC)
cv = Panas jenis alat = 73.529,6 (oC)
2. Kadar Air (Moisture) ASTM D-3173
dimana,
W0 = berat sampel dan cawan sebelum dikeringkan (gr)
W = berat sampel dan cawan sesudah dikeringkan (gr)
WS0 = berat sampel awal (gr).
KARAKTERISTIK BRIKET ORGANIK
Tinjauan Pustaka (II)
3. Kadar Abu (Ash) ASTM D-3174
dimana,
W0 = berat sampel dan cawan sebelum pengabuan (gr)
W = berat cawan + berat abu (gr)
Wdso = berat sampel sebelum pengabuan (gr).
4. Volatile Matter ASTM D-3175
dimana,
W0 = berat sampel dan cawan awal (gr)
W = berat cawan + berat abu setelah pemanasan (gr)
Wdso = berat sampel awal (gr).
5. Fixed Carbon ASTM D-3172
FC (%) = 100% – (%air + % abu + %VM)
Tinjauan Pustaka (III)
Mulai
Studi Literatur :
sifat fisis dan kimia kulit kopi dan ampas kopi instan,
pembakaran bahan bakar padat, karakteristik briket
Persiapan Penelitian
Pengeringan Limbah Ampas
Kopi
Penggilingan dan Pengayakan
Variasi Komposisi
Uji Proximate Uji Eksperimental
Nilai Kalor ≥ 4000 kal/gr
Analisa Data dan Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Ya
Tidak
Metodologi Penelitian (I)
Jenis Briket
Perbandingan
Ampas
Kopi Instan Kulit Kopi
A1K1 1 1
A2K3 2 3
A3K2 3 3
A1K4 1 4
A4K1 4 1
Variasi Komposisi
Metodologi Penelitian (II)
PROSES PEMBUATAN BRIKET
Metodologi Penelitian (IV)
Pengayakan
100 mesh
ampas kopi
instankulit kopi
Pencampuran
komposisi
lem kanji
pencetakan briket
bentuk briket
pengovenan suhu
60° selama ± 24 jam
penyimpanan
dalam desikator
TAHAP ANALISA
• nilai kalor
• kadar air
• kadar abu
• fixed carbon
• volatile matter
Uji Proximate Uji Eksperimental
•laju pengurangan massa
•lama pembakaran
Metodologi Penelitian (III)
Analisa Moisture Content
Pengaruh kadar air :
• Lamanya penyalaan awal briket
• Waktu pengeringan lebih lama
• Semakin rendah kadar air semakin tinggi nilai kalor
setiap
penambahan
komposisi
ampas kopi
instan maka
akan terjadi
kenaikan pada
kadar airnya.
pengaruh
perekat.
ANALISIS PROXIMATE BRIKET
Analisa Volatile Matter
Pengaruh kadar zat terbang :
• semakin tinggi volatile matter maka akan semakin mudah untuk terbakar
dan laju pembakaran semakin cepat.
briket tanpa
karbonasi
masih
mengandung
kadar volatile
matter yang
cukup banyak
Analisa Ash Content
Pengaruh kadar abu :
•Kandungan abu yang tinggi sangat tidak menguntungkan karena akan
membentuk kerak.
• Semakin tinggi kadar abu dapat mempersulit penyalaan
• Kadar abu tinggi dapat menurunkan nilai kalor briket.
setiap
penambahan
komposisi
kulit kopi
maka akan
terjadi
kenaikan pada
kadar abunya
Analisa Fixed Carbon
Pengaruh fixed carbon :
• kadarnya akan bernilai tinggi apabila kadar abu dan zat
menguap rendah
•semakin tinggi FC akan semakin tinggi nilai kalor.
briket tanpa
karbonasi
masih
mengandung
kadar fixed
carbon yang
cukup rendah
Analisa Nilai Kalor
penambahan
komposisi kulit
kopi maka nilai
kalor akan
meningkat
sedangkan
penambahan
komposisi ampas
kopi instan
menyebabkan
penurunan nilai
kalor
Hasil Penelitian
a. Kadar air sesuai dengan SNI
b. Kadar abu sesuai bahan baku
c. Volatile matter memenuhi standar SNI / sesuai bahan baku
d. Fixed carbon sesuai bahan baku
e. Nilai kalor sesuai dengan PERMEN ESDM No.47 2006 dan USA
Sifat Briket Permen SNI
Jepang Inggris USA
Hasil
PenelitianESDM
No.47 2006
No. 1/6235/2000
Moisture (%) ≤ 15 ≤ 8 6 - 8 3 - 4 6 10.76 – 11.85
Ash (%) ≤ 10 ≤ 8 5 - 7 8 - 10 16 0.10 – 1.27
Volatile Matter (%) sesuai bahan baku ≤15 15 - 30 16.4 19 - 28 80.77 – 83.04
Fixed Carbon (%) sesuai bahan baku ≥ 77 60 - 80 75 60 5.67 – 6.89
Nilai Kalor (kal/gr) 4400 ≥ 5000 5000 - 6000 5870 4000 - 6500 4425 - 4713
Standar Kualitas Briket
semakin besar
kandungan
karbon dalam
suatu bahan,
makin baik
fungsi bahan
tersebut sebagai
bahan bakar
karena akan
menghasilkan
energi yang
lebih besar.
Sampel
Briket
C N H O P S
A1K1 54,50% 6,26% 6,54% 26,46% 0,43% 0,10%
Uji Ultimate
Semakin lama waktu pembakaran maka semakin jelas
adanya perbedaan pengurangan massa.
Semakin tinggi prosentase kulit kopi dalam komposisi
briket maka briket semakin banyak sisa
pembakarannya atau abu yang terbentuk.
Semakin tinggi prosentase ampas kopi instan maka
akan semakin sedikit abu yang terbentuk.
Laju Pengurangan Massa
Semakin tinggi kadar volatile matter briket maka semakin cepat waktu
nyala briketnya dan kecepatan pembakaran lebih tinggi.
Proses Pengujian Briket untuk Pemanasan 1 liter air
Lima buah briket dapat mendidihkan satu liter air
selama 7-18 menit. Rata-rata menyala briket (lima buah)
sampai menjadi abu adalah 131 menit, sedangkan satu buah
briket dapat menyala rata-rata selama 45 menit.
Lama Pembakaran
Perbandingan Hasil Proximate Briketdengan Penelitian Sebelumnya
*)Putri Eka Rizky,2009
**)Nurlela,2011
***)Haris Purnawan,2011
****)Kharis Akbar,2012
*****)Enik Sri Widarti,2010
Biaya Peralatan (alat press hidrolik) Rp. 15.000.000
Biaya Bahan Baku
- Ampas Kopi Instan / kg Rp. 200
- Kulit Kopi / kg Rp. 400
- Tepung Kanji / kg Rp. 5.000
- Bahan Bakar / liter Rp. 8.000
Biaya Tenaga Kerja (Jam kerja dari 08.00 s/d 16.00) Rp. 15.000
Biaya untuk 1 kali produksi dengan kapasitas mesin produksi 16 unit/3 menit dengan berat
± 0.011 kg maka dalam satu kali proses akan menghasilkan 0.176 kg biobriket.
- Ampas Kopi Instan 50/100 x 23 kg = 11,5 kg x 200 = Rp. 2300
- Kulit Kopi 50/100 x 23 kg = 11,5 kg x 400 = Rp. 4600
- Tepung kanji 5 kg x Rp. 5000/kg = Rp. 25.000
Total bahan baku per hari = Rp. 31.900
Total biaya produksi per hari = Rp. 15.000 + Rp. 31.900 = Rp. 46.900
Maka untuk 1 kali produksi bisa menghasilkan 2560 unit atau setara dengan 28 kg bahan
dengan berat 1 unit produk kering± 0.011 kg.
Harga Pokok Produksi Per Unit
Harga Pokok Produksi
Analisis Biaya
Penghematan per kg atau per liter berdasarkan analisis biaya Rp. 1700/kg
Rp 1.300 dibanding dg briket batubara
Rp 9.300 per 1 liter minyak tanah
Rp 10.200 per 3 kg LPG
Perbandingan Harga Bakar di Pasaran
Komposisi briket terbaik adalah A1K4 karena memiliki nilai kalor tertinggi 4713 kal/gramdengan kadar air terendah 10.76%.
Hasil dari uji proximate yaitu kadar air terkecil A1K4 sebesar 10.76% dan terbesar A1K111.85%, kadar volatile matter terkecil A1K1 sebesar 80.77% dan terbesar A4K1 83.04%, kadarabu terkecil A3K2 sebesar 0.10% dan terbesar A2K3 1.27%, kadar fixed carbon terkecil A4K1sebesar 5.67% dan terbesar A1K4 6.89%, serta nilai kalor terbesar A1K4 sebesar 4713 kal/grdan terkecil A4K1 sebesar 4425 kal/gr.
Semakin banyak komposisi ampas kopi instan maka kadar air yang terkandung semakinbanyak menyebabkan penurunan nilai kalor.
Semakin tinggi prosentase kulit kopi maka semakin banyak massa sisa pembakaran atauabu yang terbentuk dan sebaliknya.
Komposisi briket A1K4 mempunyai pengurangan massa yang terendah yaitu sebesar 0,205gram.
Komposisi briket A3K2 dengan kadar volatile matter rendah 82,17 % mempunyai lamapembakaran paling lama 72 menit.
Kesimpulan
Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menggunakan simulasi software CFD.
Uji eksperimental mengenai laju pembakaran dan perubahan temperatur briket.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan briket dengan variasi
tekanan, ukuran partikel, bentuk briket dan bahan baku briket yang lain agar
nantinya dapat digunakan sebagai pembanding.
Saran