kajian drama

13
Kajian Drama Kejahatan Membalas Dendam Karya Idrus Oleh Sri Maryani* A. Latar Belakang Di dalam sastra ada sebuah hubungan yang sangat erat antara apresiasi, kajian dan kritik sastra karena ketiganya merupakan tenggapan terhadap karya sastra. Saat pembaca sudah mampu mengapresiasi sastra, pembaca mempunyai kesempatan untuk mengkaji sastra. namun, hal ini tak sekadar mengkaji. Karena mengkaji telah menuntut adanya keilmiahan. Yaitu adanya teori atau pengetahuan yang dimiliki tentang sebuah karya. Saat Apresiasi merupakan tindakan menggauli karya sastra, maka mengkaji ialah tindakan menganalisis yang membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya. tentang penjelasan mengkaji seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (1995:39) kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu. Dengan adanya kajian drama inilah, peminat sastra melakukan analisis yaitu membedah karya-karya yang dibacanya. Sehingga unsur-unsur yang menyusun drama tersebut dapat diketahui. Juga rangkaian hikmah yang ada di dalamnya. Apakah ada kecenderungan penyingkapan

Upload: hendra-jayadi

Post on 02-Aug-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Drama

Kajian Drama

Kejahatan Membalas Dendam Karya Idrus

Oleh

Sri Maryani*

A. Latar Belakang

Di dalam sastra ada sebuah hubungan yang sangat erat antara apresiasi,

kajian dan kritik sastra karena ketiganya merupakan tenggapan terhadap karya

sastra.

Saat pembaca sudah mampu mengapresiasi sastra, pembaca mempunyai

kesempatan untuk mengkaji sastra. namun, hal ini tak sekadar mengkaji. Karena

mengkaji telah menuntut adanya keilmiahan. Yaitu adanya teori atau pengetahuan

yang dimiliki tentang sebuah karya. Saat Apresiasi merupakan tindakan

menggauli karya sastra, maka mengkaji ialah tindakan menganalisis yang

membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya. tentang penjelasan mengkaji

seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (1995:39) kajian (sastra) adalah

kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra

dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu.

Dengan adanya kajian drama inilah, peminat sastra melakukan analisis

yaitu membedah karya-karya yang dibacanya. Sehingga unsur-unsur yang

menyusun drama tersebut dapat diketahui. Juga rangkaian hikmah yang ada di

dalamnya. Apakah ada kecenderungan penyingkapan realitas sosial oleh sang

pengarang? ataukah ada hal-hal lain yang bisa pengkaji sastra temukan dari kajian

tersebut? hal ini bisa dianalisis dengan beberapa pendekatan. karena kajian sastra

memiliki berbagai pendekatan. pendekatan-pendekatan itu ialah Objektif

(struktural dan struktural semiotik), mimesis (sosiologi sastra), ekspresif

(hermeuneutik), pragmatik (resepsi sastra & intertekstual), posmodernisme

(dekonstruksi, poskolonial, studi kultural, dan feminisme)

Dalam makalah ini akan dilakukan pengkajian drama yaitu penulis akan

mengkaji naskah drama yang berjudul kejahatan membalas dendam karya idrus

Page 2: Kajian Drama

yang di ambil dari karyanya ”Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” yang

diterbitkan oleh Balai Pustaka.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat kita simpulkan beberapa pertanyaan yang

akan di bahas dalam makalah ini yaitu:

1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan-pendekatan dalam pengkajian karya

sastra?

2. Analisi ”kejahatan membalas dendam” melalui pendekatan sosiologi

3. Apa isi analisis dari naskah berjudul kejahatan membalas dendam?

4. Bagaimana bentuk skema dari kajian tersebut?

3. Landasan Teori

Penulis akan menganalisi atau mengkaji “kejahatan membalas dendam”

dengan menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra.

Kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan

antarunsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara

kerja tertentu (Aminuddin, 1995:39).

Drama adalah ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk

dipertujukkan di atas pentas (Zaidan, 2000).

Talha Bachmid (1990:1-16), seorang doktor dalam bidang kajian

drama, mengutip pendapat Patrice Pavis bahwa drama memiliki konvensi

dan kaidah umum, yang dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok

besar. Yang pertama berhubungan dengan kaidah bentuk, seperti unsur alur

dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, dan

perlengkapan. Yang kedua berkaitan dengan konvensi stilistika atau bahasa

dramatik.

Page 3: Kajian Drama

Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi

kepada semesta (universe), namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada

pengarang dan pembaca.

Wellek dan Warren (1993: 111) membagi telaah sosiologis menjadi tiga

klasifikasi yaitu:

a. Sosiologi pengarang: yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial,

ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang.

b. Sosiologi karya sastra: yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra;

yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra

tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya;

c. Sosiologi sastra: yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh

sosialnya terhadap masyarakat.

Page 4: Kajian Drama

1. Kajian Drama dan Pendekatan

Drama merupakan salah satu genre sastra. Menurut definisi, drama adalah

ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertujukkan di atas

pentas (Zaidan, 2000).

Drama memiliki bentuk sendiri. saat puisi kebanyakan berbentuk monolog

dan novel atau cerpen perpaduan dialog dan monolog, maka drama drama

merupakan karya sastra berupa dialog. Dengan, melihat naskah pun pembaca akan

mengetahui bahwa karya tersebut adalah drama.

Pada kesempatan ini, penulis akan mengkaji atau menganalisis sebuah

drama yang berjudul ”Kejahatan membalas dendam” karya Idrus dari bukunya

yang berjudul ”Dari Ave maria ke Jalan lain ke Roma” yang diterbitkan Balai

Pustaka.

Dalam mengkaji ”Kejahatan membalas dendam” penulis akan

menggunakan pendekatan sosiologi sastra yaitu mengaitkan drama ini dengan

realitas yang terjadi pada saat naskah ini dibuat.

2. Sinopsis ”Kejahatan membalas Dendam”

Seorang pengarang muda yang bernama Ishak mempunyai pacar atau

tunangan yang bernama Satilawati. Namun, kisah cinta mereka sempat terputus.

Yang menjadi sebab pertama ialah Ishak sang pengarang muda mengalami depresi

hebat. Dia menganggap dirinya sendiri gila. Hal ini diakibatkan pula karena Ishak

dipengaruhi oleh temannya Kartili yaitu seorang Dokter yang selalu mengatakan

bahwa Kartili mempunyai leluhur yang gila. Selain itu Kartili sering menceritakan

bahwa karya-karya Ishak tidak baik sehingga selalu menorehkan kecaman dari

berbagai orang. Selain tiu, tekanan yang dialami Ishak diakibatkan juga oleh

ayahnya Satilawati yang bernama Suksoro yaitu seorang pengarang kolot. yang,

mana ia sangat mengecam karya-karya ishak yang keluar dari jalur kepengarangan

sebelumnya. Ishak dianggap menyalahi keberterimaan karya sastra pada saat itu

dan dianggap telah melangkahi para penyair kolot. Hal ini berdampak pada

hubungan Ishak dan satilawati yangditentang keras oleh Suksoro. Namun,

meskipun begitu ada teman Ishak yang membantu menyatukan kembali Ishak dan

Page 5: Kajian Drama

Satilawati yaitu Asmadiputera. Selain Asmadiputera, ada juga perempuan tua

yaitu neneknya Satilawati seorang dukun yang diutus oleh Suksoro untuk

menjauhkan Ishak dan satilawati, namun justru nanti akan mendukung kisah cinta

Ishak dan satilawati. Di akhir cerita akan ketahuan rupa-rupa kejahatan yang

dimunculkan oleh Kartili—seorang dokter sekaligus teman Ishak yang ternyata

juga menaruh hati pada satilawati. ia menjalankan berbagai makar untuk

memisahkan keduanya. Salah satunya dengan memberikan obat dan merasuki

pikiran ishak sehingga ishak semakin depresi. Di akhir cerita pula akan ketahuan

sebuah kedok bahwa Kartili telah bekeluarga dan ia pun sering mencatut (korupsi)

obat-obatan. Di akhir cerita Kartili—sang penjahat— menjadi gila. dan, kejahatan

memang membalas dendam.

3. Realitas di Dalam Karya

Kejahatan Membalas Dendam menyingkap sebuah realitas pada saat karya

ini dibuat yaitu adanya sebuah perbedaan yang terjadi antara para penyair

pendahulu dan penyair muda. Para penyair tua yang digambarkan Idrus menjadi

sosok Suksoro tetap berkeras pada aturan kesastraan/kepenulisan yang mereka

pegang. Sedangkan pengarang muda menginginkan sesuatu yang baru yang bisa

mengekspresikan jiwa mereka. Selain itu ada penyingkapanrealitas lainnya yang

diungkap di drama ini. Ternyata korupsi memang telah terjadi sejak zaman

dahulu. Dalam drama ini ditunjukkan dengan ’tragedi’ yaitu terbongkarnya

kejahatan Kartili yang suka mencatut obat. Selain itu, keadaan sosial pada saat itu

pun berusaha dimunculkan dengan adanya beberapa istilah asing seperti Meester

in de rechten. Mendengar kata itu, pembaca akan mendapat kesan nuansa

kebelanda-belandaan. Mungkin ini mewakili nuansa realitas pada saat itu.

4. Skema Aktan dan Model Fungsional

4.1 Skema Aktan

Berikut ini adalah skema aktan dari drama yang berjudul ”Kejahatan

Membalas Dendam”

Page 6: Kajian Drama

PENGIRIM

Rasa cinta

terhadap Sartili

dan keteguhan

dalam berkarya

(kepengarangan)

è OBJEK

Satilawati

è PENERIMA

Ishak

é

PENOLONG/

PEMBANTU

Asmadiputera

Perempuan tua

è SUBJEK

Ishak

ç PENENTANG/

PENGHAMBAT

Kartili

Suksoro

Diri sendiri

4.2 Model Fungsional

SITUASI

AWAL

TRANSFORMASI SITUASI

AKHIRTAHAP UJI

KECAKAPAN

TAHAP UTAMA TAHAP

KEBERHASILAN

Ishak

mencintai

Satilawati.

Namun,

mereka harus

terpisah

beberapa

waktu karena

Ishak sengaja

Kartili terus

menekan Ishak

sehingga ishak

semakin

depresi.

Suksoro (Ayah

satilawati) tidak

menyetujui

hubungan

Ishak tahu

bahwa kartili

sesungguhnya

telah jahat

padanya. Ishak

sengaja dibuat

gila. Karena

Kartili ingin

mendapatkan

Suksoro insyaf.

meskipun

pengarang tua

dan pengarang

muda

mempunyai

idealisme

berseberangan.

Mereka bisa

Buku ishak

yang dicekal

untuk

diterbitkan

akhirnya akan

diusahakan

untuk

diterbitkan.

dan,

Page 7: Kajian Drama

menghilang.

Ishak depresi

dengan

berbagai

keadaan yang

menimpanya.

putrinya dengan

Ishak. karena,

ishak sebagai

pengarang

muda dianggap

berseberangan

dengan Suksoro

yang pengarang

kolot.

Asmadiputera

(teman Ishak)

selalu

membantu ishak

untuk bangkit

kembali dan

agar

mendapatkan

satilawati dan

juga

menumbuhkan

karir

kepengarangann

ya.

Satilawati. saling

melengkapi.

Apalagi pada

saat itu karangan

para pemuda

realistis dan

menginginkan

sebuah

kebebasan

berkarya dan

kemerdekaan

bangsa.

kesempatanny

a untuk

merajut cinta

dengan

Satilawati

mulai terbuka

kembali.

Karena tuan

suksoro telah

insyaf.

Kejahatan membalas dendam menjadi inspirasi kepengarangan pada saat

itu. Juga tentang nilai-nilai realitas yang berusaha disampaikan pengarang. Mulai

dari konflik percintaan, perselisihan tua-muda di dalam kepengarangan,

kebebasan dalam berkarya, sampai pada keinginan untuk membebaskan negara

dari penjajahan. Ada juga nada-nada sindiran semisal mencatut (korupsi) yang

begitu menggelitik. Drama ini penuh hikmah yang bisa diambil.

Page 8: Kajian Drama

1. Simpulan

Drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk

dipertujukkan di atas pentas. ada tiga bentuk kegiatan dalam menanggapi karya

yaitu mengapresiasi, mengkaji, dan mengkritik. kajian (sastra) adalah kegiatan

mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra dengan

bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu. Dan salah satu pendekatan

dalam mengkaji sastra ialah pendekatan sosiologi. Di dalam pendekatan sosiologi

terdapatan pendekatan sosiologi karya sastra yaitu mempermasalahkan tentang

suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat

dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak

disampaikannya. Drama berjudul ”Kejahatan Membalas dendam” bisa dikaji

menggunakan pendekatan sosiologi. Dan, pengkaji bisa mengetahui realitas yang

terdapat di dalam karya tersebut.

2. Saran

Beberapa saran yang terhimpuna saat menulis makalah ini yaitu:

1. Pembaca sastra senantiasa memperbanyak membaca karya sastra.

2. Pembaca sastra dalam mengkaji sastra harus dilengkapi teori atau referensi

yang mapan.

3. Pembaca harus selalu meningkatkan kecintaan kepada karya sastra.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sumiyadi, M.Hum. Bahan Kajian Drama Indonesia.

Februana, Ngarto. Skripsi Ngarto. http://www.geocities.com

Sri Maryani, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2007