kajian akreditasi

7
Seiring dengan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan di Indonesia, maka terjadi pula perubahan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia mulai dari paradigma pendidikan, substansi pendidikan, proses pendidikan, evaluasi sampai pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, serta jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi ini dilaksanakan melalui proses akreditasi, yaitu kegiatan penilaian kelayakan program studi dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Landasan hukum akreditasi perguruan tinggi dan program studi yakni UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PP No. 4 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, serta Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI). Berdasarkan Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 55 ayat (4), akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, sedangkan Program studi oleh Lembaga Akreditasi Mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah dan masyarakat (Pasal 5) yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Untuk akreditasi program studi kesehatan dilaksanakan oleh LAM-PT Kesehatan (LAM-PTKes) yang mengakreditasi 7 prodi kesehatan yakni dokter, dokter gigi, farmasi, kebidanan, keperawatan, ners, dan ahli kesehatan masyarakat. Standar akreditasi program studi kedokteran mencakup standar tentang komitmen program studi kedokteran terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh

Upload: rizkyswandaru

Post on 14-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ssds

TRANSCRIPT

Page 1: kajian akreditasi

Seiring dengan perubahan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan di

Indonesia, maka terjadi pula perubahan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan di Indonesia

mulai dari paradigma pendidikan, substansi pendidikan, proses pendidikan, evaluasi sampai

pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan evaluasi pendidikan adalah kegiatan

pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen

pendidikan pada setiap jalur, jenjang, serta jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban

penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi ini dilaksanakan melalui proses akreditasi, yaitu kegiatan

penilaian kelayakan program studi dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan.

Landasan hukum akreditasi perguruan tinggi dan program studi yakni UU No. 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, PP No. 4

tahun 2004 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perguruan Tinggi, serta Permendikbud No. 49

Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNDIKTI). Berdasarkan Undang-Undang RI

No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 55 ayat (4), akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan

oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, sedangkan Program studi oleh Lembaga Akreditasi

Mandiri yang dibentuk oleh Pemerintah dan masyarakat (Pasal 5) yang dilakukan setiap 5 tahun

sekali. Untuk akreditasi program studi kesehatan dilaksanakan oleh LAM-PT Kesehatan (LAM-PTKes)

yang mengakreditasi 7 prodi kesehatan yakni dokter, dokter gigi, farmasi, kebidanan, keperawatan,

ners, dan ahli kesehatan masyarakat.

Standar akreditasi program studi kedokteran mencakup standar tentang komitmen

program studi kedokteran terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan komitmen

terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh

standar akreditasi, yaitu: (1) Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian; (2) Tata

pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu; (3) Mahasiswa dan lulusan; (4)

Sumber daya manusia; (5) Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik; (6) Pembiayaan, sarana

dan prasarana, serta sistem informasi; dan (7) Penelitian dan pelayanan/pengabdian kepada

masyarakat, dan kerja sama. Dari 7 standar tersebut, terdapat kriteria khusus di tiap standar yang

memiliki poin tersendiri. Poin-poin tersebut akan diakumulasikan sehingga didapatkan nilai akhir

(skala 0-400), kemudian dibagi dalam tingkatan akreditasi A untuk prodi dengan nilai akhir 361-

400, akreditasi B nilai 301-360, dan akreditasi C nilai 201-300.

Akreditasi program studi dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik itu

pemerintah, calon mahasiswa atau orang tua, pasar kerja nasional maupun internasional, dan bagi

perguruan tinggi atau program studi yang bersangkutan. Melalui akreditasi ini, pemerintah bisa lebih

USER, 26/04/15,
Ini urgensinya apa disebutkan? Jika disebutkan harus diikuti dengan penjelasan pasal mana yang mengandung akreditasi. jadi tidak hanya disebutkan saja. Kalau misalnya takut terlalu panjang di pendahuluan, coba gunakan pasal2 ini untuk menjadi dasar penjelasan paragraf2 yang isinya menyangkut standar penyelenggaraan pendidikan kedokteran, kayak di paragraf 9 dan 11.
Page 2: kajian akreditasi

mudah menjamin mutu program studi dan tenaga kerja yang lulus dari program studi yang sudah

terakreditasi. Program studi yang sudah terakreditasi juga menjadi media informasi bagi para calon

mahasiswa atau orang tua serta pasar kerja, mengenai kualitas program studi serta lulusannya.

Kemudian manfaat bagi program studi yang bersangkutan, mereka akan mendapatkan informasi

untuk lebih meningkatkan kualitas dan perencanaan akademiknya. Mereka juga akan lebih mudah

menjaring kemitraan dengan institusi lain dari dalam maupun luar negeri. Program studi yang sudah

terakreditasi menjadi semakin menyadari pentingnya akreditasi tersebut, kesadaran terhadap

tantangan persaingan global juga ikut meningkat, sehingga program studi bersangkutan semakin

meningkatkan kualitas pendidikannya agar para lulusannya juga bisa ikut bersaing dalam persaingan

global tersebut.

Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura merupakan satu-satunya Fakultas

Kedokteran yang ada di Kalimantan Barat, sehingga keberadaannya sangat vital dan diharapkan

dapat menghasilkan sarjana dan profesional kedokteran yang berkualitas tinggi dan kompetitif di

tingkat regional, nasional dan internasional untuk mewujudkan Kalimantan Barat sehat pada tahun

2020, sesuai dengan visi Program Studi Pendidikan Dokter FK Untan. FK Untan sendiri terdiri atas 3

program studi, yakni Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD), Program Studi Farmasi (PSF) dan

Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK).

PSPD FK Untan mulai mendapat ijin untuk menjalankan program studi pada tahun

akademik 2005/2006 berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 1366/D/T/2005 pada tanggal 10 Mei 2005.

Sampai saat ini PSPD FK Untan baru sekali ikut serta dalam program akreditasi program studi, yakni

pada tahun 2012 dengan hasil Indeks Mutu C. Mengingat jumlah lulusan yang semakin banyak (2005

dan angkatan dibawahnya) yang ingin membuka praktik pribadi, bekerja pada instansi swasta

maupun negeri, serta keinginan lulusan untuk melanjutkan studi mengambil Program Pendidikan

Dokter Spesialis (PPDS) yang memiliki beberapa syarat antara lain harus merupakan lulusan dari

program Pendidikan Dokter yang terakreditasi, tentunya hal ini merupakan salah satu urgensi yang

sedang dihadapi oleh PSPD FK Untan. Dalam hal ini, lulusan dari program studi dengan Indeks Mutu

lebih tinggi tentunya akan menjadi prioritas, terutama bagi lulusan yang ingin mendaftar manjadi

Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Selain itu, indeks mutu suatu program studi atau institusi

pendidikan terkait merupakan salah satu pertimbangan bagi para calon mahasiswa (lulusan SMA

atau sederajat) untuk melanjutkan kuliahnya. Hal ini membuat pihak PSPD FK Untan mengambil

kebijakan untuk melakukan Reakreditasi pada tahun 2015 dalam rangka percepatan peningkatan

mutu program studi.

USER, 26/04/15,
Terlalu informal kalau pakai () , coba pakai kelaimat sejak tahun 2005 hingga sekarang
USER, 26/04/15,
Mungkin lebih bagus kalau kalimatnya : Manfaat bagu program studi bersangkutan adalah ... ‘mereka akan’ nya dihapus aja kalo pake kalimat usulan kakak
Page 3: kajian akreditasi

Untuk saat ini sudah ada beberapa hal yang dilakukan oleh pihak PSPD FK Untan dalam

meningkatkan indeks mutu akreditasi. Salah satunya menyosialisasikan visi dan misi PSPD FK Untan

dengan cara pengadaan poster berisi visi dan misi PSPD FK Untan yang ditempatkan di berbagai titik

strategis agar dapat dibaca dan diketahui oleh seluruh civitas akademika. Pihak prodi juga telah

menetapkan beberapa kebijakan yang mendorong mahasiswa untuk menyelesaikan studinya tepat

waktu, seperti kebijakan sidang skripsi yang harus sudah diselesaikan sebelum mengikuti modul

terakhir di PSPD FK Untan, yakni modul Fundamental of Clinical Practice (FCP) yang mulai

diberlakukan bagi mahasiswa angkatan 2012 dan angkatan dibawahnya. Dengan diberlakukannya

kebijakan ini, otomatis mahasiswa terdorong untuk cepat menyelesaikan skripsinya dan tidak

mengganggu jadwal koass.

Penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan akademik juga semakin

ditingkatkan, seperti pembenahan ruang perkuliahan sehingga tercipta suasana perkuliahan yang

lebih nyaman. Pihak prodi lebih kooperatif dalam mendukung dan ikut serta dalam kegiatan

kemahasiswaan, serta lebih mengapresiasi prestasi mahasiswanya dilihat dari mulai dilakukannya

perekapan prestasi mahasiswa. Selain itu, pihak prodi juga telah beberapa kali mengadakan

pelatihan pengisian borang akreditasi dengan tujuan meningkatkan kesiapan prodi dalam

reakreditasi ini.

Mengingat kesiapan pihak PSPD FK Untan dalam melakukan reakreditasi, ada beberapa hal

yang masih perlu dibenahi agar dapat meningkatkan indeks mutu akreditasi ini. Dilihat dari upaya

sosialisasi yang dilakukan, dirasa masih kurang karena tidak semua mahasiswa memiliki pemikiran

yang kritis dan ikut tanggap terhadap isu-isu yang sedang berkembang. Hal ini dibuktikan dari hasil

kuisioner yang disebarkan pada mahasiswa dan alumni PSPD FK Untan mengenai visi dan misi prodi

dan mayoritas menyatakan tidak tahu (lebih dari 50%). Sehingga diperlukan sosialisasi yang lebih

gencar dan ditekankan bahwa mahasiswa juga turut berperan dalam peningkatan akreditasi ini.

Idealnya suatu program studi harus melakukan evaluasi terhadap setiap proses

pembelajaran, baik dari sisi mahasiswa maupun dosen, sehingga tercipta peningkatan kualitas

pembelajaran untuk kedepannya. Maka dari itu perlu dibentuk suatu badan yang berfungsi untuk

mengevaluasi proses pembelajaran ini (timbal balik antara mahasiswa dan dosen). Jadwal

perkuliahan PSPD FK Untan juga masih bisa dibilang belum sesuai dengan jadwal yang sudah disusun

oleh pihak akademik. Saat ini masih ditemukan jadwal yang berubah-ubah karena mengikuti jadwal

pengajar tidak tetap yang berasal dari luar PSPD FK Untan, hal ini disebabkan oleh jumlah pengajar

tetap PSPD FK Untan yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa dan mata kuliah yang ada.

USER, 26/04/15,
Lihat U4 diatas
USER, 26/04/15,
Lebih baik lebih runut, jika membahas dari sisi pihak prodi, semua dibahas ttg kekurangan dari pihak penyelenggara kegiatan ajar-mengajar dulu. Selanjutnya baru masuk ke paragraf kendala mahasiswa.
USER, 26/04/15,
BTW yang kegiatan pelatihan pengisian borang akreditasi itu ndak termasuk usaha prodi kah? Boleh tuh dimasukkan.
Page 4: kajian akreditasi

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran pasal 6 ayat (3) poin c.,

program studi kedokteran di Fakultas Kedokteran harus memiliki beberapa laboratorium seperti

laboratorium biomedis, laboratorium kedokteran klinis, laboratorium bioetika/humaniora

kesehatan, serta laboratorium kedokteran komunitas dan kesehatan masyarakat. Sedangkan

laboratorium yang dimiliki oleh PSPD FK Untan sendiri belum lengkap, meskipun sudah ada

peningkatan penyediaan sarana dan prasarana yang lain. Selain itu alat-alat penunjang keterampilan

klinis dasar juga dirasa masih belum lengkap, sehingga diperlukan penambahan alat-alat penunjang

untuk mendukung proses pembelajaran klinis.

Dalam pengadaan program studi kedokteran harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan.

Berdasarkan UU Dikdok, Rumah Sakit Pendidikan terbagi menjadi RS Pendidikan Utama, RS

Pendidikan Afiliasi, dan RS Pendidikan Satelit. Pada kenyataannya, status RS Pendidikan yang bekerja

sama dengan FK Untan masih belum jelas. Sehingga diperlukan kejelasan dan sosialisasi kepada

mahasiswa terutama bagi mahasiswa preklinik yang akan melanjutkan ke tahap klinik (koass).

Dalam peningkatan akreditasi ini banyak pihak yang turut berperan, termasuk

mahasiswanya sendiri. Sebagai agent of change, mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dan

tanggap terhadap isu-isu yang sedang berkembang, baik itu isu eksternal maupun internal seperti isu

mengenai reakreditasi PSPD ini. Lalu hal apa saja yang dapat dilakukan oleh mahasiswa PSPD FK

Untan menghadapi hal ini? Sebagai mahasiswa tentunya kita tetap harus fokus dalam meningkatkan

kualitas akademik, karena dengan kualitas akademik yang baik maka akan turut meningkatkan

kualitas dari program studi yang bersangkutan, dan tentunya mutu akreditasi juga akan meningkat.

Namun peran mahasiswa tidak cukup sebatas hal ini. Mahasiswa juga dituntut untuk peduli dan aktif

ikut serta dalam kegiatan non akademik lainnya seperti kegiatan kemahasiswaan (organisasi) yang

tanggap terhadap lingkungan sekitar, contohnya dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat

atau kegiatan kemahasiswaan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas diri maupun lingkungan.

Selain itu kegiatan di bidang penelitian juga harus lebih ditingkatkan, hal ini sesuai dengan tri

dharma perguruan tinggi yang nantinya akan memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk menjadi

lulusan yang berkualitas dan kompeten.

Dalam menyikapi isu ini, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Universitas Tanjungpura (IMKU)

berinisiatif untuk menginisiasi adanya suatu forum diskusi yang menjadi wadah untuk saling

berdiskusi dan mengkritisasi serta mengevaluasi jalannya proses belajar mengajar serta segala aspek

yang berkaitan dalam peningkatan mutu akreditasi prodi dengan menghadirkan pihak stakeholder

serta mahasiwa dan alumni PSPD FK Untan, demi mewujudkan akreditas PSPD FK Untan yang lebih

baik.

USER, 26/04/15,
Harusnya lebih bayak dijelaskan gambaran FDM ini, bagaimana sistem, mekanisme, kepesertaan mungkin, narasumber.
USER, 26/04/15,
Seberapa belum jelas, sebutkan permasalahannya secara superfisial. Ini kan kajian, kajian itu harus detail lho
USER, 26/04/15,
Penyelenggaraan, pengadaan itu semacam barang nong hehe
USER, 26/04/15,
Jelaskan aja laboratorium apa aja yang PSPD untan miliki