kaidah baghdadiyah
DESCRIPTION
METODE BAGHDADIYAHTRANSCRIPT
METODE BAGHDADIYAH
(Disusun untuk bahan pembelajaran)
Dosen Pengampu:
Dr. Hisyam Zaini, MA
Oleh:
Nur Nissa Nettiyawati, S.S
13.204.102.13
KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah keluarga
muslim semakin sepi dari bacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Hal ini disebabkan karena
terdesak dengan munculnya berbagai produk sain dan tehnologi serta derasnya arus
budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al Qur'an sehingga
banyak anggota keluarga tidak bisa membaca Al Qur'an. Akhirnya kebiasaan membaca
Al Qur'an ini sudah mulai langka. Yangada adalah suara-suara radio, TV, Tape recorder,
karaoke, dan lain-lain. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan.
Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari
semakin jauh dari tuntunan Rasulullah . Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua
fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca Al Qur'an di
rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam,
sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada dekade belakangan ini telah banyak metode pengajaran baca tulis Al-Qur'an
dikembangkan, begitu juga buku-buku panduannya telah banyak disusun dan dicetak.
Para pengajar baca tulis Al-Qur'an tinggal memilih metode yang paling cocok baginya,
paling efektifdan paling murah. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode
pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan.
Berdasarkan uraian di atas pemakalah akan membahas tentang metode bagdadiyah
secara lebih rinci lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Metode Bagdadiyah
Metode baghdadiyah adalah metode tempo dulu yang telah teruji keberkahannya
dari masa ke masa berasal dari Baghdad masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah.
Tidak tahu dengan pasti siapa penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara
merata di tanah air. Kata H. Tjetjep Firdaus Al Bantani, mengungkap pengalaman masa
kecilnya ketika belajar mengaji. Tidak dapat ditemukan suatu riwayat yang menerangkan
dengan tegas bahwa metode ini adalah karya si fulan, atau paling tidak sampai hari ini
kami belum menemukannya. Tak terhitung banyaknya alim-ulama, hafidz al Qur'an,
maulana, mufti, syaikhul hadits, dan lain-lain. di seluruh dunia telah belajar melalui
metode ini pada masa kanak-kanak. Para ''guru ngaji'' di berbagai belahan dunia telah
menjadikannya sebagai pegangan utama dalam membimbing anak muridnya.
Belajar kepada Guru Ngaji Dari dulu Qa'idah Baghdadiyah selalu dipelajari dengan
bimbingan Guru Ngaji. Terdapat banyak rahasia keberkahan dan khasiat di dalamnya.
Guru menjadi berwibawa, murid menjadi santun, hormat kepada orang tua, sayang
kepada adik. Harapan kita agar hubungan antara guru dengan murid dapat kembali
menjadi erat dengan keberkahan metode ini.
B. Pengertian Metode Bagdadiyah
Metode ini disebut juga dengan metode “ Eja “, Secara dikdatik, materi-materinya
diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang
umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, Qoidah
Baghdadiyah memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampilkan secara utuh
dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema central dengan berbagai
variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi siswa (enak didengar)
karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan huruf yang sama.
Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat.
C. Cara Pembelajaran Metode Bagdadiyah
Cara pembelajaran metode ini adalah:
1. Hafalan
Sebelum santri diberi materi, terlebih dahulu harus menghafal huruf-huruf hijaiyah yang
berjumlah 28 huruf dari alif ( ا ) sampai ya’ ( ي) ditambah dengan huruf hamzah ( ء) dan
lam alif ( ال)
2. Eja
Sebelum santri membaca perkalimat, terlebih dahulu membaca huruf secara eja, exp : alif
fathah a ( ) ba’ fathah ba ,( ا dan seterusnya ( ب
3. Modul
Santri yang lebih dahulu menguasai materi, dapat melanjutkan kepada materi/ halaman
berikutnya tanpa harus menunggu santri atau temannya yang lain.
4. Tidak variatif
Metode ini tidak disusun menjadi beberapa jilid buku, melainkan hanya 1 jilid buku saja
5. Pemberian contoh yang absolute
Seorang ustadz/ustadzah dalam membimbing, terlebih dahulu memberikan contoh
kemudian santri mengikutinya, sehingga santri tidak diperlukan untuk bersikap aktif.
Secara garis besar dalam kaidah Baghdadiyah 30 huruf hijaiyyah selalu
ditampilkan secara utuh dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut menjadi tema
central dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah menimbulkan rasa estetika bagi
siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat karena penulisan
huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal maupun privat.
D. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Bagdadiyah
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1. Kelebihan
a. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah
hafal huruf-huruf hijaiyah.
b. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak
menunggu orang lain.
c. Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.
d. 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai
tema sentral.
e. Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.
f. Ketrampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik tersendiri.
g. Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan
harus dieja.
b. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
c. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
d. Qaidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami beberapa
modifikasi kecil.
e. Penyajian materi terkesan menjemukan.
f. Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa.
g. Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Al-Qur’an
BAB III
PENUTUP
Metode bagdadiyah merupakan metode “Eja” yang berasal dari Baghdad masa
pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Namun tidak diketahui dengan pasti siapa
penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air. Secara
dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke abstrak, dari yang mudah ke
yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada materi yang terinci (khusus).
Cara pembelajaran metode bagdadiyah diantaranya adalah: Hafalan, eja, modul,
tidak variatif, pemberian contoh yang absolute.
Kelebihan metode bagdadiyah yaitu: santri akan mudah dalam belajar karena
sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah, santri yang lancar akan
cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain,
bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif, 30 huruf abjad hampir selalu
ditampilkan pada setiap langkah secara utuh sebagai tema sentral, Pola bunyi dan
susunan huruf (wazan) disusun secara rapi, ketrampilan mengeja yang dikembangkan
merupakan daya tarik tersendiri, materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap
langkah.
Kekurangan metode bagdadiyah yaitu: membutuhkan waktu yang lama karena
harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja, santri kurang aktif karena harus
mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca, kurang variatif karena menggunakan satu
jilid saja, kaidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami
beberapa modifikasi kecil, penyajian materi terkesan menjemukan, penampilan beberapa
huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman siswa, dan memerlukan waktu lama
untuk mampu membaca Al-Qur’an
DAFTAR PUSTAKA
http://qaidabaghdadi.blogspot.com/ Diakses Tanggal 07 Juni 2012, Pukul 12.35.
http://qashthaalhikmah.blogspot.com/2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-al.html 27
Diakse Tanggal 07 Juni 2012, Pukul 15: 20.
http://fitriinsani.wordpress.com/2009/12/12/metode-metode-baca-tulis-al-quran-di-indonesia/
Diakses Tanggal 07 Juni 2012, Pukul 12.29.