kaidah

23
KAIDAH DASAR MORAL KAIDAH DASAR MORAL (Penuntun penerapan prima (Penuntun penerapan prima facie facie ) ) BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Jl. Salemba Raya no. 6, Jakarta 10430, telp: Jl. Salemba Raya no. 6, Jakarta 10430, telp: 021.3106976 Fax : 021.3154626 021.3106976 Fax : 021.3154626

Upload: priyo-utomo

Post on 23-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAIDAH

KAIDAH DASAR KAIDAH DASAR MORALMORAL

(Penuntun penerapan prima (Penuntun penerapan prima faciefacie ) )

KAIDAH DASAR KAIDAH DASAR MORALMORAL

(Penuntun penerapan prima (Penuntun penerapan prima faciefacie ) )

BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALBAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

Jl. Salemba Raya no. 6, Jakarta 10430, telp: 021.3106976 Fax : Jl. Salemba Raya no. 6, Jakarta 10430, telp: 021.3106976 Fax : 021.3154626021.3154626

Page 2: KAIDAH

Konteks : tertuju pd pihak II (individu pasien) pada umumnya, yg stabil (tidak gawat darurat, tidak rentan) untuk kepentingan pasiennya

Utamakan altruisme Menjamin nilai pokok harkat & martabat

manusia “apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya” (apalagi

ada yang hidup)

1.BENEFICIENCE : SIKAP/BERBUAT BAIK(1)

Page 3: KAIDAH

1.BENEFICIENCE : SIKAP/BERBUAT BAIK(2)

Memandang pasien/keluarga/sesuatu yang tak hanya sejauh menguntungkan dokter

Maksimalisasi akibat baik>buruk Minimalisasi akibat buruk Banyak dianut di Timur (termasuk RI),

paternalisme nyata dan prinsip musyawarah mufakat

Page 4: KAIDAH

1.BENEFICIENCE : SIKAP/BERBUAT BAIK(3)

General beneficence : berbuat baik kepada siapapun termasuk “yang tidak kita kenal” (impartially), merupakan etika normative

Specific beneficence : bermoral bila tindakan baik ditujukan kepada pihak khusus “yang kita kenal” : pasien, anak-anak, teman-teman. Hal ini menimbulkan kewajiban “mutlak” profesi, khususnya secara psikologis.

Page 5: KAIDAH

2.NON MALEFICENCE : TIDAK MERUGIKAN(1)

Konteks : tertuju pada pihak II (pasien) kesakitan/menderita, gawat darurat, menjelang cacat, distress, rentan, tidak/bukan otonom seperti uzur, terjepi tanpa pilihan, miskin, bodoh.

Sisi komplementer beneficence Primum non nocere (pertama jangan menyakiti) Kewajiban menganut ini berdasarkan hal-hal :

Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau beresiko

Page 6: KAIDAH

2.NON MALEFICENCE : TIDAK MERUGIKAN

(2)

• Hilangnya sesuatu yang penting Dokter sanggup mencegah bahaya

atau kehilangan tersebut Manfaat bagi pasien > kerugian dokter

(hanya mengalami resiko minimal)

Tindakan kedokteran terbukti efektif

Page 7: KAIDAH

3.JUSTICE : KEADILAN(1)

Konteks : tertuju pada pihak ketiga selain individu pasien/klien, wakil/kluster populasi/komunitas; pihak penyandang dana/ikut penanggung jawab, pihak berpotensi dirugikan/paling kurang diuntungkan.

Memberi perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien & umat manusia yakni:

Memberi sumbangan relatif sama dengan kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien)

Menuntut pengorbanan mereka secara relatif sama dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien)

Page 8: KAIDAH

3.JUSTICE : KEADILAN(2)

Tujuan : menjamin nilai tak berhingga dari setiap makhluk (pasien) yang berakal budi (aspek sosial)

Jenis keadilan : Tukar menukar : kebijakan (kebiasaan etis) selalu memberi

hak pasien/yang semestinya harus diterima Distributif (membagi) : kebajikan Dr/Sarkes selalu

membagikan kenikmatan/beban bersama, rata dan merata dengan keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani dan rohani.

Social : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran kesejahteraan bersama

Hukum (umum) : bagi dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum

Page 9: KAIDAH

4.AUTONOMY : SELF DETERMINATION(1)

Konteks : ditujukan pada capable person = individu pasien yg dewasa, sehat, bebas (punya rentang hak pilih atas keputusan dirinya, seperti kondisi pro operasi elektif), sejajar dengan dokternya.

Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri (sebagai makhluk bermartabat)

Page 10: KAIDAH

4.AUTONOMY : SELF DETERMINATION(2)

Pasien = makhluk berakal budi, tidak boleh dijadikan semata-mata alat tetapi tujuan

Wajib menghormati manusia sebagai makhluk pribadi yang otonom

Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi

Erat terkait dengan informed-consent

Page 11: KAIDAH

4.AUTONOMY : SELF DETERMINATION(3)

Kant : otonomi kehendak=otonomi moral Kebebasan bertindak, memutuskan

(memilih) dan menentukan diri sendiri dengan kesadaran terbaik bagi dirinya

Tanpa hambatan, paksaan atau campur tangan pihak luar (heteronomy)

Motivasi berdasar prinsip rasional atau self legislation dari manusia

Page 12: KAIDAH

4.AUTONOMY : SELF DETERMINATION

(4)

Mill : otonomi tindakan/pemikiran=otonomi individu

Kemampuan melakukan pemikiran & tindakan (realisasi keputusan dan kemampuan melaksanaknnya)

Hal penentuan diri dari sisi pandang pribadi

Page 13: KAIDAH
Page 14: KAIDAH
Page 15: KAIDAH

Insight Inti Masalah

Keywords

Penuntun Cara Diskusi

Etik Kedokteran

Page 16: KAIDAH

Kaidah Dasar Moral

Beneficence

Nonmaleficence

Autonomy

Justice

Page 17: KAIDAH

Prinsip Prima Facie

Context vs Text

Pilih 1-2 dari 4

(prob solv)

Page 18: KAIDAH

Teori Etika

Keutamaan = tekad

Kewajiban

Utilitarian

Kebahagiaan

Page 19: KAIDAH

Relativisme Etika Budaya

Adat

Page 20: KAIDAH

Dilema Etis

Iptek

Beda Paradigma :

Deontologis

Teleologis

Page 21: KAIDAH

Ceteris Paribus Asumsi

Page 22: KAIDAH

Pemecahan Etis

Konsistensi

Koheren

Korespondensi

Pragmatis

Page 23: KAIDAH

Hukum

Administrasi

Pidana

Perdata