(k3) karakteristik limbah ternak

48
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Upload: dery-reizky-pratama

Post on 02-Jan-2016

459 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Page 2: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Karakterisitik Limbah Ternak

Diperlukan dalam merancang sistem pengolahan limbah

Meliputi : Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi

Page 3: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR/EVALUASI KARAKTERISTIK LIMBAH

Variabel Unit1. Jumlah limbah Kg/hari2. Kelembaban persen3. BOD5 Mg/l4. Zat padat total Kg/hari5. Zat padat tersuspensi Kg/hari6. Zat padat terlarut Kg/hari7. Nitrogen total Mg/l sebagai N8. Amoniak Mg/l sebagai N9. Fosfor Mg/l sebagai P10. pH

Page 4: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bahan Padat

Penentuan kandungan bahan padat dalam limbah sangat diperlukan dalam evaluasi karakteristik limbah dan dalam penentuan jenis pengolahan yang diperlukan.

Page 5: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bahan padat dalam limbah cair dapat dibedakan kedalam dua kelompok : Suspended solid (partikel bahan padat yang

tersuspensi dalam cairan) volatile solid (mudah

menguap) fixed solid Dissolved solid (bahan padat yang terlarut dalan cairan)

volatile solid fixed solid

Volatile solid diindikasikan dengan kekuatan limbah menjadi busuk

Page 6: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Pembagian bahan padat dalam limbah cair menjadi komponen yang terpisah

Total solid = volatile solid + fixed solid

Total suspended = volatile suspended + fixed suspended

Total dissolved = volatile dissolved + fixed dissolved

Page 7: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Nitrogen Nitrogen dalam limbah cair dapat

digolongkan dalam 4 bentuk yaitu : Nitrogen organik Nitrogen ammonia Nitrogen nitrit Nitrogen nitrat

Jumlah dari keempat komponen tersebut adalah TOTAL NITROGEN.

Page 8: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Limbah segar umumnya mengandung bahan organik tinggi dan nitrogen ammonia rendah.

Ammonia adalah hasil dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri.

Nitrit merupakan hasil oksidasi ammonia oleh bakteri.

Nitrit hanya ditemukan pada limbah yang telah mengalami dekomposisi oleh bakteri. Kehadiran nitrit menunjukkan bahwa kondisi limbah masih belum stabil

Nitrit dapat direduksi kembali menjadi ammonia atau dioksidasi menjadi nitrat.

Page 9: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Nitrat merupakan hasil oksidasi nitrit dan merupakan bentuk nitrogen yang paling stabil dan nitrat merupakan suatu indicator kestabilan limbah dan menunjukkan bahwa proses dekomposisi oleh bakteri telah selesai.

Page 10: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Fosfor

Fosfor memegang peranan penting dalam kehidupan, oleh karena itu penting dalam proses pengolahan limbah.

Fosfor terdapat dalam air limbah sebagai fosfat dalam bentuk ortofosfat dan polifosfat.

Kelebihan fosfor dalam air dapat menstimulasi “algal bloom” yang mengarah ke organic overloading.

Page 11: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Dalam kondisi kelebihan fosfor, fotosintesis akan melampaui respirasi (P>R).

Bila respirasi melampaui fotosintesis (R>P) maka akan terjadi penurunan kandungan oksigen yang kemudian akan menurunkan kandungan NO3 , SO4 dan CO2 karena dikonversi menjadi NH4 , H2S dan CH4

Akibatnya badan air menjadi tercemar proses ini disebut Eutrophication (penyuburan).

Page 12: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Pada proses pengolahan limbah aktifitas mikroorganisme hanya mampu menurunkan fosfor tidak lebih dari 50%,

Penghilangan selanjutnya dapat dilakukan melalui proses pengendapan dengan penambahan kapur, besi atau garam alumunium.

Page 13: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

pH

pH digunakan untuk mengontrol operasional berbagai proses pengolahan limbah secara biologis, terutama pada proses anaerob.

Page 14: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Nutrient Cycling

Inputs

Feed

Nutrients

Outputs

Meat

Milk

Hay

NO3 - Leaching

NH3 - Volatilization

Mineralization

Plant Uptake

Page 15: (k3) Karakteristik Limbah Ternak
Page 16: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Dipengaruhi :

a. Unit produksi: padat, semipadat, cair

b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi

diatas lantai kelembaban dan konsistensinya merupakan fungsi dari umur kotoran dan pemaparan terhadap lingkungan

Page 17: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bila kandang beratap : kelembaban limbah ternak akan dipengaruhi kemiringan lantai, ventilasi, temperatur, dan kelembaban udara. Drainase baik, ventilasi baik, iklim panas

Limbah bentuk padat (mudah untuk

dikumpulkan)Drainase buruk, ventilasi buruk

Limbah bentuk cair/semi padat

Page 18: (k3) Karakteristik Limbah Ternak
Page 19: (k3) Karakteristik Limbah Ternak
Page 20: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

c. Umur dan Spesies Limbah ternak ruminansia ≠

Limbah ternak non-ruminansia

d. Ukuran Ternak Ternak besar ≠ Ternak kecil Produksi limbah ternak : ± 7-

8% BB

Page 21: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

e. Bedding Material jerami, tatal, serbuk gergaji

digunakan untuk alas kandang (menyerap air)

sebaiknya tidak disatukan dengan kotoran

Page 22: (k3) Karakteristik Limbah Ternak
Page 23: (k3) Karakteristik Limbah Ternak
Page 24: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar yaitu : limbah padat dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil) Limbah cair :

adalah limbah yang dapat mengalir bebas (free- flowing) melalui

saluran drainase. Limbah padat :

adalah limbah yang tidak dikeluarkan/dibuang melalui cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat mengalir dengan sempurna.

Page 25: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Jenis limbah akan mempengaruhi

proses pengelolaan :a. LIMBAH CAIR limbah organic terlarut :

perlakuan secara biologis, land disposal

Limbah anorganik terlarut : land disposal, perlakuan secara fisik dan kimia

Limbah organik tersuspensi : sedimentasi, perlakuan secara biologis, pengendapan secara kimiawi, land disposal.

Page 26: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Limbah anorganik tersuspensi : sedimentasi, land disposal, dan perlakuan secara kimiawi.

b. LIMBAH PADAT Limbah organik : insinerasi,

pembuatan kompos, land disposal, dehidrasi, conditioner tanah, pakan ternak

Limbah anorganik : land disposal

Page 27: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

c. LIMBAH GASLangsung : CH4, Bau Tidak Langsung : NH3, H2S

Page 28: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bau disebabkan oleh suatu kelompok nyawa radikal yang disebut

osmophores (APCA, 1997). yaitu: CHO- Aldehydes CH2OH- Carbinols CO-2 Carbonyls COOH- Carboxyls OH- Hydroxyl compounds SH- Sulphydryls

Perbedaan bau yang disebabkan oleh osmophores karena kehadiran molekul berikut

C2H5OH Ethyl Alcohol, sweet-smelling C3H5OH Allyl Alcohol, irritating smell C9H19OH Nonyl Alcohol, offensive smell

Page 29: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Senyawa H2O, H2O2, and CO2 yang mengandung atom oksigen tidak berbau,

Bila oksigen digantikan oleh sulfur menjadi hidrogen sulfida (H2S), hidrogen persulfida (H2S2), and karbon disulfida (CS2) berbau.

Page 30: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

Variable Unit Sapi potong Sapi perah Babi Unggas

Produksi Kg/hari 75-90 36 - 45 0,67 0,11

RH % 85 85 75 - 85 75

BOD Mg/l 1,0 – 1,6 0,6 – 0,78 0,2 – 0,25 0,007-0,015

Zat padat totalVolatile

Kg/hari

Kg/hari

7-12

5,9 – 10,2

3,0 – 4,7

2,6

0,5 – 0,97

0,35 – 0,8

0,03

0,02-0,022

Nitrogen totalAmonia

Mg/l

Mg/l

0,26 – 0,40

0,11

0,17

0,10

0,032-0,0640,024

0,0014-0,00280,001-0,0012

Fosfor total Mg/l 0,18 0,05 0,25-0,37 0,0005-0,0021

pH 7,3 7,5-8,5

Page 31: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Sifat air limbah yang harus diketahui:

Volume aliran Konsentrasi organik Sifat-sifat khusus Toksisitas

BOD5 BOD rendah ; COD tinggi

bahan organik yang tidak dapat diurai secara biologis atau berupa bahan beracun

Page 32: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

MENGUKUR KADAR ORGANIK DALAM AIR

LIMBAH1. Biochemical Oxygen Demand (BOD) BOD merupakan salah satu

parameter yang digunakan untuk mengukur beban pencemaran oleh limbah organik (cair).

Suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme  (biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988)

Page 33: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan oleh populasi mikroba yang terkandung dalam perairan sebagai respon terhadap masuknya bahan organik yang dapat diurai (May, 1996)

Page 34: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Beberapa alasan BOD digunakan sebagai parameter kualitas limbah

(1)  BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan bahan organik yang ada secara biologi;

(2) Untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan limbah;

(3)  untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan limbah; dan

(4)  untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.

Page 35: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Prinsip pengukuran BOD Mengukur kandungan oksigen

terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh

Kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5. 

Selisih  DOi  dan DO5 (DOi – DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L). 

Page 36: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan organik, maka analisis BOD memerlukan waktu yang cukup

Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat.  Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991).

Limahari inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD BOD5

Page 37: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bahan organic yang dapat didekomposisi yang digunakan oleh bakteri sebagai bahan makanannya.

BOD dapat juga ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan dengan menyebutkan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau memperbandingkan.

Standar temperatur inkubasi dalam perhitungan BOD adalah 20oC. 

Page 38: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Temperatur 20oC adalah nilai rata-rata temperatur sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf & Eddy, 1991)

Kelemahan : temperatur perairan tropik (misal :Indonesia) umumnya berkisar antara 25 – 30oC

Dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan.

Page 39: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Persyaratan Pengukuran BOD

Bebas dari bahan racun yang dapat membunuh mikroorganisme

pH harus sesuai Temperature harus sesuai Cukup tersedia nutrisi yang

dibutuhkan oleh mikroorganisme

Terdapat sejumlah populasi organisme

Page 40: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Chemical Oxygen Demand (COD)

COD : jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). 

Jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat selama 2 jam pada suhu 150 oC.

Page 41: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Bahan organik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator kuat (kalium bikromat) pada kondisi asam dan panas dengan katalisator perak sulfat , sehingga segala macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit urai, akan teroksidasi

Page 42: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Uji COD mengoksidasi secara kimia sebagian besar senyawa organic yang terdapat dalam air limbah menjadi karbon dioksida, air dan senyawa-senyawa nonorganik seperti NH3

Selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan/air limbah

Nilai BOD bisa sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. 

COD menggambarkan jumlah total bahan organik yang ada

Page 43: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Metode Pengukuran COD

Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator  pada sampel (dengan volume diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat, kemudian dipanaskan selama beberapa waktu.

Kelebihan K2Cr2O7 ditera dengan cara titrasi.  Dengan demikian kalium bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat dihitung dan nilai COD dapat ditentukan

Page 44: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Kelemahan : senyawa kompleks anorganik yang ada di perairan/air limbah yang dapat teroksidasi juga ikut dalam reaksi sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai COD mungkin sedikit over estimate untuk gambaran kandungan bahan organik

Kelebihan : hasil analisis dapat diketahui secara cepat (1-2 jam)

Dengan memperbandingkan nilai BOD terhadap COD  akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan organik yang lebih persisten/permanen yang ada di perairan/air limbah.

Page 45: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

NILAI BOD PADA INDUSTRI PETERNAKAN

No

Sumber Limbah BOD

1 Pengepakan daging 600 – 2.700

2 Rumah Potong 360 – 2.600

3 Pengolahan susu 80.000-100.0004 Kotoran Unggas 42.000-80.0005 Babi 16.000-30.0006 Sapi perah 17.000-29.0007 Lindi kotoran sapi

perah4.200-21.000

Page 46: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

Karbon Organik Total (Total organic Carbon = TOC

TOC mengukur semua bahan yang bersifat organic.

TOC diukur dengan konversi karbon organic dalam air limbah secara oksidasi katalitik pada suhu 9000C menjadi karbon dioksida dalam waktu 5-10 menit.

Nilai TOC berkorelasi dengan uji BOD5 dan COD.

Page 47: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

BOD dan COD menggunakan pendekatan oksigen, TOC menggunakan pendekatan karbon.

TOC sulit dilakukan karena membutuhkan alat yang canggih

Page 48: (k3) Karakteristik Limbah Ternak

selesai