kajian ekonomi regional jawa tengah - bi.go.id · kabupaten brebes, jawa tengah ... perlambatan dan...

86
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 0 Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah Triwulan IV-2010 Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 http://www.bi.go.id

Upload: lamdieu

Post on 11-Apr-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 0

Kajian Ekonomi RegionalJawa TengahTriwulan IV-2010

Kantor Bank Indonesia SemarangJl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791http://www.bi.go.id

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah
Page 3: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TengahTriwulan IV Tahun 2010

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikansecara triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untukmenganalisis perkembangan ekonomi Jawa Tengah secarakomprehensif. Isi kajian dalam buku ini mencakup perkembanganekonomi makro, inflasi, moneter, perbankan, sistem pembayaran,keuangan daerah, dan prospek ekonomi Jawa Tengah. Penerbitan bukuini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisi perkembangan ekonomi dankeuangan di Jawa Tengah kepada Kantor Pusat Bank Indonesia sebagaimasukan pengambilan kebijakan, dan (2) menyampaikan informasikepada external stakeholders di daerah mengenai perkembanganekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Bank Indonesia Semarang

Ratna E. Amiaty PemimpinSutikno Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi MoneterH. Yunnokusumo Deputi Pemimpin Bidang PerbankanMohamad M. Toha Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern

dan Sistem PembayaranHerdiana A.W. Peneliti Ekonomi Madya SeniorImam Fauzy Pengawas Bank Madya SeniorI Ketut Suena Pengawas Bank Madya SeniorTatung M. Toufik Kepala Bidang Sistem PembayaranImam Mustiantoko Kepala Bidang Manajemen Intern

Softcopy buku ini dapat di-download dariDIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) di website Bank Indonesia dengan

alamathttp://www.bi.go.id

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi

Jawa Tengah Triwulan IV-2010 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada

stakeholder Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah diterbitkan

secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Bank Indonesia

Semarang dalam memberikan informasi kepada stakeholder tentang perkembangan

ekonomi Jawa Tengah terkini serta prospeknya di masa mendatang. Kami berharap

informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam

proses diskusi atau peroses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.

Dalam proses penyusunan Kajian Ekonomi Regional ini, kami menggunakan data

yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Tengah, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta

data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami

sebutkan satu per satu. Untuk itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima

kasih yang sebesar-sebesarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dalam penyusunan kajian

ini ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa

mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang

akan datang.

Akhirnya, besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Jawa Tengah. Terima

kasih.

Semarang, Februari 2011KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG

Ttd

Ratna E. AmiatyPemimpin

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 iii

Daftar IsiKata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................. v

Bab 1 Perkembangan Ekonomi Makro................................................................................. 1

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan........................................................... 2

1.1.1. Konsumsi ........................................................................................................ 2

1.1.2. Investasi .......................................................................................................... 4

1.1.3. Ekspor dan Impor ............................................................................................ 6

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran ..................................................................................... 7

1.2.1. Sektor Pertanian .............................................................................................. 8

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan............................................................................... 8

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)................................................ 9

1.2.4. Sektor Jasa .....................................................................................................11

1.2.5. Sektor Lainnya................................................................................................11

BOKS SURVEI DAYA SAING (SDS) 2010 DI JAWA TENGAH : Wujud Nyata PenghargaanTerhadap Upaya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah ..............14

Bab 2 Perkembangan Inflasi ...............................................................................................17

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok.....................................................................................18

2.3. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah .............................................................................23

2.3. Inflasi Kota-Kota di Jawa............................................................................................25

BOKS LAPORAN DAN ANALISIS HASIL LIAISON AD HOC KOMODITAS BAWANG MERAHKABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH .......................................................................27

BOKS LAPORAN DAN ANALISIS HASIL LIAISON AD HOC KOMODITAS CABAI DIKABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH .......................................................................31

Bab 3 Perkembangan Perbankan........................................................................................35

3.1. Intermediasi Bank Umum ............................................................................................36

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ....................................................................37

3.1.2 Penyaluran Kredit ............................................................................................39

3.1.3. Kredit Lokasi Proyek........................................................................................43

3.1.4. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi Proyek.........................................................44

3.2. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah..............................45

3.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan di Jawa Tengah...................47

3.4. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) .........................................................................48

3.5. Kinerja Perbankan Syariah ...........................................................................................50

Bab 4 Keuangan Daerah ....................................................................................................53

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 iv

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah.......................................................................................53

4.2. Realisasi Belanja Daerah ..............................................................................................54

Bab 5 Perkembangan Sistem Pembayaran...........................................................................57

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai ................................................................57

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .............................................57

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)Uang Kartal..................................................................................................58

5.1.3. Uang Palsu .......................................................................................................59

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai .........................................................................59

5.2.1. Transaksi Kliring ...............................................................................................59

5.2.2. Transaksi RTGS .................................................................................................60

Bab 6 Kesejahteraan Masyarakat........................................................................................61

6.1. Ketenagakerjaan.........................................................................................................61

6.2. Nilai Tukar Petani........................................................................................................63

Bab 7 Prospek Perekonomian Jawa Tengah Triwulan I-2011................................................65

7.1. Pertumbuhan Ekonomi ...............................................................................................65

7.2. Inflasi .........................................................................................................................67

Daftar Istilah .....................................................................................................................71

Lampiran Indikator Ekonomi Jawa Tengah ..........................................................................73

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 v

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 5,7%(yoy), sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulansebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Dari sisi sektoral, pertumbuhanekonomi triwulan IV-2010 terutama didorong oleh pertumbuhan sektor industri,sementara dari sisi penggunaan, sumber pertumbuhan terutama berasal dari konsumsirumah tangga. Sesuai pola musimannya, secara triwulanan, perekonomian mengalamikontraksi pertumbuhan sebesar -4,3% (qtq) dibandingkan triwulan III-2010. Secaratahunan, perekonomian Jawa Tengah 2010 tumbuh sebesar 5,8% (yoy, meningkatdibandingkan pertumbuhan 2009 sebesar 5,1% (yoy).

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar7,3% (yoy), meningkat dari 5,5% (yoy) pada triwulan sebelumnya, walaupun sudahmelewati perayaan puasa dan lebaran pada triwulan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomijuga didorong oleh peningkatan investasi sebesar 7,1% (yoy). Sementara itu, konsumsipemerintah juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 6,0% (yoy) seiringdengan realisasi belanja pemerintah daerah yang cukup tinggi.

Dari sisi penawaran, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif,dan terutama ditopang oleh pertumbuhan di sektor industri, sektor perdagangan, hoteldan restaurant dan sektor jasa yang masing-masing tumbuh sebesar 5,9%, 8,0% dan9,7% (yoy). Permintaan luar negeri yang relatif masih tinggi dan didukung pula olehinvestasi yang cukup baik, menjadi pendorong pertumbuhan di sektor industri. Sementaraitu realisasi belanja barang dan jasa pemerintah di akhir tahun dan program-programpromosi belanja akhir tahun yang dilaksanakan di beberapa kota Jawa Tengah menjadipendorong sektor PHR dan sektor jasa.

Secara tahunan, inflasi pada triwulan ini meningkat dibandingkantriwulan III-2010. Inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 secara tahunan tercatat sebesar6,88% (yoy) meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,59% (yoy).Kecenderungan peningkatan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan hargapada komoditas kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, dan kelompoksandang. Namun demikian, secara tiwulanan, inflasi pada triwulan IV-2010 menurundibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 secaratriwulanan tercatat sebesar 1,62% (qtq) turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai2,87% (qtq). Dapat ditambahkan, angka inflasi Jawa Tengah tersebut secara tahunan(yoy) lebih rendah dari angka inflasi nasional sebesar 6,96% (yoy), meski secara kuartalantercatat lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 1,59% (qtq).

Secara umum, kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi JawaTengah pada triwulan IV-2010 semakin baik dengan resiko kredit yang masihterkendali. Intermediasi perbankan berjalan dengan baik, tercermin dari pertumbuhankredit yang cukup tinggi mencapai 19,38% (yoy). Sementara itu, indikator-indikator

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 vi

utama kinerja perbankan yang lainnya yaitu total aset, penghimpunan dana pihak ketiga(DPK) dan Loan to Deposits Ratio (LDR) pada triwulan ini menunjukkan peningkatanpertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, kualitas penyalurankredit terus menunjukkan perbaikan tercermin dari rasio gross Non Performing Loan (NPL)pada triwulan I-2010 sebesar 3,02% menjadi 2,71% pada triwulan ini, jauh dibawahtarget indikatif sebesar 5%. Dari sisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) penyalurandi Jawa Tengah masih tumbuh cukup tunggi pada triwulan ini.

Sistem Pembayaran pada triwulan IV-2010 berjalan dengan lancar dan

mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Volume transaksi

pembayaran non tunai melalui RTGS untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010

terus menunjukkan peningkatan dan masih mendominasi pembayaran non tunai.

Sementara itu, perkembangan sistem pembayaran tunai menunjukkan penurunan aliran

inflow dan outflow dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan

perkembangan yang menggembirakan. Realisasi pendapatan tercatat melampaui

anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD-P) tahun 2010, khususnya pada

pendapatan asli daerah. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa provinsi Jawa Tengah

mampu untuk meningkatkan pendapatan asli daerahnya yang dapat digunakan untuk

memenuhi kebutuhan pembiayan pembangunan daerah. Sementara itu, belanja daerah

mencapai 95,28%, meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 91,36%.

Namun demikian, pola pengeluaran (belanja) daerah masih terkonsentrasi di triwulan IV-

2010. Sementara belanja modal (realisasi) baru mencapai 19,3% dari total belanja

langsung dan bila dibandingkan dengan total APBD hanya mencapai sekitar 7%.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2011 diperkirakan

masih tumbuh tinggi yaitu dalam kisaran 5,6%-5,9% (yoy). Secara sektoral

pertumbuhan tersebut diperkirakan didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian yang

memasuki masa panen raya pada triwulan I-2011, sektor industri dan PHR yang meskipun

sedkit melambat namun masih mempunyai kontribusi yang besar bagi pertumbuhan

ekonomi Jawa Tengah. Sementara dari sisi penggunaan konsumsi rumah tangga

diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan walaupun mengalami

perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik.Laju inflasi Jawa Tengah pada triwulan I-2011 diperkirakan berada dalam

kisaran 6,5%-7,0% (yoy). Faktor penyebab inflasi triwulan mendatang diperkirakanberasal dari kenaikan harga berbagai komoditas dalam kelompok bahan makanan dankelompok makanan jadi. Masih tingginya curah hujan pada triwulan I-2011 diperkirakanberpotensi untuk mempengaruhi pasokan cabe merah dan bawang merah, sehinggadapat menjadi penyebab inflasi volatile foods. Inflasi komoditas beras pada triwulan I-2011 diperkirakan relatif minimal karena adanya musim panen. Selain itu, potensikenaikan harga gula pasir pada triwulan I-2011 terkait dengan akan masuknya masamusim giling pada Mei 2011. Beberapa hal yang perlu diwaspadai karena berpotensi

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 vii

memicu inflasi triwulan mendatang, antara lain potensi peningkatan imported inflationakibat kenaikan harga beberapa komoditas internasional seperti minyak mentah, gandum,jagung, kedelai, dan CPO. Potensi tekanan inflasi di sisi administered prices diperkirakanberasal dari kenaikan tarif cukai rokok per Januari 2011 dan kenaikan tarif PDAM yangrencananya akan diterapkan di sebagian kota di Jateng.

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 viii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 1

Bab 1Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 5,7% (yoy),sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnyayang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Dari sisi sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2010 terutama didorong oleh pertumbuhan sektor industri, sementara dari sisipenggunaan, sumber pertumbuhan terutama berasal dari konsumsi rumah tangga. Sesuaipola musimannya, secara triwulanan, perekonomian mengalami kontraksi pertumbuhansebesar -4,3% (qtq) dibandingkan triwulan III-2010. Secara tahunan, perekonomian JawaTengah 2010 tumbuh sebesar 5,8% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan 2009sebesar 5,1% (yoy).

Secara umum, ekonomi Jawa Tengah tumbuh cukup tinggi. Pada triwulan IV-2010, ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 5,7% (yoy) atau masih diatas rata-ratapertumbuhan selama 10 tahun terakhir. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi di JawaTengah cenderung menunjukkan perlambatan sejak triwulan III-2009, sehingga sejaktriwulan II-2010 berada di bawah angka pertumbuhan ekonomi nasional. Dapatditambahkan bahwa pada triwulan IV-2010 perekonomian nasional mencatat angkapertumbuhan sebesar 6,9% (yoy).

Sumber: BPS,Catatan: Terdapat penyesuaian angka pertumbuhan pada tahun 2009 dan triwulan I, II dan III tahun 2010

Grafik 1.1. Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Jawa Tengah vs Nasional

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

7.5

I II III IV I II III IV

2009 2010

prtmbhn eko jateng (%,yoy)

prtmbhn eko nasional (%,yoy)

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 2

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tumbuh sangat signifikan,konsumsi masyarakat di triwulan ini masih terjaga peningkatannya walaupun sudahmelewati perayaan puasa dan lebaran pada triwulan sebelumnya. Konsumsi pemerintahjuga mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan pencapaian target realisasianggaran setelah realisasi anggaran pada triwulan sebelumnya realtif masih rendah. Selainitu, Investasi juga masih mampu tumbuh signifikan pada triwulan ini.

Dari sisi penawaran, semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif,dan terutama ditopang oleh pertumbuhan di sektor industri, sektor perdagangan, hoteldan restaurant dan sektor jasa. Permintaan luar negeri yang relatif masih cukup tinggi dandidukung pula oleh investasi yang cukup baik, menjadi pendorong pertumbuhan di sektorindustri. Sementara itu realisasi berbagai program pemerintah di akhir tahun danprogram-program promosi belanja akhir tahun yang dilaksanakan di beberapa kota JawaTengah menjadi pendorong sektor PHR dan sektor jasa .

Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah

Menurut JENIS PENGGUNAAN (persen, yoy)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000)Keterangan : * *) angka sangat sementara, terdapat revisi angka PDRB Jateng pada triwulan I,II dan III

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan,seperti halnya beberapa periode terakhir, konsumsi rumahtangga masih menjadi komponen terbesar penyumbang pertumbuhan PDRB padatriwulan ini, diikuti oleh konsumsi pemerintah dan investasi.

1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV-2010 tumbuh cukup signifikan

sebesar 7,3% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2010sebesar 5,5% (yoy). Peningkatan konsumsi masyarakat ini disebabkan masih kuatnyaoptimisme masyarakat dalam melakukan konsumsi. Selain itu, adanya perayaan natal,

tahun baru serta berbagai program promo belanja (great sale) yang diadakan di beberapawilayah pada periode akhir tahun menjadi faktor yang dapat mempertahankan konsumsimasyarakat di level yang cukup tinggi.

I II III IV Total

1 Kons. Rumah Tangga 6.0 5.9 5.5 7.3 6.22 Kons. LNP 1.8 3.7 -2.9 -2.9 -0.13 Kons. Pemerintah 1.7 0.2 4.0 6.0 3.14 P M T B 9.7 8.9 6.5 7.1 8.05 Ekspor 19.3 16.6 13.8 -3.3 11.26 Impor 34.8 3.9 -9.4 -5.9 4.0

PDRB 6.1 6.0 5.6 5.7 5.8

No Penggunaan2010**

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 3

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia Sumber: PT PLN (Persero) Distribusi Wil. Jateng&DIYGrafik 1.2. Indeks Keyakinan Konsumen. Grafik 1.3. Penjualan Listrik segmen

Rumah Tangga di Jawa Tengah

Peningkatan konsumsi rumah tangga tersebut terkonfirmasi pula dari hasil SurveiKonsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia sampai dengan posisi akhirtriwulan IV-2010, yang menunjukkan bahwa ekspektasi konsumen di Jawa Tengah masih

optimis1 dan cenderung meningkat.Prompt indicator lainnya yang menunjukkan perkembangan positif

konsumsi rumah tangga adalah penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga

(Grafik 1.3.), yang masih menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan tahunan padatriwulan ini. Kondisi tersebut menunjukkan adanya indikasi kebutuhan konsumsi energimasyarakat yang masih cukup tinggi. Selain itu, Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM)

jenis Solar dan Premium Jawa Tengah juga dapat menjadi prompt indicator untukmenggambarkan konsumsi bahan bakar masyarakat. Realisasi penjualan BBM jenis solardan premium pada triwulan ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding triwulan III-

2010.

Sumber : Dinas PPAD Prov. Jawa Tengah Sumber : Bank IndonesiaGrafik 1.4. Penerimaan Pajak BBM-KB JawaTengah.

Grafik 1.5. Posisi Giro Pemerintah diPerbankan Jawa Tengah

1 Dikatakan optimis jika angka indeks berada di atas 100 dan pesimis jika di bawah 100

0 .0

20 .0

40 .0

60 .0

80 .0

100 .0

120 .0

140 .0

160 .0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

(Indeks)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)Ekspektasi Konsumen (IEK)

Optimis

Pesimis

5.1

8.710.3

7.7 7.9 7.7

4.2

7.0

0

2

4

6

8

10

12

1 ,000

1 ,200

1 ,400

1 ,600

1 ,800

2 ,000

2 ,200

I II III IV I II III IV

2009 2010

Juta

KWh

Rumah Tangga g_yoy (%-RHS)

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

0

20

40

60

80

100

120

140

160

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2008 2009 2010

Rp.M

iliar

Rp.

Mili

ar

PREMIUMSOLARPERTAMAX (RHS) 0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112

2009 2010

Rp.

mili

ar

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 4

Konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2010 tumbuh sebesar 6,0% (yoy),meningkat bila dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan III-2010 sebesar4,0% (yoy). Peningkatan tersebut diperkirakan terdorong percepatan pelaksanaanprogram-program pemerintah dan pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur menjelangakhir tahun.

Data prompt indicator yang ada yaitu simpanan giro milik pemerintah yang ada diperbankan juga menunjukkan pengurangan yang signifikan pada akhir tahun (Grafik1.5.). Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan penyerapan anggaran untukmembiayai kegiatan pemerintah. Peningkatan konsumsi pemerintah, dapat terlihat puladari tingkat realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 95,28% dari total anggaran belanja APBD-P 2010. Angkarealisasi tersebut jauh meningkat dari angka realisasi triwulan III-2010 sebesar 56,40%dan juga meningkat dibandingkan realisasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar91,36%. (lihat bab keuangan daerah).

1.1.2. InvestasiInvestasi yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB)

pada triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 7,1% (yoy), mengalamipeningkatan bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi padatriwulan III-2010 sebesar 6,5% (yoy). Secara triwulanan PMTB juga mengalamipertumbuhan yang cukup tinggi, sebesar 4,8% (qtq) dari triwulan III-2010. Selaindipengaruhi oleh membaiknya kondisi ekonomi yang turut mendorong berbagai ekspansiusaha, kenaikan permintaan pada triwulan ini juga turut mendorong pertumbuhankomponen ini. Sementara itu, percepatan berbagai proyek infrastruktur besar seperti jalantol Solo-Semarang seksi I, perbaikan jalan di beberapa wilayah,pembangunanbendungan, gedung perkantoran baik pemerintah maupun swasta dan berbagai proyekinfrastruktur lainnya juga diperkirakan memberikan dampak positif terhadappertumbuhan komponen ini.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber: PT. PLN (Perserp) Distribusi Wil.Jateng&DIYGrafik 1.6. Penjualan Semen di Jawa Tengah Grafik 1.7. Perkembangan Jumlah

Pelanggan PLN Segmen Industri diJawa Tengah

-20

-10

0

10

20

30

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

i ii iii iv i ii iii iv

2009 2010

Ribu

ton

Konsumsi Semen

g_semen (yoy,%)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

4,700

4,800

4,900

5,000

5,100

5,200

I II III IV I II III IV

2009 2010

Pelanggan Industri

g_yoy

%

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 5

Salah satu informasi yang dapat menjadi indikator perkembanganinvestasi diantaranya adalah konsumsi semen di Jawa Tengah. Pada grafik 1.6.terlihat bahwa walaupun pertumbuhan penjualan semen di Jawa Tengah pada triwulanIV-2010 cenderung mengalami penurunan, namun level konsumsi semen terlihat relatifcukup baik, yang menunjukkan masih bergeraknya pembangunan di wilayah JawaTengah. Prompt indicator perkembangan investasi lainnya dapat dilihat daripertambahan jumlah pelanggan PLN dari sektor industri dan bisnis yangmengindikasikan terus terjadinya ekspansi oleh kalangan dunia usaha di JawaTengah. (Grafik 1.7. dan 1.8)

Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah, diolahGrafik 1.8. Perkembangan JumlahPelanggan PLN Segmen Bisnis di JawaTengah

Grafik 1.9. Perkembagan PenjualanTruck/Pick-up Baru di Jawa Tengah

Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menggambarkanperkembangan investasi adalah pembelian kendaraan angkut barang sepertitruk/pick up baru. Grafik 1.9. menunjukkan perkembangan jumlah pengadaan trukbaru di Jawa Tengah pada triwulan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulanyang sama tahun sebelumnya serta terus menunjukkan tren peningkatan. Pembelian trukbiasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga perkembangan penjualantruk ini dapat menjadi proxy peningkatan investasi. Dari sisi pembiayaan juga terlihatbahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di Jawa tengahmengalami peningkatan dari sisi nominal, seperti terlihat pada grafik 1.10.

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

210

220

230

240

I II III IV I II III IV

2009 2010

Ribu

Pelanggan Bisnis

g_yoy

%

-50

0

50

100

150

0

500

1000

1500

2000

Jan

Feb

Mar

Apr

Me

iJu

nJu

lA

gsse

pO

kt

No

vD

es

Jan

Feb

Mar

Apr

Me

iJu

nJu

lA

gsse

pO

kt

No

vD

es

Jan

Feb

Mar

Apr

Me

iJu

nJu

lA

gsse

pO

kt

No

vD

es

2008 2009 2010

Total Truck/Pick-Up (Unit)

g_yoy (%,RHS)

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 6

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : DSM, Bank Indonesia

Grafik 1.10. Perkembangan Kredit Investasi diJawa Tengah

Grafik 1.11. Perkembangan Impor NonMigas Barang Modal Jawa Tengah

Selain itu, data impor non migas Jawa Tengah untuk barang-barangmodal2 (Capital Goods) memperlihatkan sedikit penurunan pada triwulan ini biladibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun masih mengalami pertumbuhantahunan yang positif. (Grafik 1.11.) Hal ini menjadi indikasi bahwa investasi yangdilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan tahunanyang signifikan pada triwulan ini.

1.1.3. Ekspor dan Impor

Perdagangan eksternal (ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) diwilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 masih mengalami perlambatan.Perkembangan ekspor3 pada PDRB Jawa Tengah triwulan IV-2010 kontraksi sebesar -3,3% (yoy), jauh melambat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan III-2010yang tumbuh sebesar 13,8% (yoy). Sementara itu impor juga masih mengalami kontraksisebesar -5,9% (yoy) mengalami perbaikan dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yangmengalami kontraksi sebesar -9,4% (yoy).

2 Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi BEC dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu:1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi2. Bahan baku (Raw Material) adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses

kembali oleh sektor industri3. Konsumsi (Consumption) adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi

baik habis pakai maupun tidak.BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkankegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.3 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antarnegara dan antar provinsi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

2000

4000

6000

8000

10000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2008 2009 2010

Kredit Investasig_yoy (% -RHS)

Rp. miliar

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Juta

USD

Capitalg_yoy (%, RHS)

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 7

Sumber : DSM Bank IndonesiaGrafik 1.12. Perkembangan Ekspor Impor NonMigas di Jawa Tengah

Grafik 1.13. Perkembangan VolumeBongkar Muat Peti Kemas

Berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat StatistikEkonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengahsampai dengan triwulan IV-2010 justru meningkat dari triwulan sebelumnya,pertumbuhan tahunannya juga masih mengalami peningkatan. Sementara itu, impor nonmigas justru menunjukkan sedikit penurunan. Namun secara tahunan juga masihmencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi. (Grafik 1.12.)

Selanjutnya, volume arus bongkar muat peti kemas untuk kegiatan ekspor impordi terminal peti kemas semarang menunjukkan adanya peningkatan pada triwulan inidibandingkan triwulan sebelumnya.

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran

Dilihat dari sisi sektoral, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan positifpada triwulan ini,dengan pertumbuhan yang cukup tinggi dialami oleh sektor jasa,sektorangkutan dan komunikasi serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant (PHR). Dari sisikontribusi terhadap pertumbuhan, sektor industri, sektor PHR dan sektor jasamemeberikan kontribusi yang terbesar terhadap PDRB Jawa Tengah periode triwulan ini.

Tabel 1.2.Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoY, PERSEN)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000)Keterangan : **) angka sangat sementara) , terdapat revisi angka PDRB Jateng pada triwulan I,II dan III

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun Ju

lA

gsSe

pO

ktN

ov

Des Ja

nFe

bM

arA

prM

eiJu

n Jul

Ags

Sep

Okt

No

vD

es

2009 2010

Juta

USD

Ekspor non migas (nilai)Impor non migas (nilai)g_ekspor (yoy,%- RHS)g_impor (yoy,%-RHS)

0

10

20

30

40

50

60

i ii iii iv i ii iii iv

2009 2010

Ribu

TEU

S

EksporImpor

I II III IV Total

1 Pertanian 4.6 2.5 3.5 -1.7 2.52 Pertambangan & Penggalian 11.3 9.8 10.7 -2.9 7.13 Industri Pengolahan 8.0 8.3 5.5 5.9 6.94 Listrik, Gas & Air Bersih 9.3 8.8 7.6 8.0 8.45 Konstruksi 9.1 8.5 5.2 5.2 6.96 Perdagangan, Hotel & Restaurant 5.0 5.2 5.9 8.0 6.1

7 Pengangkutan & Komunikasi 5.9 5.2 7.4 8.1 6.78 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush. 3.7 3.8 5.0 7.6 5.09 Jasa-Jasa 4.3 6.9 8.5 9.7 7.4

PDRB 6.1 6.0 5.6 5.7 5.8

2010**Lapangan UsahaNo

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 8

1.2.1. Sektor PertanianSektor pertanian pada triwulan IV-2010 mengalami kontraksi

pertumbuhan sebesar -1,7% (yoy), jauh menurun jika dibandingkan denganpertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 3,5% (yoy). Kontraksipertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini disebabkan terutama pada sub sektorpertanian non tanaman bahan makanan (non tabama), seperti misalnya perkebunan,kehutanan, dan perikanan. Cuaca ekstrim pada tahun 2010 walaupun di satu sisimemberikan pengaruh yang cukup baik pada sub sektor tanaman bahan makanankhususnya komoditas padi, namun memberikan dampak negatif terhadap produksikomoditas-komoditas di sub sektor pertanian non tabama, misalnya tanaman hortikultura,buah-buahan dan juga tanaman perkebunan. Subsektor perikanan juga turut tergangguakibat gelombang air laut yang tinggi sehingga produksi ikan laut tangkap sedikitterganggu.

Salah satu prompt indicator produksi sektor pertanian, khususnyatanaman bahan makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksipertanian dan pertumbuhan produksi padi. Dari grafik 1.14. terlihat bahwa produksikomoditas sektor pertanian, terutama padi mengalami penurunan dibandingkan denganproduksi triwulan III-2010. Penurunan ini sesuai dengan siklus produksi tanaman padi itusendiri sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Namun secara tahunan, sub sektor tabamayang terutama ditopang oleh produksi padi diperkirakan mengalami peningkatanpertumbuhan yang cukup baik.

Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng*Ket: Angka sementara Dinas dan ARAM III *Ket: Angka sementara Dinas dan ARAM IIIGrafik 1.14. Perkembangan Produksi Padi diJawa Tengah

Grafik 1.15. Perkembangan ProduksiPalawija di Jawa Tengah

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh cukup signifikan sebesar 5,9% (yoy),meningkat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuhsebesar 5,5% (yoy). Masih tingginya permintaan domestik dan luar negeri serta masihpositifnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian diperkirakanturut mendorong tingginya pertumbuhan sektor ini.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv*

2007 2008 2009 2010

Ribu tonProduksi Padigrowth_yoy

%

-100

-50

0

50

100

150

200

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv*

2007 2008 2009 2010

Rib

uto

n

JagungKedelaiptmbh. Jagung RHS (%,yoy)Ptmbh. Kedelai RHS (%,yoy)

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 9

Salah satu prompt indicator sektor ini adalah produksi pada salah satuindustri dalam subsektor industri makanan, minuman dan tembakau yaituindustri rokok yang tercermin oleh penerimaan cukai rokok. Walaupun penerimaancukai rokok pada triwulan ini mengalami perlambatan baik nilai maupun pertumbuhantahunannya, namun level nominal nilai dan pertumbuhan relatif masih cukup baik.(Grafik 1.16).

Sumber : Kanwil Dit. Jend Bea Cukai Jateng&DIY, diolah Sumber: DSM, Bank Indonesia

Grafik 1.16 Penerimaan Cukai di Jawa Tengah Grafik 1.17. Perkembangan Impor NonMigas Bahan baku Jawa Tengah

Data impor bahan baku4 (raw material) juga terus menunjukkan trenpeningkatan pada triwulan ini yang mengindikasikan adanya gairah dunia industri untukmemproduksi barang lebih banyak, atau dapat pula menunjukkan peningkatan kapasitasproduksi disektor industri (Grafik 1.17).

Sementara itu, hasil liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia di wilayah JawaTengah menunjukkan masih berlanjutnya tren peningkatan di sektor industri. Demikianpula kapasitas produksi juga berada dalam tingkat yang cukup tinggi, seiring dengankegiatan produksi yang meningkat.

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan IV-2010 sektor PHR tumbuh cukup signifikan sebesar 8,0%(yoy), jauh meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2010

yang tercatat sebesar 5,9% (yoy). Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan ini terutamadidorong oleh perayaan natal dan tahun baru serta berbagai program diskon ataupunpromo belanja (great sale) akhir tahun yang diperkirakan turut meningkatkan volume

transaksi.Prompt indicator dari perkembangan sektor ini dapat dilihat dari hasil

Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia dan jumlah

kendaraan baru yang terdaftar di wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010(Grafik 1.18., 1.20. dan 1.21). Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei PerdaganganEceran (SPE) yang dilakukan di beberapa pusat perbelanjaan menunjukkan bahwa

perkembangan indeks perdagangan eceran menunjukkan tren peningkatan hingga akhir

4 Lihat catatan kaki No. 2.

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

I II III IV I II III IV I II III IV*

2008 2009 2010

Rp.T

riliu

n

Penerimaan cukai

g_yoy (%-RHS)

33.7 29.5

43.332.4

-36.8

-7.2 -3.9 0.9

78.3

39.2

16.228.3

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Juta

USD

Raw Material

g_yoy (%, RHS)

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 10

tahun 2010, sehingga pertumbuhan tahunannya mengalami peningkatan.

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : BPS, dalam persen (%)Grafik 1.18 Indeks Penjualan Eceran Riil Grafik 1.19. Tingkat Penghunian Kamar

Hotel Jawa Tengah

Di lain pihak, jumlah kendaraan baru (mobil maupun sepeda motor) yang terdaftar

di Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh jumlah obyek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor Baru (PBBNKB I) menunjukkan adanya sedikit perlambatan pada triwulan ini.

Namun demikian, apabila dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, terlihat

masih adanya pertumbuhan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut disebabkan

adanya berbagai varian baru kendaraan bermotor, semakin luasnya outlet penjualan

kendaraan bermotor serta promosi penjualan dan kredit kendaraan bermotor.

Sub sektor Hotel juga menunjukkan peningkatan pada triwulan ini yang

ditunjukkan dengan adanya peningkatan tingkat penghunian kamar hotel pada triwulan

IV-2010 dibandingkan triwulan sebelumnya. TPK triwulan ini tercatat sebesar 42,1% lebih

tinggi dibandingkan TPK triwulan III-2010 yang tercatat sebesar 41,7%. (Grafik 1.19.)

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa TengahGrafik 1.20. Penjualan Motor Baru di JawaTengah

Grafik 1.21. Penjualan Mobil Baru diJawa Tengah

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

120.0Ja

nFe

bM

arA

prM

ei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

No

vD

es Jan

Feb

Mar

Apr

Me

iJu

nJu

lAg

sSe

pO

ktN

ov

Des

2009 2010

Indeks Penjualan Eceran Riilg_yoy (%, RHS)

37.2

39.7

36.7

40.9

37.2 37.2

41.2

42.9

39.3

41.6 41.7 42.1

32

34

36

38

40

42

44

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

-20

-10

0

10

20

30

40

50

0

50

100

150

200

250

300

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2007 2008 2009 2010

Rib

uun

it

Spd Mtr

g_yoy (% -RHS)

-40

-20

0

20

40

60

80

0

2000

4000

6000

8000

10000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2007 2008 2009 2010

Sedan, Jeep, St.wagon

g_yoy (% -RHS)

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 11

1.2.4. Sektor Jasa

Sektor jasa-jasa pada triwulan ini tumbuh sebesar 9,7% (yoy), meningkatdibandingkan pertumbuhan pada triwulan III-2010 yang tercatat sebesar 8,5%(yoy). Pertumbuhan ini diperkirakan karena perkembangan sub sektor jasa pemerintahanumum terutama belanja pemerintah daerah yang didorong realisasinya guna memenuhitarget anggaran. Sementara itu untuk sub sektor jasa swasta diperkirakan tumbuhsignifikan yang terdorong oleh peningkatan permintaan menjelang akhir tahun danmenyongsong tahun baru.

Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dariperkembangan kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari grafik 1.22 dibawah terlihat bahwa penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan dari sisi nominaldan tumbuh positif baik secara tahunan maupun triwulanan.

Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber: LBU, Bank Indonesia, diolahGrafik 1.22. Perkembangan Kredit SektorJasa di Jawa Tengah

Grafik 1.23. Perkembangan Kredit SektorKonstruksi di Jawa Tengah

1.2.5. Sektor Lainnya

Pada periode triwulan IV-2010, sektor Konstruksi mengalami pertumbuhansebesar 5,2% (yoy), relatif stabil bila dibandingkan angka pertumbuhan triwulanIII-2010 yang juga sebesar 5,2% (yoy). Perkembangan konstruksi pada triwulan inisangat dipengaruhi oleh pelaksanaan proyek infrastruktur khususnya perbaikan jalanutama yang rusak karena pengaruh musim hujan. Selain itu, pembangunan berbagaigedung perkantoran serta pembangunan/perluasan pabrik oleh pihak swasta juga turutmenyumbang pertumbuhan sektor ini. Prompt indicator perkembangan sektor inidapat dilihat pada Grafik 1.6. yang memperlihatkan bahwa konsumsi semen padatriwulan ini cukup stabil dibanding triwulan sebelumnya, namun angka pertumbuhantahunannya mengalami perlambatan. Konsumsi semen itu sendiri dapat digunakansebagai cerminan dari kinerja sektor ini mengingat peran semen yang cukup sentralsebagai bahan baku dalam setiap pengerjaan konstruksi bangunan maupun infrastruktur.Posisi kredit sektor konstruksi juga memperlihatkan adanya peningkatan pertumbuhantahunannya pada triwulan ini dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. (Grafik 1.23)

-10

0

10

20

30

40

50

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2007 2008 2009 2010

Rp

Trili

un

Kred Jasa

g_yoy- RHS %

-20

-10

0

10

20

30

40

0.00

0.40

0.80

1.20

1.60

2.00

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv

2007 2008 2009 2010

Rp

Trili

un

Kred. Bangunan

g_yoy - RHS %

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 12

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan IV-2010tumbuh sebesar 7,6% (yoy). Jauh meningkat bila dibandingkan dengan angkapertumbuhan pada triwulan III-2009 yang tercatat sebesar 5,0% (yoy). Pada subsektorBank, pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan IV-2010 tercatat sebesar 19,38%(yoy) meningkat tipis dari pertumbuhan triwulan III yang tercatat sebesar 19,06%.Pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan ini banyak dipengaruhi peningkatanaktivitas ekonomi pada akhir tahun ini yang mengalami peningkatan. (lihat Bab IIIPerkembangan Perbankan)

TABEL 1.3PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)

Sumber : LBU dan LBPR, Bank Indonesia* Keterangan: Kredit menurut lokasi bank

Secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuh cukup baik dan stabil.Beberapa indikator kinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit, LDR(loan to deposit ratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (non performingloans) masih relatif cukup baik (Tabel 1.3).

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan IV-2010 tumbuhsignifikan sebesar 8,1% (yoy), jauh meningkat dibandingkan pertumbuhantriwulan III-2010 yang tercatat sebesar 7,4% (yoy). Peningkatan pertumbuhan sektorini disamping disebabkan meningkatnya aktivitas transportasi, juga di sebabkan olehaktivitas komunikasi yang dilakukan masyarakat yang terus meningkat, khususnya melaluitelekomunikasi seluler yang pertumbuhannya sangat pesat. Sedangkan salah satuprompt indicator yang menunjukkan peningkatan subsektor pengangkutanadalah hasil survei penjualan eceran (SPE) yang dilakukan KBI Semarangkhususnya kelompok transportasi dan Komunikasi (Grafik 1.24.). Indeks penjualanriil kelompok transportasi dan komunikasi ini menunjukkan adanya peningkatanpertumbuhan tahunan pada triwulan ini dibandingkan dengan pertumbuhan padatriwulan sebelumnya.

I II III IV1 Aset Miliar Rp 125,595 129,543 138,145 143,488 149,285

Pertumbuhan (%, yoy) 12.33 14.38 19.04 17.69 18.862 Dana Pihak Ketiga (DPK) Miliar Rp 97,499 99,556 104,680 107,403 112,888

Pertumbuhan (%, yoy) 13.19 10.45 13.46 14.44 15.783 Kredit Miliar Rp 90,194 92,060 98,362 102,348 107,669

Pertumbuhan (%, yoy) 13.69 15.31 18.98 19.06 19.384 Loan to Deposit Ratio (LDR) (%) 90.79 91.97 91.87 93.66 94.115 Non Performing Loans (NPL) (%) 2.98 3.02 3.04 2.99 2.71

No. I N D I K A T O R Satuan 2009 2010

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 13

Sumber : Survei Penjualan Eceran, BI Semarang Sumber : PT. PLN Distrbusi Wil. Jateng&DIY,diolahGrafik 1.24. Indeks Penjualan Riil KelompokTransportasi dan Komunikasi.

Grafik 1.25. Penjualan Listrik PLN JawaTengah

Sektor listrik, gas dan air (LGA) mengalami pertumbuhan sebesar 8,0%(yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 yang tercatatsebesar 7,6% (yoy). Pada sub sektor listrik, secara umum pertumbuhan tahunannyamasih tercatat positif dan meningkat. Sementara itu sub sektor air bersih diperkirakanmengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Prompt indicator untukperkembangan sektor ini diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN,sebagaimana terlihat dari grafik 1.25. Penjualan listrik mengalami peningkatan padatriwulan ini.

Sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -2,9%(yoy), jauh menurun dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yangtercatat sebesar 10,7% (yoy). Penurunan sektor ini terutama disebabkan oleh turunnyaproduksi sub sektor penggalian pasir dan batu yang sangat dominan porsinya. Penurunansubsektor penggalian pasir ini salah satunya disebabkan oleh penghentian aktivitaspenggalian pasir di lereng gunung merapi pada saat terjadinya erupsi pada pertengahantriwulan ini sehingga produksi sub sektor ini sangat terganggu. Selain itu kondisi cuacamusim penghujan juga turut memperlambat aktivitas penggalian akibat potensi terjadinyatanah longsor.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

350

Jan

Feb

Mar

Ap

rM

ei

Jun Ju

lA

gsS

ep Ok

tN

ov

Des Ja

nF

ebM

arA

pr

Me

iJu

n Jul

Ags

Sep Ok

tN

ov

Des

2009 2010

Indeks Transportasi & Komunikasig_yoy (% -RHS)

2.09

6.537.22

8.15

10.29

8.23

5.58 6.06

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

3,200

3,400

3,600

3,800

4,000

4,200

I II III IV I II III IV

2009 2010

Juta

KW

h

Total Penjualan Listrik g_yoy (% -RHS)

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 14

BOKSSURVEI DAYA SAING (SDS) 2010 DI JAWA TENGAH

Wujud Nyata Penghargaan Terhadap Upaya Pemerintah DaerahDalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Latar BelakangIklim bisnis dan investasi yang kondusif merupakan prasyarat yang penting untuk

menarik investasi dan bisnis di suatu daerah. Melalui hasil survei yang representatif dapatmembantu untuk menilai perubahan iklim bisnis dan investasi suatu daerah serta dapatmenstimulasi kompetisi yang sehat di antara Kabupaten/Kota, yang pada akhirnya dapatmeningkatkan daya saing suatu daerah/wilayah. Hasil agregat dari survei yang ditampilkansecara kedaerahan maupun kewilayahan, diharapkan akan dapat mendukung upayakerjasama antar daerah.

Survei Daya Saing 2010 (SDS 2010) di Jawa Tengah merupakan format surveibaru sebagai hasil gabungan antara Survei Pro-Investasi dan Survei Iklim Bisnis (BusinessClimate Survey). Survei Pro-Investasi selama ini dilakukan oleh Badan Penanaman ModalDaerah (BPMD) Provinsi Jawa Tengah setiap tahun dengan responden yang berasal hanyadari kalangan Pemerintah. Sementara itu, Survei Iklim Usaha dilaksanakan setiap duatahun dengan responden berasal dari kalangan dunia usaha, diorganisasikan secarabersama-sama oleh Harian Suara Merdeka, Kantor Bank Indonesia Semarang, BAPPEDA(Badan Perencanaan Dan Pembangunan Daerah) Provinsi Jawa Tengah dan LembagaKerjasama Teknis GTZ melalui Program LRED (Local and Regional Economic Development)atau Program Pengembangan Ekonomi Daerah dan Wilayah.

Tujuan SurveiSurvei ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: (a) menyediakan data

monitoring tentang perubahan iklim investasi dan bisnis Kabupaten/Kota di Jawa Tengah,(b) menyediakan data tentang kinerja pemerintah maupun swasta dalam upayameningkatkan daya saing Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, (c) memberikan stimulasikompetisi yang sehat antar Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, dan (d) memberikanpenghargaan terhadap upaya pemerintah daerah dalam memperbaiki situasi iklim bisnisdan investasi.

Penyelenggara SurveiPenyelenggaraan survei ini dikawal oleh Tim Pengarah (Steering Committee) yang

diketuai oleh Kepala BPMD Provinsi Jawa Tengah dengan anggota Harian Suara Merdeka,Kantor Bank Indonesia Semarang, BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah dan LembagaKerjasama Teknis GTZ, sedangkan Tim Pelaksana (Organizing Committee) ditunjuk sebagaikoordinator adalah Harian Umum Suara Merdeka yang beranggotakan perwakilan dariBappeda Jateng, BPMD, Kantor Bank Indonesia Semarang, dan GTZ.

Metode SurveiSurvei Daya Saing 2010 menggunakan pendekatan/metode proporsional (strata

survei), di mana total responden masing-masing kabupaten adalah sama rata atauproporsional di maisng Kabupaten/Kota. Adapun total sampling survei adalah 2.100responden mencakup 1.995 responden dari dunia usaha (57 pengusaha per

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 15

kabupaten/kota) dan 105 responden dari pejabat pemerintah (3 pejabat pemerintah perkabupaten/kota). Untuk repsonden pengusaha meliputi pengusaha mikro, kecil,menengah dan besar dengan klasifikasi UMKM mengacu kepada kriteria BPS.

Survei lapangan dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2010 dengan metodewawancara langsung antara surveyor terlatih dengan responden. Sumber data hasil surveidiolah bersama-sama dengan data statistik dengan menggunakan software khusus untukmenghitung indeks dan sub-indeks secara otomatis dalam skala 1 – 10.

Indikator penilaian keseluruhan daya saing daerah didasarkan pada 6 sub-indeksyang terdiri dari sub-indeks Kinerja Ekonomi (6 indikator), Persepsi Iklim Usaha (8indikator), Kinerja Pemerintah (terdiri dari dua sub-sub indeks yakni sub-sub indeksKapasitas Pemerintah dan Upaya Pemerintah dengan total 15 indikator), KinerjaInvestasi (9 indikator), Dinamika Bisnis (5 indikator) dan Infrastrutur (5 indikator).

Hasil SurveiDibanding dengan hasil Survei Iklim Usaha tahun 2007, maka hasil Survei Daya

Saing 2010 menunjukkan hasil agregat yang sama, yakni tidak ada satupun daerah yangmenembus skor tertinggi (poin penuh, skala 10) maupun skor terendah (poin 1) untukkategori daya saing keseluruhan (overall). Semua Kabupaten/Kota berada pada Mid-HighPerformance (5.00 – 7.5) dan Mid-Low Performance (2.5 – 4.59).

Kinerja terbaik secara keseluruhan (overall indeks) di raih oleh KotaMagelang dengan skor 6.08. Pada tahun 2007, Kota Magelang telah masuk dalam urutanke-dua sebagai daerah yang memiliki daya saing terbaik secara keseluruhan yangdidongkrak oleh katergori Infrastruktur dan Kapasitas Pemerintah. Di Survei Daya Saing2010 kinerja terbaik Kota Magelang secara keseluruhan ditopang oleh tiga kategori subindeks sekaligus yakni Persepsi Iklim Usaha, Kinerja Pemerintah dan Infrastruktur.Kemudian disusul oleh Kabupaten Banyumas, Kabupaten Kudus, Kabupaten Purbalinggadan Kota Surakarta.

Untuk Sub-indeks Kinerja Ekonomi, skor tertinggi diperoleh Kabupaten Kudus(6.81) yang diikuti oleh Kabupaten Sragen, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Karanganyardan Kabupaten Blora. Kinerja ekonomi Kab. Kudus yang tinggi tersebut disebabkan olehskor terbaik pada PDRB perkapita, tingkat penyaluran kredit, rata-rata nilai NPL terendahse-Jawa Tengah.

Skor tertinggi sub-indeks Persepsi Dunia Usaha terhadap Iklim Bisnis diraiholeh Kota Magelang dengan skor 9.02 yang diikuti oleh Kabupaten Wonogiri, KabupatenWonosobo, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Cilacap. Keberhasilan Kota Magelangmeraih penilaian berdasarkan kategori sub-indeks ini adalah karena pencapaian denganskor terbaik (poin 10) terkait dengan hasil persepsi dunia usaha yang positif baik terhadapiklim bisnis saat ini dibanding dengan 2 tahun yang lalu, prospek bisnis 2 tahun yang akandatang, persepsi positif dunia usaha terhadap konsistensi aparat di Kota Magelangmaupun penilaian dunia usaha terhadap perubahan iklim bisnis secara keseluruhan.

Untuk parameter Kinerja Pemerintah yang memiliki total 15 indikator yangterbagi dalam sub-sub indeks Kapasitas Pemerintah dan sub-sub indeks UpayaPemerintah, juga diperoleh Kota Magelang. Hal ini disebabkan oleh penilaian yang positifterhadap akumulasi indikator dalam sub-sub indeks Kapasitas Pemerintah, 2 dari 5total indikator sub-sub indkes Kapasitas Pemerintah telah menembus skor terbaik yangmenembus skor terbaik (poin 10) untuk Alokasi Total Anggaran per Kapita 2009 danAlokasi Anggaran Pembangunan (Anggaran Belanja Langsung) per Kapita 2009. Jika

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 16

dibandingkan dengan hasil 2007, dua faktor tersebut senantiasa menjadi pendongkrakkeberhasilan Kota Magelang dalam hal Kapasitas Pemerintah. Artinya Kota Magelangsenantiasa memelihara rekomendasi yang baik untuk terus dilaksanakan dari tahun ketahun. Untuk parameter sub-sub indeks Upaya Pemerintah, keunggulan KotaMagelang terletak pada Upaya Pemerintah yang juga diakui oleh dunia usaha dalam halpenyediaan informasi profil investasi yang aktual dan kualitas program-programpemerintah dalam mendukung promosi investasi yang baik meskipun dengan alokasianggaran yang terbatas, kualitas kinerja OSS yang baik meskipun jumlah perusahaan yangmenggunakan fasilitas OSS hingga saat ini masih sangat rendah dibanding dengan totalpopulasi responden, kualitas fasilitas/sarana pendukung investasi yang baik, meskipunjumlah regulasi yang dianggap pro bisnis dalam 2 tahun masih relatif rendah. Daerahyang mengikuti jejak Kota Magelang dalam penilaian sub parameter ini adalah KabupatenPurbalingga, Kota Surakarta, Kota Tegal dan Kota Pekalongan.

Sementara itu, Kabupaten Banyumas menjadi daerah yang memiliki performaterbaik bagi sub indeks Kinerja Investasi dengan total skor 5.10. Agregat penilaianberdasarkan opini dari responden Pemerintah dan Pengusaha yang diikuti oleh KabupatenKudus, Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kota Semarang. Kelebihan yangditunjukkan oleh Kabupaten Banyumas dalam kriteria sub indeks ini dikarenakan oleh skoryang fantastis dalam hal rata-rata nilai investasi perusahaan yang berinvestasi pada tahun2009 maupun yang berencana berinvestasi dalam satu tahun ke depan. Posisi kedua darisub-indeks investasi dipegang secara berturut-turut oleh Kabupaten Kudus, Kota Salatiga,Kabupaten Semarang, dan Kota Semarang.

Kriteria sub-indeks Dinamika Bisnis tertinggi diraih oleh Kabupaten Wonosobodengan skor 7.52 yang diikuti oleh Kabupaten Banyumas, Kota Salatiga, KabupatenBoyolali dan Kabupaten Jepara. Dibanding dengan hasil 2007, Kabupaten Wonosobo danKabupaten Banyumas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sementara KotaSalatiga, Kabupaten Jepara dan Boyolali dari hasil 2007 ke hasil 2010 hanya terjadipeningkatan dalam skor rata-rata, sehingga menyebabkan Kota Salatiga, KabupatenJepara dan Boyolali tersalip oleh Kabupaten Wonosobo dan Banyumas.

Harapan lebih lanjut dari survei ini adalah stakeholder di Jawa Tengah, terutamaPemerintah Kabupaten/Kota akan memanfaatkan hasil survei sebagai instrumen(dokumen masukan) dalam dialog kebijakan, serta menggunakannya sebagai landasanuntuk penyusunan dan penyelenggaraan kegiatan peningkatan kapasitas pemerintahkabupaten/kota di Jawa Tengah, dalam meningkatkan daya saing daerahnya. Selain itu,diharapkan dapat mendorong tumbuhnya tradisi kegiatan survei lainnya gunapeningkatan kinerja ekonomi daerah.

Keterangan:Beberapa Kabupaten/Kota telah menindaklanjuti hasil survei ini melalui “diagnotic workshop” dengan Tim SDS2010, antara lain Kab. Rembang, Kab. Temanggung, Kab. Magelang, dan Kab. Purworejo. BeberapaKabupaten/Kota lainnya akan menyusul kemudian, dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi daerah.

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 17

Bab 2Perkembangan Inflasi

Secara tahunan, inflasi pada triwulan ini meningkat dibandingkan triwulan III-2010. Inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 secara tahunan tercatat sebesar 6,88% (yoy)meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,59% (yoy). Kecenderunganpeningkatan inflasi tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan harga padakomoditas kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, dan kelompok sandang.Namun demikian, secara tiwulanan, inflasi pada triwulan IV-2010 menurun dibandingkantriwulan sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010 secara triwulanan tercatatsebesar 1,62% (qtq) turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 2,87% (qtq). Dapatditambahkan, angka inflasi Jawa Tengah tersebut secara tahunan (yoy) lebih rendah dariangka inflasi nasional sebesar 6,96% (yoy), meski secara kuartalan tercatat lebih tinggidari inflasi nasional sebesar 1,59% (qtq).

Perkembangan inflasi IHK pada triwulan IV-2010 terutama dipengaruhi olehadanya gangguan pasokan dan distribusi. Dari sisi pasokan, kondisi cuaca dengan curahhujan yang lebih tinggi5 mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas produk hasilpertanian khususnya komoditas bumbu-bumbuan. Selain itu, rusaknya lahan pertanian dibeberapa wilayah penghasil produk pertanian akibat bencana alam erupsi Merapidiperkirakan juga turut mempengaruhi ketersediaan pasokan. Sementara itu dari sisidistribusi, curah hujan yang tinggi dan banjir lahar dingin paska erupsi Merapi tersebutmenyebabkan kerusakan sejumlah ruas jalan antar daerah di wilayah Pantura Barat,Pantura Timur, Magelang-Yogya yang diperkirakan cukup berpengaruh terhadapkelancaran distribusi komoditas di Jawa Tengah.

Dengan berbagai kondisi tersebut, laju inflasi Jawa Tengah triwulan IV-2010secara tahunan tercatat sebesar 6,88% (yoy) lebih tinggi dari triwulan III-2010 sebesar5,59% (yoy). Namun demikian, secara kuartalan sesuai pola musimannya inflasi JawaTengah pada triwulan laporan tercatat 1,62% (qtq), lebih rendah dari triwulan III-2010sebesar 2,87% (qtq)6.

Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi Jawa Tengah secara tahunan (yoy)pada triwulan IV-2010 tercatat lebih rendah dari inflasi nasional yang mencapai 6,96%(yoy), sedangkan secara kuartalan tercatat lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatatsebesar 1,59% (qtq) (Grafik 2.1.). Kecenderungan angka inflasi Jateng secara tahunan(yoy) yang lebih rendah dari inflasi nasional tersebut mencerminkan perkembangan hargadi Jateng relatif lebih stabil dibandingkan wilayah lain di Indonesia.

5 Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jateng, diperkirakanterjadi curah hujan yang tinggi pada Oktober 2010 hingga Maret 2011 di Jawa Tengah yang disebabkan olehfenomena La Nina.6 Tingginya inflasi IHK pada triwulan III-2010 terutama terkait faktor musiman Idul Fitri

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 18

Sumber: BPSGrafik 2.1.

Inflasi Jawa Tengah Dibandingkan Nasional (%)

2.1. Inflasi Berdasarkan KelompokSejalan dengan terjadinya gangguan pasokan dan distribusi khususnya pada

komoditas pangan, berdasarkan kelompok komoditas inflasi IHK triwulan IV-2010terutama didorong oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan. Dalam pada itu,inflasi yang cukup tinggi juga terjadi pada kelompok transpor dan kelompok makananjadi.

Secara kuartalan, tekanan inflasi pada triwulan ini mereda dibanding triwulan III-2010. Laju inflasi yang lebih rendah tercatat hampir pada semua kelompok barang(kecuali kelompok sandang dan kelompok kesehatan). Pada triwulan IV-2010, limakelompok komoditas memberikan andil inflasi, sedangkan dua kelompok komoditaslainnya memberikan andil deflasi. Kelompok komoditas bahan makanan pada triwulan IV-2010 mengalami kenaikan harga tertinggi (4,67%, qtq), terutama pada sub kelompokbumbu-bumbuan. Kelompok komoditas lain yang mengalami kenaikan tertinggi padatriwulan ini antara lain kelompok sandang dan kelompok makanan jadi masing-masingsebesar 2,47% dan 1,37%. Sementara itu, dua kelompok komoditas yang memberikanandil deflasi adalah kelompok Pendidikan dan kelompok Transpor (Tabel 2.1.).

Sementara itu, inflasi pada triwulan IV-2010 (qtq) masih lebih tinggi biladibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan IV-2009. Secara qtq, laju inflasi kelompokbahan makanan mengalami kenaikan yang sangat signifikan dibandingkan dengan inflasipada triwulan yang sama tahun 2009 yang tercatat mengalami deflasi (-0,77%). Dengandemikian, secara tahunan (year-on-year), tekanan inflasi pada triwulan IV-2010 meningkatcukup tinggi dibandingkan triwulan III-2010.

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Nasional (yoy) Jateng (yoy)

Nasional (qtq) Jateng (qtq)

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 19

TABEL 2.1.INFLASI JAWA TENGAH KUARTALAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (%; QTQ)NO KELOMPOK IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

UMUM / TOTAL 0.39 0.91 1.33 2.87 1.621 BAHAN MAKANAN -0.77 1.16 4.83 5.68 4.672 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.18 2.06 0.22 2.46 1.373 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.99 0.54 0.39 1.62 0.504 SANDANG 1.53 0.25 1.40 0.96 2.475 KESEHATAN 0.65 0.22 0.21 0.40 0.646 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.01 0.14 0.11 2.09 -0.057 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -0.31 0.47 0.06 2.93 -0.38

Sumber : BPS, diolah

Secara tahunan, seluruh kelompok komoditas mengalami inflasi pada triwulan IV-2010. Tekanan harga tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan (17,30%), jauhmeningkat dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sementara tekanan inflasipada kelompok barang lainnya secara umum tidak berbeda dengan tekanan inflasi padatriwulan III-2010 dan lebih rendah dibanding triwulan IV-2009. Pada triwulan laporan,kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan IHK terendah adalah kelompokkesehatan sebesar 1,48%. (Tabel 2.2.)

TABEL 2.2.INFLASI JAWA TENGAH TAHUNAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (%; YOY)NO KELOMPOK IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

UMUM / TOTAL 3.32 3.40 4,57 5.59 6.881 BAHAN MAKANAN 3.75 3.16 9,37 11.20 17.302 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 7.53 7.81 6,08 6.04 6.233 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.49 2.18 2,28 3.58 3.094 SANDANG 5.70 2.54 4,53 4.20 5.175 KESEHATAN 3.40 1.70 1,24 1.49 1.486 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 2.45 2.48 2,55 2.37 2.307 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -3.40 1.69 1,37 3.16 3.08

Sumber : BPS, diolah

Pada triwulan IV-2010, kelompok bahan makanan mengalami peningkatanangka inflasi yang cukup besar. Kenaikan IHK pada kelompok ini terutama disebabkanoleh kenaikan harga di subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai 39,16% (qtq).Kenaikan harga yang cukup tinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar6,86% (qtq), subkelompok lemak dan minyak sebesar 6,42% (qtq), serta subkelompokpadi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 5,45% (qtq). Beberapa komoditas yangmemberikan sumbangan inflasi dalam kelompok ini antara lain beras, cabe, daging ayamras, dan minyak goreng.

Secara tahunan, kenaikan harga di subkelompok bumbu-bumbuan yang mencapai70,61% (yoy). Sementara subkelompok sayur-sayuran sebesar 24,35% (yoy),subkelompok lemak dan minyak sebesar 21,90% (yoy) serta subkelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar 21,59% (yoy).

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 20

Meningkatnya tekanan harga bahan makanan dalam triwulan IV-2010 terutamadisebabkan oleh penurunan produksi beberapa komoditas akibat curah hujan yang lebihtinggi, khususnya komoditas holtikultura. Berdasarkan hasil liaison yang dilakukan olehKBI Semarang diketahui bahwa curah hujan yang lebih tinggi tersebut berdampak padapenurunan kapasitas utilisasi di sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan.Produksi cabai Jawa Tengah pada November 2010 cenderung mengalami penurunan6,01% (yoy), terdiri dari penurunan produksi cabai merah besar -3,96% (yoy) dan cabairawit -13,16% (yoy). Selain cabe, salah satu komoditas yang mengalami penurunanproduktivitas cukup besar adalah bawang merah di wilayah Brebes yang turun dari rata-rata 10-12,5 juta ton/ha menjadi 7-9 ton/ha. Penurunan produktivitas bawang merahtersebut, tidak hanya berpengaruh terhadap pasokan di Jawa Tengah, namun jugadiperkirakan dapat berpengaruh terhadap pasokan secara nasional mengingat KabupatenBrebes merupakan sentra produsen bawang merah terbesar di Indonesia, yang menyuplaisekitar 75% kebutuhan bawang merah di provinsi Jawa Tengah dan 23% kebutuhannasional (lihat Boks).

Selain itu, kenaikan indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanantersebut juga dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas pangan dunia. Indeks hargakomoditas dunia secara umum maupun indeks komoditas makanan di duniamenunjukkan peningkatan sejak semester II-2010 (Grafik 2.2.). Dampak dari kenaikanharga komoditas internasional antara lain terlihat pada kenaikan harga minyak gorengakibat kenaikan harga CPO.

Sumber: IMF Sumber: IMF

Grafik 2.2.Perkembangan Indeks Harga Komoditas Dunia

Terganggunya pasokan dan distribusi bahan pangan dikonfirmasi dari hasil SurveiPemantauan Harga (SPH) KBI Semarang yang dilakukan setiap minggu. Secara umum,harga beberapa komoditas penting, khususnya yang termasuk dalam komoditas volatilefoods, seperti beras, daging sapi, dan bumbu-bumbuan pada triwulan IV-2010 cenderungmengalami kenaikan harga. Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh kondisi pasokanyang mengalami gangguan, baik dari sisi produktivitas maupun jalur distribusi, akibatanomali cuaca (Grafik 2.3.).

50

70

90

110

130

150

170

190

210

230

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009 2010

Index Harga Komoditas

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112

2008 2009 2010

Ind

eks

Kom

odi

tas

Mak

anan

Dun

ia

Ind

eks

Har

gaP

adi,

Ga

ndu

md

anK

ede

lai

Indeks Komoditas Makanan

Indeks Komoditas Makanan GandumPadi Kedelai

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 21

Sumber: SPH KBI Semarang

Grafik 2.3.Perkembangan Harga Beberapa Komoditas Bahan Makanan

Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang

Pada kelompok Makanan Jadi, kenaikan IHK bersumber dari kenaikan hargapada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 3,40% (qtq),subkelompok makanan jadi sebesar 0,73% (qtq), serta subkelompok minuman tidak

7,500

7,700

7,900

8,100

8,300

8,500

8,700

8,900

9,100

9,300

9,500

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIVV I II III IVI II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Beras

65,000

66,000

67,000

68,000

69,000

70,000

71,000

72,000

I IIIII IVI II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I IIIII IVI II III IVV I II III IVI II IIIIV I IIIII IVV I II IIIIVI II III IVI II IIIIVV

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Daging Sapi

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II III IVV

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Daging dan Telur Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Telur Ayam Ras-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

I IIIII IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I IIIII IVV I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Bumbu-bumbuan

Cabe MerahCabe RawitBawang MerahBawang Putih

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II III IV V I II III IV I II IIIIV I II III IV V

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Sayur-sayuran

Wortel Kentang Kacang Panjang Kangkung

16,000

17,000

18,000

19,000

20,000

21,000

22,000

23,000

24,000

I II III IV I II III IV I II IIIIV V I II III IV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Ikan-Ikanan

Bandeng Gembung Mas Tongkol

8,000

8,500

9,000

9,500

10,000

10,500

11,000

11,500

12,000

I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIVV I II III IVI II IIIIV I II IIIIVV I II IIIIV I II IIIIV I II IIIIV V

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2010

Minyak Goreng

Curah Merk 1 Merk 2

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 22

berakohol mengalami kenaikan IHK sebesar 1,61% (qtq). Kenaikan harga kelompok inidipicu oleh tingginya kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan sate.Sementara itu, harga gula pasir domestik pada triwulan IV-2010 cenderung stabil karenamasih dalam musim giling, meskipun harga gula pasir dunia menunjukkan peningkatan(Grafik 2.4.).

Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, secara triwulanan inflasipada kelompok makanan jadi di triwulan IV-2010 sedikit meningkat. Sehingga secaratahunan, tekanan inflasi pada kelompok ini meningkat menjadi 6,23% dari 6,04% padatriwulan sebelumnya. Kenaikan harga tahunan terutama bersumber dari kenaikan hargapada subkelompok Tembakau dan Minuman Beralkohol sebesar 9,46% (yoy),subkelompok Makanan Jadi sebesar 5,96% (yoy), serta subkelompok Minuman TidakBerakohol yang mengalami kenaikan IHK sebesar 4,15% (yoy).

Sumber: IMF dan SPH KBI Semarang

Grafik 2.4.Perkembangan Harga Gula Pasir di Dunia dan

Hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang

Pada kelompok Sandang, kenaikan IHK yang cukup tinggi terutama disebabkanoleh kenaikan IHK pada subkelompok barang pribadi dan sandang lain yang mencapai8,26% (qtq). Kenaikan pada subkelompok ini lebih dipicu oleh naiknya harga emasperhiasan dan tarif potong rambut wanita. Kenaikan harga emas didorong oleh kenaikanharga emas internasional, dimana pergerakan harga emas di level internasional daritriwulan IV-2008 hingga akhir triwulan IV-2010 masih menunjukkan tren peningkatan(Grafik 2.5.). Sehingga secara tahunan, inflasi subkelompok barang pribadi mencapai14,05% (yoy).

Selain itu, harga kapas dunia yang menunjukkan tren kenaikan sejak triwulan III-2010 yang dikarenakan penurunan produksi beberapa negara penghasil seperti Australiadan China juga diperkirakan berpengaruh terhadap harga produk tekstil dan turunannyadi Jawa Tengah (Grafik 2.5.).

Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahunan kelompok sandang meningkatmenjadi 5,17% pada triwulan IV-2010 dari 4,20% pada triwulan sebelumnya.

0

5

10

15

20

25

30

35

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112

2008 2009 2010

Domestik (Rp/kg)

Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik

Domestik (Semarang) Dunia

Dunia (US Cent/pound)

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 23

Sumber: IMF

Grafik 2.5.Perkembangan Indeks Harga Kapas Dunia dan Harga Emas

Sementara itu, kelompok Pendidikan dan kelompok Transport pada triwulanini memberikan andil deflasi secara kuartalan, walaupun secara tahunan masih mengalamiinflasi. Deflasi kelompok pendidikan disebabkan oleh penurunan IHK pada subkelompokrekreasi yang mencapai -0,48% (qtq). Salah satu komoditas yang memberikan andilterhadap deflasi pada subkelompok ini adalah penurunan harga televisi berwarna.Sedangkan deflasi pada kelompok Transport, Komunikasi dan Jasa Keuangan di triwulanIV-2010 disebabkan oleh penurunan IHK subkelompok Transport yang mencapai -0,59%(qtq). Sementara itu, pada kelompok Transport terjadi kenaikan tarif angkutan udara dankereta api terkait kenaikan harga minyak dunia (Grafik 2.6.).

Sumber: IMF Sumber: IMF

Grafik 2.6.Perkembangan Indeks Harga Energi Dunia dan Harga Minyak Dunia

2.3. Inflasi Empat Kota di Jawa TengahSecara tahunan, tren kenaikan inflasi terjadi di semua kota di Jawa yang disurvei.

Kecuali di Tegal, tren kenaikan inflasi tersebut terjadi sejak triwulan IV-2010. Sementarasecara triwulanan, hanya di kota Surakarta terjadi kenaikan inflasi dibanding triwulansebelumnya. Secara umum, kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi dankelompok sandang menjadi kelompok yang menjadi penyebab inflasi di semua kota.

Laju inflasi kuartalan (qtq) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kotaSemarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan IV-2010 masing-masingsebesar 1,37%, 2,33%, 1,37% dan 1,83% (Grafik 2.7. dan 2.8.). Beberapa komoditas

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112

2008 2009 2010

Indeks Harga Energi

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

2008 2009 2010

Harga Minyak Dunia

USD per barel

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009 2010

Harga Kapas Dunia

500

600

700

800

900

1,000

1,100

1,200

1,300

1,400

1,500

150,000

170,000

190,000

210,000

230,000

250,000

270,000

290,000

310,000

330,000

350,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12

2008 2009 2010

Harga Emas

Lokal Internasional

Emas Dunia (USD/troy once)Emas Lokal (Rp/gr)

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 24

yang memberikan sumbangan inflasi cukup nyata di empat kota tersebut antara lainberas, cabe, minyak goreng, telur ayam ras, rokok kretek filter, jeruk, dan emas perhiasan.

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan IV-2010 masing-masingsebesar 7,11%, 6,65%, 6,04% dan 6,73%. Dibandingkan dengan triwulan III-2010,keempat kota tersebut mengalami peningkatan dari masing-masing sebesar 6,10%,

4,37%, 5,38% dan 5,31%. (Grafik 2.9. dan Grafik 2.10.)

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Grafik 2.7.Inflasi Kuartalan Empat Kota di Jawa Tengah

(%, qtq)

Grafik 2.8.Inflasi Kuartalan Empat Kota di Jawa Tengah

Menurut Kelompok Komoditas (%, qtq)

Grafik 2.9.Inflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa Tengah

(%, yoy)

Grafik 2.10.Inflasi Tahunan Empat Kota Di Jawa Tengah

Menurut Kelompok Komoditas (%, yoy)

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010

Jateng (6,88)Purwokerto (6,04)Surakarta (6,65)Semarang (7,11)Tegal (6,73)

0

5

10

15

20

25

BahanMakanan

MakananJadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Purwokerto Surakarta Semarang Tegal

- 2

- 1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

BahanMakanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Purwokerto Surakarta Semarang Tegal

- 1

0

1

2

3

4

5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010

Jateng (1,62)Purwokerto (1,37)Surakarta (2,33)Semarang ( 1,37)Tegal (1,83)

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 25

Grafik 2.11. Inflasi Kota-kota di JawaTriwulan IV-2010 (%, yoy)

2.3. Inflasi Kota-Kota di JawaDari seluruh kota di Jawa yang

dimonitoring oleh BPS, inflasi di kota-kota diJawa Bagian Tengah dan Bagian Timurcenderung mendekati atau lebih tinggidibanding inflasi nasional. Kota Semarangtermasuk salah satu kota yang inflasinya lebihtinggi dibanding inflasi nasional. Pada triwulanIV-2010, inflasi kota Semarang, tercatatmemiliki angka inflasi sebesar 7,11% (yoy)atau lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar6,96%. Sementara itu, tiga kota lainnya diJateng yaitu Kota Surakarta, Purwokerto danTegal tercatat lebih rendah dari inflasi nasional.

Sementara di Jawa Bagian Barat, hanya

kota Depok dan Bekasi yang mengalami inflasiyang lebih tinggi dibanding inflasi nasional.

Kedua kota tersebut bahkan menjadi kota dengan inflasi tertinggi di Jawa, yang masing-masing tercatat sebesar 7,88% (Bekasi) dan 7,97% (Depok). Terendah dicapai oleh kotaBandung yang mencapai 4,53% (yoy). Relatif lebih rendahnya inflasi di kota-kota di JawaBagian Barat diperkirakan terkait dengan kedekatan dengan sumber pasokan barang.

Secara keseluruhan, terdapat 17 kota dari 23 kota di Pulau Jawa yang dihitunginflasinya oleh BPS, memiliki angka inflasi yang lebih rendah dari inflasi nasional. Hal itumemberikan indikasi bahwa pergerakan harga komoditas kota-kota di Jawa relatif stabildibandingkan kota-kota di luar Jawa. (Grafik 2.11.)

Apabila dilihat secara provinsi,kenaikan inflasi terjadi di semua propinsi diJawa. Dalam pada itu, Jateng menjadi provinsiyang memiliki laju inflasi pada triwulan IV-2010 yang relatif tinggi dibandingkan provinsilain di Jawa. Inflasi Jawa Tengah pada triwulanIV-2010 sebesar 6,88% (yoy), yang tercatatmenjadi inflasi tertinggi ketiga di Jawa setelahprovinsi DIY dan Jawa Timur masing-masingsebesar 7,38% dan 7,10% (Grafik 2.12.).Sementara, inflasi terendah terjadi di ProvinsiDKI Jakarta (6,21%), diikuti Jawa Barat(6,56%) dan Banten (6,75%). Inflasi triwulanIV-2010 di semua provinsi memperlihatkankenaikan dibandingkan inflasi periode yangsama tahun sebelumnya. Kondisi inimenggambarkan bahwa tekanan harga pada tahun ini lebih besar dibandingkan padatahun 2009. Untuk itu, upaya pengendalian inflasi di daerah harus dilakukan lebihterstruktur dan terprogram, antara lain dengan meningkatkan peran TPID/TPPH di tiap

Grafik 2.12. Inflasi Provinsi di JawaTriwulan IV-2010 (%, yoy)

2.34

2.96

2.10

3.32

2.93

3.41

2.78

6.21

6.75

6.56

6.88

7.38

7.10

6.96

0 1 2 3 4 5 6 7 8

Jakarta

Banten

Jabar

Jateng

DIY

Jatim

Nasional Des' 10

Des'09

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

SerangTangerang

CilegonDKI

BogorSukabumiBandungCirebon

BekasiDepok

TasikmalayaPurwokerto

SurakartaSemarang

TegalDIY

JemberSumenep

KediriMalang

ProbolinggoMadiun

Surabaya

Nasional (6,96)

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 26

daerah. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan koordinasi antar TPID/TPPH baikdalam satu provinsi maupun antar provinsi.

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 27

BOKS

LAPORAN DAN ANALISIS HASIL LIAISON AD HOCKOMODITAS BAWANG MERAH KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

Kabupaten Brebes merupakan sentra produsen bawang merah terbesar diIndonesia, yang menyuplai sekitar 75% kebutuhan bawang merah di provinsi JawaTengah dan 23% kebutuhan nasional. Dengan produksi sebanyak 312.533,2 ton pada2009, pertanian bawang merah menyumbang PDRB Kabupaten Brebes sebesar 58%.

Beberapa varietas bawang merah yang dikembangkan di Kabupaten Brebesadalah : varietas Bima Brebes, Kuning, Timor, Sumenep, dan varietas bawang merahimpor seperti dari Filipina dan Bangkok (khusus ditanam pada musim kemarau saja).Bawang merah di Brebes ditanam dengan sistem monokultur maupun tumpang gilir,dengan waktu panen raya pada bulan Mei-Juni dan Agustus-September. Beberapa faktoriklim yang penting dalam budidaya bawang merah adalah ketinggian tempat, temperatur,cahaya, curah hujan, dan angin.

Permasalahan utama yang dihadapi oleh petani bawang merah di KabupatenBrebes adalah jatuhnya harga bawang merah saat panen raya. Masuknya bawang merahimpor di Kabupaten Brebes pada saat yang sama dengan panen raya, menyebabkanharga bawang merah lokal semakin ‘jatuh’.

Kondisi ProduksiPada 2010, produksi bawang merah Kabupaten Brebes mengalami penurunan

4,77% dibanding produksi pada 2009. Jika pada 2009, produksi bawang merah diKabupaten Brebes mencapai 312.533,2 ton dari luas panen sebesar 25.000 ha, makapada 2010 produksi hanya mencapai 297.609,9 ton.

Tingginya curah hujan yang berlangsung lebih dari 8 bulan pada 2010 lalu,menyebabkan turunnya produktivitas bawang merah dari 11-12,5 ton/ha menjadi 8-11,9ton/ha. Selain itu, angin kumbang yang biasanya terjadi pada Juli-Agustus relatif jarangberhembus pada 2010 akibat curah hujan yang tinggi. Sifat angin kumbang yang sejuknamun tidak lembab merupakan faktor pendukung dalam peningkatan produksi bawangmerah. Penurunan ini lebih diperparah oleh sikap petani pemula, yang enggan untukmenanam bawang merah lagi akibat cenderung merugi pada saat panen tiba. Penanamanbawang merah secara terus menerus dengan penggunaan pupuk nonorganik tanpadiimbangi dengan penggunaan pupuk organik juga menjadi salah satu penyebabturunnya produktivitas bawang merah pada 2010 ini.

Perbaikan teknik budidaya bawang merah terus dilakukan oleh Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) Dinas Pertanian melalui kelompok tani dengan memberikanberbagai penyuluhan. Termasuk dalam penyuluhan adalah strategi tanam multicropping,misalnya dengan menanam tanaman sayuran di pinggiran lahan bawang merah, atautumpang gilir. Petani diarahkan untuk menanam cabe saat bawang merah berumur 1bulan, sehingga ketika bawang merah sudah mulai panen, petani dapat melanjutkanmemanen cabe. Teknik ini lebih efisien, karena dengan sekali mengolah lahan, petanidapat memanen dua tanaman.

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 28

Distribusi

Pemasaran komoditas bawang merah mempunyai mata rantai yang panjang,mulai dari petani produsen, pedagang pengepul, pedagang besar, pedagang eceran,hingga konsumen. Dengan demikian, keuntungan yang didapatkan petani menjadi lebihkecil dan konsumen membayar lebih mahal dari harga yang selayaknya ditawarkan dariprodusen ke konsumen.

Dinas Pertanian Kabupaten Brebes telah membangun Sub Terminal Agribisnis(STA) untuk komoditi bawang merah di Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes. STA inisengaja dibangun di sentra produsen bawang merah dengan pertimbangan untukmempermudah transaksi jual beli, mengakomodasi kebutuhan penyimpanan, melakukangrading dan sortasi komoditi bawang merah. Keberadaan STA diharapkan dapatmemotong jalur distribusi komoditas bawang merah yang panjang, sehingga petani dapatlangsung menjual hasil pedagang pengecer, atau bahkan langsung ke konsumen, tanpaharus melalui pedagang pengepul.

Namun, pada kenyataannya keberadaan STA justru lebih dimanfaatkan sebagaitempat bertransaksi antar pedagang, bukan antara petani dengan pedagang seperti yangdiharapkan. Kurangnya animo petani bawang merah dalam pemanfaatan STA selama inidisebabkan oleh petani sudah memiliki jalur dan ikatan dagang langsung dengan parapedagang, baik pedagang pengepul desa, pedagang pengepul kecamatan, bahkan secaralangsung berhubungan dengan para pedagang besar. Selain itu, para pedagang besarjuga telah memiliki akses langsung ke pedagang desa untuk memperoleh komoditas yangdiperlukan. Menurut informasi, terdapat 5 pedagang besar yang menguasai jalur distribusibawang merah di Kabupaten Brebes.

Biaya Produksi, Harga Jual dan Margin

Biaya Tenaga kerja merupakan komponen biaya terbesar dari total biaya produksiyang dikeluarkan oleh petani bawang merah. Untuk 1 ha, diperlukan 600 HOK (HariOrang Kerja), dari mulai tanam hingga panen, dengan jam kerja antara jam 07.00 hingga12.00 per hari. Total biaya yang diperlukan petani untuk sekali tanam berkisar Rp8-10 jutaper 0,25 ha. Penghitungan biaya tanam yang didasarkan pada kebutuhan biaya untuk0,25 ha disebabkan oleh rata-rata luas lahan kepemilikan petani bawang merah adalah0,25 ha (meski ada pula yang memiliki lahan lebih luas).

Harga jual rata-rata bawang merah pada 2009 adalah Rp6.049/kg. Namundengan berkurangnya suplai bawang merah akibat produksi yang menurun pada 2010ini, harga bawang meningkat 33% menjadi rata-rata Rp8.063/kg. Harga jual bawangmerah tertinggi terjadi pada November 2010 sebesar Rp11.578/kg. Kenaikan harga inijuga meningkatkan margin keuntungan petani (harga break even Rp3.500/kg).

Jika pada saat panen raya harga bawang merah cenderung menurun, makadengan masuknya bawang impor di saat yang sama menyebabkan makin jatuhnya hargabawang lokal. Impor bawang merah berasal dari Filipina, India, Myanmar, dan Thailanddengan tampilan fisik yang lebih besar dari bawang merah domestik, meskipun darikualitas rasa masih unggul bawang merah domestik.

Pemerintah Kabupaten Brebes menetapkan HMK (Harga Minimal Kabupaten)sebesar 10% dari harga BEP, sehingga diharapkan selisih yang ada dapat menjadi marginkeuntungan bagi petani. Penetapan HMK ini juga diharapkan dapat melindungi petanibilamana produktivitas bawang meningkat dan suplai melimpah.

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 29

Impor Bawang Merah

Impor bawang merah pada dasarnya berperan dalam mempengaruhi suplaibawang merah sebagai bawang konsumsi atau bawang bibit pada saat harga bawangnaik. Pada saat harga bawang konsumsi naik, maka produk bawang impor akan berperansebagai bawang konsumsi sehingga menambah suplai bawang konsumsi. Demikian pulapada saat harga bawang bibit meningkat, maka produk bawang impor berperan sebagaibawang bibit. Namun pada prakteknya, peran impor bawang merah sebagai bawangkonsumsi atau bawang bibit menjadi tidak dapat dibedakan karena kondisi produk yangrelatif sama.

Untuk melindungi petani dikeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)No.18 Tahun 2008 yang mengatur tata niaga bawang merah. Dengan adanya Permentanini, dilakukan pembedaan kondisi produk bawang impor. Khusus untuk impor bawangkonsumsi, produk harus dipotong bagian atasnya untuk menghilangkan daun, sehinggatidak dapat dialihkan perannya sebagai bawang bibit. Ketentuan ini dipandang sangatmenguntungkan petani, karena jika sebelumnya importir/spekulan berani mengimporbawang merah konsumsi dalam jumlah banyak karena sisa yang tak terjual dapatdijadikan bibit, maka dengan dipotong bagian atasnya bawang merah impor konsumsihanya bisa untuk konsumsi. Hal ini menyebabkan para importer/spekulan menjadi tidakberani mengimpor bawang dalam jumlah banyak tanpa perhitungan yang matang karenakarakteristik produk yang cepat busuk.

Dampak Impor terhadap Suplai

Dari grafik 1, terlihatbahwa pada saat produksibawang merah mengalamipenurunan (bukan masapanen), impor bawang merahmengalami peningkatan. Polapeningkatan suplai terjadi padaawal tahun dan pertengahantahun. Jumlah impor bawangmerah pada 2010 (data perNovember 2010) mengalamipeningkatan 4,87% dibanding2009. Selama 2010, imporbawang merah terbesardilakukan melalui Jakarta(50,0%), Surabaya (24%), danPekanbaru (23%).

Dampak Impor terhadap Harga

Perkembangan harga petani cenderung mengikuti jumlah produksinya. Pada saatpanen raya harga cenderung turun. Impor bawang merah yang dilakukan hanya padasaat produksi rendah, diperkirakan tidak berpengaruh terhadap harga bawang merah.Harga bawang impor sendiri dalam dua tahun terakhir cenderung stabil pada kisaranRp3.880,1 – Rp5.131,3 per kilogram, lebih rendah dibanding harga di tingkat petani yangberada pada kisaran Rp4.224,3 – Rp11.578,0 per kilogram. Sementara harga bawang di

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2009 2010

(Kuintal)

Produksi Brebes (kuintal) Volume impor nasional (kuintal)

Sumber: Liaison Dispertan Brebes, DW DSM (diolah)

Grafik 1. Perbandingan Produksi BawangMerah Brebes dan Impor BawangMerah Nasional (2009-2010)

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 30

tingkat konsumen, cenderung mengikuti perkembangan harga di tingkat petani dengankisaran harga Rp7.922,1 – Rp20.681,1 per kilogram (Tabel 1 dan Grafik 2).

Tabel 1Perbandingan Harga Bawang Merah di Tingkat Petani, Konsumen, dan Impor

(2009-2010)

Sumber: Liaison Dispertan Brebes, Survei Pemantauan Harga, DW DSM (diolah)

Sumber: Liaison Dispertan Brebes, Survei Pemantauan Harga, DW DSM (diolah)

Grafik 2. Perbandingan Perkembangan Harga Bawang Merah di Tingkat Petani,Konsumen, dan Impor (2009-2010)

0

2.500

5.000

7.500

10.000

12.500

15.000

17.500

20.000

22.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

(Rp/kg)

Harga petani (Rp/kg) Harga konsumen (Rp/kg) Harga impor (Rp/kg)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tk. petani (Rp/kg) 4.224,3 6.323,0 5.771,4 5.205,7 4.941,4 4.647,9 6.001,0 5.331,1 5.586,1 5.112,7 6.102,0 5.440,6Tk. konsumen (Rp/kg) 7.922,1 8.843,2 11.588,7 10.134,3 11.101,6 11.410,2 12.764,9 14.900,8 12.429,4 10.878,9 12.636,3 12.283,2Impor (Rp/kg) 4.590,1 5.131,3 4.923,8 4.922,7 4.403,5 4.183,0 3.894,1 4.085,1 4.026,8 4.317,2 4.102,2 4.024,2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tk. petani (Rp/kg) 5.720,9 5.947,1 5.605,7 6.251,4 6.677,1 7.433,4 7.588,7 6.302,0 6.033,5 11.064,6 11.578,0Tk. konsumen (Rp/kg) 11.986,9 10.740,6 11.193,3 11.958,4 13.511,5 13.632,8 14.020,6 17.189,0 15.953,8 14.183,9 20.681,1 20.099,0Impor (Rp/kg) 4.240,1 4.306,8 3.945,0 3.880,1 4.379,2 4.143,4 4.332,8 4.284,1 4.115,7 4.401,0 4.293,3

2010

2009Harga

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 31

BOKS

LAPORAN DAN ANALISIS HASIL LIAISON AD HOCKOMODITAS CABAI DI KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH

Kabupaten Brebes merupakan salah satu sentra cabai di Indonesia, mensuplaisekitar lebih dari 30% kebutuhan cabai di provinsi Jawa Tengah, disamping KabupatenMagelang, Kabupaten Demak dan Kabupaten Blora.

Kondisi Produksi

Budidaya tanaman cabai di Kabupaten Brebes dilakukan dengan teknik ‘tumpanggilir’ dengan tanaman bawang merah. Beberapa keuntungan dari penerapan teknik iniadalah:

Lebih efektif dalam pengolahan lahan, karena pekerjaan penyiangan, pemupukan,dan penyiraman dapat dilakukan bersamaan antara tanaman cabai dan bawangmerah.

Lebih efisien dalam biaya, karena biaya pengolahan tanah, pemupukan, danpenyiraman hanya dibebankan pada saat pengolahan tanaman bawang merah.Tanaman bawang merah juga berperan sebagai ‘pestisida’ bagi virus keriting yangdibawa oleh hama trips yang menyerang tanaman cabai.

Periode tanam cabai di Brebes terjadi pada bulan Mei-Agustus mengingat sawah-sawah banyak yang kering sehingga tidak dapat ditanami padi. Pada bulan-bulan dimusim kemarau inilah para petani Brebes akan menanam cabai di sela-sela bawangmerah. Periode panen petani cabai Brebes akan terjadi antara bulan Juli-Oktober.Selanjutnya, pada periode Oktober-November, sawah-sawah akan kembali diolah untukditanami padi. Pada saat itulah tanaman cabai akan dibongkar meskipun buahnya masihhijau. Hingga cabai hijau pada bulan-bulan tersebut akan membanjiri pasar denganharganya yang sangat murah.

Total produksi cabai Kabupaten Brebes pada 2009 sebanyak 531.329 kuintal,terdiri dari cabai besar 417.913 kuintal dan cabai rawit sebanyak 113.416 kuintal denganluas panen masing-masing sebesar 5.925 ha dan 2.086 ha. Produksi cabai Brebes inimemiliki porsi 37,08% terhadap total produksi cabai provinsi Jawa Tengah atau 6,86%terhadap total produksi cabai nasional. Namun, bila dibandingkan periode November2009 lalu, produksi cabai pada November 2010 cenderung mengalami penurunan -6,01% (yoy), terdiri dari penurunan produksi cabai merah besar -3,96% (yoy) dan cabairawit -13,16% (yoy).

Distribusi

Pemasaran komoditas cabai memiliki jalur distribusi yang relatif sama dengankomoditas bawang merah. Rantai distribusi mulai dari petani produsen, pedagangpengepul, pedagang besar, pedagang eceran, hingga konsumen.

Biaya ProduksiBiaya Tenaga kerja merupakan komponen biaya terbesar dari total biaya

produksi yang dikeluarkan oleh petani bawang merah. Untuk 1 ha, diperlukan 600 HOK(Hari Orang Kerja), dari mulai tanam hingga panen, dengan jam kerja antara jam 07.00hingga 12.00 per hari. Total biaya yang diperlukan petani untuk sekali tanam berkisarRp8-10 juta per 0,25 ha (rata-rata luas lahan kepemilikan petani bawang merah adalah

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 32

0,25 ha).

Biaya produksi cabai merah di Brebes sangat rendah (rata-rata biaya per hektarnyaper musim tanam sekitar Rp 8.500.000). Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagaiberikut :

Biaya olah tanah dan pemupukan dibebankan pada bawang merah (dengan adanyasistem tumpang gilir).

Benih cabai juga diproduksi sendiri oleh petani, bukan merupakan benih produksipenangkar lokal (misalnya Panah Merah) atau benih impor (misalnya Know You Seed).Dengan demikian biaya benih juga bisa dihemat oleh petani.

Selain itu, para petani Brebes juga tidak pernah menggunakan mulsa plastik hitamperak. Karena lahan yang mereka gunakan untuk menanam cabai, sebenarnyamerupakan bedengan bagi tanaman bawang merah.

Dengan biaya produksi per hektar Rp8.500.000, tingkat populasi minimal 20 ributanaman, dan tingkat produktivitas 0,6 kg/tanaman, maka biaya produksi per kg cabaiBrebes hanya sekitar Rp700. Biaya ini tentu sangat bersaing dibanding dengan Rp 2.000sampai dengan Rp 2.500 yang merupakan biaya produksi cabai hot beauty atau keritingdengan benih eks Taiwan. Karenanya, ketika harga cabai jatuh sampai dengan Rp900atau Rp800 per kg pun, para petani Brebes masih bisa bertahan dengan marjin Rp100,-sampai dengan Rp200 per kg. Petani Brebes baru akan rugi jika harga jual cabai di tingkatpetani lebih rendah dari Rp 700,- per kg.

Harga Jual dan Margin

Pola perkembangan harga jual cabai Brebes di tingkat petani cenderung mengikutiperkembangan jumlah produksi cabai. Pada saat produksi tinggi, harga cenderungmengalami penurunan, demikian pula sebaliknya. Produksi cabai dari kecamatanAjibarang, Brebes, dan Tonjong relatif memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkecamatan lainnya.

Biaya/ha : Rp40.000.000 Biaya/ha : Rp8.500.000Populasi/ha : 20.000 tanaman Populasi/ha : 20.000 tanamanProduktifitas : 1 kg/tanaman Produktifitas : 0,6 kg/tanamanTotal Produksi : 20.000 kg (20 ton) Total Produksi : 12.000 kg (12 ton)Harga Pokok/kg : Rp2.000 Harga Pokok/kg : Rp700

Petani Cabai Mulsa Plastik Petani Cabai Brebes

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 33

Sumber: Dinas Pertanian Kab. Brebes, SurveiPemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia, diolah

Sumber: Dinas Pertanian Kab. Brebes, SurveiPemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia, diolah

Grafik 1. Perkembangan Produksi danHarga Cabai Merah Besar Kab. Brebes(2009-2010)

Grafik 2. Perkembangan Produksi danHarga Cabai Rawit Kab. Brebes (2009-2010)

Selama periode dua tahun terakhir (2009-2010), harga cabai merah besar Brebesberada pada kisaran Rp2.842,4 hingga Rp18.334,5 per kilogram, sementara harga cabairawit dijual petani pada kisaran Rp2.019,3 hingga Rp13.320,6 per kilogram. Harga rata-rata cabai merah besar dan rawit pada 2009 adalah berturut-turut sebesar Rp6.685,2/kgdan Rp5.969,9/kg. Penurunan produksi yang terjadi pada 2010, telah mengakibatkanketersediaan komoditas cabai berkurang sehingga harga cabai mengalami kenaikanhingga 38,41% untuk cabe merah besar dan 36,46% untuk cabai rawit. Harga jual cabaitertinggi terjadi pada Juni 2010 sebesar Rp18.334,5/kg untuk cabai merah besar danRp13.320,6/kg untuk cabai rawit.

Di tingkat konsumen (pemantauan harga kota Semarang dan Jakarta), kenaikanharga yang terjadi relatif lebih rendah dibanding kenaikan harga di tingkat petani. Hargatertinggi yang dibayarkan konsumen di kota Semarang terjadi pada Agustus 2010 sebesarRp41.572/kg untuk cabai merah besar dan Rp33.392/kg untuk cabai rawit, sedangkanuntuk konsumen di kota Jakarta harga tertinggi terjadi pada Juli 2010 untuk cabe merahbesar (mencapai Rp42.948,2.kg) dan pada November 2010 untuk cabe rawit (mencapaiRp45.130,6/kg). Berdasarkan perbandingan harga petani dan konsumen, terlihat adanyatimelag antara kenaikan harga yang terjadi di tingkat petani dengan harga yang terjadi ditingkat konsumen. Berdasarkan produksi, pada saat produksi cabe merah besar cukuptinggi pada periode Juli-Agustus 2010, harga di tingkat konsumen juga masih relatiftinggi (bahkan mencapai level tertinggi untuk konsumen di kota Semarang). Demikianpula halnya pada saat produksi cabai rawit mencapai puncaknya pada Agustus 2010,harga di tingkat konsumen justeru mencapai level tertinggi.

Current Issues

1. Dengan target produksi cabai Brebes 12 ton per hektar dan cabai mulsa plastik (benihimpor) antara 16 sampai 20 ton per hektar, diharapkan stabilitas produksi cabainasional sesuai kebutuhan konsumen. Hal ini mengingat sentra-sentra agribisnis cabaiini sudah dapat diketahui lokasi serta luas arealnya.

2. Diharapkan dinas terkait dan para petani cabai dapat mengatur jadwal tanam cabaiagar tidak menumpuk di satu musim sementara kosong di musim lainnya. Hal-halyang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :

Saat petani Brebes menanam cabai pada bulan Mei-Agustus, disarankan tidak

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

(Rp/kg)

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000(Kuintal)

Produksi cabai merah besar Brebes (kuintal) Harga cabai merah di tk. petani (Rp/kg)Harga cabai merah di tk. konsumen Semarang (Rp/kg) Harga cabai merah di tk. konsumen Jakarta (Rp/kg)

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

(Rp/kg)

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.00045.000

50.000(Kuintal)

Produksi cabai rawit Brebes (kuintal) Harga cabai rawit di tk. petani (Rp/kg)Harga cabai rawit di tk. konsumen Semarang (Rp/kg) Harga cabai rawit di tk. konsumen Jakarta (Rp/kg)

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 34

diikuti oleh petani cabai mulsa plastik karena harga akan kalah bersaing dengancabai Brebes. Hal ini karena lahan saat musim kemarau menjadi kering sehinggasulit untuk mendapatkan pengairan, kecuali di kawasan pegunungan dengansuplai air melimpah.

Petani mulsa plastik dapat menanam cabai di lahan-lahan kering (ladang) padamusim penghujan (Oktober-November), dengan periode panen pada bulanDesember sampai Maret. Meskipun beresiko dengan adanya serangan hama danpenyakit (terutama cendawan fusarium dan bakteri pseudomonas) sehingga biayapestisida akan membengkak dan berbiaya besar jika menggunakan green housesederhana (kumbung plastik), namun harga cabai pada musim-musim demikianbiasanya cukup baik. Hal ini karena petani di Brebes menghindari menanam cabaipada musim penghujan karena lahan tergenang air.

3. Pada saat tertentu (panen raya) produksi cabai dapat melimpah di pasaran. Hal iniselain karena faktor luas lahan tanam yang besar, juga iklim yang mendukung danminim serangan hama serta penyakit. Penyerapan excess supply cabai yang berlebihanini diharapkan dapat diserap oleh industri, baik berupa cabai kering maupun pasta(bubur) cabai.

4. Para petani cabai belum memiliki tradisi untuk mengeringkan cabai, mengingat rumahtangga Indonesia masih terbiasa mengkonsumsi cabai segar, namun kalangan industrimakanan, terutama mie instan, sudah mampu menyerap bahan baku cabai keringdalam volume besar.

5. Meskipun murah, energi sinar matahari tidak dapat diandalkan untuk mengeringkancabai dalam kondisi panen raya dan harga turun. Hal ini karena luas lantai jemur disentra-sentra cabai masih terlalu kecil dibandingkan dengan luas areal tanam. Sebagaialternatif, petani dapat memperluas lantai jemur atau membangun dryer. Namunmengingat faktor luas dan nilai lahan yang digunakan serta upah tenaga kerja yangtinggi, maka penggunaan dryer dipandang lebih murah dan feasible bagi petani cabai.

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 35

Bab 3Perkembangan Perbankan

Secara umum, kinerja perbankan (Bank Umum dan BPR) di Provinsi Jawa Tengah padatriwulan IV-2010 semakin baik dengan resiko kredit yang masih terkendali. Intermediasiperbankan berjalan dengan baik, tercermin dari pertumbuhan kredit yang cukup tinggimencapai 19,38% (yoy). Sementara itu, indikator-indikator utama kinerja perbankan yanglainnya yaitu total aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan Loan to DepositsRatio (LDR) pada triwulan ini menunjukkan peningkatan pertumbuhan dibandingkantriwulan sebelumnya. Sementara itu, kualitas penyaluran kredit terus menunjukkanperbaikan tercermin dari rasio gross Non Performing Loan (NPL) pada triwulan I-2010sebesar 3,02% menjadi 2,71% pada triwulan ini, jauh dibawah target indikatif sebesar5%. Dari sisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) penyaluran di Jawa Tengah masih

tumbuh cukup tunggi pada triwulan ini.

Intermediasi perbankan Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) yang

tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berjalan dengan baik. Hal ini didorong

oleh pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi dan pertumbuhan DPK walaupun tidak

setinggi pertumbuhan kredit.

TABEL 3.1.PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR)

DI PROVINSI JAWA TENGAH

Sumber: LBU, LBPR dan SEKDA, Bank Indonesia*) Data sementara posisi November 2010

Pada triwulan IV-2010, LDR Perbankan di Jawa Tengah mencapai 95,38%, cukup

stabil jika dibandingkan dengan triwulan III-2010 yang sebesar 95,29%. Pada triwulan

laporan, kredit tumbuh sebesar 19,38% (yoy) sedikit lebih tinggi jika dibandingkan

dengan triwulan III-2010 yang tumbuh sebesar 19,06% (yoy). Pertumbuhan penyaluran

I II III IV1. Aset Miliar Rp 125,595 129,543 138,145 143,488 149,285

(%, yoy) 12.33 14.38 19.04 17.69 18.862. Dana Pihak Ketiga (DPK) Miliar Rp 97,499 99,556 104,680 107,403 112,888

(%, yoy) 13.19 10.45 13.46 14.44 15.783. Kredit Lokasi Bank Miliar Rp 90,194 92,060 98,362 102,348 107,669

(%, yoy) 13.69 15.31 18.98 19.06 19.384. Kredit Lokasi Proyek *) Miliar Rp 101,818 101,942 109,207 112,655 114,752

(%, yoy) 12.22 11.89 17.60 15.66 12.705. LDR Lokasi Bank (%) 92.51 92.47 93.96 95.29 95.386. LDR Lokasi Proyek *) (%) 105.82 108.80 105.27 106.87 107.657. Non Performing Loans (NPL) (%) 2.98 3.02 3.04 2.99 2.71

No. I N D I K A T O R Satuan 20092010

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 36

kredit perbankan Jawa Tengah didorong oleh peningkatan pertumbuhan penyaluran

kredit BPR. Senada dengan penyaluran kredit, penghimpunan DPK pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 15,78% (yoy), mengalami peningkatan

pertumbuhan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,44% (yoy).

Peningkatan pertumbuhan penghimpunan DPK yang cukup tinggi dicapai oleh BPR yang

sebesar 19,65% (yoy).

Pelayanan perbankan kepada masyarakat semakin luas dengan bertambahnyajumlah kantor bank. Semakin berkembangnya ekonomi di Jawa Tengah dan tingginyapersaingan untuk menarik nasabah mendorong bank untuk lebih meningkatkan danmelengkapi pelayanannya kepada masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh adalahdengan meningkatkan jumlah jaringan kantor pelayanan dan Anjungan Tunai Mandiri(ATM) sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal itu terlihat darimeningkatnya jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, dan ATMpada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2009.

TABEL 3.2.PERKEMBANGAN KANTOR BANK DAN JUMLAH BANK

Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia

3.1. Intermediasi Bank UmumPerforma intermediasi bank umum di Jawa Tengah cukup baik. LDR

menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 94,11%, lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya. Kredit yang disalurkan oleh bank umum di Jawa Tengah mengalami

pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 19,74% (yoy), relatif stabil bila

dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 19,78% (yoy). Sementara itu

penghimpunan DPK juga tumbuh cukup tinggi dan mengalami peningkatan dibanding

triwulan sebelumnya yaitu sebesar 15,52% (yoy). Kualitas penyaluran kredit tetap

terpelihara baik yang tercermin pada Non Performing Loans (NPLs) di level 2,27%, berada

jauh dibawah target indikatif yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 5%.

2009Des Sep Okt Nov

BU 52 54 54 54KP 2 2 2 2

KC 270 281 281 282KCP 1220 1914 1889 1950KK 489 400 408 420ATM 1795 2022 2393 2439

KP 282 283 283 283KC 426 440 440 443

BANK UMUM

BPR/BPRS

2010BANK

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 37

TABEL 3.3.PERKEMBANGAN BEBERAPA INDIKATOR BANK UMUM DI PROV. JAWA TENGAH

Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat

Pertumbuhan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum di Jawa

Tengah mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Secara tahunan, posisi DPK yang berhasil dihimpun bank umum di Jawa Tengah pada

triwulan IV-2010 mengalami pertumbuhan sebesar 15,52% (yoy) menjadi Rp105,36

triliun, meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,46%

(yoy). Berdasarkan jenis simpanan, perbankan di Jawa Tengah berhasil menghimpun DPK

baik giro, tabungan, dan deposito dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 7,03%

(yoy), 19,30% (yoy), dan 14,01% (yoy) (Grafik 3.1). Namun demikian, secara triwulanan,

penghimpunan DPK bank umum di Jawa Tengah, khususnya jenis simpanan Giro

mengalami kontraksi sebesar -7,82% (qtq). Kontraksi pertumbuhan Giro pada triwulan IV-

2010 antara lain disebabkan oleh realisasi pembayaran proyek-proyek pemerintah dan

swasta mendekati akhir tahun anggaran dan pembayaran pajak. Selain itu, diduga terjadi

shifting dari rekening Giro dan Deposito ke rekening Tabungan sejak triwulan II-2010

yang menyebabkan semakin dominannya proporsi jenis simpanan tabungan yaitu sebesar

50,38% dari keseluruhan DPK, diikuti oleh deposito yang sebesar 35,38% dan giro yang

sebesar 14,24% (Grafik 3.2).

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

I II III IV I II III IVDPK Nominal Rp Triliun 84,453 86,474 87,657 91,213 92,869 97,853 100,333 105,367

Growth % yoy 20.84 17.32 15.17 13.05 9.96 13.16 14.46 15.52Kredit Nominal Rp Triliun 73,099 75,610 78,452 82,814 84,371 90,241 93,967 99,161

Growth % yoy 25.01 15.60 11.02 13.59 15.42 19.35 19.78 19.74LDR % 86.56 87.44 89.50 90.79 91.97 91.87 93.66 94.11NPL % 3.70 3.41 2.83 2.41 3.02 2.83 2.29 2.27

Uraian Unit2009 2010

Grafik 3.1 Pertumbuhan DPK Bank Umum diJawa Tengah

Grafik 3.2 Porsi Komponen DPK Bank Umumper Jenis Simpanan

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

% YOY

DPK Giro Tabungan Deposito

14.24%

50.38%

35.38%

Giro Tabungan Deposito

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 38

Menurut golongan pemilik, DPK milik golongan perseorangan masih memiliki

proporsi tertinggi dalam keseluruhan penghimpunan DPK yaitu sebesar 79% (Grafik3.3).

Dilihat dari pertumbuhannya, DPK milik golongan perusahaan swasta dan DPK jenis

kepemilikan lainnya (Pemerintah Pusat, BUMN, BUMD, Perusahaan Pembiayaan, Dana

Pensiun, Perusahaan Reksadana, Koperasi, dll) mencatat pertumbuhan yang tertinggi

yaitu sebesar 19,32% (yoy) dan 13,26% (yoy). Sementara, DPK untuk Pemerintah Daerah

mengalami kontraksi pertumbuhan yaitu sebesar -4,27% (yoy). Kontraksi ini terjadi pada

komponen simpanan giro dan tabungan pemerintah daerah di perbankan yang mencapai

-9,19% (yoy) dan -5,19% (yoy). Hal ini ditengarai karena banyaknya realisasi dan

pembayaran proyek-proyek pemerintah daerah menjelang akhir tahun, sehingga

mengharuskan pemda untuk menarik simpanannya di perbankan (Grafik 3.4).

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Berdasarkan jenis valuta, pada triwulan IV-2010, DPK dalam Rupiah

mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan DPK dalam valas. DPK

dalam Rupiah tumbuh sebesar 15,61% (yoy) menjadi sebesar Rp98,68 triliun.

Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang

mencapai 14,36% (yoy). Sementara itu, DPK dalam valas mengalami pertumbuhan

sebesar 14,18% (yoy) menjadi sebesar Rp6,68 triliun, lebih rendah dibanding

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,18% (yoy) (Grafik 3.5). Apresiasi dan

depresiasi kurs Rupiah terutama terhadap US Dollar juga diduga mempengaruhi

perkembangan DPK Valas. Pada triwulan ini, rata-rata kurs tengah Rupiah terhadap USD

terapresiasi sebesar 4,49% (yoy) menjadi Rp8.987 per USD, atau melemah dibandingkan

triwulan sebelumnya yaitu Rp8.788 per USD.

Grafik 3.4 Pertumbuhan DPK per GolonganPemilik

Grafik 3.3 Komposisi Kepemilikan DPK BankUmum di Jawa Tengah

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

IV I II III IV I II III IV

2009 2010

Pemda Perush. Swasta Perorangan Lainnya

-30.00%

-20.00%

-10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

-40.00%-20.00%

0.00%20.00%40.00%

60.00%80.00%

100.00%120.00%

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Growth (yoy)Growth (yoy)

Perusahaan Swasta Lainnya Pemerintah Daerah Perorangan

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 39

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Berkaitan dengan penghitungan resiko likuiditas, bank umum di Jawa

Tengah dapat dikategorikan cukup baik, walaupun mengalami sedikit penurunan

dari triwulan sebelumnya. Cash ratio yang mengindikasikan kemampuan industri

perbankan Jawa Tengah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih cukup

baik. Pada triwulan ini cash ratio perbankan sebesar 10,63%, mengalami penurunan

dibandingkan triwulan III-2010 yang sebesar 13,57% (Grafik 3.7.). Industri perbankan

harus dapat menjaga keseimbangan antara sisi aset dan sisi kewajiban melalui manajemen

likuiditas yang baik. Alat Likuid yang dimiliki bank umum Jawa Tengah pada Triwulan IV-

2010 adalah sebesar Rp10,94 triliun. Komposisi aset likuid perbankan terbesar dalam

bentuk kas sebesar Rp4,58 triliun, penempatan pada Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp2,45

triliun, dan penempatan pada bank lain sebesar Rp3,91 triliun.

Sumber: LBU, Bank IndonesiaGrafik 3.7. Perkembangan Cash Ratio Bank Umum di Jawa Tengah

3.1.2 Penyaluran KreditPerkembangan kredit bank umum di Jawa Tengah selama triwulan IV-2010

tumbuh cukup baik namun masih dibawah pencapaian pertumbuhan kredit

nasional yang mencapai 22% (yoy). Secara tahunan, pertumbuhan kredit pada

triwulan IV-2010 mencapai 19,74% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan

Grafik 3.6 Perkembangan DPK Valas dan KursTengah Rupiah Terhadap USD

Grafik 3.5 Pertumbuhan DPK Bank Umum diJawa Tengah Berdasarkan JenisValuta

0,00%5,00%

10,00%15,00%20,00%25,00%30,00%35,00%

I II III IV I II III IV

2009 2010

Pert. yoy, %

Rupiah Valas

0.002.00

4.006.008.00

10.00

12.0014.0016.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

% cash ratio

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

0.001.002.003.004.005.006.007.008.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

RpTriliun Rp

DPK Valas (skala kiri) Kurs Tengah Rp

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 40

pertumbuhan kredit pada triwulan III-2010 yang sebesar 15,84% (yoy). Berdasarkan

jenis penggunaannya, semua jenis kredit menunjukkan pertumbuhan yang cukup

signifikan. Pada triwulan IV-2010, pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh kredit

investasi (KI) yang tumbuh sebesar 26,48% (yoy), disusul kredit konsumsi (KK) yang

sebesar 19,50% (yoy) dan kredit modal kerja (KMK) yang sebesar 18,92% (yoy). KMK

mempunyai porsi terbesar dari keseluruhan penyaluran kredit yaitu sebesar 56,17%, KK

dan KI mempunyai porsi sebesar 35,29% dan 8,54%. Sementara itu, berdasarkan

komposisi kepemilikan kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah, porsi terbesar

dicatat oleh kredit perseorangan yang mencapai 69% dari keseluruhan kredit yang

disalurkan, disusul oleh kredit kepada perusahaan swasta yang mencapai 25%.

Pertumbuhan kredit pada triwulan ini didorong oleh telah cukup kondusifnya

situasi perekonomian di Jawa Tengah. Selain itu, pertumbuhan kredit yang cukup tinggi

ini juga terkonfirmasi dari hasil SKP yang respondennya adalah senior credit officer

perbankan, dimana realisasi penyaluran kredit pada triwulan IV-2010 mengalami

peningkatan dan telah sesuai dengan target yang ditetapkan, dengan tingkat NPL yang

cenderung menurun. Pembiayaan perbankan di triwulan IV-2010 masih difokuskan pada

kredit modal kerja, terutama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor

industri pengolahan dan sektor konstruksi.

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Grafik 3.8 Pertumbuhan Total Kredit Bank Umumdi Jawa Tengah

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit Modal Kerja

-5%0%5%10%15%20%25%30%35%

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Total Kredit (MiliarRp) - axis kiri g (yoy)- axis kanan g (ytd)- axis kanan

-30%-20%-10%

0%10%

20%30%40%

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Kredit Modal Kerja (Miliar Rp) g (yoy)- axis kanan g (ytd) - axis kanan

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 41

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Secara sektoral kredit yang disalurkan terkonsentrasi pada sektor lainnya,sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), dan sektor industri pengolahanmasing-masing dengan pangsa sebesar 43,19%, 28,30%, dan 18,70%. Secaratahunan, pertumbuhan kredit tertinggi dicapai oleh sektor jasa sosial kemasyarakatan,sektor lainnya (konsumtif), dan sektor pengangkutan, pergudangan dan telekomunikasimasing-masing dengan pertumbuhan sebesar 105,10% (yoy), 43,46% (yoy), dan 40,96%(yoy). Peningkatan kredit pada sektor-sektor tersebut disebabkan oleh adanya peringatanhari raya natal dan tahun baru serta masa liburan bagi sebagian anak sekolah, sehinggamenyebabkan banyaknya pembiayaan yang dibutuhkan bagi usaha yang bergerak dibidang hiburan/kebudayaan, biro perjalanan dan telekomunikasi. Namun demikian, padatriwulan ini kredit sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup dalamyaitu sebesar -42,48% (yoy) dan -2,75% (qtq). Dari hasil FGD Perbankan yang dilakukanKBI Semarang pada triwulan IV-2010 diketahui bahwa perbankan enggan menyalurkankredit ke sektor pertanian karena keterbatasan SDM yang kompeten dalam bidangpertanian, selain itu cuaca ekstrem dan panen tidak menentu yang terjadi akhir-akhir inimenyebabkan perbankan berpikir ulang untuk menyalurkan kredit di sektor pertanian.

Grafik 3.10 Perkembangan Kredit Investasi Grafik 3.11 Perkembangan Kredit Konsumsi

-20%-10%0%10%20%30%40%50%60%

-1,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,0009,000

10,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Kredit Investasi (MiliarRp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Kredit Konsumsi (Miliar Rp) g (yoy)- axis kanan g (ytd)- axis kanan

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 42

TABEL 3.3.PERKEMBANGAN KREDIT BERDASARKAN SEKTORAL

Sumber: LBU, Bank Indonesia

Risiko kredit bank umum di Jawa Tengah cenderung rendah. Pada triwulanIV-2010 ini risiko kredit bank umum yang salah satunya diukur dari rasio Non PerformingLoans (NPLs) ada pada level 2,27%. NPL bank umum di Jawa Tengah pada masih beradapada level aman di bawah 5% sesuai himbauan Bank Indonesia. NPL tersebut berusahadiatasi oleh kalangan perbankan dan terus dijaga melalui penagihan, perbaikan kualitaspinjaman, dan penjualan jaminan sehingga angka NPL dapat ditekan dan secaraberangsur-angsur turun. (Grafik 3.12).

I II III IV I II III IVPertanian

Level Rp Miliar 2,144 2,200 2,167 2,290 1,368 1,669 1,489 1,317Pertumbuhan (% yoy) 7.39% 6.43% 3.39% 6.22% -36.16% -24.13% -31.28% -42.48%Pertumbuhan (% qtq) -0.56% 2.65% -1.51% 6.43% -40.24% 22.00% -14.80% -2.75%

PertambanganLevel Rp Miliar 101 89 110 105 125 122 103 138Pertumbuhan (% yoy) 38.11% 36.71% 6.80% 4.61% 23.64% 35.96% -6.30% 31.47%Pertumbuhan (% qtq) 0.58% -11.26% 22.43% 18.37% 18.87% -2.42% -7.16% 8.89%

IndustriLevel Rp Miliar 15,453 14,904 15,708 16,702 15,094 16,362 16,089 18,539Pertumbuhan (% yoy) 39.59% 19.43% 7.51% 7.48% -2.32% 9.78% 2.43% 11.00%Pertumbuhan (% qtq) -0.56% -3.55% 5.39% 14.14% -9.63% 8.40% 8.29% 18.31%

Listrik, Gas, &AirLevel Rp Miliar 17 50 61 63 60 48 59 84Pertumbuhan (% yoy) 40.21% 278.03% 491.33% 561.80% 254.69% -4.39% -2.94% 31.88%Pertumbuhan (% qtq) 75.55% 197.84% 21.20% 5.44% -5.91% -19.72% 27.66% 23.55%

KonstruksiLevel Rp Miliar 1,132 1,282 1,355 1,296 1,127 1,231 1,616 1,578Pertumbuhan (% yoy) 32.83% 6.37% 0.88% 16.76% -0.46% -4.02% 19.29% 21.75%Pertumbuhan (% qtq) 1.94% 13.31% 5.67% -6.27% -13.09% 9.25% 12.07% -3.87%

PHRLevel Rp Miliar 23,344 24,986 26,019 27,764 24,850 25,654 28,892 28,059Pertumbuhan (% yoy) 20.67% 17.56% 17.20% 19.96% 6.45% 2.67% 11.04% 1.06%Pertumbuhan (% qtq) 0.86% 7.03% 4.13% 6.46% -10.50% 3.24% 1.86% -1.78%

PengangkutanLevel Rp Miliar 845 926 910 955 975 1,739 1,324 1,346Pertumbuhan (% yoy) 36.02% 35.26% 25.07% 13.04% 15.43% 87.74% 45.48% 40.96%Pertumbuhan (% qtq) 0.00% 9.67% -1.79% 5.08% 2.12% 78.37% 3.79% 1.44%

Jasa dunia usahaLevel Rp Miliar 2,954 2,859 3,050 2,977 3,356 3,096 3,262 3,615Pertumbuhan (% yoy) 28.44% 6.37% -1.63% -4.04% 13.59% 8.28% 6.96% 21.41%Pertumbuhan (% qtq) -4.79% -3.23% 6.68% 1.13% 12.71% -7.75% 9.36% 9.25%

Jasa sos. MasyLevel Rp Miliar 719 745 737 809 961 1,700 1,648 1,660Pertumbuhan (% yoy) 18.70% 9.75% 8.26% 8.91% 33.62% 128.26% 123.48% 105.10%Pertumbuhan (% qtq) -3.19% 3.54% -0.98% 13.06% 18.78% 76.88% -1.16% -3.35%

LainnyaLevel Rp Miliar 26,391 27,568 28,336 29,853 36,456 38,620 36,399 42,825Pertumbuhan (% yoy) 22.19% 13.59% 9.84% 14.13% 38.14% 40.09% 28.45% 43.46%Pertumbuhan (% qtq) 0.90% 4.46% 2.79% 4.36% 22.12% 5.94% 0.61% 5.02%

Uraian2009 2010

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 43

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

3.1.3. Kredit Lokasi ProyekPertumbuhan kredit yang disalurkan ke Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah. Sampai dengantriwulan IV-2010 (data sementara November 2010), outstanding kredit yang berlokasi diJawa Tengah tercatat sebesar Rp106,39 triliun atau tumbuh sebesar 12,67% (ytd), lebihrendah dibandingkan kredit bank pelapor yang tercatat 16,46% (ytd). Lebih besarnyaoutstanding kredit yang berlokasi di Jawa Tengah dibandingkan dengan outstandingkredit perbankan yang berkantor di Jawa Tengah menunjukkan bahwa Jawa Tengahmasih merupakan tujuan yang menarik bagi perbankan nasional dalam menyalurkankreditnya.

Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit berlokasi proyek di Jawa Tengah masihdi dominasi oleh kredit modal kerja yang mempunyai pangsa mencapai 52,52% darikeseluruhan kredit yang disalurkan, disusul oleh kredit konsumsi (36,60%) dan kreditinvestasi (10,88%). Sementara itu, berdasarkan sektor ekonominya penyaluran terbesarkredit lokasi proyek di Jawa Tengah disalurkan di sektor lainnya sebesar 37,48%, disusuloleh sektor PHR 27,10% dan Perindustrian sebesar 22,68%.

Grafik 3.13. NPLs Kredit Berdasarkan JenisPenggunaan

Grafik 3.14. NPLs Kredit Berdasarkan SektorEkonomi Utama

0,001,00

2,003,00

4,005,00

6,007,00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

NPL (%)

Modal kerja Investasi Konsumsi Batas NPL

0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Batas NPL Pertanian Industri PHR

0,000,501,001,502,002,503,003,504,00

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Ra

sio

NP

L-

%

Tota

lKre

dit

-Tr

iliu

nR

pTotal kredit (Triliun Rp) Rasio NPL (%)

Grafik 3.12. Rasio NPL Terhadap Total Kredit

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 44

Sumber: SEKDA, 2010

Grafik 3.15. Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek dan Kredit Berdasarkan LBU

3.1.4. Kredit UMKM Berdasarkan Lokasi ProyekJumlah penyaluran kredit MKM berdasarkan Lokasi Proyek di Jawa Tengah

sedikit mengalami perlambatan. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan IV-2010mengalami pertumbuhan sebesar 8,39% (yoy) (data sementara posisi November 2010)sehingga menjadi Rp68,56 triliun. Pertumbuhan ini menurun jika dibandingkan denganpertumbuhan triwulan III-2010 yang sebesar 19,71% (yoy). Pertumbuhan kredit MKMmemberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap menurun atau meningkatnyapertumbuhan kredit perbankan, mengingat kontribusinya pada triwulan laporan yangmencapai 68,55% dari total kredit lokasi proyek bank umum di Jawa Tengah (Grafik3.16). Dari jumlah tersebut, sebesar Rp35,72 triliun atau 52,11% merupakan kreditkonsumsi, sisanya sebesar Rp28,03 triliun (40,89%) dan Rp4,80 triliun (7,00%)merupakan kredit modal kerja dan kredit investasi (Grafik 3.17).

Sumber : SEKDA, Bank Indonesia Sumber : SEKDA, Bank Indonesia

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

-

20

40

60

80

100

120

III IV I II III IV

2009 2010

%Triliun Rp

Kredit Bank Pelapor Kredit Lokasi ProyekLDR Bank Umum - Bank Pelapor (axis kanan) LDR Bank Umum - Lok. Proyek (axis kanan)

Grafik 3.17 Perkembangan Kredit UMKMMenurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.16 Perkembangan Kredit UMKM danTotal Kredit

0,005,00

10,0015,0020,0025,0030,00

35,0040,00

I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Trili

unRp

KMK KI KK

0.00

20.00

40.00

60. 00

80. 00

100.00

120.00

I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Trili

un

Rp

Total Kredit Total MKM

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 45

Sumber : SEKDA, Bank Indonesia Sumber : SEKDA, Bank Indonesia

Kredit Skala Kecil (diatas Rp50 juta – Rp500 juta) mendominasi penyalurankredit MKM lokasi proyek di Jawa Tengah (Grafik 3.18). Pada triwulan IV-2010,pangsa kredit untuk skala kecil masih mendominasi pemberian kredit MKM di JawaTengah sebesar Rp29,43 triliun atau mempunyai pangsa 42,93% dari total penyalurankredit MKM. Sedangkan kredit skala usaha mikro (s.d. Rp5 juta) dan menengah (Rp500juta – Rp5 miliar) masing-masing sebesar Rp19,22triliun (28,04%) dan Rp19,90 triliun(29,02%). Secara tahunan, kredit kecil dan kredit menengah mengalami pertumbuhanyang cukup tinggi yaitu sebesar 25,90% (yoy) dan 17,73% (yoy). Namun kondisi iniberbeda dengan kredit mikro yang mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar -16,29%(yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit MKM di Jawa Tengah didominasioleh sektor lainnya (konsumtif), sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR), sektorindustri, serta sektor jasa dunia usaha. Pada triwulan IV-2010, porsi terbesar kredit MKMdisalurkan pada sektor lainnya (kredit konsumtif) tercatat sebesar Rp36,60 triliun atau53,39% dari total kredit MKM. Sementara itu kredit MKM untuk sektor PHR, sektorindustri, dan sektor jasa dunia usaha masing-masing sebesar Rp20,72 triliun (30,23%),Rp4,96triliun (7,24%) dan Rp2,25 triliun (3,30%) (Grafik 3.19).

3.2. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di JawaTengah

Kinerja bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IV-

2010 tumbuh cukup baik. Total aset bank umum tersebut tercatat sebesar Rp16,13triliun atau tumbuh sebesar 7,09% (yoy), dan secara triwulanan aset mengalamipertumbuhan sebesar 2,45% (qtq). Bank yang berkantor pusat di Jawa Tengah

mempunyai pangsa sebesar 11,66% dari total aset seluruh bank umum di Jawa Tengah.Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun pada triwulan IV-2010 tercatat

sebesar Rp14,28 triliun, atau meningkat sebesar 10,21% (yoy) dibandingkan dengan akhir

tahun 2009. Pertumbuhan terbesar dicapai oleh deposito yang tumbuh sebesar 30,29%

Grafik 3.18 Komposisi Kredit UMKM BerdasarkanSektor Ekonomi Triwulan IV-2010

Grafik 3.19 Perkembangan Kredit UMKMBerdasarkan Skala Usaha

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Trili

un

Rp

Kredit Mikro Kredit Kecil Kredit Menengah Pertanian;1,33%

Pertambangan;0,09%

Perindustrian;7,24%

Perdagangan;30,23%

Listrik,Gas dan

Air;0,09%

Konstruksi; 1,44%

Pengangkutan;1,03%

Jasa DuniaUsaha; 3,30%

Jasa SosialMasyarakat;

1,88%

Lain-lain;53,39%

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 46

(yoy), sementara tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 24,33% (yoy) dan1,19% (yoy). Tingkat bunga yang bersaing dan promosi serta undian berhadiah yanggencar di tawarkan menjadi salah satu penarik minat masyarakat untuk menyimpandananya di perbankan.

TABEL 3.5.PERKEMBANGAN BANK UMUM

YANG BERKANTOR PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhankeseluruhan bank umum di Jawa Tengah. Bank berkantor pusat di Jawa Tengahmempunyai porsi sebesar 11,93% dari keseluruhan kredit bank umum yang disalurkan diJawa Tengah. Secara tahunan kredit yang disalurkan oleh bank umum yang berkantorpusat di Jawa Tengah mengalami pertumbuhan sebesar 13,64% (yoy).

Non Performing Loans (NPLs) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) cukup baik.Kinerja penyaluran kredit bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah sangat baik,hal tersebut diindikasikan oleh rendahnya rasio NPLs yang sebesar 0,57%. NPLs tersebutmeningkat tipis jika dibandingkan triwulan III-2010 yang sebesar 0,48%. LDR bank yangberkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan laporan adalah sebesar 82,84%,mengalami penurunan dari tahun 2009 yang sebesar 90,16%.

TABEL 3.6.PERKEMBANGAN KREDIT JENIS PENGGUNAAN BANK BERKANTOR PUSAT

DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)

Sumber: LBU, Bank Indonesia

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV yoy qtq

14,863 14,898 15,746 15,064 17,596 17,835 15,746 16,132 7.09% 2.45%Share thd BU Jateng 14.13% 13.81% 13.92% 12.91% 14.64% 13.89% 11.82% 11.66% - -

DPK 12,805 12,958 13,588 12,048 15,077 16,386 13,588 14,281 10.21% -12.85%Giro 4,976 4,640 4,276 3,641 5,035 5,873 4,276 3,703 1.19% -36.95%Tabungan 2,652 2,878 3,140 4,098 3,297 3,572 3,140 4,931 24.33% 38.04%Deposito 5,177 5,439 6,172 4,308 6,745 6,941 6,172 5,647 30.29% -18.64%Share thd BU Jateng 15.16% 14.98% 15.5% 13.2% 16.23% 16.75% 13.54% 13.55% - -

Kredit 9,985 10,411 10,842 10,862 11,089 11,588 10,842 11,831 13.64% 2.09%Share thd BU Jateng 13.66% 13.77% 13.82% 13.12% 13.14% 12.84% 11.54% 11.93% - -

LDR 77.98% 80.34% 79.79% 90.16% 73.55% 72.97% 79.79% 82.84% - -NPL 0.25% 0.36% 0.48% 0.29% 0.32% 0.39% 0.48% 0.57% - -

2010

Aset

INDIKATOR USAHA2009

Pert. Tw IV2010

Bank di Jawa Tengah Growth Bank KP Jateng Share Bank KP di Jateng thdIV-2009 IV-2010 IV-2010 yoy keseluruhan Bank di Jateng

Kredit Jenis Pengunaan 10,862 11,831 99,161 8.91% 11.93%- Kredit Modal Kerja 871 1,029 55,702 18.18% 1.85%- Kredit Investasi 231 274 8,467 18.98% 3.24%- Kredit Konsumsi 9,761 10,527 34,992 7.85% 30.08%

KREDIT Bank KP di Jateng

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 47

3.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di 6 Eks. Karesidenan diJawa Tengah

Secara umum kinerja bank umum di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masihdalam kondisi baik. Hal ini tercermin dari tingkat LDR yang relatif tinggi dan tingkat NPLsyang berada di bawah 5%. Daerah yang memiliki tingkat NPLs tertinggi pada triwulan IV-2010 adalah kabupaten Jepara yaitu sebesar 3,95%, diikuti kodya Surakarta dan kodyaSemarang masing-masing sebesar 3,02% dan 2,71%.

TABEL 3.6.INDIKATOR BANK UMUM DI 35 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Aset DPK Kredit LDR NPL Aset DPK Kredit

1 Kab. Semarang 1,029 811 887 109.42% 1.63% 0.74% 0.77% 0.89%2 Kab. Kendal 955 815 877 107.59% 0.90% 0.69% 0.77% 0.88%3 Kab. Demak 790 605 754 124.47% 0.89% 0.57% 0.57% 0.76%4 Kab. Grobogan 1,620 1,063 1,415 133.06% 0.97% 1.17% 1.01% 1.43%5 Kodya Semarang 56,323 41,632 34,462 82.78% 2.71% 40.70% 39.51% 34.75%6 Kodya Salatiga 1,160 1,035 798 77.12% 1.53% 0.84% 0.98% 0.80%

Jumlah 61,877 45,961 39,193 85.27% 2.52% 44.71% 43.62% 39.52%

1 Kab. Tegal 387 273 351 128.80% 0.49% 0.28% 0.26% 0.35%2 Kab. Brebes 1,414 990 1,320 133.38% 1.00% 1.02% 0.94% 1.33%3 Kab. Pemalang 980 688 928 134.85% 1.42% 0.71% 0.65% 0.94%4 Kab. Batang 805 508 759 149.36% 1.19% 0.58% 0.48% 0.77%5 Kodya Pekalongan 4,240 3,497 2,874 82.18% 1.87% 3.06% 3.32% 2.90%6 Kodya Tegal 5,208 3,916 4,091 104.47% 1.90% 3.76% 3.72% 4.13%

Jumlah 13,033 9,873 10,324 104.57% 1.63% 9.42% 9.37% 10.41%

1 Kab. Pati 1,956 1,642 1,743 106.14% 1.27% 1.41% 1.56% 1.76%2 Kab. Kudus 8,395 5,082 6,596 129.79% 1.40% 6.07% 4.82% 6.65%3 Kab. Jepara 1,052 921 906 98.40% 3.95% 0.76% 0.87% 0.91%4 Kab. Rembang 754 461 705 153.01% 1.03% 0.54% 0.44% 0.71%5 Kab. Blora 1,361 952 1,175 123.46% 1.64% 0.98% 0.90% 1.19%

Jumlah 13,517 9,058 11,125 122.83% 1.59% 9.77% 8.60% 11.22%

1 Kab. Banyumas 7,143 5,183 5,420 104.59% 2.11% 5.16% 4.92% 5.47%2 Kab. Cilacap 3,380 3,055 2,109 69.04% 2.59% 2.44% 2.90% 2.13%3 Kab. Purbalingga 760 523 720 137.56% 1.85% 0.55% 0.50% 0.73%4 Kab. Banjarnegara 920 648 867 133.70% 1.38% 0.66% 0.62% 0.87%

Jumlah 12,203 9,409 9,116 96.88% 2.13% 8.82% 8.93% 9.19%

1 Kab. Magelang 263 256 172 -32.64% 0.95% 0.19% 0.24% 0.17%2 Kab. Temanggung 640 521 606 16.36% 1.18% 0.46% 0.49% 0.61%3 Kab. Wonosobo 665 447 613 36.98% 1.05% 0.48% 0.42% 0.62%4 Kab. Purworejo 993 900 846 -6.03% 1.67% 0.72% 0.85% 0.85%5 Kab. Kebumen 1,438 1,228 1,145 -6.79% 1.69% 1.04% 1.17% 1.15%6 Kodya Magelang 5,130 4,427 3,325 -24.90% 1.93% 3.71% 4.20% 3.35%

Jumlah 9,130 7,780 6,707 86.21% 1.68% 6.60% 7.38% 6.76%

1 Kab. Klaten 1,386 1,246 1,148 92.13% 1.40% 1.00% 1.18% 1.16%2 Kab. Boyolali 989 774 940 121.49% 2.83% 0.71% 0.73% 0.95%3 Kab. Sragen 1,405 768 1,363 177.52% 1.53% 1.02% 0.73% 1.37%4 Kab. Sukoharjo 1,156 920 1,078 117.22% 1.77% 0.84% 0.87% 1.09%5 Kab. Karanganyar 991 722 953 131.95% 1.51% 0.72% 0.69% 0.96%6 Kab. Wonogiri 1,037 753 994 132.02% 2.53% 0.75% 0.71% 1.00%7 Kodya Surakarta 21,670 18,103 16,219 89.59% 3.02% 15.66% 17.18% 16.36%

Jumlah 28,634 23,286 22,695 97.46% 2.69% 20.69% 22.10% 22.89%138,394 105,367 99,161 94.11% 2.27% 100.00% 100.00% 100.00%

Eks. Karisidenan Pekalongan

Kab/KotaIndikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp) Pangsa di Jawa Tengah

Eks. Karisidenan Semarang

Eks. Karisidenan Pati

Eks. Karisidenan Banyumas

Eks. Karisidenan Kedu

Eks. Karisidenan Surakarta

Jumlah Jawa Tengah

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 48

3.4. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)Kinerja BPR di Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 secara umum

menunjukkan pertumbuhan yang baik. Aset, DPK dan kredit pada triwulan IV-2010masing-masing tumbuh sebesar 18,53%, 16,64% dan 14,99% (yoy). Apabiladibandingkan dengan triwulan sebelumnya, terjadi pula peningkatan sebesar 6,59%,6,39% dan 1,53% (qtq).

Peningkatan asset dan DPK BPR pada triwulan ini didorong oleh peningkatankegiatan ekonomi pada triwulan IV, yang didorong oleh imbas peningkatan kegiatanekonomi pasca lebaran dan juga pelaksanaan realisasi belanja pemerintah di akhirtriwulan. Dana masyarakat yang dikonsumsi untuk kebutuhan lebaran, sesuai denganpola tahunannya, kembali masuk ke perbankan. Selain itu, realisasi proyek-proyekpemerintah maupun berbagai instansi seiring dengan periode akhir tahun anggaran lainmenimbulkan konsekuensi pembayaran transaksi ke perbankan. Selain itu, tingkat sukubunga simpanan BPR yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum,merupakan salah satu daya tarik masyarakat untuk menyimpan dananya di BPR. Haltersebut terlihat dari pertumbuhan jenis simpanan deposito yang mencapai 18,15% (yoy),sementara tabungan tumbuh sebesar 14,53%.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.17. Indikator BPR dan Perkembangan Produk BPR di Jawa Tengah

Seperti halnya periode yang lalu, angka pertumbuhan kredit BPR di Jawa Tengahpada triwulan ini sebesar 14,99% (yoy), walaupun relatif cukup tinggi namun sedikitmelambat dibandingkan pertumbuhan kredit periode yang lalu yang tercatat sebesar15,20% (yoy). Perlambatan ini terutama disebabkan oleh pembayaran angsuran kreditseiring dengan realisasi berbagai proyek pemerintah atau instansi lainnya. Hal tersebutterkonfirmasi dari pertumbuhan kredit berdasarkan sektor ekonominya, dimanapertumbuhan kredit untuk sektor jasa mengalami kontraksi sebesar -33,35% (yoy) dansektor PHR juga tumbuh melambat sebesar 0,94% (yoy). Kredit sektor jasa dan sektor PHRini biasanya sebagian merupakan pembiayaan kegiatan untuk usaha produktif, yangdiantaranya mempunyai kaitan dengan kegiatan belanja instansi/ perusahaan.

Hal lain yang cukup menarik dari penyaluran kredit berdasar sektoer ekonomi olehBPR adalah pertumbuhan yang cukup tinggi di kredit sektor pertanian, yaitu sebesar38,80% (yoy). Hal ini disebabkan karena sebagian BPR mulai meningkatkan porsi

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,5005,000

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Tabungan Deposito g Tabungan g Deposito

Growth %Milyar Rp

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Asset DPK Kredit g Asset g DPK g Kredit

Milyar Rp Growth %

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 49

penyaluran kredit di sektor pertanian dalam arti luas, mengingat adanya perhatian yangcukup besar dari pemerintah daerah terhadap pengembangan sektor ini, serta kondisiproduksi pertanian khususnya untuk tanaman bahan makanan yang cukup stabil selamabeberapa tahun terakhir. Namun apabila kita lihat proporsi penyaluran kredit berdasarsektor ekonominy, sektor lain-lain dan sektor perdagangan masih mendominasipenyaluran kredit BPR dengan porsi masing-masing sebesar 53,15% dan 31,48%.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.18. Perkembangan Kredit BPR di Jawa Tengah Berdasarkan Sektor danPenggunaan

Berdasarkan jenis penggunaan kredit BPR, kredit modal kerja pada triwulan IV-2010masih mendominasi dengan penyaluran kredit dengan porsi sebesar 50,90% kemudiandiikuti oleh kredit konsumsi sebesar 43,76% dan kredit investasi sebesar 5,34%.

Sementara berdasar pertumbuhannya, kredit modal kerja tumbuh sebesar 16,30% (yoy),kredit investasi 11,61% (yoy)dan kredit konsumsi sebesar 13,92% (yoy). Pertumbuhanyang cukup tinggi pada kredit modal kerja tersebut merupakan hal yang cukup positif

karena merupakan salah satu indikasi penyaluran kredit ke sektor produktif.Dari sisi kualitas kredit, terjadi peningkatan kualitas kredit BPR yang tercermin dari

penurunan nilai NPLs, yaitu dari 8,70% pada triwulan III-2010 menjadi 7,79% pada

triwulan IV-2010. Penurunan NPLs ini diantaranya disebabkan oleh adanya pembayarankredit oleh masyarakat serta kondisi ekonomi yang relatif membaik. Sementara itu, LDRBPR masih berada di level yang cukup tinggi, yaitu sebesar 113,12%, walaupun sedikit

menurun dibandingkan LDR triwulan yang lalu sebesar 118,54%. Penurunan LDR initerjadi karena pertumbuhan DPK yang lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kreditpada triwulan ini. Angka LDR yang cukup tinggi pada LDR BPR ini, disebabkan pula oleh

adanya linkage program, atau kerjasama penyaluran kredit dari bank umum kepada BPR,yang selanjutnya diteruskan kepada masyarakat.

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I -09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Lain-lain Jasa-jasa Perdagangan Perindustrian Pertanian

Milyar Rp

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Konsumsi Investasi Modal Kerja

Milyar Rp

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 50

Sumber: Bank Indonesia, diolahGrafik. 3.20. Perkembangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan III-2010

3.5. Kinerja Perbankan SyariahPerkembangan bank umum syariah (BUS) dan BPR syariah (BPRS) di Jawa Tengah

menunjukkan peningkatan walaupun relatif melambat dibandingkan triwulan III-2010.Hingga triwulan IV-2010, pertumbuhan aset perbankan syariah di Jawa Tengah telahmencapai 51,45%(yoy) menjadi Rp 5,28 triliun, sedangkan DPK tumbuh sebesar 50,18%atau mencapai Rp3,53 trilyun. Sementara itu, pembiayaan yang disalurkan mencapaiRp4,29 trilyun atau tumbuh sebesar 58,28% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia, diolah ket: * data BPRS bulan Agustus 2010

Grafik. 3.21. Indikator Bank Syariah Jawa Tengah

Pertumbuhan perbankan syariah ini lebih pesat dibandingkan pertumbuhanperbankan konvensional, karena pihak perbankan semakin gencar untuk melakukanperluasan pasar syariah di Jawa Tengah selain adanya peningkatan minat masyarakatuntuk menggunakan jasa perbankan syariah.

Fungsi intermediasi perbankan syariah yang tercermin dari Financing to DepositRatio (FDR) yang mengalami peningkatan dari 119,7% pada triwulan III-2010 menjadi121,39% pada triwulan IV-2010 (Grafik 3.23). Demikian pula halnya dengan kualitaspembiayaan, juga mengalami peningkatan, yang ditunjukkan oleh penurunan

7.00%

7.50%

8.00%

8.50%

9.00%

9.50%

108%

110%

112%

114%

116%

118%

120%

122%

124%

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

LDR-aksis kiri

NPL-aksis kanan

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

I-08

II-08

III-08

IV-08

I-09

II-09

III-09

IV-09

I-10

II-10

III-10

IV-10

Aset

PYD

DPK

Milyar Rp

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 51

pembiayaan non lancar (Non Performing Financing, NPF) dari 2,97% pada triwulan III-2010 menjadi 2,08% pada triwulan IV-2010.

Sumber: Bank Indonesia, diolahGrafik. 3.23. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengah

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

I-08

II-08

III-08

IV-08

I-09

II-09

III-09

IV-09

I-10

II-10

III-10

IV-10

FDR-aksis kiriNPF Gross-aksis kanan

FDR NPL

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 52

BOKSPEMBERIAN PERLAKUAN KHUSUS BAGI KREDIT DI DAERAH

BENCANA

a. Latar belakangDalam rangka mendukung pemulihan kondisi perekonomian di daerah-daerah

yang terkena bencana, Bank Indonesia kembali memberikan perlakuan khusus kepadadaerah-daerah tertentu yang pada saat ini terkena bencana letusan gunung Merapi,bencana banjir di Wasior, dan bencana tsunami di kepulauan Mentawai. Debitur-debituryang lokasi usahanya berada di wilayah-wilayah yang ditetapkan terkena bencana, dapatmemperoleh perlakuan khusus atas kreditnya baik dalam rangka restrukturisasi maupunmemperoleh pembiayaan kembali apabila oleh bank dianggap debitur masih mempunyaiprospek untuk dapat dipulihkan usahanya.

b. Pokok-pokok kebijakanPerlakuan khusus ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur BI dan didasarkan

kepada PBI No. 8/15/PBI/2006 yang mencakup 3 (tiga) hal sebagai berikut: Penetapan kualitas kredit bagi bank umum dan/atau penyediaan dana lain dari

bank bagi nasabah debitur dengan plafon sampai dengan Rp.5 miliar hanyadidasarkan pada ketepatan pembayaran pokok dan/atau bunga untuk jangkawaktu 3 tahun sejak terjadinya bencana.

Kualitas kredit bagi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yangdirestrukturisasi ditetapkan lancar sejak dilakukannya restrukturisasi sampaidengan 3 tahun setelah terjadinya bencana.

Bank dapat memberikan kredit baru dan/atau penyediaan dana lainnya bagidebitur yang terkena dampak bencana alam di daerah-daerah tertentu yangterkena bencana alam.

c. SasaranDengan diberikan kelonggaran bagi bank untuk menggolongkan dalam kategori

lancar kredit yang dalam proses restrukturisasi, maka diharapkan debitur akan segeradapat berusaha lagi dan mempercepat pemulihan perekonomian di daerah terkenabencana.

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 53

Bab 4Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah7 menunjukkan perkembanganyang menggembirakan. Realisasi pendapatan tercatat melampaui anggaran pendapatandan belanja daerah (APBD-P) tahun 2010, khususnya pada pendapatan asli daerah.Kondisi tersebut menunjukkan bahwa provinsi Jawa Tengah mampu untuk meningkatkanpendapatan asli daerahnya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhanpembiayan pembangunan daerah. Sementara itu, belanja daerah mencapai 95,28%,meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 91,36%. Namun demikian, polapengeluaran (belanja) daerah masih terkonsentrasi di triwulan IV-2010. Sementara belanjamodal (realisasi) baru mencapai 19,3% dari total belanja langsung dan bila dibandingkandengan total APBD hanya mencapai sekitar 7%.

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010

melampaui anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Realisasi pendapatan

daerah di 2010 tercatat sebesar Rp 6,62 triliun atau 116,51% dari target penerimaan

pada APBD Perubahan tahun 2010. Berdasarkan komponennya (Tabel 4.1), kondisi

tersebut terutama disebabkan oleh lebih tingginya realisasi pendapatan asli daerah (PAD)

khususnya pada komponen pajak daerah. Realisasi PAD di 2010 tercatat sebesar Rp 4,78

triliun atau 122,71% yang sebagian besar disumbang dari penerimaan pajak daerah

sebesar Rp 3,89 triliun (realisasi 126,58%). Sementara itu, realisasi pendapatan asli daerah

lainnya juga lebih tinggi dibandingkan anggaran yang ditetapkan. Retribusi daerah

mencapai Rp 127,6 miliar (103,85%), realisasi dana perimbangan tahun 2010 sebesar Rp

1,81 triliun (102,97%) dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 29,5 miliar (102,80%).

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa provinsi Jawa Tengah mampu untuk meningkatkan

pendapatan asli daerahnya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

pembiayan pembangunan daerah.

Realisasi pendapatan tahun 2010 ini mengalami peningkatan yang cukup

signifikan bila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya. Realisasi

pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah di tahun 2010 meningkat sebesar 16,3% atau

Rp930 milyar dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan pendapatan daerah terutama terjadi

pada triwulan IV-2010, yang meningkat sebesar 32,5% atau Rp1,6 triliun dibanding

triwulan III-2010. Dapat ditambahkan bahwa pada tahun 2010 terdapat pendapatan

daerah yang berupa dana insentif daerah sebesar Rp24,59 milyar yang dikaitkan dengan

7 Keuangan daerah dari sektor pemerintah yang disampaikan dalam laporan kajian ini hanya mencakuprealisasi anggaran pemerintah daerah tingkat provinsi Jawa Tengah, sedangkan keuangan daerah dari realisasianggaran 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah belum dapat tersajikan dalam laporan karena masalahketerbatasan data realisasi yang diperoleh.

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 54

upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan ekonomi daerah, peningkatan

kesejahteraan masyarakat, dan pengendalian inflasi.

TABEL 4.1REALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IV-2010 (RP JUTA)

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

4.2. Realisasi Belanja DaerahPola realisasi belanja daerah masih terkonsentrasi di triwulan IV-2010.

Secara keseluruhan realisasi belanja daerah yang baru mencapai 56,4% dari APBD-P 2010

pada triwulan III-2010 meningkat menjadi 95,28% dari APBD-P 2010 di tiwulan IV-2010.

Dilihat komponennya, peningkatan tersebut terutama terjadi terjadi pada komponen

belanja langsung khususnya pada belanja modal. Pada triwulan III-2010, belanja modal

baru mencapai 37,51% dari APBD-P, sementara belanja pegawai serta belanja barang dan

jasa mencapai sekitar 60% dari APBD-P. Pada triwulan IV-2010, komponen belanja

langsung tersebut melonjak masing-masing menjadi 90,8%, 91,2%, dan 93,2% dari

APBD untuk belanja modal, belanja pegawai, dan belanja barang dan jasa. Sementara

pada belanja tidak langsung, belanja bagi hasil kepada kabupaten/kota dan belanja

bantuan keuangan kepada kabupaten/kota pada triwulan III-2010 baru mencapai sekitar

57-58% dari APBD-P. Pada triwulan IV-2010 kemudian masing-masing meningkat

menjadi 99,7% dan 97,7% dari APBD-P.

APBD-P APBD-P2009 2010 TW IV-09 % IV-09 TW III-10 % III-10 TW IV-10* % IV-10

PENDAPATANPENDAPATAN ASLI DAERAH 3,658,340.17 3,899,414.36 4,000,735.71 109.36 3,579,827.78 91.80 4,785,126.64 122.71- Pajak Daerah 2,939,766.26 3,076,000.00 3,236,779.05 110.10 2,888,606.72 93.91 3,893,608.53 126.58- Retribusi Daerah 128,883.96 122,932.12 127,405.51 98.85 87,828.64 71.44 127,659.57 103.85- Hasil Pengelolaan

Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 154,009.08 195,804.27 153,848.19 99.90 186,117.96 95.05 195,631.74 99.91- Lain-Lain PAD Yang Sah 435,680.87 504,677.98 482,704.95 110.79 417,274.46 82.68 568,226.80 112.59

DANA PERIMBANGAN 1,682,052.88 1,759,372.09 1,691,853.08 100.58 1,393,692.24 79.22 1,811,657.95 102.97- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 547,874.28 552,845.33 557,673.48 101.79 408,380.74 73.87 614,565.94 111.16- Dana Alokasi Umum 1,130,742.60 1,168,787.76 1,130,742.60 100.00 973,989.80 83.33 1,168,787.76 100.00- Dana Alokasi Dana Khusus 3,436.00 37,739.00 3,437.00 11,321.70 30.00 28,304.25 75.00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 28,720.51 3,437.85 26,605.34 92.64 29,525.81 102.80-Hibah-Dana Bagi Hsl Pjk dr Prov. & Pemda lainnya 1,018.65-Dana Peny. dan Otonomi Khusus 4,130.35 3,437.85 2,015.18 48.79 2,067.00-Bant. Keu dr Prov./Pemda Lainnya 1,850.00-Dana Insentif Daerah 24,590.16 24,590.16 100.00 24,590.16 100.00

JUMLAH PENDAPATAN 5,340,393.05 5,687,506.96 5,696,026.64 106.66 5,000,125.36 87.91 6,626,310.40 116.51

URAIAN REALISASI

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 55

TABEL 4.2REALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IV-2010 (RP JUTA)

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2010 meningkat dibanding tahun 2009. Realisasi belanja daerah Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah mencapai 95,28%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya

yang mencapai 91,36%.1. Belanja Tidak Langsung :

Realisasi Belanja tidak langsung (BTL) tercatat senilai Rp 3,79 triliun atau sebesar96,91%. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar adalah realisasi belanjahibah dan bagi hasil kepada pemerintah Kabupaten/Kota yaitu masing-masing sebesar99,84% dan 99,71%. Disusul selanjutnya oleh belanja bantuan keuangan terhadappemerintah Kabupaten/Kota dan Desa sebesar 97,72% dan pos belanja bantuan sosialsebesar 97,29%. Belanja pegawai terealisasi sebesar 94,12% yang sebagian besardipergunakan untuk pembayaran gaji. Rasio realisasi belanja tidak langsung tahun inilebih baik dibanding realisasi tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 91,10%.

2. Belanja Langsung :Realisasi Belanja Langsung triwulan ini tercatat sebesar 92,56% atau senilai Rp 2,17triliun (tabel 4.2). Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masingterealisasi sebesar 91,22% dan 93,24%. Persentase realisasi belanja modal yang yangdiharapkan menjadi salah satu sumber pendorong investasi daerah tercatat sebesar90,80%, meningkat cukup besar dari triwulan III-2010 yang masih tercatat sebesar37,51%. Hal ini menunjukkan bahwa realisasi belanja modal sebagian besar masihterkonsentrasi realisasinya pada triwulan IV. Secara umum, persentase realisasi belanjalangsung triwulan ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 91,77%.

APBD-P APBD-P2009 2010 TW IV-09 % IV-09 TW III-10 % III-10 TW IV-10* % IV-10

B BELANJA1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,525,877.76 3,917,544.06 3,212,182.13 91.10 2,280,039.71 58.20 3,796,513.88 96.91

- Belanja Pegawai 1,138,690.72 1,136,246.89 941,583.10 82.69 730,049.99 64.25 1,069,384.50 94.12- Belanja Bunga- Belanja Subsidi- Belanja Hibah 69,820.30 68,368.27 67,953.60 97.33 41,403.27 60.56 68,261.17 99.84- Belanja Bantuan Sosial 431,545.75 354,506.33 401,255.90 92.98 158,932.66 44.83 344,916.35 97.29- Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 1,123,798.13 1,186,352.00 1,109,040.37 98.69 677,239.18 57.09 1,182,878.41 99.71- Blnj Ban.Keu. kpd Kab/Kota/Desa 737,022.85 1,142,070.58 687,190.39 93.24 667,627.92 58.46 1,116,008.18 97.72- Belanja Tidak Terduga 25,000.00 30,000.00 5,158.76 20.64 5,643.27 18.81 15,065.28 50.22

2 BELANJA LANGSUNG 2,166,734.61 2,345,962.37 1,988,353.50 91.77 1,252,770.17 53.40 2,171,519.89 92.56- Belanja Pegawai 242,916.81 230,178.17 213,820.98 88.02 136,656.20 59.37 209,971.62 91.22- Belanja Barang dan Jasa 1,335,571.10 1,653,980.47 1,227,477.48 91.91 942,904.88 57.01 1,542,219.38 93.24- Belanja Modal 588,246.69 461,803.72 547,088.46 93.00 173,209.09 37.51 419,328.88 90.80

JUMLAH BELANJA 5,692,612.37 6,263,506.43 5,200,535.63 91.36 3,532,809.88 56.40 5,968,033.77 95.28SURPLUS/DEFISIT (352,219.32) (575,999.47) 495,491.01 1,467,315.48 658,276.63

NO URAIAN REALISASI

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 56

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 57

Bab 5Perkembangan Sistem Pembayaran

Sistem Pembayaran pada triwulan IV-2010 berjalan dengan lancar dan mampumemenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Volume transaksi pembayarannon tunai melalui RTGS untuk wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 terusmenunjukkan peningkatan dan masih mendominasi pembayaran non tunai. Sementaraitu, perkembangan sistem pembayaran tunai menunjukkan penurunan aliran inflow danoutflow dibandingkan triwulan sebelumnya.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Aliran uang kartal pada triwulan IV-2010 di wilayah Jawa Tengah (KBISemarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow8 sebesar Rp3,94triliun. Net inflow yang terjadi pada triwulan IV-2010 tersebut lebih tinggi dibandingtriwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terjadi karena penurunan outflow lebih tinggidibanding penurunan inflow. Peningkatan net inflow secara triwulanan yang cukup besaradalah fenomena yang biasa terjadi pasca hari raya keagamaan (Idul Fitri), dimana padatahun 2010 hari raya keagamaan jatuh pada triwulan III-2010. Sementara itu, outflowyang terjadi pada KBI di wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 tercatat sebesarRp1,83 triliun, mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 69,99% dibandingkanjumlah outflow pada triwulan III-2010. Namun, bila dibandingkan dengan periode yangsama tahun sebelumnya, posisi outflow pada triwulan IV-2010 mengalami kenaikansebesar 136,08% (yoy). Jumlah aliran uang masuk atau inflow pada triwulan IV-2010sebesar Rp5,77 triliun atau sebesar 32,96% (qtq) bila dibandingkan periode sebelumnyaatau secara tahunan mengalami penurunan sebesar 16,03% (yoy) dibandingkan triwulanIV-2009.

8 Inflow atau aliran uang masuk lebih besar daripada outflow atau aliran uang keluar.

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 58

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow Uang Kartal di Jawa Tengah

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga(PTTB) Uang Kartal

Dalam rangka clean money policy, jumlah uang tidak layak edar di JawaTengah yang dimusnahkan pada triwulan IV–2010 ini tercatat cukup tinggi. Secaraberkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah tidak layak edar (UTLE)melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). PTTB selamatriwulan IV-2010 mencapai Rp6,08 triliun, relatif sama dengan triwulan sebelumnya, atausecara triwulanan hanya meningkat 0,16%. Namun, bila dibandingkan dengan triwulanyang sama tahun sebelumnya, jumlah PTTB uang kartal mengalami peningkatan sebesar75,60% (yoy).

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 tercatatsebesar 105,4%, mengalami kenaikan dibandingkan rasio pada triwulan III-2010 yangsebesar 70,8%. Kenaikan rasio PTTB terhadap cash inflow tersebut lebih dipengaruhi olehpenurunan jumlah inflow pada triwulan IV-2010.

(4)

(2)

-

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Rp TriliunINFLOW OUTFLOW NET INFLOW

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Triliu

nRp

0.0%

20.0%

40.0%

60.0 %

80.0%

100.0%

120.0%

0.00

1.00

2.00

3 .00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

RAS

IO

NIL

AI

(Rp

Juta

)

INFLOW PTTB RASIO

Grafik 5.2. Perkembangan PTTB Jawa Tengah Grafik 5.3. Rasio Cash Inflow TerhadapPTTB Jawa Tengah

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 59

5.1.3. Uang Palsu

Ditengah upaya Bank Indonesia untuk meningkatkan tingkat pengamananuang, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke KBI di Jawa Tengah(KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) masih cukup tinggi. Selama triwulanIV-2010, jumlah uang palsu yang ditemuakan sebanyak 2.982 lembar. DI Jawa Tengah,nominal uang yang banyak dipalsukan justru uang dengan pecahan Rp100.000,- yangmerupakan pecahan dengan tingkat pengamanan yang cukup tinggi. Nominal pecahanuang palsu yang paling banyak ditemukan adalah pecahan Rp100.000,00 dengan porsisebesar 55,33% dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan, diikuti oleh pecahanRp50.000,00 dengan porsi 35,95% dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan.

5.2. Transaksi Keuangan secara Non TunaiDalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran

sistem pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia RealTime Gross Settlement (BI-RTGS). Kliring adalah pertukaran warkat atau data keuanganelektronik antar peserta kliring, dan perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam matauang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secara seketika (real time). Dengandiperkenalkannya sistem BI-RTGS tesebut, penggunaan sistem tersebut terus mengalamipeningkatan sementara transaksi kliring mengalami penurunan.

5.2.1. Transaksi Kliring

Pada triwulan IV–2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melaluikliring di wilayah Jawa Tengah, mengalami penurunan dibanding dengantriwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume transaksi kliring.Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal mengalami penurunan sebesar 14,86%(qtq) dibandingkan triwulan III-2010, yaitu dari Rp22,12 triliun menjadi Rp18,84 triliun.Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mengalami penurunansebesar 13,87% (yoy).

Secara volume, lembar warkat kliring, juga mengalami penurunan sebesar27,56% (qtq) dari 894.864 warkat pada triwulan III-2010 menjadi 648.220 warkat.Sedangkan secara tahunan mengalami penurunan sebesar 16,56% (yoy).

Tabel 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah

Sumber: Website BI

Dalam TriliunWilayah 2010 Growth Tw IV-10

TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10 TW III-10 TW IV-10 qtq yoyJawa TengahNominal (Triliun Rp) 18.16 16.18 20.42 21.87 20.67 21.58 22.12 18.84 -14.86% -13.87%Volume 673,141 744,887 747,497 776,831 766,606 778,766 894,864 648,220 -27.56% -16.56%SemarangNominal (Triliun Rp) 9.62 7.94 11.47 12.60 11.47 11.68 11.57 10.23 -11.59% -18.80%Volume 388,526 459,543 449,751 471,408 459,094 466,133 571,036 384,853 -32.60% -18.36%SoloNominal (Triliun Rp) 6.47 6.59 6.68 7.04 6.96 7.59 7.78 6.42 -17.54% -8.80%Volume 187,939 210,348 209,711 211,997 207,857 210,233 216,074 175,907 -18.59% -17.02%PurwokertoNominal (Triliun Rp) 1.28 1.33 1.45 1.51 1.44 1.47 1.79 1.38 -22.52% -8.34%Volume 56,022 57,900 46,002 60,771 61,255 62,849 66,279 54,306 -18.06% -10.64%TegalNominal (Triliun Rp) 0.78 0.32 0.82 0.72 0.79 0.85 0.98 0.80 -18.33% 11.28%Volume 40,654 17,096 42,033 32,655 38,400 39,551 41,475 33,154 -20.06% 1.53%

2009

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 60

Kualitas kliring di wilayah Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 ini relatif baik. Halini ditunjukkan dari persentase tolakan kliring terhadap total kliring, dimana persentasesecara nominal dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing sebesar 1,32% dan1,58%.

Tabel 5.3. Tolakan Kliring

Sumber: website BI

5.2.2. Transaksi RTGS

Pada triwulan IV-2010, transaksi non tunai melalui BI-RTGS mengalamipeningkatan. Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat sebesar 7,17%(qtq) dari rata-rata per bulan pada triwulan III-2010, yaitu dari sebanyak 34.562 transaksimenjadi 37.040 transaksi pada triwulan IV-2010. Sementara itu, nominal transaksi secaratriwulanan mengalami kenaikan sebesar 10,51% (qtq) dari Rp32,59 triliun menjadiRp35,90 triliun.

Sumber: Website BI

Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah

Vol (lembar) Nominal (triliun) Vol (lembar) Nominal (triliun) Vol (%) Nominal (%)

1 Purwokerto 750 0.02 54,306 1.38 1.38% 1.31%2 Semarang 6,330 0.16 384,853 10.23 1.64% 1.56%3 Solo 2,398 0.05 175,907 6.42 1.36% 0.77%4 Tegal 760 0.02 33,154 0.80 2.29% 2.53%

10,238.00 0.25 648,220 18.84 1.58% 1.32%Total

No WilayahCek/BG Kosong Tw IV-10 Kliring Tw IV-10 Persentase

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

Jan'

09Fe

b'09

Mar

'09

April

'09

Mei

'09

Juni

'09

Jul'0

9

Aug'0

9Se

pt'0

9

Okt

'09

Nov'0

9De

s'09

Jan'

10

Feb'

10

Mar

'10

Apr'1

0

Mei

'10

Jun'

10Ju

l'10

Agt'1

0

Sep'

10

Okt

-10

Nov-

10

Des-1

0

Miliar RpWarkatNilai Volume

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 61

Bab 6Kesejahteraan Masyarakat

Perkembangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pada triwulan IV-2010menunjukkan adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan realisasi penggunaan

tenaga kerja dan kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP).

6.1. KetenagakerjaanBerdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) semester II-2010, jumlah

angkatan kerja di Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar -1,35% (yoy) menjadi16,856 juta jiwa. Penurunan jumlah angkatan kerja tersebut diperkirakan karenapengaruh penurunan kegiatan usaha pasca bulan puasa dan Lebaran yang terjadi padatriwulan III-2010. Meskipun mengalami penurunan jumlah angkatan kerja, namun jikadilihat lebih mendalam, subkelompok pengangguran mengalami penurunan terbesardibanding tahun 2009, mencapai -16,40% (yoy) menjadi 1,047 juta jiwa. Penurunanpengangguran tersebut juga diperkuat dengan tingkat pengangguran terbuka yang turun-1,12% (yoy) menjadi 6,21% yang menggambarkan bahwa dari 100 orang terdapat 6orang penganggur. Kondisi ini mengindikasikan bahwa perekonomian di Jawa Tengahmenunjukkan kondisi yang positif (Tabel 6.1.).

Tabel 6.1.Indikator Ketenagakerjaan di Jawa Tengah

Sumber: BPS

Semester I Semester II Semester I Semester II Semester I Semester IIAngkatan Kerja 17,341 16,691 16,610 17,088 17,131 16,856

Bekerja 16,106 15,464 15,401 15,835 15,956 15,809Pengangguran 1,235 1,227 1,209 1,252 1,175 1,047

Bukan Angkatan Kerja 6,922 7,721 7,966 7,582 7,708 7,018Sekolah 1,742 1,868 1,968 1,879 1,989 1,670Mengurus RT 3,911 4,328 4,445 4,271 4,311 3,985Lainnya 1,268 1,525 1,553 1,432 1,408 1,363

Penduduk Usia Kerja 24,262 24,412 24,576 24,670 24,839 23,875Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 71.47% 68.37% 67.59% 69.27% 68.97% 70.60%Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7.12% 7.35% 7.28% 7.33% 6.86% 6.21%

Indikator20102008 2009

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 62

Penurunan jumlah angkatan kerja secara umum tersebut juga tercermin dari hasilSurvei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia Semarang, dimanaSaldo Bersih Tertimbang (SBT)9 realisasi penggunaan tenaga kerja pada triwulan IV-2010sebesar -6,98%, turun cukup signifikan jika dibandingkan triwulan III-2010 sebesar3,85% (Grafik 6.1).

Sumber : SKDU KBI Semarang

Grafik 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja Di Jawa Tengah

Dari sisi status pekerjaan, tenaga kerja di Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 yangmemiliki status pekerjaan formal, seperti karyawan, mengalami kenaikan sebesar 8,49%(yoy) menjadi 4,063 juta jiwa. Namun apabila dilihat dari porsi pekerjaan, sebanyak74,30% tenaga kerja di Jawa Tengah memiliki status pekerjaan informal. Kondisi tersebutjuga terkonfirmasi dari hasil SKDU yang dilakukan oleh Bank Indonesia, dimana sektorPHR dan Pertanian yang sebagian besar pelakunya memiliki status pekerjaan informalmasih menunjukkan penyerapan yang relatif lebih besar daripada sektor Industri,walaupun secara umum penyerapan tenaga kerja pada triwulan IV-2010 mengalamipenurunan. Sektor PHR menunjukkan penyerapan tenaga kerja yang terbesar dengan nilaiSBT mencapai -0,53, kemudian diikuti oleh sektor Pertanian dan Industri, yang nilai SBTmasing-masing sektor mencapai -2,28 dan -2,63. Penyerapan tenaga kerja pada sektorPHR, Pertanian dan Industri, yang merupakan sektor utama Jawa Tengah, pada triwulanIII-20110 mencapai masing-masing mencapai 7,06; 2,42 dan 4,49.

9 SBT merupakan salah satu metode yang digunakan dalam SKDU dengan memperhitungkan selisih antarajumlah jawaban “Positif” dengan jawaban “Negatif”dari tiap sektor. Selisih tersebut kemudian dikalikanbobot tiap sektor. SBT mencerminkan perkembangan usaha di saat ini dan di masa mendatang dari tiapsektor.

-8.0

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010

% SBT

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 63

Sumber : SKDU KBI Semarang

Grafik 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama dan Status Tenaga KerjaJawa Tengah

6.2. Nilai Tukar PetaniNilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 mengalami

kenaikan, baik secara triwulanan maupun tahunan. Nilai indeks NTP pada triwulan initercatat sebesar 103,12 naik 0,52% (qtq) atau 3,09% (yoy).

Kenaikan harga produk hasil pertanian pada triwulan IV-2010 diperkirakan cukupmemberikan pengaruh terhadap kenaikan NTP secara umum di Jawa Tengah. Hal tersebuttercermin dari indeks yang diterima petani yang mengalami kenaikan, dimana secarakuartalan mengalami kenaikan sebesar 3,18% (qtq) atau secara tahunan naik sebesar13,01% (yoy). Secara lebih mendalam, kenaikan kuartalan NTP pada triwulan ini didorongoleh kenaikan indeks yang diterima petani pada hampir seluruh sub sektor, hanya subsektor peternakan yang mengalami penurunan indeks diterima sebesar -0,50% (qtq).Penurunan produk hasil sub sektor Peternakan tersebut diperkirakan salah satunya karenapenguatan nilai tukar rupiah yang berdampak pada turunnya harga pembelian susu olehindustri pengolahan susu. Selain itu, kualitas susu mengalami penurunan sebagai akibatpeningkatan jumlah bakteri dalam susu yang pada akhirnya mempengaruhi penetapanharga pembelian oleh industri pengolahan susu. Secara tahunan, indeks diterima padaseluruh sub sektor pertanian mengalami kenaikan. Sub sektor yang mengalami kenaikantertinggi adalah Padi Palawija dan Holtikultura yang masing-masing mencapai 14,47%dan 14,32% (yoy) (Tabel 6.5).

Sedangkan dari sisi indeks Dibayar, pada triwulan IV-2010 mengalami kenaikan baiksecara kuartalan maupun tahunan sebesar 2,45% (qtq) atau 9,04% (yoy). Kenaikanindeks Dibayar tersebut terutama dipicu oleh kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar2,94% (qtq) atau 10,01% (yoy). Secara lebih jauh, indeks Dibayar untuk sub komoditasbahan makanan mengalami kenaikan yang paling tinggi, mencapai 4,49% (qtq) atau14,77% (yoy). Kondisi tersebut tidak terlepas dari perkembangan inflasi Jawa Tengahyang pada triwulan IV-2010 mengalami kenaikan (lihat bab Inflasi).

-10

-8-6-4-202468

1012

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Pertanian Industri PHR

2,942

3,650

405

3,745

1,045

1,305

2,743

2,876

3,461

436

4,063

1,067

1,216

2,692

- 1,000 2,000 3, 000 4,000

Berusaha sendiri

Berusaha dibantu buruh tdk tetap

Berusaha dibantu buruh tetap

Buruh/karyawan

Pekerja bebas pertanian

Pekerja bebas non pertanian

Pekerja tak dibayar 2010

2009

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 64

Tabel 6.5.Perkembangan NTP di Jawa Tengah

Tingkat NTP Jawa Tengah pada triwulan IV-2010 lebih tinggi dari pada NTPNasional yang mencapai 102,75. Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di pulauJawa, pertumbuhan bulanan NTP di Jawa Tengah relatif cukup baik, berada di posisiketiga setelah DIY (113,7) dan Banten (103,71). Hal ini mengindikasikan bahwa tingkatkesejahteraan petani di Jawa Tengah relatif lebih baik dari pada provinsi lain di Jawa.

Sumber: BPS, diolahGrafik 6.3. Perkembangan NTP Jawa Tengah-Nasional dan Lima Provinsi di Jawa

2008Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV qtq yoy

A Nilai Tukar Petani 102.70 98,00 98.04 99.69 100.03 100.22 101.09 102.60 103.12 0.52 3.09B Indeks yang Diterima Petani (It) 118.02 113,99 114.73 118.58 119.63 121.42 123.79 129.46 132.64 3.18 13.01

1 Padi Palawija 114.33 104,82 107.16 110.890 113.020 115.16 118.09 123.51 127.49 3.98 14.472 Hortikultura 108.43 115,58 111.99 117.670 116.820 119.30 122.67 129.55 131.14 1.59 14.323 Perkebunan Rakyat 141.91 140,63 142.15 145.490 144.690 142.61 143.43 145.36 154.55 9.19 9.864 Peternakan 134.96 135,71 134.28 136.170 136.850 137.86 136.96 143.40 142.90 -0.50 6.055 Perikanan 121.65 124,62 126.07 130.140 129.260 131.48 133.62 140.90 141.41 0.51 12.15

C Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 114.91 116,32 117.03 118.95 119.59 121.15 122.45 126.18 128.63 2.45 9.041 Konsumsi Rumah Tangga (KRT) 115.59 117,13 117.68 119.950 120.40 122.010 123.070 127.47 130.41 2.94 10.01a. Bahan Makanan 116.41 118,73 118.02 120.84 120.40 121.85 123.94 130.68 135.17 4.49 14.77b. Makanan Jadi 113.65 117,16 119.07 121.32 122.490 125.41 124.51 127.58 130.02 2.44 7.53c. Perumahan 120.19 119,52 122.12 123.67 126.080 128.36 129.08 131.22 132.85 1.63 6.77d. Sandang 112.31 113,80 113.64 116.04 116.770 117.39 118.33 121.40 122.71 1.31 5.94e. Kesehatan 111.10 112,46 113.39 114.52 114.730 115.76 117.13 118.51 119.68 1.17 4.95f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 112.07 114,22 116.11 118.39 119.130 119.18 119.22 121.24 121.85 0.61 2.72

g. Transportasi dan Komunikasi 115.31 108,83 110.08 110.5 111.10 111.05 111.51 112.20 112.46 0.26 1.362 Biaya Produksi dan Penambahan Barang

Modal (BPPBM)112.59 113,65 114.87 115.71 116.85 118.18 120.36 122.06 123.06 1.00 6.21

a. Bibit 109.11 111,43 113.13 113.17 114.88 115.64 116.97 118.60 119.51 0.91 4.63b. Obat-obatan & Pupuk 114.37 113,61 115.23 116.39 117.4 117.66 121.67 123.42 124.71 1.29 7.31c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 115.00 121,87 122.81 123.71 125.25 128.45 131.98 133.51 134.86 1.35 9.61d. Transportasi 118.74 115,34 115.71 116.58 118.01 118.78 118.91 119.27 119.82 0.55 1.81e. Penambahan Barang Modal 112.73 115,57 117.76 118.82 119.99 121.97 124.29 126.03 127.10 1.07 7.11f. Upah Buruh Tani 108.93 110,85 111.48 112.15 113.07 114.67 116.08 117.82 118.75 0.93 5.68

Kelompok/ Sub Kelompok2009 Growth (%)2010

85

90

95

100

105

110

115

120

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

2010

Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur

97

98

99

100

101

102

103

104

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oc

t

No

v

De

c

Jan

Feb

Ma

r

Ap

r

May

Jun

Jul

Au

g

Sep

Oc

t

No

v

De

c

2009 2010

NT

PJa

ten

g

NT

PN

asi

on

al

Nasional

Jawa Tengah

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 65

Bab 7Prospek Perekonomian Triwulan IV 2010

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2011 diperkirakan masih tumbuhtinggi yaitu dalam kisaran 5,6%-5,9% (yoy). Secara sektoral pertumbuhan tersebutdiperkirakan didorong oleh pertumbuhan sektor pertanian yang memasuki masa panenraya pada triwulan I-2011, sektor industri dan PHR yang meskipun sedkit melambatnamun masih mempunyai kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi JawaTengah. Sementara dari sisi penggunaan konsumsi rumah tangga diperkirakan masihakan tetap menjadi penopang pertumbuhan walaupun mengalami perlambatan dandidukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Sementara itu, laju inflasi JawaTengah pada triwulan I-2011 diperkirakan berada dalam kisaran 6,5%-7,0% (yoy). Faktorpenyebab inflasi triwulan mendatang diperkirakan berasal dari kenaikan harga berbagaikomoditas dalam kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi.

7.1. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan I-2011 diperkirakan akan

tumbuh stabil pada kisaran pertumbuhan triwulan IV-2010, yaitu dalam kisaran 5,6%-5,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut secara sektoral akan didorong oleh pertumbuhansektor pertanian yang memasuki masa panen raya pada triwulan I-2010, sektor industridan PHR yang meskipun sedkit melambat namun masih mempunyai kontribusi yang besarbagi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Sementara dari sisi penggunaan konsumsirumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan walaupunmengalami perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik.

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah* Angka triwulan IV-2010 merupakan angka proyeksi Bank IndonesiaGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah

3.7

4.8

6.25.9

6.1 6.0

5.6 5.7 5.6 - 5.9

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

30

35

40

45

50

I II III IV I II III IV I*)

2009 2010 2011

Rp.T

riliu

n

PDRB Jtg ADHK th 2000growth (%, yoy)

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 66

Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh positif padakisaran 1.5% - 2.5% (yoy), mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhanpada triwulan IV-2010 yang mengalami kontraksi sebesar -1,7% (yoy).Peningkatan pertumbuhan ini disebabkan produksi sub sektor tanaman pangan yangmeningkat seiring dengan terjadinya panen raya untuk komoditas padi yang diperkirakanterjadi pada triwulan I-2011.

Sementara itu sektor industri diperkirakan masih tetap tumbuh tinggi pada kisaran5,2%-5,8% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010 yangtercatat sebesar 5,9% (yoy). Perlambatan sektor industri ini diperkirakan karena barumemasuki masa awal tahun sehingga produksi masih belum optimal.

Sumber : BPS, diolah* Angka triwulan I-2011 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sektor Utama Jawa Tengah

Selanjutnya sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) diperkirakan tumbuhsebesar 7,2%-7,6% (yoy) melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan IV-2010 yang tercatat sebesar 8,0% (yoy). Perlambatan pertumbuhan ini diperkirakan karenasudah berakhirnya faktor pendorong aktivitas perdagangan di triwulan IV-2010 sepertiperayaan natal dan tahun baru serta berbagai program diskon besar-besaran di akhirtahun.

Sektor Jasa-jasa diperkirakan juga melambat, yaitu tumbuh sebesar 8,5% - 9,0%(yoy) perlambatan ini diperkirakan karena sub sektor jasa pemerintahan umum belumbanyak melakukan aktivitas kegiatan dan realisasi anggaran pada awal tahun.

Beberapa sektor lain yang diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi pada triwulan I-2010 adalah sektor sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan danpersewaan dan sektor bangunan.

-4

-2

0

2

4

6

8

10

I II III IV I II III IV I*)

2009 2010 2011

g_pertanian (%,yoy) g_industri (%,yoy) g_PHR (%,yoy)

Page 79: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 67

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah* Angka triwulan IV-2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Menurut Penggunaan Jawa Tengah

Di sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan masih tetap tumbuhpositif pada triwulan I-2011. Konsumsi RT diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 4,8%-5,1% (yoy), melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan IV-2010 yangmencapai 7,3%. Perlambatan tersebut disebabkan adanya pengurangan konsumsi setelahmelakukan belanja besar-besaran pada triwulan III-2010 dan triwulan IV-2010.

Sementara itu konsumsi pemerintah pada triwulan IV-2010 diperkirakan tumbuhdalam kisaran 5,5%-5,8% (yoy) mengalami perlambatan dibandingkan angkapertumbuhan triwulan IV-2010 sebesar 6,0%. Perlambatan disebabkan oleh realisasipenyerapan anggaran pemerintah yang diperkirakan belum optimal karena masih beradapada awal tahun sebagaimana terjadi setiap tahunnya.

Pertumbuhan investasi triwulan I-2011 diperkirakan dalam kisaran 6,0%-6,5%(yoy) sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat7,1% (yoy). Walaupun mengalami perlambatan, investasi diperkirakan masih dapatmemberikan kontribusi yang berarti terhadap pertumbuhan triwulan I-2011. Sementaraitu ekspor dan impor diperkirakan masih akan mengalami kontraksi pertumbuhan namunsudah mengalami peningkatan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2010.

7.2. Inflasi

Tekanan inflasi triwulan mendatang diperkirakan mengalami penurunandibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan telah masuknya masa panenraya yang mencapai puncaknya pada Maret-April, dan di sebagian daerah sudah dimulaisejak Januari. Tekanan di sisi permintaan juga relatif rendah, seiring dengan tidak adanyaevent dan kegiatan yang bersifat massal pada triwulan I.

0

2

4

6

8

10

12

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I*)

2009 2010 2011

g_ekspor (%,yoy)g_impor (%,yoy)

g_kons RT (%, yoy-RHS)g_Kons pmrth (%,yoy-RHS)g_PMTB (%,yoy-RHS)

Page 80: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 68

Namun demikian, beberapa hal perlu diwaspadai karena memiliki potensi memicuinflasi triwulan mendatang, yaitu antara lain berupa adanya potensi peningkatan importedinflation sehubungan dengan kenaikan harga beberapa komoditas internasional sepertiminyak, gandum, jagung, kedelai dan CPO. Potensi tekanan inflasi di sisi administeredprices diperkirakan berasal dari kenaikan tarif cukai rokok per Januari 2011, kenaikan HPPgabah tahun 2011 dan kenaikan tarif PDAM yang rencananya akan diterapkan disebagian kota di Jateng. Gangguan pasokan cabe merah dan bawang merah diperkirakanmasih terjadi terkait dengan masih tingginya curah hujan pada triwulan I-2011, sehinggadapat menjadi penyebab inflasi volatile foods. Selain itu, potensi kenaikan harga gula pasirpada triwulan I-2011 terkait dengan akan masuknya masa musim giling pada Mei 2011.

Tekanan inflasi dari ekspektasi masyarakat juga mengalami sedikit penurunanpada triwulan I-2011, sebagaimana hasil Survei Konsumen di Jawa Tengah (Grafik 7.4.).Ekspektasi masyarakat terhadap inflasi tiga bulan dan enam bulan ke depan masih cukuptinggi, tapi menunjukkan penurunan. Menurut responden survei, peningkatan harga tigabulan ke depan diperkirakan terjadi pada seluruh kelompok barang, terutama padakelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Ekspektasi konsumen terhadapharga secara umum yang relatif masih tinggi antara lain disebabkan oleh perkiraanpencabutan subsidi pemerintah khususnya tarif listrik industri, perkiraan ketersediaanbarang/jasa yang berkurang, situasi keamanan dan sosial politik, serta gangguan padadistribusi barang.

Grafik 7.4. Prakiraan Inflasi Hasil Survei Konsumen dan Laju Inflasi IHK Jateng Aktual (yoy)

Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI-KBI di Jateng, ekspektasimasyarakat Jawa Tengah dalam tiga bulan ke depan menunjukkan peningkatanoptimisme dalam hal ekspektasi penghasilan, namun mengalami penurunan optimismedalam hal ekspektasi ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja (Grafik 7.5.).Optimisme masyarakat yang meningkat terutama disebabkan oleh keyakinan yang lebihbaik terhadap kondisi ekonomi hingga enam bulan mendatang. Sementara itu, optimismemasyarakat terhadap kondisi saat ini cenderung menurun. Hal ini disebabkan olehkenaikan harga beberapa barang kebutuhan pokok masyarakat yang terjadi sampaidengan akhir tahun 2010, dimana laju inflasi Jateng pada Desember 2010 mencapai

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2008 2009 2010 2011

EkspektasiInflasi

Inflasi Aktual(%, yoy)

Inflasi Aktual (yoy, %)

Ekspektasi Inflasi 3 bln ke depan (indeks)

Page 81: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 69

0,95% (mtm), sehingga inflasi kumulatif tahun 2010 mencapai 6,88% atau lebih tinggidibandingkan inflasi tahun 2009 sebesar 3,32%. Disamping itu, adanya rencanapemerintah yang akan melakukan pembatasan BBM bersubsidi juga mempengaruhioptimisme masyarakat. Dari tiga kota yang disurvei, kota Solo memiliki optimismetertinggi dibanding kota Semarang dan Purwokerto.

Grafik 7.5. Ekspektasi Masyarakat Enam Bulan ke Depan Berdasarkan Survei Konsumen

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada 3 bulan mendatang akanmeningkat, namun dengan kecenderungan yang menurun. Secara net balance, indeksekspektasi harga untuk Januari-Maret rata-rata berada di level 137, sedikit turun dari rata-rata indeks ekspektasi harga untuk triwulan IV-2010 yang berada di level 148. Hal itumenunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum masih relatiftinggi, dengan tingkat inflasi yang sedikit menurun dari triwulan laporan (Grafik 7.6).

Grafik 7.6. Ekspektasi Pedagang Tiga Bulan Ke Depan Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE)

Berdasarkan perkembangan yang ada dan hasil berbagai survei tersebut di atas,inflasi Jawa Tengah triwulan I-2011 diperkirakan akan berada dalam kisaran 6,5%-7,0%(yoy). Penyebab utama inflasi triwulan ke depan diperkirakan berasal dari kelompok bahanmakanan dan kelompok makanan jadi.

0

2

4

6

8

10

12

0204060

80100120140

160180200

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3

2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Harga Umum - axis kiriInflasi Jateng (%, yoy) - axis kanan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010 2011

Harga Umum

Ketersediaan Barang & JasaTingkat Suku Bunga

Tabungan

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010 2011

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Ekspektasi Ekonomi

Page 82: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 70

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 83: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 71

Daftar Istilah

Administered PriceHarga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyakdan tarif dasar listrik.

Base EffectEfek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat darinilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilaiyang cukup rendah/tinggi.

BECMerupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yangdikelompokkan berdasarkan kegunaan utama barang berdasarkan daya angkutkomoditi tersebut.

Barang Modal (Capital)Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi.

Bahan baku (Raw Material)Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektorindustri

BI RateSuku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat DewanGubernur setiap bulannya.

BI-RTGSBank Indonesia-Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaiankewajiban bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketikauntuk setiap instruksi transfer dana.

Dana Pihak Ketiga (DPK)Adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dansimpanan berjangka.

Ekspor dan ImporDalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negaradan antar provinsi

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank,baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDRuntuk bank konvensional.

Fit for CirculationMerupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.

Inflasi IHKKenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahanindeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasayang dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi intiInflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

InflowAdalah uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Page 84: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 72

Kreditadalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan ataukesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkanpeminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu denganpemberian bunga, termasuk :(1)pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase

agreement (NPA).(2)pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Konsumsi (Consumption)Kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habispakai maupun tidak.

Kontraksi PertumbuhanKondisi dimana pertumbuhan output/PDRB benilai negatif

Net InflowUang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan ataukredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi NPF dan pembiayaanuntuk bank syariah, sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional. Kriteria NPFatau NPL adalah : (1) Kurang lancar, (2) Diragukan, dan (3) Macet.

OutflowAdalah aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)Merupakan salah satu metode yang digunakan dalam SKDU denganmemperhitungkan selisih antara jumlah jawaban “Positif” dengan jawaban“Negatif”dari tiap sektor. Selisih tersebut kemudian dikalikan bobot tiap sektor. SBTmencerminkan perkembangan usaha di saat ini dan di masa mendatang dari tiapsektor.

Page 85: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 73

LAMPIRANIndikator Ekonomi Jawa Tengah

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) PDRB Data Sementara, **) PDRB Data Sangat Sementara

Catatan: Terdapat penyesuaian angka pertumbuhan oleh BPS pada data sebelum triwulan IV- 2010

1 Pertumbuhan PDRB (yoy, %) 3.68 4.76 6.18 5.95 6.13 6.00 5.60 5.65Sektorala. Pertanian 5.3 4.7 6.7 -3.1 4.6 2.5 3.5 -1.7b. Pertambangan & Penggalian 5.0 5.4 3.9 7.6 11.3 9.8 10.7 -2.9c. Industri Pengolahan -0.7 2.1 4.5 9.2 8.0 8.3 5.5 5.9d. Listrik, Gas & Air Bersih 3.0 6.6 6.7 6.6 9.3 8.8 7.6 8.0e. Konstruksi 7.6 6.6 6.7 6.3 9.1 8.5 5.2 5.2f. Perdagangan, Hotel & Restoran 5.2 7.0 8.6 8.0 5.0 5.2 5.9 8.0g. Pengangkutan & Komunikasi 7.2 7.6 7.2 6.5 5.9 5.2 7.4 8.1h. Keu., Persewaan & Jasa Persh. 10.0 8.8 7.6 4.8 3.7 3.8 5.0 7.6i. Jasa-Jasa 5.5 4.8 4.5 5.4 4.3 6.9 8.5 9.7Sisi Penggunaana. Konsumsi Rumah Tangga 4.92 5.25 5.84 5.65 6.02 5.89 5.49 7.34b. Konsumsi LNP 11.89 10.53 6.28 1.61 1.76 3.67 -2.90 -2.88c. Konsumsi Pemerintah 7.26 5.14 6.33 10.80 1.66 0.15 3.95 5.97d. Investasi (PMTB) 5.34 5.00 5.20 6.88 9.67 8.85 6.53 7.08e. Ekspor -10.86 1.24 -20.02 18.01 19.25 16.56 13.81 -3.31f. Impor -32.08 -3.09 -5.32 11.88 34.82 3.89 -9.43 -5.91

2 Inflasi (yoy, %) 7.95 9.01 10.21 9.55 6.94 3.95 3.20 3.32 3.46 4.57 5.59 6.88a. Bahan Makanan 13.36 17.33 16.71 12.91 7.76 3.92 4.64 3.75 3.16 9.37 11.20 17.30b. Makanan Jadi 10.69 9.74 13.17 12.9 9.22 9.49 7.25 7.53 7.81 6.08 6.04 6.23c. Perumahan 5.34 9.73 12.77 13.46 12.17 7.38 4.29 3.49 2.18 2.28 3.58 3.09d. Sandang 9.69 9.13 8.78 7.06 7.08 6.38 5.94 5.70 2.54 4.53 4.20 5.17e. Kesehatan 5.5 6.4 6.13 7.68 6.97 6.05 5.37 3.40 1.70 1.24 1.49 1.48f. Pendidikan 7.31 8.54 4.44 4.93 4.99 3.69 3.30 2.45 2.48 2.55 2.37 2.30g. Transpor 1.18 11.2 11.92 7.14 1.92 -7.36 -6.90 -3.40 1.69 1.37 3.16 3.08

1. Total Asset - Total 94,342 99,100 107,486 111,812 113,259 116,051 121,918 125,595 129,543 138,145 143,488 149,285a. Total Asset - Bank Umum 87,417 91,822 99,993 103,922 105,161 107,844 113,088 116,642 120,155 128,393 133,270 138,394b. Total Asset - BPR 6,925 7,278 7,493 7,889 8,097 8,207 8,830 8,953 9,388 9,752 10,218 10,891

2. DPK - Total 74,783 78,761 81,240 86,140 90,139 92,260 93,852 97,499 99,556 104,680 107,403 112,888a. DPK - Bank Umum 69,886 73,706 76,113 80,681 84,453 86,474 87,657 91,213 92,869 97,853 100,333 105,367b. DPK - BPR 4,897 5,054 5,127 5,459 5,686 5,786 6,195 6,287 6,687 6,827 7,070 7,522

3. Deposito - Total 28,073 29,571 32,910 33,740 36,975 37,221 37,048 36,423 39,545 40,527 40,970 41,711a. Deposito - Bank Umum 25,143 26,574 29,868 30,621 33,646 33,801 33,379 32,697 35,596 36,457 36,743 37,279b. Deposito - BPR 2,930 2,997 3,042 3,119 3,330 3,420 3,669 3,726 3,949 4,070 4,227 4,432

4. Giro - Total 12,772 12,971 11,789 12,296 14,035 14,358 14,474 14,017 15,305 16,719 16,276 15,0025. Tabungan - Total 33,938 36,219 36,542 40,104 39,129 40,681 42,330 47,058 44,706 47,435 50,157 56,175

a. Tabungan - Bank Umum 31,971 34,161 34,457 37,763 36,773 38,315 39,804 44,498 41,968 44,677 47,314 53,085b. Tabungan - BPR 1,967 2,058 2,085 2,340 2,356 2,366 2,526 2,560 2,738 2,758 2,843 3,089

6. Kredit - Total 64,040 71,397 77,110 79,331 79,835 82,670 85,961 90,194 92,060 98,362 102,348 107,669a. Kredit - Bank Umum 58,475 65,406 70,668 72,907 73,099 75,610 78,452 82,814 84,371 90,241 93,967 99,161b. Kredit - BPR 5,565 5,991 6,442 6,424 6,736 7,060 7,508 7,380 7,689 8,121 8,381 8,509

Masih dalam proses penyesuaiandata (backcasting) oleh BPS

I-09

I. Ekonomi Makro

III-10**IV-09No. III-09 IV-10***

II. Kinerja Perbankan (Rp. Miliar)

I-10I N D I K A T O R IV-08 II-09III-08I-08 II-08 II-10

Page 86: Kajian Ekonomi Regional Jawa Tengah - bi.go.id · KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH ... perlambatan dan didukung oleh pertumbuhan investasi yang relatif baik. Laju inflasi Jawa Tengah

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV-2010 74

Sumber: Bank Indonesia, diolah

7. Kredit Menurut Jenis Penggunaana. Kredit BU & BPR - Total 64,040 71,397 77,110 79,331 79,835 82,670 85,961 90,194 92,060 98,362 102,348 107,669

- Kredit Modal Kerja 35,474 39,650 43,573 44,968 45,133 46,419 48,142 50,546 49,214 53,474 56,049 60,033- Kredit Investasi 4,833 5,337 5,589 5,925 5,881 6,171 6,727 7,098 8,399 8,118 8,653 8,922- Kredit Konsumsi 23,733 26,410 27,949 28,438 28,821 30,079 31,093 32,549 34,447 36,770 37,646 38,715

b. Persentase thd Total Kredit (%)- Kredit Modal Kerja 55.39 55.53 56.51 56.68 56.53 56.15 75.17 56.04 54.56 59.29 62.14 66.56- Kredit Investasi 7.55 7.48 7.25 7.47 7.37 7.47 10.50 7.87 9.31 9.00 9.59 9.89- Kredit Konsumsi 37.06 36.99 36.25 35.85 36.10 36.38 36.17 36.09 38.19 40.77 41.74 42.92

c. Kredit Bank Umum 58,475 65,406 70,668 72,907 73,099 75,610 78,452 82,814 84,371 90,241 93,967 99,161- Kredit Modal Kerja 32,745 36,732 40,337 41,826 41,825 42,883 44,352 46,839 45,326 49,334 51,757 55,702- Kredit Investasi 4,517 4,987 5,234 5,543 5,475 5,766 6,321 6,694 7,980 7,687 8,213 8,467- Kredit Konsumsi 21,213 23,687 25,098 25,539 25,799 26,961 27,780 29,281 31,065 33,220 33,998 34,992

d. Kredit BPR 5,565 5,991 6,442 6,424 6,736 7,060 7,508 7,380 7,689 8,121 8,381 8,509- Kredit Modal Kerja 2,728 2,918 3,236 3,142 3,308 3,536 3,790 3,707 3,887 4,140 4,292 4,331- Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404 420 431 441 455- Kredit Konsumsi 2,520 2,723 2,851 2,899 3,022 3,118 3,313 3,268 3,381 3,550 3,648 3,723

8. Kredit Menurut Sektor Ekonomia. Kredit BU & BPR - Total 64,040 71,397 77,110 79,331 79,835 82,670 85,961 90,194 92,060 98,362 102,348 116,178

- Sektor Pertanian 2,437 2,547 2,548 2,655 2,671 2,753 2,688 2,819 1,947 2,291 2,124 2,817- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 125 122 103 138- Sektor Industri 11,157 12,569 14,717 15,633 15,550 15,002 15,809 16,802 15,195 16,470 16,207 18,762- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 60 48 59 84- Sektor Konstruksi 852 1,205 1,343 1,110 1,132 1,282 1,355 1,296 1,127 1,231 1,616 1,578- Sektor Perdagangan 21,237 23,282 24,473 25,352 25,666 27,481 28,764 30,414 27,602 28,542 31,882 33,417- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 975 1,739 1,324 1,346- Sektor Jasa Dunia Usaha 2,810 3,243 3,733 3,704 3,583 3,515 3,712 3,647 4,048 3,853 4,076 4,508- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 961 1,700 1,648 1,660- Lain-lain 24,234 27,109 28,776 29,179 29,552 30,825 31,816 33,283 40,021 42,366 43,310 51,869

b. Kredit Bank Umum 58,475 65,406 70,668 72,907 73,099 75,610 78,452 82,814 84,371 90,241 93,967 107,669- Sektor Pertanian 1,996 2,067 2,096 2,156 2,144 2,200 2,167 2,290 1,368 1,669 1,489 2,067- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 125 122 103 138- Sektor Industri 11,070 12,479 14,610 15,540 15,453 14,904 15,708 16,702 15,094 16,362 16,089 18,650- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 60 48 59 84- Sektor Konstruksi 852 1,205 1,343 1,110 1,132 1,282 1,355 1,296 1,127 1,231 1,616 1,578- Sektor Perdagangan 19,345 21,254 22,200 23,145 23,344 24,986 26,019 27,764 24,850 25,654 28,892 30,738- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 975 1,739 1,324 1,346- Sektor Jasa Dunia Usaha 2,300 2,688 3,100 3,103 2,954 2,859 3,050 2,977 3,356 3,096 3,262 4,061- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 961 1,700 1,648 1,660- Lain-lain 21,599 24,270 25,797 26,157 26,391 27,568 28,336 29,853 36,456 38,620 39,485 47,347

c. Kredit BPR 5,565 5,991 6,442 6,424 6,736 7,060 7,508 7,380 7,689 8,121 8,381 8,509- Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529 579 621 634 750- Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100 101 108 118 111- Sektor Perdagangan 1,892 2,028 2,273 2,207 2,322 2,496 2,745 2,650 2,752 2,888 2,990 2,679- Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670 692 758 814 446- Lain-lain 2,635 2,839 2,979 3,023 3,161 3,257 3,479 3,431 3,565 3,746 3,825 4,522

IV-09 III-10III-09No. IV-10I-10II-09I-09III-08 IV-08I N D I K A T O R II-10I-08 II-08

9. LDR - Perbankan (%) 85.63 90.65 94.92 92.10 88.57 89.61 91.59 92.51 92.47 93.96 95.29 95.38a. LDR - Bank Umum (%) 83.67 88.74 92.85 90.37 86.56 87.44 89.50 90.79 91.97 91.87 93.66 94.11b. LDR - BPR (%) 113.64 118.60 125.71 117.66 118.46 122.01 121.61 114.74 114.97 117.00 118.54 113.12

10. NPL -Perbankan (%) 4.13 2.80 3.24 2.95 4.13 4.13 3.40 2.98 3.02 3.04 2.99 2.71a. NPL - Bank Umum (%) 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41 3.02 2.83 2.29 2.27b. NPL - BPR (%) 11.46 10.40 9.78 9.26 9.30 8.75 9.27 8.38 8.57 8.28 8.70 7.79

11. Perbankan SyariahA. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)

a. Aset 1,624 1,866 2,312 2,417 2,350 2,710 2,916 3,477 3,777 4,413 4,786 231Share thd Perbankan Jateng (%) 1.72 1.88 2.15 2.16 2.07 2.34 2.39 2.77 2.92 3.19 3.34 0.15

b. DPK 1,288 1,462 1,550 1,701 1,660 1,892 2,055 2,337 2,462 2,708 3,126 3,532Share thd Perbankan Jateng (%) 1.72 1.86 1.91 1.98 1.84 2.05 2.19 2.40 2.47 2.59 2.91 3.13

c. Pembiayaan 1,304 1,620 1,873 2,027 2,003 2,232 2,412 2,631 2,957 3,390 3,742 4,288Share thd Perbankan Jateng (%) 2.04 2.27 2.43 2.55 2.51 2.70 2.81 2.92 3.21 3.45 3.66 3.98

d. FDR (%) 101.24 110.80 101.24 119.12 120.66 117.98 117.37 112.60 120.10 125.20 119.70 121.39e. NPF (%) 4.83 4.12 4.83 2.43 4.64 4.03 3.27 3.61 3.27 4.27 4.27 5.27

B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha Syariaha. Aset 1,563 1,787 2,225 2,318 2,244 2,590 2,788 3,328 3,615 4,234 4,585b. DPK 1,247 1,415 1,495 1,637 1,588 1,810 1,969 2,238 2,353 2,597 3,006 3,391

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 167 134 188 201 215- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1,064 1,093 1,099 1,197 1,338 1,557- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 979 1,120 1,211 1,462 1,615- Lainnya - - - - - - - 2 5 5 6 4

c. Pembiayaan 1,259 1,566 1,808 1,958 1,925 2,143 2,314 2,526 2,838 3,255 3,594 4,123d. FDR (%) 101.04 110.67 120.96 119.63 121.22 118.41 117.50 112.85 107.66 125.35 119.56 121.59e. NPF (%) 4.73 4.17 2.56 2.30 4.59 3.97 3.13 3.43 2.66 3.00 3.07 2.17

C. BPR Syariaha. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 179 201 231b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 111 120 141

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 56 59 67- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55 61 75

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 135 147 165d. FDR (%) 102.06 113.22 118.46 106.19 108.30 108.54 114.37 106.99 108.72 121.66 123.07 116.57e. NPF (%) 8.02 5.88 4.90 6.18 6.41 5.95 6.46 7.79 7.11 6.80 6.44 6.07

IV-10I-10II-08 II-09III-08 IV-08 I-09I N D I K A T O R I-08 IV-09No. III-10*III-09 II-10