kajian aktivitas fraksi etil asetat rimpang kunyit … · penulis adalah anak tunggal dari ......

79
KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn.) TERHADAP PERSEMBUHAN LUKA PADA MENCIT (Mus musculus albinus) ANDIKA PRATAMA HIDAYAT FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

Upload: lamcong

Post on 08-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT (Curcuma longa Linn.) TERHADAP PERSEMBUHAN LUKA

PADA MENCIT (Mus musculus albinus)

ANDIKA PRATAMA HIDAYAT

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2008

Page 2: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT

(Curcuma longa Linn.) TERHADAP PERSEMBUHAN LUKA

PADA MENCIT (Mus musculus albinus)

ANDIKA PRATAMA HIDAYAT

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan

Pada Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

Page 3: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Judul Skripsi : Kajian Aktivitas Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit

(Curcuma longa Linn.) Terhadap Persembuhan Luka

Pada Mencit (Mus musculus albinus).

Nama : Andika Pratama Hidayat

NIM : B 04104175

Disetujui

Dr.Drh.Wiwin Winarsih,MSi Dr.Dra.Ietje Wientarsih,Apt,MSc

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

Wakil Dekan FKH IPB

Dr.Nastiti Kusumorini

Tanggal Lulus:

Page 4: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Terima

kasih penulis ucapkan kepada:

1. Papa, Mama, Kakek dan Nenek tercinta untuk doa, kasih sayang dan

dukungan dalam bentuk mental dan materialnya selama ini.

2. Dr.Drh.Wiwin Winarsih,MSi dan Dr.Dra.Ietje Wientarsih,Apt,MSc

sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu,

memberikan pengarahan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Drh.Agus Setiono,MS,PhD sebagai dosen penguji yang telah

memberikan masukan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dr.Drh.Dwi Jayanti Gunandini,MSi selaku pembimbing akademik.

5. Ibu Rini, Bapak Bayu, Mbak Lina yang telah membantu selama di

laboratorium Farmasi FKH IPB.

6. Pak Soleh, Pak Kasnadi dan Pak Endang, yang telah membantu selama

bekerja di laboratorium patologi.

7. Weni, Rifina, Ratih, Tia dan Agus atas bantuan dan kerjasamanya

selama melakukan penelitian ini.

8. Bagus, Royama, Sionita, Vonti, Sherina, Mbak Rina, Mas Tata atas

persahabatan dan dorongan selama ini.

9. Teman-teman Asteroidea 41 sebagai teman seperjuangan.

10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, September 2008

Andika Pratama Hidayat

Page 5: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Januari 1987. Penulis adalah

anak tunggal dari pasangan Drh.H.Jusuf Hidayat, MS dan Ir.Hj.Elies Lasmini,

MSi.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak Al Baroqah

Bogor (1991-1992), SD Negeri Cinagara 3 Bogor (1992-1998), SLTP Negeri 2

Ciawi Bogor (1998-2001) dan SMU Negeri 3 Bogor (2001-2004). Penulis

melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Penulis juga aktif dalam organisasi seperti menjadi pengurus Himpunan

Minat dan Profesi Hewan Kesayangan, Satwa Akuatik dan Eksotik (2005/2006).

Anggota Komunitas Seni Steril, Veterinary Japanese Club Fakultas Kedokteran

Hewan IPB.

Page 6: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

ABSTRAK

ANDIKA PRATAMA HIDAYAT. Kajian Aktivitas Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit (Curcuma longa Linn.) Terhadap Persembuhan Luka Pada Mencit (Mus musculus albinus). Dibimbing oleh WIWIN WINARSIH dan IETJE WIENTARSIH

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas rimpang kunyit (Curcuma longa Linn.) yang diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat dalam bentuk sediaan salep terhadap proses persembuhan luka pada mencit (Mus musculus albinus). Sebanyak 45 ekor mencit yang dilukai dengan panjang luka 1,5 cm pada bagian punggung digunakan pada penelitian ini. Mencit dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol negatif yang pada luka tidak diberi pengobatan, kelompok kontrol positif yang diberi salep komersil dengan kandungan bahan aktif campuran ekstrak placenta 0,5%, neomycin sulfat 5% dan jelly base serta kelompok yang diberi salep fraksi etil astat kunyit. Pegamatan patologi anatomi dilakukan setiap hari dengan peubah panjang luka, warna luka, kering dan keropeng dari luka. Sedangkan pengamatan histopatologi dilakukan pada hari ke 2, 4, 7, 14 dan 21. Pengambilan sampel kulit dilakukan setelah mencit dieuthanasi terlebih dahulu. Peubah yang diamati pada pengamatan histopatologi adalah jumlah relatif sel polimorfonuklear (neutrofil), jumlah relatif neovaskularisasi, persentase reepitelisasi dan persentase luasan jaringan ikat kolagen. Data yang diperoleh diuji menggunakan Analisa Sidik Ragam (ANOVA) dan Uji Wilayah Berganda Duncan. Data juga disajikan dalam bentuk analisa deskriptif. Hasil yang diperoleh dari pengamatan patologi anatomi menunjukkan persembuhan luka pada kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol positif dan negatif. Hasil pengamatan histopatologi menujukkan bahwa pemberian salep fraksi etil asetat kunyit memiliki efek anti peradangan yang lebih baik, mempercepat proses neovaskularisasi dan reepitelisasi dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Kata kunci : Kulit, Persembuhan Luka, Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit.

Page 7: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

ABSTRACT

ANDIKA PRATAMA HIDAYAT. Observation Of Etil Asetat Turmeric (Curcuma longa Linn.) Extract Activity on the Wound Healing Process of Mice (Mus musculus albinus). Under the direction of WIWIN WINARSIH and IETJE WIENTARSIH.

The aim of this research is to observe the activity of fractinated turmeric rhizomes (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing of mice (Mus musculus albinus). Fourtyfive incised mice with 1,5 cm long on the their dorso-anterior skin were used in this research. Mice were divided into three groups that is negative control was leaved without treatment, positive control was gived the comersil unguentum that cotained placenta extract 0,5%, neomycin sulfat 5% and jelly base and the group with the etil asetat turmeric rhizomes fraction unguentum treatment. The pathology-anatomy of the the wound healing process were observed everyday with wound size, wound colour, wound exudation and scab formation as the parameter. The histopatology lesion were observe on the 2nd, 4th, 7th,14th and 21th days after skin incisition. The skin were sampled after the mice were eutanized. The parameter on the histopatology observation are amount of polymorfonuclear cell (neutrofil), neocapillary formation, the percentation of wound reepitelization and the percentation of collagen connective tissue. All the data were statistically analized using Analysis of Variance (ANOVA) and continued with Duncan Multiple Range Test. The data also presented in descriptive analysis. Histopatology observation result that etil asetat turmeric rhizomes fraction unguentum had better effect anti inflamatory also reepitelize and neovascullary formation were faster than the other groups. Keyword : Skin, Wound Healing, Etil Asetat Turmeric Rhizomes Fraction Unguentum.

Page 8: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL...................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................  

x

PENDAHULUAN................................................................................... 1 Latar Belakang........................................................................................ 1 Tujuan..................................................................................................... 2 Permasalahan..........................................................................................  2 Manfaat Penelitian..................................................................................  

2

TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 3 Kunyit......................................................................................................  3 Pertelaan Tanaman Kunyit................................................................  3 Taksonomi Tanaman Kunyit.............................................................  3 Manfaat Rimpang Kunyit..................................................................  5 Simplisia............................................................................................  6 Ekstraksi............................................................................................  6 Maserasi.............................................................................................  7 Larutan Penyari (Pelarut).........................................................................  7 EtilAsetat...........................................................................................  7 Penapisan Fitokimia................................................................................  8 Kurkumin...........................................................................................  10 Salep........................................................................................................  11 Mencit......................................................................................................  12 Latar Belakang Penggunaan Mencit..................................................  12 Taksonomi Mencit.............................................................................  13 Kulit.........................................................................................................  14 Histologi Kulit................................................................................... 14 PersembuhanLuka....................................................................................  16 Definisi Persembuhan Luka............................................................... 16 Proses Persembuhan Luka.................................................................  

16

MATERI DAN METODE....................................................................... 20 Rimpang Kunyit....................................................................................... Hewan Percobaan....................................................................................

20 20

Pelarut dan Bahan Lainnya...................................................................... 20 Alat...........................................................................................................  20 Metodologi............................................................................................... 21 Ekstraksi Kunyit................................................................................ 21 Penapisan Fitokimia......... .................................................................  22 Pembuatan Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit......................  24 Perlakuan Pada Mencit...................................................................... 25 Pengamatan Patologi Anatomi.......................................................... 25

Page 9: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

Pembuatan Sediaan Hematoxilin Eosin............................................. 26 Pembuatan Sediaan Masson Trichrome............................................. 27 Pengamatan Histopatologi.................................................................  28 Analisa Data......................................................................................

29

HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 30 Penapisan Fitokimia................................................................................. 30 Pengamatan Patologi Anatomi................................................................. 30 Pengamatan Histopatologi....................................................................... 34 Sel Polimorfonuklear............................................................................... 36 Neovaskularisasi......................................................................................  38 Reepitelisasi............................................................................................. Jaringan Ikat Kolagen..............................................................................

40 41

KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................

44

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

45

LAMPIRAN............................................................................................. 48

DAFTAR TABEL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

Tabel Halaman1 Hasil Penapisan Fitokimia (Screening Fitokimia)...................... 30 2 Gambaran patologi anatomi persembuhan luka pada mencit

kontrol positif, kontrol negatif dan perlakuan dengan fraksi etil asetat rimpang kunyit...........................................................

31 3 Rataan jumlah relatif sel polimorfonuklear pada setiap

perlakuan.....................................................................................

36 4 Rataan jumlah relatif neovaskularisasi pada setiap

perlakuan.....................................................................................

39 5 Rataan persentase reepitelisasi pada setiap perlakuan................ 40 6 Rataan persentase luasan jaringan ikat kolagen pada setiap

perlakuan.....................................................................................

42

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman1 Tanaman kunyit....................................................................... 4 2 Tanaman kunyit....................................................................... 4 3 Rimpang kunyit....................................................................... 5 4 Struktur kimia kurkumin......................................................... 10 5 Mencit (Mus musculus albinus).............................................. 13 6 Gambaran histologis lapisan kulit manusia............................. 15 7 Gambaran histologis lapisan kulit manusia............................. 25 8 Serbuk kunyit........................................................................... 20 9 Maserator................................................................................. 21 10 Tabung fraksinator................................................................... 21 11 Evaporator............................................................................... 21 12 Oven........................................................................................ 21 13 Perkandangan mencit.............................................................. 25 14 Metode penghitungan luas jaringan ikat pada pengamatan

histopatologis jaringan luka pada hari ke-14. Warna biru menunjukkan adanya jaringan ikat (Pewarnaan Masson Trichrome) Pada tampilan gambar videomicrometer dibuat pola kotak-kotak dengan ukuran 200µm tiap sisinya.............

28 15 Gambaran makroskopis luka pada hari ke-2 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C)..............................

33 16 Gambaran makroskopis luka pada hari ke-7 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C)..............................

33 17 Gambaran makroskopis luka pada hari ke-21 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C)..............................

34 18 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-2 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.......................................................................

35 19 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-4 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.......................................................................

35 20 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-7 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.......................................................................

35 21 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-14 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep ekstrak etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.......................................................................

35 22 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-21 pada kontrol

positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi

Page 12: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.......................................................................

35

23 Polimorfonuklear yang terdapat pada luka ada jaringan kulit yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit hari ke-2 pasca perlukaan. Pewarnaan HE. Bar 20 µm.................................................................................

36 24 Rataan jumlah sel polimorfonuklear (neutrofil) pada setiap

perlakuan.................................................................................

37 25 Neovaskularisasi yang terdapat pada luka pada sediaan

histopatologi jaringan kulit luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit hari ke-7 pasca perlukaan. Pewarnaan HE. Bar 40 µm................................................................

38 26 Rataan jumlah neovaskularisasi pada setiap perlakuan........... 39 27 Rataan persentase reepitelisasi pada setiap perlakuan............. 41 28 Rataan persentase luasan jaringan ikat kolagen pada setiap

perlakuan.................................................................................

42 29 Reepitelisasi dan Jaringan ikat kolagen yang terdapat pada

luka pada jaringan kulit yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit pada hari ke-14 pasca perlukaan. Pewarnaan MT. Bar 200 µm.............................................................

43

Page 13: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Hasil perhitungan statistik jumlah relatif sel polimorfonuklear.............. 49 Hasil perhitungan statistik jumlah relatif neovaskularisasi..................... 51 Hasil perhitungan statistik persentase reepitelisasi................................. 53 Hasil perhitungan statistik persentase jaringan ikat kolagen................... 55  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam dunia kedokteran baik manusia maupun hewan, kasus perlukaan

sering terjadi diantaranya dikarenakan oleh luka operasi, luka kecelakaan, luka

bakar dan lainnya. Penggunaan obat pada luka bertujuan untuk mempercepat

proses persembuhan jika adanya infeksi lebih lanjut (Yahya, 2005). Obat yang

digunakan dapat berupa obat modern atau obat alami yang dibuat secara

tradisional dari tanaman dan rempah-rempah.

Tanaman telah menjadi sumber obat-obatan yang sangat penting dalam

peradaban umat manusia. Bahkan hingga abad ke-20 ini, dimana dunia

pengobatan semakin berkembang, tanaman tetap menjadi salah satu sumber utama

dalam pembuatan obat baik yang alami maupun yang modern. Lebih dari 60%

obat-obatan berasal dari tumbuhan (Jain, 2007).

Indonesia memiliki 25.000-30.000 jenis tanaman dan sekitar 6.000

diantaranya jenis tanaman tersebut memiliki potensi untuk dijadikan tanaman obat

(Kardono, 2003). Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan

sebagai obat tradisional, salah satunya adalah tanaman kunyit (Syukur, 2002).

Kunyit (Curcuma longa Linn.) atau (Curcuma domestic Val.) termasuk

salah satu tanaman rempah dan obat. Kunyit merupakan tanaman yang ditanam di

Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan, Indonesia dan Filipina (Depkes RI, 1989).

Habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara.

Tanaman ini kemudian dibudidayakan ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia,

Australia bahkan Afrika. Kunyit juga mudah ditemukan di Indonesia dalam

jumlah yang berlimpah. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa

Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai

pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

(Araujo dan Leon, 2001). Selain itu kunyit juga sering digunakan sebagai obat

alami. Hal ini menjadi alasan penggunaan kunyit sebagai obat persembuhan luka

pada penelitian ini.

Page 15: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pemberian fraksi

kunyit dengan pelarut etil asetat dalam bentuk sediaan salep pada proses

persembuhan luka secara patologi anatomi dan histopatologi dan membandingkan

dengan sediaan salep komersil yang ada di pasaran. Selain itu juga penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui zat-zat aktif dalam kunyit yang dapat ditarik oleh

pelarut etil asetat, sehingga salep kunyit dapat memberikan manfaat secara

maksimal sebagai penyembuh luka.

Permasalahan

Penelitian mengenai aktivitas kunyit secara in vivo sebagai obat

penyembuhan luka masih sedikit, dan belum ada penelitian mengenai aktivitas

sediaan salep kunyit dalam persembuhan luka pada hewan di Indonesia. Oleh

karena itu masih perlu dicari pelarut terbaik yang dapat menarik zat-zat aktif dari

kunyit yang dapat memberikan efek maksimal sebagai penyembuh luka. Dengan

penelitian ini diharapkan dapat diketahui perbandingan khasiat dari sediaan salep

kunyit dengan pelarut etil asetat dengan obat persembuhan luka komersil.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dunia kedokteran hewan

maupun kedokteran manusia dalam permasalahan persembuhan luka kulit baik

akibat operasi, kecelakaan atau penyebab lainnya. Selain itu, juga untuk

memanfaatkan plasma nutfah yang ada di Indonesia dalam menyediakan obat

yang mudah didapat dan terjangkau harganya.

 

 

 

 

Page 16: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

TINJAUAN PUSTAKA

Kunyit

Pertelaan Tanaman Kunyit

Kunyit (Gambar 1 & 2) merupakan tanaman dengan batang berwarna

kehijauan atau keunguan, rimpang kunyit (Gambar 3) berbentuk sempurna,

berwarna jingga. Setiap tanaman mempunyai daun 3 sampai 8 helai, panjang

tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berbulu halus

jarang-jarang, helaian daun lebar dengan ujung daun lancip berekor,

keseluruhannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama

berwarna agak keunguan. Tanaman kunyit memiliki perbungaan terminal, gagang

berbulu, bersisik, panjang gagang 16 cm sampai 40 cm (Depkes, 1989).

Keseluruhan tanaman kunyit membentuk rumpun yang rapat, tunas muda

berwarna putih, akar serabut berwarna cokelat muda dan rimpang berwarna jingga

(Syukur, 2002).

Rimpang kunyit banyak tumbuh di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan,

Indonesia dan Filipina. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang baik

pengairannya dengan curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan

ditempat yang sedikit terlindung. Untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar

dan baik, kunyit sebaiknya ditanam ditempat yang terbuka dengan tanah ringan

seperti lempung dan pasir (Depkes, 1989).

Taksonomi Tanaman Kunyit

Klasifikasi kunyit menurut Linnaeus dalam Winarto (2003) adalah sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Phylum : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Zingiberidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.

Page 17: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1. Tanaman Kunyit (www.tanamanherbal.wordpress.com, 2008)

Gambar 2. Tanaman Kunyit ( www.tanamanherbal.wordpress.com, 2008)

Page 18: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Gambar 3. Rimpang Kunyit

Manfaat Rimpang Kunyit

Rimpang kunyit sudah sejak lama dikenal sebagai obat, karena memiliki

sifat antiseptik serta berkhasiat sebagai vermicidal yang dapat membunuh cacing

perut. Senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang kunyit salah satunya adalah

kurkumin. Kurkumin memiliki daya anti infeksi serta antirhematik (Winarno,

2004).

Di India rimpang kunyit biasa digunakan sebagai obat sakit perut akibat

gangguan pencernaan, tonik dan pembersih darah, mengobati demam, penyakit

kulit, rasa mual pada masa kehamilan serta gangguan fungsi hepar. Selain itu

rimpang kunyit juga digunakan untuk conjunctivitis, infeksi kulit, kanker,

arthrithis, haemorrhoids dan eksim. Wanita di India juga memakai rimpang

kunyit sebagai penyubur rambut. Di Cina, rimpang kunyit digunakan sebagai

penambah darah dan sebagai analgesik. Rimpang kunyit digunakan untuk

mengobati sakit pada daerah dada dan perut kembung, jaundice, bahu yang kaku,

menorhoea akibat gangguan peredaran darah dan sakit pada daerah perut pada

masa post partum. Di negara barat, rimpang kunyit digunakan sebagai

aromaterapi untuk menstimulasi pencernaan dan juga pengobatan jaundice (Mills

dan Bone, 2000).

Di Indonesia rimpang kunyit telah digunakan sebagai obat. Khasiat kunyit

antara lain sebagai antikoagulan, menurunkan tekanan darah, obat malaria, obat

Page 19: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

cacing, bakterisida, obat sakit perut, memperbanyak ASI, fungisida, stimulan,

mengobati keseleo, memar dan rematik, obat asma, diabetes melitus, usus buntu,

amandel, sariawan, tambah darah, menghilangkan noda di wajah, penurun panas

dan mengobati luka (Tilaar, 2002).

Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum

mengalami perubahan. Berdasarkan sumbernya, simplisia digolongkan menjadi

tiga kelompok yaitu :

- Simplisia nabati

Simplisia nabati dapat berasal dari tanaman utuh, bagian tanaman

dan eksudat tanaman.

- Simplisia hewani

Simplisia hewani berasal dari hewan utuh, bagian hewan dan zat

yang dihasilkan hewan (bukan zat kimia murni).

- Simplisia mineral

Simplisia mineral berasal dari mineral baik yang sudah diolah

ataupun belum diolah (bukan zat kimia murni) (Wientarsih dan Prasetyo,

2008).

Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan kandungan aktif dari simplisia

menggunakan cairan penyari yang cocok (Wientarsih dan Prasetyo, 2006).

Menurut Harborne (1987) ekstraksi adalah proses untuk mengisolasi senyawa

dari tanaman, hewan ataupun mineral. Ragam ekstraksi bergantung pada tekstur

dan kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksi pada jenis senyawa yang

diisolasi (Harborne, 1987). Ekstraksi juga amat bergantung pada jenis dan

komposisi dari cairan pengekstraksi. Untuk memperoleh sediaan obat yang cocok

umumnya digunakan campuran etanol-air sebagai cairan pengekstraksi (Voight,

1994). Terdapat beberapa macam metode ekstraksi yaitu maserasi atau

perendaman, perkolasi, digesti dan infusi. Dalam melakukan metode ekstraksi

tersebut terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu : jumlah simplisia,

Page 20: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

penambahan air ekstrak, derajat dan kehalusan simplisia, cara pemanasan, cara

penyaringan dan perhitungan dosis pemakaian (Wientarsih dan Prasetyo, 2006).

Maserasi

Maserasi berasal dari kata macerare yang berarti mengairi atau

melunakkan. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana (Harborne,

1987). Maserasi dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam larutan

penyari (Pelarut). Larutan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke

dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan di luar sel,

maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel

(Depkes, 1986).

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif

yang mudah larut dalam larutan penyari, tidak mengandung zat yang mudah

mengembang dalam cairan penyari.

Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol atau

pelarut lain. Bila cairan penyari yang digunakan air maka kerugiannya adalah

dapat cepat ditumbuhi jamur.

Keuntungan dari cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan

dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan

kerugian dari cara maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang

sempurna (Depkes, 1986).

Larutan Penyari (Pelarut)

Etil Asetat

Etil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3.

Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat. Senyawa ini berwujud

cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc,

dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi

dalam skala besar sebagai pelarut.

Page 21: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap),

tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan

hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya

proton yang bersifat asam yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif

seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan

larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat

pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air

yang mengandung basa atau asam.

Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan

etanol, biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat. Etil asetat dapat

dihidrolisis pada keadaan asam atau basa yang dapat menghasilkan asam asetat

dan etanol kembali. Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya

digunakan asam kuat dengan proporsi stokiometris, misalnya natrium hidroksida.

Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi

dengan etanol (Tohir, 2005).

Penapisan Fitokimia (Screening Fitokimia)

Biasanya pada tanaman obat terdapat beragam senyawa organik yang

dibentuk dan ditimbun dalam tanaman tersebut. Oleh karena itu, untuk

mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat didalam tumbuhan tersebut,

diperlukan metode pemisahan, pemurnian dan identifikasi kandungan didalam

tanaman yang sifatnya berbeda dan banyak jumlahnya yaitu dengan penapisan

fitokimia (screening fitokimia) (Harbone, 1987). Kandungan senyawa organik

yang umum di identifikasi adalah sebagai berikut :

Senyawa Flavonoid

Flavonoid banyak terdapat pada tanaman. Flavonoid memiliki fungsi

yang sangat banyak, salah satunya memproduksi pigmen berwarna kuning, merah

dan biru pada bunga. Hal ini menyebabkan bunga akan terlindungi dari serangan

mikroba dan serangga. Flavonoid merupakan senyawa yang terdapat pada ekstrak

etanol dan kelompok pigmen tumbuhan yang banyak ditemukan dalam makanan,

diduga flavonoid mampu melindungi tubuh dari kanker. Flavonoid dapat

diekstraksi dengan etanol 70% dan akan tetap berada dalam lapisan air setelah

Page 22: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

ekstrak ini dikocok dengan hidrokarbon. (Harbone, 1987). Flavonoid juga

mempunyai efek anti tumor, immunostimulan, analgesik, anti radang

(antiinflamasi), anti virus, anti bakteri, anti HIV, anti diare, anti hepatotoksik,

antihiperglikemik dan sebagai vasodilatator (de padua, 1999). Flavonoid yang

bersifat lipofilik mungkin juga merusak membran mukosa. Flavonoid bersifat

germisidal karena dalam konsentrasi tinggi menyebabkan koagulasi dan

presipitasi protein. Sedangkan dalam konsentrasi rendah menyebabkan denaturasi

protein tanpa koagulasi (Goodman dan Gilman, 1960).

Senyawa Tanin

Menurut batasannya tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk

polimer mantap yang tak larut dalam air (Harborne, 1987). Tanin secara umum

didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang membentuk kompleks dengan

protein dan merupakan senyawa terbesar kedua yang menyusun etanol.

Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi dua kelas, yaitu tanin

terkondensasi dan tannin terhidrolisasi. Aktivitas biologis dan farmakologis yang

telah diketahui antara lain penghambatan karsinogenesis, anti tumor, anti oksidasi,

anti hipertensi, anti bakteri dan jamur, anti diabetes dan antelmintika.

Senyawa Kuinon

Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar

seperti kromofor pada benzikuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuinon

isoprenoid. Pada benzikuinon, naftokuinon, antrakuinon biasanya terhidroksilasi

dan bersifat “senyawa fenol”, sehingga diperlukan hidrolisis asam untuk

melepaskan kuinon bebasnya (Harborne, 1987).  Kuinon memiliki efek

menghilangkan rasa sakit (Anonim, 2008).

Senyawa Saponin

Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol telah terdeteksi dari 90

tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti

sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan

menghemolisis darah (Harborne, 1987). Saponin menyebabkan rasa pahit pada

pangan nabati. Saponin umumnya diperoleh dari biji-bijian. Saponin berfungsi

dalam mengontrol kolesterol dan mencegah kanker (Arnelia, 2008). Saponin

sebagai senyawa penyusun etanol terbesar setelah tanin. Saponin memiliki sifat

Page 23: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

yang mir

parasimpa

kematian.

terjadinya

sifat deter

melalui i

hidrofobik

membrane

sel sehing

Saponin j

menghamb

dehidrasi.

yang terja

rip santon

atik sehingg

Saponin m

a hemolisis t

rgen sedang

nteraksi an

k dengan l

e (Cheeke,

gga sel me

juga merup

bat penyer

Hal ini ter

di pada sel

nin, yaitu

ga terjadi ko

merupakan

terhadap se

g (Bahti et

ntara bagia

lapisan lipi

1989). Per

engalami

pakan zat

rapan air p

rkait dengan

darah (Che

menstimu

onvulsi yan

zat aktif p

el darah mer

al.1985), M

an aktif d

id sehingg

istiwa ini m

ketidakseim

toksik ba

pada usus

n mekanism

eke, 1989).

lasi neuro

ng terjadi te

permukaan

rah, selain i

Mekanisme

dari senyaw

a molekul

menyebabka

mbangan

agi beberap

belakang b

me perusaka

omuskular

erus meneru

yang dapat

itu senyawa

saponin m

wa saponin

saponin d

an kebocor

ion dan m

pa serangga

belalang d

an sel-sel ep

melalui s

us menyeba

t mengakib

a ini mempu

erusak sel

n yaitu ag

dapat mem

an pada din

mengalami

a yaitu de

dan mati k

pitel usus se

syaraf

abkan

batkan

unyai

darah

glikon

masuki

nding

lisis.

engan

karena

eperti

Kuurkumin

Ku

Zingiberac

digunakan

memiliki

imunodefi

oksidan, a

kurkumin

urkumin me

ceae, khus

n dalam in

potensi d

isiensi, anti

anti karsino

pada kunyi

erupakan sa

susnya pad

dustri farm

dalam aktiv

i virus (vi

ogenik dan

it yang digu

alah satu p

da kunyit

masi, makan

vitas farma

rus flu bu

n anti infek

unakan sebe

produk meta

dan temu

nan, parfum

akologi ya

urung), anti

ksi (Araujo

esar 2,38% p

abolit seku

lawak. Ku

m dan lain-

aitu anti I

i bakteri, a

o dan Leon

per 100 gr.

under dari f

urkumin ba

-lain. Kurk

nflamatori,

anti jamur,

n, 2001). K

famili

anyak

kumin

anti

, anti

Kadar

Strruktur kimiaa kurkumin disajikan ddalam gambbar berikut :

Ga

Str

anti-oksid

anti-kanke

ambar 4. St

ruktur kimi

dan, kelomp

er dan anti m

truktur Kim

ia tersebut

pok keto se

mutagen (W

mia Kurkummin (Wientarrsih, 2000).

menampil

ebagai anti

Wientarsih, 2

lkan kelom

inflamasi d

2000).

mpok parahy

dan ikatan

ydroxyl se

rangkap se

ebagai

ebagai

Page 24: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Substansi murni kurkumin adalah bubuk kristal kuning jingga yang

memiliki titik cair 180-182 °C, tidak larut dalam air, sangat larut dalam eter, larut

dalam alkohol, asam asetat glasial dan juga larut dalam alkali yang memberikan

warna cokelat kemerah-merahan. (Rukmana dalam Purwanti, 2008).

Salep

Salep merupakan sediaan setengah padat, mudah dioleskan dan digunakan

sebagai obat luar pada membran mukosa atau kulit (Wientarsih dan Prasetyo,

2006). Menurut Voight (1994), salep atau unguentum adalah bentuk sediaan obat

yang digunakan untuk penerapan pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada

selaput lendir (hidung, mata). Bahan obat yang digunakan harus larut atau

terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Homogen berarti jika salep

dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus

menunjukkan susunan yang homogen. Kadar bahan obat atau kadar zat khasiat

yang ditambahkan ke dalam dasar salep adalah 10% kecuali untuk salep yang

mengandung obat bius atau obat keras (Wientarsih dan Prasetyo, 2006).

Bahan dasar dalam pembuatan salep atau dasar salep harus memenuhi

syarat-syarat tertentu seperti: harus stabil (fisik atau kimia), warna dan bau harus

stabil selama penyimpanan atau pemakaian, harus dapat dicampur dengan semua

obat, harus halus dan licin sehingga mudah dioleskan pada kulit, memiliki daya

kerja yang baik untuk kulit kering atau berlemak, tidak mengiritasi kulit, tidak

mudah tengik dan harus mudah dipakai (Wientarsih dan Prasetyo, 2006).

Salep memiliki tiga fungsi yaitu :

- Sebagai pembawa (vehicle), artinya salep berfungsi sebagai pembawa

subtansi obat untuk pengobatan kulit.

- Sebagai pelumas (emollient), artinya salep berfungsi sebagai pelumas atau

emollient pada kulit.

- Sebagai pelindung (protective), artinya salep berfungsi unuk mencegah

kontak permukaan kulit dengan rangsangan dari luar (Wientarsih dan

Prasetyo, 2006).

Menurut Wientarsih dan Prasetyo (2006), Salep dapat

diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yaitu:

Page 25: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

- Berdasarkan konsistensinya, salep dibagi menjadi liniment (obat gosok),

krem (cream), salep, pasta cerata dan jelly.

- Berdasarkan daya kerjanya (daya penetrasinya), salep dibagi menjadi salep

epidermik, salep endodermik dan salep diadermik.

- Berdasarkan kemampuan menarik air, salep dibagi menjadi salep hidrofilik

dan salep lipofilik.

- Berdasarkan komposisi dasar salep, salep dibagi menjadi salep dengan

dasar salep hidrokarbon, dasar dengan dasar salep scrap (absorpsi), salep

dengan dasar salep tercuci dengan air dan salep dengan dasar salep yang

larut dalam air.

- Berdasarkan kerja zat berkhasiat, salep digolongkan menjadi salep anti

pruritik (anti gatal), salep keratoplastik (mempertebal lapisan tanduk),

salep keratolitik (merusak lapisan kulit bertanduk), salep anti parasait,

salep adstringen, salep emolien dan salep protektif.

Mencit

Latar Belakang Penggunaan mencit

Hewan percobaan pada bidang kedokteran harus memiliki syarat-syarat

tertentu yaitu sifat respon biologis dan adaptasi yang mendekati fisiologis

manusia, mudah diperoleh, mudah dikembangbiakan, mudah dipelihara, murah,

tidak berbahaya dan praktis. Mencit (Gambar 5) adalah hewan yang memenuhi

kriteria tersebut sehingga mencit dapat digunakan sebagai hewan coba (Malole

dan Pramono, 1989).

Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan sejenis dengan mencit

laboratorium. Hewan tersebut tersebar di seluruh dunia dan sering ditemukan di

dekat atau di dalam gedung dan rumah yang dihuni manusia. Mencit laboratorium

memiliki berat yang relatif sama dengan mencit liar yaitu mencapai 18-20 g pada

umur empat minggu dan saat dewasa dapat mencapai 30-40 g (Smith, 1988).

Mencit laboratorium adalah strain mencit yang telah dikembangkan oleh ahli

genetik dari peternak mencit peliharaan sejak 100 tahun silam (Penn, 1999).

Mencit laboratorium setelah diternakkan secara selektif memiliki berbagai warna

bulu dan timbul banyak galur dengan berat badan berbeda- beda (Smith, 1988).

Page 26: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Gambar 5. Mencit (Mus musculus albinus) (http//:www.indonetwork.co.id, 2008)

Taksonomi Mencit

Klasifikasi mencit adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Rodentia

Sub Ordo : Myomorphoa

Familia : Muridae

Sub Familia : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus albinus (Linnaeus dalam Ungerer, 1985).

Kulit

Histologi Kulit

Permukaan tubuh hewan dilindungi oleh kulit yang berupa struktur yang

melindungi tubuh dari pengaruh luar. Selain itu kulit juga mengatur suhu tubuh,

alat eksresi dan sebagai indra peraba. Kulit (Gambar 6) terdiri dari beberapa

Page 27: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

lapisan yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis atau jaringan penunjang corium

(connective tissue) (Trautmann dan Fiebiger, 1957). Lapisan epidermis

merupakan bagian terluar kulit yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu stratum

corneum, stratum lucidum, stratum granulosum dan stratum spinosum (Smith dan

Jones, 1962). Stratum corneum terdiri atas sel berkeratin tanpa inti gepeng yang

sitoplasmanya dipenuhi skleroprotein filamentosa berpigmen yaitu keratin.

Stratum lucidum tampak lebih jelas pada kulit tebal, bersifat translucen dan terdiri

atas selapis tipis sel eusinofilik sangat gepeng. Stratum granulosum ditandai oleh

tiga sampai lima lapis sel poligonal gepeng dengan sitoplasma yang berisi granula

basofilik kasar yang disebut granula keratohialin. Struktur khas lainnya adalah

sel-sel stratum granulosum epidermis merupakan granula berlamel, yaitu sebuah

struktur lonjong atau mirip batang kecil yang mengandung cakram berlamen yang

dibentuk oleh lapis-ganda lipid. Stratum spinosum atau stratum germinativum atau

lapisan malphigi terdiri atas sel-sel kuboid , poligonal, atau agak gepeng dengan

inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang-cabang yang terisi berkas filamen

(Junqueira et al, 1998). Pada bagian paling bawah dari stratum ini terdapat

lapisan basal yang terdiri dari sel kubus dan terdapat pigmen melanin (Smith dan

Jones, 1962). Melanin (Gambar 7) berpengaruh terhadap warna kulit dan bulu.

Melanin dihasilkan oleh melanosit. Melanosit adalah sel-sel dendrit. Melanosit

akan mensintesis melanin (biochrome) berwarna kuning,merah dan cokelat,

berupa polimer besar yang terikat pada protein (Dharmojono, 2002).

Dermis (Corium) terletak di antara epidermis dan jaringan lemak

subkutan (Dharmojono, 2002). Lapisan ini terdiri dari stratum papilare dan

stratum retikulare. Terdapat jalinan yang menghubungkan stratum paiplare

dengan epidermis. Jalinan tersebut berupa papil-papil yang pada bagian ujunganya

terdapat saraf, saluran kelenjar dan pembuluh darah. Pada lapisan ini juga terdapat

serabut kolagen halus, srabut elastik dan serabut retikulare, sel-sel jaringan ikat

fibrosit serta sel mast dan melanosit. Sedangkan pada stratum retikulare tersusun

dari otot polos dan serabut kolagen (Hartono, 1992).

Page 28: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Gambar 6. Gambaran Histologis Lapisan Kulit Manusia (Yahya, 2005).

Subkutis (tela subcutanea) atau hipodermis merupakan lapisan jaringan

ikat longgar yang menghubungkan kulit dengan otot dan tulang di bawahnya.

Jaringan serabut kolagen dan elastik yang longgar memungkinkan fleksibilitas

kulit serta gerakan bebas di sekitar daerah tersebut. Jaringan lemak sering terdapat

di daerah tersebut, dapat berupa sel-sel lemak individu atau sel-sel lemak besar

yang biasa disebut panicullus adiposus (Dellmann dan Brown , 1992).

Gambar 7. Gambaran Histologis Lapisan Kulit Manusia (Yahya, 2005). 

 

Page 29: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Persembuhan Luka

Definisi persembuhan luka

Persembuhan luka adalah proses dalam tubuh yang sebisa mungkin

memperbaiki bagian luka menjadi bentuk yang paling mendekati kondisi normal

tubuh sebelumnya (Vegad, 1995). Sedangkan menurut Tawi (2008), luka adalah

rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat

substansi jaringan yang rusak atau hilang. Menurut Singer et al (1999),

persembuhan luka adalah proses interaktif dan dinamis yang melibatkan mediator-

mediator solubel, sel-sel darah, matrix ekstraselular dan sel-sel parenkim.

Proses Persembuhan Luka

Secara umum persembuhan luka dapat digolongkan menjadi dua

kelompok yaitu persembuhan luka primer atau healty by first intention dan

persembuhan luka sekunder atau healing by second intetion (Price dan McCarty,

1992).

Pada persembuhan luka primer, tepi luka akan disatukan oleh bekuan

darah yang mengandung fibrin yang berfungsi seperti lem. Setelah itu reaksi

peradangan mulai terjadi dan muncul sel-sel radang seperti makrofag yang akan

membersihkan daerah tersebut. Setelah bekuan darah dibersihkan maka mulai

terjadi pertumbuhan jaringan granulasi kearah dalam hingga menjadi parut selama

proses maturasi atau pematangan. Bersamaan dengan poses pematangan, epitel

permukaan di bagian tepi mulai melakukan regenerasi, dan dalam waktu beberapa

hari lapisan epitel tipis bermigrasi di atas permukaan luka. Pada akhirnya jaringan

epitel ini akan menebal dan matang begitu juga dengan jaringan parut yang berada

dibawahnya, sehingga terbentuk kembali permukaan kulit dan dasar jaringan parut

yang tidak nyata atau hanya terlihat sebagai satu garis yang menebal (Price dan

McCarty, 1992). Sedangkan pada persembuhan luka sekunder atau biasa disebut

juga persembuhan luka dengan granulasi, secara garis besar proses persembuhan

lukanya identik dengan proses persembuhan luka primer. Perbedaannya terletak

pada jumlah jaringan granulasi yang terbentuk lebih banyak. Selain itu juga

jaringan parut yang terbentuk lebih luas dan proses persembuhan lukanya

membutuhkan waktu yang relatif lebih lama (Price dan McCarty, 1992).

Page 30: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Proses persembuhan luka terjadi dalam beberapa fase atau tahapan.

Menurut Tawi (2008), tahapan proses persembuhan luka antara lain adalah fase

inflamasi, fase proliferasi dan fase maturasi.

Fase inflamasi terjadi akibat adanya respons vaskuler dan seluler yang

terjadi akibat perlukaan yang terjadi pada jaringan lunak. Fase ini berfungsi untuk

menghentikan pendarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel

mati dan bakteri untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

Kerusakan pembuluh darah yang terjadi akan menyebabkan keluarnya platelet

yang berfungsi hemostasis. Platelet akan menutupi vaskuler yang terbuka (clot)

dan juga mengeluarkan substansi “vasokonstriksi” yang mengakibatkan pembuluh

darah kapiler vasokonstriksi, selanjutnya terjadi penempelan endotel yang akan

menutup pembuluh darah. Periode ini berlangsung selama 5-10 menit, dan

kemudian akan terjadi vasodilatasi kapiler stimulasi saraf sensoris ( local sensoris

nerve ending), local reflex action, dan adanya substansi vasodilator: histamin,

serotonin dan sitokins. Selain menyebabkan vasodilatasi, histamin juga

mengakibatkan meningkatnya permeabilitas vena, sehingga cairan plasma darah

keluar dari pembuluh darah dan masuk ke daerah luka dan secara klinis terjadi

edema jaringan dan keadaan lokal lingkungan tersebut asidosis. Eksudasi ini juga

mengakibatkan migrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler. Fungsi

netrofil adalah melakukan fagositosis benda asing dan bakteri di daerah luka

selama 3 hari dan kemudian akan digantikan oleh sel makrofag yang berperan

lebih besar jika dibanding dengan netrofil pada proses penyembuhan luka (Singer

et al, 1999). Makrofag memiliki fungsi lain selain fagositosis seperti pada poses

sintesa kolagen, pembentukan jaringan granulasi bersama-sama dengan fibroblas,

memproduksi “growth factor” yang berperan pada re-epitelisasi dan proses

pembentukan pembuluh kapiler baru atau angiogenesis. Fase inflamasi ini

ditandai dengan adanya: eritema, hangat pada kulit, edema dan rasa sakit yang

berlangsung sampai hari ke-3 atau hari ke-4 (Tawi, 2008).

Fase berikutnya adalah fase proliferasi yang ditadai dengan adanya proses

proliferasi sel. Reepitelisasi dari luka dimulai beberapa saat setelah perlukaan.

Satu atau dua hari setelah perlukaan, sel-sel epidermal pada tepi luka mulai

berproliferasi (Singer, 1999). Pada fase ini tejadi perbaikan dan persembuhan luka

Page 31: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

oleh fibroblas yang berperan pada persiapan menghasilkan produk struktur protein

yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Pada jaringan lunak

yang normal (tanpa perlukaan), pemaparan sel fibroblas sangat jarang dan

biasanya bersembunyi di matriks jaringan penunjang. Setelah terjadi luka,

fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan sekitar luka ke dalam daerah luka,

kemudian akan berkembang (proliferasi) serta mengeluarkan beberapa substansi

(kolagen, elastin, asam hialorunat, fibronektin dan profeoglikan) yang berperan

dalam membangun (rekonstruksi) jaringan baru. Kolagen memiliki fungsi yang

lebih spesifik yaitu membentuk cikal bakal jaringan baru (connective tissue

matrix) dan dengan dikeluarkannnya substrat oleh fibroblas, memberikan tanda

bahwa makrofag, pembuluh darah baru dan juga fibroblas sebagai satu kesatuan

unit dapat memasuki daerah luka. Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang

tertanam di dalam jaringan baru tersebut disebut sebagai jaringan granulasi,

sedangkan proses proliferasi fibroblas dengan aktifitas sintetiknya disebut

fibroblasia. Respon yang dilakukan fibroblas terhadap proses fibroplasia adalah

proliferasi, migrasi, deposit jaringan matriks serta kontraksi luka (Tawi, 2008).

Pada fase proliferasi terjadi proses angiogenesis. Angiogenesis adalah

suatu proses pembentukan pembuluh kapiler baru didalam luka yang memiliki arti

penting pada tahap proliferasi dalam proses penyembuhan luka. Kegagalan

vaskuler akibat penyakit (diabetes), pengobatan (radiasi) atau obat (preparat

steroid) mengakibatkan lambatnya proses sembuh karena terbentuknya ulkus yang

kronis. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi kedalam luka merupakan suatu

respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka karena

biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan turunnya tekanan

oksigen. Pada fase ini fibroplasia dan angiogenesis merupakan proses terintegrasi

dan dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag

(growth factors) (Tawi, 2008).

Fase yang terakhir adalah fase maturasi. Fase ini dimulai pada minggu ke-

3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Fase ini berfungsi

dalam menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan

penyembuhan yang kuat dan bermutu. Fibroblas sudah mulai meninggalkan

jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringan mulai berkurang karena

Page 32: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

pembuluh darah mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak

untuk memperkuat jaringan parut. Kekuatan dari jaringan parut akan mencapai

puncaknya pada minggu ke-10 setelah perlukaan. Sintesa kolagen yang telah

dimulai sejak fase proliferasi akan dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali

pembentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan kolagen oleh enzim

kolagenase. Kolagen muda atau “gelatinous collagen” yang terbentuk pada fase

proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang lebih matang, yaitu lebih kuat dan

struktur yang lebih baik (proses re-modelling). Dalam mencapai penyembuhan

yang optimal diperlukan keseimbangan antara kolagen yang diproduksi dengan

yang dipecahkan. Kolagen yang berlebihan akan terjadi penebalan jaringan parut

atau hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan

kekuatan jaringan parut dan luka akan selalu terbuka (Tawi, 2008).

Luka dikatakan sembuh apabila terjadi kontinuitas lapisan kulit dan

kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas

yang normal. Meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita,

namun outcome atau hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik

masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka. Penderita muda dan sehat akan

mencapai proses yang cepat dibandingkan dengan kurang gizi, disertai dengan

penyakit sistemik seperti diabetes melitus (Tawi, 2008).

Page 33: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

MATERI DAN METODE

Alat dan Bahan

Rimpang kunyit

Sebelumnya identifikasi atau determinasi tanaman kunyit dilakukan di

herbarium Bogorience LIPI Cibinong. Kunyit yang dipergunakan berumur 9 bulan

yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Tropis (BALITRO). Rimpang

Kunyit ini dikeringkan dan digiling menjadi bentuk serbuk (Gambar 8).

Gambar 8. Serbuk (Simplisia) Kunyit

Hewan percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dengan mencit sebanyak 45 ekor

mencit jantan usia 2 bulan dengan bobot 20-40 gram yang dikelompokkan

menjadi tiga kelompok dengan tiga perlakuan berbeda. Kelompok pertama adalah

kontrol negatif, kelompok kedua adalah kontrol positif dan ketiga adalah

kelompok mencit yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit.

Pelarut dan bahan lainnya

Bahan yang digunakan sebagai pelarut dalam penelitian ini adalah etanol,

hexan, air dan etil asetat. Sedangkan bahan dasar salep yang digunakan dalam

pembuatan salep adalah vaselin.

Alat

Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan sediaan salep antara lain,

maserator (Gambar 9), tabung fraksinator (Gambar 10), evaporator (Gambar 11),

cawan petri, elenmeyer 100 ml, serta oven (Gambar 12) untuk pengeringan.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pembuatan sediaan histopatologi adalah

Page 34: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

kandang

penutup, p

mencit, ala

penangas air

at bedah, t

r, mikrosko

tissue proc

op cahaya, m

cessor, mik

mikroskop v

krotom, gel

videomikrom

las objek,

meter.

gelas

Gambar 9

Gambar 1

Metodolo

Ek

Ek

Ragam ek

yang diek

juga amat

memperol

sebagai ca

Ek

tumbuhan

maserasi

sederhana

9. Maserato

11. Evapora

ogi

kstraksi Ku

kstraksi ada

kstraksi ber

kstraksi pad

t bergantung

leh sediaan

airan pengek

kstrak kenta

n Curcuma

menggunak

a. Proses

or

ator

unyit

lah proses u

rgantung pa

da jenis sen

g pada jenis

n obat yang

kstraksi (Vo

al rimpang

longa, fam

kan etanol

maserasi a

untuk meng

ada tekstur

nyawa yang

s dan komp

g cocok um

oight, 1994)

kunyit ada

mili Zingib

96%. Ma

adalah pro

Gambbar10. Tabuung Fraksinnator 

Gaambar 12. Oven

gisolasi sen

dan kandu

g diisolasi (

posisi dari c

mumnya be

).

nyawa dari

ungan air b

(Harborne,

cairan peng

erlaku cam

suatu tumb

bahan tumb

1987). Ekst

gekstraksi. U

mpuran etan

uhan.

buhan

traksi

Untuk

nol-air

alah ekstrak

beraceae. E

aserasi ada

oses menya

k yang dibu

kstrak dibu

alah cara e

atukan bah

uat dari rim

uat dengan

ekstraksi p

han yang

mpang

cara

paling

telah

Page 35: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

dihaluskan dengan bahan ekstraksi. Waktu maserasi yang tertulis di farmakope

berbeda-beda, yaitu antara 4-10 hari. Setelah waktu itu, sebaiknya ditetapkan

suatu keseimbangan antara bahan yang diekstraksi dalam bagian sebelah dalam

sel dengan yang masuk ke dalam cairan, dengan demikian difusi akan berakhir.

Melalui usaha ini diharapkan akan terjadi keseimbangan konsentrasi bahan

ekstraktif yang lebih cepat ke dalam cairan. Sedangkan keadaan diam saat

maserasi menyebabkan turunnya perpindahan bahan aktif (Voight, 1994).

Satu bagian kering rimpang kunyit dimasukkan ke dalam maserator,

ditambah 10 bagian etanol 96% direndam selama 6 jam sambil sekali-kali diaduk,

kemudian didiamkan sampai 24 jam. Maserat dipisahkan dan diulangi 2 kali

dengan jenis dan jumlah perlakuan yang sama. Semua maserat dikumpulkan dan

diuapkan (evaporasi) dengan evaporator hingga diperoleh ekstra kental.

Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat. Ekstrak kental dilarutkan

dengan etanol 96% sampai terbentuk larutan ekstrak. Lalu ditambahkan larutan

hexana (non polar) dengan perbandingan 1:1 dimasukkan ke dalam labu kocok

(corong pisah). Setelah itu dikocok selama 15 menit dan didiamkan hingga

terbentuk dua lapisan pelarut. Lapisan yang bawah adalah etanol dan yang di atas

adalah hexana. Kedua larutan ini kemudian ditampung secara terpisah lalu

diulangi 2 kali dengan perlakuan yang sama. Fraksi hexan yang diperoleh

dievaporasi sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak etanol ditambahkan

larutan etil asetat (semi polar) dengan perbandingan 1:1 dalam corong pisah.

Setelah itu dikocok selama 15 menit dan didiamkan hingga terbentuk dua lapisan

pelarut. Lapisan yang bawah adalah etanol dan yang ada atas adalah etil asetat.

Ulangi 2 kali dengan perlakuan yang sama. Hasil yang diperoleh di evaporasi

sehingga diperoleh fraksi kental. Setelah itu dilanjutkan dengan screening

fitokimia.

Penapisan Fitokimia

Menurut Fransworth (1966), penapisan fitokimia dilakukan untuk

mengetahui kandungan senyawa dalam simplisia dapat dilakukan sebagai berikut:

Page 36: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Senyawa Alkaloid

Serbuk simplisia dibasakan dengan amonia, kemudian ditambahkan

kloroform, digerus kuat-kuat. Lapisan kloroform dipipet sambil disaring,

kemudian ke dalamnya ditambahkan asam klorida 2N. Campuran dikocok kuat-

kuat hingga terdapat dua lapisan. Lapisan asam dipipet, kemudian dibagi menjadi

3 bagian: Kepada bagian 1 ditambahkan pereaksi Mayer (Kalium iodida dan raksa

(II) klorida). Terjadinya endapan atau kekeruhan diamati. Bila terjadi kekeruhan

atau endapan berwarna putih berarti di dalam simplisia kemungkinan terkandung

alkaloid. Bagian 2 ditambahkan pereaksi Dragendorff (Bismuth Subnitras dan

Raksa (II) klorida). Terbentuknya endapan atau kekeruhan diamati. Bila terjadi

kekeruhan atau endapan berwarna jingga kuning berarti dalam simplisia

kemungkinan terkandung alkaloid. Bagian 3 digunakan sebagai blangko.

Senyawa Polifenat

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air, kemudian disaring. Ditambahkan larutan pereaksi besi (III) klorida

kedalam filtrat. Terbentuknya senyawa fenolat ditandai dengan terjadinya warna

hijau-biru hingga hitam.

Senyawa Tanin

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air lalu disaring. Larutan besi (III) klorida ditambahkan ke dalam filtrat

sehingga terbentuk warna hijau-biru hitam hingga hitam, kemudian ditambahkan

larutan gelatin 1%. Adanya senyawa tanin ditandai dengan terjadinya endapan

berwarna putih.

Senyawa Flavonoid

Simplisia dipanaskan dengan campuran logam magnesium dan asam

klorida 5N, kemudian disaring. Adanya flavonoid akan menyebabkan filtrat

berwarna merah yang dapat ditarik oleh amil alkohol. Untuk lebih memudahkan

pengamatan sebaiknya menggunakan percobaan blangko.

Senyawa Monoterpenoid dan Seskuiterpenoid

Serbuk simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil disaring.

Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga

kering. Larutan vanilin 10% dalam asam sulfat pekat dimasukkan ke dalam hasil

Page 37: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

pengeringan filtrat. Terjadinya warna-warna menunjukkan adanya senyawa mono

dan seskuiterpenoid.

Senyawa Steroid dan Triterpenoid

Serbuk simplisia digerus dengan eter kemudian dipipet sambil disaring.

Filtrat ditempatkan dalam cawan penguap, kemudian dibiarkan menguap hingga

kering. Pereaksi Libermann-Burchard dimasukkan ke dalam hasil pengeringan

filtrat. Terjadinya warna ungu menunjukkan adanya senyawa triterpenoid

sedangakan terjadinya warna hijau biru menunjukkan adanya senyawa steroid.

Senyawa Kuinon

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air kemudian disaring. Larutan KOH 5% ditambahkan ke dalam filtrat.

Adanya senyawa kuinon ditandai dengan terjadinya warna kuning hingga merah.

Senyawa Saponin

Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi dipanaskan dalam

penangas air kemudian disaring. Setelah dingin filtrat dalam tabung reaksi

dikocok kuat-kuat selama kurang lebih 30 detik. Pembentukan busa sekurang-

kurangnya setinggi 1 cm dan persisten selama beberapa menit serta tidak hilang

pada penambahan satu tetes asam klorida encer menunjukkan bahwa dalam

simplisia terdapat saponin

Pembuatan Salep Ekstrak Etil Asetat Kunyit

Salep atau unguentum adalah bentuk sediaan obat dengan yang ditentukan

untuk penerapan pada kulit sehat, sakit atau terluka atau pada selaput lendir

(hidung, mata) (Voigt, 1994). Pembuatan salep ekstrak etil asetat kunyit dimulai

dengan ekstrak etil asetat kunyit kental yang telah dihasilkan kemudian

ditimbang dan dihomogenisasi dengan vaselin kuning menggunakan mortar.

Homogenisasi dilakukan hingga merata dan tidak terasa lagi butiran serbuk

kunyit. Setelah itu disimpan dalam tabung dan diberi label.

Page 38: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Perlakuan pada mencit

45 ekor hewan coba mencit dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan

pembagian 15 ekor mencit tiap perlakuan dan 5 kandang bersekat tiap perlakuan

yang diisi 3 ekor mencit dalam setiap kandang (Gambar 13).

Gambar 13. Perkandangan Mencit

15 ekor mencit yang diberi obat komersil yang mengandung neomycin

sulfat sebagai kontrol positif, 15 ekor mencit yang tidak diberi obat apapun

sebagai kontrol negatif dan 15 ekor mencit yang diberi salep fraksi etil asetat

rimpang kunyit. Sebelum diberi perlukaan, mencit diadaptasikan selama 2

minggu. Kemudian mencit dicukur pada bagian punggungnya dan dilukai dengan

cara disayat dengan scalpel pada punggungnya sepanjang 1,5 cm. Selama masa

pemeliharaan mencit diberi obat secara topikal pada luka sesuai dengan

perlakuanya menggunakan cotton buds. Tiap kelompok perlakuan, mencit diambil

sampel kulit pada hari ke 2, 4, 7, 14 dan 21 pasca perlukaan sebanyak 3 ekor

mencit tiap kelompok. Pengambilan sampel kulit dilakukan dengan mengambil

bagi yang luka pada kulit punggung mencit yang sebelumnya telah dieuthanasi

dengan menggunakan eter dosis berlebih perinhalasi. Kulit yang telah diambil

difiksasi dengan larutan BNF (Buffer Neutral Formaline) 10% selama ± 48 jam.

Pengamatan Patologi Anatomi

Pengamatan patologi anatomi dilakukan terhadap mencit kontrol dan

mencit perlakuan dengan metode deskriptif. Kondisi luka dari setiap kelompok

perlakuan dibandingkan dengan parameter perbandingan yaitu, warna luka, kering

luka dan keropeng luka.

Page 39: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Pembuatan Sediaan Haematoxilin-Eosin (HE)

Sediaan sampel kulit yang telah di fiksasi dengan larutan Neutral Buffer

Formalin (NBF) 10% selama ± 48 jam ditipiskan (trimming) dengan cara

dipotong kecil pada daerah tengan luka. Setelah itu potongan dimasukkan ke

dalam kaset. Kemudian sediaan kulit didehidrasi dengan dimasukkan berturut-

turut kedalam alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 90%, alkohol 95% I, alkohol

95% II, alkohol 100% I dan alkohol 100% II masing-masing selama 2 jam.

Setelah itu dilakukan penjernihan (clearing) sediaan kulit dengan dimasukkan

kedalam xylol dengan 2 kali penggantian masing-masing selama 2 jam. Setelah

dilakukan penjernihan, lalu dilanjutkan dengan proses pencetakkan (embedding).

Sediaan kulit dimasukkan kedalam alat pencetak dan dibiarkan sampai parafin

mengeras. Kemudian setelah mengeras parafin dikeluarkan dari cetakkan dan

disimpan dalam lemari pedingin sebelum dilakukan pemotongan.

Proses pemotongan dilakukan menggunakan mikrotom dengan tebal irisan

± 5 µm. Irisan diletakkan diatas air hangat dengan temperatur ± 46⁰C untuk

memperbaiki jaringan yang keriput. Irisan yang diletakkan diatas permukaan air

hangat tersebut diangkat menggunakan gelas objek dengan posisi irisan diatas

gelas objek. Preparat kemudian dikeringkan dan diberi tanda dengan alat grafir

dan disimpan dalam inkubator bertemperatur 60⁰C minimal 2 jam.

Setelah itu dilanjutkan dengan proses pewarnaan. Proses pewarnaan ini

dimulai dengan melarutkan sisa parafin dengan dimasukkan kedalam xylol.

Kemudian sediaan direhidrasi dengan cara dimasukkan kedalam alkohol

bertingkat dimulai dari alkohol 100% sampai alkohol 80%. Setelah itu preparat

dicuci dengan air selama 1 menit lalu dimasukkan kedalam larutan Haemtoxylin

selama 8 menit dan dicuci kembali dengan air selama 30 detik. Selanjutnya

sediaan dimsukkan kedalam larutan lithium carbonat selama 15-30 detik dan

dicuci dengan air. Setelah sediaan dicuci dengan air, selanjutnya sediaan

dimasukkan kedalam larutan Eosin selama 2-3 menit dan dibilas dengan air

selama 30-60 detik. Kemudian sediaan didehidrasi dengan alkohol bertingkat

mulai dari alkohol 95% sebanyak 10 celupan, alkohol 100% I selama 10 celupan

dan alkohol 100% II selama 2 menit. Setelah itu sediaan dimasukkan kedalam

Page 40: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

larutan xylol I selama 1 menit dan xylol II selama 2 menit. Selanjutnya sediaan

dikeringkan dan ditutup dengan cover glass.

Pembuatan Sediaan Masson-Trichrome (MT)

Pembuatan sediaan Masson-Trichrome dimulai dengan deparafinasi dan

rehidrasi sediaan juga pencucian sediaan sengan air dan aquades. Setelah itu,

sediaan dimasukkan kedalam larutan Mordant selama 30-40 menit dan dicuci

dengan Aquades. Selanjutnya, sediaan dimasukkan kelarutan Carrazi’s

Haematoxylin selama 40 menit dan dibilas dengan aquades. Kemudian sediaan

dimasukkan kedalam larutan Orange G 0.75% selama 1-2 menit dan dicuci

dengan asam asetat 1% sebanyak 2 kali setelah itu sediaan dimasukkan kedalam

larutan Ponceau Xylidine Fuchsin selama 15 menit dan dibilas dengan asam asetat

1% sebanyak 2 kali celupan. Selanjutnya preparat dimasukkan kedalam Aniline

Blue selama 15 menit dan dicuci dengan asam asetat 1% sebanyak 2 kali celupan.

Sediaan selanjutnya didehidrasi dengan alkohol bertingkat mulai dari alkohol 95%

sebanyak 10 celupan, alkohol 100% sebanyak 10 celupan dan alkohol 100% II

selama 2 menit. Setelah didehidrasi, sediaan dimasukkan dalam larutan Xylol I

selama 1 menit dan Xylol II selama 2 menit. Kemudian preparat dikeringkan dan

ditutup dengan cover glass.

Pengamatan Histopatologi

Pada pengamatan histopatologi dilakukan pengamatan dengan

membandingkan setiap kelompok perlakuan dengan peubah persentase re-

epitelisasi, jumlah sel radang (Polimorfonuklear), jumlah relatif neokapilerisasi,

oedema, dan kepadatan fibroblast.

Pengamatan re-epitelisasi, jumlah sel radang, jumlah neokapilerisasi dan

pertumbuhan folikel rambut menggunakan pewarnaan Hematoxilin Eosin (HE)

dan diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran ojektif 40x. Pengamatan

terhadap jumlah relatif sel-sel radang dan neovaskularisasi menggunakan

mikroskop Olympus BX51TF, Japan dan pemotretan dengan video photo dalam

10 lapang pandang dimana luas tiap lapang pandang adalah 20450µm2.

Pengukuran panjang luka dan reepitelisasi menggunakan video mikrometer FDR-

Page 41: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

A IV-560 dengan perbesaran objektif empat kali. Untuk melihat ketebalan dan

luasan jaringan ikat digunakan preparat yang memakai pewarnaan Masson

Trichrome. Presentase reepitelisasi dan jaringan ikat menggunakan video

mikrometer JVC Japan dengan Perbesaran objektif empat kali.

Perhitungan panjang jaringan ikat kolagen dan reepitelisasi ditentukan

dengan cara mengkonfersi skala bar yang digunakan pada video mikrometer

dengan perbesaran 180x, yaitu 200 µm menjadi 3,6 cm.

200µm X 180x = 3.6 x 104 µm = 3.6 cm

Kemudian dibuatlah pola kotak-kotak dengan ukuran 3.6 X 3.6 cm dengan

kertas plastik (Gambar 14). Kertas plastik yang sudah berpola ditempelkan pada

monitor video mikrometer. Setelah itu, untuk menyamakan standar perhitungan

ditentukan tiga kotak untuk setiap panjang luka yang akan dihitung yang diambil

dari tengah bagian luka. Jaringan ikat yang tampak pada video mikrometer

ditentukan dengan ketetapan sebagai berikut:

Jika luas jaringan ikat memenuhi lebih dari setengah bagian

kotak maka dihitung satu luasan, namun jika luasannya kurang dari setengah kotah maka tidak dihitung sebagai

luasan

               

               

               

               

               

               

               

Gambar 14. Metode penghitungan luas jaringan ikat pada pengamatan histopatologis jaringan

luka pada hari ke-14. Warna biru menunjukkan adanya jaringan ikat (Pewarnaan Masson Trichrome). Pada tampilan gambar videomicrometer dibuat pola kotak-kotak dengan ukuran 200µm tiap sisinya.

Page 42: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Perhitungan presentase jaringan ikat ditentukan dengan menggunakan rumus:

Sedangkan penghitungan persentase re-epitelisasi menggunakan

mikroskop video-mikrometer. Persentase diperoleh dari perbandingan epitel baru

yang tumbuh dengan panjang luka secara keseluruhan. Persentase re-epitelisasi

dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Epitel yang baru pada luka

% Re-epitelisasi = x 100%

Luas jaringan ikat yang terbentuk

                      X 100% 

Luas luka

Panjang luka keseluruhan

Pewarnaan Masson Trichrom digunakan untuk pengamatan pertumbuhan

jaringan ikat (fibroblast) dan diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x.

Analisa Data

Data pengamatan histopatologi terhadap jumlah sel polymorfonuklear

(neutrofil), neovaskularisasi, persentase reepitelisasi dan persentase luasan

jaringan ikat kolagen diuji secara statistik menggunakan Uji Sidik Ragam

(ANOVA) yang dilanjutkan dengan Uji Wilayah Berganda Duncan. Hasil

pengamatan patologi anatomi dianalisis secara deskriptif.

 

 

 

 

 

 

 

Page 43: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penapisan Fitokimia (Screening Fitokimia)

Berdasarkan penapisan fitokimia (screening fitokimia) diperoleh hasil

seperti yang disajikan dalam tabel 1.

Tabel.1 Hasil penapisan fitokimia (screening fitokimia)

Senyawa\Sampel Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit Alkaloid D - Alkaloid M - Flavonoid +

- Tanin dan Polifenol

Kuinon + Saponin -

Keterangan aktif - = Tidak te g zat aktif

Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa pa fraksi etil asetat

dung adalah flavonoid dan kuinon. Senyawa

warna merah pada filtrat yang dapat

ditarik

elama masa pemeliharaan mencit

etelah diberi perlakuan. Parameter yang diamati pada pengamatan patologi

n, warna, ukuran luka, pembentukan keropeng,

panjang luka dan pertumbuhan rambut. Pengukuran panjang luka dilakukan setiap

pemanenan. Hasil pengamatan disajikan dalam Tabel 2.

: + = Terkandung zat rkandun

da

rimpang kunyit, senyawa yang terkan

flavonoid dapat diketahui dengan adanya

oleh amil alkohol. Senyawa kuinon dapat diketahui dengan terbentuknya

warna kuning hingga merah pada filtrat. (Fransworth, 1966). Senyawa flavonoid

memiliki efek anti tumor, immunostimulant, analgesik, anti radang (anti

inflamasi), anti virus, anti bakteri, anti HIV, anti diare, anti hepatotoksik, anti

hiperglikemik dan sebagai vasodilatator (de padua, 1999). Flavonoid yang bersifat

lipofilik mungkin juga merusak membran mukosa. Flavonoid bersifat germisidal

karena dalam konsentrasi tinggi menyebabkan koagulasi dan presipitasi protein.

Sedangkan dalam konsentrasi rendah menyebakan denaturasi protein tanpa

koagulasi (Godman dan Gilman, 1960). Sedangkan senyawa kuinon memiliki

efek menghilangkan rasa sakit (Anonim, 2008).

Pengamatan Patologi Anatomi

Pengamatan patologi anatomi dilakukan s

s

anatomi antara lain : kelembapa

Page 44: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Tabel

Kunyit

2. Gambaran patologi anatomi persembuhan luka pada mencit kontrol positif, kontrol negatif dan perlakuan dengan sediaan salap fraksi etil asetat rimpang kunyit.

Hari Ke-

Kontrol Negatif Kontrol Positif Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang

1 Luka masih terbuka, basah, merah dan panjang luka 1,5 cm

Luka masih terbuka, basah, merah dan panjang luka 1,50 cm

Luka terbuka dan kering. Panjang luka 1,50 cm.

2 mulai kering, merah dan pan

Luka mulai menutup, mulai kering dan merah. Pan

Luka mulai tertutup dan kering, terdapat keropeng. Panjang luka 1,2

3 Luka mulai mengering dan semakin menutup.

Luka kering dan hampir menutup sempurna.

Luka dan kering, terdapat

4 ang

luka 1,20 cm ak

terlihat kemerahan. terdapat

keropeng. Panjang luka

5 ak

terlihat kemerahan. .

7 Luka menutup. Panjang Luka menutup nutup dan

8

10 11 Luka menutup. uh. 12 Luka menutup. Luka sembuh. Luka sembuh.

karena bekasnya mulai

14-21 karena

bekasnya mulai menghilang. Panjang

Luka masih terbuka

jang luka 1,36 cm jang luka 1,30 cm 3 cm

tertutup

keropeng. Luka tertutup dan kering,

Luka semakin menutup, mengering dan panj

Luka menutup hampir sempurna, kering,tid

Panjang luka 1,00 cm. Luka menutup hampir sempurna, kering,tid

0,83 cm. Luka menutup dan kering tidak terdapat keropeng

Luka mulai menutup dan mengering.

6 Luka menutup dan mengering.

Luka hampir sembuh. Luka menutup dan kering tidak terdapat keropeng. Luka me

luka 1, 07 cm

Luka menutup.

sempurna. Panjang luka 0,27 cm.

Luka menutup sempurna.

kering tidak terdapat keropeng. Panjang luka 0,47 cm. Luka sembuh.

9 Luka menutup. Luka menutup.

Luka sembuh. Luka sembuh. Luka sembuh.

Luka sembuh. Luka sembuh. Luka semb

13 Luka menutup , mulai sembuh

menghilang. Luka menutup , mulai sembuh

Luka sembuh. Luka sembuh.

luka 0 cm

Luka sembuh. Panjang luka 0 cm.

Luka sembuh. Panjang luka 0 cm.

Page 45: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Berdasarkan pengamata atomis pada hari ke-2 pasca

pe aan dapat dili etiga kelo n sudah

mulai me g luka se untuk

kelompok kelompok kontrol positif dan 1,23 cm

untuk kelompok salep fraksi etil asetat rimpang kunyit. Sebelumnya, luka pada

k e

kehilanga a terbuka ya ntuk celah.

Sayatan ubahan pada kapiler sehingga terjadi

reaksi inflam kut. Setelah masuknya rangsangan iritan

rdapat konstriksi singkat arteriola diikuti dengan dilatasi yang berkepanjangan

mbuluh kapiler yang mengalami dilatasi tersebut

enyebabkan lumen menjadi kosong dan akan terisi darah dengan cepat sehingga

menyeb

ngan, untuk

mempe

n patologi an

rluk (Gambar 15), hat luka pada k mpok perlakua

nutup dan mengering d

kontrol negatif, 1,30 cm untuk

engan panjan besar 1,36 cm

etiga k lompok masih terbuka a

n retraksinya sehingga

tersebut juga menyebabkan per

asi atau peradangan yang a

kibat sayatan. Sayatan te

terjadi luk

rsebut membuat kulit

ng membe

te

(Spector and Spector, 1993). Pe

m

abkan luka menjadi kemerahan (Price dan Mc Carty, 1992).

Selain luka terlihat kemerahan, luka juga mengalami oedema atau

pembengkakan dan terlihat basah. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah

cairan secara abnormal di kompartemen ekstrasel. Menurut Spector and Spector

(1993), bersamaan dengan percepatan pergerakan sehingga memungkinkan cairan

yang cepat melalui dinding pembuluh darah ke jaringan peradangan molekul-

molekul kecil lewat namun menahan protein-protein besar seperti protein plasma

tetap berada dalam darah. Sifat pembuluh darah yang bersifat permeable

menimbulkan tekanan osmotik yang cenderung menahan cairan di dalam

pembuluh darah. Kejadian ini diimbangi oleh dorongan keluar tekanan hidrostatik

di dalam pembuluh darah. Tekanan hidrostatik ini dalam keseimbangan antara

intrakapiler dan tekanan ekstra sel, yakni tekanan lintas dinding. Limfatik

kemudian memindahkan cairan yang mencapai celah jari

rtahankan kesetaraan secara normal. Pergeseran cairan pada saat luka

terjadi sangat cepat, sehingga eksudat pada masa peradangan mengandung protein

plasma yang sangat signifikan. Pada peradangan akut terjadi perubahan

permeabilitas pembuluh-pembuluh yang sangat kecil di daerah tersebut yang

menyebabkan kebocoran protein. Proses ini kemudian diikuti oleh pergeseran

keseimbangan osmotik, dan air keluar bersama protein, menimbulkan edema.

Page 46: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

A. B. C.

Gambar 15. Gambaran makroskopis luka pada hari ke-2 pada kontrol positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C).

Pada hari ke-4, luka pada kelompok kontrol negatif sudah mulai menutup

dan mengering dengan panjang luka 1,20 cm. Sama halnya dengan kelompok

kontrol positif dan kelompok perlakuan yang diberi salep fraksi etil asetat

rimpang kunyit dengan panjang luka masing-masing 1,00 cm dan 0,83 cm. Hanya

saja pada kelompok salep fraksi etil asetat rimpang kunyit masih terdapat

keropeng.

i luka sudah m

et i terjadi k

tif sebesar 1,07 cm, kelom ok kontrol

kunyit. Selai

disebabkan sudah mulai terjadi perbaikan dari sistem sirkulasi menyebabkan

tekanan

Pada hari ke-7 (Gam

iga perlakuan. Hal in

jang luka u tuk ke

bar 16), kondis

arena tela

kontro nega

ulai menutup pada

h terjadinya proliferasi dari sel dengan

p

k

pan n lompok l

positif sebesar 0,27 cm dan 0,47 untuk kelompok salep fraksi etil asetat rimpang

n itu luka sudah mengering dan oedema sudah berkurang. Hal ini

hidrostatik seimbang . Pada saat ini peran fibroblas sangat penting dalam

proses memperbaiki dan menyembuhkan luka. Fibroblas bertanggung jawab pada

persiapan menghasilkan produk struktur protein yang akan digunakan pada

konstruksi jaringan (Tawi, 2008) .

A. B. C.

Gambar 16. Gambaran makroskopis luka pada hari ke-7 pada kontrol positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C).

Pada hari ke-21 atau hari terakhir (Gambar 17), luka pada kelompok

kontrol negatif sudah semakin menutup dan bekas lukanya sudah mulai

Page 47: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

menghilang. Sedangkan pada kelompok kontrol positif dan kelompok salep fraksi

etil asetat rimpang kunyit sudah sembuh. Hal ini disebabkan akibat fibroblas

sudah mulai meninggalkan jaringan granulasi, warna kemerahan dari jaringan

mulai berkurang karena pem resi dan serat fibrin dari

emp

A.

mbaran makroskopis luka pada hari ke-21 pada kontrol positif (A)

mikroskopis

cara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 18, 19, 20, 21 dan 22.

 

 

buluh darah mulai reg

erkuat jaringan parut (Tkolagen bertambah banyak m awi,2008)

B. C.

Gambar 17. Gakontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C).

Pengamatan histopatologi

Pengamatan histopatologi dilakukan dengan membandingkan setiap

kelompok perlakuan dengan parameter jumlah relatif sel radang (Tabel 3), jumlah

relatif neovaskularisasi (Tabel 4), persentase reepitelisasi (Tabel 5), dan

persentase jaringan ikat kolagen (Tabel 6). Perbandingan gambaran

se

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 48: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

B C

ambar 18. Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-2 pada kontrol positif (A) kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.

B C ambar 19. Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-4 pada kontrol positif (A)

kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.

B C

A

G

AG

A B C Gambar 20. Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-7 pada kontrol positif (A)

kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.

A B C Gambar 21. Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-14 pada kontrol positif (A)

kontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep ekstrak etil asetatrimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.

A

2.

l positif (A) Gambar 2 Gambaran mikroskopis luka pada hari ke-21 pada kontrokontrol negatif (B) dan pada luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit (C). Pewarnaan MT. Pembesaran 40x.

Page 49: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Sel Polimorfonuklear (Neutrofil)

Sel radang yang diam limorfonuklear (neutrofil) (Gambar

3). Menurut Tizard (1988), sumsum tulang. Neutrofil

protozoa, vir

eutrofil me pi cepat lelah

ati setelah mefagositosis). Oleh karena sifatnya ini maka neutrofil dianggap

ebagai garis pertahanan pertama. Hasil perhitungan statistik jumlah relatif

eutrofil disajikan dalam Tabel 3 dan Gambar 24.

pang kunyit n HE. Bar 20 µm.

ati adalah sel po

2 neutrofil dibentuk di dalam

mempunyai fungsi mefagositosis benda-benda asing seperti bakteri, fungi,

us dan sel-sel yang rusak atau mati (Mc Gavin dan Zachary, 2007).

mpunyai sifat bekerja memfagositosis secara cepat, tetaN

(m

s

n

Gambar 23. Polimorfonuklear yang terdapat pada luka (Anak panah) pada

jaringan kulit yang diberi salep fraksi etil asetat rimhari ke-2 pasca perlukaan. Pewarnaa

Tabel 3. Rataan jumlah relatif sel polimorfonuklear (neutrofil) pada setiap perlakuan.

Hari Ke- Kontrol (-) Kontrol (+) Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang

Kunyit 2 15,71 ± 5,24a 9,01 ± 4,40a 15,32 ± 3,14a 4 3,70 ± 1,29b 4,07 ± 1,09b 19,90 ± 6,78a 7 10,58 ± 2,99ab 14,50 ± 0,00a 6,92 ± 4,45b 14 3,00 ± 2,00a 0,83 ± 1,44a 1,33 ± 0,00a 21 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a

Keterangan : Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05).

Page 50: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Gambar 24. Rataan jumlah relatif sel polimorfonuklear (neutrofil) pada setiap

perlakua

P a hari ke-2 aan, j neu ro a

kelompok perlakuan m ingka pada ca

perlukaan, jumlah relatif neutrofil pada ke rol neg tif

mulai m run. Sedang lompok salep f tat

enunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap jumlah

latif neutrofil pada hari ke-4 pasca perlukaan antara kedua kontrol dengan

pok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit. Jumlah relatif

pasca perlukaan menandakan banyaknya

partikel asing terutama bakteri pada jaringan luka.

lah relatif neutrofil yang tinggi tersebut, menurun secara signifikan

arkan perhitungan statistik terhadap

mlah relatif neutrofil pada hari ke-7 pasca perlukaan antara kelompok kontrol

ositif dan kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit ,

semakin berkurang pada kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang

kunyit

n.

ad pasca perluk umlah relatif t fil pada ketig

enunjukkan pen tan. Kemudian hari ke-4 pas

lompok kont atif dan posi

enu kan pada ke yang diberi raksi etil ase

rimpang kunyit jumlah relatif neutrofil semakin meningkat. Hasil pengujian

statistik m

re

kelom

neutrofil yang tinggi pada hari ke-4

Jum

pada hari ke-7 pasca perlukaan. Berdas

ju

p

menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05). Jumlah relatif neutrofil yang

disebabkan oleh kandungan senyawa flavonoid pada kunyit yaitu kurkumin

(Araujo dan Leon, 2001). Zat tersebut memiliki efek antiinflamasi dan anti

mikroba, sehingga membuat proses peradangan tidak berlangsung lama dan tidak

memicu lebih banyak keluarnya neutrofil. Walaupun salep komersil yang

digunakan pada kelompok kontrol positif memiliki kandungan zat aktif neomycin

sulfat, namun daya kerjanya sebagai anti mikroba tidak sebaik zat aktif yang

0

5Jumlah 10

2 14 21

 Neu

trof

15

20

25

il 

Kontrol (‐)

Kontrol (+)

Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit

4 7

Hari Ke‐

Page 51: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

terkandung dalam salep fraksi etil asetat rimpang kunyit. Jumlah relatif neutrofil

yang mulai menurun pada kelompok salep fraksi etil asetat rimpang kunyit

menunjukkan bahwa luka sudah mulai bersih dari bakteri. Hal ini menunjukkan

bahwa salep fraksi etil asetat rimpang kunyit memiliki efek antiinflamasi dan

antimikroba yang lebih baik dari kontrol negatif dan kontrol positif. Neutrofil

muncul pada hari pertama pasca perlukaan hingga hari ke-3. Selanjutnya peran

neutrofil akan digantikan oleh makrofag yang menyebabkan jumlah neutrofil akan

semakin menurun (Vegad, 1996).

Neovaskularisasi

Pembentukan pembuluh darah baru atau neovaskularisasi (Gambar 25)

sangat diperlukan untuk pembentukan jaringan baru dalam proses persembuhan

luka (Singer et al, 1999). Menurut Vegad (1996), neovaskularisasi adalah suatu

rangkaian proses persembuhan luka yang merupakan tahapan dalam perbaikan

jaringan ikat. Hasil perhitungan statistik jumlah relatif neovaskularisasi disajikan

dalam Tabel 4 dan Gambar 26.

Gambar. 25 Neovaskularisasi yang terdapat pada luka (Anak panah) pada

sediaan histopatologi jaringan kulit luka yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit hari ke-7 pasca perlukaan. Pewarnaan MT. Bar 40 µm.

Page 52: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Tabel 4. Rataan jumlah relatif neovaskularisasi pada setiap perlakuan.

Hari Ke- Kontrol (-) Kontrol (+) Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang

Kunyit

.

2 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 4 0,00 ± 0,00b 0,33 ± 0,58b 3,33 ± 2,08a 7 0,67 ± 1,15b 8,00 ± 1,73a 10,67 ± 0,58a 14 5,00 ± 1,00a 6,33 ± 2,52a 4,33 ± 3,21a 21 6,00 ± 1,00a 0,00 ± 0,00b 0,00 ± 0,00b

Keterangan : Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05).

r 26

ri ke-4 aan, mu dany

pada kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit. Hal ini sangat

berbeda nyata secara statistik (P<0,05) dengan kelompok kontrol negatif yang

belum terlihat adanya neovaskularisasi juga d ok kon ng

jumlah relatif neovas asih sangat sedikit. Neovaskularisasi

berhubu n dengan ju il, teru enyalu t

menuju rah luka. Jum ovasku in meningkat pada hari

ke-7 pa perlukaan. perhitu tatistik tif

yang diberi s it pada hari ke-7 pasca perlukaan nampak

ah relatif neutrofil

fraksi etil asetat

rimp in yang

terdapat didalam

anti inflam lah relatif

Gamba . Rataan jumlah relatif neovaskularisasi pada setiap perlakuan.

Pada ha pasca perluk lai terlihat a a neovaskularisasi

engan kelomp trol positif ya

kularisasinya m

nga mlah neutrof tama dalam p ran sel tersebu

dae lah relatif ne larisasi semak

sca Berdasarkan ngan secara s , jumlah rela

neovaskularisasi pada kelompok kontrol negatif dibandingkan dengan kelompok

alep ekstrak etil asetat kuny

berbeda nyata (P<0,05). Kondisi ini berkebalikan dengan juml

pada hari ke-7 pasca perlukaan dalam kelompok yang diberi salep

ang kunyit. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan kurkum

salep fraksi etil asetat rimpang kunyit yang berfungsi sebagai

asi dan anti mikroba (Araujo dan Leon, 2001), sehingga jum

0

2

2 4 7 14 21

Jumlah

Hari Ke‐

4

6

8

10

12

 Neo

vaskularisasi

Kontrol (‐)

Kontrol (+)

Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit

Page 53: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

neutrofil yang ditarik kedaerah luka menjadi berkurang. Selain untuk

engantarkan sel-sel radang menuju luka, neovaskularisasi juga diperlukan untuk

a akan

epat. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi ke dalam luka

merupa

m

mensuplai nutrisi bagi jaringan yang sedang beregenerasi sehingga luk

sembuh lebih c

kan suatu respons untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di

daerah luka karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksik dan

turunnya tekanan oksigen (Tawi, 2008). Hal ini menunjukkan bahwa salep fraksi

etil asetat rimpang kunyit menyebabkan proses neovaskularisasi pada luka lebih

cepat terjadi.

Reepitelisasi

Reepitelisasi merupakan salah satu bagian dari proses persembuhan luka

yang meliputi beberapa tahapan yaitu migrasi, mitosis dan diferensiasi sel epitel

(Martin, 1997). Semakin cepat proses reepitelisasi terjadi maka akan semakin

cepat pula kulit mencapai kondisi normal. Hasil perhitungan statistik dari

pengamatan yang dilakukan terhadap persentase reepitelisasi disajikan dalam

Tabel 5, Gambar 27 dan Gambar 29.

Tabel 5. Rataan persentase reepitelisasi pada setiap perlakuan (%).

Hari Ke- Kontrol (-) Kontrol (+) Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang

Kunyit 2 44,43 ± 19,28a 33,33 ± 33,35a 44,43 ± 19,28a 4 33,33 ± 33,35a 33,33 ± 33,35a 22,25 ± 38,51a 7 77,80 ± 19,23a 77,80 ± 19,23a 77,80 ± 19,23a 14 88,90 ± 19,23a 66,67 ± 57,74a 100,00 ± 0,00a 21 100,00 ± 0,00a 100,00 ± 0,00a 100,00 ± 0,00a

keterangan : Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05).

Page 54: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Gambar 27. Rataan pe lisas erlakuanpersen (

pada ketiga uan. Hal ini terjadi karena reepitelisasi dari luka

imulai beberapa saat setelah perlukaan. Satu atau dua hari setelah perlukaan, sel-

el epidermal pada tepi luka mulai berproliferasi (Singer, 1999). Walaupun hasil

erhitungan statistik terhadap persentase reepitelisasi untuk ketiga kelompok

erlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P<0,05), namun jika

ilihat secara kuantitatif kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang

unyit mencapai angka 100% lebih awal dibandingkan dua kelompok perlakuan

innya. Hal ini disebabkan karena kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat

impang kunyit melewati fase inflamasi lebih cepat sehingga lebih awal memasuki

fase proliferasi dimana pada fase tersebut terjadi proses reepitelisasi (Singer,

1999). Selain itu, kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit

juga m ngalami proses neovaskularisasi lebih cepat bila dibandingkan dua

kelompok perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa salep fraksi etil asetat

rimpang kunyit menyebabkan proses reepitelisasi lebih cepat terjadi.

Jaringan Ikat Kolagen

olagen merupakan bahan penunjang utama dalam kulit, tulang rawan dan

jaringan ikat (Ramali dan Pamuntjak, 1996). Kolagen diproduksi oleh fibroblas.

rsentase reepite%).

i pada setiap p dalam satuan

Pada hari ke-2 pasca perlukaan proses reepitelisasi sudah mulai tampak

kelompok perlak

d

s

p

p

d

k

la

r

e

K

Fibroblas merupakan sel yang multifungsi yang sering terlihat ketika jaringan

0

20

40

2 14

Persen

tase

60 Reep 80it

elisasi

100

120Kontrol (‐)

Kontrol (+)

Salep FraAsetat RimpanKunyit

ksi Etil g 

4 7

Hari Ke‐

21

Page 55: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

merespon adanya luka. Fibroblas berperan dalam menjaga keutuhan strukur

jaringan dan dalam sintesis kolagen bersama rough reticulum endoplasm (RER).

Fibroblas juga memproduksi extracelullar matrix (ECM) protein, cytokin, matrix

metalloproteinase dan chemokin yang mengatur komposisi dari lingkungan mikro

ekstraselular (Extracellular Microenvironment) pada kondisi fisiologis dan

patologis (McGavin dan Zachary, 2007). Hasil perhitungan statistik terhadap

luasan jaringan ikat kolagen disajikan pada Tabel 6, Gambar 28 dan Gambar 29.

Tabel 6. Rataan persentase luasan jaringan ikat kolagen pada setiap perlakuan

(%).

Hari Ke- Kontrol (-) Kontrol (+) Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang

Kunyit 2 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 4 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 0,00 ± 0,00a 7 33,30 ± 0,00a 66,00 ± 33,35a 22,23 ± 38,51a 14 88,90 ± 19,22a 100,00 ± 0,00a 66,70 ± 0,00b 21 77,80 ± 19,22a 89,00 ± 0,00a 77,76 ± 38,51a

Keterangan : Huruf superscript yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P>0,05).

g

erlebihan akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau

ekuatan j n parut dan luka akan selalu terbuka (Tawi, 2008).

ikat ko erbentu e-7 p

semua kelompok perlakuan. Berdasarkan perhitungan statistik terhadap persentase

Gambar 28. Rataan persentase luasan jaringan ikat kolagen pada setiap perlakuan

(%). Kepadatan jaringan ikat akan membantu kontraksi luka yang akan

membuat kedua sisi luka tertarik dan luka menjadi semakin kecil. Kolagen yan

b

hypertrophic scar, sebaliknya produksi yang berkurang akan menurunkan

aringak

Jaringan lagen mulai t k pada hari k asca perlukaan di

0

20

40

60

80

100

2 4 7 14 21

Persen

tase Lua

s Jaringan

Kolagen

Hari Ke‐

120 Ikat 

Kontrol (‐)

Kontrol (+)

Salep Fraksi Etil Asetat Rimpang Kunyit

Page 56: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

luasan jaringan ikat kolagen pada hari ke-7 pasca perlukaan, t apat

perbedaan yang nyata (P>0,05) dari ketiga kelompok perlakuan t un

bila diba ingkan secar ersenta ngan ikat kolagen yang

tertinggi dimiliki oleh kelompok kontrol positif.

Berdasarkan hasil perhitungan statis

(P<0,05) terhadap luasan jaringan ikat kolagen antara kelompok yang diberi salep

fraksi etil asetat rimpang kunyit dengan dua kelompok perlakuan lainnya. Hal ini

ngalami persembuhan lebih awal, sehingga jumlah jaringan ikar

kolagen yang berfungsi untuk menarik luka agar luka menutup sudah mulai

berkurang. Jumlah jaringan ikat kolagen pada hari terakhir yaitu hari ke-21 pada

kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit pun tidak berlebihan

sehingga tidak menimbulkan penebalan jaringan parut. Hal ini menunjukkan

bahwa salep fraksi etil asetat rimpang kunyit mempengaruhi pembentukan

ringan ikat kolagen walau tidak sebaik kontrol positif.

Gamba

idak terd

ersebut. Nam

nd a kuantitatif, p se luasan jari

tik, terdapat perbedaan yang nyata

disebabkan oleh luka pada kelompok yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang

kunyit telah me

ja

A

B

r 29. Reepitelisasi (Anak panah A) dan Jaringan ikat kolagen (Anak panah B) yang terdapat pada luka pada jaringan kulit yang diberi salep fraksi etil asetat rimpang kunyit pada hari ke-14 pasca perlukaan. Pewarnaan MT. Bar 200 µm.

Page 57: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

- Ekstrak etil asetat rimpang kunyit mengandung senyawa flavonoid dan

saponin.

- Ekstrak etil asetat rimpang kunyit dapat mempercepat atau memperbaiki

proses persembuhan luka.

- Fraksi etil asetat rimpang kunyit memiliki keunggulan dalam mempercepat

proses neovaskularisasi dan reepitelisasi.

aran

Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah :

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perbedaan efektivitas

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemurnian kandungan

bahan aktif di dalam kunyit sebelum dibuat sediaan salep.

- Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan parameter

pengamatan seperti jumlah makrofag, limfosit dan folikel rambut.

S

ekstrak kunyit dengan pelarut lain.

Page 58: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Alkaloid Senyawa Organik Terbanyak di Alam. http://www.chem-is-try.org/com. (10 juli 2008).

a longa L. J Mem 28.

popular LIPI. ama.cgi?artikel&1100397943&2

Araujo CAC, Leon LL. 2001. Biological Activities of Curcum

Inst Oswaldo Cruz, Rio De Jenairo, Vol. 96(5): 723-7

Arnelia. 2008. Fito-kimia Komponen Ajaib Cegah PJK, DM dan Kanker. Artikel-artikel http://www.kimianet.lipi.go.id/ut [14

ory Studies on

nyawa-Senyawa Steroid dan Senyawa-Senyawa yang Bertalian Dengannya serta Senyawa-Senyawa Alkaloid dari Daun Kamboja. Laporan penelitian. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas padjajaran, Bandung.

heeke PR.1989. Toxicant of Plant Origin Volume II Glycoides CRC Press,Inc, Florida.

De Padua LS, Bunyapraphatsara N, Le mens RHMJ (editor ). 1999 . Plant

Resources of South East Asia (medical and poisonus plants 1 ).Prosea, Bogor.

Depkes RI. 1989. Vademekum Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Jakarta. Dellmann HD, Brown EM. 1992. Buku Text Histology Veterinary. Ed ke-3.

Hartono R, penerjemah. Jakarta: UI-Press. Hlm: 592-598. Dharmojono.2002.Kapita Selekta Kedokteran Veteriner Buku 2.Jakarta: Pustaka

populer Obor.

th

Harborne.

B

Juli 2008] Arora RB, Basu N, Kapoor V, Jain AP. 1971. Anti Inflamat

Curcuma longa (Turmeric) Indian J Med Res 59 : 1289-1295. Bahti HH. Tjokronegoro R, Dimyati YA. 1985. Isolasi dan Identifikasi Se

C

m

Ganiswara SG. 1995. Farmakologi dan Terapi.Ed Ke-4. Jakarta : Bagian Farmakologi Universitas Indonesia.

Goodman IS & Gillman A. 1980. The Pharmacological basis of Therapeutic.6

Ed.New York Maacmilan Publishing.New York. Hartono. 1992. Histologi Veteriner. Jilid 1. Laboratorium Hisrtologi, Jurusan

Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

J.B. 1987. Metode Fitokimia edisi ke-2 .Institut Teknologi Bandung: andung.

Page 59: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Jain S, Shrivastava S, Nayak S, Sumbhate S. 2007. Plant Review Recent Trends

M

T Kardono

S t Monograph and Description. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

Malole MBM, CSU Pramono. 1989. Penggunaan Hewan Laboratorium. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bogor.

Martin P. Magazine. Vol 276. 4 April 1997[Article]. http://www.sciencemag.org

In Curcuma Longa Inn. Pharmachological Reviews. Vol 1, issue 1, Jan-ay.

Junqueira, LMD.1998.Histologi Dasar.Jan

ambayang,penerjemah.Jakarta:EGC.Terjemahan dari Basic Histology.

LBS, N Artanti, ID Dewiyanti, T Basuki, K Padmawinata. 2003. elected Indonesian Medical Plan

1997. Wound Healing-Aiming For Perfect Skin Regeneration. Science

. [19 June 2007]

McGavin MD, JF Zachary. 2007. Pathologic Basis Veterinary Disease. Mosby Elsevier. USA.

Mills S, y. Churchill Livingstone. Edinburgh.

Penn D. 1999. A House Mouse Primer. http://stormy.biology.utah.edu/lab/mouse_primer.html. [14

K Bone. 2000. Principle and Practice of Phytotherap

Juli 2008]

Price,And cCarty.1992. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.Brahm U. Pendit,penerjemah: Huriawati

C

erol dan Status Kesehatan Broiler. [Tesis]. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian

erson Sylvia dan Wilson Lorraine M

Hartono,editor.Jakarta:EGC.Terjemahan dari: Pathophisiology: Clinical oncept of Disease Processes)

Purwanti S. 2008. Kajian Aktivitas Pemberian Kombinasi Kunyit, Bawang Putih

dan Mineral Zink Terhadap Performa, Kadar Lemak, Kolest

Bogor.

Singer AJ, AF Richard, MD Clark. 1999. Cutaneous Wound Healing. The Ne Englan Journal Medicine. September. www.nejm.org.on [21 May 2007]

mith JB, Mangkoewidjodjo S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan

Press. Terjemahan dari: An Introduction to General Pathology. 3 Edition.

SHewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI Press).hlm. 10-14.

Spector WG, Spector TD.1993. Pengantar Patologi Umum. ED ke 3. Soetjipto

NS,Harsoyo,Hana A,Astuti P, penerjemah: Moelyono MPE, editor. Yogyakarta: Gajah Mada University

th

Page 60: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

heppy. Hernani. 2001. Budi Daya TanamSyukur,C an Obat Komersial. Jakarta:Penebar Swadaya

Tawi,20

ya.

Voigt,Rudolf.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Ed-5. Noerono

Soendani,penerjemah.SamhoediRaksohadiprojo,editor.Yagyakarta:Gaja

MN ty. Gottingen Germany.

F Winarto, Agromedia Pustaka :

Jakarta.

Tohir D. epartemen Kimia FMIPA Institut Pertanian Bogor. Bogor

Winarno FG. 2004. Keamanan Pangan. Mbrio Press. Bogor.

www.harunyahya.com/indo/buku/tubuh003.htm

08.Proses Penyembuhan Luka..http://syehaceh.wordpress.com [14Juli 2008]

Tilaar,Martha. 2002. Budi Daya Secara Organik Tanaman Obat Rimpang.Jakarta:

Penebar Swada Tizard I. 1988. Pengantar Imunologi Veteriner. Airlangga University Press :

Surabaya. Trautmann A, Fiegiger J. 1957. Fundamentals of The History of Domestic

Animals. Comstook Publishing Associates. New York. Ungerer T. 1985. Biologi Reproduksi Hewan Percobaan Laboratorium.

Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Jakarta.

Vegad JL. 1995. Textbook of Veterinary General Pathology. New Delhi : Vikash

Publishing House PVT LTD. Hlm : 82-153.

h Mada Press.Terjemahan dari Lehburch Der Pharmazeutischen Technologie.

Wientarsih I.2000. Influence Of Curcuma (Curcuma xanthoriza roxb) On Lipid

etabolism In Rabbit [Disertasi]. Institute Of Animal Physiology and utrition. George-August-Universi

Wientarsih I, Prasetyo BF. 2006. Diktat Farmasi dan Ilmu Reseptir. Bagian

armasi Program Profesi Dokter Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

WP. 2003. Khasiat dan Tanaman Kunyit. PT

2005. Kimia Organik. D

Yahya H. 2005. Rahasia Kekebalan Tubuh.

  

Page 61: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

 

LAMPIRAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 62: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

HASIL PERHITUNGAN STATISTIK JUMLAH RELATIF POLYMORFONUKLEAR 

 

                                           panen 1               16:17 Sunday, August 5, 07  47 

                                        The GLM Procedure 

Dependent Variable: respon 

                                             Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr >  

         Model                        2      1.82412761      0.91206381       2.30    .1811 

     Error                        6      2.37706762      0.39617794 

 

     Corrected Total              8      4.20119523 

                                               

          panen 2              16:17 Sunday, August 5, 2007  50 

                                         The GLM Procedure 

Dependent Variable: respon 

 

                                                 Sum of 

0.91206381       2.30    11 

 

  20

 

  

 

 

    

F

 

0

 

    

    

 

 

 

 

 

 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2      1.82412761      0.18

Page 63: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

         Error                        6      2.37706762      0.39617794 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.434193      17.20827      0.629427       3.657698 

          16:17 Sunday, August  2007  53 

 

                                          The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

         DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2      2.29121907      1.14560953       3.85    

 

         Error                        6      1.78559935      0.29759989 

       Corrected Total              8      4.07681842 

 MSE    respon Mean 

                       0.562012      16.66487      0.545527       3.273516 

 

         Corrected Total              8      4.20119523 

 

 

  

 

 

                                                panen 3     5,

 

De

 

  

         Source             

0.0840 

 

  

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root

 

  

 

Page 64: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

            panen 4              16:17 Sunday, August 5, 2007  56 

 

                                      The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

         DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

     0.44488050       2.00    

     Error                        6      1.33297257      0.22216210 

       Corrected Total              8      2.22273358 

 MSE    respon Mean 

                       0.400300      33.54640      0.471341       1.405041 

                                              panen 5               16:17 Sunday, August  2007  59 

                                      The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

         DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

              0        .       . 

    

 

De

 

  

         Source             F 

 

         Model                        2      0.88976101 0.2157 

 

    

 

  

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root

 

  

 

  5,

 

    

 

De

 

  

         Source             F 

 

         Model                        2               0 

Page 65: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

         Error                        6               0               0 

 

 Corrected Total              8               0 

                       R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.000000             0             0       0.707107 

 

 

 

 

 

 

 

        

 

 

  

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 66: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL PERHITUNGAN STATISTIK JUMLAH RELATIF NEOVASKULARISASI 

 

 

                                                panen 1               16:17 Sunday, August  2007  77 

                                        The GLM Procedure 

5,

 

  

 

Page 67: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

Dependent Variable: respon 

                                               Sum of 

       Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2               0               0        .       . 

 

         Error                        6               0               0 

 

         Corrected Total              8               0 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.000000             0             0       0.707107 

 

 

                                                panen 2               16:17 Sunday, August 5, 2007  80 

 

                                          The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

         DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2               0               0        .       . 

       Error                        6               0               0 

       Corrected Total              8               0 

 

  

  

 

De

 

  

         Source             

 

  

 

  

Page 68: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.000000             0             0       0.707107 

 

                                                panen 3               16:17 Sunday, August 

              The GLM Procedure 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

    40.36    0.0003 

 

         Error                        6      0.69228744      0.11538124 

 

         Corrected Total              8     10.00683936 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.930819      14.06493      0.339678       2.415072 

 

  

 

 

 

 

 

 

5, 2007  83 

 

                            

 

Dependent Variable: respon 

 

 

         Model                        2      9.31455192      4.65727596  

Page 69: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

                                                panen 4               16:17 Sunday, August 5, 2007  86 

 

                                          The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

         DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2      0.32041218      0.16020609       0.62    

 

         Error                        6      1.54043043      0.25673841 

       Corrected Total              8      1.86084262 

 MSE    respon Mean 

                       0.172187      21.57518      0.506694       2.348502 

                                              panen 5               16:17 Sunday, August 5, 2007  89 

 

                                          The GLM Procedure 

 

iable: respon 

 

       Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

De

 

  

         Source             

0.5673 

 

  

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root

 

  

 

  

Dependent Var

                                                 Sum of 

  

Page 70: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

         Model                        2      6.75161205      3.37580603     261.62    <.0001 

 

      Error                        6      0.07742225      0.01290371 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.988663      8.608561      0.113594       1.319553 

 

 

 

 

 

 

 

 

   

 

         Corrected Total              8      6.82903430 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 71: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL PERHITUNGAN STATISTIK PERSENTASE REEPITELISASI 

 

 

panen 1               16:17 Sunday, August 5, 2007  92 

 

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

       Model                        2      5.79512855      2.89756428       0.47    0.6453 

 

         Error                        6     36.86570347      6.14428391 

 

  

Page 72: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

         Corrected Total              8     42.66083202 

                       R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.135842      41.03263      2.478767       6.040964 

          panen 2              16:17 Sunday, August 5, 2007  95 

 

                                          The GLM Procedure 

 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

n Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2      5.79512855      2.89756428       0.47    6453 

 

         Corrected Total              8     42.66083202 

ean 

7       6.040964 

                                              panen 3               16:17 Sunday, August 5, 2007  98 

 

 

 

  

 

  

 

 

De

 

  

         Source                      DF         Squares     Mea

0.

 

         Error                        6     36.86570347      6.14428391 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon M

 

                         0.135842      41.03263      2.47876

 

  

Page 73: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

       Model                        2      0.00000000      0.00000000       0.00    1.0000 

 

      Error                        6      6.67884731      1.11314122 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.000000      11.98014      1.055055       8.806697 

 

                                                panen 4               16:17 Sunday, August 

 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

       Model                        2     16.25209952      8.12604976       0.81    0.4878 

 

      Error                        6     60.10799636     10.01799939 

 

  

   

 

         Corrected Total              8      6.67884731 

5, 2007 101 

 

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

 

  

   

Page 74: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

         Corrected Total              8     76.36009588 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.212835      36.02212      3.165122       8.786606 

 

                                                 

 

 

 

 

        panen 5              16:17 Sunday, August 5, 2007 104 

 

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

 

                                                 Sum of 

      Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

 Model                        2               0               0        .       . 

   

   

        

 

         Error                        6               0               0 

 

         Corrected Total              8               0 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

Page 75: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

                         0.000000             0             0       10.02497 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 76: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

 

 

 

 

 

 

 

 

HASIL PERHITUNGAN STATISTIK PERSENTASE JARINGAN IKAT KOLAGEN 

 

 

            panen 1              16:17 Sunday, August  2007 107 

                                        The GLM Procedure 

pendent Variable: respon 

                                               Sum of 

       Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2               0               0        .       . 

 

         Error                        6               0               0 

 

         Corrected Total              8               0 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.000000             0             0       0.707107 

5,

 

  

 

De

 

  

  

Page 77: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

                                                panen 2               16:17 Sunday, August 5, 2007 110 

 

                                          The GLM Procedure 

 

pendent Variable: respon 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

          2               0               0        .       . 

          0 

         Corrected Total              8               0 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

 

                         0.000000             0             0       0.707107 

 

 

                                                panen 3               16:17 Sunday, August 

 

                                                 Sum of 

         Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > 

De

 

 

         Model              

 

         Error                        6               0     

 

5, 2007 113 

 

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

Page 78: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

 

         Model                        2     34.76253567     17.38126784       2.25    0.1865 

 

      Error                        6     46.32326618      7.72054436 

                       R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.428713      48.94807      2.778587       5.676602 

nday, August 5, 2007 116 

 

                                          The GLM Procedure 

 

Dependent Variable: respon 

                                               Sum of 

n Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2     26.75599630     13.37799815      Infty    0001 

 

         Corrected Total              8     26.75599630 

ean 

   

 

         Corrected Total              8     81.08580186 

 

 

  

 

  

 

            panen 4              16:17 Su

 

  

         Source                      DF         Squares     Mea

<.

 

         Error                        6      0.00000000      0.00000000 

 

 

                         R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon M

 

Page 79: KAJIAN AKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT RIMPANG KUNYIT … · Penulis adalah anak tunggal dari ... (Curcuma longa Linn.) with etil asetat in unguentum form on the activity of wound healing

                         1.000000             0             0       8.012103 

nday, August 5, 2007 119 

 

                                          The GLM Procedure 

 

iable: respon 

       Source                      DF         Squares     Mean Square    F Value    Pr > F 

 

         Model                        2      6.16720388      3.08360194       1.04    

         Error                        6     17.83733086      2.97288848 

 

 Corrected Total              8     24.00453474 

                       R‐Square     Coeff Var      Root MSE    respon Mean 

                       0.256918      20.33259      1.724207       8.480013 

 

 

            panen 5              16:17 Su

Dependent Var

 

                                                 Sum of 

  

0.4103