kajian drama
TRANSCRIPT
Kajian Drama
Kejahatan Membalas Dendam Karya Idrus
Oleh
Sri Maryani*
A. Latar Belakang
Di dalam sastra ada sebuah hubungan yang sangat erat antara apresiasi,
kajian dan kritik sastra karena ketiganya merupakan tenggapan terhadap karya
sastra.
Saat pembaca sudah mampu mengapresiasi sastra, pembaca mempunyai
kesempatan untuk mengkaji sastra. namun, hal ini tak sekadar mengkaji. Karena
mengkaji telah menuntut adanya keilmiahan. Yaitu adanya teori atau pengetahuan
yang dimiliki tentang sebuah karya. Saat Apresiasi merupakan tindakan
menggauli karya sastra, maka mengkaji ialah tindakan menganalisis yang
membutuhkan ilmu atau teori yang melandasinya. tentang penjelasan mengkaji
seperti yang diungkapkan oleh Aminudin (1995:39) kajian (sastra) adalah
kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra
dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu.
Dengan adanya kajian drama inilah, peminat sastra melakukan analisis
yaitu membedah karya-karya yang dibacanya. Sehingga unsur-unsur yang
menyusun drama tersebut dapat diketahui. Juga rangkaian hikmah yang ada di
dalamnya. Apakah ada kecenderungan penyingkapan realitas sosial oleh sang
pengarang? ataukah ada hal-hal lain yang bisa pengkaji sastra temukan dari kajian
tersebut? hal ini bisa dianalisis dengan beberapa pendekatan. karena kajian sastra
memiliki berbagai pendekatan. pendekatan-pendekatan itu ialah Objektif
(struktural dan struktural semiotik), mimesis (sosiologi sastra), ekspresif
(hermeuneutik), pragmatik (resepsi sastra & intertekstual), posmodernisme
(dekonstruksi, poskolonial, studi kultural, dan feminisme)
Dalam makalah ini akan dilakukan pengkajian drama yaitu penulis akan
mengkaji naskah drama yang berjudul kejahatan membalas dendam karya idrus
yang di ambil dari karyanya ”Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma” yang
diterbitkan oleh Balai Pustaka.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat kita simpulkan beberapa pertanyaan yang
akan di bahas dalam makalah ini yaitu:
1. Sebutkan dan jelaskan pendekatan-pendekatan dalam pengkajian karya
sastra?
2. Analisi ”kejahatan membalas dendam” melalui pendekatan sosiologi
3. Apa isi analisis dari naskah berjudul kejahatan membalas dendam?
4. Bagaimana bentuk skema dari kajian tersebut?
3. Landasan Teori
Penulis akan menganalisi atau mengkaji “kejahatan membalas dendam”
dengan menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra.
Kajian (sastra) adalah kegiatan mempelajari unsur-unsur dan hubungan
antarunsur dalam karya sastra dengan bertolak dari pendekatan, teori, dan cara
kerja tertentu (Aminuddin, 1995:39).
Drama adalah ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk
dipertujukkan di atas pentas (Zaidan, 2000).
Talha Bachmid (1990:1-16), seorang doktor dalam bidang kajian
drama, mengutip pendapat Patrice Pavis bahwa drama memiliki konvensi
dan kaidah umum, yang dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok
besar. Yang pertama berhubungan dengan kaidah bentuk, seperti unsur alur
dan pengaluran, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, dan
perlengkapan. Yang kedua berkaitan dengan konvensi stilistika atau bahasa
dramatik.
Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi
kepada semesta (universe), namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada
pengarang dan pembaca.
Wellek dan Warren (1993: 111) membagi telaah sosiologis menjadi tiga
klasifikasi yaitu:
a. Sosiologi pengarang: yakni yang mempermasalahkan tentang status sosial,
ideologi politik, dan lain-lain yang menyangkut diri pengarang.
b. Sosiologi karya sastra: yakni mempermasalahkan tentang suatu karya sastra;
yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat dalam karya sastra
tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak disampaikannya;
c. Sosiologi sastra: yang mempermasalahkan tentang pembaca dan pengaruh
sosialnya terhadap masyarakat.
1. Kajian Drama dan Pendekatan
Drama merupakan salah satu genre sastra. Menurut definisi, drama adalah
ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertujukkan di atas
pentas (Zaidan, 2000).
Drama memiliki bentuk sendiri. saat puisi kebanyakan berbentuk monolog
dan novel atau cerpen perpaduan dialog dan monolog, maka drama drama
merupakan karya sastra berupa dialog. Dengan, melihat naskah pun pembaca akan
mengetahui bahwa karya tersebut adalah drama.
Pada kesempatan ini, penulis akan mengkaji atau menganalisis sebuah
drama yang berjudul ”Kejahatan membalas dendam” karya Idrus dari bukunya
yang berjudul ”Dari Ave maria ke Jalan lain ke Roma” yang diterbitkan Balai
Pustaka.
Dalam mengkaji ”Kejahatan membalas dendam” penulis akan
menggunakan pendekatan sosiologi sastra yaitu mengaitkan drama ini dengan
realitas yang terjadi pada saat naskah ini dibuat.
2. Sinopsis ”Kejahatan membalas Dendam”
Seorang pengarang muda yang bernama Ishak mempunyai pacar atau
tunangan yang bernama Satilawati. Namun, kisah cinta mereka sempat terputus.
Yang menjadi sebab pertama ialah Ishak sang pengarang muda mengalami depresi
hebat. Dia menganggap dirinya sendiri gila. Hal ini diakibatkan pula karena Ishak
dipengaruhi oleh temannya Kartili yaitu seorang Dokter yang selalu mengatakan
bahwa Kartili mempunyai leluhur yang gila. Selain itu Kartili sering menceritakan
bahwa karya-karya Ishak tidak baik sehingga selalu menorehkan kecaman dari
berbagai orang. Selain tiu, tekanan yang dialami Ishak diakibatkan juga oleh
ayahnya Satilawati yang bernama Suksoro yaitu seorang pengarang kolot. yang,
mana ia sangat mengecam karya-karya ishak yang keluar dari jalur kepengarangan
sebelumnya. Ishak dianggap menyalahi keberterimaan karya sastra pada saat itu
dan dianggap telah melangkahi para penyair kolot. Hal ini berdampak pada
hubungan Ishak dan satilawati yangditentang keras oleh Suksoro. Namun,
meskipun begitu ada teman Ishak yang membantu menyatukan kembali Ishak dan
Satilawati yaitu Asmadiputera. Selain Asmadiputera, ada juga perempuan tua
yaitu neneknya Satilawati seorang dukun yang diutus oleh Suksoro untuk
menjauhkan Ishak dan satilawati, namun justru nanti akan mendukung kisah cinta
Ishak dan satilawati. Di akhir cerita akan ketahuan rupa-rupa kejahatan yang
dimunculkan oleh Kartili—seorang dokter sekaligus teman Ishak yang ternyata
juga menaruh hati pada satilawati. ia menjalankan berbagai makar untuk
memisahkan keduanya. Salah satunya dengan memberikan obat dan merasuki
pikiran ishak sehingga ishak semakin depresi. Di akhir cerita pula akan ketahuan
sebuah kedok bahwa Kartili telah bekeluarga dan ia pun sering mencatut (korupsi)
obat-obatan. Di akhir cerita Kartili—sang penjahat— menjadi gila. dan, kejahatan
memang membalas dendam.
3. Realitas di Dalam Karya
Kejahatan Membalas Dendam menyingkap sebuah realitas pada saat karya
ini dibuat yaitu adanya sebuah perbedaan yang terjadi antara para penyair
pendahulu dan penyair muda. Para penyair tua yang digambarkan Idrus menjadi
sosok Suksoro tetap berkeras pada aturan kesastraan/kepenulisan yang mereka
pegang. Sedangkan pengarang muda menginginkan sesuatu yang baru yang bisa
mengekspresikan jiwa mereka. Selain itu ada penyingkapanrealitas lainnya yang
diungkap di drama ini. Ternyata korupsi memang telah terjadi sejak zaman
dahulu. Dalam drama ini ditunjukkan dengan ’tragedi’ yaitu terbongkarnya
kejahatan Kartili yang suka mencatut obat. Selain itu, keadaan sosial pada saat itu
pun berusaha dimunculkan dengan adanya beberapa istilah asing seperti Meester
in de rechten. Mendengar kata itu, pembaca akan mendapat kesan nuansa
kebelanda-belandaan. Mungkin ini mewakili nuansa realitas pada saat itu.
4. Skema Aktan dan Model Fungsional
4.1 Skema Aktan
Berikut ini adalah skema aktan dari drama yang berjudul ”Kejahatan
Membalas Dendam”
PENGIRIM
Rasa cinta
terhadap Sartili
dan keteguhan
dalam berkarya
(kepengarangan)
è OBJEK
Satilawati
è PENERIMA
Ishak
é
PENOLONG/
PEMBANTU
Asmadiputera
Perempuan tua
è SUBJEK
Ishak
ç PENENTANG/
PENGHAMBAT
Kartili
Suksoro
Diri sendiri
4.2 Model Fungsional
SITUASI
AWAL
TRANSFORMASI SITUASI
AKHIRTAHAP UJI
KECAKAPAN
TAHAP UTAMA TAHAP
KEBERHASILAN
Ishak
mencintai
Satilawati.
Namun,
mereka harus
terpisah
beberapa
waktu karena
Ishak sengaja
Kartili terus
menekan Ishak
sehingga ishak
semakin
depresi.
Suksoro (Ayah
satilawati) tidak
menyetujui
hubungan
Ishak tahu
bahwa kartili
sesungguhnya
telah jahat
padanya. Ishak
sengaja dibuat
gila. Karena
Kartili ingin
mendapatkan
Suksoro insyaf.
meskipun
pengarang tua
dan pengarang
muda
mempunyai
idealisme
berseberangan.
Mereka bisa
Buku ishak
yang dicekal
untuk
diterbitkan
akhirnya akan
diusahakan
untuk
diterbitkan.
dan,
menghilang.
Ishak depresi
dengan
berbagai
keadaan yang
menimpanya.
putrinya dengan
Ishak. karena,
ishak sebagai
pengarang
muda dianggap
berseberangan
dengan Suksoro
yang pengarang
kolot.
Asmadiputera
(teman Ishak)
selalu
membantu ishak
untuk bangkit
kembali dan
agar
mendapatkan
satilawati dan
juga
menumbuhkan
karir
kepengarangann
ya.
Satilawati. saling
melengkapi.
Apalagi pada
saat itu karangan
para pemuda
realistis dan
menginginkan
sebuah
kebebasan
berkarya dan
kemerdekaan
bangsa.
kesempatanny
a untuk
merajut cinta
dengan
Satilawati
mulai terbuka
kembali.
Karena tuan
suksoro telah
insyaf.
Kejahatan membalas dendam menjadi inspirasi kepengarangan pada saat
itu. Juga tentang nilai-nilai realitas yang berusaha disampaikan pengarang. Mulai
dari konflik percintaan, perselisihan tua-muda di dalam kepengarangan,
kebebasan dalam berkarya, sampai pada keinginan untuk membebaskan negara
dari penjajahan. Ada juga nada-nada sindiran semisal mencatut (korupsi) yang
begitu menggelitik. Drama ini penuh hikmah yang bisa diambil.
1. Simpulan
Drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk
dipertujukkan di atas pentas. ada tiga bentuk kegiatan dalam menanggapi karya
yaitu mengapresiasi, mengkaji, dan mengkritik. kajian (sastra) adalah kegiatan
mempelajari unsur-unsur dan hubungan antarunsur dalam karya sastra dengan
bertolak dari pendekatan, teori, dan cara kerja tertentu. Dan salah satu pendekatan
dalam mengkaji sastra ialah pendekatan sosiologi. Di dalam pendekatan sosiologi
terdapatan pendekatan sosiologi karya sastra yaitu mempermasalahkan tentang
suatu karya sastra; yang menjadi pokok telaah adalah tentang apa yang tersirat
dalam karya sastra tersebut dan apa tujuan atau amanat yang hendak
disampaikannya. Drama berjudul ”Kejahatan Membalas dendam” bisa dikaji
menggunakan pendekatan sosiologi. Dan, pengkaji bisa mengetahui realitas yang
terdapat di dalam karya tersebut.
2. Saran
Beberapa saran yang terhimpuna saat menulis makalah ini yaitu:
1. Pembaca sastra senantiasa memperbanyak membaca karya sastra.
2. Pembaca sastra dalam mengkaji sastra harus dilengkapi teori atau referensi
yang mapan.
3. Pembaca harus selalu meningkatkan kecintaan kepada karya sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sumiyadi, M.Hum. Bahan Kajian Drama Indonesia.
Februana, Ngarto. Skripsi Ngarto. http://www.geocities.com
Sri Maryani, Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia Angkatan 2007