kabut asap tugas mandiri.docx

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah asap kebakaran hutan di Indonesia adalah masalah yang pelik. Propinsi Riau yang letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Singapura menjadi sumber transboundary haze pollution bagi kedua negara tersebut. Dari sejumlah titik api yang terdeteksi terbanyak ditemukan di Riau dan Kalimantan Barat. Dalam periode 1-30 Juli 2006, berdasarkan Data Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer, di Provinsi Riau terdeteksi sejumlah 1.419 titik api, yang terdiri dari: lahan masyarakat (55,39%), kawasan HTI (23,82%) dan perkebunan (20,79%). Dampak langsung dari kebakaran hutan di Riau tersebut antara lain : Pertama, timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan akut bagi masyarakat. Kedua, berkurangnya efesiensi kerja karena saat terjadi kebakaran hutan dalam skala besar, sekolah-sekolah dan kantor-kantor akan diliburkan, sehingga kami sebagai mahasiswa STIFAR RIAU PEKANBARU merasakan dampak yang sangat mengganggu diantaranya banyaknya ketinggalan kuliah dengan demikian berdampak rugi akan waktu dimana banyaknya jam ganti kuliah yang tidak rasional sehingga mengganggu kenyamanan dan kegiatan di hari lain, Ketiga, terancamnya habitat asli Macan Sumatera dan Gajah karena kebakaran hutan juga membakar habitat mereka. Keempat, timbulnya persoalan internasional asap dari kebakaran hutan di Riau menimbulkan kerugian materiil dan imateriil di negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Penyebab dari masalah kebakaran hutan adalah karena kesalahan sistemik dalam pengelolaan hutan secara nasional. Dalam hal ini, ada pengusaha perkebunan sawit yang lebih memilih metode land clearing dengan cara membakar daripada metode lain, pekerja-pekerja pembuka lahan yang berasal dari masyarakat setempat. Pemerintah memberikan hak penguasaan hutan (HPH) kepada

Upload: andre-resta-cucu-atokmael

Post on 29-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah asap kebakaran hutan di Indonesia adalah masalah yang pelik. Propinsi Riau

yang letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Singapura menjadi sumber transboundary haze

pollution bagi kedua negara tersebut. Dari sejumlah titik api yang terdeteksi terbanyak

ditemukan di Riau dan Kalimantan Barat. Dalam periode 1-30 Juli 2006, berdasarkan Data

Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer, di Provinsi Riau terdeteksi sejumlah 1.419

titik api, yang terdiri dari: lahan masyarakat (55,39%), kawasan HTI (23,82%) dan perkebunan

(20,79%).

Dampak langsung dari kebakaran hutan di Riau tersebut antara lain : Pertama, timbulnya

penyakit infeksi saluran pernafasan akut bagi masyarakat. Kedua, berkurangnya efesiensi kerja

karena saat terjadi kebakaran hutan dalam skala besar, sekolah-sekolah dan kantor-kantor akan

diliburkan, sehingga kami sebagai mahasiswa STIFAR RIAU PEKANBARU merasakan dampak

yang sangat mengganggu diantaranya banyaknya ketinggalan kuliah dengan demikian

berdampak rugi akan waktu dimana banyaknya jam ganti kuliah yang tidak rasional sehingga

mengganggu kenyamanan dan kegiatan di hari lain, Ketiga, terancamnya habitat asli Macan

Sumatera dan Gajah karena kebakaran hutan juga membakar habitat mereka. Keempat,

timbulnya persoalan internasional asap dari kebakaran hutan di Riau menimbulkan kerugian

materiil dan imateriil di negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Penyebab dari masalah kebakaran hutan adalah karena kesalahan sistemik dalam

pengelolaan hutan secara nasional. Dalam hal ini, ada pengusaha perkebunan sawit yang lebih

memilih metode land clearing dengan cara membakar daripada metode lain, pekerja-pekerja

pembuka lahan yang berasal dari masyarakat setempat. Pemerintah memberikan hak penguasaan

hutan (HPH) kepada pengusaha-pengusaha perkebunan sawit. Tidak terlaksananya mekanisme

pembukaan lahan yang seharusnya inilah yang menjadi inti permasalahan. Ketidaktersediaan

teknologi yang memadai membuat metode land clearingdengan cara membakar dinilai efisien.

Dampak yang ditimbulkan dari penerapan metode ini terhadap lingkungan tidak sebanding

dengan hasilnya. Faktor ekonomi menjadi latar belakang kenapa metode ini lazim dilakukan di

Riau.

Page 2: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa pemahaman yang baik mengenai

aspek-aspek dari kabut asap yang terjadi di Indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Page 3: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kabut Asap

Kabut Asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga

hitungan bulan. Di bawah keadaan cuaca yang menghalang sirkulasi udara, kabut asap bisa

menutupi suatu kawasan dalam waktu yang lama. Kabut asap juga sering dikaitkan dengan

pencemaran udara. Kabut asap sendiri merupakan koloid jenis aerosol padat dan aerosol cair.

Proses terbentuknya kabut asap pada umumnya, kabut terbentuk ketika udara yang jenuh

akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian,

udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap,

campuran yang mencekik dan pedas yang menyebabkan orang terbatuk. Di kota-kota besar, asap

pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen

yang dirubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di

dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini

mengiritasikan mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah

dengan mengehentikan pencemaran atmosfer.

2.2 Klasifikasi Kabut

2.2.1 Pencemaran Udara

Secara sadar atau tidak sadar manusia dalam beraktivitas menghasilkan emisi pencemar

yang dilepas ke udara. Semakin meningkat jumlah aktivitas yang dilakukan serta waktu yang

dipakai untuk melakukan aktivitas tersebut, maka jumlah emisi pencemar yang dikeluarkan ke

udara pun semakin meningkat.

Udara sebagai kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya sangat berbahaya

jika sudah tercemar oleh berbagai zat berbahaya. Akibat yang ditimbulkan bermacam-macam

mulai dari gangguan pernapasan sampai kanker jika menghirup zat-zat tertentu dalam jangka

waktu lama.

Page 4: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

Secara umum, sumber pencemaran udara dibedakan atas :

a. Sumber Bergerak

Kegiatan transportasi, baik di darat, air maupun udara, selama menggunakan bahan baker

sebagai tenaga penggerak, sudah pasti akan menghasilkan pencemaran udara. Transportasi darat,

khususnya penggunaan kendaraan bermotor, merupakan sumber utama polusi di kota-kota besar.

Hampir seluruh jenis zat pencemar yang beredar di udara dihasilkan dari gas buang kendaraan

bermotor, yaitu partikel debu halus (PM10), karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), timbal

(Pb), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida(SOx).

Sumber Tidak Bergerak diantaranya :

Industri

Pada kegiatan ini, polusi udara dikeluarkan terutama pada proses produksi. Selain itu

penggunaan peralatan seperti mesin manufaktur umumnya juga menyebabkan polusi.

Jenis zat pencemar utama yang dihasilkan oleh industri adalah PM10 dan Sox.

Pembangkitan tenaga listrik

Kegiatan pembangkitan tenaga listrik di Indonesia umumnya masih menggunakan batu

bara, bahan bakar yang menghasilkan polusi paling besar dibandingkan minyak dan gas.

Penggunaan listrik yang boros secara tidak langsung menghasilkan polusi yang cukup

berarti. Jenis pencemar utama yang dihasilkan antara lain N0x dan S0x.

Kebakaran hutan

Musim kemarau panjang seringkali menyebabkan terjadinya kebakaran hutan akibat

gesekan ranting-ranting pohon yang kering. Namun pada dekade terakhir ini, kebakaran

hutan seringkali disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, dengan

alasan untuk membuka lahan hutan. Jenis pencemar yang dominan yang dihasilkan yaitu

CO.

Pembakaran sampah

Hidrokarbon (HC) dalam bentuk metana (CH4) kurangnya sistem penanganan sampah

yang baik, menyebabkan masyarakat berinisiatif untuk menangani sampah sendiri dengan

Page 5: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

membakarnya. Proses pembakaran walaupun skalanya kecil namun sangat berperan

dalam meningkatkan polusi di udara.

Jenis pencemar yang dihasilkan ketika sampah tidak dibakar adalah hidrokarbon (HC)

dalam bentuk metana (CH4). Ketika sampah dibakar, maka zat pencemar yang dikeluarkan

terutama adalah partikel debu halus (PM10). Sementara, jika terjadi pembakaran sampah plastic,

maka akan dihasilkan dioksin, zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

b. Sumber dalam ruangan (Indoor Pollution)

Kegiatan rumah tangga

Kegiatan masak-memasak yang dilakukan di dalam rumah menghasilkan polusi udara

yang cukup membahayakan para penghuni rumah. Terutama jika kegiatan masak-memasak

masih menggunakan tungku dan kayu bakar. Ini dikarenakan buruknya sistem sirkulasi udara,

sehingga asap hasil pembakaran terkurung di dalam rumah.

Asap Rokok

Kita tahu bahwa asap rokok mencemari udara disekitar dan membahayakan kesehatan

orang-orang di sekitar yang terpaksa harus menghirupnya. Kegiatan merokok menjadi lebih

membahayakan bagi orang-orang disekitar ketika dilakukan di ruang tertutup seperti di dalam

rumah, ruang kelas, restoran, di dalam angkutan umum dan juga di ruang yang ber-AC. Ini

dikarenakan tidak adanya sirkulasi udara membuat asap rokok terkurung di ruang tertutup.

Alhasil semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut dipaksa untuk menghirup

udara yang pastinya menyesakkan nafas dan membuat iritasi mata. Belum lagi jika kegiatan

merokok dilakukan oleh banyak orang dan secara terus menerus, sehingga konsentrasi asap

rokok di dalam ruangan tersebut semakin tinggi.

Selain sumber pencemaran udara di atas, juga dikenal sumber pencemaran alami yang

tidak berhubungan dengan aktivitas manusia, yaitu:

Meletusnya gunung berapi

Spora tumbuhan

Proses pembusukan mahluk hidup

Page 6: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

c. Kabut Asap dan Kebakaran Hutan

Kabut asap yang terjadi di Indoensia disebabkan oleh banyak faktor antara lain kebakaran

hutan, polusi kendaraan bermotor, pabrik, letusan gunung berapi, pembakaran sampah rumah

tangga, dan lain sebagainya. Akan tetapi yang paling dominan dalam menyebabkan kabut asap

adalah kebakaran hutan.

Seperti yang kita ketahui, penyebab bencana asap ini adalah pembukaan semak belukar dan

lahan gambut untuk pertanian dengan cara pembakaran. Sebagian lagi, seperti yang juga terjadi

di beberapa wilayah di Sumatera, pembakaran lahan dilakukan oleh perusahaan yang

membersihkan lahan untuk perkebunan. Membersihkan lahan dengan cara membakar memang

gampang dan murah.

Untuk mendeteksi luasnya kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia, biasanya digunakan

sistem pemantauan lewat satelit North Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA).

Kebakaran hutan dan lahan yang terdeteksi oleh satelit dinamai Hot Spot (titik panas).

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) pada bulan November 2006

terdapat sejumlah Hot Spot di Kalimantan dan Sumatera. Untuk di Kalimantan tersebar di

beberapa propinsi antara lain Kalimantan Barat terdapat 929 titik api ( hotspot ), Kalsel tercatat

5.351 titik, Kalteng bahkan lebih spektakuler, 42.000 titik api. Di Sumatera data satelit NOAA

18, tanggal 3 Oktober terdapat 304 titik api di Pulau Sumatera. Paling banyak di Sumsel 140 titik

api, Riau 64 titik api, Jambi 49 titik api, Sumbar dan Lampung masing-masing 22 titik api, dan

Bangka Belitung 6 titik api.

Menurut data Dinas Kuhutanan Kalimantan Barat di wilayah ini terdapat sebanyak 929.

Jumlah itu tersebar di 11 kabupaten/kota. Sintang 6 titik, Sekadau 1 titik, Sanggau 69 titik,

Sambas 209 titik, Kabupaten Pontianak 210 titik, Melawi 19 titik, Landak 46 titik, Ketapang 215

titik, Kapuas Hulu 63 titik, Singkawang 1 titik, dan Bengkayang 26. Hotspot juga tampak di

Kalteng sebanyak 302, dan Sarawak sebanyak 59 titik.

Banyaknya Hot Spot tersebut menyebabkan kabut asap semaikin tebal sehingga

menyebabkan jarak pandang sangat terbatas. Hal ini sangat mengganggu segala aktifitas sekita

sehari-hari. Selain mengganggu di negara sendiri, kabut asap juga mengganggu negar tetangga

seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan presiden sampai menyampaikan permintaan maaf secara

resmi atas gangguan kabut asap yang berasal dari Indonesia ini.

Page 7: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

2.3 Penyebab Kebakaran Hutan

Kalau ditelusuri, banyak sekali alasan kompleks yang telah dikemukakan oleh para pakar,

tapi secara kasar, ada dua alasan utama yang palin masuk akal untuk diungkapkan. Pertama, ada

budaya instan di tengah masyarakat yang serba mau cepat. Budaya instan di kawasan pedesaan

biasanya menginginkan pembersihan perkebunan dan ladang yang serba cepat, membuka lahan

yang ingin segera luas, dan seterusnya. Kultur ini sebenarnya kultur lama yang dilakukan oleh

suku-suku pedalaman yang dicontoh juga oleh pengusaha perkebunan yang mengambil sikap tak

mau menunggu untuk membersihkan lahan hutan bagi perkebunan mereka.

Kedua, sikap tidak pernah mau belajar dalam mengambil kebijakan. Walaupun telah

terjadi kebakaran hebat yang mengakibatkan bencana sehingga tahun 2000 terjadi kebakaran

hutan paling luas di dunia, saat datang hujan dan kebakaran padam, semuanya lalu lupa sehingga

kebakaran hutan teruis terjadi dan berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya tanpa ada upaya-

upaya untuk mencegahnya.

Selain itu dukungan cuaca yang pada bulan-bulan tertentu kelembaban udara yang rendah

sehingga cenderung kering menyebabkan hutan mudah terbakar. Faktor angin yang meniup

kencang juga menyebabkan jumlah titik api dengan cepat menyebar dan sulit untuk dipadamkan.

Pada saat hujan turun maka kualitas udara semakin memburuk karena asap dan debu sisa

pembakaran akan naik keudara dan terhirup oleh kita.

2.4 ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)

Kualitas udara disampaikan ke masyarakat dalam bentuk indeks standar pencemar udara

atau disingkat ISPU. ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan

seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan bagaimana dampaknya terhadap

kesehatan kita setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU

ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan,

bangunan, dan nilai estetika. Berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

(Bapedal) Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997, penyampaian ISPU kepada masyarakat dapat

dilakukan melalui media massa dan elektronika serta papan peraga di tempat-tempat umum.

Page 8: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: CO, SO2, NO2, Ozon permukaan

(O3), dan partikel debu (PM10).

a. PM 10

PM merupakan kependekan dari particulate matter atau partikulat. Partikulat merupakan

zat pencemar padat maupun cair yang terdispersi di udara. Partikulat ini dapat berupa debu, abu,

jelaga, asap, uap, kabut, atau aerosol. Jenis-jenis partikulat dibedakan berdasarkan ukurannya.

Partikel yang sangat kecil dapat bergabung satu sama lain membentuk partikel yang lebih besar.

Partikulat dalam emisi gas buang dapat terdiri atas bermacam-macam komponen. Beberapa

unsur kandungan partikulat adalah karbon (dari pembakaran tidak sempurna) dan logam timbel

(dari pembakaran bensin bertimbel). Sebagian partikulat keluar dari cerobong pabrik sebagai

asap hitam tebal. Tetapi, yang paling berbahaya adalah butiran-butiran halus sehingga dapat

menembus bagian terdalam paru-paru. Jika ini yang terjadi, organ pernapasan akan terganggu.

Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3

b. SO2

SO2 merupakan rumus kimia untuk gas sulfur dioksida. Gas ini berasal dari hasil

pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur. Selain dari bahan bakar, sulfur juga

terkandung dalam pelumas. Gas sulfur dioksida sukar dideteksi karena merupakan gas tidak

berwarna. Sulfur dioksida dapat menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, sakit kepala,

sakit dada, dan saraf. Pada kadar di bawah batas ambang, dapat menyebabkan kematian. Korban

sulfur dioksida bukan hanya manusia, tetapi juga bangunan dan tumbuhan. Keberadaan gas ini di

udara dapat menimbulkan hujan asam yang merusakkan bahan bangunan dan menghambat

pertumbuhan tanaman. Standara baku mutu yang diperbolehkan adalah 365 ug/Nm3

c. CO

CO merupakan rumus kimia untuk gas karbon monoksida. Gas ini dihasilkan dari

pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Pembakaran tidak sempurna, salah satu sebabnya

adalah kurangnya jumlah oksigen. Bisa karena saring udara yang tersumbat, bisa juga karena

karburator kotor dan setelannya tidak tepat. Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi

karbon monoksida di berbagai perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60 persen pencemaran

udara di kota-kota besar disumbang oleh transportasi umum. Karbon monoksida bersifat racun,

Page 9: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

mengakibatkan turunnya berat janin, meningkatkan jumlah kematian bayi, serta menimbulkan

kerusakan otak. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 10.000 ug/Nm3

d. O3

O3 merupakan lambang dari ozon. Senyawa kimia ini tersusun atas tiga atom oksigen.

Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan berbau sangit. Ozon terbentuk ketika percikan

listrik melintas dalam oksigen. Adanya ozon dapat dideteksi melalui bau (aroma) yang

ditimbulkan oleh mesin-mesin bertenaga listrik. Secara kimiawi, ozon lebih aktif ketimbang

oksigen biasa dan juga merupakan zat pengoksidasi yang lebih baik. Biasanya, ozon digunakan

dalam proses pemurnian (purifikasi) air, sterilisasi udara, dan pemutihan jenis makanan tertentu.

Di atmosfer, terjadinya ozon berasal dari nitrogen oksida dan gas organik yang dihasilkan oleh

emisi kendaraan maupun industri. Di samping dapat menimbulkan kerusakan serius pada

tanaman, ozon berbahaya bagi kesehatan, terutama penyakit pernafasan seperti bronkitis maupun

asma. Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 235 ug/Nm3 pada pengukuran selama 1

jam.

e. NO2

NO2 singkatan dari nitrogen dioksida. Zat nitrogen dioksida sangat beracun sehingga dapat

menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan saluran pernapasan serta menimbulkan kerusakan

paru-paru. Gas ini terbentuk dari hasil pembakaran tidak sempurna. Setelah bereaksi di atmosfer,

zat ini membentuk partikel-partikel nitrat sangat halus sehingga dapat menembus bagian

terdalam paru-paru. Partikel-partikel nitrat ini pula, jika bergabung dengan air baik air di paru-

paru atau uap air di awan akan membentuk asam. Asam ini dapat merusakan tembok bangunan

dan menghambat pertumbuhan tanaman. Jika bereaksi dengan sisa hidrokarbon yang tidak

terbakar, akan membentuk smog atau kabut berwarna cokelat kemerahan. Standar baku mutu

yang diperbolehkan adalah 150 ug/Nm3. Agar lebih mudah dipahami ISPU dapat dibayangkan

seperti penggaris angka 1 hingga 1000. Semakin tinggi nilai ISPU maka semakin tinggi tingkat

pencemaran dan semakin berbahaya dampaknya terhadap kesehatan. Sebagai contoh, ISPU 30

menunjukkan kualitas udara baik dan tidak ada dampak yang berbahaya terhadap kesehatan.

Ketika kondisi ISPU di bawah 100 dipandang tidak berbahaya terhadap masyarakat secara

umum. Namun ketika ISPU beranjak melebihi 100 maka pertama-tama kelompok masyarakat

yang sensitif seperti penderita asma dan anak-anak serta orang dewasa yang aktif di luar

ruangan, akan paling awal merasakan dampak kualitas udara yang tidak sehat. Sejalan dengan

Page 10: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

meningkatnya ISPU maka akan semakin banyak yang merasakan dampak, hingga akhirnya

seluruh masyarakat akan menderita karena dampak kesehatan yang terjadi.

2.4.1 Kategori Rentang Warna

Baik 0 - 50 Hijau Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan

manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.

Sedang 51 - 100 Biru Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia

ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika. Tidak Sehat

101 - 199 Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun

kelompok hewan yang sensitive atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai

estetika.

Sangat Tidak Sehat 200 - 299 Kuning Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan

kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar, Berbahaya 300 - lebih Hitam Tingkat

kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada

populasi.

2.5 Dampak Kabut Asap

2.5.1 Kesehatan

Secara umum, asap akibat kebakaran hutan telah meningkatkan kasus Infeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA) di daerah yang tingkat pencemaran udaranya tinggi. Sebagai gambaran

di Kalimantan dan Sumatera nilai ISPU rata-rata melebihi 300 padahal batas normalnya di

bawah 100 sehingga dampak kesehatanya begitu terasa, terutama mereka yang rentan seperti

anak-anak, para manula dan mereka yang aktif liluar ruangan. Data dari Pusat Penanggulangan

Masalah Kesehatan Departemen Kesehatan membuktikannya. Akibat adanya kabut asap, jumlah

kasus ISPA di Pontianak meningkat dari 1.286 kasus pada akhir Agustus 2006 menjadi 1.928

kasus pada awal September 2006.

Data yang sama juga menyebutkan bahwa di Kalimantan Timur jumlah kasus mingguan

ISPA antara 1.500 kasus hingga 2.000 kasus, lebih tinggi dari kisaran normal yang banyaknya

antara 1.000 kasus hingga 1.500 kasus. Beberapa Dinas Kesehatan di Sumatra dan Kalimantan

juga melaporkan bahwa masyarakat di wilayahnya mulai mengalami gangguan penyakit ISPA,

pneumonia, dan sakit mata.

Page 11: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

2.5.2 Ekonomi

Kabut asap juga dapat mengganggu sektor ekonomi. Jarak pandang yang terbatas (jarak

pandang normal 1000 meter) dapat menganggu aktivitas penerbangan dan pelayaran. Hal ini

tentu akan berdampak transportasi akan terganggu yang akan menyebabkan terhambatnya lalu

lintas barang dan jasa.

Untuk di wilayah yang mengandalkan transportasi laut dan sungai hal ini akan sangat

menganggu. Barang-barang kebutuha pokok yang seharusnya sampai di daerah pada waktunya

akan terlambat sehingga menyebabkan harga barang akan naik yang menyebabkan keresahan di

kalangan masyarakat.

Masyarakat dengan mata pencaharian nelayan juga mengalami hal yang sama. Tebalnya

kabut asap di sungai atau laut menyebabkan nelayan tidak berani melaut karena takut tersesat

atau berisiko untuk bertabrakan.

2.5.3 Hubungan Internasional

Seperti kita ketahui, kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan di Sumatera dan

Kalimantan tidak hanya melanda wilayah kita sendiri tetapi juga melanda negara tetangga seperti

Singapura dan Malaysia. Negara-negara tersebut melayangkan protes ke negara kita atas kabut

asap yang mereka terima. Jika hal ini terus dibiarkan maka hubungan baik dengan negara

tetangga bisa terganggu.

2.5.4 Pertanian

Di wilayah sumatra, asap tebal mulai mengancam sektor pertanian. Tebalnya kabut asap

dikhawatirkan yang berlangsung secara terus-menerus dapat mengganggu produktivitas tanaman

padi dan jagung. Dua jenis tanaman ini paling rentan. Kalau cuaca sampai tertutup asap sehingga

tanaman tidak mendapat sinar matahari dalam jangka waktu lama, produksinya dapat menurun.

Pada saat tanaman akan berfotosintesis tentu memerlukan sinar mathari yang cukup. Karena

kabut yang tebak menyebabkan sinar matahari terhambat untuk menyinari bumi sehingga

produksi terhambat.

Page 12: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

2.5.5 Sosial Budaya

Aktivitas sehari sehari yang terganggu akibat kabut asap bisa menyebabkanhubungan

sosial menjadi terganggu. Seperti pada bulan Ramadhan dimana ummat muslim biasanya

melakukan shalat berjamaah di masjid menjadi terganggu oleh asap yang membuat mereka

enggan keluar rumah. Aktivitas anak-anak yang bermain juga terganggi sehingga mereka lebih

memilih berdiam diri di rumah. Sekolah-sekolah juga banyak yang diliburkan karena khawatir

siswa mereka terkena dampak asap berupa ISPA dan sakit mata.

2.6 Penanggulangan Kabut Asap

Besarnya dampak yang ditimbulkan akibat bencana kabut asap yang terjadi perlu

penanganan yang serius. Hal ini dilakukan agar bencana ini tidak terulang dikemudian hari.

Sehingga dampak yang ditimbulkan tidak lagi menimpa kita semua. Beberapa langakah

penanggulangan kabut asap yang dapat dilakukan antara lain :

2.6.1 Komitmen dari pemerintah

Masalah kabut asap tak terlepas dari masalah kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang

terjadi merupakan dampak dari izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang diberikan kepada

pengusaha. Pemerintah diharapkan dapat lebih selektif dalam memberikan izin HPH kepada

pengusaha. Pengusaha yang diberikan izin diwajibkan untuk tidak membuka lahan dengan

membakar hutan.

Komitmen pemerintah dapat dilihat dari adanya alokasi dana yang jelas untuk

penanggulangan kabut asap ini. Selain itu kebijakan atas pelanggaran pembakaran hutan harus

lebih tegas. Undang-undang tentang sanksi bagi pembakar lahan harus lebih tegas dan konsisiten

untuk dijalankan. Jangan hanya karena takut kehilangan devisa pemerintah takut menindak

pengusaha nakal yang masih membakar hutan sehingga masyarakat yang jadi korban.

Jika sudah ada komitmen yang kuat dari pemerintah dalam menaggulangi bencana kabut

asap yang disebabkan dari pembakaran hutan ini maka kabut asap yang selama ini menjadi

agenda tahunan di negara kita akan segara teratasi.

Page 13: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

2.6.2 Kesadaran masyarakat

Masyarakat yang tinggal dipinggiran hutan hendaknya memiliki kesadaran yang kuat untuk

tidak membuka lahan pertanian dengan membakar hutan. Masyarakat petani berpindah memiliki

kebiasaan untuk membakar hutan setiap kali hendak memulai musim tanam. Untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat ini perlu dilakukan penyuluhan tentang bahaya kebakaran

hutan kepada masyarakat. Masyarakat yang membakar hutan hendaknya diingatkan untuk

menjaga lahan yang dibakarnya agar tidak merambat ke hutan yang berada disekitarnya.

Kesadaran masyarakat juga diharapkan dalam hal melaporkan jika terjadi kebakaran hutan.

Jika segera dilaporkan diharapkan kebakaran tidak meluas dan dapat dipadamkan.

2.6.3 Pengawasan Bersama

Pengawasan bersama perlu dilakukan antara pemerintah dengan masyarakat. Perlu bentuk

sistem kewaspadaan kebakaran hutan yang selalau siap mengawasi setiap hutan yang terbakar.

Pemerintah dapat mengoptimalkan peran polisi kehutanan dalam mengawasi hutan.

2.7 Tindakan Sebagai Mahasiswa Farmasi

Page 14: KABUT ASAP TUGAS MANDIRI.docx

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Dari uraian makalah ini penulis perlu memberikan beberapa saran. Adapun saran-saran

yang dapat diberikan antara lain :

1. Masyarakat pengguna lahan sebaiknya lebih menjaga kelestarian hutan agar tidak tejadi

kebakaran yang dapat menyebabkan kabut asap.

2. Pemerintah sebaiknya mengeluarkan kebijakan yang jelas mengenai penanganan kabut asap.

3. Masyarakat sebaiknya memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya

penaggulangan kabut asap