k01-t09-mediasi

13
PENGANTAR ILMU HUKUM LAPS - MEDIASI KELOMPOK 1 1. Budi Prakoso (1106099515) 2. Rainandri Rahma A H(1406633821) 3. Siti Fadilla (1406633903) 4. Anggit Puspa Kinanthi (1406633954) 5. Tria Noviaty (1406634004) 6. Andi Ruziqna Salsabila(1406634074) 7. Destiana Dwi (1406634156) 8. Kamilia Rahma R (1406634225) 9. Andre Ignatius S (1406634282) 10. Alfan Anugrah (1406634364) PROGRAM VOKASI ADM.ASURANSI DAN AKTUARIA-B UNIVERSITAS INDONESIA 2014

Upload: milikamil

Post on 25-Dec-2015

1 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mediasi

TRANSCRIPT

Page 1: K01-T09-MEDIASI

PENGANTAR ILMU HUKUM

LAPS - MEDIASI

KELOMPOK 1

1. Budi Prakoso (1106099515)2. Rainandri Rahma A H(1406633821)3. Siti Fadilla (1406633903)4. Anggit Puspa Kinanthi (1406633954)5. Tria Noviaty (1406634004)6. Andi Ruziqna Salsabila(1406634074)7. Destiana Dwi (1406634156)8. Kamilia Rahma R (1406634225)9. Andre Ignatius S (1406634282)10. Alfan Anugrah (1406634364)

PROGRAM VOKASIADM.ASURANSI DAN AKTUARIA-B

UNIVERSITAS INDONESIA2014

Page 2: K01-T09-MEDIASI

A. PengertianMediasi adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan

pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak.

Mediasi disebut emergent mediation apabila mediatornya merupakan anggota dari sistem sosial pihak-pihak yang bertikai, memiliki hubungan lama dengan pihak-pihak yang bertikai, berkepentingan dengan hasil perundingan, atau ingin memberikan kesan yang baik misalnya sebagai teman yang solider.

Pengertian mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Pihak ketiga (mediator) berperan sebagai pendamping dan penasihat. Sebagai salah satu mekanisme menyelesaikan sengketa, mediasi digunakan di banyak masyarakat dan diterapkan kepada berbagai kasus konflik.

Ada 2 jenis mediasi, yaitu di dalam pengadilan dan di luar pengadilan. Mediasi di luar pengadilan ditangani oleh mediator swasta, perorangan, maupun sebuah lembaga independen alternatif penyelesaian sengketa yang dikenal sebagai Pusat Mediasi Nasional (PMN). Mediasi yang berada di dalam pengadilan diatur oleh Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2008 yang mewajibkan ditempuhnya proses mediasi sebelum pemeriksaan pokok perkara perdata dengan mediator terdiri dari hakim-hakim Pengadilan Negeri tersebut yang tidak menangani perkaranya. Penggunaan mediator hakim dan penyelenggaraan mediasi di salah satu ruang pengadilan tingkat pertama tidak dikenakan biaya. Proses mediasi pada dasarnya tidak terbuka untuk umum, kecuali para pihak menghendaki lain.

B. Dasar Hukum1. Undang – undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa2. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 20063. Peraturan Kepala BPN RI Nomor  3 Tahun 2006 Tentang Organisasi

dan Tata Laksana Kerja BPN   RI4. Keputusan Kepala BPN RI Nomor 34 Tahun 2007 Tentang Petunjuk

Teknis Pelaksanaan dan Penyelesaian Masalah Pertanahan

C. JenisTiga jenis mediasi menurut filsuf skolastik: Medium quod

Medium quod yaitu sesuatu yang sendiri diketahui dan dalam mengetahui sesuatu itu, sesuatu yang lain yang diketahui. Contoh

1

Page 3: K01-T09-MEDIASI

yang biasa diberikan untuk mediasi ini adalah premis-premis dalam silogisme. Pengetahuan tentang premis-premis membawa kita kepada pengetahuan tentang kesimpulan. Contoh lain adalah lampu merah lampu lalu lintas berwarna merah harus berhenti harus berhenti, jadi kendaraan harus berhenti.

Medium quoMedium quo yaitu sesuatu yang sendiri tidak disadari tetapi

melaluinya sesuatu yang lain bisa diketahui. Contohnya adalah lensa kacamata yang kita pakai, kita melihat benda-benda di sekitar kita tapi kacamata itu sendiri tidak secara langsung kita sadari.

Medium in quoMedium in quo adalah sesuatu yang tidak disadari secara

langsung dan yang di dalamnya diketahui sesuatu yang lain. Contohnya : kaca spion di mobil, supir mobil melihat kendaran di belakang dan hal-hal lain di sekitarnya dalam kaca spion sendiri tidak secara langsung ia sadari.

D. MediatorMediator adalah orang/pejabat yang ditunjuk dari jajaran BPN RI

yang disepakati oleh para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan permasalahannya.1) Keterampilan dan Teknik Mediator

a. Keterampilan pengorganisasian Mediator merencanakan dan menjadwalkan pertemuan. Mediator harus tepat waktu. Mediator menyambut kedatangan para pihak dalam ruang

pertemuan. Mediator menghindari bincang – bincang dengan salah satu

pihak sebelum atau pada  saat kedatangan pihak lain. Mediator mengawasi para pihak meninggalkan ruang

perundingan, terutama jika suasana masih emosional. Membiarkan para pihak mengambil tempat duduk atas

dasar pertimbangan sendiri Mediator mengambil tempat duduk dengan jarak  yang

sama diantara para pihak untuk menjaga netralitas Mediator menyiapkan dan mampu menggunakan peralatan

visual serta perlengkapan perundingan

b. Keterampilan perundingan Memimpin dan mengarahkan perundingan sesuai agenda. Membantu siapa yang berbicara lebih dahulu dan siapa

kemudian. Menentukan aturan perundingan Mengadakan kaukus

2

Page 4: K01-T09-MEDIASI

c. Keterampilan memfasilitasi Mampu menghadapi emosi para pihak. Mampu menahan emosi sendiri. Berusaha mencegah jalan buntu. Mengingatkan pihak yang emosi dengan komitmen pada

proses penyelesaian   permasalahan. Skorsing pertemuan perbuatan untuk istirahat sejenak

apabila ada pihak  yang emosi tinggi atau adakan pertemuan terpisah (Kaukus).

Ingatkan pada aturan perundingan.

d. Keterampilan komunikasi Berbicara dengan senang dan meyakinkan. Jika para pihak menggunakan kata – kata keras mediator 

dapat mengganti dengan kata-kata yang lebih netral. Kemampuan bertanya. Mendengar secara efektif:

o Memahami pesan yang disampaikan.o Menangkap fakta yang dikemukakan.o Mengikuti pembicaraan, tidak memutus / menyela

pembicaraan. Membuat catatan

o Identifikasi permasalahan.o Identifikasi kesamaan pandang para pihak.o Identifikasi perbedaan pandangan.o Menyiapkan agenda.

Menyimpulkan

2) Perilaku MediatorPerilaku yang harus dilakukan oleh mediator:1. Problem solving atau integrasi, yaitu usaha menemukan jalan

keluar “win-win solution”. Salah satu perkiraan mengatakan bahwa mediator akan menerapkan pendekatan ini bila mereka memiliki perhatian yang besar terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa jalan keluar menang-menang sangat mungkin dicapai.

2. Kompensasi atau usaha mengajak pihak-pihak yang bertikai supaya membuat konsesi atau mencapai kesepakatan dengan menjanjikan mereka imbalan atau keuntungan. Salah satu perkiraan mengatakan bahwa mediator akan menggunakan strategi ini bila mereka memiliki perhatian yang besar terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa jalan keluar menang-menang sulit dicapai.

3. Tekanan, yaitu tindakan memaksa pihak-pihak yang bertikai supaya membuat konsesi atau sepakat dengan memberikan hukuman atau ancaman hukuman. Salah satu perkiraan

3

Page 5: K01-T09-MEDIASI

mengatakan bahwa mediator akan menggunakan strategi ini bila mereka memiliki perhatian yang sedikit terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa kesepakatan yang menang-menang sulit dicapai.

4. Diam atau inaction, yaitu ketika mediator secara sengaja membiarkan pihak-pihak yang bertikai menangani konflik mereka sendiri. Mediator diduga akan menggunakan strategi ini bila mereka memiliki perhatian yang sedikit terhadap aspirasi pihak-pihak yang bertikai dan menganggap bahwa kemungkinan mencapai kesepakatan “win-win solution”.

3) Hal-Hal yang Perlu Dihindari MediatorHal – hal yang perlu dihindari oleh mediator ataupun keadaan

yang ditimbulkan oleh mediator sendiri antara lain:1. Tidak siap, terkait kasus yang diselesaikan.2. Kehilangan kendali, yaitu membiarkan terjadinya pelanggaran

dalam proses mediasi.3. Kehilangan netralitas,yaitu memberikan arahan kepada salah

satu pihak dihadapan pihak lain.4. Mengabaikan emosi.5. Terburu – buru mengejar solusi, ingin cepat-cepat membahas 

solusi sedangkan kebutuhan dan                 kepentingan para pihak belum terungkap yang dapat menimbulkan resiko kegagalan.

6. Terlalu mengatur dan mendesak yang dapat berakibat: Kehilangan kepercayaan para pihak. Para pihak merasa terpaksa untuk berdamai sehingga tidak

menggambarkan kepentingan mereka. Mediator mengejar target agendanya sendiri.

4) Kode Etik Mediator1. Prinsip netralitas (Impartiality)

Mediator wajib memelihara ketidakberpihakannya terhadap para pihak.

Mediator dilarang mempengaruhi atau mengarahkan para pihak.

Mediator harus beritikad baik dan tidak mengorbankan kepentingan para pihak.

Memberikan perlakuan yang seimbang kepada para pihak.

2. Prinsip penentuan diri sendiri (self determination) Mediator wajib menyelenggarakan proses mediasi sesuai

dengan prinsip penentuan diri sendiri oleh para pihak.

4

Page 6: K01-T09-MEDIASI

Mediator wajib memberitahu para pihak bahwa segala bentuk penyelesaian atau keputusan yang diambil dalam proses mediasi memerlukan persetujuan para pihak.

Mediator wajib menghormati hak para pihak, antara lain hak untuk konsultasi dengan penasehat hukumnya atau para ahli dan hak untuk keluar dari proses mediasi.

Mediator wajib menghindari penggunaan ancaman, tekanan atau intimidasi terhadap para pihak untuk membuat suatu keputusan.

3. Prinsip kerahasiaan (confidentiality) Mediator wajib memelihara kerahasiaan baik dalam bentuk

pernyataan, notulensi atau catatan maupun dokumen yang terungkap dalam proses mediasi.

4. Prinsip bebas dari konflik pribadi (free from conflict of interest) Mediator wajib mengundurkan diri bila keterlibatannya

menimbulkan konflik.

5. Prinsip dasar aturan (Ground Rules) Mediator wajib menjelaskan kepada para pihak mengenai

tata cara dan segala hal yang terkait dalam proses mediator (pengertian dan prosedur mediasi,pengertian kaukus serta peran mediator).

E. Proses1. Proses Pra Mediasi

Para pihak dalam hal ini penggugat mengajukan gugatan dan mendaftarkan perkara Ketua Pengadilan Negeri menunjuk majelis hakim.

Pada hari pertama sidang majelis hakim wajib mengupayakan perdamaian kepada para pihak melalui proses mediasi.

Para pihak dapat memilih mediator hakim atau non hakim yang telah memiliki sertifikat sebagai mediator dalam waktu 1 (satu) hari.

Apabila dalam waktu 1 (satu) hari belum ditentukan maka majelis menetapkan mediator dari para hakim.

2. Proses Mediasi Setelah penunjukan mediator, para pihak wajib menyerahkan

fotokopi dokumen yang memuat duduk perkara, fotokopi surat-surat yang diperlukan dan hal-hal lain yang terkait dengan sengketa kepada mediator dan para pihak.

Mediator wajib menentukan jadwal pertemuan untuk penyelesaian proses mediasiPemanggilan saksi ahli dimungkinkan atas persetujuan para pihak, dimana semua biaya jasa ahli itu ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan.

5

Page 7: K01-T09-MEDIASI

Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan para pihak dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik.

Apabila diperlukan, kaukus atau pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa kehadiran pihak lainnya, dapat dilakukan.

3. Proses Akhir Mediasi Jangka waktu proses mediasi di dalam pengadilan paling lama

adalah 40 hari kerja, dan dapat diperpanjang lagi paling lama 14 hari kerja.

Jika mediasi menghasilkan kesepakatan, para pihak wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan ditandatangani kedua pihak, dimana hakim dapat mengukuhkannya sebagai sebuah akta perdamaian.

Apabila tidak tercapai suatu kesepakatan, hakim melanjutkan pemeriksaan perkara sesuai dengan ketentuan Hukum Acara yang berlaku.

F. Kriteria EfektivitasKriteria efektivitas mediasi:1. Fairness, yaitu menyangkut perhatian mediator terhadap

kesetaraan, pengendalian pihak-pihak yang bertikai, dan perlindungan terhadap hak-hak individu.

2. Kepuasan pihak-pihak yang bertikai, yaitu apakah intervensi mediator membantu memenuhi tujuan pihak-pihak yang bertikai, memperkecil kerusakan, meningkatkan peran serta, dan mendorong komitmen.

3. Efektivitas umum, seperti kualitas intervensi, permanen tidaknya intervensi, dapat tidaknya diterapkan.

4. Efisiensi dalam waktu, biaya, dan kegiatan.5. Apakah kesepakatan tercapai atau tidak.

G. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan

Kelebihan mediasi diantaranya:1. Penyelesaian cepat terwujud (quick)

Rata-rata kompromi di antara pihak sudah dapat terwujud dalam satu minggu atau paling lama satu atau dua bulan. Proses pencapaian kompromi, terkadang hanya memerlukan dua atau tiga kali pertemuan di antara pihak yang bersengketa.

2. Biaya Murah (inexpensive)Pada umumnya mediator tidak dibayar. Jika dibayarpun, tidak

mahal. Biaya administrasi juga kecil. Tidak perlu didampingi

6

Page 8: K01-T09-MEDIASI

pengacara, meskipun hal itu tidak tertutup kemungkinannya. Itu sebabnya proses mediasi dikatakan tanpa biaya atau nominal cost.

3. Bersifat Rahasia (confidential)Segala sesuatu yang diutarakan para pihak dalam proses

pengajuan pendapat yang mereka sampaikan kepada mediator, semuanya bersifat tertutup. Tidak terbuka untuk umum seperti halnya dalam proses pemeriksaan pengadilan (there is no public docket). Juga tidak ada peliputan oleh wartawan (no press coverage).

4. Bersifat Fair dengan Metode KompromiHasil kompromi yang dicapai merupakan penyelesaian yang

mereka jalin sendiri, berdasar kepentingan masing-masing tetapi kedua belah pihak sama-sama berpijak di atas landasan prinsip saling memberi keuntungan kepada kedua belah pihak. Mereka tidak terikat mengikuti preseden hukum yang ada. Tidak perlu mengikuti formalitas hukum acara yang dipergunakan pengadilan. Metode penyelesaian bersifat pendekatan mencapai kompromi. Tidak perlu saling menyodorkan pembuktian.

5. Hubungan kedua belah pihak kooperatifDengan mediasi, hubungan para pihak sejak awal sampai

masa selanjutnya, dibina diatas dasar hubungan kerjasama (cooperation) dalam menyelesaikan sengketa. Sejak semula para pihak harus melemparkan jauh-jauh sifat dan sikap permusuhan (antagonistic). Lain halnya berperkara di pengadilan. Sejak semula para pihak berada pada dua sisi yang saling berhantam dan bermusuhan. Apabila perkara telah selesai, dendam kesumat terus membara dalam dada mereka.

6. Hasil yang dicapai “WIN-WIN”Oleh karena penyelesaian yang diwujudkan berupa kompromi

yang disepakati para pihak, kedua belah pihak sama-sama menang. Tidak ada yang kalah (lose) tidak ada yang menang (win), tetapi win-win for the beneficial of all. Lain halnya penyelesaian sengketa melalui pengadilan. Pasti ada yang kalah dan menang. Yang menang merasa berada di atas angin, dan yang kalah merasa terbenam diinjak-injak pengadilan dan pihak yang menang.

7. Tidak EmosionalOleh karena cara pendekatan penyelesaian diarahkan pada

kerjasama untuk mencapai kompromi, masing-masing pihak tidak perlu saling ngotot mempertahankan fakta dan bukti yang mereka miliki. Tidak saling membela dan mempertahankan

7

Page 9: K01-T09-MEDIASI

kebenaran masing-masing. Dengan demikian proses penyelesaian tidak ditunggangi emosi.

KekuranganDalam mediasi terdapat beberapa kekurangan, diantaranya adalah:1. Tidak ada suatu kejelasan apakah ketentuan tersebut bersifat

memaksa atau dapat disimpangi oleh para pihak.

2. Mediator dapat saja dalam melaksanakan fungsinya lebih memperhatikan pihak lainnya, Mediasi bisa mengalami kegagalan dikarenakan mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan selama perundingan berlangsung, sehingga dimungkinkan para pihak tidak menemui penyelesaian yang sifatnya final dan memaksa secara langsung.

3. Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 yang mengatur tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa tidak memberikan pengertian yang jelas tentang berbagai bentuk penyelesaian sengketa termasuk mengenai mediasi, kecuali arbitrase. Bahkan proses atau mekanisme masing-masing bentuk lembaganya juga tidak diatur. Sebagian besar hanya mengatur secara lengkap tentang proses Arbitrase.

H. Mediasi di IndonesiaBeberapa alasan mengapa mediasi sebagai alternatif penyelesaian

sengketa mulai mendapat perhatian yang lebih di Indonesia: Faktor Ekonomis, dimana mediasi sebagai altematif penyelesaian

sengketa memiliki potensi sebagai sarana untuk menyelesaikan sengketa yang lebih ekonomis, baik dari sudut pandang biaya maupun waktu.

Faktor ruang lingkup yang dibahas, mediasi memiliki kemampuan untuk membahas agenda permasalahan secara lebih luas, komprehensif dan fleksibel.

Faktor pembinaan hubungan baik, dimana mediasi yang mengandalkan cara-cara penyelesaian yang kooperatif sangat cocok bagi mereka yang menekankan pentingnya hubungan baik antar manusia (relationship), yang telah berlangsung maupun yang akan datang.

8