etil asetat
DESCRIPTION
praktikum kimia organikTRANSCRIPT
etil asetat dari alkohol dan asam cuka
KARISMA BR LUMBANGAOL
1513012
KA01 TEK. KIMIA INDUSTRI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI
I. Judul Praktikum :
Etil Asetat Dari Alkohol Dan Asam Cuka
II. Prinsip Percobaan :
Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alcohol
menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.
III. Maksud dan Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui pembuatan Etil asetat dari alcohol dan asam cuka
Untuk memurnikan Etil asetat dengan cara distilasi
Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia Etil asetat
Untuk mengetahu refraksi dari Etil asetat praktis
IV. Reaksi :
CH3COOH + C2H5OH CH3COOC2H5 + H2O
V. Teori
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung
gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus dimana
hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh
beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin
benzen). (Clark, 2007)
Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang menggandung gugus –
CO2R dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan
reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dan suatu alkohol, yang disebut reaksi
esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversibel (Carey,
1993)
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol (Fessenden, 1982).
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung pada halangan sterik dalam
alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya memainkan
peranan kecil dalam laju pembentukkan ester (Fessenden, 1982). Secara umum, reaksi
esterifikasi dapat ditulis sebagai:
Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak
beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang
lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat
asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan
nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan
8% pada suhu kamar. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun
demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
Pembuatan etil asetat secara niaga dari asam asetat dan etanol meliputi
penyulingan ester bretitik didih rendah (titik didih= 77oC) begitu ester ini terbentuk dari
reaksi. Hasil sulingan sebenarnya merupakan azeotron – tiga (uatu campuran yang tetap
mendidih pada suhu tetap) mendidih pada suhu 70oC dan terdiri atas 83% etil asetat, 8%
etanol dan air 9%. Kedua komponen yang disebut terakhir mudah diambil dengan proses
ekstraksi, dan etanolnya didaur kembali untuk pengesteran lebih lanjut (Pine, 1988)
Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol. Suatu reaksi pemadatan untuk
membentuk suatu ester disebut esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion
H+. Asam belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi ini.
Pada skala industri, etil asetat di produksi dari reaksi esterifikasi antara asam asetat
(CH3COOH) dan etanol (C2H5OH) dengan bantuan katalis berupa asam sulfat (H2SO4).
Alkil lkanoat/ Ester adalah sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH,
dan pada sebuah ester hidrogen pada gugus ini digantikan dengan sebuahgugus
hidrokarbon dari berbagai jenis. Gugus ini bisa berupa gugus alkil sepertimetil atau etil,
atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen seperti fenil.
Ester dapat terhidrolisis dengan pengaruh asam membentuk alkohol danasam
karboksilat. Reaksi hidrolisis tersebut merupakan kebalikan daripengesteran. Disini
senyawa karbon mengikat gugus fungsi –COOR adalah alkilalkanoat . Ester diturunkan
dari alkohol dan asam karboksilat. Untuk ester turunan dari asam karboksilat paling
sederhana, nama-nama tradisional digunakan, sepertiformate, asetat,dan propionate.
Ester yang paling lazim adalah etil asetat, CH3CO2CH2CH3, suatu pelarut cat dan
cat kuku maupun pelarut untuk perekat. Etil asetat dan ester lain dengan sepuluh karbon
atau kurang merupakan suatu cairan yang mudah menguap dengan bau enak yang mirip
dengan buah-buahan dan sering dijumpai dalam buah-buahan dan bunga-bungaan.
Banyak ester, baik yang dari alam maupun dibuat oleh manusia, yang digunakan sebagai bahan
penyedap (flavoring agent). Bau dan citarasa dari buah-buahan tertentu dapat disebabkan
oleh beberapa ester. Misalnya etil asetat, n-butil asetat, dan n-pentil asetat semuanya
merupakan citarasa dari pisang-pisang.Ester yang terdapat dari alam yang terbuat dari
asam karbiksilat berantai-panjang dan alkohol berantai-panjang disebut lilin (janganlah
dikacaukan lilin dengan bermacam hidrokarbon,seperti lilin parafin). Kebanyakan bahan
yangdisebut lilin biasanya adalah campuran dua ester atau lebih dan zat-zat
lain. Campuran semacam itu merupakan zat padat yang mudah meleleh, dan jangka leleh yang
lebar (40-90 C). bila dicampur dengan pelarut organik tertentu,dapatlah mudah
dioleskan sebagai larutan pelindung. Misalnya, carnauba wax digunakan secara meluas
sebagai pemoles mobil dan lantai
Ester dari asam karboksilat rendah berat molekulyang tidak berwarna,cairan
mudah menguap dengan bau yang menyenangkan, sedikit larut dalam air. Banyak yang
bertanggung jawab atas aroma dan rasa bunga dan buah-buahan misalnya, asetat
isopentyl hadir dalampisang, metil salisilat dalam wintergreen, dan etil butirat
dalam nanas. Ini dan lainnya ester volatile dengan bau khas digunakan dalam rasa sintetis,
parfum, dan kosmetik. Ester volatile tertentu digunakan sebagai pelarut untuk lacquers,
cat, danpernis; untuk tujuan ini, jumlah besar dan butil asetat etil asetat diproduksi secara
komersial. Wax disekresi oleh hewan dan tumbuhan ester terbentuk dari rantai panjang
asam karboksilat dan alkohol rantai panjang.
Minyak lemak dan ester dari rantai panjang asam karboksilat dan gliserol.
Ester cair volatilitas rendah pelunakan berfungsi sebagai agen untuk resindan plastik.
Ester juga mencakup banyak industri polimer penting. Polimetil metakrilat adalah
pengganti kaca dijual di bawah nama Lucite dan kaca, polietilen tereftalat digunakan
sebagai film (Mylar) dan sebagai serat tekstil dijual sebagai Terylene, Fortrel, dan
Dacron. (Suparno, 2006 )
Adapun minyak dan lemak hewani dan nabati merupakan ester yang besar
dan rumit. Perbedaan antara sebuah lemak (seperti mentega) dengan sebuah minyak
(seperti miyak bunga matahari) hanya pada titik leleh campuran ester yang dikandungnya.
Jika titik leleh dibawah suhu kamar, maka ester akan berwujud cair – yakni minyak. Jika
titik leleh diatas suhu kamar, ester akan berwujud padatan – yakni lemak.
Sifat Fisika dan Kimia Ester
Ester pada umumnya bersifat polar. Sifat kimia ini menyebabkan ester
yang jumlah atom karbonnya sedikit mudah larut dalam air. Kelarutan ester berkurang
dengan bertambahnya atom karbon. Ester merupakan senyawa polar yang mempunyai
dipol-dipol yang saling berinteraksi di mana interaksi ini menimbulkan gaya antar molekul.
Adanya gaya antar molekul menyebabkan ester memilki titik didih yang lebih tinggi dari
senyawa hidrokarbon lain yang memiliki bentuk molekul dan massa atom relatifnya
mirip. Namun dibandingkan dengansenyawa alkohol dan asam karboksilat yang bentuk molekul
dan molekulrelatifnya mirip titik didih ester lebih rendah. Hal ini disebabkan ester tidak
memiliki gugus OH- sehingga interaksi antar molekul ester tidak membentuk ikatan
hidrogen.Senyawa – senyawa ester antara lain mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Pada umumnya mempunyai bau yang harum, menyerupai bau buah-buahan.
2. Senyawa ester pada umumnya sedikit larut dalam air dan bersifat polar.
3. Ester lebih mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alcohol pembentuknya.
4. Ester merupakan senyawa karbon yang netral.
5. Ester dapat mengalami reaksi hidrolisis.
Contoh : R– COOR1 + H2O ------> R– COOH + R1 – OH
(Ester) (Air) (As.Alkanoat) (Alkohol)
6. Ester dapat direduksi dengan H2 menggunakan katalisator Ni dan dihasilkan dua buah senyawa
alkohol.
Contoh : R –COOR1 + 2H2 → R– CH2 – OH + R1 – OH
Ester Alkohol Alkohol
7. Ester khususnya minyak atau lemak bereaksi dengan basa membentuk garam(sabun) dan
gliserol. Reaksi ini dikenal dengan reaksi safonifikasi penyabunan.
Sifat-Sifat Fisik Ester Sederhana
1. Titik didih
Ester-ester yang kecil memiliki titik didih yang mirip dengan titik didih aldehid dan keton
yang sama jumlah atom karbonnya. Seperti halnya aldehid dan keton, ester adalah molekul polar
sehingga memiliki interaksi dipol-dipol serta gaya dispersi van der Waals. Akan tetapi, ester
tidak membentuk ikatan hidrogen, sehingga titik didihnya tidak menyerupai titik didih asam
yang memiliki atom karbon sama.
a. Ester dengan titik didih rendah (low boiling ester)
Ester ini didistilasi dalam labu distilasi, maka akan keluar sebagai distilat yang cukup
tinggi kemurniannya. Alkohol dan sisa asam tetap tinggal dalam labu distilasi.
Contoh : metal asetat, etil asetat, metal format.
b. Ester dengan titik didih sedang (medium boiling ester)
Ester di distilasi dalam sebuah labu distilasi maka ester akan keluar bersama alkohol, air
serta sisa asam, dimana campuran tersebut komposisinya mempunyai titik didih yang hampir
sama dan fraksi mol campuran dalam fase uap dan cair yang sama. Contoh : tert butil asetat, etil
propionat.
c. Ester dengan titik didih tinggi (high boiling ester)
Ester ini dipisahkan dengan penguapan dan penambahan benzene sehingga sisa asam,
alkohol, dan air menguap, sedang ester tetap tinggal dalam distilator. Contoh : etil pelargonat, n-
Oktil asetat. (Fessenden, 1982)
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Lemak adalah
ester yang mempunyai rantai panjang asam karboksilat dengan trihidroksi alkohol(gliserol). Bau
yang enak dan buah-buahan adalah campuran yang kompleks dari ester volatil.
Bau dari isopentenil asetat adalah mirip dengan aroma buah pisang ataupun buah pir.
Butil butanoat seperti aroma nanas, sedangkan propil 2-metilpropanoat memberi aroma rum
(minuman). Sedangkan berton-ton senyawa polimer p-dimetil terephtalat disintesis setiap
tahunnya untuk membuat produk dengan nama Dacron, yang merupakan polimer dari ester.
Dalam kimia, ester adalah suatu senyawa organik yang terbentuk melalui penggantian
satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus organik (biasa
dilambangkan dengan R’). Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -
OH yang hidrogennya (H) dapat terdisosiasi menjadi ion H+.
Ester dapat dibuat dari reaksi antara lain klorida asam dengan suatu alkohol dalam media basa
seperti piridin, dari reaksi asam anhidrida dengan suatu alkohol, dan juga reaksi antara asam
karboksilat dengan alkohol menggunakan katalis karboksilat dan alkohol direfluks secara
bersama-sama dengan adanya asam sebagai katalis.
Reaksi ini merupakan reaksi kesetimbangan, sehingga tidak mungkin mendapatkan ester
secara kuantitatif dalam setiap mol reaktannya. Kesetimbangan dapat diarahkan ke produk
dengan mengambil produk airnya, atau dengan membuat lebih kuantitas salah satu reaktan,
biasanya reaktan yang harganya relatif murah.
Ada dua metode yang digunakan dalam esterifikasi yaitu proses batch dan proses
kontinyu. Proses esterifikasi berlangsung dibawah tekanan pada suhu 200-250°C. Pada reaksi
kesetimbangan, air dipindahkan secara kontinyu untuk menghasilkan ester. Henkel telah
mengembangkan esterifikasi countercurrent kontinyu menggunakan kolom reaksi dodel plate.
Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi esterifikasi dengan absorpsi simultan superheated
metanol vapor dan desorpsi metanolwater mixture.
Reaksi ini menggunakan tekanan sekitar 1000 Kpa dan suhu 240 °C. Keuntungan dari
proses ini adalah kelebihan metanol dapat dijaga secara nyata pada rasio yang rendah yaitu 1,5 :
1 molar metanol : asam lemak dibandingkan proses batch dimana rasionya 3-4 : 1 molar. Metil
ester yang melalui proses distilasi tidak memerlukan proses pemurnian. Kelebihan metanol di
rectified dan digunakan kembali. Esterifikasi proses kontinyu lebih baik daripada proses batch.
Dengan hasil yang sama, proses kontinyu membutuhkan waktu yang lebih singkat dengan
kelebihan metanol yang lebih rendah.
Proses esterifikasi merupakan proses yang cenderung digunakan dalam produksi ester
dari asam lemak spesifik Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul
reaktan dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta
mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang perkembangan
reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum laju reaksi esterifikasi
mempunyai sifat sebagai berikut :
Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling lambat
alkohol tersier.
Ikatan rangkap memperlambat reaksi.
Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai batas konversi
yang tinggi.
Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak terlalu
berpengaruh terhadap laju reaksi.
Sistem pemroses yang dirancang untuk menyelesaikan reaksi esterifikasi dikehendaki
untuk sedapat mungkin mencapai 100%. Oleh karena itu reaksi esterifikasi merupakan
kesetimbangan, maka konversi sempurna tidak mungkin tercapai, dan sesuai informasi yang ada
konversi yang dapat dicapai hanya sampai 98%. Nilai konversi yang tinggi dapat dicapai dengan
ekses reaktan yang besar. Proses esterifikasi secara umum harus diketahui untuk
Etil Asetat
Etil asetat merupakan salah satu jenis pelarut yang memiliki rumus molekul
CH3COOC2H5. Produk turunan dari asam asetat ini memiliki banyak kegunaan serta pasar yang
cukup luas seperti pengaroma buah dan pemberi rasa seperti untuk es krim, kue, kopi, teh atau
juga untuk parfum,digunakan pada industri tinta cetak, cat dan tiner, lem, PVC film, polimer cair
dalam industri kertas, serta banyak industri penyerap lainnya seperti industri farmasi, dan
sebagainya.
Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi fischer dari asam asetat dan ethanol,
biasanya disertai katalis asam seperti asam sulfat.
Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan
ethanol kembali. Katalis asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi
kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi fischer.
Etil asetat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Tidak beracun dan tidak terhigrokopis.
2. Merupakan pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap).
3. Dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% padasuhu
kamar.
4. Merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah dan bukan suatu donor ikatan hidrogen
karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada
atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen.
5. Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi. Namun demikian, senyawa ini
tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam.
VI. Diagram alir proses
Di isikan larutan campuran 17cc etanol dan 17cc asam sulfat pekat
Di isikan campuran 80cc etanol dan 67cc asam cuka
Pada temperatur 140oC termometer dimasukkan dalam minyak
Teteskan perlahan-lahan larutan campuran pada corong pemisah
kecepatan aliran harus sama dengan hasil sulingan
Mengandung estercuka, alkohol, asam cuka dan air
Hasil sulingan di kocok dengan larutan NaOH 10% dalam corong
pemisah
Lapisan atas dikocok dengan padatan CaCl2 pada corong pemisah
Suhu di jaga antara 77oC – 78oC
Labu alas bulat bervolume 0,5 L
Corong pemisah di hubungankan dengan alat pendingin dan labu alas bulat
Labu dipanaskan dalam pemanas minyak
Destilasi awal
Hasil sulingan pertama
Pemisahan asam cuka
Pemisahan alkohol
Destilasi akhir
Hitung hasil praktis dan teoritis
Hasil yang didapat ± 43 gram
VII. Bahan dan Alat yang digunakan :
Alat:
1. Statif
2. Klem
3. Termometer
4. Corong pemisah
5. Tutup gabus
6. Labu distilasi
7. Oil bath
8. Bunsen
9. Kaki tiga
10.Kassa
11.Cooler
12.Labu erlenmeyer
13.Alas gabus
14.Lab jack
Bahan:
1. H2SO4 pekat
2. Asam cuka atau asetat
3. CaCl2
4. Etanol
5. NaOH
VIII. Prosedur :
Suatu labu alas bulat bervolume 0,5L diberi tutup gabus yang berlubang dua
Dalam lubang pertama dimasukkan corong pemisah, sedang yang lainnya
dimasukkan sebuah pipa yang berhubungan dengan alat pendingin
Labu diisi camopuran 17cc alkohol dan 17cc asam sulfat kuat (dicampur
dengan hati-hati)
Kemudian labu dipanaskan dalam pemanas minyak (oil bath) pada
temperature 140°C (thermometer dimasukkan dalam minyak)
Jika temperature ini sudah dicapai maka diteteskan perlahan-perlahan suatu
campuran 80cc alkohol dan 67cc asam cuka murni yang sudah diisikan dalam
corong pemisah
Kecepatan tetesan tersebut harus sesuai dengan kecepatan tetesan hasil
sulingan (distilat)
Hasil sulingan ini mengandung estercuka, alcohol, asam cuka (yang ikut
tersuling) dan air
Dari hasil sulingan di atas asam cuka harus dihilangkan dahulu dengan di
kocok di dalam labu terbuka memakai larutan soda 10% sedemikian hingga
lapisan atas dari cairan tidak lagi memerahkan kertas lakmus biru
Kemudiaan kedua lapisan cairan yang terjadi dipisahkan memakai corong
pemisah
Lapisan yang atas (yang mengandung estercuka) dikocok dengan CaCl2
exicatus untuk memisahkan alcohol yang masih ada
Kedua lapisan yang terjadi dipisahkan lagi dengan corong pemisah
Lapisan atas dimurnikan dengan jalan distilasi
Fraksi yang diambil adalah antara 77°C - 78°C
Hitung presentasi hasil praktis dan teoritis
Hasil praktis yang didapat ± 43 gram
IX. Rangkaian Alat
Destilasi awal:
Destilasi kedua:
X. Data Pengamatan dan Perhitungan
DATA PENGAMATAN
PERHITUNGAN
Diketahui :
Volume Alkohol = 17 ml + 80 ml = 97 ml
Volume H2SO4 = 17 ml
Volume As. Asetat = 67 ml
Densitas Alkohol = 0,79 gramml
Densitas As. Asetat = 1,05 gramml
Massa Alkohol = Densitas Alkohol x Volume Alkohol
= 0,79 gramml
x 97 ml
= 76,63 gram
Mol Alkohol = gramMr
= 76,63gram
46grammol
= 1,665 mol
Massa As. Asetat = Densitas As. Asetat x Volume As. Asetat
= 1,05 gramml
x 67 ml
= 70,35 gram
Mol As. Asetat = gramMr
= 70,35gram
60grammol
= 1,173 mol
Penyelesaian :
C2H5OH + CH3COOH → CH3COOC2H5 + H2O
Mula-mula : 1,173 1,665 - -
Bereaksi : x x x x
Setimbang : 1,173 –x 1,665 – x x x
K = [CH 3COOC 2H 5 ] [H 2O ][C 2H 5OH ] [CH 3COOH ]
14
= [ x ] [ x ]
[1,173−x ] [ 1,665−x ]
4 x2 = [1,173 – x] [1,665 – x]
0,488 – 0,709x + 0,25x2 - x2 = 0
-0,75 x2 - 0,709 x + 0,488 = 0
0,75 x2 + 0,709 x - 0,488 = 0
X = −b±√b2−4 ac2a
X = −0,709±√0,7092−4 x 0,75 x−0,4882x 0,75
X = −0,709±1,417
1,5
X1 = 0,472 X2 = 1,418
Secara Teoritis
Massa Etil asetat = 0,472 ml x 88 gramml
= 41,527 gram
Secara Praktis
Berat Erlenmeyer + Etil asetat = 126.82 gram
Berat Erlenmeyer kosong = 104.21 gram -
Berat Etil asetat = 22.61 gram
% Rendeman Etil asetat = Berat Etil asetat praktisBerat Etil asetat teoritis
x 100%
= 22.61gram
41.527 gram x 100%
= 54 %
Volume Etil asetat praktis = 26 ml
Densitas Etil asetat = 22.61gram
26ml
= 0,87 gramml
X. PEMBAHASAN
17 ml alkohol dan 17 ml H2SO4 dicampurkan dalam labu distilasi
80 ml alkohol dan 67 ml asam cuka murni dituangkan dalam corong pemisah
Larutan dalam labu ditilasi dipanaskan mencapai suhu 140°C kemudian
teteskan larutan dari corong pemisah
Hasil distilat berwarna kuning bening (karena tabung erlenmeyer berkerak)
Larutan hasil distilat dikocok dengan NaOH 20% hingga lapisan atas tidak
memerahkan kertas lakmus biru
Lapisan atas dan lapisan bawah yang terbentuk dipisahkan dengan corong
pemisah
Lapisan atas diberi tambahan CaCl2 (exicatus)
Kemudian larutan tersebut didistilat kembali dengan fraksi suhu 77°C - 78°C
untuk memurnikan etil asetat
Distilat akhir dicapai pada suhu 75°C dengan hasil distilat berwarna bening
Bobot etil asetat yang didapat yaitu 40,82 gram
XI. KESIMPULAN
o Etil asetat dapat dihasilkan dengan campuran etanol dan asam asetat dengan reaksi
esterifikasi dan metode distilasi sederhana.
o Hasil rendemen yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan karena distilasi
akhir tidak mencapai suhu 77°C - 78°C melainkan 75°C dan hasil rendemennya yaitu 54
%
XI. Tugas
Soal:
1. Analisa kesalahan minimal 5!
2. Pengertian asam karboksilat dan jenis-jenisnya?
3. Bahan baku pembuatan Etil Asetat selain yang dipraktikan?
4. Mekanisme reaksi pengikatan Etil Asetat!
5. Jenis-jenis Pemanas!
6. Gambarkan kurva eksoterm dan endoterm dengan dan tanpa katalis!
7. Jenis-jenis pelarut!
8. Contoh-contoh katalis!
Jawab:
1. Analisa Kesalahan :
Perbandingan kecepatan antara tetesan larutan yang berada dalam corong
pemisah tidak sesuai dengan kecepatan tetesan hasil sulingan. Sehingga
hasil sulingan pertama tidak maksimal
Temperatur di naikkan sedikit suhu nya melebihi 140oC tetapi jika
diturunkan suhu nya kurang dari 140oC sehingga suhu tidak bisa di jaga
140oC
Tidak menutup larutan etil asetat padahal sifat kimia etil asetat yaitu
mudah terbakar sehingga larutan yang di dapat kurang dari 43 gram
Penambahan CaCl2 yang berlebihan
2. Asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, sehingga rumus umum
asam karboksilat adalah : CnH2nO2
Jenis-jenis asam karboksilat :
• Ester
• Halida asam karboksilat
• Anhidrida karboksilat
• Amida
• Nitril
3. Asam cuka dan alkohol
4. Mekanisme pengikatan reaksi etil asetat terdiri dari beberapa langkah:
a) Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga
meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
b) Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari
alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
c) Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol,
menghasilkan kompleks teraktivasi
d) Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang diikuti oleh
pelepasan molekul air menghasilkan ester.
5. Jenis-jenis pemanas :
- Water bath
- Air bath
- Oil bath
6. Kurva eksoterm dan endoterm
Kurva katalis pada saat endoterm :
7. Jenis-jenis pelarut
Pelarut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Pelarut aprotik
Pelarut ini tidak menerima maupun memberi proton dan dalam keadaan ini
bersifat netral, tidak bereaksi, tetapan dielektriknya rendah, tidak terurai menjadi
ion-ion dalam sistem pelarut, hingga ia tidak bereaksi baik dengan asam maupun
basa. Pelarut Contohnya, kloroform, toluen, CCl4, hidrokarbon. Pelarut aprotik
berguna unutuk mempelajari reaksi asam dan basa yang bebas dari pengaruh
pelarut.
2) Pelarut protofilik
Pelarut yang bersifat dapat menerima proton dari zat terlarut, disebut juga pelarut
basa , dengan reaksi sebagai berikut:
HB + pelarut ↔ pelarut H+ + B-
Contohnya : NH4OH, amine, ketone, aseton, dan eter.
Asam lemah bila dilarutkan dalam pelarut protofilik maka keasamannya akan
meningkat yang disebut efek “levelling”
3) Pelarut protogenik
Pelarut yang bersifat memberi proton (donor proton). Jika basa lemah dilarutkan
dalam pelarit protogenik maka kebasaannya akan menningkat.
Contohnya : HF, Asam Sulfat, asam acetat, asam format, dan HCl.
4) Pelarut amfiprotik
Pelarut ini bekerja sebagai penerima proton, dan pemberi proton. Contoh untuk
pelarut ini adalah golongan alkohol, air, asam acetat glasial.
Asam acetat bisa bersifat asam dengan reaksi :
CH3COOH ↔ CH3COO- + H+
Tetapi bila asam asetat dilarutkan dalam asam yang lebih kuat misalnya HCLO4,
asam asetat bersifat basa dengan reaksi :
CH3COOH + HCLO4 ↔CH3COOH2+ + CLO4
-
Ion CH3COOH2+ dapat bereaksi dengan basa dengan cara memberikan
proton. Maka zat yang bersifat basa lemah akan berubah sifatnya menjadi basa
yang lebih kuat, sehingga titrasi antara basa lemah oleh HCLO4 dapat
dilangsungkan bila zat tersebut dilarutkan dalam asam asetat glasial.
8. Contoh-contoh katalis
-Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen
dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.
Contoh Katalis Homogen :
a. Katalis dan pereaksi berwujud gas
NO(g)
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g)
b. Katalis dan pereaksi berwujud cair
H+(aq)
C12H22O11(aq) + H2O(l) → C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
glukosa fruktosa
-Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara
homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda.
Contoh Katalis Heterogen :
Katalis berwujud padat, sedang pereaksi berwujud gas.
Ni(s)
C2H4(g) + H2(g) → C2H6(g)
-Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis.
Contoh Autokatalis :
CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air merupakan
autokatalis reaksi tersebut.
CH3COOCH3(aq) + H2O(l) → CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)
Dengan terbentuknya CH3COOH, reaksi menjadi bertambah cepat.
-Biokatalis
Biokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses metabolisme, yaitu enzim.
Contoh Biokatalis :
Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi
hidrolisis.
-Inhibitor
Inhibitor adalah zat atau senyawa yang kerjanya memperlambat reaksi atau
menghentikan reaksi.
Contoh Inhibitor :
I2 atau CO bersifat inhibitor bagi reaksi:
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
-Racun Katalis
Racun katalis adalah inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit dapat
mengurangi atau menghambat kerja katalis.
Contoh Racun Katalis :
CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi:
Pt
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Esterification. http://www.chemguide.co.uk.
Clark. 2007. http://www.chem-is-try.org.
http://www.scribd.com/doc/32773659/KIMIA-ORGANIK