k3 penanggulangan kebakaran

Upload: insanul-d-odadjian

Post on 05-Jul-2018

326 views

Category:

Documents


23 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    1/58

    1/20/2016

    1

    UU no.1 1970

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    2/58

    1/20/2016

    2

    • Permenaker 12/Men/2015 tentang K3 Listrik di Tempat Kerja

    • Permenaker 02/89 Proteksi Petir

    • Kepmenaker 187/MEN/1999 (B3)

    • Permenaker 04/80 – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    • Permenaker 02/83 – Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    • Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997  – Pengawasan

    Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran

    •   Permenaker 04/87-P2K3 serta Tata cara penunjukan AK3

    •   PP No. 50/2012 - SMK3

    •   Kep. Menaker Kep. 186/Men/1999 -

    Unit Penanggulangan Kebakaran Di Tempat Kerja

    PengendalianENERGI

    SARANAPROTEKSIKEBAKARAN

    MANAJEMENK3

    Pasal 2

    Kepmenaker No. 186/99(1) Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan

    kebakaran, latihan penanggulanggan kebakaran di tempat kerja.

    (2) Kewajiban mencegah, megurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja

    sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

    a. Pengendalian setiap bentuk energi;b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana

    evakuasi;

    c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;

    d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja;

    e. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara

    berkala;

    f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi

    tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga

    kerja dan atau tempat kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan

    berat.

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    3/58

    1/20/2016

    3

     API :• Dibutuhkan

    • Mudah Dikendalikan

    • Menguntungkan

    KEBAKARAN :• Tidak Dibutuhkan

    • Sulit Dikendalikan

    • Merugikan

    • Tidak terduga sebelumnya 

    • Bermula dari api kecil

    • Ada faktor pemicu• Kecepatan api meluas

    • Kegagalan pemadaman awal

    • Sarana dan prasarana tidak memadai

    • Kurangnya faktor penunjang

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    4/58

    1/20/2016

    4

    SourceEnergy

          I      N      T      E      N      S      I      T      A      S

    TIME

    Flashover 3 - 10 menit

    STEDY

    Fully development fires

    (600-1000 o C)

    • Belum mengerti bahaya

    kebakaran

    • Disengaja 

    • Kelalaian

    FAKTOR MANUSIA 

    PENYALAAN SENDIRI

    GERAKAN ALAM

    • Listrik 

    • Reaksi Kimia 

    • Gesekan

    • Radiasi

    • Spark 

    • permukaan panas

    • Gunung meletus

    • Petir

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    5/58

    1/20/2016

    5

    1. Cidera bahkan Korban jiwa 

    2. Kerugian Harta Benda & Warisan Sejarah

    3. Berhentinya kegiatan produksi /

    Operasi

    4. Pencemaran Lingkungan

    (1) Identifikasi

    Hazard material

    (2) Identifikasi

    potensi yg dptmenimbulkan

    kebakaran

    (3) Identifikasi

    metoda paparansumber panas

    (4) Estimasi

    dampakkejadian

    (6) Identifikasi

    Prog. Pencegahan

    Kebakaran

    (5) Identifikasi

    Peralatan Sistem

    Kebakaran

    Urutan prosesnya

    HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment

    and Determining Control)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    6/58

    1/20/2016

    6

    (2) Identifikasi

    potensi yg dpt

    menimbulkan

    kebakaran

    (1) Identifikasi

    Hazard material

    (3) Identifikasi

    faktor pemicu

    penyalaan

    1. Apakah material dapat terbakar?• Padat

    • Cair

    • Uap/Gas

    • Debu

    2. Bagaimana bahan tersebut dapat terbakar?

    • Tumpahan

    • Peralatan pecah

    • Korosi

    • Pemanasan berlebihan

    • Reaksi kimia

    3. Sumber energy yang dapat menimbulkankebakaran

    •Loncatan bunga api

    • Welding/cutting

    • Elektro statis

    • Gesekan

    • Rokok

    • Api terbuka

    • Petir

    • Konsleting, dll.

    • Karakteristik ?

    • MSDS/LDKB

    • Analisis proses

    • FPD

    • P& ID

    HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment

    and Determining Control)

    (1) Identifikasi

    Hazard material

    (2) Identifikasi

    potensi yg dpt

    menimbulkan

    kebakaran

    (3) Identifikasi

    metoda paparan

    sumber panas

    (4) Estimasi

    dampak

    kejadian

    4. Bagaimana dampak kebakaran?

    • Kebakaran

    • Ledakan

    • Paparan bahan

    beracun

    Dampak

    ancaman

    SumberKejadian

    Aset &

    bangunan

    Jiwa Lingkungan Lain lain/

    dampak tidak

    langsung

    Tingkat

    Resiko

    Identifikasi Bahaya dan Dampak Kebakaran

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    7/58

    1/20/2016

    7

    Event Potential Matrix 

    1-7

    8-14

    15-25

    Resiko Rendah

    Resiko Sedang

    Resiko Tinggi

     As Low as Reasonable Practice ( Gunakan cara semurah mungkin

    dan yang penting wajar)

    Determining Control

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    8/58

    1/20/2016

    8

    (1) Identifikasi

    Hazard material

    (2) Identifikasi

    potensi yg dpt

    menimbulkan

    kebakaran

    (3) Identifikasi

    metoda paparan

    sumberpanas

    (4) Estimasi

    dampak

    kejadian

    (6) Identifikasi

    Prog. Pencegahan

    Kebakaran

    (5) Identifikasi

    Peralatan Sistem

    Kebakaran

    5. Apakah usaha pencegah kebakaran yang akan dilakukan?

    • Sistem pencegahan

    • SDM (Pelatihan)

    • Housekeeping

    • Design review

    • Peninjauan terhadap

    aturan nasional atau

    internasional

    • Sertifikasi, testing,

    inspeksi , kalibrasi,

    perawatan dll.

    • Persiapan tanggap

    darurat

    • Sistem Penanggulangan

    dg Zone.

    • AUDIT

    • Prosedur lainnya

    Determining Control

    • Sistem deteksi

    kebakaran

    • Sistem Pemadam

    Kebakaran

    • Peralatan Pemadaman

    POST FIRE

    CONTROL

    (KONTROL

    SETELAH

    KEBAKARAN )

    IN CASE FIRE CONTROL

    (CONTROL KETIKA

    KEBAKARAN)

    PRE FIRE CONTROL PLAN

    (PERENCANAAN

    KONTROL SEBELUM

    KEBAKARAN)

    (FIRE SAFETY MANAGEMENT)

    o

      IDENTIFIKASI BAHAYA,POTENSI, ANCAMAN &DAMPAK SERTA PENILAIANRESIKO

    o   PERENCANAAN SISTEMPROTEKSI (Aktif/Pasif)

    o   PERENCANAAN &PEMBENTUKAN TIMTANGGAP DARURAT (FEP)

    o   PELATIHAN DANSERTIFIKASI

    o

      INVESTIGASIo   ANALISIS

    o   REKOMENDASI

    o   REHABILITASI

    o

      DETEKSIo   ALARM

    o   PADAMKAN/LOKALISIR

    o   EVAKUASI

    o   RESCUE & P3K

    o   AMANKAN

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    9/58

    1/20/2016

    9

     API   adalah suatu reaksi cepat dari bahan bahan yang mudah terbakar, diikuti dengan pelepasan

    energy dalam bentuk panas dan nyala 

    • Listrik 

    • Gesekan Mekanik 

    • Permukaan Panas• Spark (percikan api)

    • Radiasi

    • Steaming

    • Sambaran Petir

    TITIK NYALA (FLASH POINT)

    Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar), cukup mengeluarkan uap& menyala (terbakar sekejab) bila diberi sumber panas yang cukup

    Bensin = -36 F Minyak tanah = 130 F

    TITIK BAKAR (FIRE POINT)

    Suhu terendah dimana suatu zat (bahan bakar) cukup untuk mengeluarkanuap dan terbakar (menyala terus menerus) bila diberi sumber panas.

    SUHU PENYALAAN SENDIRI (AUTO IGNITION TEMPERATURE)

    Suhu dimana suatu zat dapat menyala dengan sendirinya tanpa adanyasumber panas dari luar. Pengertian ini adalah dimana zat tersebutmendapat suhu yang tertinggi sehingga dia akan menyala dengan

    sendirinya. Contoh

    Gasoline = 435 C

    Kerosine =228,9 C

    Parafin = 316 C

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    10/58

    1/20/2016

    10

     Adalah suatu proses pemindahan panas dari suatu

    benda ke benda lain yang terjadi karena suatu

    hubungan langsung dengan suatu perantara benda-

    benda padat penghantar panas

    Electrical iron / Setrika listrik 

    Clothing /  Kain

    Setrika dapat menghantar panas kekain dengan cara Konduksi.

     Adalah suatu proses pemindahan panas melalui arus

    udara 

    Panas api dapat berpindah kedalam tabungdengan cara konveksi

    Api yang berasal dari lantai bawah bisamenjalar ke lantai atas adalah dengan carakonveksi

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    11/58

    1/20/2016

    11

     Adalah suatu proses pemindahan energi dari suatu

    sumber ke benda dalam bentuk gelombang atau partikel

    Panas dari listrik berpindah ke seluruharah melalui atmosphir

    Kardus bisa terbakar jika sangatdekat dengan sumber radiasi

    • Kertas

    • Kayu

    • Karet

    • Plastik 

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    12/58

    1/20/2016

    12

    • Bensin/solar

    • Pelumas

    • Pelarut

    • Minyak tanah

    • Tinner

    • Flammable Gases

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    Listrik yang bertegangan

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    13/58

    1/20/2016

    13

    • Magnesium

    • Sodium

    • Potassium

    • Titanium

    • Zirconium

    • Other flammable metals

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    Referensi

    Kep. Menaker Kep. 186/Men/1999 - Unit Penanggulangan

    Kebakaran Di Tempat Kerja

    a. Klasifikasi tingkat resiko BAHAYA KEBAKARAN RINGAN

    b. Klasifikasi tingkat resiko BAHAYA KEBAKARAN SEDANG I

    c. Klasifikasi tingkat resiko BAHAYA KEBAKARAN SEDANG II

    d. Klasifikasi tingkat resiko BAHAYA KEBAKARAN SEDANG III dan;

    e. Klasifikasi tingkat resiko BAHAYA KEBAKARAN BERAT.

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    14/58

    1/20/2016

    14

     Adalah menghilangkan panas /

    mengurangi suhu panas sampai

    di bawah titik nyala api

    Memadamkan api dengan air

    BAHAN BAKAR

     Adalah memisahkan bahan

    bakar atau mencegah api

     terus menyala 

    Menutup kerangan pada

    tangki yang terbakar

    BAHAN BAKAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    15/58

    1/20/2016

    15

     Adalah memisahkan udara atau

    mencegah udara masuk ke

    permukaan api

    Menutup drum yang terbakar

    BAHAN BAKAR

     Adalah memutuskan mata rantai

    reaksi kimia yang terjadi akibat

    kebakaran

    Memadamkan API dengan APAR type Clean Agent

    BAHAN BAKAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    16/58

    1/20/2016

    16

     Adalah teknik desain tempat kerja untuk membatasi atau menghambat penyebaran api,

    panas dan gas baik secara vertikal maupun

    horisontal dengan mengatur jarak antar bangunan,

    memasang dinding pembatas yang tahan api,

    menutup setiap bukaan dengan media tahan api

    atau mekanisme tertentu   Referensi :Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    17/58

    1/20/2016

    17

    2. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif 

     Adalah penerapan suatu desain sistem/instalasi

    deteksi, alarm dan pemadam kebakaran pada suatu

    bangunan tempat kerja yang sesuai dan handal

    sehingga pada bangunan tempat kerja tersebutmandiri dalam hal sarana untuk menghadapi

    bahaya kebakaran

    Referensi :

    Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997

    Berkas rencana sistem proteksi kebakaran meliputi

    antara lain:

    - Uraian kriteria desain;

    - Gambar perencanaan;

    - Spesifikasi teknik.

    Masing-masing dibuat rangkap 3 (tiga) dan setelah diperiksa

    oleh pegawai pengawas yang berwewenang kemudian

    dikirimkan kepada Direktur PNKK untuk diterbitkan

    pengesahan/persetujuan gambar rencana tersebut.

    Referensi :

    Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    18/58

    1/20/2016

    18

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    adalah sistem atau rangkaian alarm kebakaran yang

    menggunakan detektor panas, detektor asap, detektor nyala

    api dan titik panggil secara manual serta perlengkapan

    lainnya yang dipasang pada sistem alarm kebakaran;

    Referensi :

    Permenaker 02/83

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    19/58

    1/20/2016

    19

    Komponen-komponenInstalasi Alarm Kebakaran Automatik 

    1. Panel Kontrol Kebakaran

    adalah Panel kontrol utama yang

    dilengkapi dengan indikator dan

    peralatan lainnya

    Bagian-Bagian Panel KontrolZone alarm kebakaran

    indicator 

    Silence Switch

    Fire test Test ResetMain Alarm

    Silence Switch

    Referensi :

    Permenaker 02/83

    Sumber tenaga listrik harus > 6 Volt

    Dan harus tahan sekurang-

    kurangnya 4 jam

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    20/58

    1/20/2016

    20

    Komponen-komponenInstalasi Alarm Kebakaran Automatik 

    2. Alat Pengindera Kebakaran (Fire Detector)

    Panas

     Asap

    Nyala  • ULTRA VIOLET

    • INFRA RED

    RATE OF RISE

    • FIXED TEMPERATURE

    • IONIZATION

    • PHOTO ELECTRIC

    Komponen-komponenInstalasi Alarm Kebakaran Automatik 

    2. Alat Pengindera Kebakaran (Fire Detector)

    o Detektor Asap, Panas dan Nyala dapat dipasang secarabersamaan dengan syarat tegangannya harus sama.

    o Satu detektor Asap/Nyala dapat menggantikan 2 detektorpanas

    Referensi :

    Permenaker 02/83

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    21/58

    1/20/2016

    21

    Penempatan dan Jarak pemasangan Detector Kebakaran :

    1. Smoke Detector Pengindera Asap)

    o Smoke Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 meter darilubang udara masuk / AC.

    o Jarak smoke detector yang terjauh dari dinding pemisah adalah 6 meter dalam

    ruang efektif dan 12 meter dalam ruang sirkulasi.

    o Pada setiap luas lantai 92 m² dengan tinggi langit-langit 3 meter, harus

    dipasang 1 buah smoke detector.

    o Jarak anatar Smoke detector maksimum 12 meter di dalam ruang efektif dan

    18 meter didalam ruang sirkulasi.

    o Setiap kelompok atau Zona detector harus dibatasi maksimum 20 buah smoke

    detector yang dapat melindungi ruangan 2000 M² luas lantai.

    2. Heat Detector PenginderaPanas )

    oHeat Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5 meter dari

    lubang udara masuk / AC.

    o Pada satu kelompok detector, tidak boleh di pasang lebih dari 40 buah Heat detector.

    oUntuk setiap ruangan dengan luas 46 m² dan tinggi langit-langit 3 meter harus

    dipasang satu alat heat detector

    o Jarak antara heat detector tidak boleh lebih dari 7 meter untuk ruangan efektif 

    dan tidak boleh lebih dari 10 meter untuk ruang sirkulasi

    o Jarak heat detector dengan dinding pembatas paling jauh 3 meter pada ruang

    efektif dan 6 meter pada ruang sirkulasi serta paling dekat 30 cm.

    Referensi :

    Permenaker 02/83

    2. Alat Pengindera Kebakaran (Fire Detector)

    Flame Detector ( Pengindera Nyala Api )

    o   Setiap kelompok atau setiap zone detector harus di batasi maksimum 20 buah

     flame detector yang dapat melindungi ruangan dengan luas maksimum 2000 m²

    o   Pemasangan flame detector untuk daerah yang sering mengalami gangguan

    sambaran petir , detector tersebut harus dilindungi supaya tidak terjadi

    kemungkinan timbulnya alarm palsu.

    o   Detector harus direncanakan dan dipasang cukup menjamin dapat mendeteksi

    daerah kebakaran spesifik yang akan di proteksi.

    o   Detector tidak boleh dipasang terhalang oleh sesuatu pada daerah yang akan di

    proteksi

    o   Detector harus dilindungi terhadap gangguan sinar yang tidak dikehendaki

    ( yang mungkin dapat menyebabkan alarm palsu).

    Referensi :

    Permenaker 02/83

    2. Alat Pengindera Kebakaran (Fire Detector)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    22/58

    1/20/2016

    22

    Komponen-komponenInstalasi Alarm Kebakaran Automatik 

    3. Alat Panggil Manual (manual call box)

    Komponen-komponenInstalasi Alarm Kebakaran Automatik 

    4. Alarm Bell

    o Alat ini bekerja apabila setelah mendapatsupply tegangan dari Panel Kontrol Kebakaran.

    o Bell harus dari jenis bergetar dengansupply tegangan Baterai/Aki (contoh DC 24 volt)

    o Gangguan pada Bell tidak boleh mempengaruhi berfungsinyasistem alarm.

    o Pada Bell harus bertulisan “KEBAKARAN” dengan tinggi huruf > 25mm

    o Biasanya alat ini juga digunakan pada ruang umum sebagaiemberi is arat a abila ter adi kebakaran (untuk evakuasi).

    KEBAKARAN25mm

    Referensi :

    Permenaker 02/83

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    23/58

    1/20/2016

    23

    PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    o Pemeliharaan dan pengujian berkala dilakukan secara

    mingguan, bulanan dan tahunan.

    o Pemeliharaan dan pengujian tahunan dapat dilakukan oleh

    konsultan kebakaran atau organisasi yang telah diakui oleh

    Direktur atau pejabat yang ditunjuk.

    Referensi :

    Permenaker 02/83

    PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    PEMELIHARAAN MINGGUAN :

    o Membunyikan alarm secara simulasi;o Memeriksa kerja lonceng;

    o Memeriksa tegangan dan keadaan baterai;

    o Memeriksa seluruh sistem alarm dan

    o Mencatat hasil pemeliharaan serta pengujian pada buku

    catatan

    Referensi :

    Permenaker 02/83

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    24/58

    1/20/2016

    24

    PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    PEMELIHARAAN BULANAN :

    o Menciptakan kebakaran simulasi;

    o Memeriksa lampu-lampu indikator;

    o Memeriksa fasilitas penyediaan sumber tenaga darurat;

    o

     Mencoba dengan kondisi gangguan terhadap sistem;o Memeriksa kondisi dan kebersihan panel indikator dan

    o Mencatat hasil pemeliharaan dan pengujian dalam

    buku catatan.Referensi :

    Permenaker 02/83

    PEMELIHARAAN DAN PENGUJIAN

    Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

    PEMELIHARAAN TAHUNAN :

    o Memeriksa tegangan instalasi;o Memeriksa kondisi dan keberhasilan seluruh detektor serta

    menguji sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) % detektor 

    dari setiap kelompok instalasi sehingga selambat-

    lambatnya dalam waktu 5 (lima) tahun, seluruh detektor 

    sudah teruji.

    Referensi :

    Permenaker 02/83

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    25/58

    1/20/2016

    25

    Fire Automatic Spinkler Systemadalah suatu jaringan instalasi pemipaan yang dapat

    memancarkan air bertekanan tertentu, secara 

    otomatis berdasarkan sensor panas, ke segala arah

    dalam suatu ruangan.

    53o C

    68o C

    79o C

    93o C

    141o C

    182o C

    201o C

    260o C

     Jenis-Jenis Sensor Panas

    Sprinkler

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    26/58

    1/20/2016

    26

    1. Sistem Pipa Basah (Wet pip e sy stem )(Sering digunakan)

    2. Sistem Pipa Kering (Dry pipe sy stem )

    (Baik digunakan di area yang kemungkinan

    airnya mengalami pembekuan)

    3. Sistem Pra-Aksi (Pre-action sy stem )

    (Untuk lokasi yang rawan mengalami

    kerusakan akibat air)

    4. Sistem Pancaran Serentak (Deluge s ystem )

    (Untuk Lokasi yang beresiko Tinggi)

     Jenis-Jenis Sprinkler

    o   Pada sistem ini seluruh jaringan sprinkler, baik di atasmaupun di bawah control valve berisi air bertekanansehingga memungkinkan sistem akan bekerja pada saatkepala sprinkler pecah dan langsung memancarkan air.

    o   Sistim ini adalah yang paling biasa, paling mudah dirancang,dan paling mudah dirawat.

    o   Sistim ini disarankan menjadi pilihan pertama bagiperencana, dan dipasang bila suhu tempat yang akandiproteksi dijaga pada atau diatas 4° C (40° F).

    1. Sistem Pipa Basah (Wet pipe system)

    (Sistim ini sering digunakan)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    27/58

    1/20/2016

    27

    1. Sistem Pipa Basah (Wet pipe system)

    (Sistim ini sering digunakan)

    http://www.tyco-fire.com/animate/Wet_alarm_valve_animation/AV1Internet.swf 

    o   Suatu jaringan sprinkler dimana selain menggunakan

    katup kendali, sistem juga dilengkapi dgn katup pipa

    kering (Dry pipe valve).Dari katup pipa kering sampai ke

    titik sprinkler tidak berisi air, tatapi berisi udara

    bertekanan. Sedangkan dari katup pipa kering sampai ke

    pompa berisi air bertekanan.

    o   Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas

    yang handal, dan perencanaan khusus.

    o   Sistim ini dijumpai didaerah iklim dingin dengan suhu

    dibawah 4° C (40° F), dan di gudang kamar dingin (cold 

    storage warehouse).

    2. Sistem Pipa Kering (Dry pipe system)(Baik digunakan di area yang kemungkinan

    airnya mengalami pembekuan)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    28/58

    1/20/2016

    28

    2. Sistem Pipa Kering (Dry pipe system)(Baik digunakan di area yang kemungkinan

    airnya mengalami pembekuan)

    http://www.tyco-fire.com/animate/Dry_Pipe_valve_animation/DPV-1.swf 

    o   Sistem ini merupakan sistem kering yang menggunakan katup jeniscurah (Deluge type valve), peralatan deteksi dan kepala sprinklertertutup. Pada saat panas atau asap pada ruang yg dilindungimencapai suhu tertentu, panas atau asap tsb akan dideteksi olehdetektor, yg selanjutnya akan mengaktifkan katup curah dan air akan

    mengalir ke kepala sprinkler.

    o   Sistim lebih rumit, memerlukan suatu pasokan udara/gas yanghandal, sistem deteksi dan perencanaan khusus.

    o   Sistem ini cocok untuk peralatan komputer, telekomunikasi, museumdan fasilitas lain.

    3. Sistem Pra-Aksi (Pre-action system)(Untuk lokasi yang rawan mengalami

    kerusakan akibat air)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    29/58

    1/20/2016

    29

    3. Sistem Pra-Aksi (Pre-action system)(Untuk lokasi yang rawan mengalami

    kerusakan akibat air)

    o   Sistem ini biasanya menggunakan kepala sprinkler terbuka dandilengkapi dengan katup curah (Deluge valve). Sistem inidikombinasikan dengan sistem alarm terpisah yang berfungsimengaktifkan katup curah tsb.

    o   Begitu katup terbuka, air mengalir melalui kepala sprinkler danmenghidupkan pompa kebakaran.

    o   Sistim ini cocok untuk fasilitas yang berisi cairan yang mudahmenyala dan terbakar. Juga untuk situasi dimana kerusakan akibatkebakaran dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, misalhanggar pesawat terbang.

    4. Sistem Pancaran Serentak (Deluge system)

    (Untuk Lokasi yang beresiko Tinggi)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    30/58

    1/20/2016

    30

    4. Sistem Pancaran Serentak (Deluge system)

    (Untuk Lokasi yang beresiko Tinggi)

    http://www.tyco-fire.com/animate/Deluge_alarm_valve_animation/Deluge_DV-5.swf 

    Open sprinkler head

    1. Fused Sprinkler Head

     Jenis Kepala Sprinkler

     Jaringan solder akan meleleh saat terpapar suhu

    SOLDER

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    31/58

    1/20/2016

    31

    2. Frangible Bulb Head

     Jenis Kepala Sprinkler

    a frangible bulb akan pecah saat terpapar suhu

    (warna menunjukkan setting suhu)

    Bagian – Bagian Kepala Sprinkler

    fr angible bulb Fused Sprinkler 

    Deflector 

    Sambungan

    Melebur 

    Mulut

    Nozzle

    Fitting

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    32/58

    1/20/2016

    32

    Upright & Pendent Standard Spray

    Sprinkler (SSU & SSP).

    Standar Sprinkler dan Fungsinya 

    Berdasarkan arah pancarannya kepala sprinkler dapat di

    kelompokkan sebagai berikut :

    Kepala sprinkler dengan arah pancaran keatas (Upright)

    Pada umumnya kepala sprinkler pancaran keatas dipasang

    diruangan/area yang tidak dilengkapi plafon seperti di

    basement atau ruang parkir. Dasar pemikirannya adalah bahwa

    panas selalu bergerak keatas, sehingga untuk itu perlu untuk

    mendekatkan bulb sprinkler ke sumber panas.

    Kepala sprinkler dengan arah pancaran ke bawah (Pendent)

    Kepala sprinkler semacam ini dipasang di ruangan/area yang

    menggunakan plafon

    Kepala sprinkler dengan arah pancaran ke samping ( Sidewall)

    Kepala sprinkler dengan arah pancaran seperti ini biasanya di

    pasang dimana faktor teknis ataupun estetika tidak

    dimungkinkan pemasangan instalasi pemipaan.

    Kelompok ahaya kebakaran Jumlah Kepala Sprinkler

    Sistem bahaya kebakaran berat 500 buah

    Sistem bahaya kebakaran Sedang 1000 buah

    Sistem Bahaya kebakaran ringan 1000 buah

    Persediaan Kepala Sprinkler Cadangan :

    1. Sistem bahaya kebakaran berat ; 36 buah

    2. Sistem bahaya kebakaran Sedang ; 24 buah

    3. Sistem Bahaya kebakaran ringan : 6 buah

    JUMLAH KEPALA SPRINKLER MAKSIMUM YANG

    DAPAT DIPASANG PADA SUATU KUTUB KENDALI

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    33/58

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    34/58

    1/20/2016

    34

    Fire Hydrant System

    Hidran kebakaran adalah suatu sistem

    instalasi/jaringan pemipaan berisi air bertekanan tertentu yang digunakan sebagai sarana untuk 

    memadamkan kebakaran

    o  HIDRAN KOTA

    Hidran yang terletak ditepi jalan dibuat dan dimiliki oleh Pemerintah hanya

    untuk keperluan pemadaman kebakaran .

    o   HIDRAN GEDUNGHidran yang terletak di dinding pada lantai-lantai bangunan untuk keperluan

    pemadaman kebakaran.

    o   HIDRAN HALAMAN 

    Hidran yang terletak di halaman suatu bangunan yang dibuat dan dimiliki oleh

    bangunan tersebut untuk keperluan pemadaman kebakaran

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    35/58

    1/20/2016

    35

    Sistem Hidran kebakaran Gedung adalah : Suatu sistemistalasi yang dipasang di dalam suatu bangunan gedung yangdimaksudkan untuk memadamkan kebakaran yang terjadi didalam bangunan gedung.

    Hidran Gedung

    Hidran Gedung

    Ukuran Kotak Hidran minimum adalah :

    - Panjang = 52 cm

    - lebar = 15 cm

    - tinggi 66 = 66 cm

    Perletakkan Kotak hidran Gedung :

    a. Kotak hidran di pasang dengan ketinggian 75 cm dari permukaan lantai,

    mudah tercapai, mudah terlihat tidak terhalang oleh benda-benda lain dandi cat warna merah.

    b. Ditengah-tengah kotak hidran diberi tulisan

    “HIDRAN” dengan warna putih,

    tinggi tulisan minimum 10 cm.

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    36/58

    1/20/2016

    36

    Hidran Gedung

    1. Hidran Kelas I

    ialah hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 2½

    inci, yang penggunaanya diperuntukkan secara khusus bagi

    petugas pemadam atau orang yang telatih.

    2. Hidran kelas II

    ialah hidran yang dilengkapi dengan slang berdiameter 1½ inci,

    yang penggunaannya diperuntukkan penghuni gedung atau

    petugas yang belum terlatih.

    3. Hidran kelas III

    ialah hidran yang dilengkapi dengan slang berdiametergabungan antara Hidran kelas I dan II diatas.

    Berdasarkan penggunaannya di klasifikasikan ke dalam3 kelompok sebagai berikut :

    Hidran Gedung

    BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM HIDRAN KEBAKARAN

    a) Persedian air

    - SUMBER AIR

    PDAM, sumur dalam (artesis) atau kedua-duanya.

    - VOLUME AIR

    Harus disesuaikan klasifikasi ancaman bahaya kebakaran bagi bangunan

    yang diproteksi.- Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit 

    - Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit 

    - Klas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit 

    ATAU minimum 30.000 liter.

    - BAK PENAMPUNGAN (resevoir)

    a. Resevoir bawah tanah (Ground Tank)

    b. Tangki bertekanan (Pressure tank) atau

    c. Resevoir atas (Gravity tank)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    37/58

    1/20/2016

    37

    Hidran Gedung

    BAGIAN-BAGIAN DARI SISTEM HIDRAN KEBAKARAN

    Pompa Jockey Pompa Utama 

    (Electric) 

    Pompa Cadangan 

    (Diesel) 

    b) Pompa-pompa :

    Hidran Gedung

    FUNGSI DAN OPERASI KERJA MASING-MASING POMPA :

    1. Pompa Jockey :- Mempertahankan tekanan minimal 4.5 Kg/m2

    - Mendeteksi Kebocoran jaringan.

    2. Pompa Utama :- Penggerak Utama sistem Hidran- Bekerja setelah kapasitas maksimal pompa 

     Jockey terlampui.

    3. Pompa Cadangan :- Pengganti pompa utama saat listrik padam

    - Harus selalu dalam kondisi siaga beroperasi.

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    38/58

    1/20/2016

    38

    Hidran GedungPEMIPAAN DAN KOMPONEN-KOMPONEN LAIN

    a) Pipa Hisap (Suction )- Pipa yang terentang dari bak penampung (resevoir) sampai ke pompa

    - Pada ujung pipa hisap dilengkapi dengan foot-valve

    - Diameter pipa hisap bervariasi antara 4 dan 6 inci.

    b) Pipa Header 

    - Terpasang secara Horizontal

    - Ukuran diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya (4,6 dan 8 inchi)

    - Tempat bertemunya pipa dari pompa jockey, pompa utama dan pompa Diameter

    pipa header ini bervariasi antara 4,6 dan 8 inci sesuai dengan besar kecil sistem

    hidran yang dipasang.

    c) PipaTegak Riser)

    - Pipa yang terpasang vertikal dari lantai terbawah sampai dengan lantai teratas -

    - Diameter pipa ini bervariasi 3,4 dan 6 inci.- Ada jenis pipa tegak basah, kering dan kering dengan remote control.

    d) Pipa Cabang

    - Pipa yang dihubungkan dari pipa tegak sampai ke titik pengeluaran (outlet)

    hidran pada lantai-lantai bangunan

    - Diameter pipa ini bervariasi antara 3 atau 4 inci.

    Hidran GedungKOMPONEN SISTEM HIDRAN

    - Katup-katup (valve)

    - Saklar Tekanan (Pressure Swicth)

    - Tangki Bertekanan (Pressure Tank)

    - Tangki Pemancing (Priming Tank)

    - Manometer 

    - Kotak Hidran berisi 1 set slang dan pipa pemancar (hose & nozzle )

    - Katup petugas pemadam ( landing valve)

    - Sambungan Dinas Kebakaran (Siamese Connection)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    39/58

    1/20/2016

    39

    Perletakan Hidran berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai

    Klasifikasi Bangunan Menurut Tinggi dan Jumlah lantai

    Klasifikasi

    Bangunan

    Ruang tertutup jumlah/luas

    lantai

    Ruang tertutup & terpisah,

     jumlah/luas lantai

    AB

    C

    D

    E

    1 buah per 1000 m²1 buah per 1000 m²

    1 buah per 1000 m²

    1 buah per 800 m²

    1 buah per 800 m²

    2 buah per 1000 m²2 buah per 1000 m²

    2 buah per 1000 m²

    2 buah per 800 m²

    2 buah per 800 m²

    Klasifikasi

    Bangunan

    Ketinggian dan Jumlah lantai

    A

    BC

    D

    E

    Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 1 (satu) lantai (lapis)

    Ketinggian sampai dengan 8 meter atau 2 (dua) lantai (lapis)Ketinggian sampai dengan 14 meter atau 4 (empat) lantai (lapis)

    Ketinggian sampai dengan 40 meter atau 8 lantai (lapis)

    Ketinggian lebih dari 40 meter atau diatas 8 lantai (lapis)

    Hydrant pillar mempunyai bermacam type dan ukuran.Pada umumnya type yang dipergunakan berukuran 2 ½inch connector outletnya.

    Tersedia dalam komposisi:- 1 buah outlet (Single Way atau One Way)

    - 2 buah outlet(Two Way )- 3 atau 4 outlet seperti yang terpasang pada sistim hidrankebakaran di dermaga kapal , instalasi penyulingan minyak, dll.

    Hidran Taman (Pillar)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    40/58

    1/20/2016

    40

    Hidran Taman (Pillar)

    CARA PEMASANGAN SISTEM HIDRAN HALAMAN

    Perletakan Hidran halaman :

    Hidran halaman harus dilletakkan sesuai ketentuan sebagai berikut :

    a. Kelompok bangunan yang berjarak lebih dari 10 meter terhadap jalan

    lingkungan, harus dilengkapi hidran halaman

    b. Bangunan dengan klasifikasi A,B, C harus memiliki hidran halaman dengan

     jarak antara hidran < 90 meter.

    c. Bangunan dengan klasifikasi D,E harus memiliki hidran halaman dengan

     jarak antara hidran < 60 meter.d. Hidran dipasang dengan ketinggian 50 cm dari permukaan tanah.

    e. Pilar hidran harus dipasang 1 m dari pagar halaman bangunan, mudah

    terlihat, mudah dicapai, tidak terhalang oleh benda-benda lain, dan dicat

    warna merah.

    Setiap jaringan sistim fire hydrant maupun fire sprinkler,diharuskan untuk menyediakan sebuah unit peralatanyang berfungsi sebagai Inlet pengisian air yangbertekanan kedalam sistim jaringan.

    SEAMESSE CONNECTION(Fire Brigade Connection)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    41/58

    1/20/2016

    41

    Diikuti oleh semua pihak yang terikat

    antara lain:

    - Kontraktor (Instalator);

    - Perencanaan (Konsultan);

    - Pemilik (Pemberi kerja);

    - Pengelola (Building Manager);

    - Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

    (Spesialisasi penanggulangan kebakaran).

    Referensi :

    Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997

    - Klasifikasi Hunian;

    - Sumber Ignition

    - Bahan-bahan yang mudah terbakar/meledak

    - Kompartemen

    - Pintu Darurat

    - Alat Pemadam Api Ringan

    - Instalasi Alarm

    - Instalasi Hydrant dan Sprinkler 

    - Instalasi KhususReferensi :

    Ins. Menteri MENTERI 11/M/BW/1997

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    42/58

    1/20/2016

    42

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

     Water Extinguisher• Class A Fires (wood, paper, cloth)

    • 30 – 40 ft. range

    • Lasts 60 seconds

    • Has pressure gauge to allow visual

    capacity check 

    • Extinguishers by cooling burning

    material below the ignition point

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    43/58

    1/20/2016

    43

    CO2 Extinguisher• Class B and C Fires (grease, oil, gas)

    • 3 – 8 ft. range

    • Lasts 10 – 30 seconds

    • Cools or removes heat from the fire

    • Extinguish by smothering burning material

     ABC Extinguisher• Class A, B, C fires (Dry chemical)

    • 5 – 20 ft. range

    • Lasts 10 – 20 seconds

    • Smothering effect on fire by

    removing oxygen

    • Has pressure gauge to allow visual

    capacity check 

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    44/58

    1/20/2016

    44

    Pada Tiang atau Pilar

    (ketinggian 125 cm dari lantai)

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

     APAR

    Min 15 cm LANTAI

    M

    a

    1

    c

    m

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    45/58

    1/20/2016

    45

     APAR

    Klas A

    Klas B

    Klas C

    Klas D

    Jenis kebakaran

    Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb.

    Bahan cair 

    Bahan gas

    Panel listrik,

    Kalium, litium, magnesium

    Bahan berharga

    Jenis media pemadam

    Tipe basah   Tipe kering

    Air Busa   Powder Clean

    Agent

    VVV   V   VV V*)

    XX XX   VV**) VVV

    XXX   VVV VV V*)

    X X   VV V *)

    XXX XXX   VV VVV

    XXX XXX   Khusus   XXX

    Keterangan :

    VVV : Sangat efektif    X   :   Tidak tepat

    VV : Dapat digunakan   XX : Merusak

    V : Kurang tepat / tidak dianjurkan   XXX : Berbahaya

    *) : Tidak efisien   **) : Kotor / korosif 

    JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

     APAR

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    JARAK ANTAR APAR YANG SATU DENGAN LAINNYA

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    46/58

    1/20/2016

    46

    o APAR dapat disimpan dalam box

    dengan kaca depan max. 2mm

    o Suhu kerja APAR

    APAR yang ditempatkan di alam

    terbuka harus dilindungi dengan

    tutup pengaman

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    Setiap alat pemadam api ringan harus

    diperiksa 2 dua) kali dalam setahun,

    yaitu:

    a. Pemeriksaan dalam jangka 6 enam) bulan;

    b. Pemeriksaan dalam jangka 12 dua belas)

    bulan;

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    47/58

    1/20/2016

    47

    Jangka Waktu Pengisian dan Percobaan

    Tekan Hydrotest)

    Referensi

    Permenaker 04/80  – Pemasangan dan Pemeliharaan APAR

    Jenis Refilling

    Halogen 5 th 5 th

    Testing

    Water 5 th 5 th

    Mechanical Foam 3 th 5 th

    Dry powder 5 th 5 th

    Chemical Foam 2 th 5 th

    CO2 5-10 th 5-10 th

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    48/58

    1/20/2016

    48

    •   Pastikan posisi jarum Pressure (Tipe Stored Pressure) pada posisi

    terisi atau zona Hijau pada kontrol Pressurenya;

    •   Pada tabung Cartridge pastikan posisi segelnya tidak lepas;

    •   Pastikan posisi segel dalam kondisi baik dan di corong tidak ada noda

    dari agent;

    •   Sebaiknya tabung selalu dalam keadaan bersih agar terhindar dari

    korosi dan debu yang dapat menutup Pressure kontrolnya;

    •   Secara periodik balik posisi tabung khususnya tabung yang berisi

    bubuk agar posisi bubuk di dalamnya tidak membeku kemudian

    posisikan lagi seperti semula;

    •  Pastikan posisi gantungan tabung Alat Pemadam Api dalam keadaan

    kuat agar tidak mudah jatuh;

    •   Untuk tabung beroda berikan pelumas pada rodanya agar tidak macet

    dan pastikan juga untuk posisi ban dan Hangernya dalam keadaan

    baik;

    •   Usahakan posisi Alat Pemadam Api ditempatkan pada posisi yang

    mudah dijangkau oleh orang agar jika terjadi Kebakaran bisa cepat

    dalam penanganannya (Quick Response);

    •   Hindari penempatan Alat Pemadam Api dari kontak langsung dengan

    matahari atau hujan. Sebaiknya diberi penutup dan pelindung jika

    posisi berada di luar (Outdoor).

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    49/58

    1/20/2016

    49

    • Jika anda tidak menemukan jenis extinguisher

     yang tepat atau ukurannya kurang besar

    • Jika kebakaran menghasilkan asap yang sangat

     tebal

    • Jika api tingginya lebih dari 2 kaki atau bergerak 

    sangat cepat

    • Yang sangat penting, selalu berusaha 

    menempatkan posisi kita antara api dan jalankeluar.

     Jangan pernah mencoba menggunakan

    extinguisher tanpa rute meloloskan diri.

    • Perhatikan pengaruh angin

    • Warna asap

    • Lokasi kebakaran

    • Bahaya sekunder (Asap, Panas, Nyala,

    Gas beracun, Flash Over, Backdraft,

    bangunan roboh)

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    50/58

    1/20/2016

    50

    Tk. Ahli

    MadyaTk. AhliPratama

    Tk. Dasar II

    Tk. Dasar I

    PET. PERAN

    KEBAKARAN

    REGU

    PENANGG.

    KEBAKARAN

    KOORD. UNIT

    PENANGG.

    KEBAKARAN

    PEN. JAWAB

    TEKNIK K3

    PENANGG.

    KEBAKARAN

    Ref. Kepmennaker No 186/1999

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    51/58

    1/20/2016

    51

    Ref. Kepmennaker No 186/1999

    Ref. Kepmennaker No 186/1999

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    52/58

    1/20/2016

    52

    DEPARTEMEN

    K3

    DEVISIFIRE

    DEPARTEMEN

    ………………..

    FIRE MEN

    DEPARTEMEN

    ………………..

    1/300

    Koordinator

    SUB UNIT ………..

    1/100

    PERAN

    KEBAKARAN……….2/25

    Ref. Kepmennaker No 186/1999

    DEPARTEMEN K3

    PENANGGUNG JAWAB

    UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN

    PETUGAS REGU

    PENANGGULANGA

    N KEBAKARANKOORDINATOR SUB UNIT

    PENANGGULANGAN KEBAKARAN

    PETUGAS

    PERAN KEBAKARAN

    Ref. Kepmennaker No 186/1999

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    53/58

    1/20/2016

    53

    Struktur Organisasi (Contoh)

    Emergency Response Team

    CHIEF WARDEN

    FLOOR WARDEN II

    FIRS AID

    FIRE TEAM

    RESCUE TEAM

    FLOOR WARDEN I

    LIFT

    ELECTRIKCAL

    FIRE PUMP

    ENGINEERING

    EVACUATION TEAM

    RESCUE TEAM

    FIRE TEAM

    EVACUATION TEAM

     A C

    COMUNICATION

    INSIDEN COMANDER 

    SECURITY 

    KEADAAN DARURAT

    TUJUAN

    1. MENGHIMPUN SELURUH KARYAWAN UNTUK MENGHADAPI KEADAAN

    DARURAT SECARA TERKOORDINIR.

    2. MEMPERKECILRESIKO PANIK / KECELAKAAN.S

    3. SEBAGAI PETUNJUK KEPADA PETUGAS OPKD DALAM

    MELAKSANAKAN PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT SECARA

    EFEKTIF.

    Penanggulangan Bahaya Kebakaran OB02

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    54/58

    1/20/2016

    54

    DISKUSI KELOMPOK 

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    55/58

    1/20/2016

    55

    KELOMPOK

    I, II

    Kondisi/Sumber Potensi Bahaya Dampak RekomendasiTindak Lanjut

    Kegiatan Waktu

    K SUS I

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    56/58

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    57/58

    1/20/2016

    57

    Kondisi/Sumber Potensi Bahaya Dampak RekomendasiTindak Lanjut

    Kegiatan Waktu

    K SUS I

    Kondisi/Sumber Potensi Bahaya Dampak RekomendasiTindak Lanjut

    Kegiatan Waktu

    K SUS II

  • 8/16/2019 K3 Penanggulangan Kebakaran

    58/58

    1/20/2016

    TER IM A K  ASIH

    TER IM A K  ASIH

    TER IM A K  ASIH