kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · divisi advisory dan pengembangan ekonomi...

201
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TIMUR NOVEMBER 2017 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAWA TIMUR

Upload: vanhanh

Post on 21-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI JAWA TIMUR

NOVEMBER 2017

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAWA TIMUR

Page 2: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

Salinan Publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah

Jl. Pahlawan No.105

Surabaya, 60175 Indonesia

(Telepon) 031-3520011 - 8301/8258

(Faksimili) 031-3554178

(Email) [email protected]

Publikasi ini dapat diakses secara online pada :

http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/jatim/Default.aspx

Page 3: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

Visi, Misi dan Nilai Strategis

Bank Indonesia

Visi Bank Indonesia :

“Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan

nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar

yang stabil “

Misi Bank Indonesia :

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu

bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber

pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian

nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap

perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan

aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi

nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang

berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai – Nilai Strategis :

Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and

Teamwork

Page 4: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

i

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional

Provinsi Jawa Timur November 2017 ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian

triwulanan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi stakeholders eksternal maupun

internal yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi makro daerah, keuangan pemerintah,

inflasi daerah, stabilitas keuangan dan pengembangan akses UMKM, penyelenggaraan sistem

pembayaran, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta perkiraan pertumbuhan

ekonomi dan inflasi Jawa Timur ke depan.

Pada triwulan III 2017, perekonomian Jawa Timur tumbuh 5,16% (yoy) meningkat dibandingkan

triwulan II 2017, dan berada di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,06%

(yoy). Akselerasi ekspor luar negeri dan investasi menjadi sumber peningkatan dari sisi

permintaan. Sementara, kinerja lapangan usaha pertanian, industri pengolahan serta

perdagangan besar dan eceran menjadi sumber peningkatan dari sisi penawaran. Namun

demikian, akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja lapangan usaha jasa-jasa yang

melambat dari sisi penawaran serta kontraksi konsumsi swasta dari sisi permintaan.

Inflasi Jawa Timur pada triwulan III 2017 mencapai 3,84% (yoy), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya (4,66%-yoy), namun masih lebih tinggi dari inflasi nasional yang mencapai

3,72% (yoy). Sementara itu stabilitas keuangan masih terjaga dengan pertumbuhan kredit

sebesar 8,37% (yoy).

Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia banyak memanfaatkan data dan informasi yang

diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan instansi di lingkungan pemerintah daerah,

BUMN maupun swasta, serta pihak-pihak lainnya. Atas seluruh bantuan dan kerjasama tersebut,

kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan

kami, hubungan kemitraan yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan lebih ditingkatkan di

masa yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran untuk lebih

meningkatkan kualitas kajian agar dapat memberikan manfaat yang maksimal.

Semoga Tuhan Yang Maha Pemurah selalu memberikan kekuatan dan kemudahan kepada kita

semua dalam menjalankan tugas-tugas kita masing-masing untuk memberikan kontribusi yang

terbaik bagi Provinsi Jawa Timur, serta bangsa dan negara.

Surabaya, November 2017

Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jawa Timur

ttd.

Difi Ahmad Johansyah

Direktur Eksekutif

Page 5: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................................................. iv DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................ v RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................................ ix TABEL INDIKATOR EKONOMI ........................................................................................................xii PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROREGIONAL ............................................................................. 2

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan III 2017 ........................................................... 2 1.2. PDRB Sisi Permintaan ......................................................................................................... 4

1.2.1. Konsumsi ...................................................................................................................... 4 1.2.2. Investasi ........................................................................................................................ 8 1.2.3. Ekspor – Impor ............................................................................................................ 11

1.3. PDRB Sisi Penawaran ....................................................................................................... 18 1.3.1. Industri Pengolahan ..................................................................................................... 19 1.3.2. Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor ............................. 21 1.3.3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ........................................................................... 23 1.3.4. Konstruksi ................................................................................................................... 24 1.3.5. Pertambangan dan Penggalian .................................................................................... 27 1.3.6. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ................................................................. 28 1.3.7. Transportasi dan Pergudangan .................................................................................... 30

BOKS 1 Perkembangan Defisit Transaksi Berjalan Indonesia ......................................................... 33 BOKS 2 Upaya Menekan Defisit Transaksi Berjalan ........................................................................ 40 KEUANGAN PEMERINTAH ........................................................................................................... 44

2.1. Gambaran Umum ............................................................................................................ 44 2.2. APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 ............................................................................. 44

2.2.1. Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 .............................................. 44 2.2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Timur .................................................................... 44 2.2.3. Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur ......................................................................... 44 2.2.4. Realisasi Belanja Provinsi Jawa Timur Triwulan III 2017 ................................................. 44

2.3. APBD 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2017 ........................................................ 44 2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota ........................................ 44 2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota ................................................ 44

PERKEMBANGAN INFLASI ............................................................................................................ 60 3.1. Kondisi Umum ................................................................................................................ 60 3.2. Inflasi Bulanan (mtm) ....................................................................................................... 60 3.3. Inflasi Triwulanan (qtq) .................................................................................................... 60 3.4. Inflasi Tahunan (yoy) ........................................................................................................ 60 3.5. Inflasi Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur .................................................................... 60 3.6. Disagregasi Inflasi ............................................................................................................ 60 3.7. Aktivitas Pengendalian Inflasi Daerah ................................................................................ 60

STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM................................. 81 4.1. Kondisi Umum ................................................................................................................ 81 4.2. Stabilitas Keuangan Daerah di Jawa Timur ........................................................................ 81

4.2.1.Asesmen Sektor Korporasi ............................................................................................ 81 4.2.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga .................................................................................. 95

4.3. Kinerja Perbankan ......................................................................................................... 105 4.3.1. Asesmen Kinerja Perbankan ...................................................................................... 105 4.3.2. Risiko Perbankan ....................................................................................................... 116

4.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ................................................................. 120 4.4.1. Akses Keuangan kepada UMKM ............................................................................... 120 4.4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM ............................................................ 122

BOKS 3 Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jawa Timur ....................................... 126 SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............................................................. 130

5.1. Kondisi Umum .............................................................................................................. 130

Page 6: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

iii

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa Timur ........................................................... 130 5.2.1. Transaksi Sistem Pembayaran Tunai ........................................................................... 130 5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran Non Tunai ................................................................... 134

5.3. Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran .............................................................. 137 5.3.1. Penanganan Uang Tidak Asli ..................................................................................... 137 5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah ........................................................................................... 137 5.3.3. Pemeriksaan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA) ................................. 139 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana (PTD) ........................................................ 140 5.3.5. Program Elektronifikasi .............................................................................................. 140 5.3.6. Layanan Keuangan Digital (LKD) ................................................................................ 142

BOKS 4 Elektronifikasi Jalan Tol Jawa Timur ................................................................................ 146 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ............................................................................................... 149

6.1. Gambaran Umum .......................................................................................................... 149 6.2. Ketenagakerjaan ........................................................................................................... 149

6.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur ............................................................................. 149 6.2.2. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) ................................................................. 153

6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan............................................................................... 154 6.3.1. Kesejahteraan Petani ................................................................................................. 154 6.3.2 Kesejahteraan Nelayan ............................................................................................... 157

6.4 Profil Kemiskinan Jawa Timur .......................................................................................... 158 6.5 Profil Kebahagiaan Jawa Timur ........................................................................................ 161

6.5.1 Perkembangan Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2017 ..................... 162 6.5.2 Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2017 ............................... 163 6.5.3 Kebahagiaan Menurut Beberapa Karakteristik ............................................................ 163

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH .......................................................................................... 167 7.1. Prospek Ekonomi Jawa Timur Triwulan I 2018 ................................................................. 167

7.1.1. Sisi Permintaan .......................................................................................................... 167 7.1.2. Sisi Penawaran .......................................................................................................... 167

7.2. Prospek Inflasi Jawa Timur Triwulan I 2018 ..................................................................... 167 7.3. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2018 ...................................................................... 167

7.3.1. Sisi Permintaan .......................................................................................................... 167 7.3.2. Sisi Penawaran .......................................................................................................... 167

7.4. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2018 .......................................................................... 167 DAFTAR ISTILAH ........................................................................................................................ 177 DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................................. 180

Page 7: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur – Sisi Permintaan ............................................................. 2 Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur – Sisi Penawaran .............................................................. 3 Tabel 2. 1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2016 dan 2017 ................................ 44 Tabel 2. 2 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017 .................... 44 Tabel 2. 3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017, Milyar Rupiah ...... 44 Tabel 2. 4 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017 ........................... 44 Tabel 2. 5 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017 ......... 44 Tabel 2. 6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017 ................ 44 Tabel 3. 1 Perbandingan Inflasi Jawa Timur Tw II dan Tw III Tahun 2017 (mtm) ............................... 60 Tabel 3. 2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Jawa Timur Tw III 2017 (%mtm) .......................... 60 Tabel 3. 3 Inflasi Tw IV 2016 s.d. Tw III 2017 Jawa Timur (qtq) ........................................................ 60 Tabel 3. 4 Inflasi Tw IV 2016 s.d. Tw III 2017 di Jawa Timur (yoy) ..................................................... 60 Tabel 3. 5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Jawa Timur Tw I 2017 (yoy) ................... 60 Tabel 3. 6 Inflasi Tw II dan III 2017 Jawa Timur (qtq dan yoy) ........................................................... 60 Tabel 3. 7 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw III 2017 (%yoy)............... 60 Tabel 3. 8 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food (yoy) Tw III 2017 ........................ 60 Tabel 3. 9 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Core Inflation (yoy) Tw III 2017 ....................... 60 Tabel 3. 10 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered prices s (yoy) Tw II 2017 .......... 60 Tabel 4. 1 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral ................................................................ 87 Tabel 4. 2 Proyeksi Petumbuhan Ekonomi Negara Mitra Dagang ..................................................... 90 Tabel 4. 3 Proyeksi Harga Komoditas Internasional .......................................................................... 90 Tabel 4. 4 Komposisi Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Pendapatan per Bulan ............. 99 Tabel 4. 5 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan .............. 99 Tabel 4. 6 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan .................................. 100 Tabel 4. 7 Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM KPw Bank Indonesia di Jawa Timur ........ 123 Tabel 5. 1 Wilayah Kerja Bank Indonesia di Jawa Timur ................................................................. 130 Tabel 5. 2 Perkembangan Inflow – Outflow Jawa Timur (Miliar Rupiah) ......................................... 132 Tabel 5. 3 Implementasi Elektronifikasi pada Ruas Jalan Tol Jawa Timur ......................................... 141 Tabel 5. 4 Transaksi LKD Spasial Jawa Timur .................................................................................. 145 Tabel 6. 1 Kondisi Ketenagakerjaan Jawa Timur (ribu orang) ......................................................... 150 Tabel 6. 2 Penggunaan Tenaga Kerja ......................................................................................... 16553 Tabel 6. 3 NTP Subsektor Pertanian Provinsi Jawa Timur ............................................................ 16556 Tabel 6. 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Jawa Timur ................. 16560 Tabel 6. 5 Indeks Kebahagian di Jawa Timur .................................................................................. 165 Tabel 7. 1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jawa Timur Tw I 2018 ....................................... 169 Tabel 7. 2 Prospek Perekonomian Dunia – World Economic Outlook ......................................... 16772 Tabel 7. 3 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 2017 (%yoy) .............................. 16773 Tabel 7. 4 Perkiraan Arah Inflasi Tahun 2017 (%yoy) ................................................................. 16773 Tabel 7. 5 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jawa Timur Tahun 2018 ................................ 16775

Page 8: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

v

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa............................................................................ 2 Grafik 1. 3 Pertumbuhan Konsumsi Kelompok Makanan dan Minuman selain Restoran; Pakaian dan Alas Kaki; dan Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga ............................................................ 5 Grafik 1. 4 Pertumbuhan Konsumsi Kelompok Kesehatan dan Pendidikan; Transportasi dan Komunikasi;serta Restoran dan Hotel ................................................................................................. 5 Grafik 1. 6 Impor Barang Konsumsi ................................................................................................... 5 Grafik 1. 7 Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur ............................................. 6 Grafik 1. 8 Indeks Ekpektasi Tabungan dan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama 6 Grafik 1. 9 Kinerja Kredit Konsumsi Bank Umum Jawa Timur (Lokasi Proyek) ..................................... 7 Grafik 1. 10 Kinerja KPR, KPA, KKB, dan Kredit Multiguna ................................................................ 7 Grafik 1. 11 Persen Realisasi Belanja Operasional APBD Provinsi Jawa Timur ...................................... 8 Grafik 1. 12 Penjualan Semen Jawa Timur ...................................................................................... 10 Grafik 1. 13 Impor Barang Konstruksi .............................................................................................. 10 Grafik 1. 14 Ekspor Barang Konstruksi ............................................................................................ 10 Grafik 1. 15 Impor Barang Modal .................................................................................................... 10 Grafik 1. 16 Investasi Jawa Timur – Survei Kegiatan Dunia Usaha .................................................... 10 Grafik 1. 17 Pertumbuhan Nilai Proyek Realisasi Investasi Langsung ................................................. 11 Grafik 1. 18 Kinerja Kredit Investasi ................................................................................................. 11 Grafik 1. 19 Volume Bongkar Muat Barang di Tanjung Perak .......................................................... 12 Grafik 1. 20 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Kawasan di Indonesia .................................... 12 Grafik 1. 23 Indikator Perekonomian Negara Mitra Dagang Utama .................................................. 13 Grafik 1. 24 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Utama ............................................................... 13 Grafik 1. 21 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Non Migas Jawa Timur .................................................. 14 Grafik 1. 22 Pertumbuhan Ekspor Non Migas ke Mitra Dagang Utama ............................................ 14 Grafik 1. 25 Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur .............................................................. 15 Grafik 1. 26 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur ........................................ 15 Grafik 1. 27 Nilai Ekspor Jawa Timur per Lapangan Usaha ............................................................... 16 Grafik 1. 28 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur per Lapangan Usaha ......................................... 16 Grafik 1. 29 Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ............................................. 18 Grafik 1. 30 Pertumbuhan Komoditas Impor Berdasarkan Jenis Penggunaan ................................... 18 Grafik 1. 31 Pertumbuhan Tiga Lapangan Usaha Utama .................................................................. 19 Grafik 1. 32 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 1 ............................................................. 19 Grafik 1. 33 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 2 ............................................................. 19 Grafik 1. 34 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 3 ............................................................. 19 Grafik 1. 35 Nilai Ekspor Komoditas Industri Pengolahan ................................................................. 20 Grafik 1. 36 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri Unggulan (ISIC 2 Digit)............................................ 20 Grafik 1. 37 Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan-SKDU KPw BI Provinsi Jawa Timur ..................... 21 Grafik 1. 38 Kredit Industri Pengolahan ........................................................................................... 21 Grafik 1. 39 Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor Baru di Jawa Timur ................................ 22 Grafik 1. 40 Kredit Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran ............................................... 22 Grafik 1. 41 Produksi Cabai Rawit di Banyuwangi dan Lumajang ..................................................... 23 Grafik 1. 42 Produksi Bawang Merah di Banyuwangi ....................................................................... 23 Grafik 1. 43 Nilai Ekspor Komoditas Pertanian ................................................................................. 24 Grafik 1. 44 Kredit Pertanian ........................................................................................................... 24 Grafik 1. 45 Ekspor Material Konstruksi ........................................................................................... 26 Grafik 1. 46 Indeks Penjualan Riil Material Konstruksi ...................................................................... 26 Grafik 1. 47 Penjualan Semen .......................................................................................................... 26 Grafik 1. 48 Kredit Konstruksi .......................................................................................................... 26 Grafik 1. 49 Nilai Ekspor Pertambangan Non Migas ......................................................................... 28 Grafik 1. 50 Kredit Pertambangan dan Penggalian........................................................................... 28 Grafik 1. 51 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman ................................................................... 29 Grafik 1. 52 Pertumbuhan Konsumsi Makanan dan Minuman ......................................................... 29 Grafik 1. 53 Kredit Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum ....................................................... 29 Grafik 1. 54 Arus Keberangkatan Penumpang di Tanjung Perak ...................................................... 31

Page 9: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

vi

Grafik 1. 55 Arus Barang di Tanjung Perak ...................................................................................... 31 Grafik 1. 56 Arus Kedatangan Penumpang di Tanjung Perak ........................................................... 32 Grafik 1. 57 Penumpang Penerbangan Domestik di Bandara Juanda ............................................... 32 Grafik 1. 58 Penumpang Internasional di Bandara Juanda ............................................................... 32 Grafik 1. 59 Volume Kredit Transportasi dan Pergudangan .............................................................. 32 Grafik 2. 2 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD Provinsi Jawa Timur – Anggaran ............... 45 Grafik 2. 3 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD Provinsi Jawa Timur – Realisasi .................. 45 Grafik 2. 4 Proporsi Anggaran Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur .................................... 46 Grafik 2. 5 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur .......................................... 46 Grafik 2. 6 Proporsi Anggaran Belanja APBD Provinsi Jawa Timur .................................................... 48 Grafik 2. 7 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur ............................ 49 Grafik 2. 8 Perkembangan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ..................................................... 51 Grafik 2. 9 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ................ 51 Grafik 2. 10 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ........ 51 Grafik 2. 11 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur ................................................. 52 Grafik 2. 12 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur, 2017 Triwulan III ............................ 53 Grafik 2. 13 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur ...................... 54 Grafik 2. 14 Proporsi Komponen Anggaran Belanja APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............... 54 Grafik 2. 15 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017 ................................. 54 Grafik 2. 16 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jatim Triwulan III 2017 ......... 55 Grafik 2. 17 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Jenis Belanja .............................. 57 Grafik 2. 18 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi ....................................... 57 Grafik 2. 19 %Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan ............... 58 Grafik 3. 1 Inflasi Jawa Timur dan Nasional ...................................................................................... 60 Grafik 3. 2 Inflasi Provinsi di Jawa Triwulan III 2017 ......................................................................... 60 Grafik 3. 3 Inflasi Kabupaten Kota di Jawa Timur Triwulan III 2017 .................................................. 60 Grafik 3. 4 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (mtm) ................................................................ 60 Grafik 3. 5 Inflasi (qtq) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ............................................. 60 Grafik 3. 6 Inflasi (qtq) Sandang...................................................................................................... 60 Grafik 3. 7 Inflasi Komoditas Sub Kelompok Pendidikan (qtq) ......................................................... 60 Grafik 3. 8 Inflasi Emas Perhiasan (qtq) ........................................................................................... 60 Grafik 3. 9 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (qtq) ................................................................. 60 Grafik 3. 10 Inflasi Tarif Listrik Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy) ................................................. 60 Grafik 3. 11 Inflasi Tarif Listrik Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy) ................................................. 60 Grafik 3. 12 Disagregasi Inflasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy) ................................................ 60 Grafik 3. 13 Harga Komoditas Beras per Kab/Kota Jawa Timur ........................................................ 60 Grafik 3. 14 Perubahan Harga Komoditas Beras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur .............................. 60 Grafik 3. 15 Harga Komoditas Bawang Merah per Kab/Kota Jawa Timur ......................................... 60 Grafik 3. 16 Perubahan Harga Komoditas Bawang Merah (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur .... 60 Grafik 3. 17 Harga Komoditas Cabai Rawit per Kab/Kota Jawa Timur .............................................. 60 Grafik 3. 18 Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur .................... 60 Grafik 3. 19 Harga Komoditas Cabai Merah per Kab/Kota Jawa Timur............................................. 60 Grafik 3. 20 Perubahan Harga Komoditas Cabai Merah (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur ................... 60 Grafik 3. 21 Harga Komoditas Daging Sapi per Kabupaten/Kota Jawa Timur ................................... 60 Grafik 3. 22 Perubahan Harga Komoditas Daging Sapi (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur ......... 60 Grafik 3. 23 Harga Komoditas Daging Ayam Ras per Kabupaten/Kota Jawa Timur .......................... 60 Grafik 3. 24 Perubahan Harga Komoditas Daging Ayam Ras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur........... 60 Grafik 3. 25 Perbandingan Disagregasi Inflasi Jawa Timur & Rata-Ratanya (yoy) ............................... 60 Grafik 3. 26 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Tahunan (yoy) ............................................................... 60 Grafik 3. 27 Inflasi Core Tradable dan Non Tradable (yoy) ................................................................ 60 Grafik 3. 28 Dekomposisi Core Tradable (yoy) .................................................................................. 60 Grafik 4. 1 Indikator Perekonomian Negara Mitra Dagang Utama .................................................... 82 Grafik 4. 2 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Utama ................................................................. 82 Grafik 4. 3 Ekspor Jawa Timur per Negara Tujuan Utama ................................................................ 82 Grafik 4. 4 Share Ekspor Komoditas Utama Jawa Timur ................................................................... 83 Grafik 4. 5 Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Unggulan Jawa Timur ....................................... 83 Grafik 4. 6 Pertumbuhan Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur .................................................. 83 Grafik 4. 7 Perkembangan Kegiatan Usaha ...................................................................................... 85

Page 10: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

vii

Grafik 4. 8 Kapasitas Produksi .......................................................................................................... 85 Grafik 4. 9 Perkembangan Investasi ................................................................................................. 86 Grafik 4. 10 Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Korporasi Publik Non Keuangan ..................... 87 Grafik 4. 11 Rasio ICR ...................................................................................................................... 88 Grafik 4. 12 Rasio DSR ..................................................................................................................... 88 Grafik 4. 13 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur............................................. 91 Grafik 4. 14 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor Utama Jawa Timur ................................................... 91 Grafik 4. 15 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi ................................................................................ 91 Grafik 4. 16 Proporsi Kredit Korporasi per Jenis Penggunaan ........................................................... 91 Grafik 4. 17 Pertumbuhan KI Kredit Korporasi ................................................................................. 94 Grafik 4. 18 Rasio NPL KI Kredit Korporasi ....................................................................................... 94 Grafik 4. 19 Pertumbuhan KMK Kredit Korporasi ............................................................................. 94 Grafik 4. 20 Rasio NPL KMK Kredit Korporasi ................................................................................... 94 Grafik 4. 21 Perkembangan Kontribusi Konsumsi RT dan LNPRT terhadap PDRB Jawa Timur ........... 95 Grafik 4. 22 Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) ................................................................................ 97 Grafik 4. 23 Pertumbuhan IRPE per Kelompok Barang ..................................................................... 97 Grafik 4. 24 Likert Scale Liaison ....................................................................................................... 97 Grafik 4. 25 Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga............................................................................. 98 Grafik 4. 26 Komposisi DPK Perbankan Jawa Timur ....................................................................... 100 Grafik 4. 27 Komposisi DPK Perseorangan ..................................................................................... 100 Grafik 4. 28 Pertumbuhan DPK Perbankan Jawa Timur .................................................................. 100 Grafik 4. 29 Pertumbuhan DPK Perseorangan ................................................................................ 100 Grafik 4. 30 Proporsi Kredit RT Jawa Timur .................................................................................... 102 Grafik 4. 31 Pertumbuhan & rasio NPL KPR Jawa Timur ................................................................. 102 Grafik 4. 32 Suku Bunga KPR Jawa Timur ...................................................................................... 102 Grafik 4. 33 Pertumbuhan & rasio NPL KKB Jawa Timur ................................................................. 103 Grafik 4. 34 Suku Bunga KKB Jawa Timur ...................................................................................... 103 Grafik 4. 35 Pertumbuhan & rasio NPL KPA Jawa Timur ................................................................. 104 Grafik 4. 36 Suku Bunga KPA Jawa Timur ...................................................................................... 104 Grafik 4. 37 Pertumbuhan & rasio NPL KP Ruko/Rukan Jawa Timur ................................................ 104 Grafik 4. 38 Pertumbuhan & rasio NPL Kredit Multiguna Jawa Timur ............................................. 104 Grafik 4. 39 Suku Bunga KP Ruko/Rukan dan Kredit Multiguna ..................................................... 105 Grafik 4. 40 Pertumbuhan Aset Bank Umum di Jawa Timur Menurut Kelompok Bank ................... 106 Grafik 4. 41 Pertumbuhan DPK Bank Umum Jawa Timur ............................................................... 106 Grafik 4. 42 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Jawa Timur ............................................................ 106 Grafik 4. 43 Pertumbuhan DPK Milik Perorangan........................................................................... 108 Grafik 4. 44 Pertumbuhan DPK Milik Korporasi .............................................................................. 108 Grafik 4. 45 Pertumbuhan Giro Perbankan Jawa Timur Menurut Kelompok Bank .......................... 108 Grafik 4. 46 Pertumbuhan Tabungan Perbankan Jawa Timur Menurut Kelompok Bank ................. 108 Grafik 4. 47 Pertumbuhan Deposito Perbankan Jawa Timur Menurut Kelompok Bank ................... 109 Grafik 4. 48 Suku Bunga Dana Menurut Kelompok Bank ............................................................... 109 Grafik 4. 49 Pertumbuhan KMK Jawa Timur .................................................................................. 110 Grafik 4. 50 Pertumbuhan KI Jawa Timur ....................................................................................... 110 Grafik 4. 51 Pertumbuhan KK Jawa Timur ..................................................................................... 111 Grafik 4. 52 Suku Bunga Kredit Penggunaan ................................................................................. 111 Grafik 4. 53 Kredit Sektor Industri Pengolahan Perbankan Jawa Timur ........................................... 111 Grafik 4. 54 Kredit Sektor Perdagangan Perbankan Jawa Timur ..................................................... 111 Grafik 4. 55 Kredit Sektor Pertanian Perbankan Jawa Timur ........................................................... 112 Grafik 4. 56 NPL Sektoral Perbankan Jawa Timur ........................................................................... 112 Grafik 4. 57 Suku Bunga Kredit Sektoral Perbankan Jawa Timur .................................................... 112 Grafik 4. 58 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial ............................................................................ 113 Grafik 4. 59 Pertumbuhan Kredit di Kabupaten/Kota dengan Pangsa Kredit Terbesar di Jatim ....... 114 Grafik 4. 60 Kabupaten/Kota dengan Pertumbuhan Kredit Tertinggi di Jawa Timur ....................... 114 Grafik 4. 61 Rasio NPL Bank Umum Spasial .................................................................................... 114 Grafik 4. 62 Komposisi Kredit Jenis Penggunaan Perbankan Kab/Kota Jawa Timur ........................ 115 Grafik 4. 63 Komposisi DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur ........................... 115 Grafik 4. 64 Kabupaten/Kota dengan Pangsa DPK Terbesar di Jawa Timur..................................... 116 Grafik 4. 65 Kabupaten/Kota dengan Perbaikan Pertumbuhan DPK Tertinggi di Jawa Timur .......... 116

Page 11: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

viii

Grafik 4. 66 Rasio NPL/NPF Menurut Kelompok Bank..................................................................... 117 Grafik 4. 67 Rasio NPL/NPF Menurut Jenis Penggunaan Kredit ....................................................... 117 Grafik 4. 68 Rasio NPL Menurut Sektor Ekonomi Utama ................................................................ 117 Grafik 4. 69 Kredit Hapus Buku dan Restrukturisasi ....................................................................... 117 Grafik 4. 70 Komposisi Kredit Restrukturisasi ................................................................................. 118 Grafik 4. 71 Pertumbuhan Kredit Kolektibilitas 2 ........................................................................... 118 Grafik 4. 72 Komposisi Deposito Berdasarkan Jangka Waktu ......................................................... 119 Grafik 4. 73 Komposisi Kredit Berdasarkan Jangka Waktu ............................................................. 119 Grafik 4. 74 Komposisi Aktiva Lancar ............................................................................................. 119 Grafik 4. 75 Pertumbuhan Kredit UMKM ....................................................................................... 120 Grafik 4. 76 Rasio NPL Kredit UMKM ............................................................................................. 120 Grafik 4. 77 Persentase Penyaluran Kredit UMKM di Jatim Berdasarkan Lokasi Proyek ................... 121 Grafik 4. 78 Share Kredit UMKM Kabupaten/Kota ......................................................................... 121 Grafik 4. 79 Pertumbuhan Kredit UMKM Kab/Kota........................................................................ 121 Grafik 4. 80 Rasio NPL Kredit UMKM Kabupaten/Kota di Jawa Timur ............................................ 122 Grafik 5. 1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow dan Inflasi .......................................................... 131 Grafik 5. 2 Rasio UTLE terhadap Inflow Menurut Wilayah Kerja BI di Jawa Timur ........................... 133 Grafik 5. 3 Temuan Uang Tidak Asli Per Pecahan ........................................................................... 134 Grafik 5. 4 Statistik Uang Tidak Asli yang Ditemukan ..................................................................... 134 Grafik 5. 5 Pangsa Temuan Uang Tidak Asli berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia ................ 134 Grafik 5. 6 Kinerja Kliring Jawa Timur ............................................................................................ 135 Grafik 5. 7 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur ............................................................................. 135 Grafik 5. 8 Transaksi RTGS Jawa Timur (Nominal) .......................................................................... 136 Grafik 5. 9 Transaksi RTGS Jawa Timur (Volume) ........................................................................... 136 Grafik 5. 10 Transaksi RTGS Spasial Jawa Timur ............................................................................. 136 Grafik 5. 11 Nominal Transaksi Kas Keliling Jawa Timur ................................................................. 139 Grafik 5. 12 Nominal Kegiatan Penukaran Jawa Timur ................................................................... 139 Grafik 5. 13 Aktivitas Kas Titipan Jawa Timur ................................................................................. 139 Grafik 5. 14 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang Elektronik ........................................................ 144 Grafik 5. 15 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang Elektronik Spasial Jawa Timur .......................... 144 Grafik 5. 16 Frekuensi Transaksi LKD ............................................................................................. 144 Grafik 5. 17 Nominal Transaksi LKD ............................................................................................... 144 Grafik 6. 1 Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama ................................................................... 151 Grafik 6. 2 Share Tenaga Kerja Sektoral ......................................................................................... 153 Grafik 6. 3 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal.................................................................... 154 Grafik 6. 4 Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal ...................................................................... 154 Grafik 6. 5 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................................. 154 Grafik 6. 6 S Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan .......................................... 154 Grafik 6. 7 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama .................................................................... 154 Grafik 6. 8 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Lainnya ...................................................................... 154 Grafik 6. 9 Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di Jawa ........................................................ 1545 Grafik 6. 10 NTP Jawa Timur, Indeks yang Diterima (IT) dan Indeks Harga yang Dibayar (IB)......... 1545 Grafik 6. 11 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur ........................................................................ 1545 Grafik 6. 12 Inflasi Pedesaan dan Inflasi IHK (qtq) .......................................................................... 156 Grafik 6. 13 Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi di Jawa ........................................... 157 Grafik 6. 14 NTN, It dan Ib Nelayan Jawa Timur ............................................................................. 158 Grafik 6. 15 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa................................................................... 158 Grafik 6. 16 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa ............................................................. 158 Grafik 6. 17 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota .................................................................... 159 Grafik 6. 18 Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota ............................................................... 159 Grafik 6. 19 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota ................................... 160 Grafik 7. 1 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina - NOAA............................................................. 16774 Grafik 7. 2 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina-BOM................................................................. 16774

Page 12: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

ix

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

RINGKASAN EKSEKUTIF

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Perekonomian Jawa Timur pada Triwulan III 2017 tumbuh 5,2% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2017 (5,1%). Di kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hanya berada satu tingkat diatas Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di antara provinsi lain di Jawa. Secara umum pada triwulan III 2017, empat provinsi di kawasan Jawa, yakni DKI Jakarta, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur mengalami peningkatan kinerja ekonomi dibandingkan triwulan II 2017.

Dari sisi permintaan, perbaikan kinerja ekspor luar negeri dan investasi merupakan penyebab utama peningkatan ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2017. Akselerasi ekspor luar negeri didorong oleh meningkatnya permintaan mitra dagang utama Jawa Timur sejalan dengan ekonomi dunia yang semakin kuat. Lebih lanjut, membaiknya kinerja investasi didorong oleh masih berlangsungnya pembangunan infrastruktur Jawa Timur, baik oleh pemerintah daerah maupun swasta. Sementara itu, akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan kinerja konsumsi swasta seiring dengan berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2017 serta indikasi beralihnya pola konsumsi masyarakat dari kebutuhan non-leisure menjadi leisure.

Dari sisi penawaran akselerasi perekonomian Jawa Timur ditopang oleh peningkatan tiga sektor utama, yakni lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Peningkatan ketiga lapangan usaha tersebut terutama ditopang oleh kenaikan permintaan eksternal. Akselerasi pertumbuhan kinerja ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum serta informasi dan komunikasi yang melambat sejalan dengan berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Asesmen Inflasi Daerah

Pada akhir triwulan III 2017, inflasi Jawa Timur mencapai 3,84% (yoy), turun dibandingkan triwulan sebelumnya (4,66%, yoy), namun lebih tinggi daripada inflasi nasional (3,72%, yoy). Penurunan terdalam didorong oleh kelompok volatile food, dari 0,17% (yoy) menjadi -1,87% (yoy) sebagai dampak terjaganya pasokan karena panen hortikultura.

Inflasi kelompok administered price juga melandai, dari 12,36% (yoy) menjadi 11,43% (yoy) karena koreksi tarif angkutan (angkutan udara, kereta api, angkutan dalam kota, angkutan antar kota) seiring berakhirnya perayaan Idul Fitri di akhir triwulan II 2017.

Hal yang sama juga terjadi pada inflasi kelompok inti yang turun dari 3,88% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 3,39% (yoy). Kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca Ramadhan dan Idul Fitri, penurunan harga emas di awal triwulan III 2017, serta terjaganya ekspektasi masyarakat menjadi pemicu rendahnya tekanan inflasi kelompok inti.

Dibandingkan provinsi lainnya di kawasan Jawa, inflasi Jawa Timur di triwulan III 2017 merupakan yang ke-3 tertinggi setelah Banten (4,17%) dan Jawa Barat (3,87%). Sementara dari 8 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dihitung inflasinya, Kota Madiun mengalami inflasi tertinggi, yakni 4,97% (yoy), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 2,68% (yoy).

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2017 sebesar 5,2% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2017 (5,1%, yoy).

Inflasi Jawa Timur pada akhir triwulan III 2017 secara tahunan mencapai 3,84%, turun dari periode sebelumnya, namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Penurunan didorong oleh seluruh kelompok disagregasi inflasi, seiring dengan kembali normalnya konsumsi

Page 13: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

x

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

Asesmen Keuangan Pemerintah Daerah

Anggaran Belanja dan Transfer pemerintah di Jawa Timur di tahun 2017 secara total mencapai Rp170,49 triliun. Berdasarkan pembentuknya, APBD kabupaten/kota merupakan kontributor terbesar dengan pangsa 51,72%. Realisasi anggaran pemerintah di Jawa Timur pada triwulan III 2017 secara umum tercapai dan relatif sama dengan historisnya tiga tahun terakhir.

Asesmen Stabilitas Keuangan Daerah dan Pengembangan UMKM

Stabilitas sistem keuangan Jawa Timur triwulan III 2017 cukup terjaga di tengah pelemahan konsumsi Rumah Tangga (RT). Kinerja korporasi sektor utama Jawa Timur tercatat meningkat, tercermin melalui perbaikan kinerja sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan besar dan eceran sejalan dengan perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur. Perbaikan kinerja korporasi mampu mendorong peningkatan permintaan kredit korporasi dari 3,54% (yoy) menjadi 5,14% (yoy). Namun demikian, hingga triwulan III 2017, korporasi masih mengalami penurunan repayment capacity, tercermin melalui NPL yang tercatat meningkat dari 4,23% menjadi 4,43%. Di sisi lain, kondisi RT cukup baik namun cenderung menahan konsumsi yang diindikasikan sebagai langkah mengantisipasi tingginya pengeluaran pada akhir tahun menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah. Permintaan kredit RT tercatat melambat dari 12,98% (yoy) menjadi 12,39% (yoy), rasio non performing loan (NPL) juga meningkat, yakni dari 1,35% menjadi 1,40%.

Sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi, kinerja perbankan Jawa Timur triwulan III 2017 tercatat membaik tercermin pada peningkatan aset, kredit dan DPK pada periode laporan. Peningkatan pertumbuhan kredit perbankan Jawa Timur terutama terjadi pada Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI), sementara Kredit Konsumsi (KK) melambat. Peningkatan KMK khususnya pada sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor industri pengolahan serta sektor transportasi, pergudangan, komunikasi. Peningkatan KI terjadi pada pada sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, sektor pertanian, serta sektor konstruksi. Sementara perlambatan KK didorong perlambatan Kredit Pemilikan Ruko/Rukan, Kredit Kendaraan Bermotor, Kredit Peralatan RT dan Kredit Multiguna.

Meskipun kinerja perbankan menunjukkan perbaikan, perlu diwaspadai risiko kredit yang kembali meningkat bahkan mencapai titik tertinggi dalam 3 tahun terakhir dipengaruhi peningkatan NPL korporasi dan RT. Di sisi lain, risiko likuiditas dan suku bunga relatif terjaga.

Asesmen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran

Pada triwulan III 2017, kembali normalnya aktivitas ekonomi masyarakat pasca Ramadhan dan Idul Fitri terpantau melalui kondisi net inflow yang terjadi di Jawa Timur. Nilai nominal inflow mencapai Rp35,53 triliun atau meningkat sebesar 106,0% (qtq) dibanding kondisi pada triwulan II 2017 (-27,9%, qtq). Sementara itu, nominal outflow tercatat sebesar Rp16,34 triliun atau turun sebesar 56,9% (qtq), jauh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 181,5% (qtq). Secara spasial, net inflow terjadi di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia di Jawa Timur, dengan peningkatan inflow tertinggi terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Jawa Timur.

Transaksi kliring (SKNBI) menunjukkan kondisi sebaliknya dimana transaksi SKNBI meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi baik secara nominal yang mencapai Rp29,9 triliun atau sebesar 6,17% (qtq) maupun volume yang mencapai 0,77 juta lembar atau sebesar 2,05% (qtq). Jika dibandingkan

Pada triwulan III 2017 realisasi anggaran pemerintah di Jawa Timur terhadap pagu anggaran secara umum tercapai sesuai dengan pola historisnya dalam tiga tahun terakhir.

Stabilitas keuangan Jawa Timur cukup terjaga, di tengah pelemahan konsumsi RT.

Kinerja perbankan juga masih baik, namun perlu diwaspadai peningkatan risiko kredit.

Pada triwulan III 2017, Jawa Timur mengalami net inflow dengan inflow yang meningkat 106,0% (qtq) sementara outflow turun 56,9% (qtq).

Transaksi kliring meningkat secara triwulanan namun belum kembali ke pola normalnya. Begitu pula dengan transaksi RTGS juga tercatat meningkat.

Page 14: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur

dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja kliring tercatat turun. Nominal kliring turun sebesar 25,57% (yoy) dari Rp40,2 triliun sementara volume kliring turun sebesar 21,90% (yoy) dari 0,99 juta lembar. Sejalan dengan kinerja kliring, transaksi RTGS tercatat meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi baik secara nominal maupun secara volume masing-masing sebesar 11,4% (qtq) dan 9,3% (qtq).

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum, kondisi ketenagakerjaan masyarakat Jawa Timur pada Agustus 2017 mengalami sedikit perbaikan dibandingkan tahun 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat bahwa pada periode Agustus 2017, jumlah angkatan kerja meningkat 4,93% jika dibandingkan Agustus 2016. Demikian juga dengan tingkat penyerapan angkatan kerja, mengalami peningkatan sebesar 5,15%, dari 19,12 juta orang menjadi 20,10 juta orang. Perhatian terhadap ketenagakerjaan telah berhasil sedikit menekan pengangguran terbuka sebesar 0,10%, yaitu dari 4,10% menjadi 4,00%.

Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,59% dibandingkan tahun sebelumnya dari 105,80% (triwulan III 2016) menjadi 106,37%. Kondisi ini diakibatkan oleh membaiknya NTP Perikanan, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Tanaman Pangan. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima, khususnya perikanan dan tanaman perkebunan rakyat yang lebih besar dari kenaikan indeks biaya yang dibayar petani. Komoditas yang menggerakan penerimaan petani diantaranya tembakau, sapi potong dan gabah. Bahkan tembakau dan gabah mewarnai kenaikan penerimaan petani dalam beberapa bulan pada triwulan III 2017.

Indikator kesejahteraan yang lain adalah jumlah penduduk miskin, yang terus menunjukkan perbaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, pada September 2016 jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sebanyak 4,64 juta jiwa atau berkurang sebesar 2,88% dibandingkan September 2015 (4,78 juta jiwa). Secara persentase penduduk miskin di Jawa Timur adalah sebesar 11,85% juga berkurang sebesar 0,43 poin persen dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase penduduk miskin di Jawa Timur ini berada di posisi ketiga dibandingkan seluruh provinsi di kawasan pulau Jawa, setelah Jawa Tengah (13,19%) dan D.I Yogyakarta (13,10%).

Prospek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2018

Di sepanjang tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan mencapai 5,2-5,6% (yoy), membaik dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 5,0-5,4 (yoy). Perbaikan permintaan domestik yang bersumber dari konsumsi swasta dan pemerintah, diperkirakan menjadi penopang utama perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut. Lebih lanjut, ekonomi dunia yang semakin kuat serta perluasan pasar ekspor yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Jawa Timur sejak 2017 diperkirakan mampu menopang perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur d 2018.

Dibandingkan tahun sebelumnya, tekanan inflasi Jawa Timur di tahun 2018 diperkirakan berada dalam sasaran inflasi 3,5+1% (yoy), yakni di kisaran 3,1% - 3,5%. Peningkatan terbesar diperkirakan didorong oleh kelompok volatile food, sementara inflasi kelompok administered prices dan core inflation relatif terjaga

Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Timur cenderung menurun pada Agustus 2017. Data kemiskinan terkini juga menunjukkan penurunan angka kemiskinan.

Pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan terakselerasi mencapai 5,2-5,6%.

Inflasi pada akhir tahun 2018 diperkirakan sejalan dengan sasaran inflasi nasional di kisaran 3,5% + 1%.

Page 15: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xii

TABEL INDIKATOR EKONOMI

A. PDRB

I II III IV Total I II III

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Milliar)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 40,377 44,585 45,710 34,016 164,687 42,120 44,451 46,258

Pertambangan dan Penggalian 16,876 18,138 19,970 20,041 75,025 18,719 19,674 20,868

Industri Pengolahan 100,802 102,118 103,828 104,280 411,028 105,576 106,816 109,144

Pengadaan Listrik dan Gas 1,099 1,135 1,080 1,170 4,484 1,121 1,081 1,177

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 334 340 344 348 1,367 352 360 362

Konstruksi 29,161 30,010 32,459 35,173 126,803 30,972 32,205 34,931

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 61,257 63,636 66,516 65,717 257,127 64,877 67,956 71,174

Transportasi dan Pergudangan 10,031 10,152 10,412 10,513 41,108 10,450 10,803 11,199

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 17,480 17,752 19,048 19,119 73,398 18,893 19,456 20,294

Informasi dan Komunikasi 19,451 19,738 19,927 20,101 79,217 20,253 21,219 21,263

Jasa Keuangan dan Asuransi 9,051 9,210 9,359 9,539 37,159 9,311 9,418 9,539

Real Estate 5,986 6,046 6,101 6,165 24,299 6,170 6,235 6,294

Jasa Perusahaan 2,659 2,708 2,736 2,781 10,885 2,812 2,850 2,859

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,169 7,754 8,100 8,646 31,668 7,608 7,750 8,315

Jasa Pendidikan 8,990 9,119 9,413 9,917 37,439 9,343 9,531 9,740

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,211 2,263 2,358 2,413 9,245 2,350 2,396 2,450

Jasa lainnya 4,921 5,041 5,150 5,185 20,298 5,126 5,295 5,361

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Milliar)

Konsumsi RT 206,525 209,541 214,530 214,499 845,095 215,842 221,046 223,333

Konsumsi LNPRT 3,466 3,515 3,641 3,583 14,206 3,532 3,689 3,638

Konsumsi Pemerintah 11,852 16,915 18,118 19,771 66,656 13,387 16,297 18,597

Pembentukan Modal Tetap Bruto 92,239 95,432 99,283 99,991 386,946 97,132 100,598 105,256

Ekspor Luar Negeri 56,397 60,688 47,649 49,682 214,416 50,710 49,090 54,653

Impor Luar Negeri 59,086 58,643 57,446 65,825 241,000 66,541 63,620 69,142

Net Ekspor Antar Daerah 22,702 18,501 29,454 31,796 102,453 38,038 36,265 38,255

PDRB Penawaran - (%, yoy)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.18 3.39 2.46 2.26 2.35 4.32 (0.30) 1.20

Pertambangan dan Penggalian 10.80 9.65 17.10 18.72 14.18 10.92 8.47 4.50

Industri Pengolahan 4.79 3.80 4.48 5.00 4.51 4.74 4.60 5.12

Pengadaan Listrik dan Gas 0.08 (0.97) (0.64) 4.08 0.64 2.02 (4.77) 8.97

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4.28 5.96 4.99 5.54 5.19 5.33 5.81 5.28

Konstruksi 5.65 5.23 4.36 5.11 5.07 6.21 7.31 7.62

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 5.73 6.34 5.88 5.30 5.81 5.91 6.79 7.00

Transportasi dan Pergudangan 6.36 6.95 6.66 2.95 5.68 4.18 6.41 7.56

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.13 8.97 8.94 6.16 8.49 8.09 9.60 6.54

Informasi dan Komunikasi 6.82 7.77 7.74 7.95 7.57 4.12 7.50 6.71

Jasa Keuangan dan Asuransi 6.90 11.59 6.03 3.86 6.99 2.88 2.25 1.93

Real Estate 5.02 6.43 5.15 4.33 5.22 3.06 3.13 3.17

Jasa Perusahaan 4.84 4.60 5.57 5.68 5.18 5.73 5.25 4.48

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6.08 9.24 3.67 0.92 4.74 6.13 (0.05) 2.65

Jasa Pendidikan 7.57 7.48 5.10 4.03 5.97 3.92 4.53 3.47

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.59 5.18 6.31 5.86 5.74 6.28 5.88 3.88

Jasa lainnya 4.33 3.89 5.55 5.28 4.77 4.16 5.03 4.08

PDRB Permintaan - (%, yoy)

Konsumsi RT 4.12 4.26 4.80 4.98 4.55 4.51 5.49 4.10

Konsumsi LNPRT 8.36 8.52 7.32 (0.12) 5.87 1.88 4.95 (0.08)

Konsumsi Pemerintah (0.05) 10.53 (1.35) (24.41) (7.01) 12.96 (3.65) 2.64

Pembentukan Modal Tetap Bruto 6.06 6.14 6.21 5.68 6.02 5.30 5.41 6.02

Ekspor Luar Negeri 11.91 21.94 6.88 9.69 12.83 (10.09) (19.11) 14.70

Impor Luar Negeri (4.43) (7.89) 1.20 12.15 0.02 12.62 8.49 20.36

Net Ekspor Antar Daerah 1.06 (27.82) 16.13 58.68 9.58 67.55 96.02 29.88

Pertumbuhan PDRB (%; yoy) 5.44 5.64 5.62 5.48 5.55 5.39 5.08 5.16

INDIKATOR2016 2017

Page 16: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xiii

B. INFLASI

C. SISTEM PEMBAYARAN

III IV I II III IV I II III

INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

JAWA TIMUR 120.85 121.71 122.43 123.02 124.10 125.04 127.14 128.75 128.86

- Kota Surabaya 121.14 121.85 122.67 123.50 124.88 125.77 128.10 129.57 129.85

- Kota Malang 121.79 123.12 123.69 124.17 125.31 126.35 128.38 130.36 130.07

- Kota Kediri 119.96 120.99 121.27 121.06 121.58 122.56 124.41 126.06 126.09

- Kab. Jember 119.52 120.24 120.99 120.95 121.37 122.56 124.43 125.78 125.83

- Kab. Sumenep 118.91 120.37 120.80 121.49 121.78 123.01 124.44 125.94 125.89

- Kota Probolinggo 120.64 121.23 121.54 121.95 122.31 123.08 124.30 126.19 126.00

- Kota Madiun 118.97 120.04 120.77 121.07 121.65 122.74 125.38 127.53 127.70

- Kab. Banyuwangi 119.45 120.20 121.19 121.47 121.84 122.50 123.49 125.07 125.10

LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

JAWA TIMUR 6.70 3.08 3.71 2.93 2.69 2.74 3.85 4.66 3.84

- Kota Surabaya 6.97 3.43 3.77 3.10 3.09 3.22 4.43 4.91 3.98

- Kota Malang 6.99 3.32 4.00 3.04 2.89 2.62 3.79 4.99 3.80

- Kota Kediri 5.42 1.71 2.70 1.72 1.35 1.30 2.59 4.13 3.71

- Kab. Jember 6.52 2.31 3.60 2.77 1.55 1.93 2.84 3.99 3.67

- Kab. Sumenep 6.02 2.62 3.50 3.19 2.41 2.19 3.01 3.66 3.37

- Kota Probolinggo 5.65 2.11 3.00 2.05 1.38 1.53 2.27 3.48 3.02

- Kota Madiun 6.13 2.75 3.67 2.85 2.25 2.25 3.82 5.34 4.97

- Kab. Banyuwangi 5.86 2.15 3.87 2.90 2.00 1.91 1.90 2.96 2.68

DISAGREGASI INFLASI VOLATILE FOOD (YOY)

JAWA TIMUR 6.94 3.86 6.93 7.16 4.44 2.89 0.57 0.17 -1.87

- Kota Surabaya 8.09 4.61 6.50 7.52 4.35 2.82 0.79 0.06 -2.15

- Kota Malang 7.23 5.06 12.01 9.52 8.79 5.12 2.74 2.73 -0.58

- Kota Kediri 3.29 0.59 5.34 4.70 3.08 2.09 -1.24 0.57 -1.31

- Kab. Jember 6.28 3.51 5.72 6.69 1.52 2.80 0.42 0.74 -0.21

- Kab. Sumenep 6.43 5.86 5.55 6.56 4.05 2.64 0.41 -0.40 -1.73

- Kota Probolinggo 5.11 2.24 3.82 3.86 1.00 0.18 -2.16 -2.35 -2.44

- Kota Madiun 5.80 0.93 3.58 4.41 1.10 1.79 -0.41 0.57 1.05

- Kab. Banyuwangi 1.06 -1.51 2.94 2.93 0.67 -0.17 -4.53 -6.63 -7.43

DISAGREGASI INFLASI ADMINISTERED PRICE (YOY)

JAWA TIMUR 10.63 -0.42 1.79 -2.86 -2.18 -1.13 6.51 12.36 11.43

- Kota Surabaya 9.54 -0.71 1.87 -3.27 -2.18 -1.42 6.91 11.66 10.17

- Kota Malang 12.53 1.07 -0.82 -3.18 -2.70 -0.58 5.44 11.58 11.71

- Kota Kediri 11.02 -1.68 2.13 -3.41 -3.59 -2.84 4.99 12.79 12.37

- Kab. Jember 12.78 -1.22 3.62 -2.07 -2.55 -2.33 4.64 11.84 12.74

- Kab. Sumenep 9.33 -1.12 2.12 -1.76 -1.09 -0.62 7.39 14.22 13.47

- Kota Probolinggo 10.60 -2.10 2.14 -2.72 -2.75 -2.25 5.19 12.88 11.49

- Kota Madiun 10.05 -0.02 4.37 -0.06 0.10 0.48 7.63 14.60 13.54

- Kab. Banyuwangi 13.66 1.03 5.89 -0.16 -0.04 2.68 9.87 18.92 18.74

DISAGREGASI INFLASI CORE INFLATION (YOY)

JAWA TIMUR 5.56 3.95 3.41 3.47 3.66 3.82 4.09 3.88 3.39

- Kota Surabaya 6.01 4.26 3.56 3.63 4.15 4.56 4.79 4.56 4.08

- Kota Malang 5.18 3.65 3.59 3.53 3.25 3.05 3.55 3.45 2.46

- Kota Kediri 4.43 3.10 2.15 2.46 2.36 2.32 2.95 2.66 2.62

- Kab. Jember 4.59 3.17 2.83 3.07 2.98 3.09 3.12 2.56 2.10

- Kab. Sumenep 5.05 2.41 3.10 3.25 2.72 2.75 2.87 2.57 2.75

- Kota Probolinggo 4.33 3.53 2.98 2.95 2.86 3.24 2.96 2.71 2.37

- Kota Madiun 5.12 4.10 3.50 3.28 3.18 2.89 3.85 4.00 3.57

- Kab. Banyuwangi 5.91 4.29 3.68 3.83 3.23 2.63 2.42 2.07 2.37

INDIKATOR2015 2016 2017

III IV I II III IV I II II

Inflow (Rp. Triliun) 22,16 14,31 20,40 14,95 26,70 18,05 23,92 17,25 35,53

Outflow (Rp. Triliun) 21,49 16,97 10,00 31,23 12,44 15,24 13,47 37,90 16,34

Volume Kliring Kredit (Juta Lembar) 1,10 1,18 1,10 1,10 0,99 1,06 0,96 0,76 0,77

Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 44,15 47,02 43,02 42,68 40,17 42,34 37,19 28,16 29,90

Volume RTGS 42.009 42.152 46.952

Nominal RTGS (Rp. Triliun) 118,91 126,52 138,27

INDIKATOR2015 2016 2017

Page 17: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xiv

D. PERBANKAN D.1. Bank Umum

III IV I II III IV I II III

Kinerja (Miliar Rp)

Total Asset 519.163 530.680 525.078 537.561 549.248 563.325 562.619 583.599 608.345

- Bank Pemerintah 249.385 255.223 252.256 260.007 272.752 275.887 275.917 290.884 302.467

- Bank Swasta 242.148 248.632 246.191 252.499 251.027 261.051 260.417 270.283 279.068

- Bank Asing 27.629 26.825 26.631 25.055 25.470 26.387 26.286 22.432 26.810

Dana Pihak Ketiga 411.579 422.657 423.757 433.109 439.361 455.594 461.657 475.921 494.587

- Giro 74.197 69.070 74.483 72.598 75.536 73.090 81.080 80.293 86.700

- Tabungan 164.678 178.741 171.107 180.680 182.719 199.245 189.352 193.959 199.156

- Deposito 172.705 174.845 178.168 179.832 181.106 183.258 191.225 201.669 208.731

Kredit Lokasi Bank (LB) 362.249 375.453 366.283 382.415 386.831 400.544 387.930 402.963 416.353

- Kredit Modal Kerja 215.796 224.730 214.165 224.335 226.673 235.655 217.710 228.001 237.594

- Kredit Investasi 50.508 52.553 52.987 55.926 56.391 56.955 60.298 60.306 61.839

- Kredit Konsumsi 95.945 98.171 99.131 102.154 103.768 107.934 109.921 114.656 116.919

Kredit Lokasi Proyek (LP) 421.424 436.514 424.870 441.750 450.149 466.595 458.386 476.392 487.825

- Kredit Modal Kerja 243.551 252.946 239.898 249.146 253.671 260.742 245.892 257.223 265.079

- Kredit Investasi 65.556 68.099 68.565 72.954 74.025 78.854 83.063 84.011 85.608

- Kredit Konsumsi 112.317 115.469 116.406 119.650 122.452 126.999 129.431 135.158 137.137

Kredit LB ke Sektor Ekonomi Utama 211.372 223.257 215.317 225.607 227.212 236.541 221.056 229.693 238.385

- Kredit Sektor Industri Pengolahan 107.732 113.697 108.026 111.780 112.276 110.541 102.705 107.430 113.588

- Kredit Sektor Perdagangan 93.869 99.790 97.886 103.401 104.668 114.889 106.951 109.750 111.883

- Kredit Sektor Pertanian 9.770 9.770 9.406 10.425 10.268 11.112 11.399 12.514 12.914

Pertumbuhan (%, YOY)

Total Asset 11,62 11,73 8,58 7,13 5,80 6,15 7,15 8,56 10,76

- Bank Pemerintah 13,67 15,31 10,57 8,04 9,37 8,10 9,38 11,88 10,89

- Bank Swasta 9,99 9,29 7,97 8,40 3,67 4,99 5,78 7,04 11,17

- Bank Asing 8,03 2,69 -2,82 -11,19 -7,81 -1,63 -1,30 -10,47 5,26

Dana Pihak Ketiga 10,80 10,27 8,42 8,72 6,75 7,79 8,94 9,88 12,57

- Giro 19,37 12,40 9,37 -0,40 1,81 5,82 8,86 10,60 14,78

- Tabungan 7,35 9,83 11,42 16,68 10,96 11,47 10,66 7,35 9,00

- Deposito 10,78 9,90 5,32 5,39 4,86 4,81 7,33 12,14 15,25

Kredit Lokasi Bank (LB) 10,76 9,01 7,40 8,06 6,79 6,68 5,91 5,37 7,63

- Kredit Modal Kerja 11,91 7,94 5,80 6,35 5,04 4,86 1,66 1,63 4,82

- Kredit Investasi 5,38 11,26 9,59 12,97 11,65 8,38 13,80 7,83 9,66

- Kredit Konsumsi 11,18 10,32 9,82 9,33 8,15 9,94 10,88 12,24 12,67

Kredit Lokasi Proyek (LP) 10,98 10,41 7,54 8,12 6,82 6,89 7,89 7,84 8,37

- Kredit Modal Kerja 10,33 9,20 5,51 5,86 4,16 3,08 2,50 3,24 4,50

- Kredit Investasi 13,63 14,81 11,38 14,28 12,92 15,79 21,14 15,16 15,65

- Kredit Konsumsi 10,88 10,59 9,65 9,40 9,02 9,99 11,19 12,96 11,99

Kredit LB ke Sektor Ekonomi Utama 11,74 10,45 8,05 9,20 7,49 5,95 2,67 1,81 4,92

- Kredit Sektor Industri Pengolahan 14,45 9,42 5,76 5,45 4,22 -2,78 -4,93 -3,89 1,17

- Kredit Sektor Perdagangan 10,58 13,22 11,05 13,44 11,50 15,13 9,26 6,14 6,89

- Kredit Sektor Pertanian -3,62 -3,09 4,66 10,47 5,09 13,73 21,20 20,04 25,77

Rasio Keuangan (%)

NPL Lokasi Bank 2,19 1,82 2,32 2,32 2,46 2,64 2,97 3,01 3,08

- NPL Kredit Modal Kerja 2,43 2,03 2,76 2,78 2,99 3,33 3,91 3,80 3,92

- NPL Kredit Investasi 2,68 2,25 2,56 2,45 2,43 2,64 2,76 3,24 2,97

- NPL Kredit Konsumsi 1,37 1,11 1,25 1,25 1,33 1,14 1,21 1,33 1,43

NPL Lokasi Proyek 2,43 2,14 2,37 2,50 2,68 2,86 3,14 3,14 3,26

LDR Lokasi Bank 88,01 88,83 86,44 88,30 88,04 87,92 84,03 84,67 84,18

LDR Lokasi Proyek 102,39 103,28 100,26 102,00 102,46 102,41 99,29 100,10 98,63

INDIKATOR2015 2016 2017

Page 18: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xv

D.2. Bank Umum Syariah

III IV I II III IV I II IIIKinerja (Miliar Rp)

Total Asset 24.253 26.148 24.894 26.089 25.791 28.308 27.125 27.141 29.251

Dana Pihak Ketiga 17.852 19.754 19.011 18.963 19.890 21.543 21.379 21.165 23.476

- Giro 1.311 1.375 1.374 1.543 1.560 1.673 1.747 1.794 2.192

- Tabungan 7.719 8.223 8.112 8.212 8.761 9.414 9.628 9.403 10.246

- Deposito 8.821 10.155 9.525 9.208 9.568 10.457 10.004 9.968 11.038

Pembiayaan Lokasi Bank (LB) 19.936 20.576 20.226 20.997 20.912 21.863 21.582 22.212 22.655

- Modal Kerja 8.370 8.976 8.501 9.224 8.990 9.565 9.242 9.797 9.947

- Investasi 3.902 4.097 4.178 4.033 4.012 4.026 3.917 3.800 3.682

- Konsumsi 7.664 7.502 7.548 7.739 7.910 8.273 8.424 8.614 9.026

Pembiayaan Lokasi Proyek (LP) 22.238 22.698 22.561 23.538 23.535 24.696 25.048 25.925 26.354

- Modal Kerja 9.534 9.491 9.034 9.719 9.513 10.168 10.235 10.856 10.787

- Investasi 4.639 5.151 5.236 5.329 5.290 5.445 5.206 5.235 5.264

- Konsumsi 8.065 8.056 8.291 8.490 8.732 9.083 9.607 9.835 10.303

Pembiayaan LB ke Sektor Ekonomi Utama 5.500 6.258 6.149 6.502 6.467 7.136 6.814 7.201 7.339

- Pembiayaan Sektor Industri Pengolahan 2.429 2.968 2.949 2.944 2.707 3.052 3.220 3.389 3.323

- Pembiayaan Sektor Perdagangan 2.792 2.983 2.936 3.288 3.496 3.808 3.317 3.515 3.577

- Pembiayaan Sektor Pertanian 279 306 264 270 264 276 278 297 439

Pertumbuhan (%, YOY)

Total Asset 3,54 4,65 3,48 8,54 6,34 8,26 8,96 4,03 13,41

Dana Pihak Ketiga 2,86 3,73 1,51 11,94 11,42 9,06 12,45 11,61 18,03

- Giro 10,78 -4,93 -27,61 17,05 18,99 21,63 27,12 16,26 40,46

- Tabungan -5,37 2,98 0,85 9,97 8,47 2,96 18,69 14,50 16,94

- Deposito 12,69 6,31 9,84 13,28 13,50 14,49 5,02 8,25 15,36

Pembiayaan Lokasi Bank (LB) 6,44 7,80 6,54 5,75 4,89 6,26 6,71 5,79 8,34

- Modal Kerja 8,73 11,67 9,96 11,91 7,40 6,55 8,72 6,21 10,64

- Investasi 23,38 21,70 15,73 6,90 2,81 -1,75 -6,24 -5,78 -8,22

- Konsumsi -2,61 -2,33 -1,26 -1,27 3,21 10,27 11,60 11,31 14,11

Pembiayaan Lokasi Proyek (LP) 12,48 10,02 8,65 7,24 5,83 8,80 11,03 10,14 11,98

- Modal Kerja 15,93 8,11 2,93 4,39 -0,22 7,13 13,29 11,70 13,40

- Investasi 45,72 39,12 32,26 20,26 14,04 5,70 -0,56 -1,77 -0,49

- Konsumsi -3,56 -1,14 3,26 3,44 8,27 12,75 15,88 15,84 17,99

Pembiayaan ke Sektor Ekonomi Utama 25,86 37,10 30,97 24,83 17,59 14,03 10,81 10,76 13,49

- Pembiayaan Sektor Industri Pengolahan 28,77 43,27 42,31 33,20 11,45 2,82 9,19 15,13 22,77

- Pembiayaan Sektor Perdagangan 25,47 32,89 26,25 21,80 25,22 27,64 12,96 6,91 2,32

- Pembiayaan Sektor Pertanian 7,99 23,59 -11,16 -9,80 -5,40 -9,95 5,10 10,11 66,10

Rasio Keuangan (%)

Non Performance Financing (NPF) Lokasi Bank 4,22 3,19 3,33 3,34 3,17 2,47 2,76 2,42 2,34

- Modal Kerja 5,16 4,11 3,63 3,89 3,42 2,64 3,62 2,70 2,27

- Investasi 2,74 2,44 3,55 3,33 3,64 2,77 2,62 2,53 2,71

- Konsumsi 3,94 2,51 2,87 2,71 2,65 2,12 1,89 2,04 2,26

Non Performance Financing (NPF) Lokasi Proyek 5,84 6,21 6,20 6,65 6,44 6,66 5,94 4,79 4,07

Financing to Deposit Ratio (FDR) Lokasi Bank 111,68 104,16 106,39 110,72 105,14 101,48 100,95 104,95 96,51

Financing to Deposit Ratio (FDR) Lokasi Proyek 124,57 114,91 118,67 124,12 118,32 114,63 116,32 122,49 112,26

INDIKATOR2015 2016 2017

Page 19: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xvi

D.3. Bank Perkreditan Rakyat

III IV I II III IV I II IIIKinerja (Miliar Rp)

Total Asset 11.026 11.361 11.510 11.563 11.765 12.136 12.226 12.357 12.792

Dana Pihak Ketiga 6.771 6.999 7.184 7.187 7.422 7.703 7.783 7.786 8.198

- Tabungan 2.055 2.228 2.249 2.130 2.283 2.487 2.437 2.385 2.569

- Deposito 4.716 4.771 4.936 5.057 5.139 5.216 5.346 5.401 5.629

Kredit 8.370 8.229 8.389 8.924 8.755 8.754 8.990 9.479 9.313

- Modal Kerja 5.561 5.423 5.495 5.885 5.736 5.723 5.871 6.243 6.103

- Investasi 311 322 324 329 332 329 365 389 426

- Konsumsi 2.498 2.485 2.570 2.710 2.687 2.702 2.754 2.847 2.784

Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 4.700 4.664 4.742 5.055 4.890 4.802 5.008 5.279 5.119

- Kredit Sektor Industri Pengolahan 126 132 138 151 149 149 159 169 170

- Kredit Sektor Perdagangan 2.850 2.860 2.874 3.033 2.967 2.970 3.021 3.212 3.129

- Kredit Sektor Pertanian 1.724 1.672 1.730 1.871 1.775 1.683 1.828 1.898 1.820

Pertumbuhan (%, YOY)

Total Asset 12,53 11,11 11,19 7,56 6,70 6,81 6,22 6,87 8,73

Dana Pihak Ketiga 13,65 12,15 13,43 11,12 9,61 10,06 8,34 8,34 10,46

- Tabungan 11,66 11,38 13,31 10,74 11,09 11,62 8,40 11,97 12,53

- Deposito 14,54 12,50 13,48 11,28 8,96 9,34 8,31 6,80 9,53

Kredit 7,73 6,13 5,14 5,25 4,60 6,37 7,16 6,22 6,37

- Modal Kerja 6,61 5,32 3,86 4,06 3,15 5,54 6,83 6,09 6,40

- Investasi 11,99 13,10 7,45 2,30 6,78 2,26 12,78 18,29 28,24

- Konsumsi 9,77 7,09 7,70 8,29 7,56 8,73 7,15 5,04 3,61

Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 6,73 7,22 6,23 4,60 4,04 2,97 5,61 4,43 4,67

- Kredit Sektor Industri Pengolahan 16,66 23,00 29,59 22,26 18,44 12,54 15,45 11,96 14,03

- Kredit Sektor Perdagangan 6,93 7,10 4,00 2,79 4,08 3,88 5,10 5,88 5,48

- Kredit Sektor Pertanian 5,75 6,35 8,55 6,00 2,21 3,66 5,68 1,46 2,53

Rasio Keuangan (%)

NPL 6,81 6,51 7,56 7,47 7,71 6,82 7,33 7,62 8,05

- Modal Kerja 7,72 7,51 8,82 9,20 9,40 8,17 8,93 9,29 9,59

- Investasi 15,54 14,13 17,03 8,54 8,85 8,83 8,39 8,24 11,27

- Konsumsi 3,69 3,34 3,68 3,59 3,97 3,72 3,78 3,88 4,21

LDR 123,61 117,58 116,77 124,17 117,96 113,64 115,50 121,75 113,60

INDIKATOR2015 2016 2017

Page 20: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

xvii

D.4. Bank Berkantor Pusat di Surabaya

Terdapat 4 bank berkantor pusat di Surabaya, yaitu BPD Jawa Timur, Bank Maspion, Bank Prima Master dan

Bank Amar

III IV I II III IV I II IIIKinerja (Miliar Rp)

Total Asset 69.953 53.387 65.560 61.903 65.983 52.977 64.678 66.778 77.762

Dana Pihak Ketiga 47.781 37.814 45.519 44.287 45.055 36.260 44.387 45.769 47.837

- Giro 19.891 13.346 21.234 15.515 16.937 11.402 18.982 15.843 16.504

- Tabungan 10.800 13.299 11.585 12.970 12.828 14.986 12.759 14.213 14.228

- Deposito 17.090 11.169 12.700 15.802 15.289 9.872 12.646 15.714 17.105

Kredit 30.904 30.441 30.444 31.505 31.875 31.849 31.636 32.928 32.948

- Kredit Modal Kerja 10.768 9.812 9.476 10.101 10.181 9.617 9.287 9.844 9.766

- Kredit Investasi 2.177 2.371 2.393 2.333 2.382 2.329 2.362 2.394 2.357

- Kredit Konsumsi 17.959 18.259 18.575 19.071 19.311 19.903 19.987 20.689 20.826

Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 7.526 7.629 7.561 7.777 7.736 7.780 7.713 7.982 7.724

- Kredit Sektor Pertanian 730 672 670 686 653 692 749 791 679

- Kredit Sektor Industri Pengolahan 1.677 1.768 1.770 1.805 1.790 1.782 1.808 1.946 1.914

- Kredit Sektor Perdagangan 5.119 5.189 5.121 5.285 5.294 5.306 5.156 5.246 5.131

Pertumbuhan (%, YOY)

Total Asset 29,35 14,45 11,19 -7,90 -5,68 -0,77 -1,35 7,87 17,85

Dana Pihak Ketiga 22,30 12,00 9,11 -4,92 -5,71 -4,11 -2,49 3,35 6,17

- Giro 27,28 14,39 14,85 -23,73 -14,85 -14,56 -10,61 2,11 -2,56

- Tabungan 14,28 15,55 19,15 34,02 18,78 12,69 10,13 9,58 10,91

- Deposito 22,15 5,51 -5,96 -4,58 -10,53 -11,61 -0,42 -0,56 11,88

Kredit 14,34 11,77 8,89 5,58 3,14 4,62 3,91 4,52 3,37

- Kredit Modal Kerja 16,08 11,98 5,35 -1,19 -5,44 -1,99 -2,00 -2,54 -4,09

- Kredit Investasi 47,17 38,63 27,33 19,46 9,43 -1,77 -1,31 2,64 -1,06

- Kredit Konsumsi 10,36 8,93 8,72 7,97 7,53 9,01 7,60 8,49 7,84

Kredit ke Sektor Ekonomi Utama 20,84 18,92 8,91 4,56 2,79 1,97 2,01 2,64 -0,16

- Kredit Sektor Industri Pengolahan -12,48 -15,65 -15,12 -13,61 -10,58 2,99 11,86 15,25 3,96

- Kredit Sektor Perdagangan 32,86 38,87 22,38 11,99 6,70 0,79 2,14 7,77 6,94

- Kredit Sektor Pertanian 23,89 19,40 8,81 5,04 3,41 2,25 0,68 -0,74 -3,07

Rasio Keuangan (%)

NPL 3,99 3,68 3,90 3,79 4,22 3,95 4,08 3,84 4,00

- Modal Kerja 9,12 8,92 9,78 9,03 9,94 10,09 10,92 10,51 10,96

- Investasi 5,42 5,43 5,12 5,45 6,28 5,66 5,87 3,47 3,60

- Konsumsi 0,75 0,64 0,74 0,81 0,95 0,78 0,69 0,71 0,79

LDR 64,68 80,50 66,88 71,14 70,75 87,83 71,27 71,94 68,88

Return on Asset-ROA (rata-rata) 2,53 2,44 3,11 2,65 2,62 2,54 3,59 3,55 3,28

Net Interest Margin -NIM (rata-rata) 6,71 6,60 7,09 6,93 6,91 7,14 7,28 7,04 6,88

BOPO 77,68 78,22 71,78 75,67 75,66 76,35 66,76 66,52 68,34

INDIKATOR2015 2016 2017

Page 21: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

1

BAB I

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

REGIONAL

Page 22: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

2

1.1. Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan III 2017

Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2017 mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, peningkatan tersebut disebabkan oleh

membaiknya kinerja ekspor luar negeri dan investasi. Sementara dari sisi penawaran,

perbaikan kinerja lapangan usaha utama, yakni industri pengolahan, perdagangan, dan

pertanian menjadi sumber penopang peningkatan ekonomi Jawa Timur. Lebih lanjut kinerja

ekonomi Jawa Timur yang membaik pada periode ini turut ditopang oleh peningkatan

penyaluran kredit dan tingkat inflasi IHK yang terkendali di kisaran target yang ditetapkan.

Kinerja Perekonomian Triwulan III 2017

Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2017 mencapai 5,2% (5,16%, yoy),

meningkat dibandingkan triwulan II 2017 yang mencatat laju 5,1% (5,08%, yoy).

Pertumbuhan tersebut di atas laju pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,06%

(yoy). Di kawasan Jawa, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur berada satu tingkat di atas Jawa

Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di antara provinsi lain di Jawa.

Secara umum pada triwulan III 2017, empat provinsi di kawasan Jawa, yakni DKI Jakarta,

Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur mengalami peningkatan kinerja

ekonomi dibandingkan triwulan II 2017. Dengan kinerja ekonomi tersebut, perekonomian

Jawa secara keseluruhan turut meningkat, dari 5,4% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 5,5%

(yoy) di triwulan III 2017.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 1 Perekonomian Jawa Timur dan Nasional

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 2 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Jawa

Tabel 1. 1 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur – Sisi Permintaan

Sumber : BPS (diolah)

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROREGIONAL

Page 23: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

3

Dari sisi permintaan, perbaikan kinerja ekspor luar negeri dan investasi merupakan penyebab

utama peningkatan ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2017. Akselerasi ekspor luar negeri

didorong oleh meningkatnya permintaan mitra dagang utama Jawa Timur sejalan dengan

ekonomi dunia yang semakin kuat. Lebih lanjut, membaiknya kinerja investasi didorong oleh

masih berlangsungnya pembangunan infrastruktur Jawa Timur, baik oleh pemerintah daerah

maupun swasta. Sementara itu, akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan kinerja

konsumsi swasta seiring dengan berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri yang jatuh pada

triwulan II 2017, serta indikasi beralihnya pola konsumsi masyarakat dari kebutuhan non-

leisure menjadi leisure.

Dari sisi penawaran, peningkatan kinerja lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan,

dan pertanian menopang perbaikan ekonomi Jawa Timur di triwulan III 2017. Peningkatan

permintaan mitra dagang luar negeri Jawa Timur mendorong kenaikan kinerja di lapangan

usaha industri pengolahan dan perdagangan di Jawa Timur. Disamping kenaikan permintaan

eksternal, akselerasi kinerja pertanian Jawa Timur pada triwulan ini turut ditopang oleh

berlangsungnya panen raya hortikultura yang terjadi serentak di Jawa Timur. Lebih lanjut,

peningkatan kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh melambatnya kinerja

lapangan usaha jasa.

Tabel 1. 2 Pertumbuhan PDRB Jawa Timur – Sisi Penawaran

Sumber : BPS (diolah)

Tracking Kinerja Perekonomian Triwulan IV 2017

Kinerja ekonomi Jawa timur pada triwulan IV 2017 mendatang diyakini akan lebih baik yang

ditopang oleh konsumsi swasta di sisi permintaan dan lapangan usaha industri pengolahan di

sisi penawaran. Peningkatan pertumbuhan konsumsi swasta sejalan dengan peningkatan

musiman pada periode Natal dan Tahun Baru. Dari sisi penawaran, kinerja lapangan usaha

industri pengolahan diperkirakan meningkat untuk merespon peningkatan permintaan pada

Page 24: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

4

momen Natal dan Tahun Baru serta memenuhi permintaan ekspor yang diperkirakan masih

tumbuh positif.

1.2. PDRB Sisi Permintaan

Peningkatan perekonomian Jawa Timur pada triwulan III 2017 disebabkan oleh membaiknya

kinerja ekspor luar negeri dan investasi di Jawa Timur. Sementara itu, akselerasi pertumbuhan

ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan konsumsi swasta.

Peningkatan permintaan mitra dagang luar negeri Jawa Timur sejalan dengan ekonomi dunia

yang semakin kuat serta perluasan pasar ekspor mendorong membaiknya kinerja ekspor luar

negeri Jawa Timur pada triwulan ini. Sementara itu, pembangunan infrastruktur yang masih

berlangsung di Jawa Timur, baik oleh pemerintah maupun swasta mendorong pertumbuhan

kinerja investasi Jawa Timur pada periode ini.

Di sisi lain, berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri yang berlangsung pada triwulan II 2017

menyebabkan perlambatan konsumsi swasta Jawa Timur sehingga menahan akselerasi

pertumbuhan kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi.

1.2.1. Konsumsi

Konsumsi swasta tumbuh 4,1% (yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya (5,5%), terutama didorong oleh berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri yang

telah berlangsung pada triwulan sebelumnya.

1.2.1.1. Konsumsi Swasta (Rumah Tangga & LNPRT)

Kinerja Konsumsi Swasta Triwulan III 2017

Perlambatan konsumsi swasta pada periode ini disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah

tangga (dari 5,5% di triwulan II 2017 menjadi 4,1% di triwulan III 2017) dan konsumsi

Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT), dari 4,9% di triwulan II 2017

menjadi -0,1% di triwulan III 2017.35 Perlambatan permintaan sejalan dengan berlalunya

momentum Ramadhan dan Idul Fitri yang telah berlangsung di triwulan II 2017. Idul Fitri yang

jatuh pada awal triwulan III tahun 2016 juga turut memberikan base effect bagi pertumbuhan

kinerja konsumsi swasta pada periode ini. Lebih lanjut, berdasarkan Survei Konsumsi KPw BI

Jawa Timur, masyarakat Jawa Timur terindikasi menahan konsumsinya pada triwulan ini yang

tercermin dari indeks ekspektasi tabungan yang mengalami peningkatan.36

35 Perekonomian Jawa Timur masih didominasi oleh konsumsi swasta dengan pangsa mencapai 59,7% terhadap PDRB Jawa

Timur di triwulan III 2017. Secara rinci, pangsa konsumsi rumah tangga dan konsumsi LNPRT terhadap PDRB Jawa Timur di triwulan III 2017 masing-masing mencapai 58,5% dan 1,1%.

36 Berdasarkan Survei Konsumsi KPw BI Provinsi Jawa Timur, indeks ekspektasi tabungan tercatat sebesar 109,3 di triwulan I

Page 25: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

5

Berdasarkan kelompoknya, perlambatan konsumsi swasta pada periode ini disebabkan oleh

perlambatan konsumsi makanan dan minuman, pakaian dan alas kaki, transportasi dan

komunikasi, kesehatan dan pendidikan, serta restoran dan hotel.37

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 3 Pertumbuhan Konsumsi Kelompok

Makanan dan Minuman selain Restoran; Pakaian dan

Alas Kaki; dan Perumahan dan Perlengkapan Rumah

Tangga

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 4 Pertumbuhan Konsumsi Kelompok Kesehatan

dan Pendidikan; Transportasi dan Komunikasi;serta

Restoran dan Hotel

Perlambatan permintaan masyarakat turut tercermin dari penurunan impor barang konsumsi.

Impor barang konsumsi tersebut pada triwulan III 2017 tercatat sebesar US$470,7 juta atau

turun sebesar -6,9% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.38 Penurunan impor

barang konsumsi terbesar terjadi pada komoditas makanan dan minuman yang belum diolah

maupun yang telah diolah. Pertumbuhan impor makanan dan minuman non-olahan tercatat

sebesar -20,0% (yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat tumbuh sebesar 114,6% (yoy).

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 5 Impor Barang Konsumsi

37 Konsumsi makanan dan minuman tercatat tumbuh sebesar 2,7% (yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya (4,5% yoy). Konsumsi pakaian dan alas kaki melambat dari tumbuh sebesar 6,0% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi tumbuh sebesar 1,4% (yoy) di triwulan III 2017. Konsumsi transportasi dan komunikasi juga mencatatkan perlambatan, yakni dari 7,0% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 6,3%(yoy) di triwulan III 2017. Konsumsi kesehatan dan pendidikan tercatat tumbuh sebesar 4,0% (yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,7% yoy). Konsumsi restoran dan hotel tercatat tumbuh sebesar 4,1%(yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,0% yoy).

38 Impor barang konsumsi di Jawa Timur pada triwulan III 2017 tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,9% (yoy) , melambat

dibandingkan triwulan II 2017 yang tercatat tumbuh sebesar 86,0% (yoy).

Page 26: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

6

Perlambatan kinerja konsumsi swasta pada triwulan III 2017 turut tercermin pada hasil Survei

Konsumen (SK) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Indeks Kondisi

Ekonomi Saat Ini (IKE) – SK KPw BI Provinsi Jawa Timur tercatat sebesar 117,69 di triwulan III

2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (118,60). Perlambatan kinerja konsumsi

swasta pada periode ini juga ditengarai didorong oleh perilaku konsumen untuk menahan

konsumsi dan meningkatkan alokasi tabungannya. Hal ini tercermin dari indeks ekspektasi

tabungan yang meningkat dari 107,07 di triwulan II 2017 menjadi 135,47 di triwulan III 2017.

Peningkatan alokasi tabungan tersebut diiringi dengan perlambatan indeks ketepatan waktu

pembelian barang tahan lama, yakni dari 137,27 di triwulan II 2017 menjadi 128,73 di

triwulan III 2017 .

Disamping berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri, perlambatan kinerja konsumsi swasta

pada periode laporan diterangai turut didorong oleh perubahan pola konsumsi masyarakat

dari kebutuhan berbasis non leisure, yakni kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman

serta alas kaki menjadi kebutuhan leisure, seperti pariwisata dan barang mewah. Hal ini

diindikasikan oleh peningkatan jumlah penumpang rute penerbangan internasional melalui

Bandara Juanda serta pertumbuhan penjualan mobil pribadi baru di tengah perlambatan

konsumsi swasta. Pada triwulan III 2017, jumlah penumpang rute penerbangan internasional

yang melalui Bandara Juanda tercatat sebesar 239,9 ribu penumpang atau meningkat sebesar

20,5% (yoy). Pencapaian tersebut meningkat dibandingkan triwulan II 2017 dimana jumlah

penumpang rute penerbangan internasional yang melalui Bandara Juanda tercatat sebesar

204,5 ribu penumpang atau mengalami kontraksi sebesar 2,3% (yoy). Lebih lanjut,

berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur, mobil

pribadi baru pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 12,2% (yoy), membaik

dibandingkan triwulan lalu yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,2% (yoy).

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 6 Survei Konsumen Kantor Perwakilan BI

Provinsi Jawa Timur

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1. 7 Indeks Ekpektasi Tabungan dan Indeks

Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Perlambatan konsumsi swasta pada triwulan ini turut tercermin oleh penurunan penyaluran

pembiayaan di sektor konsumsi. Penyaluran kredit konsumsi pada triwulan III 2017 tercatat

sebesar Rp137,1 triliun atau meningkat 12,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan II

2017 yang tumbuh sebesar 13,0% (yoy). Berdasarkan jenisnya, penurunan pertumbuhan

Page 27: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

7

kredit konsumsi terutama didorong oleh Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan multiguna

yang mencatatkan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Aset (KPA) mencatkan

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.39

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 8 Kinerja Kredit Konsumsi Bank Umum Jawa

Timur (Lokasi Proyek)

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 9 Kinerja KPR, KPA, KKB, dan Kredit Multiguna

Tracking Kinerja Konsumsi Swasta Triwulan IV 2017

Konsumsi swasta di triwulan IV 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan III 2017.

Peningkatan konsumsi swata pada triwulan IV 2017 terutama disebabkan oleh peningkatan

permintaan pada periode Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, berlangsungnya beberapa event

besar di Jawa Timur, antara lain Jatim Fair serta rangkaian Banyuwangi Festival di triwulan III

2017 diperkirakan turut mendorong akselerasi konsumsi swasta Jawa Timur di triwulan IV

2017.

1.2.1.2. Konsumsi Pemerintah

Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan III 2017

Pada triwulan III 2017, konsumsi pemerintah tercatat tumbuh sebesar 2,6%(yoy), membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 3,7% (yoy).

Peningkatan konsumsi pemerintah didorong oleh realisasi komponen belanja operasi, yakni

belanja pegawai, serta belanja modal yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di

tahun lalu.

Realisasi belanja pegawai APBD Provinsi Jawa Timur di triwulan III 2017 tercatat sebesar

53,9% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibandingkan pencapainannya pada periode yang

sama di tahun lalu yang tercatat sebesar 20,7% dari pagu anggaran. Peningkatan realisasi

tersebut sejalan dengan penyaluran gaji ke 13 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada periode

39 Kredit KKB dan multiguna masing-masing tumbuh sebesar 3,8% (yoy) dan 15,1% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yakni masing-masing tercatat sebesar 8,6% (yoy) dan 15,3% (yoy). Kredit KPR dan Kredit KPA masing-masing tercatat tumbuh sebesar 11,6% (yoy) dan 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni sebesar 8,7% (yoy) dan 7,1% (yoy).

Page 28: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

8

laporan. Lebih lanjut, realisasi belanja modal APBD Provinsi Jawa Timur di triwulan III 2017

tercatat sebesar 27,5% dari pagu anggaran. Pencapaian realisasi tersebut meningkat

dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar 18,2% dari pagu anggaran.

Membaiknya realisasi belanja modal pada periode ini sejalan dengan peningkatan kinerja

investasi bangunan. Hal tersebut seiring dengan masih berjalannya proyek-proyek infrastruktur

strategis, antara lain pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandara.

Sumber : BPKAD Jawa Timur

Grafik 1. 10 Persen Realisasi Belanja Operasional APBD Provinsi Jawa Timur

Tracking Kinerja Konsumsi Pemerintah Triwulan IV 2017

Pada triwulan IV 2017 konsumsi pemerintah diperkirakan masih tumbuh positif dan membaik

dibandingkan triwulan III 2017. Membaiknya kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV

2017 terutama didorong oleh potensi peningkatan belanja modal sejalan dengan masih

berlangsungnya proyek-proyek strategis yang bersumber dari investasi Pemerintah. Di samping

itu, realisasi penyaluran bantuan sosial diperkirakan semakin membaik, turut mendukung

penguatan kinerja konsumsi pemerintah di triwulan mendatang.

1.2.2. Investasi

Kinerja investasi pada triwulan III 2017 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,

didorong oleh peningkatan kinerja investasi bangunan dan non bangunan.

Kinerja Investasi Triwulan III 2017

Kinerja investasi yang dilihat dari indikator Pembentukan Motal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh

6,0% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

5,4% (yoy). Peningkatan kinerja investasi tersebut didorong oleh meningkatnya investasi non

bangunan dan investasi bangunan. Berlanjutnya kinerja positif investasi pada triwulan ini juga

ditopang oleh peningkatan kapasitas utilisasi yang dilakukan oleh dunia usaha. Hal ini

ditunjukkan oleh hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jawa Timur yang mencatat peningkatan kapasitas utilisasi untuk lapangan usaha

Page 29: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

9

industri pengolahan serta lapangan usaha listrik, gas, dan air.40 Peningkatan kapasitas utilisasi

tersebut ditengarai sebagai respon atas peningkatan permintaan eksternal dari mitra dagang

luar negeri Jawa Timur seiring ekonomi dunia yang semakin menguat.

Investasi Bangunan

Peningkatan kinerja investasi bangunan dibandingkan triwulan lalu didorong oleh

berlangsungnya berbagai proyek infrastruktur, baik oleh pemerintah maupun swasta. Investasi

bangunan tumbuh 6,2% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (5,7% yoy). Positifnya kinerja investasi bangunan didorong oleh pembangunan

infrastruktur yang masih berlangsung, antara lain: (i) proyek pembangunan pelabuhan Marina

mulai dilakukan di Banyuwangi. Pelabuhan ini disiapkan untuk lokasi jalur sandar kapal pesiar

seperti Boom Marina Banyuwangi, Gili Mas Marina Lombok, Komodo Marina Labuan Bajo dan

Benoa Marina serta kawasan Boom Park; (ii) Pembangunan jalan tol Surabaya-Kertosono terus

dilanjutkan agar dapat beroperasi secara menyeluruh pada Desember 2017 (secara fungsional

telah dimanfaatkan pada Lebaran 2017); dan (iii) Pembangunan tol Solo-Ngawi; serta (iv)

pembangunan jalan tol Ngawi-Kertosono. Peningkatan kinerja investasi bangunan, turut

tercermin dari penjualan semen yang terakselerasi dari tumbuh sebesar 4,24% (yoy) di

triwulan II 2017 menjadi 26,01% (yoy) di triwulan III 2017.

Positifnya kinerja investasi bangunan Jawa Timur pada periode laporan turut ditunjang oleh

pemenuhan material konstruksi yang bersumber dari bahan baku impor. Impor material

konstruksi (SITC 662- Clay Construction Materials and Refactory Construction Materials)

tumbuh sebesar 38,4% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (2,7% yoy). Impor

semen dan material konstruksi berkelanjutan (SITC 661- Lime, Cement and Fabricated

Construction Materials), juga tercatat meningkat dibandingkan triwulan sebelumya, sementara

impor besi baja (SITC 67 - Iron and Steel) masih tercatat tumbuh positif.41 Sementara itu

penjualan semen domestik mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni

hanya tumbuh sebesar 4,2% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

membukukan laju peningkatan sebesar 11,7% (yoy).

40 Kapasitas utilisasi untuk sektor industri pengolahan tercatat sebesar 76,7% di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya (75,4%). Kapasitas utilisasi untuk sektor listrik, gas, dan air bersih tercatat sebesar 88,2% di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (85,5%).

41 Impor semen dan material konstruksi berkelanjutan (SITC 661- Lime,Cement and Fabricated Construction Materials) tercatat

tumbuh sebesar 79,5% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (-30,4% yoy). Impor besi baja (SITC 67-Iron and Steel) tercatat tumbuh sebesar 26.9% (yoy)

Page 30: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

10

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah)

Grafik 1. 11 Penjualan Semen Jawa Timur

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 12 Impor Barang Konstruksi

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 13 Ekspor Barang Konstruksi

Investasi Non Bangunan

Peningkatan kinerja investasi non bangunan didorong oleh upaya perbaikan kapasitas utilisasi

industri di Jawa Timur sebagai respon naiknya tekanan peningkatan eksternal dari mitra

dagang luar negeri Jawa Timur seiring dengan ekonomi dunia yang semakin menguat. Kinerja

investasi non bangunan tumbuh 5,4% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya (5,2% yoy).

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 14 Impor Barang Modal

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 1. 15 Investasi Jawa Timur

Membaiknya kinerja investasi non bangunan dapat diindikasikan pula dari peningkatan impor

barang modal yang tumbuh 22,9% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya (16,3%, yoy). Peningkatan impor barang modal terutama terjadi pada

komponen peralatan transportasi untuk industri yang tercatat tumbuh sebesar 341,2% (yoy)

Page 31: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

11

di triwulan ini, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (182,1%, yoy). Peningkatan

impor komponen alat transportasi tersebut berkaitan dengan meningkatnya pesanan luar

negeri terhadap gerbong kereta api produksi PT INKA, antara lain dari Bangladesh dan

Zambia.

Pembiayaan Investasi

Membaiknya kinerja investasi triwulan ini terutama ditopang oleh investasi langsung dalam

negeri. Nilai investasi langsung (PMA dan PMDN) Jawa Timur di triwulan III 2017 sebesar

Rp16,3 triliun. Nilai investasi langsung terutama bersumber dari PMDN yang pada triwulan III

2017 mencapai Rp11,4triliun. Sementara itu nilai investasi PMA di Jawa Timur pada periode

yang sama tercatat sebesar Rp4,9 triliun. Lebih lanjut, penyaluran kredit investasi di triwulan III

2017 mencapai Rp85,6 milliar atau tumbuh sebesar 15,6% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 15,2% (yoy).

Sumber : Dinas Penanaman Modal Jawa Timur

Grafik 1. 16 Pertumbuhan Nilai Proyek Realisasi Investasi

Langsung

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 17 Kinerja Kredit Investasi

Tracking Kinerja Investasi Triwulan IV 2017

Kinerja investasi Jawa Timur di triwulan IV 2017 diperkirakan masih tumbuh positif sejalan

dengan berlangsungnya proyek pembangunan infrastruktur serta potensi kapasitas utilisasi

yang mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebagai respon atas peningkatan

permintaan pada momentum Natal dan Tahun Baru.

1.2.3. Ekspor – Impor

Ekspor luar negeri Jawa Timur mencatat akselerasi pada triwulan III 2017, namun

pertumbuhan impor yang juga meningkat menahan peningkatan kinerja ekonomi Jawa Timur

pada periode laporan yang lebih tinggi. Sementara net ekspor dalam negeri mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan lalu.

Page 32: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

12

1.2.3.1. Ekspor-Impor Antardaerah

Kinerja Ekspor Impor Antardaerah Triwulan III 2017

Net ekspor antardaerah Jawa Timur mencatat pertumbuhan sebesar 29,9% (yoy) di triwulan III

2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (96,0% yoy). Perlambatan konsumsi mitra

dagang utama Jawa Timur sejalan dengan berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri serta

Tahun Ajaran Baru, khususnya di kawasan Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, dan Sulawesi

menjadi penyebab utama.42

Di tengah perlambatan impor barang konsumsi, masih positifnya permintaan mitra dagang

domestik Jawa Timur diindikasikan dipenuhi oleh persediaan pada periode sebelumnya serta

peningkatan kinerja industri pengolahan Jawa Timur yang selanjutnya didistribusikan ke mitra

dagang domestik.43

Meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, masih positifnya kinerja perdagangan

antardaerah Jawa Timur tercermin dari masih maraknya arus bongkar-muat barang di

pelabuhan Tanjung Perak. Arus muat barang di Pelabuhan Tanjung Perak di sepanjang

triwulan III 2017 tercatat sebesar 1,74 juta ton, sedangkan arus bongkar mencapai 1,73 juta

ton sehingga mencatatkan net arus muat sebesar 13,9 ribu ton.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 18 Volume Bongkar Muat Barang di Tanjung

Perak

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 19 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Kawasan di Indonesia

Tracking Kinerja Ekspor Impor Antardaerah Triwulan IV 2017

Kinerja net ekspor antardaerah di triwulan IV 2017 diperkirakan masih tumbuh positif dan

stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini ditopang oleh potensi peningkatan mitra

dagang domestik Jawa Timur pada momen Natal dan Tahun Baru.

42 Pertumbuhan konsumsi provinsi mitra dagang utama Jawa Timur dibandingkan triwulan II 2017: Kalimantan (dari 4,0% yoy

menjadi 3,8% yoy), Bali-Nusa Tenggara (dari 3,9% yoy menjadi 3,1% yoy) dan Sulawesi (dari 6,4% yoy menjadi 5,9%yoy).

43 Penggunaan persediaan yang sebelumnya untuk memenuhi peningkatan permintaan terindikasi melalui penurunan

pertumbuhan perubahan inventori, yakni dari tumbuh sebesar 3,5% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi -8,9% (yoy) di triwulan III 2017. Disamping itu, masih positifnya permintaan mitra dagang dalam negeri Jawa Timur turut direspon oleh kinerja lapangan usaha industri pengolahan Jawa Timur yang meningkat dari tumbuh sebesar 4,6% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 5,1% (yoy) di triwulan III 2017.

Page 33: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

13

1.2.3.2. Ekspor-Impor Luar Negeri

Ekspor Luar Negeri

Ekspor luar negeri Jawa Timur di triwulan III 2017 (ADHK 2010) tercatat tumbuh sebesar

14,7% (yoy) mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

mengalami kontraksi sebesar 19,1%(yoy).44 Sejalan dengan kondisi tersebut, nilai ekspor (FOB)

non migas Jawa Timur tercatat sebesar USD5,25 miliar atau tumbuh sebesar 27,6% (yoy). 45

Kinerja manufaktur negara mitra dagang utama Jawa Timur yang membaik menopang

peningkatan permintaan eksternal pada triwulan ini. Semakin kuatnya sektor manufaktur

negara mitra dagang utama Jawa Timur tercermin dari peningkatan indeks produksi

manufaktur di Jepang dan Tiongkok. Lebih lanjut, kinerja konsumsi swasta Amerika Serikat

yang semakin menguat turut menopang peningkatan permintaan eksternal pada periode ini.46

Sumber : Bloomberg

Sumber : Bloomberg

Grafik 1. 20 Indikator Perekonomian Negara Mitra

Dagang Utama

Grafik 1. 21 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang

Utama

Akselerasi kinerja ekspor Jawa Timur pada triwulan III 2017 terutama didorong oleh

peningkatan ekspor menuju mitra dagang utama, yakni Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok,

dan Swiss.47 Dibandingkan triwulan II 2017, terjadi peningkatan ekspor non migas Jawa Timur

ke Amerika Serikat dari 9,2% (yoy) menjadi 25,7% (yoy); Jepang dari 7,2% (yoy) menjadi

45,2% (yoy); Tiongkok dari -0,3% (yoy) menjadi 46,5% (yoy): dan Swiss dari -66,2% (yoy)

menjadi -31,9% (yoy) .Akselerasi kinerja ekspor Jawa Timur pada triwulan ini terutama

didorong oleh peningkatan ekspor komoditas yang selama ini mendominasi nilai ekspor Jawa

44 Nilai ekspor Jawa Timur (ADHK 2010) di triwulan III 2017 sebesar Rp54,6 triliun atau berkontribusi sebesar 14,6% terhadap

total PDRB Jawa Timur di triwulan III 2017.

45 Berdasarkan BPS, pada triwulan III 2017, 95% ekspor Jawa Timur berbentuk ekspor non migas.

46 Japan Manufacturing IPI (Industrial Production Index) tercatat sebesar 102,5 di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan

triwulan II 2017 (101,9). China PMI tercatat sebesar 51,8 di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan II 2017 (51,4). USA Real PCE Quantity Index, salah satu indikator konsumsi swasta Amerika Serikat tercatat sebesar 121,1 di triwulan III 207, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (120,2).

47 Pada triwulan III 2017, tujuan ekspor utama masih didominasi oleh negara mitra dagang utama, yakni Amerika Serikat

(pangsa 12,9%), Jepang (pangsa 14,5%), Tiongkok (pangsa 9,1%), dan Swiss (pangsa 8,2%).

Page 34: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

14

Timur, yakni perhiasan (HS 71), minyak nabati (HS 15), kayu dan produk dari kayu (HS 44),

kimia organik (HS 29), dan hasil laut (HS 03).48

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 22 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Non Migas

Jawa Timur

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 23 Pertumbuhan Ekspor Non Migas ke Mitra

Dagang Utama

Ekspor produk perhiasan (HS 71 - Pearls, precious and semi precious stone) tercatat membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya. Ekspor produk perhiasan (HS 71) tercatat tumbuh sebesar

24,5% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami

kontraksi sebesar 44,1% (yoy). Peningkatan permintaan mitra dagang utama ekspor perhiasan

Jawa Timur, yakni Jepang, Swiss, dan Singapura mendorong akselerasi ekspor perhiasan Jawa

Timur pada periode ini.49 Lebih lanjut, adanya pasar ekspor baru bagi komoditas perhiasan

Jawa Timur, yakni Iraq dan Austria turut meningkatkan ekspor komoditas perhiasan Jawa

Timur pada periode ini.50

Ekspor produk minyak nabati (HS 15 - Animal or vegetable fats and oils) tumbuh 49,0% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,3% (yoy). Akselerasi tersebut

terutama didorong oleh peningkatan ekspor ke Tiongkok sejalan dengan menipisnya

cadangan minyak nabati di negara tersebut di tengah pengembangan biodiesel berbahan

minyak sawit di negara tersebut.51

Ekspor komoditas kayu dan produk dari kayu (HS 44 - Wood and articles of wood) mengalami

akselerasi pada triwulan III 2017, yakni dari -9,2% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 10,8%

48 Pangsa ekspor produk perhiasan (HS 71), minyak dari tanaman dan hewan (HS 15), kayu dan produk dari kayu (HS 44), kimia

organik (HS 29), hasil laut (HS 03), dan kertas (HS 48) terhadap total ekspor Jawa Timur di triwulan III 2017 masing-masing sebesar 18,7%, 9,3%, 5,9%, 5,4%, 5,0%, dan 4,9%.

49 Pangsa ekspor perhiasan (HS 71) ke Jepang, Swiss, dan Singapura pada triwulan III 2017 masing-masing tercatat sebesar

22,5%, 17,6%, dan 14,3%. Pertumbuhan ekspor perhiasan ke Jepang pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh sebesar 53,6% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (20,6% yoy). Meskipun masih mengalami kontraksi, ekspor perhiasan ke Swiss tercatat membaik, yakni dari kontraksi sebesar 66,3% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi kontraksi sebesar 55,3% (yoy) di triwulan III 2017. Ekspor perhiasan ke Singapura tercatat tumbuh sebesar 74,5% (yoy) di triwulan III 2017, membaik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 9,0% (yoy).

50 Nilai ekspor perhiasan (HS 71) Jawa Timur ke Iraq dan Austria pada triwulan III 2017 masing-masing tercatat sebesar USD101,3 juta dan USD84,6 juta. Dengan nilai ekspor sebesar tersebut, pangsa ekspor perhiasan (HS 71) Jawa Timur ke Iraq dan Austria pada periode ini masing-masing tercatat sebesar 11,0% dan 9,2% sehingga menempati pangsa pasar ke-4 dan ke-5 setelah Jepang, Swiss, dan Singapura.

51 Tiongkok merupakan negara dengan pangsa ekspor minyak nabati (HS 15) Jawa Timur tertinggi. Pada triwulan III 2017,

pangsa ekspor minyak nabati Jawa Timur ke negara tersebut mencapai 35,5%. Lebih lanjut, pada triwulan III 2017, pertumbuhan ekspor minyak nabati Jawa Timur ke Tiongkok tercatat sebesar tumbuh sebesar 10,1% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan kontraksi sebesar 4,7% (yoy).

Page 35: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

15

(yoy), didorong oleh peningkatan ekspor ke Tiongkok dan Jepang.52 Peraturan Menteri

Perdagangan No. 38/M-DAG/PER/6/2017 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri

Kehutanan yg diundangkan pada 12 Juni 2017, yang salah satu isinya memuat ketentuan

penghapusan biaya verifikasi produk furnitur berbahan baku rotan untuk ekspor, ditengarai

menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan kinerja ekspor kayu dan produk dari kayu

di Jawa Timur pada periode ini.

Ekspor komoditas kimia organik (HS 29 - Organic chemicals) juga mengalami peningkatan,

dari sebelumnya kontraksi 8,1%(yoy) di triwulan II 2017 menjadi 15,8% (yoy) di triwulan III

2017 akibat peningkatan ekspor ke mitra dagang utama.53 Lebih lanjut, ekspor hasil laut (HS

03 - Fish, crustaceans, moluscs, other invert) juga tercatat tumbuh sebesar 22,0% (yoy), lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-7,6%, yoy). Peningkatan kinerja ekspor komoditas

hasil laut terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan ekspor ke Amerika Serikat,

Jepang, dan Tiongkok .54

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 24 Nilai Ekspor Komoditas Unggulan Jawa

Timur

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 25 Pertumbuhan Nilai Ekspor Komoditas

Unggulan Jawa Timur

Berdasarkan lapangan usahanya, ekspor pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan

tercatat mengalami peningkatan. Nilai ekspor pertanian Jawa Timur mencapai US$258,3 juta

atau tumbuh sebesar 17,7% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 4,5% (yoy). Peningkatan ini didorong oleh terjadinya panen raya

komoditas hortikultura.

52 Pada triwulan III 2017, Tiongkok dan Jepang merupakan dua negara dengan pangsa ekspor kayu dan produk dari kayu (HS

44) dari Jawa Timur. Pangsa ekspor komoditas HS 44 Jawa Timur ke Tingkok dan Jepang masing-masing tercatat sebesar 22,4% dan 21,8%. Ekspor kayu dan produk kayu (HS 44) dari Jawa Timur ke Tiongkok tercatat tumbuh sebesar 13,4% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi sebesar 0,2% (yoy). Sementara, ekspor kayu dan produk kayu (HS 44) dari Jawa Timur ke Jepang tercatat tumbuh sebesar 2,2% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 12,7% (yoy).

53 Ekspor kimia organik (HS 29 - Organic chemicals) ke mitra dagang utama, yakni Tiongkok da Amerika Serikat meningkat dibandingkan triwulan II 2017. Ekspor komoditas ini ke Tiongkok tercatat tumbuh sebesar 63,3% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -61,9%(yoy). Ekspor komoditas ini ke Amerika Serikat tercatat tumbuh sebesar 80,6% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 29,6% (yoy).

54 Pangsa ekspor hasil laut (HS 03 - Fish,crustaceans, moluscs, other invert) Jawa Timur ke Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok

masing-masing tercatat sebesar 54,5%, 19,1%, dan 5,5% pada triwulan III 2017. Ekspor hasil laut (HS 03) ke Amerika Serikat tercatat tumbuh sebesar 25,5% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (-4,4% yoy). Ekspor hasil laut (HS 03) ke Jepang tercatat sebesar 26,8% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (-0,9% yoy). Ekspor hasil laut (HS 03) ke Tiongkok tercatat tumbuh sebesar 36,1% (yoy) pada triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (13,2% yoy).

Page 36: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

16

Lebih lanjut, ekspor pertambangan Jawa Timur pada periode laporan tercatat sebesar US$2,6

juta atau mengalami kontraksi sebesar 2,0% (yoy), membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 32,1% (yoy). Ekspor industri pengolahan di

triwulan III 2017 tercatat tumbuh membaik, yakni dari kontraksi sebesar 13,6% (yoy) di

triwulan II 2017 menjadi tumbuh positif sebesar 24,7% (yoy) di triwulan III 2017.55 Akselerasi

kinerja ekspor industri pengolahan pada periode tersebut disebabkan oleh peningkatan

komoditas ekspor utama Jawa Timur, yakni perhiasan, pengolahan kayu, kimia, minyak nabati,

dan hasil olahan laut akibat peningkatan kinerja ekspor ke mitra dagang utama Jawa Timur.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 26 Nilai Ekspor Jawa Timur per Lapangan

Usaha

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 27 Pertumbuhan Nilai Ekspor Jawa Timur per

Lapangan Usaha

Tracking Kinerja Ekspor Triwulan IV 2017

Pada triwulan IV 2017, kinerja ekspor diperkirakan masih tumbuh positif. Kondisi tersebut

didorong oleh perekonomian mitra dagang utama Jawa Timur yang menunjukkan optimisme

ke arah perbaikan. Hal ini diyakini berpotensi meningkatkan permintaan ekspor Jawa Timur.

Kinerja industri pengolahan Jawa Timur pada triwulan IV 2017 juga diperkirakan masih

tumbuh postif, terutama didorong upaya peningkatan kapasitas utilisasi.

Impor Luar Negeri

Impor luar negeri Jawa Timur (ADHK 2010) pada triwulan III 2017 tumbuh 20,4% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (8,5% yoy). Sejalan dengan hal tersebut,

berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, nilai impor (CIF) Jawa Timur turut

meningkat, yakni dari tumbuh 16,6% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 26,6% (yoy) di triwulan

III 2017. Peningkatan impor terjadi baik untuk kelompok migas maupun non migas. Impor

migas tercatat tumbuh sebesar 28,1% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 10,2% (yoy). Sejalan dengan

nasional, peningkatan impor migas didorong oleh peningkatan kebutuhan minyak dan gas di

tengah produksi nasional yang masih terbatas. Lebih lanjut, impor non migas turut tercatat

55 Ekspor industri pengolahan pada triwulan III 2017 tercatat sebesar US$4,4 miliar atau tumbuh sebesar 24,7% (yoy), membaik

dibandingkan triwulan sebelumnya (-13,6% yoy).

Page 37: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

17

mengalami peningkatan dari tumbuh sebesar 21,6% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi tumbuh

sebesar 26,2% (yoy) di triwulan III 2017.56 Disamping pemenuhan kebutuhan produksi,

stabilnya kinerja nilai tukar Rupiah sepanjang triwulan III 2017 ditengarai turut menopang

peningkatan impor pada periode laporan.57

Peningkatan impor non migas sejalan dengan peningkatan kinerja investasi dan industri

pengolahan di Jawa Timur pada periode laporan.58 Hal ini tercermin oleh peningkatan impor

bahan baku/ antara dan barang modal pada triwulan III 2017. Impor bahan baku/antara

tercatat tumbuh sebesar 33,1% (yoy) pada periode laporan, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 12,9% (yoy). Sementara impor barang modal juga

tercatat meningkat, yakni dari tumbuh sebesar 16,3% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi

tumbuh sebesar 22,9% (yoy) di triwulan III 2017. Peningkatan impor barang antara dan

barang modal tertinggi pada komoditas perlengkapan transportasi sejalan dengan

peningkatan PT INKA untuk meningkatkan produksinya yang selanjutkan akan dieskpor ke

Bangladesh dan Zambia. Masih terbatasnya ketersediaan bahan baku hi-tech di Jawa Timur

mendorong tingginya impor bahan tersebut untuk keperluan industri.

Akselerasi impor yang lebih tinggi tertahan oleh kontraksi impor barang konsumsi seiring

dengan perlambatan konsumsi swasta Jawa Timur dan mitra dagang domestik Jawa Timur.59

Impor barang konsumsi tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,9% (yoy), melambat

dibandingkan triwulan lalu yang tercatat tumbuh sebesar 86,0%(yoy). Perlambatan impor

barang konsumsi sejalan dengan penurunan konsumsi swasta masyarakat seiring dengan

berlalunya momen Ramadhan dan Tahun Baru. Lebih lanjut, berdasarkan Survei Konsumsi

KPw BI Provinsi Jawa Timur, alokasi tabungan masyarakat di triwulan ini terpantau meningkat

dibandingkan triwulan lalu. Hal ini mengindikasikan masyarakat cenderung menahan

konsumsi pada periode laporan.

56 Pangsa impor migas dan non migas Jawa Timur untuk periode triwulan III 2017 masing-masing tercatat sebesar 19,0% dan 81,0%.

57 Rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat sepanjang triwulan III 2017 tercatat sebesar Rp13.326 atau

mengalami depresiasi terbatas sebesar 1,5% (yoy) dibandingkan nilai rata-ratanya pada triwulan III 2016 (Rp13.130,-)

58 Pada triwulan III 2017, investasi Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 6,0%(yoy) , meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 5,4% (yoy). Sementara, lapangan usaha industri pengolahan Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 5,1% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,6% yoy).

59 Konsumsi swasta Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 4,0% (yoy) di triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan II 2017 yang tercatat tumbuh sebesar 5,5% (yoy). Lebih lanjut, konsumsi swasta mitra dagang domestik Jawa Timur juga tercatat melambat, yakni Kalimantan (dari 4,0% di triwulan II 2017 menjadi 3,8% yoy di triwulan III 2017); Sulawesi (dari 6,4% di triwulan II 2017 menjadi 5,9% yoy di triwulan III 2017); dan Bali-Nusa Tenggara(dari 3,9% di triwulan II 2017 menjadi 3,1% yoy di triwulan III 2017)

Page 38: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

18

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 28 Pangsa Komoditas Impor Berdasarkan Jenis

Penggunaan

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 29 Pertumbuhan Komoditas Impor

Berdasarkan Jenis Penggunaan

Tracking Kinerja Impor Triwulan IV 2017

Kinerja impor di triwulan IV 2017 diperkirakan melambat dibandingkan triwulan III 2017

didorong oleh faktor domestik. Tingginya pertumbuhan impor, khususnya impor bahan baku

dan bahan antara yang terjadi pada triwulan III 2017 diperkirakan mampu menopang

sebagian besar kebutuhan industri untuk triwulan III dan IV 2017 sehingga mendorong

pertumbuhan impor yang lebih rendah di triwulan IV 2017.

1.3. PDRB Sisi Penawaran

Dari sisi penawaran akselerasi perekonomian Jawa Timur ditopang oleh peningkatan tiga

sektor utama, yakni lapangan usaha industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.

Akselerasi pertumbuhan kinerja ekonomi yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja lapangan

usaha penyediaan akomodasi dan makan minum serta informasi dan komunikasi yang

melambat.

Pada triwulan III 2017, peningkatan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh membaiknya kinerja

tiga lapangan usaha utama, yakni lapangan usaha industri pengolahan (yang memiliki pangsa

28,4%), perdagangan (yang memiliki pangsa 18,4%), dan pertanian (yang memiliki pangsa

13,6%). Sementara itu akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh kinerja lapangan usaha

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (yang memiliki pangsa 5,7%) dan Informasi dan

Komunikasi (yang memiliki pangsa 4,5%) yang mencatatkan perlambatan sejalan dengan

berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Page 39: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

19

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 30 Pertumbuhan Tiga Lapangan Usaha Utama

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 31 Pertumbuhan Lapangan Usaha

Pendukung - 1

Disamping peningkatan kinerja pada tiga lapangan usaha utama (industri pengolahan,

perdagangan, dan pertanian), akselerasi kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan ketiga

2017 ini juga turut ditopang oleh peningkatan kinerja lima lapangan usaha pendukung

lainnya, yakni lapangan usaha pengadaan Konstruksi, Administrasi Pemerintahan, Pengadaan

Listrik dan Gas, Real Estate, serta Transportasi dan Pergudangan.

1.3.1. Industri Pengolahan

Kinerja industri pengolahan Jawa Timur mengalami akselerasi dibandingkan triwulan lalu.

Peningkatan kinerja lapangan usaha ini pada periode laporan disebabkan oleh membaiknya

kinerja eksternal.

Kinerja Industri Pengolahan Triwulan III 2017

Pada triwulan III 2017, kinerja industri pengolahan tumbuh 5,1% (yoy), meningkat

dibandingkan triwulan II 2017 (4,6% yoy). Akselerasi kinerja industri pengolahan terutama

disebabkan oleh peningkatan permintaan eksternal di tengah permintaan domestik yang

melambat yang tercermin dari penurunan pertumbuhan konsumsi swasta serta net ekspor

antar daerah.

Perbaikan ekspor industri pengolahan pada periode laporan menopang akselerasi kinerja

lapangan usaha ini di triwulan III 2017. Ekspor industri pengolahan Jawa Timur tercatat

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 32 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 2

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 33 Pertumbuhan Lapangan Usaha Pendukung - 3

Page 40: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

20

sebesar US$4,4 milliar atau naik sebesar 24,7% (yoy) di triwulan III 2017. Peningkatan

pertumbuhan kinerja ekspor tersebut lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat mengalami kontraksi sebesar 13,6% (yoy). Peningkatan ekspor terutama terjadi pada

negara mitra dagang Jawa Timur, yakni Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok.60

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 34 Nilai Ekspor Komoditas Industri

Pengolahan

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 35 Pertumbuhan Nilai Ekspor Industri Unggulan

(ISIC 2 Digit)

Peningkatan ekspor industri pengolahan ke mitra dagang utama terutama terjadi pada

komoditas ekspor unggulan Jawa Timur.61 Komoditas unggulan yang mengalami peningkatan

ekspor, yakni (i) makanan dan minuman (ISIC 15 - Manufacture of Food Products and

Beverages), (ii) kimia dan produk kimia (ISIC 24 - Manufacture Of Chemicals and Chemical

Products), dan (iii) produk kayu (ISIC 20 - Manufacture of Wood and of Products Of Wood).

Sementara ekspor furniture dan manufaktur lainnya (ISIC 36 - Manufacture of Furniture;

Manufacture N.E.C) dimana terdapat komoditas perhiasan di dalamnya turut mencatakan

peningkatan ekspor.62

Masih positifnya kinerja industri pengolahan pada triwulan ini ditopang oleh peningkatan

produksi sebagaimana diindikasikan oleh kenaikan kapasitas utilisasi di lapangan usaha ini,

sejalan dengan peningkatan permintaan eksternal. Berdasarkan SKDU Kantor Perwakilan BI

Provinsi Jawa Timur, kapasitas utilisasi industri pengolahan meningkat dari 75,4% di triwulan II

2017 menjadi 76,7% di triwulan III 2017. Peningkatan kapasitas utilisasi terutama terjadi pada

60 Pangsa ekspor industri pengolahan Jawa Timur ke Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok pada triwulan III masing-masing

sebesar 17,4%, 12,3%, dan 9,3%. Pertumbuhan ekspor industri pengolahan ke Jepang tercatat sebesar 46,2% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 7,0% yoy). Pertumbuhan ekspor industri pengolahan ke Amerika Serikat tercatat sebesar 29,4% (yoy) di triwulan III 2017, membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (11,1% yoy). Ekspor industri pengolahan ke Tiongkok juga tercatat meningkat, yakni dari kontraksi sebesar 2,6% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi tumbuh sebesar 46,9% (yoy) di triwulan III 2017.

61 Pangsa ekspor manufakur furniture dan manufaktur lainnya (ISIC 36), makanan dan minuman (ISIC 15), kimia dan produk kimia (ISIC 24), serta kayu dan produk dari kayu (ISIC 20) di triwulan III 2017 masing-masing sebesar 24,6%; 18,3%; 14,0%; dan 5,5%.

62 Ekspor makanan dan minuman (ISIC 15 - Manufacture of Food Products and Beverages) tercatat tumbuh sebesar 28,7%

(yoy), membaik dibandingkan triwulan lalu yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 1,3% (yoy). Ekspor kimia dan produk kimia (ISIC 24 - Manufacture Of Chemicals and Chemical Products) tercatat tumbuh sebesar 14,9% (yoy) , meningkat dibandingkan triwulan lalu (-2,1% yoy). Ekspor produk kayu (ISIC 20 - Manufacture of Wood and of Products Of Wood) tercatat tumbuh sebesar 9,3% yoy, meningkat dibandingkan triwulan lalu (-10,2% yoy). Sementara ekspor furnitur dan manufaktur lainnya (ISIC 36 - Manufacture of Furniture; Manufacture N.E.C) tercatat tumbuh sebesar 23,8% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (38,3% yoy).

Page 41: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

21

industri (i) makanan, minuman dan tembakau, (ii) barang kayu dan hasil hutan lainnya, (iii)

kimia dan barang dari karet, dan (iv) logam dasar, besi dan baja.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 36 Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan-SKDU KPw BI Provinsi Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 37 Kredit Industri Pengolahan

Peningkatan kinerja industri pengolahan pada periode ini turut ditopang oleh peningkatan

penyaluran kredit. Penyaluran kredit ke lapangan usaha industri pengolahan mencapai

Rp138,1 triliun atau meningkat sebesar 2,5% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun

lalu.

Tracking Kinerja Industri Pengolahan Triwulan IV 2017

Kinerja industri pengolahan Jawa Timur di triwulan IV 2017 diperkirakan masih tumbuh positif,

ditopang oleh perbaikan sisi domestik dan eksternal. Dari sisi domestik, masih positifnya

kinerja industri pengolahan didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat pada momen

Natal dan Tahun Baru. Sementara dari sisi eksternal, positifnya kinerja industri pengolahan

Jawa Timur didorong oleh ekonomi dunia yang semakin menguat.

1.3.2. Perdagangan Besar Dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Kinerja lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

meningkat, terutama didorong oleh peningkatan permintaan eksternal.

Kinerja Triwulan III 2017

Di tengah perlambatan konsumsi swasta Jawa Timur dan mitra dagang domestik, peningkatan

permintaan eksternal mendorong peningkatan kinerja perdagangan besar dan eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor Jawa Timur pada periode laporan. Pada triwulan III 2017, kinerja

lapangan usaha ini tumbuh 7,0% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tumbuh 6,8% (yoy). Membaiknya kinerja lapangan usaha ini terutama didorong oleh

Page 42: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

22

membaiknya kinerja perdagangan besar yang terindikasi dari pertumbuhan ekspor luar negeri

Jawa Timur di triwulan ini.63

Peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor pada periode ini turut ditopang oleh peningkatan penjualan kendaraan

bermotor baru. Berdasarkan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur, penjualan

kendaraan bermotor baru jenis mobil pribadi, truk, dan bus di Jawa Timur tercatat mengalami

peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan mobil pribadi baru di

tercatat tumbuh sebesar 12,2% (yoy) ditengarai antara lain didorong oleh penyaluran gaji ke

13 dan 14 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang disalurkan oleh Pemerintah. Sementara

penjualan truk yang tercatat meningkat sebesar 16,6% (yoy) ditengarai turut ditopang oleh

membaiknya kinerja lapangan usaha konstruksi dan investasi di Jawa Timur sejalan dengan

pembangunan infrastruktur yang masih berlangsung.

Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit ke lapangan usaha perdagangan besar dan eceran

pada triwulan ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan III 2017,

penyaluran kredit di lapangan usaha ini tercatat sebesar Rp115,9 triliun atau tumbuh sebesar

7,0% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat laju 6,6% (yoy).

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Kinerja lapangan usaha perdagangan besar dan eceran diperkirakan masih tumbuh positif dan

stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Masih positifnya kinerja lapangan usaha ini ditopang

oleh potensi peningkatan permintaan domestik pada momen Natal dan Tahun Baru. Lebih

lanjut, permintaan eksternal yang diperkirakan masih positif turut menopang positifnya kinerja

perdagangan besar di triwulan mendatang.

63 Ekspor luar negeri Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 14,7% (yoy) di triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar 19,1% (yoy).

Sumber: Dispenda Provinsi Jawa Timur (diolah)

Grafik 1. 38 Pertumbuhan Penjualan Kendaraan

Bermotor Baru di Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 39 Kredit Lapangan Usaha Perdagangan Besar

dan Eceran

Page 43: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

23

1.3.3. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami peningkatan seiring

terjadinya panen hortikultura di wilayah Jawa Timur.

Kinerja Triwulan III 2017

Kinerja pertanian tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan lalu, yakni dari

kontraksi sebesar 0,3% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi tumbuh sebesar 1,2% (yoy) di

triwulan III 2017. Peningkatan kinerja di lapangan usaha ini didorong oleh sisi domestik dan

eksternal. Dari sisi domestik, panen raya hortikultura, yakni aneka cabai dan bawang

mendorong kenaikan produksi komoditas tersebut. Lebih lanjut, peningkatan kinerja ekspor

pertanian turut menopang peningkatan kinerja lapangan usaha ini pada periode laporan.

Panen hortikultura yang berlangsung di wilayah Jawa Timur menopang peningkatan kinerja

lapangan usaha ini pada periode laporan. Pada triwulan III 2017, produksi cabai rawit di

Banyuwangi dan Lumajang tercatat sebesar 14,49 ribu ton, meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 6,59 ribu ton. Sementara produksi bawang merah di salah

satu sentra produksi,yakni Banyuwangi, tercatat sebesar 555 ton, meningkat dibandingkan

triwulan lalu yang tercatat sebesar 111 ton. Tingginya produksi hortikultura di wilayah Jawa

Timur juga tercermin dari deflasi komoditas hortikuktura. Pada triwulan III 2017, bawang

merah, cabai merah, dan cabai rawit masing-masing tercatat mengalami deflasi sebesar -

40,3% (yoy), -45,4% (yoy), dan -44,2% (yoy). Peningkatan produksi di sektor pertanian Jawa

Timur tersebut sejalan dengan hasil survei Perkembangan Kegiatan Dunia Usaha-SKDU KPw BI

Provinsi Jawa Timur di sektor pertanian yang tercatat sebesar 2,2% (SBT) di triwulan III 2017,

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,2% (SBT).

Sumber : Dinas Pertanian Jawa Kab Jember, Banyuwangi,

Lumajang

Grafik 1. 40 Produksi Cabai Rawit di Banyuwangi dan

Lumajang

Sumber : Dinas Pertanian Jawa Kab Jember, Banyuwangi,

Lumajang

Grafik 1. 41 Produksi Bawang Merah di Banyuwangi

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor pertanian yang meningkat pada periode laporan turut

menyebabkan akselerasi kinerja lapangan usaha ini. Ekspor komoditas pertanian Jawa Timur

mencapai US$258,3 juta atau tumbuh 17,7% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (tumbuh 4,5%, yoy). Peningkatan ekspor terutama bersumber dari peningkatan

permintaan produk agrikultur (ISIC 01-Agriculture, Hunting and Related Service), kehutanan

Page 44: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

24

(ISIC 02 - Forestry, Logging and Related Service), dan perikanan (ISIC 05- Fishing, Operation Of

Fish Hatcheries and Fish). Ekspor komoditas agrikultur tumbuh sebesar 19,1% (yoy) di triwulan

III 2017 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 8,5% (yoy).

Ekspor komoditas kehutanan turut meningkat dari tumbuh sebesar 0,5% (yoy) di triwulan II

2017 menjadi tumbuh sebesar 10,9% (yoy). Demikian pula dengan ekspor komoditas

perikanan yang meningkat dari kontraksi sebesar 14,1% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi

tumbuh sebesar 20,2% (yoy) pada periode laporan. Peningkatan kinerja ekspor produk

pertanian tersebut ditengarai turut disebabkan oleh peningkatan pasokan komoditas

pertanian Jawa Timur.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 42 Nilai Ekspor Komoditas Pertanian

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 43 Kredit Pertanian

Sejalan dengan akselerasi kinerja di lapangan usaha ini, pembiayaan yang disalurkan juga turut

meningkat. Penyaluran kredit ke lapangan usaha pertanian mencapai Rp13,6 triliun atau

tumbuh 49,7% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 35,6% (yoy).

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Pada triwulan IV 2017, kinerja lapangan usaha pertanian diperkirakan masih tumbuh positif.

Hal ini didorong oleh masih berlangsungnya panen hortikultura di beberapa wilayah Jawa

Timur, antara lain Malang, Blitar, dan Kediri pada awal triwulan IV 2017.

1.3.4. Konstruksi

Kinerja lapangan usaha konstruksi meningkat, terutama didorong oleh peningkatan

permintaan domestik dan eksternal untuk material konstruksi.

Kinerja Triwulan III 2017

Pertumbuhan lapangan usaha konstruksi meningkat, dari tumbuh sebesar 7,3% (yoy) di

triwulan II 2017 menjadi 7,6% (yoy) di triwulan ini. Meningkatnya pertumbuhan lapangan

usaha konstruksi didukung oleh masih cukup kuatnya permintaan domestik maupun eksternal.

Akselerasi permintaan domestik untuk material konstruksi didorong oleh pembangunan

infrastruktur yang masih berlangsung, antara lain: (i) proyek pembangunan pelabuhan Marina

Page 45: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

25

mulai dilakukan di Banyuwangi. Pelabuhan ini disiapkan untuk lokasi jalur sandar kapal pesiar

seperti Boom Marina Banyuwangi, Gili Mas Marina Lombok, Komodo Marina Labuan Bajo dan

Benoa Marina serta kawasan Boom Park; (ii) Pembangunan jalan tol Surabaya-Kertosono terus

dilanjutkan agar dapat beroperasi secara menyeluruh pada Desember 2017 (secara fungsional

telah dimanfaatkan pada Lebaran 2017); dan (iii) Pembangunan tol Solo-Ngawi; serta (iv)

pembangunan jalan tol Ngawi-Kertosono. Membaiknya kinerja lapangan usaha konstruksi

juga ditopang oleh akselerasi kinerja investasi yang menguat pertumbuhannya dari 5,4% (yoy)

di triwulan II 2017 menjadi 6,0% (yoy) di triwulan III 2017.

Sementara itu dari sisi eksternal, terdapat peningkatan permintaan material konstruksi

sebagaimana tercermin dari akselerasi ekspor material konstruksi. Ekspor material konstruksi,

semen dan material konstruksi berkelanjutan (SITC 661- Lime,Cement And Fabricated

Construction Materials) tumbuh sebesar 32,3% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,3% (yoy). Peningkatan ekspor komoditas tersebut

terjadi di negara tujuan ekspor utama, yakni Amerika Serikat.64 Sementara, ekspor material

konstruksi (SITC 662- Clay Construction Materials and Refactory Construction Materials) juga

masih tumbuh positif sebesar 0,6% (yoy). Masih positifnya kinerja ekspor komoditas tersebut

terjadi di negara tujuan ekspor utama, yakni Thailand dan Filipina.65

Pemenuhan material konstruksi pada periode laporan ditengarai bersumber dari bahan baku

domestik dan impor. Penjualan semen di Jawa Timur pada triwulan III 2017 tercatat tumbuh

sebesar 26,0% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,2% (yoy).

Lebih lanjut, pemenuhan bahan baku kontruksi pada periode ini turut ditopang oleh bahan

baku impor. Hal ini terindikasi dari impor semen dan material konstruksi berkelanjutan (SITC

661- Lime,Cement And Fabricated Construction Materials) yang tercatat tumbuh sebesar

79,5% (yoy) pada periode laporan, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat mengalami kontraksi sebesar 30,4% (yoy). Impor material kontruksi yang

diklasifikasikan dalam SITC 662- Clay Construction Materials and Refactory Construction

Materials yang tumbuh sebesar 38,4% (yoy), naik dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat tumbuh sebesar 2,7% (yoy).

Akselerasi dari lapangan usaha ini turut ditopang oleh peningkat kinerja penjualan eceran

material konstruksi di Jawa Timur. Berdasarkan SPE Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

64 Ekspor material konstruksi (SITC 661- Lime,Cement And Fabricated Construction Materials) ke Amerika Serikat tumbuh

sebesar 16,3% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (8,0% yoy). Pangsa ekspor komoditas tersebut ke Amerika Serikat pada triwulan III 2017 tercatat sebesar 32,5% (yoy) dari total ekspor komoditas tersebut ke seluruh negara tujuan ekspor.

65 Pangsa ekspor material konstruksi (SITC 662- Clay Construction Materials and Refactory Construction Materials) ke Thailand dan Malaysia pada triwulan III 2017 masing-masing tercatat sebesar 16,4% (yoy) dan 2,6% (yoy). Ekspor komoditas tersebut ke Thailand tumbuh sebesar 56,2% (yoy), membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (4,3% yoy). Ekspor komoditas tersebut ke Malaysia meningkat dari kontraksi sebesar 39,5% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi tumbuh 2,6% (yoy) di triwulan II 2017.

Page 46: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

26

Jawa Timur, penjualan eceran barang-barang terkait konstruksi, khususnya kayu, tanah liat,

dan perlengkapan konstruksi meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. 66

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1. 44 Ekspor Material Konstruksi

Sumber : Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia

Grafik 1. 45 Indeks Penjualan Riil Material Konstruksi

Sementara itu terdapat perkembangan yang cukup menggembirakan dimana peningkatan

kinerja konstruksi di triwulan III 2017 juga terlihat dari adanya peningkatan penyaluran kredit

di sektor konstruksi. Penyaluran kredit di sektor tersebut pada triwulan III 2017 mencapai

sebesar Rp19,7 triliun atau meningkat 10,4% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun

lalu.

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (diolah) Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 46 Penjualan Semen Grafik 1. 47 Kredit Konstruksi

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Kinerja konstruksi di triwulan IV 2017 diperkirakan masih tumbuh positif. Optimisme terhadap

kinerja kontruksi pada triwulan mendatang tersebut diyakini sejalan dengan masih

berlanjutnya investasi bangunan berkaitan dengan proyek-proyek strategis oleh pemerintah

dan swasta, serta perbaikan kinerja eksternal Jawa Timur.

66 Berdasarkan SPE Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, terdapat kenaikan pertumbuhan penjualan material konstruksi

dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu kayu (dari -20,2% yoy menjadi -17,9% yoy), tanah liat (dari -24,3% yoy menjadi -21,5% yoy ), dan perlengkapan konstruksi (dari -12,5% yoy menjadi -8,7% yoy).

Page 47: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

27

1.3.5. Pertambangan dan Penggalian

Perlambatan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian didorong oleh faktor

domestik akibat penurunan produksi minyak. Sementara itu, penurunan yang lebih dalam

tertahan oleh kinerja eksternal yang membaik.

Kinerja Triwulan III 2017

Lapangan usaha pertambangan dan penggalian mencatat pertumbuhan 4,5% (yoy) pada

triwulan III 2017, melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat laju 8,5%

(yoy). Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, perlambatan kinerja

lapangan usaha ini pada periode laporan disebabkan oleh produksi minyak yang tidak setinggi

periode yang sama pada tahun lalu. Sementara, penurunan yang lebih dalam tertahan oleh

peningkatan produksi gas alam di Jawa Timur sejalan dengan semakin berkembangnya

pembangunan Jaringan Gas (Jargas) di wilayah Jawa Timur, antara lain di Surabaya dan

Mojokerto.

Lebih lanjut, penurunan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang lebih

dalam turut tertahan oleh membaiknya kinerja ekspor lapangan usaha ini pada periode

laporan. Nilai ekspor komoditas pertambangan pada triwulan ini tercatat sebesar US$2,4 juta,

mengalami kontraksi sebesar 0,2% (yoy). Pencapaian tersebut lebih baik dibandingkan

triwulan lalu dimana ekspor pertambangan dan penggalian tercatat mengalami kontraksi

sebesar 32,1% (yoy). Membaiknya kinerja ekspor lapangan usaha ini ditopang oleh

peningkatan ekspor komoditas ISIC 14 yakni other mining and quarrying yang didalamnya

terdapat komoditas penggalian batu, pasir dan tanah liat serta barang penggalian dan

pertambangan lainnya. Peningkatan permintaan terjadi di negara tujuan ekspor utama

komoditas tersebut, yakni Tiongkok.67 Kenaikan ekspor komoditas tersebut ke Tiongkok

disinyalir berkaitan dengan tren perbaikan kinerja industri manufaktur Tiongkok. Hal ini

tercermin dari China Manufacturing Purchasing Managers Index (PMI) yang mengalami

peningkatan yakni dari 51,4 di triwulan II 2017 menjadi 51,8 di triwulan III 2017.

Sejalan dengan penurunan kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian, penyaluran

pembiayaan di lapangan usaha ini turut mengalami perlambatan. Pada triwulan III 2017, total

penyaluran kredit ke lapangan usaha pertambangan dan penggalian sebesar Rp5,6 triliun,

atau turun sebesar 4,3% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Pencapaian

tersebut melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dimana penyaluran kredit di lapangan

usaha ini tumbuh sebesar 23,7% (yoy).

67 Pangsa ekspor komoditas tersebut ke Tiongkok di triwulan III 2017 tercatat sebesar 32,1% terhadap total ekspor komoditas

tersebut. Pada triwulan III 2017, ekspor komoditas tersebut ke Tiongkok tercatat tumbuh sebesar 44,2% (yoy) ,meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar -26,5% (yoy).

Page 48: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

28

Sumber : BPS (diolah) Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 48 Nilai Ekspor Pertambangan Non Migas Grafik 1. 49 Kredit Pertambangan dan Penggalian

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Pada triwulan IV 2017, kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian diperkirakan

masih tumbuh positif dan stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Kinerja ekonomi Tiongkok

yang mengindikasikan mulai membaik berpotensi mendorong masih positifnya kinerja

lapangan usaha pertambangan dan penggalian domestik. Lebih lanjut, kinerja pertambangan

minyak domestik yang semakin meningkat diperkirakan mampu menopang positifnya kinerja

lapangan usaha ini pada triwulan mendatang.

1.3.6. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Perlambatan kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum Jawa Timur di

triwulan III 2017 didorong oleh perlambatan konsumsi masyarakat sejalan dengan berlalunya

momen Ramadhan dan Idul Fitri.

Kinerja Triwulan III 2017

Kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum pada triwulan III 2017

melambat dari 9,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi 6,5% (yoy). Perlambatan kinerja

lapangan usaha ini pada periode laporan didorong oleh penurunan konsumsi makanan dan

minuman dari 4,5% (yoy), serta konsumsi restoran dan hotel dari 6,0% (yoy) menjadi 4,1%

(yoy) pada periode yang sama. Perlambatan kinerja lapangan usaha ini pada periode laporan

terutama didorong oleh perlambatan konsumsi swasta Jawa Timur dan mitra dagang domestik

Jawa Timur seiring dengan berlalunya momen Ramadhan dan Idul Fitri yang telah berlangsung

pada triwulan II 2017. Penurunan permintaan mitra dagang domestik tersebut tercermn dari

pperlambatan net ekspor antardaerah dari 96,0% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi 29,9%

(yoy) di triwulan III 2017.

Perlambatan yang lebih dalam dari lapangan usaha ini tertahan oleh perbaikan di sektor

pariwisata yang turut mendukung sektor akomodasi. Peningkatan kinerja pariwisata Jawa

Timur tercermin dari peningkatan jumlah wisatawan asing (wisman) yang melalu Bandara

Page 49: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

29

Juanda. Pada triwulan III 2017, jumlah wisman yang melalui Bandar Udara Juanda sebesar

72,3 ribu orang atau naik 21,8% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sejalan

dengan masuknya musim gugur dan dingin di negara-negara belahan bumi utara serta

berlangsungnya beberapa event di Jawa Timur, antara lain Festival yang digelar di

Banyuwangi. Peningkatan jumlah wisman tersebut diiringi dengan peningkatan Tingkat

Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Jawa Timur yang tercatat sebesar 60,1% di

triwulan III 2017, meningkat dibandingkan triwulan II 2017 (55,8%).

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 50 TPK Hotel Berbintang dan Jumlah Wisman

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 51 Pertumbuhan Konsumsi Makanan dan

Minuman

Sejalan dengan perlambatan lapangan usaha penyediaan makan minum dan akomodasi,

kinerja penyaluran kredit lapangan usaha ini untuk periode laporan turut melambat.

Penyaluran kredit ke sektor penyediaan akomodasi dan makan minum di triwulan III 2017

mencapai sebesar Rp6,5 triliun atau tumbuh 7,1% (yoy), melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 14,1% (yoy). Meskipun demikian, volume kredit untuk sektor ini

masih sangat kecil, yaitu hanya 1,3% dari total penyaluran kredit perbankan Jawa Timur,

sehingga masih terdapat ruang bagi perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke

lapangan usaha ini.

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 52 Kredit Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Page 50: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

30

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum diperkirakan masih tumbuh

positif. Positifnya kinerja lapangan usaha ini terutama ditopang oleh potensi peningkatan

permintaan masyarakat sejalan dengan momen Natal dan Tahun Baru yang terjadi di triwulan

IV 2017.

1.3.7. Transportasi dan Pergudangan

Kinerja lapangan usaha ini meningkat didorong oleh peningkatan arus keberangkatan

penumpang dan muat barang di Tanjung Perak serta kenaikan jumlah penumpang pada rute

penerbangan internasional di Bandara Juanda. Akselerasi yang lebih tinggi dari lapangan

usaha ini tertahan oleh perlambatan jumlah kedatangan penumpang di Tanjung Perak.

Kinerja Triwulan III 2017

Kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan di triwulan III 2017 tumbuh 7,6% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,4% (yoy). Dari sektor

transportasi, peningkatan tersebut tercermin dari kenaikan arus keberangkatan penumpang

dan peningkatan arus barang di Pelabuhan Tanjung Perak. Dari sektor pergudangan,

maskipun melambat dibandingkan triwulan lalu, masih positifnya kinerja net ekspor

antardaerah yang tercermin dari kinerja arus bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak, telah

mendorong kinerja pergudangan Jawa Timur. Sementara itu, peningkatan yang lebih tinggi

tertahan oleh perlambatan jumlah penumpang kedatangan di Pelabuhan Tanjung Perak.

Pada triwulan III 2017, arus keberangkatan penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak tercatat

sebesar 175,7 ribu penumpang atau tumbuh sebesar 27,5% (yoy), meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencatatkan kontraksi sebesar 12,5% (yoy). Peningkatan arus

keberangkatan tersebut sejalan dengan arus balik Idul Fitri yang terjadi pada triwulan III 2017.

Meningkatnya kinerja lapangan usaha ini juga tercermin dari kenaikan arus barang muat di

Pelabuhan Tanjung Perak. Pada triwulan III 2017, arus muat dan bongkar di Pelabuhan

Tanjung Perak masing-masing tercatat sebesar 1,74 juta ton dan 1,73 juta ton atau secara

total (arus muat ditambah bongkar) mencapai 3,5 juta ton. Hal ini sejalan dengan peningkatan

kinerja eksternal Jawa timur dan peningkatan impor Jawa Timur. Total arus bongkar muat

pada triwulan III 2017 tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2017 yang hanya 3,0 juta

ton atau meningkat sebesar 17,2% (yoy). Peningkatan total arus bongkar muat tersebut

ditengarai mendorong peningkatan kinerja sektor pergudangan Jawa Timur.

Page 51: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

31

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 53 Arus Keberangkatan Penumpang di

Tanjung Perak

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 54 Arus Barang di Tanjung Perak

Dari angkutan udara, peningkatan jumlah penumpang pada penerbangan internasional dan

domestik turut menopang akselerasi lapangan usaha transportasi dan pergudangan pada

periode laporan. Pada triwulan III 2017, jumlah penumpang penerbangan internasional yang

melalui Bandara Juanda tercatat sebanyak 239,9 ribu orang atau tumbuh sebesar 20,5% (yoy),

meningkat dibandingkan triwulan lalu yang mencatatkan kontraksi sebesar 2,3% (yoy).

Sementara, pertumbuhan jumlah penumpang penerbangan domestik yang melalui Bandara

Juanda tercatat membaik, yakni dari kontraksi sebesar 1,2% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi

kontraksi sebesar -0,2% (yoy) di triwulan III 2017. Kenaikan jumlah penumpang pada

penerbangan domestik dan internasional sejalan dengan arus balik Idul Fitri yang berlangsung

pada awal triwulan III 2017, libur Tahun Ajaran Baru serta libur panjang akhir pekan yang

terjadi pada periode laporan. Lebih lanjut, disamping kembali normalnya permintaan

masyarakat pasca Ramadhan dan Idul Fitri, kenaikan penumpang pada rute penerbangan

internasional yang melalui Bandara Juanda di tengah perlambatan konsumsi swasta yang

cukup dalam (antara lain makanan dan minuman serta alas kaki) mengindikasikan perubahan

pola perubahan konsumsi masyarakat dari kebutuhan non-leisure menjadi leisure meskipun

pangsanya masih terbatas.

Pertumbuhan lapangan usaha transportasi yang lebih tinggi, tertahan oleh perlambatan arus

kedatangan penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak. Pada triwulan III 2017, jumlah

kedatangan penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak tercatat sebanyak 95,2 ribu penumpang

atau tumbuh sebesar 13,6% (yoy), melambat dibandingkan triwulan lalu yang tercatat

tumbuh sebesar 25,5% (yoy). Perlambatan tersebut didorong oleh berlalunya musim mudik

Idul Fitri 2017. Sementara pada periode arus balik Idul Fitri 2017, jumlah penumpang yang

datang tidak setinggi jumlah penumpang yang berangkat meninggalkan Jawa Timur. Hal ini

mengindikasikan banyaknya jumlah masyarakat Jawa Timur yang bekerja di luar Jawa Timur.

Page 52: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

32

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Grafik 1. 55 Arus Kedatangan Penumpang di Tanjung Perak Grafik 1. 56 Penumpang Penerbangan Domestik di Bandara Juanda

Perbaikan kinerja lapangan usaha transportasi dan perdagangan turut ditopang oleh akselerasi

pembiayaan di lapangan usaha tersebut. Pada triwulan III 2017, penyaluran kredit di lapangan

usaha ini tumbuh 32,7% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh

20,9% (yoy). Hal tersebut berkaitan dengan berlanjutnya revitalisasi Pelabuhan Tanjung Perak,

serta berlangsungnya proyek pengembangan dan pembangunan bandara di Jawa Timur.

Proyek pengembangan bandara antara lain dilakukan di Bandara Juanda (Surabaya) dan

Blimbingsari (Banyuwangi). Adapun rencana pembangunan bandara antara lain adalah

Bandara Purboyo di Malang dan bandara di Kediri.

Sumber: BPS (diolah) Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 1. 57 Penumpang Internasional di Bandara Juanda Grafik 1. 58 Volume Kredit Transportasi dan Pergudangan

Tracking Kinerja Triwulan IV 2017

Kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan di triwulan IV 2017 diperkirakan

melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan kinerja lapangan usaha ini

disebabkan oleh berlalunya arus mudik dan arus balik Idul Fitri 2017 yang telah berlangsung

pada triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, berlalunya musim libur Tahun Ajaran Baru turut

menyebabkan perlambatan di lapangan usaha transportasi dan pergudangan di triwulan IV

2017.

Page 53: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

33

BOKS 1

Perkembangan Defisit Transaksi Berjalan Indonesia

Melihat sejarah transaksi berjalan selama tiga dasawarsa terakhir, perkembangan

makroekonomi Indonesia mengalami defisit transaksi berjalan sejak tahun 1981 sampai

dengan periode sebelum krisis 1997. Selanjutnya pada periode sesudah krisis 1997, kondisi

transaksi berjalan pada umumnya tercatat surplus. Namun demikian, sejak tahun 2012

transaksi berjalan Indonesia kembali tercatat defisit yang terus berlanjut hingga kini (triwulan

III 2017). Perkembangan defisit transaksi berjalan yang berlangsung secara persisten

dikhawatirkan dapat mengganggu stabilitas perekonomian Indonesia. Kekhawatiran tersebut

cukup beralasan karena apabila defisit transaksi berjalan terjadi dan cenderung berlangsung

secara persisten biasanya akan diikuti dengan tekanan depresiasi terhadap nilai tukar dan

penurunan cadangan devisa, bahkan dapat berakhir dengan krisis. Untungnya, defisit transaksi

berjalan Indonesia sejak tahun 2014 masih dapat ditutup dengan kuatnya arus modal masuk

pada transaksi modal dan finansial, sehingga dampaknya terhadap Neraca Pembayaran

Indonesia tidak terlalu mengkhawatirkan dan masih tercatat surplus hingga kini (triwulan III

2017).

Grafik 1 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia

Surplus Neraca Pembayaran Indonesia masih terjaga

Apabila mencermati Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lebih lanjut, diketahui bahwa

terjaganya surplus pada NPI karena defisit transaksi berjalan masih dapat dibiayai dari surplus

transaksi modal dan finansial. Transaksi modal dan finansial tercatat surplus terutama karena

dukungan arus modal masuk yang relatif besar baik dalam bentuk investasi langsung maupun

investasi portofolio. Aliran modal dengan bebas keluar masuk karena Indonesia menganut

rezim open capital account sehingga terjadi dinamika transaksi finansial sesuai perkembangan

-100

0

100

200

300

400

500

600

(40.000)

(30.000)

(20.000)

(10.000)

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 I2016

II III IV I2017

II III

Juta USD

Total Transaksi Berjalan Transaksi Finansial Transaksi Modal-skala kanan

Page 54: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

34

prospek ekonomi domestik. Pada triwulan III 2017, NPI tercatat surplus USD5,4 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus triwulan II 2017 sebesar USD0,7 miliar.

Surplus NPI tersebut mendorong peningkatan posisi cadangan devisa dari USD123,1 miliar

pada akhir triwulan II 2017 menjadi USD129,4 miliar pada akhir triwulan III 2017. Jumlah

cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang

luar negeri pemerintah selama 8,6 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

Perkembangan surplus NPI pada triwulan III 2017 secara keseluruhan menunjukkan

terpeliharanya keseimbangan eksternal perekonomian sehingga turut menopang berlanjutnya

stabilitas makroekonomi. Untuk keseluruhan tahun 2017, kinerja NPI diperkirakan tetap positif

ditopang oleh surplus transaksi modal dan finansial dengan defisit transaksi berjalan yang

terjaga.

Penyebab Defisit Transaksi Berjalan

Transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit sejak tahun 2012 karena surplus pada transaksi

perdagangan barang tidak mampu menutupi defisit pada transaksi pendapatan primer dan

transaksi jasa-jasa. Tren surplus transaksi perdagangan barang makin menipis pasca tahun

2010 akibat peningkatan impor barang yang lebih tinggi dibandingkan ekspor seiring dengan

kenaikan permintaan domestik. Barang-barang ekspor Indonesia antara lain bahan bakar

mineral, alas kaki, bijih, kerak, dan abu logam, serta ikan dan udang. Sedangkan, impor

barang antara lain mesin dan pesawat mekanik, plastik dan barang dari plastik, besi dan baja,

serta bahan kimia organik.

Selain itu, defisit transaksi pendapatan primer juga makin meningkat terutama karena

pembayaran pendapatan investasi (investasi langsung dan portofolio) ke luar negeri yang

makin meningkat setiap tahunnya. Aliran investasi asing yang masuk pada periode-periode

sebelumnya akan berdampak pada pembayaran keluar untuk pengembalian investasi

(deviden/capital gain) ke depan apabila keuntungan dari investasi asing tersebut tidak

ditanamkan kembali di Indonesia. Hal ini akan membebani transaksi berjalan Indonesia.

Page 55: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

35

Grafik 2 Perkembangan Transaski Berjalan Indonesia

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia

Sementara itu, defisit transaksi jasa-jasa terutama karena relatif tingginya pembayaran jasa

transportasi, biaya penggunaan kekayaan intelektual dan jasa bisnis lainnya.

Grafik 3 Perkembangan Defisit Transaksi Jasa-Jasa

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia Bank Indonesia

Perkembangan defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2017 dilaporkan membaik seiring

dengan meningkatnya transaksi ekspor barang baik secara nilai dan volume. Hal ini

menyebabkan defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2017 tercatat 1,65% dari Produk

Domestik Bruto (PDB), membaik dari defisit pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,91%

dari PDB.

(40.000)

(30.000)

(20.000)

(10.000)

-

10.000

20.000

30.000

40.000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 I2016

II III IV I2017

II III

Juta USD

Transaksi Berjalan Barang Jasa Pendapatan Primer

-20000

-15000

-10000

-5000

0

5000

10000

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 I2016

II III IV I2017

II III

Juta USD

Jasa pemerintah Jasa personal, kultural, dan rekreasiJasa bisnis lainnya Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasiBiaya penggunaan kekayaan intelektual Jasa keuanganJasa asuransi dan dana pensiun Jasa konstruksiPerjalanan TransportasiJasa pemeliharaan dan perbaikan Jasa manufaktur

Page 56: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

36

Kontribusi Jawa Timur terhadap Defisit Transaksi Berjalan

Kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur secara konsisten menurun sejak triwulan II 2016,

sementara di sisi lain pertumbuhan impor Jawa Timur meningkat sejak triwulan I 2016.

Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor LN Jawa Timur Grafik 5 Pertumbuhan Impor LN Jawa Timur

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (Diolah)

Penurunan kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur tersebut berpotensi mempengaruhi kinerja

defisit transaksi berjalan nasional yang lebih dalam dan berpengaruh terhadap ketahanan

cadangan devisa Indonesia. Hal ini disebabkan karena kontribusi ekspor impor Jatim terhadap

ekspor impor nasional cukup signifikan. Rata-rata kontribusi ekspor non migas Jatim periode

2012 sampai dengan 2017 tercatat sebesar 11,3% dari total ekspor nasional. Demikian pula

rata-rata kontribusi impor non migas Jatim dalam periode yang sama tercatat sebesar 13,1%

dari total impor nasional.

Grafik 6 Neraca Perdagangan Jatim

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur (Diolah)

Meskipun perdagangan luar negeri Jawa Timur didominasi oleh komoditas non migas, namun

defisit neraca perdagangan (total) Jawa Timur disebabkan oleh tingginya impor migas.

-1,4 -3,02,3

-6,9

11,921,9

6,9 9,7

-10,1-18,8

I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017

%yoy

-1,2-7,0

-13,4-19,5

-4,4 -7,91,2

12,1 12,68,6

I II III IV I II III IV I II

2015 2016 2017

%yoy

(1.500)

(1.000)

(500)

-

500

1.000

1.500

(6.000)

(4.000)

(2.000)

-

2.000

4.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Juta USD Juta USD

Ekspor Impor Net -Skala Kanan

Page 57: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

37

Dampak Defisit Transaksi Berjalan

Diskusi terkait defisit transaksi berjalan telah menjadi perhatian sejumlah ekonom dunia.

Beberapa ekonom memfokuskan penelitian mereka pada sustainabilitas dan dampak dari

defisit transaksi berjalan terhadap stabilitas makroekonomi pada suatu negara.

Menurut Triono, Lutzardo dan Wahyu (2013), dampak defisit transaksi berjalan terhadap

perkembangan makroekonomi berbeda-beda antarnegara. Terdapat beberapa negara yang

mengalami defisit transaksi berjalan secara persisten (jangka panjang) dan beberapa

mengalami defisit transaksi berjalan temporer (jangka pendek) dengan efek yang berbeda

pada masing-masing negara. Ada yang dapat berdampak segera mengganggu kinerja

makroekonominya misalnya ditandai dengan pelemahan tajam nilai tukar, inflasi yang

meningkat dan terganggunya pertumbuhan ekonomi. Namun secara empiris terdapat juga

negara yang tidak mengalami hal demikian meskipun secara empiris jarang terjadi, contohnya

Australia yang secara persisten mengalami defisit transaksi berjalan tetapi kinerja

makroekonominya masih cukup baik. Australia yang selama 36 tahun terakhir (1980-2016)

mengalami defisit transaksi berjalan, namun pertumbuhan ekonomi dapat mencapai sebesar

3,1% rata-rata setahun, cukup tinggi sebagai negara maju. Cadangan devisa tahun 2016

tercatat sebesar USD55,0 miliar meningkat dari tahun 2011 yang mencapai USD46,8 miliar.

Nilai tukar tidak mengalami pelemahan yang terlalu signifikan hanya sebesar 0,3 persen

pertahuan dari sebesar 0,88 USD/AUD tahun 1980 menjadi 0,72 USD/AUD tahun 2016,

bahkan 16 tahun terakhir nilai tukar cenderung menguat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa defisit transaksi berjalan berdampak negatif kepada

kebanyakan negara berkembang. Beberapa negara emerging market yang mengalami defisit

transaksi berjalan yang lebih besar daripada Indonesia mengalami dampak kurang

menguntungkan bagi perekonomiannya, seperti Brazil dan Turki. Brazil yang dalam kurun

waktu 36 tahun terakhir mengalami defisit transaksi berjalan rata-rata 1,93%, mengalami

pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar minus 3,6% turun dibandingkan tahun 2010 yang

mencatat sebesar 7,6%. Inflasi di Brazil mencapai 7,1% (2016) meningkat dari tahun 2007

sebesar 3,6%. Sedangkan nilai tukar BRL terhadap dollar Amerika cenderung melemah dari

sebesar 0,038 BRL/USD tahun 1993 menjadi 3,255 BRL/USD di tahun 2016.

Turki yang dalam kurun waktu 36 tahun terakhir mengalami defisit transaksi berjalan rata-rata

2,16%, mengalami pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 2,9% turun dibandingkan

tahun 2010 yang mencatat sebesar 9,2%. Inflasi di Turki mencapai 7,6% (2016) meningkat

dari tahun 2009 sebesar 6,2%. Sedangkan nilai tukar TRY terhadap dollar Amerika cenderung

melemah dari sebesar 1,3 TRY/USD tahun 2008 menjadi 3,5 TRY/USD di tahun 2016.

Page 58: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

38

Batas Kritikal Level Defisit Transaksi Berjalan yang Sustainabel

Definisi Transaksi Berjalan yang Sustainabel menurut Mann (2002) adalah kondisi dimana

ketidakseimbangan eksternal yang terjadi tidak menimbulkan dorongan ekonomi yang akan

mengubah kondisi saat ini (the external imbalance generates no economic forces that change

its trajectory). Sebagai contoh, apabila defisit transaksi berjalan menyebabkan nilai tukar

melemah cukup dalam atau perlu dilakukan devaluasi (apabila menganut rejim nilai tukar

tetap) maka impor atau ekspor akan terpengaruh sehingga defisit transaksi berjalan akan

terkoreksi pada periode berikutnya, maka kondisi tersebut dikatakan neraca transaksi berjalan

tidak sustainabel. Defisit transaksi berjalan yang besar dan persisten menunjukkan net posisi

investasi internasional negatif yang semakin besar.

Lebih lanjut, Ferretti dan Razin (1996) menyatakan bahwa untuk mengevaluasi kondisi

sustainabilitas defisit transaksi berjalan suatu negara, perlu dipertimbangkan indikator-

indikator sebagai berikut: i) indikator pokok makroekonomi negara meliputi tabungan (saving),

investasi, keterbukaan perekonomian (economic openness) dan perdagangan, komposisi

utang luar negeri, kondisi pasar keuangan dan rejim devisa; ii) stance kebijakan makroekonomi

mencakup fleksibilitas nilai tukar, kebijakan nilai tukar dan kondisi keuangan pemerintah; iii)

kestabilan politik, kepastian kebijakan dan kredibilitas pemerintah; dan iv) ekspektasi dari

pelaku pasar.

Ades dan Kaune (1997) melakukan perhitungan dengan menggunakan konsep solvabilitas

antar waktu (intertemporal) untuk mengukur sustainabilitas transaksi berjalan dalam jangka

panjang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan data tahun 1997 yang mencakup 25

negara emerging termasuk salah satunya Indonesia. Berdasarkan perhitungan, level defisit

transaksi berjalan yang sustainabel bagi Indonesia adalah sebesar 3,4% dari PDB.

Selanjutnya, Sahminan, Ibrahim dan Yanfitri (2009) melakukan studi untuk mencari faktor-

faktor yang menentukan sustainabilitas transaksi berjalan Indonesia periode 1994-2008

dengan metode pendekatan intertemporal. Mereka menemukan bahwa dinamika transaksi

berjalan Indonesia telah optimal sesuai dengan pendekatan intertemporal. Faktor-faktor yang

menentukan sustainabilitas transaksi berjalan Indonesia adalah konsumsi, investasi dan real

effective exchange rate. Berdasarkan data historis, mereka mengasumsikan bahwa threshold

transaksi berjalan Indonesia yang sustainaibel adalah +2% terhadap PDB. Peningkatan rasio

konsumsi dan investasi terhadap PDB sebesar 4,5% akan memperburuk rasio defisit transaksi

berjalan terhadap PDB sebanyak 2%.

Memperhatikan hasil penelitian tersebut di atas, defisit transaksi berjalan Indonesia masih

dalam batas threshold transaksi berjalan yang sustainabel. Selanjutnya defisit transaksi

berjalan Indonesia diperkirakan akan tetap terjaga dalam batas di bawah 3% dari PDB, yaitu

di kisaran 1,5-2,0% dan PDB pada tahun 2017 dan di kisaran 2,0-2,5% PDB pada tahun

2018.

Page 59: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

39

Walaupun defisit transaksi berjalan masih dalam batas threshold, langkah-langkah kebijakan

tertentu untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan tetap diperlukan agar pertumbuhan

ekonomi dapat berkelanjutan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang

terkoordinasi agar penyesuaian defisit transaksi berjalan tetap mengarah pada tingkat yang

sustainabel sehingga keberlangsungan ekonomi negara tetap terjaga. Kebijakan moneter

untuk mempercepat penyesuaian keseimbangan eksternal dapat dilakukan melalui kebijakan

nilai tukar, penguatan operasi moneter, kebijakan makro prudensial dalam rangka mengelola

permintaan domestik, serta kebijakan yang mendorong arus modal. Sementara kebijakan

fiskal juga perlu ditempuh untuk peningkatan ekspor, dan pengelolaan impor untuk

mendukung kesehatan neraca pembayaran.

Page 60: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

40

BOKS 2

Upaya Menekan Defisit Transaksi Berjalan

Sejak 2012, surplus neraca pembayaran Indonesia ditopang oleh surplus pada transaksi

finansial, sementara transaksi berjalan dan modal secara konsisten mengalami defisit.

Sementara itu pada daerah Jawa Timur, perdagangan luar negeri Jawa Timur didominasi oleh

komoditas non migas namun tetap mengalami defisit karena tingginya impor sektor migas.

Ekspor migas di Jawa Timur hanya mencakup 4,56% dari total ekspor Jawa Timur, sedangkan

impor migas di Jawa Timur mencakup 21,65% dari total impor Jawa Timur. Menekan defisit

menjadi fokus utama pada perbaikan ekonomi Jawa Timur.

Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Provinsi Jawa Timur beserta sektor terkait

berupaya menekan defisit transaksi berjalan dengan melakukan Deepening, Strengthening

dan upaya subtitusi impor. Strategi deepening adalah melakukan pengembangan lebih lanjut

terhadap sektor yang telah memiliki keunggulan kompetitif di tingkat perdagangan

internasional (deepening), antara lain industri pengolahan ikan dan industri pengolahan kopi

dan teh. Upaya strengthening adalah pengembangan sektor yang mempunyai potensi tinggi

yaitu sektor pariwisata dengan mengusung konsep pengembangan industri pariwisata

berbasis alam, pengalaman dan MICE. Selain itu, diperlukan juga strategi subtitusi impor

dengan mengembangkan produk domestik pada industri pakan ternak dan industri pupuk.

Grafik 1 Nilai HHI Sektor Perikanan Jawa Timur

Strategi deepening di Jawa Timur dapat berfokus kepada industri pengolahan ikan dan biota

laut, karena kondisi saat ini, industri pengolahan ikan dan biota laut memiliki pangsa terhadap

ekspor Jawa Timur sebesar 4,80% (5 besar ekspor utama Jawa Timur). Tidak hanya itu,

terdapat 8.629 unit pengolahan ikan berskala kecil dan besar di Jawa Timur yang tersebar di

beberapa kabupaten, seperti Gresik, Sidoarjo, Jember, Situbondo, Lamongan, Malang dan

Banyuwangi. Namun ternyata diversifikasi ekspor produk perikanan Jawa Timur masih

terbatas, tercermin dari tingginya nilai HHI. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Page 61: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

41

berperan aktif mendorong ekspor melalui penguatan kegiatan expo dan business gathering,

kebijakan OVOP (One Village One Product), serta kebijakan pembangunan infrastruktur yang

terus berlangsung.

Selanjutnya, strategi strengthening berfokus kepada sektor pariwisata di Jawa Timur. Sektor

pariwisata di Jawa Timur saat ini sedang berkembang pesat dan menjadi fokus utama dari

Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang

datang ke wilayah Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang konsisten sejak tahun 2011

hingga saat ini. Tidak hanya itu, share lapangan usaha pada sektor akomodasi dan makanan

minuman terhadap PDB dan PDRB Jatim juga terus menunjukkan peningkatan. Ditambah lagi

dengan pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang melalui Bandara Juanda, serta tingkat

penghunian kamar (TPK) hotel berbintang Jawa Timur yang terus menunjukkan peningkatan.

Hal ini menandakan bahwa preferensi wisatawan mancanegara dan lokal terhadap sektor

pariwisata di Jawa Timur semakin baik.

Grafik 2 Share Lap. Usaha Akomodasi dan Mamin

Grafik 3 Jumlah wisman melalui Juanda, TPK Hotel Jawa Timur

Angka daya tarik wisata (DTW) alam, budaya dan buatan, serta akomodasi, makanan dan

minuman serta usaha perjalanan wisata terus meningkat sejak 2012. Oleh karena itu telah

terjadi penyerapan tenaga kerja di Jawa Timur yang cukup signifikan. Data saat ini

menunjukkan bahwa terdapat 237.404 tenaga kerja usaha pariwisata pada tahun 2016

dengan angka pertumbuhan sebesar 13,8%. Disamping itu, jumlah tenaga kerja bersertifikasi

profesi juga turut meningkat menjadi 11.171 di tahun 2016. Dikarenakan penyerapan tenaga

kerja yang cukup besar, maka pemerintah provinsi Jawa Timur berupaya dengan

meningkatkan infrastruktur perhubungan, mengembangkan kawasan agrowisata dan

menciptakan business event berpotensi yang mampu menarik minat wisatawan lokal maupun

mancanegara. Membangun infrastruktur perhubungan dilakukan dengan membangun bandar

udara baru yang membuka akses ke tempat tujuan wisata seperti di Trenggalek dan Sumenep.

Selain itu, pengembangan kawasan agrowisata merupakan faktor endowment di Provinsi Jawa

Timur.

Upaya lainnya dalam pengembangan sektor pariwisata di Jawa Timur adalah pengembangan

industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). Industri MICE adalah industri yang

belum terjamah dengan baik di Indonesia. Padahal industri MICE merupakan salah satu

andalan pariwisata di beberapa negara maju dan juga merupakan salah satu bisnis yang

Page 62: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

42

menjanjikan. Oleh sebab itu, pemerintah daerah di Jawa Timur ingin mengambil peluang

tersebut dan mengembangkannya di Jawa Timur, bahkan sudah diterapkan di Kabupaten

Banyuwangi dengan berbagai macam festival dan event yang diadakan disana seperti

Banyuwangi Festival dan Banyuwangi Ethno Carnaval

Tabel 1 Perkembangan Tenaga Kerja Pariwisata

Upaya subtitusi impor yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Jawa Timur adalah

mengembangkan endowment Jagung serta mendukung perkembangan perusahaan-

perusahaan besar yang bergerak di bidang pakan ternak seperti Japfa. Selanjutnya, subtitusi

impor juga dilakukan pada industri pupuk terbukti dari RSCA yang terus meningkat pada 1

dekade terakhir.

Upaya-upaya penguatan penerimaan devisa yang dilakukan di Jawa Timur tidak lepas dari

peran penting pemerintah provinsi Jawa Timur beserta stakeholder terkait. Beberapa upaya

yang sudah dilakukan seperti penguatan ekspor dengan mengusung One Village One Product

(OVOP) sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor dan diversifikasi produk ekspor. Tidak

hanya itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur juga memberikan kontribusi

langsung kepada pelaku usaha seperti menghadirkan uji coba mobil mobil pelayanan

standardisasi, kekayaan intelektual, dan desain produk industri yang memberikan konsultasi

secara gratis. Dengan ini diharapkan CAD dapat ditekan melalui kontribusi aktif dari Jawa

Timur.

Page 63: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

43

BAB II

KEUANGAN PEMERINTAH

Page 64: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

44

2.1. Gambaran Umum

Anggaran Belanja dan Transfer pemerintah di Jawa Timur di tahun 2017 secara total

mencapai Rp170,49 triliun. Berdasarkan pembentuknya, APBD kabupaten/kota merupakan

kontributor terbesar dengan pangsa 51,72%. Realisasi anggaran pemerintah di Jawa Timur

pada triwulan III 2017 secara umum tercapai dan relatif sama dengan historisnya tiga tahun

terakhir.

Total anggaran pengeluaran pemerintah di Jawa Timur tahun 2017 mencapai Rp170,49

triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp148,21 triliun. Sebagian

besar didominasi oleh anggaran pemerintah kabupaten/kota, dengan pangsa 51,72% atau

Rp88,17 triliun. Proporsi terbesar kedua adalah alokasi APBN untuk Jawa Timur yang

mencapai Rp53,93 triliun dengan pangsa 31,63% dan yang terendah adalah APBD Provinsi

Jawa Timur, sebesar Rp28,39 triliun (16,65%). Pada triwulan III 2017, realisasi belanja APBD

provinsi, APBD kabupaten/kota, dan APBN terhadap pagu anggaran tercapai pada tingkat

yang relatif tinggi, relatif sama dengan historisnya tiga tahun terakhir.

2.2. APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Anggaran pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur meningkat 16,74% (yoy) di tahun 2017,

didorong oleh pendapatan transfer. Anggaran belanja dan transfer turut meningkat 15,34%

(yoy), dengan belanja operasi sebagai komponen utama.

Nilai anggaran pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2017 sebesar Rp27,93 triliun,

sementara Anggaran Belanja dan Transfer mencapai Rp28,48 triliun. Dengan demikian, defisit

APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2017 turun dari Rp0,69 triliun di tahun 2016 menjadi Rp0,55

triliun.

Sumber : BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 1 Perkembangan APBD Provinsi Jawa Timur

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH

Page 65: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

45

2.2.1. Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ditargetkan naik 16,74% dari tahun 2016

menjadi Rp27,93 triliun.

Tabel 2. 1 Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur 2016 dan 2017

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Sumber utama kenaikan adalah Pendapatan Transfer, yang ditargetkan meningkat 40,58%

(yoy) dari Rp9,27 triliun menjadi Rp13,03 triliun, bersumber dari Dana Perimbangan

Pemerintah Pusat. Peningkatan tersebut seiring dengan keberhasilan tax amnesty di tahun

2016. PAD juga dianggarkan meningkat dari Rp14,62 triliun menjadi Rp14,90 triliun di 2017

(naik 1,89%) sejalan dengan potensi membaiknya kinerja ekonomi domestik dan dunia yang

berdampak pada kinerja ekonomi Jawa Timur.

Sumber : BPKAD Jawa Timur Sumber : BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 2 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD Provinsi Jawa Timur – Anggaran

Grafik 2. 3 Perkembangan Derajat Otonomi Fiskal APBD Provinsi Jawa Timur – Realisasi

Derajat Otonomi Fiskal (DOF)70 Provinsi Jawa Timur (anggaran 2017) mencapai 53,34%.

Meskipun masih baik, namun DOF tersebut lebih rendah dibandingkan tahun 2016 (61,12%)

karena tingginya anggaran Transfer di tahun 2017.

70 Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap total pendapatan

Th. 2016 Th. 2017

(Milyar Rp) (Milyar Rp)

PENDAPATAN DAERAH 23.929 27.933 16,74

PENDAPATAN ASLI DAERAH 14.624 14.900 1,89

PAJAK DAERAH 11.934 12.179 2,05

RETRIBUSI DAERAH 120 120 0,36

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 364 371 1,87

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 2.206 2.230 1,07

PENDAPATAN TRANSFER 9.271 13.033 40,58

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN 9.237 13.025 41,01

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA 34 8 (77,87)

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH - LAINNYA - -

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 34 (100,00)

PENDAPATAN HIBAH 34 (100,00)

PENDAPATAN DANA DARURAT - -

PENDAPATAN LAINNYA - -

UraianAPBD Provinsi Jawa Timur

% Perubahan

Page 66: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

46

Sumber : BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 4 Proporsi Anggaran Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa Timur

Berdasarkan komposisi PAD, pajak daerah masih menjadi sumber utama PAD Provinsi Jawa

Timur dengan pangsa 81,74%. Penerimaan pajak daerah pada APBD Jawa Timur 2017

ditargetkan sebesar Rp12,18 triliun, naik 2,05% dibandingkan tahun sebelumnya (Rp11,93

triliun). Kenaikan tersebut didasari oleh kebijakan amnesti pajak serta implementasi Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan

Pajak (PNPB) yang menyatakan kenaikan pajak terkait kendaraan bermotor mulai 6 Januari

2017, diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak daerah Jawa Timur.

2.2.2. Realisasi Pendapatan Provinsi Jawa Timur

Realisasi pendapatan APBD Provinsi Jawa Timur pada triwulan III 2017 (kumulatif) mencapai

Rp22,3 triliun atau 79,94% dari pagu anggaran, meningkat 21,19% dibandingkan realisasi

triwulan III 2016 yang hanya Rp18,4 triliun. Peningkatan realisasi tersebut didorong oleh

tingginya realisasi PAD dan dana perimbangan yang masing-masing telah terealisasi 83,86%

dan 75,24%.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 5 Persentase Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur

Page 67: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

47

Tabel 2. 2 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di triwulan III 2017 mencapai 83,86% dari pagu

anggaran atau senilai Rp12,5 triliun, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan III 2016

(Rp11,67 triliun atau 79,77% dari pagu anggaran). Tingginya realisasi PAD didorong oleh

kinerja pajak daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan

pendapatan pajak daerah, antara lain kolaborasi e-samsat Jatim dengan PT. Pos Indonesia

(Persero), Samsat Home Care, dan Samsat Jujug Desa. Tingginya pendapatan pajak daerah

juga tercermin dari kinerja sektor akomodasi dan makan minum serta sektor transportasi dan

pergudangan yang mampu tumbuh tinggi, masing-masing 6,54% dan 7,56% di triwulan III

2017.

Sementara itu, realisasi pendapatan transfer mencapai 75,24% di triwulan ini dan tumbuh

45,69% dibandingkan triwulan II 2016. Tingginya realisasi dana perimbangan didorong oleh

realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 82,3% dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar

71,8%. Selain kemudahan alokasi DAU dan DAK dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah,

tingginya realisasi juga didorong percepatan pelaksanaan berbagai program prioritas Nasional

di daerah. Dalam hal ini, peran tiap Kepala Daerah menjadi penting untuk memastikan

optimalisasi penggunaan pendapatan transfer sesuai dengan kebijakan dan program kerja

yang telah ditetapkan.

2.2.3. Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur

Anggaran belanja dan transfer APBD Provinsi Jawa Timur tahun 2017 mencapai Rp28,48

triliun, meningkat 15,70% (yoy) dari tahun 2016. Namun, anggaran Transfer ke daerah turun

9,41% (yoy), sehingga di tahun 2017, anggaran pemerintah kabupaten/kota di Jawa Timur

lebih didukung oleh Pendapatan Transfer dari Pemerintah Pusat.

Pagu Pagu(Milyar Rp) (Milyar Rp) % (Milyar Rp) (Milyar Rp) %

PENDAPATAN DAERAH 23.929 18.425 77,00 27.933 22.329 79,94

PENDAPATAN ASLI DAERAH 14.624 11.665 79,77 14.900 12.495 83,86

PAJAK DAERAH 11.934 9.304 77,96 12.179 10.168 83,49

RETRIBUSI DAERAH 120 91 75,65 120 82 68,04

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH

YANG DIPISAHKAN 364 358 98,35 371 369 99,50

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 2.206 1.913 86,69 2.230 1.876 84,14

PENDAPATAN TRANSFER 9.271 6.731 72,60 13.033 9.806 75,24

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA

PERIMBANGAN 9.237 6.693 72,46 13.025 9.789 75,15

TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA 34 38 112,09 8 17 224,84

TRANSFER PEMERINTAH DAERAH - LAINNYA - - - - -

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 34 29 87,54 28 -

PENDAPATAN HIBAH 34 29 87,54 28 -

PENDAPATAN DANA DARURAT - - - - -

PENDAPATAN LAINNYA - - - - -

2017Realisasi Kumulatif Tw IIIRealisasi Kumulatif Tw IIIUraian

2016

Page 68: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

48

Komponen terbesar anggaran belanja adalah belanja operasi yang mencapai pangsa 86,52%

dari total belanja dan tumbuh 25,27% dibandingkan tahun 2016. Kenaikan tertinggi

komponen belanja operasi terjadi pada belanja pegawai yang naik 110,38%. Peningkatan

tersebut didorong oleh komponen gaji guru dan Bantuan Operasional Siswa (BOS) tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) yang direlokasi dari APBD Kabupaten/ Kota menjadi APBD

Provinsi.

Tabel 2. 3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017, Milyar Rupiah

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Anggaran belanja modal juga tumbuh 29,22% untuk mendukung berbagai pembangunan

infrastruktur di Jawa Timur, dengan komposisi terbesar pada belanja gedung dan belanja

peralatan.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 6 Proporsi Anggaran Belanja APBD Provinsi Jawa Timur

Th. 2016 Th. 2017

(Milyar Rp) (Milyar) Rp

TOTAL BELANJA DAN TRANSFER 24.617 28.482 15,70

BELANJA 17.764 22.275 25,39

BELANJA OPERASI 15.385 19.272 25,27

BELANJA PEGAWAI 3.111 6.545 110,39

BELANJA BARANG 4.657 5.744 23,33

BELANJA BUNGA 2 4 96,98

BELANJA SUBSIDI - 31 -

BELANJA HIBAH 7.595 6.927 (8,81)

BELANJA BANTUAN SOSIAL 19 23 16,36

BELANJA MODAL 2.279 2.945 29,22

BELANJA TANAH 48 44 (8,52)

BELANJA PERALATAN DAN MESIN 1.012 1.071 5,79

BELANJA GEDUNG DAN BANGUNAN 840 1.147 36,50

BELANJA JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN 358 655 82,60

BELANJA ASET TETAP LAINNYA 3 4 45,11

BELANJA ASET LAINNYA 18 25 41,94

BELANJA TAK TERDUGA 100 58 (42,37)

TRANSFER 6.853 6.208 (9,41)

TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN KE

KABUPATEN/KOTA5.033 5.175 2,83

TRANSFER BANTUAN KEUANGAN KE PEMERINTAH

DAERAH LAINNYA1.820 1.033 (43,26)

APBD Provinsi Jawa Timur% PerubahanUraian

Page 69: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

49

2.2.4. Realisasi Belanja Provinsi Jawa Timur Triwulan III 2017

Realisasi belanja dan transfer Provinsi Jawa Timur mencapai Rp11,5 triliun atau 40,49% dari

pagu anggaran. Pencapaian tersebut lebih tinggi dari triwulan III 2016, yang sebesar Rp9,09

triliun atau 36,93% dari pagu anggaran. Tingginya realisasi lebih didorong oleh realisasi

transfer, sedangkan realisasi belanja cenderung sama dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, yaitu di kisaran 35% - 40%.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 7 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer Daerah Provinsi Jawa Timur

Belanja Operasi

Realisasi belanja operasi secara kumulatif di triwulan III 2017 mencapai Rp13,69 triliun atau

61,46% dari pagu anggaran 2017. Realisasi ini lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2016 dan

meningkat 32,42%. Peningkatan realisasi belanja operasi didorong baik oleh belanja pegawai

maupun belanja barang diantaranya tercermin dari penyaluran gaji ke-13 yang cair pada bulan

Juli 2017. Tingginya realisasi belanja operasi juga tercermin dari pertumbuhan konsumsi

pemerintah pada PDRB Jawa Timur yang mampu tumbuh 2,64% di triwulan ini, setelah

sebelumnya turun 3,65%.

Berdasarkan nominalnya, belanja pegawai mengalami kenaikan realisasi tertinggi

dibandingkan triwulan III 2017, yaitu tumbuh 110,70% (yoy) dan mencapai Rp4,33 triliun.

Tingginya kenaikan tersebut selain karena penyaluran gaji ke-13 dan 14 juga karena pada

tahun 2017 komponen gaji guru dan BOS tingkat SMA masuk menjadi komponen APBD

Provinsi Jawa Timur. Di lain sisi, realisasi belanja bantuan sosial masih relatif kecil yaitu hanya

mencapai 19,53% terhadap pagu anggaran. Hal ini diindikasikan karena adanya berbagai

program bantuan sosial dari Kementerian Sosial. Di triwulan ini, pemerintah Provinsi Jawa

Timur telah menyalurkan Bantuan Beras Bersubsidi dengan sasaran 256.972 Rumah Tangga

yang bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan.

Page 70: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

50

Tabel 2. 4 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 dan 2017

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Belanja Modal

Realisasi belanja modal di triwulan III 2017 hanya sebesar Rp986 miliar atau 33,49% dari pagu

anggaran. Meskipun secara nominal terdapat peningkatan realisasi (naik 15,83%), namun

presentase realisasi terhadap pagu anggaran justru turun dibandingkan triwulan III 2016.

Belanja tanah dan belanja jalan, irigasi, jaringan merupakan komponen belanja modal dengan

realisasi terendah yaitu 0,23% dan 24,13% dari pagu anggaran. Rendahnya realisasi belanja

tanah pada umumnya terkendala masalah pembebasan lahan. Sementara untuk belanja jalan,

irigasi dan jaringan, terkendala oleh pengadaan konstruksi jembatan yang hanya terealisasi

16,72% dan konstruksi jaringan air yang hanya terealisasi 22,63%.

2.3. APBD 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2017

Anggaran pendapatan APBD kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2017 mencapai Rp84

triliun71, sedangkan anggaran belanja dan transfer sebesar Rp88,2 triliun. Di triwulan III 2017,

secara kumulatif realisasi anggaran pendapatan mencapai 48,01%, sedangkan realisasi

anggaran belanja sebesar 31,37%.

Dengan anggaran pendapatan mencapai Rp84 triliun dan anggaran belanja sebesar Rp88,2

triliun, defisit anggaran kabupaten/kota di Jawa Timur mencapai Rp5,1 triliun. Defisit ini lebih

rendah dibandingkan tahun 2016 yang sebesar Rp11,4 triliun. Hal ini sejalan dengan kebijakan

71 Kumulatif penjumlahan APBD 37 kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2017

Pagu Pagu

(Milyar Rp) (Milyar Rp) % (Milyar Rp) (Milyar Rp) %

TOTAL BELANJA DAN TRANSFER 24.617 14.953 60,74 28.482 18.980 66,64

BELANJA 17.764 10.440 58,77 22.275 13.691 61,46

BELANJA OPERASI 15.385 9.578 62,26 19.272 12.684 65,82

BELANJA PEGAWAI 3.111 2.055 66,05 6.545 4.329 66,14

BELANJA BARANG 4.657 2.883 61,90 5.744 3.581 62,34

BELANJA BUNGA 2 1 78,42 4 1 20,29

BELANJA SUBSIDI - - - 31 - -

BELANJA HIBAH 7.595 4.628 60,93 6.927 4.769 68,86

BELANJA BANTUAN SOSIAL 19 12 59,32 23 4 19,53

BELANJA MODAL 2.279 852 37,36 2.945 986 33,49

BELANJA TANAH 48 4 7,66 44 0 0,23

BELANJA PERALATAN DAN MESIN 1.012 377 37,28 1.071 437 40,80

BELANJA GEDUNG DAN BANGUNAN 840 324 38,54 1.147 385 33,59

BELANJA JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN 358 142 39,50 655 158 24,13

BELANJA ASET TETAP LAINNYA 3 2 69,47 4 2 57,72

BELANJA ASET LAINNYA 18 3 18,47 25 4 15,67

BELANJA TAK TERDUGA 100 10 10,39 58 20 35,48

TRANSFER 6.853 4.513 65,85 6.208 5.289 85,20

TRANSFER/BAGI HASIL PENDAPATAN

KE KABUPATEN/KOTA5.033 3.361 66,78 5.175 4.362 84,28

TRANSFER BANTUAN KEUANGAN KE

PEMERINTAH DAERAH LAINNYA1.820 1.152 63,29 1.033 927 89,79

2017

Realisasi Kumulatif Tw IIIUraian Realisasi Kumulatif Tw III

2016

Page 71: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

51

Pemerintah Jawa Timur untuk lebih efektif dan mempertimbangkan skala prioritas dalam

penyusunan anggaran dengan dengan tidak mengesampingkan penerimaan dari PAD yang

stagnan dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber : BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 8 Perkembangan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

2.3.1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD Kabupaten/Kota

Anggaran

Anggaran pendapatan 37 kabupaten/kota di Jawa Timur tahun 2017 sebesar Rp83 triliun,

dengan komponen terbesar adalah pendapatan transfer (78% dari total anggaran). Hal

tersebut menunjukkan masih tingginya ketergantungan kabupaten/kota terhadap dana

Pemerintah Pusat dan menyebabkan derajat otonomi fiskal APBD kabupaten/kota di Jawa

Timur masih rendah, yaitu secara total hanya 17,82%.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 9 Proporsi Anggaran Pendapatan APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 10 Proporsi Komponen Anggaran Pendapatan APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Page 72: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

52

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 11 Derajat Otonomi Fiskal Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Anggaran pendapatan tertinggi dimiliki oleh Kota Surabaya yaitu Rp7,58 triliun (9,53% dari

total anggaran pendapatan kabupaten/kota di Jawa Timur), sedangkan yang terendah adalah

Kota Mojokerto yaitu Rp755 miliar. Sebagai wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi tertinggi

di Jawa Timur, Kota Surabaya memiliki derajat otonomi fiskal paling tinggi, yakni 55,56%.

Perekonomian Kota Surabaya didominasi oleh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor (pangsa 27,48%), serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

(pangsa 15,17%), sehingga memiliki potensi penghasilan pajak daerah yang besar. Beberapa

kewenangan pemungutan pajak oleh pemerintah kabupaten/kota antara lain pajak hotel,

pajak restoran, pajak hiburan, serta pajak parkir. Sementara itu Kabupaten Bondowoso

memiliki derajat otonomi fiskal terendah, yaitu sebesar 7,70%. Hal ini karena kabupaten

memiliki sumber penerimaan daerah yang terbatas, antara lain akibat besarnya dominasi

sektor pertanian (33,62%), sehingga potensi penerimaan pajak daerah relatif rendah di

wilayah tersebut.

Realisasi

Realisasi pendapatan APBD kabupaten/kota di Jawa Timur mencapai 75,65% dari pagu

anggaran, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (68,03%). Realisasi tertinggi terjadi

pada pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer. Sementara berdasarkan nominal,

pendapatan transfer mendominasi perolehan pendapatan yaitu 76,15% dari total pendapatan

dan naik 3,27% dari triwulan III 2016.

Tabel 2. 5 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017

Sumber: BPKAD Jawa Timur

PaguReal Kumulatif

Tw III

Pangsa

(Pagu/Realisasi)Pagu

Real Kumulatif

Tw III

Pangsa

(Pagu/Realisasi)(Milyar Rp) (Milyar Rp) % (Milyar Rp) (Milyar Rp) %

PENDAPATAN 85.159 57.932 68,03% 83.096 62.863 75,65%

Pendapatan Asli Daerah 13.919 9.435 67,79% 15.856 12.266 77,36%

Pendapatan Transfer 67.845 46.355 68,32% 64.731 47.870 73,95%

Lain-lain Pendapatan yang Sah 3.396 2.142 63,07% 2.509 2.707 107,90%

20172016

Uraian

Page 73: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

53

Meskipun belum mendominasi, namun terdapat perbaikan kinerja PAD kabupaten/kota di

Jawa Timur, yaitu mampu tumbuh 30,00% dari realisasi PAD di triwulan III 2016. Peningkatan

yang signifikan tersebut diindikasikan sebagai dampak berbagai inovasi pemerintah daerah

untuk mempermudah pembayaran pajak daerah dan mendorong pengembangan ekonomi di

masing-masing wilayah.

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 12 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota Jawa Timur, 2017 Triwulan III

Sampai dengan triwulan III 2017, presentase realisasi pendapatan tertinggi dibukukan oleh

Kabupaten pamekasan, yaitu Rp1,59 triliun atau 89,81% dari pagu anggaran. Tingginya

realisasi didorong oleh pencapaian PAD sebesar 88,90% dan pendapatan transfer sebesar

78,43%. Struktur ekonomi Kabupaten Pamekasan yang mulai meningkat di sektor

perdagangan mendorong potensi peningkatan PAD ke depan. Sementara itu, realisasi

pendapatan terendah terjadi di Kota Mojokerto yaitu 67,88% dari pagu anggaran atau

terealisasi Rp512,91 milyar. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya realisasi PAD Kota

Mojokerto yang hanya sebesar 57,93%. Kinerja industri pengolahan yang belum terlalu kuat

di Kota Mojokerto diindikasikan menjadi penyebabnya.

2.3.2. Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota

Anggaran

Anggaran belanja dan Transfer kabupaten/kota di Jawa Timur mencapai Rp88,2 triliun dengan

komponen terbesar adalah anggaran belanja operasi yaitu Rp63,5 triliun atau 72,02% dari

total anggaran belanja.

Page 74: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

54

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 13 Proporsi Anggaran Belanja APBD Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 14 Proporsi Komponen Anggaran Belanja APBD Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 15 Anggaran Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017

Anggaran belanja dan Transfer Kota Surabaya merupakan yang terbesar di antara wilayah

lainnya, yakni Rp8,56 triliun atau 9,71% dari total anggaran kabupaten/kota di Jawa Timur.

Sedangkan Kota Blitar mencatat Anggaran Belanja terendah, yakni Rp824 miliar atau 0,94%

dari total anggaran kabupaten/kota di Jawa Timur. Sementara itu, rasio Belanja Modal

terhadap total pengeluaran tertinggi terjadi di Kota Pasuruan yang mencapai 36,19%, dan

terendah di Kabupaten Tulungagung sebesar 12,94%.

Realisasi

Secara kumulatif, realisasi belanja dan transfer kabupaten/kota di Jawa Timur di triwulan ini

hanya mencapai 54,79% dari pagu anggaran, lebih rendah dari periode yang sama tahun

sebelumnya yang sebesar 58,79%. Penurunan realisasi terjadi pada seluruh komponen

belanja, yaitu belanja operasi dan belanja modal. Sebaliknya, realisasi transfer kabupaten/kota

ke kecamatan/desa di bawahnya meningkat dari 44,16% menjadi 61,96%.

Kabupaten Tulungagung merupakan daerah dengan realisasi belanja dan transfer tertinggi

sampai dengan triwulan III 2017, yaitu sebesar Rp1,66 triliun atau 68,12% dari pagu anggaran

tahun 2017. Pendorong tingginya realisasi masih bersumber dari belanja operasi (66,07%)

Page 75: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

55

sementara belanja modal baru terealisasi 55,67%. Sebaliknya, Kota Pasuruan hanya

merealisasikan 45,90% pagu anggaran belanja dan transfer sehingga menjadi daerah dengan

realisasi terendah. Realisasi belanja modal Kota Pasuruan yang hanya 16,36% menjadi

pendorong utamanya. Rendahnya belanja modal Kota Pasuruan utamanya terjadi pada belanja

bangunan dan gedung (6,33%) dan belanja jalan, irigasi dan jaringan (14,93%).

Tabel 2. 6 Anggaran dan Realisasi Belanja Kabupaten/Kota Jawa Timur Triwulan III 2017

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Sumber: BPKAD Jawa Timur

Grafik 2. 16 Persentase Realisasi Belanja dan Transfer APBD Kab/Kota Jawa Timur, 2017 Triwulan III

2.4. Alokasi APBN di Jawa Timur

Alokasi belanja APBN di Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai Rp53,93 triliun atau naik

35,5% (yoy) dibandingkan tahun 2016. Peningkatan terbesar terjadi pada anggaran belanja

modal sejalan dengan berlangsungnya pembangunan proyek infrastruktur di Jawa Timur.

Pemerintah Pusat mengalokasikan sejumlah anggaran APBN untuk direalisasikan di Jawa

Timur. Anggaran penerimaan APBN tersebut berasal dari penerimaan dalam negeri yang

bersumber dari pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta hibah. Tiga Kantor

Wilayah DJP di Jawa Timur mengelola penerimaan pajak tersebut. Sementara itu, belanja

APBN disalurkan melalui Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke pemerintah daerah, baik

pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota di Jawa Timur. Belanja Pemerintah Pusat

digunakan untuk membayar gaji pegawai kementerian atau instansi Pemerintah Pusat yang

Pagu Pagu(Milyar Rp) (Milyar Rp) % (Milyar Rp) (Milyar Rp) %

BELANJA & TRANSFER 83.787 49.261 58,79% 88.171 48.308 54,79%

Belanja Operasi 60.733 40.124 66,07% 63.497 38.639 60,85%

Belanja Modal 18.033 6.962 38,60% 19.264 6.397 33,21%

Belanja Tak Terduga 160 29 17,85% 229 62 27,07%

Transfer 4.862 2.147 44,16% 5.182 3.211 61,96%

Real Kumulatif Tw III 2016

2017

Real Kumulatif Tw III 2016

2016Uraian

Page 76: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

56

berada di Jawa Timur, proyek-proyek infrastruktur strategis yang dicanangkan oleh Pemerintah

Pusat, serta program-program kementerian yang dilaksanakan di Jawa Timur. Anggaran yang

dibahas selanjutnya merupakan Belanja Pemerintah Pusat, tidak termasuk Pengeluaran

Pemerintah Pusat melalui Transfer ke pemerintah daerah.

Tabel 2. 7 Anggaran Belanja APBN di Provinsi Jawa Timur

Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur

2.4.1. Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur Tahun 2017

Dengan total nilai Rp53,93 triliun, alokasi Anggaran Belanja APBN di Jawa Timur naik 35,5%

(yoy) dibandingkan Anggaran Belanja tahun 2016. Tingginya kenaikan anggaran belanja APBN

di Jawa Timur, salah satunya karena adanya komponen anggaran baru di tahun 2017 yaitu

Dana Desa dan Dana Alokasi Khusus Fisik. Hal ini menunjukkan tingginya komitmen

Pemerintah Pusat untuk meningkatkan pembangunan di daerah.

Anggaran Belanja Pegawai dan Belanja Barang memiliki pangsa terbesar, masing-masing

sebesar 41,4% dan 29,7%. Meskipun demikian, kenaikan anggaran tertinggi terjadi pada

komponen belanja modal (naik 23,5%), yang didorong oleh berlangsungnya proyek

infrastruktur strategis yang berlangsung di Jawa Timur, antara lain pembangunan bandara

baru di Jawa Timur dan pembangunan jalan tol.

PAGU PAGU

Milyar Rp Milyar Rp

Belanja Pegawai 18,467 46.4% 20,685 38.4% 12.0%

Belanja Barang 14,147 35.5% 13,981 25.9% -1.2%

Belanja Modal 6,888 17.3% 8,507 15.8% 23.5%

Belanja Bantuan Sosial 302 0.8% 269 0.5% -11.0%

Dana Desa 4,143 7.7%

Dana Alokasi Khusus Fisik 6,340 11.8%

Pelayanan Umum 1,934 4.9% 12,107 22.9% 526.0%

Pertahanan 7,425 18.7% 7,912 15.1% 6.6%

Ketertiban dan Keamanan 5,627 14.1% 6,161 11.6% 9.5%

Ekonomi 7,775 19.5% 8,911 16.5% 14.6%

Lingkungan Hidup 594 1.5% 752 1.5% 26.7%

Perumahan dan Fasilitas Umum 906 2.3% 943 1.8% 4.0%

Kesehatan 834 2.1% 652 1.4% -21.9%

Pariwisata dan Budaya 6 0.0% 2 0.0% -65.0%

Agama 801 2.0% 780 1.5% -2.7%

Pendidikan 13,351 33.5% 15,220 26.8% 14.0%

Perlindungan Sosial 551 1.4% 486 0.9% -11.7%

TOTAL 39,804 100.0% 53,925 100.0% 35.5%

Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan Fungsi

Jenis BelanjaPangsa

2016

Pangsa % Perubahan

TA 2017

Page 77: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

57

Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur

Grafik 2. 17 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Jenis Belanja

Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur

Grafik 2. 18 Pangsa Anggaran Belanja APBN Jawa Timur Menurut Fungsi

Berdasarkan fungsinya, belanja APBN Jawa Timur masih berfokus pada fungsi pendidikan

dengan pangsa 28%, diikuti fungsi pelayanan umum (18%), pertahanan (18%), dan fungsi

ekonomi (16%). Komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan sumber daya

manusia di Jawa Timur tercermin dari besarnya anggaran untuk fungsi pendidikan. Anggaran

fungsi pendidikan tersebut diantaranya disalurkan dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) untuk SD, SMP, SMA, maupun SMK. Selain komitmen terhadap pendidikan, pemerintah

juga meningkatkan komitmen terhadap pelayanan umum yang sudah menjadi tugas dari

pemerintah itu sendiri.

2.4.2. Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Tahun 2017

Realisasi kumulatif total belanja APBN di triwulan III 2017 mencapai 60,5% dari pagu

anggaran atau senilai Rp32,59 triliun, SEDIKIT meningkat dibandingkan periode yang sama di

tahun lalu (Rp23,83 triliun atau 59,6% dari pagu anggaran).

46%

36%

17%

1%Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bantuan Sosial

201641%

30%

13%

01%

2017

5%

19%

14%

20%1%

2%

2%

0%

2%

34%

1% Pelayanan Umum

Pertahanan

Ketertiban dan Keamanan

Ekonomi

Lingkungan Hidup

Perumahan dan Fasilitas Umum

Kesehatan

Pariwisata dan Budaya

Agama

Pendidikan

Perlindungan Sosial

2016

18%

18%

14%16%1%

2%

1%0%

1%

28%

1%

2017

Page 78: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

58

Berdasarkan jenis belanja, secara kumulatif di triwulan III 2017, belanja pegawai mencatat

realisasi tertinggi yaitu 66,2% dari anggaran, sedangkan realisasi Belanja Barang dan Bantuan

Sosial masing-masing sebesar 61,8% dan 55,3%. Sementara itu secara nominal terdapat

pertumbuhan realisasi belanja modal sebesar sebesar 17,6% sejalan dengan upaya percepatan

pembangunan proyek-proyek infrastruktur di Jawa Timur. Tingginya pencapaian belanja

pemerintah pada triwulan ini mendorong peningkatan konsumsi pemerintah yakni dari

kontraksi sebesar 3,7% (yoy) menjadi tumbuh sebesar 2,6% (yoy).

Sumber: Ditjen Perbendaharaan Jawa Timur (diolah)

Grafik 2. 19 %Realisasi Belanja APBN Jawa Timur Berdasarkan Jenis Belanja Per Triwulan

10 912 14

18 17 18 18

75

7

14

3 16 5

1

82

6

1915

2623

21 22

3027

21

12

2523

85

16 15

2016

232525 24

21 23

2831

2326

21 2220

28

18 1620 21

27

20

13

25

3740

3228 27 28

37

45

31

54

61

46 45

39

54

0

10

20

30

40

50

60

70

2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017 2014 2015 2016 2017

Total Belanja Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial

Tw I Tw II Tw III Tw IV

%

Page 79: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

59

BAB III

PERKEMBANGAN

INFLASI

Page 80: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

60

3.1. Kondisi Umum

Inflasi Jawa Timur pada akhir triwulan III 2017 secara tahunan mencapai 3,84%, turun dari

periode sebelumnya, namun masih lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Penurunan

didorong oleh seluruh kelompok disagregasi inflasi, seiring dengan kembali normalnya

konsumsi masyarakat, terjaganya pasokan dan minimnya pengaruh kebijakan administered.

Pada akhir triwulan III 2017, inflasi Jawa Timur mencapai 3,84% (yoy), turun dibandingkan

triwulan sebelumnya (4,66%, yoy), namun lebih tinggi daripada inflasi nasional (3,72%, yoy).

Penurunan terdalam didorong oleh kelompok volatile food, dari 0,17% (yoy) menjadi -1,87%

(yoy) sebagai dampak terjaganya pasokan karena panen hortikultura.

Gambar 3. 1 Perkembangan Inflasi Jawa Timur

Inflasi kelompok administered prices juga melandai, dari 12,36% (yoy) menjadi 11,43% (yoy)

karena koreksi tarif angkutan (angkutan udara, kereta api, angkutan dalam kota, angkutan

antar kota) seiring berakhirnya perayaan Idul Fitri di akhir triwulan II 2017.

Hal yang sama juga terjadi pada inflasi kelompok inti yang turun dari 3,88% (yoy) di triwulan

sebelumnya menjadi 3,39% (yoy). Kembali normalnya konsumsi masyarakat pasca Ramadhan

dan Idul Fitri, penurunan harga emas di awal triwulan III 2017, serta terjaganya ekspektasi

masyarakat menjadi pemicu rendahnya tekanan inflasi kelompok inti.

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI

Page 81: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

61

Dibandingkan provinsi lainnya di kawasan Jawa, inflasi Jawa Timur di triwulan III 2017

merupakan yang ke-3 tertinggi setelah Banten (4,17%) dan Jawa Barat (3,87%). Sementara

dari 8 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dihitung inflasinya, Kota Madiun mengalami inflasi

tertinggi, yakni 4,97% (yoy), sedangkan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi

sebesar 2,68% (yoy).

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3. 1 Inflasi Jawa Timur dan Nasional

Sumber : BPS (diolah)

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 2 Inflasi Provinsi di Jawa Triwulan III 2017 Grafik 3. 3 Inflasi Kabupaten Kota di Jawa Timur

Triwulan III 2017

Pada triwulan IV 2017, inflasi tahunan Jawa Timur diperkirakan berada pada sasaran inflasi

4+1%, namun lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi tahun 2016. Pendorong utama inflasi

diperkirakan masih berasal dari kelompok administered prices seiring dengan dampak

penyesuaian tarif listrik 900VA, penyesuaian harga rokok akibat kenaikan cukai, penyesuaian

jasa perpanjangan STNK, serta kenaikan harga BBM non subsidi. Inflasi volatile food

diperkirakan meningkat namun masih pada tingkat yang rendah karena dimulainya musim

tanam. Demikian pula dengan inflasi kelompok inti yang diperkirakan juga meningkat seiring

kenaikan konsumsi jelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018.

3.2. Inflasi Bulanan (mtm)

Secara bulanan, inflasi Jawa Timur di sepanjang triwulan III 2017 jauh lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya, seiring dengan turunnya inflasi kelompok administered

prices dan volatile food. Sementara itu, tekanan inflasi kelompok inti mulai meningkat sejalan

dengan dimulainya tahun ajaran baru.

Page 82: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

62

Inflasi Bulanan Triwulan III 2017

Rata-rata inflasi bulanan (mtm) Jawa Timur sebesar 0,03% pada triwulan III 2017, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya (0,42%). Berdasarkan kelompok inflasi, seluruh kelompok

mengalami penurunan rata-rata inflasi kecuali kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga

yang justru meningkat (dari 0,15% menjadi 0,70%). Peningkatan tersebut didorong oleh

dimulainya tahun ajaran baru yang meningkatkan biaya pendidikan. Meskipun secara total

inflasi melandai, namun tekanan inflasi bulanan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan

bahan bakar, serta kelompok sandang secara bertahap meningkat sejak Juli 2017 sebagai

dampak kenaikan harga emas perhiasan dan biaya sewa rumah.

Tabel 3. 1 Perbandingan Inflasi Jawa Timur Tw II dan Tw III Tahun 2017 (mtm)

Sumber: BPS (diolah)

Berdasarkan disagregasinya, melandainya inflasi di triwulan III 2017 didorong oleh turunnya

inflasi pada kelompok volatile food dan kelompok administered prices .

Rata-rata inflasi bulanan kelompok volatile food pada triwulan III 2017 sebesar -0,95% (mtm),

turun dari triwulan sebelumnya (0,14%, mtm). Setiap bulan di triwulan III 2017, kelompok ini

mengalami deflasi didorong kecukupan pasokan dan panen komoditas hortikultura yaitu

komoditas bawang merah (di Nganjuk dan Malang) dan cabai rawit (di Malang, Batu, Blitar,

Kediri, Jember, dan Banyuwangi).

Inflasi kelompok administered prices juga mereda, yaitu dari 1,34% (rata-rata inflasi triwulan

II 2017) menjadi -0,09% (mtm) di triwulan III 2017. Pendorong utama turunnya inflasi adalah

koreksi tarif angkutan pasca Lebaran. Meskipun mereda, namun mulai terdapat peningkatan

tekanan inflasi di bulan September 2017, didorong oleh kenaikan tarif kereta api (2,90%) dan

angkutan udara (0,32%) karena banyaknya hari libur di bulan tersebut.

Apr Mei Jun Jul Agus Sep

Umum 0,29 0,48 0,49 0,42 0,15 -0,25 0,19 0,03Bahan Makanan -0,65 1,05 0,11 0,17 -0,17 -1,53 -0,56 -0,75

Mamin, Rokok & Tembakau 0,06 0,34 0,52 0,31 0,41 0,06 0,26 0,24

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 1,07 0,37 0,99 0,81 0,06 0,11 0,53 0,23

Sandang 1,42 -0,12 0,45 0,58 0,19 0,64 0,78 0,53

Kesehatan -0,02 0,11 0,23 0,11 0,18 0,09 0,29 0,19

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,00 0,26 0,18 0,15 0,21 1,45 0,43 0,70

Transpor, Komunikasi 0,41 0,58 0,56 0,52 0,32 -0,84 0,08 -0,15

Rata-

RataKelompok Barang

Tw II 2017 Rata-

Rata

Tw III 2017

Page 83: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

63

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 4 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (mtm)

Dari kelompok core inflation, rata-rata inflasi bulanan kelompok ini sedikit meningkat dari

0,23% (triwulan II 2017) menjadi 0,33% di triwulan ini. Kenaikan inflasi kelompok inti

khususnya terjadi pada kelompok non tradable (dari rata-rata 0,28%-mtm menjadi 0,40%)

didorong oleh peningkatan biaya pendidikan (SD, SMP, SMA) serta sewa dan kontrak rumah.

Tabel 3. 2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Jawa Timur Tw III 2017 (%mtm)

Sumber: BPS (diolah)

Inflasi Bulanan Periode Berjalan

Inflasi bulanan pada triwulan IV 2017 secara umum diperkirakan sedikit meningkat dan terjadi

pada seluruh kelompok disagregasi. Dimulainya musim tanam mendorong berkurangnya

pasokan, sehingga berpotensi menjadi tekanan inflasi kelompok volatile food. Sementara itu,

peningkatan konsumsi masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru 2012 diperkirakan mendorong

kebutuhan pangan, sandang dan transportasi yang dapat meningkatkan tekanan inflasi

kelompok core inflation dan administered prices .

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil

Angkutan Udara 7,66 0,07 Sekolah Dasar 7,02 0,06 Beras 1,63 0,06

Telur Ayam Ras 6,14 0,05 Sekolah Menengah Atas 4,85 0,03 Kontrak Rumah 1,56 0,05

Bawang Merah 6,02 0,03 Emas Perhiasan 2,38 0,03 Emas Perhiasan 2,85 0,04

Daun Pintu 4,75 0,01 Garam 31,24 0,02 Sewa Rumah 1,25 0,04

Mobil 0,81 0,01 Sekolah Menengah Pertama 3,46 0,02 Mie 1,91 0,02

Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil Komoditas Deflasi Andil

Bawang Putih -15,88 -0,08 Angkutan Udara -12,08 -0,11 Bawang Putih -14,90 -0,05

Daging Ayam Ras -4,30 -0,05 Bawang Putih -24,10 -0,10 Bawang Merah -11,84 -0,05

Emas Perhiasan -1,43 -0,02 Bawang Merah -14,77 -0,07 Cabai Rawit -31,18 -0,03

Angkutan Dalam Kota -0,71 -0,01 Cabai Rawit -19,91 -0,03 Telur Ayam ras -2,60 -0,02

Gipsum -2,51 -0,01 Tarip Kereta Api -5,42 -0,03 Wortel -5,42 -0,02

Agu-17 Sep-17

0,15% -0,25% 0,19%

Jul-17

Page 84: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

64

3.3. Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi triwulan III 2017 (qtq) juga melambat dibandingkan triwulan sebelumnya karena

meredanya tekanan inflasi pada kelompok transportasi komunikasi, kelompok bahan

makanan, dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar.

Inflasi Triwulan III 2017

Inflasi triwulanan Jawa Timur sebesar 0,09% (qtq) pada triwulan III 2017, melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya 1,27% (qtq). Melambatnya inflasi triwulanan pada

triwulan III 2017 tersebut, terutama didorong oleh turunnya inflasi kelompok transportasi

(dari 1,56% menjadi -0,45%) dan kelompok bahan makanan (dari 0,50% menjadi -2,25%).

Tabel 3. 3 Inflasi Tw IV 2016 s.d. Tw III 2017 Jawa Timur (qtq)

Sumber: BPS (diolah)

Meskipun secara total inflasi triwulanan melambat, namun terdapat peningkatan inflasi pada

kelompok pendidikan (dari 0,44% menjadi 2,10%) dan masih tingginya inflasi kelompok

sandang (1,61%). Untuk itu, analisis akan dilakukan terhadap dua subkelompok yang

menyumbang inflasi terbesar pada periode tersebut, yaitu subkelompok pendidikan serta

subkelompok transpor.

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3. 5 Inflasi (qtq) Kelompok Pendidikan, Rekreasi

dan Olahraga

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3. 6 Inflasi (qtq) Sandang

Subkelompok Pendidikan

Inflasi subkelompok pendidikan meningkat dari 0,00% (qtq) menjadi 3,96% (qtq).

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan biaya sekolah dari jenjang sekolah dasar sampai

akademi/perguruan tinggi, seiring dengan tibanya tahun ajaran baru. Kenaikan biaya

2016 2017 2017 2017 2016 2016 2017 2017

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Umum 0,76 1,68 1,27 0,09 0,76 1,68 1,27 0,09

Bahan Makanan 0,50 -0,03 0,50 -2,25 0,10 -0,01 0,10 -0,44

Mamin, Rokok & Tembakau 1,09 1,74 0,92 0,72 0,19 0,30 0,16 0,13

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 0,80 2,27 2,44 0,70 0,20 0,55 0,60 0,17

Sandang -1,15 2,01 1,75 1,61 -0,07 0,13 0,11 0,11

Kesehatan 1,61 1,15 0,32 0,56 0,08 0,06 0,02 0,03

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0,34 0,76 0,44 2,10 0,03 0,06 0,04 0,18

Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan 1,23 3,70 1,56 -0,45 0,21 0,66 0,28 -0,08

Sumbangan Inflasi QTQInflasi QTQ

Kelompok Barang

Page 85: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

65

pendidikan tersebut seiring dengan upaya peningkatan kualitas dan fasilitas pendidikan di

masing-masing jenjang pendidikan. Meskipun meningkat, namun kenaikan biaya pendidikan

di tahun 2017 sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2016.

Subkelompok Barang Pribadi dan Sandang Lain

Pendorong utama inflasi subkelompok ini adalah komoditas emas perhiasan. Meskipun masih

tinggi, inflasi triwulanan komoditas emas perhiasan melandai dibandingkan triwulan II 2017

(dari 5,41%-qtq menjadi 3,83%). Tekanan utama inflasi emas perhiasan di triwulan ini

diindikasikan didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang Hari Raya Idul Adha.

Mengacu pada karakteristik Jawa Timur, konsumsi emas perhiasan terutama di wilayah

Madura, cenderung meningkat menjelang Idul Adha.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 9 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Bulanan (qtq)

Berdasarkan disagregasinya, melambatnya inflasi triwulanan didorong oleh turunnya inflasi

kelompok volatile food dan administered prices , sedangkan inflasi kelompok inti justru

meningkat. Sejalan dengan inflasi bulanan, peningkatan inflasi kelompok inti didorong oleh

kenaikan biaya pendidikan dan sewa rumah.

Inflasi Triwulanan Periode Berjalan

Inflasi triwulanan (qtq) pada triwulan IV 2017 diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan

III 2017. Peningkatan diperkirakan terjadi pada semua kelompok disagregasi, khususnya

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3. 7 Inflasi Komoditas Sub Kelompok Pendidikan

(qtq)

Grafik 3. 8 Inflasi Emas Perhiasan (qtq)

Page 86: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

66

kelompok volatile food (memasuki musim tanam dan kenaikan permintaan komoditas pangan

untuk makanan jadi) dan administered prices (kenaikan berkala harga rokok serta kenaikan

tarif transportasi, makanan jadi seiring peningkatan konsumsi masyarakat).

3.4. Inflasi Tahunan (yoy)

Turunnya inflasi tahunan (yoy) Jawa Timur pada triwulan III 2017 terutama didorong oleh

deflasi kelompok bahan makanan dan terjaganya inflasi seluruh kelompok lainnya.

Inflasi Tahunan Triwulan III 2017

Inflasi tahunan Jawa Timur pada akhir triwulan III 2017 sebesar 3,84% (yoy), turun

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,66% (yoy). Penurunan terbesar terjadi

pada kelompok bahan makanan (dari 0,42% menjadi -1,30%) dan kelompok pendidikan (dari

5,75% menjadi 3,68%). Sementara peningkatan tekanan inflasi terjadi pada kelompok

sandang.

Tabel 3. 4 Inflasi Tw IV 2016 s.d. Tw III 2017 di Jawa Timur (yoy)

Sumber: BPS (diolah)

Tabel 3. 5 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Tahunan Jawa Timur Tw I 2017 (yoy)

Sumber: BPS (diolah)

Peningkatan inflasi kelompok sandang utamanya didorong oleh kenaikan inflasi emas

perhiasan. Pada bulan Agustus dan September 2017, secara bulanan inflasi emas meningkat

2,38% (mtm) dan 2,85% (mtm) sehingga mendorong inflasi emas perhiasan mencapai 3%

2016 2017 2017 2017 2016 2016 2017 2017

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

Umum 2,74 3,85 4,66 3,84 2,74 3,85 4,66 3,84

Bahan Makanan 3,06 0,78 0,42 -1,30 0,62 0,16 0,08 -0,26

Mamin, Rokok & Tembakau 9,27 6,65 5,31 4,55 1,62 1,16 0,93 0,80

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 9,15 4,21 6,72 6,34 2,24 1,02 1,65 1,56

Sandang 17,41 3,69 3,86 4,25 1,13 0,24 0,25 0,28

Kesehatan 21,76 4,91 4,10 3,69 1,10 0,25 0,21 0,18

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 18,85 5,43 5,75 3,68 1,64 0,46 0,49 0,32

Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan -2,00 3,69 6,72 6,13 -0,35 0,66 1,21 1,10

Inflasi YOY Sumbangan Inflasi YOY

Kelompok Barang

Komoditas Inflasi Andil Komoditas Inflasi Andil

TARIP LISTRIK 40,57 1,44 TARIP LISTRIK 36,51 1,08

BIAYA PERPANJANGAN STNK 106,06 0,99 BIAYA PERPANJANGAN STNK 106,06 0,50

BENSIN 6,65 0,27 BENSIN 6,65 0,26

TARIP PULSA PONSEL 12,83 0,24 TARIP PULSA PONSEL 10,74 0,19

BAWANG PUTIH 42,84 0,24 ROKOK KRETEK FILTER 7,63 0,12

ROKOK KRETEK FILTER 8,17 0,14 SEWA RUMAH 4,75 0,12

AKADEMI/PERGURUAN TINGGI 9,05 0,13 WORTEL 87,60 0,11

SEWA RUMAH 4,25 0,11 KONTRAK RUMAH 2,78 0,09

WORTEL 33,05 0,10 UPAH PEMBANTU RT 4,94 0,08

SEKOLAH DASAR 9,49 0,08 SEKOLAH DASAR 7,64 0,07

Tw II 2017 Tw III 2017

4,66% 3,84%

Page 87: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

67

(yoy) di triwulan III 2017. Selain karena faktor permintaan yang meningkat di bulan Idul Adha,

kenaikan inflasi emas perhiasan juga sejalan dengan harga emas internasional yang meningkat

dari US$1.245,15/oz (tw II 2017) menjadi US$1.283,83/oz.

Inflasi Tahunan Periode Berjalan

Pada triwulan IV 2017, secara tahunan inflasi Jawa Timur diperkirakan sedikit meningkat

dibandingkan triwulan III 2017, dengan tekanan utama masih berasal dari kelompok

administered prices dan core inflation. Tekanan inflasi kelompok administered prices

diperkirakan bersumber dari kenaikan tarif angkutan seiring dengan banyaknya hari libur.

Sementara itu, kenaikan konsumsi masyarakat diperkirakan mendorong inflasi kelompok core

inflation. Tekanan inflasi kelompok volatile food juga diperkirakan meningkat namun pada

level moderat seiring dengan dimulainya musim tanam.

3.5. Inflasi Spasial Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Pada triwulan III 2017, sebagian besar kabupaten/kota mengalami inflasi yang lebih rendah

dibandingkan inflasi Jawa Timur.

Dari 8 (delapan) kabupaten/kota di Jawa Timur yang dihitung inflasinya oleh BPS, inflasi

tahunan tertinggi terjadi di Kota Madiun (4,97%, yoy) dan terendah di Banyuwangi (2,68%,

yoy). Tingginya inflasi di Kota Madiun pada triwulan III 2017 disebabkan inflasi pada kelompok

bahan makanan (1,48%), kelompok kesehatan (5,82%) dan kelompok transpor (7,00%) yang

lebih tinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.

Tabel 3. 6 Inflasi Tw II dan III 2017 Jawa Timur (qtq dan yoy)

Sumber: BPS (diolah)

Tabel 3. 7 Inflasi 8 kota di Jawa Timur per Kelompok Barang dan Jasa Tw III 2017 (%yoy)

Sumber: BPS (diolah)

Tekanan inflasi mayoritas kabupaten/kota di Jawa Timur bersumber dari kelompok

pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar dan kelompok pendidikan. Tingginya

inflasi kelompok tersebut diakibatkan oleh dampak peningkatan tarif listrik pada bulan

Jawa Timur Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun Banyuwangi

II 1,27 1,15 1,54 1,33 1,08 1,21 1,52 1,71 1,28

III 0,09 0,22 -0,22 0,02 0,04 -0,04 -0,15 0,13 0,02

II 4,66 4,91 4,99 4,13 3,99 3,66 3,48 5,34 2,96

III 3,84 3,98 3,80 3,71 3,67 3,37 3,02 4,97 2,68

Lebih Tinggi dari Inflasi Jawa Timur

Inflasi

QTQ

Inflasi

YOY

Wilayah

2017

2017

Kelompok Barang Jatim Surabaya Malang Kediri Jember Sumenep Probolinggo Madiun Banyuwangi

Umum 3,84 3,98 3,80 3,71 3,67 3,37 3,02 4,97 2,68

Bahan Makanan -1,30 -1,79 -0,19 -0,34 1,04 -1,14 -1,29 1,48 -5,37

Mamin, Rokok & Tembakau 4,55 5,85 2,80 1,94 2,99 3,20 1,36 4,52 3,18

Perumahan, Air, Listrik, Gas & BB 6,34 4,87 6,92 8,64 8,59 9,77 7,95 7,58 11,19

Sandang 4,25 5,56 3,59 0,37 2,88 1,51 2,18 3,29 2,22

Kesehatan 3,69 4,10 3,09 2,15 1,15 3,01 4,55 5,82 4,10

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 3,68 3,87 2,96 7,82 2,78 2,31 1,46 3,00 3,95

Transpor, Komunikasi, Jasa Keuangan 6,13 6,91 5,34 3,81 3,91 4,15 6,18 7,00 6,10

Lebih Tinggi dari Inflasi Jawa Timur

Page 88: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

68

Januari, Maret dan Mei 2017 serta peningkatan biaya pendidikan pada bulan Agustus dan

September 2017.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 10 Inflasi Tarif Listrik Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy)

Secara tahunan, inflasi tarif listrik di triwulan III 2017 sedikit turun dibandingkan triwulan

sebelumnya. Hal ini karena telah berakhirnya penyesuaian tarif listrik untuk tipe 900VA pada

Mei 2017. Secara spasial, kenaikan inflasi tarif listrik terbesar terjadi di Banyuwangi (63,90%-

yoy). Hal ini mengindikasikan sebagian besar masyarakat Banyuwangi masih menggunakan

tarif listrik subsidi sehingga mengalami kenaikan inflasi terbesar.

Penyumbang inflasi terbesar selanjutnya adalah biaya pendidikan. Meskipun demikian, inflasi

sub kelompok pendidikan di tahun 2017 lebih rendah dibandingkan tahun 2016. Hal ini

karena kenaikan biaya pendidikan di mayoritas kota di Jawa Timur di tahun 2017 sedikit lebih

rendah dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali di Kota Kediri. Inflasi akademi/perguruan

tinggi di Kota Kediri pada triwulan III 2017 mencapai 29,03% karena adanya akademi yang

menerapkan komponen biaya baru antara lain uang pendaftaran dan uang ujian.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 11 Inflasi Tarif Listrik Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy)

Berdasarkan disagregasinya, tekanan inflasi secara spasial 8 kabupaten/kota di Jawa Timur

masih didorong oleh kelompok administered prices , sedangkan kelompok volatile food

Page 89: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

69

mayoritas mengalami deflasi kecuali Kota Madiun. Tingginya inflasi bahan makanan di Kota

Madiun disebabkan oleh subkelompok padi-padian, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 12 Disagregasi Inflasi Kabupaten/Kota di Jawa Timur (yoy)

Asesmen Pergerakan Harga di 38 Kab/Kota di Jawa Timur

Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, hanya 8 (delapan) wilayah yang menjadi kota

perhitungan inflasi nasional. Untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang tingkat

harga di kabupaten/kota di Jawa Timur, maka dapat digunakan data SISKAPERBAPO (Sistem

Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok) pada www.siskaperbapo.com78.

Perkembangan harga beberapa komoditas strategis di 38 Kab/Kota di Jawa Timur pada

triwulan III 2017 adalah sebagai berikut :

Beras

Rata-rata harga beras jenis Begawan, Mentik, dan IR 64 di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur

pada triwulan III 2017 adalah Rp9.809 per kg, meningkat 1,62% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya yang sebesar Rp9.653 per kg. Harga beras tertinggi terjadi di Kota Surabaya,

yakni Rp11.400 per kg, sementara terendah di Kabupaten Nganjuk yang hanya Rp9.355 per

kg. Sebanyak 22 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras, 6 kabupaten/kota tetap

dan 10 kabupaten/kota justru turun. Kenaikan harga beras tertinggi terjadi di Kabupaten

Nganjuk (8,23%-qtq), sedangkan penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Malang (-3,30%-

qtq). Kenaikan harga beras tersebut, selain karena telah berakhirnya panen raya juga

diindikasikan dampak berlakunya kebijakan Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras sejak 1

September 2017, khususnya bagi daerah yang harga berasnya masih relatif rendah. Meskipun

78 Situs www.siskaperbapo.com merupakan situs yang dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jawa Timur dan menyediakan data perkembangan harga bahan pokok di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur secara harian.

Page 90: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

70

meningkat, namun kenaikan harga beras tersebut relatif moderat. Jika dibandingkan dengan

triwulan II 2016, harga beras di Jawa Timur hanya meningkat di kisaran 1,48% (yoy).

Sumber: S iskaperbapo (diolah)

Grafik 3. 14 Perubahan Harga Komoditas Beras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

Bumbu-bumbuan

1. Bawang Merah

Harga rata-rata bawang merah di Jawa Timur pada triwulan III 2017 adalah Rp17.300,

jauh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp28.652 per kg.

Harga bawang merah tertinggi berada di Kota Batu, yaitu Rp21.000 per kg, sementara

terendah di Kabupaten Kediri yang hanya Rp13.667 per kg.

Bila dibandingkan triwulan sebelumnya, seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur mengalami

penurunan harga bawang merah, dengan rata-rata Jawa Timur sebesar -39,62% (qtq).

Penurunan tersebut, karena adanya panen komoditas ini di sentra produksi utama yaitu

Kabupaten Nganjuk dan Kabupaten Malang pada bulan Agustus 2017. Akibatnya, daerah-

daerah di sekitar sentra produksi tersebut turut mengalami penurunan harga sebagai

dampak perdagangan antar daerah.

Sumber: S iskaperbapo (diolah)

Grafik 3. 13 Harga Komoditas Beras per Kab/Kota Jawa Timur

Page 91: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

71

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 16 Perubahan Harga Komoditas Bawang Merah (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur

2. Cabai Rawit

Melanjutkan penurunan harga di triwulan II 2017, pada triwulan ini harga rata-rata

komoditas cabai rawit di Jawa Timur kembali turun hingga mencapai Rp12.124 per kg

atau turun 63,99% (qtq). Penurunan harga terbesar terjadi di Kabupaten Bondowoso

(-77,10%-qtq), sedangkan penurunan terendah di Kabupaten Lamongan (-53,08%-qtq).

Sejalan dengan komoditas bawang merah, kondisi tersebut disebabkan adanya panen

komoditas hortikultura di sentra-sentra produksi utama antara lain di Malang, Batu, Blitar,

Kediri, Jember dan Banyuwangi yang didukung oleh cuaca yang kondusif. Melimpahnya

pasokan cabai rawit tersebut mendorong harga turun, tertinggi hanya Rp17.000 per kg (di

Kota Mojokerto), sedangkan terendah di Kabupaten Blitar hanya sebesar Rp7.250 per kg.

Sumber: S iskaperbapo (diolah)

Grafik 3. 15 Harga Komoditas Bawang Merah per Kab/Kota Jawa Timur

Page 92: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

72

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 18 Perubahan Harga Komoditas Cabai Rawit (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

3. Cabai Merah

Hampir sama dengan komoditas cabai rawit, harga per kg komoditas cabai merah turun

dari Rp24.393 per kg di triwulan II 2017 menjadi Rp14.480 per kg di triwulan ini atau

turun 40,64% (qtq). Harga cabai merah tertinggi hanya sebesar Rp20.333 per kg (di

Kabupaten Ngawi) dan terendah di Kabupaten Sumenep yaitu Rp11.000 per kg.

Jika pada komoditas cabai rawit seluruh daerah di Jawa Timur mengalami penurunan

harga, maka pada komoditas cabai merah terdapat 1 (satu) daerah yang harganya relatif

meningkat yaitu Kabupaten Lumajang (dari Rp10.500 per kg menjadi Rp12.500 per kg).

Berdasarkan data produksi, tidak terdapat penurunan produksi cabai merah di daerah

Lumajang, sehingga kenaikan harga tersebut diindikasikan karena adanya permintaan dari

luar daerah.

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 17 Harga Komoditas Cabai Rawit per Kab/Kota Jawa Timur

Page 93: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

73

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 19 Harga Komoditas Cabai Merah per Kab/Kota Jawa Timur

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 20 Perubahan Harga Komoditas Cabai Merah (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

Aneka Daging

1. Daging Sapi

Rata-rata harga daging sapi di Jawa Timur mencapai Rp106.337 per kg, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya (Rp110.296 per kg) atau turun 3,59%. Harga daging

sapi tertinggi terjadi di Kabupaten Pacitan yaitu Rp118.333 per kg, sedangkan terendah di

Kabupaten Nganjuk yaitu Rp90.000 per kg.

Penurunan tersebut karena telah kembali normalnya permintaan masyarakat akan daging

sapi pasca berlalunya peringatan Idul Adha di awal September 2017. Hal ini tercermin dari

penurunan harga daging sapi di 23 kabupaten/kota dan stabilnya harga di 12

kabupaten/kota. Terjaganya harga daging sapi juga didukung oleh kondisi stok atau

pasokan daging sapi yang memadai di Jawa Timur. Sebagai daerah dengan produsen sapi

terbesar di Indonesia, Jawa Timur telah menerapkan program Upaya Khusus Sapi Induk

Wajib Bunting dari Kementerian Pertanian, sehingga dapat menjaga ketersediaan daging

sapi di masyarakat.

Page 94: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

74

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 21 Harga Komoditas Daging Sapi per Kabupaten/Kota Jawa Timur

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 22 Perubahan Harga Komoditas Daging Sapi (qtq) per Kabupaten/Kota Jawa Timur

2. Daging Ayam Ras

Rata-rata harga daging ayam per kg pada triwulan III 2017 di Jawa Timur mencapai

Rp28.148 per kg atau turun 17,35% dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp34.058

per kg. Penurunan terbesar terjadi di Kabupaten Probolinggo (-30,42%-qtq) sementara

harga daging ayam terendah terjadi di Kabupaten Lumajang (Rp24.000 per kg).

Setelah harga daging ayam sempat meningkat di triwulan II 2017 akibat berkurangnya

days old chicken, pada triwulan ini harga kembali turun. Penurunan tersebut sejalan

dengan pola inflasi yaitu melandai pasca perayaan Lebaran dan Idul Adha karena

rendahnya permintaan dan konsumsi masyarakat. Di lain sisi, pasokan daging ayam dan

ayam hidup relatif melimpah, sehingga mendorong turunnya harga.

Page 95: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

75

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 23 Harga Komoditas Daging Ayam Ras per Kabupaten/Kota Jawa Timur

Sumber: S iskaperbapo

Grafik 3. 24 Perubahan Harga Komoditas Daging Ayam Ras (qtq) per Kab/Kota Jawa Timur

3.6. Disagregasi Inflasi

Kelompok administered prices s masih menjadi pendorong utama inflasi di Jawa Timur pada

triwulan III 2017, khususnya disebabkan oleh penyesuaian tarif tenaga listrik dan harga rokok.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 25 Perbandingan Disagregasi Inflasi Jawa Timur & Rata-Ratanya (yoy)

Page 96: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

76

Berdasarkan disgaregasi inflasi secara tahunan (yoy), seluruh kelompok mengalami penurunan

dibandingkan triwulan II 2017, dengan penurunan terbesar pada kelompok volatile food.

Sementara itu, dibandingkan dengan rata-rata inflasi 5 (lima) tahun terakhir, hanya inflasi

kelompok administered prices yang realisasinya lebih tinggi di triwulan ini.

Sumber : BPS (diolah)

Grafik 3. 26 Disagregasi Inflasi Jawa Timur Tahunan (yoy)

Volatile food

Kelompok volatile food pada triwulan III 2017 mengalami deflasi 1,87% (yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan II 2017 (0,17%, yoy). Deflasi tersebut ditopang oleh panen raya

hortikultura, terutama bawang merah dan cabai rawit serta masih tingginya pasokan bawang

putih. Tingginya pasokan bawang putih sebagai dampak lanjutan penyaluran bawang putih

impor asal Tiongkok pada Juni 2017 lalu oleh BULOG Subdivre Malang yang mencapai 60 ton

sebagai upaya stabilisasi harga menjelang lebaran. Sementara itu pemberlakuan Harga Eceran

Tertinggi (HET) untuk beras79 belum berdampak terlalu signifikan pada inflasi tahunan

komoditas tersebut. Meskipun secara bulanan di periode September 2017 harga beras telah

meningkat 1,63% (mtm), namun tingkat harga tersebut masih lebih rendah dibandingkan

harga beras tahun 2016.

Tabel 3. 8 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Volatile food (yoy) Tw III 2017

Sumber: BPS (diolah)

79 Implementasi Permendag No. 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras sejak 1 September 2017

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

WORTEL 87,60 0,11 BAWANG MERAH (40,28) (0,26)

TELUR AYAM RAS 8,08 0,06 BAWANG PUTIH (26,45) (0,10)

DAGING AYAM RAS 3,18 0,03 CABAI RAWIT (44,24) (0,06)

MIE KERING INSTANT 5,40 0,02 BERAS (1,19) (0,05)

TONGKOL/AMBU-AMBU 9,22 0,01 CABAI MERAH (45,40) (0,05)

TONGKOL PINDANG 4,58 0,01 KENTANG (11,98) (0,03)

ANGGUR 5,69 0,01 APEL (6,87) (0,03)

MELON 7,66 0,01 MUJAIR (9,42) (0,03)

TAUGE/KECAMBAH 12,39 0,01 TOMAT SAYUR (16,06) (0,02)

MINYAK GORENG 1,21 0,01 PISANG (5,21) (0,02)

DeflasiKomoditas Komoditas

Inflasi

Page 97: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

77

Memasuki triwulan IV 2017, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan meningkat. Selain

faktor peningkatan permintaan karena adanya Hari Natal dan Tahun Baru 2018, tekanan

inflasi juga didorong oleh dimulainya musim tanam komoditas padi dan potensi gangguan

cuaca khususnya musim hujan.

Core Inflation

Inflasi kelompok inti pada triwulan III 2017 secara tahunan turun dari 3,88% (yoy) menjadi

3,39% (yoy). Penurunan tersebut didorong utamanya oleh kelompok core non tradable (dari

5,52% menjadi 4,48%) sedangkan inflasi kelompok core tradable sedikit meningkat.

Melandainya kenaikan berbagai tarif di triwulan III 2017 dibandingkan triwulan III 2016,

seperti tarif kesehatan, biaya sewa kendaraan, serta biaya pendidikan mendorong turunnya

inflasi core non tradable.

Sementara itu, kenaikan inflasi core traded lebih didorong oleh core traded clothing (dari

3,69% menjadi 4,10%) dan core traded construction (dari 0,51% menjadi 0,79%). Hal ini

antara lain tercermin dari kenaikan inflasi komoditas emas perhiasan (dari 2,06% menjadi

3,00%) dan besi beton (dari 3,75% menjadi 32,71%). Tingginya harga emas perhiasan seiring

dengan kenaikan permintaan pada saat Idul Adha dan tingginya harga emas internasional.

Sementara kenaikan harga besi beton karena tingginya realisasi proyek-proyek pemerintah

sehingga meningkatkan kebutuhan bahan bangunan yang sebagian juga dipenuhi dari impor.

Tabel 3. 9 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Core Inflation (yoy) Tw III 2017

Sumber BPS (diolah)

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

TARIP PULSA PONSEL 10,74 0,19 GULA PASIR (13,68) (0,10)

SEWA RUMAH 4,75 0,12 SEMEN (7,24) (0,08)

KONTRAK RUMAH 2,78 0,09 TELEPON SELULER (6,20) (0,05)

UPAH PEMBANTU RT 4,94 0,08 KEMBUNG REBUS (31,11) (0,02)

SEKOLAH DASAR 7,64 0,07 GIPSUM (3,49) (0,02)

NASI DENGAN LAUK 4,74 0,07 PASIR (1,32) (0,01)

SEPEDA MOTOR 3,00 0,06 IKAN PANGGANG/MANGUT (8,03) (0,01)

BESI BETON 32,71 0,05 TELEVISI BERWARNA (2,18) (0,01)

TUKANG BUKAN MANDOR 2,76 0,05 WAFER (4,01) (0,00)

MOBIL 2,67 0,05 KULKAS/LEMARI ES (1,70) (0,00)

Inflasi DeflasiKomoditasKomoditas

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3. 27 Inflasi Core Tradable dan Non Tradable (yoy)

Sumber: BPS (diolah)

Grafik 3. 28 Dekomposisi Core Tradable (yoy)

Page 98: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

78

Tekanan inflasi inti di triwulan IV 2017 diperkirakan meningkat moderat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Peningkatan dipicu oleh kenaikan konsumsi jelang Hari Natal dan Tahun

Baru 2017 yang diperkirakan mendorong inflasi sub kelompok makanan jadi dan sandang.

Administered prices

Meskipun masih tinggi, namun inflasi kelompok administered prices s di triwulan III 2017

mulai turun (dari 12,36% menjadi 11,42%). Penurunan tersebut karena adanya koreksi

beberapa tarif transportasi pasca Lebaran (Juli 2017). Meskipun demikian, pada triwulan IV

2017, inflasi kelompok ini diperkirakan akan meningkat. Pendorongnya antara lain bersifat

seasonal yaitu kenaikan harga rokok80 dan peningkatan kembali tarif transportasi khususnya

angkutan udara dan tarif kereta api merespon tingginya permintaan masyarakat.

Tabel 3. 10 Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered prices s (yoy) Tw II 2017

Sumber : BPS (diolah)

3.7. Aktivitas Pengendalian Inflasi Daerah

TPID Provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Timur mengupayakan pencapaian sasaran inflasi

4+1% di akhir tahun. Sampai dengan triwulan III 2017, telah dilakukan berbagai aktivitas

pengendalian inflasi daerah, yakni :

Penguatan Kelembagaan

Beberapa kegiatan untuk mendorong kelembagaan dan peningkatan kapasitas antara lain :

1. High level meeting TPID Provinsi Jawa Timur terkait implementasi kerjasama antar daerah,

stabilitas harga pangan melalui penguatan infrastruktur.

2. Rapat Koordinasi Wilayah TPID Provinsi Jawa Timur terkait penguatan kerjasama antar

daerah dan penguatan sinergi Pemerintah-Swasta dalam pengendalian inflasi.

3. Capacity building ke berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur.

80 Peningkatan tarif cukai rokok sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No.147/PMK.010/2016 mendorong pengusaha menyesuaikan harga jual rokok secara bertahap

Inflasi Sumbangan Deflasi Sumbangan

TARIP LISTRIK 36,51 1,08

BIAYA PERPANJANGAN STNK 106,06 0,50

BENSIN 6,65 0,26

ROKOK KRETEK FILTER 7,63 0,12

ROKOK KRETEK 6,50 0,06

ANGKUTAN UDARA 2,80 0,02

ROKOK PUTIH 10,58 0,02

TARIP KERETA API 2,50 0,01

TARIP AIR MINUM PAM 1,06 0,01

BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 0,17 0,00

-Nihil-

KomoditasDeflasi

KomoditasInflasi

Page 99: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

79

Penguatan Produksi, Distribusi, dan Konektivitas

Untuk mengefisienkan tata niaga, beberapa upaya yang dilakukan TPID Jawa Timur yaitu :

1. Operasi stabilisasi harga pangan.

2. Penyediaan dan perluasan berbagai gerai pangan (Operasi Pasar Mandiri, Kios Pangan

Operasi Pasar dan Rumah Pangan Kita).

3. Pengembangan outlet Binaan di 19 Pasar Tradisional Basis Penghitungan IHK di 8

kab/kota di Jawa Timur.

4. Pengawasan oleh SATGAS Pangan.

5. Gerakan stabilisasi harga pangan dan penetrasi pasar.

6. Stabilisasi Harga Jagung di tingkat Peternak Ayam.

Penguatan Regulasi dan Monitoring

Untuk meminimalkan lonjakan harga sebagai dampak Lebaran, diadakan program angkutan

mudik lebaran ±200.038 penumpang (moda angkutan bis, kereta api, kapal laut, shuttle

Tanjung Perak-Bungurasih dan truk angkut mudik gratis sepeda motor).

Penguatan Kajian dan Informasi

Untuk meningkatkan penyediaan informasi dan kajian terkait inflasi, telah dilakukan :

1. Penambahan Cakupan pantauan harga produsen di SISKAPERBAPO di Sentra Produksi

dan Sub Pasar Induk dengan jumlah pencacah data sebanyak 34 orang.

2. Penambahan monitor TV SISKAPERBAPO (20 TV) dalam tahap Lelang.

3. Pendampingan Pencatat Harga (sudah dilaksanakan Pendampingan Bagi Pencatat Harga

di Wilayah Timur Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Jawa Timur).

4. Pre Launching Sistem Informasi Perdagangan Antar Propinsi (SIPAP).

Penguatan Pengendalian Ekspektasi

Untuk mengantisipasi kenaikan ekspektasi yang signifikan, beberapa kegiatan telah dilakukan,

antara lain :

1. Menyelenggarakan talkshow di berbagai media.

2. Menyusun infografis inflasi untuk sarana diseminasi informasi terkait inflasi.

3. Press Conference Gubernur Jawa Timur bersama TPID Jawa Timur mengenai isu-isu

strategis inflasi.

4. Sidak Satgas Pangan jelang Hari Besar Keagamaan Nasional.

Page 100: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

80

BAB IV

STABILITAS KEUANGAN,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

DAN UMKM

Page 101: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

81

4.1. Kondisi Umum

Stabilitas sistem keuangan Jawa Timur triwulan III 2017 cukup terjaga di tengah pelemahan

konsumsi Rumah Tangga (RT). Kinerja korporasi sektor utama Jawa Timur tercatat meningkat,

tercermin melalui perbaikan kinerja sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan besar

dan eceran sejalan dengan perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur. Lapangan usaha

utama lainnya yang mencatat peningkatan kinerja adalah korporasi sektor konstruksi serta

sektor transportasi dan pergudangan. Perbaikan kinerja korporasi mampu mendorong

peningkatan permintaan kredit korporasi pada periode laporan. Namun demikian, hingga

triwulan III 2017, korporasi masih mengalami penurunan repayment capacity, kelanjutan

kondisi yang terjadi sejak triwulan II 2016.

Di sisi lain, kondisi RT cukup baik namun cenderung menahan konsumsi yang diindikasikan

sebagai langkah mengantisipasi tingginya pengeluaran pada akhir tahun menjelang perayaan

Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah. Penurunan alokasi pengeluaran RT untuk konsumsi

dan pembayaran pinjaman mempengaruhi perlambatan penyaluran kredit RT serta

peningkatan rasio non performing loan (NPL) pada periode laporan. Di sisi lain, tingkat

tabungan masyarakat menunjukkan tren yang meningkat.

4.2. Stabilitas Keuangan Daerah di Jawa Timur

4.2.1.Asesmen Sektor Korporasi

4.2.1.1. Sumber-Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Kinerja korporasi Jawa Timur triwulan III 2017 dipengaruhi perkembangan sektor eksternal

maupun internal. Dari sisi eksternal, perbaikan ekonomi dunia diperkirakan terus berlanjut

dengan kecenderungan lebih tinggi, terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan

ekonomi Eropa. Perekonomian AS diperkirakan juga tetap tumbuh sesuai proyeksi didukung

oleh aktivitas konsumsi dan produksi yang solid. Sementara itu, perekonomian Tiongkok

diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan peningkatan kinerja perdagangan internasional dan

kegiatan konsumsi yang masih kuat. Sejalan dengan prospek perekonomian global yang

membaik, kinerja ekspor LN Jawa Timur juga turut membaik pada periode laporan. Sementara

dari sisi internal, kinerja investasi yang meningkat mendorong laju pertumbuhan

perekonomian Jawa Timur.

Beberapa faktor yang memberikan tekanan pada kinerja korporasi Jawa Timur, antara lain :

1. Potensi Perlambatan permintaan negara mitra dagang utama Jawa Timur

Selain memenuhi permintaan dan konsumsi domestik, korporasi di Jawa Timur juga

melakukan ekspor untuk memenuhi permintaan eksternal. Negara mitra dagang utama

Jawa Timur antara lain Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok. Perkembangan

BAB IV STABILITAS KEUANGAN, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM

Page 102: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

82

perekonomian ketiga negara tersebut mempengaruhi besarnya permintaan ekspor

korporasi di Jawa Timur.

DI triwulan III 2017, kinerja ekonomi AS dan Jepang menunjukkan perbaikan, namun

Tiongkok relatif stagnan. Perekonomian Amerika Serikat tumbuh 2,3%, sedikit meningkat

dibanding triwulan sebelumnya (2,2%). Demikian pula dengan Jepang yang tumbuh

meningkat dari 1,4% menjadi 1,7%. Sementara itu, kinerja ekonomi Tiongkok sedikit

melambat dari 6,9% menjadi 6,8% meskipun Purchasing Managers Index (PMI) Tiongkok

menunjukkan perbaikan dari 51,37 menjadi 51,83 pada periode laporan. Namun

demikian, kinerja ekspor Jawa Timur ke Tiongkok masih mampu mencatat tren

pertumbuhan positif pada triwulan III 2017 yakni dari -0,3% (yoy) menjadi 46,5% (yoy).

Sumber : Bloomberg

Sumber : Bloomberg

Grafik 4. 1 Indikator Perekonomian Negara Mitra Dagang Utama

Grafik 4. 2 Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Utama

Sumber : BPS

Grafik 4. 3 Ekspor Jawa Timur per Negara Tujuan Utama

Pada triwulan IV 2017, kinerja ekspor Jawa Timur diperkirakan akan menghadapi

beberapa tantangan diantaranya perlambatan kinerja ekonomi Jepang dan Tiongkok.

Berdasarkan consensus forecast, perekonomian Jepang triwulan IV 2017 diperkirakan

tumbuh dengan tren yang melambat dari 1,7% menjadi 1,5%. PMI Tiongkok per Oktober

2017 juga menunjukkan tren yang lebih rendah dibanding kondisi triwulan III 2017 yakni

berada di level 51,60.

Page 103: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

83

2. Perlambatan harga komoditas ekspor unggulan Jawa Timur

Komposisi ekspor Jawa Timur pada triwulan III 2017 berdasarkan nilainya didominasi

komoditas perhiasan/permata (19,70%), tembaga (9,16%), lemak dan minyak

hewan/nabati (7,30%), kayu dan barang dari kayu (5,93%), kimia organik (5,43%), serta

ikan dan udang (4,94%). Meskipun kinerja ekspor seluruh komoditas unggulan Jawa

Timur tercatat meningkat pada periode laporan, beberapa komoditas utama mencatat

perlambatan harga khususnya komoditas kimia organik, emas perhiasan, minyak kelapa

sawit serta kayu. Perlambatan harga komoditas di tengah peningkatan kinerja ekspor

diperkirakan menahan laju pertumbuhan ekspor Jawa Timur yang lebih tinggi pada

triwulan III 2017.

Pertumbuhan harga komoditas kimia organik tercatat melambat dari 16,7% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 10,2% (yoy), diikuti perlambatan harga emas perhiasan yang

masih mencatatkan pertumbuhan negatif dari -0,01% (yoy) menjadi -4,17%. Harga

minyak kelapa sawit juga tercatat melambat dari -2,4% (yoy) menjadi -3,2% (yoy),

sementara harga kayu melambat dari 2,0% (yoy) menjadi 1,6% (yoy).

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 4. 4 Share Ekspor Komoditas Utama Jawa

Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 4. 5 Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor

Unggulan Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 4. 6 Pertumbuhan Ekspor Komoditas Unggulan Jawa Timur

Page 104: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

84

4.2.1.2. Kinerja dan Risiko Sektor Korporasi

Kinerja Korporasi - Umum

Sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi, kinerja korporasi pada periode laporan

diperkirakan turut meningkat. Peningkatan kinerja korporasi tersebut antara lain tercermin

pada :

- Kinerja lapangan usaha industri pengolahan Jawa Timur meningkat dari 4,6% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 5,1% (yoy), diikuti kinerja perdagangan besar dan eceran yang

kembali meningkat dari 6,8% (yoy) menjadi 7,0% (yoy). Lapangan usaha utama lainnya

yang mencatat peningkatan kinerja adalah konstruksi (dari 7,3% menjadi 7,6%) serta

transportasi dan pergudangan (dari 6,4% menjadi 7,6%).

- Nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan usaha berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) Bank Indonesia pada triwulan III 2017 tercatat meningkat dibanding triwulan

II 2017 yakni dari 20,22 menjadi 20,86 terutama didorong peningkatan sektor jasa-jasa.

- Nilai saldo bersih tertimbang (SBT) kapasitas produksi sektor industri pengolahan

berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia pada triwulan III

2017 tercatat meningkat dibanding triwulan II 2017 yakni dari 75,4% menjadi 76,7%.

Peningkatan kapasitas produksi terutama terjadi pada subsektor industri kimia dan barang

dari karet, industri barang kayu dan hasil hutan lainnya, industri logam dasar besi dan baja

serta industri makanan, minuman dan tembakau diperkirakan sejalan dengan peningkatan

ekspor komoditas tersebut pada periode laporan.

- Nilai saldo bersih tertimbang (SBT) investasi berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha

(SKDU) Bank Indonesia tercatat meningkat dari 8,22 menjadi 8,65 didorong peningkatan

investasi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa usaha serta sektor konstruksi.

- Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) tercatat meningkat dari 3,30% (yoy) pada triwulan II

2017 menjadi 13,71% (yoy) terutama ditopang peningkatan penjualan kelompok barang

budaya dan rekreasi, kelompok barang makanan, minuman dan tembakau serta kelompok

barang suku cadang dan aksesori.

- Penyaluran kredit korporasi meningkat yakni dari sebelumnya tumbuh 3,54% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 5,14% (yoy) didorong peningkatan penyaluran kredit pada

korporasi sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor

industri pengolahan serta sektor perdagangan besar dan eceran.

- Likert scale liaison menunjukkan peningkatan penjualan ekspor dari 0,05 menjadi 0,47

yang disertai dengan peningkatan kapasitas utilisasi (dari 0,24 menjadi 0,26). Peningkatan

ekspor ditopang peningkatan pada sektor industri pengolahan tercermin melalui

peningkatan likert scale dari -0,13 menjadi 0,43. Selain itu, likert scale penjualan domestik

sektor industri pengolahan juga masih mencatat peningkatan dari 0,33 menjadi 0,43.

Meskipun demikian, tidak semua korporasi utama mengalami peningkatan kinerja. Sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum tercatat melambat dari 9,6% (yoy) pada triwulan II

Page 105: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

85

2017 menjadi 6,5% (yoy). Perlambatan juga terjadi pada sektor informasi dan komunikasi (dari

7,5% menjadi 6,7%) serta sektor jasa keuangan dan asuransi (dari 2,3% menjadi 1,9%).

Kondisi perlambatan juga terkonfirmasi melalui penurunan SBT kegiatan usaha dan investasi

ketiga sektor tersebut berdasarkan hasil SKDU, diperkirakan sejalan dengan kembali

normalnya aktivitas ekonomi masyarakat pasca perayaan Ramadhan dan Idul Fitri serta libur

sekolah yang berlangsung pada triwulan II 2017.

Berdasarkan hasil liaison, pada triwulan III 2017 beberapa korporasi Jawa Timur masih

menghadapi tantangan perlambatan penjualan domestik. Penurunan penjualan terjadi pada

sektor industri pengolahan khususnya industri semen, industri gula, industri tekstil, serta sektor

Listrik, Gas dan Air (LGA).

- Penurunan penjualan industri semen dan industri gula dipengaruhi tersendatnya produksi

perusahaan karena kesulitan memperoleh bahan baku yang diperburuk dengan pelemahan

konsumsi masyarakat.

- Penurunan penjualan industri tekstil dengan produk berupa benang dan kain polos

dipengaruhi pelemahan permintaan dari negara tujuan ekspor khususnya Vietnam dan

Myanmar karena tingginya peredaran produk kain finished good di pasar serta tingginya

persaingan harga dengan barang impor (dari sisi domestik).

- Pada sektor LGA khususnya sektor gas, penurunan penjualan terutama dipengaruhi

penurunan permintaan industri logam dasar serta industri makanan. Penurunan permintaan

gas dari industri logam dasar karena perusahaan lebih memilih membeli bahan baku billet

impor dari Tiongkok dengan harga yang lebih murah dibanding hasil produksi sendiri,

sementara penurunan permintaan dari industri makanan sejalan dengan konsumsi

masyarakat yang melambat pada periode laporan.

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 4. 7 Perkembangan Kegiatan Usaha

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 4. 8 Kapasitas Produksi

Page 106: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

86

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 4. 9 Perkembangan Investasi

Kinerja Korporasi - Keuangan

Sesuai ketersediaan data, asesmen kinerja korporasi dilakukan dengan membandingkan data

posisi triwulan II 2016 dengan posisi triwulan II 2017. Sejalan dengan kondisi ekonomi yang

membaik, kinerja keuangan korporasi juga mencatat perbaikan khususnya pada indikator

produktivitas, likuiditas, solvabilitas dan repayment capacity korporasi. Namun demikian,

indikator profitabilitas masih tercatat turun.

a. Produktivitas

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya (posisi triwulan II 2016), produktivitas korporasi

yang tercermin melalui indikator asset turnover, cenderung stabil di level 0,78, sementara

indikator inventory turnover meningkat dari 2,72 pada triwulan II 2016 menjadi 2,79 pada

triwulan II 2017. Kemampuan perusahaan untuk mengoptimalkan penggunaan inventory

tercatat meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Kondisi ini diindikasikan sebagai

dampak permintaan yang meningkat khususnya yang berasal dari eksternal, tercermin

melalui peningkatan ekspor pada periode laporan.

b. Profitabilitas

Permintaan domestik yang masih melambat mempengaruhi produktivitas korporasi yang

belum cukup baik dan berimbas pada penurunan profitabilitas. Return On Equity-ROE

tercatat turun dari 13,83% pada triwulan II 2016 menjadi 12,52% pada triwulan II 2017,

begitu pula dengan Return On Asset-ROA turun dari 7,42% pada triwulan II 2016 menjadi

6,81% pada triwulan II 2017. Secara sektoral, penurunan produktivitas dan profitabilitas

khususnya terjadi pada sektor perkebunan, sektor industri dasar dan kimia, sektor industri

barang konsumsi serta sektor properti dan real estate. Sementara sektor aneka industri

serta sektor perdagangan, service dan investasi menunjukkan perbaikan.

c. Solvabilitas

Tingkat ketahanan korporasi pada triwulan II 2017 secara keseluruhan cenderung lebih

baik dibanding kondisi triwulan II tahun sebelumnya. Kondisi ini dipengaruhi oleh

penurunan komposisi utang, yang tercermin melalui penurunan indikator DER dari 0,85

pada triwulan II 2016 menjadi 0,81 pada triwulan II 2017. Penurunan utang khususnya

Page 107: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

87

terjadi pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi, sektor aneka industri, sektor

properti dan real estate serta sektor perdagangan, service dan investasi. Ketahanan

likuiditas korporasi Jawa Timur dalam jangka panjang (solvabilitas) juga cukup terjaga.

Kondisi ini tercermin pada peningkatan kemampuan membayar utang jangka panjang,

sebagaimana terlihat dari rasio TA/TL (Total Asset/Total Liability) yang naik dari 2,19 pada

triwulan II 2016 menjadi 2,23 pada triwulan II 2017. Hal ini dialami oleh korporasi di

hampir semua sektor, kecuali sektor perkebunan dengan solvability ratio yang turun dari

7,60 pada triwulan II 2016 menjadi 6,73 pada triwulan II 2017. Sementara sektor dengan

peningkatan solvability ratio paling tinggi adalah perdagangan, service dan investasi diikuti

sektor aneka industri, sektor industri barang konsumsi serta sektor properti dan real estate.

d. Likuiditas

Likuiditas korporasi juga sedikit membaik, tercermin melalui peningkatan current ratio dari

1,49 pada triwulan II 2016 menjadi 1,61 pada triwulan II 2017 yang didorong oleh

peningkatan likuiditas di semua sektor, kecuali sektor perkebunan. Sementara peningkatan

likuiditas tertinggi terutama terjadi pada sektor properti dan real estate.

Sumber : Bloomberg (diolah dari 27 korporasi Tbk di Jawa Timur)

Grafik 4. 10 Perkembangan Rasio Kinerja Keuangan Korporasi Publik Non

Keuangan

Tabel 4. 1 Indikator Kinerja Keuangan Korporasi Sektoral

Sumber : Bloomberg (diolah dari 27 korporasi Tbk di Jawa Timur)

Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2016 Tw II 2017

Perkebunan 0,15 0,17 7,60 6,73 7,63 6,60

Industri Dasar dan Kimia 0,93 0,98 2,09 2,02 1,27 1,38

Industri Barang Konsumsi 0,79 0,66 2,29 2,51 1,65 1,79

Aneka Industri 0,74 0,53 2,55 2,88 1,55 1,74

Properti dan Real Estate 0,89 0,81 2,12 2,24 1,32 1,57

Perdagangan, Service, Investasi 1,03 0,68 1,98 2,46 1,14 1,29

Current RatioSolvability RatioDERSektor

Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2016 Tw II 2017 Tw II 2016 Tw II 2017

Perkebunan 15,15 13,14 17,31 15,28 2,39 2,79 0,79 0,90

Industri Dasar dan Kimia 4,84 4,13 9,42 8,10 4,91 4,77 0,61 0,57

Industri Barang Konsumsi 11,02 10,60 19,55 18,31 2,11 2,26 1,21 1,25

Aneka Industri 1,83 2,07 3,26 3,50 2,95 3,36 0,67 0,64

Properti dan Real Estate 8,23 7,29 16,06 13,48 1,95 1,72 0,24 0,24

Perdagangan, Service, Investasi 3,68 4,96 7,37 9,11 2,97 3,27 0,60 0,61

Asset TOInventory TOSektor

ROEROA

Page 108: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

88

Di sisi lain, kemampuan korporasi dalam membayar utang jangka pendek meningkat jika

dibandingkan triwulan II 2016. Hal ini terlihat pada penurunan DSR81 (Debt Service Ratio) dari

167,87 pada triwulan II 2016 menjadi 122,66 pada triwulan II 2017. Kemampuan korporasi

dalam membayar bunga yang dicerminkan melalui rasio ICR82 (Interest Coverage Ratio) juga

meningkat dari 1,44 pada triwulan II 2016 menjadi 2,33 pada triwulan II 2017.

Berdasarkan sebaran sektor ekonomi, kemampuan membayar utang jangka pendek sektor

perdagangan, service dan investasi, sektor industri barang konsumsi serta sektor properti dan

real estate tercatat membaik. Sedangkan kemampuan membayar utang jangka pendek sektor

aneka industri, serta industri dasar dan kimia tercatat memburuk. Sementara itu, sektor

ekonomi yang memiliki kemampuan membayar bunga paling baik adalah sektor properti dan

real estate, sektor konsumsi, sektor perdagangan, service dan investasi, serta sektor aneka

industri. Sedangkan kemampuan membayar bunga sektor industri dasar dan kimia tercatat

turun.

Berdasarkan asesmen kinerja korporasi di atas, secara sektoral dapat disimpulkan bahwa

kinerja sektor industri dasar dan kimia, sektor properti dan real estate, sektor perkebunan serta

sektor industri barang konsumsi belum cukup baik pada triwulan II 2017, terutama jika dilihat

dari sisi profitabilitas yang berdampak pada pelemahan repayment capacity utang korporasi.

Sumber : Bloomberg (diolah dari 27 korporasi Tbk di Jawa

Timur)

Grafik 4. 11 Rasio ICR

Sumber : Bloomberg (diolah dari 27 korporasi Tbk di Jawa

Timur)

Grafik 4. 12 Rasio DSR

Risiko Korporasi

Korporasi masih menghadapi tantangan penurunan kemampuan membayar utang yang

tercermin pada peningkatan NPL korporasi dari 4,23% pada triwulan II 2017 menjadi 4,43%

pada triwulan III 2017 (level tertinggi sejak tahun 2013). Peningkatan risiko kredit terutama

terjadi pada korporasi sektor perdagangan besar dan eceran bahkan telah melebihi threshold

5% yakni dari 7,50% pada triwulan II 2017 menjadi 7,89% pada triwulan III 2017 didorong

peningkatan NPL perdagangan dalam negeri besi beton, perdagangan besar logam dan bijih

81 DSR: Cicilan pokok + bunga / EBITDA

82 ICR: EBIT / biaya bunga. Threshold ICR yang aman adalah di atas 1,5

Page 109: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

89

logam, serta perdagangan eceran kaki lima komoditi makanan dan minuman. Selain sektor

perdagangan besar dan eceran, korporasi sektor konstruksi, sektor real estate, usaha

persewaan dan jasa perusahaan serta sektor industri pengolahan juga mencatatkan

peningkatan risiko kredit, namun masih cukup aman karena berada di bawah threshold 5%.

Berdasarkan hasil liaison triwulan IV 2017, risiko lain yang menjadi tantangan korporasi adalah

fenomena perlambatan ekspor beberapa industri yakni industri rokok, industri tembakau serta

industri kertas. Perlambatan ekspor industri rokok dipengaruhi penurunan permintaan dari

negara mitra dagang seperti Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Timor Leste baik

untuk produk SKT (Sigaret Kretek Tangan) maupun SKM (Sigaret Kretek Mesin). Perlambatan

ekspor industri tembakau juga dipengaruhi penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor

karena kekhawatiran buyer terhadap penurunan kualitas daun tembakau akibat erupsi

Gunung pada tahun 2015 dan 2016, selain itu penurunan juga terjadi seiring dengan

peningkatan concern negara tujuan ekspor terhadap kesehatan dan kelestarian lingkungan.

Sementara itu, perlambatan ekspor industri kertas dipengaruhi peningkatan standar quality

control negara tujuan ekspor seperti Vietnam, Thailand, dan Mesir.

Di sisi lain, peningkatan harga gandum dan bijih besi yang merupakan komoditas utama impor

industri Jawa Timur, berpotensi meningkatkan biaya dan menurunkan perolehan margin

korporasi ke depan.

Peningkatan biaya upah juga masih menjadi tantangan bagi korporasi Jawa Timur, tercermin

melalui peningkatan likert scale dari 0,78 pada triwulan II 2017 menjadi 0,93. Peningkatan

upah sejalan dengan penerapan UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten) yang lebih tinggi

dari UMK serta mengalami peningkatan di beberapa daerah pada semester II 2017. Selain itu,

kenaikan UMP 2018 yang telah ditetapkan pada awal November 2017 berpotensi menambah

beban biaya korporasi ke depan.

Meskipun konsumsi masyarakat pada triwulan IV 2017 diperkirakan meningkat menjelang

perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah, ekspektasi kegiatan usaha korporasi

berdasarkan SKDU menunjukkan penurunan SBT dari 28,08 menjadi 27,91 dan terjadi hampir

pada seluruh sektor ekonomi kecuali sektor pengangkutan dan komunikasi serta jasa-jasa.

Upside Potential

Proyeksi perbaikan pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Jawa Timur khususnya

Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Malaysia dan Singapura pada tahun 2017 masih membuka

peluang peningkatan kinerja ekspor ke depan. Kondisi ini didukung perkiraan peningkatan

harga komoditas ekspor utama Jawa Timur, seperti lemak dan minyak hewan/nabati, ikan dan

udang, serta komoditas emas perhiasan.

Kinerja beberapa korporasi pada triwulan IV 2017 diperkirakan juga masih meningkat,

khususnya pada sektor pengangkutan dan jasa-jasa dipengaruhi faktor seasonal akhir tahun.

Kondisi tersebut tercermin pada perkiraan peningkatan kegiatan usaha berdasarkan SKDU.

Page 110: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

90

Perkiraan peningkatan investasi berdasarkan SKDU juga terjadi pada kedua sektor tersebut

serta beberapa sektor ekonomi lainnya seperti sektor pertambangan, sektor perdagangan,

hotel dan restoran serta sektor industri pengolahan. Perbaikan kegiatan usaha didukung

konsumsi masyarakat yang masih cukup kuat, tercermin melalui peningkatan pertumbuhan

IRPE yakni dari 13,71% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi 35,14% (yoy) per Oktober 2017.

Perbaikan penjualan terjadi pada seluruh kelompok barang terutama makanan, minuman dan

tembakau serta suku cadang dan aksesoris. Berdasarkan hasil SK, mayoritas RT juga masih

menyatakan perkiraan peningkatan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja serta

peningkatan kegiatan usaha pada periode mendatang. Hasil liaison turut mengindikasikan

peningkatan penjualan domestik dan penggunaan TK dunia usaha pada triwulan IV 2017.

Selain itu pembangunan infrastruktur di Jawa Timur yang masih berlanjut, diperkirakan

mampu menstimulus kinerja korporasi khususnya yang bergerak di bidang konstruksi.

Beberapa proyek infrastruktur strategis yang sedang berlangsung, diantaranya pembangunan

ruas jalan tol Mantingan-Kertosono, Krian-Legundi-Bunder, Pandaan-Malang, Gempol-

Pasuruan, Pasuruan-Probolinggo, Probolinggo-Banyuwangi, Jalan Lintas Selatan (JLS), double

track Jawa Selatan, serta pelabuhan JIIPE dan Terminal Teluk Lamong.

Tabel 4. 2 Proyeksi Petumbuhan Ekonomi Negara Mitra Dagang

Sumber : Consensus Economics Inc (Oktober 2017)

Tabel 4. 3 Proyeksi Harga Komoditas Internasional

Sumber : World Bank(Oktober 2017)

4.2.1.3. Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi

Peningkatan kinerja korporasi pada periode laporan turut tercermin pada realisasi penyaluran

kredit korporasi. Pertumbuhan kredit korporasi meningkat dari 3,54% (yoy) pada triwulan II

2017 menjadi 5,14% (yoy) pada triwulan III 2017, dengan pangsa kredit korporasi terhadap

Negara 2015 2016 2017*

Dunia 3,1 3,2 3,8

Jepang 1,1 1,0 1,6

Amerika 2,9 1,5 2,2

Tiongkok 6,9 6,7 6,8

Malaysia 5,0 4,2 5,4

Singapura 1,9 2,0 2,7

Pertumbuhan Ekonomi Global YoY (%)

Orientasi Komoditas 2015 2016 2017*

Minyak Sawit ($/mt) 623,0 700,0 720,0

Udang ($/Kg) 14,4 11,2 12,0

Emas ($/toz) 1.161,0 1.249,0 1.250,0

Kayu ($/cum) 246,0 274,0 270,0

Gandum ($/mt) 204,0 167,0 175,0

Bijih Besi ($/dmt) 55,8 58,4 70,0 Impor

Proyeksi Harga Komoditas

Ekspor

Page 111: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

91

total kredit di Jawa Timur meningkat menjadi 46,63% pada triwulan III 2017 dari triwulan

sebelumnya yang sebesar 45,92%.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 13 Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor

Utama Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 14 Rasio NPL Kredit Korporasi Sektor Utama

Jawa Timur

Peningkatan penyaluran kredit korporasi di tengah tren peningkatan risiko kredit, merespon

kondisi dunia usaha yang menunjukkan perbaikan, khususnya pada sektor utama yakni sektor

industri pengolahan serta sektor perdagangan besar dan eceran. Selain itu, suku bunga kredit

korporasi yang terus turun hingga mencapai level 9,38% pada triwulan III 2017 diperkirakan

juga menjadi salah satu faktor yang mendongkrak kinerja penyaluran kredit korporasi pada

periode laporan.

Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Proporsi terbesar penyaluran kredit korporasi adalah kredit modal kerja (KMK) yang mencapai

72,7%, sedikit meningkat dibanding triwulan sebelumnya (72,0%). Sementara berdasarkan

sektor ekonomi mayoritas kredit disalurkan untuk sektor industri pengolahan (54,5%), sektor

perdagangan (19,3%) dan sektor konstruksi (6,3%).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 15 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 16 Proporsi Kredit Korporasi per Jenis

Penggunaan

Peningkatan penyaluran kredit korporasi didorong peningkatan penyaluran KMK, sementara

Kredit Investasi (KI) tercatat sedikit melambat pada periode laporan. Perbaikan penyaluran

KMK terkonfirmasi dari hasil SKDU yang menyatakan peningkatan SBT kegiatan usaha dari

20,22 pada triwulan II 2017 menjadi 20,86 pada triwulan III 2017, serta peningkatan IRPE

Page 112: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

92

berdasarkan hasil SPE dari 3,30% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 13,71% (yoy) pada

triwulan III 2017.

Pada sektor ekonomi utama, peningkatan KMK terutama terjadi pada sektor konstruksi diikuti

sektor industri pengolahan, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, serta sektor

perdagangan besar dan eceran, sementara sektor real estate mencatat perlambatan.

Peningkatan KMK pada sektor konstruksi dipengaruhi peningkatan kredit bangunan

dermaga/pelabuhan serta konstruksi perumahan tipe besar. Peningkatan kredit bangunan

dermaga/pelabuhan diperkirakan sejalan dengan masih berlangsungnya pengerjaan proyek

pembangunan infrastruktur JIIPE serta Terminal Teluk Lamong, sementara peningkatan

konstruksi perumahan tipe besar sejalan dengan tren penyaluran KPR tipe besar yang kembali

meningkat bahkan dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding tipe KPR lainnya,

yakni dari 4,47% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 8,58% (yoy) pada triwulan III 2017.

Sementara peningkatan KMK sektor industri pengolahan terutama terjadi pada industri semen

sejalan dengan peningkatan kinerja sektor konstruksi pada periode laporan. Peningkatan KMK

juga terjadi pada industri lainnya seperti industri pupuk, industri minuman, industri barang dari

plastik serta industri rokok.

Pada sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi, peningkatan KMK terutama terjadi

pada subsektor jaringan telekomunikasi diikuti pergudangan, jasa cold storage dan wilayah

berikat, jasa perjalanan wisata serta angkutan laut domestik maupun internasional.

Peningkatan kredit sektor pergudangan serta angkutan laut sejalan dengan peningkatan

kinerja ekspor LN serta kinerja net ekspor DN yang tetap tumbuh tinggi.

Pada sektor perdagangan besar dan eceran, peningkatan KMK terutama terjadi pada

perdagangan ekspor bahan makanan dan tembakau sejalan dengan perbaikan kinerja ekspor

LN pada periode laporan, perdagangan besar bahan bakar serta perdagangan beras dalam

negeri. Sementara itu, perlambatan penyaluran KMK pada sektor real estate dipengaruhi

perlambatan kredit real estate flat/apartemen serta real estate perumahan tipe besar.

Di sisi lain, suku bunga KMK yang kembali turun dari 9,46% pada triwulan II 2017 menjadi

9,40% pada triwulan III 2017 diperkirakan turut mendorong penyaluran KMK pada periode

laporan. Sementara itu, peningkatan NPL dari 4,28% pada triwulan II 2017 menjadi 4,60%

pada triwulan III 2017 tidak menahan kinerja penyaluran KMK dan turut mengkonfirmasi

perbaikan kinerja korporasi pada triwulan III 2017.

Sementara itu, penyaluran KI kembali melambat setelah mengalami peningkatan yang cukup

signifikan pada triwulan I 2017 pada level 22,25%. KI melambat dari 17,30% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 16,55% (yoy) pada triwulan III 2017. Perlambatan KI terjadi hampir

pada semua sektor utama kecuali sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi yang

tercatat meningkat dari 31,99% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 62,38% (yoy) pada

triwulan III 2017 dipengaruhi peningkatan KI pada sektor jasa penunjang angkutan (kecuali

Page 113: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

93

jasa bongkar muat dan pergudangan), jasa pelayanan bongkar muat barang, serta angkutan

sungai dan danau. Peningkatan pada ketiga subsektor tersebut diperkirakan untuk

mengantisipasi peningkatan arus perdagangan pada akhir tahun sejalan dengan perkiraan

permintaan mitra dagang LN maupun DN. Peningkatan permintaan mitra dagang DN

tercermin melalui peningkatan IKK wilayah KTI khususnya Provinsi Kalimantan Timur (dari 91,2

pada triwulan II 2017 menjadi 105,4 pada triwulan III 2017) serta Provinsi Sulawesi Selatan

(dari 108,8 pada triwulan II 2017 menjadi 117,3 pada triwulan III 2017), sementara perbaikan

permintaan mitra dagang LN sejalan dengan perkiraan perbaikan ekonomi global ke depan.

Sementara itu, perlambatan KI terutama terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran,

sejalan dengan hasil SKDU yang kembali menyatakan penurunan SBT investasi pada sektor

tersebut, yakni dari 1,95 pada triwulan II 2017 menjadi 1,21 pada triwulan III 2017. Likert

scale liaison juga menunjukkan perlambatan investasi pada sektor perdagangan besar dan

eceran yakni dari 0,71 pada triwulan II 2017 menjadi 0,57 pada triwulan III 2017. Perlambatan

KI sektor perdagangan besar dan eceran terutama dipengaruhi perlambatan KI pada

perdagangan besar mesin-mesin, suku cadang dan perlengkapannya, perdagangan dalam

negeri semen serta perdagangan dalam negeri pupuk dan obat hama.

Di sisi lain, penurunan NPL KI dari 4,13% pada triwulan II 2017 menjadi 4,00% pada triwulan

III 2017 serta rata-rata suku bunga KI dari 9,46% pada triwulan II 2017 menjadi 9,34% pada

triwulan III 2017 belum mampu mendorong peningkatan penyaluran KI pada periode laporan.

Ditinjau menurut sektor ekonomi, rasio NPL KMK yang meningkat dipengaruhi peningkatan

pada sektor perdagangan besar dan eceran, sektor industri pengolahan, sektor real estate

serta sektor konstruksi, sementara itu rasio NPL KMK sektor transportasi, pergudangan dan

komunikasi tercatat turun. NPL KMK sektor perdagangan besar dan eceran berada di level

7,57% pada triwulan III 2017 dari 7,16% pada triwulan II 2017, sekaligus menjadi sektor

dengan tingkat NPL tertinggi dan telah melebihi threshold 5%.

Sementara itu, penurunan NPL KI pada sektor utama khususnya terjadi pada sektor

transportasi, pergudangan dan komunikasi diikuti sektor industri pengolahan. Di sisi lain,

peningkatan NPL KI masih terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor

konstruksi, sementara NPL KI sektor real estate cenderung stabil. NPL KI tertinggi dan telah

melebihi threshold terjadi pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan tingkat NPL

mencapai 10,03% pada triwulan III 2017 meningkat disbanding triwulan II 2017 sebesar

9,69%.

Peningkatan NPL KMK serta KI sektor perdagangan besar dan eceran terutama terjadi pada

subsektor perdagangan DN besi beton serta perdagangan besar logam dan bijih logam.

Kondisi tersebut terkonfirmasi melalui hasil SPE yang menyatakan penurunan penjualan bahan

konstruksi dari logam yakni dari -22,31% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi -22,75% (yoy)

pada triwulan III 2017. Selain itu, berdasarkan hasil liaison juga diketahui bahwa terjadi

penurunan penjualan ekspor akibat pemberlakukan peraturan anti dumping di beberapa

Page 114: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

94

negara tujuan ekspor (Tiongkok, Amerika, India, Thailand, Australia), serta persaingan yang

ketat dengan produk impor dari Tiongkok yang lebih murah.

Peningkatan NPL KMK sektor industri pengolahan terutama terjadi pada industri plastik dan

karet buatan. Industri plastik menghadapi tantangan penurunan permintaan plastik di pasar

internasional, serta ketergantungan yang tinggi akan impor bahan baku yang harganya

cenderung meningkat sejalan dengan tren peningkatan harga minyak.

Sementara itu, peningkatan NPL KMK sektor real estate terutama terjadi pada real estate

perumahan sederhana yang tercermin melalui pertumbuhan negatif KPR tipe kecil meskipun

sedikit meningkat dibanding periode sebelumnya yakni dari -6,51% (yoy) pada triwulan II

2017 menjadi -6,38% (yoy) pada triwulan III 2017. Peningkatan NPL KMK dan KI sektor

konstruksi terutama terjadi pada konstruksi perumahan tipe menengah dan besar sejalan

dengan peningkatan NPL KPR dari 1,98% pada triwulan II 2017 menjadi 2,00%.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 17 Pertumbuhan KI Kredit Korporasi

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 18 Rasio NPL KI Kredit Korporasi

Sumber : Laporan Bank Umum (d iolah)

Grafik 4. 19 Pertumbuhan KMK Kredit Korporasi

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 20 Rasio NPL KMK Kredit Korporasi

Peningkatan rasio NPL KMK mendorong peningkatan rasio NPL korporasi secara keseluruhan,

dari 4,23% pada triwulan II 2017 menjadi 4,43% pada triwulan III 2017 yang merupakan level

tertinggi sejak tahun 2013. Rasio NPL debitur korporasi pada dasarnya masih terjaga berada di

bawah threshold, namun tren rasio NPL yang terus meningkat perlu dicermati lebih lanjut.

Page 115: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

95

4.2.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga

Konsumsi swasta yang terdiri atas konsumsi Rumah Tangga (RT) dan konsumsi Lembaga Non

Profit (LNPRT), merupakan komponen utama penopang perekonomian Jawa Timur dengan

kontribusi mencapai Rp905,83 triliun atau sebesar 60,5% dari PDRB Jawa Timur hingga

triwulan III 2017. Meskipun cukup tinggi, kontribusi konsumsi swasta cenderung turun

dibanding tahun 2015 yang mencapai 61,4%. Konsumsi RT mendominasi konsumsi swasta

dengan komposisi mencapai 98,1% atau senilai Rp888,44 triliun. Sementara konsumsi LNPRT

memberikan kontribusi sebesar 1,9% dengan nominal mencapai Rp17,39 triliun.

Sumber : BPS Jawa Timur (diolah)

Grafik 4. 21 Perkembangan Kontribusi Konsumsi RT dan LNPRT terhadap PDRB Jawa Timur

4.2.2.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga

Kondisi sektor rumah tangga di Jawa Timur dipengaruhi antara lain oleh beberapa komponen

sebagai berikut:

1. Kinerja konsumsi Rumah Tangga (RT) Jawa Timur

Kinerja konsumsi RT Jawa Timur pada triwulan III 2017 melambat dibanding triwulan II

2017, yakni dari 5,5% (yoy) menjadi 4,1% (yoy). Kondisi ini turut terkonfirmasi dari hasil

Survei Konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur yang menyatakan

bahwa meskipun keyakinan konsumen meningkat, namun indeks pembelian barang tahan

lama saat ini turun. Selain itu, alokasi pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan

angsuran pinjaman cenderung turun karena lebih memprioritaskan pada tabungan.

Perlambatan konsumsi juga tercermin melalui perlambatan penyaluran kredit konsumsi

serta penurunan likert scale penjualan domestik berdasarkan hasil liaison, diperkirakan

sejalan dengan meredanya aktivitas konsumsi masyarakat pasca momen Ramadhan dan

Idul Fitri.

Di sisi lain, fenomena perlambatan konsumsi RT diperkirakan juga sejalan dengan hasil

SKDU yang menyatakan penurunan SBT penggunaan tenaga kerja (TK) oleh dunia usaha,

yakni dari 1,39 pada triwulan II 2017 menjadi -3,07 pada triwulan III 2017. Penurunan

terjadi hampir pada seluruh sektor ekonomi kecuali sektor LGA serta jasa-jasa.

Page 116: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

96

Peningkatan penggunaan TK pada sektor LGA sejalan dengan masih berlangsungnya

proyek pembangunan pipa gas dan proyek pengembangan gas lapangan pemerintah.

2. Tingkat Inflasi

Peningkatan inflasi dapat menahan laju konsumsi masyarakat. Pada triwulan III 2017,

tekanan harga di Jawa Timur cenderung turun tercermin melalui inflasi yang mencapai

3,84% (yoy) atau lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya 4,66% (yoy), didorong

penurunan inflasi kelompok volatile food. Pada triwulan IV 2017, terdapat potensi

tekanan inflasi yang lebih tinggi, yang terutama bersumber dari kelompok administered

prices akibat berlanjutnya kenaikan tarif rokok, potensi penyesuaian harga LPG 3 kg

sebesar Rp1.000,-/kg, serta potensi kenaikan harga energi (BBM) apabila terjadi kenaikan

harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar. Peningkatan tekanan inflasi juga didorong

oleh potensi kenaikan permintaan/konsumsi khususnya bahan pangan pada periode

menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, dimulainya musim tanam, potensi gangguan

cuaca yang mempengaruhi produksi serta potensi depresiasi nilai tukar rupiah seiring

membaiknya perekonomian AS.

3. Terbatasnya kinerja sektor ekonomi utama Jawa Timur

Meskipun kinerja sektor ekonomi utama menunjukkan perbaikan pada triwulan III 2017,

hasil SKDU menunjukkan penurunan ekspektasi dunia usaha pada periode mendatang

tercermin melalui SBT kegiatan usaha yang turun dari 28,08 pada triwulan III 2017

menjadi 27,91 pada triwulan IV 2017. Penurunan hampir terjadi pada seluruh sektor

ekonomi kecuali sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa. Penurunan

kegiatan usaha turut mempengaruhi penurunan penggunaan TK tercermin melalui SBT

yang turun dari 2,85 pada triwulan III 2017 menjadi 2,15 pada triwulan IV 2017 dan

terutama terjadi pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor konstruksi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Selain itu, hasil likert scale liaison juga mengindikasikan penurunan penjualan ekspor,

kapasitas utilisasi dan investasi dunia usaha. Penurunan penjualan ekspor dan kapasitas

utilisasi khususnya terjadi pada industri tembakau serta industri kertas dan barang

cetakan. Sementara penurunan investasi terjadi pada industri kimia dan barang dari karet.

Meskipun diperkirakan akan menghadapi berbagai tekanan, konsumsi RT pada triwulan IV

2017 diperkirakan akan meningkat terutama dipengaruhi faktor seasonal akhir tahun yakni

momen perayaan Natal dan Tahun Baru serta libur sekolah. Berdasarkan hasil SK, mayoritas RT

masih menyatakan perkiraan peningkatan penghasilan (55,5%), peningkatan ketersediaan

lapangan kerja (39,1%) serta peningkatan kegiatan usaha (52,4%). Hasil liaison juga masih

mengindikasikan peningkatan penjualan domestik dan penggunaan TK pada triwulan IV 2017.

Begitu juga dengan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan peningkatan

konsumsi masyarakat pada semua kelompok barang khususnya makanan, minuman dan

tembakau serta suku cadang dan aksesori.

Page 117: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

97

Sumber : Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia

Sumber : Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia

Grafik 4. 22 Indeks Riil Penjualan Eceran (IRPE) Grafik 4. 23 Pertumbuhan IRPE per Kelompok Barang

Sumber : L ia ison KPw BI Jawa Timur

Grafik 4. 24 Likert Scale Liaison

4.2.2.2. Kinerja Keuangan Rumah Tangga

Sejalan dengan kinerja konsumsi yang melambat pada triwulan III 2017, hasil Survei

Konsumen KPw BI Provinsi Jawa Timur turut mengindikasikan penurunan alokasi pengeluaran

masyarakat untuk konsumsi yakni dari 65,27% pada triwulan II 2017 menjadi 65,03%. Begitu

pula dengan alokasi untuk pembayaran pinjaman turun dari 14,87% menjadi 14,15% dan

tercermin melalui peningkatan risiko kredit RT yakni dari 1,35% menjadi 1,40%. Di sisi lain,

alokasi pengeluaran untuk tabungan meningkat dari 20,82% menjadi 21,44% dan tercermin

pula melalui peningkatan DPK RT dari 8,41% (yoy) menjadi 9,98% (yoy).

Pada triwulan III 2017, mayoritas RT masih merasakan peningkatan penghasilan (42,07%),

sementara 45,18% masih memperoleh penghasilan yang sama dan 12,75% RT merasakan

penurunan penghasilan. Penurunan penghasilan pada periode ini terutama dirasakan oleh

kelompok RT dengan pengeluaran yang lebih tinggi (di atas Rp7 juta). Peningkatan tabungan

yang diikuti dengan penurunan konsumsi dan pembayaran pinjaman di tengah kondisi

peningkatan pendapatan mengindikasikan RT yang cenderung menahan konsumsi,

diperkirakan untuk mengantisipasi peningkatan pengeluaran pada akhir tahun menjelang

perayaan Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, berdasarkan hasil SK terdapat penurunan ekspektasi masyarakat akan penghasilan

serta ketersediaan lapangan kerja pada periode mendatang khususnya di wilayah Kediri yang

diperkirakan turut mempengaruhi perlambatan konsumsi masyarakat pada periode laporan.

Page 118: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

98

Kondisi tersebut sejalan dengan perkiraan penurunan SBT kegiatan usaha berdasarkan hasil

SKDU pada triwulan IV 2017 yang turut mempengaruhi perkiraan penurunan penggunaan

tenaga kerja terutama pada sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor konstruksi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

Hasil survei juga menggambarkan perilaku RT dalam berutang, dimana RT dengan pendapatan

yang semakin besar cenderung memiliki komposisi pinjaman yang lebih besar dengan alokasi

pengeluaran untuk konsumsi yang lebih rendah. Sebaliknya, RT dengan pendapatan rendah

memiliki porsi pengeluaran yang lebih besar untuk konsumsi dan lebih sedikit untuk pinjaman.

Porsi tabungan juga tampak lebih tinggi pada RT dengan pendapatan yang lebih rendah. Pada

triwulan III 2017, komposisi pengeluaran untuk konsumsi menurun terutama pada kelompok

RT dengan pengeluaran yang lebih tinggi (di atas Rp3 juta) khususnya pada RT dengan

pendapatan Rp6,1 juta hingga Rp7 juta yakni dari 61,50% menjadi 54,29%. Sementara

kelompok RT dengan pengeluaran di bawah Rp3 juta mencatatkan peningkatan alokasi

pengeluaran untuk konsumsi.

Sementara secara sektoral, penurunan konsumsi terutama terjadi pada RT yang bekerja di

sektor pengadaan listrik dimana penurunan kegiatan usaha dirasakan oleh 35,71% RT yang

bekerja di sektor tersebut. Selain itu, 42,86% RT juga menyatakan penurunan ketersediaan

lapangan pekerjaan pada periode laporan. Kondisi tersebut juga sejalan dengan penurunan

kegiatan usaha sektor tersebut berdasarkan hasil SKDU, dimana SBT kegiatan usaha sektor

pengadaan listrik tercatat turun dari 0,93 pada triwulan II 2017 menjadi 0,70. Selain sektor

pengadaan listrik, penurunan konsumsi juga terjadi pada RT yang bekerja di sektor industri

pengolahan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, pensiunan,

sektor konstruksi, serta sektor penyediaan akomodasi dan makan minum. Sebaliknya,

peningkatan alokasi untuk konsumsi khususnya terjadi pada RT yang bekerja di sektor real

estate serta sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sejalan dengan perbaikan kinerja

sektor tersebut pada triwulan III 2017.

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 4. 25 Alokasi Pengeluaran Rumah Tangga

Penurunan alokasi pengeluaran untuk angsuran pinjaman terjadi pada RT dengan kelompok

pengeluaran Rp1 juta hingga Rp3 juta serta kelompok pengeluaran Rp6,1 juta hingga Rp8

Page 119: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

99

juta. Di sisi lain, kelompok RT yang menurunkan alokasi pengeluaran untuk pinjaman di atas,

tercatat meningkatkan komposisi tabungannya pada triwulan III 2017. Secara sektoral,

penurunan alokasi pengeluaran untuk angsuran pinjaman terutama terjadi pada RT yang

bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sementara itu, peningkatan tabungan

hampir terjadi pada seluruh sektor kecuali RT yang bekerja di sektor real estate, pertambangan

dan penggalian, jasa perusahaan serta jasa keuangan.

Tabel 4. 4 Komposisi Konsumsi, Cicilan dan Tabungan Berdasarkan Pendapatan per Bulan

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Peningkatan pendapatan pada triwulan III 2017 di satu sisi mendorong peningkatan

pembayaran cicilan oleh masyarakat tercermin melalui peningkatan DSR 0%-10%, DSR 10%-

20% dan DSR 20%-30%. Namun demikian, alokasi pembayaran cicilan yang lebih tinggi

turun, tercermin melalui penurunan jumlah RT dengan DSR > 30% sebesar 9,44%. Secara

sektoral, peningkatan pembayaran cicilan terutama terjadi pada RT yang bekerja di sektor

industri pengolahan, sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang,

sektor konstruksi, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum serta pensiunan.

Pada triwulan III 2017, kelompok RT yang Tidak Bisa Menabung (TBM) turun sebesar 2,99%,

khususnya pada kelompok RT dengan tingkat pengeluaran yang lebih rendah (di bawah Rp3

juta). Sejalan dengan hal tersebut, komposisi tabungan 0%-30% tercatat meningkat

dibanding triwulan sebelumnya khususnya pada kelompok RT dengan tingkat pengeluaran

menengah ke atas. Namun demikian, komposisi tabungan > 30% tercatat turun sebesar

7,91% dan terjadi hampir pada seluruh kelompok RT kecuali RT dengan kelompok

pengeluaran Rp3,1 juta hingga Rp4 juta serta Rp6,1 juta hingga Rp7 juta. Secara sektoral,

peningkatan tabungan terutama terjadi pada kelompok RT yang bekerja di sektor pengadaan

listrik sejalan dengan penurunan alokasi pengeluaran untuk konsumsi pada periode laporan,

diperkirakan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan dana pada periode mendatang.

Tabel 4. 5 Komposisi Debt Service Ratio (DSR) berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Pengeluaran/Bulan Rp 1 - 2 Juta Rp 2,1 - 3 Juta Rp 3,1 - 4 Juta Rp 4,1 - 5 Juta Rp 5,1 - 6 Juta Rp 6,1 - 7 Juta Rp 7,1 - 8 Juta > Rp 8 Juta Average

Konsumsi 65,77 65,61 64,04 61,20 59,82 61,50 56,00 52,92 65,27

Pinjaman 13,63 16,41 15,72 19,39 18,43 26,27 25,00 24,42 14,87

Tabungan 21,28 19,44 21,10 21,37 23,96 16,61 19,00 22,67 20,82

Tw II 2017

Pengeluaran/Bulan Rp 1 - 2 Juta Rp 2,1 - 3 Juta Rp 3,1 - 4 Juta Rp 4,1 - 5 Juta Rp 5,1 - 6 Juta Rp 6,1 - 7 Juta Rp 7,1 - 8 Juta > Rp 8 Juta Average

Konsumsi 66,08 65,83 61,16 58,46 59,84 54,29 57,67 47,67 65,03

Pinjaman 12,69 14,31 18,86 19,60 20,49 16,93 20,67 30,00 14,15

Tabungan 21,74 20,74 20,82 22,43 19,67 28,79 21,67 22,33 21,44

Tw III 2017

Pengeluaran/Bulan 0-10% 10%-20% 20%-30% >30% TMP Pengeluaran/Bulan 0-10% 10%-20% 20%-30% >30% TMP

Rp 1 - 2 Juta 1,32 9,20 15,79 5,42 28,77 Rp 1 - 2 Juta 0,16 0,96 4,29 (6,45) 0,13

Rp 2,1 - 3 Juta 0,95 4,03 6,49 2,46 10,00 Rp 2,1 - 3 Juta 0,13 0,86 (0,36) (2,87) 0,35

Rp 3,1 - 4 Juta 0,26 1,69 2,86 1,50 3,04 Rp 3,1 - 4 Juta 0,22 0,93 1,11 0,05 0,16

Rp 4,1 - 5 Juta 0,11 0,26 1,03 0,55 1,14 Rp 4,1 - 5 Juta 0,04 (0,14) 0,17 (0,11) 0,38

Rp 5,1 - 6 Juta - 0,40 0,66 0,40 0,40 Rp 5,1 - 6 Juta - 0,24 0,30 (0,09) (0,39)

Rp 6,1 - 7 Juta 0,07 0,04 0,11 0,11 0,18 Rp 6,1 - 7 Juta 0,04 (0,03) 0,01 (0,06) (0,05)

Rp 7,1 - 8 Juta - - 0,15 0,04 0,04 Rp 7,1 - 8 Juta - (0,10) 0,05 (0,06) 0,00

> Rp 8 Juta - 0,04 0,11 0,26 0,15 > Rp 8 Juta (0,07) 0,04 (0,12) 0,16 0,15

Total 2,71 15,65 27,19 10,74 43,72 Total 0,53 2,75 5,43 (9,44) 0,73

Triwulan III 2017 Triwulan III 2017

Page 120: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

100

Tabel 4. 6 Komposisi Tabungan berdasarkan Tingkat Pendapatan per Bulan

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

4.2.2.3. Dana Pihak Ketiga Perseorangan di Perbankan

Meskipun Dana Pihak Ketiga (DPK) sektor rumah tangga (RT) Jawa Timur tercatat meningkat

pada periode laporan, namun proporsi DPK RT pada perbankan di triwulan III 2017 turun

dibanding triwulan sebelumnya (dari 71,88% menjadi 71,26%), didorong penurunan proporsi

komponen giro dan deposito. Penurunan proporsi tersebut disebabkan oleh peningkatan yang

lebih tinggi pada DPK bukan perseorangan yakni DPK korporasi dari 17,07% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 35,77% (yoy).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 26 Komposisi DPK Perbankan Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 27 Komposisi DPK Perseorangan

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 28 Pertumbuhan DPK Perbankan Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 29 Pertumbuhan DPK Perseorangan

Pengeluaran/Bulan TBM 0-10% 10%-20% 20%-30% >30% Pengeluaran/Bulan TBM 0-10% 10%-20% 20%-30% >30%

Rp 1 - 2 Juta 10,00 3,52 11,69 22,35 12,94 Rp 1 - 2 Juta (2,30) 0,51 0,45 6,68 (6,24)

Rp 2,1 - 3 Juta 4,21 1,61 4,51 8,61 4,98 Rp 2,1 - 3 Juta (1,24) 0,06 (0,68) 1,70 (1,73)

Rp 3,1 - 4 Juta 1,50 0,55 2,20 3,11 1,98 Rp 3,1 - 4 Juta 0,61 0,12 1,01 0,40 0,33

Rp 4,1 - 5 Juta 0,40 0,15 0,62 1,21 0,70 Rp 4,1 - 5 Juta (0,16) 0,08 0,03 0,45 (0,06)

Rp 5,1 - 6 Juta 0,18 0,18 0,55 0,59 0,37 Rp 5,1 - 6 Juta 0,05 0,08 0,19 (0,01) (0,26)

Rp 6,1 - 7 Juta - 0,04 0,15 0,15 0,18 Rp 6,1 - 7 Juta (0,07) 0,00 (0,05) (0,08) 0,12

Rp 7,1 - 8 Juta 0,04 0,04 0,04 0,04 0,07 Rp 7,1 - 8 Juta 0,00 (0,03) (0,03) (0,03) (0,03)

> Rp 8 Juta 0,11 0,04 0,04 0,26 0,11 > Rp 8 Juta 0,11 (0,06) 0,04 0,09 (0,02)

Total 16,45 6,12 19,79 36,31 21,33 Total (2,99) 0,76 0,94 9,20 (7,91)

Triwulan III 2017 Triwulan III 2017

Page 121: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

101

DPK RT pada triwulan III 2017 tercatat meningkat yakni dari 8,41% (yoy) menjadi 9,98% (yoy)

terutama didorong peningkatan komponen tabungan yang memiliki share 53,9% dari total

penempatan dana RT di perbankan. Komponen tabungan tercatat meningkat dari 6,38% (yoy)

pada triwulan II 2017 menjadi 8,44% (yoy), diikuti komponen giro meskipun masih tumbuh

negatif dari -3,32% (yoy) menjadi -1,58% (yoy), serta komponen deposito dari 12,51% (yoy)

menjadi 13,35% (yoy). Peningkatan komponen giro mengindikasikan masih meningkatnya

kegiatan usaha RT pada periode laporan, sementara peningkatan deposito bertujuan untuk

mengantisipasi adanya kebutuhan yang lebih besar pada periode mendatang.

4.2.2.4. Kredit Perseorangan di Perbankan

Kecenderungan RT menahan konsumsi juga tercermin melalui perlambatan kinerja kredit

sektor rumah tangga (RT) pada triwulan III 2017 yakni dari 12,98% (yoy) menjadi 12,39%

(yoy). Namun demikian, pertumbuhan tersebut masih melebihi level pertumbuhan tahun 2016

yang sebesar 9,93% (yoy). Peningkatan kredit RT pada periode laporan didorong oleh

peningkatan KPR pada seluruh kelompok serta KPA khususnya KPA tipe menengah dan besar.

Sementara itu, perlambatan terjadi pada penyaluran KP Ruko/Rukan, KKB, Kredit Peralatan RT

serta Kredit Multiguna. Peningkatan risiko kredit RT dari 1,35% pada triwulan II 2017 menjadi

1,40% diperkirakan turut mempengaruhi peningkatan kehati-hatian perbankan dalam

menyalurkan kredit ke sektor RT pada periode laporan.

Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Pertumbuhan KPR kembali meningkat dari 8,74% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 11,63%

(yoy) pada triwulan III 2017 dan terjadi pada seluruh kelompok KPR. Peningkatan KPR tersebut

searah dengan tren suku bunga yang turun dari 10,57% pada triwulan II 2017 menjadi

10,37%. Selain itu perlambatan kenaikan harga rumah yang terjadi pada seluruh tipe

diperkirakan mendorong kinerja penyaluran KPR. Kondisi tersebut terdeteksi dari perlambatan

pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dari 7,8% (yoy) menjadi 6,3% (yoy)

pada triwulan III 2017.

Page 122: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

102

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 30 Proporsi Kredit RT Jawa Timur

Sementara itu, rasio NPL KPR kembali meningkat dari 1,98% pada triwulan II 2017 menjadi

2,00% di triwulan III 2017, didorong oleh KPR tipe di atas 70 (dari 2,52% menjadi 2,59%).

Peningkatan penyaluran KPR di tengah kondisi NPL yang masih meningkat khususnya pada

KPR tipe di atas 70 perlu menjadi perhatian bagi perbankan Jawa Timur. Di sisi lain, kondisi ini

mengindikasikan gencarnya perbankan menyalurkan KPR guna merespon permintaan

masyarakat terhadap perumahan yang masih cukup tinggi.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 31 Pertumbuhan & rasio NPL KPR Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 32 Suku Bunga KPR Jawa Timur

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB)

Pertumbuhan KKB melambat dari 8,63% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 3,81% (yoy)

pada triwulan III 2017 didorong perlambatan yang terjadi pada seluruh kelompok KKB

khususnya kredit pemilikan truk dan kendaraan bermotor roda enam atau lebih, setelah

mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada periode sebelumnya. Peningkatan risiko

kredit KKB yakni dari 0,98% pada triwulan II 2017 menjadi 1,03% diperkirakan menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi perlambatan penyaluran KKB pada periode laporan.

Peningkatan NPL terjadi pada seluruh kelompok KKB kecuali kredit pemilikan sepeda motor

dengan NPL yang tercatat turun dari 1,71% menjadi 1,57%.

Page 123: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

103

Di sisi lain, suku bunga KKB yang kembali turun dari 10,45% pada triwulan II 2017 menjadi

10,22% pada triwulan III 2017 belum mampu mendorong peningkatan penyaluran KKB pada

triwulan III 2017. Penurunan suku bunga terutama terjadi pada kredit pemilikan sepeda motor

dan mobil, sementara suku bunga kredit pemilikan kendaraan bermotor lainnya terpantau

meningkat diperkirakan untuk mengantisipasi peningkatan risiko kredit yang lebih tinggi. NPL

kredit pemilikan kendaraan bermotor lainnya pada triwulan III 2017 berada di level 5,69%,

meningkat dibanding periode sebelumnya sebesar 3,24%.

Perlambatan KKB sepeda motor dan mobil diperkirakan dipengaruhi meredanya permintaan

masyarakat pasca momen Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, sebagian masyarakat lebih

memilih untuk melakukan pembelian kendaraan bermotor pada akhir tahun dengan

kecenderungan penawaran potongan harga yang lebih besar.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 33 Pertumbuhan & rasio NPL KKB Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 34 Suku Bunga KKB Jawa Timur

Sementara itu, penyaluran KKB truk dan kendaraan roda enam atau lebih turun cukup

signifikan pada periode laporan. Peningkatan rasio NPL dari 2,29% pada triwulan II 2017

menjadi 2,90% diperkirakan merupakan salah satu faktor pendorong penurunan penyaluran

kredit tersebut. Secara spasial, perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi di Kota

Surabaya, Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Sampang dan Kabupaten

Tulungagung. Sementara NPL tertinggi terutama terjadi pada Kota Kediri dan Kota

Probolinggo.

Kredit Pemilikan Apartemen (KPA)

Setelah mengalami tren yang terus melambat sejak triwulan III 2016, penyaluran KPA tercatat

meningkat pada triwulan II 2017 dan kembali meningkat pada triwulan III 2017, yakni dari

7,08% (yoy) menjadi 13,11%. Peningkatan khususnya terjadi pada KPA tipe di atas 70 dengan

tren pertumbuhan yang terus meningkat sejak triwulan IV 2016 dan telah mencapai level

pertumbuhan 48,49% (yoy) pada triwulan III 2017. Peningkatan juga terjadi pada penyaluran

KPA tipe 22 s.d 70, yakni dari 1,62% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 3,96% (yoy) pada

triwulan III 2017 meneruskan peningkatan yang terjadi sejak triwulan I 2017. Sementara itu,

penyaluran KPA tipe 21 kembali melambat bahkan tumbuh negatif di level -24,09% (yoy),

meneruskan perlambatan yang terjadi sejak triwulan II 2016.

Page 124: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

104

Penurunan suku bunga diperkirakan turut mendorong peningkatan penyaluran kredit pada

periode laporan. Selain itu, rasio NPL yang terpantau aman dan berada di bawah threshold

5%, meskipun tercatat meningkat yakni dari 1,28% pada triwulan II 2017 menjadi 1,65%,

membuka peluang perbankan untuk meningkatkan penyaluran KPA.

Sementara itu, pertumbuhan negatif KPA tipe 21 diperkirakan turut dipengaruhi suku bunga

yang lebih tinggi dibanding KPA lainnya. Rasio NPL KPA tipe 21 juga kembali meningkat dari

1,65% pada triwulan II 2017 menjadi 2,32% yang sekaligus menjadi tipe KPA dengan NPL

tertinggi.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 35 Pertumbuhan & rasio NPL KPA Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 36 Suku Bunga KPA Jawa Timur

Kredit Pemilikan Ruko/Rukan

Berbanding terbalik dengan tren peningkatan KPA dan KPR, pertumbuhan KP Ruko/Rukan

turun dari 4,39% (yoy) menjadi -0,48% (yoy). Rasio NPL yang cukup tinggi dibanding kredit RT

lainnya, meskipun tercatat turun dibanding periode sebelumnya (dari 4,43% menjadi 4,37%),

diperkirakan mempengaruhi keputusan perbankan untuk meningkatkan eksposur kredit ini.

Sementara itu suku bunga yang kembali turun dari 10,55% menjadi 10,29% belum mampu

mendorong kinerja penyaluran KP Ruko/Rukan.

Perlambatan kredit pemilikan ruko/rukan diperkirakan sejalan dengan sikap wait and see dunia

usaha untuk melakukan ekspansi. Kondisi tersebut diperburuk dengan peningkatan risiko

kredit korporasi yakni dari 4,23% pada triwulan II 2017 menjadi 4,43%.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 37 Pertumbuhan & rasio NPL KP Ruko/Rukan

Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 38 Pertumbuhan & rasio NPL Kredit Multiguna

Jawa Timur

Page 125: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

105

Kredit Multiguna

Pertumbuhan kredit multiguna tercatat melambat dari 15,29% (yoy) pada triwulan II 2017

menjadi 15,09% (yoy) di triwulan III 2017. Kondisi ini diperkirakan sejalan dengan meredanya

konsumsi masyarakat pasca momen Ramadhan dan Idul Fitri. Kondisi ini juga tercermin pada

penurunan keyakinan konsumen terhadap pembelian barang tahan lama (dari 137,3 menjadi

128,7). Hasil SPE yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga

mengindikasikan penurunan pembelian barang tahan lama khususnya kelompok barang

bahan konstruksi dari logam, furniture atau perabot RT, semen, pasir serta alat olahraga.

Perlambatan penyaluran kredit juga dipengaruhi tren rasio NPL yang tercatat kembali

meningkat dari 0,75% menjadi 0,81% pada periode laporan. Sementara itu, suku bunga yang

kembali turun (dari 13,61% menjadi 13,46%) belum mampu mendorong peningkatan kinerja

kredit multiguna pada periode laporan.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 39 Suku Bunga KP Ruko/Rukan dan Kredit Multiguna

4.3. Kinerja Perbankan

4.3.1. Asesmen Kinerja Perbankan

4.3.1.1 Kondisi Umum

Kinerja industri perbankan di Jawa Timur terus menunjukkan perbaikan sebagaimana yang

diperlihatkan pada indikator volume usaha (total aset), penghimpunan dana dan penyaluran

kredit atau pembiayaan. Perkembangan yang lebih pesat terjadi pada kelompok bank umum

syariah. Sementara itu indikator risiko perbankan masih terjaga pada level yang aman.

Pada triwulan III 2017 aset bank umum Jawa Timur telah mencapai Rp608,35 triliun,

meningkat dibandingkan triwulan II 2017 yang tercatat sebesar Rp583,60 triliun. Secara

tahunan aset bank umum pada periode tersebut tumbuh 10,76% (yoy), mencatat akselerasi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,56% (yoy). Pertumbuhan aset kelompok

bank umum syariah melaju lebih pesat dibandingkan kelompok bank umum konvensional.

Aset kelompok bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip Islam tersebut melonjak dari

Rp27,14 triliun menjadi Rp29,35 triliun pada triwulan laporan dan mencatat pertumbuhan

Page 126: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

106

13,41% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2017 yang hanya membukukan laju

4,03% (yoy).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 40 Pertumbuhan Aset Bank Umum di Jawa Timur Menurut Kelompok Bank

Sementara itu aset kelompok bank umum konvensional meningkat sebesar 10,63% (yoy),

dari Rp556,46 triliun menjadi Rp579,10 triliun di triwulan III 2017. Pertumbuhan tersebut juga

melaju dari triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan 8,80% (yoy). Meskipun tetap

dominan, pertumbuhan aset kelompok bank umum syariah yang lebih pesat dibandingkan

bank umum konvensional telah sedikit mengurangi dominasi bank umum konvensional

terhadap industri bank umum dari 95,27% pada triwulan II 2017 menjadi 95,19% di triwulan

III 2017.

Peningkatan pertumbuhan aset bank umum juga diikuti oleh dana pihak ketiga (DPK) pada

kelompok bank umum konvensional maupun syariah. Sementara itu pertumbuhan kredit

kelompok bank umum konvensional sedikit melambat di tengah laju peningkatan pembiayaan

bank umum syariah.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 41 Pertumbuhan DPK Bank Umum Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 42 Pertumbuhan Kredit Bank Umum Jawa Timur

Penghimpunan DPK bank umum secara keseluruhan tumbuh 12,57% (yoy) menjadi Rp494,59

triliun, meningkat dibandingkan triwulan II 2017 yang membukukan DPK sebesar Rp475,92

triliun dengan laju sebesar 9,88% (yoy). DPK kelompok bank umum konvensional tumbuh

sebesar 12,31% (yoy) di triwulan III 2017, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

Page 127: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

107

mencatat pertumbuhan sebesar 9,81% (yoy). Sementara itu DPK kelompok bank umum

syariah tumbuh lebih pesat, yakni mencapai 23,48% (yoy) di triwulan III 2017 yang juga lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatat laju sebesar 21,17% (yoy).

Secara keseluruhan penyaluran kredit/pembiayaan bank umum pada triwulan III 2017

mencapai Rp487,83 triliun atau tumbuh sebesar 8,37% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang membukukan kredit sebesar Rp476,39 triliun dengan laju 7,84%

(yoy). Dalam periode yang sama, pertumbuhan kredit kelompok bank umum konvensional

tercatat sebesar 7,24% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 7,71%

(yoy). Sementara laju pertumbuhan pembiayaan bank umum syariah mencapai 28,89% (yoy)

di triwulan III 2017, melonjak dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,14% (yoy).

Laju pertumbuhan DPK yang lebih tinggi dibandingkan kredit/pembiayaan menyebabkan loan

to deposit ratio (LDR) bank umum Jawa Timur sedikit menyusut, dari 100,10% di triwulan II

2017 menjadi 98,63% di triwulan III 2017. Penurunan tersebut lebih disebabkan oleh LDR

kelompok bank umum konvensional yang mencatat penurunan LDR dari 99,06% menjadi

97,11%, sedangkan financing to deposit ratio (FDR) kelompok bank umum syariah dalam

periode yang sama meningkat dari 122,49% menjadi 129,21%. Sementara itu risiko kredit/

pembiayaan yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) keseluruhan bank umum

masih terjaga pada level 3,26% sehingga mampu mendukung terjaganya stabilitas sistem

keuangan di Jawa Timur.

4.3.1.2 Perkembangan DPK

Penghimpunan DPK bank umum secara keseluruhan meningkat di triwulan III 2017 terjadi di

semua komponen dana. Tabungan, giro dan deposito masing-masing tumbuh 9,00% (yoy),

14,78% (yoy) dan 15,25% (yoy). Laju pertumbuhan tersebut lebih cepat dibandingkan

triwulan II 2017 yang mencatat pertumbuhan tabungan 7,35% (yoy), giro 10,60% (yoy), dan

deposito 15,25% (yoy). Peningkatan laju DPK yang dihimpun perbankan tersebut searah

dengan perlambatan pertumbuhan konsumsi masyarakat pada triwulan III 2017.

Berdasarkan kepemilikan dana, kenaikan DPK terjadi pada DPK milik perorangan (rumah

tangga) maupun dunia usaha (korporasi). DPK perorangan meningkat dari Rp342,09 triliun di

triwulan II 2017 menjadi Rp352,43 triliun. Pertumbuhan tahunan DPK perorangan di triwulan

III 2017 mencapai 9,98% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya yang

sebesar 8,41% (yoy). Sementara DPK korporasi tumbuh sebesar 35,77% (yoy) melonjak dari

triwulan sebelumnya yang membukukan kenaikan 17,07% (yoy). Nilai nominal DPK korporasi

juga meningkat dari Rp89,57 triliun di triwulan II 2017 menjadi Rp102,84 triliun.

Page 128: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

108

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 43 Pertumbuhan DPK Milik Perorangan

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 44 Pertumbuhan DPK Milik Korporasi

Pada DPK korporasi, selama triwulan III 2017 terjadi peningkatan jumlah simpanan giro yang

luar biasa, yakni dari Rp45,93 triliun menjadi Rp57,54 triliun. Pertumbuhan tahunan giro

korporasi juga naik 47,51% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai

19,04% (yoy). Kondisi ini searah dengan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang sedikit

membaik di triwulan III 2017 yang terutama diperani dunia usaha di sektor industri

pengolahan, perdagangan, pertanian dan konstruksi. Kenaikan giro korporasi tersebut

menyumbang lebih dari separuh kenaikan DPK bank umum pada triwulan III 2017.

Berdasarkan kelompok bank, kenaikan DPK terjadi pada bank umum konvensional, dari

9,81% (yoy) menjadi 12,31% (yoy), maupun bank umum syariah dari 11,61% (yoy) menjadi

18,03% (yoy). DPK kelompok bank umum syariah yang tumbuh lebih tinggi tersebut,

terutama didorong oleh giro syariah yang tumbuh 40,46% (yoy). Nilai nominal giro syariah

juga meningkat dari Rp1,79 triliun triwulan II 2017 menjadi Rp2,19 triliun. Tabungan syariah

juga mencatat peningkatan pertumbuhan yang cukup tinggi, yakni dari 14,50% (yoy) di

triwulan II 2017 menjadi 16,94% (yoy) di triwulan III 2017.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 45 Pertumbuhan Giro Perbankan Jawa Timur

Menurut Kelompok Bank

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 46 Pertumbuhan Tabungan Perbankan Jawa

Timur Menurut Kelompok Bank

Lebih tingginya pertumbuhan giro dan tabungan perbankan syariah dibandingkan bank umum

konvensional diindikasikan berkaitan dengan strategi pricing dana perbankan syariah untuk

memperbesar komposisi dana murah. Mulai terdapat pergeseran komposisi dana pada

perbankan syariah dalam 2 (dua) tahun terakhir. Komposisi giro dan tabungan perbankan

syariah (dana murah) terhadap total DPK perbankan syariah meningkat dari 48,59% di tahun

Page 129: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

109

2015 menjadi 52,98% di triwulan III 2017. Sementara komposisi dana murah bank umum

konvensional pada periode yang sama mencapai 58,04%, lebih rendah dibandingkan tahun

2015 yang tercatat sebesar 59,12%.

Sumber : Laporan Bank Umum (d iolah)

Grafik 4. 47 Pertumbuhan Deposito Perbankan Jawa

Timur Menurut Kelompok Bank

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 48 Suku Bunga Dana Menurut Kelompok

Bank

Secara rata-rata bagi hasil/nisbah DPK bank umum syariah mencatat peningkatan di triwulan III

2017 menjadi 4,36% dari 3,68% di triwulan sebelumnya. Sementara rata-rata suku bunga

DPK bank umum konvensional pada periode yang sama tercatat sebesar 3,51%, sedikit lebih

rendah dibanding triwulan sebelumnya yang mencapai 3,54%. Perkembangan ini

memperlihatkan bagi hasil/nisbah DPK bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan rata-rata

suku bunga DPK bank umum konvensional. Kelompok bank umum syariah terutama unggul

dalam memberikan bagi hasil tabungan yang lebih tinggi.

4.3.1.3 Perkembangan Kredit

Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Pada triwulan III 2017, penyaluran kredit perbankan Jawa Timur didominasi kredit modal kerja

(KMK) dengan pangsa sebesar 54,34%, disusul kredit konsumsi (KK) 28,11% dan kredit

investasi (KI) 17,55%. Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan kredit bank umum

konvensional lebih rendah dibandingkan perbankan syariah, bahkan seluruh jenis penggunaan

kredit mengalami perlambatan, sementara semua jenis pembiayaan bank umum syariah

meningkat lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Kredit modal kerja dan kredit

konsumsi masing-masing tumbuh 2,58% (yoy) dan 11,09% (yoy), lebih rendah dari

pembiayaan modal kerja, investasi dan konsumsi perbankan syariah yang masing-masing

tumbuh sebesar 28,04% (yoy), 38,83% (yoy) dan 23,78% (yoy).

Page 130: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

110

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 49 Pertumbuhan KMK Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 50 Pertumbuhan KI Jawa Timur

Meskipun rendah, kinerja kredit modal kerja bank umum secara keseluruhan sedikit

meningkat, yaitu dari 3,24% (yoy) menjadi 4,50%(yoy), terutama didorong oleh kredit

korporasi. Sementara itu kredit konsumsi sedikit melambat dari 12,96% (yoy) menjadi 11,99%

(yoy). Perlambatan tersebut sejalan dengan melemahnya konsumsi rumah tangga pada

triwulan III 2017 setelah melewati masa puncak konsumsi pada momentum ramadhan dan

Indul Fitri di triwulan II 2017. Tendensi rumah tangga yang menahan konsumsi ini juga

terkonfirmasi pada peningkatan simpanan masyarakat pada perbankan, khususnya

peningkatan tabungan dan deposito.

Penurunan suku bunga kredit konsumsi pada bank umum konvensional (dari 12,57% menjadi

12,36%) tidak cukup sensitif untuk mendorong laju pertumbuhan kredit konsumsi. Sementara

penurunan marjin/nisbah bagi hasil pembiayaan konsumsi bank umum syariah (dari 11,94%

menjadi 11,71%) cukup berhasil mendorong laju pembiayaan konsumsi dari 15,84% (yoy)

menjadi 23,78% (yoy). Meskipun demikian, mengingat pangsa pembiayaan bank umum

syariah masih relatif kecil, peningkatan tersebut tidak mampu menahan perlambatan

pertumbuhan kredit konsumsi bank umum secara keseluruhan.

Perlambatan kredit konsumsi tersebut searah dengan kinerja konsumsi RT Jawa Timur pada

triwulan III 2017 yang melambat dibanding triwulan II 2017, yakni dari 5,5% (yoy) menjadi

4,1% (yoy). Survei Konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga

menengarai indeks pembelian barang tahan lama yang saat ini turun, di samping alokasi

pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dan angsuran pinjaman cenderung turun karena

lebih memprioritaskan pada tabungan.

Page 131: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

111

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 51 Pertumbuhan KK Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 52 Suku Bunga Kredit Penggunaan

Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi

Secara sektoral, penyaluran kredit bank umum Jawa Timur didominasi sektor utama penopang

perekonomian Jawa Timur yakni sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan

eceran, serta sektor pertanian. Pertumbuhan kredit di ketiga sektor tersebut menunjukkan

perkembangan yang mengembirakan di triwulan III 2017. Kredit yang dikucurkan untuk sektor

industri pengolahan meningkat pertumbuhannya dari 0,08% (yoy) di triwulan II 2017 menjadi

2,48% (yoy) di triwulan III 2017. Kredit untuk sektor perdagangan pertumbuhannya sedikit

membaik dari 6,62% (yoy) menjadi 6,95% (yoy).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 53 Kredit Sektor Industri Pengolahan Perbankan Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 54 Kredit Sektor Perdagangan Perbankan Jawa Timur

Sementara kredit untuk sektor pertanian mencatat pertumbuhan yang tinggi dan meningkat

dari 35,61% (yoy) menjadi 49,73% (yoy) dalam periode yang sama. Berdasarkan pendalaman

terhadap sejumlah bank yang mencatat lonjakan pertumbuhan kredit sektor pertanian,

diperoleh informasi bahwa kenaikan kredit tersebut disebabkan oleh peningkatan realisasi

Kredit Usaha Rakyat (KUR), termasuk KUR Tani dan kredit yang dikucurkan untuk perkebunan

tebu.

Page 132: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

112

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 55 Kredit Sektor Pertanian Perbankan Jawa Timur

Kebijakan dan pengembangan skema KUR diindikasikan semakin memberikan kemudahan

akses pembiayaan bagi petani. Adanya penambahan pembukaan jaringan pemberian kredit

KUR di daerah-daerah pertanian juga memudahkan akses para petani untuk dapat meminjam

kredit. Suku bunga KUR yang diberikan juga dirasakan relatif rendah, yaitu sebesar

0,49%/bulan. Selain itu adanya program-program keterkaitan usaha (linkage) terhadap

gabungan kelompok tani (gapoktan) dan perusahaan pengolah tebu dipandang memberikan

rasa aman bagi perbankan untuk menyalurkan kredit ke sektor pertanian.

Skim kredit pertanian seperti Kredit Ketahanan Pangan Energi (KKPE) juga banyak disalurkan

perbankan untuk usaha budidaya tebu, antara lain di daerah Nganjuk dan Malang. Proses

penyaluran kredit yang relatif lebih mudah dan sederhana, tanpa melalui penilaian RPC

(Repayment Capacity) yang kompleks, juga menjadi faktor yang memudahkan aksesibilitas

pelaku usaha pertanian terhadap pembiayaan dari perbankan.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 56 NPL Sektoral Perbankan Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 57 Suku Bunga Kredit Sektoral Perbankan Jawa Timur

Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang meningkat, rata-rata suku bunga kredit/ pembiayaan

pada sektor ekonomi utama umumnya telah cenderung menurun. Demikian pula rasio NPL

cenderung membaik, meskipun patut diwaspadai peningkatan rasio NPL kredit yang telah

melewati threshold untuk sektor perdagangan di kelompok bank umum konvensional dan

pembiayaan industri pengolahan oleh kelompok bank umum syariah.

Page 133: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

113

4.3.1.2. Kinerja Secara Spasial

Penyaluran Kredit

Secara spasial penyaluran kredit bank umum di Jawa Timur hingga triwulan III 2017 masih

tetap terkonsentrasi di 5 (lima) kabupaten/kota di Jawa Timur, yaitu Kota Surabaya, Kabupaten

Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kota Malang dan Kabupaten Pasuruan yang secara keseluruhan

mendominasi pangsa kredit sebesar 65,83%, sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang

mencapai 65,65%. Dari kelima kabupaten/kota tersebut, Kabupaten Pasuruan mencatat

peningkatan pertumbuhan kredit tertinggi, yakni dari -0,52% (yoy) menjadi 13,43% (yoy),

menggeser posisi Kabupaten Gresik yang pada triwulan III 2017 ini pertumbuhan kreditnya

melambat dari 12,16% (yoy) menjadi 5,22% (yoy).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 58 Proporsi Kredit Bank Umum Spasial

Sementara itu, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, sejumlah daerah mengalami

pertumbuhan tahunan (yoy) kredit yang cukup tinggi, yaitu Kabupaten Lamongan (dari

45,36% menjadi 41,27%), diikuti Kabupaten Tuban (dari 30,01% menjadi 37,50%) dan Kota

Batu (dari 21,85% menjadi 32,03%). Tingginya pertumbuhan kredit di Kabupaten Lamongan

antara lain didukung oleh peran pemerintah daerah dalam menjembatani kerjasama

pembiayaan dengan perbankan, terutama untuk pelaku usaha industri mikro dan petani.

Page 134: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

114

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 59 Pertumbuhan Kredit di Kabupaten/Kota dengan Pangsa Kredit Terbesar di Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 60 Kabupaten/Kota dengan Pertumbuhan

Kredit Tertinggi di Jawa Timur

Kualitas kredit yang disalurkan oleh perbankan di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur

umumnya masih terjaga pada tingkat yang dapat ditoleransi, yakni dengan rasio NPL di bawah

5%. Mayoritas kabupaten/kota juga mengalami perbaikan rasio NPL. Sementara itu perlu

diberikan perhatian bagi Kabupaten Probolinggo yang sampai dengan triwulan III 2017 masih

mencatat rasio NPL di atas 5%.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 61 Rasio NPL Bank Umum Spasial

Sejalan dengan komposisi penyaluran kredit perbankan Jawa Timur yang didominasi KMK,

mayoritas kredit perbankan di kabupaten/kota di Jawa Timur juga dikucurkan ke sektor

produktif. Namun demikian, terdapat beberapa daerah yang sampai dengan triwulan III 2017

penyaluran kreditnya masih didominasi oleh kredit konsumsi, bahkan pangsanya melebihi

50% dari total portofolio kredit di daerah tersebut, seperti Kabupaten Bondowoso (56,71%),

Kabupaten Sampang (51,12%), Kota Madiun (52,09%) dan Kota Blitar (50,32%). Di keempat

daerah tersebut dominasi kredit multiguna cukup besar.

Page 135: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

115

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 62 Komposisi Kredit Jenis Penggunaan Perbankan Kab/Kota Jawa Timur

Penghimpunan Dana

Berdasarkan nilainya, pada triwulan III 2017 penghimpunan dana perbankan di Jawa Timur

didominasi oleh jenis simpanan deposito (42,20%), tabungan (40,27%), dan giro (17,53%).

Sejalan dengan hal tersebut, rata-rata komposisi penghimpunan dana perbankan

kabupaten/kota didominasi komponen tabungan (56,73%), diikuti deposito (28,05%) dan

terkecil giro (15,21%). Kondisi ini menunjukkan bahwa deposito yang secara nilai nominal

memiliki pangsa lebih besar dibandingkan tabungan, disebabkan penempatan deposito

nasabah-nasabah besar di daerah dengan aktivitas ekonomi tinggi, seperti Surabaya dan

Kediri. Sementara tabungan menjadi jenis simpanan perbankan yang dominan di banyak

kabupaten/kota lainnya, sebagai simpanan mayoritas masyarakat.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 63 Komposisi DPK Perbankan Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Page 136: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

116

Penghimpunan dana perbankan sebagian besar berasal dari kabupaten/kota dengan skala

ekonomi yang besar seperti Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Kediri, Kabupaten Gresik dan

Kabupaten Sidoarjo. Kabupaten/kota yang memiliki aktivitas perdagangan, industri dan jasa-

jasa dengan intensitas tinggi, pusat pendidikan serta dan jumlah penduduk usia produktif

yang lebih banyak, memungkinkan penghimpunan dana yang jauh lebih besar dibanding

kabupaten/kota lainnya di Jawa Timur.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 64 Kabupaten/Kota dengan Pangsa DPK Terbesar di Jawa Timur

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 65 Kabupaten/Kota dengan Perbaikan Pertumbuhan DPK Tertinggi di Jawa Timur

Dana masyarakat yang dihimpun dalam jumlah dominan di kelima kabupaten/kota tersebut di

atas, menyebabkan laju pertumbuhan DPK sulit tercapai pada level tinggi. Pertumbuhan DPK

yang cukup tinggi umumnya terjadi di kabupaten/kota yang memiliki portofolio DPK masih

kecil. Pada triwulan III 2017, laju pertumbuhan DPK tertinggi terjadi di Kabupaten Malang,

yaitu dari 45,62% (yoy) menjadi 49,69% (yoy). Sementara itu beberapa kabupaten/kota

mencatat perbaikan pertumbuhan, yakni Kabupaten Sampang (dari -13,28% menjadi 0,67%),

Kabupaten Mojokerto (dari 5,03% menjadi 11,93%) dan Kabupaten Pamekasan (dari 1,91%

menjadi 8,17%). Hal ini menunjukkan bahwa upaya perbaikan inklusi keuangan dengan

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk lebih mengenal dan memanfaatkan jasa

perbankan, khususnya melalui penguatan budaya menabung, masih berpotensi besar untuk

dikembangkan di daerah-daerah yang memiliki DPK rendah.

4.3.2. Risiko Perbankan

4.3.2.1 Risiko Kredit

Rasio NPL perbankan di Jawa Timur pada triwulan III 2017 masih dalam tingkat yang terjaga,

yakni mencapai 3,26%, sedikit lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 3,14%. Berdasarkan kelompok bank, terjadi perbaikan rasio NPL pada kelompok bank

umum syariah, yakni dari 4,79% menjadi 4,07%. Sementara rasio NPL kelompok bank umum

konvensional sedikit memburuk, dari 3,04% menjadi 3,20%. Peningkatan rasio NPL kelompok

bank umum konvensional, terutama disebabkan oleh rasio NPL kredit modal kerja yang naik

dari 3,72% menjadi 3,98%. Perbaikan rasio non performing financing (NPF) pembiayaan

Page 137: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

117

modal kerja bank umum syariah dari 7,04% menjadi 5,98% pada periode yang sama tidak

mampu menahan sedikit memburuknya rasio NPL bank umum tersebut. Sementara itu rasio

NPL/NPF kredit/pembiayaan investasi mencatat perbaikan dari 3,81% di triwulan II 2017

menjadi 3,69% pada periode laporan. Perbaikan tersebut ditopang oleh perbaikan rasio NPF

pembiayaan investasi kelompok bank umum syariah yang turun signifikan dari 5,48% menjadi

3,95%.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 66 Rasio NPL/NPF Menurut Kelompok Bank

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 67 Rasio NPL/NPF Menurut Jenis Penggunaan Kredit

Berdasarkan sektor ekonomi, pada triwulan III 2017 terjadi perbaikan rasio NPL di sektor

pertanian, konstruksi dan transportasi. Penurunan NPL tertinggi terjadi pada sektor

transportasi dari 2,92% menjadi 1,92%. Di sektor transportasi, perbaikan rasio NPL/ NPF

terjadi baik pada kelompok bank umum konvensional maupun bank umum syariah.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 68 Rasio NPL Menurut Sektor Ekonomi Utama

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 69 Kredit Hapus Buku dan Restrukturisasi

NPL sektor industri pengolahan Jawa Timur sedikit meningkat dari 3,52% menjadi 3,60%.

Beberapa hal yang menjadi pemicu antara lain tingginya komponen biaya seperti beban biaya

tenaga kerja akibat kenaikan UMK dan biaya listrik, sehingga mempengaruhi kapasitas

membayar debitur. Berdasarkan jenis usahanya, pendorong NPL industri pengolahan berasal

dari industri plastik dan karet buatan, industri bahan kimia, industri barang galian logam, serta

industri penggergajian/ pengawetan kayu/rotan/bambu.

Page 138: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

118

Rasio NPL sektor perdagangan yang sedikit memburuk didorong meningkatnya rasio NPL pada

kelompok bank umum konvensional dari 4,94% menjadi 5,12%, sementara rasio NPF sektor

perdagangan pada kelompok bank umum syariah membaik cukup signifikan dari 4,62%

menjadi 3,34%.

Kredit yang dihapusbuku bank umum Jawa Timur naik tipis dari Rp27,63 triliun pada triwulan

II 2017 menjadi Rp27,90 triliun di triwulan III 2017. Sementara kredit yang direstrukturisasi

meningkat dari Rp22,87 triliun menjadi Rp25,41 triliun. Berdasarkan share terhadap total

kredit, terdapat penurunan share kredit yang direstrukturisasi yaitu dari 4,80% menjadi

5,21%. Hal tersebut mengindikasikan upaya bank untuk meningkatkan kualitas kreditnya

sehingga dapat meminimalkan potensi peningkatan rasio NPL ke depan.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 70 Komposisi Kredit Restrukturisasi

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 71 Pertumbuhan Kredit Kolektibilitas 2

Di sisi lain, pertumbuhan kredit kolektibilitas 2 (Dalam Perhatian Khusus) perbankan Jawa

Timur meningkat dari 14,38% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi 17,53% pada triwulan III

2017 dengan nilai nominal meningkat dari Rp23,5 triliun menjadi Rp23,9 triliun. Hal ini

berpotensi meningkatkan risiko kredit ke depan. Kredit kolektibilitas 2 meningkat khususnya

pada perbankan syariah (dari 10,67% menjadi 15,95%).

4.3.2.2. Risiko Likuiditas

Penghimpunan DPK di Jawa Timur didominasi oleh deposito (share 42,20%), disusul oleh

tabungan (40,27%) dan giro (17,53%). Berdasarkan jangka waktunya, komposisi deposito

tersebut didominasi oleh deposito jangka waktu 1 bulan, yang sedikit menurun pangsanya

dari 45,12% menjadi 42,63%. Sementara berdasarkan jenis kegiatannya, perbankan syariah

memiliki komposisi pendanaan jangka pendek yang lebih rendah. Tingginya komposisi

deposito jangka pendek tersebut berpotensi meningkatkan risiko likuiditas apabila terdapat

penarikan dana sewaktu-waktu dalam jumlah besar.

Page 139: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

119

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 72 Komposisi Deposito Berdasarkan Jangka Waktu

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 73 Komposisi Kredit Berdasarkan Jangka Waktu

Dari sisi penyaluran dana, mayoritas kredit perbankan Jawa Timur didominasi oleh kredit

berjangka waktu 12-36 bulan serta di atas 60 bulan. Hal ini terjadi baik pada bank umum

konvensional maupun syariah. Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko mismatch likuiditas

karena sumber dana penyaluran kredit mayoritas jangka pendek. Meskipun demikian, bagi

kantor cabang bank di Jawa Timur, permasalahan likuiditas tersebut tidak bisa semata-mata

dilihat dalam konteks daerah (provinsi), melainkan sebagai satu kesatuan dengan kantor

pusatnya. Hal ini karena apabila kantor cabang bank berpotensi mengalami kekurangan

likuiditas, sumber dana utama adalah suntikan dana dari kantor pusat atau induk bank.

Selain itu, untuk memastikan kecukupan likuiditas, perbankan di Jawa Timur juga

mengalokasikan porsi dananya dalam bentuk penempatan bank lain (proporsi 1,13%) dan

aset antar kantor (49,01%). Dengan demikian, apabila terdapat kebutuhan likuiditas, telah

terdapat cadangan likuiditas yang dapat digunakan.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 74 Komposisi Aktiva Lancar

Page 140: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

120

4.4. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

4.4.1. Akses Keuangan kepada UMKM

Kinerja kredit UMKM sedikit meningkat namun cenderung stabil dari 11,95% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 11,98% (yoy), didorong peningkatan kredit modal kerja dan kredit

usaha mikro.

Kredit UMKM Secara Umum

Berdasarkan skala usaha, kredit UMKM Jawa Timur didominasi skala usaha menengah (share

45,62%) dengan pertumbuhan yang melambat dari 10,61% (yoy) pada triwulan II 2017

menjadi 8,13% (yoy) pada triwulan III 2017. Berdasarkan jumlah debitur, kredit skala mikro

mendominasi penyaluran kredit, yakni mencapai 2,15 juta debitur (share 88,79%), diikuti

usaha kecil (223,45 ribu debitur, share 9,21%), dan usaha menengah (48,48 ribu debitur,

share 2,00%).

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit modal kerja mendominasi penyaluran kredit UMKM

dengan proporsi 81,54% dan tumbuh 13,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (13,61%). Sebaliknya, pertumbuhan kredit investasi melambat (dari 5,17%

menjadi 4,55%). Pada sektor utama, peningkatan kredit modal kerja terutama terjadi pada

sektor industri pengolahan diikuti sektor konstruksi serta sektor pertanian sejalan dengan

perbaikan kinerja ketiga sektor tersebut pada periode laporan.

Upaya meningkatkan kredit UMKM tercermin dari Peraturan Bank Indonesia (PBI)

No.14/12/PBI/2012, dimana pada tahun 2017 target proporsi kredit UMKM perbankan adalah

15% dan minimal 20% di tahun 2018. Sampai dengan triwulan III 2017, proporsi kredit

UMKM terhadap total kredit perbankan telah mencapai 25,84%, lebih tinggi dari target yang

ditetapkan dan masih mengalami trend meningkat sejak tahun 2015.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 75 Pertumbuhan Kredit UMKM

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 76 Rasio NPL Kredit UMKM

Berdasarkan sektor ekonomi, kredit UMKM mayoritas ditujukan untuk tiga sektor ekonomi

utama (share 77,3%), yakni sektor Perdagangan, sektor Industri Pengolahan, dan sektor

Page 141: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

121

Pertanian. Meskipun demikian, terdapat perlambatan pertumbuhan pada kredit sektor

perdagangan besar dan eceran (dari 9,85% menjadi 8,94%) diperkirakan sejalan dengan

trend pelemahan konsumsi masyarakat pada periode laporan. Selain itu, kondisi tersebut juga

terkonfirmasi melalui hasil SKDU yang menyatakan penurunan nilai SBT kegiatan usaha sektor

perdagangan besar dan eceran pada periode laporan yakni dari 6,94 menjadi 4,97. Selain itu,

hasil SPE juga menyatakan penurunan penjualan khususnya pada kelompok barang semen,

pasir, bahan konstruksi dari logam serta furniture.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 77 Persentase Penyaluran Kredit UMKM di Jatim Berdasarkan Lokasi Proyek

Kredit UMKM Secara Spasial Kabupaten/Kota

Kredit UMKM secara spasial terkonsentrasi di 5 (lima) daerah dengan total pangsa mencapai

49,64%, meliputi Kota Surabaya (30,03%), Kabupaten Sidoarjo (6,53%), Kabupaten Gresik

(5,04%), Kabupaten Malang (4,11%) dan Kota Malang (3,93%).

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 78 Share Kredit UMKM Kabupaten/Kota

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 79 Pertumbuhan Kredit UMKM Kab/Kota

Tingginya kredit UMKM di kelima kota/kabupaten tersebut yang mayoritas merupakan kota

besar, mengindikasikan dominasi pelaku UMKM di sektor Perdagangan Besar dan Eceran serta

sektor Jasa.

Page 142: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

122

Pertumbuhan kredit UMKM tertinggi terjadi di Kota Batu (29,64%, yoy) diikuti Kabupaten

Madiun (24,78%), Kabupaten Gresik (23,03%), Kabupaten Sumenep (19,48%) dan Kota

Madiun (18,52%). Kota Surabaya yang memiliki share kredit UMKM terbesar, mencatat

pertumbuhan kredit UMKM sebesar 10,98% (yoy), melambat dibanding triwulan II 2017

(11,96%). Tingginya pertumbuhan kredit UMKM di Kota Madiun diperkirakan didorong

peningkatan kinerja industri kereta api, sejalan dengan ekspansi korporasi di Jawa Timur.

Sementara peningkatan pertumbuhan kredit UMKM di Kota Batu diperkirakan didorong oleh

kinerja sektor pariwisata.

Sumber : Laporan Bank Umum (diolah)

Grafik 4. 80 Rasio NPL Kredit UMKM Kabupaten/Kota di Jawa Timur

Dari sisi kualitas kredit, mayoritas kabupaten/kota memiliki rasio NPL UMKM di bawah 5%. Di

periode ini, terdapat perbaikan kinerja kualitas kredit, yaitu dari 5 kabupaten/kota dengan NPL

lebih dari 5% di triwulan II 2017, menjadi 4 kabupaten/kota. Empat kabupaten/kota dengan

NPL tertinggi yaitu Kab. Pasuruan (6,16%), Kab. Jombang (5,23%), Kab. Bangkalan (5,21%)

dan Kota Probolinggo (5,10%).

4.4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Untuk menjaga stabilitas sistem keuangan dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil

dan berkelanjutan, Bank Indonesia senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan,

diantaranya kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Peningkatan akses keuangan

UMKM terhadap layanan jasa keuangan perbankan ditujukan untuk mengatasi kesenjangan

informasi antar kedua institusi tersebut. Perbankan memiliki keterbatasan informasi mengenai

kelayakan UMKM, sementara pelaku UMKM memiliki keterbatasan informasi mengenai

produk bank, serta prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi dalam upaya mengakses

layanan perbankan.

Upaya peningkatan akses keuangan dan daya saing UMKM di Jawa Timur ditempuh melalui

beberapa cara, diantaranya melalui edukasi keuangan, program pengendalian inflasi melalui

Page 143: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

123

pembentukan klaster, monitoring rasio kredit UMKM, program sertifikasi tanah,

penyelenggaraan dialog mengenai potensi ekspor UMKM, memfasilitasi lahirnya Surabaya

Creative Hub, fasilitasi UMKM binaan pada berbagai pameran, dan mendorong pesantren

mendirikan baitul maal wat tamwil (BMT) untuk mendukung pembiayaan UMKM di sekitar

pesantren.

Dalam konteks pelaksanaan program pengendalian inflasi (klaster), upaya peningkatan akses

keuangan diimplementasikan dalam satu pola pengembangan yang terintegrasi dengan

penguatan daya saing UMKM. Pengembangan klaster ketahanan pangan mengacu kepada

komoditas pangan yang menjadi sumber tekanan inflasi yaitu beras, daging sapi, bawang

merah, bawang putih, dan cabe merah.

Beberapa klaster ketahanan pangan dan klaster UMKM yang dikembangkan Kantor

Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 7 Klaster Ketahanan Pangan dan Klaster UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Timur

Wilayah Kerja No Klaster Lokasi

Bank Indonesia Provinsi

Jawa Timur

1 Kedelai

Kab. Lamongan

Desa Nglebur, Kec. Kedungpring

Desa Kedungbanjar, Kec. Sugio

2 Sapi Kab. Tuban : Desa Sukolilo, Kec. Bancar

3 Jagung Kab. Lamongan : Kec.Solokuro

4 Bawang Merah Kab. Bojonegoro : Kec. Kedung Adem

5 Pembibitan Sapi Potong Kab. Tuban : Kec. Palang

Bank Indonesia Malang

6 Kentang Kab. Malang

7 Kentang Kab. Pasuruan: Desa Wonokitri, Kec. Tosari

8 Bawang Merah Kota Probolinggo

9 Padi Kab. Malang

10 Kopi Kab. Malang

11 Bawang Merah Kab. Malang

12 Cabai Merah Kab. Malang

Bank Indonesia Kediri

13 Tebu Kab. Kediri

14 Cabai Merah Kab. Nganjuk

15 Padi Kab. Madiun

16 Tenun Ikat Kota Kediri

Bank Indonesia Jember

17 Cabai Merah Kab. Jember

18 Beras Organik Kab. Banyuwangi

19 Beras Organik Kab. Bondowoso

20 Sapi Perah Kab. Jember

Berbagai aktivitas dan upaya yang telah dilakukan Bank Indonesia Jawa Timur dalam

pengembangan klaster sepanjang bulan Juli hingga November 2017 adalah sebagai berikut:

1. Klaster Agrobisnis Sapi Potong-Tuban (Kecamatan Bancar)

a) Menyelenggarakan silaturahmi dan dialog dengan peternak anggota kelompok ternak

Karya Makmur Sejati mitra “Koperasi Wahyu Mitra Utama”, perwakilan BRI dan Bank

Jatim KC Tuban, BDS-P/KKMB dan local champion.

Page 144: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

124

b) Peternak melakukan kerjasama dengan Koperasi WMU dan memperoleh pembiayaan

dari Bank Jatim dan BRI KC Tuban melalui sistem kerjasama kemitraan antirugi dengan

Koperasi WMU.

c) Membuat kandang ternak permanen (konstruksi beton dan penggunaan galvanum

untuk atap dengan kapasitas antara 10 ekor sampai dengan 30 ekor).

d) Koperas WMU melakukan kerjasama dengan Start up business di bidang sistem

informasi, yaitu “Karapan”, dengan implementasi manajemen peternakan dan di sisi

hilirisasi dengan aplikasi market place serta merintis penjualan ke pasar modern Lotte

Mart, RPH Surya dan beberapa toko retail.

2. Klaster Pembibitan Sapi-Tuban (Kecamatan Palang)

a) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur bekerjasama dengan Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya mengembangan klaster pembibitan sapi melalui proses Inseminasi

Buatan (IB) yang menjadi bagian dari upaya penerapan efisiensi reproduksi ternak.

b) Beberapa tahapan telah dilakukan seperti pelatihan manajemen reproduksi untuk

inseminator dan kelompok, mempersiapkan pembelian semen baku sexing, dan

melakukan sinkorinisasi birahi ternak dalam mempersiapkan IB. Rangkaian bantuan

teknis dimaksud memberikan hasil yang cukup baik, sekitar 95 dari 105 sapi

menandakan keberhasilan program IB.

3. Klaster Kedelai-Lamongan

a) Melakukan proses olah lahan dan penanaman benih kedelai di lahan demofarm dengan

menggunakan bibit kedelai Grobogan dan melakukan penguatan aspek pemasaran

produk kedelai olahan Koperasi Argo Prima Lamongan melalui pemanfaatan event Car

Free Day, penjualan di beberapa kantor SKPD Pemerintah Kabupaten Lamongan dan

melalui keikutsertaan pada event Surabaya Great Expo 2017 di Grand City Surabaya.

b) Melaksanakan pelatihan budidaya penangkar benih kedelai. Pelatihan dimaksud

ditujukan agar para petani kedelai anggota klaster dapat melakukan pemenuhan bibit

kedelai Grobogannya sendiri dan nantinya ada benih kedelai khas Lamongan yang

memiliki kualitas kompetitif bila dibandingkan dengan kedelai Grobogan.

c) Sebagai bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Lamongan terhadap klaster Kedelai

adalah dengan memberikan fasilitas berupa “rumah kedelai” sebagai tempat produksi

olahan kedelai dari Koperasi Argo Prima Lamongan.

d) Pembangunan satu rumah display di area Rumah Kedelai Lamongan, serta replikasi

program klaster kedelai pada 75 dan sekitar 400 hektar lahan dengan memanfaatkan

anggaran APBD dan APBN.

e) Melakukan kegiatan panen bersama yang dihadiri Bupati, beserta perangkat Pemerintah

Kabupaten Lamongan. Hasil panen merupakan penangkaran benih kedelai yang

ditujukan untuk memperkuat supply benih varietas Grobogan di area Lamongan. Benih

Page 145: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

125

hasil penangkaran telah dinyatakan lulus sertifikasi dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih (BPSB) memenuhi standarisasi/kelayakan untuk ditanam.

4. Klaster Jagung-Lamongan

a) Melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Penyuluhan Dinas Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

(Balitbangda) hingga menghasilkan kesepakatan pengembangan klaster Jagung di 5

Kecamatan di Kabupaten Lamongan.

b) Proses pengembangan klaster Jagung bekerjasama dengan pihak ketiga selaku tim

pendamping dan tenaga ahli di bidang budidaya. Dalam pemeliharaan tanaman

dilakukan sesuai SOP metode budidaya modern dengan metode jajar legowo.

c) Panen perdana telah dilakukan dengan hasil panen dan dari hasil panen uji variatas di

lahan irigasi pada musim kemarau diperoleh hasil tanaman jagung masih bisa ditanam

dengan hasil panen yang cukup tinggi di atas rata-rata 5,7 ton/ha.

5. Klaster Bawang Merah-Bojonegoro

a) Melakukan pemindahan lokasi demofarm dari Desa Pejo Kecamatan Kedungadem ke

lokasi baru di Desa Bulu Kecamatan Balen yang merupakan hasil rekomendasi dari Dinas

Pertanian Bojonegoro dengan varietas yang ditanam adalah varietas Tajuk (Thailand-

Nganjuk) masa tanam hingga panen selama 65 s.d 70 hari.

b) Panen perdana telah dilakukan dengan hasil panen diketahui rata-rata produktivitas

tergolong di atas rata-rata produktivitas bawang di kabupaten Bojonegoro yang

mencapai 8 sd 10 ton.

Pemberian bantuan teknis berupa pelatihan “Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen

Komoditas Bawang Merah”, dengan melibatkan kelompok tani dari lokasi demofarm terpilih

dan pemberian bantuan mesin pengolah bawang.

Page 146: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

126

Total Asset Industri Keuangan Syariah Indonesia(dalam triliun Rupiah)

Kapitalisasi Saham Syariah

Jenis Industri 2013 2014 2015 2016Sept

2017

Perbankan Syariah 248,11 278,92 304,00 365,03 405,30

Asuransi Syariah 16,66 22,36 26,52 33,24 39,41

Pembiayaan Syariah 24,64 31,67 22,35 35,74 36,80

Lembaga Non-Bank Syariah Lainnya 8,25 12,25 16,03 19,69 22,35

Sukuk Korporasi 7,55 7,12 9,90 11,88 14,10

Reksa Dana Syariah 9,43 11,16 11,02 14,91 21,43

Sukuk Negara 169,29 208,40 296,07 411,37 536,56

Saham Syariah 2.557,8 2.946,9 2.600,8 3.119,4 3.478,9

BOKS 3

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jawa Timur

Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sedikit demi sedikit menunjukkan

indikasi yang menggembirakan. Dilihat dari total sektor keuangan syariah per September

2017, total aset keuangan syariah di Indonesia (tidak termasuk saham syariah) mencapai

Rp1.075,96 triliun dengan pangsa sebesar 8,09% dari total sektor keuangan nasional. Bila

dirinci lebih dalam, perbankan syariah meraup pangsa 5,57% dan IKNB syariah membukukan

pangsa sebesar 4,69%. Keduanya lebih kecil dibandingkan pasar modal syariah mempunyai

share sebesar 14,64% dari nasional. Pada posisi September 2017, market share perbankan

syariah terhadap perbankan nasional mencapai 5,57% yang terdiri dari 2,5% BPRS, 29,40%

UUS (Unit Usaha Syariah) dan 68,08% BUS (Bank Umum Syariah). Hal ini dilihat dari indikator

utama perbankan syariah yakni 13 BUS, 21 UUS dan 167 BPRS dengan aset total mencapai

405,30 triliun rupiah.

Jawa Timur sendiri memiliki potensi yang tinggi terhadap pengembangan ekonomi keuangan

syariah. Market share perbankan syariah Jawa Timur mencapai 3,80% dengan jaringan kantor

perbankan syariah sebesar 289 unit. Walaupun angka tersebut tergolong lebih kecil

dibandingkan daerah lain di Jawa, pengembangan ekonomi syariah di Jawa Timur memiliki

potensi yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh hadirnya pondok pesantren besar dan

tertua di Indonesia yang ada di Jawa Timur. Literasi ekonomi syariah di Jawa Timur juga lebih

besar dibandingkan daerah lainnya di Indonesia. Hal ini dapat diukur dari tingginya jumlah

santri dari pesantren-pesantren besar di Jawa Timur. Tercatat bahwa ada sekitar 6.561 pondok

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Page 147: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

127

pesantren di Jawa Timur dari total 25.938 pesantren di Indonesia dan jumlah santri sebesar

950.889 orang dari total jumlah santri nasional yang mencapai 3.962.700 orang.

Gambar 1. Persebaran Jumlah Pondok Pesantren di Indonesia

Gambar 2. Jumlah Santri di Indonesia

Gambar 3. Peta persebaran pesantren se-Indonesia

Menyikapi hal tersebut, Bank Indonesia berkomitmen untuk menggerakkan dan mendorong

Indonesia menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia yang diawali dengan Jawa

Timur. Hal ini tercermin dari dirangkaikannya berbagai kegiatan pengembangan ekonomi dan

keuangan syariah dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), dimana Jawa Timur ditunjuk

sebagai tuan rumah untuk keempat kalinya sejak tahun 2014 hingga 2017. Rangkaian

kegiatan ISEF 2017 terbagi menjadi opening ceremony, sharia forum, sharia fair dan closing

ceremony, dengan tema “Fostering Inclusive Economic Growth and Improving Resiliency

through Collaboration and Coordination”. Perhelatan ISEF kali ini diadakan dari tanggal 7 – 11

November 2017. Acara resmi dibuka pada tanggal 7 November 2017 oleh Wakil Presiden

Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla didampingi oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W.

Martowardoyo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang P.S. Brodjonegoro,

Ketua OJK, Wimboh Santoso dan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Sharia Forum berisikan berbagai macam seminar yang kali ini lebih banyak berfokus terhadap

pembinaan dan pengembangan pesantren di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya adalah

sosialisasi pedoman akuntansi pesantren, seminar model pemberdayaan ekonomi pesantren

dan dialog pesantren. Pesantren menjadi fokus dari ISEF 2017 karena literasi ekonomi syariah

Page 148: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

128

tergolong tinggi di pesantren. Maka dari itu pesantren diharapkan menjadi pioneer utama

dalam pengembangan ekonomi syariah. Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur sendiri telah

melakukan beberapa hal dalam pengembangan ekonomi syariah di pesantren, seperti

inkubator bisnis pesantren, santripreneur dan temu bisnis pesantren. Program-program

tersebut dilakukan untuk mengawal bisnis pesantren agar berkembang dengan menggunakan

penerapan ekonomi syariah, mendorong literasi ekonomi syariah di lingkungan masyarakat

dan juga mengembangkan kemandirian santri dan berusaha sendiri dengan tidak

meninggalkan prinsip-prinsip ajaran agama. Pada pergelaran ISEF 2017, telah diresmikan juga

pembentukan Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren yang merupakan kolaborasi dari 17 pesantren

besar di Jawa Timur dan menjadi langkah awal bagi semangat pemberdayaan ekonomi

pesantren di Jawa Timur.

Lebih lanjut, salah satu terobosan terbaru di sharia forum pada ISEF 2017 ialah melakukan

“FGD penguatan ekonomi pedesaan melalui program desa mandiri berbasis ekonomi syariah”.

Program desa mandiri berbasis ekonomi syariah adalah program pemberdayaan dan

pengembangan desa agar bertumbuh ekonominya menjadi desa yang mandiri dengan

penerapan ekonomi syariah. Hal ini ditujukan agar dapat mengurangi kesenjangan sosial dan

ekonomi antara masyarakat pedesaan dan perkotaan, sehingga pengembangan ekonomi

Indonesia kedepan dapat bertumbuh dengan tinggi dan merata agar dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan masyarakat.

Page 149: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

129

BAB V

SISTEM PEMBAYARAN DAN

PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Page 150: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

130

5.1. Kondisi Umum

Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,

yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank

Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya, yaitu menetapkan

dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,

dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Ketiga bidang tugas tersebut merupakan komponen

yang saling melengkapi dan mendukung pencapaian tujuan Bank Indonesia secara efektif dan

efisien.

Sistem pembayaran di Indonesia terdiri dari sistem pembayaran tunai dan non tunai.

Pengelolaan sistem pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah di

masyarakat dalam jumlah nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan

dalam kondisi yang layak edar. Sementara sistem pembayaran non tunai bertujuan untuk

menyediakan infrastruktur pembayaran yang handal dan aman dalam rangka mendukung

aktivitas perekonomian.

5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran di Jawa Timur

5.2.1. Transaksi Sistem Pembayaran Tunai

Transaksi pembayaran tunai di Bank Indonesia dapat dipantau melalui beberapa indikator,

seperti jumlah aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan (outflow), jumlah aliran

uang masuk dari perbankan ke Bank Indonesia (inflow), serta kegiatan pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) dan uang tidak asli. Di Jawa Timur, pengelolaan uang rupiah

dilaksanakan di 4 (empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia, yaitu:

Tabel 5. 1 Wilayah Kerja Bank Indonesia di Jawa Timur

Wilayah Kerja Area

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jawa Timur di Surabaya *)

Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kab. Gresik, Kab. Sidoarjo, Kab.

Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Sampang, Kab. Pamekasan,

Kab. Sumenep, Kab. Bangkalan, Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban

dan Kab. Lamongan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang Kota Malang, Kota Batu, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Kab.

Malang, Kab. Pasuruan dan Kab. Probolinggo

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri

Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Madiun, Kab. Kediri, Kab. Ngawi,

Kab. Magetan, Kab. Nganjuk, Kab. Tulungagung, Kab.

Ponorogo, Kab. Madiun, Kab. Blitar, Kab. Trenggalek dan Kab.

Pacitan.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Kab. Jember, Kab. Lumajang, Kab. Bondowoso, Kab. Situbondo,

Kab. Banyuwangi

*) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga melaksanakan fungsi koordinasi terhadap seluruh Kantor Perwakilan BI di wilayah Jawa Timur.

BAB V SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Page 151: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

131

5.2.1.1. Aliran Uang Masuk/Keluar (Inflow/Outflow)

Perlambatan konsumsi masyarakat pada triwulan III 2017 terpantau melalui indikator aliran

uang masuk/keluar melalui Bank Indonesia, dimana dalam triwulan tersebut terjadi kondisi net

inflow di Jawa Timur yang mengindikasikan uang yang keluar dari Bank Indonesia ke

masyarakat melalui perbankan lebih rendah dibanding uang yang masuk. Hal ini tergambar

dari jumlah nominal uang keluar (outflow) yang tercatat sebesar Rp16,34 triliun atau turun

sebesar 56,9% (qtq), jauh lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 181,5%

(qtq).

Sementara itu, nominal inflow mencapai Rp35,53 triliun meningkat sebesar 106,0% (qtq)

dibanding kondisi pada triwulan II 2017 (-27,9%, qtq). Kondisi inflow yang lebih tinggi

tersebut diperkirakan sejalan dengan meredanya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat

pasca momentum Ramadhan, Idul Fitri serta libur sekolah yang terjadi di triwulan II 2017.

Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen (SK) yang menyatakan adanya

penurunan pembelian barang tahan lama sebagaimana tergambar pada penurunan indeks

dari 137,3 menjadi 128,7. Perlambatan penyaluran kredit konsumsi dari 12,96% (yoy) pada

triwulan II 2017 menjadi 11,99% (yoy) pada triwulan III 2017 turut mengkonfirmasi

perlambatan konsumsi masyarakat pada periode laporan.

Grafik 5. 1 Pergerakan Inflow, Outflow, Netflow dan Inflasi

Secara spasial, net inflow terjadi di seluruh wilayah kerja Bank Indonesia di Jawa Timur,

dengan peningkatan inflow tertinggi terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Jawa Timur

(124,1%, qtq) diikuti Malang (121,4%, qtq), Kediri (86,7%, qtq) dan Jember (63,8%, qtq).

Sementara penurunan outflow yang cukup dalam terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI

Kediri (-62,5%, qtq) diikuti Malang (-60,8%, qtq), Jember (-58,3%, qtq) dan Jawa Timur (-

52,5%, qtq). Penurunan outflow yang cukup dalam di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI

Kediri sejalan dengan perlambatan aktivitas konsumsi masyarakat yang tercermin melalui

penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)86 dari 111,6 pada triwulan II 2017 menjadi

108,9 dipengaruhi penurunan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja serta konsumsi

barang tahan lama pada saat ini dibanding 6 bulan yang lalu. Sementara itu, peningkatan

86 IKK (Indeks Keyakinan Konsumen) merupakan salah satu indikator Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Page 152: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

132

inflow serta penurunan outflow yang lebih rendah di wilayah Jember terkonfirmasi melalui

hasil SK yang masih menyatakan peningkatan konsumsi masyarakat di area tersebut, tercermin

melalui peningkatan IKK dari 118,6 pada triwulan II 2017 menjadi 134,4.

Tabel 5. 2 Perkembangan Inflow – Outflow Jawa Timur (Miliar Rupiah)

5.2.1.2. Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Selain pengelolaan aliran uang kartal dari dan ke Bank Indonesia, salah satu tugas Bank

Indonesia dalam sistem pembayaran tunai adalah memelihara kualitas uang kartal yang

diedarkan kepada masyarakat (Clean Money Policy), diantaranya melalui pemusnahan Uang

Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin.

Nominal UTLE yang diterima Bank Indonesia pada triwulan III 2017 mencapai Rp11,22 triliun,

meningkat 27,8% (qtq) seiring dengan kondisi peningkatan inflow. Secara spasial,

peningkatan UTLE terjadi di seluruh wilayah kerja khususnya Kantor Perwakilan BI Jember

(72,1%, qtq) diikuti Malang (22,5%, qtq), Kediri (19,2%, qtq) dan Jawa Timur (16,3%, qtq).

Kondisi tersebut sejalan dengan inflow yang meningkat pada seluruh wilayah kerja.

Sejalan dengan peningkatan inflow yang lebih tinggi dibanding peningkatan UTLE, rasio UTLE

terhadap inflow Jawa Timur tercatat turun dari 50,92% pada triwulan II 2017 menjadi

31,58%. Rasio UTLE terhadap inflow terendah terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI

Provinsi Jawa Timur (22,47%) turun dibanding triwulan II 2017 (43,31%), sedangkan rasio

tertinggi terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Jember (57,52%) bahkan meningkat

dibanding triwulan II 2017 (54,75%). Peningkatan nominal UTLE di wilayah kerja Kantor

Perwakilan BI Jember (72,1%, qtq) yang lebih tinggi dibanding peningkatan nominal inflow

(63,8%, qtq) sejalan dengan upaya yang telah dilakukan Kantor Perwakilan BI Jember sejak

TW-1 TW-2 TW-3 TW-4 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

SURABAYA

INFLOW 7.795 5.479 9.712 6.386 8.022 5.966 12.873 7.847 11.397 8.365 18.748

OUTFLOW 4.195 9.115 10.877 8.155 5.442 14.226 4.904 4.474 6.548 18.281 8.685

NETFLOW 3.599 -3.636 -1.166 -1.769 2.581 -8.260 7.969 3.373 4.849 -9.915 10.063

MALANG

INFLOW 4.012 3.401 4.488 3.021 4.607 2.904 4.596 3.119 3.951 2.423 5.365

OUTFLOW 898 2.185 3.006 2.521 1.227 4.629 2.069 2.829 1.728 5.346 2.097

NETFLOW 3.114 1.215 1.482 499 3.380 -1.724 2.527 290 2.223 -2.923 3.268

KEDIRI

INFLOW 3.618 2.296 4.357 2.234 4.007 2.759 5.237 3.819 4.752 3.660 6.835

OUTFLOW 1.868 3.478 5.088 4.104 2.117 7.665 3.263 4.950 3.369 9.501 3.566

NETFLOW 1.750 -1.182 -731 -1.870 1.890 -4.905 1.974 -1.131 1.383 -5.841 3.269

JEMBER

INFLOW 3.016 2.939 3.600 2.669 3.760 3.325 3.991 3.267 3.823 2.797 4.580

OUTFLOW 674 2.727 2.523 2.194 1.215 4.714 2.200 2.986 1.822 4.775 1.991

NETFLOW 2.342 212 1.076 474 2.545 -1.389 1.791 281 2.001 -1.979 2.589

JAWA TIMUR

INFLOW 18.441 14.114 22.155 14.309 20.397 14.955 26.697 18.052 23.923 17.245 35.528

OUTFLOW 7.636 17.505 21.494 16.975 10.001 31.233 12.436 15.239 13.467 37.903 16.339

NETFLOW 10.806 -3.391 661 -2.666 10.395 -16.279 14.261 2.813 10.456 -20.658 19.189

KETERANGAN2015 20172016

Page 153: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

133

semester II 2016 yakni untuk menarik uang lusuh melalui kegiatan kas keliling, serta

bekerjasama dengan beberapa bank umum konvensional maupun syariah untuk membuka

loket penukaran di masing-masing perbankan. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan amanat

Undang Undang Mata Uang No. 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang Bab VI Pasal 22 Ayat (4)

yang menegaskan bahwa Penukaran Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia, Bank yang

beroperasi di Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bank Indonesia dan memberikan

sosialiasi kepada masyarakat dengan GEMPUR (Gerakan Masyarakat Peduli Uang Rupiah).

Selain itu Kantor Perwakilan BI Jember juga gencar melakukan pelatihan mengenai soil level

atau tingkat kelusuhan uang rupiah yang melibatkan unsur teller, head teller perbankan

umum konvensional maupun syariah dan CIT (Cash In Transit) dengan melakukan simulasi

standarisasi ULE dan UTLE sehingga diharapkan dapat menyatukan persepsi terkait soil level.

Grafik 5. 2 Rasio UTLE terhadap Inflow Menurut Wilayah Kerja BI di Jawa Timur

5.2.1.3. Temuan Uang Tidak Asli

Selama triwulan III 2017, penemuan uang tidak asli di Jawa Timur baik melalui perbankan

maupun berdasarkan laporan masyarakat meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu

sebanyak 8.366 lembar dalam berbagai pecahan (54,98%, qtq). Peningkatan khususnya

terjadi di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Jember (dari 600 lembar pada triwulan II 2017

menjadi 2.095 lembar), disusul Jawa Timur (dari 2.581 lembar menjadi 3.584 lembar), Malang

(dari 1.082 lembar menjadi 1.472 lembar) dan Kediri (dari 1.133 lembar menjadi 1.215

lembar). Tingginya penemuan uang tidak asli sejalan dengan kondisi peningkatan inflow pada

periode laporan serta diperkirakan dipengaruhi maraknya peredaran uang tidak asli selama

periode ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, tingginya penemuan uang tidak asli di wilayah

Jember diperkirakan dipengaruhi gencarnya Kantor Perwakilan BI Jember melakukan sosialisasi

CIKUR ke perbankan konvensional, syariah maupun ke CIT. Selain itu, pengalaman penemuan

uang palsu di Jember beberapa waktu yang lalu meningkatkan kesadaran masyarakat serta

meningkatkan antisipasi pihak kepolisian akan tindak pidana pemalsuan uang. Kondisi ini

diperkirakan mendorong potensi peningkatan temuan uang tidak asli di wilayah Jember.

Page 154: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

134

Grafik 5. 3 Temuan Uang Tidak Asli Per Pecahan

Pada triwulan III 2017, penemuan uang palsu didominasi pecahan Rp100.000 (52,3%) dan

pecahan Rp50.000 (39,3%). Kedua pecahan tersebut terutama ditemukan di wilayah kerja

Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur masing-masing sejumlah 1.909 lembar atau 43,6%

dari total penemuan pecahan Rp100.000 di Jawa Timur, serta 1.123 lembar atau 34,1% dari

total penemuan pecahan Rp50.000 di Jawa Timur.

Grafik 5. 4 Statistik Uang Tidak Asli yang Ditemukan

Grafik 5. 5 Pangsa Temuan Uang Tidak Asli

berdasarkan Wilayah Kerja Bank Indonesia

5.2.2. Transaksi Sistem Pembayaran Non Tunai

5.2.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal

transaksi yang lebih kecil, yakni dengan nilai di bawah Rp100 juta. Di Jawa Timur,

penyelenggaraan kegiatan kliring dilaksanakan di 4 (empat) Kantor Perwakilan Bank Indonesia

yang ada.

Untuk meningkatkan pelayanan transaksi kliring pada nasabah, Bank Indonesia juga membuka

kesempatan bagi institusi yang ingin menjadi Penyelenggara Kliring Lokal (PKL). Saat ini, di

Jawa Timur telah terdapat 7 PKL yaitu di Jombang, Mojokerto, Lamongan, Tuban, Bojonegoro,

Pamekasan dan Sumenep.

Di tengah penurunan transaksi tunai, transaksi non tunai yang tercermin melalui SKNBI

menunjukkan kondisi sebaliknya. Pada triwulan III 2017, transaksi SKNBI meningkat dibanding

triwulan sebelumnya meskipun tercatat melambat dibanding periode yang sama tahun

Page 155: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

135

sebelumnya. Peningkatan terjadi baik secara nominal yang mencapai Rp29,9 triliun atau

sebesar 6,17% (qtq) maupun volume yang mencapai 0,77 juta lembar atau sebesar 2,05%

(qtq). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, kinerja kliring tercatat

turun. Nominal kliring turun sebesar 25,57% (yoy) dari Rp40,2 triliun sementara volume kliring

turun sebesar 21,90% (yoy) dari 0,99 juta lembar.

Secara spasial, Kota Surabaya memiliki transaksi kliring terbesar di Jawa Timur dengan share

nominal kliring mencapai 80% dan share volume kliring mencapai 79%. Sejalan dengan

kondisi kliring di Jawa Timur, nominal transaksi kliring Kota Surabaya di triwulan III 2017

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,39% (qtq) dengan nilai mencapai

Rp23,8 triliun. Sementara volume kliring mencapai 618,5 ribu lembar atau meningkat 3,01%

(qtq). Sementara itu, transaksi kliring tercatat turun dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya, yakni secara nominal turun sebesar 25,00% (yoy) dari Rp31,7 triliun dan

volumenya juga turun 20,58% (yoy) dari 778,7 lembar.

Peningkatan transaksi kliring pada triwulan III 2017 dibanding triwulan sebelumnya

diperkirakan sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang tercermin melalui perbaikan

pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, yakni dari 5,08% (yoy) pada triwulan II 2017 menjadi

5,16% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode laporan

masih tercatat lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (5,62%, yoy).

Kondisi tersebut tercermin pula melalui aktivitas kliring triwulan III 2017 yang lebih rendah

dibanding tahun sebelumnya.

Grafik 5. 6 Kinerja Kliring Jawa Timur

Grafik 5. 7 Transaksi Kliring Spasial Jawa Timur

5.2.2.2 Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya

dilakukan dalam waktu seketika. BI RTGS berperan penting dalam aktivitas transaksi

pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value

Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi Rp100 juta atau lebih.

Transaksi HVPS saat ini mencapai 90% dari seluruh transaksi pembayaran di Indonesia,

Page 156: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

136

sehingga dapat dikategorikan sebagai sistem pembayaran nasional yang memiliki peranan

signifikan.

Sejalan dengan aktivitas perekonomian yang meningkat pada triwulan III 2017, transaksi non

tunai menggunakan RTGS tercatat meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan

terjadi baik secara nominal maupun secara volume masing-masing sebesar 11,4% (qtq) dan

9,3% (qtq).

Grafik 5. 8 Transaksi RTGS Jawa Timur (Nominal)

Grafik 5. 9 Transaksi RTGS Jawa Timur (Volume)

Grafik 5. 10 Transaksi RTGS Spasial Jawa Timur

Secara spasial, transaksi RTGS terbesar terjadi di Kota Surabaya dengan nominal mencapai

Rp131,5 triliun atau 95,1% terhadap total transaksi RTGS dari Jawa Timur dengan share yang

meningkat dibanding triwulan sebelumnya ( 94,7%). Sementara secara volume, transaksi

RTGS Kota Surabaya sebesar 40.078 atau 85,4% terhadap total volume RTGS Jawa Timur.

Dibanding triwulan sebelumnya, transaksi RTGS Kota Surabaya mencatat peningkatan volume

Page 157: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

137

sebesar 11,5% (qtq), dengan peningkatan nilai nominal sebesar 9,7% (qtq). Sementara itu,

nominal transaksi RTGS terendah terjadi di Kabupaten Sidoarjo dengan nominal sebesar

Rp150 juta. Selain didorong peningkatan transaksi RTGS di Kota Surabaya, peningkatan di

kota lainnya seperti Kota Malang dan Kota Kediri turut mendorong peningkatan transaksi

RTGS Jawa Timur pada periode laporan.

5.3. Upaya Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran

5.3.1. Penanganan Uang Tidak Asli

Menghadapi maraknya kasus penemuan uang tidak asli, Bank Indonesia bersama instansi

terkait terus melanjutkan upaya-upaya penanggulangan yang bersifat preventif maupun

represif sebagaimana yang dilakukan pada periode sebelumnya. Tindakan preventif

dilaksanakan melalui edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah,

meningkatkan unsur pengaman pada uang baru, serta peningkatan kerjasama dengan instansi

terkait di dalam maupun luar negeri. Sementara itu upaya penanggulangan secara represif

dilaksanakan oleh Kepolisian dengan menangkap dan menghukum pembuat maupun

pengedar uang tidak asli sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Terkait

penanganan uang tidak asli, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur telah

menjalin kerjasama dengan Kepolisian Daerah Jawa Timur dengan mengesahkan Pokok-Pokok

Kesepahaman tentang Tata Cara Pelaksanaan Penanganan Dugaan Tindak Pidana di Bidang

Sistem Pembayaran dan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing, serta Dugaan Pelanggaran

Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

Dugaan Tindak Pidana Terhadap Uang Rupiah.

5.3.2. Penyediaan Uang Rupiah

Dalam rangka mengendalikan jumlah uang kartal tidak layak edar, Bank Indonesia terus

melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya perlakuan yang tepat

terhadap uang kartal, antara lain melalui brosur, pamflet, serta edukasi. Selain itu, untuk

memastikan ketersediaan Uang Layak Edar (ULE) di masyarakat, beberapa upaya dilakukan

oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Timur, yaitu dengan melakukan kas keliling

secara berkala di kabupaten/kota di Jawa Timur, khususnya di pusat-pusat keramaian

masyarakat seperti pasar dan pusat perbelanjaan yang sulit dijangkau oleh perbankan. Kas

keliling juga selalu ada di car free day yang disertai dengan sosialisasi tentang ciri-ciri keaslian

uang dan kampanye 3D. Selama triwulan III 2017, kas keliling dilakukan sebanyak ±65 kali

dimana kas keliling terbanyak dilakukan di wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Kediri yakni

sebanyak 35 kali, dengan rincian 21 kali dalam kota dan 14 kali luar kota. Pasca momen

Ramadhan dan Idul Fitri, nominal penukaran uang melalui kas keliling terpantau turun yakni

dari Rp240,0 miliar menjadi Rp35,4 miliar, dimana penurunan nominal terbesar terjadi di

wilayah Kediri yakni dari Rp111,2 miliar menjadi Rp7,8 miliar. Sementara itu, nominal transaksi

terbesar pada triwulan III 2017 terjadi di wilayah Malang mencapai Rp11,7 miliar.

Page 158: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

138

Sejalan dengan kondisi penurunan transaksi pada kas keliling, kegiatan penukaran yang

dilakukan melalui perbankan maupun kantor perwakilan BI di Jawa Timur juga tercatat turun

dari Rp188,0 miliar pada triwulan II 2017 menjadi Rp42,9 miliar. Penurunan terutama terjadi di

wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur yakni dari Rp97,2 miliar menjadi

Rp20,5 miliar.

Selain kas keliling, penyediaan uang Rupiah juga dilakukan di pulau-pulau dan daerah

terpencil di Jawa Timur. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan Kas Kapal yang bekerja

sama dengan TNI-Angkatan Laut. Sepanjang tahun 2016, kas kapal dilakukan sebanyak 3 kali

yakni pada bulan Maret, Mei dan Desember berlokasi di Pulau Bawean, Kangean, Sapeken,

Sapudi dan Masalembo. Pada tahun 2017, kas kapal telah dilakukan sebanyak 1 kali yakni

pada tanggal 21-26 Mei 2017 dengan destinasi ke Pulau Bawean, Pulau Masalembo, Pulau

Kangean, dan Pulau Sapeken.

Pada September dan Desember 2016 yang lalu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jawa Timur juga telah membuka kas titipan di Pamekasan, Banyuwangi dan Probolinggo. Kas

titipan ditujukan untuk memperluas jaringan distribusi uang, menyediakan uang kartal dalam

jumlah yang cukup dengan kondisi layak edar dalam waktu yang cepat dan tepat di suatu

daerah. Selain itu, kas titipan juga bertujuan untuk mengantisipasi peredaran uang tidak layak

edar agar segera ditarik dari peredaran dan diganti dengan uang layak edar. Pada triwulan II

2017, tepatnya pada Mei 2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur telah

menambah lagi pembukaan kas titipan di Bojonegoro. Aktivitas kas titipan Jawa Timur pada

triwulan III 2017 tercatat turun dibanding periode sebelumnya, yakni dari Rp5,2 triliun menjadi

Rp4,6 triliun, dipengaruhi penurunan yang terjadi hampir di seluruh wilayah kerja kecuali

wilayah kerja Kantor Perwakilan BI Kediri yang justru tercatat meningkat dari Rp0,1 triliun

menjadi Rp0,6 triliun. Sementara itu, aktivitas terbesar masih terjadi di wilayah kerja Kantor

Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur dengan nominal mencapai Rp3,2 triliun pada periode

laporan.

Pada tanggal 19 Desember 2016, Presiden Republik Indonesia meresmikan pengeluaran dan

pengedaran 11 (sebelas) pecahan uang Rupiah Tahun Emisi (TE) 2016 yang terdiri dari 7

(tujuh) pecahan uang Rupiah kertas dan dan 4 (empat) pecahan uang Rupiah logam. Uang

Rupiah kertas terdiri dari pecahan Rp100.000 TE 2016, Rp50.000 TE 2016, Rp20.000 TE 2016,

Rp10.000 TE 2016, Rp5.000 TE 2016, Rp2.000 TE 2016 dan Rp1.000 TE 2016. Sementara itu,

untuk uang Rupiah logam terdiri dari pecahan Rp1.000 TE 2016, Rp500 TE 2016, Rp200 TE

2016 dan Rp100 TE 2016. Menyikapi hal tersebut, KPw BI Jawa Timur terus melakukan

sosialisasi dan edukasi uang Rupiah TE 2016 melalui beberapa kegiatan yang telah dilakukan

seperti penayangan iklan di media cetak, kampanye uang rupiah di beberapa titik traffic light,

talkshow di TV maupun radio, serta sosialisasi, edukasi dan penukaran kepada stakeholder

terkait seperti SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), wartawan, pimpinan perbankan, aparat

penegak hukum, organisasi keagamaan, pengusaha serta pelajar/mahasiswa.

Page 159: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

139

Grafik 5. 11 Nominal Transaksi Kas Keliling Jawa Timur

Grafik 5. 12 Nominal Kegiatan Penukaran Jawa Timur

Grafik 5. 13 Aktivitas Kas Titipan Jawa Timur

5.3.3. Pemeriksaan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing (KUPVA)

Untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah serta menjaga kelangsungan ekonomi

nasional, dibutuhkan dukungan pasar keuangan termasuk pasar valuta asing domestik yang

sehat. Oleh karena itu, Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor

18/20/PBI 2016 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank, memiliki

wewenang untuk mengatur dan mengawasi transaksi valuta asing terhadap rupiah antara

penyelenggara kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank dengan pihak lain.

Pengawasan juga dilakukan untuk mencegah kegiatan penukaran valuta asing yang

dimanfaatkan untuk pencucian uang, pendanaan terorisme atau kejahatan lainnya, sekaligus

untuk meningkatkan profesionalisme penyelenggara KUPVA bukan bank (KUPVA BB) dalam

memberikan pelayanan terhadap masyarakat.

Di Jawa Timur, jumlah KUPVA BB yang telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada

triwulan III 2017 sebanyak 57 KUPVA, tercatat meningkat dari 51 KUPVA pada akhir tahun

2016 dan 43 KUPVA pada akhir tahun 2015, namun turun dibanding periode sebelumnya (59

KUPVA) karena terdapat 2 KUPVA yang ditutup. Sementara itu, masih terdapat 3 KUPVA yang

masih dalam proses perizinan Bank Indonesia. Nominal transaksi pada triwulan III 2017

tercatat turun dari Rp1,43 triliun menjadi Rp0,88 triliun atau sebesar -38,46% (qtq) untuk

transaksi beli, begitu pula untuk transaksi jual turun dari Rp1,43 triliun menjadi Rp0,89 triliun

atau sebesar -37,76% (qtq).

Dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa, jumlah KUPVA BB di Jawa Timur tergolong tinggi

dan menempati posisi kedua terbesar setelah DKI Jakarta yang mencapai 397 KUPVA dengan

Page 160: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

140

total transaksi beli dan jual mencapai Rp38,0 triliun. Diperkirakan masih terdapat 27 KUPVA

BB yang tidak berizin di Jawa Timur dimana 4 (empat) pelaku usaha diperkirakan telah

mengajukan perizinan kepada Bank Indonesia, 3 (tiga) pelaku usaha melakukan penutupan

kegiatan penukaran valuta asing, 5 (lima) pelaku usaha telah menyampaikan surat pernyataan,

dan terdapat 15 (lima belas) yang tidak terdapat kejelasan. Pada triwulan III 2017, Bank

Indonesia bekerjasama dengan Polda Jatim melakukan kegiatan penertiban KUPVA BB tidak

berizin di Kabupaten Bangkalan.

5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana (PTD)

Di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia juga berupaya untuk menjaga keamanan dan

kelancaran sistem pembayaran, serta memberikan kepastian pengaturan hak dan kewajiban

para pihak dalam kegiatan transfer dana. Upaya ini dilakukan melalui pengaturan dan

pengawasan penyelenggara transfer dana yang dituangkan dalam Peraturan Bank Indonesia

(PBI) Nomor 14/23/PBI/2012 tentang transfer dana. Adapun penyelenggara transfer dana

merupakan bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan bank yang

menyelenggarakan kegiatan transfer dana.

Hingga triwulan III 2017, jumlah PTD di Jawa Timur sebanyak 2 perusahaan dan terdapat 3

permohonan pendirian PTD yang masih dalam proses perizinan Bank Indonesia. Nominal

transaksi domestik pada triwulan III 2017 mencapai Rp503,68 miliar dan nominal transaksi

internasional mencapai Rp1,87 triliun. Transaksi domestik tercatat turun dibanding periode

sebelumnya dengan nominal transaksi mencapai Rp604,10 miliar (-16,62%, qtq) begitu pula

dengan nominal transaksi internasional turun 15,01% (qtq) dari posisi sebelumnya sebesar

Rp2,20 triliun diperkirakan sejalan dengan kembali normalnya aktivitas ekonomi masyarakat

pasca Idul Fitri. Jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, transaksi domestik

juga mencatatkan penurunan sebesar 3,23% (yoy) dengan nominal mencapai Rp520,20miliar,

begitu pula dengan transaksi internasional turun dari nominal sebesar Rp2,22 triliun (-15,60%,

yoy).

Untuk transaksi domestik maupun internasional, dana yang masuk ke wilayah Jawa Timur

lebih besar dibanding dana yang keluar mengakibatkan terjadinya kondisi net inflow. Net

inflow domestik tercatat turun sebesar 95,11% (qtq). Begitu pula dengan net inflow transaksi

internasional turun sebesar -15,29% (qtq). Rasio outflow terhadap inflow domestik tercatat

sebesar 98,07%, jauh lebih tinggi dibanding rasio outflow terhadap inflow transaksi

internasional (2,66%). Kondisi ini diperkirakan terkait dengan tingginya arus dana masuk dari

remitansi Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

5.3.5. Program Elektronifikasi

Elektronifikasi secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mengubah transaksi

masyarakat yang semula dilakukan secara manual menjadi elektronik, dari metode

pembayaran secara tunai menjadi non tunai, serta pelaku transaksi keuangan yang

sebelumnya bersifat eksklusif menjadi inklusif. Kaitannya dengan keuangan inklusif,

Page 161: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

141

elektronifikasi membuka akses masyarakat untuk terhubung dengan layanan keuangan serta

mendekatkan lembaga keuangan kepada masyarakat hingga ke daerah terpencil (remote

area).

Bank Indonesia sebagai otoritas di bidang sistem pembayaran memiliki tugas dan peran yang

esensial dalam penggunaan layanan keuangan non tunai. Upaya dalam peningkatan angka

penggunaan layanan keuangan non tunai dituangkan dalam Pencanangan Gerakan Nasional

Non Tunai (GNNT) pada tanggal 14 Agustus 2014. Bank Indonesia telah menetapkan roadmap

elektronifikasi tahun 2014-2024 melalui 4 (empat) strategi utama diantaranya (1) upaya

perubahan perilaku masyarakat, (2) upaya perubahan perilaku pelaku industri sistem

pembayaran ritel, (3) perluasan penerimaan instrumen dan layanan non tunai, serta (4)

koordinasi kelembagaan dan regulasi untuk tujuan elektronifikasi. Strategi ini dilakukan untuk

mencapai target 2024 antara lain peningkatan masyarakat banked dari 36% (2014) menjadi

75%, peningkatan transaksi retail dari 1,68 kali GDP menjadi 4 kali GDP serta peningkatan

transaksi G2P dengan LKD dari 0,07% menjadi 50%.

Peningkatan implementasi elektronifikasi dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jawa Timur melalui beberapa upaya diantaranya :

1. Akselerasi program elektronifikasi transaksi penerimaan daerah,

2. Edukasi instrumen non tunai dan keuangan inklusif kepada masyarakat,

3. Pengembangan kawasan non tunai (less cash society), serta

4. Perluasan dan monitoring implementasi agen LKD.

Akselerasi program elektronifikasi transaksi penerimaan daerah telah dilakukan dengan

mendorong implementasi penggunaan uang elektronik pada pembayaran tol, antara lain :

Tabel 5. 3 Implementasi Elektronifikasi pada Ruas Jalan Tol Jawa Timur

No Ruas Jalan Tol Bank

1 Surabaya – Gempol Mandiri (emoney, etoll), BRI (brizzi), BNI (tapcash), BTN

(blink)

2 Porong – Gempol

Mandiri (emoney, etoll), BTN (blink) 3 Gempol – Pandaan

4 Gempol – Pasuruan

5 Simpang Susun Waru - Juanda Mandiri (emoney, etoll), BRI (brizzi), BNI (tapcash), BTN

(blink), BCA (flazz)

6 Surabaya – Gresik Mandiri (emoney, etoll), BRI (brizzi), BNI (tapcash), BTN

(blink), BCA (flazz)

7 Surabaya – Mojokerto BRI (brizzi), BNI (tapcash)

8 Surabaya – Madura Mandiri (emoney, etoll), BRI (brizzi), BNI (tapcash), BTN

(blink)

9 Mojokerto – Kertosono Mandiri (emoney, etoll), BTN (blink)

Selain itu, pada triwulan III 2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga

telah melakukan monitoring pelaksanaan uji coba penggunaan dana Biaya Operasional

Sekolah (BOS) di Surabaya yang mulai diimplementasikan pada 25 Juli 2017. Kegiatan

monitoring bertujuan untuk mengetahui kendala/permasalahan yang dalam penyaluran BOS

secara non tunai. Selain itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga telah

Page 162: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

142

melakukan monitoring penyaluran bantuan sosial oleh Kementerian Sosial yang dilakukan

secara non tunai, yakni melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT). Hingga triwulan III 2017, penyaluran bantuan sosial telah dilakukan di beberapa

wilayah di Jawa Timur yakni Kota Surabaya, Kota Mojokerto dan Kabupaten Sumenep. Selain

itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga telah melaksanakan kegiatan

edukasi kepada agen penyalur bantuan sosial non tunai, pendamping, tenaga kesejahteraan

sosial kecamatan, dan keluarga penerima manfaat di Kota Surabaya dan Kota Mojokerto.

Kegiatan edukasi terkait GNNT, LKD dan keuangan inklusif juga rutin dilakukan dengan target

peserta yang beragam dan lintas kabupaten/kota di Jawa Timur. Beberapa kegiatan

edukasi/sosialisasi telah dilakukan kepada pelajar SMA, mahasiswa, tokoh masyarakat,

perangkat pemerintah, guru, pedagang, pengusaha, karyawan, agen/calon agen individu LKD

serta masyarakat umum. KPw BI Jawa Timur juga telah melakukan kampanye dalam bentuk

Fun Rally GNNT yang melibatkan 250 kendaraan dengan menempuh jalur Surabaya-Pasuruan.

Pelaksanaan GNNT dan LKD juga mulai diterapkan di lingkungan pondok pesantren, dimulai

dengan pelaksanaan bazaar GNNT yang melibatkan pedagang dan UMKM di lingkungan

pondok pesantren. Sebagai wujud komitmen Bank Indonesia dalam menyukseskan GNNT,

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur juga mengembangkan kawasan non

tunai di koperasi dan kantin kantor serta mendistribusikan uang elektronik dengan desain

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (mekanisme co-branding dengan

perbankan) kepada seluruh pegawai.

5.3.6. Layanan Keuangan Digital (LKD)

Definisi LKD sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia 16/8/PBI/2014 tentang

Uang Elektronik (Electronic Money) adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan

keuangan yang dilakukan melalui kerjasama dengan pihak ketiga, serta menggunakan sarana

dan perangkat teknologi berbasis mobile/web dalam rangka keuangan inklusif. LKD

memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan resmi

perbankan seperti kantor cabang bank atau ATM (unbanked) untuk mendapatkan layanan

keuangan yang mudah, murah, terjangkau, nyaman, aman, terpercaya, serta proporsional.

Penyelenggaraan LKD dapat dilakukan bank dengan agen LKD badan hukum maupun agen

LKD individu. Khusus untuk implementasi LKD menggunakan agen LKD individu, saat ini

hanya diperuntukkan bagi bank BUKU 4. Sampai saat ini, baru 4 (empat) bank yang

memperoleh izin dari Bank Indonesia antara lain Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri

(keduanya telah memiliki izin dari tahun 2014) disusul Bank Central Asia dan Bank Negara

Indonesia.

Jumlah agen LKD di Jawa Timur terus meningkat dan mencapai angka 27.811 agen pada

September 2017 atau tumbuh 52,7% (yoy), 24,92% (ytd) dan 22,8% (qtq). Dibandingkan

kondisi triwulan sebelumnya, peningkatan hampir terjadi pada semua wilayah terutama

Kabupaten Sumenep (dari 295 menjadi 631 agen) diikuti Kabupaten Bangkalan (dari 189

Page 163: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

143

menjadi 372 agen) dan Kabupaten Sampang (dari 156 menjadi 281 agen). Sementara

penurunan jumlah agen terjadi pada Kabupaten Situbondo (dari 420 menjadi 394 agen), Kota

Malang (dari 4.443 menjadi 4.282 agen), Kota Pasuruan (dari 65 menjadi 64 agen) dan

Kabupaten Bondowoso (dari 362 menjadi 357 agen). Penurunan jumlah agen LKD berkaitan

dengan proses alamiah hasil evaluasi yang dilakukan perbankan, mengingat perbankan

melakukan evaluasi secara rutin terhadap kinerja LKD. Perbankan akan mencabut izin LKD

apabila dinyatakan tidak aktif, baik karena permasalahan internal maupun karena rendahnya

aktivitas ekonomi masyarakat melalui LKD.

Sementara secara tahunan (yoy), seluruh kabupaten/kota mengalami peningkatan jumlah agen

dimana Kabupaten Bojonegoro mengalami pertumbuhan jumlah agen tertinggi (135,5%, yoy)

yakni dari 728 menjadi 1.220 agen. Daerah dengan jumlah agen terbanyak berada di Kota

Malang sebanyak 4.282 agen, meningkat sebesar 2,0% (yoy) namun turun dibanding triwulan

sebelumnya sebesar -3,6% (qtq). Sementara daerah dengan jumlah agen terendah berada di

Kota Blitar sebanyak 59 agen, namun meningkat sebesar 103,4% (yoy) dan 7,3% (qtq).

Pertumbuhan jumlah agen ini diiringi peningkatan positif jumlah pemegang uang elektronik

(U-Nik) yang telah mencapai 203.091 pengguna pada September 2017, tumbuh 1,7% (yoy).

Sementara itu, jumlah U-Nik lebih banyak dibanding jumlah pemegang U-Nik mencapai

204.463, dengan nilai nominal mencapai Rp886,97 juta. Dibanding periode yang sama tahun

sebelumnya, peningkatan jumlah pemegang U-Nik dan jumlah U-Nik tertinggi terjadi di

Kabupaten Mojokerto, yakni dari 10 menjadi 215 pemegang U-Nik dan 215 jumlah U-Nik.

Sementara penurunan terjadi pada 9 kabupaten/kota Jawa Timur, khususnya Kota

Probolinggo dengan jumlah pemegang U-Nik dsan jumlah U-Nik yang turun dari 2 menjadi

tidak ada agen.

Kabupaten Banyuwangi memiliki jumlah pemegang U-Nik dan jumlah U-Nik terbesar

mencapai 122.781 pemegang dan 122.821 jumlah U-Nik, meningkat 0,2% (yoy). Sedangkan

jumlah terendah dimiliki Kabupaten Trenggalek sebanyak 1 pemegang U-Nik, turun dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya dari 4 pemegang U-Nik. Sementara itu, hingga triwulan

III 2017, Kota Probolinggo tidak memiliki pemegang U-Nik.

Transaksi LKD terdiri atas pengisian ulang (top up), tarik tunai, pembayaran atas tagihan

rutin/berkala, fasilitator registrasi pemegang, transfer person to person serta transfer person to

account. Berdasarkan frekuensi dan nominal, transaksi yang paling banyak dilakukan oleh

pemegang U-NIK adalah top up sebanyak 43.404 kali pada triwulan III 2017 (naik 5,6%, qtq)

dengan nominal mencapai Rp2,01 miliar (naik 20,87%, qtq). Secara spasial berdasarkan

frekuensi, transaksi top up paling banyak dilakukan di Kabupaten Banyuwangi, baik secara

frekuensi sebanyak 14.001 maupun secara nominal mencapai Rp639,21 juta.

Page 164: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

144

Grafik 5. 14 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang

Elektronik

Grafik 5. 15 Jumlah Agen LKD & Pemegang Uang

Elektronik Spasial Jawa Timur

Grafik 5. 16 Frekuensi Transaksi LKD

Grafik 5. 17 Nominal Transaksi LKD

Beberapa upaya yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur untuk

mengembangkan LKD diantaranya :

1. Melakukan kajian identifikasi potensi LKD di Jawa Timur, dimana output kajian ini adalah

rekomendasi daerah-daerah yang memiliki potensi pengembangan LKD dengan

mempertimbangkan beberapa faktor seperti akses, penggunaan, penyediaan layanan

keuangan, potensi pasar dan infrastruktur. Hasil kajian ini kemudian ditindaklanjuti dengan

kegiatan edukasi dan sosialisasi yang dilaksanakan di daerah yang direkomendasikan,

seperti Sumenep, Malang, Kediri dan Jember.

2. Sosialisasi kepada para agen dan calon agen untuk meningkatkan jumlah dan kapasitas

agen baru, khususnya di daerah dengan tingkat penggunaan LKD yang masih rendah.

3. Kegiatan monitoring rutin dilakukan untuk memantau daerah dengan potensi

pengembangan LKD yang tinggi namun memiliki tingkat penetrasi yang rendah.

4. Kegiatan edukasi dan sosialisasi terkait sistem pembayaran Non Tunai, Gerakan Nasional

Non Tunai (GNNT), LKD dan Keuangan Inklusif kepada pegawai di pemerintah daerah,

asosiasi, mahasiswa maupun masyarakat umum.

5. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur saat ini juga telah menginisiasi

implementasi less cash society melalui pengembangan LKD di lingkungan Pondok

Pesantren, khususnya di area Jombang.

Page 165: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

145

Tabel 5. 4 Transaksi LKD Spasial Jawa Timur

Tanpa Transaksi

Kab/Kota Nilai Kab/Kota Nilai Kab/Kota

Frekuensi Kab. Banyuwangi 14.001 Kab. Bangkalan, Kab. Situbondo 1

Nominal (Rp) Kab. Banyuwangi 639.209.002 Kab. Bangkalan 25.000

Frekuensi Kab. Banyuwangi 418 Kab. Jombang, Kota Blitar 1

Nominal (Rp) Kab. Banyuwangi 310.451.820 Kota Blitar 5.000

Frekuensi Kab. Jember 320 Kab. Mojokerto, Kab. Tuban, Kab.

Lamongan, Kota Probolinggo 2

Nominal (Rp) Kab. Jember 100.180.727 Kab. Lamongan 47.200

Frekuensi Kab. Malang 99 Kab. Pasuruan, Kab. Tulungagung,

Kab. Tuban 1

Nominal (Rp) Kab. Banyuwangi 3.750.000 Kab. Pasuruan, Kab. Tulungagung 10.000

Frekuensi Kab. Malang 144 Kab. Ngawi, Kota Pasuruan 1

Nominal (Rp) Kab. Malang 43.875.309 Kab. Ngawi 8.000

Frekuensi Kab. Jember 462 Kab. Lamongan 2

Nominal (Rp) Kab. Jember 219.880.830 Kab. Ngawi 363.238

TertinggiTransaksi

Transfer P2A

Transfer P2P

Registrasi

Pembayaran

Tagihan

Tarik Tunai

Top Up

Variabel

Kab. Sampang

Terendah

Kab. Mojokerto, Kab. Sampang, Kab.

Bangkalan, Kab.Bondowoso, Kab. Nganjuk,

Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Magetan,

Kab. Pacitan, Kab. Situbondo, Kota Malang,

Kota Probolinggo, Kota Blitar

Kab. Mojokerto, Kab. Sampang, Kab.

Pamekasan, Kab. Sumenep, Kab. Bangkalan,

Kab. Bondowoso, Kab. Nganjuk, Kab.

Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Magetan, Kab.

Pacitan, Kab. Tuban, Kab. Situbondo, Kota

Batu, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota

Probolinggo, Kota Blitar

Kab. Gresik, Kab. Mojokerto, Kab. Jombang,

Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kab.

Sumenep, Kab. Bangkalan, Kab. Bondowoso,

Kab. Probolinggo, Kab. Lumajang, Kab. Kediri,

Kab. Nganjuk, Kab. Trenggalek, Kab. Blitar,

Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ponorogo,

Kab. Pacitan, Kab. Lamongan, Kab. Situbondo,

Kota Batu, Kota Surabaya, Kota Mojokerto,

Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Blitar,

Kota Kediri, Kota Madiun

Kab. Sampang, Kab. Pamekasan, Kab.

Bangkalan, Kab. Bondowoso, Kab. Trenggalek,

Kab. Ngawi, Kab. Pacitan, Kota Blitar

Kab. Mojokerto, Kab. Sampang, Kab.

Bangkalan, Kab. Bondowoso, Kab. Nganjuk,

Kab. Trenggalek, Kab. Blitar, Kab. Madiun,

Kab. Magetan, Kab. Pacitan, Kab. Situbondo,

Kota Batu, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota

Probolinggo

Page 166: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

146

BOKS 4

Elektronifikasi Jalan Tol Jawa Timur

Program elektronifikasi jalan tol diinisiasi oleh Bank Indonesia beserta Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) atas arahan dari Presiden Republik Indonesia pada bulan

Maret 2017. Program ini mempunyai 4 (empat) tahapan, yakni elektronifikasi jalan tol,

integrasi jalan tol, integrasi jalan tol, multilane free flow. Pada tahapan pertama, akan

diberlakukan secara nasional bahwa pembayaran jalan tol hanya bisa menggunakan uang non

tunai sehingga dapat mengurangi secara massive antrian pada gerbang tol. Hal ini diharapkan

dapat mengurai titik-titik kemacetan secara nasional. Peran aktif Bank Indonesia melalui salah

satu fungsinya, menjaga stabilitas sistem pembayaran, diharapkan dapat menyukseskan

tahapan pertama ini. Elektronifikasi jalan tol memerlukan edukasi serta kampanye mengenai

penggunaan uang elektronik (UE) di jalan tol agar pengguna jalan tol mengetahui cara

penggunaan UE pada gerbang tol dan tidak menciptakan titik kemacetan baru. Selain itu,

dibutuhkan pula pembuatan standarisasi SOP pada rekonsiliasi dan setelmen pembayaran jalan

tol melalui uang tunai, sehingga ada regulasi serta pedoman bagi perbankan yang

menyediakan uang elektronik dalam rangka mendukung pembayaran elektronik jalan tol.

Hasil penetrasi hingga Juni 2017 baru mencapai 28% se-Indonesia dan belum menunjukkan

peningkatan signifikan. Namun kampanye dan edukasi yang masif selama Juni tersebut

mampu mendorong penetrasi UE di gerbang tol mencapai 33,16% per gerbang tol atau

sebesar 720 ribu transaksi sepanjang periode mudik dan lebaran 2017 (H-7 dan H+7 lebaran

Idul Fitri). Kampanye ini dilakukan dengan berbagai macam metode yakni above the line,

below the line dan digital. Tujuan dari kampanye serta sosialisasi secara masif ini agar dapat

meningkatkan awareness masyarakat terhadap perlunya elektronifikasi pada jalan tol. Tidak

hanya itu, masyarakat diharapkan mengetahui cara penambahan saldo UE dan

penggunaannya di jalan tol sehingga proses elektronifikasi berjalan dengan lancar.

Grafik 1 Ruas tol di Jawa Timur

Jawa Timur sendiri memiliki 9 (sembilan) ruas tol yang dioperasikan oleh 7 (tujuh) Badan Usaha

Jalan Tol (BUJT) dengan total 46 gerbang. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) tertinggi terdapat

pada ruas Surabaya Gempol. Terdapat 5 (lima) bank yang berpartisipasi dalam

Page 167: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

147

penyelenggaraan pembayaran non tunai, kartu yang diterbitkan oleh Bank Mandiri dan BTN

dapat digunakan di mayoritas ruas. Namun demikian, diharapkan pada tanggal 10 Oktober

2017 seluruh ruas sudah dapat menerima pembayaran dari 5 bank tersebut. Penetrasi non

tunai paling tinggi terdapat pada ruas jalan tol Surabaya-Gempol, di gerbang Gunung Sari 1,

Gunung Sari 2 dan Kota Satelit. Penetrasi di ruas lain juga tinggi pada jam-jam awal

penerapan, namun berangsur menurun disebabkan stok kartu uang elektronik yang dijual

habis.

Tabel 1 Daftar Ruas Jalan Tol di Jawa Timur dan Bank Penerbit Uang Elektronik

Mengingat 9 ruas tol di Jawa Timur memiliki LHR yang sangat tinggi (total > 500.000

kendaraan) serta penetrasi non tunai sebelum rencana pemberlakukan masih berkisar 3%-

17%, maka jumlah kebutuhan kartu di Jawa Timur sangat tinggi. Jumlah Kebutuhan kartu

dihitung dari persentase tunai (asumsi : 85%), dikalikan dengan LHR. maka Jumlah kebutuhan

kartu adalah 500.000 x 85% = 425.000 kartu. Pada Bulan Agustus terjual sekitar 57.000 -

60.000 kartu, sehingga kebutuhan berada di kisaran 360.000 kartu.

Oleh karena itu demi menjamin kelancaran pemberlakuan elektronifikasi jalan tol di Jawa

Timur, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur melakukan berbagai upaya diantaranya adalah

melakukan koordinasi dengan BUJT dan Perbankan, disamping berkoordinasi dengan Kantor

Pusat Bank Indonesia. Dilakukan pula pemantauan terhadap jumlah kartu yang dimiliki

perbankan demi memastikan ketersediaan, serta melakukan publikasi dan komunikasi terkait

pelaksanaan program secara masif melalui beberapa saluran komunikasi yang ada.

Page 168: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

148

BAB VI

KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Page 169: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

149

6.1. Gambaran Umum

Jawa Timur sebagai provinsi yang memiliki jumlah penduduk besar selalu berupaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya yang selalu dilaksanakan antara

lain melalui pencapaian terhadap penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Badan Pusat Statistik

(BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat bahwa pada periode data Agustus 2017, jumlah angkatan

kerja meningkat 4,93% jika dibandingkan Agustus 2016. Demikian juga dengan tingkat

penyerapan angkatan kerja, mengalami peningkatan sebesar 5,15%, dari 19,12 juta orang

menjadi 20,10 juta orang. Perhatian terhadap ketenagakerjaan telah berhasil sedikit menekan

pengangguran terbuka sebesar 0,10%, yaitu dari 4,10% menjadi 4,00%.

Indikator Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami peningkatan sebesar 0,59% dibandingkan tahun

sebelumnya dari 105,80% (triwulan III 2016) menjadi 106,37%. Kondisi ini diakibatkan oleh

membaiknya NTP Perikanan, Tanaman Perkebunan Rakyat dan Tanaman Pangan. Peningkatan

tersebut disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima, khususnya perikanan dan

tanaman perkebunan rakyat yang lebih besar dari kenaikan indeks biaya yang dibayar petani.

Komoditas yang menggerakan penerimaan petani diantaranya tembakau, sapi potong dan

gabah. Bahkan tembakau dan gabah mewarnai kenaikan penerimaan petani dalam beberapa

bulan pada triwulan III 2017.

Indikator kesejahteraan yang lain adalah jumlah penduduk miskin, yang terus menunjukkan

perbaikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, pada September 2016

jumlah penduduk miskin di Jawa Timur sebanyak 4,64 juta jiwa atau berkurang sebesar

2,88% dibandingkan September 2015 (4,78 juta jiwa). Secara persentase penduduk miskin di

Jawa Timur adalah sebesar 11,85% juga berkurang sebesar 0,43 poin persen dibandingkan

tahun sebelumnya. Persentase penduduk miskin di Jawa Timur ini berada di posisi ketiga

dibandingkan seluruh provinsi di kawasan pulau Jawa, setelah Jawa Tengah (13,19%) dan D.I

Yogyakarta (13,10%).

6.2. Ketenagakerjaan

6.2.1. Data Ketenagakerjaan Jawa Timur

Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Timur periode bulan Agustus 2017, jumlah angkatan kerja

sedikit meningkat (4,93%) dibandingkan Agustus 2016 yaitu dari 19,95 juta orang menjadi

20,94 juta orang. Dari sisi penyerapan angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar

5,15%, dari 19,12 juta orang menjadi 20,10 juta orang. Perkembangan tersebut mendorong

BAB VI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Page 170: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

150

angka pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan jika dibandingkan tahun

sebelumnya dari 4,10% menjadi 4,00%.

Peningkatan jumlah angkatan kerja di Jawa Timur dapat diakomodasi dengan peningkatan

kebutuhan akan tenaga kerja baru. Jumlah angkatan kerja Agustus 2017 merupakan yang

tertinggi dalam 6 tahun terakhir (20,89 juta). Sementara itu, penyerapan tenaga kerja

mencapai 20,10 juta orang. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat partisipasi angkatan kerja

(TPAK) meningkat sejumlah 0,66% dari 66,14% (Agustus 2016) menjadi 68,78% (Agustus

2017). Meskipun meningkat, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan TPAK tertinggi

dalam 6 tahun terakhir yang dicapai pada Februari 2014 (70,50%).

Tabel 6. 1 Kondisi Ketenagakerjaan Jawa Timur (ribu orang)

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kondisi Jawa Timur di triwulan III 2017 ini meningkat jika

dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun sebelumnya. Pada triwulan tersebut

perekenomian Jawa Timur tumbuh 5,16% (yoy), naik jika dibandingkan dengan triwulan III

2016 yang sebesar 4,83% (yoy). Tiga sektor usaha mendominasi struktur perekonomian yaitu

Industri Pengolahan 28,41%, Perdagangan Besar-Eceran 18,42% dan Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan 13,65%.

Dominasi distribusi tenaga kerja di Jawa Timur berdasarkan sektor ekonomi masih di sektor

pertanian yaitu sebesar 33%, kemudian sektor perdagangan 23%, sektor industri pengolahan

dan jasa kemasyarakatan sebesar 15%. Dari tahun ke tahun terlihat adanya penurunan tenaga

kerja di sektor pertanian, antara lain karena minimnya minat generasi muda untuk terjun di

sektor pertanian on farm. Penyerapan tenaga kerja secara sektoral tersebut sejalan dengan

pertumbuhan kinerja sektoralnya.

Kondisi tenaga kerja di Jawa Timur berdasarkan status pekerjaan utama belum ada perubahan

yang signifikan jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya, yaitu sektor informal

mencatat pangsa 62,81% atau 12,58 juta orang, lebih besar dibandingkan sektor formal yang

hanya 37,19% atau 7,45 juta orang. Namun pangsa sektor formal meningkat 2,69%

dibandingkan triwulan II 2016.

Di dalam sektor formal terdapat subsektor berusaha dibantu buruh tetap yang meningkat

13,53% (yoy) dan subsektor buruh/karyawan yang meningkat 1,61% (yoy) atau secara total

meningkat 2,63% (yoy), dari 7,26 juta orang menjadi 7,45 juta orang. Peningkatan tenaga

Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug Feb Aug

Angkatan Kerja 20,158 20,238 20,462 20,432 20,718 20,150 20,692 20,275 20,498 19,954 20,890 20,938

Bekerja 19,332 19,411 19,654 19,554 19,885 19,307 19,800 19,368 19,649 19,115 20,030 20,100

Menganggur 826 827 808 879 832 843 892 907 849 839 860 840

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69.5% 69.6% 70.1% 69.8% 70.5% 68.1% 69.58% 67.84% 68.27% 66.14% 68.93% 68.78%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4.10% 4.09% 4.0% 4.30% 4.0% 4.19% 4.31% 4.47% 4.14% 4.21% 4.10% 4.00%

20152012 2016Kegiatan

2013 2014 2017

Sumber : BPS Jatim (diolah )

Page 171: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

151

kerja di sektor formal, khususnya di status pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap sejalan

dengan pertumbuhan jumlah tenaga kerja di sektor pertambangan dan penggalian, sektor

penyedia akomodasi dan makan minum, serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Di sisi lain, penurunan jumlah pekerja di sektor informal terdorong oleh jumlah tenaga kerja

pekerja bebas sebesar 53,28% (yoy), yaitu dari 2,83 juta orang di Agustus 2016 menjadi 1,32

juta orang dan berusaha dibantu buruh tidak tetap yang turun 6,26% (yoy), dari 3,62 juta

orang di Agustus 2016 menjadi 3,39 juta orang. Penyeimbang penurunan di dua subsektor

tersebut adalah jumlah tenaga kerja berusaha sendiri yang naik 33,90% (yoy), dari 2,56 juta

orang di Agustus 2016 menjadi 3,43 juta orang. Penurunan tersebut sejalan dengan musim

kemarau panjang pada lapangan usaha pertanian di triwulan III 2017.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 1 Jumlah Tenaga Kerja Sektor-sektor Utama

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 2 Share Tenaga Kerja Sektoral

Pergeseran distribusi tenaga kerja di sektor informal tersebut diindikasikan oleh penerapan

beberapa program pengentasan kemiskinan pemerintah yang berakibat juga pada

peningkatan penyerapan tenaga kerja di subsektor pekerja bebas. Salah satu adalah program

jalinmatra, pengentasan kemiskinan untuk janda-janda tidak mampu yang berusia produktif

dengan bantuan senilai Rp2,5 juta. Selain itu, program penanggulangan kerentanan

kemiskinan melalui program pinjaman murah sebesar Rp5 juta dalam rangka mendukung

kemampuan meningkatkan pendapatan dengan berbagai kemampuan berusaha mandiri.

Berbagai program dimaksud merupakan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam

penanganan penduduk miskin agar memiliki pendapatan dan daya beli, melalui

pemberdayaan usaha kelompok masyarakat miskin dengan pola kemitraan berbasis klaster.

Page 172: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

152

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 3 Penyerapan Tenaga Kerja Formal-Informal

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 4 Komposisi Tenaga Kerja Formal-Informal

Pada periode Agustus 2017 terjadi pergeseran jumlah tenaga kerja di sektor informal ke

sektor formal yang terkonfirmasi oleh adanya peningkatan tenaga kerja di kelompok

pendidikan Universitas sebesar 8,95%. Namun demikian peningkatan peetumbuhan ekonomi

di sektor pertambangan dan penggalian, sektor penyedia akomodasi dan makan minum, serta

sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial memberi dampak pada kebutuhan pekerja tetap

dengan pendidikan rendah meningkat. sebesar 4,07%, Sekolah Menengah Pertama sebesar

1,78% dan Sekolah Menengah Atas sebesar 0,82%.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 5 Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 6 Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, terdapat peningkatan kualitas

tenaga kerja di Jawa Timur jika dibandingkan tahun 2016, khususnya kelompok pendidikan

Universitas sebesar 3,61%. Namun demikian, jumlah tenaga kerja di kelompok SD ke bawah

juga meningkat sebesar 8,25% (yoy), dari 8,79 juta orang menjadi 9,51 juta orang. Penurunan

terjadi pada jumlah tenaga kerja di kelompok pendidikan DI/II/III, kelompok SMK, kelompok

SMA dan kelompok SMP masing-masing sebesar -16,20 (yoy), -8,77 (yoy), -0,26 (yoy) dan -

1,70% (yoy).

Page 173: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

153

6.2.2. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa

Timur mencatat bahwa pada triwulan III 2017 terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja

sebesar 6,6 SBT dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu dari -8,3 SBT (triwulan III

2016) menjadi -1,7 SBT. Peningkatan penyerapan tenaga kerja tersebut didominasi oleh

penyerapan di sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; Keuangan, Persewaan dan Jasa serta

Perdagangan, Hotel dan Restoran masing-masing sebesar 1,2 SBT, 0,28 SBT dan 0,17 SBT.

Hasil SKDU tersebut searah dengan pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur triwulan III 2017,

dimana sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dan Perdagangan, Hotel dan Restoran, masing-

masing pertumbuhannya meningkat sebesar 1,90% (dari -0,69% menjadi 1,21%) dan 1,26%

(dari -0,09% menjadi 1,17%).

Tabel 6. 2 Penggunaan Tenaga Kerja (Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha KPw BI Jawa Timur)

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja tersebut diindikasikan disebabkan oleh akselerasi

kinerja sektor industri pengolahan, perdagangan, konstruksi dan transportasi, searah dengan

perbaikan perekonomian Jawa Timur pada triwulan III 2017. Perbaikan kinerja sektoral

tersebut juga tercermin dari surplus perdagangan antarprovinsi (net ekspor dalam negeri) yang

tumbuh 29,88% (yoy) yang ditopang oleh peningkatan permintaan dari dalam Jawa Timur

serta mitra dagang domestik.

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

1 PERTANIAN -1.0 -0.3 0.6 -1.8 -0.5 0.4 -0.3 -1.6 0.0 0.4 -0.7 -0.1 -1.8 -1.3 -2.3

2 PERTAMBANGAN 0.1 0.0 0.4 0.0 -0.4 -0.4 0.0 0.0 0.4 -0.4 -0.4 -0.5 -0.7 0.0 -0.5

3 INDUSTRI PENGOLAHAN -1.1 -1.9 0.0 -0.5 -5.6 -0.8 1.8 -0.9 -2.9 2.4 -6.3 -1.4 -2.7 0.9 0.0

4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH -0.9 -0.4 0.0 0.4 0.4 -0.4 0.0 0.0 -0.5 0.0 -0.7 -1.2 -0.5 0.8 1.2

5 BANGUNAN 0.4 0.0 1.5 0.0 -0.9 0.3 0.0 -0.9 -0.9 0.9 -0.3 0.3 -0.7 0.5 -0.2

6 PHR -2.9 -0.7 -0.3 1.1 -0.6 4.0 -0.8 -1.0 -0.9 -0.3 -0.1 0.6 -0.9 0.8 0.2

7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 0.5 0.6 1.6 0.7 1.3 0.4 -0.4 1.1 0.4 0.4 0.6 1.1 0.1 0.0 -0.1

8 KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN 1.4 1.1 1.3 1.3 -0.1 0.9 -0.2 0.1 0.3 0.4 -0.6 0.1 -0.2 -0.1 -0.3

9 JASA - JASA 0.5 0.1 0.0 0.1 0.1 0.3 0.5 0.2 0.3 0.2 0.3 0.0 0.2 -0.1 0.3

-2.9 -1.4 5.0 1.3 -6.2 4.6 0.6 -3.1 -3.7 3.8 -8.3 -1.2 -7.1 1.4 -1.7

2016 2017

TOTAL

No SEKTOR2014 2015

Page 174: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

154

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 6. 7 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha BI

Grafik 6. 8 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Lainnya

Namun deselerasi di sektor pertanian perlu mendapat perhatian khusus terkait Jawa Timur

masih sebagai salah satu provinsi yang mendukung ketahanan pangan nasional. Ekstensifikasi

bukanlah pilihan dengan keterbatasan lahan yang ada, namun pengelolaan pertanian secara

terpadu dapat mengarahkan kepada penciptaan lapangan-lapangan kerja baru yang akan

mendukung produk utama ataupun produk turunan dari area pertanian terpadu dimaksud.

6.3. Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan

Indikator tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan di Jawa Timur adalah Nilai Tukar Petani

(NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN). Pertumbuhan NTP dan NTN di Jawa Timur pada periode

triwulan II 2017 saling berlawanan arah, NTP turun sebesar -1,52% dari 104,59 di triwulan II

2016 menjadi 103,00 di triwulan II 2017. Sedangkan NTN meningkat jika dibandingkan tahun

sebelumnya yaitu sebesar 7,35% dari 113,00 menjadi 121,31.

6.3.1. Kesejahteraan Petani

Tingkat kesejahteraan petani (NTP) di Jawa Timur pada triwulan III 2017 berada pada posisi

tertinggi jika dibandingkan provinsi lain di kawasan pulau Jawa dengan nilai sebesar 106,37,

sedikit di atas provinsi Jawa Barat yaitu di angka 105,98. NTP di Jawa Timur juga lebih tinggi

dari NTP nasional yang tercatat sebesar 102,22.

Ditinjau dari pertumbuhannya, seluruh provinsi di Pulau Jawa mengalami peningkatan angka

NTP, dengan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi DIY, yakni sebesar 0,44%. Sementara itu,

Provinsi Jawa Tengah meningkat lebih tinggi dibanding Jawa Timur, dengan peningkatan

sebesar 3,86%. Peningkatan NTP di Jawa Timur periode ini didorong oleh membaiknya harga

komoditas pada tiga sub sektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan.

NTP dari subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan kecuali

subsektor peternakan dan hortikultura yang menurun -1,47% dan -1,26%.

Page 175: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

155

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 9 Perbandingan Nilai Tukar Petani Provinsi di Jawa

Peningkatan NTP Jawa Timur disebabkan oleh peningkatan Indeks harga yang dibayar (IB)

petani, sebesar 2,10%, lebih kecil dibandingkan Indeks harga yang diterima (IT), yaitu 2,66%.

Indeks harga yang diterima (IT) petani di Jawa Timur pada triwulan ini sebesar 137,62, lebih

tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (134,06). Peningkatan IT petani tersebut didorong oleh

peningkatan IT di seluruh subsektor dengan peningkatan tertinggi pada subsektor tanaman

perkebunan rakyat sebesar 6,31%, kemudian subsektor perikanan 6,07%, subsektor tanaman

pangan sebesar 4,05%, subsektor hortikultura sebesar 0,97% dan subsektor peternakan

sebesar 0,47%. Sedangkan penghambat peningkatan pertumbuhan IT pertanian periode ini

adalah kemarau berkepanjangan dan hama yang berakibat pada hasil yang diperoleh

turun/tidak maksimal.

Sementara itu, pendorong peningkatan nilai IB petani sebesar 2,10% dari 126,71 menjadi

129,38 adalah peningkatan IB petani di seluruh subsektor dengan penyumbang peningkatan

IB petani tertinggi adalah subsektor hortikultura yaitu sebesar 2,25%.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 10 NTP Jawa Timur, Indeks yang Diterima (IT) dan Indeks Harga yang Dibayar (IB)

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 11 NTP Subsektor Pertanian Jawa Timur

Page 176: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

156

Di sisi lain, inflasi pedesaan (qtq) atau pertumbuhan indeks harga konsumsi rumah tangga di

pedesaan di Jawa Timur pada triwulan III 2017 adalah sebesar -1,09%. Angka pertumbuhan

tersebut menguat 2,38 poin persen jika dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu

sebesar 1,29%. Searah, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya terjadi penguatan

angka inflasi sebesar 1,57 poin persen. Hal ini diperkirakan oleh terkoreksinya beberapa

komoditas bahan makanan seperti sayur-sayuran dan daging.

Tabel 6. 3 NTP Subsektor Pertanian Provinsi Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Di periode yang sama, secara qtq indeks harga konsumen di Jawa Timur juga mengalami

peningkatan sebesar 0,45% yaitu dari 128,58 menjadi 129,16. Kondisi tersebut lebih

diakibatkan oleh peningkatan harga emas, biaya sewa dan cukai rokok.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 12 Inflasi Pedesaan dan Inflasi IHK (qtq)

Keterangan Tw III 2016 Tw III 2017Perubahan

(%)

IT 134.27 139.71 4.05

IB 130.42 133.18 2.12

NTP Tanaman Pangan (NTP - P) 102.95 104.90 1.89

IT 132.12 133.39 0.96

IB 127.76 130.64 2.25

NTP - Hortikultura (NTP - H) 103.41 102.11 -1.26

IT 127.88 135.95 6.31

IB 127.55 130.40 2.23

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP - Pr) 100.26 104.26 3.99

IT 137.78 138.38 0.44

IB 121.40 123.75 1.94

NTP Peternakan (NTP - Pt) 113.49 111.82 -1.47

IT 138.47 146.87 6.07

IB 129.37 131.67 1.78

NTP Perikanan (NTP - Pi) 107.03 111.55 4.22

IT 134.06 137.62 2.66

IB 126.71 129.38 2.11

NTP 105.80 106.37 0.54

Perikanan

Total

Tanaman Pangan

Hortikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Page 177: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

157

6.3.2 Kesejahteraan Nelayan

Indikator kesejahteraan masyarakat pedesaan yang lain adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN), yang

mengalami peningkatan di triwulan III 2017, jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan NTN di triwulan III 2017 adalah sebesar 7,75% yaitu dari 114,91 di triwulan III

2016 menjadi 123,81. Jika dibandingkan dengan seluruh provinsi di kawasan Pulau Jawa, NTN

Jawa Timur berada di posisi pertama, diikuti Provinsi Banten dengan NTN sebesar 120,98, dan

yang terendah adalah Provinsi DKI Jakarta dengan NTN sebesar 102,82. NTN Jawa Timur

masih tumbuh paling tinggi dibandingkan provinsi lain di kawasan Pulau Jawa. Provinsi Banten

yang memiliki NTN tertinggi kedua, secara pertumbuhan jauh di bawah Jawa Timur, yakni

sebesar 1,55% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan NTN Jawa Timur tersebut

disebabkan oleh peningkatan IT nelayan sebesar 9,97%, lebih tinggi dari peningkatan IB

nelayan sebesar 2,06%.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 13 Perbandingan Nilai Tukar Nelayan (NTN) Provinsi di Jawa

Beberapa komoditas pendorong kenaikan IT nelayan adalah ikan kembung, rajungan dan ikan

cakalang. Kenaikan harga ketiga komoditas tersebut searah dengan perubahan indeks harga

konsumen (yoy) di akhir periode triwulan III 2017 masing-masing di angka 22,86%, 16,75%

dan 13,63%.

IB nelayan Jawa Timur juga mengalami peningkatan, namun tidak setinggi peningkatan IT,

sehingga mendorong peningkatan NTN di Jawa Timur. Beberapa kelompok yang

mengakibatkan naiknya IB adalah kelompok daging dan sayur-sayuran. Sebagaimana yang

dialami pada IB NTP, pengaruh peningkatan inflasi dari sisi cukai rokok juga membawa

dampak terhadap naiknya IB nelayan.

Page 178: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

158

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 14 NTN, It dan Ib Nelayan Jawa Timur

6.4 Profil Kemiskinan Jawa Timur

Jumlah penduduk miskin di Jawa Timur terus menunjukkan angka yang semakin membaik.

Berdasarkan data BPS Jawa Timur, pada periode Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Jawa

Timur sebanyak 4,62 juta jiwa atau berkurang sebesar 1,86% dibandingkan Maret 2016 (4,64

juta jiwa). Secara persentase penduduk miskin di Jawa Timur adalah sebesar 11,77% yang

berarti berkurang sebesar 0,08 poin persen dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase

penduduk miskin di Jawa Timur ini berada di posisi ketiga dibandingkan seluruh provinsi di

kawasan Pulau Jawa, setelah D.I Yogyakarta (13,02%) dan Jawa Tengah (13,01%).

Penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur tersebut terindikasi oleh cukup rendahnya inflasi

umum pada periode September 2016 – Maret 2017 yang hanya sebesar 2,45%. Selain itu

turunnya angka kemiskinan juga dipengaruhi oleh penurunan harga beras sebesar 1,32% dari

Rp9.363,- di September 2016 menjadi Rp9.240,- di Maret 2017.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 15 Jumlah Penduduk Miskin Provinsi di Jawa

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 16 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jawa

Dari sisi lokasi, jumlah penduduk miskin di pedesaan masih lebih besar dibandingkan di

perkotaan. Sebanyak 65,91% dari total jumlah penduduk miskin di Jawa Timur, atau sebanyak

Page 179: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

159

3,04 juta orang, berdomisili di desa dan sisanya 34,09% atau sebanyak 1,57 juta orang

tinggal di perkotaan. Dari angka tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di

pedesaan sebesar 4,45%, sementara penduduk miskin di perkotaan meningkat sebesar

3,64% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 17 Jumlah Penduduk Miskin Desa dan Kota

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 18 Persentase Penduduk Miskin Desa dan Kota

Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi

kebutuhan pangan sebesar 2.100 kilokalori per kapita per hari dan kebutuhan nonpangan

esensial, seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.

Berdasarkan hasil survei nasional, pada periode September 2016 – Maret 2017, garis

kemiskinan meningkat sebesar 3,92 persen atau naik Rp12.920 per kapita per bulan, yakni

dari Rp329.172 per kapita per bulan menjadi Rp 342.092 per kapita per bulan. Peranan

komoditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan

komoditas bukan makanan.

Pada September 2016 – Maret 2017, komoditas makanan yang memberikan sumbangan

terbesar pada garis kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan hampir sama. Beras

memberikan sumbangan sebesar 21,57 persen di perkotaan dan 24,33 persen di

pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua pada garis kemiskinan,

yakni 10,83 persen di perkotaan dan 11,22 persen di pedesaan.

Page 180: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

160

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Grafik 6. 19 Garis Kemiskinan Makanan dan Non Makanan Desa dan Kota

Persoalan kemiskinan tidak hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin,

tetapi yang juga perlu diperhatikan adalah menyangkut seberapa besar jarak rata-rata

pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan (tingkat kedalaman) yang disebut

sebagai P1 dan keragaman pengeluaran antar penduduk miskin (P2).

Nilai P1 dalam satu tahun ini menunjukkan penurunan 0,076 poin atau sebesar 1,948 pada

September 2016 menjadi 1,872 pada Maret 2017. Penurunan nilai P1 tersebut terjadi di

perdesaan (0,024 poin), sedangkan di perkotaan mengalami kenaikan (0,155 poin). Sementara

itu, nilai P2 juga mengalami penurunan 0,022 poin atau menjadi 0,451 pada Maret 2017.

Penurunan kedua nilai yaitu P1 dan P2 memberikan indikasi rata-rata pengeluaran penduduk

miskin cenderung mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskin juga semakin menyempit. Ditinjau secara daerah kota-desa, nilai P1 dan P2

antar perkotaan dan perdesaan menunjukkan bahwa kesenjangan kemiskinan di perdesaan

lebih tinggi daripada di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai P1 dan P2, di mana nilai

kedua indeks (P1 dan P2) di perdesaan lebih tinggi dibanding di perkotaan.

Tabel 6. 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Keparahan Kemiskinan di Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Perkotaan PedesaanPerkotaan +

PedesaanPerkotaan Pedesaan

Perkotaan +

Pedesaan

Maret 2010 1.533 3.183 2.377 0.374 0.790 0.587

Maret 2011 1.505 2.964 2.270 0.344 0.721 0.541

Sept 2011 1.254 2.671 1.996 0.281 0.626 0.461

Maret 2012 1.249 2.315 1.808 0.270 0.477 0.379

Sept 2012 1.285 2.524 1.935 0.296 0.568 0.439

Maret 2013 1.314 2.318 1.840 0.329 0.525 0.432

Sept 2013 1.423 2.663 2.071 0.335 0.656 0.503

Maret 2014 1.160 2.486 1.853 0.269 0.597 0.440

Sept 2014 1.245 2.415 1.857 0.306 0.589 0.454

Maret 2015 1.279 2.787 2.063 0.314 0.719 0.525

Sept 2015 1.285 2.903 2.126 0.374 0.834 0.613

Maret 2016 1.103 2.832 1.985 0.231 0.708 0.474

Sept 2016 1.331 2.571 1.948 0.341 0.605 0.473

Maret 2017 1.176 2.595 1.872 0.271 0.639 0.451

Tahun

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Page 181: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

161

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melaksanakan berbagai upaya dalam menanggulangi

masalah kemiskinan. Upaya yang akan dilakukan dalam waktu dekat terkait pengentasan

kemiskinan adalah akselerasi percepatan pertanian, program ini akan melibatkan pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk Memorandum of Understanding

(MOU) pada program dimaksud. Selain itu, percepatan penyaluran rastra yang dilakukan pada

bulan September 2017.

Program-program yang telah dilaksanakan selama ini dan terus dijalankan sebagai upaya

pengentasan kemiskinanpun tetap menjadi langkah-langkah yang ditempuh oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Timur. Upaya tersebut diwujudkan melalui program-program yang

dikelompokkan dalam empat klaster. Pertama, kelompok program bantuan sosial terpadu

berbasis keluarga dengan kegiatan Bantuan Operasional Sekolah Madrasah Diniyah

(Bosmadin), Bantuan Keuangan Siswa Miskin (BKSM), dan pembiayaan kesehatan untuk

masyarakat miskin. Klaster kedua, kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat

dengan kegiatan Jalan Lain Menuju Masyarakat Mandiri dan Sejahtera (Jalinmatra) Bantuan

Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM), Jalinmatra penanggulangan kerentanan kemiskinan

(PK2), Jalinmatra penanggulangan feminisasi kemiskinan (PFK) dan Anti Proverty Program

(APP).

Program Jalinmatra PFK mendapat perhatian internasional, dan atas inovasi tersebut

pemerintah provinsi Jawa Timur diundang untuk melakukan presentasi dalam event

international Proverty Program di Den Haag. Program Jalinmatra PFK ini untuk menyelesaikan

kemiskinan karena ada perempuan single parent yang harus ditangani pemerintah agar tidak

jatuh dalam kemiskinan karena pada akhirnya bisa mempengaruhi kualitas pendidikan dan

kesehatan anak. Pada 2017 ini sasaran Jalinmatra PFK adalah sebanyak 23.880 Kepala Rumah

Tangga Perempuan/KRTP di 785 desa pada 29 kabupaten. Ketiga, kelompok program berbasis

pemberdayaan ekonomi kecil dan mikro, dengan kegiatan Koperasi Wanita dan Koperasi

Pondok Pesantren. Sedangkan klaster keempat yaitu kelompok program murah pro rakyat

dengan kegiatan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan Rumah Susun Sederhana Sewa

(Rusunawa).

6.5 Profil Kebahagiaan Jawa Timur

Indeks kebahagiaan 2017 merupakan perbaikan dari metode 2014 yang pernah dilaksanakan

BPS. Indeks Kebahagiaan Jawa Timur pada tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran

Tingkat Kebahagiaan (SPTK) sebesar 70,77 pada skala 0-100. Angka ini lebih tinggi dari angka

nasional sebesar 70,69 serta lebih baik dibandingkan Provinsi Banten dan Jawa Barat. Kedua

Page 182: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

162

provinsi dimaksud memiliki indeks kebahagian yang lebih rendah dari angka nasional, yaitu

69,83 dan 69,58. Provinsi tertinggi di Pulau Jawa adalah D.I Yogyakarta dengan Indeks

Kebahagiaan sebesar 72,93.

6.5.1 Perkembangan Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2014 dan 2017

Metode pengukuran Indeks Kebahagiaan tahun 2017 mengalami perubahan, karena terdapat

penambahan cakupan indeks dibandingkan tahun 2014. Pada tahun 2014, Indeks

Kebahagiaan hanya menggunakan Dimensi Kepuasan Hidup. Sedangkan pada tahun 2014,

ditambahkan Dimensi Perasaan (Affect) dan Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia). Perubahan

lainnya, pada tahun 2017, Dimensi Kepuasan Hidup terbagi menjadi 2 (dua) subdimensi yaitu

Subdimensi Kepuasan Hidup Personal dan Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial. Hasil

penghitungan dengan metode 2014, pada tahun 2017 indeks kebahagiaan sebesar 69,98

dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 68,70. Artinya kebahagiaan masyarakat saat ini

meningkat sebesar 1,28 poin dibandingkan tahun 2014.

Indeks Kebahagiaan Jawa Timur tahun 2017 sebesar 70,77. Besarnya indeks masing-masing

dimensi penyusun Indeks Kebahagiaan Jawa Timur, yaitu: (1) Indeks Dimensi Kepuasan Hidup

sebesar 71,68, dengan masing-masing Subdimensi Kepuasan Hidup Personal sebesar 66,63

dan Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial sebesar 76,72; (2) Indeks Dimensi Perasaan (Affect)

sebesar 68,79; dan (3) Indeks Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia) sebesar 71,66.

Berdasarkan Indeks Kebahagiaan tahun 2017 tersebut, masing-masing dimensi memiliki

kontribusi sebagai berikut: Kepuasan Hidup 34,80 persen (Subdimensi Kepuasan Hidup

Personal dan Subdimensi kepuasan Hidup Sosial, masing-masing 50 persen), Perasaaan

(Affect) 31,8 persen, dan Makna Hidup (Eudaimonia) 34,02 persen.

Apabila membandingkan Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup, Indeks Dimensi Perasaan dan

Indeks Dimensi Makna Hidup masyarakat Jawa Timur sangat tinggi dinilai Indeks Kepuasan

Hidup Sosial sebesar 76,72. Sementara angka terendah sebesar 74,56 oleh DKI Jakarta

dibandingkan angka nasional sebesar 76,16.

Sementara itu, Indeks Kepuasan Hidup Personal Jawa Timur sebesar 66,63, dibawah angka

tertinggi yaitu DKI Jakarta sebesar 68,64 . Angka dimaksud sudah lebih baik dari angka

nasional sebesar 65,98. Jawa Barat merupakan provinsi dengan angka terendah untuk Indeks

Kepuasan Hidup Personal di antara provinsi-provinsi di pulau Jawa sebesar 65,48.

Penjabaran angka-angka di atas memiliki makna lain secara tidak langsung bahwa tatanan

kehidupan sosial di Jawa Timur masih lebih baik di kawasan Jawa. Namun demikian, secara

individu, kepuasan hidup personal masih belum lebih baik dibandingkan DKI Jakarta dan D.I

Page 183: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

163

Yogyakarta. Kepuasan pribadi sangat terkait dengan fasilitas, infrastruktur maupun

kemudahan-kemudahan yang dibutuhkan individu. Peningkatan, penambahan atau perbaikan

terkait hal-hal dimaksud pada saatnya atau di masa yang akan datang perlu diperhatikan.

Selanjutnya, Indeks Dimensi Perasaan sebesar 68,79 lebih baik dibandingkan angka nasional

sebesar 68,59. Sementara, Indeks Dimensi Makna Hidup sebesar 71,66 sedikit dibawah angka

nasional sebesar 72,23. Angka tertinggi diduduki oleh D.I Yogyakarta sebesar 73,38 dan

73,49.

Gambaran dari Indeks Dimensi Perasaan dan Indeks Dimensi Makna Hidup, akan semakin lebih

baik apabila tatanan sosial budaya dan agama dapat ditanamkan kepada masyarakat dengan

baik. Peningkatan, penambahan atau perbaikan terkait program-program kemasyarakatan dan

agama perlu menjadi perhatian dalam rangka meningkatkan angka kedua indeks dimaksud.

6.5.2 Indikator Penyusun Indeks Kebahagiaan Jawa Timur Tahun 2017

Indeks indikator tertinggi adalah Keharmonisan Keluarga 79,42 yang merupakan subdimensi

Kepuasan Hidup Sosial. Sementara indeks indikator terendah adalah Pendidikan dan

Keterampilan 60,03 yang merupakan subdimensi Kepuasan Hidup Personal. Namun demikian,

masih terdapat beberapa indikator lain yang memiliki indeks dibawah 70 yaitu Pengembangan

Diri, Pendapatan Rumah Tangga, Perasaan Tidak Khawatir/Cemas, Pekerjaan/Usaha/Kegiatan

Utama, serta Perasaan Tidak Tertekan.

Pada Dimensi Perasaan, indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Perasaan

Senang/Riang/Gembira dalam menjalankan kehidupan sehari-hari pada tingkatan 74,77,

sementara yang terendah adalah Perasaan Tidak Khawatir/Cemas pada tingkatan 64,85.

Pada Dimensi Makna Hidup, indikator yang memiliki indeks tertinggi adalah Penerimaan Diri

(75,87), sebaliknya yang terendah adalah Pengembangan Diri (61,86). Dapat disimpulkan,

bahwa penduduk Jawa Timur pada umumnya telah mampu menerima kondisi yang dialami

pada level 75,87. Sementara itu, tingkat pengembangan diri melalui upaya peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sebagainya relatif rendah yaitu 61,86.

6.5.3 Kebahagiaan Menurut Beberapa Karakteristik

Untuk memahami lebih jauh dan membandingkan antar karakteristik yang berkaitan dengan

tingkat kebahagiaan, kepuasan hidup, perasaan, serta makna hidup, maka Indeks

Kebahagiaan disajikan menurut beberapa karakteristik. Kategori karakteristik tersebut adalah

klasifikasi wilayah yang mencakup perkotaan (urban) dan perdesaan (rural). Sementara itu,

karakteristik lainnya meliputi jenis kelamin, status perkawinan dan kelompok umur.

Page 184: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

164

a. Klasifikasi Wilayah

Indeks Kebahagian penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan cenderung lebih tinggi

dibanding penduduk yang tinggal di perdesaan. Nilai Indeks Kebahagian di perkotaan

sebesar 72,01, sedangkan di perdesaan sebesar 69,49. Dilihat dari ketiga dimensi

penyusun Indeks Kebahagiaan, penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan secara

konsisten memiliki indeks yang lebih besar dibanding di wilayah perdesaan. Pola yang

serupa terdapat pada Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup Personal yang menunjukkan

bahwa penduduk di wilayah perkotaan memiliki indeks yang lebih tinggi (68,64).

Demikian pula pada Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial, penduduk yang tinggal di

wilayah perkotaan memiliki indeks yang lebih tinggi (76,76).

b. Jenis Kelamin

Indeks Kebahagiaan penduduk laki-laki sebesar 71,43, nilai ini lebih tinggi dibandingkan

nilai indeks penduduk perempuan yang sebesar 70,15. Dilihat dari tiga dimensi penyusun

Indeks Kebahagiaan, terdapat pola yang serupa pada Indeks Kepuasan Hidup, Indeks

Perasaan dan Makna Hidup. Indeks Dimensi Kepuasan Hidup laki-laki lebih tinggi dari

perempuan, masing-masing dengan indeks sebesar 69,50 dan 68,12. Indeks Dimensi

Makna Hidup laki-laki lebih tinggi dari perempuan, masing-masing dengan indeks sebesar

72,83 dan 70,55.

c. Status Perkawinan

Indeks Kebahahagiaan penduduk yang berstatus menikah cenderung lebih tinggi (71,23)

dibandingkan penduduk dengan status perkawinan yang lain. Pola yang sama terdapat

pada Dimensi Kepuasan Hidup dan Dimensi Perasaan, yaitu penduduk yang berstatus

menikah memiliki indeks yang tertinggi dibandingkan penduduk dengan status

perkawinan lain. Sedangkan pada Dimensi Makna Hidup indeks yang paling tinggi

terdapat pada penduduk yang berstatus belum menikah.

Selanjutnya, dilihat dari Subdimensi Kepuasan Hidup Sosial, penduduk yang berstatus

menikah memiliki indeks tertinggi (77,21) dibandingkan dengan status perkawinan yang

lain. Namun pada Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup Personal, indeks tertinggi terdapat

pada penduduk yang belum menikah (67,66).

d. Kelompok Umur

Indeks Kebahagiaan penduduk cenderung mengalami penurunan dengan semakin

bertambahnya umur. Penduduk dengan umur 24 tahun ke bawah memiliki Indeks

Kebahagiaan tertinggi sebesar 71,75. Hal yang sama terjadi pada Dimensi Kepuasan

Hidup, Dimensi Perasaan dan Dimensi Makna Hidup.

Page 185: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

165

Selanjutnya, Indeks Subdimensi Kepuasan Hidup Personal semakin menurun seiring

dengan bertambahnya umur. Sedangkan, pada Subdimensi Kepuasan Penduduk Sosial,

nilai indeks tertinggi pada umur 25-40 tahun (76,99).

Tabel 6. 5 Indeks Kebahagian di Jawa Timur

Sumber : BPS Jatim (diolah)

Personal Sosial Total

Klasifikasi Wilayah :

Perkotaan 72,01 68,64 76,76 72,20 69,83 73,30

Pedesaan 69,49 64,55 76,69 70,62 69,71 69,95

Jenis Kelamin :

Laki-laki 71,43 65,58 77,01 71,79 69,50 72,83

Perempuan 70,15 66,67 76,46 71,57 68,12 70,55

Status Perkawinan :

Belum Menikah 70,20 67,66 72,38 70,02 67,85 72,54

Menikah 71,23 67,01 77,21 72,11 69,23 72,18

Cerai Hidup 67,97 63,66 73,12 68,39 64,64 70,57

Cerai Mati 68,71 65,81 75,43 70,12 67,26 68,61

Kelompok Umur :

≤ 24 Tahun 71,75 69,13 75,83 72,48 69,09 73,44

25-40 Tahun 71,48 67,47 76,99 72,23 68,77 73,20

41-64 Tahun 70,81 66,60 76,74 71,67 68,89 71,67

≥ 65 Tahun 68,87 64,44 76,24 70,34 68,32 67,88

Pendidikan Tertinggi :

Tidak pernah sekolah 66,60 60,41 75,20 67,80 66,09 65,84

Tidak tamat SD/sederajat 67,95 62,76 76,17 69,47 65,72 68,45

SD sederajat 69,85 65,77 77,07 71,42 67,83 70,10

SMP sederajat 71,24 66,37 77,17 71,77 68,95 72,79

SMA sederajat 72,85 69,57 76,48 73,02 70,88 74,48

Diploma I, II, III 76,75 74,71 77,45 76,08 76,05 78,08

Diploma IV/S1 77,19 76,12 78,06 77,09 74,81 79,48

S2/S3 78,53 77,68 75,73 76,71 76,76 82,00

Pendapatan Rumah Tangga :

Hingga Rp1.800.000 67,45 60.99 75,83 68,41 65,66 68,11

Rp1.800.000-Rp3.000.000 70,67 66,41 76,81 71,61 68,66 71,54

Rp3.000.001-Rp4.800.00 73,03 70,28 77,03 73,66 71,44 73,84

Rp4.800.001-Rp7.200.000 74,99 74,31 77,83 76,07 72,30 76,36

Lebih dari Rp7.200.000 76,69 76,60 78,69 77,64 73,81 78,36

Jawa Timur 70,77 66,63 76,72 71,68 68,79 71,66

Indeks Dimensi Kepuasan

HidupKarakteristikIndeks

Kebahagiaan

Indeks Dimensi

Perasaan

Indeks Dimensi

Makna Hidup

Page 186: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

166

BAB VII

PROSPEK PEREKONOMIAN

DAERAH

Page 187: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

167

7.1. Prospek Ekonomi Jawa Timur Triwulan I 2018

7.1.1. Sisi Permintaan

Pada triwulan I 2018, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan berada pada kisaran

5,0-5,4% (yoy), stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Prospek yang cukup optimistik

terhadap kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan I 2018 tersebut diperkirakan ditopang

oleh peningkatan konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah, serta postitifnya kinerja ekspor.

Sementara itu akselerasi yang lebih tinggi diperkirakan tertahan oleh perlambatan investasi.

Berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah pada triwulan II 2018 diperkirakan mendorong

peningkatan konsumsi swasta, khususnya konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah pada

triwulan I 2018 seiring dengan masa persiapan yang tengah berlangsung. Kuatnya konsumsi

masyarakat terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masih berada di tingkat

optimis. Hingga Oktober 2017, Indeks Ekspektasi Konsumen tercatat optimis di tingkat 135,1

melanjutkan tren peningkatan sejak triwulan I 2017.93

Peningkatan kinerja konsumsi Pemerintah pada triwulan I 2018 sejalan dengan pola

peningkatan konsumsi Pemerintah pada periode persiapan hingga digelarnya Pemilihan Kepala

Derah. Tingginya penyerapan anggaran pemerintah di triwulan I 2018 juga didorong oleh

masih berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur oleh Pemerintah. Adapun proyek-proyek

infrastruktur Pemerintah yang masih berlangsung antara lain pembangunan: (i) Jalan Tol

Mantingan-Kertosono dengan panjang 124,4 km dengan target selesai 2018; (ii) Jalan Tol

Kertosono – Mojokerto dengan panjang 41,5 km dengan target selesai 2018; (iii) Jalan Tol

Pandaan-Malang dengan panjang 36,7 km dan target selesai pada 2018; (v) Jalan Tol Gempol

–Pasuruan dengan panjang 34,2 km dan target selesai 2018; dan (iv) Jalan Tol Pasuruan-

Probolinggo dengan panjang 31,3 km. Disamping infrastruktur darat, proyek pembangunan

infrastruktur udara, yakni antara lain pengembangan Bandara Juanda dan Blimbingsari juga

masih terus berlangsung.

Dari sisi eksternal, sebagaimana rilis IMF dalam World Economic Outlook (WEO) Oktober 2017,

perekonomian global yang semakin membaik diperkirakan dapat mendorong kinerja ekspor

luar negeri Jawa Timur. Dalam rilis terbarunya, IMF memperkirakan kinerja ekonomi dunia

mengalami perbaikan di tahun 2018. Kinerja ekonomi mitra dagang utama Jawa Timur, yakni

Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok diperkirakan masih tumbuh positif. Lebih lanjut,

penguatan ekonomi Amerika Serikat terindikasi dari perbaikan konsumsi masyarakat Amerika

Serikat yang tercermin dari nilai Personal Consumption Expenditure (PCE) yang meningkat.

PCE Amerika Serikat tercatat mengalami tren peningkatan sejak awal tahun 2016. Pada

93 Pada triwulan I hingga III 2017, IEK masing-masing tercatat sebesar 125,2 , 129,6, 131,7, dan 135,1.

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Page 188: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

168

triwulan III 2017, PCE Amerika Serikat tercatat sebesar 121,1, meningkat dibandingkan

periode sebelumnya (120,2). Lebih lanjut, kinerja ekonomi Jepang, khususnya sektor

manufaktur yang juga positif terindikasi dari Japan Manufacturing Industrial Production Index

(IPI) yang terus meningkat sejak 2016. Sementara itu, perekonomian Tiongkok masih

menunjukkan kinerja positif tercermin dari indikator China's Manufacturing Purchasing

Managers Index (PMI) yang tercatat berada di atas 50 sejak triwulan II 2016.

Akselerasi kinerja ekonomi Jawa Timur yang lebih tinggi tertahan oleh potensi perlambatan

investasi. Kinerja investasi Jawa Timur di triwulan I 2018 diperkirakan melambat dibandingkan

periode sebelumnya. Di tengah masih kuatnya kinerja investasi bangunan sejalan dengan

masih berlangsungnya proyek-proyek infrastruktur Pemerintah, pelemahan investasi

diperkirakan bersumber dari investasi non bangunan. Potensi kenaikan suku bunga Fed Fund

Rate (FFR) dan normalisasi neraca The Fed (Balance Sheet Reduction) berpotensi menurunkan

likuiditas Dollar AS yang memberi tekanan pada nilai tukar Rupiah. Hal tersebut berpotensi

untuk mendorong investor mereposisi asetnya dari negara berkembang.

7.1.2. Sisi Penawaran

Sejalan dengan peningkatan konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah serta masih positifnya

kinerja ekspor di triwulan I 2018, kinerja lapangan usaha industri pengolahan dan pertanian

turut mengalami akselerasi. Sementara akselerasi yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan

kinerja di lapangan usaha transportasi dan pergudangan.

Peningkatan permintaan domestik sejalan dengan berlangsungnya masa persiapan Pemilihan

Kepala Daerah serentak di 2018, termasuk Jawa Timur, diperkirakan akan mendorong kinerja

lapangan usaha industri pengolahan Jawa Timur, khususnya kelompok kertas dan barang

cetakan. Dari sisi eksternal, potensi peningkatan mitra dagang luar negeri sejalan dengan

ekonomi global yang semakin kuat turut mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha ini.

Kinerja lapangan usaha pertanian juga diperkirakan meningkat. Peningkatan kinerja pertanian

pada triwulan I 2018 didorong oleh berlangsungnya panen raya komoditas pangan, khususnya

padi yang berlangsung pada akhir triwulan I 2018.

Potensi akselerasi ekonomi Jawa Timur yang semakin tinggi tertahan oleh prospek pelemahan

kinerja lapangan usaha transportasi dan pergudangan. Meskipun masih positif, kinerja

lapangan usaha transportasi dan pergudangan di Jawa Timur pada triwulan I 2018

diperkirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, seiiring dengan kembali

normalnya permintaan masyarakat akan transportasi selepas momen Natal dan Tahun Baru.

Page 189: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

169

7.2. Prospek Inflasi Jawa Timur Triwulan I 2018

Dengan mencermati perkembangan faktor-faktor pendorong dan penahan inflasi terkini,

maka Inflasi Jawa Timur pada triwulan I 2018 diperkirakan berada pada kisaran 2,8-2,9%

(yoy).

Tabel 7. 1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jawa Timur Tw I 2018

Kelompok Tw IV-

2017

Tw I-2018

Faktor Risiko

Volatile

Food

Tw I-2018

- -

- - -

Pendorong Musim tanam komoditas hortikultura Potensi gangguan cuaca La Nina dengan intensitas rendah yang mempengaruhi produksi Penahan Kecukupan stok beras BULOG Panen raya padi pada akhir triwulan I 2017 sesuai pola musiman Program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan TPID Provinsi Jawa Timur seperti Gerai Stabilisasi Pangan

Administered prices

Tw I-2018

Pendorong

- -

Dampak kenaikan cukai rokok sebesar 10,04% Potensi peningkatan harga minyak dunia yang berdampak pada tarif listrik dan BBM non subsidi

Penahan

-

Biaya perpanjangan STNK kendaraan bermotor yang telah naik di kisaran 100% pada Januari 2017 memberikan dampak base effect di triwulan I 2018 sejalan dengan tidak terjadinya kenaikan komoditas tersebut di 2018

Core Inflation

Tw I-2018

Pendorong

- -

Potensi kenaikan permintaan/konsumsi jelang Pilkada 2018 Dampak lanjutan berbagai kebijakan administered pada biaya dan harga di kelompok core inflation (seperti tarif listrik terhadap sewa rumah).

Penahan

-

Peran aktif TPID dalam upaya pengendalian harga dan menjaga ekspektasi masyarakat

- Stabilnya tarif pulsa telepon seluler pasca penyesuaian harga di Januari 2017

- -

Tren penurunan harga emas dunia sejak triwulan II 2017 Kembali normalnya permintaan masyarakat, khususnya makanan dan minuman seiring degan berlalunya momen Natal dan Tahun Baru

Berdasarkan tabel di atas, tekanan inflasi pada triwulan I 2018 diperkirakan sedikit menurun,

khususnya pada kelompok administered prices dan core inflation, sementara inflasi pada

kelompok volatile food diperkirakan cenderung meningkat.

Menurun Meningkat Stabil

Page 190: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

170

1. Volatile Food

Pada triwulan I 2018 tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Peningkatan tekanan inflasi didorong oleh masuknya masa tanam

untuk komoditas hortikultura. Lebih lanjut, perkiraan Badan Klimatologi dan Geofisika

Amerika Serikat dan Australia terkait potensi terjadinya gangguan cuaca La Nina dengan

intesitas lemah mulai awal 2018 berpotensi mendorong gangguan produksi dan

mendorong kenaikan harga.

Meskipun demikian, berbagai program Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan TPID Provinsi

Jawa Timur, seperti Gerai Stabilisasi Pangan seta kecukupangan cadangan beras oleh

Bulog Jawa Timur, diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan pasokan pangan di

berbagai daerah di Jawa Timur sehingga dapat meminimalkan kenaikan harga yang

signifikan.

2. Administered prices

Inflasi kelompok administered prices pada triwulan I 2018 diperkirakan melambat

dibandingkan triwulan IV 2017. Perlambatan tekanan inflasi dari kelompok ini bersumber

dari stabilnya biaya perpanjangan STNK bagi kendaraan bermotor di tahun 2018.

Komoditas tersebut pada awal tahun 2017 telah mengalami penyesuaian harga di kisaran

100% sehingga akan memberikan dampak base effect di awal tahun 2018 sejalan

dengan tidak terjadinya kenaikan komoditas tersebut di 2018

Tekanan inflasi kelompok administered prices pada triwulan I 2018 bersumber dari

peningkatan tarif cukai rokok oleh Pemerintah yang mulai berlaku sejak Januari 2018.

Risiko yang lebih tinggi diperkirakan bersumber dari potensi penyesuaian tarif listrik dan

BBM non subsidi sejalan dengan prospek kenaikan harga minyak dunia. Dalam

publikasinya, World Bank memaparkan bahwa terdapat potensi kenaikan harga minyak

dunia di 2018, yakni dari rata-rata US$53 per barel di 2017 menjadi US$57 per barel di

2018.

3. Core Inflation

Tekanan inflasi kelompok core inflation diperkirakan menurun di triwulan I 2018

dibandingkan triwulan IV 2017. Kembali normalnya permintaan masyarakat, khususnya

untuk kelompok makanan dan muniman seiring dengan berlalunya momen Natal dan

Tahun Baru diperkirakan mendorong penurunan tekanan komoditas tersebut di kelompok

inti. Tren penurunan harga emas dunia juga menjadi faktor pendorong rendahnya inflasi

inti. Harga emas dunia mengalami tren menurun sejak triwulan II 2017. Harga emas dunia

tercatat mengalami penurunan sebesar -0,01% (yoy) di triwulan II 2017 dan kembali

menurun sebesar -4,17% (yoy) di triwulan III 2017. Lebih lanjut stabilnya harga tarif pulsa

telepon seluler di 2018 setelah mengalami kenaikan di triwulan I 2017 memberikan

dampak base effect bagi kelompok inti.

Faktor pendorong tekanan inflasi inti pada triwulan I 2018 bersumber dari kenaikan

permintaan menjelang Pemilihan Kepala Dearah yang akan berlangsung di triwulan II

Page 191: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

171

2018. Lebih lanjut, berbagai kebijakan administered diperkirakan berdampak pada biaya

dan harga di kelompok core inflation (seperti tarif listrik terhadap sewa rumah).

7.3. Prospek Ekonomi Jawa Timur Tahun 2018

7.3.1. Sisi Permintaan

Di sepanjang tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur diperkirakan mencapai 5,2-5,6%

(yoy), membaik dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 5,0-5,4 (yoy). Perbaikan permintaan

domestik yang bersumber dari konsumsi swasta dan pemerintah, diperkirakan menjadi

penopang utama perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut. Lebih lanjut, ekonomi dunia

yang semakin kuat serta perluasan pasar ekspor yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah

Jawa Timur sejak 2017 diperkirakan mampu menopang perbaikan kinerja ekspor luar negeri

Jawa Timur di 2018.

Konsumsi swasta dan konsumsi pemerintah diperkirakan mengalami peningkatan

pertumbuhan. Pemilihan Kepala Daerah Serentak yang berlangsung pada triwulan II 2018

diperkirakan meningkatkan konsumsi swasta, khususnya konsumsi LNPRT, serta konsumsi

pemerintah. Positifnya kinerja konsumsi swasta di tahun 2018 juga ditopang oleh terjaganya

daya beli masyarakat sejalan dengan perkiraan stabilnya tingkat inflasi di target yang

diterapkan yakni 3,5%±1% (yoy) serta kebijakan moneter akomodatif yang telah berlangsung

sejak 2017. Adapun kebiijakan moneter akomodatif tersebut antara lain penurunan suku

bunga kebijakan serta pelonggaran kebijakan Loan To Value (LTV) yang bertujuan

menstimulus kinerja sektor riil. Penguatan konsumsi swasta di tahun 2018 terindikasi dari

peningkatan consumer confidence. Sampai dengan awal triwulan IV 2017, consumer

confidence tercatat masih tinggi. Hal itu diharapkan dapat menopang kinerja konsumsi di

sepanjang tahun 2018. Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah diperkirakan juga

mengalami akselerasi sejalan dengan berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah. Meskipun

demikian, adanya potensi shortfall pajak menjadi downside risk bagi kinerja konsumsi

pemerintah.

Sejalan dengan prospek ekonomi global yang semakin menguat serta perluasan pasar ekspor

yang dilakukan oleh Pemerintah Jawa Timur, kinerja ekspor luar negeri Jawa Timur

diperkirakan mengalami peningkatan pada 2018. Berdasarkan World Economic Outlook

Oktober 2017, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan meningkat dari 3,6% (yoy) di

tahun 2017 menjadi 3,7% (yoy) di 2018. Perbaikan prospek perekonomian negara maju

seperti Amerika Serikat merupakan pendorong perbaikan pertumbuhan ekonomi dunia.

Peningkatan prospek ekonomi negara tersebut diperkirakan akan menopang peningkatan

ekspor Jawa Timur pada tahun 2018. Lebih lanjut, peningkatan ekspor terutama diperkirakan

terjadi untuk komoditas ekspor unggulan Jawa Timur, antara lain kayu dan barang dari kayu

dan pengolahan ikan dan biota laut. Peraturan Menteri Perdagangan No. 38/M-

DAG/PER/6/2017 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan yg diundangkan pada

Page 192: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

172

12 Juni 2017, yang salah satu isinya memuat ketentuan penghapusan biaya verifikasi produk

furnitur berbahan baku rotan untuk ekspor, ditengarai menjadi salah satu faktor pendorong

peningkatan kinerja ekspor kayu dan produk dari kayu di Jawa Timur pada tahun 2018. Lebih

lanjut, hasil liaison dan Focus Group Discussion (FGD) KPw BI Provinsi Jawa Timur dengan

beberapa perusahaan berskala internasional yang bergerak di industri pengolahan ikan dan

biota laut optimistis akan perkembangan ekspor komoditas tersebut.

Tabel 7. 2 Prospek Perekonomian Dunia – World Economic Outlook

Sumber : WEO IMF

7.3.2. Sisi Penawaran

Kinerja sisi penawaran diperkirakan ditopang oleh peningkatan kinerja industri pengolahan

Jawa Timur. Kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan meningkat seiring

dengan peningkatan pertumbuhan permintaan domestik dan eksternal di sisi permintaan pada

tahun 2018.

Peningkatan pertumbuhan permintaan domestik, terutama konsumsi swasta di sepanjang

tahun 2018 diperkirakan turut mendorong akselerasi lapangan usaha industri pengolahan.

Prospek terjaganya volatilitas nilai tukar di sepanjang tahun 2018 meminimalisir tekanan biaya

bahan baku bagi industri yang masih tergantung pada bahan baku impor. Disamping itu,

upaya-upaya substitusi bahan baku impor yang telah dilakukan dunia usaha juga akan

membantu kinerja industri pengolahan. Pemilihan Kepala Derah serentak yang diadakan pada

tahun 2018 diperkirakan turut meningkatkan kinerja lapangan usaha industri pengolahan.

Meskipun demikian, peningkatan cukai rokok di tahun 2018 diperkirakan terus memberikan

tekanan bagi perusahaan rokok di Jawa TImur. Kinerja ekonomi Tiongkok yang diperkirakan

mengalami rebalancing di tahun 2018 juga berpotensi menghambat kinerja ekspor yang

sebagian besar didominasi oleh komoditas industri pengolahan.

Page 193: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

173

Tabel 7. 3 Perkiraan Arah Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan 2017 (%yoy)

*) dibnadingkan tahun sebelumnya

Sumber : BPS, proyeksi Bank Indonesia

7.4. Prospek Inflasi Jawa Timur Tahun 2018

Dibandingkan tahun sebelumnya, tekanan inflasi Jawa Timur di tahun 2018 diperkirakan

berada dalam sasaran inflasi 3,5+1% (yoy), yakni di kisaran 3,1% - 3,5%. Peningkatan

terbesar diperkirakan didorong oleh kelompok volatile food, sementara inflasi kelompok

administered prices dan core inflation relatif terjaga.

Tabel 7. 4 Perkiraan Arah Inflasi Tahun 2017 (%yoy)

Sumber : BPS, proyeksi Bank Indonesia

1) Volatile food

Tekanan inflasi kelompok volatile food tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan

tahun 2017. Hal ini didorong oleh kembali normalnya periode panen komoditas pangan

dan hortikultura sejak 2017, sehingga moderasi inflasi volatile food yang terjadi

Page 194: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

174

sepanjang tahun 2017 (base effect) akibat perubahan pola tanam dan panen pada

periode sebelumnya diperkirakan tidak terjadi di tahun 2018.

Sumber: IRI /CPC, November 2017 (diolah)

Grafik 7. 1 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina - NOAA

Sumber: BOM, November2017 (diolah)

Grafik 7. 2 Proyeksi Terjadinya El Nino/ La Nina-BOM

Lebih lanjut, masih terdapat potensi risiko yang dapat mendorong inflasi kelompok ini

lebih tinggi. Adanya perkiraan terjadinya La Nina pada triwulan I dan II 2018 oleh Badan

Klimatologi dan Geofisika Amerika Serikat dan Australia berpotensi mengganggu

produksi tanaman pangan94. Dari sisi tata niaga, panjangnya rantai distribusi beberapa

komoditas bahan pangan strategis dapat mendorong peningkatan harga.

Untuk meminimalkan berbagai potensi risiko tersebut, berbagai upaya pengendalian

inflasi baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah melalui TPID Jawa Timur

telah dilakukan. Upaya tersebut antara lain Operasi Pasar dan Bantuan Ongkos Angkut,

gerakan menanam hortikultura rumah tangga, serta menggalakan pembangunan gerai

stabilisasi harga pangan seperti Rumah Pangan Kita (RPK), Toko Tani, dan Kios Pangan

Operasi Pasar (KIPPAS). Lebih lanjut, adanya berbagai upaya percepatan pembangunan

infrastruktur berpotensi mendorong peningkatan produksi pertanian (antara lain waduk

dan irigasi) turut menahan eskalasi peningkatan inflasi di kelompok ini.

2) Administered prices

Inflasi kelompok administered prices pada tahun 2018 diperkirakan melambat

dibandingkan tahun 2017. Perlambatan tersebut terutama didorong oleh berakhirnya

penyesuaian tarif listrik non subsidi dengan daya 900VA di tahun 2017 serta stabilnya

biaya perpanjangan STNK sepanjang 2017-2018 pasca kenaikan di kisaran sebesar 100%

di awal 2017.

Tekanan inflasi administered prices di 2018 bersumber dari kenaikan tarif cukai rokok

sebesar 10,04% oleh Pemerintah serta potensi kenaikan tarif listrik dan BBM non subsidi

sejalan dengan prospek kenaikan harga minyak dunia. Dalam publikasinya, World Bank

memaparkan bahwa terdapat potensi kenaikan harga minyak dunia di 2018, yakni dari

rata-rata US$53 per barel di 2017 menjadi US$57 per barel di 2018. Lebih lanjut, harga.

94 Berdasarkan perkiraan Badan Klimatologi Amerika Serikat (NOAA IRI/CPC) dan Badan Klimatologi Australia (BOM)

Page 195: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

175

Meskipun demikian, downside risk dari kenaikan harga energi bersumber dari kenaikan

subsidi energi sebesar 15% dibandingkan APBN 2017.95 Kenaikan subsidi energi tersebut

mengindikasikan Pemerintah masih memiliki ruang untuk tidak mentransmisikan seluruh

kenaikan harga energi kepada konsumen. Lebih lanjut, usulan Pemerintah terkait

pengendalian harga LPG 3 kg dititikberatkan pada upaya monitoring dan diversifikasi

produk, bukan penyesuaian harga sesuai dengan keekonomiannya.

Selain faktor-faktor di atas, juga terdapat potensi risiko yang bersifat berkala seperti

kenaikan tarif transportasi menjelang perayaan hari besar keagamaan dan hari libur.

3) Core Inflation

Inflasi inti pada tahun 2018 diperkirakan relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi domestik, tekanan utama inflasi kelompok ini diperkirakan bersumber dari

peningkatan permintaan masyarakat sejalan dengan momen Pemilihan Kepala Daerah.

Meskipun demikian, peningkatan tersebut diperkirakan tidak serta merta ditransmisikan

pada peningkatan permintaan secara signifikan. Tekanan pada kelompok administered

prices juga berpotensi berdampak lanjutan kepada komoditas inti, seperti penyesuaian

tarif listrik terhadap biaya sewa dan kontrak rumah, serta peningkatan harga BBM

terhadap tarif angkutan.

Dari sisi eksternal, potensi meningkatnya Fed Fund Rate sepanjang 2018 serta normalisasi

neraca Bank Sentral Amerika Serikat dapat memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah.

Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi global cenderung berdampak pada peningkatan

harga komoditas internasional. Kedua faktor eksternal di atas diperkirakan dapat

meningkatkan tekanan imported inflation kepada inflasi inti. Di lain pihak, upaya aktif

TPID dalam pengendalian ekspektasi masyarakat melalui komunikasi masif dan intensif

diperkirakan dapat membantu menahan eskalasi inflasi lebih lanjut.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi inflasi di tahun 2018 secara rinci disajikan pada tabel

berikut ini.

Tabel 7. 5 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Risiko Jawa Timur Tahun 2018

Kelompok Tahun

2017

Tahun

2018 Faktor Risiko

Volatile food

Tahun 2017

Pendorong

- Kembali normalnya masa tanam dan panen komoditas pangan dan

hortikultura di 2017 dan 2018.

- Potensi terjadinya gangguan cuaca La Nina pada triwulan I dan II 2018

sehingga mengganggu produksi.

- Pengiriman pasokan beras Jawa Timur ke provinsi-provinsi lainnya secara

langsung dari daerah sentra produksi, sehingga tidak menjangkau daerah

95 Subsidi energi berrdasarkan RAPBN 2018 tercatat sebesar Rp 94,55 triliun

Page 196: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

176

Kelompok Tahun

2017

Tahun

2018 Faktor Risiko

konsumen di Jawa Timur.

Penahan

- Regulasi pemerintah Jatim (Operasi Pasar dan Bantuan Ongkos Angkut)

meminimalkan kenaikan harga pangan saat terjadi shortage/kenaikan

permintaan.

- Upaya percepatan pembangunan infrastruktur berpotensi mendorong

peningkatan produksi pertanian (a.l. waduk dan irigasi).

- Bantuan alsintan, subsidi benih dan pupuk, serta upaya-upaya pemerintah

lainnya untuk meningkatkan produksi.

- Beroperasinya gerai stabilisasi harga seperti KIPPAS, Toko Tani, dan RPK.

Administered

prices

Tahun 2018

Pendorong

- Penyesuaian cukai rokok sebesar 10,04% di 2018

- Potensi kenaikan haga minyak dunia yang ditransmisikan ke harga listrik

dan BBM non subsidi

- Peningkatan permintaan musiman pada periode Idul Fitri, Natal, dan Libut

panjang

- Risiko kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan rencana Kementrian

Perhubungan untuk meningkatkan batas bawah tarif angkutan udara di

2018.

Penahan

- Berakhirnya penyesuaian tarif listrik 900VA non subsidi di tahun 2017

- Peningkatan subsidi energi dalam RAPB 2018

Core Inflation

Tahun 2018

Pendorong

- Peningkatan permintaan secara seasonal pada periode libur panjang

maupun hari besar keagamaan.

- Dampak lanjutan berbagai kebijakan administered pada biaya dan harga di

kelompok core inflation (seperti tarif listrik terhadap sewa rumah, BBM

terhadap tarif angkutan)

- Fluktuasi Rupiah berpotensi mempengaruhi harga komoditas yang terkait

(imported inflation) sebagai respon atas kondisi domestik dan geopolitik

global, serta potensi peningkatan Fed Fund Rate dan normalisasi neraca

Bank Sentral Amerika Serikat sepanjang 2018.

- Perbaikan kondisi ekonomi global diperkirakan turut mendorong

peningkatan harga komoditas global sehingga berdampak pada imported

inflation.

- Peningkatan permintaan sejalan dengan event Pemilihan Kepala Daerah

2018

Penahan

- Peran aktif TPID dalam upaya pengendalian harga dan menjaga ekspektasi

masyarakat.

Menurun Meningkat Stabil

Page 197: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

177

DAFTAR ISTILAH

Administered price

Harga barang yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif

dasar listrik.

APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Rencana keuangan tahunan pemerintah daerah

yang dibahas dan setujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

peraturan daerah.

BI 7 Days Reverse Repo Rate

Suku bunga referensi kebijakan moneter dan ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur setiap

bulannya.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, yang merupakan suatu penyelesaian kewajiban

bayar-membayar (settlement) yang dilakukan secara on-line atau seketika untuk setiap

instruksi transfer dana.

Bobot inflasi

Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas terhadap tingkat inflasi secara

keseluruhan yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap

komoditas tersebut.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka

(deposito).

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

provinsi.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah dan valas. Terminologi FDR unuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank

konvensional.

Imported inflation

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari pengaruh perkembangan harga di

luar negeri (eksternal).

Page 198: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

178

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang dengan skala 1 – 100.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK, indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap

kondisi ekonomi saa ini dengan skala 1 – 100.

Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence)

Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang dengan skala 1 – 100.

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang

dikonsumsi oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Investasi

Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi.

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertenttu dengan pemberian bunga, termasuk :

Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement

(NPA)

Pengambilan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Loan to Deposit Ratio (LDR) atau Financing to Deposit Ratio (FDR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank. Terminologi FDR

untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.

Loan to Funding Ratio (LFR)

Rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga dan surat berharga yang diterbitkan bank.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang

dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung kepada pelaku ekonomi mengenai

Page 199: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

179

perkembangan dan arah kegiatan ekonomi dengan cara yang sistematis dan

didokumentasikan dalam bentuk laporan.

mtm

Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh

bank, baik dalam rupiah dan valas, Terminologi NPF dan pembiayaan untuk bank syariah,

sedangkan NPL dan kredit untuk bank konvensional.Kriteria NPF atau NPL adalah (1) kurang

lancar, (2) diragukan dan (3) macet.

Omset

Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi.

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah,

restribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

qtq

Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.

Real Time Gross Settlement (RTGS)

Sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu

seketika.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Sistem pertukaran data keuangan elektronik dan/atau warkat antar peserta kliring baik atas

nama peserta maupun atas nama nasabah yang perhitungannya diselesaikan pada waktu

tertentu.

Volatile Food

Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat

bergejolak karena faktor-faktor tertentu khususnya komoditas bahan makanan.

yoy

Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.

Page 200: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

180

DAFTAR SINGKATAN

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BBM Bahan Bakar Minyak

BBNKB Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal

BLUD Badan Layanan Umum Daerah

BPS Badan Pusat Statistik

BUKU Bank Umum Kelompok Usaha

CIF Cost, Insurance and Freight

DAU Dana Alokasi Umum

DAK Dana Alokasi Khusus

DER Debt Equity Ratio

DOF Derajat Otonomi Fiskal

DPK Dana Pihak Ketiga

DSR Debt Service Ratio

FGD Focus Group Discussion

FOB Free on Board

FTV Financing to Value

IHK Indeks Harga Konsumen

IKK Indeks Keyakinan Konsumen

IPR Indeks Penjualan Riil

JISDOR Jakarta Interbank Spot Dollar Rate

KI Kredit Investasi

KK Kredit Konsumsi

KKB Kredit Kendaraan Bermotor

KMK Kredit Modal Kerja

KPA Kredit Pemilikan Apartemen

KPR Kredit Pemilikan Rumah

LDR Loan to Deposit Ratio

LFR Loan to Funding Ratio

LNPRT Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga

LTV Loan to Value

mtm Month to month

NPF Non Performing Financing

NPL Non Performing Loan

NTN Nilai Tukar Nelayan

Page 201: KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI … · Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah ... 5.3.4 Pemeriksaan Penyelenggara Transfer Dana ... dan Perumahan dan Perlengkapan

181

NTP Nilai Tukar Petani

PAD Pendapatan Asli Daerah

PDRB Produk Domestik Regional Bruto

PLN Perusahaan Listrik Negara

PMA Penanaman Modal Asing

PMDN Penanaman Modal Dalam Negeri

PMTB Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

PPBKB Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

qtq Quarter to quarter

RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

RTGS Real Time Gross Settlement

SBT Saldo Bersih Tertimbang

SISKAPERBAPO Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok

SITC Standard International Trade Classification

SKDU Survei Kegiatan Dunia Usaha

SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia

SPE Survei Penjualan Eceran

TPAK Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPID Tim Pengendalian Inflasi Daerah

TPK Tingkat Penghunian Kamar

TPT Tingkat Pengangguran Terbuka

TTL Tarif Tenaga Listrik

UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah

UTLE Uang Tidak Layak Edar

yoy Year on year